TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dzikir
Dzikir berasal dari bahasa Arab, yaitu asal kata dari dzakara,
2016).
Berdzikir kepada Allah suatu rangka dari rangkaian iman dan islam
dibagi menjadi dua macam, yaitu : dzikir dengan hati dan dzikir dengan
lisan. Masing-masing dari keduanya terbagi pada dua arti, yaitu : dzikir
yang berarti ingat dari yang tadinya lupa, dzikir dalam arti kekal
ulang kali.
rohani yang dapat dinikmati oleh pelakunya, hal ini yang dimaksud oleh
Allah sebagai penentram hati. Ibnu Ata’, seorang sufi yang menulis al-
Hikam (Kata-Kata Hikmah) membagi zikir atas tiga bagian: dzikir jali
(zikir jelas, nyata), dzikir khafi (zikir samar-samar) dan dzikir haqiqi
(zikir sebenar-benarnya).
1. Dzikir Jhali
bentuk ucapan lisan yang mengandung arti pujian, rasa syukur dan
doa kepada Allah swt. yang lebih menampakkan suara yang jelas
2. Dzikir Khafi
hati, baik disertai zikir lisan ataupun tidak kemudian lidah berdzikir
dimana saja.
3. Dzikir Haqiqi
diingat selain Allah swt. Untuk mencapai tingkatan zikir haqiqi ini
perlu dijalani latihan mulai dari tingkat zikir jali dan zikir khafi.
menjadi empat bentuk atau jenis, hal ini didasarkan pada aktivitas apa
1. Dzikir dalam arti ingat yang sebelumnya lupa atau lalai. Artinya
mengingat-Nya.
praktik dzikir, yaitu dzikir lisan (jahar) dan dzikir qalbi (khofi) :
1. Dzikir Lisan
(Solihin, 2004).
2. Dzikir Qalbu
tanpa suara dan kata-kata. Zikir ini hanya memenuhi qalbu dengan
Allah.
Allah.
selain Allah.
segala puji bagi Allah dan tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha
Besar.
2.1.4 Cara Berdzikir
berikut:
kali.
yang lainnya.
lainnya
jiwa. Setiap bacaan dzikir mengandung makna yang sangat dalam yang
dan yakin bahwa ada yang mengatur setiap peristiwa yang terjadi di
diantaranya adalah:
pelik. Ketika jiwa mulai putus asa dan lemah, Allah memberikan
hamba yang berdzikir setiap saat, disaat sehat maupun sakit, di saat
menjauhkan bencana
huruf jahr yang dapat mengeluarkan CO2 dari otak. Dalam kalimat
”Laa Illaaha Illallah” terdapat huruf jahr yang dapat diulang tujuh kali,
yaitu huruf “lam” dan “Astaghfirullah” ada empat huruf jahr yang
zat CO2 dan proses yang rumit di dalam otak pada kondisi fisik atau
energi positif, agar energi dzikir yang bertebaran di udara dapat masuk
(Haryanto, 2014).
psikologis yang disebabkan oleh kondisi hati yang tidak baik. Hati yang
memiliki dampak yang sangat besar dan sangat positif dalam mengelola
dan membuat perasaan hati yang baik. Saat suasana hati baik maka
menjadi penawar bagi kondisi stress dapat diartikan bahwa dzikir dapat
dzikir hanya sebagai penentram hati saja. Kita dapat memahami bahwa
banyak penyakitt hati yang muncul karena tidak tenangnya hati. Dalam
hal ini dzikir dapat menenangkan hati dan jiwa seseorang yang sedang
2008).
yang artinya:
mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat maka hal itu berarti perintah.
Tak diragukan lagi bahwa mengingat Allah adalah perintah Allah dan
Nya dengan lafal lafal tertentu, baik yang dilafalkan dengan lisan atau
hanya diucapkan dalam hati saja yang dapat dilakukan di mana saja
tidak terbatas pada ruang dan waktu. Said Ibnu Djubair dan para ulama
semua ketaatan yang diniatkan karena Allah SWT, hal ini berarti tidak
terbatas masalah tasbih, tahlil, tahmid dan takbir, tapi semua aktifitas
berdzikir tidak pakem terhadap satu atau dua lafal saja, tetapi semua hal
2011).
dan dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain atau lingkungan,
setiap individu dalam melakukan koping tidak sendiri dan tidak hanya
melepaskan diri atau mengindari situasi stres (Nasir dan Muhith, 2011).
persepsi luas, dapat menerima dukungan dari orang lain dan aktivitas
konstruktif.
koping dibagi menjadi dua yaitu gaya koping positif dan gaya koping
negatif.
tersebut akan merusak dan merugikan diri sendiri, gaya koping negatif
menyelesaikan masalah)
dari masalah).
analitis.
lari dari situasi tersebut dengan beralih pada hal lain seperti
1. Usia
2. Jenis kelamin
4. Tingkat kesehatan
5. Kepribadian
6. Harga diri
tinggi.
pembedahan dan petugas, mati saat di operasi/ tidak sadar lagi, dan
operasi gagal.
2011).
adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan juga
1. Persiapan fisik
kandung kemih.
2. Persiapan mental
(Smeltzer, 2010).
1. Persiapan fisik
lain. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup karena dengan
e. Status Nutrisi
badan dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas,
rumah sakit.
h. Personal Hygiene
optimal.
2. Persiapan Penunjang
4. Inform Consent
dengan aspek hukum dan tanggung jawab dan tanggung gugat, yaitu
menjunjung tinggi aspek etik hukum, maka pasien atau orang yang
konsekuensinya.
5. Persiapan Mental/Psikis
system.
2.4 Kerangka Teori
Klasifikasi Koping
Adaptif
Dzikir Mekanisme Maladaptif
Koping
Anggraieni, W. N., & Subandi, S. (2014). Pengaruh Terapi Relaksasi Zikir Untuk
Menurunkan Stres Pada Penderita Hipertensi Esensial. JIP (Jurnal
Intervensi Psikologi), 6(1), 81-102.
Ardila, A. (2019). Pengaruh Terapi Dzikir terhadap Tekanan Darah pada Lansia
Penderita Hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru. Pekanbaru: Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau.
Askat, A.W. (2000). Wasiat Dzikir dan Doa Rasulullah SAW. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
Brunner, & Suddarth. (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.
Dyanna, L., Dewi, Y. I., & Herlina. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga
Terhadap Mekanisme Koping Pasien Post Operasi Mastektomi, 558-561.
Gunarsa, S.D. (2008). Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta:
Gunung Mulia.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan 1. Jakarta: EGC.
Rasmun. (2004). Stres Koping dan Adaptasi: Teori dan Pohon Masalah
Keperawatan Ed 1. Jakarta: Sagung Seto.
Rifki, P.A. (2018). Pengaruh Terapi Dzikir terhadap Tekanan Darah pada Lansia
dengan Hipertensi di Karang Werdha Arjuna Kecamatan Kalisat
Kabupaten Jember. Fakultas Keperawatan Universitas Jamber.
Saputra, N.E., & Safaria, T. (2012). Manajemen Emosi. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Sjamsuhidajat, R., Prasetyono, T., & Riwanto, I. (2017). Buku Ajar Ilmu Bedah:
Masalah Pertimbangan Klinis Bedah dan Metode Pembedahan. Jakarta:
EGC.
Stuart & Sundeen. (2009). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Yanti, S., Erlamsyah, E., Zikra, Z., & Ardi, Z. (2013). Hubungan antara
Kecemasan dalam Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa. Konselor, 2(1).