23 April 2007
Asep Haerul Gani
a. Dzikir
Dzikir dalam bahasa Arab artinya mengingat. Dzikir secara istilah adalah semua ucapan, pikiran ,
perasaan dan gerak laku yang tertuju pada mengingat Allah.
Dzikir dalam Islam memiliki kedudukan penting . Syukurnya seorang hamba dinyatakan dalam
dzikir. Ingkarnya seorang hamba ditengarai dengan tiadanya dzikir.
Shalat yang merupakan mi'rajnya kaum mu'minin dilakukan dalam rangka dzikir. Shalat dapat
mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar. Karena shalat itu untuk berdzikir, maka
dapat disimpulkan bahwa dzikir selain bermanfaat diperolehnya kedamaian dan ketentraman
jiwa sekaligus juga mencegah manusia dari perbuatan sia-sia dan perilaku yang merugikan
sesama.
Ada dzikir dengan lisan, yaitu bibir basah menyuarakan nama "Allah", menyebutkan sifat " Ar
Rahman , Ar Rahim , Al Malik , Al Quddus " dan menyebutkan perbuatannya " Alhamdu Lillahi
Robbil 'alamin". Dzikir yang teramati seperti ini biasa disebut juga Dzikir Jahar atau Dzikir
kentara. Kentara, karena terdengar oleh telinga, terlihat oleh mata.
Ada pula dzikir yang dilakukan dengan hati. Pendzikir menutup matanya, mengatupkan
lidahnya, menahan nafasnya, dan memberikan kesempatan hatinya menjeritkan nama Allah.
Dzikir seperti ini nyaris tersembunyi, tak teraba tak kentara. Dzikir seperti ini disebut sebagai
Dzikir Khofiy.
Ada Dzikir yang disajikan dengan cara menyuarakan kata atau kalimat tertentu.
Ada Dzikir yang disajikan dengan cara menyuarakan kata Allah sambil membuang nafas dan
menyuarakan Allah sambil menghirup nafas
Ada Dzikir yang disajikan dengan cara menyuarakan kalimat Laa Ilaaha IllaLlah sambil
menggerakkan kepala dengan posisi duduk bersila.
Ada Dzikir yang disajikan dengan cara sambil berdiri, duduk dan berbaring
Kerapkali di majlis dzikir terlihat saat para pendzikir terlibat masuk ke dalam dzikirnya, ada
yang tubuhnya perlahan berdiri dari duduk kemudian tubuhnya bergoyang (dalam diri si subyek
ia merasa sedang duduk), tangan menjadi kataleptik perlahan-lahan mengangkat kaku, bahkan
ada pula yang mencapai kesadaran tingkat tinggi.
Dzikir dapat dipandang sebagai INDUKSI membawa para pendzikir ke keadaan tenang, keadaan
alpha bahkan tetha. Dzikir dapat pula dipandang sebagai INDUKSI sekaligus SUGESTI karena
pada saat alpha dan tetha tersebut ada pembelajaran-pembelajaran yang ditanamkan berupa
DO'A . Do'a bentuknya adalah Affirmasi. Affirmasi akan menempel baik bila dinyatakan
berulang-ulang, dalam keadaan yang fokus dan pada alpha/tetha state.
Dalam sejumlah riwayat, Sebelum laskar Aceh , laskar Banten, laskar Demak berperang mereka
berdzikir terlebih dahulu dan setelah dzikir merasuk ke ruh dan seluruh tubuh, mereka
mendapatkan penanaman pembelajaran sikap maju terus pantang mundur. Berani Hidup tak takut
mati, hingga penjajah mampu diusir dari nusantara.
Kaum Muslim yang telah terbiasa melakukan dzikir dapat mengambil banyak manfaat dari
Dzikir. Pertama kali yang perlu dilakukan adalah membuat tombol pemicu dzikir. Caranya dapat
dilakukan saat ia berdzikir dan mendapatkan keadaan yang paling tentram buatlah pemicu.
Pemicu bisa dalam bentuk gerakkan misalnya menjentik jari. Pemicu bisa dalam bentuk visual
misalnya membayangkan tulisan Allah. Pemicu bisa juga dalam bentuk pendengaran misalnya
mendengar lapadz Allah.
Pada saat Anda resah, gelisah, kesal, gundah, marah tekan tombol pemicu ke keadaan Dzikir
Anda. Bila Anda telah terlatih, saat kapanpun Anda picu, secara otomatis keadaan tentram ,
tenang akan tampil dalam diri Anda.
Seorang hypnotherapis yang mengetahui kliennya sebagai Ahli Dzikr lebih mudah membantu
kliennya menemukan solusi. Sang terapis cukup memanfaatkan keadaan tentram yang diperoleh
kliennya dalam berdzikir sebagai INDUKSI. Setelah klien memberi tanda bahwa ia telah masuk
ke keadaan tentram dalam dzikir. Terapis dapat melanjutkannya dengan memberikan SUGESTI
atau PEMBELAJARAN kepada kliennya. Dari pengalaman saya, cara ini justru lebih cepat
masuk ke Trance yang dalam bila dibandingkan dengan penggunaan Induksi dengan cara biasa.