Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PSIKOTERAPI ISLAM

DOSEN PENGAMPU :

Drs. M Darojat Ariyanto, M.Ag.

DISUSUN OLEH :

Achmad Zamroni

G000220164

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan,
sehingga penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah tentang
"Psikoterapi Islam”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat tugas mata
kuliah Psikologi Islam.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-


banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu
penulis selama proses penyelesaian tugas akhir ini hingga selesainya
makalah ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada Bapak Darojat
Ariyanto selaku dosen mata kuliah Psikologi islam

Pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian Psikoterapi Islam.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas kemampuan
penulis. Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Solo, 5 Januari 2023

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berdasarkan pendapat ahli jiwa, bahwa yang mengendalikan tindakan seseorang
adalah kepribadiannya. Kepribadian terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang telah
dialaluinya. Bahkan sejak dari kandungan pun telah menerima berbagai pengaruh terhadap
kelakuan dan kesehatan mental. Untuk itulah perlu adanya bimbingan dan pengajaran serta
penanaman nilai-nilai agama Islam dan pembiasaan-pembiasaan yang baik sejak lahir. Hal
tersebut dimaksudkan agar dapat membentuk kepribadian manusia yang berakhlak karimah
yang sesuai dengan ajaran agama. Karena kepribadian merupakan kebiasaan yang
mendapatkan keterampilan-keterampilan gerak dan kemampuan untuk meggunakan secara
sadar.
Islam merupakan sumber utama dalam membentuk pribadi seorang muslim yang baik.
Dengan berlandasankan Al-Quran dam As-Sunnah, Islam mengarahkan dan  membimbing
manusia ke jalan yang diridhoi-Nya dengan membentuk kepribadian yang berakhlak karimah.
Sebagaimana sabda Rosulullah SAW: sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia. Nabi diutus oleh Allah untuk membimbing dan mengarahkan manusia
kearah kebaikan yang hakiki dan juga sebagai figur psikolog  yang sangat mampui dalam
memecahkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan jiwa manusia agar manusia
terhindar dari segala sifat-sifat yang negatif.
Oleh karena itu, manusia diharapkan dapat saling memberikan bimbingan dan
memberi pertolongan sesuai dengan kapasitasnya, sekaligus memberikan  agar tetap sabar
dan tawakal dalam menghadapi masalah dan  kehidupan yang sebenarnya. Dengan
pendekatan Islami, maka pelaksanaan psikoterapi akan mengarahkan klien kearah kebenaran
dan juga dapat mebimbing dan mengarahkan hati, akal dan nafsu manusia untuk menuju
kepribadian yang berakhlak karimah yang telah terbenahi oleh nilai-nilai ajaran Islam.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud psikoterapi islam ?
2.      Apa saja macam – macam psikoterapi islam ?
3.      Apa tujuan dari psikoterapi islam ?

C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Untuk  mengetahui apa definisi psikoterapi islam
2.      Untuk mengetahui macam – macam psikoterapi islam
3.      Untuk mengetahui tujuan dari psikoterapi islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Psikoterapi Islam
Secara harfiah psikoterapi berasal dari kata psycho yang berarti jiwa dan therapy yang
berarti pengobatan.[1] Psikoterapi juga dapat diartikan sebagai pengobatan pikiran, atau lebih
tepatnya pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis.
Beberapa ahli ada yang mendefinisikan psikoterapi adalah sebagai proses formal
interaksi antara dua orang atau lebih, dengan salah satu berposisi sebagai penolong dan yang
lain sebagai yang ditolong dengan tujuan perubahan atau penyembuhan.
Wolberg(1967 dalam Phares dan Trull, 2001) memberikan definisi psikoterapi sebgai
bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang bersifat emosional, dimana seorang
yang terlatih secara sengaja membina hubungan profesional dengan seorang klien dengan
tujuan menghilanhkan, mengubah, memperlambat perilaku yang mengganggu dan
meningkatkan pola perilaku yang positif.
B.     Macam – macam Psikoterapi Islam
Dari uraian definisi psikoterapi diatas jika dikaitkan dengan Islam, maka dapat
disimpulkan ada tiga macam psikoterapi islami :
1.      Terapi Dzikir
ِ ‫سمٰ ٰو‬
‫ت‬ َّ ‫ق ال‬ َ ‫ين يَ ْذ ُك ُر‬
َ ‫ون اللَّـهَ قِ ٰي ًما َوقُ ُعو ًدا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّك ُر‬
ِ ‫ون فِى َخ ْل‬ َ ‫الَّ ِذ‬
١٩١: ‫اب النَّا ِر‬ َ ‫س ْب ٰحنَكَ فَقِنَا َع َذ‬ ُ ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ ٰه َذا ٰب ِطاًل‬ ِ ‫َواَأْل ْر‬
Artinya : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran : 191).

a.       Tafsir Al – Azhar
Disini bertemulah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, yaitu dzikir dan fikir, difikirkan
semua yang terjadi itu, maka lantaran difikirkan timbullah kesimpulan dari berfikir, yaitu
bahwa semua itu tidaklah terjadi sendirinya, melainkan ada Tuhan sang Maha Pencipta, itulah
Allah. Oleh karena memikirkan yang nyata, teringatlah kepada yang lebih jelas nyata.
Diujung ayat 191 surah Ali Imran ini terdapat do’a tersebab dzikir dan fikir. “Ya Tuhan kami,
tidaklah Engkau jadikan (semuanya) ini dengan sia -  sia.”[2]
b.      Tafsir Al – Maraghi
Ulul Albab adalah orang – orag yang mau menggunakan pikirannya, mengambil
faedah darinya, dan mengambil hidayah darinya, menggambarkan keagungan Allah dan mau
mengingat hikmah akal dan keutamaannya. Mereka adalah orang – orang yang tidak
melalaikan Allah dalam sebagian besar waktunya. Mereka merasa tenang dengan cara
mengingat Allah dan tenggelam dalam kesibukan mengoreksi diri secara sadar bahwa Allah
selalu mengawasi mereka. Dengan hanya berdzikir kepada Allah, hal itu masih belum cukup
untuk menjamin hadirnya hidayah. Tetapi harus dibarengi dengan memikirkan keindahan
ciptaan dan rahasia – rahasia ciptaannya.[3]
Salah satu ciri ulul albab adalah orang yang senantiasa berdzikir dan berfikir. Objek

berfikirnya adalah sedangkan objek berfikirnya adalah alam dan segala isinya. Dengan  
demikian, untuk bisa dekat dengan Allah maka alat yang digunakan adalah hati atau qalbu.
Sedangkan alat yang dipakai untuk mengenal alam ciptaan Allah adalah akal
fikiran. Berdzikir bukanlah perbuatan yang sia – sia, dzikir dapat menjadi obat bagi berbagai
macam penyakit hati.
c.       Tafsir Fi Zhilalil Qur’an
Ulul albab adalah orang – orang yang memiliki pemikiran dan pemahaman yang
benar. Mereka membuka pandangan dan pemahaman yang benar. Mereka membuka
pandangan untuk menerima ayat – ayat Allah pada alam semesta. Mereka menghadap kepada
Allah dengan sepenuh hati sambil berdiri, duduk, dan berbaring. Maka terbukalah mata
mereka dan menjadi lembutlah pengetahuan mereka berhubungan dengan hakikat alam
semesta yang dititipkan Allah kepada manusia.
Rangkaian ayat ini dimuali dengan membandingkan antara penghadapan hati kepada
dzikrullah dan beribadah kepada Allah dan ibadah kepada Allah pada waktu berdiri, duduk
dan berbaring. Dengan memikirkan penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan
malam. sehingga, perenungan dan pemikiran ini menempuh jalan ibadah.[4]
a)      Pengertian Terapi Dzikir
Terapi dzikir adalah pengobatan dengan cara mengingat Allah dalam keadaan apapun
dan dimanapun agar kita memperoleh ketentraman hati dan jiwa.
b)      Pentingnya Terapi Dzikir
Dzikir dalam artian sempit adalah mengingat Allah. Dengan mengingat Allah hati
manusia akan merasa tentram, tenang. Karena manusia sering khilaf dan sering terlena oleh
godaan syetan, maka dari itu manusia harus selalu mengingat Allah agar dia kembali ke
jalannya.
Implikasi dari dzikir sendiri adalah seperti tahmid, takbir, istighfar, tasbih, dan tahlil.
Contohnya, jika manusia mendapatkan musibah dari Allah, manusia dianjurkan untuk
mengucapkan kalimat “Innalilahi wa inailaihi rojiun” yang artinya Semua milik Alloh SWT
dan akan kembali pada-Nya. Anjuran itu mengingatkan manusia bahwasanya musibah
datangnya dari Allah untuk menguji hambanya, dan manusia haruslah bersabar manakala
cobaan tersebut sedang menimpanya.
2.      Terapi Ibadah
‫ب َو ٰلكِنَّ ا ْل ِب َّر َمنْ َءا َمنَ ِبال َّلـ ِه‬ ِ ‫ش ِر ِق َوا ْل َم ْغ ِر‬ ْ ‫س ا ْل ِب َّر َأن ُت َولُّوا ُو ُجو َه ُك ْم قِ َبل َ ا ْل َم‬ َ ‫ل ْي‬
‫ َذ ِوى ا ْلقُ ْر َب ٰى‬ ‫ب َوال َّن ِب ِّيۦنَ َو َءا َتى ا ْل َمال َ َع َل ٰى ُح ِّب ِهۦ‬ ِ ‫َوا ْل َي ْو ِم الْ َءاخ ِِر َوا ْل َم ٰلِئ َك ِة َوا ْلك ِٰت‬
‫الص َل ٰو َة َو َءا َتى‬َّ ‫ب َوَأ َقا َم‬ ِ ‫الر َقا‬
ِّ ‫السآِئلِينَ َوفِى‬ َّ ‫يل َو‬ َّ َ‫َوا ْل َي ٰت َم ٰى َوا ْل َم ٰسكِينَ َوا ْبن‬
ِ ‫الس ِب‬
َ‫آء َوحِين‬ ِ ‫ض َّر‬
َّ ‫آء َوال‬ ِ ‫س‬ َ ‫ص ِب ِرينَ فِى ا ْل َبْأ‬ ّ ٰ ‫ َوال‬  ۖ ‫الز َك ٰو َة َوا ْل ُموفُونَ ِب َع ْه ِد ِه ْم ِإ َذا ٰع َهدُوا‬ َّ
١٧٧ َ‫ك ُه ُم ا ْل ُم َّتقُون‬ َ ‫ولِئ‬ٰ ‫ َوُأ‬  ۖ ‫صدَ قُوا‬ َ َ‫ولِئ َك ا َّلذِين‬ ٰ ‫ُأ‬  ۗ ‫س‬
ِ ‫ا ْل َبْأ‬
Artinya : "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu adalah suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah barang siapa yang beriman kepada
Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, Ibnu sabil (musafir)
dan orang-orangyang meminta-minta, dan memerdekakan hamba sahaya (budak), mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menempati janjinya ketika ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan dan penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa".
(Q.S. Al-Baqarah: 177)
a.       Tafsir Al – Maraghi
Iman kepada Allah adalah dasar dari semua kebajikan. Kenyataan ini tidak akan
pernah terbukti melainkan jika iman tersebut telah meresap ke dalam jiwa manusia yang
disertai dengan sikap tenang, taat, ikhlas, patuh, an tak berputus asa ketika terkena musibah
dan selalu bersyukur ketika mendapatkan nikmat.
b.      Tafsir Ibnu Katsier
Ayat ini meliputi semua tujuan iman dan taqwa. Iman, percaya adanya Allah yang
tiada Tuhan selain Dia, dan hari kemudian, hari pembalasan atas amal yang kita lakukan di
dunia. Dan iman adanya malaikat sebagai makhluk Allah yang sangat taat. Iman kepada kitab
– kitab Allah. Kemudian hubungannya dengan manusia adalah dengan membantu kerabat dan
anak yatim, orang miskin, musafir, peminta – minta dan memerdekakan budak.[5]
c.       Tafsir Al – Muyassar
Kebaikan disisi Allah bukan dengan menghadap dalam shalat ke timur atau ke barat,
bila hal itu bukan atas dassar perintah dari Allah dan syariat – Nya. Akan tetapi kebaikan
bahkan seluruh kebaikan adalah beriman kepada Allah dan mempercayai – Nya sebagai
sesembahan yang sah semata tiada sekutu bagi – Nya, beriman kepada hari kebangkitan,
pembalasan dan para malaikat – malaikat, kitab – kitab dan nabi – nabi Allah. Dia juga
memberikan hartanya secara sukarela sekalipun sangat memerlukannya kepada kerabat, anak
– anak yatim yanag membutuhkan, dimana bapak mereka wafat saat mereka belum mencapai
usia baligh, orang – orang miskin yang tidak mempunyai apa yang bisa menutup hajat
kebutuhan mereka, musafir – musafir yang membutuhkan yang jauh dari keluarga dan negeri
mereka.  Serta orang – orang yang meminta – minta yang etrpaksa melakukan karena
terdesaak oleh kebutuhan. Dia juga berinfak demi membebaskan budak dan tawaran perang,
mendirikan shalat, menunaikan zakat yang wajib, orang – orang yang memenuhi janji – janji
mereka, orang – orang yang sabar dalam keadaan msikin, sakit, dan dalam keadaan
peperangan yang dahsyat. Orang – orang yang mempunyai sifat – sifat diatas adalah orang –
orang yang menjaga dirinya dari azab Allah dengan menjauhi kemaksiatan kepada – Nya.[6]
a)      Pengertian Terapi Ibadah
Terapi ibadah adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara melakukan sesuatu
yang di Ridhoi oelh Allah baik dalam perkataan maupun perbuatan. Ibadah sendiri dibagi
menjadi dua jenis yaitu, maghdah dan ghairu maghdah. contoh ibadah maghdah adalah
bersedekah dan menolong sesama. Sedangkan contoh dari ibadah ghairu maghdah adalah
ibadah kepada yang ghaib seperti shalat.
Dalam surah Al – Baqarah ayat 177 disebutkan bahwa menghadap ke barat atau timur
(kiblat) bukanlah kebajikan, yang disebut kebajikan adalah ketika seseorang mempunyai
iman dan mengimpikasikannya dengan perbuatan atau tingkah laku, seperti shalat, sedekah,
infak, memerdekakan budak dan menepati janji apabila mereka berjanji dan menjauhi
larangan – Nya.
Ibadah digolongkan menjadi dua macam, yaitu ibadah maghdah dan ibadah ghairu
maghdah. Contoh dari ibadah maghdah adalah bersedekah, menolong sesama dll. Jadi bisa
dikatakan, yang dinamakan ibadah maghdah itu adalah ibadah yang tampak. Sedangkan
ibadah ghairu maghdah adalah ibadah kepada yang ghaib ( Allah). Contohnya adalah shalat.
Pengaplikasian dari terapi dzikir adlah shalat, sodaqoh, infaq, memerdekakan budak dan
menepati janji.
3.      Terapi Taubat
١٦۰: ‫الرحِي ُم‬ ُ ‫وب َع َل ْي ِه ْم َوَأ َنا ال َّت َّو‬
َّ ‫اب‬ ٰ ‫ص َل ُحوا َو َب َّي ُنوا َفُأ‬
ُ ‫ولِئ َك َأ ُت‬ ْ ‫ِإاَّل ا َّلذِينَ َتا ُبوا َوَأ‬
Artinya : kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan
menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan
Akulah Yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah : 160)
a.       Tafsir Al – Maraghi
Ayat ini mengandung nilai himbauan kepada orang – orang yang mempunyai
kepekaan hati dan takut kepada murka serta siksa Allah. Sehingga mereka mau bertaubat dan
meninggalkan seluruh perbuatan dosa yang pernah mereka lakukan. Ayat ini juga
mengandung berita gembira bagi orang – orang yang mau kembali ke jalan Allah, sekalipun
dosa yang mereka lakukan sangat banyak. Sebab, Allah akan tetap mengampuni orang –
orang yang bertaubat dan Allah membuka pintu taubat bagi setiap orang yang akan kembali
berbuat baik.[7]
b.      Tafsir Al – Muyassar
Kecuali orang – orang yang kembali dengan bertaubat kepada Allah dari kesalahan –
kesalahan mereka, memperbaiki apa yang telah mereka rusak, menjelaskan apa yang mereka
sembunyikan. Allah menerima taubat mereka dan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah
Maha menerima taubat dari hamba – hamba Nya yang bertaubat kepada – Nya dan
menyayangi mereka. Karena Allah yang membimbing mereka untuk bertaubat dan
menerimanya dari mereka.[8]
c.       Tafsir Ibnu Katsir
Dalam ayat ini terkandung pegertian bahwa orang yang menyeru pada kekufuran atau
bid’ah, apabila ia bertaubat kepada Allah niscaya Allah akan menerima taubatnya.
Sesungguhnya telah disebutkan umat – umat terdahulu yang melakukan perbuatan seperti itu,
taubat mereka tidak diterima, karena sesungguhnya ini merupakan kekushuan bagi syariat
Nabi pembawa taubat.
a)      Pengertian Terapi Taubat
Terapi taubat adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara memperbaiki diri dan
bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan/maksiat tersebut.
Seperti yang dijelaskan oelh beberapa tafsir diatas bahwa, Allah akan menerima
taubat hamba – Nya meskipun dia sudah melakukan dosa besar, sekalipun nyawanya sudah
diujung tombak ( sakaratulmaut). Dari penafsiran ayat – ayat diatas dapat disimpulkan bahwa
Allah sangat menyayangi hamba Nya.
b)      Syarat – syarat taubat
Dalam surah Al – Baqarah ayat 160 dijelaskan beberapa syarat taubat :
1.      Menyesal
Maksud dari kata menyesal disini adalah jika seseorang berniat untuk taubat, maka
hal yang pertama kali
harus dia lakukan adalah menyesali perbuatan yang telah dia lakukan.
2.      Mohon ampun
Kemudian syarat yang kedua adalah dia harus memhon ampun atas
kesalahannya/perbuatannya kepada Allah.
3.      Berjanji tidak mengulangi perbuatan dosa
Maksudnya adalah jika seseorang berniat bertaubat dia harus berjanji tidak akan
mengulangi perbuatan tersebut.
4.      Melakukan perbuatan baik
Setelah seseorang menyesali apa yang telah di perbuat, memohon ampun kepada
Allah swt dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut, syarat selanjutnya adalah
melakukan perbuatan baik. Maksudnya adalah, sebisa mungkin dia harus selalu melakukan
perbuatan baik agar dia tidak melakukan perbuatan dosa.
C.    Tujuan Psikoterapi Islam
Menurut psikodonamika tujuan psikoterapi adalah membuat sesuatu yang tidak sadar
menjadi sadar. Membantu klien menghidupkan kembali pengalaman – pengalaman yang
sudah lewat dan bekerja melalui konflik – konflik yang ditekan melalui pemahaman
intelektual.
Sedangkan tujuan dari psikoterapi islam yaitu sebagai berikut :
a.       Memberikan pertolongan kepada setiap individu agar sehat jasmaniyah  dan rohaniyah, atau
sehat mental, spiritual dan moral, atau sehat jiwa dan raganya.
b.      Menggali dan mengembangkan potensi esensial sumber daya insani.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Semua manusia pasti mempunyai masalah. Entah manusia tersebut kaya atau miskin
pasti mereka mempunyai problematika kehidupan. Problematika tersebut harus mereka
selesaikan agar kehidupan mereka tenang dan tentram. Dalam psikologi islam ada beberapa
psikoterapi yang digunakan untuk menyelesaikan problematika manusia. Psikoterapi adalah
pengobatan pikiran, atau lebih tepatnya pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui
metode psikologis. Macam – macam psikoterapi islam yaitu sebagai berikut :
1.      Terapi dzikir adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara mengingat Allah dimanapun
dan kapanpun, agar kita memperoleh ketentraman hati dan jiwa.
2.      Terapi Ibadah adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara melakukan sesuatu yang di
ridhoi Allah, baik dalam hal perkataan maupun perbuatan.
3.      Terapi Taubat adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara memperbaiki diri dan bertekad
tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.
Dari ketiga terapi di atas kita bisa memilih pengobatan untuk seseorang sesuai dengan
kebutuhannya.
DAFTAR PUSTAKA

Musthafa, Ahmad. Terjemah Tafsir Al – Maraghi. 1987. Semarang: Toha Putra

Hamka. Tafsir Al Azhar. 1986. Jakarta: Panjimas

Ibnu Katsier. Tafsir Ibnu Katsier. Surabaya: Bina Ilmu. 1993

Quthb, Sayyid. Tafsir Zhilalil Quran. 2000. Jakarta: Gema Insani

Basyir, Hikmat. Tafsir Al Muyassar. 2011. Solo: An Naba

Dahlan, Zaini.  Quran Karim dan Terjemahan. 2014. Yogyakarta: UII Press

RAHAYU, Iin Tri. Psikoterapi perspektif Islam dan psikologi kontemporer. 2009. Malang:
Malang Press

Anda mungkin juga menyukai