KHATIB:
Dr. HARMIN HARI, SP., M.Si
1
KHUTBAH PERTAMA
Dalam suasana gembira saat ini setelah 2 tahun kita diterpa pandemi Covid -19 ,
(2020-2021) , ditahun 2022 ini kita sudah memasuki kehidupan normal kembali .
kita merayakan hari raya Idul Adha dengan penuh haru dan senang berkumpul di
tempat ini (Lapangan Raja Jin) Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Kita
melantunkan takbir, tahmid dan tahlil sebagai ungkapan rasa syukur serta terima
kasih kita kehadirat Allah SWT, Kita agungkan asma Allah, Tuhan yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Shalawat dan Salam juga kita Sampaikan kepada Rasulullah Muhammada SAW
semoga kita termasuk umatnya yang senantiasa mengikuti Beliau baik dari segi
Aqidah, Ibadah dan Muamalah utamanya Akhlak beliau yang Mulia.
Selanjutnya marilah senantiasa Bertakwa kepada Allah SWT karena orang yang
bertaqwa adalah yang paling Mulia derajatnya disisi Allah SWT.
Allah SWT. Orang yang Bertakwa juga senantiasa diberikan jalan keluar dari
permasalah dan Rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya: Sebagaimana
Firman Allah dalam Surat Ath-Tholaq ayat 2-3:
ُ ۚ ث َﻻ َي ۡحتَس
ُِب َو َمن َيتَ َو ﱠك ۡل َعلَى ٱ ﱠ ِ فَ ُه َو َح ۡسبُ ۚ ٓۥه ُ ﴿ َو َي ۡر ُز ۡقهُ ِم ۡن َح ۡي
WAYARZUKU MINHAISU LAA YAH TASIB, WAMAY YATAWAKKAL
‘ALALLAH FAHUWA HASBUH,
2
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.
Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbra Walillahil hamdu
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan)
Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.
Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar Walillahil hamdu
Kendati sejarah kurban sudah berlangsung sejak generasi pertama umat manusia,
namun syariat ibadah kurban dimulai dari cerita perintah Allah kepada Nabi
Ibrahim untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail (‘alaihissalâm). Seorang
anak yang ia idam-idamkan bertahun-tahun. Dalam Surat ash-Shaffat ayat 100,
dijelaskan bahwa semula Nabi Ibrahim berdoa:
ب ه َۡب ِلي ِمنَ ٱل ٰ ﱠ
َص ِل ِحين ِ ّ َر
(RABBI HABLI MINASHOLIHIIN)
Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-
orang yang saleh.
Allah lalu memberi kabar gembira dengan anugerah kelahiran seorang anak yang
amat cerdas dan sabar (ghulâm halîm). Hanya saja, ketika anak itu menginjak
dewasa, Nabi Ibrahim diuji dengan sebuah mimpi. Ia berkata, "Wahai anakku,
dalam tidur aku bermimpi berupa wahyu dari Allah yang meminta aku untuk
menyembelihmu. Bagaimana pendapat kamu?" Anak yang saleh itu menjawab,
"Wahai bapakku, laksanakanlah perintah Tuhanmu. Insya Allah kamu akan dapati
aku termasuk orang-orang yang sabar." Tatkala sang bapak dan anak pasrah
kepada ketentuan Allah, Ibrâhîm pun membawa anaknya ke suatu tumpukan pasir.
Lalu Ibrâhîm membaringkan Ismail dengan posisi pelipis di atas tanah dan siap
disembelih. Jamaah shalat Idul Adha Rahimakumullah, Atas kehendak Allah,
drama penyembelihan anak manusia itu batal dilaksanakan.
Allah berfirman dalam ayat berikutnya:
3
س ٰ َل ٌم
َ َعلَ ۡي ِه ِفي ۡٱﻷ ٓ ِخ ِرين
َ ين َوفَدَ ۡي ٰنَهُ ِبذ ِۡبحٍ َع ِظ ٖيم َوتَ َر ۡكنَا ُ ِإ ﱠن ٰ َهذَا لَ ُه َو ۡٱل َب ٰ ٓلَؤُ اْ ۡٱل ُم ِب
َيم َك ٰذَ ِل َك ن َۡج ِزي ۡٱل ُم ۡح ِسنِينَ ِإنﱠ ۥهُ ِم ۡن ِع َبا ِدنَا ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِين َ علَ ٰ ٓى ِإ ۡب ٰ َر ِه
َ
(INNA HAAZAA LAHUWAL BALAA ULMUBIIN WAFADAY NAAHU
BIZIBHIN’ADZIIM WATARKNAA ‘ALAIHI FIL AAKHIRIINA SALAMUN
‘ALA IBRAHIIMA KAZAA LIKA NAJZIL MUHSINIINA INNAHU MIN
IBAADIHIL MU’MINIIN}
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian
yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) ‘Kesejahteraan
dilimpahkan atas Ibrahim’. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-
orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang
beriman.”
Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar Walillahil hamdu
Hadirin Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah
Ibadah kurban tahunan yang umat Islam laksanakan adalah bentuk i’tibar atau
pengambilan pelajaran dari kisah tersebut. Setidaknya ada tiga pesan yang bisa
kita tarik dari kisah tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail serta ritual
penyembelihan hewan kurban secara umum.
Melalui pelajaran dari kisah ini betapa kemuliaan itu diraih dengan berpegang
kepada tali agama Allah walaupun harus berkurban harta, tenaga bahkan jiwa
sekalipun. Adapun orang-orang yang durhaka kepada Allah maka maka akan
4
ditimpakan kehinaan dimana saja, sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al
Imran ayat (112):
Pelajaran kedua adalah tentang kemuliaan manusia. Dalam kisah itu di satu sisi
kita diingatkan untuk jangan menganggap mahal sesuatu bila itu untuk
mempertahankan nilai-nilai ke Tuhanan, namun di sisi lain kita juga diimbau
untuk tidak meremehkan nyawa dan darah manusia. Penggantian Nabi Ismail
dengan domba besar adalah pesan nyata bahwa pengorbanan dalam bentuk tubuh
manusia—sebagaimana yang berlangsung dalam tradisi sejumlah kelompok pada
zaman dulu—adalah hal yang diharamkan.
Manusia dengan manusia lain sesungguhnya adalah saudara. Mereka dilahirkan
dari satu bapak, yakni Nabi Adam ‘alaihissalâm. Seluruh manusia ibarat satu
tubuh yang diciptakan Allah dalam kemuliaan. Karena itu membunuh atau
menyakiti satu manusia ibarat membunuh manusia atau menyakiti manusia secara
keseluruhan. Larangan mengorbankan manusia sebetulnya penegasan kembali
tentang luhurnya kemanusiaan di mata Islam dan karenanya mesti dijamin hak-
haknya. Islam sangat menghargai kemanusiaan, menghargai pula perbedaan
pendapat karena dianggap sebagai rahmat, yang terpenting adalah perbedaan yang
ada tidak boleh berkonflik, bermusuhan, dan merasa paling benar dan yang lain
salah. Sejatinya kita semua harus saling mengenal dan menyayangi dan
membangun silatrrahim.. Hal ini diabadikan dalan surah al Hujurat ayat 13 .
ارفُ ٓو ۚاْ ِإ ﱠن ُ اس ِإنﱠا َخلَ ۡق ٰنَكُم ِ ّمن ذَ َك ٖر َوأُنثَ ٰى َو َج َع ۡل ٰنَ ُك ۡم
َ شعُوبٗ ا َوقَبَآئِ َل ِلتَ َع ُ ٰيَٓأَيﱡ َها ٱلنﱠ
َ َ أَ ۡك َر َم ُك ۡم ِعندَ ٱ ﱠ ِ أَ ۡتقَ ٰى ُك ۡۚم إِ ﱠن ٱ ﱠ
يرٞ ع ِلي ٌم َخ ِب
(Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal)
5
Islam juga mengajarkan sifat memuliakan manusia. Kalau Allah SWT sudah
memuliakan manusia maka tidak sepantasnya kita saling membenci, saling
mengkafirkan apalagi saling bunuh satu sama lain. Kemuliaan manusia, anak cucu
adam ini disebutkan dalam penggalan Alqur’an Surat Al-Isra (70) : 17, Allah
SWT berfirman:
َولَقَ ۡد َك ﱠر ۡمنَا َب ِن ٓي َءادَ َم َو َح َم ۡل ٰنَ ُه ۡم ِفي ۡٱلبَ ِ ّر َو ۡٱلبَ ۡح ِر َو َرزَ ۡق ٰنَ ُهم ِ ّمنَ ﱠ
ِ ٱلط ِيّ ٰ َب
ت
ض ٗيﻼ َ ض ۡل ٰنَ ُه ۡم
ِ علَ ٰى َكثِ ٖير ِ ّم ﱠم ۡن َخلَ ۡقنَا ت َ ۡف َوفَ ﱠ
(WALAQOD KARROMNAA BANII AADAMA WA HAMALNAAHUM
FIL BARRI WAL-BAHRI WA ROZAQNAAHUM MINATH-THIYYIBATI
WA FADHOLNAAHUM ‘ALAA KASIIRIM MIM-MAN KHALAQNAA
TAFDHIILA)
Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar Walillahil hamdu
Pelajaran yang ketiga yang bisa kita ambil adalah tentang hakikat pengorbanan.
Sedekah daging hewan kurban hanyalah simbol dari makna korban yang sejatinya
sangat luas, meliputi pengorbanan dalam wujud harta benda, tenaga, pikiran,
waktu, dan lain sebagainya. Pengorbanan merupakan manifestasi dari kesadaran
kita sebagai makhluk sosial. Bayangkan, bila masing-masing manusia sekadar
memenuhi ego dan kebutuhan sendiri tanpa peduli dengan kebutuhan orang lain,
alangkah kacaunya kehidupan ini. Orang mesti mengorbankan sedikit waktunya,
misalnya, untuk mengantre dalam sebuah loket pejualan tiket, bersedia
menghentikan sejenak kendaraannya saat lampu merah lalu lintas menyala,
berkorban, berzakat, bersedekah, berinfak, berbagi sesama dan lain-lain. Sebab,
keserakahan hanya layak dimiliki para binatang. Rasulullah SAW bersabda
Khoirunnas anfauhum linnas (Sebaik baik manusia adalah m,anusia yang
bermanfaat bagi sesamanya. Di sinilah perlunya kita “menyembelih” ego
kebinatangan kita, untuk menggapai kedekatan (qurb) kepada Allah, karena esensi
kurban adalah solidaritas sesama dan ketulusan murni untuk mengharap keridhaan
Allah. Ketulusan murni sembelihan ini benar-benar hanya ditujukan untuk
menghambakan diri kepada Allah SWT sebagaimana Firman Allah dalam surat
Al-Kautsar ayat (2):
﴾ ص ِّل ِل َر ِبّ َك َو ۡٱن َح ۡر
َ َ﴿ف
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah sebagai ibadah
mendekatkan diri kepada Allah SWT
6
Jika dikaitkan dengan dengan Daerah yang Kita Cintai, Kabupaten Buton Utara,
dimana baru-baru ini kita memperingati Hari Ulang Tahun Buton Utara yang
kelima belas yang bertepatan pada 10 Hari pertama bulan Djulhijah, Dalam Hadis
Riwayat Imam At-Tirmidzi Rasulullah Shalalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai Allah SWT melebihi amal sholeh
yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah)." Para
sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah SWT?" Rasulullah SAW
menjawab, "Tidak pula jihad di jalan Allah SWT, kecuali orang yang berangkat
jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satu pun."
بارك ﷲ لي ولكم فى القرآن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من اﻵيات والذكر
. أقول قولي هذا واستغفر ﷲ لي ولكم إنه هو الغفور الرحيم, الحكيم
7
KHUTBAH KEDUA
Akhirnya, dalam nuansa kegembiraan dan sukacita 'Ied ini, mari kita kembali
memanjatkan do'a dan bermunajat kepada Allah Yang Maha Mendengar dan Maha
Mengabulkan permohonan hamba-hambanya.
Allahumma, ya Allah, ya Ghafur ya Rahim. Di hari yang Engkau muliakan ini,
kami, hamba-hamba-Mu yang hina dan lemah ini, kembali menghadap kepada-
Mu, mengharap belas kasih dan ampunan-Mu. Kami sadar, masih terlalu banyak
kesalahan dan kealpaan yang telah kami lakukan. Masih belum sempurna ibadah
dan penyembahan kami kepada-Mu. Ampunila Dosa dan kesalahan kami, orang
tua kami, para pemimpin kami, pendahulu kami , kami yakin pintu ampunan dan
rahmat-Mu jauh lebih luas. Ya Tawwabu ya Ghaffar.
Allahumma, ya Allah, ya Rahman ya Rahim. Orang-orang tua, handai tolan,
tetangga, sahabat-sahabat, dan saudara-saudara kami seiman terkhusus Saudara
kami masyarakat Buton Utara yang sedang menunaikan haji tahun ini, telah
meninggalkan padang 'Arafah. Hari ini, mereka bergembira sebagaimana kami di
sini. Ya Allah, kabulkan doa dan munajat mereka. Terima amal shalih mereka
dengan baik. Jadikan mereka, mendapatkan haji yang mabrur, Beri mereka
kekuatan dan keselamatan hingga mereka tiba kembali ke negeri-negeri mereka.
Allahumagfir lilmuslimiina wal muslimaat, walmu’miniina wal mu’minaat, al
ahyai minhum wal anwaat innaka karibu mujiibu da’waat,
Rabanaa dholamnaa amfusanaa waillamtagfirlaa watarhamna lanakuna minal
khasiriin;
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي اﻵخرة حسنة وقنا عذاب النار
Rabbana 'atina fidduniya hasana wa fil akhirati hasana wakinaa 'adzabannar
رب وصلى ﷲ على نبينا ﷴ وعلى آله وصحبه أجمعين وآخر دعوانا أن الحمد
العالمين