Sebelum terjawab boleh atau tidaknya, kita sebagai umat muslim ikut-
.إِالَّ َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan
sejak abad ke 7 SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar
dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang
menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti
Artinya: “Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan Meski barangkali ada yang berpendapat bahwa perayaan
malam tahun tergantung niatnya, namun paling tidak seorang
generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.”
muslim yang merayakan datangnya malam tahun baru itu
Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah SAW, “Apakah mereka itu sudah menyerupai ibadah orang kafir. Dan sekedar
mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain menyerupai itu pun sudah haram hukumnya, sebagaimana
sabda Rasulullah SAW:
mereka, lantas siapa lagi?” (HR. Bukhari).
Bahwa perayaan malam tahun baru pada hakikatnya adalah c. Perayaan Malam Tahun Baru Penuh Maksiat
ritual peribadatan para pemeluk agama bangsa-bangsa di Sulit dipungkiri bahwa kebanyakan orang-orang merayakan
Eropa, baik yang Nasrani atau pun agama lainnya. malam tahun baru dengan minum khamar, berzina, tertawa
dan hura-hura. Bahkan bergadang semalam suntuk
Sejak masuknya ajaran agama Nasrani ke eropa, beragam
menghabiskan waktu dengan sia-sia.
budaya paganis (keberhalaan) masuk juga ke dalam ajaran
itu. Salah satunya adalah perayaan malam tahun baru. Maka mengharamkan perayaan malam tahun baru buat umat
Bahkan menjadi satu kesatuan dengan perayaan Natal yang Islam adalah upaya untuk mencegah dan melindungi umat
2
Islam dari pengaruh buruk yang lazim dikerjakan para ahli Dan Ibnu ‘Umar RA juga meriwayatkan sebuah hadits, bahwasanya
maksiat. Rasulullah SAW bersabda:
hari raya kaum kafir, khususnya kaum Nashrani. Oleh sebab itu, umat dari mereka”. (HR. Ahmad)
muslim yang ikut-ikutan merayakan tahun baru berarti ia telah Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bi al kuffaar)dan hukumnya adalah
Lebih khusus lagi, dalil keharaman bagi seorang muslim yang ikut-ikutan
haram. Adapun dalil keharaman bagi seorang muslim yang ikut-ikutan
merayakan hari raya kaum kafir (tasyabbuh bi al kuffaar fi
merayakan tahun baru Masehi sebagaimana firman Allah SWT.
a’yaadihim)sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik,
َوتَقَبَ َّل هللاُ ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم،ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم
ِ فِ ْي ِه ِم َن ْاآليَا
Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,