Markup DOC-20231219-WA0000.
Markup DOC-20231219-WA0000.
َ اَ حْحَ َدهُ ُسحب َحانَهُ َوتَ َع، َوَرفَ حعنَا ِب حْل حح َسان، َواَ َع هزَن ِب حْل حسالَم،اَ حْلَ حم ُد هّلِل الذ حي اَ حكَرَمنَا ِب حْل حْيَان
ص ححبَ َه َوَم حن تَبَ َع ُه حم ِبََ حح َسان ََ َ َ
َ َو َعلَى اَله َو،ص َِّل َو َسلِّ حم َوَِب َرحك َعلَى َسيَِّد َن ُُمَ همد َ له هم ُ اَله،َُواَ حش ُك ُره
َِّ إَل ي وَم
. ََيأَيُّ َها اله َذيح َن َآمنُ حوا اته ُق حوا هللاَ َح هق تُ َقاتََه َوالَ َتَُحوتُ هن إَاله َوأَنحتُ حم ُم حسلَ ُم حو َن. اَهمابَ حع ُد.الديح َن َ َح
Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Dihari jum’at yang mulia ini, marilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah
SWT dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-
Nya.
Tidakkah seorang hamba berpikir bahwasannya apa yang akan ia bawa kelak
menuju kematiannya? Apa persiapan yang ia telah siapkan menuju
kematiannya? Apakah dengan pergantian tahun dia pun bersorak-sorai,
diapun bergembira, dia pun kemudian menghambur-hamburkan harta dan
waktu tak ada manfaatnya, menambah dosa di sisi Allah, menambah hal-hal
yang sesuatu yang ia tidak sukai untuk melihatnya kelak setelah ia meninggal
dunia.
Hadirin Asabakumullah
ٍ ار ََليَا
ت ِ ف اللَّ ْي ِل َوالنَّ َه ْ ض َو
ِ اختِ ََل ِ ت َو ْاْل َ ْر
ِ اوا
َ س َم
َّ ق الِ ِإ َّن فِي خ َْل
َ ﴾ الَّذِينَ يَذْ ُك ُرونَ اللَّـهَ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو١٩٠﴿ ب
علَ ٰى ِ ِأْلُو ِلي ْاْل َ ْلبَا
تَ ض َربَّنَا َما َخلَ ْق ِ ت َو ْاْل َ ْرِ اوا
َ س َم
َّ ق الِ ُجنُو ِب ِه ْم َو َيتَفَ َّك ُرونَ ِفي خ َْل
َ َعذ
ِ َّاب الن
﴾١٩١﴿ ار ُ اط ًَل
َ س ْب َحان ََك فَ ِقنَا ِ َه ٰـذَا َب
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam
terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi mereka yang diberikan akal pikiran.
Yaitu mereka yang senantiasa berdzikir kepada Allah ketika ia berdiri, ketika ia
duduk, dan ketika ia berbaring. Lalu ia pun memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi seraya ia bergumam, ‘Wahai Rabb kami, Maha Suci engkau, tidaklah
Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau ya Allah, maka
peliharalah kami dari adzab neraka.” (QS. Ali-Imran[3]: 191)
Namun mengapa, banyak umat Islam yang ikut bergembira ria dengan
merayakan malam tahun baru? Apakah dengan merayakannya itu akan
memberikan manfaat untuk agamanya? Apakah dengan merayakan itu akan
bisa menambahkan keimanannya? Ataukah dengan merayakannya itu dia
akan diridhai oleh Allah Maha Pencipta segala sesuatu? Tidaklah kita berpikir
Ya ummat Islam, Apakah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam panutan
kita, orang yang paling kita cintai pernah merayakan malam tahun baru,
pergantian tahun demi tahun?
Fakta sejarah ini sesuai kisah dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi SAW telah bersabda,
ول
َ يل ََي َر ُس َ َ َ َشْبا بَ َشْب وَذر، ون قَب لَها
َ َ الَ تَ ُقوم ال هساعةُ ح هَّت ََتحخ َذ أُهم ََّت َِب
َ اعا بذ َراع فَق
ً َ َ حً ح َ َخذ الح ُق ُر ح ح ُ َ َ ُ
كَ َهاس إَاله أُولَئ
ُ ال َوَم َن النَ الر َوم فَ َق
ُّ س َو َ َه
َ اّلِل َك َفار
Artinya: “Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal
demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah SAW,
“Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka,
lantas siapa lagi?” (HR. Bukhari)
اب أَلَ ٌيم َ َ َيأَيُّها اله َذين ءامنُوا َال تَ ُقولُوا راعَنَا وقُولُوا انحظُرَن و ح
َ اْسَعُوا َول حل َكاف َر
ٌ ين َع َذ َ ح َ َ ََ َ َ َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad) “Raa’ina”,
tetapi katakan: “Undzurna”, dan “dengarlah”. Dan bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih” (QS.
Al Baqarah: 104)
Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dalam Tafsir Ibnu Katsir menyatakan, bahwa Allah SWT
telah melarang kaum mukmin menyerupai perkataan dan perilaku orang-orang kafir. (Tafsir Ibnu
Katsir: 1/149).
Dan Ibnu ‘Umar RA juga meriwayatkan sebuah hadits, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
،اْلَكَحي َم َِّ ت و َ ونَ َفع َِن وإَ هَي ُكم َِبَا فَي َه َمن اح،آن الحع َظي َم َ
الذ حك َر ح َ آلَي َ َ َِب َرَك هللاُ َ حِل َولَ ُك حم َِف الح ُق حر َ ح َ َ ح َ ح ح
إَنههُ ُه َو ال هس َمحي ُع الح َعلَحي ُم،َُوتَ َقبَ هل هللاُ َم َِّحِن َوَمحن ُك حم تَالََوتَه