Anda di halaman 1dari 4

‫ال‬ َ ََ َ ََ َ ََ َ‫ََ ه‬

َ ‫ اَ حْحَ َدهُ ُسحب َحانَهُ َوتَ َع‬،‫ َوَرفَ حعنَا ِب حْل حح َسان‬،‫ َواَ َع هزَن ِب حْل حسالَم‬،‫اَ حْلَ حم ُد هّلِل الذ حي اَ حكَرَمنَا ِب حْل حْيَان‬
‫ص ححبَ َه َوَم حن تَبَ َع ُه حم ِبََ حح َسان‬ ََ َ َ
َ ‫ َو َعلَى اَله َو‬،‫ص َِّل َو َسلِّ حم َوَِب َرحك َعلَى َسيَِّد َن ُُمَ همد‬ َ ‫له هم‬ ُ ‫ اَله‬،ُ‫َواَ حش ُك ُره‬
َِّ ‫إَل ي وَم‬
.‫ ََيأَيُّ َها اله َذيح َن َآمنُ حوا اته ُق حوا هللاَ َح هق تُ َقاتََه َوالَ َتَُحوتُ هن إَاله َوأَنحتُ حم ُم حسلَ ُم حو َن‬.‫ اَهمابَ حع ُد‬.‫الديح َن‬ ‫َ َح‬
Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Dihari jum’at yang mulia ini, marilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah
SWT dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-
Nya.

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,


Beberapa hari lagi, tahun masehi 2023 akan segera berganti menjadi tahun 2024 Lalu, apa yang
akan kita lakukan atau apa yang akan terlintas dibenak kita, ketika tahun baru 2024 nanti tiba?
Apakah pesta kembang api, apakah konser musik, apakah membunyikan terompet, apakah
pesta/hura-hura, apakah arak-arakan kendaraan, atau apakah akan setia menunggu serta
menghitung mundur detik-detik pergantian tahun tepat jam 12 malam?... Pertanyaannya
adalah…kita sebagai umat muslim, bolehkah ikut-ikutan merayakan tahun baru pada tanggal 1
Januari?

Sesungguhnya pergantian tahun tidak ada bedanya dengan pergantian bulan


dan pergantian hari demi hari. Ia berjalan menuju waktu yang telah Allah
tentukan. Ia berjalan menuju ketentuan Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah menuju
suatu hari yang Allah tegakkan padanya kiamat, yang Allah perintahkan Israfil
untuk meniup sangkakala. Disaat itu manusia akan hancur dan mati
semuanya. Kemudian Allah bangkitkan untuk dimintai pertanggungjawaban
mereka kelak pada hari kiamat di padang mahsyar.

Tidak ada keistimewaan pergantian tahun dengan pergantian abad ataupun


yang lainnya.

Sesungguhnya , semakin datang tahun seharusnya mengingatkan kita kepada


kematian. Bahwasannya ajal kita semakin dekat. Bila Anda ditakdirkan oleh
Allah untuk meninggal -misalnya- pada tahun 2023, dengan datangnya waktu,
semakin berjalannya bulan, demikian pula hari dan tahun, berarti ajal itu
semakin dekat.

Tidakkah seorang hamba berpikir bahwasannya apa yang akan ia bawa kelak
menuju kematiannya? Apa persiapan yang ia telah siapkan menuju
kematiannya? Apakah dengan pergantian tahun dia pun bersorak-sorai,
diapun bergembira, dia pun kemudian menghambur-hamburkan harta dan
waktu tak ada manfaatnya, menambah dosa di sisi Allah, menambah hal-hal
yang sesuatu yang ia tidak sukai untuk melihatnya kelak setelah ia meninggal
dunia.
Hadirin Asabakumullah

Sesungguhnya pergantian hari dan waktu adalah merupakan kebesaran dan


merupakan tanda akan kebesaran Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah. Bukankah
Allah berfirman:

ٍ ‫ار ََليَا‬
‫ت‬ ِ ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬ ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِ ََل‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬
َّ ‫ق ال‬ِ ‫ِإ َّن فِي خ َْل‬
َ ‫﴾ الَّذِينَ يَذْ ُك ُرونَ اللَّـهَ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو‬١٩٠﴿ ‫ب‬
‫علَ ٰى‬ ِ ‫ِأْلُو ِلي ْاْل َ ْلبَا‬
‫ت‬َ ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْق‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬
َّ ‫ق ال‬ِ ‫ُجنُو ِب ِه ْم َو َيتَفَ َّك ُرونَ ِفي خ َْل‬
َ َ‫عذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
﴾١٩١﴿ ‫ار‬ ُ ‫اط ًَل‬
َ ‫س ْب َحان ََك فَ ِقنَا‬ ِ ‫َه ٰـذَا َب‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam
terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi mereka yang diberikan akal pikiran.
Yaitu mereka yang senantiasa berdzikir kepada Allah ketika ia berdiri, ketika ia
duduk, dan ketika ia berbaring. Lalu ia pun memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi seraya ia bergumam, ‘Wahai Rabb kami, Maha Suci engkau, tidaklah
Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau ya Allah, maka
peliharalah kami dari adzab neraka.” (QS. Ali-Imran[3]: 191)

Itulah ucapan seorang mukmin ketika ia mengetahui bagaimana kebesaran


Allah. Allah menjalankan roda waktu kemudian Allah membolak-balikan
kehidupan manusia. Hari ini kita tertawa, entah besok kita menangis. Hari ini
kita diberikan kemudahan, entah mungkin besok kita akan diberikan kesulitan.
Hari ini kita diberikan kekayaan, kesenangan, mungkin besok lusa kita
diberikan kemiskinan dan kesulitan. Demikianlah, Allah Subhanahu wa Ta’ala
telah mentakdirkan segala sesuatu:

ِ َّ‫َوتِ ْل َك ْاْلَيَّا ُم نُدَا ِولُ َها َبيْنَ الن‬


‫اس‬
“Demikianlah hari-hari Kami silih-gantikan kepada manusia -kata Allah
Subhanahu wa Ta’ala-” (QS. Ali-Imran[3]: 140)

Hadirin yang berbahagia

Namun mengapa, banyak umat Islam yang ikut bergembira ria dengan
merayakan malam tahun baru? Apakah dengan merayakannya itu akan
memberikan manfaat untuk agamanya? Apakah dengan merayakan itu akan
bisa menambahkan keimanannya? Ataukah dengan merayakannya itu dia
akan diridhai oleh Allah Maha Pencipta segala sesuatu? Tidaklah kita berpikir
Ya ummat Islam, Apakah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam panutan
kita, orang yang paling kita cintai pernah merayakan malam tahun baru,
pergantian tahun demi tahun?

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,


Sebelum terjawab boleh atau tidaknya, kita sebagai umat muslim ikut-ikutan merayakan tahun
baru. Namun sebelumnya sangat perlu diketahui bahwa, bagaimana asal muasal atau sejarah
adanya perayaan tahun baru itu sendiri. Hadirin rahimakumullah, Tahun baru Masehi pertama kali
dirayakan pada tanggal, 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai
kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah
diciptakan sejak abad ke 7 SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh
Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru
itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari. Kemudian pada tanggal, 24 Februari 1582. Paus
Gregorius XIII (pemimpin tertinggi agama Katolik) menetapkan tanggal, 1 Januari sebagai awal
pergantian tahun. Adanya penetapan inilah yang kemudian diadopsi serta dirayakan oleh hampir
seluruh Negara di dunia termasuk di Indonesia.

Fakta sejarah ini sesuai kisah dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi SAW telah bersabda,

‫ول‬
َ ‫يل ََي َر ُس‬ َ َ َ ‫ َشْبا بَ َشْب وَذر‬، ‫ون قَب لَها‬
َ َ ‫الَ تَ ُقوم ال هساعةُ ح هَّت ََتحخ َذ أُهم ََّت َِب‬
َ ‫اعا بذ َراع فَق‬
ً َ َ ‫حً ح‬ َ ‫َخذ الح ُق ُر ح‬ ‫ح‬ ُ َ َ ُ
‫ك‬َ َ‫هاس إَاله أُولَئ‬
ُ ‫ال َوَم َن الن‬َ ‫الر َوم فَ َق‬
ُّ ‫س َو‬ َ َ‫ه‬
َ ‫اّلِل َك َفار‬
Artinya: “Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal
demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah SAW,
“Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka,
lantas siapa lagi?” (HR. Bukhari)

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,


Berdasarkan penetapan hukum (tahqiqul manath) tersebut, maka perayaan 1 Januari sebagai
awal tahun baru Masehi (new year's day: the first day of the year) bukanlah milik umat Islam,
melainkan perayaan hari raya kaum kafir, khususnya kaum Nashrani. Oleh sebab itu, umat muslim
yang ikut-ikutan merayakan tahun baru berarti ia telah menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bi al
kuffaar) dan hukumnya adalah haram.

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,


Adapun dalil keharaman bagi seorang muslim yang ikut-ikutan merayakan tahun baru Masehi
sebagaimana firman Allah SWT.

‫اب أَلَ ٌيم‬ َ َ ‫َيأَيُّها اله َذين ءامنُوا َال تَ ُقولُوا راعَنَا وقُولُوا انحظُرَن و ح‬
َ ‫اْسَعُوا َول حل َكاف َر‬
ٌ ‫ين َع َذ‬ َ ‫ح‬ َ َ ََ َ َ َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad) “Raa’ina”,
tetapi katakan: “Undzurna”, dan “dengarlah”. Dan bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih” (QS.
Al Baqarah: 104)

Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dalam Tafsir Ibnu Katsir menyatakan, bahwa Allah SWT
telah melarang kaum mukmin menyerupai perkataan dan perilaku orang-orang kafir. (Tafsir Ibnu
Katsir: 1/149).

Dan Ibnu ‘Umar RA juga meriwayatkan sebuah hadits, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

‫َم حن تَ َشبههَ بََق حوم فَ ُه َو َمحن ُه حم‬


“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka”. (HR. Ahmad)

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,


Lebih khusus lagi, dalil keharaman bagi seorang muslim yang ikut-ikutan merayakan hari raya
kaum kafir (tasyabbuh bi al kuffaar fi a’yaadihim) sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Anas
bin Malik, dia berkata;

‫اّلِلُ َعلَحي َه َو َسله َم‬ َ َ َ ‫اهلَيه َة ي وم‬


َ ‫اْل‬ َ
‫صلهى ه‬ َ ‫هِب‬ ُّ َ‫ان َِف ُك َِّل َسنَة يَلح َعبُو َن في َه َما فَلَ هما قَد َم الن‬ َ ‫َح‬ َ‫َكا َن ِل حَه َل ح‬
‫اّلِلُ ِبََ َما َخ ح ًْيا َمحن ُه َما يَ حوَم الح َفطح َر َويَ حوَم‬
‫ان تَلح َعبُو َن فَي َه َما َوقَ حد أَبح َدلَ ُك حم ه‬ َ َ‫الح َم َدينَةَ ق‬
َ ‫ال َكا َن لَ ُكم ي وم‬
َ ‫ح َح‬
‫َض َحى‬ ‫حاِل ح‬
“Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (Nairuz dan Mihrojan) di setiap tahun yang
mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi SAW tiba di Madinah, beliau mengatakan, ‘Dulu
kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sungguh Allah telah menggantikan
bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha.” (HR. An Nasa’i)

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,


Merujuk dari dalil-dalil di atas, maka haram hukumnya bagi seorang muslim menyerupai kaum
kafir yang menjadi ciri khas kekafiran mereka (tasyabbuh bi al kuffaar fi khasha`ishihim) seperti
aqidah dan ibadah mereka, ikut-ikutan merayakan tahun baru mereka, misalnya dengan meniup
terompet, menyalakan kembang api, menunggu detik-detik pergantian tahun, memakai pakaian
khas mereka; seperti pakaian santaklaus/sinterclas dan lain sebagainya. Yang kesemuanya itu
adalah haram hukumnya.

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,


Mudah-mudahan Allah SWT selalu meneguhkan iman kita, keluarga kita, anak cucu kita serta
saudara-saudara kita, untuk tidak ikut merayakan tahun baru 2024 yang akan datang beberapa
hari lagi. Akhirnya, mari kuatkan prinsip iman kita yakni prinsip:

‫ل َديح َن‬َ‫لَ ُك حم َديحنُ ُك حم و‬


ََ
“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.

،‫اْلَكَحي َم‬ َِّ ‫ت و‬ َ ‫ ونَ َفع َِن وإَ هَي ُكم َِبَا فَي َه َمن اح‬،‫آن الحع َظي َم‬ َ
‫الذ حك َر ح‬ َ ‫آلَي‬ َ َ ‫َِب َرَك هللاُ َ حِل َولَ ُك حم َِف الح ُق حر َ ح َ َ ح َ ح ح‬
‫ إَنههُ ُه َو ال هس َمحي ُع الح َعلَحي ُم‬،ُ‫َوتَ َقبَ هل هللاُ َم َِّحِن َوَمحن ُك حم تَالََوتَه‬

Anda mungkin juga menyukai