Anda di halaman 1dari 8

NOTULENSI KMO SAHABAT DEAR AKHWAT

Sabtu, 10 Januari 2020

Tahun Baru Panutan Baru

Narasumber : Sebrina Hendri Zahir

Waktu : 19.30 - selesai

Moderator : Zalsabilla

Notulensi : Irma Mar'atussolihah

#BIODATA NARASUMBER#

Nama Lengkap : Sebrina Hendri Zahir

Nama Panggilan : Ina

TTL : Kota Jambi, 29 September 2000

Domisili : KotaJambi

Status : Singlelillah

Pendidikan : Saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Batanghari Jambi jurusan
Fakultas ilmu keguruan dan pendidikan bahasa inggris

Aktivitas : Mahasiswa, & Pemerhati Remaja di Back to muslim identity community

Amanah Sosial dan Dakwah : @sssbinabina

Motto Hidup : "Visi hidup tertinggi seorang muslim yakni menerapkan syari'at islam secara
menyeluruh, misi kita membawa islam sebagai rahmatan lil alamin bagi seluruh alam. Hidup
berkah dalam syari'at kaffah"

Email : sebrinahendrizahir@gmail.com

Whatsapp No : 08117445799

#Sahabat Dear Akhwat# I Tahun Baru Panutan Baru Page 1


Sejarah Tahun Baru 1 Januari

“The Roman ruler Julius Caesar established January 1 as New Year‟s Day in 46 BC. The
Romans dedicated this day to Janus , the god of gates, doors, and beginnings. The month of
January was named after Janus, who had two faces – one looking forward and the other
looking backward.”

“Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun baru
semenjak abad ke 46 SM. Orang Romawi mempersembahkan hari ini (1 Januari) kepada
Janus, dewa segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil
dari nama Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah – sebuah wajahnya
menghadap ke (masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu.”

Tahun baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama
setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti
penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM.

Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang
ahli astronomi dari Iskkitariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan
mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun
dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar
menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari.

Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada
bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini.
Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis
dengan namanya, yaitu Julius atau Juli.

Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar
Augustus, menjadi bulan Agustus. Perayaan Tahun Baru Saat ini, tahun baru 1 Januari telah
dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru sudah
lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk
semua warga Dunia.

Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak
bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi
dimulai pada tanggal 1 Januari.

#Sahabat Dear Akhwat# I Tahun Baru Panutan Baru Page 2


Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga
kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.

Tahun Masehi sebenarnya berhubungan dengan keyakinan agama Kristen. Masehi


adalah nama lain dari Isa Al Masih.

Menurut catatan Encarta Reference Library Premium 2005, orang yang pertama
membuat penanggalan kalender Masehi adalah seorang kaisar Romawi yang terkenal
bernama Gaisus Julius Caesar. Itu dibuat pada 45 SM, jika menggunakan standar tahun yang
dihitung mundur dari kelahiran Yesus. Namun dalam perkembangannya, ada seorang pendeta
Kristen bernama Dionisius yang kemudian memanfaatkan penemuan kalender Julius Caesar
untuk diadopsi sebagai penanggalan yang didasarkan pada tahun kelahiran Yesus Kristus.

Itulah sebabnya penanggalan tahun setelah kelahiran Yesus Kristus diberi tanda AD
(bahasa Latin: Anno Domini yang berarti in the year of our lord) alias Masehi.

Sementara untuk jaman prasejarahnya disematkan BC (Before Christ) alias SM


(Sebelum Masehi). Kemudian Pope (Paus) Gregory III memoles kalender yang sebelumnya
dengan beberapa modifikasi dan kemudian mengukuhkannya sebagai sistem penanggalan
yang harus digunakan oleh seluruh Eropa, bahkan kini seluruh negara di dunia dan berlaku
umum bagi siapa saja. Kalender Gregorian yang kita kenal sebagai kalender Masehi dibuat
berdasarkan kelahiran Yesus Kristus dalam keyakina Kristen:‖The Gregorian calendar is also
called the Christian calendar because it uses the birth of Jesus Christ as a starting date‖.

Demikian keterangan dalam Encarta Reference Library Premiun 2005. Di jaman


Romawi, pesta ulang tahun baru adalah untuk menghormati Dewa janus (Dewa yang
digambarkan bermuka dua). Kemudian perayaan ini terus dilestarikan dan menyebar ke
Eropa pada abad permulaan Masehi.

Seiring muncul dan berkembangnya agama Kristen, akhirnya perayaan ini


diwajibkan oleh para pemimpin gereja sebagai suatu perayaan ―suci‖ satu paket dengan hari
Natal. Itulah mengapa ucapan Natal dan Tahun baru dijadikan satu (Merry Christmas and
Happy New Year).

Perayaan Tahun di beberapa Negara terkait dengan Ritual Keagamaan

Bulan Januari (bulannya Janus) juga ditetapkan setelah Desember dikarenakan


Desember adalah pusat Winter Soltice, yaitu hari-hari dimana kaum pagan penyembah

#Sahabat Dear Akhwat# I Tahun Baru Panutan Baru Page 3


Matahari merayakan ritual mereka saat musim dingin. Pertengahan Winter Soltice jatuh pada
tanggal 25 Desember, dan inilah salah satu dari sekian banyak pengaruh Pagan pada budaya
kristen selain penggunaan lambang Salib Tanggal 1 Januari sendiri adalah seminggu setelah
pertengahan Winter Soltice, yang juga termasuk dalam bagian ritual dan perayaan Winter
Soltice dalam Paganisme.

Tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau
kepercayaan mereka—yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di
Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong
menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur
mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang
dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara Brazil.

Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah
potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling
memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua
permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu
muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).

Sosok dewa Janus dalam mitologi Romawi


Dewa Janus sendiri adalah sesembahan kaum Pagan Romawi, dan pada peradaban
sebelumnya di Yunani telah disembah sosok yang sama bernama dewa Chronos. Kaum
Pagan, atau dalam bahasa kita disebut kaum kafir penyembah berhala, hingga kini biasa
memasukkan budaya mereka ke dalam budaya kaum lainnya, sehingga terkadang tanpa sadar
kita mengikuti mereka. Sejarah pelestarian budaya Pagan (penyembahan berhala) sudah ada
semenjak zaman Hermaic (3600 SM) di Yunani

Kaum Pagan sendiri biasa merayakan tahun baru mereka (atau Hari Janus) dengan
mengitari api unggun, menyalakan kembang api, dan bernyanyi bersama. Kaum Pagan di
beberapa tempat di Eropa juga menandainya dengan memukul lonceng atau meniup terompet.

Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan
pesta perayaan New Year‘s Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan
pangan selama setahun penuh.
Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa , tahun baru masehi
dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering

#Sahabat Dear Akhwat# I Tahun Baru Panutan Baru Page 4


disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM)
dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.

Bagi orang Persia yang beragama Majūsî (penyembah api), menjadikan tanggal 1
Januari sebagai hari raya mereka yang dikenal dengan hari Nairuz atau Nurus.
Penyebab mereka menjadikan hari tersebut sebagai hari raya adalah, ketika Raja mereka,
‗Tumarat‘ wafat, ia digantikan oleh seorang yang bernama ‗Jamsyad‘, yang ketika dia naik
tahta ia merubah namanya menjadi ‗Nairuz‘ pada awal tahun. ‗Nairuz‘ sendiri berarti tahun
baru. Kaum Majūsî juga meyakini, bahwa pada tahun baru itulah, Tuhan menciptakan cahaya
sehingga memiliki kedudukan tinggi.

Kisah perayaan mereka ini direkam dan diceritakan oleh al-Imâm an-Nawawî dalam
bukuNihâyatul „Arob dan al-Muqrizî dalam al-Khuthoth wats Tsâr. Di dalam perayaan itu,
kaum Majūsî menyalakan api dan mengagungkannya –karena mereka adalah penyembah api.
Kemudian orang-orang berkumpul di jalan-jalan, halaman dan pantai, mereka bercampur
baur antara lelaki dan wanita, saling mengguyur sesama mereka dengan air
dan khomr (minuman keras). Mereka berteriak-teriak dan menari-nari sepanjang malam.
Orang-orang yang tidak turut serta merayakan hari Nairuz ini, mereka siram dengan air
bercampur kotoran. Semuanya dirayakan dengan kefasikan dan kerusakan.

Bagaimana sikap kita?

Setelah kita mengetahui bahwa tradisi Perayaan 1 januari merupakan Perayaan yang
terkait dengan ritual keagamaan dan budaya dari kufar, dan adanya larangan untuk
menyerupai sebuah kaum. Maka sebaiknya kita tidak perlu ikut ikutan merayakannya apalagi
meniru budaya dari kaum kufar.

Semoga kita semua senantiasa mengingat Firman Allah ini :

َٰٓ ۟
َ ِ‫صَر َوٱلْ ُف َؤ َاد ُك ُّل أُولَئ‬
‫ك َكا َن َعْنهُ َم ْسُُٔ ًۭوَل‬ ِ ِ َ َ‫وََل تَ ْقف ما لَيس ل‬
َ َ‫ك بِهۦ ع ْل ٌم ۚ إِن ٱلس ْم َع َوٱلْب‬ َ ْ َ ُ َ

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.”

#Sahabat Dear Akhwat# I Tahun Baru Panutan Baru Page 5


Hadîts yang melarang menyepakati perayaan kaum kuffâr banyak sekali. Diantaranya adalah:

،‫ وهلم يومان يلعبون فيهما‬،‫ قدم رسول هللا – ملسو هيلع هللا ىلص – املدينة‬:‫عن أنس بن مالك – هنع هللا يضر – قال‬

‫ (إن هللا قد‬:– ‫ فقال رسول هللا – ملسو هيلع هللا ىلص‬.‫ كنا نلعب فيهما يف اجلاهلية‬:‫ قالوا‬،‫ ما هذان اليومان‬:‫فقال‬

‫ ويوم الفطر‬،‫ يوم األضحى‬،‫)أبدلكم هبما خرياً منهما‬

Dari Anas bin Mâlik radhiyallâhu ‟anhu beliau berkata : Rasūlullâh Shallâllâhu ‟alahi wa
Sallam tiba di Madînah dan mereka memiliki dua hari yang mereka bermain-main di
dalamnya. Lantas beliau bertanya, ‖dua hari apa ini?‖. Mereka menjawab, ‖Hari dahulu kami
bermain-main di masa jahiliyah.‖ Rasūlullâh Shallâllâhu ‟alaihi wa Sallam mengatakan :
‖Sesungguhnya Allôh telah menggantikan kedua hari itu dengan dua hari yang lebih baik
bagi kalian, yaitu hari idul adhhâ dan idul fithri.‖ [Shahîh riwayat Imâm Ahmad, Abū Dâwud,
an-Nasâ`î dan al-Hâkim.]

Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyah rahimahullâhu berkata :

،‫فوجه الدَللة أن اليومني اجلاهليني مل يقرمها رسول هللا – ملسو هيلع هللا ىلص – وَل تركهم يلعبون فيهما على العادة‬

‫ إذ َل‬،‫ واإلبدال من الشيء يقتضي ترك املبدل منه‬،‫بل قال إن هللا قد أبدلكم هبما يومني آخرين‬

‫جيمع بني البدل واملبدل منه‬

”Sisi pendalilan hadîts di atas adalah, bahwa dua hari raya jahiliyah tersebut tidak
disetujui oleh Rasūlullâh Shallâllâhu ‟alaihi wa Sallam dan Rasūlullâh tidak meninggalkan
(memperbolehkan) mereka bermain-main di dalamnya sebagaimana biasanya. Namun beliau
menyatakan bahwa sesungguhnya Allôh telah mengganti kedua hari itu dengan dua hari raya
lainnya. Penggantian suatu hal mengharuskan untuk meninggalkan sesuatu yang diganti,
karena suatu yang mengganti dan yang diganti tidak akan bisa bersatu.”

#Sahabat Dear Akhwat# I Tahun Baru Panutan Baru Page 6


Adapun âtsar sahabat dan ulama salaf dalam masalah ini, sangatlah banyak. Diantaranya
adalah ucapan ‘Umar radhiyallâhu ‟anhu, beliau berkata :

‫اجتنبوا أعداء هللا يف عيدهم‬

‖Jauhilah hari-hari perayaan musuh-musuh Allôh.‖ [Sunan al-Baihaqî IX/234].

‘Abdullâh bin ‘Amr radhiyallâhu ‟anhumâ berkata :

‫ وتشبه هبم حىت ميوت وهو كذلك ُح ِشر معهم يوم‬، ‫من بىن ببالد األعاجم وصنع نريوزهم ومهرجاهنم‬

‫القيامة‬
”Barangsiapa yang membangun negeri orang-orang kâfir, meramaikan peringatan hari
rayanairuz (tahun baru) dan karnaval mereka serta menyerupai mereka sampai meninggal
dunia dalam keadaan demikian. Ia akan dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat.”
[Sunan al-Baihaqî IX/234].

Imâm Muhammad bin Sîrîn berkata :

: ‫ فاصُعٕا كم‬: ‫ قال‬. ‫ يا أييز انًؤيُيٍ ْذا يٕو انُيزٔس‬: ‫ يا ْذا ؟ قانٕا‬: ‫ فقال‬.‫ بٓدية انُيزٔس‬-ُّ‫رضي هللا ع‬- ‫أُتي عهى‬
‫ َيزٔس‬: ‫ كزِ أٌ يقٕل‬: ‫ قال أساية‬. ً ‫يٕو فيزٔسا‬

‘‘Alî radhiyallâhu ‟anhu diberi hadiah peringatan Nairuz (Tahun Baru), lantas beliau berkata
: ‖apa ini?‖. Mereka menjawab, ‖wahai Amîrul Mu‘minîn, sekarang adalah hari raya Nairuz.‖
‘Alî menjawab, ‖Jadikanlah setiap hari kalian Fairuz.‖ Usâmah berkata : Beliau (‘Alî
mengatakan Fairuz karena) membenci mengatakan ‖Nairuz‖. [Sunan al-Baihaqî IX/234].

Imâm Baihaqî memberikan komentar :

ّ‫ٔفي ْذا انكزاْة نتخصيص يٕو بذنك نى يجعهّ انشزع يخصٕصا ً ب‬

”Ucapan (‟Alî) ini menunjukkan bahwa beliau membenci mengkhususkan hari itu sebagai
hari raya karena tidak ada syariat yang mengkhususkannya.”

#Sahabat Dear Akhwat# I Tahun Baru Panutan Baru Page 7


Apabila demikian ini sikap manusia-manusia terbaik, lantas mengapa kita lebih
menerima pendapat dan ucapan orang-orang yang jâhil dan mengikuti budaya kaum kuffâr
daripada ucapan para sahabat yang mulia ini.

#Sahabat Dear Akhwat# I Tahun Baru Panutan Baru Page 8

Anda mungkin juga menyukai