Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kompilasi Hukum Ekonomi
Syariah
Disusun Oleh :
JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Jenis dan Status Hukum Dana Pensiun Syariah?
2. Bagaimana Pembentukan dan Tata Cara Pengesahan?
3. Bagaimana Kepengurusan Dana Pensiun Syariah?
4. Bagaimana Iuran Dana Pensiun Syariah?
5. Bagaimana Hak Peserta?
6. Bagaimana Kekayaan Dana Pensiun Syariah dan Pengelolaannya?
7. Bagaimana Pembubaran dan Penyelesaian Dana Pensiun?
8. Bagaimana Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah?
9. Bagaimana Pembinaan dan Pengawasan?
C. Tujuan
1. Untuk Memahami Jenis dan Status Hukum Dana Pensiun Syariah
2. Untuk Memahami Pembentukan dan Tata Cara Pengesahan
3. Untuk Memahami Kepengurusan Dana Pensiun Syariah
4. Untuk Memahami Iuran Dana Pensiun Syariah
5. Untuk Memahami Hak Peserta
6. Untuk Memahami Kekayaan Dana Pensiun Syariah dan Pengelolaannya
7. Untuk Memahami Pembubaran dan Penyelesaian Dana Pensiun
8. Untuk Memahami Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah
9. Untuk Memahami Pembinaan dan Pengawasan
1
Tri Puji Lestari, Skripsi, Analisis Kesesuaian Penerapan Pengelolaan Dana Pensiun Syariah Terhadap Fatwa
DSN MUI Nomor 88/DSN-MUI/XI/2013, (Jakarta: UIN Jakarta, 2015), hal. 14-16.
13 UU No. 11 Tahun 1992 tentang
dana pension menjelaskan bahwa
pengertian pension ditunda ialah hak
atas manfaat pension bagi peserta
yang berhenti kerja sebelum
mencapai usia pension normal yang
ditunda pembayarannya sampai pada
saat peserta pension sesuai dengan
peraturan dana pension2, maksudnya
adalah bahwa pension ini diberikan
kepada pegawai yang meminta
pension sendiri, namun usia pension
belum memenuhi untuk pension.
Dalam hal tersebut, pegawai yang
mengajukan tetap keluar dan
pensiunnya baru dibayar pada saat
usia pension tercapai.
4) Pension cacat, Pensiun cacat itu
diberikan bukan karena usia peserta
akan tetapi disebabkan peserta
kecelakaan yang mengakibatkan cacat
tetap sehingga dianggap tidakmampu
melaksankan pekerjaannya.
Pembayaran pensiun biasanya
dihitung berdasarkan formula manfaat
pensiun normal dimana masa kerja
diakui seolah-olah sampai usia
pensiun normal.
b. Berdasarkan UU No. 11 Tentang Dana
Pensiun, dana pension digolongkan
menjadi beberapa jenis, yaitu:
1) Dana Pensiun Pemberi Kerja
2
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI), Edisi Keempat, hal 468.
Dana pensiun pemberi kerja yaitu
dana pensiun yang dibentuk oleh
orang atau badan yeng
memperkerjakan pegawai, selaku
pendiri untuk menyelenggarakan
program pensiun, bagi kepentingan
sebagian atau seluruh pegawainya
sebagai peserta dan yang
menimbulkan kewajiban terhadap
pemberi kerja. Dana pensiun pemberi
kerja dapat Menyelenggarakan
program pensiun manfaat pasti
(definet benefit program) maupun
program iuran pasti (defined
contribution program).
3
Hilmi Syaibiah, Skripsi. Analisis Hukum Islam Terhadap Manajemen Risiko Dana Pensiun Syariah di Bisnis
Jasa Keuangan Syariah Alhambra Surabaya. (Surabaya: UIN Surabaya, 2011), Hal. 45-46.
KHES Pendapat Lainnya
4
Salinan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 14/POJK.05/2016.
syariah dan menegaskan persetujuannya b. Paling singkat dalam 1 (satu) tahun
atas keikutsertaan karyawan mitra pendiri terakhir sebelum mengajukan
syari'ah; permohonan, dinyatakan sehat oleh OJK,
b. Pernyataan tertulis mitra pendiri syariah dan
yang menyatakan kesediaan nya untuk c. Memiliki kesiapan untuk
tunduk pada peraturan dana pensiun menyelenggarakan dana pension lembaga
syariah yang ditetap kan pendiri bagi keuangan.
kepentingan karyawan mitra pendiri yang
memenuhi persyaratan untuk menjadi
peserta, serta pemberian kuasa penuh
kepada pendiri untuk melaksanakan
peraturan dana pension syariah
c. Peraturan dana pension syariah yang
ditetapkan oleh pendiri
d. Penunjukan pengurus syariah, Dewan
Pengawas Syariah dan penetima titipan.
5
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi Kedua (Jakarta: Kencana, 2018) Hal. 291.
6
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.05/2018.
Syariah Nasional.
E. Hak Peserta
7
Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal Volume 3 Nomor 2
panjang, dan untuk memastikan bahwa dana
tersebut tidak ditahan dan digunakan oleh
perusahaan atau pengusaha untuk investasi-
investasi yang mungkin berisiko dan tidak
sehat, tetapi akan mengalir ke pasar-pasar
keuangan dan tunduk pada persyaratan
tentang penanggulangan risiko.8
8
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga, hlm. 292
tidak dapat mengandalkan pekerjaan yang
salama ini dilakukkannya.9
Pasal 647 Jadi pengelolaan Dana Pensiun dapat
1. Pengelolaan kekayaan dana pensiun dilakukan oleh pemberi kerja (DPPK) dan
syariah harus dilakukan pengurus sesuai lembaga keuangan (DPLK). Perusahaan
dengan: mempunyai beberapa alternatif. Alternatif
a. Arahan investasi yang digariskan oleh ini disesuaikan dengan tujuan perusahaan
pendiri. tanpa menghilangkan hak karyawannya.
b. Ketentuan tentang investasi yang Alternatif yang dapat dipilih antara lain:
ditetapkan oleh menteri 1. Mendirikan sendiri dana pensiun bagi
2. Dalam hal Dana Pensiun Syariah karyawannya;
menyelenggarakan Program Pensiun Iuran 2. Mengikuti program pensiun yang
Pasti Syari'ah, arahan investasi syariah diselenggarakan oleh dana pensiun
ditetapkan oleh pendiri bersama dewan lembaga keuangan lain;
pengawas. 3. Bergabung dengan dana pensiun yang
3. Arahan investasi syariah dapat diubah, dan didirikan oleh pemberi kerja lain;
perubahan dimaksud wajib disampaikan 4. Mendirikan dana pensiun secara
kepada Menteri selambatlambatnya 30 bersama-sama dengan pemberi kerja
(tiga puluh) hari sejak tanggal lainnya.
ditetapkannya perubahan. Selanjutnya penyelenggara dana pensiun
4. Dengan persetujuan pendiri dan Dewan lembaga keuangan dapat pula dilakukan
Pengawas Syari'ah, pengelolaan kekayaan oleh bank umum atau asuransi jiwa
Dana Pensiun Syariah dapat dialihkan setelah mendapat pengesahan dari Menteri
oleh pengurus kepada Lembaga Keuangan Keuangan (DPLK).10
Syariah yang memenuhi ketentuan.
5. Kekayaan Dana Pensiun Syariah yang
disimpan pada penerima titipan Syariah
hanya dapat ditarik atau dialihkan atas
perintah pengurus.
6. Tanggung jawab pembayaran manfaat
pensiun kepada peserta atau pihak yang
9
Abdul Ghofur Anshori, Penerapan Prinsip Syariah: Dalam Lembaga Keuangan, Lembaga
Pembiayaan dan Perusahaan Pembiayaan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 91.
10
Kasmir, Bank dan Lembaga....., 310-311.
berhak atas manfaat pensiun dapat
dialihkan pengurus dengan menawarkan
margin dari perusahaan ta’min jiwa, yang
selanjutnya bertanggung jawab untuk
melakukan pembayaran dimaksud.
7. Pengurus dari Dana Pensiun Syariah yang
menyelenggarakan Program Pensiun Iuran
Pasti Syariah wajib mengalihkan tanggung
jawab kepada perusahaan ta’min jiwa
syariah yang dipilih oleh peserta atau
pihak yang berhak atas manfaat pensiun.
Pasal 648 Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) adalah
1. Dana Pensiun Syariah tidak program pensiun yang iurannya ditetapkan
diperkenankan melakukan pembayaran, dalam peraturan dana pensiun dan seluruh
kecuali pembayaran yang ditetapkan iuran serta hasil pengembangannya
dalam peraturan Dana Pensiun Syari'ah. dibukukan pada rekening masing-masing
2. Dana Pensiun Syariah tidak peserta sebagai manfaat pensiun. 11
diperkenankan meminjam atau
mengagunkan kekayaannya sebagai
jaminan atas suatu pinjaman
Pasal 649 Dalam rangka penyelenggaraan kegiatan
1. Kekayaan Dana Pensiun Syariah tidak investasi dan non investasi, dana pensiun
dapat dipinjamkan atau diinvestasikan, syariah boleh melakukan perjanjian (akad)
baik secara langsung maupun tidak dengan pihak lain berdasarkan syariah yang
langsung, pada surat berharga yang tidak bertentangan dengan peraturan
diterbitkan oleh, atau pada tanah dan perundang-undangan yang berlaku. 12
bangunan yang dimiliki atau yang
dipergunakan oleh orang atau badan yang
tersebut di bawah ini:
a. Pengurus, pendiri, mitra pendiri atau
penerima titipan;
11
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 88/DSN-MUI/XI/2013 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah, 2013, h. 7-9.
12
Ibid, h. 13-14.
b. Badan usaha yang lebih dari 25% (dua
puluh lima perseratus) sahamnya
dimiliki oleh orang atau badan yang
terdiri dari pendiri, mitra pendiri,
pengurus, penerima titipan, atau serikat
kerja yang anggotanya adalah peserta
Dana Pensiun Syariah yang
bersangkutan; dan
c. Pejabat atau direktur dari badan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b, serta keluarganya sampai derajat
kedua menurut garis lurus maupun
garis ke samping, termasuk menantu
dan ipar.
2. Penyewaan tanah, bangunan atau harta
tetap lainnya milik Dana Pensiun Syariah
kepada pihak lain, hanya dapat dilakukan
sepanjang hal tersebut melalui transaksi
yang didasarkan pada prinsip syariah dan
harga pasar yang berlaku.
3. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) tidak berlaku bagi investasi Dana
Pensiun Syariah dalam bentuk surat
berharga yang diperdagangkan di Pasar
Modal Syariah di Indonesia, dengan
memenuhi ketentuan tentang investasi
Syariah yang ditetapkan pejabat yang
berwenang.
4. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) berlaku pula bagi kekayaan Dana
Pensiun Pemberi Kerja Syariah yang
dikelola oleh suatu lembaga keuangan
Syariah.
5. Perusahaan Dana Pensiun Syariah dapat
menginvestasikan sebanyak-banyaknya
50% (lima puluh perseratus) dari
kekayaannya dalam bentuk saham biasa
pada perusahaan pendiri atau mitra
pendiri.
13
http://journal.ubaya.ac.id/index.php/yustika.
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Pasal 10 Undang-Undang Dana Pensiun
2. Pengurus Dana Pensiun Syariah dapat mengamanatkan kepada Menteri Keuangan
ditunjuk sebagai likuidator (OJK) untuk menetapkan ustu regulasi dan
3. Biaya yang timbul dalam rangka persyaratan badan hukum yang dapat
pembubaran Dana Pensiun Syariah di ditunjuk sebagai pengurus. Secara garis
bebankan pada Dana Pensiun Syari'ah besar, sesuai Pasal 4 PP No.76/1992 tentang
Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Pasal 4 PP
No.77/1992 tentang Dana Pensiun
Lembaga Keuangan, PDP minimal harus
memuat: nama dana pensiun, nama pendiri,
karyawanyang berhak menjadi peserta,
tanggal pembentukan, maksud dan tujuan
pendirian dana pensiun, mekanisme
penunjukan dan pergantian beserta
tanggungjawab pengurus dan dewan
pengawas, sumber kekayaan dana
pensiun, syarat peserta, besaran iuran
peserta, mekanisme pembayaran manfaat
pensiun, tata cara perubahan PDP, dan tata
cara pembubaran dan penyelesaian dana
pensiun.
Pasal 652 Pendiri DPLK Syariah bertindak sebagai
1. Likuidator mempunyai tugas dan pengurus dari DPLK Syariah dan
wewenang untuk: bertanggung jawab atas pengelolaan investasi
a. Melakukan segala perbuatan hukum syariah da DPLK Syariah yang ditetapkan
untuk dan atas nama Dana Pensiun oleh pejabat yang berwenang;14
Syariah serta mewakilinya di dalam
dan di luar Pengadilan
b. Melakukan pencatatan atas segala
kekayaan dan kewajiban Dana Pensiun
Syari'ah.
14
Rahmah, T. K., Abdurrahman, A., & Nurhasanah, N. (2016). Analisis Hukum Islam tentang
Penerapan Fatwa DSN MUI Nomor 88/DSN-MUI/XI/2013 pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.(Studi Kasus Bank Muamalat KCP Salman ITB).
c. Menentukan dan memberitahukan
kepada setiap peserta pensiunan dan
ahli waris yang berhak, mengenai
besarnya hak yang dapat diterima dari
dana Pensiun Syari'ah
2. Likuidator menyampaikan rencana kerja
dan mengusulkan tata cara penyelesaian
likuidasi kepada pejabat yang berwenang
dan melaksanakan proses penyelesaian
setelah mendapat persetujuan pejabat yang
berwenang.
Pasal 653 Dalam hal Bank Syariah atau perusaan
1. Sebelum proses likuidasi selesai, pemberi ta’min jiwa syariah pendiri DPLK Syariah
kerja/perusahaan tetap bertanggung jawab bubar, dan pejabat yang berwenang
atas iuran yang terutang sampai pada saat menunjuk likuidator untuk melakukan
Dana Pensiun Syariah dibubarkan sesuai penyelesaian;15
dengan ketentuan tentang pendanaan dan
solvabilitas yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.
2. Pengembalian kekayaan Dana Pensiun
Syariah kepada pemberi kerja, dilarang.
3. Setiap kelebihan kekayaan atas kewajiban
pada saat pembubaran harus dipergunakan
untuk meningkatkan manfaat pensiun bagi
peserta sampai maksimum yang
ditetapkan pejabat yang berwenang.
4. Dalam hal masih terdapat kelebihan dana
sesudah peningkatan manfaat sampai batas
maksimum sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) maka sisa dana tersebut harus
dibagikan kepada peserta, pensiun dan
15
Shofy, M. (2019). Kajian Fatwa DSN-MUI No. 88/DSN-MUI/XI/2013 Tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Hukum Ekonomi Syariah Studi Analisis Dan
Penerapannya Pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah Bank Muamalat.
pihak yang berhak atas manfaat pensiun.
Pasal 654 Harta atau kekayaan DPLK Syariah harus
Dalam pembagian kekayaan Dana Pensiun dikecualikan dari setiap tuntutan hukum atas
Syariah yang dilikuidasi, hak peserta dan hak kekayaan bank atau pendiri DPLK Syariah.
pensiunan atau ahli warisnya merupakan hak
utama.
Pasal 655 Likuidator Bank Syariah pendiri DPLK
Likuidator wajib melaporkan pelaksanaan Syariah yang bubar dapat ditunjuk sebagai
dan penyelesaian likuidasi kepada pejabat likuidator DPLK Syariah;
yang berwenang.
Pasal 656 Dalam hal ini pelaksanaan dana pensiun
1. Likuidator wajib mengumumkan hasil syariah secara akad sudah sesuai dengan apa
penyelesaian likuidasi yang telah disetujui yang ditentukan oleh fatwa DSN-MUI.
pejabat yang berwenang. Namun demikian, perlu peningkatan dan
2. Status badan hukum Dana Pensiun pengembangan dalam hal investasi sehingga
berakhir terhitung sejak tanggal pengelolaan dana pensiun terus berkembang
pengumuman sebagaimana dimaksud dan memberikan hasil kontribusi yang lebih
dalam ayat (1). baik bagi para peserta dana pensiun syariah.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah
memiliki beberapa ketentuan. 16
16
Lestari, T. P. (2013). Analisis Kesesuaian Penerapan Pengelolaan Dana Pensiun Syariah Terhadap
Fatwa DSN MUI Nomor 88/DSN-MUI/XI/(Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri Pusat).
2. Bank Syariah dan perusahaan ta’min jiwa investasinya. Besarnya manfaat pensiun
syariah dapat bertindak sebagai pendiri tergantung dari hasil pengembangan
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah kekayaan dana pensiun. Iuran ditanggung
dengan memenuhi ketentuan yang bersama oleh karyawan dan perusahaan
ditetapkan pemberi kerja.
3. Untuk dapat mendirikan Dana Pensiun Ketentuan luran Program Pensiun Iuran
Lembaga Keuangan, bank atau perusahaan Pasti (PPIP) pada Dana Pensiun Lembaga
ta’min´ jiwa wajib mengajukan permohonan Keuangan (DPLK) antara lain:
pengesahan kepada pejabat yang 1) Pemberi Kerja dan/atau Peserta
berwenang, dengan melampirkan peraturan menyisihkan dana untuk iuran
Dana Pensiun penyelenggaraan program pensiun
peserta, dan menyerahkannyakepada
Dana Pensiun Syariah dengan akad
Wakalah bil Ujrah; sertamengacu
pada peraturan perundangan dana
pensiun;
2) Dalam hal vesting right, akad hibah
dari Pemberi Kerja kepadaPeserta
akan berlaku apabila syarat-
syaratnya telah terpenuhi
sesuaikesepakatan dan/atau
ketentuan yang ditentukan Pemberi
Kerja yangsubstansinya sesuai
dengan syariah dan/atau peraturan
perundang -undangan
3) Dalam hal locking in, dana hibah
dari Pemberi Kerja berikut hasil
pengelolaannya, sudah menjadi
milik Peserta tapi belum bisadiambil
berdasarkan akad Hibah
Muqayyadah
4) Peserta berhak menarik dana
miliknya dari Dana Pensiun
Syariah,dan Dana Pensiun Syariah
wajib menunaikannya, pada saat
Pesertayang bersangkutan mencapai
usia pensiun yang ditetapkan dalam
Peraturan Dana Pensiun (pensiun
dipercepat, normal, atau ditunda)
5) Apabila peserta meninggal dunia,
maka manfaat pensiun
diberikankepada pihak yang ditunjuk
dengan syarat tidak bertentangan
dengan prinsip syariah
Pasal 658-660 Dana pensiun menurut UU No. 11 Tahun
1992 tentang Dana Pensiun dapat
Pasal 658 digolongkan dalam dua jenis, yaitu Dana
Setiap perubahan atas peraturan Dana pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun
Pensiun Syariah wajib mendapatkan Lembaga Keuangan.
pengesahan dari pejabat yang berwenang
Pendirian DPPK dan DPLK ini harus
Pasal 659 mendapatkan pengesahan dari Menteri
1. Kepesertaan dalam Dana Pensiun Keuangan.
Lembaga Keuangan Syariah terbuka bagi
perorangan baik karyawan maupun pekerja Bagi dana pensiun yang beroperasi secara
mandiri. syariah, maka kebijakan investasi harus
2. Peserta berhak atas iurannya, termasuk di memenuhi prinsip-prinsip syariah. Investasi
dalamnya iuran pemberi kerja atas nama hanya boleh dilakukan pada instrumen-
peserta, apabila ada ditambah dengan hasil instrumen yang dibenarkan menurut Fatwa
pengembangannya, terhitung sejak tanggal DSN-MUI.
kepesertaannya yang dibukukan atas nama Dana pensiun syariah harus mengelola dan
peserta pada Dana Pensiun Lembaga menginvestasikan dananya pada portofolio
Keuangan Syari'ah. instrumen syariah. Hampir seluruh investasi
3. Dalam hal peserta meninggal dunia, maka yang ditentukan oleh Peraturan Menteri
hak peserta menjadi hak ahli warisnya Keuangan di atas sudah tersedia dalam
bentuk instrumen syariah.
Pasal 660
Pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan Prosedur yang dilalui oleh peserta program
Syariah bertindak sebagai pengurus dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah syariah, umumnya yaitu:
dan bertanggung jawab atas pengelolaan 1. Peserta merupakan perorangan atau
investasi syariah dari Dana Pensiun badan usaha
Lembaga Keuangan Syariah dengan 2. Usia minimal 18 tahun atau telah
memenuhi ketentuan tentang investasi menikah
syariah yang ditetapkan oleh pejabat yang 3. Mengisi formulir pendaftaran
berwenang kepesertaan DPLK syariah
4. Iuran bulanan dengan minimum
jumlah tertentu, misalnya RP
100.000,-
5. Menyerahkan foto copy kartu
identitas diri dan kartu keluarga
6. Membayar biaya pendaftaran
7. Membayar iuran tambahan berupa
premi bagi peserta program dana
pensiun plus asuransi jiwa
8. Memenuhi semua akad yang
ditetapkan oleh DPLK syariah.
KOMPILASI HES
Pasal 663 Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah
Dewan yang bertanggung jawab
1. Pembinaan dan pengawasan terhadap memberikan nasihat dan saran serta
perusahaan Dana Pensiun Pemberi Kerja mengawasi pemenuhan Prinsip Syariah
(DPPK) Syariah dan Dana Pensiun dalam penyelenggaraan Program Pensiun.
Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah Berdasarkan prinsip syariah. Dewan Syariah
dilakukan oleh pejabat yang berwenang. Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN
2. Pembinaan dan pengawasan meliputi MUI) adalah lembaga islam dengan tugas
pengelolaan kekayaan Dana Pensiun dan fungsi untuk menetapkan fatwa dan
Syariah dan penyelenggaraan program mengawasi penerapannya dalam rangka
pensiun, baik dalam segi keuangan maupun menumbuhkembangkan usaha bidang
teknis operasional. keuangan, bisnis dan ekonomi syariah di
Indonesia.
Otoritas Jasa Keuangan disingkat OJK
adalah lembaga yang independen,
pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21
tahun 2011 tentang otoritas jasa keuangan.
Aturan mengenai DPS diatur dalam Pasal
22 Otoritas Jasa Keuangan
1. Setiap perusahaan Dana Pensiun Syariah 1. Prinsip Kejelasan Maksud dan Tujuan
wajib mengumumkan nerasa dan Program
perhitungan hasil usaha kepada peserta 2. Prinsip Jaminan terhadap kesinambungan
menurut bentuk, susunan, dan waktu yang penghasilan (Prinsip Independensi)
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Kelembagaan: berstatus badan hukum
2. Pengurus wajib menyampaikan
keterangan kepada setiap peserta mengenai • Manajemen Operasional dimana Asas
hal-hal yang timbul dalam rangka Keterpisahan Kekayaan atau Segregated
kepesertaannya dalam bentuk dan pada Assets dan Hak pengurus mengadakan
waktu yang ditetapkan oleh pejabat yang perjanjian dgn pihak ketiga
berwenang. • Pengawasan dimana Pengawasan
3. Pengurus wajib menyampaikan dilakukan oleh Dewan Pengawas yang
keterangan kepada peserta mengenai setiap terdiri atas wakil-wakil dari pemberi kerja
perubahan peraturan Dana Pensiun Syari’ah. dan peserta dengan jumlah yang sama
3. Prinsip Akuntabilitas
4. Prinsip Transparansi
17
Lisna, “Pengelolaan Asuransi dan Dana Pensiun « Lisnawati’S Blog,” 2011
<https://lisnacutz.wordpress.com/2011/04/15/pengelolaan-asuransi-dan-dana-pensiun/> [diakses 5 Juni 2022].
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ghofur Anshori, 2008, Penerapan Prinsip Syariah: Dalam Lembaga Keuangan,
Lembaga Pembiayaan dan Perusahaan Pembiayaan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
Andri Soemitra, 2018. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi Kedua (Jakarta:
Kencana)
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI), Edisi
Keempat
http://journal.ubaya.ac.id/index.php/yustika.
Lestari, T. P., 2013. Analisis Kesesuaian Penerapan Pengelolaan Dana Pensiun Syariah
Terhadap Fatwa DSN MUI Nomor 88/DSN-MUI/XI/(Studi Pada PT Bank Syariah
Mandiri Pusat).
Lisna, “Pengelolaan Asuransi dan Dana Pensiun « Lisnawati’S Blog,” 2011
<https://lisnacutz.wordpress.com/2011/04/15/pengelolaan-asuransi-dan-dana-pensiun/>
[diakses 5 Juni 2022].
Rahmah, T. K., Abdurrahman, A., & Nurhasanah, N. 2016. Analisis Hukum Islam tentang
Penerapan Fatwa DSN MUI Nomor 88/DSN-MUI/XI/2013 pada Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK) pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.(Studi Kasus
Bank Muamalat KCP Salman ITB).