Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH KELOMPOK XI

Memahami Dana Pensiun Syariah

Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kompilasi Hukum Ekonomi
Syariah

Dosen Pengampu : Dr. Moch. Bukhori Muslim, Lc., M.A.

Disusun Oleh :

Yahdina Rusyda 11190440000018

Muhamad Irfan Zuhdi 11190440000070

Maulana Ishak Almahmudi 11190440000075

Andi Siti Nur Azizah Akram 11190440000080

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya, manusia di dunia lebih mementingkan kebahagiaan di dunia


dibandingkan dengan kebahagiaan yang akan diraih di akhirat nanti. Manusia terkadang
tidak sadar dengan kehidupan dunia yang hanya sementara, manusia lebih bersemangat
dan berambisi untuk mengejar kehidupan dunia dibanding kehidupan setelah mati.
Padahal segala sesuatu yang manusia raih di muka bumi ini ialah mutlak milik Allah,
termasuk harta benda.

Ada beberapa status harta yang dimiliki manusia, yaitu:


1. Harta merupakan amanah dari Allah SWT. Harta yang dimiliki manusia sifatnya
merupakan amanah yang diberi-kan oleh Allah kepada manusia agar dimanfaatkan
sebaik-baiknya. Harta harus dijaga dan digunakan sesuai dengan syariat Islam.
Manusia harus bekerja keras untuk mendapatkan harta untuk kepentingan agama,
karena dengan harta yang dimiliki, manusia dapat memanfaatkannya di jalan Allah
SWT.
2. Harta merupakan perhiasan hidup di dunia. Harta adalah perhiasan hidup manusia.
Allah memberikan harta kepada manusia agar manusia dapat melakukan suatu
kebaikan dengan harta yang dimilikinya. Manusia hanya mampu menikmati hartanya
secara tidak berlebihan, seperti halnya memakai perhiasan, meskipun memiliki
perhiasan yang berlimpah, akan tetapi tidak mungkin dapat memakainya dalam waktu
yang bersamaan.
3. Harta merupakan ujian keimanan manusia selama di dunia. Manusia hidup di dunia
ini diuji oleh Allah atas tiga hal, yaitu harta, wanita, dan kedudukan atau jabatan.
Manusia diuji oleh Allah, tentang bagaimana cara harta itu diperoleh dan bagaimana
harta itu digunakan.
4. Harta merupakan bekal ibadah kepada Allah SWT. Manusia memerlukan harta untuk
menjalankan ibadah dengan khusyuk. Tanpa harta manusia akan mengalami kesulitan
dalam beribadah, misalnya dalam zakat, tanapa harta manusia akan kesulitan untuk
mengeluarkan zakat yang sesuai dengan syariat Islam.
Kepuasan manusia terhadap harta tidak pernah menemukan titik puas, karena
kebanyakan manusia tidak pernah puas dengan apa yang mereka dapatkan dan dengan
apa yang mereka punya, sehingga manusia selalu berusaha untuk mencari harta
meskipun mereka sudah mendapatkan apa yang mereka mau, manusia tetap berusaha
mencari cara agar masih bisa mendapatkan harta meskipun usia nya sudah menemukan
titik untuk pensiun.

Dengan berkembangnya teknologi dan ekonomi, perusahaan-perusahaan menyadari


akan hal itu, maka perusahaan membentuk dana pensiun sebagai solusi dari
permasalahan diatas, dana pensiun juga merupakan upaya perusahaan kepada
karyawannya sebagai rasa hormat dan loyalitasnya. Oleh karena itu, berdasarkan masalah
yang ada di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan dengan judul DANA
PENSIUN SYARIAH.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Jenis dan Status Hukum Dana Pensiun Syariah?
2. Bagaimana Pembentukan dan Tata Cara Pengesahan?
3. Bagaimana Kepengurusan Dana Pensiun Syariah?
4. Bagaimana Iuran Dana Pensiun Syariah?
5. Bagaimana Hak Peserta?
6. Bagaimana Kekayaan Dana Pensiun Syariah dan Pengelolaannya?
7. Bagaimana Pembubaran dan Penyelesaian Dana Pensiun?
8. Bagaimana Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah?
9. Bagaimana Pembinaan dan Pengawasan?

C. Tujuan
1. Untuk Memahami Jenis dan Status Hukum Dana Pensiun Syariah
2. Untuk Memahami Pembentukan dan Tata Cara Pengesahan
3. Untuk Memahami Kepengurusan Dana Pensiun Syariah
4. Untuk Memahami Iuran Dana Pensiun Syariah
5. Untuk Memahami Hak Peserta
6. Untuk Memahami Kekayaan Dana Pensiun Syariah dan Pengelolaannya
7. Untuk Memahami Pembubaran dan Penyelesaian Dana Pensiun
8. Untuk Memahami Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah
9. Untuk Memahami Pembinaan dan Pengawasan

A. Jenis dan Status Hukum Dana Pensiun Syariah

KHES Pendapat Lainnya

Pasal 620 Jenis dana pension: 1

Jenis dana pension terdiri atas: a. Berdasarkan pilihan pegawai


1) Pensiun normal, yaitu pension yang
a. Dana Pension Pemberi Kerja Syari’ah
diberikan untuk pegawai yang
dan atau
usianya telah mencapai usia pension
b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan
seperti yang ditetapan oleh
Syariah.
perusahaan. Usia pension normal
tersebut biasanya ditentukan dalam
suatu peraturan dana pension dimana
pegawai berhak untuk pension penuh.
Di Indonesia rata-rata usia pension
adalah 55-65 tahun untuk profesi
tertentu.
2) Pension dipercepat, yaitu biasanya
pegawai untuk pension lebih awal
sebelum mencapai usia pension
normalnya. Terkadang karena satu
dan alasan lain, pegawai mengajukan
permohonan kepada pemberi kerja
(perusahaan) agar masa pensiunnya
dipercepat, atau bahkan pension dapat
terjadi karena adanya pengurangan
karyawan diperusahaan tersebut.
3) Pensiun ditunda, menurut pasal 1 ayat

1
Tri Puji Lestari, Skripsi, Analisis Kesesuaian Penerapan Pengelolaan Dana Pensiun Syariah Terhadap Fatwa
DSN MUI Nomor 88/DSN-MUI/XI/2013, (Jakarta: UIN Jakarta, 2015), hal. 14-16.
13 UU No. 11 Tahun 1992 tentang
dana pension menjelaskan bahwa
pengertian pension ditunda ialah hak
atas manfaat pension bagi peserta
yang berhenti kerja sebelum
mencapai usia pension normal yang
ditunda pembayarannya sampai pada
saat peserta pension sesuai dengan
peraturan dana pension2, maksudnya
adalah bahwa pension ini diberikan
kepada pegawai yang meminta
pension sendiri, namun usia pension
belum memenuhi untuk pension.
Dalam hal tersebut, pegawai yang
mengajukan tetap keluar dan
pensiunnya baru dibayar pada saat
usia pension tercapai.
4) Pension cacat, Pensiun cacat itu
diberikan bukan karena usia peserta
akan tetapi disebabkan peserta
kecelakaan yang mengakibatkan cacat
tetap sehingga dianggap tidakmampu
melaksankan pekerjaannya.
Pembayaran pensiun biasanya
dihitung berdasarkan formula manfaat
pensiun normal dimana masa kerja
diakui seolah-olah sampai usia
pensiun normal.
b. Berdasarkan UU No. 11 Tentang Dana
Pensiun, dana pension digolongkan
menjadi beberapa jenis, yaitu:
1) Dana Pensiun Pemberi Kerja

2
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI), Edisi Keempat, hal 468.
Dana pensiun pemberi kerja yaitu
dana pensiun yang dibentuk oleh
orang atau badan yeng
memperkerjakan pegawai, selaku
pendiri untuk menyelenggarakan
program pensiun, bagi kepentingan
sebagian atau seluruh pegawainya
sebagai peserta dan yang
menimbulkan kewajiban terhadap
pemberi kerja. Dana pensiun pemberi
kerja dapat Menyelenggarakan
program pensiun manfaat pasti
(definet benefit program) maupun
program iuran pasti (defined
contribution program).

2) Dana Pensiun Lembaga Keuangan


Dana pensiun lembaga keuangan
adalah dana pensiun yang dibentuk
oleh perusahaan asuransi untuk
menyelenggarakan program pensiun
iuran pasti bagi perorangan, baik
pegawai maupun pekerja mandiri,
yang terpisah dari dana pensiun
pemberi kerja baik pegawai bank I
atau perusahaan asuransi jiwa yang
bersangkutan.

Jadi, jenis dana pension yang dijelaskan oleh


Tri Puji Lestari di skripsinya lebih rinci
daripada yang di KHES. Kemudian dalam
UU di atas terdapat kesamaan dengan KHES,
hanya saja UU tersebut menjelaskan jenis
dana pension saja tanpa ada kata ‘syariah’.
Pasal 621 Jenis program dana pension yang umumnya
digunakan diperusahaan swasta dan
Setiap pihak yang dengan atau tanpa iuran,
perusahaan milik negara maupun bagi
mengelola dan menjalankan program yang
karyawan pemerintah terdiri atas dua jenis,
menjanjikan sejumlah uang yang
yaitu:
pembayarannya dikaitkan dengan pencapaian
usia tertentu, wajib terlebih dahulu a. Program pension manfaat pasti (Defined
memperoleh pengesahan Menteri Keuangan Benefit Plan), adalah program pension
Republik Indonesia berdasarkan Undang- yang memberikan formula tertentu atas
undang, kecuali apabila program yang manfaat yang akan diterima peserta saat
menjanjikan dimaksud didasarkan pada mencapai usia pension. Manfaat yang
Undang-undang tersendiri. diperoleh pada saat pension diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Program Iuran Pasti (Defined
Contribution Plan), yaitu program
pension yang menetapkan besarnya iuran
karyawan dan perusahaan (pemberi
kerja). Sementara itu, manfaat yang akan
diterima karyawan dihitung berdasarkan
akumulasi iuran ditambah dengan hasil
pengembangan atau investasinya.
Besarnya iuran peserta dapat ditetapkan
terlebih dahulu, tetapi hasilnya atau
manfaat pension yang akan diperolehnya
belum dapat diketahui sebab hal tersebut
akan sangat bergantung kepada lamanya
seseorang menyetor dari hasil
pengembangan iuran tersebut.3

B. Pembentukan dan Tata Cara Pengesahan

3
Hilmi Syaibiah, Skripsi. Analisis Hukum Islam Terhadap Manajemen Risiko Dana Pensiun Syariah di Bisnis
Jasa Keuangan Syariah Alhambra Surabaya. (Surabaya: UIN Surabaya, 2011), Hal. 45-46.
KHES Pendapat Lainnya

Pasal 622 Dana pensiun Syariah atau Dana Pensiun


Lembaga Keuangan merupakan salah satu
Pembentukan dana pension pemberi kerja
jenis dana pensiun sesuai dengan Undang-
syariah didasarkan pada:
Undang No. 11 tahun 1992 tentang dana
a. Pernyataan tertulis pendiri yang pensiun. Sejauh ini program pensiun syariah
menyatakan keputusannya untuk di Indonesia masih dilaksanakan secara
mendirikan dana pension syariah dan terbatas oleh DPLK di beberapa bank dan
memberlakukan peraturan dana pension asuransi syariah, salah satu di antaranya
syariah; adalah Dana Pensiun Bank Muamalat.
b. Peraturan dana pension syariah yang Umumnya, produk DPLK syariah ini
ditetapkan oleh pendiri; dan merupakan salah satu produk penghimpunan
c. Penunjukan pengurus, Dewan Pengawas dana yang ditawarkan oleh bank atau
Syariah, dan penerima titipan. asuransi syariah untuk memberikan jaminan
kesejahteraandi hari tua atau di akhir masa
jabatan karyawan atau pun nasabahnya.
Prosedur yang dilalui oleh peserta program
DPLK syariah, umumnya adalah sebagai
berikut:

a. Peserta merupakan perorangan atau


badan usaha
b. Usia minimal 18 tahun atau telah
menikah
c. Membayar iuran tambahan berupa premi
bagi peserta program dana pensiun plus
asuransi jiwa
d. Memenuhi semua akad yang ditetapkan
oleh DPLK syariah.
e. Menyerahkan foto copy kartu identitas
diri dan kartu keluarga
f. Iuran bulanan dengan minimum jumlah
tertentu, misalnya RP 100.000,
g. Membayar biaya pendaftaran

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Nomor 14/POJK.05/2016 tentang
pengesahan pendirian dana pension lembaga
keuangan dan perubahan peraturan dana
pension dari dana pension lembaga keuangan
pada Bab II pasal 2 terkait syarat-syarat bank
atau perusahaan yang ingin mendirikan
lembaga keuangan harus:

a. Berbentuk badan hukum Indonesia dan


berkantor pusat di Indonesia
b. Paling singkat dalam 1 (satu) tahun
terakhir sebelum mengajukan
permohonan, dinyatakan sehat oleh OJK,
dan
c. Memiliki kesiapan untuk
menyelenggarakan dana pension lembaga
keuangan.

Pasal 623-624 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Nomor 14/POJK.05/2016 tentang
Dalam hal dana pensiun syariah dibentuk
pengesahan pendirian dana pension lembaga
untuk menyelenggarakan program pensiun
keuangan dan perubahan peraturan dana
bagi karyawan lebih dari 1 (satu) pemberi
pension dari dana pension lembaga keuangan
kerja, maka pembentukannya didasarkan
pada Bab II pasal 2 terkait syarat-syarat bank
pada:
atau perusahaan yang ingin mendirikan
a. Pernyataan tertulis pendiri yang lembaga keuangan harus: 4
menyatakan keputusannya untuk
a. Berbentuk badan hukum Indonesia dan
mendirikan dana pensiun syari'ah,
berkantor pusat di Indonesia
memberlakukan peraturan dana pensiun

4
Salinan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 14/POJK.05/2016.
syariah dan menegaskan persetujuannya b. Paling singkat dalam 1 (satu) tahun
atas keikutsertaan karyawan mitra pendiri terakhir sebelum mengajukan
syari'ah; permohonan, dinyatakan sehat oleh OJK,
b. Pernyataan tertulis mitra pendiri syariah dan
yang menyatakan kesediaan nya untuk c. Memiliki kesiapan untuk
tunduk pada peraturan dana pensiun menyelenggarakan dana pension lembaga
syariah yang ditetap kan pendiri bagi keuangan.
kepentingan karyawan mitra pendiri yang
memenuhi persyaratan untuk menjadi
peserta, serta pemberian kuasa penuh
kepada pendiri untuk melaksanakan
peraturan dana pension syariah
c. Peraturan dana pension syariah yang
ditetapkan oleh pendiri
d. Penunjukan pengurus syariah, Dewan
Pengawas Syariah dan penetima titipan.

C. Kepengurusan Dana Pensiun Syariah

KHES Pendapat Lainnya

Pasal 628-630 Program dana pensiun di Indonesia


dilaksanakan oleh lembaga pemerintah
1. Pengurus syariah ditunjuk oleh dan
maupun swasta. Pelaksana dana pensiun
bertanggung jawab kepada pendiri dana
pemerintah di Indonesia antara lain
pension syariah.
Jamsostek, suatu program kontribusi tetap
2. Pihak yang berwenang dapat menetapkan
wajib untuk karyawan swasta dan BUMN di
ketentuan dan persyaratan bagi orang atau
bawah Departemen Tenaga Kerja dan
badan usaha, yang dapat ditunjuk sebagai
Transmigrasi. Namun, Departemen
pengurus syariah.
Keuangan memegang peranan da lam
3. Pengurus bertanggung jawab atas
pengawasannya (Undang-undang No.
pelaksanaan peraturan dana pension
3/1992). TASPEN, yaitu tabungan pensiun
syariah, pengelolaan dana pension
pegawai negeri sipil dan program pensiun
syariah serta melakukan tindakan hukum
untuk dan atas nama dana pension swasta (dana pensiun lembaga keuangan dan
syariah, dan mewakili dana pension dana pensiun yang disponsori pemilik usaha)
syariah di dalam dan di luar pengadilan. yang ditanggungjawabi oleh Departemen
Keuangan (Keputusan presiden No. 8/1997),
dan ASABRI dana pensiun angkatan
bersenjata, berada di bawah Departemen
Pertahanan (Keputusan Presiden No. 8/1977).
Ketiga program ini diatur melalui ketentuan
hukum yang ber beda-beda. Di samping itu,
ada pula UU No. 40/2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional yang terbit tahun
2004. Dalam UU itu, upaya mewujudkan
kesejahteraan (memberantas kemiskinan)
diupayakan dengan mewujudkan rasa aman
bagi setiap penduduk Indonesia, sejak lahir
hingga ke liang kubur, dalam bentuk program
perlindungan sosial di bidang kesehatan,
kecelakaan kerja, hari tua, pensiun, dan
kematian. 5

Pasal 631 Dalam surat edaran OJK Nomor


5/SEOJK.05/2018 tentang bentuk dan
1. Tugas dan wewenang Dewan Pengawas
susunan laporan berskala dana pension
Syariah adalah:
berdasarkan prinsip syariah menjelaskan
a. Oleh pengurus; dan
bahwa Dewan Pengawas Syariah (DPS)
b. Menyampaikan laporan tahunan
adalah dewan yang bertanggung jawab
secara tertulis atas hasil pengawasan
memberikan nasihat dan saran serta
kepada pendiri, dan salinannya
mengawasi pemenuhan prinsip syariah dalam
diumumkan agar peserta
penyelenggaraan program pension
mengetahuinya.
berdasarkan prinsip syariah.6
2. Tugas dan wewenang Dewan Pengawas
Syariah diatur lebih lanjut oleh Dewan

5
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi Kedua (Jakarta: Kencana, 2018) Hal. 291.
6
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.05/2018.
Syariah Nasional.

D. Iuran Dana Pensiun Syariah

KHES Pendapat lainnya


Pasal 633-636 Skema pengelolaan dana pensiun Syariah
(1) Iuran dana pensiun pemberi kerja syariah sumber dana terdiri dari iuran anggota dan
berupa: a. iuran pemberi kerja syariah dan iuran dari pemberi kerja dengan mengunakan
peserta syari’ah; atau b. iuran pemberi kerja akad wakalah, serta dana tersebut
syari'ah. (2) Seluruh iuran pemberi kerja diinvestasikan secara prinsip Syariah;
syariah dan peserta syariah serta setiap hasil selanjutnya dana pensiun Syariah akan
investasi syariah yang diperoleh harus disetor diambil untuk biaya operasional Lembaga
kepada dana pensiun syariah. Dana Pensiun Syariah serta akan
dikembalikan dalam bentuk-bentuk manfaat
dana pensiun Syariah kepada peserta pensiun
atau ahli waris yang sudah ditunjuk oleh
peserta pensiun.7

E. Hak Peserta

KHES Pendapat lainnya


Pasal 637-645 Tujuan utama diajukannya UndangUndang
Setiap karyawan yang memenuhi syarat Pensiun adalah untuk menetapkan hak
kepesertaan dalam Dana Pensiun Syariah peserta, menyediakan standar peraturan, yang
yang didirikan oleh perusaaan, berhak dapat menjamin diterimanya manfaat-
menjadi peserta apabila telah berusia paling manfaat pensiun pada waktunya, untuk
sedikit 18 (delapan belas) tahun atau telah memastikan bahwa manfaat pensiun
kawin, dan telah memiliki masa kerja digunakan sebagai sumber penghasilan yang
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun. berkesinambungan bagi para pensiun, untuk
memberikan pengaturan yang tepat untuk
dana pensiun, untuk mendorong mobilisasi
tabungan dalam bentuk dana pensiun jangka

7
Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal Volume 3 Nomor 2
panjang, dan untuk memastikan bahwa dana
tersebut tidak ditahan dan digunakan oleh
perusahaan atau pengusaha untuk investasi-
investasi yang mungkin berisiko dan tidak
sehat, tetapi akan mengalir ke pasar-pasar
keuangan dan tunduk pada persyaratan
tentang penanggulangan risiko.8

F. Kekayaan Dana Pensiun Syariah dan Pengelolaannya

Pasal 646 Besarnya manfaat pensiun tergantung dari


Kekayaan Dana Pensiun Syariah dihimpun hasil pengembangan kekayaan dana pensiun.
dari: Iuran ditanggung bersama oleh karyawan dan
a. Iuran perusahaan/Pemberi Kerja Syari'ah. perusahaan pemberi kerja. Jadi sifatnya
b. Iuran peserta. mirip tabungan, namun memiliki kelebihan
c. Hasil investasi syari'ah. fasilitas penundaan pajak dari pemerintah.
d. Pengalihan dari Dana Pensiun Syariah lain Besar iuran baik dari pemberi kerja maupun
peserta ditetapkan dalam Peraturan Dana
Pensiun.
Dana Pensiun lembaga keuangan hanya
dapat menjalankan program pensiun iuran
pasti. Program ini terutama diperuntukkan
bagi para pekerja perorangan atau mandiri,
seperti pengacara, konsultan, perusahaan
perorangan. Mereka memperoleh
penghasilan bukan berasal dari pemberi
kerja melainkan dari usahanya sendiri.
Pembentukan Dana Pensiun lembaga
keuangan memberikan kesempatan kepada
peserta untuk mempersiapkan diri
menghadapi masa di mana mereka sudah

8
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga, hlm. 292
tidak dapat mengandalkan pekerjaan yang
salama ini dilakukkannya.9
Pasal 647 Jadi pengelolaan Dana Pensiun dapat
1. Pengelolaan kekayaan dana pensiun dilakukan oleh pemberi kerja (DPPK) dan
syariah harus dilakukan pengurus sesuai lembaga keuangan (DPLK). Perusahaan
dengan: mempunyai beberapa alternatif. Alternatif
a. Arahan investasi yang digariskan oleh ini disesuaikan dengan tujuan perusahaan
pendiri. tanpa menghilangkan hak karyawannya.
b. Ketentuan tentang investasi yang Alternatif yang dapat dipilih antara lain:
ditetapkan oleh menteri 1. Mendirikan sendiri dana pensiun bagi
2. Dalam hal Dana Pensiun Syariah karyawannya;
menyelenggarakan Program Pensiun Iuran 2. Mengikuti program pensiun yang
Pasti Syari'ah, arahan investasi syariah diselenggarakan oleh dana pensiun
ditetapkan oleh pendiri bersama dewan lembaga keuangan lain;
pengawas. 3. Bergabung dengan dana pensiun yang
3. Arahan investasi syariah dapat diubah, dan didirikan oleh pemberi kerja lain;
perubahan dimaksud wajib disampaikan 4. Mendirikan dana pensiun secara
kepada Menteri selambatlambatnya 30 bersama-sama dengan pemberi kerja
(tiga puluh) hari sejak tanggal lainnya.
ditetapkannya perubahan. Selanjutnya penyelenggara dana pensiun
4. Dengan persetujuan pendiri dan Dewan lembaga keuangan dapat pula dilakukan
Pengawas Syari'ah, pengelolaan kekayaan oleh bank umum atau asuransi jiwa
Dana Pensiun Syariah dapat dialihkan setelah mendapat pengesahan dari Menteri
oleh pengurus kepada Lembaga Keuangan Keuangan (DPLK).10
Syariah yang memenuhi ketentuan.
5. Kekayaan Dana Pensiun Syariah yang
disimpan pada penerima titipan Syariah
hanya dapat ditarik atau dialihkan atas
perintah pengurus.
6. Tanggung jawab pembayaran manfaat
pensiun kepada peserta atau pihak yang

9
Abdul Ghofur Anshori, Penerapan Prinsip Syariah: Dalam Lembaga Keuangan, Lembaga
Pembiayaan dan Perusahaan Pembiayaan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 91.
10
Kasmir, Bank dan Lembaga....., 310-311.
berhak atas manfaat pensiun dapat
dialihkan pengurus dengan menawarkan
margin dari perusahaan ta’min jiwa, yang
selanjutnya bertanggung jawab untuk
melakukan pembayaran dimaksud.
7. Pengurus dari Dana Pensiun Syariah yang
menyelenggarakan Program Pensiun Iuran
Pasti Syariah wajib mengalihkan tanggung
jawab kepada perusahaan ta’min jiwa
syariah yang dipilih oleh peserta atau
pihak yang berhak atas manfaat pensiun.
Pasal 648 Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) adalah
1. Dana Pensiun Syariah tidak program pensiun yang iurannya ditetapkan
diperkenankan melakukan pembayaran, dalam peraturan dana pensiun dan seluruh
kecuali pembayaran yang ditetapkan iuran serta hasil pengembangannya
dalam peraturan Dana Pensiun Syari'ah. dibukukan pada rekening masing-masing
2. Dana Pensiun Syariah tidak peserta sebagai manfaat pensiun. 11
diperkenankan meminjam atau
mengagunkan kekayaannya sebagai
jaminan atas suatu pinjaman
Pasal 649 Dalam rangka penyelenggaraan kegiatan
1. Kekayaan Dana Pensiun Syariah tidak investasi dan non investasi, dana pensiun
dapat dipinjamkan atau diinvestasikan, syariah boleh melakukan perjanjian (akad)
baik secara langsung maupun tidak dengan pihak lain berdasarkan syariah yang
langsung, pada surat berharga yang tidak bertentangan dengan peraturan
diterbitkan oleh, atau pada tanah dan perundang-undangan yang berlaku. 12
bangunan yang dimiliki atau yang
dipergunakan oleh orang atau badan yang
tersebut di bawah ini:
a. Pengurus, pendiri, mitra pendiri atau
penerima titipan;

11
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 88/DSN-MUI/XI/2013 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah, 2013, h. 7-9.
12
Ibid, h. 13-14.
b. Badan usaha yang lebih dari 25% (dua
puluh lima perseratus) sahamnya
dimiliki oleh orang atau badan yang
terdiri dari pendiri, mitra pendiri,
pengurus, penerima titipan, atau serikat
kerja yang anggotanya adalah peserta
Dana Pensiun Syariah yang
bersangkutan; dan
c. Pejabat atau direktur dari badan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b, serta keluarganya sampai derajat
kedua menurut garis lurus maupun
garis ke samping, termasuk menantu
dan ipar.
2. Penyewaan tanah, bangunan atau harta
tetap lainnya milik Dana Pensiun Syariah
kepada pihak lain, hanya dapat dilakukan
sepanjang hal tersebut melalui transaksi
yang didasarkan pada prinsip syariah dan
harga pasar yang berlaku.
3. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) tidak berlaku bagi investasi Dana
Pensiun Syariah dalam bentuk surat
berharga yang diperdagangkan di Pasar
Modal Syariah di Indonesia, dengan
memenuhi ketentuan tentang investasi
Syariah yang ditetapkan pejabat yang
berwenang.
4. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) berlaku pula bagi kekayaan Dana
Pensiun Pemberi Kerja Syariah yang
dikelola oleh suatu lembaga keuangan
Syariah.
5. Perusahaan Dana Pensiun Syariah dapat
menginvestasikan sebanyak-banyaknya
50% (lima puluh perseratus) dari
kekayaannya dalam bentuk saham biasa
pada perusahaan pendiri atau mitra
pendiri.

G. Pembubaran dan Penyelesaian Dana Pensiun

Pasal 650 Berdasarkan Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang


1. Pembubaran Perusahaan Dana Pensiun Dana Pensiun, dalam jangka waktu 3 (tiga)
Syariah dapat dilakukan berdasarkan bulan sejak diterimanya permohonan
permintaan pendiri kepada pejabat yang pengesahandana pensiun secara lengkap
berwenang. dan benar, maka OJK wajib mengesahkan
2. Perusahaan Dana Pensiun Syariah dapat permohonan pendirian dana pensiun. Segala
dibubarkan apabila pejabat yang bentuk penolakan pengesahan permohonan,
berwenang berpendapat bahwa Dana harus disertai alasan penolakan.
Pensiun Syariah tidak dapat memenuhi Dengan demikian, sejak diperolehnya
kewajibannya kepada peserta, pensiunan pengesahan dari OJK itulah yang
dan pihak lain yang berhak, atau dalam hal menjadikan dana pensiun sebagai badan
terhentinya iuran dinilai dapat hukum dalam arti formil. 13
membahayakan keadaan keuangan Dana
Pensiun Syariah di maksud.
3. Apabila pendiri perusahaan Dana Pensiun
Syariah bubar, maka perusahaan Dana
Pensiun Syariah bubar.
Pasal 651 Peraturan Dana Pensiun (PDP) merupakan
1. Pembubaran Perusahaan Dana Pensiun dasar penyelenggaraan dana pensiun, ibarat
Syariah ditetapkan oleh pejabat yang Anggaran Dasar pada perseroan terbatas
berwenang yang sekaligus menunjuk yang dimuat dalam akta notaris.Di
likuidator, untuk melaksanakan tindakan dalamnya memuat ketentuan-ketentuan yang
yang diperlukan dalam jangka waktu yang menjadi dasar kegiatan program pensiun.

13
http://journal.ubaya.ac.id/index.php/yustika.
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Pasal 10 Undang-Undang Dana Pensiun
2. Pengurus Dana Pensiun Syariah dapat mengamanatkan kepada Menteri Keuangan
ditunjuk sebagai likuidator (OJK) untuk menetapkan ustu regulasi dan
3. Biaya yang timbul dalam rangka persyaratan badan hukum yang dapat
pembubaran Dana Pensiun Syariah di ditunjuk sebagai pengurus. Secara garis
bebankan pada Dana Pensiun Syari'ah besar, sesuai Pasal 4 PP No.76/1992 tentang
Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Pasal 4 PP
No.77/1992 tentang Dana Pensiun
Lembaga Keuangan, PDP minimal harus
memuat: nama dana pensiun, nama pendiri,
karyawanyang berhak menjadi peserta,
tanggal pembentukan, maksud dan tujuan
pendirian dana pensiun, mekanisme
penunjukan dan pergantian beserta
tanggungjawab pengurus dan dewan
pengawas, sumber kekayaan dana
pensiun, syarat peserta, besaran iuran
peserta, mekanisme pembayaran manfaat
pensiun, tata cara perubahan PDP, dan tata
cara pembubaran dan penyelesaian dana
pensiun.
Pasal 652 Pendiri DPLK Syariah bertindak sebagai
1. Likuidator mempunyai tugas dan pengurus dari DPLK Syariah dan
wewenang untuk: bertanggung jawab atas pengelolaan investasi
a. Melakukan segala perbuatan hukum syariah da DPLK Syariah yang ditetapkan
untuk dan atas nama Dana Pensiun oleh pejabat yang berwenang;14
Syariah serta mewakilinya di dalam
dan di luar Pengadilan
b. Melakukan pencatatan atas segala
kekayaan dan kewajiban Dana Pensiun
Syari'ah.

14
Rahmah, T. K., Abdurrahman, A., & Nurhasanah, N. (2016). Analisis Hukum Islam tentang
Penerapan Fatwa DSN MUI Nomor 88/DSN-MUI/XI/2013 pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.(Studi Kasus Bank Muamalat KCP Salman ITB).
c. Menentukan dan memberitahukan
kepada setiap peserta pensiunan dan
ahli waris yang berhak, mengenai
besarnya hak yang dapat diterima dari
dana Pensiun Syari'ah
2. Likuidator menyampaikan rencana kerja
dan mengusulkan tata cara penyelesaian
likuidasi kepada pejabat yang berwenang
dan melaksanakan proses penyelesaian
setelah mendapat persetujuan pejabat yang
berwenang.
Pasal 653 Dalam hal Bank Syariah atau perusaan
1. Sebelum proses likuidasi selesai, pemberi ta’min jiwa syariah pendiri DPLK Syariah
kerja/perusahaan tetap bertanggung jawab bubar, dan pejabat yang berwenang
atas iuran yang terutang sampai pada saat menunjuk likuidator untuk melakukan
Dana Pensiun Syariah dibubarkan sesuai penyelesaian;15
dengan ketentuan tentang pendanaan dan
solvabilitas yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.
2. Pengembalian kekayaan Dana Pensiun
Syariah kepada pemberi kerja, dilarang.
3. Setiap kelebihan kekayaan atas kewajiban
pada saat pembubaran harus dipergunakan
untuk meningkatkan manfaat pensiun bagi
peserta sampai maksimum yang
ditetapkan pejabat yang berwenang.
4. Dalam hal masih terdapat kelebihan dana
sesudah peningkatan manfaat sampai batas
maksimum sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) maka sisa dana tersebut harus
dibagikan kepada peserta, pensiun dan

15
Shofy, M. (2019). Kajian Fatwa DSN-MUI No. 88/DSN-MUI/XI/2013 Tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Hukum Ekonomi Syariah Studi Analisis Dan
Penerapannya Pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah Bank Muamalat.
pihak yang berhak atas manfaat pensiun.
Pasal 654 Harta atau kekayaan DPLK Syariah harus
Dalam pembagian kekayaan Dana Pensiun dikecualikan dari setiap tuntutan hukum atas
Syariah yang dilikuidasi, hak peserta dan hak kekayaan bank atau pendiri DPLK Syariah.
pensiunan atau ahli warisnya merupakan hak
utama.
Pasal 655 Likuidator Bank Syariah pendiri DPLK
Likuidator wajib melaporkan pelaksanaan Syariah yang bubar dapat ditunjuk sebagai
dan penyelesaian likuidasi kepada pejabat likuidator DPLK Syariah;
yang berwenang.
Pasal 656 Dalam hal ini pelaksanaan dana pensiun
1. Likuidator wajib mengumumkan hasil syariah secara akad sudah sesuai dengan apa
penyelesaian likuidasi yang telah disetujui yang ditentukan oleh fatwa DSN-MUI.
pejabat yang berwenang. Namun demikian, perlu peningkatan dan
2. Status badan hukum Dana Pensiun pengembangan dalam hal investasi sehingga
berakhir terhitung sejak tanggal pengelolaan dana pensiun terus berkembang
pengumuman sebagaimana dimaksud dan memberikan hasil kontribusi yang lebih
dalam ayat (1). baik bagi para peserta dana pensiun syariah.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah
memiliki beberapa ketentuan. 16

H. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah

Kompilasi HES Pendapat Lainnya


Pasal 657 Program Pensiun Iuran Pasti yaitu program
pensiun yang menetapkan besarnya iuran
1. Dana Pensiun Lembaga Keuangan karyawan dan perusahaan dimana manfaat
Syariah hanya dapat menyelenggarakan yang akan diterima karyawan dihitung
Program Pensiun Iuran Pasti Syari’ah berdasarkan akumulasi iuran ditambah
dengan hasil pengembangan atau

16
Lestari, T. P. (2013). Analisis Kesesuaian Penerapan Pengelolaan Dana Pensiun Syariah Terhadap
Fatwa DSN MUI Nomor 88/DSN-MUI/XI/(Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri Pusat).
2. Bank Syariah dan perusahaan ta’min jiwa investasinya. Besarnya manfaat pensiun
syariah dapat bertindak sebagai pendiri tergantung dari hasil pengembangan
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah kekayaan dana pensiun. Iuran ditanggung
dengan memenuhi ketentuan yang bersama oleh karyawan dan perusahaan
ditetapkan pemberi kerja.

3. Untuk dapat mendirikan Dana Pensiun Ketentuan luran Program Pensiun Iuran
Lembaga Keuangan, bank atau perusahaan Pasti (PPIP) pada Dana Pensiun Lembaga
ta’min´ jiwa wajib mengajukan permohonan Keuangan (DPLK) antara lain:
pengesahan kepada pejabat yang 1) Pemberi Kerja dan/atau Peserta
berwenang, dengan melampirkan peraturan menyisihkan dana untuk iuran
Dana Pensiun penyelenggaraan program pensiun
peserta, dan menyerahkannyakepada
Dana Pensiun Syariah dengan akad
Wakalah bil Ujrah; sertamengacu
pada peraturan perundangan dana
pensiun;
2) Dalam hal vesting right, akad hibah
dari Pemberi Kerja kepadaPeserta
akan berlaku apabila syarat-
syaratnya telah terpenuhi
sesuaikesepakatan dan/atau
ketentuan yang ditentukan Pemberi
Kerja yangsubstansinya sesuai
dengan syariah dan/atau peraturan
perundang -undangan
3) Dalam hal locking in, dana hibah
dari Pemberi Kerja berikut hasil
pengelolaannya, sudah menjadi
milik Peserta tapi belum bisadiambil
berdasarkan akad Hibah
Muqayyadah
4) Peserta berhak menarik dana
miliknya dari Dana Pensiun
Syariah,dan Dana Pensiun Syariah
wajib menunaikannya, pada saat
Pesertayang bersangkutan mencapai
usia pensiun yang ditetapkan dalam
Peraturan Dana Pensiun (pensiun
dipercepat, normal, atau ditunda)
5) Apabila peserta meninggal dunia,
maka manfaat pensiun
diberikankepada pihak yang ditunjuk
dengan syarat tidak bertentangan
dengan prinsip syariah
Pasal 658-660 Dana pensiun menurut UU No. 11 Tahun
1992 tentang Dana Pensiun dapat
Pasal 658 digolongkan dalam dua jenis, yaitu Dana
Setiap perubahan atas peraturan Dana pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun
Pensiun Syariah wajib mendapatkan Lembaga Keuangan.
pengesahan dari pejabat yang berwenang
Pendirian DPPK dan DPLK ini harus
Pasal 659 mendapatkan pengesahan dari Menteri
1. Kepesertaan dalam Dana Pensiun Keuangan.
Lembaga Keuangan Syariah terbuka bagi
perorangan baik karyawan maupun pekerja Bagi dana pensiun yang beroperasi secara
mandiri. syariah, maka kebijakan investasi harus
2. Peserta berhak atas iurannya, termasuk di memenuhi prinsip-prinsip syariah. Investasi
dalamnya iuran pemberi kerja atas nama hanya boleh dilakukan pada instrumen-
peserta, apabila ada ditambah dengan hasil instrumen yang dibenarkan menurut Fatwa
pengembangannya, terhitung sejak tanggal DSN-MUI.
kepesertaannya yang dibukukan atas nama Dana pensiun syariah harus mengelola dan
peserta pada Dana Pensiun Lembaga menginvestasikan dananya pada portofolio
Keuangan Syari'ah. instrumen syariah. Hampir seluruh investasi
3. Dalam hal peserta meninggal dunia, maka yang ditentukan oleh Peraturan Menteri
hak peserta menjadi hak ahli warisnya Keuangan di atas sudah tersedia dalam
bentuk instrumen syariah.
Pasal 660
Pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan Prosedur yang dilalui oleh peserta program
Syariah bertindak sebagai pengurus dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah syariah, umumnya yaitu:
dan bertanggung jawab atas pengelolaan 1. Peserta merupakan perorangan atau
investasi syariah dari Dana Pensiun badan usaha
Lembaga Keuangan Syariah dengan 2. Usia minimal 18 tahun atau telah
memenuhi ketentuan tentang investasi menikah
syariah yang ditetapkan oleh pejabat yang 3. Mengisi formulir pendaftaran
berwenang kepesertaan DPLK syariah
4. Iuran bulanan dengan minimum
jumlah tertentu, misalnya RP
100.000,-
5. Menyerahkan foto copy kartu
identitas diri dan kartu keluarga
6. Membayar biaya pendaftaran
7. Membayar iuran tambahan berupa
premi bagi peserta program dana
pensiun plus asuransi jiwa
8. Memenuhi semua akad yang
ditetapkan oleh DPLK syariah.

Para peserta DPLK syariah memiliki


beberapa hak sebagai berikut:
1. Menetapkan sendiri usia pensiun
umumnya antara usia 45 s/d 65
tahun.
2. Batas menentukan pilihan atau
perubahan jenis investasi.
3. Melakukan penarikan sejumlah
iuran tertentu selama masa
kepesertaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4. Mendapatkan informasi saldo dana
pensiun atau statement setiap
periode tertentu, misalnya 6 bulan
atau melalui telepon setiap saat
diinginkan.
5. Menunjuk dan mengganti pihak
yang ditunjuk sebagai ahli
warisnya.
6. Memilih perusahaan asuransi jiwa,
guna memperoleh pembayaran
dana pensiun bulanan.
7. Mengalihkan kepesertaan ke DPLK
lain.
8. Memperoleh manfaat pensiun.
Pasal 661
1. Dalam hal bank Syariah atau perusahaan
ta’min jiwa syariah sebagai pendiri Dana
Pensiun Lembaga Keuangan Syariah bubar,
maka Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Syariah bubar, dan pejabat yang berwenang
menunjuk likuidator untuk melakukan
penyelesaian.
2. Likuidator bank Syariah atau perusahaan
ta’min jiwa pendiri Dana Pensiun Lembaga
Keuangan Syariah yang bubar dapat
ditunjuk sebagai likuidator Dana Pensiun
Lembaga Keuangan Syari’ah.
Pasal 662 Pendanaan suatu program pensiun akan
menyebabkan terjadinya akumulasi
Kekayaan Dana Pensiun Lembaga kekayaan yang nantinya digunakan untuk
Keuangan Syariah harus dikecualikan dari membayar manfaat pensiun dan biaya
setiap tuntutan hukum atas kekayaan bank administrasi. Penggunaan secara produktif
atau perusahaan ta’min jiwa syariah pendiri atas kekayaan dana pensiun akan
DPLK Syari’ah. mengurangi biaya-biaya langsung suatu
program pensiun manfaat pasti dan
meningkatkan manfaat pensiun yang dapat
dibayarkan bagi pensiun iuran pasti.

Dana Pensiun biasanya mengembangkan


suatu kebijakan investasi tertulis dalam
pengelolaan kekayaannya. Namun tidak
semua program pensiun memiliki kebijakan
investasi formal, kalaupun ada biasanya
relatif sederhana dan banyak didelegasikan
kepada perusahaan investasi atau
perusahaan syariah.
Lembaga pensiun syariah yang berkembang
pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Syariah (DPLK) diantaranya adalah Bank
Muamalat, Manulife (Principal Indonesia),
Allianz, BNI, dan PT Asuransi Takaful
Keluarga.

I. Pembinaan dan Pengawasan

KOMPILASI HES
Pasal 663 Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah
Dewan yang bertanggung jawab
1. Pembinaan dan pengawasan terhadap memberikan nasihat dan saran serta
perusahaan Dana Pensiun Pemberi Kerja mengawasi pemenuhan Prinsip Syariah
(DPPK) Syariah dan Dana Pensiun dalam penyelenggaraan Program Pensiun.
Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah Berdasarkan prinsip syariah. Dewan Syariah
dilakukan oleh pejabat yang berwenang. Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN
2. Pembinaan dan pengawasan meliputi MUI) adalah lembaga islam dengan tugas
pengelolaan kekayaan Dana Pensiun dan fungsi untuk menetapkan fatwa dan
Syariah dan penyelenggaraan program mengawasi penerapannya dalam rangka
pensiun, baik dalam segi keuangan maupun menumbuhkembangkan usaha bidang
teknis operasional. keuangan, bisnis dan ekonomi syariah di
Indonesia.
Otoritas Jasa Keuangan disingkat OJK
adalah lembaga yang independen,
pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21
tahun 2011 tentang otoritas jasa keuangan.
Aturan mengenai DPS diatur dalam Pasal
22 Otoritas Jasa Keuangan

Menurut Undang-Undang Pasal 29 No. 11


tahun 1992 tentang Dana Pensiun, bahwa
kekayaan dana pensiun menjadi:
a. Iuran pemberi kerja
b. Iuran peserta
c. Hasil investasi
d. Pengalihan dari dana pensiun lain.
Pasal 664 Manfaat Pensiun adalah pembayaran yang
diserahkan kepada penerima pada saat dan
1. Dana Pensiun Syariah wajib dikelola dengan cara yang ditetapkan dalam
dengan memperhatikan kepentingan peserta Peraturan Dana Pensiun serta tidak
serta pihak lain yang berhak atas manfaat bertentangan dengan prinsip syariah
pensiun sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan Dana Pensiun Syari'ah. Peraturan Dana Pensiun yaitu peraturan
2. Perusahaan Dana Pensiun Syariah wajib yang berisi ketentuan yangmenjadi dasar
diselenggarakan sesuai dengan peraturan pengelolaan dan penyelenggaraan pensiun
Dana Pensiun Syariah dan wajib memenuhi
ketentuan-ketentuan yang berlaku. Penerima manfaat pensiun terdiri dari
Peserta, isteri/suami dari peserta, anak-anak
yang sah dari peserta, atau pihak lain yang
ditunjuk oleh peserta, sebagaimana diatur
dalam Peraturan Dana Pensiun;

Ketentuan Manfaat Pensiun PPMP menurut


DSN MUI
a. Iuran Peserta dan/atau dana hibah
dari Pemberi Kerja yang dikelola
Dana Pensiun Syariah beserta hasil
investasinya, menjadi milik Peserta
apabila telah dipenuhi persyaratan
yang ditentukan Pemberi Kerja
dan/atau disepakati dalam perjanjian
yang tidak bertentangan dengan
syariah dan peraturan perundang-
undangan;
b. Serahterima manfaat pensiun harus
didasarkan pada kesepakatan sesuai
prinsip syariah dan tidak
bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 665-666 Kepengurusan Dana Pensiun Syariah diatur


mengenai Dewan Pengawas Syariah.
1. Setiap perusahaan Dana Pensiun Syariah Keanggotaan DPS terdiri dari wakil-wakil
wajib menyampaikan laporan berkala pemberi kerja syariah dan peserta dengan
mengenai kegiatannya kepada pejabat yang jumlah yang sama. Anggota DPS diangkat
berwenang yang terdiri dari: Laporan oleh Pendiri dan ia tidak dapat merangkap
keuangan yang telah diaudit oleh akuntan sebagai pengurus.
publik dan Laporan teknis yang disusun Tugas dan wewenang DPS yang diatur
oleh pengurus atau oleh pengurus dan dalam KHES meliputi:
aktuaris sesuai ketentuan yang ditetapkan 1. Melakukan pengawasan atas
oleh pejabat yang berwenang pengelolaan dana pensiun syariah
oleh pengurus, dan
2. Dalam melakukan pembinaan dan 2. Menyampaikan laporan tahunan
pengawasan, pejabat yang berwenang secara tertulis atas hasil
melakukan pemeriksaan langsung terhadap pengawasannya kepada pendiri dan
Dana Pensiun Syari'ah dan dapat menunjuk salinannya diumumkan agar peserta
akuntan publik dan/atau aktuaris. mengetahuinya.
DPS juga dapat menunjuk akuntan publik
3. Dana Pensiun Syariah yang untuk melakukan audit laporan keuangan
menyelenggarakan Program Pensiun dana pensiun syariah yang dilakukan setiap
Manfaat Pasti Syariah wajib memiliki tahun. Tugas dan wewenan DPS diatur lebih
laporan aktuaris yang harus disampaikan lanjut oleh Dewan Syariah Nasional.
kepada pejabat yang berwenang sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun sekali atau apabila Program pensiun manfaat pasti adalah
dilakukan perubahan terhadap peraturan program pensiun yang manfaatnya
Dana Pensiun Syari'ah ditetapkan dalam peraturan dana pensiun
atau program pensiun lain yang bukan
4. Laporan aktuaris harus menyatakan: merupakan program pensiun iuran pasti.
a. Besarnya iuran yang diperlukan untuk
membiayai program pensiun; Adapun program pensiun iuran pasti adalah
b. Cukup tidaknya kekayaan yang dimiliki program pensiun yang iurannya ditetapkan
Dana Pensiun Syariah untuk pembayaran dalam peraturan dan pensiun dan seluruh
manfaat pensiun iuran serta hasil pengembangannya
c. Besarnya angsuran iuran tambahan untuk dibukukan pada rekenin masing-masing
menutupi kekurangan pendanaan, yang peserta sebagai manfaat pensiun.
perlu dibayarkan selama jangka waktu yang
diperkenankan dalam ketentuan tentang
pendanaan dan solvabilitas yang ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang.
Pasal 667 Prinsip Penyelenggaraan Dana Pensiun

1. Setiap perusahaan Dana Pensiun Syariah 1. Prinsip Kejelasan Maksud dan Tujuan
wajib mengumumkan nerasa dan Program
perhitungan hasil usaha kepada peserta 2. Prinsip Jaminan terhadap kesinambungan
menurut bentuk, susunan, dan waktu yang penghasilan (Prinsip Independensi)
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Kelembagaan: berstatus badan hukum
2. Pengurus wajib menyampaikan
keterangan kepada setiap peserta mengenai • Manajemen Operasional dimana Asas
hal-hal yang timbul dalam rangka Keterpisahan Kekayaan atau Segregated
kepesertaannya dalam bentuk dan pada Assets dan Hak pengurus mengadakan
waktu yang ditetapkan oleh pejabat yang perjanjian dgn pihak ketiga
berwenang. • Pengawasan dimana Pengawasan
3. Pengurus wajib menyampaikan dilakukan oleh Dewan Pengawas yang
keterangan kepada peserta mengenai setiap terdiri atas wakil-wakil dari pemberi kerja
perubahan peraturan Dana Pensiun Syari’ah. dan peserta dengan jumlah yang sama

3. Prinsip Akuntabilitas

• Dewan Pengawas wajib mengumumkan


laporan hasil pengawasannya kepada
Peserta

• Laporan keuangan Dana Pensiun setiap


tahun harus diaudit oleh akuntan publik
yang ditunjuk oleh Dewan Pengawas

• Pendiri/Mitra Pendiri, Pengurus, dan


Penerima Titipan wajib memperlihatkan
seluruh dokumen/keterangan untuk
keperluan pemeriksaan

• Dana Pensiun wajib mengumumkan


neraca dan perhitungan hasil usahanya
kepada Peserta

4. Prinsip Transparansi

• Pengurus wajib menyampaikan


keterangan mengenai setiap
perubahan peraturan Dana Pensiun
dan hal-hal yang terjadi dalam
rangka kepesertaan kepada Peserta

• Pengurus wajib mengumumkan


perkembangan portofolio investasi
dan hasil pengembangannya kepada
Peserta dan melaporkannya kepada
Pendiri dan Dewan Pengawas

5. Prinsip Perlindungan Konsumen

• Perubahan Peraturan Dana Pensiun


tidak boleh mengurangi manfaat
pensiun

• Setiap karyawan berhak menjadi


Peserta, bila berusia 18 tahun atau
telah kawin, dan memiliki masa
kerja satu tahun

• Hak atas manfaat pensiun tak dpt


dijaminkan, dialihkan/disita

• Semua transaksi penyerahan,


pembebanan, pengikatan,
pembayaran sebelum jatuh tempo
atau penjaminan manfaat pensiun
dinyatakan batal demi hukum

• Pengembalian kekayaan Dana


Pensiun kepada pemberi kerja,
dilarang

• Saat likuidasi, peserta dan


pensiunan/ahli waris memiliki hak
utama dalam pembagian kekayaan
Dana Pensiun

• Kekayaan Dana Pensiun Lembaga


Keuangan dikecualikan dari setiap
tuntutan hukum atas kekayaan
Pendirinya

6. Prinsip Struktur Pengendalian Intern

• Tugas, kewajiban, dan tanggung


jawab Pendiri, Mitra Pendiri, Dewan
Pengawas, dan Pengurus diatur
dalam Undang Undang Dana
Pensiun dan peraturan
pelaksanaannya

• Dana Pensiun tak diperkenankan


melakukan pembayaran apapun,
kecuali pembayaran yang ditetapkan
dalam Peraturan Dana Pensiun

• Dana Pensiun tidak diperkenankan


meminjam atau mengagunkan
kekayaannya sebagai jaminan atas
suatu pinjaman

• Tidak satu bagianpun dari kekayaan


Dana Pensiun dapat dipinjamkan
atau diinvestasikan pada pihak-pihak
terafiliasi

• Bentuk dan susunan laporan


keuangan Dana Pensiun harus sesuai
dengan Keputusan Direktur Jenderal
Lembaga Keuangan Nomor
2345/KEP-LK/2003

7. Prinsip Kualifikasi Penyelenggara

• Kualifikasi Pengurus dan Dewan


Pengawas (kecuali yang terakhir)
adalah Warga Negara Indonesia,
berakhlak dan moral yang baik,
belum pernah dihukum pidana
ekonomi, dan berpengetahuan atau
berpengalaman di bidang Dana
Pensiun
• Pengurus tidak boleh merangkap
jabatan Pengurus Dana Pensiun lain,
atau direksi, atau jabatan eksekutif
lainnya17

17
Lisna, “Pengelolaan Asuransi dan Dana Pensiun « Lisnawati’S Blog,” 2011
<https://lisnacutz.wordpress.com/2011/04/15/pengelolaan-asuransi-dan-dana-pensiun/> [diakses 5 Juni 2022].
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghofur Anshori, 2008, Penerapan Prinsip Syariah: Dalam Lembaga Keuangan,
Lembaga Pembiayaan dan Perusahaan Pembiayaan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
Andri Soemitra, 2018. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi Kedua (Jakarta:
Kencana)

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI), Edisi
Keempat

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 88/DSN-MUI/XI/2013 tentang Pedoman Umum


Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah, 2013.
Hilmi Syaibiah, Skripsi, 2011. Analisis Hukum Islam Terhadap Manajemen Risiko Dana
Pensiun Syariah di Bisnis Jasa Keuangan Syariah Alhambra Surabaya. (Surabaya:
UIN Surabaya)

http://journal.ubaya.ac.id/index.php/yustika.

Lestari, T. P., 2013. Analisis Kesesuaian Penerapan Pengelolaan Dana Pensiun Syariah
Terhadap Fatwa DSN MUI Nomor 88/DSN-MUI/XI/(Studi Pada PT Bank Syariah
Mandiri Pusat).
Lisna, “Pengelolaan Asuransi dan Dana Pensiun « Lisnawati’S Blog,” 2011
<https://lisnacutz.wordpress.com/2011/04/15/pengelolaan-asuransi-dan-dana-pensiun/>
[diakses 5 Juni 2022].
Rahmah, T. K., Abdurrahman, A., & Nurhasanah, N. 2016. Analisis Hukum Islam tentang
Penerapan Fatwa DSN MUI Nomor 88/DSN-MUI/XI/2013 pada Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK) pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.(Studi Kasus
Bank Muamalat KCP Salman ITB).

Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal Volume 3 Nomor 2


Salinan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 14/POJK.05/2016.
Shofy, M., 2019. Kajian Fatwa DSN-MUI No. 88/DSN-MUI/XI/2013 Tentang Pedoman
Umum Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Hukum Ekonomi
Syariah Studi Analisis Dan Penerapannya Pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Syariah Bank Muamalat.
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.05/2018.
Tri Puji Lestari, Skripsi, 2015. Analisis Kesesuaian Penerapan Pengelolaan Dana Pensiun
Syariah Terhadap Fatwa DSN MUI Nomor 88/DSN-MUI/XI/2013, (Jakarta: UIN
Jakarta)

Anda mungkin juga menyukai