PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pensiun merupakan masa dimana seorang pegawai tidak lagi aktif di pekerjaannya.
Penghasilan tetap yang diperoleh saat bekerja tidak diperoleh lagi dimasa pensiun.
Keadaan tanpa penghasilan tetap ini dialami seseorang karena beberapa sebab yaitu
memasuki usia tak produktif, kematian, berhenti bekerja sebelum usia pensiun, cacat yang
mengakibatkan tidak bisa bekerja (Futami, 1993).
Proses pensiun pegawai tidak seluruhnya sama dengan pemberhentian pegawai.
Persamaannya hanya terletak pada sama-sama pemutusan hubungan kerja karena sesuatu
sebab tertentu. Pada pelaksanaan pension dan pemutusan hubungan kerja, terdapat suatu
persamaan yaitu soal ganti rugi, pelaksanaan ganti rugi antara pension dan pemutusan
hubngan kerja terdapat sifat yang berbeda. Ganti rugi pada pemberhentian bersifat sekali
saja, seang ganti rugi pada pemensiunan, lebih tepat disebut jaminan hari tua bersifat
pembayaran berulang-ulang setiap bulannya.
Sistem pensiun di Indonesia dewasa ini semakin mendapat perhatian khusus, karena
pembayaran pensiun di Indonesia dinilai cukup memberatkan beban negara dengan jumlah
yang semakin lama semakin meningkat. Namun, di sisi lain, nominal yang diterima para
pensiunan sangat kecil dibandingkan dengan penghasilan pada saat pegawai masih aktif
bekerja dan tidak menjamin kesejahteraan pensiunan. Masa pensiun merupakan saat final
dalam rangkaian pengabdian berpuluh-puluh tahun bagi seorang pegawai negeri sipil
(PNS). Jika setelah pensiun, kesejahteraan seorang pensiunan tidak berbeda jauh dengan
ketika masih aktif mengabdi, tentunya tidak akan timbul masalah. Namun, kenyataan yang
terjadi adalah nominal pensiun hanya mencapai 80% dari gaji pokok, atau tidak mencapai
50% dari total hasil pendapatan ketika masih aktif menjadi pegawai. Perhitungan potongan
pensiun yang dibebankan kepada pegawai dihitung dari besaran gaji pokok yang diterima,
sedangkan pegawai, selain menerima gaji pokok, juga terbiasa menerima tunjangan yang
nominalnya lebih besar dari gajinya, sehingga perhitungan yang kurang tepat ini
menimbulkan nominal pensiun yang diterima akan jauh lebih kecil daripada ketika masa
aktif bekerja.
Pelaksanaan pensiun pada perusahaan swasta masih belum mendapatkan perhatian
yang khusus. Masalah ini masih merupakan suatu kenyataan pemberian jaminan hari tua
kepada pegawai, dikala perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan pegawai karena
pegawai sudah berusia lanjut, belum lagi umum dianut oleh perusahaan swasta, terlebih
oleh perusahaan kecil di Negara kita. Hal ini terutama disebabkan oleh karena perusahaan
bersangkutan belum mempunyai keuangan yang kuat, sehingga pegawainya yang
memberikan jasanya selama berpuluh-puluh tahun tidak dapat dihidupi oleh perusahaan,
selama pegawai yang bersangkutan tidak mampu lagi mencari nafkah.
Meskipun demikian, pendirian tersebut sedikit demi sedikit sudah mengalami
perubahan, terutama dalam perusahaan-perusahaan besar swasta. Demikian juga pegawai
negeri, sejak lama sudah mendapatkan jaminan hari tua, dan hal ini salah satu motif
mengapa banyak orang bekerja sebagai pegawai negeri, meskipun balas jasa yang
diterimanya semasa dalam hubungan kerja relatif lebih kecil dibandingkan dengan yang
diterimanya jika ia bekerja pada perusahaan swasta. Ini membuktikan bahwa jaminan hari
tua bagi pegawai berperan dan tidak kecil artinya. Beberapa perusahaan besar swasta di
Indonesia menyadari hal itu dan berusaha memberi jaminan hari tua bagi pegawainya.
Ada baiknya pensiun diberikan dengan didahului masa peralihan beberapa bulan
dengan menerima upah penuh, sebelum diberi uang pensiun. Pada waktu pensiun diberi
juga uang jasa berupa modal usaha yang dapat dikerjakannya di hari tua.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa pengertian Pemberhentian dan pensiun ?
2. Sebutkan apa saja tujuan dan manfaat Pensiun ?
3. Sebutkan jenis-jenis program dan dana Pensiun ?
4. Sebutkan peran dan fungsi dana Pensiun ?
5. Sebutkan keunggulan dan kelemahan dana pensiun ?
C. Manfaat penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah pembaca dapat mengetahui berbagai hal
mengenai “Pensiun”
D. Tujuan penulisan
Makalah bertujuan Agar pembaca dapat manambah wawasan dan memahami
persoalan tentang “ Pensiun” yang berdasarkan masalah dalam makalah, tujuan makalah
yaitu :
1. Dapat memahami pengertian Pemberhentian dan Pensiun.
2. Dapat mengetahui tujuan dan manfaat Pensiun.
3. Dapat mengetahui jenis program dan dana Pensiun.
4. Dapat mengatahui peran dan fungsi dana Pensiun.
5. Dapat mengetahuai keunggulandan kelemahan Pensiun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemberhentian dan Pensiun
Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 mengartikan bahwa Pemberhentian
atau Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal
tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antar pekerja dan pengusaha.
Sedangkan menurut Moekijat mengartikan bahwa Pemberhentian adalah pemutusan
hubungan kerja seseorang karyawan dengan suatu organisasi perusahaan.
Istilah pemberhentian juga mempunyai arti yang sama dengan separation yaitu
pemisahan. Pemberhentian juga bisa berarti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan
dari suatu organisasi perusahaan. Pemberhentian yang dilakukan oleh perusahaan harus
berdasarkan dengan Undang – undang No 12 Tahun 1964 KUHP dan seijin P4D atau P4P
atau seijin keputusan pengadilan. Pemberhentian juga harus memperhatikan pasal 1603
ayat 1 KUHP yaitu mengenai “tenggang waktu dan ijin pemberhentian”. Perusahaan yang
melakukan pemberhentian akan mengalami kerugian karena karyawan yang diberhentikan
membawa biaya penarikan, seleksi, pelatihan dan proses produksi berhenti. Pemberhentian
yang dilakukan oleh perusahaan juga harus dengan baik – baik, mengingat saat karyawan
tersebut masuk juga diterima baik – baik. Dampak pemberhentian bagi karyawan yang
diberhentikan yaitu dampak secara psikologis dan dampak secara biologis.
Pensiun ialah seseorang yang sudah tidak bekerja lagi karena usianya sudah lanjut
dan harus diberhentikan, ataupun atas permintaan sendiri (pensiun muda). Seseorang yang
pensiun biasa mendapat uang pensiun atau pesangon. Jika mendapat pensiun, maka ia tetap
mendapatkan semacam dana pensiun sampai meninggal dunia.
Pada mulanya Pensiun diartikan sebagai bantuan atau disebut sebagai uang anugrah
kepada bekas pegawai yang telah bertahun-tahun bekerja pada dinas pemerintah. Pada
masa penjajahan Jepang pensiun disebut sebagai “Onyokin” atau uang kurnia. Pemberian
uang kurnia tersebut dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 1961 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian diartikan sebagai jaminan hari tua dan penghargaan atas jasa-jasa pegawai
negeri yang bertahun tahun bekerja pada dinas pemerintah.
Demikian juga dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun
Pegawai dan Janda/Duda Pegawai dinyatakan bahwa sifat pensiun adalah sebagai jaminan
hari tua dan penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja
pada dinas pemerintah.
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, antara lain
dinyatakan bahwa program pensiun merupakan salah satu bagian dari program
kesejahteraan karyawan. Sejalan dengan itu dalam berbagai literatur pada umumnya
menyatakan bahwa program pensiun yang merupakan bagian dari program kesejahteraan
tersebut adalah merupakan segala bentuk manfaat (benefit) yang diberikan oleh pemberi
kerja kepada karyawannya dengan tujuan agar karyawan beserta keluarganya tidak
mendapatkan kesulitan keuangan bila sewaktu-waktu penghasilan karyawan yang
bersangkutan berhenti karena tidak mampu lagi bekerja atau telah lanjut usia atau
meninggal dunia.
Manfaat yang diterima bila Peserta menderita cacat. Hak ini timbul jika
Peserta dinyatakan oleh Dokter dan Dana Pensiun bahwa yang bersangkutan
menderita cacat
1. Asuransi
Peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia pensiun dapat
diberikan uang pertanggungan atas beban bersama dari dana pensiun. Masa kerja para
karyawan bukan harga mati. Apabila masa kerja karyawan belum mencapai masa kerja
yang disyaratkan tetapi karyawan tersebut berhalangan tetap (cacat tetap sehingga
tidak mungkin lagi bekerja atau meninggal) karyaan tersebut dijamin dapat
memperoleh pensiun. Meskipun demikian jumlah yang diterima tidak penuh atau lebih
sedikit bila dibandingkan karyawan yang memenuhi masa kerja sesuai dengan
perhitungan semula
2. Tabungan
Himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja merupakan tabungan untuk
dan atas nama pesertanya sendiri. Iuran yang dibayarkan oleh karyawan setiap bulan
dapat dilihat sebagai tabungan dari para pesertanya. Iuran tersebut adalah konsekuensi
dari manfaat yang akan diterima oleh karyawan di masa yang akan datang.
3. Pensiun
Seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja serta hasil
pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun sejak bulan pertama
setelah mencapai usia pensiun selama seumur hidup peserta, dan janda/duda peserta.
E. Keunggulan dan kelemahan Dana Pensiun
Adapun keunggulan dan kelemahan dana pensiun diantaranya:
1. Pengelola yang ditunjuk seyogyanya profesional, loyal, jujur serta memiliki rencana
jangka panjang
2. Dibebaskan dari pajak penghasilan
3. Seluruh himpunan iuran dan hasil pengeloaan kekayaan dibagikan kepada peserta atau
ahli warisnya
4. Biaya tetap relatif rendah
5. Memiliki prospek likuiditas dan solvabilitas yang tinggi
6. Premi asuransi relatif rendah
7. Manfaat pensiun dinikmati secara berkala bulanan seumur hidup
8. Memiliki tiga fungsi tabungan, asuransi, dan pensiun
http://www.bapepamlk.depkeu.go.id/dana_pensiun/regulasi_dp/pp_dp/pp771992.pd