PENDAHULUAN
aktivitas tertentu yang diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Memimpin adalah
mengerjakan niat demi tujuan tertentu, tetapi yang dilaksanakan oleh orang lain. Orang
yang dipimpin adalah orang yang diperintah, dipengaruhi, dan diatur oleh ketentuan
dan kewajibannya serta tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh
manusia dan sumber daya organisasi secara umum (U. Saefullah, 2014).
pendidikan. Namun, pemimpin tidak muncul begitu saja dalam lembaga pendidikan
pada khususnya. Munculnya pemimpin dalam suatu lembaga didasarkan pada berbagai
kepemimpinan inilah yang dapat membantu para pemimpin dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin dengan baik. Oleh karena itu, melalui
B. Tujuan
PEMBAHASAN
merupakan tulang, otot dan kulit ilmu pengetahuan. Istilah teori berasal dari bahasa
Yunani theoria yang berarti melihat kepada atau memandang sesuatu yang
suatu konsep yang dikemukakan oleh Aristoteles yang menunjukkan segala sesuatu
“leadership as the use power and influence to direct the activities of followers toward
relevan.
kepemimpinan, yaitu teori lingkungan, teori personal situasional, teori interaksi, teori
humanistic, dan teori harapan. Sedangkan James Owen dalam tulisannya The
Leadership Game mengemukakan dua teori dan satu matriks, yaitu trait theory,
behavior theory, dan matrix of leadership style. Sementara itu, Tannenbaum dan
yaitu teori sifat (trait theory), teori lingkungan (environment theory), teori pribadi dan
theory).
Berdasarkan teori yang dikemukakan tersebut, asumsi dasar yang
terletak pada kepribadian (personality) seorang pemimpin itu sendiri. Oleh karena itu,
dalam perspektif penganut teori sifat, teorinya dapat dikembangkan dengan cara
menggali karakteristik bawaan pimpinan yang telah terjadi, baik yang berhasil
Teori yang usianya sudah cukup tua ini menyatakan bahwa kepemimpinan
merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir. Bennis dan Nannus sebagaimana
yang dikutip oleh Wahab menjelaskan bahwa Teori Great Man (Orang Besar)
berasumsi bahwa pemimpin dilahirkan, bukan diciptakan. Teori ini melihat bahwa
kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu yang melalui proses pewarisan
menempati posisi sebagai pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin menurut teori ini
berasal dari keturunan tertentu, di Indonesia disebut “keturunan berdarah biru” yang
berhak menjadi pemimpin, sedangkan orang lain tidak ada pilihan selain menjadi
pihak yang dipimpin. Misalnya, “asal raja menjadi raja” yang dapat diartikan menurut
teori ini bahwa anak raja pasti memiliki bakat untuk menjadi raja sebagai pemimpin
rakyatnya.
teori Big Bang. Teori ini menyatakan bahwa suatu peristiwa besar menciptakan atau
dan lain-lain. Dengan demikian, teori Big Bang ini memunculkan seorang pemimpin
orang tersebut dan bersedia patuh dan taat pada keputusan-keputusan dan perintah-
perintahnya dalam kejadian atau peristiwa tertentu. Contoh yang paling bagus untuk
mendukung pandangan teori ini adalah para pemimpin Indonesia pasca kemerdekaan
dan pemimpin Orde Baru, Soeharto dikali “menyusun kekuatan” untuk muncul
pemimpin. Teori ini bertitiktolak dari pemikiran bahwa keberhasilan ditentukan oleh
sifat-sifat atau karakteristik kepribadian yang dimiliki, baik secara fisik maupun
Collons dalam A. Dale Tempe yang dikutip oleh Abdul Aziz Wahab (2011)
akan diri sendiri dan lingkungannya. Robbins mengatakan bahwa teori ini adalah teori
yang mencari ciri-ciri kepribadian sosial, fisik, atau intelektual yang membedakan
kepemimpinannya. Ada beberapa ciri yang diharapkan oleh seorang pemimpin, yaitu:
Dalam Islam teori sifat atau ciri kepribadian ini telah dinyatakan dalam
kepribadian Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul sebagai pemimpin yang patut
organisasi untuk mencapai tujuannya, pada umumnya (secara relatif) lebih cerdas
(amanah), honest (siddiq), dan cooperative (tabligh). (Masaong dan Tilome, 2011) Hal
tersebut menandakan bahwa baik secara umum maupun dalam pandangan Islam,
dipimpinnya.
mencapai tujuannya pada umumnya (secara relatif) lebih matang emosinya daripada
(sulit dan bermasalah). Di samping itu, pemimpin pula memiliki kemampuan dalam
mencapai tujuannya pada umumnya (secara relatif) memiliki dorongan yang besar
dari dalam dirinya untuk dapat menyelesaikan sesuatu dengan sukses secara efektif
dan efisien.
organisasi (pengikut/bawahan). Oleh karena itu, pemimpin perlu memiliki sifat ini
dan bekerja sama dengan para anggota organisasi dalam mencapai suatu tujuan yang
telah dirumuskan. Kerja sama antara pemimpin dengan anggota organisasi sangat
menentukan jalannya kegiatan dalam organisasi karena tanpa kerja sama yang baik
kepribadian seseorang merupakan kehidupan batin (inner life) bagi dirinya, termasuk
hidup, keyakinan, sikap khas, prasangka, perasaan, imajinasi, dan filsafat hidup.
Kepribadian ini akan berkaitan erat dengan keberhasilan seorang pemimpin, baik
2014) Oleh karena itu, teori ini dianjurkan bagi pemimpin untuk selalu berusaha
organisasi, tergantung pada perilaku atau gaya bersikap atau gaya bertindak seorang
pemimpin. Dengan demikian, teori ini juga memusatkan perhatiannya pada fungsi-
Wahab, 2011)
atau ciri-ciri seorang individu. Oleh karena itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat
segenap anggotanya. Dengan kata lain, teori ini sangat memperhatikan perilaku
pemimpin sebagai aksi dan respons kelompok yang dipimpinnya sebagai reaksi.
(Saefullah, 2014)
Teori perilaku ini juga disebut sebagai teori humanistik yang lebih
menekankan pada model atau gaya (style) kepemimpinan yang dijalankan oleh
matriks gaya yang dimiliki dalam teori kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan otoraktis. Hal yang dilakukan pimpinan dengan gaya ini
totalitas.
menginformasikan kepada para anggota atau bawahannya tentang tugas dan cara
Dari uraian tersebut, jelas yang dimaksud perilaku adalah gaya kepemimpinan
kritik dan saran, mengancam setiap pelanggaran atau kesalahan anggota organisasi
otoriter.
pemimpin-pemimpin merupakan hasil dari waktu, tempat, dan keadaan. Dalam teori
ini, muncul sebuah pernyataan “leader are made not born”, pemimpin itu dibentuk,
bukan dilahirkan. Lahirnya seorang pemimpin adalah melalui evolusi sosial dengan
akan berhasil apabila pemimpin mampu bersikap fleksibel untuk mengubah gayanya
kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan (leadership style)
dan kesesuaian situasi (the favorableness of the situation) yang dihadapinya (Andri
pemimpin pasti menghadapi situasi yang berbeda-beda dari satu kurun waktu ke
kurun waktu yang lain. Faktor-faktor tersebut juga berbeda antara satu organisasi
model dan gaya kepemimpinannya sesuai dengan tuntutan dan situasi zaman. Gaya
kepemimpinan berubah secara dinamis karena situasi dan kondisi yang terus berubah
sehingga menghendaki juga gaya dan model kepemimpinan yang berubah agar
5. Teori Kombinasi
bahwa saat ini, tidak ada bukti yang dapat diandalkan mengenai keberadaan sifat-sifat
menyatakan bahwa kelemahan teori sifat adalah: (a) di antara pendukung teori
tersebut tidak ada penyesuaian dan kesamaan mengenai perincian sifat, (b) terlalu
sulit untuk menentukan sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin, (c) sejarah
dipakai untuk segala situasi yang dihadapi oleh seorang pemimpin. Hal ini disebabkan
setiap situasi memiliki variabel yang berbeda-beda. Ada juga berpendapat bahwa
Teori ini merupakan modifikasi dari teori sifat dan teori perilaku yang
semua pihak merasa dihargai dan mendapatkan sesuatu yang tidak dimilikinya dan
Proses sosial antara pemimpin dan yang dipimpinnya seperti itu berlangsung
dan anggota menerima bimbingan dan arahan dari pimpinannya sehingga terpenuhi
kebutuhannya. Istilah lain dari teori ini adalah take and give (saling memberi dan
menerima).
tiga faktor, yaitu perangai atau sifat-sifat pribadi pemimpin, sifat-sifat dari kelompok
dan anggotanya, dan kejadian yang dihadapi kelompok. Hal ini berarti tanpa didukung
oleh situasi dan kondisi yang kondusif, seseorang tidak akan menjadi pemimpin. Oleh
karena itu, teori ini dipandang sebagai perpaduan dari teori lingkungan dan sifat.
Dalam teori pribadi dan situasi ditekankan bahwa seorang pemimpin dituntut
mengenal dirinya, kelompok yang dipimpinnya, serta situasi dan kondisi di saat ia
Pemimpin menurut teori ini tidak hanya menilai perilaku sendiri, tetapi juga
dipadukan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Situasi ini bisa berupa tugas,
pekerjaan atau masalah yang dihadapi kelompok serta keadaan lain yang bisa
Teori ini merupakan peraduan antara perilaku dan lingkungan. Teori ini pada
prinsipnya sama dengan teori contingency dari F.E Fiedler, sedangkan M.G. Evans
mengistilahkan teori ini dengan path-goal theory. Teori interaksi dan harapan
berasumsi bahwa semakin sering terjadi interaksi dan partisipasi dalam kegiatan
bersama, semakin meningkat pula perasaan saling menyenangi satu sama lain dan
saling memperjelas pengertian atas norma kelompok. Oleh karena itu, akan terkait
dengan beberapa variabel yang satu sama lain tidak terpisahkan, yaitu variabel aksi,
sedangkan reaksi merupakan respons dari kelompok yang dipimpin terhadap aksi
pemimpin. Adanya keserasian antara aksi yang dilakukan pemimpin dengan reaksi
yang dilakukan kelompok yang dipimpin akan melahirkan interaksi sosial yang
harmonis. Dalam teori ini, interaksi yang terjadi selalu dibarengi dengan harapan-
harapan. Pemimpin melakukan aksi dengan harapan adanya respons positif dari
Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang memiliki lima kriteria penting
dengan rencana yang diatur oleh konstitusi yang berlaku di suatu negara.
b. Pengakuan dan visibilitas kepemimpinan yang diakui oleh masyarakat atau anak
e. Memiliki modal finansial yang cukup agar tidak terpengaruh oleh gaya
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Dalam teori kepemimpinan terdapat model : taylor, Mayo, Iowa, Ohio dan Michigan.
Yang dianggap sebagai teori klasik. Dan dalam teori kepemimpinan modern
terdapat model yang dikemukakan Likert, Redin. Ditambah pula dengan munculnya
memilki kemampuan intelektual dan daya nalar kreasi tinggi, sehingga kebijakan
Abbas, Syahrizal. Manajemen Perguruan Tinggi, edisi revisi. Cet. III; Jakarta: Kencana, 2014.
Abdoel Kadir, Abdul Wahab, Organisasi Konsep Dan Aplikasi, Tangerang, Pramita
Press,cet.pertama, 2006,.
Husaini Usman,., Manajemen Teori Praktik Dan Riset Pendidikan, jakarta, Bina Aksara, cet I,
2006
Pahlawan Kayo, Khatib RB, Kepemimpinan Islam & Dakwah, Jakarta, Amzah, cet I, 2005
Pusdiklat Pegawai Depdiknas, Manajemen Sekolah, Jakarta, edisi II, cet III,tt
Wahab, Abdul Aziz. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan: Telaah terhadap
Organisasi dan Pengelolaan Lembaga Pendidikan. Cet. II; Bandung: Alfabeta, 2011.
Wirawan. Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian. Cet.
II; Jakarta: Rajawali Pers, 2014.