Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS TERHADAP HUKUM PENGELOLAAN DANA

PENSIUN SYARIAH DI INDONESIA

Muhammad Dzul fikri¹, Nisa Alfatinah², Muhammad Fatur Arsyi³, Zanuar


Fachry⁴

Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan

1
Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah, IAIN Pekalongan

2
Dosen Pengampu Mata Kuliah Perpajakan, IAIN Pekalongan

*e-mail : muh.fatur98@gmail.com

ABSTRAK

Dana Pensiun syariah merupakan dana pensiun yang dijalankan dan


dikelola berdasarkan prinsip syariah. Dana pensiun syariah diatur dalam DSN
MUI No88/DSN-MUI/XI/2013. Pertumbuhan dana pensiun di Indonesia cukup
lambat, tetapi pasti juga akan mendorong perkembangan dana pensiun yang
beroperasi sesuai dnegan prinsip syariah. Sampai saat ini, dana pensiun syariah
masih berkembang pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang
dilaksanakan oleh beberapa bank dan asuransi syariah. Kurangnya sosialisasi dan
edukasi tentang pentingnya dana pensiun syariah. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kualitatif dan menggunakan metode deskriptif analisis, sistem
pengumpulan data yang digunakan menggunakan studi kepustakaan (library
research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dana pensiun syariah dapat
melindungi dana pensiunan perorangan dengan aman, yang pastinya sesuai
dengan hukum syariat Islam yang mengatur agar terhindar dari terjadinya riba,
gharar (spekulasi), Maisir, dan batil.
Kata Kunci : Analisis Hukum, Pengelolaan, Dana Pensiun Syariah

PENDAHULUAN

Pekerjaan pada setiap orang sangatlah penting, diman orang bekerja untuk
mendapatkan penghasilan untuk menghidupi kebutuhan keluarganya. Hal yang
berhubungan dengan kebutuhan tersebut tidak akan berhenti walaupun individu
tersebut sudah tidak produktif lagi dalam pekerjaan. Kebutuhan yang dicukupi
merupakan suatu bentuk dari kesejahteraan hidup yang diinginkan semua orang,
ketika mereka sudah memasuki usia tua tanpa memikirkan urusan pekerjaan lagi,
maka yang dibutuhkan adalah sebuah jaminan.

Jaminan yang diberikan itu dalam bentuk pensiun atau dana pensiun.
Jaminan tersebut dapat memberikan ketenangan untuk para karyawan karena
adanya kepastian di masa depan (setelah pensiun). Dari adanya dana pensiun
tersebut maka setiap pekerja akan bekerja dengan sebaik baiknya, tetapi dengan
usaha bekerja sebaikpun tidak cukup jika para karyawan tidak menysiihkan
pendapatan di setiap bulanya saat masih aktif bekerja. Penyisihan dalam hal ini
dapat difungsikan sebagai pungutan untuk dikumpulkan baik secara mingguan
ataupun bulanan yang akan dipungut oleh perusahaan atau suatu lembaga yang
disesuaikan dengan penerimaan gaji ataupun upah yang dikumpulkan sebagai
dana pensiun.

Dalam Al-Qur'an surat al-Hasyr ayat 18 diajarkan untuk umatnya agar


tidak meninggalkan keturunan yang lemah dan menyiapkan hari esok(masa
depan) agar lebih baik. Ajaran tersebut dapat dimaknai bagaimana pentingnya
pencadangan dana pendapatan sebagai karyawan untuk hari tua nanti. Hal
tersebutlah sangatlah penting, jika mengingat nanti setelah pensiun kita masih
mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Dengan adanya pencadangan
pendapatan tersebut maka kita masih memiliki sumber pendapatan dimasa kita
sudah tidak bisa produktif lagi dalam bekerja.

KAJIAN TEORI

Pengertian Dana Pensiun Syariah

Dana pensiun merupakan salah satu lembaga keuangan bukan dari bank Indonesia
yang mempunyai aktifitas pemberian jaminan kesejahteraan teraan kepada
masyarakat baik untuk kepentingan pensiun ataupun kepentingan kecelakaan.
Menurut UU No 11 Tahun 1992 "Dana Pensiun adalah badan hukum yang
mengelola dan menjalankan program menjanjikan manfaat pensiun. Suatu
tabungan dimana dana tersebut sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan
pada saat sudah tidak bekerja lagi. Sendankan menurut fatwa DSN MUI No
88/DSN-MUI/XI/2013 bahwa dana pensiun syariah adalah dana yang dijalankan
dan dikelola berdasarkan prinsip Syariah islam.

Dana pensiun secara umum dapat dikatakan bahwa dana yang dipungut oleh
perusahaan dari karyawan untuk memberikan pendapatan bagi karyawan tersebut
yang mengikuti program tersebut sesuai dnegan perjanjian. Artinya bahwa dana
pensiun tersebut dikelola oleh suatu lembaga atau perusahaan yang nantinya dana
dipungut dan akan dikembalikan lagi kepada karyawan sesuai jangka waktu yang
ditetapkan dan disepakati antara kedua belah pihak. Di Indonesia progam dana
pensiun dilaksanakan oleh lembaga swasta dan pemerintah, seperti PT ASABRI,
PT Jamsostek, dan PT Taspen.

Tujuan Dana Pensiun Syariah

Tujuan dari penyelenggaraan dana pensiun, baik dari kepentingan


perusahaan,peserta , maupun lembaga yang mengelola pensiun dapat dijelaskan
sebagai berikut :

Tujuan pemberian dana pensiun ini bagi perusahaan sebagai pemberi kerja.
 Kewajiban moral
Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan jasa aman
kepada karyawan pada saat mencapai faktor produksi.
 Loyalitas
Jaminan yang diberikan kepada karyawan akan memberikan dampak
positif pada perusahaan. Karyawan akan termotivasi untuk lebih bekerja
lebih baik dengan loyalitas dan dedikasi yang tinggi.
 Kompetisi pasar tenaga kerja
Dengan memasukkan dana pensiun sebagai suatu bagian dari total
kompensasi yang diberikan kepada karyawan diharapkan perusahaan
akan memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan
karyawan yang berkualitas dan profesional dipasaran tenaga kerja.

Tujuan pemberian dana pensiun bagi karyawan :

 Memiliki rasa aman


Pada umumnya setelah lama bekerja, pada masa yang akan datang
karyawan ingin tetap memiliki penghasilan pada masa pensiunnya. Oleh
karena itu, diberikan dana pensiun bagi karyawan.
 Mendapatkan kompensasi yang lebih baik
Setelah memberikan yang terbaik bagi perusahaan, wajarlah kiranya
apabila karyawan mendapatkan sesuatu kompensasi atas hasil kerjanya
selama itu.

Tujuan pemberian dana pensiun bagi Lembaga Pengelola Dana Pensiun :

 Mengelola dan pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan


melakukan berbagai kegiatan investasi
 Turut membantu dan mendukung program pemerintah.

Macam-macam dan Manfaat Dana Pensiun

Dana Pensiun terdapat 2 (dua) macam yang ada di Indonesia yaitu dana pensiun
pemberi kerja dan dana dan dana pensiun lembaga keuangan.
a) Dana Pensiun Penberi Kerja (DPPK)
Yang dimaksud dana pensiun pemberi kerja itu merupakan dana pensiun
yang dibentuk oleh suatu perorangan atau badan (perusahaan) yang
mempunyai karyawan, selaku sendiri, untuk menyelenggarakan program
pensiun. Manfaat dari program pensiun tersebut pasti bagi kepentingan
sebagian atau seluruh karyawan yang bersifat kewajiban bagi pemberi
kerja. Dana pensiun tersebut diambil atau diperoleh dari Iuran pemberian
kerja, Iuran pemberian peserta, Hasil investasi, Pengalihan dari dana
pensiun lain. Peserta harus bisa memenuhi syarat ketentuan agar bisa
memperoleh manfaat dari dana pensiun tersebut. Untuk pensiun Normal
dama diberikan kepada karyawan disaat usia sudah mencapai masa
pensiun sekitar 55, dan ada 3 pensiun lainya yaitu Pensiun dipercepat
merupakan Pensiun yang diberikan pada kondisi tertentu, Pensiun ditunda
merupakan dana yang diberikan kepada karyawan yang mengajukan untuk
keluar bekerja tetapi dana pensiun tersebut dibayarkan setelah usianya
mencapai masa pensiun yang sudah ditetapkan, dan pensiun Cacat yang
disebabkan oleh kecelak.an yanh mengakibatkan karyawan tidak mampu
untuk bekerja lagi.
a) Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
DPLK merupakan dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau suatu
perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran
pasti bagi perorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri yang
terpisah dari DPPK bagi karyawan perusahaan yang sudah terpisah dan
masih bersangkutan. Hak yang akan diperoleh peserta yaitu Iuran
yangbtelas disetorkan, Menetapkan dan mengubah pikiran jenis investasi ,
memperoleh informasi mengenai dana yang dimiliki, menunjuk pihak
yang berhak untuk menerima jika peserta yang ikut telah meninggal dunia.

Dasar Hukum Dana Pensiun

Di negara Indonesia ini ketentuan tentang dana pensiun diatur dalam Undang-
undang Nomor 11 tahun 1992 Tentang dana pensiun. Dalam permasalahan hukum
dana pensiun dalam sudut Islam ini dimaksudkan sebagai penghasilan oada waktu
masa tua nanti, ketika peserta sudah tidak mampu bekerja lagi.

Sedangkan Peraturan dana syariah secara umum berdasarkan hasil kajian dan
mudzakarah yang dilakukan oleh DSN-MUI dengan IKNB OJK dan asosiasi dana
pensiun. Berdasarkan hal tersebut maka sudah jelas bahwa dana pensiun sebagai
tidak bertentangan dengan humuk syariah islam. Karena secara jelas bahwa dana
pensiun ini dapat dimanfaatkan secara nyata untuk peningkatan dan kesejahteraan
masyarakat seperti apa yang tertulis pada syrat al-Hasy ayat 18 yang berbunyi :

Pengelolaan Dana Pensiun Syariah

Pengelolaan dana pensiun merupakan suatu sistem manajemen diman perusahaan


mengikutsertakan semua tingkatan karyawan dengan menerapkan konsep
pengelolaan dana pensiun dan metode statistik untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan bagi para peserta dan pendiri. Pengelolaan dana pensiun ini dimulai
dengan menetapkan tujuan yang terukur.

Pendanaan progam pensiun ini nantinya akan mengakibatkan terjadinya akumulasi


kekayaan dalam rangka memenuhi ketentuan ataupun tujuan pengelolaan yang
nantinya akan digunakan untuk membayar manfaat pensiun dan biaya
administrasi. Untuk mendapatkan pengurangan biaya-biaya pensiun langsung
sebagai manfaat dan meningkatkan manfaat pensiun yang dapat dibayarkan bagi
pensiun iuran pasti peserta harus bisa menggunakan secara produktif atas
kekayaan dana pensiun tersebut.
Cadangan anuitas biasanya mendorong pengaturan spekulasi dicatat sebagai hard
copy dalam kelimpahan papan. Bagaimanapun, tidak semua rencana anuitas
memiliki strategi spekulasi konvensional. Terlepas dari apakah ada, mereka
biasanya langsung dan banyak ditugaskan ke organisasi spekulasi atau agen
asuransi. Pada tingkat dasar, aset manfaat dapat menempatkan sumber daya ke
dalam struktur yang berbeda. Keuntungan portofolio usaha toko pada umumnya
diatur seperti saham, sekuritas jangka menengah, instrumen pasar mata uang,
kontrak anuitas kelompok dan berbagai jenis spekulasi. Bagian yang agak lebih
sederhana adalah menempatkan sumber daya ke tanah, perlindungan asing, dan
instrumen spekulasi baru yang dapat menawarkan kemungkinan pengembalian
yang lebih tinggi dari biasanya. Pengelolaan sumber daya Dana Pensiun Syariah
harus dilakukan oleh administrasi sesuai dengan judul spekulasi yang
diilustrasikan oleh pencetusnya dan pengaturan tentang usaha yang ditentukan
oleh menteri.

Badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan (BAPEPAM-LK)


mewajibkan tata kelola dan ketentuan sejak tahun 2008 pada tanggal 1 Januari dan
keputusan itu dutuliskan pada keputusan ketua Nomor KEP-136/BL/2008 yang
bertujuan untuk mendorong tata kelola dilingkungan pengurus, pengawas dana
pensiun dan kerja. Tata kelola yang akan dibuat neliputi kaidah keterbukaan
(transparency), akuntabilitas (accutanbilitas), pertanggung jawaban, kemandirian
dan kesetaraan dan kewajaran. Akad yang digunakan dalam dana pensiun syariah
tertera pada DSN-MUI yaitu :

 Akad Hibah : akad berupa pemberian dana dari seorang pemberi kerja
kepada pekerjanya dalam penyelenggaraan Pensiun tersebut.
 Akad hibbah Muayyadah : dimana orang akan dipilih oleh pihak yang
bertugas untuk mendapatkan hak penerima pensiun tetapi tidak boleh
mengambil manfaat pensiun sebelum waktunya.
 Akad wakalah : akada bwrupa kelimpahan kuasa kepada pihak lain yang
diwakilkan sudah disepakati dan disesuaikan oleh pemberi kuasa .
 Akad Mudharabah : akad ini disebut dnegan akad kerjasama usaha antara
pihak dana pensiun syariah dengan pihak lain yang dimana dana pensiun
syariah sebagai shohibul mal dan pihak lain sebagai mudharib.
Keuntungan yang dihasilkan akan dibagi secara adil sesuai dengan
ketentuan yang sudah disepakati ke dua belah pihak.

Kebijakan dan kendala pada dana pensiun syariah memiliki potensi besar untuk
berkembang pesat di Indonesia tetapi membutuhkan beberapa jumlah alasan yang
meliputi :

1. Masih kurangnya masyarakat untuk mengikuti program dana pensiun


syariah, terkecuali para pegawai negeri yang sudah menjadi bagian dari
anggota Taspen dan akses, untuk para pegawai mandiri dan swasta
merkea adalah sasaran besar untuk target program dana pensiun syariah.
2. Dengan meningkatnya lembaga bisnis syar'iah maka akan terbentuknya
suatu SDM yang jelas untuk para pekerja dalam institusi tersebut
menjadikan pasar khusus yang helas bagi dana pensiun syariah
3. Memiliki rasa percaya terhadap kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya bisnis syariah dan Industri keuangan yang meningkat akan
menjadi modal dasar yang bagus untuk memperbesar konsumen dan
nasabah yang loyal terutama untuk dana pensiun syariah.
4. Kurangnya sosialisasi, edukasi, keterbatasan regulasi yang menyebabkan
belum jelasnya model tata kelola dana pensiun syariah. Untuk itu
kebijakan dan program akselerasi harus segera dibutuhkan agar
mempercepat pertumbuhan dana pensiun syariah.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode


studi literatur, yaitu dengan cara membaca atau mengambil informasi dari
jurnal ilmiah, buku, dan memanfaatkan sumber internet sebagai tambahan
informasi. Sumber data yang diperoleh menggunakan sumber data sekunder,
Studi literatur ini dilakukan untuk mempelajari teori-teori yang berkaitan
dengan judul penelitian , dan teknik pengumpulan data yang digunakan
merupakan dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Dana Pensiun Syariah di Indonesia

Dana pensiun syariah di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup


melegakan. Pada 2017, eksistensi dana pensiun syariah ditandai dengan
kelahiran dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) syariah. Setahun kemudian,
dana pensiun syariah semakin lengkap dengan kehadiran dana pensiun pemberi
kerja (DPPK) syariah yang dimulai pada 21 Desember 2018. Di Indonesia
sendiri kini sudah ada empat perusahaan dana pensiun berdasarkan syariah
Islam yang sudah terdaftar OJK, yakni:

1. Dana Pensiun Muhammadiyah.


2. Dana Pensiun Universitas Islam Indonesia.
3. Dana Pensiun Bank Muamalat.
4. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat.

Pertumbuhan investasi industri dana pensiun syariah kian cemerlang. Pada


tahun 2019 industri ini mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan investasi
mencapai 34,48% menjadi Rp 3,90 triliun menurut data Otoritas Jasa Keuangan
(OJK).DPLK Syariah Muamalat mencatatkan dana kelolaan investasi mencapai
Rp 1,48 triliun di semester I 2019. Senior Vice President & Executive DPLK
Syariah Muamalat Sulistyowati menyebut dana kelolaan itu tumbuh 11,65%
secara year on year.

Dana Pensiun Syariah dan Dana Pensiun Konvensional memiliki


perbedaan, di antaranya :

Dana Pensiun Syariah:


1. Dikelola berdasarkan peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di bidang dana pensiun dan prinsip syariah.

2. Selain pengurus dan dewan pengawas, terdapat Dewan Pengawas Syariah


(DPS).
3. Apabila pemberi kerja telat membayar iuran pensiun, pemberi kerja
dikenakan sanksi ta’zir yang dimasukkan ke dalam dana sosial.
4. Instrumen investasi yang digunakan harus sesuai dengan prinsip syariah.
5. Menggunakan akad.

Dana Pensiun Konvensional


1. Dikelola berdasarkan peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di bidang dana pensiun.
2. Kepengurusannya hanya terdiri atas pengurus dan dewan pengawas.
3. Apabila pemberi kerja telat membayar iuran pensiun, pemberi kerja
dikenakan denda berupa bunga yang layak.
4. Instrumen investasi yang digunakan tidak harus sesuai dengan prinsip
syariah.
5. Tidak menggunakan akad.

Dari penjelasan di atas, dari sisi pengelolaan dana pensiun syariah mengacu
kepada peraturan perundang-undangan dan prinsip syariah; sedangkan dana
pensiun konvensional hanya mengacu kepada perundang-undangan saja.

Untuk kepengurusan dana pensiun syariah memiliki dewan pengawas syariah


sedangkan untuk konvensional tidak ada dewan pengawas syariah.

Selanjutnya pada dana pensiun syariah jika peserta telat membayar iuran maka
akan dikenakan hukuman dan dana iuran tersebut akan dipergunakan untuk
kegiatan sosial (dana sosial) sedangkan pada dana pensiun konvensional jika
peserta telat membayar iuran maka akan dikenakan denda berupa bunga.
Instrumen yang digunakan dalam dana pensiun syariah harus sesuai dengan
prinsip syariah, dan untuk konvensional tidak mengacu kepada prinsip syariah.

Perbedaan yang paling mencolok dari dana pensiun syariah dan konvensional
terletak pada akad; dana pensiun syariah menggunakan akad di setiap
transaksinya, sedangkan dana pensiun konvensional tidak menggunakan akad
dalam transaksinya.Akad yang terdapat dana pensiun syariah dan kegunaannya,
antara lain:
a. hibah bi syarth: akad ini digunakan antara pemberi kerja dengan peserta dalam
hal pembayaran iuran

b. hibah muqayyadah: kegunaan akad hibah bi syarth dengan hibah muqayyadah


memiliki kegunaan yang sama yaitu digunakan untuk pemberi kerja dan peserta
dalam hal pembayaran iuran.

c. wakalah: digunakan antara pemberi kerja atau peserta dengan Dana Pensiun
yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah.
d. wakalah bil ujrah: digunakan antara pemberi kerja atau peserta dengan Dana
Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah.

e. mudharabah: digunakan Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program


Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah dengan manajer investasi.

f. ijarah: digunakan Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun


Berdasarkan Prinsip Syariah dengan aktuaris, bank kustodian, penasihat investasi
dan/atau akuntan publik.

Skema penyelenggaraan Dana Pensiun Syariah


Sumber Gambar : Modul TOT IKNB OJK

Pada skema di atas dapat disimpulkan bahwa :

Pemberi kerja yang kita kenal dengan Wahid kerja melakukan iuran pemberi kerja
menggunakan akad wakalah kepada penghimpun dana pensiun (Lembaga
Pensiun), dan peserta atau yang kita kenal dengan Mauhud lah juga melakukan
iuran peserta kepada penghimpun dana pensiun (Lembaga Pensiun) menggunakan
akad wakalah juga. Selanjutnya dana pensiun tersebut diinvestasikan, investasi
juga harus kepada hal-hal yang memenuhi prinsip syariah dengan hasil invetasi
tersebut akan masuk kembali kepada Lembaga pengelola dana pensiun tersebut.
Dana yang diperoleh dari penghimpunan dana (Wahid & Mauhud lah) dan hasil
investasi digunakan oleh Dana Pensiun untuk: Pertama, untuk biaya operasional
lembaga pengelola dana pensiun tersebut seperti untuk pembayaran gaji
karyawan, sewa kantor dan biaya operasional; Kedua,untuk membayar manfaat
kepada peserta pensiun, atau janda/duda dari peserta, atau anak dari peserta atau
pihak yang ditunjuk oleh peserta.

KESIMPULAN

Berdasarkan Penelitian tentang "Analisis terhadap pengelolaan Hukum Dana


Pensiun Syariah di Indonesia" mendapatkan kesimpulan bahwa peraturan tentang
dana pensiun yang ada di Indonesia ini masih kurang dan terlalu umum. Tetapi
dengan Perkembangan yang bisa kita lakukan sebenarnya bisa membuat peraturan
tersebut semakin maju untuk dana pensiun Syariah dengan membuat peraturan
hukum secara khusus mengenai dana pensiun syariah tersebut. Dengan
memperbanyak sosialisasi bahwa Dana pensiun syariah dijelaskan bahwa tidak
mengandung unsur riba, suap , Gharar, maisir, dan batil. Dalam dana pensiun
syariah ini adapun akad yang digunakan meliputi akad hibah, akad hibah
Muqayyadah, akad wakalah, dan akad Mudharabah.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai