Anda di halaman 1dari 14

DANA PENSIUN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Hukum Lembaga Keuangan Non Bank

Dosen:

Dr. Hj. Yeti Sumiyati, S.H.,M.H.

Disusun oleh:
Arti Rizki Fitriyani (20040122014)
Ajeng Ulfah Febriyatoyibah Solihah (20040122018)
Ilman Ramdhiansyah (20040122026)
Riris Tirani W Tambun (20040122022)

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang mengelola dan menjalankan
manfaat pensiun, yang didirikan secara terpisah oleh perusahaan, dengan mencadangkan
dana untuk mengelola Dana Pensiun guna menjamin kesinambungan penghasilan
karyawan setelah purnakarya. Pada prinsipnya Dana Pensiun merupakan suatu alternatif
untuk memberikan manfaat kepada karyawan untuk memperkecil atau mengurangi
resiko-resiko yang bisa dihadapi di masa yang akan datang, seperti resiko kehilangan
pekerjaan, lanjut usia, kecelakaan yang mengakibatkan cacat tubuh atau meninggal
dunia. Resiko tersebut berpengaruh pada kelangsungan hidup mereka, karenanya untuk
mengatasi kemungkinan resiko tersebut diciptakan suatu usaha pencegahan antara lain
dengan menyelenggarakan program pensiun (pension plan), yang bisa dikelola oleh
perusahaan swasta atau pemerintah. Dana yang dikumpulkan oleh Dana Pensiun
merupakan kontribusi dari karyawan dan atau pemberi kerja. Untuk membiayai masa
pensiun ini maka program Dana Pensiun yang ada akan menyisihkan dana selama masa
kerja seorang karyawan sebagai pengganti upah yang diperoleh. Dengan kata lain
program Dana Pensiun dapat memberikan kesinambungan penghasilan kepada
karyawan setelah pensiun atau purnakarya.

Tujuan penyelenggaraan program pensiun ditinjau dari kepentingan perusahaan


atau pemberi kerja, terdapat dua aspek yaitu: aspek ekonomi dan aspek sosial. Aspek
ekonomis meliputi loyalitas dan kompetisi pasar tenaga kerja. Dengan diadakannya
program Dana Pensiun karyawan diharapkan mempunyai loyalitas dan dedikasi tinggi
terhadap perusahaan, serta diharapkan perusahaan mempunyai daya saing dan nilai
lebih dalam mendapatkan karyawan yang berkualitas dan professional di pasaran tenaga
kerja. Sedangkan aspek sosial meliputi kewajiban moral, dimana perusahaan
berkewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan pada saat mencapai
usia pensiun atau purnakarya, artinya perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial
tidak hanya pada karyawannya pada saat yang bersangkutan tidak mampu bekerja,
tetapi juga pada keluarganya pada saat karyawan tersebut meninggal dunia. Tugas yang
harus diemban Dana Pensiun adalah mengelola dan menginvestasikan dana yang
dihimpun dari kontribusi yang dibayarkan oleh karyawan dan atau pemberi kerja. Tugas
selanjutnya adalah membayarkan manfaat pensiun kepada karyawan di masa
purnakaryanya. Dana Pensiun bertanggungjawab kepada pemberi kerja melalui Dewan
Pengawas untuk pengelolaan dana yang dikumpulkan sehingga pada waktunya dapat
mencukupi dalam pembayaran manfaat pensiun kepada para peserta.

Agar mampu menjalankan fungsinya, Dana Pensiun harus mengelola dan


mengembangkan dana yang terkumpul dengan cara yang aman dan menguntungkan,
salah satunya dengan melakukan investasi. Investasi yang 3 dilakukan oleh Dana
Pensiun harus sesuai dengan kebijakan investasi dari pendiri Dana Pensiun dan juga
sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu Peraturan Menteri Keuangan
No.199/PMK.010/2008 yang mengatur tentang Investasi Dana Pensiun Pada tanggal 20
April 1992 lahir Undang-undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun sebagai
landasan hukum dan operasional bagi Dana Pensiun. Dengan adanya UU No. 11/1992
Dana Pensiun berdiri sebagai badan hukum yang terpisah dari pendirinya sehingga
kelangsungan pembayaran manfaat pensiun terjamin dengan adanya pemisahan aset
Dana Pensiun dari pendirinya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Dana Pensiun memerlukan sistem pelaporan


yang terpisah dari pemberi kerja yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
keuangan Dana Pensiun. Pengelolaan keuangan Dana Pensiun memiliki kekhususan
yang disebabkan adanya perbedaan waktu yang relatif cukup panjang antara saat
diterima hak dan saat tunainya kewajiban Dana Pensiun. Hak Dana Pensiun adalah
berupa setoran iuran dari peserta dan pemberi kerja yang diterima secara berkala dari
awal kepesertaan sebagai peserta program manfaat pensiun. Kewajiban Dana Pensiun
adalah berupa pembayaran manfaat pensiun yang akan dimulai dikemudian hari, yaitu
pada saat peserta berhak mendapatkan hak pensiunnya sesuai dengan kententuan
program manfaat pensiun. Dilihat dari tujuan dan kegiatan usahanya, Dana Pensiun
mempunyai kekhusussan yang berlainan dengan perusahaan pada umumnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. ATURAN TERKAIT DANA PENSIUN

Peraturan Negara mengenai Dana Pensiun


di Indonesia
Jika teman-teman merasa khawatir ‘menitipkan’ uang ke lembaga
Dana Pensiun, teman-teman bisa melihat lagi beberapa peraturan,
termasuk undang-undang yang mengatur tentang Dana Pensiun di
Indonesia.

Ini artinya aja jaminan dari pemerintah terkait dengan uang yang
teman-teman titipkan. Regulasi yang mengatur tentang Dana Pensiun
di Indonesia :

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun


2. Peraturan Pemerintah Nomor 76 & 77 Tahun 1992 tentang Dana
Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaha Keuangan
3. Peraturan OJK terkait Dana Pensiun di Indonesia
4. Peraturan Bapepam terkait Dana Pensiun di Indonesia
5. Surat edaran OJK terkait Dana Pensiun di Indonesia

Berikut adalah aturan-aturan undang-undang terkait dana pensiun yang dapat

ditemukan dari hasil pencarian:

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun: Undang-undang

ini memberikan definisi dan pengertian yang digunakan di UU Dana Pensiun,

mengatur jenis-jenis Dana Pensiun, serta persyaratan bagi pihak yang ingin

mendirikan Dana Pensiun. Undang-undang ini juga mengatur tentang manfaat

pensiun, pengelolaan Dana Pensiun, dan hak-hak peserta Dana Pensiun.


2. Peraturan Dana Pensiun : Peraturan ini wajib memuat ketentuan mengenai

besarnya hak atas manfaat pensiun bagi janda/duda atau anak yang belum dewasa

dari peserta. Peraturan ini juga mengatur tentang pengelolaan Dana Pensiun.

3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan : Undang-

undang ini mengatur tentang pajak penghasilan yang dikenakan pada manfaat

pensiun yang diterima oleh peserta Dana Pensiun.

4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan : Undang-

undang ini mengatur tentang program pensiun yang wajib disediakan oleh

perusahaan bagi karyawannya.

5. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) : Undang-undang ini mengatur tentang program pensiun yang

disediakan oleh BPJS Ketenagakerjaan.

6. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja : Undang-undang ini

mengatur tentang program pensiun yang disediakan oleh perusahaan dan BPJS

Ketenagakerjaan.

B. PENGERTIAN DANA PENSIUN

Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program
yang menjanjikan manfaat pensiun.

Dana Pensiun terdiri dari:

1. Dana Pensiun Pemberi Kerja, adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang
atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk
menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun Iuran
Pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta, dan
yang menimbulkan kewajiban terhadap Pemberi Kerja.
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan, adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh
bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun
Iuran Pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang
terpisah dari Dana Pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan
asuransi jiwa yang bersangkutan.

3. Dana Pensiun Berdasarkan Keuntungan, adalah Dana Pensiun Pemberi Kerja


yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti, dengan iuran hanya dari
pemberi kerja yang didasarkan pada rumus yang dikaitkan dengan keuntungan
pemberi kerja.

C. JENIS DANA PENSIUN

Terdapat beberapa jenis produk dana pensiun yang bisa Sobat OCBC NISP
pertimbangkan, di antaranya sebagai berikut.

1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)

Produk dana pensiun DPPK umumnya dibentuk oleh perusahaan-perusahaan yang


berskala besar atau telah memiliki jumlah karyawan cukup banyak. Di dalam DPPK
terdapat dua jenis program, yaitu Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun
Iuran Pasti (PPIP). PPMP adalah program yang memberikan manfaat kepada penerima
pensiun dengan menggunakan perhitungan tertentu, misalnya seperti hitungan gaji
terakhir, pangkat (golongan), dan masa kerja. Sementara itu, PPIP adalah iuran
sejumlah dana yang diserahkan kepada pengelola di perusahaan tempat bekerja. Dana
iuran tersebut biasanya akan disalurkan ke produk investasi dengan risiko investasi yang
sepenuhnya ditanggung oleh masing-masing peserta.

2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

Apabila DPPK tidak memungkinkan, maka perusahaan dapat mengajukan


karyawannya sebagai peserta DPLK. Produk dana pensiun DPLK adalah program yang
dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa dan disahkan Menteri Keuangan
untuk menyelenggarakan PPIP. Dengan demikian, tidak terdapat penyelenggaraan
PPMP seperti halnya pada DPPK. Adapun besaran iuran PPIP nantinya berasal dari
potongan gaji karyawan dan kontribusi perusahaan. Iuran PPIP yang terkumpul tersebut
akan diinvestasikan sehingga hasilnya bisa ditambahkan ke dana peserta. DPLK tidak
hanya dapat mengelola dana perusahaan saja, melainkan juga untuk pekerja mandiri
seperti wirausaha maupun pekerja lepas.

3. Jaminan Hari Tua (JHT)

Jaminan Hari Tua (JHT) adalah program yang menerapkan sistem tabungan
pensiun bersifat wajib (iurannya harus dibayarkan tiap bulan) dalam jangka panjang
sampai memasuki masa pensiun. Contoh produk dana pensiun JHT di Indonesia seperti
halnya JHT dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Adapun
peserta dalam JHT BPJS Ketenagakerjaan merupakan seseorang yang telah membayar
iuran, termasuk juga warga negara asing dengan waktu kerja minimal 6 bulan di
Indonesia. Umumnya, peserta JHT yang bekerja di perusahaan akan diurus oleh pihak di
tempatnya bekerja. Sementara pekerja mandiri dapat melakukan pengurusan JHT
melalui bantuan wadah pengurus atau secara berkelompok. Dana iuran yang nantinya
terkumpul dapat diambil apabila peserta JHT memenuhi salah satu dari tiga syarat
berikut: Sudah memasuki usia 56 tahun Mengalami cacat total Meninggal dunia (dana
diturunkan kepada ahli waris tertanggung)

4. Dana Pensiun Syariah

Jenis produk dana pensiun lainnya yang dapat Anda pertimbangkan adalah Dana
Pensiun Syariah. Dana pensiun syariah dikelola oleh suatu badan hukum dengan tujuan
untuk memberikan manfaat pensiun berdasarkan prinsip syariah sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pada dasarnya, produk ini terdiri dari program
layaknya dana pensiun konvensional, yaitu DPPK, DPLK, dan Dana Pensiun
Berdasarkan Keuntungan (iuran hanya diberikan oleh pemberi kerja). Namun, dalam
prinsip pelaksanaannya dana pensiun syariah menggunakan ketentuan yang berbeda,
misalnya untuk iuran, hasil investasi, hingga manfaat pensiun. Dana Pensiun Syariah
telah diatur dalam Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) Nomor
88/DSN-MUI/XI/2013 tentang Panduan Umum Penyelenggaraan Program Pensiun
Berdasarkan Prinsip Syariah. Di dalamnya dijelaskan bahwa program pensiun syariah
dananya dikelola menggunakan prinsip syariah yang sesuai hukum Islam maupun Fatwa
dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Selain itu, OJK juga turut menerbitkan aturan
hukum penyelenggaraan Dana Pensiun Syariah dalam Peraturan No. 33/POJK.05/2016
tentang Pelaksanaan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Isinya membahas
bahwa program pensiun syariah harus memiliki Dewan Pengawas Syariah untuk
memonitor pelaksanaannya. Dengan demikian, produk ini dapat menjadi pilihan tepat
bila Anda ingin mengikuti praktik pengelolaan dana pensiun yang sesuai ketentuan
agama.

D. HAK DAN KEWAJIBAN NASABAH/KONSUMEN/PESERTA

Peserta berhak untuk :

1. Mendapatkan Manfaat Pensiun Normal atau Manfaat Pensiun Dipercepat atau


Manfaat Pensiun Cacat atau Pensiun Ditunda.

2. Menerima pengembalian atas iuran Peserta dan hasi pengembangannya yang


dibayarkan secara sekaligus, bagi Peserta yang berhenti bekerja dan memiliki
masa Kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun

Berikut kewajiban masing-masing pihak yang terlibat dalam dana pensiun di

Indonesia:

a. Pendiri (Pendiri):

1. Membayar iuran dana pensiun bagi karyawannya.

2. Berkoordinasi dengan Pengurus dan Dewan Pengawas dana pensiun.

3. Dewan Pengawas (Dewan Pengawas):

4. Mengawasi pengelolaan dana pensiun oleh Pengurus.

5. Menyampaikan laporan tahunan kepada Rapat Umum Peserta.

6. Memberikan rekomendasi kepada Rapat Umum Peserta mengenai pengangkatan

Pengurus dan Dewan Pengawas.

7. Menyetujui anggaran tahunan dan rencana kerja dana pensiun.

8. Menyetujui kebijakan investasi dana pensiun dan kebijakan manajemen risiko.


9. Menyetujui laporan keuangan dan laporan audit dana pensiun.

b. Pengurus (Direksi) dan Karyawan:

1. Mengelola dan menginvestasikan aset dana pensiun sesuai dengan kebijakan

investasi dan kebijakan manajemen risiko yang disetujui oleh Dewan Pengawas.

2. Analisis peluang investasi dan buat keputusan investasi.

3. Pantau kinerja investasi dan ambil tindakan perbaikan jika diperlukan.

4. Menyiapkan dan menyampaikan laporan kepada Dewan Pengawas dan Rapat

Umum Peserta.

5. Memberikan akses informasi dan menerima masukan dari pemangku

kepentingan.

6. Bertindak demi kepentingan terbaik dana pensiun dan pesertanya.

c. Pemberi Kerja (Perusahaan):

1. Membayar iuran dana pensiun bagi karyawannya.

d. Peserta (Peserta):

1. Membayar sendiri iuran dana pensiunnya.

2. Tentukan usia pensiun normal.

3. Menentukan dan mengubah pilihan investasi.

4. Menarik sejumlah kontribusi.

5. Dapatkan informasi tentang dana pensiun.

E. KEWENANGAN

Dana pensiun merupakan badan hukum yang mengelola dan menjalankan

program yang menjanjikan manfaat pension.1 Di Indonesia, ada dua jenis dana pensiun:

dana pensiun pemberi kerja (DPPK) dan dana pensiun lembaga keuangan (DPLK).

1
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1992/11TAHUN1992UU.htm
Kewenangan dana pensiun diatur oleh pemerintah, khususnya oleh Otoritas Jasa

Keuangan (OJK).2 OJK mempunyai kewenangan untuk menyetujui pembentukan dana

pensiun, mengawasi pengelolaan dana pensiun, dan mengeluarkan peraturan terkait

dana pensiun. Berikut tugas dan wewenang Dewan Pengawas dana pensiun :

a. Melakukan pengawasan terhadap pengelolaan dana pensiun oleh Pengurus

(Direksi).

b. Menyampaikan laporan tahunan kepada Rapat Umum Peserta.

c. Memberikan rekomendasi kepada Rapat Umum Peserta mengenai pengangkatan

Pengurus dan Dewan Pengawas.

d. Menyetujui anggaran tahunan dan rencana kerja dana pensiun.

e. Menyetujui kebijakan investasi dana pensiun dan kebijakan manajemen risiko.

f. Menyetujui laporan keuangan dan laporan audit dana pensiun.

Pengurus dan pegawai dana pensiun mempunyai tanggung jawab dan wewenang

sebagai berikut:3

a. Mengelola dan menginvestasikan aset dana pensiun sesuai dengan kebijakan

investasi dan kebijakan manajemen risiko yang disetujui oleh Dewan Pengawas.

b. Analisis peluang investasi dan buat keputusan investasi.

c. Pantau kinerja investasi dan ambil tindakan perbaikan jika diperlukan.

d. Menyiapkan dan menyampaikan laporan kepada Dewan Pengawas dan Rapat

Umum Peserta.

e. Memberikan akses informasi dan menerima masukan dari pemangku

kepentingan.

2
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/regulasi/dana-pensiun/peraturan-pemerintah/Documents/
ppdp3_1389349545.pdf
3
https://www.dapenpos.co.id/tata_kelola
f. Bertindak demi kepentingan terbaik dana pensiun dan pesertanya.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (UU

No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun) mengatur persyaratan dan tata cara pendirian

dan penyelenggaraan dana pensiun di Indonesia.4 Undang-undang tersebut mencakup

berbagai aspek dana pensiun, termasuk jenis, tata kelola, pendanaan, investasi, dan

manfaatnya

F. KARAKTERISTIK DANA PENSIUN

Peran dana pensiun untuk kehidupan seseorang, baik itu karyawan yang bekerja di
perusahaan maupun pekerja mandiri sangat penting. Berikut ini adalah sejumlah
karakteristik utama dana pensiun:

1. Jumlah uang biasanya sangat besar dan diinvestasikan dalam bentuk


saham, obligasi, atau aset lainnya untuk menghasilkan keuntungan.
2. Pada umumnya dana pensiun dikelola oleh perusahaan atau pemberi kerja.
3. Tujuan utama dana pensiun adalah memastikan akan ada cukup uang untuk biaya
hidup karyawan setelah memasuki masa pensiun nantinya.

G. KAITANNYA DANA PENSIUN DENGAN INDUSTRI KEUANGAN


BERKELANJUTAN

Dana pensiun memiliki keterkaitan yang signifikan dengan industri keuangan


berkelanjutan atau sustainable finance. Hal ini terutama terjadi karena dana pensiun
memiliki potensi besar untuk mempengaruhi investasi dalam proyek dan bisnis yang
memiliki dampak positif terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG).
Berikut adalah beberapa kaitan antara dana pensiun dan industri keuangan
berkelanjutan:

A. Investasi Berkelanjutan: Dana pensiun memiliki kemampuan untuk


mengalokasikan dana mereka ke investasi yang mempromosikan keberlanjutan,

4
UU NO. 11 TAHUN 1992 tentang Dana Pensiun
seperti proyek energi terbarukan, teknologi hijau, atau bisnis dengan praktik tata
kelola yang baik.
B. Risiko dan Peluang ESG: Dana pensiun dapat mempertimbangkan faktor-faktor
lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG) dalam analisis risiko
investasi. Ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi risiko lingkungan
atau sosial, seperti perubahan iklim atau masalah buruh, dan memanfaatkan
peluang bisnis yang berkelanjutan.
C. Kepatuhan dan Regulasi: Regulator dan badan pengawas keuangan di banyak
negara semakin mendorong institusi keuangan, termasuk dana pension
H. CONTOH KASUSNYA
Berikut adalah contoh kasus dana pensiun dan analisis :

1. PT Asabri (Persero) menyalurkan dana pensiun sebesar Rp 16,09 triliun kepada

lebih dari 464 ribu peserta pensiun pada 2022. 5Hal ini menunjukkan perbaikan

kinerja keuangan perseroan setelah diterpa kasus korupsi petingginya. Direktur

Utama Asabri Wahyu Suparyono mengatakan perseroan berkomitmen untuk

mendorong peningkatan kinerja melalui pengawasan dan pemberian advice,

dengan fokus pada peningkatan solvabilitas perusahaan minimal sesuai ketentuan

yang berlaku.

2. Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Kementerian BUMN melakukan kolaborasi

dalam mengusut tuntas kasus-kasus korupsi dana pensiun di BUMN.6Hal ini

merupakan langkah yang sama dengan semangat Menteri BUMN, Erick Thohir,

ketika melaporkan data untuk mengungkap kasus Jiwasraya dan lain-lain. Pelaku

yang terlibat harus diusut tuntas dan dihukum karena kasus ini merugikan banyak

5
https://ekonomi.republika.co.id/berita/rwzok6502/setelah-diterpa-kasus-korupsi-
asabri-salurkan-dana-pensiun-rp-1609-triliun
6
https://news.republika.co.id/berita/rycp3l473/upaya-bongkar-kasus-korupsi-dana-
pensiun-di-bumn-memunculkan-harapan
pensiunan yang merugi karena kelakuan pejabat yang salah mengelola dana

pensiun.

3. Skandal PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menjadi salah satu pemicu tekanan

terhadap pasar saham domestik, selain sentimen dari wabah virus corona. 7

Penurunan nilai investasi tersebut secara tidak langsung juga terjadi di dana

pensiun, sebagai dampak koreksi yang juga terjadi di pasar. Namun, mengingat

penempatan dana investasi yang diklaim berbeda dengan portofolio Jiwasraya, tak

ada masalah fundamental yang terjadi di industri ini.

Dari contoh-contoh kasus tersebut, dapat dilakukan analisis terhadap pengelolaan

dana pensiun, penerapan akuntansi, dan penegakan hukum terhadap kasus korupsi dana

pensiun. Hal ini dapat membantu perusahaan atau pemerintah dalam meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pengelolaan dana pensiun serta meminimalkan risiko terjadinya

pencurian uang pensiun dan kesalahan dalam penerapan akuntansi.

KESIMPULAN
Dana pensiun adalah kumpulan dana yang diakumulasikan selama masa kerja
seseorang untuk menyediakan sumber penghasilan saat memasuki masa pensiun. Tujuan
utama dari dana pensiun adalah memberikan jaminan keuangan dan kesejahteraan bagi
individu setelah tidak lagi aktif bekerja. Dana pensiun dapat diinvestasikan untuk
memaksimalkan nilai investasi, dan cara pengelolaannya dapat bervariasi tergantung
pada aturan dan kebijakan dari program pensiun yang digunakan. Penting untuk
memulai menyisihkan dana pensiun sesegera mungkin agar dapat memastikan
keamanan finansial di masa pensiun. Dana yang dikumpulkan oleh Dana Pensiun
merupakan kontribusi dari karyawan dan atau pemberi kerja. Untuk membiayai masa
pensiun ini maka program Dana Pensiun yang ada akan menyisihkan dana selama masa
kerja seorang karyawan sebagai pengganti upah yang diperoleh. Dengan kata lain
program Dana Pensiun dapat memberikan kesinambungan penghasilan kepada
7
https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/pengumuman/Pages/Pembubaran-Dana-Pensiun-Pegawai-RS-
Budi-Kemuliaan.aspx
karyawan setelah pensiun atau purnakarya. Tujuan penyelenggaraan program pensiun
ditinjau dari kepentingan perusahaan atau pemberi kerja, terdapat dua aspek yaitu: aspek
ekonomi dan aspek sosial. Aspek ekonomis meliputi loyalitas dan kompetisi pasar
tenaga kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor /Pojk.05/2016 tentang penyelenggaraan
Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan. Diakses dari:
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/regulasi/peraturan-ojk-terkaitsyariah/
Documents/Pages/POJK-tentang-Penyelenggaraan-Program-Pensiun-
BerdasarkanPrinsip-Syariah/POJK-Penyelenggaraan-Dapensyah.pdf.
Santoso, Haris E. 2011. Manajemen Risiko Dana Pensiun. Jakarta
Sumadji, P., Pratama, Y. & Rosita. (2006). Kamus Ekonomi. Jakarta: Wipress.
Soemitra, A. (2009). Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.
Suryanto, A. (2018). Menguatkan Keuangan Syariah dengan Dana Pensiun Syariah.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Anda mungkin juga menyukai