Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

DANA PENSIUN

Disusun oleh :

Kelompok 5

Indah Ramadhani Amir (0023.04.21.2016)

PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan
judul Dana Pensiun. Besar harapan penyusun makalah ini dapat memberikan informasi
kepada pembaca yang budiman. Penyususn menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan atas penyajian sebuah makalah.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan critical ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan-YME senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Makassar, 20 Januari 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dana pensiun diselenggarakan dalam upaya memberikan jaminan kesejahteraan pada
karyawan. Jaminan tersebut diberikan dalam bentuk manfaat pensiun pada saat karyawan
tersebut memasuki masa pensiun atau mengalami kecelakaan. Jaminan tersebut akan
memberikan ketenangan pada karyawan karena adanya kepastian akan masa depannya.
Secara psikologis, jaminan akan masa depan ini akan meningkatkan motivasi kerja karyawan
sehingga akan menguntungkan baik pihak perusahaan maupun pihak karyawan itu sendiri.
Di Indonesia, melalui UU No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan Keputusan
Menteri Keuangan No. 250/KMK.00111985 tanggal 6 Maret 1985 telah memberikan
perlakuan khusus kepada dana pensiun, sebagai salah satu upaya dalam mengembangkan
minat swasta untuk penyelenggaraan program pensiun guna pemberian kesejateraan dan
jaminan hidup hari tua kepada karyawannya. Selain itu diharapkan pula bahwa dana pensiun
sebagai salah satu alternatif pembiayaan akan ikut memarakkan sektor keuangan dalam upaya
mendorong kehidupan ekonomi dan pembangunan yang lebih dinamis di Indonesia.
Mengingat bahwa Dana Pensiun mempunyai tujuan dan kegiatan usaha yang
berlainan dengan perusahaan pada umumnya, maka perlu disusun Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku khusus untuk Dana Pensiun sebagai pedoman proses akuntansi serta
proses penyusunan laporan keuangan. Kekhususan Standar Akuntansi Keuangan Dana
Pensiun terutama mengenai isi laporan keuangan, penilaian aktiva dan penentuan kewajiban
manfaat pensiun .Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi dan pelaporan Dana
Pensiun.Pernyataan ini mengatur tentang akuntansi dan pelaporan oleh Dana Pensiun kepada
pihak yang berkepentingan. Pernyataan ini tidak mengatur pelaporan kepada masing-masing
peserta program pensiun tentang hak manfaat pensiun mereka masing-masing. Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 24 tentang Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun, mengatur
tentang penentuan biaya pensiun dan aktiva/kewajiban sehubungan program pensiun yang
harus dilaporkan dalam laporan keuangan Pemberi Kerja. Dengan demikian pernyataan ini
perlu dikaji dalam kaitannya dengan Standar Akuntansi Keuangan tersebut.Standar Akuntansi
Keuangan lainnya juga berlaku dalam penyusunan laporan keuangan Dana Pensiun sepanjang
tidak diatur dalam Pernyataan ini.Pernyataan ini berlaku untuk Program Pensiun luran Pasti
(PPIP} dan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), sebagaimana dimaksud di dalam
peraturan perundangan yang berlaku di bidang Dana Pensiun.Pernyataan ini tidak mengatur
tentang kesejahteraan karyawan dalam bentuk lainnya, misalnya kewajiban pemberian
pesangon, pengaturan kompensasi yang ditangguhkan (deferred compensation management),
tunjangan kesehatan dan kesejahteraan program bonus den lain-lain. Program jaminan
kesejahteraan sosial yang diwajibkan pemerintah (jamsostek) juga di luar lingkup Pernyataan
ini.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Dana Pensiun
1) Ruang Lingkup Akuntansi

a) Pernyataan ini mengatur tentang akuntansi dan pelaporan oleh Dana Pensiun
kepada pihak yang berkepentingan. Pernyataan ini tidak mengatur pelaporan
kepada masing-masing peserta program pensiun tentang hak manfaat pensiun
mereka masing-masing.

b) PSAK No. 24 tentang Imbalan Kerja, mengatur tentang penentuan biaya


pensiun dan Aset/kewajiban sehubungan program pensiun yang harus
dilaporkan dalam laporan keuangan Pemberi Kerja. Dengan demikian,
pernyataan ini perlu dikaji dalam kaitannya dengan Standar Akuntansi
Keuangan tersebut.

c) Standar Akuntansi Keuangan lainnya juga berlaku dalam penyusunan laporan


keuangan Dana Pensiun sepanjang tidak diatur dalam Pernyataan ini.

d) Pernyataan ini beraku untuk Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) dan Program
Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundangan yang berlaku di bidang Dana Pensiun.

e) Pernyataan ini tidak mengatur tentang kesejahteraan karyawan dalam bentuk


lain, misalnya kewajiban pemberian pesangon, pengaturan kompensasi yang
ditangguhkan (deferred compensation management), tunjangan kesehatan,
kesejahteraan program bonus, dan lain-lain.

2) Pengertian

Dana Pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah


bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai
dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Penghasilan ini biasanya berupa uang yang dapat
diambil setiap bulannya atau diambil sekaligus pada saat seseorang memasuki masa
pensiun, hal ini tergantung dari kebijakan yang terdapat dalam suatu perusahaan.

Menurut A. Setiadi (1995:4) Dana Pensiun adalah dana yang sengaja dihimpun secara
khusus dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada karyawan pada saat mereka
usia pensiun, meninggal dunia atau cacat. Tunjangan pensiun ini biasanya dibayarkan
secara bulanan ditentukan berdasarkan gaji kotor pegawai dan lamanya masa kerja pada
perusahaan. Adapun Tujuan umum program dana pensiun adalah menyisihkan sebagian
dana selama produktif karyawan, sehingga pada saat berhenti bekerja dana dan hasil
yang diperoleh dari investasinya.

Berdasarkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Dana Pensiun N0. 11 tahun 1992 :

Dana pensiun adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan syarat-syarat dan tata
cara yang diatur dalam undang-undang Dana Pensiun yang mengelola dan menjalankan
program pensiun yang menjanjikan manfaat pensiun.

Dari Definisi ini ada beberapa makna yang terkandung, yaitu :

a) Dana Pensiun sebagai badan hukum yang terpisah dari badan hukum
pendirinya,Artinya :
(1) Kekayaan dana pensiun harus dipisahkan dari kekayaan pemberi kerja.
(2) Dana pensiun mempunyai kewajiban yang sama sebagaimana badan hukum
lainnya, misalnya :
- Harus mendapat pengesahan Pemerintah.
- Harus melaporkan kegiatan kepada Pemerintah.
- Harus dibina dan diawasi.
b) Dana Pensiun bertugas mengelola dana mayarakat yang berasal iuran pemberi kerja
atau pemberi kerja dan peserta, selanjutnya diinvestasikan sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan,Artinya :
(1) Dana Pensiun bertugas menghimpun dana berupa iuran.
(2) Mengembangkan dana melalui investasi dalam jenis yg telah ditetapkan(SK
Menteri Keuangan 23 /KMK. 17 / 1993).
c) Dana Pensiun bertugas menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun,
artinya Dana Pensiun hanya melakukan kegiatan yang berhubungan dengan program
pensiun sehingga kegiatan tidak terkait dengan program pensiun tidak diperbolehkan,
misalnya : kegiatan pemberian kredit dan meminjamkan kredit.

3) Azas-Azas Dana Pensiun

Dalam pembentukan Dana Pensiun harus memperhatikan Perundang-undangan yang


mengandung azas-azas yaitu :

a) Azas Penyelenggaraan (voluntary)


Bahwa pembentukan Dana Pensiun bukan merupakan hal yang wajib bagi pemberi
kerja, tetapi hanya anggaran pemerintah dalam menuju terciptanya hubungan yang
harmonis antara pemberi kerja dan karyawan. Akan tetapi sekali sudah membentuk Dana
Pensiun maka berlaku kewajiban terhadap aturan yang telah ditetapkan.

b) Azas Keterpisahan (Segregated Assets)

Harus ada keterpisahan Dana Pensiun dengan kekayaan Pemberi Kerja mengingat
Dana Pensiun sudah merupakan badan hukum tersendiri. Sehingga terlihat perkembangan
kekayaan dari waktu ke waktu.

c) Azas Pendanaan (Funded System)

Dana Pensiun dalam menyelenggarakan program pensiun harus dilakukan dengan


cara pemupukan dana sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah sehingga sistem
pembentukan cadangan di perusahaan tidak diperkenankan menurut peraturan
perundangan di bidang Dana Pensiun.

d) Azas Hak atas Manfaat Pensiun (Locking In)

Bahwa setiap peserta Dana Pensiun tidak dapat menuntut haknya apabila masih
memenuhi syarat kepesertaan.

Hak atas manfaat hanya dapat dibayarkan apabila :

- Peserta pensiun normal


- Peserta pensiun dipercepat
- Pensiun ditunda
- Peserta pensiun cacat
- Peserta pensiun meninggal dunia
- Iuran Peserta (kurang dari tiga tahun)

e) Azas Hak atas Dana (Vesting Right)

Peserta mempunyai hak atas dana, jika memenuhi persyaratan yang diatur dalam
Dana Pensiun. Hal ini berarti bahwa setiap iuran yang dibayarkan, Peserta akan
terlindungi dengan hak atas dana.

f) Portabilitas

Setiap peserta berhak untuk memindahkan hak atas manfaat pensiunnya ke Dana
Pensiun lainnya apabila peserta berhenti bekerja sebelum usia pensiun.
g) Pembinaan dan Pengawasan

Sebagai suatu badan hukum yang mengelola dana dan melakukan pembayaran
manfaat pensiun, maka penyelenggara Dana Pensiun perlu dibina dan diawasi agar
pelaksanaannya sesuai dengan tujuan pembentukan Dana Pensiun.

Pembinaan dan pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:

(1) Memberikan pemahaman peraturan Perundangan dan peraturan Dana Pensiun


kepada semua pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan Dana Pensiun
(Pemberi kerja, Pengurus, Dewan pengawas dan Peserta).
(2) Memonitor penyelenggaraan Dana Pensiun melalui laporan :
- Laporan keuangan
- Informasi tentang kepesertaan
4) Jenis-Jenis Pensiun

Di dalam proses pelaksanaannya para penerima pensiun dapat memilih salah satu dari
beberapa jenis pensiin yang ditawarkan kepada para karyawan, dgn melihat situasi dan
kondisi yang terjadi. Berikut jenis-jenis pensiun yang ditawarkan oleh perusahaan :

a) Pensiun normal, Yaitu pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usianya telah
mencapai masa pensiun yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk wilayah Indonesia
rata-rata seseorang memasuki masa pensiun pada usia 55 tahun dan 60 tahun pada
profesi tertentu.

b) Pensiun dipercepat, hal ini dilakukan bila perusahaan menginginkan pengurangan


karyawan didlm tubuh perusahaan

c) Pensiun ditunda, seorang karyawan meminta pensiun sendiri, namun umurnya belum
memenuhi untuk pensiun, sehingga karyawan tersebut keluar namun dana pensiun
miliknya diperusahaan tempat dia bekerja baru akan keluar pada masa umur karyawan
ini telah memasuki masa pensiun.

d) Pensiun Cacat, pensiun yang diberikan kepada karyawan yang mengalamai


kecelakaan sehingga dianggap tidak mampu dipekerjakan seperti semula, sedangkan
umurnya belum memenuhi masa pensiun.

Berdasarkan UU No. 11 tahun 1992, di Indonesia mengenal 3 jenis dana pensiun yaitu :

a) Dana pensiun pemberi kerja


adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang
memperkerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan program pensiun
manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti, bagi kepentingan sebagian atau
seluruh karyawannya sebagai peserta, dan menimbulkan kewajiban terhadap pemberi
kerja.

b) Dana pensiun lembaga keuangan

adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa
untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, bagi perorangan, baik
karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi
karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa.

Pasal 1 butir 4 UU No. 11 tahun 1992 menyatakan bahwa dana pensiun lembaga
keuangan yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa. Untuk menyelenggarakan
program pensiun iuran pasti bagi pesertanya. Yang diperkenankan untuk mendirikan dana
pensiun hanyalah bank umum dan perusahaan asuransi jiwa dengan batasan bahwa kekayaan,
pengelolaan dana maupun program programnya terlepas dari badan pendirinya.hal ini
dilakukan agar kelangsungan hidup dana pensiun lembaga keuangan dan pesertanya dapat
terjamin. Adapun persyaratan yang harus dimiliki agar dapat menyelenggarakan dana pensiun
adalah sebagai berikut :

(1) Bagi perusahaan asuransi jiwa


(a) Memenuhi tingkat solvabilitas sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangan
di bidang asuransi sekurang kurangnya selama 8 bulan terakhir.
(b) Memiliki kesiapan untuk menyelenggrakan DPLK yang dibuktikan dengan kesiapan
dalam bidang organisasi dan personil serta kesiapan sistem administrasi.
(c) Memiliki kinerja investasi yang sehat. Memiliki tingkat kesinambungan
pertanggungjawaban yang sehat sekurang kurangnya dalam 2 tahun terakhir.
(d) Memiliki kesanggupan untuk menyampaikan laporan hasil penilaian solvabilitas dan
laporan investasi perusahaan. Perusahaan asuransi tersebut telah menjalankan
usahanya sekurang kurangnya selama 5 tahun.
(2) Bagi bank umum
(a) Memenuhi tingkat kesehatan bank.
(b) Memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan dana pensiun.
(c) Menyanggupi untuk menyampaikan laporan terakhir tingkat kesehatan bank baik
secara keseluruhan maupun aspek permodalan, kualitas aktiva produktif dan
pemenuhan batas minimum pemberian kredit / BMPK setiap tri wulan.
(d) Peserta dana pensiun lembaga keuangan adalah perorangan atau pribadi, baik
karyawan suatu lembaga atau perusahaan maupun pekerja mandiri. Yang dimaksud
dengan pekerja mandiri disini adalah pekerja atas usaha sendiri bukan di perusahaan
atau badan usaha. Walaupun telah mengikuti program pensiun dalam perusahaannya,
karyawan suatu lembaga atau perusahaan masih berkesempatan untuk mengikuti dana
pensiun lembaga keuangan. Setiap orang berkesempatan untuk dapat menjadi peserta
dana pensiun lembaga keuangan dengan persyaratan berusia 18 tahun atau sudah
menikah dan mempunyai penghasilan.
c) Dana pensiun berdasarkan keuntungan

adalah dana pensiun pemberi kerja yang menyelenggarakan program pensiun


iuran pasti, dengan iuran hanya dari pemebri kerja yang didasarkan pada rumus yang
dikaitkan dengan keuntungan pemberi kerja.

5) Jenis-Jenis Dana Pensiun

a) Contributory adalah apabila karyawan dan perusahaan bersama sama


melakukan kontribusi atas pemupukan dana pensiun

b) Non contributory adalah apabila hanya perusahaan yang memberikan


kontribusi dalam pemupukan dana pensiun.

c) Funded pensiun plan dilakukan dengan menyetorkan dana kepada suatu badan

terpisah dari perusahaan untuk mengelola pensiun karyawannya.

d) Unfunded pensiun plan apabila perusahaan atau organisasi sendiri yang


melakukan pembayaran pensiun kepada karyawan.

6) Manfaat dana pensiun

a) Manfaat pensiun normal, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang mulai
dibayarkan pada saat peserta pensiun setelah mencapai usia pensiun normal
atau sesudahnya.

b) Manfaat pensiun diprcepat, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang


dibayarkan bila peserta pensiun pada usia tertentu sebelum usia pensiun
normal.
c) Manfaat pensiun cacat, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang dibayarkan
bila peserta menjadi cacat.

7) Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun

Cara pembayaran manfaat pensiun kepada karyawan dapat dilakukan dengan


dua cara yaitu :

a) Pembayaran sekaligus (Lumpsum)

b) Pembayaran secara berkala (annuity)

8) Prosedur Dana Pensiun Lembaga Keuangan


a) Peserta menyetorkan iuran kepada DPLK yang besarnya sesuai dengan
kehendak dan kemampuan peserta.

b) DPLK menginvestasikan setoran iuaran para peserta ke instistusi/lembaga


investasi, sesuai dengan permintaan peserta

c) Iuran dan beserta hasil pengembangannya di bukukan dan di administrasikan di


masing masing buku peserta.

d) Pada saat peserta jatuh tempo pensiun,maka bagi peserta yg akumulasinya lebih
besar dan sama dengan Rp.36.000.000 maka DPLK wajib membelikan anuitas
seumur hidup peserta kepada perusahaan asuransi jiwa. Sedangkan bagi peserta yg
akumulasi dananya kurang dari Rp. 36.000.000 maka akumulasi dananya bisa
diberikan secara tunai oleh DPLK.

e) Perusahaan asuransi jiwa akan membayara anuitas berupa manfaat pensiun kepada
peserta secara berkala.

f) DPLK memaantau pelaksanaan pembayaran pensiun yang dilakukan oleh


perusahaan asuransi jiwa.

9) Prinsip Penyelenggaraan Dana Pensiun

a) Prinsip kejelasan maksud dan tujuan program, jaminan terhadap


kesinambungan penghasilan

b) Prinsip Independensi, kelembagaan berstatus badan hokum, manajemen


operasional dimana asas keterpisahaan kekayaan hak pengurus mengadakan
perjanjian dngan pihak ketiga, pengawasam dimana pengawas dilakukan oleh
Dewan Pengawas yang terdiri atas wakil-wakil pemberi kerja dan peserta
dengan jumlah yang sama.

c) Prinsip Akuntanbilitas : Dewan pengawas wajib mengumumkan laporan hasil


pengawasannya kepada peserta, Laporan keuangan dana pensiun setiap tahun
harus diaudit oleh akuntan public yang ditunjuk oleh Dewan Pengawas,
Pendiri/Mitra pendiri, Pengurus, dan Penerima Titipan wajib memperlihatkan
seluruh dokumen/keterangan untuk keperluan pemeriksaan, Dana pensiun
wajib mengumumkan neraca dan perhitungan hasil usahanya kepada peserta.

d) Prinsip Transparansi : Pengurus wajib menyampaikan keterangan mengenai


setiap perubahan peraturan Dana pensiun dan hal-hal yang terjadi dalam
rangka kepesertaan, Pengurus wajib mengumumkan perkembangan portofolio
investasi dan hasil pengembangan kepada peserta dan melaporkannya kepada
pendiri dan Dewan Pengawas.

e) Prinsip Perlindungan Konsumen : Perubahan peraturan dana pensiun tidak


boleh mengurangi manfaat pensiun, setiap karyawan berhak menjadi peserta,
bila berusia 18 tahun atau telah menikah, dan memiliki masa kerja satu tahun,
Hak atas manfaat pensiun tidak dapat dijaminkan, dialihkan/disita, semua
transaksi penyerahan, pembebanan, pengikatan, pembayaran sebelum jatuh
tempo atau penjaminan manfaat pensiun dinyatakan batal demi oknum,
Pengembalian kekayaan Dana Pensiun kepada pemeberi kerja dilarang, Saat
likuidasi, peserta dan pensiunan/ahli waris memiliki hak utama dalam
pembagian kekayaan dana pensiun, kekayaan dana pensiun Lembaga
keuangan dikecualikan dari setiap tuntutan hukum atas kekayaan pendirinya.

f) Prinsip struktur pengendalian intern : Tugas, kewajiban, dan tanggung jawab


pendiri, Mitra pendiri, Dewan pengawas, dan pengurus diatur dalam undang-
undang dana pensiun dan peraturan pelaksanaanya, dana pensiun tidak
diperkenankan melakukan pembayaran apapun, kecuali pembayran yang
ditetapkan dalam peraturan dana pensiun, dana pensiun tidak diperkenankan
meminjam atau mengangunkan kekayaannya sebagai jaminan atas suatu
pinjaman, tidak satu bagianpun dari kekayaan dana pensiun dapat dipinjamkan
atau diinvestasikan pada piak-pihak terafiliasi, bentuk dan susunan laporan
keuangan dana pensiun harus sesuai dengan keputusan Direktur Jendral
Lembaga Keuangan Nomor 2345/KEP-LK/2003.

g) Prinsip kualifikasi penyelenggara : Kualifikasi pengurus dan dewan pengawas


(kecuali yang terakhir) adalah WNI berakhlak moral yang baik, belum pernah
dihukum pidana ekonomi, dan berpengetahuan atau berpengalaman di bidang
Dana pensiun, pengurus tidak boleh merangkap jabatan pengurus dana pensiun
lain, atau direksi, atau jabatan eksekutif lainnya.

10) Peraturan Dana Pensiun

Hal-hal penting yang umumnya diatur dalam suatu peraturan pensiun antara lain:

a) Siapa yang berhak menjadi peserta


b) Manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam bentuk apa
c) Kapan dapat dinikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan kepada
peserta
d) Sumber pembiayaanya

11) Jenis Program Pensiun


a) Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)

Dalam PPMP, besarnya manfaat pensiun yang dijanjikan kepada peserta dientukan dengan

rumus manfaat pensiun yang telah ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Rumus tersebut
dipengaruhi oleh masa kerja, faktor penghargaan per tahun masa kerja, dan penghasilan dasar
pensiun.

PPMP menbutuhkan bantuan akturis secara periodik untuk menentukan nilai


kewajiban aktuaria, mengkaji kembali asumsi aktuarial yang digunakan dan
merekomendasikan tingkat iuran yang seharusnya.

Tujuan pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP adalah menyediakan


informasi secara periodik mengenai penyelenggaran program pensiun, posisi keuangan, serta
kinerja investasi yang berguna untuk menentukan besarnya kekayaan Dana Pensiun
dihubungkan dengan besarnya kewajibannya membayar manfaat pensiun kepada peserta pada
saat tertentu. Tujuan ini lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang antara lain
terdiri dari :
(1) Penjelasan mengenai kegiatan penting selama satu periode pelaporan dan dampak dari
setiap perubahan peraturan Dana Pensiun;
(2) Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi
keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan;
(3) Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi; dan
(4) Perhitungan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris yang terakhir.

Kelebihannya yaitu :

(1) Pendanaan (biaya/iuran) dari perusahaan lbih dapat diperhitungkan/diperkirakan


(2) Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap tahunnya
(3) Lebih mudah diadministrasikan

Kekurangannya yaitu :

(1) Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk diperkirakan
(2) Karyawan menanggung resiko atas ketidakberhasilan investasi
(3) Tidak dapat mengakomodasikan masa kerja yang telah dilalui karyawan

Kewajiban Aktuaria

Dalam laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, perlu diungkapkan
penjelasan yang memadai mengenai sumber perhitungan kewajiban aktuaria, seperti metode
penilaian dan asumsi aktuarial yang digunakan aktuaris, nama aktuaris, dan tanggal laporan
aktuaris yang terakhir.

Frekuensi Penilaian Aktuarial

Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP wajib memiliki laporan aktuaris sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku. Dalam laporan keuangan Dana Pensiun harus
disebutkan tanggal laporan aktuaris terakhir yang digunakan sebagai dasar penyusunan
laporan keuangan yang bersangkutan.

b) Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)

Dalam PPIP, jumlah yang diterima oleh peserta pada saat pensiun bergantung pada jumlah
iuran dari pemberi kerja, atau iuran peserta dan pemberi kerja atau iuran peserta, dan hasil
usaha. Kewajiban dari pemberi kerja adalah membayar iuran sesuai dengan yang ditetapkan
dalam Peraturan Dana Pensiun. Bantuan aktuaris biasanya tidak diperlukan, meskipun nasihat
aktuaris kadang-kadang digunakan untuk memperkirakan manfaat pensiun yang akan
diterima peserta pada saat pensiun., berdasarkan jumlah iuran saat ini dan dimasa depan serta
estimasi hasil investasi Dana Pensiun.

Peserta berkepentingan untuk mengetahui kegiatan investasi Dana Pensiun karena


sangat menentukan manfaat pensiun yang diterima. Baik peserta maupun pemberi kerja
berkepentingan untuk mengetahui apakah iuran telah dilakukan sesuai dengan Peraturan
Dana Pensiun, pengawasan atas kekayaan Dana Pensiun telah dilakukan secar tepat, atau
kegiatan operasional Dana Pensiun telah dilaksanakan secara efisien dan wajar. Sedangkan
Pemerintah berkepentingan untuk mengetahui apakah Dana Pensiun telah dikelola sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Tujuan dari pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPIP adalah menyediakan
informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi keuangan,
serta kinerja investasi. Tujuan tersebut lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan
yang antara lain terdiri dari :

(1) Penjelasan atas kegiatan penting Dana Pensiun selama satu periode pelaporan dan
dampak setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun;
(2) Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi
keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan; dan
(3) Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi.

Kelebihannya yaitu :

(a) Lebih menekankan pada hasil akhir


(b) Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu, mengingat manfaat dikaitkan dengan gaji
karyawan
(c) Dapat mengakomodasikan masa kerja yang telah dilalui karyawan apabila program
pensiun dibentuk jauh setelah perusahaan berjalan
(d) Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada saat
mencapai usia pensiun.

Kelemahannya yaitu :

(a) Perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi tidak
mencukupi
(b) Relative lebih sulit untuk diadministrasikan.
12) Kelemahan dan Keunggulan Dana Pensiun
a) Kelemanahan Dana Pensiun
Sebelum UU no.11 tahun 1992, layanan kesejahteraan pensiun dilakukan oleh
Yayasan Dana Pensiun / YDP. Disamping itu ada berbagai jaminan hari tua dan jaminan
kesejahteraan karyawan. Asuransi yang berkaitan dengan kesejahteraan karyawan
disediakan melalui berbagai lembaga seperti : tabungan dan asuransi sosial pegawai
negeri / TASPEN, jaminan sosial tenaga kerja / jamsostek, dsb. Di bawah ini terdapat
beberapa kelemahan dari beberapa program YDP tersebut :

(1) Belum ada ketentuan yang mengatur hal hal mendasar untuk menjamin terpenuhinya
hak dan kewajiban para pihak penyelenggara program pensiun.
(2) Pengelolaan YDP masih banyak yang kurang profesional.
(3) Arahan investasi kurang jelas dan kurang konsisten terhadap pencapaian tujuan
program pensiun.
(4) Banyak investasi dilakukan pada aktiva tetap yang kurang produktif sehingga kurang
cepat menghasilkan.
(5) Investasi gedung kantor yang berlebihan/mewah.
(6) Keuntungan lembaga / yayasan dana pensiun yang besar tidak diimbangi
(7) Beberapa program pensiun masih membedakan jumnlah manfaat pensiun untuk
kalangan pensiunan, janda/duda dan anak yatim/piatu dari para pensiunan.
b) Keunggulan Dana Pensiun
(1) Pengelola yang ditunjuk harusnya loyal, setia, profesional, jujur serta mampu
menyusun rencana dan berpikir jangka panjang.
(2) Sesuai dengan UU No. 11 tahun 1992, dana pensiun dibebaskan dari pajak
penghasilan dengan demikian para peserta dapat menikmati manfaat pensiun
sekurang kurangnya 15% lebih tinggi dari manfaat program lain.
(3) Seluruh himpunan iuran dan hasil pengelolaan kekayaan, investasi dibagikan kepada
peserta atau ahli warisnya secara merata menurut jumlah iuran dan masa
kepesertaannya.
(4) Biaya tetap relatif rendah.
(5) Dana pensiun mempunyai prospek menjadi suatu lembaga keuangan dengan
likuiditas dan solvabilitas yang tinggi sehingga memberikan posisi tawar menawar /
bargaining position yang kuat dalam melakukan kerjasama dengan lembaga
keuangan lain .
(6) Untuk mengurangi resiko kematian/kecelakaan dari peserta, maka seluruh peserta
dapat dipertanggungjawabkan dengan asuransi jiwa/kecelakaan kepada perusahaan
asuransi dengan premi asuransi relatif rendah karena sifat kolektif.
(7) Dana pensiun dapat mempunyai 3 fungsi yang terpadu yang dapat dilakukan dengan
cara kerjasama antar 3 lembaga.
B. Laporan Keuangan Dana Pensiun
Laporan keuangan Dana Pensiun terdiri atas laporan aset bersih, laporan perubahan aset
bersih, neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Khusus untuk Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, laporan mengenai kewajiban
akturia dan perubahannya perlu disusun sebagai lampiran laporan keuangan.

Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan antara lain
portofolio investasi, rincian biaya yang merupakan beban Dana Pensiun selama satu periode
sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja), atau rincian
biaya yang dapaat dipungut dari Peserta atau dibebankan pada rekening Peserta selama satu
perode sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan).

C. Penilaian Aset Dana Pensiun

Aset Dana Pensiun dinilai sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, namun
mengingat tujuan Dana Pensiun dan kekhususan informasi yang diperlukan, maka dalam
neraca, untuk aset tertentu disamping nilai historis, perlu ditentukan pula nilai wajarnya.
Selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi.

Untuk tujuan penyusunan laporan aset bersih dan laporan perubahan aset bersih,
investasi Dana Pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar (fair value). Surat-surat berharga
dinilai berdasarkan harga pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk
mengukur nilai surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama satu periode
tersebut. Surat-surat berharga yang nilai jatuh temponyasudah ditetapkan dan memang
dimaksudkan untuk membayar manfaat pensiun, dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya
dengan asumsi tingkat pengembalian yang tetap. Jika suatu investasi tidak memiliki nilai
wajar, maka perlu diungkapkan alasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan. Aset
operasional dinilai berdasarkan nilai buku.

D. Penyajian Informasi dalam Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Dana Pensiun perlu mengungkapkan informasi relevan antara lain sebagai
berikut :

1) Laporan Aset Bersih:


(a) Nilai aset pada akhir periode dengan klasifikasi yang tepat;
(b) Dasar penilaian aset;
(c) Investasi sesuai dengan rincian jumlah investasi menurut jenis; dan
(d) Kewajiban selain daripada kewajiban aktuaria.
2) Laporan Perubahan Aset Bersih:
(a) Biaya jasa kini (iuran normal) yang jatuh tempo, baik yang berasal dari
pemberi kerja atau pemberi kerja dan peserta atau peserta;
(b) Biaya jasa lalu (iuran tambahan) yang jatuh tempo;
(c) Hasil investasi, antara lain bunga, dividen, dan sewa;
(d) Pendapatan lain-lain;
(e) Manfaat yang sudah dibayarkan dan yang masih terutang, dirinci untuk peserta
yang pensiun, meninggal, atau cacat, juga untuk pembayaran manfaat secara
sekaligus;
(f) Beban administrasi;
(g) Beban investasi;
(h) Beban lain-lain;
(i) Pajak penghasilan;
(j) Keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi dan penurunan atau
kenaikan nilai investasi; dan
(k) Pengaihan dana ke dan dari Dana Pensiun lain.
3) Neraca :
(a) Posisi keuangan Dana Pensiun; dan
(b) Nilai historis; khusus untuk investasi ditentukan juga nilai wajarnya.
4) Perhitungan Hasil Usaha :
(a) Pendapatan dan beban investasi;
(b) Beban administrasi; dan
(c) Pendapatan lain-lain.
5) Laporan Arus Kas :

Laporan arus kas disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha Dana Pensiun
selama periode pelaporan; dan

6) Catatan atas Laporan Keuangan.

Laporan keuangan Dana Pensiun, baik yang menyelenggarakan Program Pensiun


Manfaat Pasti (PPMP) maupun Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), mencakup :

a) Laporan aset bersih;


b) Laporan perubahan aset bersih;
c) Neraca;
d) Perhitungan hasil usaha;
e) Laporan arus kas; dan
f) Catatan atas laporan keuangan
E. Laporan Aset Bersih

Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang jumlah aset bersih yang tersedia
untuk membayar manfaat pensiun kepada peserta pada tanggal laporan.
Total seluruh aset Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa lalu (past service) yang
belum jath tempo, dikurangi seluruh kewajiban kecuali kewajiban aktuaria, menunjukan
jumlah aset bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun pada tanggal laporan. Aset untuk
tujuan penyusunan laporan ini.

F. Laporan Perubahan Aset Bersih

Laporan ini berisi informasi tentang perubahan atas jumlah aset bersih yang tersedia untuk
manfaat pensiun, serta menguraikan penyebab perubahan tersebut yang terperinci atas
penambahan dan/atau pengurangan yang terjadi selam satu periode tertentu.

G. Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, dan Laporan Arus Kas

Neraca, laporan hasil usaha, dan laporan arus kas disusun berdasarkan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Pelaporan Laporan Keuangan yang berazas utama biaya historis. Khusus
untuk investasi, ditentukan juga nilai wajanya. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar
disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi. Selisih Penilaian Investasi bukan merupakan
unsur hasil usaha, tetapi akan mengoreksi nilai historis mnjadi nilai wajar.

Untuk penyusunan laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP,


penentuan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris terakhir. Dalam Neraca, selisih
antara nilai kewajiban aktuaria dan aset bersih disajikan sebagai Selisih Kewajiban Aktuaria.

Dalan nearaca Dana Pensiun yang menyelenggaraka PPMP, piutang kepada pemberi
kerja sehubungan dengan jasa masa lalu karyawan diakui sebesar jumlah yang telah jatuh
tempo pada tanggal laporan.

H. Penilaian Aset Dana Pensiun

Untuk tujuan penyusunan laporan aset bersih dan laporan perubahan aset bersih, aset dinilai
sebagai berikut :

1) Uang tunai, rekening giro, dan deposito di bank dinilai menurut nilai nominal;
2) Sertifikat deposito, Surat Berharga Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, dan
surat pengakuan utang lebih dari setahun dinilai berdasarkan nilai tunai;
3) Surat berharga berupa saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek, dinilai
menurut nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan;
4) Penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan dibursa eek,
dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen;
5) Investasi pada tanah dan bangunan dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai
hasil penilaian independen ;
6) Piutang dilaporkan berdasarkan jumlah yang dapat ditagih, setelah memperhitungkan
penyisihan piutang tidak tertagih;
7) Aset operasional antara lain komputer, peralatan kantor, dan peralatan lainnya
dilaporkan berdasarkan nilai buku.

Bila suatu aset, misalnya gedung, digunakan sebagian untuk investasi dan sebagian
untuk kegiatan operasional, maka penggolongan aset sebagai investasi atau aset operasional
ditentukan berdasarkan mana yang lebih signifikan.

I. Pengungkapan

Informasi tentang hal tersebut dibawah ini perlu diungkapkan secukupnya dalam catatan atas
laporan keuangan, antara lain :

1) Penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama periode
laporan :
a) Nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jika ada);
b) Kelompok karyawan yang menjadi peserta program jumlah pensiun;
c) Jumlah peserta program pensiun dan jumlah pensiunan;
d) Jenis program pensiun;
e) Iuran yang berasal dari peserta, jika ada;
f) Untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang dijanjikan; dan
g) Penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan, pemindahan kelompok
peserta, dan pembubaran Dana Pensiun (jika besar kemungkinannya terjadi);
2) Penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting;
3) Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan;
4) Rincian portofolio investasi; dan
5) Perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial, serta nama dan
tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam hal PPMP).

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pemerintah sepetinya telah menyadari bahawa upaya pemeliharaan kesinambungan


penghasilan pada hari tua perlu mendapat perhatian dan penanganan serius. Dalam rangka
inilah perlu pembentukan suatu lembaga yang diharapkan dapat menunjangupaya-upaya
memenuhi kebutuhan ini. Lembaga tersebut adalah Dana Pensiun. Dengan adanya Dana
Pensiun ini memungkinkan terbentuknya suatu akumulasi dana yang dibutuhkan untuk
memelihara kesinambungan penghasilan peserta program hari tua. Keyakinan akan adanya
kesinambungan penghasilan menimbulkan iklim kondusif bagi peningkatan produktivitas
kerja karyawan. Perusahaan Dana Pensiun bertujuan untuk memberikan manfaat pensiun
pada anggota pada saat anggota yang bersangkutan memasuki masa pensiun. Masa pensiun
ini tidak sama untuk setiap peserta, sedangkan perusahaan dituntutuntuk selalu siap setiap
saat memberikan hak peserta dana baik dalam rangka memenuhi kewajiban aktuaria
perusahaan.

Dana pensiun adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan syarat-syarat dan tata
cara yang diatur dalam undang-undang Dana Pensiun yang mengelola dan menjalankan
program pensiun yang menjanjikan manfaat pensiun.

Laporan keuangan Dana Pensiun terdiri atas laporan aset bersih, laporan perubahan aset
bersih, neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Khusus untuk Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, laporan mengenai kewajiban
akturia dan perubahannya perlu disusun sebagai lampiran laporan keuangan.

Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan antara lain portofolio
investasi, rincian biaya yang merupakan beban Dana Pensiun selama satu periode sesuai
dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja), atau rincian biaya yang
dapaat dipungut dari Peserta atau dibebankan pada rekening Peserta selama satu perode
sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan).

Aset Dana Pensiun dinilai sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, namun
mengingat tujuan Dana Pensiun dan kekhususan informasi yang diperlukan, maka dalam
neraca, untuk aset tertentu disamping nilai historis, perlu ditentukan pula nilai wajarnya.
Selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi.
Utuk tujuan penyusunan laporan aset bersih dan laporan perubahan aset bersih, investasi
Dana Pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar (fair value). Surat-surat berharga dinilai
berdasarkan harga pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk mengukur
nilai surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama satu periode tersebut.
Surat-surat berharga yang nilai jatuh temponyasudah ditetapkan dan memang dimaksudkan
untuk membayar manfaat pensiun, dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya dengan asumsi
tingkat pengembalian yang tetap. Jika suatu investasi tidak memiliki nilai wajar, maka perlu
diungkapkan alasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan. Aset operasional dinilai
berdasarkan nilai buku.

B. Saran

Sebagai sebuah badan hukum, dana pensiun diharapkan dikelola secara profesional. Secara
eksplisit profesionalisme di dalam pengelolaan dana pensiun ini dicerminkan oleh
persyaratan bahwa setiap pengurus dana pensiun harus memiliki kemampuan mengelola dana
pensiun sebagaimana dibuktikan oleh kepemilikan sertifikat lembaga standar profesi dana
pensiun, yang baru akan diperoleh setelah seorang pengurus dana pensiun lulus dari ujian
yang diselenggarakan oleh lembaga yang bersangkutan. Tuntutan profesionalisme juga
tampak dari struktur organisasi yang harus ada di dalam lembaga dana pensiun. Menurut
Undang-undang Dana Pensiun, ada tiga organ yang menjadi tulang punggung organisasi dana
pensiun, yaitu Pendiri, Dewan Pengawas dan Pengurus. Hubungan di antara ketiga organ ini
diatur sedemikian rupa di dalam Undang-undang Dana Pensiun dan peraturan
pelaksanaannya, sehingga tercipta hubungan sinergis yang bermuara pada kinerja dana
pensiun yang profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Kashmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada..

Triandaru, Sigit, dan Budisantoso T. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba Empat.

http://gusbandi.blogspot.com/2009/08/prinsip-penyelenggaraan-dana-pensiun.html

http://www.bapepam.go.id/dana_pensiun/edukasi_dp/pengelolaan.htm#8

Anda mungkin juga menyukai