DANA PENSIUN
Disusun oleh :
Kelompok 5
PASCASARJANA
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan
judul Dana Pensiun. Besar harapan penyusun makalah ini dapat memberikan informasi
kepada pembaca yang budiman. Penyususn menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan atas penyajian sebuah makalah.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan critical ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan-YME senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dana pensiun diselenggarakan dalam upaya memberikan jaminan kesejahteraan pada
karyawan. Jaminan tersebut diberikan dalam bentuk manfaat pensiun pada saat karyawan
tersebut memasuki masa pensiun atau mengalami kecelakaan. Jaminan tersebut akan
memberikan ketenangan pada karyawan karena adanya kepastian akan masa depannya.
Secara psikologis, jaminan akan masa depan ini akan meningkatkan motivasi kerja karyawan
sehingga akan menguntungkan baik pihak perusahaan maupun pihak karyawan itu sendiri.
Di Indonesia, melalui UU No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan Keputusan
Menteri Keuangan No. 250/KMK.00111985 tanggal 6 Maret 1985 telah memberikan
perlakuan khusus kepada dana pensiun, sebagai salah satu upaya dalam mengembangkan
minat swasta untuk penyelenggaraan program pensiun guna pemberian kesejateraan dan
jaminan hidup hari tua kepada karyawannya. Selain itu diharapkan pula bahwa dana pensiun
sebagai salah satu alternatif pembiayaan akan ikut memarakkan sektor keuangan dalam upaya
mendorong kehidupan ekonomi dan pembangunan yang lebih dinamis di Indonesia.
Mengingat bahwa Dana Pensiun mempunyai tujuan dan kegiatan usaha yang
berlainan dengan perusahaan pada umumnya, maka perlu disusun Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku khusus untuk Dana Pensiun sebagai pedoman proses akuntansi serta
proses penyusunan laporan keuangan. Kekhususan Standar Akuntansi Keuangan Dana
Pensiun terutama mengenai isi laporan keuangan, penilaian aktiva dan penentuan kewajiban
manfaat pensiun .Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi dan pelaporan Dana
Pensiun.Pernyataan ini mengatur tentang akuntansi dan pelaporan oleh Dana Pensiun kepada
pihak yang berkepentingan. Pernyataan ini tidak mengatur pelaporan kepada masing-masing
peserta program pensiun tentang hak manfaat pensiun mereka masing-masing. Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 24 tentang Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun, mengatur
tentang penentuan biaya pensiun dan aktiva/kewajiban sehubungan program pensiun yang
harus dilaporkan dalam laporan keuangan Pemberi Kerja. Dengan demikian pernyataan ini
perlu dikaji dalam kaitannya dengan Standar Akuntansi Keuangan tersebut.Standar Akuntansi
Keuangan lainnya juga berlaku dalam penyusunan laporan keuangan Dana Pensiun sepanjang
tidak diatur dalam Pernyataan ini.Pernyataan ini berlaku untuk Program Pensiun luran Pasti
(PPIP} dan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), sebagaimana dimaksud di dalam
peraturan perundangan yang berlaku di bidang Dana Pensiun.Pernyataan ini tidak mengatur
tentang kesejahteraan karyawan dalam bentuk lainnya, misalnya kewajiban pemberian
pesangon, pengaturan kompensasi yang ditangguhkan (deferred compensation management),
tunjangan kesehatan dan kesejahteraan program bonus den lain-lain. Program jaminan
kesejahteraan sosial yang diwajibkan pemerintah (jamsostek) juga di luar lingkup Pernyataan
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dana Pensiun
1) Ruang Lingkup Akuntansi
a) Pernyataan ini mengatur tentang akuntansi dan pelaporan oleh Dana Pensiun
kepada pihak yang berkepentingan. Pernyataan ini tidak mengatur pelaporan
kepada masing-masing peserta program pensiun tentang hak manfaat pensiun
mereka masing-masing.
d) Pernyataan ini beraku untuk Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) dan Program
Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundangan yang berlaku di bidang Dana Pensiun.
2) Pengertian
Menurut A. Setiadi (1995:4) Dana Pensiun adalah dana yang sengaja dihimpun secara
khusus dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada karyawan pada saat mereka
usia pensiun, meninggal dunia atau cacat. Tunjangan pensiun ini biasanya dibayarkan
secara bulanan ditentukan berdasarkan gaji kotor pegawai dan lamanya masa kerja pada
perusahaan. Adapun Tujuan umum program dana pensiun adalah menyisihkan sebagian
dana selama produktif karyawan, sehingga pada saat berhenti bekerja dana dan hasil
yang diperoleh dari investasinya.
Dana pensiun adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan syarat-syarat dan tata
cara yang diatur dalam undang-undang Dana Pensiun yang mengelola dan menjalankan
program pensiun yang menjanjikan manfaat pensiun.
a) Dana Pensiun sebagai badan hukum yang terpisah dari badan hukum
pendirinya,Artinya :
(1) Kekayaan dana pensiun harus dipisahkan dari kekayaan pemberi kerja.
(2) Dana pensiun mempunyai kewajiban yang sama sebagaimana badan hukum
lainnya, misalnya :
- Harus mendapat pengesahan Pemerintah.
- Harus melaporkan kegiatan kepada Pemerintah.
- Harus dibina dan diawasi.
b) Dana Pensiun bertugas mengelola dana mayarakat yang berasal iuran pemberi kerja
atau pemberi kerja dan peserta, selanjutnya diinvestasikan sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan,Artinya :
(1) Dana Pensiun bertugas menghimpun dana berupa iuran.
(2) Mengembangkan dana melalui investasi dalam jenis yg telah ditetapkan(SK
Menteri Keuangan 23 /KMK. 17 / 1993).
c) Dana Pensiun bertugas menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun,
artinya Dana Pensiun hanya melakukan kegiatan yang berhubungan dengan program
pensiun sehingga kegiatan tidak terkait dengan program pensiun tidak diperbolehkan,
misalnya : kegiatan pemberian kredit dan meminjamkan kredit.
Harus ada keterpisahan Dana Pensiun dengan kekayaan Pemberi Kerja mengingat
Dana Pensiun sudah merupakan badan hukum tersendiri. Sehingga terlihat perkembangan
kekayaan dari waktu ke waktu.
Bahwa setiap peserta Dana Pensiun tidak dapat menuntut haknya apabila masih
memenuhi syarat kepesertaan.
Peserta mempunyai hak atas dana, jika memenuhi persyaratan yang diatur dalam
Dana Pensiun. Hal ini berarti bahwa setiap iuran yang dibayarkan, Peserta akan
terlindungi dengan hak atas dana.
f) Portabilitas
Setiap peserta berhak untuk memindahkan hak atas manfaat pensiunnya ke Dana
Pensiun lainnya apabila peserta berhenti bekerja sebelum usia pensiun.
g) Pembinaan dan Pengawasan
Sebagai suatu badan hukum yang mengelola dana dan melakukan pembayaran
manfaat pensiun, maka penyelenggara Dana Pensiun perlu dibina dan diawasi agar
pelaksanaannya sesuai dengan tujuan pembentukan Dana Pensiun.
Pembinaan dan pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
Di dalam proses pelaksanaannya para penerima pensiun dapat memilih salah satu dari
beberapa jenis pensiin yang ditawarkan kepada para karyawan, dgn melihat situasi dan
kondisi yang terjadi. Berikut jenis-jenis pensiun yang ditawarkan oleh perusahaan :
a) Pensiun normal, Yaitu pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usianya telah
mencapai masa pensiun yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk wilayah Indonesia
rata-rata seseorang memasuki masa pensiun pada usia 55 tahun dan 60 tahun pada
profesi tertentu.
c) Pensiun ditunda, seorang karyawan meminta pensiun sendiri, namun umurnya belum
memenuhi untuk pensiun, sehingga karyawan tersebut keluar namun dana pensiun
miliknya diperusahaan tempat dia bekerja baru akan keluar pada masa umur karyawan
ini telah memasuki masa pensiun.
Berdasarkan UU No. 11 tahun 1992, di Indonesia mengenal 3 jenis dana pensiun yaitu :
adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa
untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, bagi perorangan, baik
karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi
karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa.
Pasal 1 butir 4 UU No. 11 tahun 1992 menyatakan bahwa dana pensiun lembaga
keuangan yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa. Untuk menyelenggarakan
program pensiun iuran pasti bagi pesertanya. Yang diperkenankan untuk mendirikan dana
pensiun hanyalah bank umum dan perusahaan asuransi jiwa dengan batasan bahwa kekayaan,
pengelolaan dana maupun program programnya terlepas dari badan pendirinya.hal ini
dilakukan agar kelangsungan hidup dana pensiun lembaga keuangan dan pesertanya dapat
terjamin. Adapun persyaratan yang harus dimiliki agar dapat menyelenggarakan dana pensiun
adalah sebagai berikut :
c) Funded pensiun plan dilakukan dengan menyetorkan dana kepada suatu badan
a) Manfaat pensiun normal, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang mulai
dibayarkan pada saat peserta pensiun setelah mencapai usia pensiun normal
atau sesudahnya.
d) Pada saat peserta jatuh tempo pensiun,maka bagi peserta yg akumulasinya lebih
besar dan sama dengan Rp.36.000.000 maka DPLK wajib membelikan anuitas
seumur hidup peserta kepada perusahaan asuransi jiwa. Sedangkan bagi peserta yg
akumulasi dananya kurang dari Rp. 36.000.000 maka akumulasi dananya bisa
diberikan secara tunai oleh DPLK.
e) Perusahaan asuransi jiwa akan membayara anuitas berupa manfaat pensiun kepada
peserta secara berkala.
Hal-hal penting yang umumnya diatur dalam suatu peraturan pensiun antara lain:
Dalam PPMP, besarnya manfaat pensiun yang dijanjikan kepada peserta dientukan dengan
rumus manfaat pensiun yang telah ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Rumus tersebut
dipengaruhi oleh masa kerja, faktor penghargaan per tahun masa kerja, dan penghasilan dasar
pensiun.
Kelebihannya yaitu :
Kekurangannya yaitu :
(1) Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk diperkirakan
(2) Karyawan menanggung resiko atas ketidakberhasilan investasi
(3) Tidak dapat mengakomodasikan masa kerja yang telah dilalui karyawan
Kewajiban Aktuaria
Dalam laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, perlu diungkapkan
penjelasan yang memadai mengenai sumber perhitungan kewajiban aktuaria, seperti metode
penilaian dan asumsi aktuarial yang digunakan aktuaris, nama aktuaris, dan tanggal laporan
aktuaris yang terakhir.
Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP wajib memiliki laporan aktuaris sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku. Dalam laporan keuangan Dana Pensiun harus
disebutkan tanggal laporan aktuaris terakhir yang digunakan sebagai dasar penyusunan
laporan keuangan yang bersangkutan.
Dalam PPIP, jumlah yang diterima oleh peserta pada saat pensiun bergantung pada jumlah
iuran dari pemberi kerja, atau iuran peserta dan pemberi kerja atau iuran peserta, dan hasil
usaha. Kewajiban dari pemberi kerja adalah membayar iuran sesuai dengan yang ditetapkan
dalam Peraturan Dana Pensiun. Bantuan aktuaris biasanya tidak diperlukan, meskipun nasihat
aktuaris kadang-kadang digunakan untuk memperkirakan manfaat pensiun yang akan
diterima peserta pada saat pensiun., berdasarkan jumlah iuran saat ini dan dimasa depan serta
estimasi hasil investasi Dana Pensiun.
Tujuan dari pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPIP adalah menyediakan
informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi keuangan,
serta kinerja investasi. Tujuan tersebut lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan
yang antara lain terdiri dari :
(1) Penjelasan atas kegiatan penting Dana Pensiun selama satu periode pelaporan dan
dampak setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun;
(2) Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi
keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan; dan
(3) Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi.
Kelebihannya yaitu :
Kelemahannya yaitu :
(a) Perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi tidak
mencukupi
(b) Relative lebih sulit untuk diadministrasikan.
12) Kelemahan dan Keunggulan Dana Pensiun
a) Kelemanahan Dana Pensiun
Sebelum UU no.11 tahun 1992, layanan kesejahteraan pensiun dilakukan oleh
Yayasan Dana Pensiun / YDP. Disamping itu ada berbagai jaminan hari tua dan jaminan
kesejahteraan karyawan. Asuransi yang berkaitan dengan kesejahteraan karyawan
disediakan melalui berbagai lembaga seperti : tabungan dan asuransi sosial pegawai
negeri / TASPEN, jaminan sosial tenaga kerja / jamsostek, dsb. Di bawah ini terdapat
beberapa kelemahan dari beberapa program YDP tersebut :
(1) Belum ada ketentuan yang mengatur hal hal mendasar untuk menjamin terpenuhinya
hak dan kewajiban para pihak penyelenggara program pensiun.
(2) Pengelolaan YDP masih banyak yang kurang profesional.
(3) Arahan investasi kurang jelas dan kurang konsisten terhadap pencapaian tujuan
program pensiun.
(4) Banyak investasi dilakukan pada aktiva tetap yang kurang produktif sehingga kurang
cepat menghasilkan.
(5) Investasi gedung kantor yang berlebihan/mewah.
(6) Keuntungan lembaga / yayasan dana pensiun yang besar tidak diimbangi
(7) Beberapa program pensiun masih membedakan jumnlah manfaat pensiun untuk
kalangan pensiunan, janda/duda dan anak yatim/piatu dari para pensiunan.
b) Keunggulan Dana Pensiun
(1) Pengelola yang ditunjuk harusnya loyal, setia, profesional, jujur serta mampu
menyusun rencana dan berpikir jangka panjang.
(2) Sesuai dengan UU No. 11 tahun 1992, dana pensiun dibebaskan dari pajak
penghasilan dengan demikian para peserta dapat menikmati manfaat pensiun
sekurang kurangnya 15% lebih tinggi dari manfaat program lain.
(3) Seluruh himpunan iuran dan hasil pengelolaan kekayaan, investasi dibagikan kepada
peserta atau ahli warisnya secara merata menurut jumlah iuran dan masa
kepesertaannya.
(4) Biaya tetap relatif rendah.
(5) Dana pensiun mempunyai prospek menjadi suatu lembaga keuangan dengan
likuiditas dan solvabilitas yang tinggi sehingga memberikan posisi tawar menawar /
bargaining position yang kuat dalam melakukan kerjasama dengan lembaga
keuangan lain .
(6) Untuk mengurangi resiko kematian/kecelakaan dari peserta, maka seluruh peserta
dapat dipertanggungjawabkan dengan asuransi jiwa/kecelakaan kepada perusahaan
asuransi dengan premi asuransi relatif rendah karena sifat kolektif.
(7) Dana pensiun dapat mempunyai 3 fungsi yang terpadu yang dapat dilakukan dengan
cara kerjasama antar 3 lembaga.
B. Laporan Keuangan Dana Pensiun
Laporan keuangan Dana Pensiun terdiri atas laporan aset bersih, laporan perubahan aset
bersih, neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Khusus untuk Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, laporan mengenai kewajiban
akturia dan perubahannya perlu disusun sebagai lampiran laporan keuangan.
Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan antara lain
portofolio investasi, rincian biaya yang merupakan beban Dana Pensiun selama satu periode
sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja), atau rincian
biaya yang dapaat dipungut dari Peserta atau dibebankan pada rekening Peserta selama satu
perode sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan).
Aset Dana Pensiun dinilai sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, namun
mengingat tujuan Dana Pensiun dan kekhususan informasi yang diperlukan, maka dalam
neraca, untuk aset tertentu disamping nilai historis, perlu ditentukan pula nilai wajarnya.
Selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi.
Untuk tujuan penyusunan laporan aset bersih dan laporan perubahan aset bersih,
investasi Dana Pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar (fair value). Surat-surat berharga
dinilai berdasarkan harga pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk
mengukur nilai surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama satu periode
tersebut. Surat-surat berharga yang nilai jatuh temponyasudah ditetapkan dan memang
dimaksudkan untuk membayar manfaat pensiun, dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya
dengan asumsi tingkat pengembalian yang tetap. Jika suatu investasi tidak memiliki nilai
wajar, maka perlu diungkapkan alasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan. Aset
operasional dinilai berdasarkan nilai buku.
Laporan Keuangan Dana Pensiun perlu mengungkapkan informasi relevan antara lain sebagai
berikut :
Laporan arus kas disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha Dana Pensiun
selama periode pelaporan; dan
Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang jumlah aset bersih yang tersedia
untuk membayar manfaat pensiun kepada peserta pada tanggal laporan.
Total seluruh aset Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa lalu (past service) yang
belum jath tempo, dikurangi seluruh kewajiban kecuali kewajiban aktuaria, menunjukan
jumlah aset bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun pada tanggal laporan. Aset untuk
tujuan penyusunan laporan ini.
Laporan ini berisi informasi tentang perubahan atas jumlah aset bersih yang tersedia untuk
manfaat pensiun, serta menguraikan penyebab perubahan tersebut yang terperinci atas
penambahan dan/atau pengurangan yang terjadi selam satu periode tertentu.
Neraca, laporan hasil usaha, dan laporan arus kas disusun berdasarkan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Pelaporan Laporan Keuangan yang berazas utama biaya historis. Khusus
untuk investasi, ditentukan juga nilai wajanya. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar
disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi. Selisih Penilaian Investasi bukan merupakan
unsur hasil usaha, tetapi akan mengoreksi nilai historis mnjadi nilai wajar.
Dalan nearaca Dana Pensiun yang menyelenggaraka PPMP, piutang kepada pemberi
kerja sehubungan dengan jasa masa lalu karyawan diakui sebesar jumlah yang telah jatuh
tempo pada tanggal laporan.
Untuk tujuan penyusunan laporan aset bersih dan laporan perubahan aset bersih, aset dinilai
sebagai berikut :
1) Uang tunai, rekening giro, dan deposito di bank dinilai menurut nilai nominal;
2) Sertifikat deposito, Surat Berharga Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, dan
surat pengakuan utang lebih dari setahun dinilai berdasarkan nilai tunai;
3) Surat berharga berupa saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek, dinilai
menurut nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan;
4) Penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan dibursa eek,
dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen;
5) Investasi pada tanah dan bangunan dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai
hasil penilaian independen ;
6) Piutang dilaporkan berdasarkan jumlah yang dapat ditagih, setelah memperhitungkan
penyisihan piutang tidak tertagih;
7) Aset operasional antara lain komputer, peralatan kantor, dan peralatan lainnya
dilaporkan berdasarkan nilai buku.
Bila suatu aset, misalnya gedung, digunakan sebagian untuk investasi dan sebagian
untuk kegiatan operasional, maka penggolongan aset sebagai investasi atau aset operasional
ditentukan berdasarkan mana yang lebih signifikan.
I. Pengungkapan
Informasi tentang hal tersebut dibawah ini perlu diungkapkan secukupnya dalam catatan atas
laporan keuangan, antara lain :
1) Penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama periode
laporan :
a) Nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jika ada);
b) Kelompok karyawan yang menjadi peserta program jumlah pensiun;
c) Jumlah peserta program pensiun dan jumlah pensiunan;
d) Jenis program pensiun;
e) Iuran yang berasal dari peserta, jika ada;
f) Untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang dijanjikan; dan
g) Penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan, pemindahan kelompok
peserta, dan pembubaran Dana Pensiun (jika besar kemungkinannya terjadi);
2) Penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting;
3) Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan;
4) Rincian portofolio investasi; dan
5) Perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial, serta nama dan
tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam hal PPMP).
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dana pensiun adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan syarat-syarat dan tata
cara yang diatur dalam undang-undang Dana Pensiun yang mengelola dan menjalankan
program pensiun yang menjanjikan manfaat pensiun.
Laporan keuangan Dana Pensiun terdiri atas laporan aset bersih, laporan perubahan aset
bersih, neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Khusus untuk Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, laporan mengenai kewajiban
akturia dan perubahannya perlu disusun sebagai lampiran laporan keuangan.
Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan antara lain portofolio
investasi, rincian biaya yang merupakan beban Dana Pensiun selama satu periode sesuai
dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja), atau rincian biaya yang
dapaat dipungut dari Peserta atau dibebankan pada rekening Peserta selama satu perode
sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan).
Aset Dana Pensiun dinilai sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, namun
mengingat tujuan Dana Pensiun dan kekhususan informasi yang diperlukan, maka dalam
neraca, untuk aset tertentu disamping nilai historis, perlu ditentukan pula nilai wajarnya.
Selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi.
Utuk tujuan penyusunan laporan aset bersih dan laporan perubahan aset bersih, investasi
Dana Pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar (fair value). Surat-surat berharga dinilai
berdasarkan harga pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk mengukur
nilai surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama satu periode tersebut.
Surat-surat berharga yang nilai jatuh temponyasudah ditetapkan dan memang dimaksudkan
untuk membayar manfaat pensiun, dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya dengan asumsi
tingkat pengembalian yang tetap. Jika suatu investasi tidak memiliki nilai wajar, maka perlu
diungkapkan alasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan. Aset operasional dinilai
berdasarkan nilai buku.
B. Saran
Sebagai sebuah badan hukum, dana pensiun diharapkan dikelola secara profesional. Secara
eksplisit profesionalisme di dalam pengelolaan dana pensiun ini dicerminkan oleh
persyaratan bahwa setiap pengurus dana pensiun harus memiliki kemampuan mengelola dana
pensiun sebagaimana dibuktikan oleh kepemilikan sertifikat lembaga standar profesi dana
pensiun, yang baru akan diperoleh setelah seorang pengurus dana pensiun lulus dari ujian
yang diselenggarakan oleh lembaga yang bersangkutan. Tuntutan profesionalisme juga
tampak dari struktur organisasi yang harus ada di dalam lembaga dana pensiun. Menurut
Undang-undang Dana Pensiun, ada tiga organ yang menjadi tulang punggung organisasi dana
pensiun, yaitu Pendiri, Dewan Pengawas dan Pengurus. Hubungan di antara ketiga organ ini
diatur sedemikian rupa di dalam Undang-undang Dana Pensiun dan peraturan
pelaksanaannya, sehingga tercipta hubungan sinergis yang bermuara pada kinerja dana
pensiun yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Kashmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada..
Triandaru, Sigit, dan Budisantoso T. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba Empat.
http://gusbandi.blogspot.com/2009/08/prinsip-penyelenggaraan-dana-pensiun.html
http://www.bapepam.go.id/dana_pensiun/edukasi_dp/pengelolaan.htm#8