Anda di halaman 1dari 52

INVESTASI SURAT-SURAT BERHARGA (MARKETABLE SECURITIES)

DEFINISI DAN TUJUAN INVESTASI


Investasi menurut istilah akuntansi keuangan adalah: Penanaman dana untuk jangka waktu lebih dari satu tahunpada umumnya lebih dari itu, dengan tujuan untuk memberikan penghasilan tetap atau menguasai perusahaan lain. Dari definisi diatas dapat diketahui tujuan investasi : 1. Untuk memperoleh hasil tetap 2. Untuk menguasai perusahaan lain

Arti menguasai perusahaan lain adalah dapat mengendalikan kebijakan perusahaan lain tersebut. Tujuan kedua ini juga mempunyai sub tujuan misalnya :

- Untuk menurunkan persaingan


- Untuk memperoleh sumber bahan mentah secara rutin - Untuk tujuan politik perdagangan yang lain JENIS INVESTASI DAN AKUNTANSI PEROLEHAN INVESTASI Secara teoritis, jenis investasi yang dapat dipilih oleh perusahaan dapat berupa : - Saham (Stock) - Obligasi (Bonds) - Asuransi bernilai tunai (Cash surrender value

- Sertifikat biro keuangan - Dan lain-lain AKUNTANSI INVESTASI SAHAM Akuntansi Perolehan Saham Saham adalah surat tanda pemilikan perusahaan.Pemegang saham adalah pemilik perusahaan dalam proporsi tertentu. Secara garis besar saham dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu : 1. Saham Biasa (Common Stock) 2. Saham Prioritas (Preferred Stock) Akuntansi perolehan saham dimulai pada saat saham tsb. diperoleh pertama kali, baik

diperoleh dari broker maupun dibeli langsung dari perusahaan yang mengeluarkan saham. Ketika saha diperoleh dan kewajiban membayar sudah dipenuhi, maka perusahaan akan melakukan pencatatan : Investasi Saham PT. X Rp. xx Kas/Hutang Rp. xx Contoh : PT.ABC membeli 1.000 lbr. saham PT.XYZ dari Broker UNM dgn harga per lbr. Rp.1.200. Jenis saham yg dibeli adalah saham biasa, nilai nominal Rp.1.000 per lbr. Komisi broker 5% dr harga total. Pembelian pd tgl. 5 Maret 2011

Surat-surat Berharga
Merupakan bentuk penyertaan sementara atau investasi jangka pendek dalam rangka memanfaatkan dana yang menganggur (idle fund) Investasi sementara menghasilkan pendapatan

Sifat Surat-surat Berharga


Mempunyai pasar / dapat diperjualbelikan Pemilikan surat berharga tidak dengan maksud menguasai perusahaan lain Memanfaatkan dana surplus Surat Berharga akan dijual kembali jika dana dibutuhkan untuk kegiatan perusahaan

Jurnal yang dilakukan oleh PT.ABC adalah : Investasi Saham PT.XYZ Rp. 1.260.000 Kas/Utang Rp. 1.260.000

Surat-surat Berharga
Saham Obligasi

Transaksi Yang Berkaitan Dengan Investasi Sementara


Transaksi Pembelian SB: (D) Surat-surat Berharga XX (K) Kas XX (dicatat sebesar harga perolehan) Harga Perolehan = harga beli + semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh surat berharga (komisi, fee, biaya.transaksi)

Transaksi Penerimaan Pendapatan (D) Kas XX (K) Pendapatan Dividen XX (jika investasi dalam bentuk saham) Atau, (D) Kas XX (K) Pendapatan Bunga XX (jika investasi dalam bentuk obligasi)

AKUNTANSI HASIL INVESTASI SAHAM Hasilnya Dividen Bentuknya macam-macam 1. Dividen dalam bentuk kas 2. Dividen dalam bentuk surat berharga 3. Dividen dlm bentuk saham dengan jenis yg sama 4. Dividen dlm bentuk saham dengan jenis yg beda 5. Dividen dalam bentuk hak beli saham 6. Dividen sekrip 7. Pemecahan lembar saham Dividen no 7 sebetulnya bukan asli bentuk dividen, ttp lebih merupakan kesempatan memperoleh hasil yg lebih besar. Pemecahan lembar saham adalah penggantian saham dari nilai nominal tertentu menjadi saham dgn nilai nominal yg lebih kecil. Pemegang saham akan mempunyai peluang

Memperoleh lembar saham lebih banyak dan dapat menjual sebagian dari saham yang lembarnya lebih banyak tersebut. Ada 3 waktu penting, yg harus diketahui dan dilakukan pencatatan oleh pemegang saham, yaitu: 1. Waktu pengumuman pembagian dividen 2. Waktu penerimaan tanda pengambilan dividen 3. Waktu penerimaan bunga dividen Akuntansi Penerimaan Dividen Kas Waktu pengumuman pembagian dividen tidak ada catatan formal Waktu penerimaan tanda pengambilan dividen Piutang dividen Rp. xxx Penghasilan dividen Rp. xxx

Waktu pengambilan dividen Kas Rp. xxx Piutang dividen Rp. xxx Contoh : Pada tgl. 1 Juli 2011 diumumkan akan dibagi dividen dalam bentuk kas oleh PT.XYZ sebesar Rp.50 per lbr. Tanda pengambilan dapat diambil sejak tgl. 1 Juli 2011 dan kas dpt diambil tgl. 5 Juli 2011 Jurnal penerimaan tanda pengambilan dividen pd tgl. 1 Juli 2011. Piutang Dividen Rp. 50.000 Penghasilan dividen Rp. 50.000 Jurnal penerimaan Kas pd tgl. 5 Juli 2011 Kas Rp. 50.000 Piutang dividen Rp. 50.000

Akuntansi Penerimaan Dividen Surat Berharga Jumlah yg dicatat adalah sebesar harga pasar pada watu pembagian dividen dikali jumlah surat berharga yang diterima. Waktu penerimaan pembagian dividen, tidak ada catatan formal Waktu pengumuman tanda pengambilan dividen Piutang dividen Rp. xxx Penghasilan dividen Rp. xxx Waktu pengambilan dividen Surat berharga Rp. xxx Piutang dividen Rp. xxx Contoh : Pada tgl. 1 Oktober 2011 dibagi divide dlm bentuk saham PT.XYZ. PT. ABC akan menerima 100 lbr saham

Dengan harga pasar per lembar Rp.600. Waktu penerimaan pembagian dividen, tidak ada catatan formal Waktu pengambilan tanda dividen Piutang dividen Rp. 60.000 Penghasilan dividen Rp. 60.000 Waktu penerimaan surat berharga Surat berharga-Saham PT.XYZ Rp. 60.000 Piutang dividen Rp. 60.000 Akuntansi Penerimaan Dividen Saham Sejenis Jika dividen yg diterima dlm bentuk saham dari perusahaan yang sama dan bentuk saham yang diterima sama dgn yang dimiliki investor spt misalnya, PT. ABC menerima dividen saham dari PT.XYZ dan saham yang sama diterima jenisnya adalah saham

biasa dengan nominal Rp.1.000 (spt yg dimiliki sekarang) maka penerimaan dividen tsb. tdk perlu dicatat sebagai penghasilan. Jumlah saham yg diterima sebagai dividen tsb. cukup dicatat dlm buku pembantu yg menyatakan bhw saham per lembar nilainya berubah lebih rendah dr sebelum diterimanya dividen. Contoh : Pd tgl. 1 Desember 2011 dibagi dividen saham oleh PT. XYZ. Setiap 5 lbr saham akan memperoleh 1 lbr saham biasa baru, nilai nominal Rp.1.000 per lembar. Pada waktu menerima saham tsb., PT. ABC tdk mencatat/menjurnal, ttp hanya memperbaiki rekening pembantu surat berharga saham PT. XYZ yg semula nilai per lbr saham adalah Rp.1.260 (Rp.1.260 : 1.000

lembar) menjadi = per lembar Rp.1.050 (= Rp.1.260.000 : 1.200 lbr). Akuntansi Penerimaan Dividen dalam Bentuk Saham Tidak Sejenis Apabila perusahaan investor menerima dividen dlm bentuk saham, ttp saham yg diterima sebagai dividen tsb. berbeda dgn saham yg diterima pada saat ini, maka perusahaan investor akan melakukan pencatatan sebagai berikut: Investasi Saham Baru Rp. xxx Investasi - Saham Lama Rp. Xxx Jumlah dividen yg akan diterima dan akan digunakan utk menyesuaikan nilai investasi yg lama diperhitungkan dgn nilai pasar kedua jenis saham atau disebut harga pasar relatif.

Contoh : Pada tgl. 1 April 2011, PT. XYZ membagikan dividen saham. Bentuk saham yg dibagi adalah saham prioritas dgn nilai nominal per lembar Rp.100, dividen 10% per tahun. Setiap pemegang satu lbr saham biasa akan memperoleh saham prioritas satu lembar. Dengan contoh ini PT. ABC akan menerima dividen berupa saham prioritas sebanyak 1.200 lbr. Harga pasar saham biasa pd saat itu adalah Rp.1.500 per lbr dan saham utama Rp.300. Perhitungan nilai pasar kedua jenis saham tsb. adalah : Saham Biasa = 1.200 x Rp.1.500 = Rp.1.800.000 Saham Prioritas = 1.200 x Rp.300 = Rp. 360.000 Total nilai pasar Rp.2.160.000

Harga pasar relatif untuk pengalokasian harga perolehan per jenis saham: Saham biasa = (1.800.000/2.160.000) x Rp.1.260.000 = Rp.1.050.000 Saham prioritas = (360.000/2.160.000) x Rp.1.260.000 = Rp. 210.000 Jurnal utk mencatat penerimaan dividen : Investasi Saham Prioritas PT.XYZ Rp.210.000 Investasi Saham Biasa PT.XYZ Rp.210.000 Nilai buku per lembar masing-masing saham sesudah penerimaan dividen tsb. akan menjadi :
Saham Biasa Rp.1.260.000 Rp.210.000 1.200 = Rp. 875 Saham Prioritas Rp. 210.000 1.200 = Rp.175

Dividen Hak Beli Saham Untuk mempertimbangkan proporsi pemilikan saham para pemegang saham, kadang-kadang perusahaan membagikan hak beli saham (Stock Right) kpd para pemegang saham. Para pemegang saham dpt menggunakan hak beli saham tsb. utk menambah lbr saham yg dimiliki atau menjualnya kpd pihak lain. Akuntansi utk pencatatan penerimaan hak beli saham adalah sama dgn pencatatan penerimaan divide saham tdk sejenis yaitu : Investasi Hak Beli Saham Rp. xxx Investasi Saham Biasa Rp. xxx Catatan yg diperlukan berikutnya adalah penggunaan atau penjualan atas hak beli saham tsb.

Apabila hak beli saham digunakan utk membeli saham baru, maka catatan yg dibuat adalah : Investasi saham (baru) Rp. xxx Investasi hak beli saham Rp. xxx Kas Rp. xxx Apabila hak beli saham tsb. dijual, maka catatan yang harus dibuat adalah : Kas Rp. xxx Investasi hak beli saham Rp. xxx Contoh : Pada tgl. 1 April 2011, PT.XYZ membagikan dividen dlm bentuk hak beli saham, setiap lbr saham biasa diberi sati lbr hak beli saham. Harga pasar hak beli saham per lbr adalah Rp.100 dan saham tanp hak beli saham Rp.1.400. Setiap 5 lbr hak beli saham dapat di

gunakan utk membeli 1 lbr saham baru dengan membayar kas sebesar nilai nominalnya atau Rp.1.000 pd Tanggal 15 Nopember 2011. a. Catatan ketika menerima hak beli saham: Investasi hak beli saham-PT.XYZ Rp.70.000 Investasi Saham Biasa PT.XYZ Rp.70.000 Keterangan : Proporsi relatif harga pasar hak beli saham : Hak beli saham = Rp.100 x Rp.1.200 lbr = Rp. 120.000 Tanpa hak beli saham = Rp.1.400 x 1.200 lbr = Rp. 1.680.000 Jumlah harga Rp. 1.800.000 Hak beli saham = 120.000/1.800.000 x Rp. 1.050.000 = Rp. 70.000

Tanpa Hak beli saham = 1.680.000/1.800.000 x Rp. 1.050.000 = Rp. 980.000 b. Catatan apabila seluruh hak beli saham dijual dgn harga per lembar Rp.100 Kas Rp. 120.000 Investasi hak beli saham Rp.70.000 Laba penjualan hak beli saham Rp.50.000 c. Catatan apabila hak beli saham digunakan utk membeli saham baru : Investasi-Saham PT.XYZ Rp. 310.000 Investasi-Hak beli saham PT.XYZ Rp. 70.000 Kas Rp.240.000 Keterangan : Saham yang dibeli adalah = Rp.1.200 : 5 = 240 lbr Kas yang diserahkan = Rp.1.000 x 240 = Rp.240.000

Keterangan : Nilai hak beli saham = Rp. 70.000 Nilai investasi pada saham baru = Rp.310.000 Dividen Sekrip Apabila perusahaan ingin membagikan dividen (atau harus membagi), sedangkan kondisi likuiditas belum memungkinkan, maka perusahaan dapat membagikan surat tanda pengambilan dividen dgn memberi tambahan dlm jumlah tertentu selama menunggu dibayarkannya dividen tsb. Contoh : PT. XYZ membagikan dividen sekrip. Setiap lbr saham biasa memperoleh satu sekrip dgn nilai per lbr Rp.500 pd tgl.1 Desember 2011. Dividen dapat

ditunaikan pd tgl.1 maret 2012 dgn tambahan sekrip Rp. 3 per lembar. Jurnal pd saat sekrip diambil : Piutang Dividen Rp.72.000 (1.440 lbr x Rp.50) Penghasilan dividen Rp.72.000 Jurnal ketika menerima kas : Kas Rp.76.300 Piutang dividen Rp.72.000 Penghasilan sekrip 4.320 (Rp.3 x 1.440 lbr) Pemecahan Lembar Saham Pemecahan lembar saham (Stock Split Up) adalah penggantian saham lama dgn saham baru yg nilainya lebih rendah, shg setiap pemegang saham akan memperoleh jlh lbr saham yg lebih banyak ttp nilai investasi totalnya tetap sama.

Akuntansi untuk pencatatan pemecahan lmbar saham tidak memerlukan jurnal, ttp cukup mengubah rekening pembantu investasi saham per lembar menjadi nilai yg lebih kecil. AKUNTANSI PENJUALAN INVESTASI SAHAM

Apabila investasi saham dijual, maka pencatatan yg diperlukan adalah penerimaan kas atas penjualan, penghapusan rekening investasi saham yg dijual, dan pengakuan laba atau rugi penjualan investasi saham. Contoh : Pada tgl. 30 Desember 2012, 600 lbr saham biasa PT XYZ dijual dgn harga per lbr Rp.1.500. Atas penju-

alan itu perusahaan harus memperhitungkan aliran investasi saham yg ada (dalam contoh yg ada disini , telah dikemukakan bhw selama tahun 2010 dan 2011, PT.ABC telah menambah saham baru dgn menggunakan hak beli saham pd tgl. 1 Desember 2011), shg investasi saham dalam rekening pembantu tampak sbb.:
Investasi Saham PT. XYZ

Tanggal
1 April 2011 30 November 2011 Jumlah

Lembar
1.200 240 1.440

Harga per lembar


Rp. 816,67 Rp.1.291,67

Jumlah Harga
Rp. Rp. 980.000 310.000

Rp.1.290.000

a. Apabila metode FIFO digunakan, maka : Kas Rp.900.000*) Investasi Saham PT.XYZ Rp.490.000 Laba Penjualan Investasi 410.000

Keterangan : *) Kas diterima 600 lbr x Rp.1.500 = Rp. 900.000 Harga perolehan investasi saham yg dijual 600 x Rp. 816,67 = Rp.490.000 INVESTASI OBLIGASI Obligasi adalah surat tanda utang jangka panjang sebuah perusahaan. Debitur yang mengeluarkan obligasi tsb. akan memberikan penghasilan tetap dalam jumlah tertentu pada setiap waktu tertentu, seperti dikemukakan pada lembar obligasi. Akuntansi Perolehan Obligasi Untuk mencatat perolehan obligasi, perusahaan akan mencatat dengan jurnal sbb.:

Investasi Obligasi Rp. xxx (sebesar harga perolehan) Kas Rp. xxx Umumnya harga perolehan obligasi ditentukan dgn menghitung nilai sekarang (present value) atas seluruh penerimaan yg akan diterima pemegang obligasi selama umur obligasi, termasuk didalamnya adalah jumlah pengembalian pokok (nominal) dan penghasilan bunga yg akan diterima secara periodik selama umur obligasi. Contoh : PT. ABC pd tgl. 1 Januari 2010 membeli obligasi PT. XYZ sebanyak 100 lbr dgn nilai nominal per lbr Rp.10.000. Bunga yg akan diterima pemegang obli gasi 12% per tahun dibayar 2 kali masing-masing

6%, setiap tgl 1 Juli dan 31 Desember. Umur obligasi 4 tahun. Bunga yg ditawarkan di pasar modal 14% Perhitungan harga perolehan :
Elemen Nominal Bunga Jumlah Jumlah Rp.1.000.000 120.000 Discount Factor Nlai sekarang (i=14%, n=4) 0,5921 2,9137 Rp.592.100 349.644 Rp.941.744

Jurnal perolehan obligasi : Investasi Obligasi PT. XYZ Rp.941.744 Kas Rp.941.744 Akuntansi penerimaan bunga Ketika menerima bunga obligasi maka perusahaan akan mencatat : Kas/Piutang bunga obligasi Rp. xxx Penghasilan bunga obligasi Rp. xxx

Contoh : Pada tgl 1 Juli 2010 PT. ABC menerima bunga satu semester. Obligasi PT. XYZ sebesar 6% x Rp. 1.000.000 = Rp.60.000 Kas Rp.60.000 Bunga obligasi Rp.60.000 Akuntansi Penyesuaian Nilai Investasi Obligasi Jumlah bunga yg diterima dlm bentuk kas akan berbeda dgn jlh bunga yg diterima secara akuntansi. Perhatikan perhitungan berikut ini : Jumlah penerimaan selama pemilikan obligasi Rp.1.000.000 + (4 tahun x Rp.120.000) = Rp.1.480.000 Jlh kas dibayarkan utk perolehan obligasi ( 941.744) Kelebihan penerimaan dari pembelian Rp. 538.256

Perbedaan penerimaan bunga tunai dgn bunga akuntansi memerlukan penyesuaian : Bunga Akuntansi Rp.538.256 Bunga Tunai (4 x Rp.120.0000 Rp.480.000 Perbedaan utk penyesuaian (diskonto) Rp. 58.256 Penyesuaian yg hrs dilakukan (setiap tutup buku) : Investasi Obligasi PT. XYZ Rp. xxx Bunga Investasi Obligasi Rp. xxx Penentuan Jumlah Penyesuaian : Ada dua metode yg dpt digunakan utk membuat penyesuaian obligasi : 1. Metode Garis Lurus Metode ini akan menyesuaikan penghasilan tunai kedalam penghasilan akuntansi dgn membagi rata perbedaan antara total bunga akuntansi dgn total

bunga tunai selama umur obligasi. Jadi dlm contoh tsb. perbedaan Rp.58256 dibagi empat tahun atau pertahun Rp.14.564. Jurnal yang dibuat adalah : Investasi Obligasi PT. XYZ Rp.14.564 Bunga Obligasi PT.XYZ Rp.14.564 2. Metode Bunga Efektif Bperhitungan bunga efektif per tahun sbb.: % bunga efektif x nilai buku awal thn Obligasi = BE Bunga Tunai dihitung sbb.: %bunga nominal x Rp Nilai Nominal Obligasi = BT Penyesuaian = BE BT Contoh : BE = 14% x Rp.941.744 = Rp.131.844,16 BT = 12% x Rp.1.000.000 = (Rp.120.000 ) Nilai untuk penyesuaian thn I Rp. 11.844,16

Jurnal yang dibuat akhir tahun 1 adalah : Investasi Obligasi PT. XYZ Rp.11.844,16 Bunga Obligasi PT.XYZ Rp.11.844,16 Akuntansi Penjualan Obligasi Pd saat ingin menjual investasi obligasi, maka rekening yg berhubungan dgn investasi obligasi tsb. hrs dihapus. Atas penjualan obligasi akan timbul laba atau rugi penjualan. Contoh : Pada akhir thn 2011, investasi yg dimiliki oleh PT.ABC dijual dgn harga total sebesar Rp.1.100.000 ( Dari penjualan tsb. akan diketahui laba atau rugi, tergantung metode amortisasi diskonto yg digunakan).

Keterangan Harga Perolehan Amortisasi tahun 2010 Amortisasi tahun 2011 {14% x (941.744 + 11.844,16)} 120.000 Nilai buku akhir tahun 2011 Harga Jual

Garis Lurus Rp.941.744 14.564 14.564

Bunga Efektif Rp.941.744 11.844,16 13.502,24

Rp. 970.872 1.100.000

Rp.967.090,40 1.100.000

Laba Penjualan

(Rp.

129.128)

(Rp.132.909,60)

Jurnal Penjualan :
Metode Garis Lurus Kas Metode Bunga Efektif Rp.1.100.000 Kas Rp.1.100.000 Investasi Obligasi Rp.970.872 Investasi Obligasi Rp.967.090,40 Laba Penjualan 129.128 Laba Penjualan 132.909,60

Transaksi Penjualan SB: Jika H.Po > H.Jual Rugi (D) Kas (D) Rugi Penjualan SB (K) Surat-surat Berharga Jika H.Po < H.Jual Laba (D) Kas (K) Surat-surat Berharga (K) Laba Penjualan SB

XX XX
XX XX

XX XX

SAHAM
Contoh investasi sementara pada saham Tgl. 6 Mar 2006 PT. B membeli 1000 lembar saham milik PT. A dengan harga Rp 1.200,- per lembar. Saham tsb mempunyai nilai nominal Rp 1.000,- per lembar. Untuk transaksi itu, perush dibebani biaya komisi broker sebesar Rp 50.000,-

Perhitungan :
H.Beli = Rp 1.200 x 1000 lbr = Rp 1.200.000,Bi.Komisi = Rp 50.000,Harga Perolehan = Rp 1.250.000,-

Jurnal (D) SB-Saham PT.A (K) Kas

Rp 1.250.000,Rp 1.250.000,-

Tgl. 10 April 2006, PT. B menerima dividen tunai sebesar Rp 150,- per lembar
Perhitungan :
Dividen = 1000 lbr x Rp 150,- = Rp 150.000,-

Jurnal :
(D) Kas (K) Pendapatan Dividen Rp 150.000,Rp 150.000,-

Tgl. 5 Juni 2006, PT. B menjual semua sahamnya dengan kurs 130% dan berkaitan dengan hal itu, perusahaan dikenakan biaya komisi broker 1% Perhitungan :
-HJ= 130% x 1000 lb x Rp 1.000,-Biaya komisi = 1% x Rp 1.300.000,-Hasil Penjualan Saham -Harga Perolehan -Laba Penjualan Saham = = = = = Rp 1.300.000 Rp 13.000 Rp 1.287.000 Rp 1.250.000 Rp 37.000

Jurnal :
(D) Kas (K) SB Saham PT. A (K) Laba Penjualan Rp 1.287.000 Rp 1.250.000 Rp 37.000

OBLIGASI
Perlu diperhatikan : Apakah tgl transaksi bertepatan dengan tgl bunga obligasi atau tidak Umumnya bunga obligasi dilakukan dua kali dalam setahun Bunga obligasi dihitung : berdasarkan % bunga x NN obligasi

OBLIGASI
Contoh investasi sementara pada obligasi (jika pembelian bertepatan dengan tanggal bunga obligasi) Tgl 2 Apr05 Perush membeli obligasi milik PT. X nominal Rp 10.000,- per lembar sebanyak 1000 lbr dengan harga Rp 9.600,- Bunga obligasi 9% (dibayar setiap tgl 1 Apr & 1 Okt)

Jurnal 2 Apr 05 :
(D) SB-Obligasi PT. X (K) Kas Rp 9.600.000 Rp 9.600.000

Jurnal 1 Okt 05 (jika obligasi tetap dipegang maka ada penerimaan bunga)
(D) Kas Rp 450.000 (K) Pendapatan Bunga Rp 450.000 (= 9% x Rp 10.000 x 1000 lb x 6/12)

Tgl 3 Okt 05 perush menjual obligasi PT. X dengan kurs 102% Perhitungan :
HJ = 102% x Rp 10.000 x 1000 lb = Rp 10.200.000 H.Po = Laba Penjualan = Rp = Rp 9.600.000 600.000

Jurnal : (D) Kas Rp 10.200.000 (K) SB-Obligasi PT.X Rp 9.600.000 (K) Laba Penjualan Rp 600.000

Jika transaksi terjadi antara tgl pembayaran bunga, maka ada bunga berjalan. Bunga berjalan dihitung dari tanggal pembayaran bunga sebelum transaksi. Bunga berjalan diperhitungkan dalam jumlah yang dibayar. Pencatatan bunga berjalan : 1. Pendekatan Neraca Piut.Bunga 2. Pendekatan L/R Pendptn.Bunga

Contoh : Obligasi PT. X pada contoh sebelumnya dibeli pada tgl 1 Juli 05
Perhitungan : H.Beli = 1000 lbr x Rp 9.600 = Rp 9.600.000 Bunga berjalan = 9% x Rp 10 juta x 3/12 = Rp 225.000 Jumlah Dibayar = Rp 9.825.000 Jurnal pada saat pembelian (1 Juli 05) : - Pendekatan Neraca : (D) SB-Obligasi PT. X Rp 9.600.000 (D) Piutang Bunga Rp 225.000 (K) Kas Rp 9.825.000

- Pendekatan L/R : (D) SB-Obligasi PT. X (D) Pendapatan Bunga (K) Kas

Rp 9.600.000 Rp 225.000 Rp 9.825.000

Jurnal pada saat penerimaan bunga ( 1 Okt 05 ) : - Pendekatan Neraca : (D) Kas Rp 450.000 (K) Piutang Bunga Rp 225.000 (K) Pendapatan Bunga Rp 225.000 - Pendekatan L/R : (D) Kas Rp 450.000 (K) Pendapatan Bunga

Rp 450.000

Penjualan Obligasi Tidak Bertepatan Dengan Tanggal Bunga


Bunga berjalan diperhitungkan dalam jumlah yang diterima. Contoh : Obligasi PT. X dijual pada tanggal 2 Nop 05 dengan harga Rp 9.500,- per lembar Bunga berjalan: 1 Okt 2 Nop 9% x Rp 10 juta x 1/12 Rp 75.000

Perhitungan :
H. Jual = Rp 9.500 x 1000 lb Bunga Berjalan Jumlah Diterima = Rp 9.500.000 = Rp 75.000 = Rp 9.575.000

Bandingkan H.Jual dengan H. Po : - H. Jual = Rp 9.500.000 - H. Po = Rp 9.600.000 Rugi Penjualan = Rp 100.000 Jurnal : (D) Kas Rp 9.575.000 (D) Rugi Penjualan Rp 100.000 (K) SB-Obligasi PT. X Rp 9.600.000 (K) Pendapatan Bunga Rp 75.000

METODE PENCATATAN SURAT-SURAT BERHARGA

COST METHOD (HARGA PEROLEHAN)

LOWER COST OR MARKET (LCom)

Mencari harga terendah antara Harga Perolehan dengan Harga Pasar = Cost or Market Whichever is Lower (COMWIL)

Contoh :Seandainya saham dan obligasi tsb tidak dijual sampai dengan 31 Desember 05, maka menurut metode harga perolehan nilai surat-surat berharga tersebut yang ditampilkan di Neraca sbb :
Kas Surat-surat Berharga -Saham PT. A -Obligasi PT. X Rp 1.250.000 Rp 9.600.000 Rp 10.850.000

Anda mungkin juga menyukai