Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 4 :

• DISA ALFIANA
• ENENG NURAENI
• ENENG VIVI AFIPAH
PENANAMAN MODAL DALAM SAHAM DAN DANA
A. Pengertian Investasi dalam Saham
Perusahaan dapat menanamkan (investasi) uangnya dalam bentuk saham perusahaan lain.
Saham- saham yang dibeli dapat dicatat sebagai investasi jangka pendek atau investasi jangka
panjang tergantung dari tujuan pembeliannya. Apabila saham itu dibeli dengan tujuan penggunaan
uang yang menganggur dan penjualannya untuk memenuhi kebutuhan uang, maka pembelian
saham akan dicatat sebagai investasi jangka pendek dan termasuk dalam kelompok aktiva lancar.
Investasi dalam saham yang dikelompokkan sebagai investasi jangka panjang biasanya dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut :
a. Untuk mengawasi perusahaan lain.
b. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap setiap periode.
c. Untuk membentuk suatu dana khusu.
d. Untuk menjamin kontinuitas suplai bahan baku.
e. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.
B. METODE PENCATATAN INVESTASI DALAM SAHAM

SFAS 115 menyatakan bahwa metode yang digunakan tergantung dari persentase pemilikan
saham. Yang dimaksud dengan persentase pemilikan saham adalah persentase jumlah lembar
saham yang dimiliki oleh seorang investor dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar.
Persentase pemilikan dan metode pencatatannya adalah sebagai berikut :
• Persentase pemilikan metode pencatatan
• Kurang dari 20% metode nilai wajar ( fair value method)
• 20% s/d 50% metode equitas (equity method)
• Lebih dari 50% dibuat laporan keuangan
yang dikonsilidasikan untuk
kedua perusahaan tersebut.
D. DIVIDEN
Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham. Dividen yang dibagi
dapat berbentuk uang tunai, aktiva (selain kas dan saham sendiri), dan saham baru.
a. Dividen yang berbentuk uang
Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tariff per lembar dikalikan
jumlah lembar yang dimiliki. Keputusan pembagian dividen diambil dalam rapat umum
pemegang saham (RUPS). Penerimaan dividen ini dicatat oleh pemegang saham dengan jurnal
sebagai berikut :
Kas Rp XX
Penghasilan dividen Rp XX
Apabila dalam pembagian dividen disebutkan bahwa dividen yang dibagikan itu sebagian
merupakan pembagian laba dan sebagian lagi merupakan pembagian modal, dividen seperti itu
disebut dividen likuidasi.
b. Dividen yang berbentuk aktiva ( selain kas dan saham sendiri)
Pemegang saham yang menerima dividen seperti ini mencatat dalam bukunya
dengan jumlah sebesar harga pasar yang diterimanya.
c. Dividen saham (stock dividend)
Dividen saham adalah penerimaan dividen dalam bentuk saham dari
perusahaan yang membagi saham. Bagi pemegang saham, dividen seperti ini
berarti penambahan jumlah lembar saham tanpa ada pengeluaran baru.
Contoh :
Misalnya Tuan Iwan pada bulan Agustus 2005 membeli 100 lembar saham biasa dari PT Bermuda dengan harga Rp900.000,00.
Pada bulan Desember 2005 diterima dividen saham biasa 50%. Pada bulan Januari 2006, dijual 20 lembar saham dengan harga
Rp170.000,00
Transaksi-transaksi diatas dicatat dalam buku Tuan Iwan dengan jurnal sebagai berikut :
Agustus 2005
Investasi dalam saham biasa Rp900.000,00
Kas Rp900.000,00
 
Desember 2005
Memo :
diterima 50 lembar saham biasa sebagai dividen, jumlah saham dan harga pokoknya menjadi:
100 lembar + 50 lembar = 150 lembar
Harga pokok per lembar = Rp900.000,00 : 150 = Rp6.000,00
Januari 2006
Kas Rp170.000,00
Investasi dalam saham biasa Rp120.000,00
Laba penjualan saham 50.000,00
Perhitungan :
Harga jual Rp170.000,00
Harga pokok = 20 lembar x Rp6.000,00 120.000,00
laba penjualan saham Rp 50.000,00
apabila dividen saham yang diterima berupa saham yang berbeda dengan saham yang dimiliki, maka harga
pokok saham yang dimilik dibagikan kepada tiap macam saham dengan dasar nilai relatifnya. Misalnya Tuan
Iwan memiliki 50 lembar saham biasa PT Bermuda, nominal Rp10.000,00 perlembar, dibeli dengan harga
Rp750.000,00. Pada bulan Desember 2005 diterima dividen saham prioritas sebanyak 25 lembar dengan nilai
nominal Rp5.000,00 perlembar. Pada saat penerimaan dividen, harga pasar saham biasa Rp14.000,00 perlembar
dan saham prioritas Rp4.000,00 per lembar.
Pembagian harga pokok saham dan pencatatan penerimaan dividen sebagai berikut :
Nilai saham biasa = Rp14.000,00 x 50 = Rp700.000,00
Nilai sahm prioritas = Rp 4.000,00 x 25 = Rp 100.000,00
Rp 800.000,00
Harga pokok saham biasa = 700.000 x Rp 750.000,00
800.000
= Rp 656.250,00
Harga pokok saham prioritas = 100.000 X Rp750.000,00
800.000
= Rp93.750,00
Jurnal :
Investasi dalam saham prioritas Rp93.750,00
Investasi dalam saham biasa Rp93.750,00
d. Penyesuaian Akhir Tahun
Setiap akhir periode, apabila nilai wajar saham yang dimiliki oleh investor berbeda dengan harga perolehannya, maka
perbedaannya akan dicatat dalam rekening “laba atau rugi belum direalisasi”. Dalam hal nilai wajar lebih tinggi dari harga
perolehannya, maka selisihnya dicatat sebagai laba dngan jurnal sebagai berikut :
Investasi dalam saham tersedia untuk dijual RpXX
Laba belum direalisasi Rp XX
Atau,
Investasi saham diperdagangkan RpXX
Pendapatan dari kenaikan nilai wajar
investasi saham diperdagangkan RpXX
 
sebaliknya bila nilai wajar lebih rendah dari harga perolehannya, maka selisihnya dicatat sebagai kerugian dengan jurnal:
Rugi belum direalisasi RpXX
Investasi dalam saham tersedia untuk dijual RpXX
Atau,
Rugi penurunan nilai wajar investasi RpXX
saham diperdagangkan
Investasi saham diperdagangkan RpXX
• e. Penjualan dan pelunasan kembali saham
• Penjualan saham oleh investor dan pelunasan kembali saham oleh perusahaan
emiten dapat menimbulkan laba atau rugi. Penjualan saham dicatat oleh investor
dengan mendebit kas dan mengkredit investasi saham. Selisihnya dicatat sebagai laba
atau rugi penjualan saham.
• Contoh :
• Tuan Iwan pada tanggal 20 Februari 2005 membeli 500 lembar saham (1 lot) PT XYX
yang nominalnya @Rp1.000,00 dengan harga Rp2.000,00. Biaya pembelian sbesar 0,5%,
sehingga jumlah harga perolehannya sebesar (500 X Rp2.000,00) + (0,5% x 500 x Rp2.000,
00) = Rp1.005.000,00
• Jurnal untuk mencatat pembelian saham ini adalah :
• Investasi saham tersedia untuk dijual Rp 1.005.000,00
• Kas Rp 1.005.000,00
E. PERSENTASE PEMILIKAN 20% - 50%
PSAK No.15 menyatakan bahwa metode ekuitas adalah metode akuntansi yang mencatat investasi
saham sebesar harga perolehannya (cost) dan selanjutnya menyesuaikannya dengan perubahan dalam
bagian kepemilikan investor atas aktiva bersih perusahaan yang terjadi setelah perolehan.
a. Perolehan saham
Seperti kepemilikan saham kurang dari 20% , saham dapat diperoleh melalui berbagai cara seperti :
dibeli tunai, melalui tukar menukar, atau dibeli secara lumpsum. Jurnal untuk mencatat pembelian saham
secara tunai adalah sebagai berikut :
Investasi saham Rp xx
Kas Rpxx
b. Laba / rugi yang dilaporkan oleh perusahan investee
Jurnal yang dibuat oleh investor adalah sbb :
Apabila investee memperoleh laba :
Investasi saham Rpxx
Pendapatan investasi Rpxx
Apabila investee menderita rugi :
Rugi investasi saham Rpxx
Investasi saham Rpxx
c. Penerimaan dividen
Investor yang memiliki saham 20% sampai dengan 50% akan mencatat dividen yang
diterimanya sebagai pengurang rekening investasi saham dengan jurnal sbb :
Kas Rpxx
Investasi saham Rpxx
d. Penyesuaian akhir tahun
Apabila pada akhir tahun terdapat perbedaan antara nilai wajar dengan harga
perolehannya, dalam metode ekuitas tidak diperlukan jurnal penyesuaian
F. PEMECAHAN SAHAM ( STOCK SPLIT-UP)
Pengurangan nilai nominal atau nilai yang dinyatakan ini dapat menambah jumlah
lembar tanpa adanya penyetoran atau kapitalisasi dari laba tidak dibagi. Kebalikan dari
pemecahan saham adalah keadaan dimana perusahaan mengurangi jumlah lembar
sahamnya dengan cara memperbesar nilai nominal atau nilai yang dinyatakan. Akibat dari
pengurangan jumlah lembar ini hanya dicatat dengan memo untuk menunjukkan
perubahan jumlah lembar dan harga pokok per lembar.
G. HAK BELI SAHAM
Hak beli saham ialah hak yang diberikan kepada para pemegang saham untuk
membeli saham baru dari perusahaan dengan harga tertentu dan dalam batas waktu
tertentu. Pemberian hak beli saham kepada pemegang saham dimaksudkan untuk
memberi Kesempatan pada para pemegang saham agar dapat mempertahankan proporsi
pemilikan sahamnya.

Harga beli saham baru dengan menggunakan hak beli saham biasanya lebih rendah
daripada harga sah di bursa, perbedaan ini menyebabkan adanya nilai untuk hak beli saham.
Karena hak beli saham itu mempunyai nilai maka penerimaanya dicatat sebagai suatu
investasi hak beli saham. Hak beli saham ini diterima karena kepemilikan saham, oleh
karena itu harga pokok investasi saham dialokasikan sebagian harga pokok hak beli saham.
Pembagian harga pokok ini dilakukan dengan perhitungan sbb :
  Harga pokok hak beli saham = harga pasar hak beli saham x harga pokok saham
Harga pasar saham harga pasar
Tanpa hak + hak beli
Beli saham saham
 
Harga pokok baru untuk saham = harga pasar saham tanpa hak beli saham x h.pokok saham
Harga pasar saham + harga pasar
Tanpa hak beli saham hak beli saham
 
Contoh perhitungan dan pencatatan hak beli saham adalah sbb :
Saham tanpa hak beli = Rp12.000,00
Hak beli saham = Rp 500,00
Contoh perhitungan dan pencatatan hak beli saham adalah sbb :
Saham tanpa hak beli = Rp12.000,00
Hak beli saham = Rp 500,00

Harga pokok saham akan dibagikan kepada saham dan hak beli saham dengan cara sbb :
Harga pokok hak beli saham = Rp500,00 x Rp1.000.000,00
Rp12.000,00 + Rp500,00
= Rp40.000,00
 
Harga pokok baru untuk saham = Rp12.000,0 x Rp1.0000.000,00
Rp12.000,00 + Rp500,00
= Rp960.000,00
 
Perhitungan harga pokok baru untuk saham dapat juga dilakukan dengan cara sbb
Harga pokok saham Rp1.000.000,00
Harga pokok hak beli saham 40.000,00
Harga pokok baru untuk saham Rp 960.000,00
Penerimaan hak beli saham sebanyak 100 lembar dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Insevstasi dalam hak beli saham Rp40.000,00
Investasi dalam saham Rp40.000,00
Dengan adanya jurnal di atas ,rekening investasi dalam hak beli saham menunjukkan saldo
besar Rp40.000,00 dan investasi dalam saham menunjukkan saldo sebesar Rp960.000,00 .
Hak beli saham banyak 100 lembar ini dapat digunakan untuk membeli 25 lembar saham
baru. Jika semua hak beli saham digunakan untuk membeli saham ditambah harga pokok
hak beli saham .
Jurnal yang dibuat untuk mencatat pembelian 25 lembar saham dengan menggunakan
100 lembar hak beli saham adalah sebagai berikut :
Investasi dalam saham Rp290.000,00
Kas Rp250.000,00
Investasi dalam hak beli saham 40.000,00
Harga beli saham = 25lembar x Rp10.000,00 Rp250.000,00
Harga pokok hak beli saham 40.000,00
Harga pokok saham yang beli Rp290.000,00
H. NILAI TEORITIS HAK BELI SAHAM
Nilai teoritis hak beli saham adalah harga jual yang diharapkan dari hak beli saham.
Nilai teoritis ini dihitung dalam dua keaadaan yaitu :
1. Bila saham masih dijual dengan hak beli saham dan
2. Sesudah ditinggal dimana hak beli saham menjadi milik pemilik dan saham dijual
tanpa hak beli saham.
Nilai Teoritis Bila Saham dengan Hak Beli Saham
Dalam keadaan dimana saham –saham dijual dipasar masih berha k atas hak beli
saham yang akan dikeluarkan maka nilai teoritas hak beli saham dihitung sebagai berikut:
Nilai saham dengan HBS dikurangi harga beli saham = Nilai satau lembar HBS
Jumlah lembar HBS yang diperlukan untuk membeli
satu lembar saham ditambah 1
Misalnya saham dijual di pasar masih mengandung hak beli saham dengan harga
Rp125.000,00 dan harga beli di perusahaan sebesarv Rp100.000,00 plus 4 lembar hak beli
saham . nilai teoritis hak beli dihitung sebagai berikut :
Rp125.000,00 – Rp100.000,00 = Rp5.000,00 nilai teoritas 1 lembar hak beli saham .
4+1
Nilai teoritas saham per lembar adalah harga jual yang diharapkan untuk setiap
lembar saham yang dihitung sebagai berikut :
Rp125.000,00 – Rp5.000,00 = Rp120.000,00
Hasil perhitungan ini sesuai dengan perhitungan jika saham dibeli dengan menggunakan
hak beli saham yaitu Rp100.000,00 + (4 x Rp5.000,00) =Rp120.000,00 .
Perhitungan Nilai Teoritas Hak Beli Saham Jika Saham Dijual Tanpa HBS
I. PENJUALAN ATAU PELUNASANKEMBALI SAHAM

Harga perolehan saham dengan jumlah uang yang dijual atau dilunasi kembali adalah
harga perolehan yang timbul pada waktu membeli saham, disesuaikan dengan perubahan-
perubahan yang terjadi seperti pembagaian dividen saham ,pencemaran saham dan lain-
lain .
Pada waktu penjualan saham atau pelunasan kembali, investor mencatat transaksi
tersebut dengan debit kas dan kreditnya rekening penanaman modal dalam saham . selisih
antara harga perolehan dengan jumlah uang yang diterima, kalau rugi dicatat kalau
selisihnya laba akan dikreditkan ke rekening laba penjualan saham atau laba pelunasan
kembali saham . contoh untuk melakukan pencatatan penjualan atau pelunasan kembali
saham sebagai berikut .
Misalnya 100 lembar saham nominal @ Rp10.000,00 ,dulu dibeli dengan harga perolehan
sebesar Rp975.000,00 . pada waktu itu saham- saham tersebut ditarik untuk dilunasi
kembali dengan dengan kurs 102 .
Jurnal yang dibuat dalam buku investor untuk mencatat pelunasan kembali
sahamnya adalah sebagai berikut :
Kas Rp1.020.000,00
Penanaman modal dalam saham Rp975.000,00
Laba pelunasan kembali saham 45.000,00
Perhitungan :
Harga pelunasan kembali =102/100xlembarxRp10.000,00 = Rp1.020.000,00
Harga perolehan 975.000,00
Laba pelunasan kembali saham Rp 45.000,00
J. PERTUKARAN SAHAM
Pada waktu terjadinya pertukaran, biasanya terdapat perbedaan antara harga pasar saham
baru dengan harga perolehan saham lama, perbedaan ini dicatat sebagai laba atau rugi
dalam buku-buku investor. Sebagai contoh, misalnya PT.Bermuda menarik kembali saham
prioritas yang beredar dan menukarnya dengan saham biasa, nilai nominal masing-masing
saham sebesar = Rp10.000,00. Nona Risa yang memiliki 100 lembar saham PT Bermuda
untuk investasi jangka panjang, yang dulu dibelinya dengan harga perolehan sebesar
Rp1.000.000,00, menukarkannya dengan 100 lembar saham biasa. Pada saat pertukaran,
saham biasa laku di pasar dengan harga Rp11.000,00 per lembar. Pertukaran saham di atas
dicatat dalam buku Nona Risa dengan jurnal sbb :
Penanaman modal saham biasa Rp1.100.00,00
Penanaman modal dalam saham prioritas Rp1.000.000,00
Laba pertukaran saham Rp.100.000,00
Perhitungan :

Harga pasar saham biasa = 100 lembar x Rp11.000,00= Rp1.100.000,00

Harga perolehan Rp.1.000.000,00

Laba pertukaran saham Rp. 100.000,00


K. LABA PELUNASAN SAHAM PRIORITAS

Dana pelunasan saham prioritas biasanya dibentuk untuk menarik kembali saham prioritas yang
beredar. Pada waktu saham prioritas tersebut dijual, harganya mungkin di atas nilai nominal atau
mungkin juga lebih rendah, sehingga jumlah uang yang dikeluarkan untuk membayar kembali saham
prioritas tersebut mungkin lebih besar atu lebih kecil daripada harga jualnya dulu.
(a) Jumlah uang yang dibayarkan untuk melunasi saham prioritas lebih besar daripada harga jual
saham tersebut. Apabila saham prioritas dilunasi dengan jumlah lebih besar daripada harga jualnya
maka kelebihan pembayaran ini dianggap sebagai pembagian laba pada saat pelunasan saham.
Misalnya, pada tanggal Januari 2005 PT Risa Fadila menjual saham prioritas, nominal per lembar
Rp10.000,00 dengan harga Rp11.000,00 per lembar. Pada tanggal 15 Desember 2009, 100 lembar
saham prioritas dilunasi dengan harga Rp12.000,00 per lembar. Jurnal yang dibuat oleh PT Risa
Fadila untuk mencatat pelunasan kembali 100 lembar saham prioritas pada tanggal 15 Desember
2009 adalah sbb :
Modal saham prioritas Rp1.000.000,00
Agio saham prioritas 100.000,00
Laba tidak dibagi 100.000,00
Kas Rp1.200.000,00
(b) Jumlah uang yang dibayarkan untuk melunasi saham prioritas lebih kecil daripada
harga jual saham tersebut. Pelunasan kembali dengan jumlah yang lebih kecil
menimbulkan selisih yang oleh perusahaan tetap dicatat sebagai modal disetor. Rekening
modal saham dan agio atau disagio saham ditutup dan selisihnya dicatat dalam rekening
modal yang menunjukkan asal modal tersebut. Misalnya PT Risa Fadila pada tanggal 5
Januari 2005 menjual saham prioritas, nominal perlembar Rp10.000,00 dengan harga
Rp12.500,00 per lembar. Pada harga Rp11.000,00 per lembar. Jurnal yang dibuat oleh PT
Risa Fadila untuk mencatat pembelian kembali saham prioritas tanggal 15 Desember 2009
sbb :
Modal saham prioritas Rp1.000.000,00
Agio saham prioritas Rp.250.000,00
Kas Rp1.100.000,00
Modal disetor dari pelunasan kembali Rp 150.000,00
Saham prioritas
L. UANG MUKA
Uang muka diperlakukan sebagai investasi jangka panjang jika tidak akan segera diterima kembali.
Uang muka seperti ini dalam neraca dicantumkan sebagai tambahan pada penanaman modal dalam
saham.
 
M. PEMILIKAN DALAM FIRMA
Pemilikan dalam firma atau joint venture dicatat sebagai penanaman modal dalam buku masing-
masing anggota (partner). Rekening penanaman modal dalam firma ini akan bertambah jumlahnya
bila ada setoran baru ke dalam firma atau bila firma memperoleh laba. Apabila firma menanggung
kerugian atau pemilik mengambil uang ke firma saldo rekining ini berkurang.
Persentase Pemilikan Lebih dari 50%
Jika kepemilikan saham investor lebih dari 50% dari seluruh saham beredar, maka perusahaan
investor disebut sebagai induk perusahaan. Laporan keuangan induk perusahaan (parent company)
harus dikonsolidasikan dengan laporan investee (anak perusahaan / subsidiary company).

Anda mungkin juga menyukai