Anda di halaman 1dari 11

Nama : Natanael Julian Patricio

NIM : 193141914111059

Kelas : Akuntansi2B

Judul : INVESTASI JANGKA PANJANG

Pengertian Investasi Jangka Panjang Saham


Perusahaan dapat menanamkan (investasi) uangnya dalam bentuk saham pada
perusahaan lain. Saham-saham yang dibeli dapat dicatat sebagai investasi jangka pendek dan
investasi jangka panjang. Apabila saham-saham dibeli untuk menggunakan uang kas yang
menganggur, maka pembelian saham dicatat sebagai investasi jangka pendek. Namun apabila
pembelian saham bukan dengan tujuan seperti itu, maka saham akan dicatat sebagai saham
jangka panjang.
Berikut ini beberapa tujuan dilakukannya investasi jangka panjang dalam saham :
1. Untuk mengawasi perusahaan lain.
2. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap setiap periode.
3. Untuk membentuk suatu dana khusus.
4. Untuk menjamin kontinuitas suplai bahan baku.
5. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

Pencatatan Investasi dalam Saham


A. Persentase pemilikan kurang dari 20%

Perlakuan akuntansi atas investasi dalam saham yang persentase pemilikannya kurang
dari 20% dibedakan menjadi dua, yaitu ;
- Investasi dalam saham tersedia untuk dijual
- Investasi dalam saham untuk diperdagangkan

Pembelian Saham
Jurnal yang dibuat untuk mencatat investasi saham yang dibeli secara tunai :
Tersedia untuk dijual Diperdagangkan

Investasi saham tersedia Investasi saham


untuk dijual xx diperdagangkan xx
Kas xx Kas xx
Contoh :
Pada tanggal 1 April Nona Risa membeli 100 lembar saham prioritas PT. Bermuda,
6%, nominal 10.000/lbr,kurs 105. Biaya material dan komisi 50.000. Dividen saham PT.
Bermuda akan dibayarkan pada tangal 31 Desember. Buatlah jurnalnya !

Perhitu ngan :
Harga beli saham : 100 x 10.000 x 105% 1.050.000
Biaya pembelian 50.000
Harga beli saham : Dividen yang terutang 1 Jan – 1 Apr = 1.100.000
3/12 x 6% x 1.000.000 15.000
Jumlah yang dibayarkan 1.115.000

Jurnal : 1 April
Investasi dalam saham prioritas 1.100.000
(tersedia untuk dijual/diperdagangkan)
Pendapatan dividen 15.000
Kas 1.115.000

Dividen terutang sebesar 15.000 dalam jurnal diatas diterbitkan ke rekening


pendapatan dividen.
Perhitungan :
Pendapatan Dividen = 6% x 1.000.000 60.000

Jurnal : 31 Desember
Kas 60.000
Pendapatan Dividen 60.000

Kadang-kadang pembelian saham di lakukan secara lumpsum (bersama), yaitu dua


macam saham dibeli sekaligus dengan satu jumlah harga. Contoh :
Nona Risa membeli 50 blok saham dengan harga 25.000/blok. Tiap blok terdiri dari 1
lembar saham prioritas dan 3 saham biasa. Alokasi harga pokoknya adalah sebagai berikut :
a. Harga pasar masing-masing saham diketahui

Misalnya harga pasar saham prioritas 12.500/lbr dan harga pasar saham biasa
4.500/lbr.
Nilai saham prioritas : 50 x 12.500 625.000
Nilai saham biasa : 50 x 3 x 4.500 675.000
1.300.000
Harga pokok masing-masing saham

Harga pokok saham prioritas : 625.000 / 1.300.000 x 1.250.000 600.960


Harga pokok saham biasa : 675.000 / 1.300.000 x 1.250.000 649.040

Jurnal :
Investasi dalam saham prioritas 600.960
Investasi dalam saham biasa 649.040
Kas 1.250.000

b. Harga pasar yang diketahui hanya saham prioritas

Misalnya harga pasar saham prioritas 12.500/lbr, sedang harga saham biasa tidak
diketahui.
Harga beli kedua saham prioritas dan saham biasa 1.250.000
Harga pasar saham prioritas : 50 x 12.500 625.000
Harga pokok saham biasa 625.000

Jurnal :
Investasi dalam saham prioritas 625.000
Investasi dalam saham biasa 625.000
Kas 1.250.000

c. Harga pasar masing-masing saham tidak diketahui

Karena harga pasar masing-masing saham tidak diketahui, maka tidak ada dasar yang
dapat digunakan untuk mengalokasikan harga beli saham-saham tersebut.
Jurnal :
Investasi dalam saham biasa dan saham prioritas 1.250.000
Kas 1.250.000

Dividen
Pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham disebut pembagian dividen.
Dividen yang diterima oleh pemegang saham jumlah tergantung pada jumlah lembar saham
yang dimiliki.
a. Dividen dalam bentuk uang

Apabila dalam pembagian dividen disebutkan bahwa dividen yang dibagikan itu
sebagian merupakan pembagian laba dan sebagian lagi merupakan pengembalian modal,
dividen itu disebut dividen likuidasi, Perusahaan yang membagikan dividen likuidasi
biasanya merupakan perusahaan yang akan menghentikan usahanya.

Jurnal :
Kas xx
Penghasilan dividen xx
Contoh :
Misalnya PT. Extra mengumumkan pembagian dividen sebesar 10.000.000 dengan
ketentuan 30% bagian laba dan 70% pengembalian modal. Nona Risa menerima deviden
sebesar 1.000.000. Penerimaan dividen dicatat sebagai berikut :
Kas 1.000.000
Penghasilan Dividen 300.000
Investasi dalam saham perusahaan Extra 700.000

b. Dividen yang berbentuk Aktiva (Selain Kas dan Saham Sendiri)

Dividen yang dibagikan kadang-kadang tidak berbentuk uang tunai, tetapi berupa
aktiva seperti saham perusahaan lain atau barang-barang hasil produksi perusahaan yang
membagi dividen tersebut.
Contoh :
Nona Risa menerima pembagian dividen dari PT. Extra berbentuk saham PT.
Matahari sebanyak 20 lembar. Pada saat pembagian tersebut harga pasar per lembar saham
PT. Matahari sebesar 11.000/lbr. Penerimaan dividen dicatat sebagai berikut :
Perhitungan :
Nilai saham PT. Matahari = 20 lembar x 11.000 220.000

Jurnal :
Investasi dalam saham PT Matahari 220.000
Penghasilan dividen 220.000

c. Dividen saham (Stock Dividen)

Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut disebut dividen saham. Bagi pemegang saham, dividen seperti ini berarti
penambahan jumlah lembar saham tanpa ada pengeluaran baru. Jadi jumlah lembarnya
bertambah tetapi harga perolehannya tetap.
Contoh :
Tuan Iwan pada bulan agustus 2005 membeli 100 lembar saham biasa dari PT.
Bermuda dengan harga 900.000. Pada bulan Desember 2005 diterima dividen saham biasa
50%. Penerimaan dividen dicatat sebagai berikut :
Jurnal : Agustus 2005
Investasi dalam saham biasa 900.000
Kas 900.000

Desember 2005
Diterima 50 lembar saham biasa sebagai dividen, jumlah saham dan harga
pokonya menjadi :
100 lembar + 50 lembar = 150 lembar
Harga pokok per lembar = 900.000 : 50 = 6.000
Apabila dividen saham yang diterima berupa saham yang berbeda dengan saham yang
dimiliki, maka harga pokok saham yang dimiliki dibagikan kepada tiap macam saham dengan
dasar nilai relatifnya.
Contoh :
Tuan Iwan memiliki 50 lembar saham biasa PT. Bermuda, nominal 10.000/lbr, dibeli
dengan harga 750.000. Pada bulan Desember 2005 diterima dividen saham prioritas sebanyak
25 lembar dengan nominal 5.000/lbr. Pada saat penerimaan dividen, harga pasar saham biasa
14.000/lbr dan saham prioritas 4.000/lbr.
Perhitungan
Nilai saham biasa 14.000 x 50 700.000
Nilai saham prioritas 4.000 x 25 100.000
800.000

Harga pokok masing-masing saham


Harga pokok saham biasa 700.000 / 800.000 x 750.000 656.250
Harga pokok saham prioritas 100.000 / 800.000 x 750.000 93.750

Jurnal :
Investasi dalam saham biasa 93.750
Kas 93.750

B. Persentase pemilikan 20%-50%

Pemegang saham yang kepemilikannya sebesar 20% - 50% dari seluruh saham yang
beredar akan mencatat investasinya dengan metode equitas. Metode equitas adalah
metode akuntansi yang mencatat investasi saham sebesar harga perolehannya.
a. Perolehan Saham
Jurnal :

Investasi Saham xx
Kas xx

b. Laba/Rugi yang Dilaporkan oleh Perusahaan Investee


Apabila perusahaan investee memperoleh laba :
Jurnal :
Investee Saham xx
Pendapatan Investasi xx

Apabila perusahaan investee menderita kerugian :


Jurnal :

Rugi investasi saham xx


Investasi saham xx

c. Penerimaan Dividen
Jurnal :

Kas xx
Investasi saham xx

Penjualan atau Pelunasan Kembali Saham


Kadang-kadang saham yang dimiliki sebagai investasi jangka panjang dijual kembali oleh
investor kepada pihak lain atau mungkin juga perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut
membeli kembali sahamnya.
Misalnya 100 lembar saham nominal @10.000, dulu dibeli dengan harga perolehan
sebesar 975.000. Pada waktu ini saham-saham tersebut ditarik untuk dilunasi kembali dengan
kurs 102.
Perhitungan :
Harga pelunasan kembali : 102/100 x 100 lembar x 10.000 = Rp1.020.000
Harga perolehan 975.000
Laba pelunasan kembali saham 45.000

Jurnal :
Kas 1.020.000
Penanaman modal dalam saham 975.000
Laba pelunasan kembali saham 45.000

2.3 Pertukaran Saham

Apabila saham-saham yang dimiliki sebagai investasi jangka panjang ditarik kembali
oleh perusahaan dan ditukar dengan saham jenis lain, maka saham baru yang diterima dicatat
sebesar harga pasarnya.
Misalnya PT. Bermuda menarik kembali saham prioritas yang beredar dan
menukarnya dengan saham biasa, nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp10.000.
Nona Risa yang memiliki 100 lembar saham PT. Bermuda untuk investasi jangka panjang,
yang dulu dibelinya dengan harga perolehan sebesar Rp1.000.000, menukarkannya dengan
100 lembar saham biasa. Pada saat pertukaran, saham biasa laku dipasar dengan harga
Rp11.000/lembar.
Perhitungan :
Harga pasar saham biasa 100 lembar saham x 11.000 1.100.000
Harga perolehan 1.000.000
Laba pertukaran saham 100.000

Jurnal :
Penanaman modal dalam saham biasa 1.100.000
Penanaman modal dalam saham prioritas 1.000.000
Laba pertukaran saham 100.000

2.4 Pengertian Investasi Jangka Panjang Obligasi


Surat obligasi merupakan surat pengakuan utang oleh pihak yang mengeluarkan surat
obligasi kepada pihak yang membeli (investor). Surat obligasi menunjukkan jumlah nominal,
bunga dan tanggal pembayarannya dan perjanjian-perjanjian lain.

2.5 Amortisasi Agio dan Akumulasi Disagio


Agio atau disagio adalah selisih harga beli obligasi dengan nilai nominal. Agio /disagio
obligasi ini akan diamortisasi/diakumulasi selama umur obligasi. Apabila persentasi bunga
obligasi melebihi tingkat bunga di pasar, maka harga jual obligasi akan di atas nilai nominal
disebut agio sedangkan bunga obligasi yang rendah daripada tingkat bunga di pasar maka
harganya di bawah nilai nomial disebut disagio. Agio adalah selisih harga beli obligasi diatas
harga nominal, sedangkan Disagio adalah selisih harga beli obligasi dibawah nilai nominal.

2.6 Pencatatan Investasi dalam Obligasi


Obligasi yang dibeli untuk tujuan penanaman modal jangka panjang dicatat dengan
jumlah harga perolehannya yaitu harga beli ditambah semua biaya pembelian seperti komisi,
materai, provisi dan lain-lain. Apabila harga beli berbeda dengan nilai nominal obligasi,
selisihnya disebut agio atau disagio obligasi.
Contoh :
Nona Risa Gultom membeli obligasi PT Harun pada tanggal 1 Juni 2010, nominal Rp.
10.000.000, bunga 12% dengan harga beli sebesar 10.000.000. Biaya pembelian, yaitu komisi
dan materai sebesar 50.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober.
Perhitungan :
Harga berli obligasi 10.000.000
Komisi dan materai 50.000
10.050.000

Bunga berjalan (1 April-1 Juni) : 2/12 x 12% x 10.000.000 200.000


Jumlah uang yang dibayarkan 10.250.000

Jurnal :
Investasi Obligasi 10.050.000
Pendapatan Bunga Obligasi 200.000
Kas 10.250.000
Pada tanggal 1 Oktober 2010 yaitu tanggal pembayaran bunga akan dibuat jurnal
sebagai berikut:
Perhitungan :
Pendapatan Bunga 6/12 x 12% x 10.000.000 600.000

Jurnal :
Kas 600.000
Pendapatan bunga obligasi 600.000

Contoh Akumulasi Disagio :


1. Pada tanggal 1 Maret 2005 dibeli obligasi, nominal 1.000.000, bunga 12%, jatuh
tempo tanggal 31 Desember 2007 dengan harga 966.000, termasuk komisi dan
materai. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli tiap-tiap tahun.
Pada tanggal 31 Desember 2007 obligasi dilunasi oleh perusahaan yang
mengeluarkan.
Perhitungan :
Harga Beli 966.000
Bunga Berjalan : 2/12 x 12% x 1.000.000 20.000
Jumlah uang yang dibayarkan 986.000

Disagio obligasi : 1.000.000 – 966.000 = 34.000, akan diakumulasikan selama umur


obligasi yaitu 34 bulan (1 Maret 2005 s.d. 31 Desember 2007). Akumulasi disagio setiap
bulan sebesar 34.000 : 34 = 1.000
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi di atas sebagai berikut:
Transaksi Jurnal
01-03-2005
Pembelian obligasi Penanaman modal dalam obligasi Rp.966.000
Pendapatan bunga obligasi Rp.20.000
Kas

Rp.986.000
01-07-2005
Penerimaan bunga Kas Rp. 60.000
6/12 x 12% x Rp. 1.000.000 Pendapatan Rp.60.000
31-12-2005
Penyesuain Piutang bunga Rp.60.000
a . mencatat bunga 6 bulan Pendapatan bunga obligasi Rp.60.000

Penanaman modal dalam obligasi Rp.10.000


b . akumulasi disagio Pendapatan bunga obligasi
10 bulan x Rp.1.000 Rp.10.000
01-01-2006
a . penyesuaian kembali Pendapatan bunga obligasi Rp.60.000
Piutang bunga Rp.60.000

Kas Rp.60.000
b . penerimaan bunga Pendapatan bunga obligasi Rp.60.000
01-07-2006
Penerimaan bunga Kas Rp.60.000
6/12 x 12% x Rp. 1.000.000 Pendapatan bunga obligasi Rp.60.000
31-12-2006
Penyesuaian
a) mencatat pendapatan bunga Piutang bunga Rp.60.000
Pendapatan bunga obligasi Rp.60.000

b) akumulasi disagio Penanaman modal dalam obligasi Rp.12.000


12bulan x Rp. 1000 Pendapatan bunga obligasi Rp12.000

Dalam tahun 2007 dibuat jurnal seperti tahun 2006. Pada tanggal 31 Desember 2007 ketika
obligasi dilunasi dibuat junal sebagai berikut:

Kas 1.000.000
Investasi Obligasi 1.000.000

Contoh Amortisasi Agio :


1 Pada tanggal 1 April 2005 dibeli obligasi, nominal 1.000.000, bunga 12%, jatuh
tempo tanggal 31 Desember 2007, dengan harga 1.066.000 (termasuk komisi dan
biaya pembelian lain). Bunga dibayarkan tiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Pada
tanggal jatuh tempo, obligasi dilunasi.
Perhitungan :
Harga Beli Obligasi 1.066.000
Bunga Berjalan : 1/12 x 12% x 1.000.000 10.000
Jumlah uang yang dibayarkan 1.076.000

Agio obligasi sebesar 66.000 ( 1.066.000 – 1.000.000 ) akan diamortisasi selama


pemilikan obligasi (01-04-2005 s.d. 31-12-2007) = 33 bulan. Amortisasi agio tiap bulan
adalah 66.000 : 33 = 2.000
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut:
Transaksi Jurnal
01-04-2005
Pembelian obligasi Penanaman modal dalam obligasi Rp.1.066.000
Pendapatan bunga obligasi Rp.10.000
Kas Rp.1.076.000
01-09-2005
Penerimaan bunga Kas Rp. 60.000
6/12 x 12% x 1.000.000 Pendapatan Rp.60.000
31-12-2005
Penyesuain
a. Bunga 4 bulan Piutang bunga Rp.40.000
4/12 x 12% x 1.000.000 Pendapatan bunga obligasi Rp.40.000
b. Amortisasi agio 9 bulan Pendapatan bunga obligasi Rp.18.000
9 x 2.000 Penanaman modal dalam Rp. 18.000
obligasi
01-01-2006
a. Reversing Entry Pendapatan bunga obligasi Rp.40.000
Piutang bunga Rp.40.000
b. penerimaan bunga 6 bulan Kas Rp.60.000
01-03-2006 Pendapatan bunga obligasi Rp.60.000
Kas Rp.60.000
c. Penerimaan bunga 6 bulan Pendapatan bunga obligasi Rp.60.000
01-09-2006
31-12-2006
Penyesuaian:
a. Pendapatan bunga 4 bulan Piutang bunga Rp.40.000
4/12 x 12% x 1.000.000 Pendapatan bunga obligasi Rp.40.000

Pendapatan bunga obligasi Rp.24.000


b. Amortisasi agio 12 bulan : Penanaman modal dalam Rp.24.000
12 x 2.000 Obligasi

Dalam tahun 2007 dibuat jurnal seperti tahun 2006. Sehingga pada tanggal 31 Januari
2007 ketika obligasi dilunasi dibuat jurnal sebagai berikut :
Kas 1.000.000
Investasi Obligasi 1.000.000

Penjualan Obligasi Sebelum Tanggal Jatuh Tempo


Nilai buku obligasi dihitung dengan cara ;
a. Nilai perolehan obligasi ditambah dengan akumulasi disagio sampai tanggal
penjualan, atau
b. Nilai perolehan obligasi dikurang dengan amortisasi agio sampai tanggal penjualan.

Contoh :
Pada tanggal 1 April 2005 dibeli obligasi, nominal 1.000.000, bunga 12%, jatuh
tempo tanggal 31 Desember 2007, dengan harga 1.066.000 (termasuk komisi dan biaya
pembelian lain). Bunga dibayarkan tiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Pada tanggal 1
April 2007 dijual dengan harga 1.015.000 (sesudah dikurangi komisi dan lain-lain).
Perhitungan :
Harga perolehan obligasi 1.066.000
Amortisasi Agio :
2005 = 9 x 2.000 18.000
2006 = 12 x 2.000 24.000
2007 = 3 x 2.000 6.000
Jumlah Amortisasi Agio 48.000
Nilai buku obligasi 1.018.000
Harga jual obligasi 1.015.000
Rugi pembelian obligasi 3.000
Bunga berjalan : 1/12 x 12% x 1.000.000 10.000
Uang yang diterima : 1.015.000 + 10.000 1.025.000

Jurnal :
Penjualan obligasi pada tanggal 1 April 2007 diatas dicatat dengan jurnal sebagai berikut
Mencatat amortisasi Pendapatan bunga obligasi 6.000
agio selama 3 bulan
Penanaman modal 6.000
Mencatat penjualan dan Kas 1.025.000
penerimaan bunga
Rugi penjualan obligasi 3.000
Penanaman modal dalam 1.018.000
obligasi
Pendapatan bunga obligasi 10.000

Anda mungkin juga menyukai