(D) Kas XX
(K) Pendapatan Dividen XX
(jika investasi dalam bentuk saham)
Atau,
(D) Kas XX
(K) Pendapatan Bunga XX
(jika investasi dalam bentuk obligasi)
Transaksi Penjualan SB:
Jika H.Po > H.Jual Rugi
(D) Kas XX
(D) Rugi Penjualan SB XX
(K) Surat-surat Berharga XX
Jika H.Po < H.Jual Laba
(D) Kas XX
(K) Surat-surat Berharga XX
(K) Laba Penjualan SB XX
Obligasi dicatat dalam rekening investasi
sementara sebesar harga perolehannya
Harga perolehan meliputi harga beli,
komisi perantara, dan biaya lainnya
Premi atau diskonto yang timbul dari
pembelian obligasi dlm investasi
sementara tidak diamortisasi
Perlu diperhatikan : Apakah tgl transaksi
pembelian bertepatan dengan tgl bunga
obligasi atau tidak
Umumnya bunga obligasi dilakukan dua kali
dalam setahun
Bunga obligasi dihitung : berdasarkan %
bunga x NN obligasi
Contoh investasi sementara pada obligasi
(jika pembelian bertepatan dengan tanggal
bunga obligasi)
Tgl 2 April 05 Perush membeli obligasi
milik PT. X nominal Rp 10.000,- per
lembar. Obligasi dibeli sebanyak 1000 lbr
dengan harga Rp 9.600,- Bunga obligasi 9%
(dibayar setiap tgl 1 Apr & 1 Okt)
Jurnal 2 Apr 05 (Pembelian):
(D) SB-Obligasi PT. X Rp 9.600.000
(K) Kas Rp 9.600.000
Jurnal :
(D) Kas Rp 10.200.000
(K) SB-Obligasi PT.X Rp 9.600.000
(K) Laba Penjualan Rp 600.000
Jika transaksi terjadi antara tgl pembayaran
bunga, maka ada bunga berjalan.
Bunga berjalan dihitung dari tanggal
pembayaran bunga sebelum transaksi.
Bunga berjalan diperhitungkan dalam jumlah
yang dibayar.
Contoh : Obligasi PT. X pada contoh sebelumnya
dibeli pada tgl 1 Juli 05 Perush membeli obligasi
milik PT. X nominal Rp 10.000,- per lembar.
Obligasi dibeli sebanyak 1000 lbr dengan harga Rp
9.600,- Bunga obligasi 9% (dibayar setiap tgl 1 Apr
& 1 Okt)
Perhitungan :
H.Beli = 1000 lbr x Rp 9.600 = Rp 9.600.000
Bunga berjalan = 9% x Rp 10 juta x 3/12 = Rp 225.000
Jumlah Dibayar = Rp 9.825.000
Jurnal :
(D) Kas Rp 9.575.000
(D) Rugi Penjualan Rp 100.000
(K) SB-Obligasi PT. X Rp 9.600.000
(K) Pendapatan Bunga Rp 75.000
Contoh investasi sementara pada saham
Tgl. 6 Mar 2006 PT. B membeli 1000 lembar
saham milik PT. A dengan harga Rp 1.200,-
per lembar. Saham tsb mempunyai nilai
nominal Rp 1.000,- per lembar. Untuk
transaksi itu, perush dibebani biaya komisi
broker sebesar Rp 50.000,-
Perhitungan :
H.Beli = Rp 1.200 x 1000 lbr = Rp 1.200.000,-
Bi.Komisi = Rp 50.000,-
Harga Perolehan = Rp 1.250.000,-
Jurnal
(D) SB-Saham PT.A Rp 1.250.000,-
(K) Kas Rp 1.250.000,-
Tgl. 10 April 2006, PT. B menerima dividen
tunai sebesar Rp 150,- per lembar
Perhitungan :
Dividen = 1000 lbr x Rp 150,- = Rp 150.000,-
Jurnal :
(D) Kas Rp 150.000,-
(K) Pendapatan Dividen Rp 150.000,-
Tgl. 5 Juni 2006, PT. B menjual semua sahamnya dengan kurs 130%
dan berkaitan dengan hal itu, perusahaan dikenakan biaya komisi
broker 1%
Perhitungan :
-HJ= 130% x 1000 lb x Rp 1.000,- = Rp 1.300.000
-Biaya komisi = 1% x Rp 1.300.000,- Rp 13.000
-Hasil Penjualan Saham = Rp 1.287.000
-Harga Perolehan = Rp 1.250.000
-Laba Penjualan Saham = Rp 37.000
Jurnal :
(D) Kas Rp 1.287.000
(K) SB – Saham PT. A Rp 1.250.000
(K) Laba Penjualan Rp 37.000
• Sekuritas ekuitas merupakan sekuritas-sekuritas yang
menunjukkan kepentingan kepemilikan di suatu
perusahaan, misalnya: saham biasa, saham preferen
atau modal saham lainnya.
• Termasuk dalam sekuritas ekuitas adalah hak untuk
memperoleh atau melepas kepemilikan pada harga
kesepakatan atau harga yang telah ditentukan.
(Misalnya: Waran, Right, Call and Put Option)
• Ada beberapa motivasi investor memiliki sekuritas ekuitas:
− Untuk spekulasi investor mengharapkan selisih dari harga pembelian
saham dan harga pasar pada saat itu. Selisih harga ini disebut sebagai
Capital Gain. Sekuritas Ekuitas yang dimiliki untuk spekulasi disebut
sekuritas ekuitas Perdagangan (Trading Securities)
− Untuk memanfaatkan kas menganggur investasi dalam sekuritas
ekuitas dilakukan hanya untuk sementara waktu dan siap dijual kapan
saja dana dibutuhkan. Investor mengharapkan dividen sebagai hasil
investasi. Sekuritas ekuitas ini disebut sekuritas ekuitas siap jual
(Available for Sale Securities)
− Untuk memiliki entitas lain Investor memiliki saham dengan maksud
menguasai perusahaan lain atau mengamankan pasokan bahan baku
atau saluran distribusi. Biasanya, efek dimiliki dalam jumlah besar agar
bisa mengendalikan perusahaan yang dibeli dan dimiliki dalam jangka
panjang.
Perusahaan/orang yg memiliki saham
perusahaan Investor
Perusahaan yg mengeluarkan saham
Investee/ Emiten
Besarnya jumlah saham yang dibeli
(proporsi kepemilikan) akan menentukan
metode pencatatan
Presentase pemilikan Metode pencatatan
Kurang dari 20% Metode nilai wajar
20% sampai dengan Metode ekuitas
50% Dibuat laporan keuangan yang
Lebih dari 50% dikonsolidasikan untuk kedua
perusahaan
HARGA PEROLEHAN /HARGA POKOK
Investor memegang<20% saham beredar
Prosedur pencatatan= investasi sementara
Jurnal Perolehan:
Investasi pada saham xx
Kas xx
1 Mei 2005 PT PADMA membeli 200 lbr
saham PT.OMBO nominal Rp. 10.000/lbr,
kurs di bursa saham 105%, komisi Rp.
150.000
Jurnal
Investasi pada saham Rp. 2.250.000
Kas Rp. 2.250.000
Harga perolehan per lembar:
Rp.2.250.000:200 lbr = Rp. 11.250,-
Bagian laba yg dibagikan kepada para
investor
Deviden kas: dividen berupa uang tunai
Perlu diperhatikan
◦ Tanggal pengumuman
Piutang xx
Pendapatan dividen xx
◦ Tanggal pencatatan/pendaftaran
◦ Tanggal pembayaran
Kas xx
Piutang xx
• Apabila kepemilikan 20%-50%, maka digunakan metode
ekuitas. Investor dianggap memiliki pengaruh signifikan
kepada perusahaan yang sahamnya dimiliki (investee)
• Metode ekuitas diterapkan dengan cara:
− Pada saat sekuritas diperoleh, sekuritas dicatat pada kos
perolehannya.
− Keuntungan atau kerugian yang dialami oleh investee
akan mempengaruhi investasi. Keuntungan akan
meningkatkan investasi sebesar proporsi kepemilikan
saham, begitu pula sebaliknya apabila terjadi kerugian.
− Penerimaan dividen dianggap sebagai penarikan modal
sehingga mengurangi saldo investasi.
LABA, Jurnal:
Investasi saham XX
Pendapatan Investasi XX
DIVIDEN KAS, Jurnal:
Kas XX
Investasi saham XX
Misal:
PT YOYO membayar Rp.40.000.000 untuk
mendapatkan 40% shm biasa PT OMBO
Jurnal:
Investasi shm PT OMBO Rp.40.000.000
Kas Rp.40.000.000
PENJUALAN INVESTASI SAHAM
Selisih nilai penjualan & nilai buku Investasi
diakui sbg LABA/RUGI
Jurnal:LABA:
Kas XX
Investasi saham XX
Laba penjualan inv saham XX
• Apabila investor memiliki saham > 50%, maka
investor memiliki kepentingan pengendalian di
investee.
• Pihak investor akan menjadi perusahaan induk
(parent company) sedangkan investee menjadi
perusahaan anak (subsidiary company).
• Investasi dalam perusahaan anak dicatat ke akun
investasi jangka panjang dan laporan keuangan
perusahaan anak dikonsolidasikan ke laporan
keuangan perusahaan induk.
Investasi dalam Sekuritas Utang
Ada 3 kelompok:
1. Held-to-maturity: Sekuritas utang yang tujuan
investasinya positif dan akan dimiliki sampai tanggal
jatuh tempo.
2. Trading: Sekuritas yang dimiliki dengan tujuan untuk
dijual kembali dalam jangka waktu pendek untuk
memperoleh penghasilan.
3. Available-for-sale: Sekuritas utang yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam held-to-maturity atau trading.
Sekuritas yang di beli untuk mendapatkan
keuntungan jangka pendek dan harga pasar
sekuritas
Dilaporkan di aset lancar dalam laporan
keuangan
Sekuritas trading dinilai dengan nilai wajar
sekuritas.
Perubahan nilai wajar sekuritas diakui sebagai
keuntungan atau rugi yang belum di realisasi
(L/R)
Sekuritas yang tidak untuk di perdagangkan,
dimiliki hingga jatuh tempo
Sekuritas AFS dinilai dengan nilai wajar
sekuritas
Perubahan nilai wajar sekuritas dilaporkan
sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham
(L/R belum di realisasi)
Investasi utang, wesel bayar yang
dipertahankan sampai jatuh tempo
Jika jatuh temponya < 1 thn Aset lancar
Jika jatuh temponya > 1 thn Aset tidak
lancar