Anda di halaman 1dari 10

30

INVESTASI JANGKA PENDEK


( MARKETABLE SECURITIES )

Pengertian Inventasi Jangka Pendek


Kelebihan uang kas dalam suatu perusahaan tidak akan menimbulkan pendapatan,
disebut kas menganggur ( idle cash ). Oleh karena itu, kelebihan kas sebaiknya di
investasikan selama masa tidak terpakainya kas tersebut. Karena jangka waktu tidak
terpakainya kas itu relatif pendek, maka investasinya juga dilakukan dalam jangka
pendek. Investasi jangka pendek ( Temporary Investment ) disebut juga surat-surat
berharga atau efek-efek. Investasi sementara ini bisa dilakukan dalam bentuk deposito,
sertifikat bank atau surat-surat berharga yaitu saham (efek ekuitas) dan obligasi (efek
hutang). Didalam neraca investasi jangka pendek termasuk dalam kelompok aktiva
lancar ( Current Assets ). Surat-surat berharga yang dibeli untuk tujuan investasi
jangka pendek harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Surat-surat berharga itu harus dapat segera dijual kembali dengan harga yang
berlaku pada tanggal penjualannya. Surat-surat berharga yang memenuhi syarat
ini adalah surat-surat berharga yang terdaftar dalam bursa saham.
2. Penjualan kembali oleh pimpinan perusahaan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan uang.

PENCATATAN SURAT-SURAT BERHARGA


Surat-surat berharga yang dibeli didebitkan dalam rekening surat-surat berharga
dengan jumlah sebesar harga perolehannya (cost). Harga perolehan surat berharga
adalah harga kurs ditambah komisi, provisi, materai dan biaya-biaya lain yang timbul
pada saat pembelian. Dengan kata lain, harga perolehan adalah harga beli ditambah
semua biaya pembelian. Apabila surat berharga yang dibeli berupa obligasi dan
pembeliannya dilakukan tidak pada tanggal pembayaran bunga, maka timbul masalah
bunga berjalan yaitu bunga yang dibayarkan oleh pembeli untuk jangka waktu tanggal
bunga terakhir sampai tanggal pembelian. Bunga berjalan ini tidak termasuk dalam
harga perolehan obligasi tetapi dicatat tersendiri. Ada 2 rekening yang dapat didebit
untuk mencatat pembayaran bunga berjalan, yaitu rekening pendapatan bunga atau
rekening piutang pendapatan bunga. Pemilihan salah satu rekening diatas akan
berakibat pada pencatatan bunga yang diterima pertama kali.
31
Penjualan surat-surat berharga akan menimbulkan laba atau rugi jika harga jual
tidak sama dengan harga perolehannya. Beban yang timbul dalam penjualan surat-
surat berharga ini akan dikurangkan dari harga jual. Dalam hal obligasi, seperti pada
waktu membeli maka pada waktu penjualannya juga timbul masalah bunga berjalan.
Berikut ini adalah contoh pencatatan surat-surat berharga.

Obligasi ( Bond )
Pada tanggal 1 Agustus 2007 dibeli 10 lembar obligasi PT Asyifa . Nilai nominal per
lembar @ Rp. 10.000 dibeli dengan nilai kurs 101. Obligasi ini berbunga 12% setahun
dan dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November . Biaya provisi dan meterai Rp.
5.000. Pada tanggal 1 Desember 2007, 7 lembar obligasi PT Asyifa dijual dengan kurs
102, biaya penjualan sebesar Rp. 3.000.

TB 3 bl TBL TB 1 bl TJ
ADJ

Bunga berjalan Bunga berjalan


1/5-07 1/8-07 1/11-07 1/12-03
31/12-07
2 bl
Jurnal untuk mencatat pembelian obligasi tanggal 1 Agustus sebagai berikut :
Marketable securities ( Bond PT. Asyifa) Rp. 106.000
Interest income Rp. 3.000
Cash Rp. 109.000
Perhitungan :
Harga perolehan obligasi :
Harga kurs : 101/100 x 10 x 10.000 = Rp. 101.000
Provisi dan Materai Rp. 5.000
Rp. 106.000
Harga perolehan (cost ) per lembar = Rp.106.000 : 10 = Rp. 10.600
Bunga berjalan :
Tanggal bunga terakhir : 1 Mei 2007
32
Tanggal pembelian : 1 Agustus 2007
Periode bunga berjalan : 3 bulan
: 3/12 x 12% x Rp. 100.000 = Rp. 3.000
Dalam jurnal diatas rekening pendapatan bunga didebit untuk mencatat bunga
berjalan yang dibayar. Penggunaan rekening ini akan mempengaruhi jurnal
pencatatan penerimaan bunga pada tanggal 1 November 2007 dimana semua
penerimaan bunga ini akan dikreditkan ke rekening pendapatan bunga.
Jurnal yang dibuat pada tanggal 1 November 2007 sebagai berikut :
Cash Rp. 6.000.
Interest Income Rp. 6.000.
Perhitungan :
Periode bunga : 1 Mei sampai dengan 1 November = 6 bulan.
: 6/12 x 12% x Rp. 100.000 = Rp. 6.000.
Jadi yang menjadi income adalah bunga 3 bulan untuk Agustus, September dan
Oktober. Sebesar Rp.3.000. yaitu Rp.6.000. - Rp.3.000. = Rp.3.000.
Selain didebitkan dalam rekening pendapatan bunga, bunga berjalan dapat juga
dicatat dengan mendebit rekening piutang pendapatan bunga ( Interest Receivable )
sehingga jurnal yang dibuat untuk mencatat pembelian obligasi tanggal 1 Agustus 2007
sebagai berikut :
Marketable securities ( Bond PT. Asyifa) Rp. 106.000
Interest Receivable Rp. 3.000
Cash Rp. 109.000
Pada tanggal penerimaan bunga 1 November 2007 jurnal yang dibuat sebagai
berikut :
Cash Rp. 6.000.
Interest Receivable Rp. 3.000.
Interest Income Rp. 3.000.
Kedua cara diatas memberikan hasil yang sama yaitu pendapatan bunga sebesar
Rp.3.000.
Seperti yang telah dikatakan dimuka, penjualan obligasi dapat menimbulkan laba
atau rugi. Perhitungan laba atau rugi dilakukan dengan membandingkan harga jual
bersih dengan harga perolehannya. Harga jual bersih adalah harga jual dikurangi
dengan biaya-biaya penjualan, sedangkan penerimaan bunga berjalan dicatat
tersendiri.
33
Pada tanggal 1 Desember 2007 dijual 7 lembar obligasi PT Asyifa dengan kurs 102
Biaya penjualan Rp. 3.000
Harga Kurs : 102/100 x 7 x Rp.10.000 = Rp.71.400
Biaya penjualan = (Rp. 3.000)
Harga jual Rp. 68.400
Sedang bunga berjalan dihitung sejak 1 November sampai dengan 1 Desember 2007
adalah :

1/12 x 12% x Rp.70.000 = Rp. 700


Laba atau rugi penjualan dihitung sebagai berikut :
Harga jual Rp. 68.400
Harga perolehan 7 x Rp.10.600 = (Rp. 74.200)
Rugi Rp. 5.800

Cash yang diterima Rp 68.400 + Rp 700 = Rp. 69.100


Jurnal untuk mencatat penjualan obligasi tanggal 1 Desember 200 sebagai berikut :
Cash Rp. 69.100
Loss on sale of marketable securities ( Bond PT.Asyifa) Rp. 5.800
Marketable securities ( Bond PT. Asyifa) Rp.74.200
Interest Income Rp. 700
Pada tanggal 31 Desember 2007 ada bunga berjalan 2 bulan dari 3 lembar obligasi
yang belum terjual untuk bulan November dan Desember, sebesar
2/12 x 12% x 3 x Rp.10.000 = Rp. 600
Jurnal adjustment tanggal 31 Desember 2007 :
Interest Receivable Rp. 600
Interest income Rp.600

Periode perhitungan bunga didasarkan pada hari yang sebenarnya dan satu tahun
diperhitungkan sebanyak 360 hari. Hari terjadinya transaksi tidak diperhitungkan,
tetapi tanggal jatuh temponya diperhitungkan. Dalam tahun kabisat bulan
Pebruarinya 29 hari. Misalnya obligasi dengan tanggal bunga 1 Mei dan 1 November
dibeli pada tanggal
9 Agustus 2005.
34
Hari bunga dihitung sebagai berikut :
Mei 31 – 1 = : 30 hari ( tanggal 1 tidak diperhitungkan )
Juni : 30 hari
Juli : 31 hari
Agustus : 9 hari ( tanggal 9 diperhitungkan )
Jumlah : 100 hari
Jadi bunga berjalannya dihitung 100 hari.

Saham ( Stock )
Saham terbagi atas 2 jenis yaitu saham istimewa / prioritas ( Preferren stock) dan
saham biasa (Common Stock). Saham istimewa atau saham prioritas diikuti dengan
persen deviden yang akan diterima. Penghasilan dari membeli saham adalah dividend
income.
Contoh 1.
Misalnya pada tanggal 1 Agustus 2007 dibeli 100 lembar saham preferen (Preferren
stock) 14% dari PT. Yintayani , nominal Rp. 10.000 per lembar dengan kurs 104.
Provisi dan materai yang dibayar sebesar Rp.25.000. Dividen dibayarkan setiap akhir
tahun. Pada tanggal 15 Pebruari 2008, sebanyak 70 lembar dari saham-saham tersebut
dijual kembali dengan kurs 118 dan biaya penjualan Rp.40.000.
Pembelian saham dicatat dalam rekening surat berharga dengan jumlah sebesar
harga perolehan yaitu harga kurs ditambah biaya-biaya pembelian yang terdiri dari
komisi, provisi dan materai. Jurnal yang dibuat untuk mencatat pembelian saham
tanggal 1 Agustus 2005 sebagai berikut :
Marketable securities ( Preferren Stock PT. Yintayani ) Rp.1.065.000
Cash Rp.1.065.000
Perhitungan :
Harga kurs : 104/100 x 100 x Rp.10.000. = Rp.1040.000
Provisi dan materai = Rp. 25.000
Harga perolehan saham Rp.1.065.000
Harga perolehan ( Cost ) per lembar :
Rp.1.065.000 : 100 = Rp. 10.650.
Walaupun dividen saham preferen (prioritas) itu sudah pasti jumlahnya, biasanya
tidak ada perhitungan dividen berjalan pada saat pembelian atau penjualan.
35
Pada tanggal 31 Desember 2007 dividen yang diterima sebesar 14% x Rp.1.000.000
= Rp.140.000 dicatat sebagai berikut :

Cash Rp.140.000
Dividend Income Rp.140.000
Seperti halnya obligasi, laba rugi penjualan saham dihitung dengan
membandingkan harga jual dengan harga perolehannya.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat penjualan saham tanggal 15 Februari 2008
sebagai berikut :
Cash Rp.786.000
Marketable securities ( P.S 14 % PT. Yintayani ) Rp.745.500
Gain on sale of marketable securities Rp. 40.500

Perhitungan :
Harga kurs : 118/100x 70 x Rp. 10.000 = Rp.826.000.
Biaya penjualan =( Rp. 40.000)
Harga jual saham = Rp.786.000
Harga perolehan saham 70 x Rp. 10.650 = Rp.745.500
Laba penjualan surat berharga Rp. 40.500

Contoh 2
Pada tanggal 1 Maret 2007 dibeli 100 lembar saham biasa ( Common stock ) dari
PT. Chandrayasa, nominal Rp. 5000 per lembar dengan kurs 102. Provisi dan materai
yang dibayar sebesar 1 % dari harga kurs.
Jurnal pada tanggal 1 Maret 2007 :
Marketable securities ( Common Stock PT. Chandrayasa ) Rp.515.100
Cash Rp.515.100
Perhitungan :
Harga kurs : 102/100x 100 x Rp.5.000 = Rp.510.000
Provisi dan materai 1% x Rp.510.000 = Rp. 5.100
Harga perolehan saham Rp. 515.100
Harga perolehan ( Cost ) per lembar :
Rp.515.100 : 100 = Rp. 5.151
36
Pada tanggal 31 Desember 2007 diterima deviden saham biasa Rp.500 per lembar
saham.
Untuk 100 lembar saham biasa devidennya adalah Rp.50.000.
Jurnal : Cash Rp. 50.000
Devidend income Rp.50.000

Penilaian surat berharga


Pada neraca, surat-surat berharga ini masuk kelompok Current assets dan dicatat
dengan metode lower of cost or market (LOCOM) yang biasanya diterapkan secara
individual atau secara keseluruhan.
Dari contoh diatas kita lanjutkan misalnya pada tanggal 31 Desember 2007 diketahui
harga pasar Obligasi PT Asyifa per lembar Rp 11.000, Saham PT Yintayani per lembar
Rp.10.000 dan Saham biasa PT Chandrayasa per lembar Rp. 5.120

Harga pasar :
PT. Asyifa 3 lembar Bond = 3 x Rp.11.000 = Rp. 33.000
PT. Yintayani 30 lembar PS 14% = 30 x Rp.10.000 = Rp.300.000
PT. Chandrayasa 100 lembar CS = 100 x Rp.5.120 =Rp.512.000

Harga perolehan :
PT. Asyifa 3 lembar Bond = 3 x Rp.10.600 = Rp. 31.800
PT. Yintayani 30 lembar PS 14% = 30 x Rp.10.650 = Rp.319.500
PT. Chandrayasa 100 lembar CS = 100 x Rp.5.151 =Rp.515.100

ITEM Cost Market LOCOM


PT. Asyifa 3 lembar Bond 31.800 33.000 31.800
PT. Yintayani 30 lembar PS 14% 319.500 300.000 300.000
PT. Chandrayasa 100 lembar CS 515.100 512.000 512.000
Jumlah 866.400 845.000 843.800

Bila diterapkan LOCOM secara individual maka penurunan harga sebasar :


Rp.866.400 - Rp. 843.800 = Rp. 22.600.
37

Dalam neraca, marketable securities dicatat senilai Rp. 843.800.

BALANCE SHEET PER DEC 31, 2007


Marketable securities Rp.866.400
Less all.for decl. in. value of MS (Rp. 22.600)
Rp.843.800

Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2007


Loss for Declining in value of Marketable securities Rp.22.600
All. for declining in value of Marketable securities Rp.22.600

Bila diterapkan LOCOM secara keseluruhan maka penurunan harga sebasar :


Rp.866.400. – Rp. 845.000. = Rp.21.400.

Dalam neraca, marketable securities dicatat senilai Rp. 845.000.

BALANCE SHEET PER DEC 31, 2007


Marketable securities Rp.866.400
Less all.for decl. in. value of MS (Rp. 21.400)
Rp.845.000

Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2007


Loss for Declining in value of Marketable securities Rp.21.400
All. for declining in value of Marketable securities Rp.21.400
Soal.
1. Pada tanggal 1 Mai 2000 PT. Puteri membeli 2.000 lembar obligasi PT. Putera
nominal @ Rp.10.000,- dengan kurs 93,2. Bunga 24 % dibayar setiap tanggal 1
Januari dan 1 Juli. Pada tanggal 1 Juli 2000, 1000 obligasi dijual dengan kurs
103 dan biaya provisi dan meterai 1 % dari harga jual.
Diminta : a. Jurnal pembelian Surat berharga
b. Jurnal Pembayaran bunga tahun 2000
38
c. Jurnal adjustment tahun 2000
d. Jurnal penjualan obligasi

2. Pada tanggal 1 Mai 2000 PT. Selamat membeli 2.000 lembar obligasi PT.
Purnama nominal @ Rp.10.000,- dengan kurs 104,2. Biaya provisi dan meterai
Rp. 200.000 Bunga 18 % dibayar setiap tanggal 1 Maret dan 1 September. 500
lembar obligasi pada tanggal 1 November 2000 dijual dengan kurs 107. Biaya
provisi dan meterai
Rp 150.000.

Diminta : a. Jurnal pembelian Surat berharga


b. Jurnal Pembayaran bunga tahun 2000
c. Jurnal adjustment tahun 2000
d. Jurnal penjualan obligasi

3. Pada tanggal 1 Januari 2000 PT. Jelita membeli 2.000 lembar obligasi PT.
Cantik nominal @ Rp.10.000,- dengan kurs 100. Bunga 12 % dibayar setiap
tanggal 1 Pebruari dan 1 Agustus. Biaya provisi dan meterai 1 % dari harga
beli . Pada tgl 1 Desember dijual 1500 lembar obligasi dengan kurs 107 Biaya
provisi dan meterai 2% dari harga jual.
Diminta : a. Jurnal pembelian Surat berharga
b. Jurnal Pembayaran bunga tahun 2000
c. Jurnal adjustment tahun 2000
d. Jurnal penjualan obligasi

4. Pada tanggal 1 November 2000 PT. Jelita membeli 2.000 lembar saham biasa
PT. Molek nominal @ Rp.10.000,- dengan kurs 100. Biaya provisi dan meterai
1 % dari harga beli . Pada tanggal 1 Desember 2000 PT. Jelita menjual 1.000
lembar saham PT. Molek nominal @ Rp.10.000,- dengan kurs 109. Biaya
provisi dan meterai
Rp 150.000. Pada tanggal 31 Desember diterima deviden Rp.1.000 per lembar
saham. Diminta : a. Jurnal pembelian Surat berharga
b. Jurnal Pembayaran bunga tahun 2000
c. Jurnal penjualan obligasi
39

Anda mungkin juga menyukai