Anda di halaman 1dari 11

Nama : Khairina Nasution

Kelas : AK-4B

Nim : 2005081078

Mapel : Komunikasi Bisnis

Dosen Pengampu : Bapak Tosanov Napitupulu

PERTANYAAN :

1. Pengertian mendengar
2. Tahap-tahap mendengar
3. Faktor-faktor mendengar efektif
4. Ciri-ciri pendengar yang baik dan tidak baik
5. Macam-macam mendengar

JAWABAN :

1. Pengertian mendengar
- Mendengar mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan
telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi, alat pendengar kita akan
menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Proses mendengar
terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi
yang hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian, mungkin juga
tidak.
- Mendengar merupakan suatu proses fisiologis sementara
mendengarkan menyangkut penerimaan rangsangan.
- Mendengar adalah sensasi fisik bersifat alami dan tidak disengaja
terhadap rangsangan suara lingkungan.
- Mendengarkan adalah tindakan sadar yang dilakukan oleh seseorang
dan merupakan sebuah keputusan untuk mendengar dengan hati.
Mudahnya, mendengar dapat dilakukan tanpa mendengarkan, tapi
mendengarkan tidak dapat dilakukan tanpa mendengar.
- Mendengarkan artinya mendengar tanpa chattingan, tanpa menonton,
atau sibuk mengerjakan pekerjaan yang lain. Mendengarkan artinya
mau menurunkan ego, menahan diri dari memberikan komentar atas
apa yang dibicarakan oleh lawan bicara. Mendengarkan artinya tidak
menyela pembicaraan atau terburu-buru mengungkapkan pendapat
sebelum diminta. Mendengarkan artinya mendengar dengan sepenuh
hati dan niat ikhlas membantu lawan bicara untuk mengeluarkan apa
yang ada dalam pikirannya.

Pengertian mendengar menurut para ahli :


 Menurut Floyd (2012:216) adalah proses aktif dalam memberikan
makna dari pesan yang dibicarakan seseorang. Mendengarkan tidak
bekerja secara otomatis,namun merupakan sebuah proses yang
mencakup perhatian selektif,dan pemaknaan. Dalam proses
mendengarkan diperlukan konsentrasi yang tinggi dan perhatian
terhadap pesan yang disampaikan,karena tidak hanya menerima
pesan tetapi juga harus memahami isi pesan yang disampaikan oleh
lawan bicara. Jadi mendengarkan tidak semudah yang dibayangkan
 Menurut Devito (2013) kegiatan mendengarkan dapat diartikan
sebagai suatu proses aktif dari menerima rangsangan (stimulus)
pada telinga (aural). Mendengarkan merupakan tindakan tidak
terjadi begitu saja tanpa kesadaran melainkan harus dengan sengaja
dilakukan. Mendengarkan menuntut energi dan komitmen terutama
dalam komunikasi interpersonal. Oleh karena itu perlu diperjelas
dengan membedakan antara kegiatan mendengar(hearing) da
mendengarkan(listening).
 Moeliono (1988:246) menjelaskan bahwa mendengar diartikan
sebagai menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan
berarti menangkap sesuatu (bunyi) dengan sungguh-sungguh.
Berbeda halnya dengan menyimak. Menyimak berarti
memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.
2. Tahap-tahap mendengar
Dikutip dari National Institute on Deafness and Other Communication
Disorders (NIDCD), berikut adalah urutan proses mendengar yang perlu
Anda ketahui.
a. Gelombang suara memasuki telinga luar dan berjalan melalui lorong
sempit yang disebut saluran telinga, yang mengarah ke gendang
telinga.
b. Gendang telinga bergetar dari gelombang suara yang masuk dan
mengirimkan getaran ini ke ketiga tulang kecil di telinga tengah.
c. Tulang di telinga tengah memperkuat atau meningkatkan getaran
suara dan mengirimnya ke koklea.
d. Setelah getaran menyebabkan cairan di dalam koklea bergetar,
gelombang suara berjalan di sepanjang membran basilar. Sel-sel
rambut, yaitu sel sensorik yang berada di atas membran basilar,
mengendalikan gelombang suara. Sel-sel rambut di dekat ujung lebar
koklea kemudian mendeteksi suara bernada tinggi, sedangkan yang
lebih dekat ke tengah mendeteksi suara bernada rendah.
e. Saat sel-sel rambut bergerak, komponen seperti rambut yang sangat
kecil (dikenal dengan stereocilia) yang bertengger di atas sel-sel
rambut menabrak struktur dan lengkungan di atasnya. Ini
menyebabkan stereocilia terbuka. Kemudian, bahan kimia masuk ke
dalam sel dan menciptakan sinyal listrik.
f. Saraf pendengaran kemudian membawa sinyal ini ke sistem saraf
pusat (otak) dan mengubahnya menjadi suara yang kita kenal dan
pahami.
Secara operasional, ”mendengarkan dapat diberi definisi sebagai proses
lima tahapan yang meliputi sensasi (sensing), penafsiran (interpreting),
evaluasi (evaluating), ingatan (remembering), dan tanggapan
(responding) terhadap pesan-pesan yang diucapkan. (Steil et al, 1983).

Penjelasan kelima tahapan dalam proses mendengarkan di bawah ini


mengacu pada buku Lyman K. Steil et al. (1983) yang berjudul Effective
Listening: Key to Your Success.
a. Sensasi: Secara fisik mendengar dan memperhatikan suara pesan.
Penerimaan secara fisik dapat terganggu oleh berbagai faktor, seperti
kebisingan, gangguan alat pendengaran, atau tiada perhatian. Sensasi
mengabaikan gangguan dan fokus pada ’pencatatan’ pesan-pesan
suara di lingkungan;
b. Penafsiran: Mengurai pesan dan meresapi apa yang didengar. Saat
mendengarkan kita memberikan nilai pada ucapan kata-kata berdasar
nilai, kepercyaan, ide, pengharapan, dan pengalaman. Kerangka
acuan pembicara mungkin jauh berbeda dengan kerangka acuan kita.
Maka kita bertanggung jawab untuk menentukan apa yang dimaksud
oleh pembicara. Dengan memperhatikan tanda-tanda nirkata, kita
dapat meningkatkan ketepatan penafsiran pesan-pesan;
c. Evaluasi: Membentuk opini tentang pesan. Memilih dan memilah
berbagai ucapan, memisahkan fakta dari opini, mengevaluasi kualitas
bukti-bukti, terutama bila pokok pesan merupakan masalah yang
rumit atau bermuatan emosional. Kita cenderung mengabaikan ide-
ide dari orang-orang yang tidak terkenal dan bergegas memeluk
ideide dari tokoh-tokoh kharismatis;
d. Mengingat: Menyimpan pesan dalam memori agar dapat digunakan
untuk kesempatan lain. Menyimpan garis besar pemikiran yang
disampaikan pembicara. Seorang pembicara yang baik membantu
pendengar dengan menekankan ide pokok, mengkaitkan dengan ide-
ide lain dalam perkembangan, dan merangkum kembali ide-ide pokok
dan hikmah dari hubungan ide-ide tersebut;
e. Menanggapi: Mengakui penerimaan pesan dengan menyampaikan
tanggapan kepada pembicara. Dalam situasi interpersonal atau
kelompok, tanggapan itu mungkin berupa ucapan verbal. Namun bila
di tengah orang banyak atau dalam situasi publik, tanggapan awal itu
berbentuk tepuk tangan, tertawa, atau bahkan terdiam. Baru
kemudian kita memutuskan untuk bertindak sesuatu atas pesan-pesan
yang sudah kita dengarkan.
Ada lima tahapan dalam proses mendengarkan, yaitu: (Goodall, Goodall &
Schiefelbein, 2010)

a. Hearing. Dalam tahap ini, pendengar baru hanya menangkap dan


memproses sinyal dari si pembicara.
b. Informational Listening. Dalam tahap ini, pendengar mengidentifikasi
sinyal yang diproses tadi sebagai kata-kata. Pada tahapan ini, terjadi
perpindahan dari Hearing menjadi Listening.
c. Critical Listening. Dalam tahap ini, pendengar melibatkan apa yang
pembicara sampaikan dengan berfokus pada logika, alasan, dan sudut
pandang dari si pembicara.
d. Self-Reflexive Listening. Dalam tahap ini, pendengar merefleksikan apa
yang disampakan oleh pembicara dengan mengaplikasikannya ke dalam
hidup si pendengar.
e. Conscious Listening. Dalam tahap ini, pendengar telah menerima atau
terbuka dengan sudut pandang si pembicara.
3. Proses Mendengarkan Efektif
Seseorang dalam mendengarkan informasi secara efektif memiliki
prosesnya, yaitu mendengarkan, pemahaman, mengingat, penafsiran dan
mengevaluasi.
1. Mendengarkan
Mendengarkan melibatkan pemrosesan suara di dalam setiap otak
manusia. Ada beberapa cara mendengarkan, yaitu:Menangkap, dapat
mengenal dan mengetahui maksud yang terucapkan lewat nada, raut
wajah, gerak dan lain-lain.Memperhatikan, memusatkan perhatian penuh
terhadap informasi yang disampaikan oleh pihak pembicara.
2. Pemahaman
Pemahaman merupakan proses penerimaan arti kata-kata yang
disampaikan sehingga dapat sesuai dengan kata-kaa yang keluar dari pihak
pembicara. Dengan kata lain topik pembicaraan yang disampaikan,
disusun dan diulang kembali sehingga informasi yang disampaikan dapat
lebih memahaminya.
3. Mengingat
Setelah memahami informasi yang telah disampaikan, kemudian
melakukan pengujian kemampuan berapa besar informasi tersebut dapat
disimpan dan dicatat ke dalam suatu memori. Agar informasi dapat
disimpan dalam jangka waktu lama, pendengar perlu melakukan
konsentrasi penuh terhadap pesan yang dibicarakan. Hal ini bertujuan
bahwa apabila sewaktu informasi dibutuhkan kembali, dapat digunakan
sesuai apa yang telah didengarkan dan meminimalisir kesalahpahaman.
4. Menafsirkan
Penafsiran merupakan proses memahami pesan yang disampaikan sesuai
dengan ide, harapan dan pengalaman pribadi. Maksudnya Informasi/pesan
yang disampaikan dihubungankan dengan informasi/pesan yang telah kita
dengar, baca/lihat sebelumnya dari beberapa sumber. Sumbernya misalkan
dari televisi, pengalaman pribadi, perbincangan, radio dan lain-lain.
5. Mengevaluasi
Setelah melakukan penafsiran, kemudian langkah selanjutnya
mengevaluasi mengenai pesan yang disampaikan. Dengan kecakapan
berpikir pendengar menilai yang diungkapkan oleh pembicara,
membedakan fakta dan opini, serta mengevaluasi bukti yang dikemukakan
pembicara. Apabila pembicaraan tidak sesuai dengan penafsiran
pendengar, hal ini akan menimbulkan tanggapan kepada pembicara.
Penelitian menunjukkan bahwa setiap manusia menghabiskan waktunya
untuk bekerja dengan mendengarkan sekitar 50%. Nilai ini sama besarnya
dengan nilai gabungan waktu yang dihabiskan untuk membaca, menulis
dan berbicara. Dengan demikian agar proses mendengarkan informasi
dilakukan secara efektif, maka kita perlu menggunakan teknik sesuai
dengan langkah-langkahnya.
Jadi dapat disimpulkan dari informasi di atas bahwa keefektifan
mendengar dipengaruhi oleh :
a. Kemampuan fokus menangkap informasi selama mendengar
b. Pemahaman kata yang didengar kan.
c. Memori dalam mengingat kata yang disampaikan.
d. penafsiran pesan sesuai pola pikir, ide, pengalaman pribadi.
e. tahap pengevaluasian pesan yang disampaikan , memisahkan fakta dan
opini.
4. Ciri-Ciri Pendengar yang Baik dan yang tidak baik
Inilah ciri-ciri pendengar yang baik
Menurut Zenger dan Folkman, pendengar efektif harus menyerupai
trampolin, alih-alih spons yang hanya bisa menyerap.Berikut ciri-ciri
pendengar yang baik:
a. Tidak Diam Membisu
Menegaskan pendapat Zenger dan Folkman, pendengar yang efektif
haruslah bersikap seperti trampolin alih-alih spons. Maksudnya, Anda
tak harus diam membisu. Yap, Anda tak boleh cuma duduk manis,
diam saja, mengangguk, dan setuju dengan perkataan mereka yang
tengah berbicara. Namun sebagai seorang pendengar yang baik, Anda
harus bisa melontarkan pertanyaan-pertanyaan tanpa menyela
pembicaraan lawan.
b. Memberikan perhatian penuh
Lakukan kontak mata, yang mengartikan ketertarikan dan kesopanan
dalam berkomunikasi. Namun, hindari menatap secara terlalu intens.
Bisa-bisa, temanmu malah merasa tidak nyaman.
c. Tidak memotong pembicaraan
Biarkan lawan bicaramu bercerita sampai selesai. Jangan memotong!
Selain terkesan tidak sopan, hal tersebut juga akan membuat temanmu
bingung; ia telah berbicara sampai mana.
d. Bertanya untuk mengkonfirmasi
Tunggu hingga ada jeda, sehingga kamu dapat bertanya atau
menyimpulkan, “Jadi, akhirnya kamu merasa kesal, ya?” Pokoknya,
kata-kata yang memastikan kamu berada dalam jalan yang benar untuk
memahami cerita mereka.
e. Memperhatikan gestur tubuh
Bersikap empatik. Rasakan apa yang temanmu rasakan; cobalah untuk
membayangkan apa yang terjadi di dalam benakmu, dan apa yang
kamu lakukan jika kamu berada dalam posisinya
f. Open-minded
Dengarkan tanpa menghakimi. Pahami bahwa temanmu hanya dapat
menggunakan kata-kata yang terbatas untuk mewakili apa yang ia
rasakan.
Ciri-ciri pendengar tidak baik
a. Tidak memberikan perhatian penuh
Terdistraksi oleh gadget, buku, atau hal-hal lain yang menghambat
proses untuk mendengarkan temanmu dengan baik. Singkirkan
untuk nanti, luangkan waktu untuk temanmu
b. Memotong pembicaraan
Terdistraksi oleh gadget, buku, atau hal-hal lain yang menghambat
proses untuk mendengarkan temanmu dengan baik. Singkirkan
untuk nanti, luangkan waktu untuk temanmu
c. Bertanya diluar topik yang dibahas
Bertanya tentang sesuatu yang ada di luar topik, misalnya tentang
kabar teman yang ia sebutkan. Selain mengalihkan fokus ke hal
yang tidak berhubungan, temanmu akan merasa sia-sia bercerita,
karena poin yang penting justru tidak didengarkan olehmu.
d. Tidak memperhatikan gestur tubuh
Berasumsi kalau kata-kata saja cukup untuk mewakilkan perasaan
temanmu. Ingat, menerjemahkan perasaan ke dalam kata-kata
bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan—dan mungkin saja, arti
implisitnya terletak dalam komunikasi non-verbalnya.
e. Tidak open-minded/berpikiran sempit
emberi solusi yang tidak diminta. Terkadang, temanmu hanya ingin
didengarkan. Kalau mereka terlihat membutuhkan solusi, kamu
bisa bertanya, “Kamu mau denger opiniku, nggak?
5. Macam-macam pendengar
Ada empat tipe pendengar, yakni pendengar pasif, selektif, atentif, aktif.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai keempat tipe tersebut.
1. THE PASSIVE APPROACH
Tipe pendengar yang pertama adalah individu yang menggunakan
pendekatan pasif. Cara ini paling sering digunakan saat mendengarkan
orang lain berbicara. Pendengar cenderung hanya memberikan sedikit
masukan kepada lawan bicaranya.
Orang yang mendengarkan secara pasif akan melakukan kontak mata
dengan pembicara. Sesekali memberi anggukan dan pengakuan verbal
seperti “Uh huh.” Pendengar pasif mendengarkan pembicara dengan
baik, tetapi hanya memberikan sedikit respon atau dorongan dalam
menjaga percakapan tetap berjalan.
Pada situasi tertentu, pendekatan ini menyebabkan lawan bicara
merasa Anda tidak benar-benar peduli atau paham dengan apa yang
mereka sampaikan. Percakapan yang muncul hanya menjadi satu arah
karena sedikitnya usaha untuk tetap terhubung dengan pendengar.
2. THE SELECTIVE APPROACH
Tipe pendengar selektif hanya mendengarkan apa yang ingin mereka
dengar. Ketika mendengar pesan yang memang menarik dan
dibutuhkan, maka orang tersebut akan menjadi pendengar yang
saksama. Akan tetapi, jika pesan merupakan sesuatu yang tidak ingin
didengar, maka Anda akan mengabaikan dan  menunjukkan
ketidaktertarikan.Terkadang, ketika pendengar selektif merespon
menggunakan emosi tinggi atau defensif, ia dapat memotong
pembicaraan sebelum pembicara selesai menyampaikan pesan. Ia juga
cenderung menghakimi dan menimbulkan batasan dalam proses
komunikasi. Pesan yang tidak tersampaikan dengan penuh, bisa
menimbulkan ketegangan dalam hubungan kedua pihak.
3. THE ATTENTIVE APPROACH
Tipe pendengar atentif terlihat lebih produktif dibandingkan dengan
tipe pasif maupun selektif. Hal ini karena anda lebih terlibat dalam
percakapan dan juga tidak menghakimi.Biasanya, pendengar atentif
akan menjaga kontak mata dengan pembicara, menunjukkan
ketertarikan, membuat ekspresi yang tulus, serta memberikan
pengakuan verbal, seperti “ok,” “ya,” “I see” untuk mendorong
pembicara untuk terus menyampaikan pesan. Tipe ini pun tidak segan
untuk bertanya lebih dalam mengenai pesan yang disampaikan.
Pendengar atentif dapat memahami pesan yang berisikan fakta atau
informasi dengan baik. Hanya saja, ketika pesan yang disampaikan
berisi perasaan atau emosi, maka pendengar ini akan kesulitan untuk
memahami pesan secara menyeluruh.
Karena itulah, terdapat jenis mendengarkan yang dapat secara penuh
menangkap pesan baik fakta dan emosi yang disampaikan, yaitu
mendengarkan aktif.
4. THE ACTIVE APPROACH
Tipe pendengar yang terakhir adalah pendengar aktif. Dibandingkan
dengan pendengar atentif, pendengar aktif dapat mengetahui pesan
secara penuh dan menyeluruh, termasuk menangkap pesan emosi.
Pendengar aktif yang biasa disebut sebagai pendengar responsif atau
reflektif. Tipe ini mendengarkan dan menerima pesan pembicara
dengan rasa hormat dan perhatian. Setelah pesan diterima, individu
yang mendengarkan dengan aktif akan berusaha mengkonfirmasi
pemahaman yang mereka dapat. Apakah sudah sesuai dengan apa yang
ingin disampaikan pembicara atau belum.
Tipe pendengar aktif dapat menangkap makna dari pesan secara
keseluruhan, baik itu fakta atau perasaan yang ingin disampaikan.
Pembicara juga tahu dapat mengetahui bahwa Anda memahami pesan
yang diberikan.
Perilaku yang ditunjukkan oleh pendengar aktif yaitu sabar,
memberikan masukan verbal yang merangkum pemahaman pesan,
memahami emosi pembicara, mencari tahu kenapa perasaan itu muncul
terutama jika itu penting bagi keseluruhan pesan, dan bertanya ketika
sesuatu kurang jelas atau membingungkan.
Pendengar yang Efektif
Di antara empat tipe, tipe pendengar aktif adalah yang paling tepat
untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Ada ketertarikan,
perhatian, pemahaman, serta timbal balik saat komunikasi
berlangsung. Alhasil, pesan dapat disampaikan secara penuh oleh
pembicara dan dipahami dengan baik oleh pendengar.

Anda mungkin juga menyukai