Anda di halaman 1dari 12

MENDENGARKAN DAN KOMUNIKASI NONVERBAL DI TEMPAT KERJA

A. Mendengarkan di Tempat Kerja Keterampilan mendengarkan adalah penting bagi


kesuksesan karier, efektivitas organisasi dan kepuasan karyawan. Sejumlah studi
menunjukkan bahwa pendengar yang baik menjadi manajer yang baik dan bahwa
pendengar yang baik akan maju lebih cepat dalam organisasi mereka. Studi lain
menunjukkan bahwa keterampilan

mendengarkan merupakan bagian penting dalam penekanan baru pada layanan


pelanggan. Sukses yang berkelanjutan dari banyak perusahaan sebagian besar merupakan
hasil mendengarkan pelanggan, perhatian semacam itu kepada pelanggan menjadi
semakin vital dan merupakan sebiah sebab utama bagi efektivitas pemasaran.
Mendengarkan juga sama pentingnya dalam organisasi. Karyawan menjadi lebih puas
jika mereka merasa bahwa pihak manajemen mendengarkan keluhan mereka.

Mendengarkan terutama penting dalam dunia kerja karena kita menghabiskan begitu banyak
waktu untuk melakukannya.

Kebanyakan karyawan menghabiskan 30 sampai 40 persen waktu komunikasi mereka untuk


mendengarkan, sedangkan eksekutif mendengarkan 60 sampai 70 persen waktu komunikasi
mereka untuk mendengarkan.

 Kebiasaan mendengarkan yang buruk

Kebiasaan mendengar yang buruk mungkin disebabkan oleh beberapa faktor. Kurangnya
pelatihan merupakan salah satu alasan penting. Kemampuan mendengar kita mungkin kurang
sempurna karena banyaknya suara dan stimulasi yang masuk dalam hidup kita yang mengganggu
konsentrasi. Akhirnya kita menjadi pendengar yang tidak efisien karena kita dapat memproses
pembicaraan lebih cepat daripada orang berbicara.

B. Jenis Mendengarkan di tempat kerja

Hal ini termasuk mendengarkan atasan, mendengarkan karyawan, dan mendengarkan pelanggan.
Mendengarkan atasan Dalam bekerja salah satu tugas anda yang terpenting adalah
mendengarkan instruksi, penugasan dan penjelasan mengenai bagaimana melakukan tugas anda.
Untuk bisa fokus sepenuhnya pada pembicara, pastikan bahwa anda tidak tergangu oleh
kebisingan dan tugas lainnya. Tunjukkan perhatian anda dengan melakukan kontak mata yang
baik,membuat catatan juga menunjukkan keseriusan anda.

- Mendengarkan karyawan Di organisasi-organisasi terbaik, mendengarkan berlaku


dalam dua arah. Karyawan mendengarkan atasa mereka, tetapi pihak manajemen juga
mendengarkan karyawan. Organisasi yang mendengarkan karyawan memperoleh banyak
manfaat, termasuk produktivitas dan moral yang lebih tinggi. Ketika karyawan merasa mereka
didengarkan, mererka menjadi lebih berkomitmen terhadap keberhasilan perusahaan. -
Mendengarkan pelanggan Organisasi yang mendengarkan pelanggan meningkatkan penjualan
dan profitabilitas. Mendengarkan adalah suatu bentuk perhatian dan merupakan alat yang
potensial untuk mempertahankan pelanggan. Pelanggan ingin diperhatikan, yang merupakan
salah satu kebutuhan dasar manusia. Banyak juga organisasi sekarang menjalin hubungan dengan
pelanggan melalui pusat layanan telepon pelanggan (call centre).

A. Proses Mendengarkan dan Kendala-kendalanya Proses

menurut Mary Ellen Guffey meliputi empat elemen, yaitu persepsi interpretasi, evaluasi dan
tindakan/aksi. Namun, terdapat kendala-kendala yang dapat menghalangi proses mendengarkan.
Kendala – kendala ini dapat secara mental atau fisik. Persepsi Proses mendengarkan dimulai
ketika Anda mendengar suara dan bekonsentrasi padanya. Tindakan sadar untuk mendengarkan
dimulai ketika Anda memusatkan perhatian pada suara di sekitar Anda dan memilih suara yang
akan didengarkan. Persepsi berkurang karena pendengaran yang kurang sempurna, lingkungan
yang bising, tidak memerhatikan, dan berpura-pura mendengarkan (pseudolistening). -
Interpretasi Makna yang anda tangkap dari kata-kata pembicara disaring melalui harapan dan
seluruh pengalaman hidup Anda. Jadi, interpretasi anda atas makna pesan pembicara mungkin
agak berbeda dari apa yang dimaksudkan oleh pembicara karena bingkai referensi Anda berbeda.
- Evaluasi Setelah menginterpretasi makna sebuah pesan, Anda menganalisis manfaatnya dan
mengambil simpulan. Untuk melakuaknnya, Anda berusaha memisahkan fakta dan opini.

2 Pendengar yang baik mencoba untuk objektif, dan mereka menghindari penilaian dini
terhadap pesan. - Tindakan/aksi Merespons sebuah pesan mungkin melibatkan menyimpan pesan
tersebut dalam ingatan untuk penggunaan di masa depan, beraksi dengan respons fisik (kerutan
dahi, senyum, tawa), atau memberikan umpan balik kepada pembicara, Umpan balik pendengar
penting karena hal itu membantu menjernihkan pesan sehingga dapat dimaknai secara akurat.
Sedangkan proses mendengarkan menurut menurut Barker dalam Haryani 2001:242 terdapat 6
tahap dalam proses mendengarkan. Tahapan-tahapan itu terjadi dalam suatu urutan, tetapi
umumnya terbentuk secara tdak sadar dan anatar satu tahap dengan tahap lain terjadi dalam jarak
waktu yang sangat pendek. 6 tahapan tersebut adalah :

1. Mendengarkan (hearing) Mendengarkan merupakan aktivitas fisik di mana seseorang


menerima suara melalui indra pendengaran. Mendengarkan merupakan aktivitas fisik murni
yaitu menangkap gelombang suara yang dikirim oleh pengirim pesan. Oleh karena itu seseorang
perlu mendengar agar dapat menyimak.

2. Memperhatikan (attention) Suatu rangsangan yang kuat biasanya mendapat perhatian


dengan segera. Perhatian yang selektif terhadap rangsangan tertentu disebut perhatian (attention).

3. Memahami (understanding) Taha pesan ya p mendengarkan dan memperhatikan belum


sampai pada memberikan makna terhadap ng disampaikan. Pada tahap selanjutnya yaitu
memahami, pesan yang dikirim dalam simbol-simbol yang dilihat atau didengar akan diberi
makna.

4. Mengingat (remembering) Pesan yang telah diterima dan diinterpretasikan kemudian


diletakkan dalam ingatan. Setelah masuk ke dalam ingatan, pesan tersebut akan dihubungkan
dengan pesan yang sudah mengendap dalam ingatan sehingga membentuk suatu rangkaian
ingatan baru. Jika dibutuhkan, pesan akan dikeluarkan lagi dari ingatan. 3

5. Mengevaluasi (evaluating) Pada tahap mengevaluasi, pendengar dimungkinkan untuk


membuat pertimbanganpertimbangan berkaitan dengan pesan yang disampaikan, bukti-bukti
akan diukur dan akan dibedakan mana yang fakta dan mana yang opini. Proses eveluasi
berlangsung relatif cepat tetapi dapat juga berlangsung lama. Hal yang menyebabkan perbedaan
waktu evaluasi adalah besar kecilnya prmasalahan yang berkaitan dengan pesan tersebut, tersedia
tidaknya informasi pendukung pada pendengar, dan tipe pendengar itu sendiri.

6. Menanggapi (responding) Meskipun pesan yang dikirim sama, tetapi umpan balik
antara pendengar satu dengan yang lain bisa berbeda. Umpan balik dapat berupa diam saja,
tersenyum, melakukan tindak fisik tertentu, atau menjawab secara lisan maupun tertulis.
Meningkatkan ingatan Salah satu cara paling andal untuk menigkatkan ingatan adalah mencatat
ide-ide penting untuk diingat. Menulis kembali dalam sepuluh menit setelah pembicaraan selesai
meningkatkan catatan Anda dan memanfaatkan puncak kemampuan ingatan, yang segera
mendengarkan. Langkah terakhir dalam meningkatkan ingatan adalah meninjau kembali catatan
Anda, mengulangi akronim Anda, atau mengucapkan sajak Anda untuk memindahkan informasi
sasaran ke dalam ingatan jangka panjang. Tinjauan yang sering dilakukan membantu
memperkuat ketajaman ingatan Anda. Kendala-kendala umum dalam mendengarkan menurut
Mary Ellen Guffey : Kendala Mental Tidak memperhatikan Berprasangka Bingkai referensi
Pikiran sempit

Pura – pura mendengarkan Kendala Fisik dan lainnya lainnya Kelemahan pendengaran
Lingkungan bising Penampilan pembicara Kelakuan pembicara Ketinggalan waktu Sedangkan
menurut Barker dalam Haryani 2001:245, Sebab-sebab penyimakan tidak efektif disebabkan
oleh 4 faktor. Berikut dibahas masing-masing penyebab secara rinci :

1. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan disebut juga faktor ganguan adalah segala
sesuatu yang mengalih - 4 kan perhatian seseorang dari apa yang ingin atau diperhatikan (Cusits
et. All. 1996:71). Faktor lingkungan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: Suara Suara-
suara yang keras dan ramai dapat menyebabkan proses menyimak tidak efektif. Jarak Jarak dapat
mempengaruhi perilaku menyimak dalam suatu kelompok. Orang yang berbicara dalam jarak
relatif jauh memungkinkan orang untuk menyimak secara tidak efektif.

2. Sumber Pesan Menyimak akan dilakukan dengan serius apabila sumber pesan tersebut
adalah orang yang terhormat atau terpandang. Sebaliknya seseorang cenderung kurang
memberikan perhatian kepada sumber pesan yang dinilai inferior. Di samping itu penilaian
terhadap sumber pesan, sumber pesan itu sendiri akan menentukan sulit tidaknya penyimakan.

3. Pesan Pesan atau materi yang baru dan sukar akan menyebabkan penyimakan tidak
efektif.

4. Individu Penyimak Meskipun sistem akustik ruangan baik, pembicaranya juga orang
yang dihormati, dan pesan yang disampaikan juga menarik, tetapi komunikasi tidak akan terjadi
tanpa adanya penyimak. Penyebab dari tidak efektifnya individu penyimak: - Kondisi fisik
penyimak Walaupun seseorang berkeinginan kuat untuk menyimak, sakit bisa menghalangi
seseorang dalam memperhatikan pembicara. - Sikap dan kebutuhan penyimak Jika seseorang
memandang dirinya superior dan memandang bahwa mendengarkan orang-orang tertentu
berbicara tidak ada manfaatnya, orang terebut akan menciptakan halaman bag dirinya sendiri
untuk berkomunikasi. Sebaliknya jika ia merasa bahwa yang berbicara adalah orang yang
superior, maka ia akan bersedia menerima apapun yang dikatakan kpepadanya sehingga
menyimak juga tidak efektif.

5. Kebiasaan penyimak Kebiasaan menyimak akan memengaruhi cara seseorang


menyimak. Beberapa kebiasaan tersebut antara lain berpura-pura menyimak, tetapi sebenarnya
tidak. Kebiasaan lainnya adalah hanya memperhatikan atau memfokuskan pada faktanya saja
sehingga tidak memperhatikan penjelasan lebih jauh maupun alasan-alasan lain yang mendasari
suatu fakta atau pernyataan. Selain itu adalah kebiasaan menyimak dengan menghindari sesuatu
yang sulit atau tidak menarik. - Tanggung jawab penyimak Tanggung jawab pendengar
menyangkut memberikan perhatian keada pembicara pada saat menyampaikan pesan serta
memahami pesan yang disampaikan. Pada diri pendengar yang memiliki rasa tanggung jawab
terhadap hal itu, ia akan memperhatikan pembicara dan pesannya. Namun bagi audiens yang
kurang bertanggung jawab, ia mungkin tidak akan memperhatikan pembicara maupun isi
pesannya tanpa rasa bersalah.

C. Kemampuan Mendengarkan Di Tempat Kerja Mendengarkan di tempat kerja jauh lebih saulit
daripada mendengarkan selama kuliah di ruang kelas. Mendengarkan di tempat kerja lebih
menantang karena informasi sering berubah begitu saja. Meskipun kompleksitas dan tantangan
mendengarkan di tempat kerja cukup besar, pendengar yang baik di tempat kerja harus ingat
bahwa tujuan mereka adalah mendengarkandengan saksama dan memahami apa yang dikatakan
sehingga mereka dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. Saran-saran ini dapat membantu
unutk meningkatkan efektivitas mendengarkan di tempat kerja.

Menurut M.E. Guffey, ada beberapa saran yang dapat membantu efektivitas mendengar di
tempat kerja, yaitu :

1. Mengontrol ganguan eksternal dan internal

2. Terlibat secara aktif


3. Pisahkan fakta dari opini

4. Identifikasi fakta – fakta penting

5. Jangan menyela

6. Mengajukan pertanyaan penjelas

7. Mengulang dengan kata – kata sendiri untuk meningkatkan pemahaman

8. Gunakan jeda waktu 6

9. Buat catatan untunk mengingat

10. Sadari perbedaan jenis kelamin

Bagaimana jika pembicaraan di tempat kerja menggunakan bahasa asing, seperti bahasa inggris,
dalam kenyataannya bahasa Inggris merupakan pengatar kedua dan cukup banyak dipergunakan,
apa yang dapat dilakukan oleh pembicara asli untuk menjadi pendengar yang lebih baik ketika
pembicaraan asing berbicara :

1. Hindari penilaian negative tentang logat pelafalan

2. Bersabarlah

3. Jangan meyelesaikan kalimat

4. Jangan membetulkan tata bahasa dan pengucapan

5. Jangan berpura – pura memahami

6. Berlatih mendengarkan banyak variasi bahasa Inggris

Untuk meningkatkan keterampilan dan meningkatkan kemampuan mendengar dapat


menggunakan daftar periksa dibawah ini :

1. Berhenti berbicara

2. Berusaha keras untuk mendengarkan

3. Singkirkan pikiran – pikiran lain yang mengganggu

4. Kontrol situasi mendengarkan

5. Jaga pikiran tetap terbuka

6. Ulangi kembali ide pembicaraan


7. Dengarkan apa yang tersirat

8. Bedakan antara fakta serta opini

9. Gunakan jeda waktu

10. Gunakan bantuan ingatan

11. Buat catatan

D. Berkomunikasi Melalui Pesan Nonverbal Komunikasi nonverbal

semua pesan yang tidak tertulis dan tidak terucapkan baik sengaja maupun tidak sengaja. Yang
berfungsi untuk melengkapi dan menggambarkan, untuk memperkuat dan menekankan, untuk
mengubah dan menggantikan, untuk mengendalikan dan mengatur. Saat pesan verbal dan
nonverbal saling bertentangan orang biasanya lebih cenderung mempercayai pesan nonverbal. 7

Menurut Mary Ellen Guffey ada lima fungsi komunikasi nonverbal dalam membantu
menyampaikan pesan, yaitu : Untuk melengkapi dan menggambarkan Pesan nonverbal dapat
menjelaskan, memodifikasi, atau memberikan rincian untuk sebuah pesan verbal. Untuk
memperkuat dan menekankan Pembicara yang terlatih meninggikan nada suaranya untuk
menyampaikan ide-ide penting, tetapi mereka berbisik untuk menyampaikan pesan yang bersifat
rahasia. - Untuk mengubah dan menggantikan Banyak isyarat yang bisa digunakan untuk
menggantikan kata-kata seperti misalnya menganggukkan kepala untuk “ya” dan membuat
sebuah tanda “V” dari telunjuk dan jari tengah yang berarti victory. - Untuk mengendalikan dan
mengatur Pesan nonverbal merupakan pengatur yang penting dalam percakapan. Perubahan
kontak mata, gerakan kepala yang ringan dan perubahan nada suara merupakan petunjuk bagi
pembicara. - Untuk menyangkal Untuk mempertajam, seorang pembicara mungkin mengusap
hidungnya ketika mengatakan bahwa farfum baru anda sangat wangi. Mark L. Knapp (dalam
Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:
Repetisi yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah
mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala. - Substitusi yaitu menggantikan
lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan
persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
8. Kontradiksi yaitu menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal.
Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau
memang hebat.” - Komplemen yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.
Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-
kata. - Aksentuasi yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda
mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.

Menurut Mary Ellen Guffey ada delapan bentuk komunikasi nonverbal yaitu:
1. Kontak mata
2. Ekspresi wajah
3. Sikap dan gerak tubuh
4. Ruang
5. Wilayah
6. Tampilan dokumen bisnis
7. Penampilan orang

Menurut Mary Ellen Guffey ada sepuluh Cara untuk meningkatkan komunikasi nonverbal di
tempat kerja, yaitu:
1. Membuat dan menjaga kontak mata,
2. Gunakan sikap tubuh untuk menunjukkan minat,
3. Kurangi atau hilangkan kendala fisik,
4. Tingkatkan kemampuan anda menguraikan pesan,
5. Dapatkan informasi yang lebih banyak,
6. Hindari memberi makna nonverbal yang keluar konteks,
7. Berteman dengan orang yang dari budaya berbeda,
8. Hargai kekuatan penampilan,
9. Amati diri anda sendiri di video tape,
10. Minta teman dan keluarga untuk mengamati gerak dan sikap tubuh anda. 9
JENIS-JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL
1.   Komunikasi Tubuh

Jalan pertama di antara semua jalan komunikasi nonverbal adalah tubuh. Manusia
mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya seringkali dan secara akurat melalui gerakan-
gerakan tubuh, gerakan wajah, dan gerakan mata. Dalam unit ini kita mengamati komunikasi
tubuh dan menelaah berbagai cara di mana tubuh, wajah, dan mata mengkomunikasikan makna-
makna.

Untuk membahas gerakan tubuh, klasifikasi yang ditawarkan oleh Paul Ekman dan Wallace V.
Friesen (1969) sangat berguna. Kedua periset ini membedakan lima kelas (kelompok) gerakan
nonverbal berdasarkan asal-usul, fungsi, dan kode perilaku ini:

1) Komunikasi Gestura yang meliputi:


• Emblim (emblems)
Emblim adalah perilaku nonverbal yang secara langsung menerjemahkan kata atau ungkapan.
Emblim meliputi, misalnya; isyarat untuk “oke.” “jangan ribut,” “kemarilah,” dan saya ingin
menumpang.” Emblim adalah pengganti nonverbal untuk kata-kata atau ungkapan tertentu. Kita
barangkali mempelajarinya dengan cara yang pada dasarnya sama dengan kita mempelajari kata-
kata – tanpa sadar, dan sebagian besar melalui proses peniruan. Walaupun emblim bersifat
alamiah dan bermakna, mereka mempunyai kebebasan makna seperti sebarang kata apa pun
dalam sebarang bahasa. Oleh karenanya, emblim dalam kultur kita sekarang belum tentu sama
dengan emblim dalam kultur kita 300 tahun yang lalu atau dengan emblim dalam kultur lain.

• Ilustrator
Ilustrator adalah perilaku nonverbal yang menyertai dan secara harfiah “mengilustrasikan” pesan
verbal. Dalam mengatakan “Ayo, bangun,” misalnya, anda mungkin menggerakkan kepala dan
tangan anda ke arah menaik. Dalam menggambarkan lingkaran atau bujur sangkar anda mungkin
sekali membuat gerakan berputar atau kotak dengan anda. Ilustrator bersifat lebih alamiah,
kurang bebas. Dan lebih universal ketimbang emblem. Mungkin sekali ilustrator ini mengandung
komponen-komponen yang sudah dibawa sejak lahir selain juga yang dipelajari.
• Regulator
Regulator adalah perilaku nonverbal yang “mengatur,” memantau, memelihara, atau
mengendalikan pembicaraan orang lain. Ketika anda mendengarkan orang lain, anda tidak pasif.
menganggukkan kepala, mengerutkan bibir, menyesuaikan fokus mata, dan membuat berbagai
suara para linguistik seperti “mm-mm” atau “tsk.” Regulator jelas terikat pada kultur dan tidak
universal.
• Adaptor
Adaptor adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan secara pribadi -atau di muka umum tetapi
tidak terlihat- berfungsi memenuhi kebutuhan tertentu dan dilakukan sampai selesai. Misalnya,
bila anda sedang sendiri mungkin anda akan menggaruk-garuk kepala sampai rasa gatal hilang.
Di muka umum, bila orang- orang melihat, anda melakukan perilaku adaptor ini hanya sebagian.
Anda mungkin, misalnya, hanya menaruh jari anda di kepala dan menggerakkannya sedikit,
tetapi barangkali tidak akan menggaruk cukup keras untuk menghilangkan gatal.

2) Komunikasi Wajah (Affect Display)


Gerakan wajah mengkomunikasikan macam-macam emosi selain juga kualitas atau dimensi
emosi. Kebanyakan periset sependapat dengan Paul Ekman, Wallace V. Friesen, dan Phoebe
Ellsworth (1972) dalarn menyatakan bahwa pesan wajah dapat mengkomunikasikan sedikitnya
“kelompok emosi” berikut: kebahagiaan, keterkejutan, ketakutan, kemarahan, kesedihan, dan
kemuakan/penghinaan. Periset nonverbal Dele Leathers (1986) mengemukakan bahwa gerakan
wajah mungkin juga mengkomunikasikan kebingungan dan ketetapan hati. Keenam emosi yang
diidentifikasi oleh Ekman dan rekan-rekannya secara umum dinamakan affect display primer. Ini
merupakan emosi tunggal yang relatif murni. Keadaan emosi yang lain dan tampilan wajah yang
lain merupakan kombinasi dari berbagai emosi primer ini, dan dinamakan bauran affect. Sekitar
33 bauran affect (affect blend) telah diidentifikasi. Kita dapat mengkomunikasikan berbagai
affect ini dengan berbagai bagian dari wajah. Jadi, misalnya, anda mungkin mengalami rasa takut
dan rasa muak sekaligus. Mata dan kelopak mata anda, mungkin mengisyaratkan ketakutan,
sedangkan gerakan hidung, pipi, dan daerah mulut anda mungkin mengisyaratkan rasa muak.

3) Komunikasi Mata
Pesan-pesan yang dikomunikasikan oleh mata bervariasi bergantung pada durasi, arah, dan
kualitas dari perilaku mata. Bila kontak mata terjadi lebih singkat, kita dapat mengira orang ini
tidak berminat, rnalu, atau sibuk. Bila waktu yang patut dilampaui, kita umumnya menganggap
hal ini menunjukkan minat yang berlebihan. Di antara periset-periset lain, Mark Knapp (1978)
mengemukakan empat fungsi komunikasi mata:
• Mencari Umpan Balik
Kita seringkali menggunakan mata kita untuk mencari umpan balik dari orang lain. Dalam
berbicara dengan seseorang, kita memandangnya dengan sungguh-sungguh, seakan-akan
mengatakan, “Nah, bagaimana pendapat anda?” Seperti mungkin anda duga, pendengar
memandang pembicara lebih banyak ketimbang pembicara memandang pendengar.
• Menginformasikan Pihak Lain untuk Berbicara
Fungsi kedua adalah menginformasikan pihak lain bahwa saluran komunikasi telah terbuka dan
bahwa ia sekarang dapat berbicara. Kita melihat ini dengan jelas di ruang kuliah, ketika dosen
mengajukan pertanyaan dan kemudian menatap salah seorang mahasiswa. Tanpa mengatakan
apa-apa, dosen ini jelas mengharapkan mahasiswa tersebut untuk menjawab pertanyaannya.

• Mengisyaratkan Sifat Hubungan


Fungsi ketiga adalah mengisyaratkan sifat hubungan antara dua orang -misalnya, hubungan
positif yang ditandai dengan pandangan terfokus yang penuh perhatian, atau hubungan negatif
yang ditandai dengan penghindaran kontak mata. Kita juga dapat mengisyaratkan tata hubungan
status dengan mata kita. Ini khususnya menarik karena gerakan mata yang sama mungkin
mengisyaratkan subordinasi atau superioritas. Seorang atasan, misalnya, mungkin menatap
bawahannya atau tidak mau melihatnya langsung. Demikian pula, bawahan mungkin menatap
langsung atasannya atau barangkali hanya menatap lantai.

• Mengkompensasi Bertambahnya Jarak Fisik


Akhirnya, gerakan mata dapat mengkompensasi bertambah jauhnya jarak fisik. Dengan
melakukan kontak mata, kita secara psikologis mengatasi jarak fisik yang memisahkan kita. Bila
kita menangkap pandangan mata seseorang dalam sebuah pesta, misalnya, secara psikologis kita
menjadi dekat meskipun secara fisik jarak di antara kita jauh. Tidaklah mengherankan, kontak
mata dan ekspresi lain yang menunjukkan kedekatan psikologis, seperti pengungkapan-diri,
berhubungan secara positif; jika yang satu meningkat, begitu juga yang lain.

 Fungsi Penghindaran Kontak Mata


Ahli sosiologi, Erving Goffman, dalam Interaction Ritual (1967), mengatakan bahwa mata
adalah “pengganggu yang hebat.” Bila kita menghindari kontak mata atau mengalihkan
pandangan kita, kita membantu orang lain menjaga privasi (privacy) mereka. Kita sering
melakukan hal ini bila ada pasangan yang bertengkar di muka umum. Kita mengalihkan
pandangan dari mereka (meskipun mungkin mata kita terbuka lebar) seakan-akan mengatakan,
“Kami tidak ingin mencampuri; kami menghormati hak anda.” Goffman menamai perilaku
ini inatensi masyarakat (civil innatention). Penghindaran kontak mata dapat mengisyaratkan
ketiadaan minat-terhadap seseorang, pembicaraan, atau rangsangan visual tertentu. Adakalanya,
seperti burung unta, kita menyembunyikan mata kita untuk menghindari rangsangan yang tidak
menyenangkan. Perhatikanlah, misalnya, betapa cepat orang menutup mata mereka bila
menghadapi hal yang sangat tidak menyenangkan.

2. Komunikasi Ruang
a. Proksemik/komunikasi jarak

yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat
atau lokasi posisi Anda berada.

• Intim (0-45cm)

• Personal (75-120cm)

• Sosial (120-210 atau 210-360 formal)

• Publik (360-450 cm)

b. Teritorial

c. Estetika dan warna

3. Diam
• Memberi kesempatan berpikir

• Menyakiti

• Mengisolasi diri sendiri

• Mencegah komunikasi

• Mengkomunikasikan perasaan

• Tidak menyampaikan sesuatupun

4. Paralanguage
Merupakan suara-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek dari percakapan, seperti
kecepatan berbicara: volume, ritme; bentuk-bentuk vokal: tertawa, pekikan, rintihan, uh, ahh,
dan sebagainya.

5. Komunikasi Temporal (Waktu)


• Menujukkan status

• Waktu dan kesesuaian

Anda mungkin juga menyukai