Mendengarkan terutama penting dalam dunia kerja karena kita menghabiskan begitu banyak
waktu untuk melakukannya.
Kebiasaan mendengar yang buruk mungkin disebabkan oleh beberapa faktor. Kurangnya
pelatihan merupakan salah satu alasan penting. Kemampuan mendengar kita mungkin kurang
sempurna karena banyaknya suara dan stimulasi yang masuk dalam hidup kita yang mengganggu
konsentrasi. Akhirnya kita menjadi pendengar yang tidak efisien karena kita dapat memproses
pembicaraan lebih cepat daripada orang berbicara.
Hal ini termasuk mendengarkan atasan, mendengarkan karyawan, dan mendengarkan pelanggan.
Mendengarkan atasan Dalam bekerja salah satu tugas anda yang terpenting adalah
mendengarkan instruksi, penugasan dan penjelasan mengenai bagaimana melakukan tugas anda.
Untuk bisa fokus sepenuhnya pada pembicara, pastikan bahwa anda tidak tergangu oleh
kebisingan dan tugas lainnya. Tunjukkan perhatian anda dengan melakukan kontak mata yang
baik,membuat catatan juga menunjukkan keseriusan anda.
menurut Mary Ellen Guffey meliputi empat elemen, yaitu persepsi interpretasi, evaluasi dan
tindakan/aksi. Namun, terdapat kendala-kendala yang dapat menghalangi proses mendengarkan.
Kendala – kendala ini dapat secara mental atau fisik. Persepsi Proses mendengarkan dimulai
ketika Anda mendengar suara dan bekonsentrasi padanya. Tindakan sadar untuk mendengarkan
dimulai ketika Anda memusatkan perhatian pada suara di sekitar Anda dan memilih suara yang
akan didengarkan. Persepsi berkurang karena pendengaran yang kurang sempurna, lingkungan
yang bising, tidak memerhatikan, dan berpura-pura mendengarkan (pseudolistening). -
Interpretasi Makna yang anda tangkap dari kata-kata pembicara disaring melalui harapan dan
seluruh pengalaman hidup Anda. Jadi, interpretasi anda atas makna pesan pembicara mungkin
agak berbeda dari apa yang dimaksudkan oleh pembicara karena bingkai referensi Anda berbeda.
- Evaluasi Setelah menginterpretasi makna sebuah pesan, Anda menganalisis manfaatnya dan
mengambil simpulan. Untuk melakuaknnya, Anda berusaha memisahkan fakta dan opini.
2 Pendengar yang baik mencoba untuk objektif, dan mereka menghindari penilaian dini
terhadap pesan. - Tindakan/aksi Merespons sebuah pesan mungkin melibatkan menyimpan pesan
tersebut dalam ingatan untuk penggunaan di masa depan, beraksi dengan respons fisik (kerutan
dahi, senyum, tawa), atau memberikan umpan balik kepada pembicara, Umpan balik pendengar
penting karena hal itu membantu menjernihkan pesan sehingga dapat dimaknai secara akurat.
Sedangkan proses mendengarkan menurut menurut Barker dalam Haryani 2001:242 terdapat 6
tahap dalam proses mendengarkan. Tahapan-tahapan itu terjadi dalam suatu urutan, tetapi
umumnya terbentuk secara tdak sadar dan anatar satu tahap dengan tahap lain terjadi dalam jarak
waktu yang sangat pendek. 6 tahapan tersebut adalah :
6. Menanggapi (responding) Meskipun pesan yang dikirim sama, tetapi umpan balik
antara pendengar satu dengan yang lain bisa berbeda. Umpan balik dapat berupa diam saja,
tersenyum, melakukan tindak fisik tertentu, atau menjawab secara lisan maupun tertulis.
Meningkatkan ingatan Salah satu cara paling andal untuk menigkatkan ingatan adalah mencatat
ide-ide penting untuk diingat. Menulis kembali dalam sepuluh menit setelah pembicaraan selesai
meningkatkan catatan Anda dan memanfaatkan puncak kemampuan ingatan, yang segera
mendengarkan. Langkah terakhir dalam meningkatkan ingatan adalah meninjau kembali catatan
Anda, mengulangi akronim Anda, atau mengucapkan sajak Anda untuk memindahkan informasi
sasaran ke dalam ingatan jangka panjang. Tinjauan yang sering dilakukan membantu
memperkuat ketajaman ingatan Anda. Kendala-kendala umum dalam mendengarkan menurut
Mary Ellen Guffey : Kendala Mental Tidak memperhatikan Berprasangka Bingkai referensi
Pikiran sempit
Pura – pura mendengarkan Kendala Fisik dan lainnya lainnya Kelemahan pendengaran
Lingkungan bising Penampilan pembicara Kelakuan pembicara Ketinggalan waktu Sedangkan
menurut Barker dalam Haryani 2001:245, Sebab-sebab penyimakan tidak efektif disebabkan
oleh 4 faktor. Berikut dibahas masing-masing penyebab secara rinci :
1. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan disebut juga faktor ganguan adalah segala
sesuatu yang mengalih - 4 kan perhatian seseorang dari apa yang ingin atau diperhatikan (Cusits
et. All. 1996:71). Faktor lingkungan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: Suara Suara-
suara yang keras dan ramai dapat menyebabkan proses menyimak tidak efektif. Jarak Jarak dapat
mempengaruhi perilaku menyimak dalam suatu kelompok. Orang yang berbicara dalam jarak
relatif jauh memungkinkan orang untuk menyimak secara tidak efektif.
2. Sumber Pesan Menyimak akan dilakukan dengan serius apabila sumber pesan tersebut
adalah orang yang terhormat atau terpandang. Sebaliknya seseorang cenderung kurang
memberikan perhatian kepada sumber pesan yang dinilai inferior. Di samping itu penilaian
terhadap sumber pesan, sumber pesan itu sendiri akan menentukan sulit tidaknya penyimakan.
3. Pesan Pesan atau materi yang baru dan sukar akan menyebabkan penyimakan tidak
efektif.
4. Individu Penyimak Meskipun sistem akustik ruangan baik, pembicaranya juga orang
yang dihormati, dan pesan yang disampaikan juga menarik, tetapi komunikasi tidak akan terjadi
tanpa adanya penyimak. Penyebab dari tidak efektifnya individu penyimak: - Kondisi fisik
penyimak Walaupun seseorang berkeinginan kuat untuk menyimak, sakit bisa menghalangi
seseorang dalam memperhatikan pembicara. - Sikap dan kebutuhan penyimak Jika seseorang
memandang dirinya superior dan memandang bahwa mendengarkan orang-orang tertentu
berbicara tidak ada manfaatnya, orang terebut akan menciptakan halaman bag dirinya sendiri
untuk berkomunikasi. Sebaliknya jika ia merasa bahwa yang berbicara adalah orang yang
superior, maka ia akan bersedia menerima apapun yang dikatakan kpepadanya sehingga
menyimak juga tidak efektif.
C. Kemampuan Mendengarkan Di Tempat Kerja Mendengarkan di tempat kerja jauh lebih saulit
daripada mendengarkan selama kuliah di ruang kelas. Mendengarkan di tempat kerja lebih
menantang karena informasi sering berubah begitu saja. Meskipun kompleksitas dan tantangan
mendengarkan di tempat kerja cukup besar, pendengar yang baik di tempat kerja harus ingat
bahwa tujuan mereka adalah mendengarkandengan saksama dan memahami apa yang dikatakan
sehingga mereka dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. Saran-saran ini dapat membantu
unutk meningkatkan efektivitas mendengarkan di tempat kerja.
Menurut M.E. Guffey, ada beberapa saran yang dapat membantu efektivitas mendengar di
tempat kerja, yaitu :
5. Jangan menyela
Bagaimana jika pembicaraan di tempat kerja menggunakan bahasa asing, seperti bahasa inggris,
dalam kenyataannya bahasa Inggris merupakan pengatar kedua dan cukup banyak dipergunakan,
apa yang dapat dilakukan oleh pembicara asli untuk menjadi pendengar yang lebih baik ketika
pembicaraan asing berbicara :
2. Bersabarlah
1. Berhenti berbicara
semua pesan yang tidak tertulis dan tidak terucapkan baik sengaja maupun tidak sengaja. Yang
berfungsi untuk melengkapi dan menggambarkan, untuk memperkuat dan menekankan, untuk
mengubah dan menggantikan, untuk mengendalikan dan mengatur. Saat pesan verbal dan
nonverbal saling bertentangan orang biasanya lebih cenderung mempercayai pesan nonverbal. 7
Menurut Mary Ellen Guffey ada lima fungsi komunikasi nonverbal dalam membantu
menyampaikan pesan, yaitu : Untuk melengkapi dan menggambarkan Pesan nonverbal dapat
menjelaskan, memodifikasi, atau memberikan rincian untuk sebuah pesan verbal. Untuk
memperkuat dan menekankan Pembicara yang terlatih meninggikan nada suaranya untuk
menyampaikan ide-ide penting, tetapi mereka berbisik untuk menyampaikan pesan yang bersifat
rahasia. - Untuk mengubah dan menggantikan Banyak isyarat yang bisa digunakan untuk
menggantikan kata-kata seperti misalnya menganggukkan kepala untuk “ya” dan membuat
sebuah tanda “V” dari telunjuk dan jari tengah yang berarti victory. - Untuk mengendalikan dan
mengatur Pesan nonverbal merupakan pengatur yang penting dalam percakapan. Perubahan
kontak mata, gerakan kepala yang ringan dan perubahan nada suara merupakan petunjuk bagi
pembicara. - Untuk menyangkal Untuk mempertajam, seorang pembicara mungkin mengusap
hidungnya ketika mengatakan bahwa farfum baru anda sangat wangi. Mark L. Knapp (dalam
Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:
Repetisi yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah
mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala. - Substitusi yaitu menggantikan
lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan
persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
8. Kontradiksi yaitu menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal.
Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau
memang hebat.” - Komplemen yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.
Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-
kata. - Aksentuasi yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda
mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
Menurut Mary Ellen Guffey ada delapan bentuk komunikasi nonverbal yaitu:
1. Kontak mata
2. Ekspresi wajah
3. Sikap dan gerak tubuh
4. Ruang
5. Wilayah
6. Tampilan dokumen bisnis
7. Penampilan orang
Menurut Mary Ellen Guffey ada sepuluh Cara untuk meningkatkan komunikasi nonverbal di
tempat kerja, yaitu:
1. Membuat dan menjaga kontak mata,
2. Gunakan sikap tubuh untuk menunjukkan minat,
3. Kurangi atau hilangkan kendala fisik,
4. Tingkatkan kemampuan anda menguraikan pesan,
5. Dapatkan informasi yang lebih banyak,
6. Hindari memberi makna nonverbal yang keluar konteks,
7. Berteman dengan orang yang dari budaya berbeda,
8. Hargai kekuatan penampilan,
9. Amati diri anda sendiri di video tape,
10. Minta teman dan keluarga untuk mengamati gerak dan sikap tubuh anda. 9
JENIS-JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL
1. Komunikasi Tubuh
Jalan pertama di antara semua jalan komunikasi nonverbal adalah tubuh. Manusia
mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya seringkali dan secara akurat melalui gerakan-
gerakan tubuh, gerakan wajah, dan gerakan mata. Dalam unit ini kita mengamati komunikasi
tubuh dan menelaah berbagai cara di mana tubuh, wajah, dan mata mengkomunikasikan makna-
makna.
Untuk membahas gerakan tubuh, klasifikasi yang ditawarkan oleh Paul Ekman dan Wallace V.
Friesen (1969) sangat berguna. Kedua periset ini membedakan lima kelas (kelompok) gerakan
nonverbal berdasarkan asal-usul, fungsi, dan kode perilaku ini:
• Ilustrator
Ilustrator adalah perilaku nonverbal yang menyertai dan secara harfiah “mengilustrasikan” pesan
verbal. Dalam mengatakan “Ayo, bangun,” misalnya, anda mungkin menggerakkan kepala dan
tangan anda ke arah menaik. Dalam menggambarkan lingkaran atau bujur sangkar anda mungkin
sekali membuat gerakan berputar atau kotak dengan anda. Ilustrator bersifat lebih alamiah,
kurang bebas. Dan lebih universal ketimbang emblem. Mungkin sekali ilustrator ini mengandung
komponen-komponen yang sudah dibawa sejak lahir selain juga yang dipelajari.
• Regulator
Regulator adalah perilaku nonverbal yang “mengatur,” memantau, memelihara, atau
mengendalikan pembicaraan orang lain. Ketika anda mendengarkan orang lain, anda tidak pasif.
menganggukkan kepala, mengerutkan bibir, menyesuaikan fokus mata, dan membuat berbagai
suara para linguistik seperti “mm-mm” atau “tsk.” Regulator jelas terikat pada kultur dan tidak
universal.
• Adaptor
Adaptor adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan secara pribadi -atau di muka umum tetapi
tidak terlihat- berfungsi memenuhi kebutuhan tertentu dan dilakukan sampai selesai. Misalnya,
bila anda sedang sendiri mungkin anda akan menggaruk-garuk kepala sampai rasa gatal hilang.
Di muka umum, bila orang- orang melihat, anda melakukan perilaku adaptor ini hanya sebagian.
Anda mungkin, misalnya, hanya menaruh jari anda di kepala dan menggerakkannya sedikit,
tetapi barangkali tidak akan menggaruk cukup keras untuk menghilangkan gatal.
3) Komunikasi Mata
Pesan-pesan yang dikomunikasikan oleh mata bervariasi bergantung pada durasi, arah, dan
kualitas dari perilaku mata. Bila kontak mata terjadi lebih singkat, kita dapat mengira orang ini
tidak berminat, rnalu, atau sibuk. Bila waktu yang patut dilampaui, kita umumnya menganggap
hal ini menunjukkan minat yang berlebihan. Di antara periset-periset lain, Mark Knapp (1978)
mengemukakan empat fungsi komunikasi mata:
• Mencari Umpan Balik
Kita seringkali menggunakan mata kita untuk mencari umpan balik dari orang lain. Dalam
berbicara dengan seseorang, kita memandangnya dengan sungguh-sungguh, seakan-akan
mengatakan, “Nah, bagaimana pendapat anda?” Seperti mungkin anda duga, pendengar
memandang pembicara lebih banyak ketimbang pembicara memandang pendengar.
• Menginformasikan Pihak Lain untuk Berbicara
Fungsi kedua adalah menginformasikan pihak lain bahwa saluran komunikasi telah terbuka dan
bahwa ia sekarang dapat berbicara. Kita melihat ini dengan jelas di ruang kuliah, ketika dosen
mengajukan pertanyaan dan kemudian menatap salah seorang mahasiswa. Tanpa mengatakan
apa-apa, dosen ini jelas mengharapkan mahasiswa tersebut untuk menjawab pertanyaannya.
2. Komunikasi Ruang
a. Proksemik/komunikasi jarak
yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat
atau lokasi posisi Anda berada.
• Intim (0-45cm)
• Personal (75-120cm)
b. Teritorial
3. Diam
• Memberi kesempatan berpikir
• Menyakiti
• Mencegah komunikasi
• Mengkomunikasikan perasaan
4. Paralanguage
Merupakan suara-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek dari percakapan, seperti
kecepatan berbicara: volume, ritme; bentuk-bentuk vokal: tertawa, pekikan, rintihan, uh, ahh,
dan sebagainya.