Kelas : ESD
NIM : 20200810200145
Mata Kuliah : Keterampilan Berbahasa Indonesia
1. Buatlah rangkuman dari bab 1 sampai bab 7 makalah yang telah di buat
Tujuan menyimak
Memahami makna denotatif kata.
Mendengarkan untuk mencatat gagasan utama.
Mendengarkan mencatat rincian-rincian penting.
Memperoleh pengetahuan secara langsung yang di paparkan oleh guru.
Fungsi menyimak
Memperoleh informaasi yang berkaitan dengan profesi.
Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif.
Memacu kita dapat lebih kreatif.
Faktor Psikologis Selain faktor fisik, faktor yang melibatkan sikap-sikap dan sifat-
sifat pribadi atau faktor psikologis juga mempengaruhi dalam kegiatan menyimak. Faktor
psikologis yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan
alasan
2. Keegosentrisan (mementingkan diri sendiri), yaitu sikap penyimak yang hanya
mementingkan diri sendiri sehingga pembicara dan apa yang disampaikan oleh
pembicara tidak di tanggapi dengan serius.
3. Bosan dan jenuh, yaitu kondisi penyimak yang sudah bosan atau jenuh terhadap
bahan simakan yang mungkin terlalu panjang atau terlalu monoton sehingga
penyimak menjadi bosan, kemudian enggan untuk melanjutkan simakan.
4. Sikap tidak sopan, yaitu sikap dan kesopanan sangat mempengaruhi proses
menyimak, jika kita menyimak dengan sikap yang sopan maka kita akan nyaman
dalam menyimak, begitu pula jika pembicara menyampaikan pembicaraan dengan
sikap yang sopan kita akan menganggap baik kepada pembicara dan kita akan lebih
mudah melakukan simakan.
Faktor Sikap Banyak faktor sikap yang mempengaruhi kegiatan menyimak yaitu sebagai
berikut:
a. Pokok-pokok pembicaraan yang kita setujui cenderung akan kita simak secara
seksama dan penuh perhatian,
b. Pembicara harus memilih topik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi yang disenangi
oleh para penyimak,
c. Pembicara harus memahami sikap penyimak karena merupakan modal penting bagi
pembicara untuk menarik minat
Faktor Motivasi Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan
menyimak, berikut faktor motivasi yang menentukan tersebut:
a. Memiliki motivasi yang kuat dalam mengerjakan sesuatu terutama menyimak,
b. Melibatkan system penilaian kita sendiri sehingga kita dapat memperoleh sesuatu
yang berharga dari isi pembicaraan itu dengan sendirinya kita akan bersemangat
untuk menyimaknya,
c. Penyimak mengajukan pertanyaan “Apa dan apalagi yang dapat saya petik dari
ceramah sang pakar ini?” karena pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang tepat
dan sahih, Penyimak tidak yakin akan memperoleh sesuatu yang berharga dan
berguna dari pembicaraan,
d. Penyimak harus percaya bahwa penyimak mempunyai sifat kooperatif tenggang hati,
dan analitis sehingga kita menjadi penyimak yang baik dan unggul.
Di dalam ruangan guru harus dapat mengatur dan menata letak meja dan kursi sedemikian
rupa sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menyimak dan disimak.
2) Lingkungan Sosial Guru menciptakan suasana yang mendorong anak-anak untuk
mengalami, mengekspresikan, serta mengevaluasi ide-ide memang penting sekali diterapkan
kalau keterampilan berkomunikasi dan seni berbahasa dikembangkan dan berkembang, jadi
nyatalah suasana saat guru merencanakan pengalaman- pengalaman yang memungkinkan
anak-anak dapat memanfaatkan situasi ruangan kelas untuk meningkatkan keterampilan
berkomunikasi mereka memang sesuai dan sejalan dalam perencanaan kurikulum secara
keseluruhan.
Selain itu lingkungan fisik yang juga menentukan dalam menyimak, yaitu:
a. Ruangan yang terlalu panas, lembab ataupun terlalu dingin,
b. Suara atau bunyi bising yang menganggu dari jalan dan ruangan sebelah,
c. Para hadirin yang bergerak atau berjalan kian kemari seenaknya sehingga
mengganggu orang yang sedang menyimak,
d. Siswa yang membawa atau memegang benda yang berisik dan mengganggu, seperti
kelereng di dalam saku, handphone yang berbunyi, dan lain-lain.
Faktor Psikologis Selain faktor fisik, faktor yang melibatkan sikap-sikap dan sifat- sifat
pribadi atau faktor psikologis juga mempengaruhi dalam kegiatan menyimak.
Faktor psikologis yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan
alasan
2. Keegosentrisan (mementingkan diri sendiri), yaitu sikap penyimak yang hanya
mementingkan diri sendiri sehingga pembicara dan apa yang disampaikan oleh
pembicara tidak di tanggapi dengan serius. Yaitu keterbatasan pandangan atau
wawasan penyimak terhadap bahan simakan yang menimbulkan salah makna atau
salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara.
3. Bosan dan jenuh, yaitu kondisi penyimak yang sudah bosan atau jenuh terhadap
bahan simakan yang mungkin terlalu panjang atau terlalu monoton sehingga
penyimak menjadi bosan, kemudian enggan untuk melanjutkan simakan.
4. Sikap tidak sopan, yaitu sikap dan kesopanan sangat mempengaruhi proses
menyimak, jika kita menyimak dengan sikap yang sopan maka kita akan nyaman
dalam menyimak, begitu pula jika pembicara menyampaikan pembicaraan dengan
sikap yang sopan kita akan menganggap baik kepada pembicara dan kita akan lebih
mudah melakukan simakan.
Faktor Pengalaman
Sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan serta pengalaman kita
sendiri, maka dari itu pengalaman dari seorang pendidik sangat menentukan dalam
menyimak, seperti:
a. Pertumbuhan dan perkembangan sikap mempengaruhi minat menyimak, yaitu jika
kita mempunyai minat terhadap sesuatu dan saat menyimak membahas tentang minat
yang kita gemari maka kita akan merasa senang untuk menyimaknya, misal hobby
atau minat terhadap sesuatu,
b. Sikap-sikap yang antagonistik, sikap-sikap yang menentang, serta bermusuhan timbul
dari pengalaman yang tidak menyenangkan,
c. Kosa-kata juga turut mempengaruhi kualitas menyimak,
d. Makna yang dipancarkan oleh kata-kata asing cenderung mengurangi serta
menyingkirkan perhatian para siswa, karena ide-
Faktor Sikap
Banyak faktor sikap yang mempengaruhi kegiatan menyimak yaitu sebagai berikut:
a. Pokok-pokok pembicaraan yang kita setujui cenderung akan kita simak secara
seksama dan penuh perhatian,
b. Pembicara harus memilih topik
Faktor Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan menyimak,
berikut faktor motivasi yang menentukan tersebut:
a. Memiliki motivasi yang kuat dalam mengerjakan sesuatu terutama menyimak,
b. Melibatkan system penilaian kita sendiri sehingga kita dapat memperoleh sesuatu
yang berharga dari isi pembicaraan itu dengan sendirinya kita akan bersemangat
untuk menyimaknya,
c. Penyimak mengajukan pertanyaan “Apa dan apalagi yang dapat saya petik dari
ceramah sang pakar ini?” karena pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang tepat
dan sahih.
d. Penyimak tidak yakin akan memperoleh sesuatu yang berharga dan berguna dari
pembicaraan,
e. Penyimak harus percaya bahwa penyimak mempunyai sifat kooperatif tenggang hati,
dan analitis sehingga kita menjadi penyimak yang baik dan unggul.
Menyimak dengan Kritis Yang dimaksudkan dengan menyimak kritis ialah aktivitas
menyimak yang para penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang
disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada dasarnya
penyimak kritis memiliki ciri-ciri:
a. Dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan pengetahuan dan
pengalamannya,
b. Dapat menyusun bahan yang telah disimak dengan baik (reproduksi),
c. Dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah disampaikan pembicara.
Membuat Catatan Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti
dengan kegiatan mencatat.
1. Catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan
menimbulkan keraguan,
2. Catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah penyimak membaca
ulang,
3. Catatan perlu direviu secara periodik.
Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar dapat menilai
apa-apa yang disimak (baikburuk, indah-jelek, logis tak logis dan lain-lain) Menyimak untuk
mengapreasiasikan materi simakan. Orang menyimak agar dapat menikmati serta menghargai
apa-apa yang dinikmati itu (misalnya pembacaan cerita, pembacaanpuisi, musik dan lagu,
dialog, diskusi panel, perdebatan)
Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide sendiri. Banyak contoh dan ide yang
dapat diperoleh dari sang pembicara dan semua merupakan bahan yang penting dalam
menujang. Orang menyimak dengan maksud agar dapat membedakan bunyi bunyi dengan
tepat, dimana bunyi yang membedakan arti, mana bunyi yang tidak membedakan arti, biasa
hanya terlihat seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran
pembicara asli (native speaker).
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan menyimak yaitu untuk
menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, atau gagasan yang tersirat dalam bahan
simakan dan jika seseorang menyimak, terngantung pada kebutuhan orang tersebut dalam
mencari suatu informasi dari bahan simakan.
Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan
timbulnya komunikasi dalam menyimak. Unsur-unsur dasar menyimak ialah:
a. Pembicara yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan
pesan yang berupa informasi yang dibutuhkan oeh penyimak.
b. Penyimak Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan
baik.
Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak
dengan intensif. Kamidjan (2001: 6) menyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak
yang memiliki dua sikap, yaitu sikap bjektif dan sikap kooperatif.
Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu
tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam
komunikasi. Dalam menyimak harus ada pembicara yakni orang yang menyampaikan pesan
yang berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak, tanpa ada pembicara menyimak tidak
akan berjalan. Selain pembicara dalam unsur menyimak ada penyimak yaitu orang yang
mendengarkan pembicara yang menyampaikan pesan yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas.
Unsur yang terpenting dalam menyimak yaitu bahan simakan yang disampaikan
pembicara kepada penyimak sedangkan bahan simakan yang digunakan yaitu bahasa yang
sederhana yang dapat dimengerti oleh penyimak.
B. Tujuan Menyimak Puisi
Kegiatan menyimak mengandung beberapa aspek tujuan yang harus diperhatikan,
yaitu pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap isi atau pesan yang diucapkan oleh
penutur. Dengan demikian, penyimak harus dapat benar-benar memahami isi atau pesan yang
diucapkan oleh penutur dan mampu mengapresiasi isi yang diucapkan oleh penutur. Dalam
kaitannya dengan tujuan menyimak puisi, penyimak harus dapat memahami puisi yang
diucapkan oleh penutur dan mampu mengapresiasi isi atau pesan yang ada pada puisi
tersebut. Bentuk apresiasi penyimak dalam menyimak puisi adalah dengan
memperhatikannada, suasana, irama, pilihan kata, dan pesan yang berkaitan dengan cara
pembacaan dan isi puisi.
Mengemukakan Hal Menarik dalam Puisi dengan Alasan yang Logis Untuk dapat
mengemukakan hal yang menarik dalam puisi yang di perdengarkan, maka dapat dilakukan
beberapa kegiatan yang menyenangkan, seperti:
(a) mendengarkan pembacaan puisi,
(b) bermain menirukan, dan
(c) menghafal puisi
Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah secara mutlak tentang tema suatu
karya sastra, asalkan dapat dipertanggungjawabkan dengan kata, baris, hait, tipologi, dan
makna yang ada dalam puisi.
Pemilihan cerpen sebagai bahan untuk tes kemampuan menyimak hendaknya juga
mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:
a. Tingkat Kesulitan Cerpen Tingkat kesulitan cerpen ditinjau dari faktor kosa kata dan
struktur yang digunakan.
b. Cerpen yang baik untuk digunakan dalam tes kemampuan menyimak adalah cerpen yang
tidak terlalu sulit atau sebaliknya terlalu mudah. Jika isi atau cakupan cerpen itu sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa atau sesuai dengan bidang yang dipelajari, hal itu akan
mempermudah cerpen yang bersangkutan.
c. Jenis Cerpen Cerpen yang digunakan untuk tes kemampuan menyimak cerpen perlu
dibatasi panjang cerpen yang akan diujikan, yang paling penting adalah dari segi validitas tes
itu terpenuhi.
Bab 5: Hakekat Berbicara
Hakikat berbicara secara umum dapat diartikan sebagai suatu penyampaian maksud
seperti ide, pikiran, dan isi hati seseorang kepada orang lain dengan menggunakan Bahasa
lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain (Depdikbud,1984/1985:7).
Hakikat berbicara juga dapat dikatakan sebagai penyampaian ide, pikiran, dan isi hati
seseorang kepada orang lain dengan lisan agar dapat dengan mudah dipahami oleh
pendengar.
D. Fungsi Berbicara
Berbicara merupakan suatu tindakan pembicara mengemukakan atau
menginformasikan sesuatu, pembicara melakukan sesuatu sebagai akibat mengemukakan
sesuatu, dan pembicara mengemukakan sesuatu sehingga pendengar melakukan sesuatu.
Berikut adalah fungsi dari berbicara:
(1) mengatur dan mengkondisikan tentang sesuatu hal,
(2) menyampaikan pertanyaan-pertanyaan, fakta, opini dan peristiwa,
(3)menumbuhkan, memeliharra suatu hubungan, dan
(4) menggambarkan sesuatu atau benda tertentu melalui kosa kata
Contohnya adalah seorang siswa yang bertanya kepada gurunya tentang yang apa
yang mereka belum pahami dari apa yang telah dijelaskan oleh guru tersebut.
Berdasarkan uraian diatas dapat kita simpulkan jika hal utama yang hendaknya
dikuasai oleh pembicara adalah kemampuan berbicara di depan umum dan juga pengalaman.
Berdasarkan jenis pembicara berdasarkan jumlah pendengar tersebut hendaknya seorang
pembicara bisa menguasai situasi, terutama jika sedang berbicara di depan kelompok besar,
agar pendengar dapat terfokus kepada apa yang kita bicarakan, dan tidak merasa bosan
dengan isi pembicaraan yang kita sedang kita sampaikan
Penempatan Tekanan, Nada dan Durasi yang Sesuai Kesesuaian tekanan, nada dan
durasi yang tepat akan menjadi daya tarik tersendiri pada saat berbicara, dan tidak jarang hal
ini menjadi salah satu faktor penentu dalam memengaruhi gaya berbicara, dan memicu
konsentrasi pendengar. Pendengar akan mudah memahami jika kata-kata yang digunakan
pembicara merupakan kata-kata yang familiar misalnya, kata-kata populer akan lebih efektif
daripada kata-kata yang terlalu baku (puitis), dan yang berasal dari bahasa asing. Pertautan
kalimat terlihat dari sesuai atau tidaknya unsur-unsur kalimat yang digunakan dalam sebuah
kalimat, dimana setiap unsur kalimat harus membentuk kalimat yang jelas dan logis.
Berikut adalah beberapa faktor nonkebahasaan yang dapat menunjang keefektifan berbicara:
a. Sikap Pembicara Seorang pembicara dituntut memiliki sikap yang positif, tenang, dan juga
bersemangat pada saat berbicara.
b. Gerak-gerik dan Mimik yang Tepat Pada saat berbicara hendaknya seorang pembicara
menggunakan gerak tubuh ataupun mimik wajah yang tepat (sesuai dengan makna yang
hendak disampaikan) dan tidak berlebihan, karena gerak-gerik dan mimik yang berlebihan
dapat mengganggu keefektifan berbicara, sehingga informasi yang disampaikan sulit
dipahami oleh pendengar.
Kelancaran disini tidak berarti seorang pembicara harus berbicara dengan cepat dan terus
menerus tidak berjeda sehingga membuat pendengar sulit memahami apa yang disampaikan.
Seorang pembicara yang baik hendaknya memiliki penalaran yang baik dalam menata
gagasannya, sehingga pendengar dapat dengan mudah memahami dan menyimpulkan apa
yang disampaikan.
Para pendengar tidak hanya semata-mata mendengarkan apa yang dibicarakan oleh
pembicara, mereka juga memerhatikan penampilan pembicara, dan bagaimana pembicara
tersebut menyampaikan ide atau gagasannya.
Pada prasyarat organis terdiri atas tiga hal, antara lain:
a. Pengaturan Napas “Salam sejahtera bagi kita semua yang hadir di ruangan ini dalam
acara ... (terengah-engah) “Gita Remaja” dalam keadaan berbahagia” Pada ilustrasi diatas
dapat kita ketahui bahwa pembicara tersebut tidak menguasai teknik pernapasan karena
terengah-engah ketika membuka acara.
Oleh karena itu, seorang pendengar harus bisa mengatur suara pada saat berbicara, berikut
ciri-ciri suara antara lain:
1) Tinggi rendah suara
2) Kualitas
3) Kecepatan laju suara
4) Volume suara Suara yang hendak dikeluarkan bisa diatur, dan pengaturan suara berkaitan
dengan ciri-ciri suara.
Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca, proses membaca terbagi
atas membaca nyaring dan membaca dalam hati.
Tarigan (2008: 23), membaca nyaring adalah suatu aktivitas yang merupakan alat bagi guru,
murid, atau pun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap
serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan pengarang. Lebih lanjut, dikatakan bahwa
membaca dalam hati dapat dibagi menjadi dua, yaitu
(1) membaca ekstensif dan
(2) membaca intensif.
Membaca ekstensif meliputi,
(1) membaca survai (survey reading),
(2) membaca sekilas (skimming), dan
(3) membaca dangkal (superficial reading)
Membaca telaah isi terbagi atas,
(1) membaca teliti,
(2) membaca pemahaman,
(3) membaca kritis, dan
(4) membaca ide
Jadi menurut penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa terdapat 2 jenis membaca, yaitu
membaca ekstensif yang merupakan membaca sebanyak mungkin teks bacaan dalam waktu
sesingkat mungkin, dan membaca intensif yang merupakan membaca telaah isi dan telaah
bahasa.
2.4 Teknik – Teknik Membaca Berikut ini adalah beberapa Teknik membaca, yaitu : Efisiensi
membaca akan lebih baik jika informasi yang dibutuhkan sudah ditentukan terlebih dahulu.
2.5 Fungsi Membaca Manfaat membaca buku dapat melatih otak untuk dapat berfikir lebih
kritis maupun menganalisis adanya masalah yang tersaji dalam apa yang kita baca.
Contoh: dengan membaca majalah dan Koran dapat kita peroleh berbagai informasi yang
sangat penting atau kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari.
2.7 pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan Pada bagian ini kita akan berlatih
bagaimana melaksanakan pembelajaran membaca permulaan dalam kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas dengan mengambil salah satu metode tertentu.Yang perlu kita
pahami adalah konsepkonsep pokok,langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan
yang berlandasan pada penggunaan metode membaca permulaan tertentu.
2. Buatlah suatu tahapan pertama sampai terakhir mengajar bahasa indonesia kelas
rendah.
Jawaban :
- Tahapan pertama yaitu menyimak kenapa demikian karena menyimak menduduki
tahap tertinggi dalam pembelajaran. Aktivitas menyimak selalu diawali dengan
mendengarkan bunyi bahasa baik secara langsung atau melalui sumber lain. Bunyi
bhasa yang di tangkep oleh telinga diidentifikasi bunyinya, dikelompokkan menjadi
suku kata-kata, frasa, dan klausa, kalimat dan wacana. Jika kemampuan menyimak
baik maka siswa dapat menyimpulkan apa yang di dengar, baca, dan dapat
memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.
- Tahap kedua yaitu berbicara setelah menyimak siswa harus bisa menerapkan
keterampilan berbicara merupakan suatu proses berbahasa lisan untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaan, merefleksikan pengalaman dan berbagai
informasi.
Cara mengajar berbicara di kelas dasar
a. guru- guru kelas rendah dalam pembelajaran keterampilan berbicara dapat
menggunakan media peraga, memberikan gambar atau foto meminta siswa
mengutarakan isi gambar atau foto tersebut.
- Tahap ketiga membaca merupakan kegiatan memahami teks bacaan dengan tujuan
untuk memperoleh informasi dari teks yang kita baca.Pada saat membaca, biasanya
dalam teks bacaan yang kita baca terkandung makna yang tersirat (makna yang
tersembunyi) dan tersurat (makna yang tertulis).
Cara mengajar membaca di kelas dasar yaitu :
a. Teknik eja dalah membaca yang memulai dari mengeja huruf demi huruf. Teknik ini
digunakan pada saat guru mulai memperkenalkan dengan lambang-lambang huruf
terdiri dari guruf atau abjad A sampai Z dan pengenalan bunyi hruf atau fonem.
b. guru mengajarkan siswa cara melafalkan huruf.
c. Guru mengajarkan kepada siswa membaca dan menulis dengan menampilkan kata-
kata pendek di papan tulis.
d. Guru meminta siswa membaca menyaring atau membaca kalimat utuh.
- Tahap keempat menulis merupakan kesanggupan, kecakapan dan seluruh daya dan
upaya dalam keiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan.
Kemampuan menulis dapat diperoleh melalui latihan dan bimbingan yang intensif dan
kemampuan menulis sangat kompleks karena dalam kegiatan menulis semua
komponen yang berhubungan tulisan dituntut.
Cara mengajarkan menulis di kelas dasar yaitu:
a. Guru membuat garis putus-putus kemudian siswa menebali garis tersebut.
b. Guru memberikan contoh huruf kemudia siswa menulis kembali huruf yang sudah
dicontohkan.
3. Jelaskan alasan menngapa tahapan itu anda pilih alasna itu harus di barengi dengan
teori-teori dari bab 1 sampai bab 7 di makalah
Jawaban
Dalam meningkatkan keterampilan bahasa siswa kelas dasar sebelumnya harus
mempelajari keterampiln menyimak,keterampilan berbicara, keterampilan membaca,
dan keterampilan menulis terlebih dahulu, karena empat ketrampilan tersebut saling
berhubungan. Adapun pada teori menyatakan bahwa ketidaklancaran dalam
menguasai kemampuan berbahasa lisa ( menyimak dan berbicara) akan menyebabkan
ketidaklancaran dalam menguasai kemampuan berbahasa tulis ( membaca dan
menulis), sehingga apabila terdapat kesulitan pada salah satu keterampilan berbahasa
dan kesulitan tersebut dibiarkan, maka akan memberikan dampak negatif pada
keterampilan berbahasa lainnya.