Anda di halaman 1dari 16

Nama : Mita May Rosa;ita

Kelas : ESD
NIM : 20200810200145
Mata Kuliah : Keterampilan Berbahasa Indonesia

1. Buatlah rangkuman dari bab 1 sampai bab 7 makalah yang telah di buat

Bab 1 : Hakikat Menyimak


Keterampilan menyimak yaitu proses psikomotorik untuk menerima gelombang suara
melalui telinga dan mengirimkan impuls ke otak. Proses tersebut merupakan suatu permulaan
dari suatu proses interaktif ketika otak bereaksi terhadap impuls untuk mengirimkan sejumlah
mekaninsme kognitif dan afektif yang berbeda. Meningkatkan keterampilan menyimak
berarti pula dapat membantu meningkatkan kualitas berbicara individu. Kegiatan menyimak
dapat dijadikan sebagai sarana belajar untuk mendapatkan pengetahuan dari hasil yang
didengar dan sebagai sarana keterampilan berkomunikasi untuk mengungkapkan ide atau
gagasan kepada orang lain dengan lancar dan tepat.

Tujuan menyimak
 Memahami makna denotatif kata.
 Mendengarkan untuk mencatat gagasan utama.
 Mendengarkan mencatat rincian-rincian penting.
 Memperoleh pengetahuan secara langsung yang di paparkan oleh guru.

Fungsi menyimak
 Memperoleh informaasi yang berkaitan dengan profesi.
 Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif.
 Memacu kita dapat lebih kreatif.

Bab 2 : A. Ragam menyimak


Pada menyimak ekstensif, menyimak memahami isi simakan secara sepintas saja,
misalnya menyimak soal, menyimak sekunder, menyimak estetik dan menyimak pasif.
Menyimak intensif ini meliputi:
a. menyimak interogatif,
b. menyimak selektif dan menyimak kritis.
Mungkin juga penyimak dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, secara kreatif dan
analitis setelah yang bersangkutan mendapat informasi dari menyimak sesuatu.
Berdasarkan uraian di atas , maka dapat disimpulkan bahwa membedakan aktivitas
menyimak berdasar cara penyimakan dibagi menjadi dua, yaitu :
a) menyimak ekstensif, dan
b) menyimak intensif.
Dalam kegiatan menyimak terjadi ketika siswa mendengarkan cerita yang disampaikan oleh
guru dan siswa harus memahami cerita yang disampaikan oleh guru.
Tahap – tahap Menyimak
Dalam kegiatan menyimak ada tahapan yang harus dilakukan oleh penyimak agar penyimak
benar-benar memahami informasi yang disimaknya.
( Tarigan 1991: 32), tahapan menyimak adalah:
1. tahap mendengar,
2. tahap memahami,
3. tahap menginterpretasi,
4. tahap mengevaluasi,
5. tahap menanggapi
Menurut Tarigan (2008: 63), ada 5 tahapan dalam menyimak agar kita dapat
memahami isi simakan, yaitu:
1) Mendengarkan artinya dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya.
2) Memahami artinya setelah kita mendengar, maka ada keinginan untuk mengerti
atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh
pembicara.
3) Menginterpretasi artinya seorang penyimak belum puas kalau hanya
mendengar dan memahami isi ujaran pembicara, dia ingin menafsirkan atau
menginterpretasikan isi pembicaraan yang didengarnya.
4) Mengevaluasi artinya pada tahap ini penyimak mulai menilai atau
mengevaluasi pendapat pembicara.
5) Menanggapi artinya penyimak menyerap serta menerima gagasan atau ide yang
dibicarakan oleh pembicara.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak


Faktor-faktor yang mempengaruhi proses menyimak dapat disimpulkan menjadi delapan,
(Hermawan, 2012) yaitu :
a) Faktor Fisik Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut
menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak. Selain itu lingkungan
fisik yang juga menentukan dalam menyimak, yaitu:
a. Ruangan yang terlalu panas, lembab ataupun terlalu dingin,
b. Suara atau bunyi bising yang menganggu dari jalan dan ruangan sebelah,
c. Para hadirin yang bergerak atau berjalan kian kemari seenaknya sehingga
mengganggu orang yang sedang menyimak,
d. Siswa yang membawa atau memegang benda yang berisik dan mengganggu, seperti
kelereng di dalam saku, handphone yang berbunyi, dan lain-lain.

Faktor Psikologis Selain faktor fisik, faktor yang melibatkan sikap-sikap dan sifat-
sifat pribadi atau faktor psikologis juga mempengaruhi dalam kegiatan menyimak. Faktor
psikologis yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan
alasan
2. Keegosentrisan (mementingkan diri sendiri), yaitu sikap penyimak yang hanya
mementingkan diri sendiri sehingga pembicara dan apa yang disampaikan oleh
pembicara tidak di tanggapi dengan serius.
3. Bosan dan jenuh, yaitu kondisi penyimak yang sudah bosan atau jenuh terhadap
bahan simakan yang mungkin terlalu panjang atau terlalu monoton sehingga
penyimak menjadi bosan, kemudian enggan untuk melanjutkan simakan.
4. Sikap tidak sopan, yaitu sikap dan kesopanan sangat mempengaruhi proses
menyimak, jika kita menyimak dengan sikap yang sopan maka kita akan nyaman
dalam menyimak, begitu pula jika pembicara menyampaikan pembicaraan dengan
sikap yang sopan kita akan menganggap baik kepada pembicara dan kita akan lebih
mudah melakukan simakan.

Faktor Pengalaman Sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan serta


pengalaman kita sendiri, maka dari itu pengalaman dari seorang pendidik sangat menentukan
dalam menyimak, seperti:
a. Pertumbuhan dan perkembangan sikap mempengaruhi minat menyimak, yaitu jika
kita mempunyai minat terhadap sesuatu dan saat menyimak membahas tentang minat
yang kita gemari maka kita akan merasa senang untuk menyimaknya,

Faktor Sikap Banyak faktor sikap yang mempengaruhi kegiatan menyimak yaitu sebagai
berikut:
a. Pokok-pokok pembicaraan yang kita setujui cenderung akan kita simak secara
seksama dan penuh perhatian,
b. Pembicara harus memilih topik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi yang disenangi
oleh para penyimak,
c. Pembicara harus memahami sikap penyimak karena merupakan modal penting bagi
pembicara untuk menarik minat

Faktor Motivasi Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan
menyimak, berikut faktor motivasi yang menentukan tersebut:
a. Memiliki motivasi yang kuat dalam mengerjakan sesuatu terutama menyimak,
b. Melibatkan system penilaian kita sendiri sehingga kita dapat memperoleh sesuatu
yang berharga dari isi pembicaraan itu dengan sendirinya kita akan bersemangat
untuk menyimaknya,
c. Penyimak mengajukan pertanyaan “Apa dan apalagi yang dapat saya petik dari
ceramah sang pakar ini?” karena pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang tepat
dan sahih, Penyimak tidak yakin akan memperoleh sesuatu yang berharga dan
berguna dari pembicaraan,
d. Penyimak harus percaya bahwa penyimak mempunyai sifat kooperatif tenggang hati,
dan analitis sehingga kita menjadi penyimak yang baik dan unggul.

Di dalam ruangan guru harus dapat mengatur dan menata letak meja dan kursi sedemikian
rupa sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menyimak dan disimak.
2) Lingkungan Sosial Guru menciptakan suasana yang mendorong anak-anak untuk
mengalami, mengekspresikan, serta mengevaluasi ide-ide memang penting sekali diterapkan
kalau keterampilan berkomunikasi dan seni berbahasa dikembangkan dan berkembang, jadi
nyatalah suasana saat guru merencanakan pengalaman- pengalaman yang memungkinkan
anak-anak dapat memanfaatkan situasi ruangan kelas untuk meningkatkan keterampilan
berkomunikasi mereka memang sesuai dan sejalan dalam perencanaan kurikulum secara
keseluruhan.

Bab 3 : Menyimak Efektif


Menyimak efektif adalah menyimak secara objektif dan memahami pesan yang
disampaikan oleh lawan komunikasinya. Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang
mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi
atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. Ada orang yang sukar sekali mendengar,
dalam keadaan yang serupa itu, dia mungkin saja terganggu serta dibingungkan oleh upaya
yang dilakukannya untuk mendengar, atau dia mungkin kehilangan ide-ide pokok seluruhnya.

Selain itu lingkungan fisik yang juga menentukan dalam menyimak, yaitu:
a. Ruangan yang terlalu panas, lembab ataupun terlalu dingin,
b. Suara atau bunyi bising yang menganggu dari jalan dan ruangan sebelah,
c. Para hadirin yang bergerak atau berjalan kian kemari seenaknya sehingga
mengganggu orang yang sedang menyimak,
d. Siswa yang membawa atau memegang benda yang berisik dan mengganggu, seperti
kelereng di dalam saku, handphone yang berbunyi, dan lain-lain.

Faktor Psikologis Selain faktor fisik, faktor yang melibatkan sikap-sikap dan sifat- sifat
pribadi atau faktor psikologis juga mempengaruhi dalam kegiatan menyimak.
Faktor psikologis yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan
alasan
2. Keegosentrisan (mementingkan diri sendiri), yaitu sikap penyimak yang hanya
mementingkan diri sendiri sehingga pembicara dan apa yang disampaikan oleh
pembicara tidak di tanggapi dengan serius. Yaitu keterbatasan pandangan atau
wawasan penyimak terhadap bahan simakan yang menimbulkan salah makna atau
salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara.
3. Bosan dan jenuh, yaitu kondisi penyimak yang sudah bosan atau jenuh terhadap
bahan simakan yang mungkin terlalu panjang atau terlalu monoton sehingga
penyimak menjadi bosan, kemudian enggan untuk melanjutkan simakan.
4. Sikap tidak sopan, yaitu sikap dan kesopanan sangat mempengaruhi proses
menyimak, jika kita menyimak dengan sikap yang sopan maka kita akan nyaman
dalam menyimak, begitu pula jika pembicara menyampaikan pembicaraan dengan
sikap yang sopan kita akan menganggap baik kepada pembicara dan kita akan lebih
mudah melakukan simakan.
Faktor Pengalaman
Sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan serta pengalaman kita
sendiri, maka dari itu pengalaman dari seorang pendidik sangat menentukan dalam
menyimak, seperti:
a. Pertumbuhan dan perkembangan sikap mempengaruhi minat menyimak, yaitu jika
kita mempunyai minat terhadap sesuatu dan saat menyimak membahas tentang minat
yang kita gemari maka kita akan merasa senang untuk menyimaknya, misal hobby
atau minat terhadap sesuatu,
b. Sikap-sikap yang antagonistik, sikap-sikap yang menentang, serta bermusuhan timbul
dari pengalaman yang tidak menyenangkan,
c. Kosa-kata juga turut mempengaruhi kualitas menyimak,
d. Makna yang dipancarkan oleh kata-kata asing cenderung mengurangi serta
menyingkirkan perhatian para siswa, karena ide-

Faktor Sikap
Banyak faktor sikap yang mempengaruhi kegiatan menyimak yaitu sebagai berikut:
a. Pokok-pokok pembicaraan yang kita setujui cenderung akan kita simak secara
seksama dan penuh perhatian,
b. Pembicara harus memilih topik

Faktor Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan menyimak,
berikut faktor motivasi yang menentukan tersebut:
a. Memiliki motivasi yang kuat dalam mengerjakan sesuatu terutama menyimak,
b. Melibatkan system penilaian kita sendiri sehingga kita dapat memperoleh sesuatu
yang berharga dari isi pembicaraan itu dengan sendirinya kita akan bersemangat
untuk menyimaknya,
c. Penyimak mengajukan pertanyaan “Apa dan apalagi yang dapat saya petik dari
ceramah sang pakar ini?” karena pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang tepat
dan sahih.
d. Penyimak tidak yakin akan memperoleh sesuatu yang berharga dan berguna dari
pembicaraan,
e. Penyimak harus percaya bahwa penyimak mempunyai sifat kooperatif tenggang hati,
dan analitis sehingga kita menjadi penyimak yang baik dan unggul.

Kemampuan menyimak meningkat melalui pemusatan perhatian pada makna dan


upaya mempelajari bahan yang penting dan baru dalam bahasa sasaran.
1. Penyimak harus menyimak secara menyeluruh.Artinya penyimak harus menyimak
materi secara utuh dan padu.
2. Penyimak yang baik harus selektif, Yaitu memilih bagian yang penting dari bahan
simakan.
3. Penyimak tidak mudah terganggu .Yaitu penyimak harus focus terhadap bahan
simakan dan tidak mudah terpengaruh oleh gangguan-gangguan dari luar seperti
suara-suara dan sebagainya.
4. Siap fisik dan mental.Yaitu penyimak benar-benar menyiapkan diri untuk menyimak,
misalnya menjaga kondisi badan yang sehat, tidak lelah, mental stabil, dan pikiran
jernih.

Menyimak dengan Berkonsentrasi Yang dimaksud dengan menyimak berkonsentrasi


ialah memusatkan pikiran perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan
pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan
pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang
berasal dari dirinya sendiri ataupun yang berasal dari luar. Pakaian pembicara, Pembicara
yang memakai pakaian yang berlebihan akan mengganggu konsentrasi penyimak.

Menyimak dengan Kritis Yang dimaksudkan dengan menyimak kritis ialah aktivitas
menyimak yang para penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang
disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada dasarnya
penyimak kritis memiliki ciri-ciri:
a. Dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan pengetahuan dan
pengalamannya,
b. Dapat menyusun bahan yang telah disimak dengan baik (reproduksi),
c. Dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah disampaikan pembicara.

Membuat Catatan Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti
dengan kegiatan mencatat.
1. Catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan
menimbulkan keraguan,
2. Catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah penyimak membaca
ulang,
3. Catatan perlu direviu secara periodik.

Bab 4 : Menyimak Sastra


Menyimak didefinisikan oleh Tarigan (1987:28) sebagai suatu proses, yaitu
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Bunyi bahasa yang diterima lalu diinterpretasikan, ditelaah, dinilai kebenarannya,


kemudian diambil keputusan untuk menerima atau menolaknya (Sabarti, dalam Sutari, 1997:
17).2 Jadi, dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan
baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan memahami
isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya atau diperdengarkan atau

Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar dapat menilai
apa-apa yang disimak (baikburuk, indah-jelek, logis tak logis dan lain-lain) Menyimak untuk
mengapreasiasikan materi simakan. Orang menyimak agar dapat menikmati serta menghargai
apa-apa yang dinikmati itu (misalnya pembacaan cerita, pembacaanpuisi, musik dan lagu,
dialog, diskusi panel, perdebatan)
Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide sendiri. Banyak contoh dan ide yang
dapat diperoleh dari sang pembicara dan semua merupakan bahan yang penting dalam
menujang. Orang menyimak dengan maksud agar dapat membedakan bunyi bunyi dengan
tepat, dimana bunyi yang membedakan arti, mana bunyi yang tidak membedakan arti, biasa
hanya terlihat seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran
pembicara asli (native speaker).

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan menyimak yaitu untuk
menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, atau gagasan yang tersirat dalam bahan
simakan dan jika seseorang menyimak, terngantung pada kebutuhan orang tersebut dalam
mencari suatu informasi dari bahan simakan.

Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan
timbulnya komunikasi dalam menyimak. Unsur-unsur dasar menyimak ialah:
a. Pembicara yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan
pesan yang berupa informasi yang dibutuhkan oeh penyimak.
b. Penyimak Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan
baik.

Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak
dengan intensif. Kamidjan (2001: 6) menyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak
yang memiliki dua sikap, yaitu sikap bjektif dan sikap kooperatif.

Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu
tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam
komunikasi. Dalam menyimak harus ada pembicara yakni orang yang menyampaikan pesan
yang berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak, tanpa ada pembicara menyimak tidak
akan berjalan. Selain pembicara dalam unsur menyimak ada penyimak yaitu orang yang
mendengarkan pembicara yang menyampaikan pesan yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas.

Unsur yang terpenting dalam menyimak yaitu bahan simakan yang disampaikan
pembicara kepada penyimak sedangkan bahan simakan yang digunakan yaitu bahasa yang
sederhana yang dapat dimengerti oleh penyimak.
B. Tujuan Menyimak Puisi
Kegiatan menyimak mengandung beberapa aspek tujuan yang harus diperhatikan,
yaitu pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap isi atau pesan yang diucapkan oleh
penutur. Dengan demikian, penyimak harus dapat benar-benar memahami isi atau pesan yang
diucapkan oleh penutur dan mampu mengapresiasi isi yang diucapkan oleh penutur. Dalam
kaitannya dengan tujuan menyimak puisi, penyimak harus dapat memahami puisi yang
diucapkan oleh penutur dan mampu mengapresiasi isi atau pesan yang ada pada puisi
tersebut. Bentuk apresiasi penyimak dalam menyimak puisi adalah dengan
memperhatikannada, suasana, irama, pilihan kata, dan pesan yang berkaitan dengan cara
pembacaan dan isi puisi.

Siswa dapat berdiskusi untuk menentukan


a) Tema Puisi
b) Menunjukan relevansi tema dengan situasi sekarang
c) Mengemukakan hal menarik dalam puisi yang diperdengarkan dengan alasan yang logis
d) Menyimpulkan pesan puisi dalam bentuk ungkapan.

Siswa berdiskusi untuk menentukan:


a) Tema puisi
b) Menunjukkan relevansi tema dengan situasi sekarang
c) Mengemukakan hal menarik dalam puisi yang diperdengarkan dengan alasan logis
d) Menyimpulkan pesan puisi dalam bentuk ungkapan

Mengemukakan Hal Menarik dalam Puisi dengan Alasan yang Logis Untuk dapat
mengemukakan hal yang menarik dalam puisi yang di perdengarkan, maka dapat dilakukan
beberapa kegiatan yang menyenangkan, seperti:
(a) mendengarkan pembacaan puisi,
(b) bermain menirukan, dan
(c) menghafal puisi

Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah secara mutlak tentang tema suatu
karya sastra, asalkan dapat dipertanggungjawabkan dengan kata, baris, hait, tipologi, dan
makna yang ada dalam puisi.

A. Pengertian Menyimak Dongeng


Menyimak dongeng adalah kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dilakukan
dengan sengaja, penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi dan interprestasi untuk
memperoleh pesan, informasi, memahami makna komunikasi, dan merespon yang
terkandung dalam karya prosa lama yang ceritanya berisi tentang hal-hal atau peristiwa yang
tidak pernah benar- benar terjadi yang bertujuan sebagai sarana hiburan dan pembelajaran
moral. Suku bangsa yang berkembang cepat mempunyai dongeng yang dapat menimbulkan
semangat dan etos kerja yang baik.
Berikut ini dapat diperhatikan contoh penerapan dan salah satu model mendengarkan
dan mereleksikan pembacaan dongeng.
Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut. Hal yang Menarik
dalam Dongeng Untuk dapat mengemukakan hal yang menarik dalam dongeng yang di
perdengarkan, maka dapat dilakukan beberapa kegiatan yang menyenangkan, seperti :
a) Mendengarkan dongeng
b) Membuat pertanyaan tentang dongeng
c) Menjawab pertanyaan
d) Menirukan tingkah laku atau dialog tokoh dongeng.
Dapat juga, rasa keindahan hadir pada saat mendengarkan peribahasa dan ungkapan indah
yang ada dalam dongeng, Lebih jauh lagi, keindahan itu timbul karena isi dongeng itu yang
memang benar dan indah.

C. Pengertian Menyimak Cerpen


Menyimak cerpen adalah kegiatan mendengarkan cerita pendek dengan penuh
perhatian disertai pemahaman, apresiasi, dan interpretasi untuk memperoleh pesan dan
informasi serta menanggapi hal yang terkandung di dalam cerpen yang telah disimak dan
diharapkan memperoleh inspirasi yang dapat melahirkan inspirasinya. Dalam menyimak
cerpen, Siswa diminta memperhatikan pembacaan cerpen baik audio maupun visual berupa
ekspresi dari pembaca cerpen;
1. pemahaman, pada tahap ini berupaya mengetahui siapa dan apa yang dimaksudkan
oleh pembicara dengan cara mempelajari emosi-emosinya. Dalam menyimak cerpen,
pemahaman sangat penting untuk mengetahui isi cerpen yang disimaknya;
2. pengingatan, selama proses menyimak kita perlu mengingat berbagai pesan yang
disampaikan dalam bahan simakan. Dalam menyimak cerpen, siswa membutuhkan
konsentrasi penuh untuk mengingat apa yang disampaikan oleh pembaca cerpen
sehingga dapat dengan mudah dalam menentukan unsur intrinsik cerpen;
3. pengevaluasian, terdiri atas penilaian dan pengkritisian pesan;
4. penanggapan, tanggapan ini merupakan umpan balik yang menginformasikan bahwa
kita mengirim balik kepada pembicara bagaiman kita merasakan dan apa yang kita
pikirkan tentang pesan-pesan pembicara.

Pemilihan cerpen sebagai bahan untuk tes kemampuan menyimak hendaknya juga
mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:
a. Tingkat Kesulitan Cerpen Tingkat kesulitan cerpen ditinjau dari faktor kosa kata dan
struktur yang digunakan.
b. Cerpen yang baik untuk digunakan dalam tes kemampuan menyimak adalah cerpen yang
tidak terlalu sulit atau sebaliknya terlalu mudah. Jika isi atau cakupan cerpen itu sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa atau sesuai dengan bidang yang dipelajari, hal itu akan
mempermudah cerpen yang bersangkutan.
c. Jenis Cerpen Cerpen yang digunakan untuk tes kemampuan menyimak cerpen perlu
dibatasi panjang cerpen yang akan diujikan, yang paling penting adalah dari segi validitas tes
itu terpenuhi.
Bab 5: Hakekat Berbicara
Hakikat berbicara secara umum dapat diartikan sebagai suatu penyampaian maksud
seperti ide, pikiran, dan isi hati seseorang kepada orang lain dengan menggunakan Bahasa
lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain (Depdikbud,1984/1985:7).
Hakikat berbicara juga dapat dikatakan sebagai penyampaian ide, pikiran, dan isi hati
seseorang kepada orang lain dengan lisan agar dapat dengan mudah dipahami oleh
pendengar.

B. Pengertian Berbicara Menurut Nurgiyantoro (1995:276)


berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan
berbahasa, yaitu setelah aktivitas manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas
mendengarkan. Batasan ini diperluas sehingga berbicara merupakan sistem tanda-tanda yang
dapat didengar (audioble) yang terlihat (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh
manusia demi maksud dan tujuan.
Secara umum, berbicara merupakan proses penuangan gagasan dalam bentuk ujaran-
ujaran yang muncul merupakan perwujudan dari gagasan yang sebelum berada pada tataran
ide (Suhendar, 1992:20) Dengan demikian, berbicara merupakan bentuk perilaku manusia
yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik..
Kegunaan berbicara itu sendiri sebagai sarana berkomunikasi dengan orang lain dengan
menyampaikan gagasan, ide, pikiran, sehingga orang lain mampu memahami dan merespon
apa yang kita maksud.

D. Fungsi Berbicara
Berbicara merupakan suatu tindakan pembicara mengemukakan atau
menginformasikan sesuatu, pembicara melakukan sesuatu sebagai akibat mengemukakan
sesuatu, dan pembicara mengemukakan sesuatu sehingga pendengar melakukan sesuatu.
Berikut adalah fungsi dari berbicara:
(1) mengatur dan mengkondisikan tentang sesuatu hal,
(2) menyampaikan pertanyaan-pertanyaan, fakta, opini dan peristiwa,
(3)menumbuhkan, memeliharra suatu hubungan, dan
(4) menggambarkan sesuatu atau benda tertentu melalui kosa kata
Contohnya adalah seorang siswa yang bertanya kepada gurunya tentang yang apa
yang mereka belum pahami dari apa yang telah dijelaskan oleh guru tersebut.

Bab 6: Keterampilan Berbicara


Berbicara menghibur biasanya dilakukan oleh pelawak dalam suatu pentas, atau pada
zaman dahulu dilakukan oleh para pendongeng, dimana mereka dapat menghibur
pendengarnya melalui cerita yang disampaikan Jadi, dapat disimpulkan jika seorang
pembicara hendaknya menentukan terlebih dahulu tujuan dari hal yang ingin dibicarakan,
agar isi pembicaraan dan bahasa yang digunakan sesuai supaya apa yang ingin disampaikan
dapat dipahami dengan baik oleh pendengar.
a. Dalam situasi informal, pembicara tidak harus berbicara menggunakan bahasa baku,
misalnya saat bersenda gurau, bertelepon, dan mengobrol dengan teman, sehingga
pembicaraan dapat dilakukan secara santai. Sebagai pembicara yang baik hendaknya
bisa menyesuaikan bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi, supaya pendengar
dapat memahami isi pembicaraan, dan situasi tidak menjadi canggung jika situasi atau
acara yang dihadiri pembicara adalah acara informal.
b. Berbicara Berdasarkan Catatan Saat berbicara seperti ini, pembicara menggunakan
catatan kecil pada kartu atau kertas yang disiapkan sebelumnya, dan tentunya sudah
menguasai materi pembicaraan yang akan dibicarakan di depan umum
c. Berbicara Berdasarkan Hafalan Sebelum berbicara di depan umum, pembicara
menyiapkan dengan cermat dan menulis dengan lengkap bahan pembicaraannya,
kemudian dihafalkan kata demi kata, kalimat demi kalimat.
d. Berbicara Berdasarkan Naskah Sebelum berbicara di depan umum, pembicara sudah
menyiapkan naskah pembicaraannya secara tertulis dan dibacakan saat berbicara.

Berdasarkan uraian diatas dapat kita simpulkan jika hal utama yang hendaknya
dikuasai oleh pembicara adalah kemampuan berbicara di depan umum dan juga pengalaman.
Berdasarkan jenis pembicara berdasarkan jumlah pendengar tersebut hendaknya seorang
pembicara bisa menguasai situasi, terutama jika sedang berbicara di depan kelompok besar,
agar pendengar dapat terfokus kepada apa yang kita bicarakan, dan tidak merasa bosan
dengan isi pembicaraan yang kita sedang kita sampaikan

B. Faktor-faktor yang Memengaruhi Berbicara Dalam berkomunikasi terdapat hal-hal yang


memengaruhi serta menunjang kegiatan berbicara.
a. Faktor fisik adalah sesuatu yang berhubungan dengan kesempurnaan organ-organ
tubuh yang digunakan pada saat berbicara misalnya, pita suara, lidah, gigi, dan bibir.
b. Faktor kebahasaan Ketepatan Ucapan Seorang pembicara hendaknya membiasakan
dalam mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat, karena pendengar menangkap
informasi melalui rangkaian nada dan kejelasan dalam bunyi bahasa (artikulasi) yang
digunakan oleh pembicara.

Penempatan Tekanan, Nada dan Durasi yang Sesuai Kesesuaian tekanan, nada dan
durasi yang tepat akan menjadi daya tarik tersendiri pada saat berbicara, dan tidak jarang hal
ini menjadi salah satu faktor penentu dalam memengaruhi gaya berbicara, dan memicu
konsentrasi pendengar. Pendengar akan mudah memahami jika kata-kata yang digunakan
pembicara merupakan kata-kata yang familiar misalnya, kata-kata populer akan lebih efektif
daripada kata-kata yang terlalu baku (puitis), dan yang berasal dari bahasa asing. Pertautan
kalimat terlihat dari sesuai atau tidaknya unsur-unsur kalimat yang digunakan dalam sebuah
kalimat, dimana setiap unsur kalimat harus membentuk kalimat yang jelas dan logis.

Berikut adalah beberapa faktor nonkebahasaan yang dapat menunjang keefektifan berbicara:
a. Sikap Pembicara Seorang pembicara dituntut memiliki sikap yang positif, tenang, dan juga
bersemangat pada saat berbicara.
b. Gerak-gerik dan Mimik yang Tepat Pada saat berbicara hendaknya seorang pembicara
menggunakan gerak tubuh ataupun mimik wajah yang tepat (sesuai dengan makna yang
hendak disampaikan) dan tidak berlebihan, karena gerak-gerik dan mimik yang berlebihan
dapat mengganggu keefektifan berbicara, sehingga informasi yang disampaikan sulit
dipahami oleh pendengar.

Kelancaran disini tidak berarti seorang pembicara harus berbicara dengan cepat dan terus
menerus tidak berjeda sehingga membuat pendengar sulit memahami apa yang disampaikan.
Seorang pembicara yang baik hendaknya memiliki penalaran yang baik dalam menata
gagasannya, sehingga pendengar dapat dengan mudah memahami dan menyimpulkan apa
yang disampaikan.

Para pendengar tidak hanya semata-mata mendengarkan apa yang dibicarakan oleh
pembicara, mereka juga memerhatikan penampilan pembicara, dan bagaimana pembicara
tersebut menyampaikan ide atau gagasannya.
Pada prasyarat organis terdiri atas tiga hal, antara lain:
a. Pengaturan Napas “Salam sejahtera bagi kita semua yang hadir di ruangan ini dalam
acara ... (terengah-engah) “Gita Remaja” dalam keadaan berbahagia” Pada ilustrasi diatas
dapat kita ketahui bahwa pembicara tersebut tidak menguasai teknik pernapasan karena
terengah-engah ketika membuka acara.

Oleh karena itu, seorang pendengar harus bisa mengatur suara pada saat berbicara, berikut
ciri-ciri suara antara lain:
1) Tinggi rendah suara
2) Kualitas
3) Kecepatan laju suara
4) Volume suara Suara yang hendak dikeluarkan bisa diatur, dan pengaturan suara berkaitan
dengan ciri-ciri suara.

Beberapa latihan suara yang dapat dilakukan untuk melatih suara:


1) Siapkan naskah pidato
2) Beri jeda pada naskah tersebut (dengan menggunakan tanda titik atau koma)
3) Baca naskah tersebut berdasarkan jeda
4) Baca naskah dengan beberapa variasi nada
5) Jika perlu, rekam suara pada saat latihan, kemudian mintalah orang lain untuk memberikan
penilaian.

Gerakan isyarat juga hendaknya disesuaikan dengan kata-kata yang diucapkan


Dengan menguasai teknik berbicara prayarat organis diatas dengan baik peforma dan
penampilan seseorang pada saat berbicara juga akan semakin maksimal. Selain itu, pembicara
juga akan lebih rileks pada saat berbicara, sehingga para pendengar akan menikmati dan
fokus pada saat mendengarkan karena tutur kata pembicara mudah dipahami dan gestur tubuh
pembicara enak untuk dilihat.

Triningsih (2008: 9) dalam bukunya mengatakan, seorang pembicara hendaknya mampu


berbicara dengan bahasa yang menarik dan mudah dipahami.
1) Memperkuat embusan napas
2) Memperkuat resonansi (getaran) suara
3) Mengatur artikulasi
4) mengatur tempo (jeda) berbicara
5) Mengatur suara serta urutan berbicara

b. Ritme Berbicara Ritme


berbicara disebut juga dengan irama, dimana mencakup turun naiknya lagu kalimat secara
beraturan.

Bab 7: Hakikat Membaca


Hakikat Membaca
Membaca merupakan kegiatan memahami teks bacaan dengan tujuan untuk
memperoleh informasi dari teks yang kita baca. Pada saat membaca, biasanya dalam teks
bacaan yang kita baca terkandung makna yang tersirat (makna yang tersembunyi) dan tersurat
(makna yang tertulis). Pengertian membaca menurut Kholid A. H dan Lilis S (1997: 140)
Membaca adalah mengemukakan atau membunyikan rangkaian lambang – lambang bahan
tulis yang dilihatnya dari huruf menjadi kata, kemudian menjadi frasa, kalimat dan
seterusnya. Pengertian membaca menurut Samsu Somadayo (2011: 4) Mengungkapkan
bahwa membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang
terkandung di dalam bahan tulis. Pengertian membaca menurut Harjasujana dan Mulyati
(1997: 5) Mengemukakan bahwa membaca merupakan kemampuan yang kompleks.
Dalam membaca, seseorang bisa saja mengingat pengalaman yang sama dengan yang
dia baca dalam buku tersebut, Ketika kita sudah memulai membaca, kita tidak bisa hanya
membaca setengah bagian saja, karena kita pasti akan memiliki rasa penasaran untuk
menuntaskan bacaan terhadap buku yang sudah kita baca. Membaca juga dapat menambah
wawasan untuk kita yang membaca, terutama dalam lingkungan yang kita tempati. Untuk
merasakan kehadiran orang dan menikmati tempat-tempat yang belum pernah kita lihat.

Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca, proses membaca terbagi
atas membaca nyaring dan membaca dalam hati.
Tarigan (2008: 23), membaca nyaring adalah suatu aktivitas yang merupakan alat bagi guru,
murid, atau pun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap
serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan pengarang. Lebih lanjut, dikatakan bahwa
membaca dalam hati dapat dibagi menjadi dua, yaitu
(1) membaca ekstensif dan
(2) membaca intensif.
Membaca ekstensif meliputi,
(1) membaca survai (survey reading),
(2) membaca sekilas (skimming), dan
(3) membaca dangkal (superficial reading)
Membaca telaah isi terbagi atas,
(1) membaca teliti,
(2) membaca pemahaman,
(3) membaca kritis, dan
(4) membaca ide

Jadi menurut penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa terdapat 2 jenis membaca, yaitu
membaca ekstensif yang merupakan membaca sebanyak mungkin teks bacaan dalam waktu
sesingkat mungkin, dan membaca intensif yang merupakan membaca telaah isi dan telaah
bahasa.

2.4 Teknik – Teknik Membaca Berikut ini adalah beberapa Teknik membaca, yaitu : Efisiensi
membaca akan lebih baik jika informasi yang dibutuhkan sudah ditentukan terlebih dahulu.

Membaca cepat memiliki beberapa tujuan, yaitu :


1. untuk mengenali topik bacaan
2. untuk mengetahui pendapat orang (opini)
3. untuk mendapatkan bagian penting yang diperlukan tanpa membaca seluruhnya
4. untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok, dan cara semua itu disusun
dengan kesatuan pikiran dan mencari hubungan antarbagian bacaan itu.
Soedarso (2006:89) menyebutkan bahwa scanning adalah sebuah teknik membaca
untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain- lain.
Sebaliknya, cerita memindai tidak digunakan untuk membaca cerita misteri, buku teks untuk
suatu buku kursus yang penting, surat-surat penting dari ahli hukum, denah (peta) untuk
menemukan jalan pulang, pertanyaan tes, dan puisi (Mikuley & Jeffries, dalam Rahim,
2007:52).

2.5 Fungsi Membaca Manfaat membaca buku dapat melatih otak untuk dapat berfikir lebih
kritis maupun menganalisis adanya masalah yang tersaji dalam apa yang kita baca.
Contoh: dengan membaca majalah dan Koran dapat kita peroleh berbagai informasi yang
sangat penting atau kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari.

2.6 pembelajaran membaca permulaan


Pembelajaran membaca permulaan di berikan di kelas 1 dan 2.
Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan
dengan intonasi yang wajar,sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut
(Akhadiah,1991/1992:31).Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses
pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual
bahasa.Tingkatan ini sering di sebut dengan tingkatan belajar membaca (Learning to
read).Membaca lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk memperoleh
isi pesan yang terkandung dalam tulisan.Tingkatan ini di sebut sebagai membaca untuk
belajar (Reading to learn).Kedua tingkatan tersebut bersifat kontinum,artinya pada tingkatan
membaca permulaan yang fokus kegiatannya penguasaan sistem tulisan,telah di mulai pula
pembelajaran membaca lanjut dengan pemahaman walaupun terbatas.Demikian juga pada
membaca lanjut menekankan pada pemahaman isi bacaan,masih perlu perbaikan dan
penyempurnaan penguasaan teknik membaca permulaan (Syafi’i,1999:16)

2.7 pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan Pada bagian ini kita akan berlatih
bagaimana melaksanakan pembelajaran membaca permulaan dalam kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas dengan mengambil salah satu metode tertentu.Yang perlu kita
pahami adalah konsepkonsep pokok,langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan
yang berlandasan pada penggunaan metode membaca permulaan tertentu.

2. Buatlah suatu tahapan pertama sampai terakhir mengajar bahasa indonesia kelas
rendah.
Jawaban :
- Tahapan pertama yaitu menyimak kenapa demikian karena menyimak menduduki
tahap tertinggi dalam pembelajaran. Aktivitas menyimak selalu diawali dengan
mendengarkan bunyi bahasa baik secara langsung atau melalui sumber lain. Bunyi
bhasa yang di tangkep oleh telinga diidentifikasi bunyinya, dikelompokkan menjadi
suku kata-kata, frasa, dan klausa, kalimat dan wacana. Jika kemampuan menyimak
baik maka siswa dapat menyimpulkan apa yang di dengar, baca, dan dapat
memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.

- Tahap kedua yaitu berbicara setelah menyimak siswa harus bisa menerapkan
keterampilan berbicara merupakan suatu proses berbahasa lisan untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaan, merefleksikan pengalaman dan berbagai
informasi.
Cara mengajar berbicara di kelas dasar
a. guru- guru kelas rendah dalam pembelajaran keterampilan berbicara dapat
menggunakan media peraga, memberikan gambar atau foto meminta siswa
mengutarakan isi gambar atau foto tersebut.

- Tahap ketiga membaca merupakan kegiatan memahami teks bacaan dengan tujuan
untuk memperoleh informasi dari teks yang kita baca.Pada saat membaca, biasanya
dalam teks bacaan yang kita baca terkandung makna yang tersirat (makna yang
tersembunyi) dan tersurat (makna yang tertulis).
Cara mengajar membaca di kelas dasar yaitu :
a. Teknik eja dalah membaca yang memulai dari mengeja huruf demi huruf. Teknik ini
digunakan pada saat guru mulai memperkenalkan dengan lambang-lambang huruf
terdiri dari guruf atau abjad A sampai Z dan pengenalan bunyi hruf atau fonem.
b. guru mengajarkan siswa cara melafalkan huruf.
c. Guru mengajarkan kepada siswa membaca dan menulis dengan menampilkan kata-
kata pendek di papan tulis.
d. Guru meminta siswa membaca menyaring atau membaca kalimat utuh.
- Tahap keempat menulis merupakan kesanggupan, kecakapan dan seluruh daya dan
upaya dalam keiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan.
Kemampuan menulis dapat diperoleh melalui latihan dan bimbingan yang intensif dan
kemampuan menulis sangat kompleks karena dalam kegiatan menulis semua
komponen yang berhubungan tulisan dituntut.
Cara mengajarkan menulis di kelas dasar yaitu:
a. Guru membuat garis putus-putus kemudian siswa menebali garis tersebut.
b. Guru memberikan contoh huruf kemudia siswa menulis kembali huruf yang sudah
dicontohkan.

3. Jelaskan alasan menngapa tahapan itu anda pilih alasna itu harus di barengi dengan
teori-teori dari bab 1 sampai bab 7 di makalah
Jawaban
Dalam meningkatkan keterampilan bahasa siswa kelas dasar sebelumnya harus
mempelajari keterampiln menyimak,keterampilan berbicara, keterampilan membaca,
dan keterampilan menulis terlebih dahulu, karena empat ketrampilan tersebut saling
berhubungan. Adapun pada teori menyatakan bahwa ketidaklancaran dalam
menguasai kemampuan berbahasa lisa ( menyimak dan berbicara) akan menyebabkan
ketidaklancaran dalam menguasai kemampuan berbahasa tulis ( membaca dan
menulis), sehingga apabila terdapat kesulitan pada salah satu keterampilan berbahasa
dan kesulitan tersebut dibiarkan, maka akan memberikan dampak negatif pada
keterampilan berbahasa lainnya.

Anda mungkin juga menyukai