Skripsi
Oleh :
Laporan Skripsi ini di tulis oleh Defi Nugraha, 21207017 dengan judul
“Pengaruh Perputaran Piutang dan Persediaan terhadap Perkembangan
Modal Kerja pada PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk BANDUNG”,
dibawah bimbingan Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati.,MS.,Ak.
Tujuan dari penelitian ini yaitu : (1). Untuk mengetahui perputaran piutang
pada PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk Bandung dalam 9 tahun terakhir, (2).
Untuk mengetahui Persediaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk Bandung
dalam 9 tahun terakhir, (3). Untuk mengetahui Perkembangan Modal Kerja pada
PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk Bandung dalam 9 tahun terakhir, dan (4).
Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang dan persediaan terhadap
perkembangan modal kerja pada PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk Bandung.
v
ABSTRACT
The result of the research show that receivable turnover, and inventories
has no influence signification toward working capital. The correlation level
turnover on working capital is 29,8%, and inventories on working capital is
63,9%, so the influence of account receivables turnover and inventories on
working capital is 93,7%.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Y.M.E. yang telah
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
kasih dan penghargaan yang setinggi-tinggi nya kepada semua pihak yang telah
memberi bantuan, dorongan dan semangat sehingga penyusunan skripsi ini dapat
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas
3. Linna Ismawati, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Fakultas Ekonomi
4. Prof. Dr. Hj Ria Ratna Ariawati., MS., Ak, selaku Pembimbing sehingga
vi
6. Kepada seluruh karyawan dan staf PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk
7. Keluarga saya yang telah memberikan bantuan moril maupun materil serta
doa restu untuk keberhasilan penulis (bpk Jajang Anda serta Lilis
8. Vian Setiana, Mila Sandra Dewi selaku kakak-kakak tercinta dan ponakan
kecil ku Fadli Putra Setiana yang telah selalu memberikan senyuman dan
keceriaan.
antapani (mamah Hermina, Teh Ines, Teh Nita) yang sudah memberikan
banyak dukungan.
10. Keluarga besar bpk E. Sanusi (Alm), keluarga besar Bpk Sambas di
majalaya, tente ning, sepupu ku wina terima kasih sudah jadi keluarga
11. Teman-teman baik di kampus (Wince, Nita, Nciew, Nha, Echie, Dika)
bantuannya.
12. Seluruh teman spesialisasi keuangan yang telah memberikan bantuan dan
dukungan.
13. Teman-teman baik yang selalu memberikan support, Teh iyen, irvan.
vii
Serta pihak-pihak lain yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu
semoga amal kebaikan dan pengorbanannya serta bantuan yang telah diberikan
Akhir kata “Tak ada gading yang tak retak” begitu pula dengan laporan ini
yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran perbaikan dari
Bandung, ………………………
Penulis
Defi Nugraha
viii
BAB I
PENDAHULUAN
pada lingkup nasional, melainkan meluas ke tingkat global. Dalam situasi seperti
dengan harga dan kualitas dunia lah yang akan bertahan. Perusahaan-perusahaan
yang tidak mampu berbuat seperti itu dengan sangat terpaksa harus menyingkir
dunia usaha, tak pelak lagi lembaga usaha harus mampu mempertahankan diri
bahkan harus mampu mengayuh roda usahanya kalau tidak ingin ketinggalan
bahkan tergilas oleh kedinamisan dunia usaha di era pasar bebas sekarang dan hal
penjualan barang-barang atau jasa yang dilakukan secara kredit oleh perusahaan.
Jika tagihan itu didukung dengan tagihan tertulis oleh debitor kepada perusahaan
sahamnya dimiliki oleh negara. TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel
(fixed wire line), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak
1
(mobile sevice), data dan internet serta jasa multimedia lainnya, dan network &
penentuan tujuan pemberian kredit dan batas yang harus dipenuhi dalam
apabila penagihan didalam perputaran piutang itu lancar akan berpengaruh besar
Persediaan dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi (atau barang dagang untuk pengecer). Seperti
pada penjualan. Akan tetapi, kalau perputaran piutang timbul setelah penjualan
merupakan perbedaan yang kritis, dan karena kita perlu memprakirakan penjualan
sebelum menetapkan berapa jumlah persediaan yang kita targetkan, maka kita
untuk menjual dan memperoleh laba, sedangkan persediaan yang terlalu besar
akan mengakibatkan biaya yang sangat tinggi sehingga memperkecil laba atau
Modal kerja merupakan dana yang harus tersedia dalam perusahaan yang
2
untuk memberikan membayar upah buruh, gaji pegawai, dan sebagainya, dimana
uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi
masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan
kerja terus menerus yang tidak segera diatasi tentu akan menghambat perusahaan
Modal kerja yang akan digunakan sebaiknya tersedia dalam jumlah yang
bisa beroperasi secara ekonomis dan juga modal kerja yang cukup dapat menekan
secara teratur. Selain itu pemilikan modal kerja yang cukup akan memberikan
untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen,
efisien karena tidak ada kesulitan memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
oleh PT. TELKOM Bandung menyebabkan jumlah perputaran piutang naik turun.
modal kerja. Pada PT. TELKOM Bandung perubahan jumlah perputaran piutang
3
dan persediaan diikuti oleh perubahan aktiva lancar dan hutang lancar, seperti
Tabel 1.1
Tabel Perputaran Piutang, Persediaan, dan Modal Kerja PT. telekomunikasi
Indonesia. Tbk Bandung
Tahun Perputaran Piutang Persediaan Modal Kerja
(Kali) (Rp Juta) (Rp Juta)
2001 6.6 191 -2.243
2002 7.9 140 893
2003 9.6 154 -2.228
2004 11 203 -2.473
2005 12.1 220 -3.208
2006 14 213 -6.615
2007 16.7 211 -4.696
2008 17.6 511 -12.376
2009 17 435 -10.531
(Sumber Laporan Keuangan PT.TELEKOMUNIKASI Tbk, Data Diolah)
Dilihat dari tabel diatas terlihat banwa periode tahun 2001 sampai dengan
2005 PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk Bandung mengalami defisit modal kerja
dan yang paling signifikan terjadi di tahun 2008-2009. Berdasarkan survey awal
yang menyebabkan penurunan modal kerja dikarenakan nilai hutang lancar lebih
apabila piutang dan persediaan berubah maka aktiva lancar akan mengalami
kerja, karena modal kerja adalah selisih dari aktiva lancar dengan hutang lancar.
4
1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah
Secara umum dari tahun 2001 sampai 2005 Telkom mengalami kenaikan
jumlah perputaran piutang, persediaan. Sedangkan pada modal kerja Telkom pada
tahun 2002 mengalami kenaikan, tetapi pada tahun 2003 sampai 2009 modal kerja
Bandung.
(TELKOM) Bandung.
5
1.3 Maksud dan Tujuan Masalah
Maksud dari Penelitian ini agar penulis dapat menerapkan ilmu yang telah
(TELKOM) Bandung.
Bandung.
• Bagi Perusahaan
6
ketentuan yang berlaku di jadikan sebagai bahan perbaikan untuk
Tbk Bandung.
7
• Pihak Terkait
Tbk Bandung, mulai dari bulan Januari 2011 sampai dengan bulan juli 2011.
Tabel 1.4
2 Pengumpulan
Data
3 Penyusunan UP
4 Presentasi UP
5 Penyusunan
Skrispi
6 Presentasi Skripsi
8
9
BAB II
transaksi penjualan secara kredit atau barang dan jasa yang dihasilkan oleh
“Piutang adalah hak untuk menagih sejumlah uang dari penjual pada pembeli
“piutang adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditor atau langganan)
“piutang adalah aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari
bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah semua tuntutan atau tagihan kepada
pihak lain dalam bentuk yang timbul dengan adanya penjualan secara kredit.
menjadi kas dalam waktu satu tahun satu periode akuntansi. Piutang pada
10
umumnya timbul dari sisa hasil usaha pokok perusahaan. Namun selain itu
piutang dapat juga ditimbulkan dari adanya usaha diluar kegiatan pokok
perusahaan.
yaitu :
3. Piutang Penghasilan
piutang secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi piutang dagang atau
piutang usaha dan piutang non dagang atau piutang lain-lain. Piutang dagang atau
piutang usaha adalah piutang yang timbul dari penjualan secara kredit dalam
rangka kegiatan perusahaan. Sedangkan piutang non dagang atau piutang lain-lain
adalah piutang yang timbul bukan dari transaksi penjualan barang dagangan, jasa
dan diluar kegiatan usaha perusahaan misalnya piutang yang timbul dari adanya
penjualan secara kredit atau aktiva perusahaan yang sudah tidak produktif lagi.
Dalam penelitian ini yang dibahas adalah piutang usaha atau piutang dagang.
11
Piutang merupakan faktor utama yang paling penting dalam perusahaan dan
dapat menjadi bagian yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya
berikut :
volume penjualan kredit maka semakin besar pula investasi dalam piutang
volume penjualan kredit dalam perusahaan maka akan rendah pula tingkat
Syarat penjualan kredit yang ditetapkan pihak perusahaan yang bersifat ketat
atau lunak. Semakin ketat syarat pembayaran yang ditetapkan, maka semakin
ditetapkan, maka pengembalian piutang akan relatif lebih lama dan jumlah
kredit kepada pelanggan. Semakin tinggi batas yang ditetapkan, maka semakin
12
besar pelanggan membeli secara kredit, sehingga jumlah piutang akan lebih
besar.
menggunakan cara ini piutang yang ada akan cepat tertagih, sehingga akan
menerapkan cara pasif, maka pengumpulan piutang akan lebih lama sehingga
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam periode cash discount akan
piutang lebih besar, karena jumlah dana yang tertanam dalam piutang lebih
oleh :
1. Volume penjualan
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan makin besar
pula investasi dalam piutang. Makin besar piutang berarti memperbesar risiko,
2. Rata-rata waktu antara penjualan dan penagihan atau rata-rata jangka waktu
investasi piutang.
tertentu. Piutang yang terdapat dalam suatu perusahaan akan selalu dalam keadaan
berputar. Perputaran piutang akan menunjukan berapa kali piutang yang timbul
menggunakan rumus:
Setiap usaha yang kita jalankan akan selalu mengandung risiko yang tidak
dapat kita hindari. Dalam hal ini risiko hanya bias dikendalikan agar berada
dibatas yang wajar. Risiko yang timbul karena transaksi penjualan secara kredit
(2002:81) yaitu :
Kebijakan penjual kredit akan menimbulkan risiko bagi perusahaan akan tidak
dapat ditagihnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh dari piutang. Oleh karena
itu maka perlu memperhitungkan biaya risiko tidak dapat ditagihnya risiko
Risiko ini terjadi apabila jumlah risiko kerugian piutang tidak dapat
direalisasikan sama sekali. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor,
misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam memilih langganan yang
tidak potensial dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi karena adanya
stabilitas ekonomi dan kondisi Negara yang tidak menentu sehingga piutang
kerugian bila jumlah piutang yang diterima kurang dari harga pokok barang
Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana untuk biaya penagihan
kepada peminjam.
Risiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah
piutang semakin besar. Hal ini pula dapat mengakibatkan adanya modal kerja
2.1.2 Persediaan
jual atau digunakan pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri
dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan bahan
jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi disimpan sebelum digunakan
atau dimasukan kedalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau
peresediaan.
16
dilakukan dengan beberapa input yang digunakan yaitu: permintaan yang terjadi
(demand) dan biaya-biaya yang terkait dengan penyimpanan, serta biaya apabila
langsung dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan sebagai akibat adanya
persediaan. Oleh sebab itu, persediaan yang ada harus seimbang dengan
disamping biaya investasi yang besar. Tetapi jika kekurangan persediaan akan
produksi.
dari modal kerja (aktiva lancar). Persediaan merupakan investasi yang sangat
keuntungan maka :
kekurangan bahan baku sehingga kapasitas produksi tidak penuh yang pada
akhirnya mengakibatkan biaya produksi rata-rata menjadi tinggi. Hal ini juga
produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Perusahaan
kontinuitas produksi dapat terjaga danm sisi lain perusahaan dapat memperoleh
18
keuntungan. Persediaan yang kurang akan tidak sama baiknya dengan persediaan
yang berlebihan, sebab kondisi keduanya memiliki beban dan akibat masing-
masing.
Dari berbagai macam persediaan yang ada, seperti persediaan bahan baku, barang
fungsi, yaitu :
1. Fungsi Decoupling
biaya per unit. Dengan persediaan lost size ini akan mempertimbangkan
penghematan-penghematan.
3. Fungsi Antisipasi
cara menanggulanginya.
barang jadi dalam jumlah besar atau jumlah paket yang kemudian disimpan
dihentikan dan akan mulai lahi jika diketahui persediaan hampir habis.
atau kondisi musim lesu atau low season. kelebihan produk ini akan
peak season.
an yaitu untuk berjaga-jaga pada saat barang dipasar sukar diperoleh, agar
perusahaan dapat memenuhi pesanan pembeli dalam waktu yang cepat. Untuk
menekankan harga pokok per unit barang, serta memberikan waktu luang dalam
dijalankan adalah untuk menjaga tingkat persediaan pada tingkat yang optimal
dapat menunjukan tingkat persediaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat
ekonomis.
dari persediaan perusahaan yaitu persediaan barang jadi. Sekalipun ketiga macam
• Jumlah pemakaian.
yang paling tidak likuid karena akan cukup sulit bagi perusahaan untuk
Modal Kerja
Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi perusahaan karena
dengan adanya modal kerja yang cukup itu memungkinkan perusahaan untuk
kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang timbul karena adanya krisis atau
kekacauan keuangan.
sebagai berikut :
“kewajiban aktiva lancar di atas kewajiban lancar disebut modal kerja (working
capital)”.
“konsep kualitatif menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini
pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka
kerja dalam konsep kualitatif menitik beratkan pada kualitas modal kerja, yaitu
kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net working capital).
1. Konsep Kuantitatif.
2. Konsep Kualitatif.
3. Konsep Fungsional.
1. Konsep Kuantitatif
atau menunjukan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka
pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah
2. Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitik beratkan kualitas modal kerja dalam konsep ini pengertian
modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek
(net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman
jangka panjang maupun dari para pemilik modal. Konsep ini bersifat kualitatif
karena menunjukan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari pada
3. Konsep Fungsional
Konsep ini menitik beratkan fungsi dana yang digunakan selama periode
tergantung dari pada tipe atau sifat aktiva lancar yang dimiliki. Tetapi modal kerja
26
efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa
yang diperlukan”.
Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu
5. Dan lain-lain.
hutang lancar. Oleh karena itu, jumlah modal kerja akan naik atau turun bila
rekening lancar atau rekening tidak lancar saja, bukan sumber ataupun
modal kerja timbul dari berbagai macam transaksi atau kejadian, sehingga setiap
secara tunai.
29
Bila besarnya sumber persis dengan besarnya penggunaan, tidak ada efek
berubah”.
“pada laporan sumber dan penggunaan dana dalam arti modal kerja, maka
Dari pendapat diatas, modal kerja dikatakan sebagai modal kerja netto,
berarti selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancarnya. Karena modal kerja
yang digunakan modal kerja netto, maka perubahan element-element modal kerja
30
tidak akan mempengaruhi besarnya modal kerja. Atas, penjelasan berikut dapat
bagaimana modal kerja berubah dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah
pada akhir periode. Setiap transaksi yang menyebabkan naiknya modal kerja
e. Adanya kerugiaan.
31
depresiasi. Penjualan aktiva tetap akan menambah uang kas, sehingga akan
menambah modal kerja. Demikian ini merupakan aliran kas masuk yang
pemilik perusahaan (para pemegang saham). Oleh karena itu, apabila ada
Apabila perusahaan membeli kembali obligasi yang telah jatuh tempo atau
Seperti halnya obligasi, jika perusahaan kembali saham biasa atau saham
preferen maka diperlukan sejumlah kas. Oleh karena itu, saham yang
kerja.
properti maupun kas. Deviden yang dibayarkan dalam bentuk kas akan
mengurangi kas perusahaan. Oleh karena itu, deviden kas ini merupakan
dan menunjukan dan bagaimana modal kerja tersebut berubah dari jumlah pada
awal periode menjadi jumlah pada akhir periode. Setiap transaksi yang
kerja.
sebagai berikut :
mengakibatkan kenaikan aktiva lancar seperti kas atu piutang, dan oleh
sebagai berikut :
“jumlah modal kerja akan naik atau turun hanya karena transaksi-transaksi
sekaligus”.
Oleh karena itu, jumlah modal kerja akan naik atau turun bila dipengaruhi
tidak lancar saja. Bukan sumber ataupun penggunaan modal kerja.jadi, sumber
(kenaikan) dan penggunaan (penurunan) modal kerja timbul dari berbagai macam
modal kerja bila transaksi tersebut mempengaruhi rekening lancar dan tidak
lancar.
Menurut Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Juliaty dalam bukunya “Analisis
Laporan Keuangan”
“jumlah modal kerja akan naik atau turun karena transaksi-transaksi yang
( 2005 : 115 )
(1990 : 500)
transaksi penjualan secara kredit disamping penjualan secara tunai. Ini akan
bonafid maka plafon kredit yang diberikan agar besar dengan syarat kredit lebih
ringan. Sebaliknya, bila pembeli dianggap kurang bonafid, maka plafon yang
tertentu. Piutang yang terdapat dalam suatu perusahaan akan selalu dalam keadaan
berputar. Perputaran piutang akan menunjukan berapa kali piutang yang timbul
antara lain adalah semua tuntutan terhadap pelanggan, baik baik berupa perkiraan
uang, barang maupun jasa, serta segala hal yang berbentuk perkiraan seperti
dilakukan dengan beberapa input yang digunakan yaitu: permintaan yang terjadi
(demand) dan biaya-biaya yang terkait dengan penyimpanan, serta biaya apabila
dari persediaan perusahaan yaitu persediaan barang jadi. Sekalipun ketiga macam
37
Selain itu, perhitungan struktur modal kerja juga diperlukan oleh pihak
manajemen untuk mengetahui titik baik atau buruk nya perusahaan dan modal
4. Konsep Kuantitatif.
5. Konsep Kualitatif.
6. Konsep Fungsional.
38
Tabel 2.1
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya
Variabel X1
Perputaran Piutang
• penjualan bersih
( Variabel Y )
Variabel X2
Persediaan Fred Weston dan Eugene F
Agnes Sawir, 2005 : 129
1. Bahan Baku, Menurut J. Fred
Weston dan
2. Barang dalam proses, Eugene F.
Brigham
3. Dan barang jadi.
(1990 : 500)
Lukman Syamsudin
(2007:281)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
41
2.3 Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji yaitu hipotesis penelitian
Kerja (Y).
42
BAB III
“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari
adalah :
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
digunakan untuk meneliti ulang hasil penelitian sebelumnya dengan tujuan untuk
yaitu perputaran piutang dan variabel (X2) yaitu persediaan terhadap variabel (Y)
dan perancangan penelitian, agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan
sistematis.
44
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian”.
sebagai berikut:
Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini ada dua, pertama (X1)
kerja.
Sesuai dengan judul yang telah dipilih oleh penulis yaitu : “pengaruh
karena terjadinya transaksi penjualan secara kredit atau barang dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan. Semakin cepat piutang tertagih maka kas
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana
data diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data yang
telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku
perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
laporan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yaitu data tentang
a. Data Primer
Merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu
b. Data Sekunder
3.2.3.2.1 Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Dalam hal ini sasaran populasi yang dipilih oleh penulis adalah data
3.2.3.2.2 Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”.
Dalam penelitian ini yang di jadikan sampel adalah data laporan keuangan
pada PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk (TELKOM) Bandung, pada tahun 2001
49
Design) bahwa suatu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang
atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.
2. Pengamatan (Observation)
3. Wawancara (Interview)
keuangan perusahaan.
adalah melakukan analisis data. Menurut Wirartha (2006: 261) dijelaskan bahwa,
“menganalisis data dapat digunakan dengan dua teknik (metode) yaitu teknik
a. Analisis Kualitatif
b. Analisis Kuantitatif
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda
maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan
persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE).
Beberapa asumsi klasik regresi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
sangat penting pada pengujian signifikansi koefisien regresi. Model regresi yang
baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati
a) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
b) Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal
sebagai berikut:
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
normalitas.
52
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
asumsi normalitas.
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang
diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk
akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi
b. Uji Multikolinieritas
variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama
independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang
mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk
1
VIF = 2
1 − R i
salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF nya
kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas (Gujarati, 2004:
362).
c. Uji Heteroskedastisitas
regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau
nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing
variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan,
dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen
yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-
titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi
d. Uji Autokorelasi
berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari
observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya.
Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang
Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu
( e t − e t −1 )
D−W =
e 2t
(Gujarati, 2004: 467)
Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:
a) Jika D-W< dL atau D-W > 4-dL, maka pada data tersebut terdapat
autokorelasi
b) Jika dU < D-W < 4-dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi
c) Tidak ada kesimpulan jika dL D-W dU atau 4-dU D-W 4-dL
(Gujarati, 2003: 470)
Penerapan analisis regresi berganda ini Menurut Sugiyono (2005: 210), adalah
55
“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu
garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa
sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu
berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk
mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya).”
membuktikan sejauh mana pengaruh perputaran piutang dan modal kerja terhadap
Untuk dapat membuat ramalan melalui regresi, maka data setiap variabel
harus tersedia. Selanjutnya berdasarkan data itu peneliti harus dapat menemukan
Dimana:
y = na + b1 X1 + b2 X2
= a X2 + b1 X1X2 + b2 X22
56
3. Analisis Korelasi
linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.
Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen
n( X1X2 - ( X1 X2)
rx1x2 =
X1X2 - ( X1)2 ][n X22 – ( Y)2]
b) Korelasi parsial
r y x1 − r y x 2 r x1 x 2
r y x1 . x 2 =
(1 − r )(1 − r )
2
yx2
2
x1 x 2
64
BAB IV
langsung jarak jauh. PT. Telekomunikasi Tbk didirikan untuk suatu jangka waktu
penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and
TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line), jasa
telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile sevice), data
dan internet serta jasa multimedia lainnya, dan network & interkoneksi, baik
TELKOM mencatatkan sahamnya di bursa efek dalam dan luar negeri yaitu
Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange
(NYSE), London Stock Exchange (LSE), dan Tokyo Stock Exchange (TSE).
yang terkait dengan telekomunikasi, yakni layanan telepon tidak bergerak (Fixed),
perusahaan sebagai salah satu perusahaan yang berdaya saing tinggi dan unggul
Desember 2010, atau meningkat sebesar 14,6%. Dari jumlah tersebut, sebanyak
8,3 juta pelanggan merupakan pelanggan telepon kabel tidak bergerak, 18,2 juta
66
pelanggan telepon nirkabel tidak bergerak, dan 94,0 juta pelanggan telepon
seluler.
Adapun yang menjadi visi, misi dan tujuan dari PT. Telekomuniksi
Visi
regional.
Misi
kompetitif.
Tujuan
meningkatkan bisnis new wave untuk memperoleh 60% dari pendapatan industri
PT. TELKOM, Tbk pada awanya merupakan suatu badan usaha bersama
penyedia layanan pos dan telegraf yang bernama Post-en Telegraafdients yang
dan diumumkan dalam berita negara Hindia Belanda pada tanggal 3 April 1884.
67
surat menyurat untuk domestik dan jasa layanan telegraf internasional. Jasa
telepon mulai ada di Indonesia pada tahun 1882 saapi 1906. Bentuk
perusahaannya adaah swasta, teapi telah mendapatan izin dari pemerintah selama
Pada tahun 1961 jasa pos dan telekomunikasi baru berdiri dengn nama
wilayah Sumatera, dan pada tahun 1970 jasa pos dan telekomunikasi diresmikan
secara nasional. Pemerintah memisahkan jasa pos dan telekomunikasi pada tahun
1965 ke dalam dua perusahaan milik negara, yaitu perusahaan negara pos dan
perusahaan negara yang terbagi menjadi dua perusahaan milik negara, yaitu
sebab itu perlu menyesuaikan benuk perusahaan. Untuk itu berdasarkan Peraturan
November 1995. Sejak itu saham PT. TELKOM, Tbk tercatat dan diperdagangkan
di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock
Exchange (NYSE), dan London Stock Exchange (LSE). Saham TELKOM juga
peubahan bentuk perusahaan seperti sejak dari jawatan, Perum, Persero lalu
pada TELKOM terjadi pada tahun 1995 yang meliputi Restrukturisasi Internal,
berlaku efektif pada bulan Sepetember 2000, PT TELKOM, Tbk telah memfalitasi
sahamnya sebesar 12,7% di Telkomsel kepada Singapore Telecom Mobile Pte Ltd
kepada publik dengan menampilkan logo dan tagline baru perusahaan “the world
in your hand”. Dan pada tahun April 2010 PT. TELKOM, Tbk telah berhasil
merampungkan proyek kabel bawah laut JaKaLaDeMa dan serat kabel optik yang
Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usah aswasta penyedia layanan pos dan
ke dalam jawatan post telegraaf telefoom(PTT). Pada tahun 1961, statrus jawatan
diubah menjadi perushaan negara pos dan telekomunikasi (PN Postel), kemudian
pada tahun 1965, PN Postel dipecah menjadi perususahaan negara pos dan giro
(PN Pos dan Giro) dan perusahaan negara telekomunikasi (PN telekomunikasi).
telekomunikasi untuk umum dalam dan luar negeri. Pada tahun 1980, seluruh
saham pt. Indonesia satelite corporation tbk. ( indosat) diambil alih oleh
Persyaratan modal negara republik indonesia dalam saham pt. Indosat tersebut
umum, maka dengan peraturan pemerintah no. 22 tahun 1974, yakni dengan
tentang telekomunikasi
1. Dewan komisaris
dasar perseroan. Dewan komisaris juga menyetujui laporan keuangan dan laporan
a. Komite audit
charter kmite audit yang ditetapkan dengan keputusan dewan komisaris yang
antara lain berisi tujuan, fungsi, tanggung jawab, dan wewenang komite audit.
Nama” komisaris
Seluruh anggota komite audit ( kecuali arif, sartono dan gatot) adalah anggota
independen dari luar telkom. Sahat pardede merupakan ahli dalam bidang
akuntansi dan keuangan. Secara garis besar charter berisi maksud, fungsi, dan
tanggung jawab komite audit, dan secara khusus menerangkan bahwa komite
1) Nama|”
prinsip kewajaran.
komite ini dibentuk untuk mengakji rencana jangka panjang perusahaan (RJPP)
1) NAMA”
Seluruh anggota KPP ( nama) adalah anggota independen dari luar TELKOM.
kajian atas: RJPP atau corporate strtegic scenario (CSS) untuk periode 2006-2010,
listing, dan secara komprehensif melakukan evaluasi rencana dan anggaran kerja
2. Direksi
tugasnya, direksi dibantu oleh sejumlah komite eksekutif yang tugas dan tanggung
Sampai dengan akhir 2005, direksi terdiri dari tujuh direktur, yang terdiri
dari direktur utama sebagai chief executive officer dan wakil direktur utama
bertanggung jawab untuk bidang network & solution, konsumer, enterprise &
wholesale, keuangan, dan sumber daya manusia. Tiga direktorat yang pertama
a. Komite disclosure
unit yang diketahui oleh chief financial officer (CFO). Tugas komite ini adalah
prosedur dan pengendalian disclosure dan ikut serta dalam proses disclosure.
Sejak dibentuk 18 februari 2005, komite ini telah menyusun prosedur kerja
dirancang sebelumnya oleh sejumlah staf senior dari berbagai unit yang
b. Komite GCG
Komite GCG terdiri dari tujuh anggota dan diketahui oleh direktur sumber
daya manusia. Komite ini bertanggung jawab dalam memantau sanksi hukum
memiliki sedikitnya 10% dari saham TELKOM dengan hak suara yang sah.
Kuorum rapat dewan komisaris tercapai jika lebih dari stengah anggota
dewan komisaris hadir atau diwakilkan dengan kuasa kepada komisaris lain.
Keputusan rapat diambil secara diambil secara mufakat. Jika mufakat tidak
yang hadir atau yang diwakilkan dalam rapat. Jika hasilnya imbang, maka
keputusan yang akan diambil tersebut akan dipertimbangkan untuk ditolak. Rapat
a. Direktur Utama
c. Direksi, atau
TELKOM yang memiliki sedikitnya 10% dari saham TELKOM dengan hak
Kuorum rapat tercapai bila lebih dari setengah anggota direksi hadir atau
diwakilkan dengan kuasa kepada direktur lain. Pada rapat direksi, setiap direktur
memiliki satu hak suara dan satu hak suara tambahan dari direktur lain yang
diwakilinya.
keputusan maka dilakukan pemungutan suara diantara anggota direksi yang hadir
atau yang diwakilkan dalam rapat. Jika jumlah suaranya berimbang, maka
4. Sekretaris perusahaan
bahwa fungsi dewan komisaris dan direksi sejalan dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku; menghadiri seluruh rapat dewan komisaris dan direksi serta
yang bertanggung jawab untuk membantu dan memberikan saran kepada direksi
dalam hal yang berhubungan dengan aspek kepatuhan dan perlindungan hukum
berbagai unit yang bertanggung jawab untuk membantu dan memberikan saran
berbagai unit yang bertanggung jawab untuk membantu dan memberikan saran
kepada direksi berkaitan dengan perumusan rencana bisnis TELKOM baik jangka
Selain unit-unit pendukung, direksi juga dibantu oleh unit SOA yang
terdiri dari beberapa staf senior dari bidang keuangan, akuntansi, pengendalian
internal, dan legal. Tanggung jawab utamanya adalah melakukan koordinasi agar
TELKOM yang bertangguing jawab untuk melakukan audit dan penilaian secara
secara efisien dan efektif, dan pencapaian sasaran dan tujuan TELKOM.
Perseroan telah membentuk forum, komunikasi auditor internal yang bekerja pada
unit-unit yang berbeda untuk berbagi informasi yang berkaitan dengan aktivitas
audit TELKOM.
telah diterapkan pada persiapan laporan keuangan TELKOM untuk tahun yang
Berikut ini akan disajikan data mengenai Perputaran piutang pada PT.
Tabel 4.1
Perputaran piutang (Rp Milyaran)
piutang dari tahun 2001 - 2009 adalah sebesar 12, dimana nilai terendahnya
dicapai pada tahun 2001 (sebesar 6,6), sedangkan nilai tertingginya dicapai pada
tahun 2008, yaitu sebesar 17,2. Untuk lebih jelasnya, perkembangan Perputaran
piutang pada PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk Bandung yang diteliti dapat
4.2.2 Persediaan
Tabel 4.2
Persediaan (Rp Milyaran)
Persediaan Perkembangan
Tahun
X2
2001 191 0.0
2002 140 -5100.0%
2003 154 1400.0%
2004 203 4900.0%
2005 220 1700.0%
2006 213 -700.0%
2007 211 -200.0%
2008 511 30000.0%
2009 435 -7600.0%
Total 2,278 244
Rata-Rata 253 27
Maximum 511 300
Minimum 140 -76
dari tahun 2001 - 2009 adalah sebesar 253, dimana nilai terendahnya dicapai pada
tahun 2002 (sebesar 140), sedangkan nilai tertingginya dicapai pada tahun 2008,
yaitu sebesar 511. Untuk lebih jelasnya, perkembangan Persediaan pada PT.
Telekomunikasi Indonesia. Tbk Bandung yang diteliti dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
82
tahun 2008.
83
Perkembangan modal kerja dari tahun 2001 - 2009 adalah sebesar 66,244, dimana
tertingginya dicapai tahun 2002, yaitu sebesar 641. Untuk lebih jelasnya,
Tbk Bandung yang diteliti dapat dilihat pada grafik berikut ini :
84
analisis regresi linier berganda dan analisis korelasi berganda. Metode ini dapat
ketat. Uji persyaratan pada regresi linear berganda biasa disebut dengan uji
penelitian harus diukur paling rendah dalam bentuk interval atau rasio.
a. Uji Multikolinearitas
beberapa atau semua variabel independen yang menjelaskan model regresi. Jika
terdapat multikolinearitas maka koefisien regresi menjadi tidak tentu dan tingkat
kesalahannya menjadi sangat besar. Dalam hal ini digunakan nilai Variance
variabel bebas. Multikolinearitas tidak terjadi jika nilai VIF berada di bawah nilai
10 atau tolerance value lebih besar dar 0,1. Pada tabel di bawah ini dapat dilihat
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Tolerance
No Variabel VIF Kesimpulan
Value
1 Perputaran piutang 0,450 2,223 Tidak terjadi multikolinearitas
2 Persediaan 0,450 2,223 Tidak terjadi multikolinearitas
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai tolerance value kedua variabel
bebas lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF masing-masing variabel lebih kecil dari
86
10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada data tersebut tidak terjadi
b. Uji Heteroskedastisitas
nilai residualnya. Jika nilai korelasi ini signifikan maka nilai residualnya tidak
korelasi Rank Spearman dari nilai residual dengan nilai variabel bebas. Jika nilai
heteroskedastisitas.
= 5%
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
No Variabel rs p-value (sig) Keterangan Kesimpulan
Tidak Terjadi
1 Perputaran Piutang -0,433 0,244 Ho diterima
Heterokedastisitas
Tidak Terjadi
2 Persediaan -0,500 0,170 Ho diterima
Heterokedastisitas
87
Dari tabel diatas tampak bahwa p-value (sig) untuk kedua variabel bebas
lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima. Artinya korelasi tidak signifikan,
c. Uji Autokorelasi
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Durbin-Watson dL dU 4-dU 4-dL Kesimpulan
tidak menghasilkan
3,062 0,408 1,389 2,611 3,592 kesimpulan yang pasti
(inconclusive)
disimpulkan bahwa pada data tersebut tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti
(inconclusive).
d. Uji Normalitas
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis
statistik parametrik yaitu uji normalitas data. Apabila data pengamatan tidak
normalitas.
= 5%
Tabel 4.7
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 9
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Std. Deviation 1074.723197
Most Extreme Absolute .194
Differences Positive .100
Negative -.194
Kolmogorov-Smirnov Z .583
Asymp. Sig. (2-tailed) .886
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
89
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa p-value (sig) bernilai 0,886.
Karena nilai p-value (sig) > 0,05, maka Ho diterima. Artinya, data tersebut berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, data tersebut memenuhi
terhadap asumsi regresi klasik. Oleh karena telah memenuhi asumsi, maka analisis
sebagai berikut :
Y = a + b1 X1+ b2 X2
Dimana :
X1 = Perputaran piutang
X2 = Persediaan
a = Konstanta
Tabel 4.8
Analisis Regresi Berganda
Koefisien
Variabel Std, Error t Sig.
Regresi
(Constant) 5297,462 1362,565 3,888 0,008
X1 -360,059 157,249 -2,290 0,062
X2 -22,613 5,072 -4,458 0,004
apabila diperkirakan variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan nilai variabel
bebas lainnya diperkirakan konstan atau sama dengan nol, maka nilai variabel
terikat diperkirakan bisa naik atau bisa turun sesuai dengan tanda koefisien regresi
variabel bebasnya.
sebesar 5297,462. Artinya, jika variabel Perkembangan modal kerja (Y) tidak
bernilai nol), maka besarnya rata-rata nilai Perkembangan modal kerja akan
bernilai 5297,462%.
terbalik antara Perputaran piutang (X1) dengan Perkembangan modal kerja (Y).
terbalik antara Persediaan (X2) dengan Perkembangan modal kerja (Y). Koefisien
variabel bebas secara bersama-sama atas suatu variabel tidak bebas digunakan uji
F.
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari Perputaran piutang dan Persediaan
= 5%
Statistik Uji:
2
R ( n − k −1 )
F =
k (1 − R )
2
Tabel 4.9
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
F hitung df F tabel Sig Keterangan Kesimpulan
df1 = 2 Ada pengaruh
44,742 7,260 0,000 Ho ditolak
df2 = 6 (Signifikan)
Dari tabel diatas, diperoleh nilai F hitung sebesar 44,742. Karena nilai F
hitung (44,742) > F tabel (7,260), maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat
variabel bebas secara parsial atas suatu variabel tidak bebas digunakan uji t.
Hipotesis :
93
kerja (Y).
= 5%
Statistik Uji :
b
thit = , derajat bebas = n-k-1
Se(b)
Tabel 4.10
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Variabel t hitung df t tabel Sig Keterangan Kesimpulan
X1 -2,290 ± 2,447 0,062 Ho diterima Tidak Signifikan
6
X2 -4,458 ± 2,447 0,004 Ho ditolak Signifikan
2,290. Karena -t tabel (-2,447) < t hitung < t tabel (2,447) maka Ho
94
Karena t hitung < -t tabel (-2,447) maka Ho ditolak. Oleh karena itu,
korelasi berganda(R).
Tabel 4.11
Analisis Korelasi Berganda
Model Summary
Model R R Square
1 .968a .937
a. Predictors: (Constant), Persediaan, Perputaran Piutang
korelasi (R) sebesar 0,968. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
Tabel 4.12
Besarnya Pengaruh Secara Parsial
Beta Zero-order
X1 -0,349 -0,854 0,298 29,8%
X2 -0,680 -0,939 0,639 63,9%
Pengaruh Total 0,937 93,7%
beta dengan zero-order. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa besarnya
(X2) terhadap Perkembangan modal kerja (Y) secara parsial adalah sebesar
adalah sebesar 93,7%. Hal ini pun dapat terlihat dari nilai koefisien
determinasinya.
96
KD = R2 x 100%
= (0,968)2 x 100%
= 93,7 %
Tbk Bandung dapat diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti oleh
penulis.
BAB V
5.1 Kesimpulan
perputaran piutang tertinggi dicapai tahun 2008 hal ini disebabkan oleh
persediaan tertinggi dicapai tahun 2008 hal ini disebabkan oleh persaingan
beragam.
yang berubah-ubah.
97
98
dapat dilihat dari nilai F hitung (0,755) < F tabel (7,260), maka Ho
5.2 Saran
efisien.
arus kas perusahaan, karena jika kondisi keuangan stabil dan arus kas
99
dalam keadaan stabil, maka para investor dan para calon investor akan
Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan
Aplikasi edisi dua. UPP.AMP.YKPN: Jakarta.
Milwan Purnata. 2008. Pengaruh Piutang terhadap Modal Kerja pada PT.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Bandung, Bandung.
Nita Nurhayati. 2008. Tingkat perputaran piutang terhadap modal kerja pada PT.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Bandung. Bandung
Data Pribadi :
Nama : Defi Nugraha
NIM : 21207017
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Tempat Tanggal Lahir : Bandung 23 Februari 1989
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Cibangkong no.12 rt.08 rw.11
Bandung 40273
No Tlp : (022) 7317022 / 085759948851
Riwayat Pendidikan
TAHUN KETERANGAN
Lulus 1994 - 1995 Taman Kanak-kanak Mitra Bandung
Lulus 1995 - 2001 SDN Gumuruh III Bandung
Lulus 2001 - 2004 SLTP Taman Siswa Bandung
Lulus 2004 - 2007 SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung
Lulus 2007 - 2011 Universitas Komputer Indonesia
Bandung