Anda di halaman 1dari 118

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS

TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN


MANUFAKTUR SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN
PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2018-2020

Diajukan Oleh :

Nama : I Gusti Putri Dwi Ratnadi

Nim : 18.21.1.11898

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA

STIMI “HANDAYANI” DENPASAR

2021
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS
TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN
PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2018-2020

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai

gelar kesarjanaan Program Studi Manajemen pada Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen Indonesia (STIMI) Handayani Denpasar

OLEH :

Nama : I Gusti Putri Dwi Ratnadi


NIM : 18.21.1.11898

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA (STIMI)


HANDAYANI DENPASAR
2022
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : I Gusti Putri Dwi Ratnadi

NIM : 18.21.1.11898

Program Studi : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya buat adalah asli dari

penilitian yang saya lakukan sendiri bukan jiplakan atau plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti terdapat pelanggaran kaidah-kaidah akademik pada skripsi

saya, maka saya bersedia menanggung sangsi-sangsi yang diajukan karena kesalahan tersebut,

sebagaimana diatus pada Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.17 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

Demikian surat ini saya buat dengan sesungguhnya, untuk dapat dipergunakan bilaman

diperlukan.

Denpasar,

Yang membuat pernyataan,

I Gusti Putri Dwi Ratnadi


18.21.1.11898
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa / Tuhan Yang

Maha Esa karena berkat rahmat dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul ”Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan

Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020”

dapat diselesaikan dengan baik.

Maksud dan tujuan penyusunan Skripsi ini adalah untuk melengkapi dan memenuhi

persyaratan untuk dapat mengikuti ujian akhir semester program studi Manajemen Keuangan

pada Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen ( STIMI ) “Handayani” Denpasar.

Dalam penulisan Skripsi ini telah banyak memperoleh bimbingan , dorongan dan juga

petunjuk dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini , penulis ingin mengucapkan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ida Bagus Gede Udiyana, S.E, M.Si, Ak selaku Ketua STIMI “Handayani”

Denpasar, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas-fasilitas kepada penulis

selama menempuh pendidikan.

2. Bapak Wayan Arya Paramarta, SE, MM selaku Ketua Program Studi Manajemen

pada STIMI “ Handayani” Denpasar.

3. Bapak Ida Bagus Swaputra, S.E., M.M selaku dosen pembimbing atas

waktu,bimbingan, motivasi serta masukannya selama Skripsi ini terselesaikan.

4. Keluarga tercinta atas dukungan serta doa yang tulus serta tiada henti doa yang

dipanjatkan selama penulis menempuh perkuliahan di STIMI “HAndayani”

Denpasar.
5. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang juga

turut serta berperan dalam penyusunan ini.

Penulis menyadari Skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung

jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar,
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persaingan bisnis saat ini membuat banyak perusahaan harus berusaha untuk

mencapai tujuan utama perusahaannya yaitu mencari keuntungan sebesar-besarnya.

Memaksimalkan nilai perusahan merupakan salah satu tujuan utama dari setiap

perusahaan. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan pemenuhan dana perusahaan yang

berasal dari sumber internal maupun eksternal perusahaan. Penentuan jumlah proporsi

antara hutang jangka panjang dengan modal dalam penggunaannya sebagai sumber

pendanaan suatu perusahaan memiliki kaitan yang erat dengan struktur modal.

Modal merupakan elemen paling penting dalam menjaga kelangsungan sebuah

perusahaan. Adapun faktor lainnya yaitu Manajer Keuangan yang harus mampu

menentukan struktur modal secara optimal dengan jalan menghimpun dana yang

bersumber dari dalam maupun luar perusahaan. Perusahaan yang akan melakukan

ekspansi pastinya membutuhkan modal. Maka dari itu, perusahaan harus menetapkan

seberapa besar modal yang dibutuhkan untuk membiayai usahanya. Apabila sumber dana

berasal dari dalam atau internal maka modal atau sumber dana berbentuk laba yang

ditahan , sedangkan untuk modal dari eksternal berbentuk hutang yang bersumber dari

kreditur atau pemegang saham lain yang mengambil bagian pada perusahaan.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal baik dari dalam

maupun dari luar perusahaan. Dari segi faktor internal seperti stabilitas deviden ataupun
profitabilitas perusahaan , sedangkan dari segi faktor eksternal yaitu kondisi di pasar

modal serta tingkat suku bunga. Pada umumnya Suatu perusahaan yang memiliki

kesulitan mengenai permodalan dapat mencari dana di pasar modal. Pasar modal adalah

tempat bertemunya pembeli atau pihak yang membutuhkan dana dengan penjual atau

pihak yang memiliki kelebihan dana dengan cara memperjual-belikan saham.

Struktur modal yang baik akan memberikan dampak positif bagi perusahaan dan

secara tidak langsung akan membuat posisi keuangan perusahaan akan meningkat dan

perusahaanpun akan memiliki nilai yang tinggi. Namun apabila pengoptimalan struktur

modal kurang tepat akan memberi dampak negative bagi perusahaan berupa hutang yang

cukup besar serta beban bunga, nilai perusahaan akan menurun yang mana bisa membuat

perusahaan menjadi gulung tikar.

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan industri pengolahan yang mengolah

bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Perusahaan manufaktur

identik dengan pabrik yang mengaplikasikan mesin-mesin,peralatan,teknik rekayasa dan

tenaga kerja (Sutan Kayo,2014). Perusahaan manufaktur atau industri manufaktur di

Indonesia yang sudah Go public atau tercatat di Bursa Efek Indonesia dikelompokkan

kedalam 3 sektor, antara lainnya : sektor industri dasar dan kimia seperti Holcim

Indonesia Tbk ( SMCB ) , atau Semen Indonesia ( SMGR ). Kemudian ada sektor

industri barang konsumsi (Makanan dan Minuman) Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (

ICBP ) , Delta Djakarta Tbk ( DLTA ) dan Davomas Abadi Tbk ( DAVO ). Dan yang

terakhir ada sektor aneka industri seperti Astra Internasional Tbk (ASII ) , Supreme Cable

Manufacturing and Commerce Tbk ( SCCO ) , dan Primarindo Asia Infrastructure Tbk

( BIMA ).
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan primer setiap orang dari berbagai

lapisan kalangan masyarakat. Makanan dan minuman merupakan sumber gizi dan energi

bagi manusia guna mempermudah manusia dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.

Selain sebagai sumber energi makanan dan minuman bisa menjadi sumber penghasilan

apabila kita bisa memanfaatkannya dengan baik dan benar serta mampu mengolahnya

dengan kreatif dan inovatif agar mampu bersaing dipasaran.

Pada sektor industri Makanan ataupun minuman sangat menarik apabila di teliti,

karena dalam kehidupan sehari hari pada masyarakat sektor ini selalu ada dan tidak bisa

dilepaskan , yang berdampak pada harga saham yang meningkat dan dengan jumlah

investor yang terus bertambah. Perusahaan makanan dan minuman menunjukkan

fluktuasi dari tahun ke tahun yang di terbitkan di Bursa Efek Indonesia.

Karena persaingan yang semakin hari semakin ketat dan semakin bertambahnya

pesaing , maka diharapkan perusahaan lebih kreatif serta inovatif dalam pengembangan

produk sehingga mampu bertahan bahkan mampu berada di tingkat paling atas,atas

penjualan produk yang dicapai.

Beberapa penelitian terdahulu yang variabelnya berkaitan dengan Ukuran

perusahaan ¸ Profitabilitas dan , Struktur Modal antara lain :

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maharani, Silvya

Putri (2019) melakukan penelitian tentang Pengaruh pertumbuhan perusahaan,

profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal

sebagai variabel intervening: Studi pada perusahaan subsektor makanan dan minuman

yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian

ini ada yaitu : Pertumbuhan Perusahaan,profitabilitas dan juga Ukuran Perusahaan.


Kemudian untuk variabel terikatnya ada Nilai Perusahaan dan yang terakhir untuk

variabel interverningnya ada Struktur Modal. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan

hasil antara lain : (1) Pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap

struktur modal. (2) Profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal.

(3) Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal.

(4)Pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. (5)

Profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. (6) Ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. (7) Struktur modal

berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. (8) Pertumbuhan perusahaan

melalui struktur modal tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

(9) Profitabilitas melalui struktur modal tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan. mediasinya. (10) Ukuran perusahaan melalui struktur modal tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Sri Handayani ( 2020 ) meneliti tentang Analisis Pengaruh Growth Opportunity,

Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan

Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar Pada BEI. Yang menjadi

Variabel Bebas dalam penelitian ini yaitu Growth Opportunity, Profitabilitas dan Ukuran

perusahaan dan yang menjadi Variabel Terikat yaitu Struktur Modal. Hasil penelitian

yang didapat yaitu Growth Opportunity, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan profitabilitas dan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Ferry Dhita Saputra, Gede (2021)  yang melakukan penelitian tentang

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal


Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar Pada

Bursa Efek Indonesia. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini antara lain

Ukuran Perusahaan,Profitabilitas sedangkan yang menjadi variabel terikatnya yaitu

Struktur Modal. Dari hasil penelitian ini diperoleh Hasil penelitian menunjukkan

bahwa (1) ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal, (2) ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal,

(3) profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal pada

Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia

Anisah , Lies (2021) meneliti tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur

Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia. Yang menjadi variabel bebas yaitu Ukuran Perusahaan ,

Truktur Aktiva , profitabilitas , Risiko bisnis. Dan yang menjadi Variabel Terikat yaitu

Struktur modal. Hasil dalam Penelitian yang diperoleh yaitu Hasil dari penelitian

menunjukkan bahwa secara simultan ukuran perusahaan (SIZE), struktur aktiva (FAR),

profitabilitas (NPM) dan risiko bisnis (BRISK) berpengaruh terhadap struktur modal.

Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) dan

profitabilitas (NPM) nenunjukan tidak berpengaruh pada variabel struktur modal.

Sedangkan variabel struktur aktiva (FAR) dan variabel risiko bisnis (BRISK)

menjelaskan berpengaruh terhadap struktur modal.

Hesty Khoirunnisa dan Hidayat (2019) meneliti tentang Pengaruh Profitabilitas ,

Likuiditas, Pertumbuhan Aktiva, Struktur Aktivia, dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Struktur Modal Pada Perusahaan manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang
Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017. Yang menjadi variabel bebas

dalam penelitian ini ada 4 antara lain : Profitabilitas,Likuiditas,Pertumbuhan Aktiva,

Struktur Aktiva dan juga Ukuran Perusahaan. Untuk variabel Terrikatnya yaitu Struktur

Modal. Hasil penelitian yang didapat yaitu (1) Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap

struktur modal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,500 (2) Likuiditas

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modalyang ditunjukkan dengan nilai

signifikansi sebesar 0,001 (3) Pertumbuhan aktiva berpengaruh positif terhadap struktur

modal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,268 (4) Struktur Aktiva

berpengaruh positif terhadap struktur modal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi

sebesar 0,259 (5) Ukuran Perusahaan (SIZE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

struktur modal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,430 (6) profitabilitas,

likuiditas, pertumbuhan aktiva, struktur aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh secara

simultan dibuktikan dengan p value < 5% (0,000 < 0,05).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kartika Andi (2016) tentang

profitabilitas,struktur asset , pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan terhadap

struktur modal perusahaan manufaktur di BEI. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai variable bebas yaitu profitabilitas , pertumbuhan penjualan serta

ukuran perusahaan, kemudian untuk variable terikatnya menggunakan struktur modal.

Kemudian hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa profitabilitas

berpengaruh negative terhadap struktur modal , struktur asset tidak berpengaruh

terhadap struktur modal perusahaan , ukuran perusahaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap struktur modal perusahaan.


Selanjutnya ada penelitian dari Ayu Intan & Gede Mertha ( 2017 ) melakukan

penelitian tentang profitabilitas , ukuran perusahaan , dan pertumbuhan asset terhadap

struktur modal dan nilai perusahaan. Variabel dalam penelitian ini yang digunakan

sebagai variabel bebas yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aset,

variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan, dan variabel intervening

yaitu struktur modal. Hasil dari Penelitian tersebut Hasil analisis menunjukkan

profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, ukuran

perusahaan dan pertumbuhan aset berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

struktur modal, profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan, pertumbuhan aset berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan dan variabel struktur berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur

modal.

Junita,Nazir dan Ilham (2014) dalam penelitiannya tentang pengaruh profitabilitas

, pertumbuhan asset , leverage operasi , dan ukuran perusahaan terhadap struktur

modal secara parsial pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

Variabel dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variable bebas yaitu

profitabilitas , pertumbuhan asset , leverage operasi dan ukuran perusahaan.

Sedangkan yang menjadi variable tetap yaitu struktur modal. Hasil penelitian yang

dilakukan menunjukkan bahwa pertumbuhan asset sebagai variable bebas dan

leverage operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal ,

sedangkan variable bebas yaitu profitabilitas dan ukuran perusahaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.


Andika & Sedana (2019) melakukan penelitian pengaruh profitabilitas, struktur

aktiva, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan makanan dan

minuman di BEI. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai variabel

bebas yaitu Profitabilitas , Struktur Aktiva serta Ukuran perusahaan. Kemudian untuk

variabel terikatnya menggunakan Struktur Modal yang mana hasil penelitian yang

dilakukan menghasilkan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Struktur aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

struktur modal.

Wardita dan Astakoni ( 2018 ) yang meneliti tentang Profitabilitas , Pertumbuhan

Perusahaan dan Ukuran Perusahaan sebagai Determinan Struktur Modal. Variabel

Terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas, Pertumbuhan

Perusahaan dan, Ukuran Perusahaan. Sedangkan yang menjadi Variabel terikat dalam

penelitian ini yaitu Struktur Modal. Kemudian hasil yang diperoleh dalam penelitian

ini adalah Profitabilitas (profitability) berpengaruh negative signifikan terhadap

Struktur Modal, Tingkat Pertumbuhan (growth) berpengaruh signifikan terhadap

Struktur Modal, Ukuran Perusahaan ( Size ) berpengaruh positif signifikan terhadap

Struktur Modal.

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, perusahaan yang akan diteliti yaitu

perusahaan manufaktur sub sector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia yaitu :


Table 1.1

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman

Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

No Kode Saham Nama Emiten

1 ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk

2 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

3 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk

4 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

5 CLEO PT. Sariguna Primatirta Tbk

6 DLTA PT. Delta Djakarta tbk

7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

9 MYOR Mayor Indah Tbk

10 ROTI Nippon Indosairi Corpindo Tbk

11 STTP Siantar Top Tbk

12 ULTJ Ultrajaya Milk Industry Tbk

13 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk


14 HOKI PT. Buyung Poetra Sembada Tbk

15 PCAR PT. Prima cakrawala Abadi Tbk

16 SKLT PT. Sekar Laut Tbk

17 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk

18 STTP PT. Siantar Top Tbk

19 PSDN PT. Prashida Aneka Niaga Tbk

20 PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk

Sumber : www.idx.co.id

Berdasarkan paparan teori dan juga hasil riset dari penelitian sebelumnya , yang mana

dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent atau variabel bebasnya yaitu : Ukuran

Perusahaan yang dihitung menggunakan formula Ln TA, dan Profitabilitas yang dihitung

menggunakan formula ROA (Return On Asset) dan yang menjadi variabel dependen atau terikat

yaitu Struktur modal yang dihitung menggunakan formula DER (Debt to Equity Ratio).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka penulis melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Terhadap Struktur

Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang terdaftar

pada BEI periode 2018-2020”


Tabel 1.2

Perkembangan Total Aset,Laba atau Profitabilitas dan Ekuitas Pada Perusahaan

Manufaktur sektor Makanan dan Minuman.

Periode 2016 – 2020 ( dalam bentuk persentase )

Tahun Total Aset Perkemba Laba Perkemba Ekuitas Perkembanga

ngan ngan n

(%) (%) (%)

2016 1.392.636.444.501 - 5,266,906,000 - 43,941,423,000 -

2017 2.631.189.810.030 0,4707 3,543,173,000 -0,4864 20,324,330,000 -1,1620

2018 1,109,843,522,344 -1,3707 4,607,342,982 0,2309 387,126,677,545 0,9474

2019 1,103,450,087,164 -0,0057 22,395,890,042 0,7942 380,730,523,614 -0,0167

2020 1,105,874,415,256 0,0021 21,275,102,147 -0,0526 372,883,080,340 -0,0210

B. POKOK MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang dicantumkan diatas , maka yang menjadi pokok

permasalahannya adalah

1. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh pada Struktur Modal pada Perusahaan

Manufaktur Makanan dan Minuman Pada Bursa Efek Indonesia ?


2. Apakah Profitabilitas berpengaruh pada Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur

Makanan dan Minuman Pada Bursa Efek Indonesia ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan pokok masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah

A. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap Struktur Modal Pada

Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman Yang terdaftar Di BEI.

B. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada Perusahaan

Manufaktur Makanan dan Minuman yang terdaftar pada BEI.

D. KEGUNAAN PENELITIAN

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran dan wawasan yang lebih luas

mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal, pengaruh

pertumbuhan asset terhadap modal ,serta pengaruh profitabilitas terhadap struktur

modal pada sub sektor perusahaan manufaktur makanan dan minuman di BEI.

b. Kegunaan praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran serta masukan

kepada perusahaan sebagai bahan pertimbangan agar dapat memberikan keputusan

dibidang keuangan untuk dapat lebih meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan

hasil penelitian ini, diharapkan bisa dijadikan informasi bagi investor sebelum

melakukan penanaman modal di suatu perusahaan manufaktur yang bergerak di

bidang makanan dan minuman.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Pengertian Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan adalah Besar Kecilnya sebuah perusahaan dilihat dari

besarnya nilai equity/modal ,nilai penjualan atau nilai aktiva. (Bambang Riyanto,2010 :

313).

Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan yang bisa diukur melalui

besar harta/total aktiva dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma.

(Hartono,2008:14)

Suatu skala dimana dapat mengklasifikasikan sebagai besar kecilnya perusahaan

dengan berbagai cara antara lain dengan total asset perusahaan,nilai pasar saham,jumlah

pegawai yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan aktivitas operasional

perusahaan,dan juga bisa di ukur dari pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan secara

rutin. Apabila perusahaan tersebut memiliki jumlah asset yang besar , maka pihak

perusahaan akan lebih mudah menggunakan ataupun memutar asset demi meningkatkan

nilai perusahaan dan juga untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

Perusahaan dengan Ukuran perusahaan yang besar akan mudah memikat para investor

untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.


Perusahaan yang memiliki nilai Ukuran Perusahaan yang besar akan lebih mudah

memperoleh pinjaman, sehingga mereka cenderung untuk berhutang karena mengalami

resiko kebangkrutan yang rendah, dan perusahaan yang memiliki nilai ukuran perusahaan

yang besar nilai sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham

baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan

dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai perusahaan kecil.

2. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dalam

penjualan,total aktiva maupun modal sendiri. Sehingga bagi para investor jangka panjang

akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini. (Agus Hartono,2012;122)

Profitabilitas dalam suatu perusahaan berfungsi untuk menunjukkan perbandingan

antara profit dengan aktiva atau modal yang menghasilkan profit tersebut, dengan kata

lain profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menghasilkan

profit dalam jangka waktu tertentu.(Riyanto,2011:35)

Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam

mencari keuntungan, rasio ini juga dapat memberikan tolak ukur pada tingkat efektifitas

manajemen dalam suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan

dari penjualan dan pendapatan investasi,maka dapat disimpulkan bahwa rasio ini dapat

menunjukkan efisiensi suatu perusahaan.(Kasmir,2017:115)

Berdasarkan pengertian diatas,maka dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas

merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk dapat memperoleh keuntungan yang

dihasilkan dari penjualan dan pendapatan dalam investasi. Dengan kata lain, semakin
tinggi profit/pendapatan suatu perusahaan maka akan semakin menurun juga hutang-

hutangnya, dikarenakan semakin banyaknya dana internal yang tersedia untuk mendanai

investasinya.

3. Pengertian Struktur Modal

Struktur Modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang

perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal

sendiri ( Martono dan Harjito , 2012 )

Struktur Modal merupakan perimbangan atau perbandingan antara total hutang

dengan modal sendiri yang dihitung dengan menggunakan debt to equity ratio (DER).

Debt to Equity Ratio (DER) dipakai untuk mengukur perusahaan membayar

hutang dengan modal sendiri. (Habibah & Handayani, 2015)

Struktur Modal adalah modal proporsi dalam menentukan pemenuhan kebuthaan

belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau panduan

sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama yaitu

berasal dari dalam dan luar perusahaan ( Ali dan Rodoni, 2010 ) .Sedangkan,

Struktur Modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen ,dan saham biasa.

(Sartono,2011:225)

Berdasarkan seluruh pengertian yang dijabarkan oleh para ahli yang sudah di

jelaskan diatas , maka struktur modal merupakan suatu ukuran perbandingan perusahaan
dari segi pendanaan dalam bentuk jangka panjang yang berifat permanen serta

ditunjukkan oleh perusahaan itu sendiri dari segi hutang jangka panjang terhadap modal.

a. Teori Struktur Modal

Menurut Hanafi,(2012:297) yang terdiri dari :

1) Pendekatan Tradisional

Menurut teori pendekatan tradisional terdapat struktur modal yang optimal. Dengan

kata lain struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai suatu perusahaan. Struktur

modal bisa diubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.

2) Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)

Pada pendekatan Modigliani dan miller (MM), tahun1960-an kedua ekonom tersebut

memasukan faktor pajak ke dalam analisis mereka. Dalam teori MM, terdapat berbagai

asumsi yang dirasa tidak realistis, hasil ketidakrelevanan MM memiliki arti yang sangat

penting dengan menunjukkan kondisi-kondisi dimana struktur modal tersebut tidak

relevan. MM juga telah memberikan petunjuk mengenai hal-hal apa yang dibutuhkan

agar membuat struktur modal menjadi relevan dan yang mempengaruhi nilai perusahaan

Brigham dan Houston (2006). Mereka sampai pada kesimpulan bahwa nilai perusahaan

dengan utang lebih tinggi adalah tidak relevan dibandingkan nilai perusahaan tanpa

utang. Kenaikan tersebut dikarenakanadanya penghematan pajak dari penggunaan utang.

3) Teori Trade Off


Teori trade off merupakan gabungan antara teori struktur modal modigliani dan miller

dengan memasukkan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan yang mengindikasikan

adanya penghematan pajak dari utang dengan biaya kebangkrutan. Pada teori ini,

mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil pertukaran (trade-off)

dari keuntungan pendanaan melalui utang (pajak perusahaan yang menguntungkan)

dengan tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Sehingga pada

teori ini, perusahaan lebih suka mendapatkan dana dari eksternal perusahaan daripada

dana yang berasal dari internal perusahaan.

4) Model Miller dengan pajak perusahaan dan personal

Modigliani dan miller mengembangkan model struktur modal tanpa pajak dan

dengan pajak. Nilai perusahaan dengan pajak lebih tinggi dibandingkan dengan nilai

perusahaan tanpa pajak. Selisih tersebut diperoleh melalui penghematan pajak karena

bunga bisa dipakai untuk mengurangi pajak. Miller kemudian mengembangkan model

struktur modal dengan memasukkan pajak personal. Pemegang saham dan pemegang

utang harus membayar pajak jika mereka menerima dividen (untuk pemegang saham)

atau bunga (untuk pemegang utang). Menurut model tersebut, tujuan yang ingin

dicapai adalah tidak hanya meminimalkan pajak perusahaan, tetapi

meminimalkan total pajak yang harus dibayarkan (pajak perusahaan, pajak atas

pemegang saham, dan pajak atas pemegang utang).

5) Pecking Order Theory

Teori pecking order bisa menjelaskan kenapa perusahaan yang mempunyai

tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil.
Tingkat utang yang kecil tersebut tidak dikarenakan perusahaan mempunyai target

tingkat utang yang kecil, tetapi karena mereka tidak membutuhkan dana eksternal.

Tingkat keuntungan yang tinggi menjadikan dana internal mereka cukup untuk

memenuhi kebutuhan investasi. Pada perusahaan yang menggunakan teori pecking-

order ini, mereka lebih suka menggunakan dana internal perusahaan dibandingkan

dengan dana eksternal perusahaan.

6) Teori Asimetri : Informasi dan Signaling

Konsep signaling dan asimetri informasi berkaitan erat. Teori asimetri

mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai

informasi yang sama mengenai prospek dan risiko perusahaan. Pihak tertentu

mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan pihak lainnya. Manajer biasanya

mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak luar (investor).

Karena itu bisa dikatakan terjadi asimetri informasi antara manajer dengan investor.

Teori signaling adalah model dimana struktur modal (penggunaan utang) merupakan

signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Perusahaan yang meningkatkan

utang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di

masa mendatang. Karena cukup yakin, maka manajer perusahaan tersebut berani

menggunakan utang yang lebih besar. Investor diharapkan akan menangkap signal

tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. Dengan demikian

utang merupakan tanda atau signal positif.

4. Manajemen dan Laporan Keuangan

A) Pengertian Manajemen Keuangan


Menurut Musthafa (2017:3) Manajemen keuangan menjelaskan tentang beberapa

keputusan yang harus dilakukan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan atau

keputusan pemenuhan kebutuhan dana, dan keputusan kebijakan dividen

“ Manajemen keuangan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni yang

membahas, mengkaji dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan

dengan mempergunakan seluruh sumber daya perusahaan untuk mencari dana,

mengelola dan membagi dana dengan tujuan memberikan profit atau kemakmuran

bagi para pemegang saham dan berkelanjutan usaha bagi perusahan” (fahmi,2013:2)

Berdasarkan pengertian tersebut maka manajemen keuangan adalah segala bentuk

aktivitas baik pemilik perusahaan ataupun manajemen perusahaan yang berhubungan

dengan pengelolaan keuangan untuk memperoleh modal dan keuntungan setinggi-

tingginya dengan cara yang seefektif dan seefisien mungkin.

B) Pengertian Laporan keuangan

Menurut (Kasmir,2017:66) secara umum dikatakan bahwa “Laporan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu”

Menurut Harahap (2018:105) “laporan keuangan menggambarkan kondisi

keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu

tertentu”

“Laporan Keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan

dari hasil sutau proses akuntansi selama periode tertentu yang digunakan sebagai alat

komunikasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan” (Suteja,2018)


Dari beberapa pengertian yang dipaparkan oleh para ahli terkait Laporan

Keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan merupakan sebuah

hasil akhir dari proses akutansi mengenai informasi aktivitas perusahaan ataupun

pengelolaan dana pada periode tertentu yang menjadi alat komunikasi antar pihak

yang terkait.

5. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah :

a. Maharani, Silvya Putri (2019)  melakukan penelitian tentang Pengaruh pertumbuhan

perusahaan, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan

struktur modal sebagai variabel intervening: Studi pada perusahaan subsektor

makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018. Variabel bebas yang

digunakan dalam penelitian ini ada yaitu : Pertumbuhan Perusahaan,profitabilitas dan

juga Ukuran Perusahaan. Kemudian untuk variabel terikatnya ada Nilai Perusahaan

dan yang terakhir untuk variabel interverningnya ada Struktur Modal. Dari penelitian

yang dilakukan ditemukan hasil antara lain : (1) Pertumbuhan perusahaan

berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. (2) Profitabilitas berpengaruh

signifikan positif terhadap struktur modal. (3) Ukuran perusahaan berpengaruh

signifikan positif terhadap struktur modal. (4)Pertumbuhan perusahaan berpengaruh

signifikan positif terhadap nilai perusahaan. (5) Profitabilitas berpengaruh signifikan

positif terhadap nilai perusahaan. (6) Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan

positif terhadap nilai perusahaan. (7) Struktur modal berpengaruh signifikan positif
terhadap nilai perusahaan. (8) Pertumbuhan perusahaan melalui struktur modal tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. (9) Profitabilitas melalui

struktur modal tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

mediasinya. (10) Ukuran perusahaan melalui struktur modal tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

b. Sri Handayani ( 2020 ) meneliti tentang Analisis Pengaruh Growth Opportunity,

Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan

Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar Pada BEI. Yang

menajdi Variabel Bebas dalam penelitian ini yaitu Growth Opportunity, Profitabilitas

dan Ukuran perusahaan dan yang menjadi Variabel Terikat yaitu Struktur Modal.

Hasil penelitian yang didapat yaitu Growth Opportunity, Profitabilitas, dan Ukuran

Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan profitabilitas

dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

c. Ayu Intan & Gede Mertha ( 2017 ) melakukan penelitian tentang profitabilitas ,

ukuran perusahaan , dan pertumbuhan asset terhadap struktur modal dan nilai

perusahaan. Variabel dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel bebas

yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aset, variabel terikat dalam

penelitian ini adalah nilai perusahaan, dan variabel intervening yaitu struktur modal.

Hasil dari Penelitian tersebut menunjukkan profitabilitas berpengaruh positif

signifikan terhadap struktur modal, ukuran perusahaan dan pertumbuhan aset

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, ukuran perusahaan


berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, pertumbuhan aset

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan variabel

struktur berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.

d. Ferry Dhita Saputra, Gede (2021)  yang melakukan penelitian tentang Pengaruh

Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan

Manufaktur Subsektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar Pada Bursa Efek

Indonesia. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini antara lain Ukuran

Perusahaan,Profitabilitas sedangkan yang menjadi variabel terikatnya yaitu

Struktur Modal. Dari hasil penelitian ini diperoleh Hasil penelitian menunjukkan

bahwa (1) ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap

struktur modal, (2) ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

struktur modal, (3) profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur

modal pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan dan Minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

e. Anisah , Lies (2021) meneliti tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur

Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Yang menjadi variabel bebas yaitu Ukuran

Perusahaan , Truktur Aktiva , profitabilitas , Risiko bisnis. Dan yang menjadi

Variabel Terikat yaitu Struktur modal. Hasil dalam Penelitian yang diperoleh yaitu

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara simultan ukuran perusahaan (SIZE),

struktur aktiva (FAR), profitabilitas (NPM) dan risiko bisnis (BRISK) berpengaruh

terhadap struktur modal. Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa ukuran

perusahaan (SIZE) dan profitabilitas (NPM) nenunjukan tidak berpengaruh pada


variabel struktur modal. Sedangkan variabel struktur aktiva (FAR) dan variabel risiko

bisnis (BRISK) menjelaskan berpengaruh terhadap struktur modal.

f. Hesty Khoirunnisa dan Hidayat (2019) meneliti tentang Pengaruh Profitabilitas ,

Likuiditas, Pertumbuhan Aktiva, Struktur Aktivia, dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Struktur Modal Pada Perusahaan manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman

yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017. Yang menjadi variabel

bebas dalam penelitian ini ada 4 antara lain : Profitabilitas,Likuiditas,Pertumbuhan

Aktiva, Struktur Aktiva dan juga Ukuran Perusahaan. Untuk variabel Terrikatnya

yaitu Struktur Modal. Hasil penelitian yang didapat yaitu (1) Profitabilitas

berpengaruh negatif terhadap struktur modal yang ditunjukkan dengan nilai

signifikansi sebesar 0,500 (2) Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

struktur modalyang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 (3)

Pertumbuhan aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal yang ditunjukkan

dengan nilai signifikansi sebesar 0,268 (4) Struktur Aktiva berpengaruh positif

terhadap struktur modal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,259 (5)

Ukuran Perusahaan (SIZE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur

modal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,430 (6) profitabilitas,

likuiditas, pertumbuhan aktiva, struktur aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh

secara simultan dibuktikan dengan p value < 5% (0,000 < 0,05).

g. Andika & Sedana (2019) melakukan penelitian pengaruh profitabilitas, struktur

aktiva, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan makanan dan

minuman di BEI. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai variabel

bebas yaitu Profitabilitas , Struktur Aktiva serta Ukuran perusahaan. Kemudian untuk
variabel terikatnya menggunakan Struktur Modal yang mana hasil penelitian yang

dilakukan menghasilkan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Struktur aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

struktur modal.

h. Wardita dan Astakoni ( 2018 ) yang meneliti tentang Profitabilitas , Pertumbuhan

Perusahaan dan Ukuran Perusahaan sebagai Determinan Struktur Modal. Variabel

bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas, Pertumbuhan

Perusahaan dan, Ukuran Perusahaan. Sedangkan yang menjadi Variabel terikat dalam

penelitian ini yaitu Struktur Modal. Kemudian hasil yang diperoleh dalam penelitian

ini adalah Profitabilitas (profitability) berpengaruh negative signifikan terhadap

Struktur Modal, Tingkat Pertumbuhan (growth) berpengaruh signifikan terhadap

Struktur Modal, Ukuran Perusahaan ( Size ) berpengaruh positif signifikan terhadap

Struktur Modal.

i. Junita,Nazir dan Ilham (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh profitabilitas ,

pertumbuhan asset , leverage operasi , dan ukuran perusahaan terhadap struktur

modal secara parsial pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

Variabel dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variable bebas yaitu

profitabilitas , pertumbuhan asset , leverage operasi dan ukuran perusahaan.

Sedangkan yang menjadi variabel tetap yaitu struktur modal. Hasil penelitian yang

dilakukan menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur

modal perusahaan, pertumbuhan asset berpengaruh positif terhadap struktur modal

perusahaan , operating leverage berpengaruh yang negative terhadap struktur modal

dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal.


j. Kartika Andi (2016) melakukan penelitian tentang profitabilitas,struktur asset ,

pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan

manufaktur di BEI. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai variable

bebas yaitu profitabilitas , pertumbuhan penjualan serta ukuran perusahaan, kemudian

untuk variable terikatnya menggunakan struktur modal. Kemudian hasil dari

penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif

terhadap struktur modal , struktur asset tidak berpengaruh terhadap struktur modal

perusahaan , ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur

modal perusahaan.

B. Hipotesis

Hipotesis Penelitian merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang

sifatnya masih praduga karena harus dibuktikan terlebih dahulu atau kesimpulan

sementara terhadap penelitian yang masih akan diuji lagi kebenarannya.

Berdasarkan pada landasan teori dan penelitian terdahulu , maka dapat

disimpulkan 3 hipotesis sebagai berikut :

H1 = Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal

H2 = Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal

C. Kerangka Penelitian

1. Keterkaitan antara Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal


Penelitian ini akan dikaitkan pengaruh antara Ukuran perusahaan dengan struktur

modal yang mana masingmasing variabel ini diproksi menggunakan Ln Total Asset dan

Debt to Equity Ratio.

Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula perusahaan tersebut

membutuhkan dana untuk investasi, perusahaan cenderung menggunakan utang yang

lebih besar atau modal asing untuk menunjang operasionalnya. Dengan demikian

hubungan Ukuran Perusahaan terhadap struktur modal positif.

2. Keterkaitan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Dalam penelitian ini akan dikaitkan pengaruh antara profitabilitas terhadap

Struktur Modal yang masing masing diproksi menggunakan ROA dan juga DER.

Perusahaan yang memiliki profit cukup tinggi akan cenderung melakukan banyak

pinjaman untuk mendapatkan manfaat dari pajak.menurut POT (Pecking Order Theory)

perusahaan yang tingkat keuntungan yang besar memiliki sumber pendanaan internal

yang lebih besar serta membutuhkan pendanaan eksternal yang kecil. Dengan demikian

hubungan antara Profitabilitas terhadap Struktur Modal memiliki pengaruh Negatif.

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Pengaruh Ukuran Perusahaan,Profitabilitas terhadap Struktur Modal

Ukuran
Perusahaan H1
( X1 )
Struktur Modal
( Total Asset )
( Y)

( DER )
Profitabilitas H2

( X2 )

( ROA )

Keterangan :

= Variabel

= Pengaruh antar variabel

BAB III

METODE PENELITIAN

A. OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN

1. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan masalah atau hal yang di teliti. Sehingga dapat di

simpulkan bahwa dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah :

Pengaruh Ukuran Perusahaan , dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal.

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian merupakan tempat suatu penlitian yang dilaksanakn. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman Yang terdaftar pada BEI.

B. Definisi Operasional variabel

1. Variabel Independen (Variabel bebas)


Variabel independen sering disebut dengan variabel stimulus , predictor,

antecedent. ( Sugiyono , 2017 : 39 ) Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen

atau variabel terikat. Dalam penelitian ini ada 3 variabel independen atau variabel

bebas yang diteliti , antara lainnya :

a. Ukuran Perusahaan (X1)

Diukur menggunakan indikator lorithm natural (Ln) of total asset (Munawir,

2010) ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki

perusahaan. Variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan nilai logaritma natural dari total aktiva. Formula yang digunakan

menggunakan : ( Munawir , 2010:30)

Ukuran Perusahaan = Ln ( Total Asset)

b. Profitabilitas (X2)

Profitabilitas diukur dengan (ROA) atau Return On Asset yang mana merupakan

pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan

keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.

Return On Asset membandingan laba bersih setelah pajak dengan total asset

(Kasmir,2017:137). ROA dapat dirumuskan menggunakan formula sebagai

berikut.

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)

Total Asset

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)


Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2017:39).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat adalah

Struktur Modal.

Struktur modal diukur menggunakan (DER) Debt to Equity Ratio yang mana

merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini

membandingan seluruh hutang termasuk utang lancer dengan seluruh ekuitas. Rasio

ini berfungsi untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan

pemilik perusahaan. (Kamir, 2017:124) Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap

modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Debt to Equity Ratio (DER)

dirumuskan sebagai berikut :

DER = Total Utang (Debt)


Total Ekuitas(Equity)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah total keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sector makanan dan minuman

yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. (Sugiyono, 2017:80) mengatakan bahwa

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

2. Sampel
(Sugiyono, 2010:81) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel merupakan himpunan

bagian dari unit suatu populasi yang akan dilakukan penelitian oleh peneliti. Dalam

pemilihan sampel ini ditentukan dengan teknik Purposive Sampling, yang mana

memiliki makna penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan yang digunakan dalam penelitian ini dalam memilih sampel antara

lain :

1. Perusahaan Manufaktur Sub sector makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa

Efek Indonesia tahun 2018-2020 yang berjumlah 10 perusahaan.

2. Perusahaan yang melampirkan Laporan Keuangan secara 5 Tahun secara berturut-turut

dengan periode penelitian yang ditentukan dari perusahaan yang berjumlah 10 .

3. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak memiliki profit yang negative berjumlah 5

perusahaan.

Tabel II.1

Perusahaan Manufaktur (Sub Sektor Makanan dan Minuman)

Yang digunakan sebagai sampel penelitian

No Kode Saham Nama Emiten

1 ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk

2 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

3 CAMP PT. Campina Ice Cream Industry Tbk

4 DLTA Delta Djakarta Tbk

5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk


6 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

7 MYOR PT. Mayora Indah Tbk

8 ROTI PT. Nippon Indosari corporindo Tbk

9 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading


Componay Tbk
10 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk

D. Jenis dan Sumber Data

1. Sumber data

a. Data sekunder.

Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari

sumber yang telah ada dan data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui

sumber lain yang sudah tersedia. Yang dikategorikan sebagai data sekunder, misalnya

bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, situs web dan internet (Nur

Indriantoro dan Bambang Supomo, 2014:143). Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini adalah daftar perusahaan manufaktur sub sector makanan dan minuman

yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

b. Data Primer

Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, ( Sugiyono,

2017:137). Data primer dalam penelitian ini adalah data laporan tahunan yang
dimiliki oleh perusahaan yang telah di Audit serta di Publikasikan. Data yang

diperoleh langsung melalui website resmi perusahaan yang diteliti.

2. Jenis Data

a. Data Kualitatif

Data Kualitatif adalah data yang berupa kata, skema, dan gambar (Sugiyono,

2015:15). Data kualitatif penelitian ini berupa daftar nama perusahaan manufaktur

sub sektor perusahaan Makanan dan Minuman, sejarah perusahaan dan struktur

organisasi perusahaan.

b. Data Kuantitatif

Data yang bersifat numeric atau angka yang dapat dianalisis dengan statistic.

(Sugiyono, 2014:13). Data kuantitatif dalam penelitian ini seperti laporan keuangan

perusahaan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data yaitu data sekunder dan data primer, maka metode

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi.

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari

perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini seperti, laporan keuangan tahunan

perusahaan.

Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi ini dilakukan dengan mencari data

laporan keuangan perusahaan manufaktur yang di publikasikan di internet yaitu di

website resmi BEI www.idx.co.id


F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis adalah cara untuk menganalisis atau mengolah suatu dengan cara

menggunakan rumus,software atau dengan alat tulis tertentu guna menghasilkan suatu

hasil yang valid atau benar.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan melalui empat tahapan yaitu

menghitung rasio-rasio besarnya variabel penelitian sesuai rumus-rumus yang ada yaitu

melakukan uji asumsi klasik dan analisis regresi linear berganda sekaligus uji hipotesis.

1. Menentukan Rasio-rasio besarnya variabel penelitian

a. Ukuran Perusahaan yang diukur dengan Logaritma Natural total Asset

b. Profitabilitas yang diukur dengan Return on Asset (ROA)

c. Struktur modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER)

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,variabel

independen dan variable dependen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah model regresi yang mempunyai distibusi normal atau

mendekati normal (Ghozali, 2013:160). Uji normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov (uji K-S) dengan bantuan program computer SPSS. Prosedur

uji normalitas data adalah sebagai berikut :

1.) Meregresi fungsi empirik dan diperoleh nilai residual.

2.) Menganalisa nilai residual dengan metode uji one-sample Kolmogorov-Smirnov.

3.) Kesimpulan: apabila nilai Asymp. Sig (2 tailed) > 0,05 atau 5% maka residual

berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas ini dilakukan sebagai syarat digunakannya analisis regresi

linier berganda, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel

independen. (Ghozali, 2015,105) Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance di atas 0,1 dan

nilai VIF dibawah 10, maka antara variabel independen tidak menjadi

multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain,

apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika

berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk

mendeteksi Heteroskedastisitas adalah dengan melihat schtterplot antara standardized

residual (*SRESID) terhadap standardized predicted value (*ZPRED). (Ghozali,

2013:139) jika pada pola tertentu seperti titik titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

d. Autokorelasi

Autokorelasi berarti terjadi korelasi antara anggota sampel yang diurutkan

berdasarkan waktu. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu (residual) pada periode

t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya), (Ghozali, 2013:116).


Penyimpangan ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time

series. Konsekuensinya, varian sample tidak dapat menggambarkan varian

populasinya. Model regresi tidak dapat untuk menapsirkan nilai variabel dependen

pada nilai variabel independen tertentu untuk menganalisis ada tidaknya autokorelasi

adalah dengan menggunakan Run test. Run Test sebagai bagian dari statistic non-

parametrik yang digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi

tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa

residual adalah acak atau random atau tidak (sistematis). Pengambilan keputusan

pada uji Run test adalah sebagai berikut :

a. Jika hasil Run Test menunjukkan nilai signifikan lebih kecil daei 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa residual tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai

residual.

b. Jika hasil Run test menunjukkan hasil signifikan lebih besar dari 0.05 maka

dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar

nilai residual.

3. Analisis Regresi linear Berganda

Untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen Ln Total Asset, As, Return

On Asset ( ROA ) terhadap Debt to Equity Ratio (DER), maka dalam penelitian ini

digunakan analisis regresi berganda. (Sugiyono, 2014:277) menyatakan koefisien

regresinya dapat ditentukan melalui persamaan sebagai berikut :

Y = a +b1.X1 + b2.X2 + e

Keterangan :

Y = Struktur Modal (DER)


X1 = Ukuran perusahaan ( Ln TA)

X2 = Profitabilitas (ROA)

E = Variabel Residual

A = Konstanta

b1 dan b2 = koefisien regresi dari masingmasing variabel independen untuk

mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang

signifikan dan representative, maka model tersebut harus memenuhi uji asumsi

klasik regresi. Besarnya konstanta tercermin dalam a dan besarnya koefisien

regresi dari masing-maisng variabel independen ditunjukkan dengan b1,b2 .

analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara

variabel independen dan dependennya.

4. Uji Hipotesis ( Uji Parsial – Uji t )

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji secara parsial atau uji t.

Digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini terhadap variabel dependen secara parsial (Ghozali, 2013:98).

Prosedur pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut :

a. Menentukan Hipotesis H1 dan H2 artinya ada pengaruh yang signifikan dari

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

b. Menentukan tingkat signifikasi, pada taraf signifikansi sebesar 95% atau ɑ = 5%.

c. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas.

1) Jika nilai probabilitas < 0,05, pengaruh kedua variabel signifikan.

2) Jika nilai probabilitas > 0,05, pengaruh kedua variabel tidak signifikan.
BAB IV

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

A. Sejarah Perusahaan PT. Tri Banyan Tirta Tbk

Pertama kali di dirikan tanggal 03 Juni 1997 dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1997, yang mana perusahaan ini memiliki tujuan ALTO Natural

Spring Watrer sebagai produk lokal dengan kualitas standar internasional. Kantor pusat

ALTO berada di Kp. Pasir Dalem RT.02 RW.09 Desa Babakan pari, Kecamatan Cidahu

Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang dikenal sebagai sumber mata air yang alami dan

kaya akan kandungan mineralnya. Ruang ingkup kegiatan ALTO adalah bergerak dalam

bidang industri air mineral ( air minum ) dalam kemasan plastic, makanan, minuman dan

pengalengan/pembotolan serta industry bahan kemasan. Produksi Air minum dalam

kemasan secara komersial dimulai pada tanggal 3 Juni 1997.


ALTO diproduksi dari sumber mata air terbaik di Gunung Salak. Mata air yang

selalu terjaga kejernihannya serta bebas dari polusi. ALTO sendiri diproduksi

menggunakan teknologi terkini sehingga memiliki kualitas terbaik untuk konsumen.

Visi dan Misi PT. Tri Banyan Tirta Tbk

PT. Tri Banyan Tirta Tbk memiliki Visi dan Misi sebagai berikut :

Visi :

Dikenal sebagai produsen lokal air minum alami dalam kemasan dengan kualitas

terbaik sesuai standar internasional.

Misi :

Menjadi produsen air minum dalam kemasan yang menghasilkan produk-produk

berkualitas untuk dinikmati oleh berbagai segmen pasar.

B. Struktur Organisasi :

Dalam setiap perusahaan struktur organisasi sangat penting fungsinya karena

adanya struktur organisasi perusahaan, maka setiap karyawan akan memperoleh

gambaran tentang peranan masing-masing bagian serta mengetahui wewenang dan

tanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya dengan perkembangan, kemampuan dan

keadaan perusahaan. Dengan struktur organisasi maka data dilihat pembagian tugas

dalam organisasi dan kegiatan perusahaan secara garis besar. Berikut ini adalah gambaran

struktur organisasi PT. Tri Banyan Tirta Tbk.


Gambar IV.I

Struktur Organisasi

PT Tri Banyan Tirta Tbk


Deskripsi dari setiap Bagan :

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masingmasing bagian dalam struktur

organisasi sesuai dengan fungsinya sebagai berikut :

1. President Commisioner

Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS dan tugas Presiden

Komisaris adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Secara kolektif

tugas Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan terhadap pengurusan

Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat berkenaan dengan

kebijakan Direksi dalam menjalankan Perusahaan. Dewan Komisaris secara terus

menerus memantau efektivitas kebijakan Perusahaan, kinerja dan proses pengambilan

keputusan oleh Direksi, termasuk pelaksanaan strategi untuk memenuhi harapan para

pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Hasil pengawasan disertai

kajian dan pendapat Dewan Komisaris disampaikan dalam RUPS sebagai bagian dari

penilaian kinerja Direksi.

2. Independent Commisioner

Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak terafiliasi dengan

Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas

dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya

untuk bertindak independen. Keberdaaaan komisaris independen akan mendorong dan

menciptakan iklim yang lebih independen, obyektif dan meningkatkan kesetaraan

(fairness) sebagai salah satu prinsip utama dalam memperhatikan kepentingan pemegang

saham minoritas dan pemangku kepentingan lainnya.

Adapun tugas dan fungsinya antara lain :


 Memastikan bahwa perusahaan mengangkat eksekutif dan manajer-manajer

professional.

 Memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi bisnis yang efektif, termasuk di

dalamnya memantau jadwal, anggaran dan efektivitas strategi.

 Memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku

maupun nilai-nilai yang diterapkan perusahaan dalam menjalankan operasinya.

3. Audit Commite

Komite Audit adalah Komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada

Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan

Komisaris.

Adapun tugas dan fungsinya antara lain :

 Melakukan penelaanhan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan

perusahaan kepada public dan/atau pihak otoritas antara lain laporan

keuangan, proyeksi dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan.

 Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat

antara manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikan.

 Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.

Adapun wewenang yang dimiliki oleh Audit Commite yaitu :

 Mengakses data dan informasi perusahaan tentang karyawan, dana, asset dan

sumber daya perusahaan yang diperlukan.


 Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak yang

menjalankan fungsi audit internal, manajemen risiko dan Akuntan terkait

tugas dan tanggung jawab komite , dan

 Melibatkan pihak independen diluar anggota komite audit yang diperlukan

untuk membantu pelaksaan tugasnya (jika diperlukan).

4. President Director

Direktur bersama-sama dengan direktur operasional membantu presiden direktur

bertanggung jawab penh atas jalannya kegiatan operasional perusahaan.

5. Purchasing Manager

Purchasing memiliki tugas dan wewenang dalam menetapkan dan memelihara

prosedur untuk mengendalikan aktifitas pembelian, mengesahkan dokumen

pembelian sebelum dokumen dikirim ke pemasok dan memilih serta mengevaluasi

pemasok yang telah ditetapkan.

6. Director

Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan

perseroran dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, sesuai dengan kebijakan

yang dipandang tepat dalam batas yang telah ditentukan dalam Undang-Undang atau

AnggaranDasar. Direksi juga wajib membuat dan memelihara daftar pemegang

saham, risalah RUPS, dan risalah rapat direksi, menyelenggarakan pembukuan

perseroan, melaporkankepemilikansahamnya.

C. Sejarah Perusahaan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk


Perusahaan ini sebelumnya bernama Cahaya Kalbar Tbk, didirikan pada 03

Februari 1968 dengan nama CV Tjahaja Kalbar dan mulai beroperasi secara komersial

pada tahun 1971. Kantor pusatnya terletak dikawasan industry Jababeka II, Jl. Industri

Selatan 3 Blok GG No 1 Cikarang, bekasi, Jawa Barat. Sedangkan untuk pabriknya

sendiri terletak Jl Khatulistiwa Km. 4.3 Batulayag,Pontianak , Kalimantan Barat.

Induk usaha CEKA adalah Tradesound Invesment Limited, sedangkan induk

usaha utama CEKA adalah Wilmar International Limited, merupakan perusahaan yang

mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Singapura. Ruang lingkup kegiatan CEKA meliputi

bidang industry minyak nabati ( minyak kelapa sawit beserta produk-produknya ), biji

tengkawang, minyak tengkawang, dan minyak nabati spesialitas. Selain itu CEKA juga

bergerak dibidang ekspor-impor dan berdagang hasil bumi,hasil hutan,berdagang barang-

barang keperluan sehari-hari. Pada 10 Juni 1996, CEKA memperoleh pernyataan efektif

dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CEKA

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 34.000.000 dengan nilai nominal Rp500-, per saham

dengan harga penawaran Rp1.100,- persaham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada

BEI pada tanggal 09 Juli 1996.

Visi dan Misi PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk memiliki Visi dan Misi sebagai berikut :

Visi :

Untuk menjadi perusahaan kelas dunia dalam industri minyak nabati dan minyak nabati

spesialitas.

Misi :
a. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Mempunyai misi untuk menghasilkan produk

berumutu tinggi dan memberikan layanan terbaik terhadap semua pelanggan.

b. Meningkatkan kompetensi dan keterlibatan karyawan dalam pencapaian visi tersebut.

c. Mencapai pertumbuhan usaha yang menguntungkan dan berkelanjutan serta

memberikan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dan karyawan.

d. Meningkatkan kepercayaan dan membina hubungan yang baik dengan agen,pemasok,

masyarakat dan pemerintah.

D. Struktur Organisasi :

Bentuk organisasi PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk adalah struktur organisasi

proyek dengan hubungan organisasi, terutama pada orang-orang yang bekerja pada

proyek yang sama. Struktur organisasi perusahaan terdiri dari beberapa kelompok dari

fungsi yang berbeda dengan setiap kelompok yang menitikberatkan pada pengembangan

produk tertentu atau lini produksi. Dengan struktur organisasi maka dapat dilihat

pembagian tugas dalam organisasi dan kegiatan perusahaan secara garis besar. Berikut ini

adalah gambaran struktur organisasi PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.

Gambar IV.II

Struktur Organisasi

PT Wilmar Cahaya Tbk.


1. Direktur utama

Bertindak sebagai pimpinan tertinggi dan mnjalankan kegiatan usaha sehari-hari

perusahaan. Adapun tugas Direktur Utama adalah.

 Mengarahkan dan mengevaluasi direktur yang ada dibawahnya.

 Mengambil keputusan penting sehubungan dengan direktur yang ada

dibawahnya.

 Mengawasi pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan.

 Menerima setiap laporan.

2. Direktur keuangan

Tugas-tugasnya antara lain :

 Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama

 Membawahi manajer keuangan dan akuntasi


 Menerima laporan dari seluruh kegiatan

3. Direktur Teknisi dan Pengembangan

Tugas-tugasnya antara lain :

 Bertanggung jawab pada Direktur Utama

 Menganalisis dan mengevaluasi untuk membuka lokasi

 Bekerja sama dengan manajer

 Mengendalikan kualitas mutu yang dihasilkan

4. General Manager Minyak Goreng

Tugas-tugasnya antara lain :

 Bertanggung jawab kepada Direktur Utama

 Membawahi manager-manager pemasaran produk

 Bekerja sama dengan manager pemasaran dalam menganalisa dan mengambil

keputusan

5. Direktur Penjualan

Tugas-tugasnya antara lain :

 Bertanggung jawab kepada Direktur Utama

 Mengatur dan mengola produk-produk

 Mengatur syistem distrubusi

6. Direktur Personalia

Tugas-tugasnya antara lain :

 Merekrut, menyeleksi, dan menempatkan tenaga kerja pada posisi yang tepat

 Menetapkan pengangkatan dan pemberhentian karyawan


E. Sejarah Perusahaan PT. Campina Ice Cream Industry

Didirikan pada tanggal 22 Juli 1972 di Kota Surabaya yang lahir sebagai salah

satu produsen es krim yang didirikan oleh Bapak Darmo Hadipranoto beserta istrinya,

mereka menciptakan es krim yang bernama Campina di garasi rumahnya yang beralamat

di Jl. Gembong Sawah, Surabaya. Saat itulah mereka mendirikan CV Pranoto. Es krim

Campina milik bapak Darmo yang mulai dikenal dan menjadi es krim favorit bagi

masyarakat sekitar hingga mengundang agenda untuk kunjungan Gubernur Jawa Timur,

Bapak H.M.Noer ke pabriknya langsung pada tahun 1973.

Campina sendiri selalu menghadirkan produkproduk yang istimewa yang terbuat

dari bahan alami, higienis, dan tentunya juga berkualitas. Demi meningkatkan varian

produk ditahun 1984, Campina memindahkan pabriknya ke daerah Rungkut, Surabaya

yang saat ini masih digunakan. Perkembangan cara penjualan juga mulai beragam mulai

dari menggunakan sepeda gayung, freezer hinggan menggunakan van.

Pada tahun 1994 keluarga Bapak Sabana Prawirawidjaja PT Ultrajaya Milk

Insudtry) berpartisipasi dalam kepemilikan saham sehingga nama perusahaan berubah

menjadi PT Campina Ice Cream Industry. Campina juga terus berkembang memperkuat

produk-produknya, salah satunya dengan membuat hubungan kerja sama bersama

jaringan TV kabel khusus untuk tayangan anak-anak Nicklodeon. Campina menjadi satu-

satunya pemegang lisensi produk es krim ‘Spongebob’ dan ‘Avatar’ di Asia Tenggara.

Komitmen Campina sebagai produsen es krim terbesar, selalu memegang teguh

prinsip usaha yang bersahabat dengan lingkungan, hal ini diwujudkan dalam bentuk

partisipasi menjaga keseimbangan alam untuk mengurangi pemanasan global. Beberapa


contoh kegiatan yang telah dilakukan adalah penanaman 1000 pohon di Banda Aceh dan

adanya Rooftop Organic Garden dilingkungan pabrik, dan pengolahan sampah menjadi

kompos. Gaya hidup sehatpun diwujudkan dengan adanya vegan menu yang nikmat di

kantin karyawan setiap hari. Campina juga mengundang pelajar, mahasiswa dan

masyarakat umum dalam kegiatan “Factory Visit” untuk melihat proses pembuatan es

krim Campina yang higienis dan berkualitas.

Visi dan Misi PT. Campina Ice Cream Industry

PT. Campina Ice Cream Industry memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi :

Menjadikan PT.Campina Ice Cream Industry sebagai salah satu produsen es krim dan

makanan beku terbaik dan terbesar di Indonesia.

Misi :

Senantiasa mengutamakan kepuasan para pelanggan, menjaga kualitas es krim terbaik,

tidak pernah berhenti untuk berinovasi, menjunjung tinggi komitmen kepercayaan para

pemegang saham, dan para karyawan. Serta memegang teguh prinsip usaha yang

bersahabat dengan lingkungan.

F. Struktur Organisasi :

Struktur organisasi merupakan suatu hubungan dan susunan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi ataupun perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasional untuk mencapai tujuan tertentu. Struktur organisasi menggambarkan

dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Semua perusahaan memiliki hirarki

yang jelas mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan

perusahaan. Dengan struktur organisasi maka dapat dilihat pembagian tugas dalam

organisasi dan kegiatan perusahaan secara garis besar. Berikut ini adalah gambaran

struktur organisasi PT Campina Ice Cream Industry.

Gambar IV.III

Struktur Organisasi

PT Campina Ice Cream Industry

Deskripsi dari setiap bagian :

1. Dewan Komisaris
Bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan dan memberikan saran

kepada direksi atas pengelolaan perusahaan, termasuk perencanaan dan

pengembangan, operasional dan pengangguran, kepatuhan dan tata kelola

perusahaan dan penerapan keputusan RUPST.

2. Sekretaris Perusahaan

 bertanggung jawab untuk penyediaan dan penyebaran informasi

kepada calon investor dan investor.

 Membina hubungan kepada pihak-pihak terkait dalam hal investasi.

3. Internal Audit

Audit Internal adalah proses penilaian untuk memberikan kepastian yang

obyektif sekaligus konsultasi untuk meningkatkan kemampuan operasi dan

nilai tambah bagi Perusahaan. Proses penilaian dilakukan melalui evaluasi

yang sistematis untuk meningkatkan efektivitas manajemen resiko,

pengendalian dan proses tata kelola perusahaan.

Beberapa tugas internal audit antara lain :

 Membuat laporan hasil audit dan menyampaikannya kepada Direksi

dan Dewan Komisaris.

 Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan

sistem manajemen resiko sesuai dengan kebijakan perusahaan.

 Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di

bidang operasional, keuangan, akuntansi, sumber daya manusia dan

kegiatan lainnya.

4. Direktur Keuangan
Direktur Keuangan bukanlah pemangku kekuasaan tertinggi dalam sebuah

perusahaan. Di dalam lingkup Perseroan Terbatas, seorang Direktur Keuangan

masih berada di bawah naungan Direktur Utama. Direktur Utama sebagai

pucuk pimpinan pun masih berada di bawah pengawasan Dewan Komisaris.

Sesuai namanya, Direktur Keuangan akan lebih fokus dalam menjalankan

peranannya pada lingkup pemantauan dan pengambilan keputusan perusahaan

yang berkaitan dengan keuangan. Untuk membantunya melakoni tugas ini,

seorang Direktur Keuangan pun akan dibantu oleh Manajer Keuangan.

Direktur Keuangan akan melakukan fungsi identifikasi risiko dan penilaian

dampak potensial perusahaan. Adapun beberapa hal yang sangat

memengaruhi kalkulasi ini antara lain fluktuasi dan perubahan perdagangan.

G. Sejarah Perusahaan PT Delta Jakarta Tbk

PT Delta Djakarta pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1932 sebagai

pabrik bir jerman bernama “Archipel Brouwerih, NV”. Kemudian perusahaan dibeli oleh

Belanda dan berubah nama menjadi NV De Oranje Brouwerij. Perusahaan mengadopsi

nama saat ini, PT Delta Djakarta pada tahun 1970. Kemudian pada tahun 1984 PT Delta

menjadi salah satu perusahaan Indonesia yang pertama yang mencatatkan sahamnya di

Bursa Efek Surabaya yang sekarang digabung menjadi Bursa Efek Indonesia dan

mengukuhkan statusnya sebagai pemain utama dalam industry bir dalam negeri.

Pada tahun 1990 mengantarkan periode investasi asing yang kuat di Indonesia.

Selama waktu ini berlangsung San Miguel Corporation melalui San Miguel Malaysia (L).

(anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh San Miguel Brewing International
Limited, juga merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh SMC pada

waktu itu). SMC adalah salah satu konglomerat terbesar dan terdiverifikasi di Filipina,

dengan kepentingan dalam makanan, dan minuman, listrik, bahan bakar, minyak dan

infrastruktur dan pertambangan.

PT Delta memproduksi bir Pilsener dan Stout yang berkualitas untuk pasar

domestic Indonesia, dengan merek bir yang meliputi Anker Bir, Anker Stout, Anker

Lychee, Carlsberg, San Miguel Pale Pilsen, San Mig Light, San Miguel Cerveza Negra

dan Kuda Putih.

Visi dan Misi PT Delta Jakarta Tbk

PT Delta Jakarta Tbk memiliki Visi dan Misi sebagai berikut :

Visi :

Menjadi pemimpin pasar dalam industry minuman berbasis malt di Indonesia.

Misi :

1. Memberikan nilai terbaik bagi pelanggan kami dengan memproduksi

minuman berkualitas tinggi dengan biaya yang optimal, dengan dukungan

karyawan dan mitra bisnis yang berkompeten dan berorientasi pada hasil.

2. Untuk memastikan pengembalian yang konsisten dan optimal atas investasi

pemegang saham kami.

3. Untuk membangun bagi karyawan kami lingkungan kerja yang menawarkan

peluang yang kaya untuk pertumbuhan pribadi dan pengembangan

professional.
4. Untuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat tempat kami beroperasi,

dan lingkungan secara keseluruhan.

H. Struktur organisasi PT Delta Djakarta Tbk.

Dalam setiap perusahaan struktur organisasi sangat penting fungsinya karena

adanya struktur organisasi perusahaan, maka setiap karyawan akan memperoleh

gambaran tentang peranan masing-masing bagian serta mengetahui wewenang dan

tanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya dengan perkembangan, kemampuan dan

keadaan perusahaan. Dengan struktur organisasi maka data dilihat pembagian tugas

dalam organisasi dan kegiatan perusahaan secara garis besar. Berikut ini adalah gambaran

struktur organisasi PT Delta Djakarta Tbk.

Gambar IV.I

Struktur Organisasi
PT Delta Djakarta Tbk.

Deskripsi dari setiap bagian :

1. Pemegang saham
Kewajiban sendiri untuk pemegang saham, bisa dikatakan juga sebagai peran mereka

untuk ikut andil dalam mengawasi dan meningkatkan kinerja perusahaan, berupa:

 Memberikan dukungan dalam hal keuangan perusahaan. Sebab saham bisa

saja menjadi modal bagi sebuah perusahaan untuk bisa berdiri dan terus

beroperasional.

 Menjadi stakeholder perusahaan meskipun tidak wajib. Tapi dengan

mengambil posisi ini, pemegang saham jadi bisa ikut andil dalam

pengambilang keputusan.

 Memiliki sebagian dari aset perusahaan. Sebagian dari kekayaan perusahaan

bisa saja turut menjadi milik pemilik saham.

2. Direktur Utama

Bertindak sebagai pimpinan tertinggi dan mnjalankan kegiatan usaha sehari-hari

perusahaan. Adapun tugas Direktur Utama adalah.

 Mengarahkan dan mengevaluasi direktur yang ada dibawahnya.

 Mengambil keputusan penting sehubungan dengan direktur yang ada

dibawahnya.

 Mengawasi pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan.

 Menerima setiap laporan.

3. Sekretaris Perusahaan

 bertanggung jawab untuk penyediaan dan penyebaran informasi kepada calon

investor dan investor.

 Membina hubungan kepada pihak-pihak terkait dalam hal investasi.

4. Direktur Penjualan
Sales director atau direktur penjualan adalah pihak yang bertanggung jawab dalam

pengelolaan dan pengawasan fungsi-fungsi penjualan utama dalam perusahaan. Sales

director memiliki tanggung jawab seputar mengatur dan memonitor perencanaan,

penetapan, pengaturan kuota, pelaporan, manajemen, optimisasi proses penjualan,

pelatihan penjualan, desain tugas, implementasi program penjualan, identifikasi dan

rektrutmen sales, hingga keperluan administrasi.

I. Sejarah Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk ( INDF )

Pertama kali berdiri dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma yang didasarkan

pada Akta No. 249 tanggal 15-11-1990 dan diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal

20-6-1991, semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH, Notaris di Jakarta dan

sudah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan

Surat Keputusan No. C2-2915 HT.01.01Th.91 tanggal 12-7-1991, serta telah didaftarkan

di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579,580 dan 581 tanggal 5-8-1991, dan

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11-2-1992.

Tambahan No.611 Perseroan mengubah namanya yang semula PT. Panganjaya

Intikusuma menjadi PT. Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum

Luar Biasa Para pemegang Saham yang dituangkan dalam akta Risalah Rapat No.51

tanggal 5-2-1994 yang dibuat oleh Benny Kristanto,SH, Notaris di Jakarta. Perseroan

adalah Produsen mie instan yang meliputi pembuatan mi dan pembuatan bumbu mi instan

serta pengolahan gandum menjadi tepung. Fasilitas produksi untuk produk mi instan

terdiri dari 14 pabrik yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi,

sedangkan untuk bumbu mi instan terdiri dari 3 pabrik di Pulau Jawa, dan untuk
Pengolahan gandum terdiri dari 2 pabrik di Jakarta dan Surabaya yang didukung oleh 1

pabrik kemasan karung tepung di Citereup.

Visi dan Misi PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki Visi dan Misi sebagai berikut :

Visi :

Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk

bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industry

makanan .

Misi :

Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan senantiasa

meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi kami

Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara

berkelanjutan Meningkatkan Stakeholder” values secara berkesinambungan.

J. Struktur organisasi

Bentuk organisasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah struktur organisasi

proyek dengan hubungan organisasi, terutama pada orang-orang yang bekerja pada

proyek yang sama. Struktur organisasi perusahaan terdiri dari beberapa kelompok dari

fungsi yang berbeda dengan setiap kelompok yang menitikberatkan pada pengembangan

produk tertentu. Berikut struktur organisasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk.


Gambar IV.V

Struktur Organisasi

PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Deskripsi dari Setiap Bagian :

1. General Manager

Manajer utama memiliki wewenang tertinggi dalam perusahaan yang memiliki

tanggung jawab terhadap segala aktifitas perusahaan baik dalam hal memimpin,

mengatur, membimbing serta mengarahkan organisasi perusahaan. Dimana kegiatan

tersebut untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam menghasilkan produk berkualitas

dengan jaminan system yang bermutu secara konsisten.

2. General Manager Secretary


Berfungsi sebagai penghubung antara perseroan dengan institusi pasar modal, para

pemegang saham, dan juga masyarakat. Sekretaris bertanggung jawab untuk

memonitor kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan pasar modal.

3. Manajer Pabrik

Bertugas serta bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi kegiatan yang

berhubungan degan produksi dan mengambil tindakan untuk kelancaran jalannya

proses produksi.

4. Process Development and Quality Control Manager

Bertanggung jawab serta bertugas dalam memeriksa bahan baku, bahan tambahan,

produk jadi, dan bahan pengemas. Mengawasi analisa kualitas produksi, bertanggung

jawab atas kelengkapan laboraturium untuk analisa dan pengembangan produk.

5. Manajer Keuangan

Bertugas dan bertanggung jawab merencanakan, menyiapkan budget dan planning

untuk menentukan tujuan yang harus dicapai. Memonitor kegiatan operasional dalam

hal aspek financial supaya sejalan dengan rencana. Menandatangani bank recruitment

sesuai dengan batasan yang ditetapkan perusahaan. Verifikasi setiap pengeluaran

biaya ataupun pembelian asset dan penggunaan dana lainnya sesuai dengan batasan

yang ditetapkan oleh perusahaan.

6. Manajer personalia

Berfungsi merencanakan, mengarahkan, mengkoordinir serta mengendalikan kegiatan

personalia yang meliputi hubungan industrial, administrasi kepegawaian, keamanan,

kehumasan, dan juga pelayanan umum untuk mendukung proses pencapaian tujuan

perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu juga memiliki
tugas menciptakan hubungan industrial yang harmonis untuk mencapai ketenangan

industrial ( ketenangan kerja dan ketenangan usaha ) di lingkungan perusahaan.

7. Purchasing officer

Memiliki tugas serta wewenang dalam menetapkan dan memelihara prosedur

pembelian untuk mengendalikan aktifitas pembelian, mengesahkan dokumen

pembelian sebelum dokumen dikirim ke pemasok.

K. Sejarah Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 02 September 2009 dan

mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1 Oktober 2009. ICBP merupakan hasil

pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses

Makmur Tbk (INDF), pemegang saham pengendali. Kantor pusat Indofood CBP

berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76-78,

Jakarta 12910 – Indonesia. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) merupakan entitas

anak tidak langsung dari First Pacific Company Limited, suatu perusahaan yang tercatat

di Bursa Efek Hong Kong. Bapak Anthoni Salim memiliki kepentingan dan memegang

kendali secara tidak langsung di First Pacific Company Limited. Indofood mengekspor

bahan makanannya hingga ke Australia, Asia, dan Eropa dan bertransformasi menjadi

sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup

seluruh proses tahapan produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan

baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.
Sebagai Perusahaan Perintis Makanan, Indofood membawa misi untuk terus

berinovasi, fous pada kebutuhan konsumen, memberikan merk besar dengan kinerja tak

tertandingi, memberikan produk berkualitas yang dicintai oleh konsumen, terus

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia, memberikan kontribusi bagi

kesejahteraan masyarakat dan lingkungan sekitar secara berkelanjutan, serta terus

meningkatkan pendapatan para pemegang saham. Indofood dan pabriknya tersebar pada

15 kota antara lain : Medan, Pekanbaru, Palembang, Tanggerang, Manado, Pontianak,

Semarang, Lampung, Surabaya, Cikarang, Banjarmasin, Cibitung, Jakarta, makasar dan

Jambi. Produk yang dihasilkan oleh ke 15 pabrik tersebut telah terstandarisasi secara

menyeuruh, diantaranya bahan baku, parameter proses, mesin/peralatan, tenaga kerja dan

juga tentunya barang jadi. Standarisasi yang berlaku disemua pabrik tersebut telah

disertifikasi oleh SGS melalui International Standard Operation (ISO) termasuk PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Memiliki orientasi pasar, dimana

produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar.

Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas

maupun kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi

guna memenuhi kepuasaan pelanggan, khususnya selera Konsumen.

Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yaitu :

1. Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus , dan

2. Mie Telor, yaitu mie yang dalam proses pembuatannya dengan dikeringkan

Visi dan Misi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

VISI :
“ Menjadi Perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk

bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industry

makanan”

MISI :

“ Menjadi Perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di

bidang Industri makanan”

L. Struktur Organisasi

Setiap perusahaan adanya struktur organisasi sangat penting, agar setiap karyawan

memperoleh gambaran tentang peranan masing-masing bagian serta mengetahui

wewenang dan juga tanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. Oleh krena itu

struktur organisasi dibuat dan disesuaikan dengan kemampuan,perkembangan serta

keadaan perusahaan. Berikut adalah Struktur Organisasi PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk.

Gambar VI.I

Struktur Organisasi

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk


Deskripsi dari setiap bagian :

Dalam pembagian tugas dan juga tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam

struktur organisasi sesuai dengan fungsinya yaitu :

1. GM ( General Manager )

Memiliki wewenang tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab atas

berlangsungnya segala kegiatan perusahaan yang meliputi

mengatur,membimbing,memimpin dan juga mengarahkan organisasi perusahaan,

dimana kegiatan tersebut untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam menghasilkan

produk-produk yang berkualitas.

2. GM Secretary

Berfungsi sebagai penghubung antara perseroan dengan institusi pasar modal, para

pemegang saham, dan juga antar masyarakat. Bertanggung jawab untuk memonitor

kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan pasar modal.

3. Manajer Pabrik

Bertanggung jawab dalam mengatur serta mengawasi kegiatan yang berhubungan

dengan produksi dan mengambil tindakan untuk kelancaran jalannya proses produksi.

4. PDQCM ( Process development and Quality Control Manager )

Bertanggung jwab dan bertugas dalam memeriksa bahan baku, bahan tambahan,

produk jadi, dan bahan pengemas. Mengawasi anaisa kualitas, produksi, bertanggung
jawab atas kelengkapan laboraturium untuk analisa dan pengembangan produk.

Selain itu PDQCM juga bertugas sebagai berikut :

a. Mengendalikan semua kegiatan departemen PDQCM dalam aspek proses

pengendalian mutu untuk menjamin kelangsungan aktifitas perusahaan.

b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan GLP dan kalibrasi di laboraturium

c. Mngendalikan semua kegiatan pengendalian mutu pada awal proses produk

d. Mengatur dan merencanakan kerja, kebutuhan tenaga kerja, alat bantu dan

fasilitas kerja selama masih dalam batas standar baku yang diselaraskan.

5. Manajer Keuangan

Bertugas dan bertanggung jawab merencanakan,menyiapkan budget dan planning

untuk menentukan tujuan yang harus dicapai. Memonitor kegiatan operasional dalam

aspek keuangan supaya sejalan dengan AOP. Verifikasi setiap pengeluaran biaya

ataupun pembelian asset dan penggunaan dana lainnya sesuai dengan batasan yang

ditetapkan oleh perusahaan.

6. Manajer Personalia

Berfungsi untuk merencanakan, mengarahkan, mengkoordinir, serta mengendalikan

egiatan kepersonaliaan yang meliputi hubungan industrial, administrasi kepegawaian,

keamanan dan kehumasan serta pelayanan umum jangka panjang. Membuat analisa

pengembangan organisasi secara berkala dan secara aktif ikut mendukung kegiatan-

kegiatan pengembangan mutu/ Total Quality Management (TQM). Turt

melaksanakan program HACCP ( Hazard Analysis Critical Control Point)

7. Purchasing Officer
Memiliki tugas dan wewenang dalam menetapkan dan memelihara prosedur

pembelian untuk mengendalikan aktifitas pembelian, mengesahkan dokumen

pembelian sebelum dokumen dikirim ke pemasok dan memilih serta mengevaluasi

pemasok yang telah ditetapkan.

M. Sejarah Perusahaan PT Mayora Indah Tbk.

Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan mulai beroperasi

secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat Mayora Indah Tbk berlokasi di

Gedung Mayora lantai 8, Jl. Tomang Raya 21-23, Jakarta 11440 – Indonesia, dan pabrik

terletak di Tangerang dan Bekasi. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta

sejak tanggal 4 Juli 1990. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PT

Unita Branindo sebanyak 32,93%. PT. Mayora Indah Tbk didirikan dengan akta No. 204

tanggal 17 Februari 1977 dari notaris Poppy Savitri Parmanto SH. Sebagai pengganti dari

notaris Ridwan Suselo SH. Akta pendirian ini telah mendapat pengesahan dari Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/5/14 tanggal 3

januari 1978 dan telah didaftarkan pada Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Tangerang No. 2/PNTNG/1978 tanggal 10 januari 1978. Anggaran Dasar Perusahaan

telah mengalami beberapa kali perubahan yang terakhir dengan akta notaris Adam

Kasdarmadji SH. No. 448 tanggal 27 Juni 1997, antara lain mengenai maksud dan tujuan

perusahaan. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-620.HT.01.04.TH98 tanggal 6

Pebruari 1998. Perusahaan berdomisili di Tangerang dengan pabrik berlokasi di

tangerang dan Bekasi kantor Pusat Perusahaan berlokasi di Gedung Mayora, Jl. Tomang

Raya No. 21-23, Jakarta. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan ruang lingkup
kegiatan perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta

agen atau perwakilan. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei

1978. jumlah karyawan perusahaan dan anak perusahaan hingga saat ini sebanyak 5300

karyawan. Didukung oleh jarring distribusi yang kuat, produk PT Mayora Indah Tbk

tidak hanya ada di Indonesia namun juga dapat kita jumpai di Negara seberang lautan

seperti Malaysia, Thailand, philiphines, Vietnam, Singapore, Hong Kong, Saudi Arabia,

Australia, Africa, America dan Italy.

PT Mayora Indah Tbk di memiliki 9 lini produk :

 Biskuit : Roma, Better, Slai O Lai, dan Danisa

 Permen : Kopiko, Kis, Tamarin, dan Plonk

 Wafer : Beng Beng, Astor, dan Roma

 Coklat : Choki Choki dan Danisa

 Health Food : Energen

 Kopi : Torabika

 Bubur : Super Bubur

 Mi instan: Mi Gelas

 Minuman: Vitazone

Visi dan Misi PT Mayora Indah Tbk.

Visi :

Menjadi produsen dengan kualitas produk makanan dan minuman yang

dipercaya oleh konsumen, baik dipasar domestic maupun internasional

dan mengendalikan saham yang signifikan.

Misi :
a. Terus meningkatkan kompetitif kami dalam kategori

b. Membangun merk yang kuat dan saluran distribusi di semua line

c. Menyediakan lingkungan kerja yang menantang, menyenangkan dan

menguntungkan secara finansial dimana persaingan yang adil dan

bertanggung jawab membawa nilai-nilai kepada stake holder kita

dengan mengamankan pertumbuhan keuangan kita distruktur yang

kuat.

N. Struktur Organisasi

Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan

antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.

Semua perusahaan memiliki hirarki yang jelas mengenai pembagian tugas dan tanggung

jawab dalam menjalankan perusahaan.

Gambar VII.I

Struktur Organisasi

PT Mayora Indah Tbk


Deskripsi Struktur Organisasi :

Kendali perusahaan pada Presiden Direktur sebagai pucuk pimpinan. Pelimpahan tugas

kerja kepada bawahan melalui masing-masing manajer departemen, kemudian dilanjutkan pada

staff serta karyawan.

1. Dewan Komisaris

Bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan dan memberikan saran kepada direksi

atas pengelolaan perusahaan, termasuk pengembangan dan juga perencanaan,

penganggaran dan operasional, kepatuhan data kelola perusahaan dan penerapan

keputusan RUPST. Rapat Dewan Komisaris diadakan sebulan sekali dan juga setiap saat

dibutuhkan. Dibawah Dewan Komisaris dibantu oleh seorang Sekretaris serta Internal

Audit untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan Bapepam-LK dan SEC serta

peraturan relavan lainnya.

2. Dewan Direksi

Berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan

perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik

dalam maupun luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran dasar. Direksi dibantu

oleh kepala divisi dan/atau kepala unit organisasi serta dibantu oleh staff Ahli Direksi.

Direksi terdiri dari :

a) Direktur utama memiliki tanggung jawab atas berjalannya semua fungsi organisasi

yang ada dalam perusahaan dan memiliki wewenang dalam menetapkan arah

kebijakan serta strategi perusahaan yang menyeluruh.

b) Direktur Pemasaran memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi Account manager


2. Kebijakan promosi

3. Fungsi pemasaran

4. Kebijakan hubungan antar pelanggang

5. Kebijakan harga

6. Kebijakan pemasok

c) Direktur Umum dan Personalia membantu dalam menjalankan dan mengelola

kegiatan perusahaan dan untuk mendukung serta membantu Direktur SDM &

Organisasi, pengembangan SDM & Manajemen Kualitas.

d) Direktur Pengembangan Produk, membantu dan mendukung Direktur Utama dalam

menjalankan dan mengelola kegiatan perusahaan meliputi bidang pengembangan

bisnis untuk menangani aktifitas pengembangan bisnis yang ada dan mencari peluang

bisnis baru yang prospektif, menangani urusan fungsi yang berhubungan dengan

pengembangan produk serta rekayasa produk,dokumentasi & infrastruktur pendukung

& fungsi yang berhubungan dengan dukungan terhadap aktifitas pengembangan

produk.

e) Direktur pengembangan produk membawahi

1) Manajer teknik, bertanggung jawab atas pengembangan cara menghasilkan

produk yang berkualitas.

2) Manajer laboraturium, bertugas untuk meriset dalam pembuatan produk yang

akan diproduksi.

3) Staff projek, bertugas untuk mengamati dan membantu dalam mengelola

pembuatan produk baru.


f) Direktur keuangan , bertugas berwenang untuk :

1) Menangani urusan Penjualan, Hutang, Piutang

2) Menangani urusan HPP , persediaan dan juga Biaya

3) Menangangi urusan system prosedur

4) Menangani urusan pajak dan Asuransi

5) Menangani urusan pengelolaan dana dan perencanaan keuangan

3. Divisi biscuit untuk membantu direktur utama untuk menjalankan kegiatan perusahaan

dalam produk biscuit : Romma & Better

4. Manajer Plant, membantu dan mendukung pada setiap divisi yang ditetapkan yaitu divisi

Biskuit, Divisi Coklat dalam perencanaan serta pengawasan kinerja perusahaan.

5. Manajer Quality Control untuk membantu dan mendukung pada tiap divisi yang

ditetapkan dalam pengecekan terhadap produk dan pengontrol barang hasil produksi.

O. Sejarah Perusahaan Nippon Indosari Corporindo Tbk ( ROTI )

Nippon Indosari Corporindo Tbk merupakan salah satu peusahaan roti merek

dagang sari roti terbesar di Indonesia. Berdiri pada tahun 1995 sebagai perusahaan

penanaman modal asing dengan nama PT Nippon Indosari Corporindo. Peningkatanpun

semakin pesat seiring dengan permintaan konsumen. Sehingga perseroan mulai

meningkatkan kapasitas produk dengan menambhakna dua lini produksi, yakni roti tawar

dan roti manis sejak 2001.

Perusahaan semakin gencar untuk melebarkan sayap usahanya dengan mmebuka

pabrik yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat pada tahun 2008. Sejak tanggal 28 Juni

2010 perseroan telah melakukan Penawaran umum Perdana dan mencatatkan sahamnya
pada BEI. Bisnis roti yang dijalani perusahaan ini semakin berkembang, dengan ini

perusahaan semakin giat melakukan pembangunan pabrik baru di beberapa tempat seperti

Medan, Palembang, Cikarang, dan juga Semarang.

Tahun 2006, perseroan ini berhasil mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard

Analysis Critical Control Point) yang merupakan sertifikat jaminan keamanan pangan

sebagai bukti komitmen perseroan dalam mengedepankan prinsip 3H ( halal, healty, dan

Hygienic) pada setiap produk sari roti.

Tak hanya itu PT Nippon Indosari Corporindo Tbk juga memperoleh beberapa

penghargaan diantaranya, Top Brands sejak tahun 2009 hingga 2011, Top Brands for

Kids tahun 2009-2012, Marketing Awards 2010, Indonesia Original Brands 2010,

Investor Award 2012, penghargaan dari Forbes Asia dan beberapa penghargaan lainnya.

Beberapa produk sari roti antara lain Roti tawar special 6 slices, roti Tawar Keju,

Sandwich Isi Coklat, Sandwich isi krim Peanut, Roti Isi Krim Coklat, Roti Isi Krim Keju

dan beberapa varian lainnya. Dengan tetap dijaganya komitmen Sari Roti dalam proses

produksi mulai dari tahap pemilihan bahan-bahan yang berkualitas, tahap pemrosesan

hingga pendistribusian yang dilakukan secara professional dengan bantuan tenaga-tenaga

ahli dibidangnya membuat sari roti selalu menjadi makanan pilihan bagi keluarga

Indonesia.

Visi dan Misi Nippon Indosari Corporindo Tbk

Visi :

Senantiasa tumbuh dan mempertahankan posisi sebagai perusahaan roti

terbesar di Indonesia melalui penetresi pasar yang lebih luas dan dalam
dengan menggunakan jaringan distribusi yang luas untuk menjangkau

konsumen di seluruh Indonesia.

Misi :

Memproduksi & mendistribusikan beragam produk yang halal, berkualitas

tinggi, higienis dan terjangkau bagi seluruh konsumen Indonesia.

P. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dengan jelas menggambarkan kegiatan pekerjaan antara yang

satu dengan yang lainya dan bagaimana hubungan aktifitas dan juga fungsi dari setiap

bagian. Dengan struktur organisasi dapat dilihat pembagian tugas dalam sebiah organisasi

dan kegiataan perusahaan secara bessar. Berikut adalah gambaran struktur organisasi PT

Nippon Indosari Corporindo Tbk.


Gambar VIII.I
Struktur Organisais
PT Nippon Indosari Corporindo Tbk

Deskripsi Struktur Organisasi :

1. Presiden Direktur

Pemimpin Tertinggi dalam hal ini adalah Presiden Direktur yang memiliki wewenang

penuh dalam perusahaan, dan dalam pelaksanaannya dibantu oleh seorang Direktur.

2. Direktur
Bersama-sama dengan direktur operasional membantu presiden direktur serta memiliki

tanggung jawab atas jalannya kegiatan operasional dalam perusahaan.

3. Direktur Operasional

Memiliki tugas dan tanggung jawab atas berjalannya kegiatan perusahaan sehingga

mencapai tujuan dari perusahaan yaitu menghasilkan produk-produk yang berkualitas

tinggi.

4. Business Development Executive

Memiliki tanggung jawab penuh bila terjadi perluasan pabrik serta penabahan lini-lini

dalam pabrik untuk meningkatkan kapasitas produksi seiring dengan peningkatan

permintaan dipasar. Business Development Executive bertanggung jawab langsung

kepada kepala direktur operasional.

5. General Manager Finance dan Accounting

Bertanggung jawab atas aliran keuangan yang dilakukan olh PT Nippon Indosari

Corporindo Tbk termasuk dalam pembukuan.

6. National Sales Manager

Bertanggung jawab atas penjualan produk dalam pencapaian target penjualan.

7. Marketing Manager

Melakukan survey pasar dengan melakukan penilaian terhadap competitor lainnya,

menampung keluhan dari para konsumen yang masuk dan melakukan biaya perhitungan

keseluruhan, sehingga dalam hal ini bekerja sama dengan bagian purchasing dan PDQA.

8. Supply Chain Management

Bertugas dalam menginventori bahan baku, pendistribusian produk yang sudah jadi.
9. General Manager Plant

Bertanggung jawab penuh atas kegiatan operasional produksi roti.

10. Human Resource and Development general Affair manager

Bertanggung jawab terhadap hal yang berhubungan dengan hak dan juga kewajiban

sumber daya manusia dalam PT Nippon Indosari Corporindo Tbk.

Q. Sejarah Perusahaan Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ)

Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) didirikan tanggal 2

Nopember 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada awal tahun 1974. Kantor

pusat dan pabrik Ultrajaya berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang, Bandung

40552 – Indonesia. Telp: (62-22) 8670-0700 (Hunting), Fax: (62-22) 8670-0777.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Ultrajaya bergerak

dalam bidang industri makanan dan minuman.

Di bidang minuman Ultrajaya memproduksi minuman seperti susu cair, sari buah,

teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT

(Ultra High Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton aseptik. Di bidang

makanan Ultrajaya memproduksi susu kental manis, susu bubuk dan konsentrat buah-

buahan tropis. Perusahaan memasarkan produknya dengan penjualan langsung, penjualan

tidak langsung dan melalui pasar modern.

Merek utama dari produk-produk Ultrajaya, antara lain: susu cair (Ultra Milk,

Ultra Mimi, Susu Sehat, Low Fat Hi Cal), susu kental manis (Cap Sapi), teh (Teh Kotak

dan Teh Bunga), minuman kesehatan dan lainnya (Sari Asam dan Sari Kacang Ijo), susu

bubuk (Morinaga, diproduksi untuk PT Sanghiang Perkasa yang merupakan anak usaha
dari Kalbe Farma Tbk (KLBF)) dan perjanjian produksi dengan Unilever Indonesia Tbk

(UNVR) untuk memproduksi dan mengemas minuman UHT dengan merk dagang

Buavita dan Go-Go. Merek utama dari produk-produk Ultrajaya, antara lain: susu cair

(Ultra Milk, Ultra Mimi, Susu Sehat, Low Fat Hi Cal), susu kental manis (Cap Sapi), teh

(Teh Kotak dan Teh Bunga), minuman kesehatan dan lainnya (Sari Asam dan Sari

Kacang Ijo), susu bubuk (Morinaga, diproduksi untuk PT Sanghiang Perkasa yang

merupakan anak usaha dari Kalbe Farma Tbk (KLBF)) dan perjanjian produksi dengan

Unilever Indonesia Tbk (UNVR) untuk memproduksi dan mengemas minuman UHT

dengan merk dagang Buavita dan Go-Go. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih

saham Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk, yaitu: Tuan Sabana

Prawirawidjaja (44,20%) dan PT Prawirawidjaja Prakarsa (21,40%).

Visi dan Misi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading company Tbk.

Visi :

Menjadi perusahaan industry makanan dan minuman yang terbaik dan

terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan

konsumen, serta menjunjung tinggi kepercayaan para pemegang saham

dan mitra kerja perusahaan.

Misi :

Menjalankan usaha dengan dilandasi kepekaan yang tinggi untuk

senantiasa berorientasi kepada pasar/ konsumen, dan kepekaan serta

kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan, yang dilakukan

secara optimal agar dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud

pertanggung jawaban kepada para pemegang saham.


R. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dibuat serta disesuaikan dengan keadaan, kemampuan dan

juga perkembangan perusahaan. Dengan struktur organisasi maka dapat dilihat

pembagian tugas dalam organisasi dan kegiatan perusahaan secara garis besar. Berikut

adalah gambaran struktur organisasi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company

Tbk.

Gambar IX.I

Struktur Organisasi

PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.


Deskripsi Struktur Organisasi :

1. Direktur

Bersama-sama dengan direktur operasional membantu presiden direktur serta memiliki

tanggung jawab atas jalannya kegiatan operasional dalam perusahaan.

2. Internal Audit

Audit Internal adalah proses penilaian untuk memberikan kepastian yang obyektif

sekaligus konsultasi untuk meningkatkan kemampuan operasi dan nilai tambah bagi

Perusahaan. Proses penilaian dilakukan melalui evaluasi yang sistematis untuk

meningkatkan efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola

perusahaan.
Beberapa tugas internal audit antara lain :

 Membuat laporan hasil audit dan menyampaikannya kepada Direksi

dan Dewan Komisaris.

 Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan

sistem manajemen resiko sesuai dengan kebijakan perusahaan.

3. Manager Projek

Project manager merupakan seseorang yang diberi tanggung jawab untuk

melaksanakan strategi manajemen proyek untuk mencapai tujuan proyek. Hal ini sejalan

dengan pengertian project manager menurut Project Management Body of Knowledge

Guide (PMBOK Guide), yakni seseorang yang bertanggung jawab dalam mengurus

sebuah proyek. Secara sederhana, project manager adalah pemimpin sebuah proyek.

Adapun tugas dan juga tanggung jawab Project Manager :

1) Membuat rencana Proyek

2) Mengalokasikan pekerjaan kepada tim

3) Membuat komunikasi tim yang efektif

4) Melakukan kalkulasi anggaran dan juga

5) Memonitor perkembangan proyek berdasarkan Blueprint

4. MIS ( Management Information System)

a. Bertanggung jawab penuh dalam penyususnan dan juga pengendalian system

informasi di PT Ultrajaya.

b. Membantu setiap unit kerja di PT Ultrajaya demi kelancaran penyediaan informasi

untuk dewan direksi

5. Engineering
Membantu department manufacturing dalam hal pemeliharaan, perbaikan dan juga

pengawasan mesin-mesin yang digunakan dalam memproduksi produk.

S. Sejarah perusahaan Garudafood Putra Putri Jaya Tbk

PT GarudaFood Putra Putri Jaya Jakarta adalah perusahaan makanan dan

minuman di bawah kelompok usaha Tudung Group. Selain PT GarudaFood, Tudung

Group juga menaungi perusahaan agribisnis yang bergerak di CPO (Crude Palm Oil) dan

kacang. PT GarudaFood berawal dari PT Tudung, didirikan di Pati, Jawa Tengah, 1979.

Pendiri perusahaan adalah mendiang Darmo Putro, mantan pejuang yang memilih

menekuni dunia usaha setelah bangsa Indonesia merdeka. Pada awal 1987 PT

GarudaFood mulai menjual hasil produksi kacangnya dengan merek Kacang Garing

Garuda, yang kini dikenal dengan: Kacang Garuda. Kacang Garuda telah meraih berbagai

penghargaan sebagai berikut: Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) kategori

kacang bermerek delapan kali berturut-turut (2000-2007); Superbrands (2003); Top

Brand for Kids (2004); Indonesian Best Brand Award (IBBA, 2004-2007); Top Brand

(2007-2012).

Selain itu, pada tahun 2005, PT GarudaFood mengklaim terlibat aktif dalam

kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR).

Kegiatan CSR PT GarudaFood diberi nama GarudaFood Sehati yang berarti empati.

Kegiatan GarudaFood Sehati mengacu pada lima pilar utama yang menjadi fokus utama

PT GarudaFood yakni: pendidikan, bantuan kemanusiaan, pemberdayaan masyarakat,

kesehatan masyarakat dan peduli lingkungan.

Visi dan Misi GarudaFood Putra Putri Jaya Tbk

Visi :
Memuaskan konsumen melalui produk-produk makanan dan minuman

yang inovatif.

Misi :

Kami adalah perusahaan yang membawa perubahan dengan menciptakan

nilai tambah bagi masyarakat berdasarkan prinsip saling

menumbuhkembangkan.

T. Struktur Organisasi

Semua perusahaan harus memiliki hirarki yang jelas mengenai pembagian tugas

dan juga tanggung jawab serta wewenang dalam perusahaan selama menjalankan

kegiatan operasional, maka dari itu struktur organisasi sangatlah penting adanya. Berikut

adalah gambaran struktur organisasi GarudaFood Putra Putri Jaya Tbk.

Gambar X.I

Struktur Organisasi

GarudaFood Putra Putri Jaya Tbk


Deskripsi Struktur Organisasi :

1. Dewan Komisaris

Bertanggung jawab kepada RUPS dan tugas Presiden Komisaris adalah

mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Secara kolektif tugas Dewan Komisaris

adalah melakukan pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang dilakukan oleh

Direksi serta memberikan nasihat berkenaan dengan kebijakan Direksi dalam

menjalankan Perusahaan. Dewan Komisaris secara terus menerus memantau efektivitas

kebijakan Perusahaan, kinerja dan proses pengambilan keputusan oleh Direksi, termasuk

pelaksanaan strategi untuk memenuhi harapan para pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya. Hasil pengawasan disertai kajian dan pendapat Dewan Komisaris

disampaikan dalam RUPS sebagai bagian dari penilaian kinerja Direksi.


2. Direktur Utama

Bertindak sebagai pimpinan tertinggi dan mnjalankan kegiatan usaha sehari-hari

perusahaan. Adapun tugas Direktur Utama adalah.

 Mengarahkan dan mengevaluasi direktur yang ada dibawahnya.

 Mengambil keputusan penting sehubungan dengan direktur yang ada

dibawahnya.

 Mengawasi pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan.

 Menerima setiap laporan.

3. Direktur Pemasaran Internasional

Memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :

a) Mengidentifikasikan peluang pasar luar negeri.

b) Mengidentifikasikan dan melakukan negosiasi dengan perwakilan di pasar luar negeri

— distributor, pembeli lisensi atau mitra usaha patungan.

c) Mengembangkan rencana dan strategi pemasaran untuk memperkenalkan produk di

luar negeri.

d) Mengembangkan penjualan ekspor.

e) Memiliki dan menyusun urutan pasar untuk pengenalan produk baru di luar negeri.

4. Direktur Servis
a) Maintenance manager memiliki tanggung jawab untuk melakukan perawatan dan

pemeliharaan atas semua mesin atau peralatan yang dibutuhkan selama proses

produksi.

b) Maintenance manager memiliki tanggung jawab untuk mengatur seluruh kegiatan

perusahaan yang berhubungan dengan perawatan segala sarana dan prasarana

perusahaan.

5. Komite Audit

Komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam

rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris.

Adapun tugas dan fungsinya antara lain :

a) Melakukan penelaanhan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan

perusahaan kepada public dan/atau pihak otoritas antara lain laporan keuangan,

proyeksi dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan.

b) Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara

manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikan.

c) Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Analisis Ukuran Perusahaan, Profitabilitas sebagai Determinan Struktur Modal

pada Perusahaan Manufaktur sub sector Makanan dan Minuman di BEI Periode 2018-

2020 maka dikumpulkan data yang telah diolah pada lampiran dalam penelitian ini.

1. Menentukan besarnya Rasio-rasio Variabel Penelitian

a. Ukuran Perusahaan (X1)

Ukuran perusahaan (Size) diukur dengan meggunakan indikator sebagai

berikut: Ukuran perusahaan = Logarithm natural (Ln) of total Assets

(Munawir,2010). Variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan nilai logaritma natural dari total aktiva. Untuk mengukur besarnya

ukuran perusahaan menggunakan formula sebagai berikut :

Ukuran Perusahaan = Ln ( total Asset)

Hasil analisis ukuran perusahaan disajikan dalam bentuk tabel seperti

berikut ini.

Tabel V.I
Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan
Perusahaan Manufaktur (Sub Sektor Makanan dan Minuman)
di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020

Kode Ukuran
Perusahaa Tahun Total Asset Perusahaan
n LN (Asset)
ALTO 2018 1,109,843,522,344 27.74
  2019 1,103,450,087,164 27.73
  2020 1,105,874,415,256 27.73
CEKA 2018 1,168,956,042,706 27.79
  2019 1,393,079,542,074 27.96
  2020 1,566,673,828,068 28.08
CAMP 2018 1,004,275,813,783 27.64
  2019 1,057,529,235,985 27.69
  2020 1,086,873,666,641 27.71
DLTA 2018 1,523,517,170,000 28.05
  2019 1,425,983,722,000 27.99
  2020 1,225,580,913,000 27.83
INDF 2018 96,537,796,000,000 32.20
  2019 96,198,559,000,000 32.20
  2020 163,136,516,000,000 32.73
ICBP 2018 34,367,153,000,000 31.17
  2019 38,709,314,000,000 31.29
  2020 103,588,325,000,000 32.27
MYOR 2018 17,591,706,426,634 30.50
  2019 19,037,918,806,473 30.58
  2020 19,777,500,514,550 30.62
ROTI 2018 4,393,810,380,883 29.11
  2019 4,682,083,844,951 29.17
  2020 4,452,166,671,985 29.12
ULTJ 2018 5,555,871,000,000 29.35
  2019 6,608,422,000,000 29.52
  2020 8,754,116,000,000 29.80
GOOD 2018 4,212,408,305,683 29.07
  2019 5,063,067,672,414 29.25
  2020 6,570,969,641,033 29.51
Rata-Rata   21,800,311,407,454 29.38
Sumber: Lampiran 1
Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar/kecilnya skala

perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diketahui dari total aktiva perusahaan dengan

melakukan pengukuran pada LogNatural (total aktiva). Semakin besar jumlah aktiva

perusahaan, maka semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Berdasarkan tabel V.1

diperoleh dari data tahunan 10 perusahaan Perusahaan Manufaktur sub sektor

Makanan dan Minuman di BEI Periode 2018-2020. Selama kurun waktu 3 tahun

periode penelitian, terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) dari variabel ukuran

perusahaan sebesar 29,38. Nilai minimum dari variabel ukuran perusahaan sebesar

27,64, sedangkan nilai maksimum dari variabel ukuran perusahaan adalah 32,73.

b. Profitabilitas (X2)

Profitabilitas diukur dengan Return On Asset (ROA), yang membandingkan

laba bersih setelah pajak dengan total asset. (Kasmir,2017 : 137). ROA dirumuskan

sebagai berikut :

Laba Bersih setelah pajak(EAT )


ROA=
Total Asset

Hasil analisis Return On Asset (ROA) disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut :
Tabel V.II
Hasil Perhitungan Profitabilitas
Perusahaan Manufaktur (Sub Sektor Makanan dan Minuman)
di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020
(Dalam Persentase)
Kode ROA
Tahun Total Asset Laba Bersih
Perusahaan (%)
ALTO 2018 1,109,843,522,344 -32,158,111,155 -2.90
  2019 1,103,450,087,164 -6,396,153,931 -0.58
  2020 1,105,874,415,256 -7,847,443,274 -0.71
CEKA 2018 1,168,956,042,706 100,378,388,775 8.59
  2019 1,393,079,542,074 214,147,120,992 15.37
  2020 1,566,673,828,068 188,920,298,030 12.06
CAMP 2018 1,004,275,813,783 65,166,017,439 6.49
  2019 1,057,529,235,985 74,981,135,207 7.09
  2020 1,086,873,666,641 44,722,940,073 4.11
DLTA 2018 1,523,517,170,000 347,689,774,000 22.82
  2019 1,425,983,722,000 312,114,544,000 21.89
  2020 1,225,580,913,000 118,592,661,000 9.68
INDF 2018 96,537,796,000,000 6,350,788,000,000 6.58
  2019 96,198,559,000,000 6,588,662,000,000 6.85
  2020 163,136,516,000,000 9,241,113,000,000 5.66
ICBP 2018 34,367,153,000,000 5,206,867,000,000 15.15
  2019 38,709,314,000,000 5,736,489,000,000 14.82
  2020 103,588,325,000,000 7,421,643,000,000 7.16
MYOR 2018 17,591,706,426,634 1,804,748,133,197 10.26
  2019 19,037,918,806,473 2,020,050,505,649 10.61
  2020 19,777,500,514,550 2,044,604,013,957 10.34
ROTI 2018 4,393,810,380,883 136,301,090,897 3.10
  2019 4,682,083,844,951 221,853,474,024 4.74
  2020 4,452,166,671,985 145,493,328,513 3.27
ULTJ 2018 5,555,871,000,000 702,345,000,000 12.64
  2019 6,608,422,000,000 1,030,191,000,000 15.59
  2020 8,754,116,000,000 1,136,327,000,000 12.98
GOOD 2018 4,212,408,305,683 440,977,350,568 10.47
  2019 5,063,067,672,414 408,492,036,257 8.07
  2020 6,570,969,641,033 188,915,062,473 2.87
Rata-Rata   21,800,311,407,454 1,741,539,038,890 8.84
Sumber: Lampiran 2
Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan

aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, profitabilitas

adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai laba. Profitabilitas suatu

perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan.

Kemampuan peurusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor

untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat

profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya.

Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi

atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut.

Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu

perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya. Dengan

demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya,

karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan

hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Berdasarkan tabel V.2 diperoleh dari

data tahunan 10 perusahaan Perusahaan Manufaktur sub sektor Makanan dan

Minuman di BEI Periode 2018-2020. Selama kurun waktu 3 tahun periode penelitian,

terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) profitabilitas perusahaan adalah sebesar sebesar

8,84%. Nilai minimum dari variabel ukuran perusahaan sebesar -2,90%, sedangkan

nilai maksimum dari variabel ukuran perusahaan adalah 22,82%.

c. Struktur Modal

Struktur modal sendiri diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio

(DER). Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap modal sendiri yang dijadikan
untuk jaminan utang (Kasmir, 2017;124). Debt to Equity Ratio dirumuskan sebagai

berikut:

total utang(debt)
DER=
total ekuitas (equity )

Hasil analisis Debt to Equity Ratio (DER) disajikan dalam bentuk tabel

seperti berikut ini.

Tabel V.III
Hasil Perhitungan Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur (Sub Sektor Makanan dan Minuman)
di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020
(Dalam Persentase)

Kode DER
Perusahaa Tahun Total Utang Total Ekuitas
(%)
n
ALTO 2018 722,716,844,799 387,126,677,545 186.69
  2019 722,719,563,550 380,730,523,614 189.82
  2020 732,991,334,916 372,883,080,340 196.57
CEKA 2018 192,308,466,864 976,647,575,842 19.69
  2019 261,784,845,240 1,131,294,696,834 23.14
  2020 305,958,833,204 1,260,714,994,864 24.27
CAMP 2018 118,853,215,128 885,422,598,655 13.42
  2019 122,136,752,135 935,392,483,850 13.06
  2020 125,161,736,939 961,711,929,702 13.01
DLTA 2018 239,353,356,000 1,284,163,814,000 18.64
  2019 212,420,390,000 1,213,563,332,000 17.50
  2020 205,681,950,000 1,019,898,963,000 20.17
INDF 2018 46,620,996,000,000 49,916,800,000,000 93.40
  2019 212,420,390,000,000 54,202,488,000,000 391.90
  2020 205,681,950,000,000 79,138,044,000,000 259.90
ICBP 2018 11,660,003,000,000 22,707,150,000,000 51.35
  2019 12,038,210,000,000 26,671,104,000,000 45.14
  2020 53,270,272,000,000 50,318,053,000,000 105.87
MYOR 2018 9,049,161,944,940 8,542,544,481,694 105.93
  2019 9,125,978,611,155 9,911,940,195,318 92.07
  2020 8,506,032,464,592 11,271,468,049,958 75.47
ROTI 2018 1,476,909,260,772 2,916,901,120,111 50.63
  2019 1,589,486,465,854 3,092,597,379,097 51.40
  2020 1,224,495,624,254 3,227,671,047,731 37.94
ULTJ 2018 780,915,000,000 4,774,956,000,000 16.35
  2019 953,283,000,000 5,655,139,000,000 16.86
  2020 3,972,379,000,000 4,781,737,000,000 83.07
GOOD 2018 1,722,999,829,003 2,489,408,476,680 69.21
  2019 2,297,546,907,499 2,765,520,764,915 83.08
  2020 3,676,532,851,880 2,894,436,789,153 127.02
Rata-Rata   19,667,654,308,291 11,869,583,665,830 83.09
Sumber: Lampiran 3

Modal merupakan salah satu bagian terpenting yang harus dimiliki oleh

setiap perusahaan. Dengan modal, sebuah perusahaan dapat melaksanakan

aktivitas produksi dan aktivitas – aktivitas bisnis lainnya. Tanpa modal (yang

berbentuk uang), sebuah perusahaan tetap dapat berjalan, namun aktivitasnya akan

sangat terbatas. Struktur Modal merupakan hal penting dalam sebuah perusahaan,

dimana didalamnya terdapat perpaduan antara utang beserta ekuitas atau biasa

diartikan sebagai perimbangan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing

terdiri dari utang jangka panjang maupun jangka pendek. Sedangkan modal

sendiri terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan

perusahaan. Besar kecilnya struktur modal akan menentukan profitabilitas,

sehingga struktur modal menjadi masalah penting dalam pengambilan keputusan

mengenai pembelanjaan perusahaan. Berdasarkan tabel V.3 diperoleh dari data

tahunan 10 perusahaan Perusahaan Manufaktur sub sektor Makanan dan Minuman

di BEI Periode 2018-2020. Selama kurun waktu 3 tahun periode penelitian,

terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) struktur modal perusahaan adalah sebesar

sebesar 13,01%. Nilai minimum dari variabel ukuran perusahaan sebesar -2,90%,

sedangkan nilai maksimum dari variabel ukuran perusahaan adalah 391,90%


2. Analisis Data

a. Uji Asmusi Klasik

1) Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik

adalah memiliki distribusi data normal aatau mendekati normal. Metode yang dipakai

untuk mengetahui residual berdistribusi normal pada penelitian ini analisis statistik

yaitu One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Distribusi residual dinyatakan normal

apabila nilai signifikansi dari One Sample Kolmogorov Smirnov Test lebih besar dari

0,05. Hasil analisis data dengan SPSS Versi 25 seperti tabel berikut ini.

Tabel V.IV
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 64.20949318
Absolute .163
Most Extreme Differences Positive .163
Negative -.108
Kolmogorov-Smirnov Z .895
Asymp. Sig. (2-tailed) .400
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber: Lampiran 4

Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi dari One Sample Kolmogorov

Smirnov Test sebesar 0,400 lebih besar dari 0,05 sehingga data berdistribusi normal.
2) Uji Multikoloniaritas

Asumsi multikoloniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas terhadap variabel terikat. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Jika variabel

bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak otogonal. Variabel otogonal

adalah variabel bebas yang nilai korelasi antara semua variabel bebas sama dengan

nol. Nilai VIF < 10 menjeleaskan tidak terjadi gejala multikoloniaritas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala ini diketahui dai nilai VIF. Nilai

VIF dapat dilihat pada coeffecients pada Tabel V.V berikut.

Tabel V.V
Hasil Uji Multikoloniaritas

Model Collenearity Statistic


Tolerance VIF
Ukuran Perusahaan 0,995 1,005
Profitabilitas 0,995 1,005
Sumber : Lampiran 4

Dari tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa nilai tolerance masing-masing variabel

lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF masing-masing variabel di bawah 10, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi hubungan multikoloniaritas antara variabel bebas.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas untuk bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Heteroskedastisitas menunjukkan penyebaran variabel bebas. Penyebaran yang acak


menunjukkan model regresi yang baik. Dengan kata lain homokedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

salah satunya dengan melihat grafik plots antara nilai prediksi variabel dependen yaitu

Zpred dengan residual Sresid. Grafik plots antara nilai prediksi variabel dependen yaitu

Zpred dengan residual Sresid seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar V.I: Grafik Scatterplot

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan gambar scatter plot di atas dapat diketahui sebaran plot data untuk

regresi ini terlihat menyebar secara acak, sebaran data tidak mengumpul di satu

sudut/bagian maka disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas.

4) Autokorelasi

Autokorelasi berarti terjadi korelasi antara anggota sampel yang diurutkan

berdasarkan waktu. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu (residual) pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dalam penelitian ini

menggunakan run test. Run Test sebagai bagian dari statistic non-parametrik yang

digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi tinggi. Jika antar

residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak

atau random atau tidak (sistematis).

Tabel V.VI

Hasil Runs Test

Unstandardized
Residual
Test Valuea -13.03974
Cases < Test Value 15
Cases >= Test Value 15
Total Cases 30
Number of Runs 11
Z -1.672
Asymp. Sig. (2-tailed) .094

Sumber: Lampiran 4

Hasil analisi Run Test menunjukkan nilai Asymp. Sig sebesar 0,094 > 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar

nilai residual.

b. Analisis Regresi Linear Berganda

Dari hasil perhitungan pada lampiran 5 dengan program SPSS, maka dapat diketahui

konstanta (a), nilai koefisien regresi b1, dan nilai koefisien regresi b2, seperti tabel V.VI

berikut ini.
Tabel V.VII
Hasil Analisis Regresi

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -621.569 224.278
Ukuran Perusahaan 26.132 7.642 .488
Profitabilitas -7.143 2.040 -.500
Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan data pada Tabel V.VII di atas, maka dapat diperoleh nilai konstanta (a),

nilai koefisien regresi b1, dan nilai koefisien regresi b2, seperti berikut.

A = -621,569

b1 = 26,132

b2 = -7,143

Dari hasil tersebut dapat ditentukan persamaan regresi linear berganda pola

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, yang dinyatakan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 +b2X2

Y = -621,569 + 26,132X1 – 7,143 X2

Berdasarkan persamaan di atas, dapat dijelaskan apabila variabel bebas X sama

dengan nol, maka variabel terikat (Y) akan sama dengan nilai konstanta, yaitu -621,569.

Angka 26,132 menunjukkan bahwa dengan kenaikan satu satuan terhadap variabel bebas

ukuran perusahaan (X1) akan mempengaruhi naiknya variabel terikat struktur modal (Y)

sebesar koefisien regresi, yaitu b1 yang besarnya 26,132%. Selanjutnya angka -7,143

menunjukkan bahwa dengan kenaikan satu persen terhadap variabel bebas profitabilitas
(X2) akan mempengaruhi turunnya variabel terikat (Y) sebesar koefisien regresi, yaitu b 2

yang besarnya -7,143%.

Berdasarkan hasil análisis regresi di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh positif antara ukuran perusahaan (X1), dan profitabilitas (X2) terhadap struktur

modal (Y). Artinya apabila variabel bebas ukuran perusahaan (X1) meningat makan

struktu modal (Y) juga meningkat. Akan tetapi apabila profitabilitas (X2) ditingkatkan,

maka variabel terikat struktur modal (Y) akan mengalami penurunan.

c. Uji t

Analisis uji t (uji parsial) digunakan untuk menguji signifikannya pengaruh

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Hasil analisis data

dengan SPSS for windows versi 25 seperti pada tabel berikut ini.

Tabel V.VIII
Hasil Analisis Regresi

Variabel Thitung Sig.


Ukuran Perusahaan 3,420 0,002
Profitabilitas -3,502 0,002
Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan hasil analisis data seperti pada Tabel V.VIII di atas, maka dapat

dilakukan analisa terhadap pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara

parsial seperti berikut ini.

1) Pengaruh Ukuran Perusahaan (X1) Terhadap Struktur modal (Y)

Secara parsial pengaruh Ukuran Perusahaan (X1) terhadap struktur modal

(Y), dapat diketahui dengan mengandaikan Profitabilitas (X2) konstan (tetap). Untuk

menguji benar atau tidaknya koefisien regresi parsial yang diperoleh di atas, maka
akan dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-t. Adapun langkah-langkah uji-t

tersebut sebagai berikut :

1) Perumusan Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam pengujian ini ”Ukuran perusahaan

berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal”. Sesuai dengan hipotesis

tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis kerjanya sebagai berikut:

Ho : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap

variabel struktur modal

Ha : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh positif signifikan variabel ukuran

perusahaan terhadap variabel struktur modal.

b. Kriteria penerimaan/penolakan Ho

a) Apabila nilai Sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b) Apabila nilai Sig ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

c. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data seperti pada Tabel V.VIII Nilai sig = 0,002 < 0,05,

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) yang

diajukan dalam penelitian ini yaitu “Ukuran perusahaan berpengaruh positif

signifikan terhadap struktur modal” adalah teruji kebenarannya/diterima.

b. Pengaruh Profitabilitas (X2) Terhadap Struktur Modal (Y)

Secara parsial pengaruh profitabilitas (X2) terhadap struktur modal (Y), dapat

diketahui dengan mengandaikan ukuran perusahaan (X1) konstan (tetap). Untuk

menguji benar atau tidaknya koefisien regresi parsial yang diperoleh di atas, maka
akan dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-t. Adapun langkah-langkah uji-t

tersebut sebagai berikut :

c. Perumusan Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam pengujian ini ”Profitabilitas berpengaruh

negatif signifikan terhadap struktur modal”. Sesuai dengan hipotesis tersebut,

maka dapat dirumuskan hipotesis kerjanya sebagai berikut:

Ho : b2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel profitabilitas terhadap

variabel struktur modal

Ha : b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh negatif signifikan variabel profitabilitas

terhadap variabel struktur modal.

d. Kriteria penerimaan/penolakan Ho

a) Apabila nilai Sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b) Apabila nilai Sig ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

e. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data seperti pada Tabel V.VIII Nilai sig = 0,002 < 0,05,

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) yang

diajukan dalam penelitian ini yaitu “Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan

terhadap struktur modal” adalah teruji kebenarannya/diterima.

B. Pembahasan

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Diterimanya hipotesis pertama yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif

signifikan terhadap struktur modal, memiliki makna semakin tinggi asset perusahaan, maka
semakin tinggi pula rasio hutang dengan modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Maharani, Silvya Putri (2019), yang menemukan Ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Sri Handayani (2020) menemukan

ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Ferry Dhita Saputra, Gede (2021), yang menemukan ukuran

perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Diterimanya hipotesis kedua yang menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif

signifikan terhadap struktur modal, memiliki makna semakin tinggi profitabilitas yang dihasilkan

perusahaan, maka semakin rendah rasio hutang dengan modal. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan Hesty Khoirunnisa dan Hidayat (2019) yang menemukan

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hasiil ini diperkuat pula oleh hasil

penelitian yang dilakukan Wardita dan Astakoni (2018) yang menemukan profitabilitas

(profitability) berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Kartika Andi (2016)

menemukan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka simpulan

dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal diperoleh Nilai sig = 0,002 < 0,05,

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) yang

diajukan dalam penelitian ini yaitu “Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan

terhadap struktur modal” adalah teruji kebenarannya/diterima.

2. Pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal diperoleh Nilai sig = 0,002 < 0,05, sehingga

Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) yang diajukan dalam

penelitian ini yaitu “Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal”

adalah teruji kebenarannya/diterima.

6.2 saran

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan di atas, penulis mengajukan beberapa saran

baik pada perusahaan maupun kepada investor, diantaranya.

1. Dalam menentukan keputusan terkait struktur modal, perusahaan perlu memperhatikan faktor

intern dan faktor ekstern. Perusahaan perlu mempertimbangkan biaya modal yang

dikeluarkan dan alternatif sumber dana yang dipilih. Selain itu, perusahaan perlu memilih

struktur modal optimal yang dapat meningkatkan return saham serta meminimalkan biaya

modal sehingga dapat memberikan nilai tambah yang maksimal kepada perusahaan dan

pemegang saham.
2. Bagi investor perlu memperhatikan struktur modal yang dimiliki perusahaan sebelum

memutuskan untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Struktur modal perusahaan dapat

memberikan gambaran mengenai tingkat pengembalian yang akan didapatkan oleh investor di

kemudian hari atas dana yang diinvestasikan.


DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPEE.
Agus Sartono. 2011. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPEE.
Alto Spring Water, 2019. Laporan Tahunan 2019. Diakses dari website
http://altospringswater.com/docs/Annual%20Report%20PT.%20TBT%202019.pdf
Alto Spring Water, 2020. Laporan Tahunan 2020. Diakses dari website
http://altospringswater.com/docs/Annual%20Report%20PT.%20TBT%202020.pdf
Alto Spring Water. Sejarah singkat. Diakses dari website
https://britama.com/index.php/2012/09/sejarah-dan-profil-singkat-alto/
Bambang Riyanto. 2010. Dasar-Dasar Pembelajaan Perusahaan. Edisi Keempat
Yogyakarta:BPEE.
Brigham, Eugene F. Dan Houston,Joel F. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Buku
Edisi Kesebelas. Jakarta:Salemba Empat.
Brigham Eugene. F., and Housten Joel F. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi11
Buku 2. Jakarta : Salemba Empat.
Bursa Efek Indonesia. 2019. Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI.
Diakses dari https://www.idx.co.id/.
Campina Ice Cream Industry. 2018. Laporan Tahunan 2018. Diakses dari website
https://www.campina.co.id/v4/wp-content/uploads/2020/01/Campina-Annual-Report-
2018.pdf
Campina Ice Cream Industry. 2019. Laporan Tahunan 2019. Diakses dari website
https://www.campina.co.id/v4/wp-content/uploads/2020/06/Final_Campina_AR_2019-
Lo-Res.pdf
Campina Ice Cream Industry. 2020. Laporan Tahunan 2020. Diakses dari website
https://www.campina.co.id/v4/wp-content/uploads/2021/07/AR-Campina-2020_12-Juli-
2021.pdf
Campina Ice Cream Industry. 2020. Laporan Tahunan 2020. Diakses dari website
https://www.campina.co.id/id/sejarah/#:~:text=Berdirinya%20Campina,merupakan
%20kediaman%20pribadi%20Darmo%20Hadipranoto.

Damayanti NPD, Dana IM. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis
terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di BEI. E-Jurnal Manaj Univ
Udayana. 2017;6(10):5775-5803.

Delta Djakarta Tbk. Sejarah Perusahaan. Diakses dari website

https://britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-dlta/
#:~:text=britama.com%2C%20Delta%20Djakarta%20Tbk,%2C%20Jawa%20Barat
%2017510%20%E2%80%93%20Indonesia%20.

Delta Djakarta Tbk. 2018. Laporan Tahunan 2018. Diakses dari website

https://www.deltajkt.co.id/file/laporan_tahunan/AnnualReport2018.pdf

Delta Djakarta Tbk. 2019. Laporan Tahunan 2019. Diakses dari website

https://www.deltajkt.co.id/file/laporan_tahunan/AnnualReport2019.pdf

Delta Djakarta Tbk. 2020. Laporan Tahunan 2020. Diakses dari website

https://www.deltajkt.co.id/file/laporan_tahunan/AnnualReport2020.pdf

Dewi D, Sudiartha G. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Pertumbuhan Aset


Terhadap Struktur Modal Dan Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manaj Univ Udayana.
2017;6(4):242635.

GarudaFood Putra Putri Jaya. 2018. Laporan Tahunan 2018. Diakses dari website

file:///C:/Users/user/Downloads/ar%20good%20garudafood%202018.pdf

GarudaFood Putra Putri Jaya. 2019. Laporan Tahunan 2019. Diakses dari website

file:///C:/Users/user/Downloads/ar%20good%202019.pdf
GarudaFood Putra Putri Jaya. 2020. Laporan Tahunan 2020. Diakses dari website

file:///C:/Users/user/Downloads/annual%20report%20pt%20garudafood%20putra
%20putri%20jaya%20tbk%202020_new.pdf

Ghozali, Imam 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, EdisiKetiga.
Semarang: Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.

Ghozali, Imam 2009. ”Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, EdisiKetiga.
Semarang: UNDIP

Halim, Abdul. 2005. Analisis Invstasi. Salemba Empat,Jakarta.

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Center For Academic
Publishing Services

Indofood CBP Sukses Makmur, 2018. Laporan Tahunan 2018. Diakses dari website

https://www.indofoodcbp.com/uploads/annual/AR%20ICBP%202018_website
%2020190430.pdf

Indofood CBP Sukses Makmur, 2019. Laporan Tahunan 2019. Diakses dari website

https://www.indofoodcbp.com/uploads/annual/ICBP%20-%20AR%202019.pdf

Indofood CBP Sukses Makmur, 2020. Laporan Tahunan 2020. Diakses dari website

https://www.indofoodcbp.com/uploads/annual/ICBP%20%20AR
%202020%20Preview_web%20version.pdf

Indofood Sukses Makmur, 2018. Laporan Tahunan 2018. Diakses dari website

https://www.indofood.com/uploads/annual/Indofood%202018%20Annual%20Report.pdf

Indofood Sukses Makmur, 2019. Laporan Tahunan 2019. Diakses dari website
https://www.indofood.com/uploads/annual/INDF_AR2019_web.pdf

Indofood Sukses Makmur, 2020. Laporan Tahunan 2020. Diakses dari website

https://www.indofood.com/uploads/annual/ism_2020ar_web.pdf

Irza Nofriani. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan,


Pertumbuhan Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Univ Marit Raja
Ali Haji, Tanjungpinang. Published online 2015.

Junita M, Nasir A, Ilham E. Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Operating Leverage,


dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Studi Empiris pada Perusahaan Food
and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012. Jom Fekon.
2014;1(2):1-16.

Kartika A. Pengaruh profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan ukuran


perusahaan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. J
Infokam. 2016;1(1):49-58. http://amikjtc.com/jurnal/index.php/jurnal/article/view/99

Kerja EPT. No Title No Title No Title. Angew Chemie Int Ed 6(11), 951–952.
1967;13(April):15-38.

Kasmir. 2017. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Jakarta:KENCANA.

Nippon Indosari Corporindo, 2018. Laporan Tahunan 2018. Diakses dari website

https://mainsaham.id/wp-content/uploads/2021/09/AR-ROTI-2018.pdf

Nippon Indosari Corporindo, 2019. Laporan Tahunan 2019. Diakses dari website

https://mainsaham.id/wp-content/uploads/2021/09/AR-ROTI-2019.pdf

Nippon Indosari Corporindo, 2019. Laporan Tahunan 2019. Diakses dari website
https://mainsaham.id/wp-content/uploads/2021/09/AR-ROTI-2020.pdf

Nippon Indosari Corporindo, Sejarah Perusahaan. Diakses dari website

https://izkey.com/sejarah-sari-roti/

Mayora Indah, 2018. Laporan Tahunan 2018. Diakses dari website.

https://www.mayoraindah.co.id/assets/upload/file/armyor2018mayora-indah.pdf

Mayora Indah, 2019. Laporan Tahunan 2019. Diakses dari website.

https://www.mayoraindah.co.id/assets/upload/file/mayora---ar-2019-1cd9d.pdf

Mayora Indah, 2020. Laporan Tahunan 2020. Diakses dari website.

https://www.mayoraindah.co.id/assets/upload/file/annual-report-2020-f4676.pdf

Mayora Indah. Sejarah Singkat Perusahaan. Diakses dari website

https://www.mayoraindah.co.id/content/Riwayat-Singkat-Perusahaan-33

Onainor ER. 済無 No Title No Title No Title. 2019;1:105-112.

Ria Y, Lestari P. Pengaruh Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan
Terhadap Struktur Modal. E-Jurnal Manaj Univ Udayana. 2015;4(5):241587.

Rico Andika IK, Sedana IBP. Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Struktur Modal. E-Jurnal Manaj Univ Udayana. 2019;8(9):5803.
doi:10.24843/ejmunud.2019.v08.i09.p22

Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi X, BPVE, Yogyakarta.

Sibarani EM. Universitas Sumatera Utara Skripsi. Anal Kesadahan Total dan Alkalinitas pada
Air Bersih Sumur Bor dengan Metod Titrim di PT Sucofindo Drh Provinsi Sumatera
Utara. Published online 2018:44-48.
Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, 2018. Laporan Tahunan 2018. Diakses dari
website http://www.ultrajaya.co.id/uploads/AR2018ULTRAJAYA.pdf

Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, 2019. Laporan Tahunan 2019. Diakses dari
website http://www.ultrajaya.co.id/uploads/ULTJ-AR-2019.pdf

Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, 2020. Laporan Tahunan 2020. Diakses dari
website http://www.ultrajaya.co.id/uploads/ULTJ-AR-2020.pdf

Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, 2019. Sejarah Perusahaan. Diakses dari website

https://m.merdeka.com/ultrajaya-milk/profil#:~:text=Pada%20awal%20berdirinya%2C
%20perusahaan%20ini,perseroan%20terbatas%20sejak%20tahun%201971.

Wardita Wayan dan Astakoni Made Purba. 2018. Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan
Ukuran Perusahaan Sebagai Determinan Struktur Modal.

Jurnal KRISNA,9 (2), h:20-32.

Winahyuningsih, Panca dkk. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Pada Perusahaan Manufakture Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. ISSN : 1979-
6889. Universitas Muria Kudus

LAMPIRAN
NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 30
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 64.20949318
Absolute .163
Most Extreme Differences Positive .163
Negative -.108
Kolmogorov-Smirnov Z .895
Asymp. Sig. (2-tailed) .400
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Model Unstandardized Standardized Collinearity Statistics


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) -621.569 224.278
1 Ukuran Perusahaan 26.132 7.642 .488 .995 1.005
Profitabilitas -7.143 2.040 -.500 .995 1.005

NPar Tests
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Value a
-13.03974
Cases < Test Value 15
Cases >= Test Value 15
Total Cases 30
Number of Runs 11
Z -1.672
Asymp. Sig. (2-tailed) .094
a. Median
Lampiran 5. Hasil Analisis Regresi

Regression

Variables Entered/Removed a
Model Variables Entered Variables Method
Removed
Profitabilitas,
1 Ukuran . Enter
Perusahaanb
a. Dependent Variable: Struktur Modal
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .673a .453 .412 66.54514
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: Struktur Modal

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 99014.687 2 49507.344 11.180 .000b
1 Residual 119562.911 27 4428.256
Total 218577.599 29
a. Dependent Variable: Struktur Modal
b. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -621.569 224.278 -2.771 .010
1 Ukuran Perusahaan 26.132 7.642 .488 3.420 .002
Profitabilitas -7.143 2.040 -.500 -3.502 .002
a. Dependent Variable: Struktur Modal

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value -51.5625 193.3134 83.0857 58.43201 30
Residual -79.49155 220.93710 .00000 64.20949 30
Std. Predicted Value -2.304 1.886 .000 1.000 30
Std. Residual -1.195 3.320 .000 .965 30
a. Dependent Variable: Struktur Modal
Charts

Anda mungkin juga menyukai