DRAFT SKRIPSI
NPM : C10160145
BANDUNG
2020
PENGARUH DEBT COVENANT, INSTITUTIONAL OWNERSHIP, DAN
NPM : C10160145
Pembimbing
Mengetahui,
S1 Akuntansi
Dr.rer.nat. M. Fani Cahyandito, SE., M.Sc., CSP Dwi Puryati, SE.,M.Si., Ak., CA
PROGRAM SARJANA
1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
2. Karya tulis ini gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan
3. Dalam Karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan disebutkan nama
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila kemudian hari
karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku
Ditulis Oleh :
Mugia Rizky Lestari
Pembimbing :
Dr. Erlynda Kasim, SE., M. Si., Ak., CA., CSP.
ABSTRAK
iv
THE INFLUENCE OF DEBT COVENANT, INSTITUTIONAL
OWNERSHIP, AND FINANCIAL DISTRESS TO ACCOUNTING
CONSERVATISM
(Study on Manufacture Companies listed on Indonesia Stock Exchange
Period 2014-2018)
Written by :
Mugia Rizky Lestari
Preceptor:
Dr. Erlynda Kasim, SE., M. Si., Ak., CA., CSP.
ABSTRACT
This study aims to describe and analyze the influence of debt covenant,
institutional ownership, and financial distress on accounting conservatism in
manufacture companies listed in IDX 2014-2018 period. Debt covenant which are
proxied by leverage and measured by the debt to asset ratio, institutional
ownership are measured based on institutional share composition, financial
distress are measured by Altman z-score, and accounting conservatism is
measured using earnings measurements / accrual measures.
The method used in this research is kuantitatif method with descriptive and
verifikatif approach. The population in this study is the manufacture companies
listed in IDX. The sample of research is 20 manufacture companies selected using
probability sampling technic with proportionate stratified random sampling
method during the study period. The data source used is secondary data from the
financial statements of Manufacturing companies listed on IDX for the period
2014-2018.
The results of this study indicate that partially, debt covenant, institutional
ownership, and financial distress has a significant negative effect on accounting
conservatism. Simultaneously the variable debt covenant, institutional ownership,
and financial distress has significant effect on accounting conservatism.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
penulis. Oleh karena itu, melalui penulisan skripsi penulis berharap dapat
sehingga dilain waktu dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi.
serta dorongan dari berbagai pihak yang sangat membantu kelancaran dalam
menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu dengan segala kerendahan hati penulis
1. Allah SWT atas semua Rahmat dan Hidayah-Nya yang diberikan kepada
vi
selalu bersyukur dan berusaha untuk lebih baik.
2. Kedua Orang Tua tercinta Ibu Titin dan Bapak Rubi yang telah menjadi
orang tua terhebat, yang selalu memberikan dukungan terbaik bagi penulis
untuk mencapai semua cita-cita. Tak lupa juga Winda Dwi Damayanti
selaku adik dari penulis terima kasih untuk semua dukungan, motivasi
moral maupun materil serta do’a yang tak pernah putus hingga saat ini.
4. Dr. Ir. Dani Dagustani, MM, selaku Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi EKUITAS.
6. Dr. Sudi Rahayu, SE., MM selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi EKUITAS.
7. Dwi Puryati, SE., M.Si., Ak., CA, selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi.
Studi S1 Akuntansi.
9. Dr. Erlynda Kasim, SE., M. Si., Ak., CA., CSP selaku dosen pembimbing
vii
11. Diki Haryadi selaku tutor -ku dari zaman mata kuliah pengantar akuntansi
ini.
12. Frian Octavian Rivera selaku kakak yang baik, my best papski, yang
dengan baik.
ada di samping penulis ketika masa-masa sulit dan memberi motivasi tidak
14. Widia Astuti selaku saudara perempuan penulis di kampus juga, yang
selalu ada dan tidak susah diajak kuy, yang selalu menjadi orang yang
super super care about everything dan ‘sedikit’ berisik (?) senantiasa
menjadi reminder terbaik, yang selalu open kostan dan menjadi chef
semester, xixixi.
viii
15. Fitri Rodiah selaku kakak, partner satu organisasi, teman seperjuangan
16. Erika Elvany dan Thifalni Sidqi selaku adik perempuan penulis di kampus,
17. Rina Yanurina, Dian Khaerunisa , Intan Noviani, dan Wulan Sartika
Indriani, Benedictus, Rizki, Surya Ismail, Aldy Rivaldi, Tanti Imala, Ayu
selaku tutor, teman sharing, teman kuy, dan teman yang senantiasa
ix
20. Yustika Aulia, Rahma Syifa Safira, Astri Nur Djumiarti, Aulia Ghassani
Putri, Dina Resha Felia, Nurul Misbah, Erdian Juliadi, Cakra Putra
Nirvana, Azmi Abdilah selaku teman masa SMA penulis yang masih
21. Rani Mahesa, Sinta Farmilah, Noorazni, Wahyuni, Nisrina, Tiara selaku
teman rumah penulis yang masih stay sampai saat ini, walaupun kita beda
motivasi dan semangat yang telah diberikan kepada penulis hingga saat
ini..
EKUITAS terimakasih karna telah dan tetap selalu sabar dan berjuang
bersama-sama.
26. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan kepada penulis,
x
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya penulis
Penulis
xi
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
.............................................................................................................. 45
xiii
3.2.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 58
2014-2018 ............................................................................................. 90
xiv
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Data Panel ...............................97
xvi
Tabel 4.13 Hasil Uji t .......................................................................................102
xvii
DAFTAR GAMBAR
2018………………………………………………………….......89
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6: SK Bimbingan
xix
BAB I
PENDAHULUAN
laporan keuangan agar dapat digunakan oleh pihak internal maupun pihak
eksternal. Laporan keuangan yang baik dan benar harus memenuhi tujuan, aturan,
serta prinsip-prinsip akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku umum
saat ini dan juga memproyeksikan kondisi perusahaan pada masa yang akan
keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi yang
hasil operasi perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak-pihak
yang ada di dalam (internal) perusahaan maupun pihak-pihak yang berada di luar
(eksternal) perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat dipakai sebagai
keuangan perusahaan. Itulah sebabnya laporan keuangan itu sering disebut juga
language of business.
1
Informasi dalam laporan keuangan tersebut digunakan oleh pihak internal
yaitu manajer dalam mengambil keputusan maupun pihak eksternal yaitu investor,
biasanya melakukan kecurangan dengan cara melebihkan nilai aset yang ada,
yang terlibat di dalamnya. Pemilihan atas metode dan standar akuntansi yang akan
2
pelaporan keuangan, yang dilatarbelakangi oleh pemahaman pihak manajemen
memilih metode akuntansi sesuai dengan kondisinya. Disisi lain perusahaan juga
sesuai dengan standar yang berlaku umum agar dapat menghasilkan laporan
dilakukan oleh perusahaan biasanya dilakukan dengan cara mengakui biaya dan
rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva
dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi
(Nugroho,2012).
Hal tersebut sudah sesuai dengan Astarini (2011) bahwa alasan prinsip
di masa depan. Untuk mengurangi risiko kondisi perekonomian yang tidak stabil,
3
maka biasanya perusahaan melakukan tindakan kehati-hatian dalam menyajikan
modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap
menganggap bahwa ketika memilih antara dua atau lebih teknik akuntansi yang
berlaku umum, suatu preferensi ditunjukkan untuk opsi yang memiliki dampak
spesifik, prinsip tersebut mengimplikasikan bahwa nilai terendah dari aktiva dan
pendapatan serta nilai tertinggi dari kewajiban dan beban sebaiknya dipilih untuk
modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap
penyajian data akuntansi yang relevan serta andal (Afina, 2014). Prinsip
kendala yang akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan karena bersifat bias
berlebihan pada manajer dan pemilik perusahaan serta laba yang disusun dengan
2013).
4
PSAK sebagai standar pencatatan akuntansi di Indonesia menjadi pemicu
dalam sebuah kondisi yang sama. Hal tersebut akan mengakibatkan angka-angka
yang berbeda dalam laporan keuangan yang pada akhirnya akan menyebabkan
penggunaan optimisme yang berlebihan yang dilakukan oleh manajer dan pemilik
karena dapat mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan laba atau rugi periodik
laba, hal tersebut dapat menyesatkan pihak pengguna laporan keuangan dalam
satu skandal akuntansi terbesar yang pernah ada dalam sejarah adalah perusahaan
penggelembungan laba operasi (overstate) dengan total 151,8 miliar yen ($ 1,22
miliar) sejak 2008, mengklaim angka yang naik hingga tiga kali lipat dari tingkat
5
finansial berupa denda sebesar $ 10.000.000 dan penurunan harga saham, serta
nama baik perusahaan yang tercoreng. Salah satu kasus yang peneliti temui
dilaporkan terlalu besar pada periode awal dan terlalu kecil di periode berikutnya.
akuntansi yang terjadi pada perusahaan manufaktur yaitu terjadi pada perusahaan
Tbk melaporkan nilai barang dalam proses dinilai lebih tinggi dari nilai
proses pada tahun buku 2001 sebesar Rp. 28.870.000.000,00 (dua puluh
delapan milyar delapan ratus tujuh puluh juta rupiah). Akibat overstated
tujuh puluh juta rupiah) tersebut, maka Harga Pokok Penjualan akan understated
6
dan menyebabkan laba bersih juga akan mengalami overstated dengan nilai yang
Selain itu pada sector lain ada PT Timah (Persero) Tbk, dalam kasus ini
tuntutan agar jajaran direksi PT Timah (Persero) Tbk segera mengundurkan diri.
Menurut Ketua Umum IKT Ali Samsuri, Direksi PT Timah (Persero) Tbk saat ini
telah banyak melakukan kesalahan dan kelalaian semasa menjabat selama tiga
media, contohnya pada press release laporan keuangan semester I-2015 yang
mengatakan bahwa efisiensi dan strategi yang telah membuahkan kinerja yang
positif. Padahal kenyataannya pada semester I-2015 laba operasi rugi sebesar Rp
peningkatan utang hampir 100 persen dibanding 2013. Pada tahun 2013, utang
perseroan hanya mencapai Rp 263 miliar. Namun, jumlah utang ini meningkat
hingga Rp 2,3 triliun pada tahun 2015 (www.okezone.com, diunduh pada tanggal
21 Oktober 2019).
membukukan kinerja yang kinclong pada akhir 2018, meski terseok-seok hingga
kuartal III 2018. Garuda Indonesia misalnya, berhasil membukukan laba bersih
US$809 ribu pada 2018 atau setara Rp11,56 miliar, mengacu kurs Rp14.300 per
7
dolar Amerika Serikat (AS). Kondisi ini berbanding terbalik dari kinerja
perseroan 2017 yang merugi US$216,58 juta setara Rp3,09 triliun. Padahal pada
kuartal III 2018, maskapai penerbangan plat merah itu masih merugi sebesar
Tak jauh berbeda, PLN berhasil mencetak laba bersih Rp11,56 triliun
sepanjang 2018. Laba itu naik sebesar 162,30 persen atau hampir tiga kali lipat
dari laba 2017 yakni Rp4,42 triliun. Padahal, pada kuartal III 2019, PLN masih
mengantongi rugi sebesar Rp18,48 triliun akibat rugi selisih kurs sebesar Rp17,32
bersih sepanjang tahun lalu sebesar US$2,53 miliar atau sekitar Rp35,99 triliun.
Meski turun tipis dibanding tahun lalu sebesar US$2,54 miliar, capaian ini lompat
dibanding kuartal III 2018 yang baru mencatatkan laba Rp5 triliun. (sumber:
cnnindonesia.com)
Indonesia untuk saham Inovisi Infracom untuk tahun 2015. Kesalahan yang
pada laba bersih Inovisi dan pada bagian penerimaan (pembayaran) bersih utang
miliar, tapi di laporan arus kas hanya diakui pembayaran Rp 108 miliar. Pada
bagian pembayaran kas kepada karyawan, ditemukan adanya salah kaji, karena
8
berdasarkan laporan keuangan tengah tahunan, pembayaran kas kepada karyawan
mencapai Rp 1,91 triliun, tapi pada periode kuartal III-2014 turun menjadi hanya
Rp 59 miliar tanpa penjelasan, dan Inovisi tidak melakukan tie-up terhadap bagian
jumlah kewajiban, bagian aset tetap, bagian utang lain-lain, instrumen keuangan
Artinya laporan keuangan yang dihasilkan lebih baik bersifat pesimis atau
akuntansi suatu perusahaan dengan hasil yang beragam yaitu debt covenant,
usahanya. Dana tersebut dapat dihasilkan dari dana internal perusahaan maupun
dana eksternal perusahaan. Dana eksternal perusahaan biasanya didapat dari dana
9
leverage (debt covenant). Kontrak utang (debt covenant) merupakan perjanjian
hypothesis dapat memprediksi bahwa manajer ingin meningkatkan laba dan aktiva
yang tinggi, maka kreditor juga mempunyai hak untuk mengetahui dan
maupun asset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar total utang atau
konservatif karena perusahaan ingin menunjukkan kinerja yang baik pada pemberi
mengembalikan pinjaman pada saat jatuh tempo. Dalam hal ini, perusahaan harus
dapat mengelola dana pinjamannya dengan baik sehingga dapat digunakan untuk
penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Suryanawa (2014) menyatakan bahwa
10
Struktur kepemilikan merupakan salah satu faktor dari dalam perusahaan
dapat dibagi menjadi dua, yaitu struktur kepemilikan eksternal dan struktur
salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi agency conflict.
kuat tingkat pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal
memiliki harapan agar mendapat return yang tinggi, hal ini cenderung mendorong
dividen bisa tinggi. Berdasarkan penelitian Susilo dan Aghni (2017) dan
konservatisme akuntansi.
11
keuangan suatu perusahaan yang mengalami penurunan. Untuk meminimalkan
diperuntukkan bagi perusahaan go public yaitu Modal Kerja terhadap Total Aset,
Saldo Laba terhadap Total Aset, Laba Bersih sebelum Bunga dan Pajak terhadap
Total Aset, Nilai Pasar Ekuitas terhadap Total Utang, dan Penjualan terhadap
Total Aset. Dari hasil perhitungan akan diperoleh nilai Altman z-score yang dapat
memiliki prospek yang baik di masa depan. Oleh karena itu investor akan tertarik
Pramudita (2012) menyatakan hal yang berbeda yaitu tingkat kesultan keuangan
komite audit, kepemilikan publik, kepemilikan saham oleh komisaris dan direksi,
set (IOS), company growth, ukuran perusahaan, rasio leverage intensitas modal,
12
non-ceo family ownership, founder ownership, risiko litigasi, tingkat kesempatan
bertumbuh perusahaan, manajemen laba perusahaan, biaya politis, pajak, dan lain-
lain.
Dalam penelitian ini faktor yang akan diteliti adalah debt covenant,
institutional ownership, dan financial distress. Penelitian ini akan dilakukan pada
lagi ditekankan dalam laporan keuangan standar, standar masih akan terus
Periode 2014-2018)”.
13
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
dan sehubungan dengan judul yang diangkat sebagai topik permasalahan, maka
dalam menentukan identifikasi masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
2014-2018.
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fakta, data dan hal-hal yang berkaitan
14
dengan permasalahan variabel mengenai debt covenant, institutional ownership,
2014-2018.
2014-2018.
15
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti
1. Bagi perusahaan
16
atau belum sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dan
investasi.
Lokasi penelitian yang dipilih adalah website resmi Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id) dan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
2018. Data penelitian ini di ambil dari laporan keuangan tahunan yang diperoleh
(www.idx.co.id).
Waktu penelitian ini dimulai sejak bulan Oktober 2019 sampai dengan
17
BAB II
PENELITIAN
keagenan terdapat pemisah antara pihak agen (manajer) dengan principal yang
keagenan. Pada perusahaan seringkali terjadi tindakan agent tidak sesuai dengan
kontrak kerja yang telah dibuat dengan principal yaitu dengan lebih
asimetri informasi antara agent dan principal, karena agent memiliki peluang
18
Fitriani (2010) berpendapat bahwa laporan keuangan yang
melakukan manipulasi laporan keuangan serta dead weight loss (biaya agensi)
pihak investor.
sinyal bahwa perusahaan tersebut telah beroperasi dengan baik. Scott (2012:475)
menyatakan bahwa sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh manajemen
yang diambil oleh manajemen perusahaan untuk memberikan petunjuk bagi para
atas keyakinan manajer pada perusahaan di masa depan. Informasi yang dibuat
investasi pasar karena informasi merupakan hal yang penting bagi investor dan
pelaku bisnis sebagai alat analisis. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu
19
2.1.3 Teori Akuntansi Positif
manajemen dalam memilih metode akuntansi yang optimal dan untuk mencapai
menjadi tiga hipotesis yang dirumuskan oleh Watts dan Zimmerman (1986) dalam
yang meningkatkan laba. Akibat dari sifat metode akrual, manajer dapat
dana dari pihak kreditur. Jika laba dan pendapatan tinggi menyebabkan
akan menjaga tingkat bunga, debt to equity, modal kerja dan atau ekuitas
tinggi akan mengalami financial distress dan pihak kreditur akan terancam
20
c. Size Hypothesis
Dalam hipotesis ini manajer cenderung akan menangguhkan laba yang akan
dilaporkan ke periode yang akan datang agar laba yang dilaporkan akan
menjadi lebih rendah. Hal itu disebabkan untuk mengurangi biaya politik.
dimiliki oleh pihak perusahaan yang bersumber dari dana eksternal baik yang
adalah mereka yang harus memiliki sifat dinamis, kreatif, dan inovatif
pemegang saham.
Dalam praktek karena alasan seperti ini kadang kala sering menyebabkan
21
laporan keuangan, dengan tujuan untuk menutupi berbagai kelemahan yang
keuntungan yang kecil kepada para penerima deviden. Atau juga bertujuan
semakin besar pendapatan maka semakin besar pajak yang akan dikenakan.
a. Bunga atas sebagian besar utang jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih
dividen tidak.
untuk bekerja secara lebih kreatif dan inovatif. Begitu pula sebaliknya jika
seseorang tidak memiliki utang kemampuan untuk bekerja secara kreatif dan
inovatif akan rendah, dengan alasan tidak adanya tanggung jawab untuk
membayar angsuran kredit secara tepat waktu setiap bulannya. Oleh karena itu,
berasal dari pinjaman mampu memberi pengaruh positif bagi peningkatan kinerja
para manajemen perusahaan. Atas dasar alasan logika seperti itu maka dari sudut
22
perspektif pemegang saham kebijakan penerbitan dan penjualan right issue
Suatu utang tidak akan terjadi jika tidak disengaja, dan setiap utang
memiliki keterkaitan dengan transaksi. Ini sebagaimana dikatakan oleh Smith dan
Skousen dalam Fahmi (2014:82), bahwa suatu utang adalah akibat dari transaksi-
b. Non Current Liabilities atau Long-term liabilities atau long-term debt (utang
jangka panjang).
sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada
entitas lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu (Sari dkk,
2014:4).
Debt covenant adalah kontrak yang ditujukan pada peminjam oleh kreditur
untuk membatasi aktivitas yang mungkin merusak nilai pinjaman dan recovery
yang berlebihan, pinjaman tambahan, atau membiarkan model kerja dan kekayaan
pemilik berada di bawah tingkat yang telah ditentukan, yang mana semuanya
23
menurunkan keamanan (atau menaikkan resiko) bagi kreditur yang telah ada
(Saputra, 2016:2212).
motif pemilihan suatu metode akuntansi tidak terlepas dari Positive accounting
theory yaitu bonus plan theory, debt covenant hypothesis dan political hypothesis.
Motif inilah yang menjadi faktor dalam penerapan akuntansi konservatisme. Debt
memiliki dampak meningkatkan laba. Hal ini untuk menjaga reputasi mereka
utang. Manajer dalam menyikapi adanya pelanggaran atas perjanjian utang yang
dividen yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat yang telah
yang berasal dari pinjaman (modal asing) yang dipergunakan untuk membiayai
24
Menurut Deslatu (2010), menyatakan bahwa leverage merupakan proksi
sehingga semakin kuat insentif untuk menaikkan laba. Rumus untuk menghitung
Total 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =
Total 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
modal yang dimiliki perusahaan sehingga dapat dilihat resiko tak tertagihnya
Struktur modal adalah pertimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat
permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Apabila
perusahaan tidak mempunyai leverege atau leverage sama dengan nol artinya
menggunakan utang. Jadi semakin besar proporsi utang yang digunakan oleh
perusahaan, pemilik modal akan menanggung risiko yang besar pula (Harahap,
2012).
karena tingkat utang yang tinggi menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Pada perusahaan yang memiliki utang yang lebih tinggi, kreditor
25
distribusi aset bersih dan laba yang lebih rendah kepada manajer dan pemegang
perusahaan yang telah dipercayakan dari pihak investor. Suatu ancaman bagi
kepentingan memperoleh bonus dari pihak investor atas kinerja yang telah dicapai
keuangan perusahaan dapat dipengaruhi oleh proporsi saham yang dimiliki pihak
26
yang lebih optimal, dengan begitu kemakmuran pemegang saham akan lebih
investasi mereka yang cukup besar sehingga apabila investor institusional merasa
tidak puas atas kinerja manajerial, maka mereka akan menjual sahamnya ke pasar.
yang dimiliki institusi dari seluruh jumlah saham yang ada dalam
manajer atau institusi pemegang saham. Dengan kata lain kepemilikan manajer
27
2.1.6 Financial Distress
penurunan kondisi keuangan yang dialami suatu perusahaan atau kondisi yang
dan Maria (2013), kebangkrutan adalah suatu kondisi dimana suatu perusahaan
tidak mampu lagi untuk mengoperasikan perusahaan dengan baik karena kesulitan
menggunakan suatu fungsi diskriminan yang terdiri dari sejumlah rasio keuangan
yang dikenal juga dengan istilah Altman z-score (Gamayuni, 2011). Metode
akurat dengan persentase keakuratan 95%. Analisis ini menggunakan suatu teknik
Mastuti (2013), klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut dibagi menjadi 3
kategori, yaitu:
28
c. Jika nilai 1,81 < Z < 2,99 maka termasuk grey area (tidak dapat dimasukkan
rumus:
Dimana:
29
untuk menyajikan laporan keuangan yang tidak konservatif. (Nugroho dan
Mutmainah 2012).
berikut:
terburu-buru dalam mengakui dan mengukur aktiva dan laba serta segera
memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko dalam lingkungan bisnis yang sudah
30
Konservatisme akuntansi merupakan salah satu prinsip yang berhubungan
dengan informasi laba dan laporan keuangan, yaitu suatu tindakan hati-hati dalam
keuangan. Hal tersebut akan mengakibatkan nilai kewajiban serta biaya akan
cenderung tinggi dan nilai aktiva serta pendapatan akan cenderung rendah dalam
akuntansi sebagai usaha untuk memilih metoda akuntansi berterima umum yang:
akuntansi yang didasarkan pada keadaan, harapan, kejadian, atau hasil yang
yaitu akan segera mengakui biaya atau rugi yang kemungkinan besar akan terjadi
tetapi tidak mengantisipasi (mengakui lebih dulu) untung atau pendapatan yang
31
ketidakpastian dan risiko terjadi pada situasi bisnis yang telah dipertimbangkan.
ketika kerugian terjadi maka seluruh kerugian tersebut akan langsung diakui
konservatisme yaitu:
First Out) adalah perhitungan yang dapat menghasilkan laba lebih besar
harga pokok penjualan yang kecil, sehingga laba yang dihasilkan besar.
Oleh karena itu, metode FIFO merupakan metode yang optimis jika
Karena laporan laba rugi fiskal hanya mengakui dua metode pencatatan
persediaan yaitu metode FIFO dan rata-rata tertimbang maka metode rata-
32
dikarenakan biaya persediaan akhir lebih kecil yang mengakibatkan harga
pokok penjualan menjadi besar sehingga laba yang dihasilkan menjadi kecil.
2. PSAK No. 16 mengenai aset tetap dan pilihan dalam menghitung biaya
penyusutannya.
method). Hal ini karena metode saldo menurun berganda memiliki kos yang
Pernyataan ini juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tidak
Jika periode amortisasi aset tidak berwujud semakin pendek maka akuntansi
33
semakin besar pada tiap periodenya sehingga berakibat pula pada laba yang
apabila amortisasi aset tidak berwujud diakui sebagai bagian dari harga
pokok aset lainnya maka membuat laba yang dihasilkan menjadi besar yang
beban, maka laba yang dihasilkan menjadi lebih kecil atau dapat dikatakan
konservatif.
jika biaya yang terjadi diakui sebagai beban, maka laba yang dihasilkan di
dalam laporan keuangan menjadi kecil. Sebaliknya, bila biaya yang terjadi
diakui sebagai aset, maka laba yang dihasilkan besar dan akuntansi menjadi
tidak konservatif.
Seperti halnya di atas telah disebutkan bahwa ada beberapa metode dalam
memiliki beberapa faktor yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menyusun
akuntansi yaitu:
34
1. Earnings/stock return relation measures
Stock market price berusaha untuk merefleksikan perubahan nilai aset pada
saat terjadinya perubahan, baik perubahan atas rugi ataupun laba dalam nilai
membentuk regresi antara return saham terhadap laba. Hal ini disebabkan
1997) :
NEG + e
Sumber: Savitri, 2016
Keterangan :
NEG : Variabel dummy dimana (1) apabila return negatif, (0) apabila
return positif
2. Earnings/accrual measures
35
beberapa tahun. Akrual yang dimaksud adalah perbedaan antara laba bersih
ini konservatisme diukur berdasarkan model Givoly dan Hayn (2000) agar
mendapat hasil yang lebih akurat. Model ini juga digunakan dalam
Keterangan:
current year
Givolyn dan Hayn dalam Savitri (2016), menyatakan bahwa apabila akrual
bernilai negatif (laba bersih lebih kecil dari pada arus kas kegiatan operasi)
maka semakin konservatif akuntansi yang diterapkan. Hal ini dilandasi oleh
akan menunda pengakuan pendapatan yang belum terealisasi dan biaya yang
terjadi pada periode tersebut akan segera dibebankan pada periode tersebut
36
dibandingkan menjadi cadangan (biaya yang ditangguhkan) pada neraca.
Adapun menurut Ahmed (2002:873) fokus pada efek laporan laba rugi
proksi pengukuran yang digunakan oleh Beaver dan Ryan (2000) yaitu
Rasio ini merupakan perbandingan antara nilai pasar ekuitas dengan buku
37
2.1.8 Penelitian Terdahulu
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Peneliti
(Thn)
1. Baihaqi Pengaruh Mekanisme X1: Dewan This research resulted in
Ammy (2016) Good Corporate Direksi four discoveries as has been
Governance Terhadap X2: Dewan proposed in the research
Konservatisme Komisaris hypothesis. First, the board
Akuntansi Pada X3: Komite of directors variables
Perbankan Yang Audit significantly effect
Terdaftar Di Bursa X4: accounting conservatism.
Efek Indonesia (BEI) Institutional Second, the variable
Ownership commissioners significantly
Y: effect accounting
Konservatisme conservatism. Third, the
Akuntansi audit committee variables
significantly effect
accounting conservatism.
Fourth, institutional
ownership variables
significantly effect
accounting conservatism.
2. Zia Nurhaliza Pengaruh X1: The results indicate that
Syefa El-Haq, Kepemilikan Kepemilikan institutional ownership and
Zulpahmi, Manajerial, Manajerial growth opportunities
Sumardi Kepemilikan X2: significantly influence on
(2019) Institusional, Growth Kepemilikan accounting conservatism,
Opportunities, dan Institusional while managerial and
Profitabilitas terhadap X3: Growth profitability have no
Konservatisme Opportunities significant influence on
Akuntansi X4: accounting conservatism.
Profitabilitas Simultaneously all of the
38
No Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Peneliti
(Thn)
Y: variables significantly
Konservatisme influence on accounting
Akuntansi conservatism.
3. Susi Sulastri Pengaruh Financial X1: Financial Hasil penelitian ini
Dan Yane Distress Dan Distress menunjukkan bahwa
Devi Anna Leverage Terhadap X2: Leverage financial distress secara
(2018) Konservatisme Y: parsial signifikan terhadap
Akuntansi Konservatisme konservatisme akuntansi
Akuntansi dan leverage signifikan
terhadap konservatisme
akuntansi. Secara bersama –
sama keduanya
menunjukkan bahwa
financial distress dan
leverage signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
4. Dini Pengaruh Leverage, X1: Leverage Hasil penelitian ini
Firmasari Ukuran Perusahaan, X2: Ukuran menunjukkan bahwa
(2016) Dan Financial Perusahaan leverage berpengaruh
Distress Terhadap X3: Financial negative tidak signifikan,
Konservatisme Distress sedangkan ukuran
Akuntansi Y: perusahaan dan financial
Konservatisme distress berpengaruh negatif
Akuntansi signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
5. Marlina Pengaruh Leverage X1: Leverage Hasil uji empiris
Aryani (2016) Dan Financial X2: Financial menunjukkan bahwa
Distress Terhadap Distress financial distress memiliki
Tingkat Y: Tingkat pengaruh negatif signifikan
Konservatisme Konservatisme terhadap konservatisme
Akuntansi Akuntansi akuntansi, hasil ini
mendukung prediksi teori
akuntansi positif, tetapi
leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap
konservatisme akuntansi
6. Egi Putra Pengaruh Leverage, X1: Leverage Berdarkan hasil penelitian,
Utama, Dan Ukuran Perusahaan, X2: Ukuran leverage, ukuran
Farida Titik Kepemilikan Perusahaan perusahaan, kepemilikan
(2018) Manajerial Dan X3: manajerial dan profitabilitas
Profitabilitas Kepemilikan secara simultan berpengaruh
Terhadap Manajerial signifikan terhadap
Konservatisme X4: konservatisme akuntansi.
Akuntansi (Studi Pada Profitabilitas Sedangkan secara parsial
Subsektor Y: menunjukkan bahwa
39
No Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Peneliti
(Thn)
Telekomunikasi Yang Konservatisme leverage berpengaruh
Terdaftar Di Bursa Akuntansi signifikan dengan arah
Efek Indonesia negatif terhadap
Periode 2011-2016) konservatisme akuntansi,
ukuran perusahaan tidak
memiliki pengaruh terhadap
konservatisme akuntansi,
kepemilikan manajerial
tidak memiliki pengaruh
terhadap konservatisme
akuntansi, profitabilitas
memiliki pengaruh dengan
arah negatif terhadap
konservatisme akuntansi.
7. Sonia Fitriani Pengaruh Mekanisme X1: Komisaris Based on the analysis
(2014) Good Corporate Independen concluded that the three
Governance Terhadap X2: variables are proposed
Konservatisme Kepemilikan include (1) independent
Akuntansi Institusi directors significantly
X3: Komisi influence accounting
Audit conservatism , (2)
Y: institutional share
Konservatisme ownership significantly
Akuntansi influence accounting
conservatism. (3) audit
committee significantly
influence accounting
conservatism .
8. Viola Dan Pengaruh X1: Hasil penelitian ini adalah:
Patricia Diana Kepemilikan Kepemilikan kepemilikan manajerial
(2015) Managerial, Manajerial tidak berpengaruh
Leverage, Financial X2: Laverage signifikan terhadap
Distress Dan X3: Financial konservatisme akuntansi
Kepemilikan Publik Distress leverage berpengaruh
Terhadap X4: signifikan terhadap
Konservatisme Kepemilikan konservatisme akuntansi
Akuntansi (Studi Pada Publik financial distress
Perusahaan Y: berpengaruh signifikan
Manufaktur Yang Konservatisme terhadap konservatisme
Terdaftar Di Bursa Akuntansi akuntansi
Efek Indonesia kepemilikan publik tidak
Periode 2012-2014) berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme
akuntansi .
9. Frila Anggita Pengaruh Konflik X1: Konflik The test result show that
40
No Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Peneliti
(Thn)
Suryani Kepentingan dan Kepentingan conflicts of interest have a
(2018) Kepemilikan X2: poitive effect on accounting
Institusional Kepemilikan conservatism and
Terhadap Institusional institutional ownership has
Konservatisme Y: a negative effect on
Akuntansi Konservatisme accounting conservatism
Akuntansi
41
No Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Peneliti
(Thn)
Growth
Opportunities
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap
variabel Konservatisme
akuntansi.
12. Tri Pujadi Analisis Pengaruh X1: Berdasarkan hasil
Susilo (2014) Kepemilikan Kepemilikan penelitian iini di temukan
Institusional, Debt Institusional bahwa kepemilikan
Covenant, Growth X2: Debt institusional tidak
Opportunities, dan Covenant berpengaruh terhadap
Profitabilitas X3: Growth konservatisme akuntansi
Terhadap Opportunities dikarenakan kurangnya
Konservatisme X4: pengawasan dari investor
Akuntansi Profitabilitas institusional terhadap
Y: Tingkat pelaksanaan
Konservatisme konservatisme akuntansi.
Akuntansi Debt covenant tidak
berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi
dikarenakan manajer
cenderung
menyampingkan syarat
dari debtholders untuk
melaksanakan
konservatisme akuntansi.
Sedangkan growth
opportunities dan
profitabilitas berpengaruh
signifikan positif terhadap
konservatisme akuntansi.
13. Indah Pengaruh Struktur X1: Struktur Struktur kepemilikan
Wulandari, Kepemilikan Kepemilikan manajerial menunjukkan
Andreas, Dan Manajerial, Debt Manajerial tidak berpengaruh
Elfi Ilham Covenant, Dan X2: Debt terhadap Konservatisme
(2014) Growth Covenant Akuntansi pada
Opportunitiesterhadap X3: Growth perusahaan Manufaktur di
Konservatisme Opportunities Bursa Efek Indonesia.
Akuntansi Y: Debt covenant dan
Konservatisme Growth opportunities
Akuntansi menunjukkan berpengaruh
terhadap Konservatisme
Akuntansi pada
perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia.
42
No Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Peneliti
(Thn)
14. Nutfi Rizki Analisis Penerapan X1: Ukuran Ukuran perusahaan, risiko
Hertina, Konservatisme Perusahaan perusahaan, intensitas
Zulaikha Akuntansi Di X2: Resiko modal, leverage, pajak,
(2017) Indonesia Dalam Perusahaan litigasi, struktur
Perspektif Positive X3: Intensitas kepemilikan, and growth
Accounting Theory Modal opportunity berpengaruh
X4: Leverage secara simultan terhadap
X5: Pajak konservatisme akuntansi.
X6: Litigasi Tetapi hanya Ukuran
X7: Struktur perusahaan, risiko
Kepemilikan perusahaan, intensitas
X8: Growth modal, struktur
Opportunity kepemilikan, and growth
Y: opportunity berpengaruh
Konservatisme secara parsial terhadap
Akuntansi konservatisme akuntansi.
15. Januar Pengaruh Financial X1: Financial The results of this study
Ramdhani A, Distress dan Distress indicate the existence of
Kania Kepemilikan X2: financial distress, and
Nurcholisa, Institusional terhadap Kepemilikan institusional ownership in
Nurhayati Konservatisme Institusional Accounting conservatism.
(2018) Akuntansi (Studi Y: For the purpose of further
Empiris pada Konservatisme research to use other
Perusahaan Sektor Akuntansi sector companies, audit
Pertambangan yang commitee and operating
Terdaftar di Bursa cash flow. which may
Efek Indonesia affect accounting
Periode Tahun 2015 – conservatism.
2017)
Sumber : Data diolah, 2019
43
Kontrak utang merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman
yang berlebihan, pinjaman tambahan, atau membiarkan model kerja dan kekayaan
pemilik berada di bawah tingkat yang telah ditentukan, yang mana semuanya
menurunkan keamanan (atau menaikkan resiko) bagi kreditur yang telah ada
(Saputra, 2016:2212).
berhati-hati, karena tingkat utang yang tinggi menjadi ancaman bagi kelangsungan
hidup perusahaan. Pada perusahaan yang memiliki utang yang lebih tinggi,
distribusi aset bersih dan laba yang lebih rendah kepada manajer dan pemegang
lanjut hal ini dikarnakan kreditur mempunyai suatu hak dalam mengetahui dan
mempunyai nilai hutang yang cukup tinggi, dengan situasi seperti itu, asimetri
informasi yang terjadi antara kreditor dan manajemen dapat berkurang dan
44
leverage tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Sari, dkk (2014),
Pratama (2016), dan Nisa (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa debt
konservatisme akuntansi.
kepemilikan saham yang dimiliki suatu institusi lebih banyak maka manajer lebih
memilih melaporkan laba dengan nilai yang tinggi atau secara optimis. Karena
maupun capital gain, mereka tinggi. Dengan begitu kinerja manajer akan dinilai
manajemen untuk melaporkan laba dengan nilai yang tinggi atau secara optimis
45
didukung karena rendahnya pengendalian terhadap manajemen karena
dapat saja menaikan nilai laba atau melakukan income maximation untuk
mencapai target laba yang diinginkan pemilik atau pemegang saham. Dengan
begitu manajemen akan mendapatkan bonus atas kinerjanya yang terlihat baik.
kewajiban yang bersifat jangka pendek termasuk kewajiban likuiditas, dan juga
2013:158)
membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang
46
adanya kesulitan keuangan mendorong perusahaan akan lebih berhati-hati dalam
tingkat kesulitan keuangan pada suatu perusahaan akan mendorong manajer untuk
Priyanto, 2012).
Financial distress yang tinggi tercermin dari nilai Altman z-score yang
semakin rendah dan financial distress yang rendah tercermin dari nilai Altman z-
distress yang tinggi maka perusahaan akan semakin konservatif dan begitupun
pula ketika perusahaan memiliki financial distress yang rendah maka perusahaan
dkk.(2016), Tista dkk. (2017), dan Hakim (2017) mengatakan bahwa financial
47
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Sumber: Data diolah, 2019
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
Dari penerapan kerangka pemikiran dan didukung dengan teori yang ada,
48
H1 : Debt Covenant, Institutional Ownership, dan Financial Distress
Akuntansi.
Akuntansi.
Akuntansi.
49
BAB III
adalah objek penelitian yang akan diteliti. Dimana objek atau variabel penelitian
tersebut terkandung masalah yang akan dijadikan bahan penelitian untuk dicari
penelitian adalah himpunan elemen yang berupa orang, organisasi atau barang
yang akan diteliti. Adapun menurut Juliandi dkk (2014:32), objek penelitian
Bursa Efek Indonesia (BEI). Datanya berupa laporan keuangan perusahaan selama
periode 2014-2018.
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan,
dan kegunaan. Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara
umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan,
49
penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah
perusahaan secara nyata untuk kemudian ditarik kesimpulan yang dijadikan dasar
50
konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara atau
tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah
Menurut Sekaran dan Bougie (201:77) variabel adalah apa pun yang dapat
(2017:38), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat
dibedakan menjadi:
51
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
berikut.
Tabel 3. 1
Operasional Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator/Cara Perhitungan Skala
Debt Debt Covenant Kontrak 𝑳𝒆𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 Rasio
Covenant hutang (debt covenant) 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠
(X1) merupakan perjanjian =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
untuk melindungi pemberi
pinjaman (lender atau (Sumber: Deslatu, 2010)
kreditor) dari tindakan-
tindakan manajer terhadap
kepentingan kreditor,
seperti deviden yang
berlebihan, pinjaman
52
Variabel Definisi Variabel Indikator/Cara Perhitungan Skala
tambahan, atau
membiarkan modal kerja
dan kekayaan pemilik
berada di bawah tingkat
yang telah ditentukan,
yang mana semuanya
menurunkan keamanan
(atau menaikkan risiko)
bagi kreditur yang telah
ada. (Watts dan Zimerman
2003 dalam Fatmariani
2013)
Institution Kepemilikan institusional Kepemilikan Institusi = Rasio
al merupakan saham suatu Jumlah Saham Institusi X 100%
Ownership perusahaan yang dimiliki Total Saham Beredar
(X2) oleh bank, asuransi, (Sumber: Nurhaliza, et al, 2019)
perusahaan-perusahaan
investasi dan kepemilikan
oleh institusi-institusi lain
(Tarjo: 2008).
Financial Financial distress Z Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 Rasio
Distress merupakan gejala awal + 0,6 X4 + 1,0 X5
(X3) kebangkrutan terhadap (Sumber: Savitri 2016)
penurunan kondisi
keuangan yang dialami
suatu perusahaan atau
kondisi yang terjadi
sebelum terjadinya
kebangkrutan (Pramudita,
2012).
Konservati Suatu prinsip yang Rasio
sme mengimplikasikan bahwa (𝐍𝐈𝐎 + 𝐃𝐄𝐏 − 𝐂𝐅𝐎)
Akuntansi nilai terendah dari aktiva 𝐂𝐎𝐍𝐀𝐂𝐂 =
𝐓𝐀
(Y) dan pendapatan serta nilai × (−𝟏)
tertinggi dari kewajiban
dan beban yang sebaiknya (Sumber: Savitri 2016)
dipilih untuk dilaporkan.
Oleh karena itu, prinsip
konservatisme
mengharuskan bahwa
akuntan menampilkan
sikap pesimistis secara
umum ketika memilih
teknik akuntansi untuk
pelaporan keuangan.
(Belkaoui, 2011:288)
Sumber: diolah penulis, 2019
53
3.2.3 Populasi dan Teknik Penentuan Sampel Penelitian
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 152
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalah
54
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
disebut strata, lalu suatu sampel dipilih dari masing-masing stratum (Suharyadi,
2011:13). Untuk menentukan jumlah sampel pada metode terstruktur terdapat dua
populasi tidak homogen, berstrata secara proporsional. Oleh karena itu, penulis
Tabel 3. 2
Kerangka Sampel
No Subsektor Jumlah
1 Industri dasar dan kimia 65
Semen
Keramik, Porselen, dan Kaca
Logam dan sejenisnya
Kimia
Plastik dan Kemasan
Pakan Ternak
Kayu dan Pengolahannya
Pulpen dan Kertas
2 Aneka industry 44
Mesin dan Alat Berat
Otomotif dan Komponen
Tekstil dan Garment
Alas Kaki
Kabel
Elektronika
3 Barang konsumsi 43
Makanan dan Minuman
Rokok
Farmasi
55
No Subsektor Jumlah
Kosmetik dan Barang Rumah Tangga
Peralatan Rumah Tangga
Lainnya
Total 152
Sumber: Sahamok.com, data diolah 2019
Tabel 3.3
Proses Propornate Stratified Random Sampling
Stratum Kelompok Jumlah Persentase Jumlah Sampel
(Subsektor) Anggota dari Total per Stratum
1 Industri 65 42% 8 (0,424 × 20)
dasar dan
kimia
2 Aneka 44 29% 6 (0,289 × 20)
Industri
3 Barang 43 28% 6 (0,282 × 20)
Konsumsi
Jumlah 152 100% 20
Total
Sumber: Suharyadi (2011:14), data diolah 2019
Dari tabel 3.3 terlihat bahwa jumlah sampel setiap stratumnya didasarkan
daripada metode acak sederhana. Dengan metode terstruktur, maka setiap strata
56
Tabel 3.4
Daftar Perusahaan Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan Tanggal Jenis Bisnis
Saham IPO
1 INTP Indocement 05/12/1989 Industri dasar dan kimia,
Tunggal Prakasa, (semen)
Tbk
2 AMFG Asahimas Flat 08/11/1995 Industri dasar dan kimia,
Glass Tbk (keramik, porselen, dan
kaca)
3 INAI Indal Aluminium 05/12/1994 Industri dasar dan kimia,
Industry Tbk (logam dan sejenisnya)
4 DPNS Duta Pertiwi 08/08/1990 Industri dasar dan kimia,
Nusantara, Tbk (kimia)
5 APLI Asiaplast Industries 01/05/2000 Industri dasar dan kimia,
Tbk (plastik dan kemasan)
6 JPFA Japfa Comfeed 23/10/1989 Industri dasar dan kimia,
Indonesia Tbk (pakan ternak)
7 SULI Slj Global Tbk 21/03/1994 Industri dasar dan kimia,
(kayu dan
pengolahannya)
8 FASW Fajar Surya Wisesa 01/12/1994 Industri dasar dan kimia,
Tbk (pulpen dan kertas)
9 KRAH Grand Kartech Tbk 08/11/2013 Aneka industri, (mesin
dan alat berat)
10 IMAS Indomobil Sukses 15/09/1993 Aneka industri,
International Tbk (otomotif dan
komponen)
11 SSTM Sunson Textile 20/08/1997 Aneka industri, (tekstil
Manufacturer Tbk dan garment)
12 ERTX Eratex Djaya Tbk 21/08/1990 Aneka industri, (tekstil
dan garment)
13 JECC Jembo Cable 18/11/1992 Aneka industri, (kabel)
Company Tbk
14 PTSN Sat Nusa Persada 08/11/2007 Aneka Industri
Tbk (Elektronika)
15 GGRM Gudang Garam 27/08/1990 Barang konsumsi,
Tbk (rokok)
16 KLBF Kalbe Farma Tbk 04/07/1991 Barang konsumsi,
(farmasi)
17 TCID Mandom Indonesia 23/09/1993 Barang konsumsi,
Tbk (kosmetik)
18 LMPI Langgeng Makmur 17/10/1994 Barang konsumsi,
Industri Tbk (peralatan rumah tangga)
19 MYOR Mayora Indah Tbk 04/07/1990 Barang konsumsi,
(makanan dan minuman)
57
No Kode Nama Perusahaan Tanggal Jenis Bisnis
Saham IPO
20 UNVR Unilever Indonesia 11/1/1982
Barang konsumsi,
Tbk (kosmetik)
Sumber: Sahamok.com, data diolah 2019
Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder.
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau dokumen. Sumber data yang digunakan bersumber dari laporan keuangan
yang dapat diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website
www.idx.co.id.
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang
memerlukan sejumlah data baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Peneliti
58
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
berkaitan dengan masalah yang diteliti berupa buku, jurnal maupun makalah
keuangan perusahaan selama lima tahun, yaitu mulai tahun 2014 sampai
pernyataan sementara, namun dapat diuji, yang memprediksi apa yang ingin anda
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
59
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
untuk melakukan analisa pada data yang telah dikumpulkan. Pengolahan data
dilakukan dengan mengolah data yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam
bentuk tabel untuk memudahkan peneliti dalam penyusunan penelitian ini dengan
yang harus dipenuhi pada model regresi yang menggunakan metode estimasi
parameter yang sesuai dengan nilai sebenarnya, sehingga nilai parameter tersebut
memiliki karakteristik tidak bias, konsisten dan efisien (disebut best, linear,
b. Linear, linear dalam model ekonometrika berarti bahwa model linear dalam
parameter.
c. Unbiassed atau tidak bias, suatu estimator dikatakan unbiassed jika nilai
harapan dari estimator β memiliki nilai yang benar atau mendekati nilai
60
aktualnya. Artinya nilai rata-rata βestimated = βactual. Dikatakan bias apabila
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov.
nonparametrik.
2. Uji Autokorelasi
61
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
-2 < dw < +2
Sumber: Sunyoto (2016:98)
3. Uji Multikolinearitas
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna
antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
a. Jika nilai koefisien korelasi antar variabel bebas > 0.09, maka terjadi
masalah multikolinearitas.
b. Jika nilai koefisien korelasi antar variabel bebas < 0.09, maka terjadi
masalah multikolinearitas.
4. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Apabila titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka
62
3.2.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda
terhadap satu variabel dependen. Dalam penelitian ini analisis regresi berganda
Keterangan:
Y = Konservatisme Akuntansi
X1 = Debt Covenant
X2 = Institutional Ownership
X3 =Financial Distress
μ = nilai kesalahan
adalah metode ordinary least square (OLS) yang diperkenalkan oleh seorang ahli
matematika dari Jerman bernama Carl Friederich Gauss. Tujuan dari analisis
regresi adalah tidak hanya mengestimasi nilai β1 β 2 dan β 3, tetapi juga ingin
demikian tidak hanya menspesifikasi bentuk model fungsional, tetapi kita juga
63
persamaan diatas nilai Y tergantung dari kedua nilai X dan μ. Jadi untuk menaksir
nilai Y, harus mengetahui bagaimana nilai X dan μ diperoleh. Oleh sebab itu
mengetahi asumsi tentang nilai X dan nilai kesalahan μ sangatlah penting untuk
Hipotesis nol adalah joint hypothesis bahwa β1,β2..... βk secara simultan sama
dengan nol.
berikut:
1) Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau
variabel dependen. Dimana hipotesis nol (H0) yaitu hipotesis tentang tidak
penelitian ini.
64
Ha : β ≠ 0 : debt covenant, institutional ownership, dan financial
konservatisme akuntansi.
berikut:
R2 / (𝑘 − 1)
F=
(1 − R2 )/ (𝑛 − 𝑘)
Keterangan:
n = Jumlah sampel
65
variabel perubahan variabel dependen. Analisis koefisien korelasi ini digunakan
untuk mengetahui arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen
atau lebih. Secara bersama-sama dengan satu variabel dependen. Rumus koefisien
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi
X = Variabel Independen
Y = Variabel Dependen
Tabel 3.5
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono, 2017:184
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0 < R2 < 1).
66
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
determinasi untuk data silang (cross-section) relatif rendah karena adanya variasi
waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.
berikut:
Kd = R2 × 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi
R2 = Koefisien Korelasi
error yaitu μi ~ N(0,σ2) terpenuhi, maka kita dapat menggunakan uji t untuk
menguji koefisien parsial dari regresi. Uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai
regresi. Jika nilai probabilitas signifikansi t < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
ada pengaruh yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen. Uji
67
t digunakan untuk membuktikan signifikansi pengaruh variabel independen
1) Menentukan Ho
a. Debt Covenant
konservatisme akuntansi.
konservatisme akuntansi.
b. Institutional Ownership
konservatisme akuntansi.
c. Financial Distress
konservatisme akuntansi.
konservatisme akuntansi.
𝛽1
𝑡=
𝑠𝑒 (𝛽1)
Keterangan:
𝛽1 = koefisien parameter
68
3) Buat kesimpulan tolak H0 atau terima Ha
berikut:
a. Jika probabilitas (sig) < 0,05 maka H0 ada di daerah penolakan, berarti
b. Jika probabilitas (sig) < 0,05 maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti
69
BAB IV
di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018”. Populasi dalam penelitian ini adalah
periode 2014-2018. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 152
sampling maka sampel akhir yang terpilih sebanyak 20 perusahaan dari seluruh
sampel penelitian.
Tabel 4.1
Daftar Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
yang Menjadi Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan Tanggal Jenis Bisnis
Saham IPO
1 INTP Indocement 05/12/1989 Industri dasar dan kimia,
Tunggal Prakasa, (semen)
Tbk
2 AMFG Asahimas Flat 08/11/1995 Industri dasar dan kimia,
Glass Tbk (keramik, porselen, dan
kaca)
3 INAI Indal Aluminium 05/12/1994 Industri dasar dan kimia,
Industry Tbk (logam dan sejenisnya)
4 DPNS Duta Pertiwi 08/08/1990 Industri dasar dan kimia,
Nusantara, Tbk (kimia)
5 APLI Asiaplast Industries 01/05/2000 Industri dasar dan kimia,
70
No Kode Nama Perusahaan Tanggal Jenis Bisnis
Saham IPO
Tbk (plastik dan kemasan)
6 JPFA Japfa Comfeed 23/10/1989 Industri dasar dan kimia,
Indonesia Tbk (pakan ternak)
7 SULI Slj Global Tbk 21/03/1994 Industri dasar dan kimia,
(kayu dan
pengolahannya)
8 FASW Fajar Surya Wisesa 01/12/1994 Industri dasar dan kimia,
Tbk (pulpen dan kertas)
9 KRAH Grand Kartech Tbk 08/11/2013 Aneka industri, (mesin
dan alat berat)
10 IMAS Indomobil Sukses 15/09/1993 Aneka industri,
International Tbk (otomotif dan
komponen)
11 SSTM Sunson Textile 20/08/1997 Aneka industri, (tekstil
Manufacturer Tbk dan garment)
12 ERTX Eratex Djaya Tbk 21/08/1990 Aneka industri, (tekstil
dan garment)
13 JECC Jembo Cable 18/11/1992 Aneka industri, (kabel)
Company Tbk
14 PTSN Sat Nusa Persada 08/11/2007 Aneka Industri
Tbk (Elektronika)
15 GGRM Gudang Garam 27/08/1990 Barang konsumsi,
Tbk (rokok)
16 KLBF Kalbe Farma Tbk 04/07/1991 Barang konsumsi,
(farmasi)
17 TCID Mandom Indonesia 23/09/1993 Barang konsumsi,
Tbk (kosmetik)
18 LMPI Langgeng Makmur 17/10/1994 Barang konsumsi,
Industri Tbk (peralatan rumah tangga)
19 MYOR Mayora Indah Tbk 04/07/1990 Barang konsumsi,
(makanan dan minuman)
20 UNVR Unilever Indonesia 11/1/1982 Barang konsumsi,
Tbk (kosmetik)
Sumber: Sahamok.com
covenant yang diukur dengan leverage, institutional ownership yang akan diukur
71
dengan proporsi jumlah saham institusi, financial distress yang akan diukur oleh
dalam penelitian ini meliputi nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata,
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif
Statistics
Debt
Covenan Institutional Financial Konservatisme
t Ownership Distress Akuntansi
N Valid 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0
Mean .5271 67.2717 2.8767 .34494
Median .5850 73.8250 2.5950 .22100
a a
Mode .51 75.55 1.02 .189a
Std. Deviation .27242 22.57203 2.34631 .308207
Skewness .330 -1.323 -.281 1.367
Std. Error of Skewness .241 .241 .241 .241
Kurtosis .220 1.587 .167 1.638
Std. Error of Kurtosis .478 .478 .478 .478
Minimum .11 .00 -3.78 -.153
Maximum 1.42 95.38 7.14 1.290
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Sumber: Data diolah, 2019
72
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan hasil pengujian statistik
0,5850. Nilai Maksimum sebesar 1,42 berada pada PT. Slj Global, Tbk
(SULI) tahun 2014. Nilai minimum sebesar 0,11 berada pada PT. Duta
sebesar 0,220.
73,8250. Nilai Maksimum sebesar 95,38 berada pada PT. Eratex Djaya, Tbk
(ERTX) tahun 2016 dan 2017. Nilai minimum sebesar 0 berada pada PT.
Sat Nusa Persada, Tbk (PTSN) tahun 2014 sampai dengan 2017. Nilai
Prakasa, Tbk (INTP) tahun 2016. Nilai minimum sebesar -3,78 berada pada
PT. Slj Global, Tbk (SULI) tahun 2014. Nilai standar deviasi
sebesar 0,167.
73
4. Variabel Konservatisme Akuntansi
0,22100. Nilai Maksimum sebesar 1,290 berada pada PT. Sat Nusa Persada,
Tbk (PTSN) tahun 2017. Nilai minimum sebesar -0,153 berada pada PT.
sebesar 1,638.
Tabel 4.3
Perkembangan Debt Covenant Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2018
DEBT COVENANT Rata-
KODE
2014 2015 2016 2017 2018 rata
INTP 0.14 0.14 0.13 0.15 0.16 0.15
AMFG 0.19 0.21 0.35 0.43 0.57 0.35
INAI 0.84 0.82 0.81 0.77 0.78 0.80
DPNS 0.12 0.12 0.11 0.13 0.14 0.12
APLI 0.18 0.28 0.22 0.43 0.59 0.34
JPFA 0.66 0.64 0.51 0.54 0.57 0.59
SULI 1.42 1.25 1.17 0.99 0.95 1.16
74
KODE DEBT COVENANT Rata-
FASW 0.71 0.65 0.63 0.65 0.61 rata
0.65
KRAH 0.61 0.67 0.70 0.81 0.90 0.74
IMAS 0.71 0.73 0.74 0.70 0.75 0.73
SSTM 0.62 0.62 0.61 0.65 0.62 0.62
ERTX 0.73 0.68 0.62 0.70 0.70 0.68
JECC 0.84 0.73 0.70 0.72 0.71 0.74
PTSN 0.25 0.23 0.24 0.25 0.76 0.34
GGRM 0.43 0.40 0.37 0.37 0.35 0.38
KLBF 0.21 0.20 0.18 0.16 0.16 0.18
TCID 0.31 0.18 0.18 0.21 0.19 0.21
LMPI 0.51 0.48 0.51 0.57 0.58 0.53
MYOR 0.60 0.54 0.52 0.51 0.51 0.54
UNVR 0.67 0.69 0.72 0.73 0.61 0.68
Jumlah 10.75 10.26 10.02 10.46 11.21 10.54
Rata-rata 0.54 0.51 0.50 0.52 0.56 0.53
Maksimum 1.42 1.25 1.17 0.99 0.95 1.16
Minimum 0.12 0.12 0.11 0.13 0.14 0.12
Sumber: Data diolah, 2019
terlihat dengan jelas maka ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1
Grafik Perkembangan Debt Covenant Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode 2014-2018
Sumber: Data diolah, 2019
75
Pada tabel 4.3 diatas memperlihatkan perkembangan debt covenant dan
Berdasarkan data tabel 4.3 juga, dapat diketahui bahwa debt covenant yang
covenant tertinggi adalah PT. Slj Global, Tbk (SULI) yaitu sebesar 1,16 dan nilai
rata-rata terkecil dimiliki oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk (DPNS) yaitu
sebesar 0,15. Dengan nilai debt covenant yang tinggi ini berarti tingkat utang pun
tinggi dan sebaliknya. Hal ini mengindikasikan bahwa ketika utang tinggi artinya
aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut lebih besar dibiayai oleh utang dapat
solvabel ketika perusahaan tersebut memiliki aktiva dan kekayaan yang cukup
1) Pada tahun 2014, dari ke-20 perusahaan tersebut, perusahaan dengan debt
covenant tertinggi adalah PT. Slj Global, Tbk (SULI) sebesar 1,42
2) Pada tahun 2015, dari ke-20 perusahaan tersebut, perusahaan dengan debt
covenant tertinggi adalah PT. Slj Global, Tbk (SULI) sebesar 1,25
3) Pada tahun 2016, dari ke-20 perusahaan tersebut, perusahaan dengan debt
covenant tertinggi adalah PT. Slj Global, Tbk (SULI) sebesar 1,17
76
sedangkan perusahaan dengan debt covenant terendah tahun 2016 adalah
4) Pada tahun 2017, dari ke-20 perusahaan tersebut, perusahaan dengan debt
covenant tertinggi adalah PT. Slj Global, Tbk (SULI) sebesar 0,99
5) Pada tahun 2018, dari ke-20 perusahaan tersebut, perusahaan dengan debt
covenant tertinggi adalah PT. Slj Global, Tbk (SULI) sebesar 0,95
Gambar 4.2
Rata-rata Perkembangan Debt Covenant Per Tahun
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2018
Sumber: Data diolah, 2019
77
Grafik diatas menunjukkan rata-rata pertumbuhan debt covenant per tahun
tahun tahun 2014 sebesar 0,54. Pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi
0,51, di tahun 2016 terjadi sedikit penurunan dari tahun 2015 menjadi 0,50. Lalu,
terjadi penaikan kembali pada tahun 2017 menjadi 0,52, dan terakhir pada tahun
2018 rata-rata terletak pada angka 0,56. PT. Slj Global, Tbk (SULI) yang
memiliki debt covenant tertinggi dari perusahaan manufaktur yaitu dengan rata-
rata sebesar 1,16 berasal dari utang usaha, utang pajak, utang bank jangka pendek,
utang sewa pembiayaan jangka pendek, beban akrual, utang kelompok usaha
relasi, utang pihak ketiga, utang sewa pembiayaan jangka panjang, liabilitas
imbalan pasca kerja, utang lain-lain, dan liabilitas pajak tangguhan. Selain itu,
peningkatan aset setiap tahun yang tidak terlalu signifikan sehingga menghasilkan
saham institusi yang dibandingkan dengan jumlah saham beredar. Berikut ini
78
Tabel 4.4
Perkembangan Institutional Ownership pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode 2014-2018
INSTITUTIONAL OWNERSHIP Rata-
KODE
2014 2015 2016 2017 2018 rata
INTP 64.03 64.03 64.03 51.00 51.00 58.82
AMFG 84.73 84.73 84.82 84.83 84.83 84.79
INAI 77.99 77.99 77.99 77.99 77.93 77.98
DPNS 59.64 59.87 59.87 59.87 66.67 61.18
APLI 56.66 58.80 58.80 58.80 58.80 58.37
JPFA 57.62 57.95 63.09 63.11 64.13 61.18
SULI 45.56 61.74 27.12 32.89 33.64 40.19
FASW 74.74 74.91 85.77 86.21 87.08 81.74
KRAH 83.15 83.15 83.15 83.15 83.15 83.15
IMAS 89.54 89.66 89.66 89.66 89.66 89.63
SSTM 69.54 69.54 40.99 40.99 40.99 52.41
ERTX 88.38 92.38 95.38 95.38 92.39 92.78
JECC 90.15 90.15 90.15 90.15 90.15 90.15
PTSN 0.00 0.00 0.00 0.00 10.00 2.00
GGRM 75.55 75.55 75.55 75.55 75.55 75.55
KLBF 56.71 56.69 56.51 56.78 56.97 56.73
TCID 73.77 73.77 73.77 73.82 73.83 73.79
LMPI 83.27 83.27 83.27 83.27 23.52 71.32
MYOR 33.07 33.07 59.07 59.07 59.07 48.67
UNVR 84.99 84.99 84.99 84.99 84.99 84.99
Maksimum 90.15 92.38 95.38 95.38 92.39 92.78
Minimum 0.00 0.00 0.00 0.00 10.00 2.00
Sumber: Data diolah, 2019
ownership dari masing-masing perusahaan, agar dapat terlihat dengan jelas maka
79
PERKEMBANGAN INSTITUTIONAL OWNERSHIP
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
Gambar 4.3
Grafik Perkembangan Institutional Ownership Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode 2014-2018
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan data tabel 4.4 dan gambar 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa
,Tbk (ERTX) yaitu sebesar 95,38 dan komposisi institutional ownership terkecil
dimiliki oleh PT. Sat Nusa Persada, Tbk (PTSN) yaitu sebesar 0.
terendah tahun 2014 adalah PT. Sat Nusa Persada, Tbk (PTSN) sebesar 0.
80
2) Pada tahun 2015, dari ke-20 perusahaan tersebut, perusahaan dengan
terendah tahun 2015 adalah PT. Sat Nusa Persada, Tbk (PTSN) sebesar 0.
ownership tertinggi adalah PT. Eratex Djaya ,Tbk (ERTX) sebesar 95,38
terendah tahun 2017 adalah PT. Sat Nusa Persada, Tbk (PTSN) sebesar 0.
ownership tertinggi adalah PT. Eratex Djaya ,Tbk (ERTX) sebesar 92,78
laporan keuangan seperti: modal kerja, nilai ekuitas, laba ditahan, laba operasi,
penjualan, total asset, dan total kewajiban. Kemudian dari hasil persamaan didapat
81
a. Jika nilai Z > 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat.
c. Jika nilai 1,81 < Z < 2,99 maka termasuk grey area (tidak dapat
bangkrut.
Berikut ini adalah data financial distress pada perusahaan manufaktur pada
tahun 2014-2018:
Tabel 4.5
Perkembangan Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode 2014-2018
FINANCIAL DISTRESS Rata-
KODE
2014 2015 2016 2017 2018 rata
INTP 6.39 6.91 7.14 5.54 5.06 6.21
AMFG 4.76 4.98 3.01 2.32 1.56 3.33
INAI 1.35 1.36 1.30 1.39 1.08 1.30
DPNS 6.49 6.72 5.02 5.80 5.58 5.92
APLI 4.54 2.66 3.95 6.93 5.13 4.64
JPFA 2.06 5.80 7.06 2.68 2.53 4.03
SULI -3.78 -2.96 -2.60 -2.81 -2.49 -2.93
FASW 1.39 0.87 1.50 1.41 2.19 1.47
KRAH 1.75 1.25 1.02 0.30 -0.02 0.86
IMAS 1.21 1.04 0.81 0.72 0.56 0.87
SSTM 1.00 1.02 1.26 1.32 1.46 1.21
ERTX 1.67 2.26 2.18 1.54 1.72 1.87
JECC 1.74 1.57 2.15 1.72 2.20 1.88
PTSN 3.72 3.65 3.51 3.40 1.85 3.23
GGRM 3.39 3.61 3.93 4.03 4.31 3.86
KLBF 5.93 5.91 6.26 5.98 6.60 6.14
TCID 3.85 6.30 5.63 4.21 3.39 4.68
LMPI 0.97 1.02 1.44 1.15 0.99 1.12
MYOR 2.81 3.31 3.52 3.59 3.54 3.35
UNVR 4.78 4.37 4.39 4.12 4.94 4.52
82
KODE FINANCIAL DISTRESS Rata-
Jumlah 56.05 61.67 62.48 55.36 52.21 rata
57.55
Rata-rata 2.80 3.08 3.12 2.77 2.61 2.88
Maksimum 6.49 6.91 7.14 6.93 6.60 6.21
Minimum -3.78 -2.96 -2.60 -2.81 -2.49 -2.93
Sumber: Data diolah, 2019
Agar dapat terlihat dengan jelas maka ditampilkan dalam grafik berikut ini:
-2
-4
-6
Gambar 4.4
Grafik Perkembangan Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode 2014-2018
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan data pada tabel 4.5 dan grafik pada gambar 4.4 diatas, maka
rata persamaan Altman z-score tertinggi diperoleh oleh PT. Indocement Tunggal
Prakasa, Tbk (INTP) yaitu sebesar 6,21 dan yang terendah diperoleh PT. Slj
83
Global, Tbk (SULI) yaitu sebesar -2,93. Untuk lebih jelasnya, perkembangan
1) Pada tahun 2014, dari ke-20 perusahaan tersebut, perusahaan dengan nilai
Altman z-score tertinggi adalah PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk (DPNS)
tahun 2014 adalah PT. Slj Global, Tbk (SULI) sebesar -3,78.
2) Pada tahun 2015, dari ke-20 perusahaan tersebut, perusahaan dengan nilai
Altman z-score tertinggi adalah PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk (DPNS)
tahun 2015 adalah PT. Slj Global, Tbk (SULI) sebesar -2,96.
3) Pada tahun 2016, dari ke-20 perusahaan tersebut, perusahaan dengan nilai
Altman z-score tertinggi adalah PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk (DPNS)
tahun 2016 adalah PT. Slj Global, Tbk (SULI) sebesar -2,60.
4) Pada tahun 2017, dari ke-20 perusahaan tersebut, perusahaan dengan nilai
tahun 2017 adalah PT. Slj Global, Tbk (SULI) sebesar -2,81.
5) Pada tahun 2018, dari ke-20 perusahaan tersebut, perusahaan dengan nilai
Altman z-score tertinggi adalah PT. Kalbe Farma, Tbk (KLBF) sebesar 6,60
84
RATA-RATA FINANCIAL DISTRESS PER TAHUN
3.20
3.10
3.00
2.90
2.80
2.70
2.60
2.50
2.40
2.30
2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 4.5
Grafik Rata- Rata Perkembangan Financial Distress Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2018
Sumber: Data diolah, 2019
tahunnya berfluktuasi. Rata-rata nilai Altman z-score di tahun 2014 sebesar 2,80
yang mengalami peningkatan di tahun 2015 menjadi 3,08, lalu peningkatan juga
terjadi pada tahun 2016 menjadi sebesar 3,12. Sedangkan pada tahun 2017 terjadi
penurunan dari tahun 2016 menjadi 2,77. dan penurunan juga terjadi pada tahun
measures model Givoly dan Hayn (2000) yaitu mengukur dengan melihat
85
kecenderungan dari akumulasi akrual selama beberapa tahun. Akrual yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah perbedaan antara laba bersih sebelum
depresiasi dan arus kas kegiatan operasi. Apabila akrual bernilai negatif (laba
bersih lebih kecil dari pada arus kas kegiatan operasi) yang konsisten selama
besar akrual negatif yang diperoleh maka semakin konservatif akuntansi yang
diterapkan yang disebabkan karena laba sebelum depresiasi lebih rendah dari arus
kas yang diperoleh oleh perusahaan pada periode tertentu. Berikut ini adalah data
Tabel 4.6
Perkembangan Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2018
KONSERVATISME AKUNTANSI Rata-
KODE
2014 2015 2016 2017 2018 rata
INTP 0.324 0.389 0.354 0.449 0.506 0.404
AMFG 0.586 0.565 0.447 0.488 0.402 0.497
INAI 0.067 0.014 0.046 0.201 0.242 0.114
DPNS 0.122 0.138 0.163 0.116 0.075 0.123
APLI 0.709 0.709 0.777 0.620 0.554 0.674
JPFA 0.249 0.252 0.114 0.203 0.198 0.203
SULI 0.612 0.559 0.532 0.584 0.491 0.556
FASW 0.635 0.454 0.517 0.376 0.308 0.458
KRAH -0.153 0.074 0.178 0.193 0.220 0.102
IMAS 0.091 0.113 0.087 0.044 0.104 0.088
SSTM 0.788 0.874 1.016 1.156 1.192 1.005
ERTX -0.052 0.005 0.168 -0.025 0.105 0.040
JECC 0.212 0.070 0.096 0.047 0.016 0.088
PTSN 1.103 1.191 1.264 1.290 0.214 1.012
GGRM 0.107 0.133 0.222 0.240 0.307 0.202
KLBF 0.167 0.185 0.149 0.143 0.189 0.166
TCID 0.300 0.095 0.378 0.426 0.392 0.318
LMPI 0.405 0.408 0.447 0.461 0.572 0.459
MYOR 0.127 0.338 0.200 0.193 0.201 0.212
86
KODE KONSERVATISME AKUNTANSI Rata-
UNVR 0.191 0.179 0.189 0.181 0.141 rata
0.176
Jumlah 6.589 6.745 7.343 7.387 6.430 6.899
Rata-rata 0.329 0.337 0.367 0.369 0.321 0.345
Maksimum 1.103 1.191 1.264 1.290 1.192 1.012
Minimum -0.153 0.005 0.046 -0.025 0.016 0.040
Sumber: Data diolah, 2019
2014-2018. Agar dapat terlihat dengan jelas maka ditampilkan dalam grafik
berikut ini:
1.200
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
-0.200
-0.400
Gambar 4.6
Grafik Perkembangan Konservatisme Akuntansi Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2018
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan data pada tabel 4.6 dan grafik pada gambar 4.6 diatas, maka
87
memiliki rata-rata penerapan konservatisme akuntansi tertinggi diperoleh oleh PT.
Sat Nusa Persada, Tbk (PTSN) yaitu sebesar 1,012 dan yang memiliki rata-rata
konservatif pada tahun 2014 diantaranya adalah PT. Eratex Djaya ,Tbk
(ERTX) nilai yang didapat hanya sebesar -0,052, dan PT. Grand Kartech,
perusahaan yang telah telah dinilai konservatif hal ini berarti semua
perusahaan yang telah dinilai konservatif hal ini berarti semua sampel
konservatif pada tahun 2017 diantaranya adalah PT. Eratex Djaya ,Tbk
88
5) Pada tahun 2018 juga berdasarkan perhitungan yang didapat, terdapat 20
perusahaan yang telah dinilai konservatif hal ini berarti semua sampel
Gambar 4.7
Grafik Rata-Rata Perkembangan Konservatisme Akuntansi Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2018
Sumber: Data diolah, 2019
earnings/accrual measures model Givoly dan Hayn (2000), terlihat bahwa secara
peningkatan di tahun 2015 menjadi 0,337, lalu peningkatan juga terjadi pada
tahun 2016 menjadi sebesar 0,367. Peningkatan terakhir terjadi pada tahun 2017
menjadi 0,369. Sedangkan pada tahun 2018 terjadi penurunan rata-rata dari tahun
89
sebelumnya menjadi 0,321. Dari data tersebut dapat diketahui jika pada tahun
dibandingkan dengan penerimaan dari kas operasinya yang terlihat dari nilai
masih belum menerapkan konservatisme akuntansi bisa jadi hal ini disebabkan
oleh faktor-faktor yang mempengaruhi antara laba dan arus kas operasi memiliki
perolehan yang berbeda-beda. Jika pada laba, hal yang paling mempengaruhinya
adalah dari besar kecilnya pendapatan, besar kecilnya beban keuangan seperti
beban bunga, beban pembiayaan dan beban administrasi bank. Sedangkan pada
arus kas operasi hal yang paling mempengaruhinya rata-rata adalah penerimaan
Periode 2014-2018
1. Uji Normalitas
variabel yang diteliti tersebut terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada
90
Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas K-S adalah
sebagai berikut:
a. Jika nilai Signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0,05 maka data penelitian
terdistribusi normal.
b. Sebaliknya, jika nilai Signifikansi (Sig.) lebih kecil dari 0,05 maka data
sehingga jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan
Tabel 4.7
Hasil Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
91
Gambar 4.8 Histogram Normality Test
Sumber: Data diolah, 2019
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,195 artinya nilai
signifikansi lebih dari 0,05 (0,195 > 0,05) artinya nilai residual tersebut
memberikan pola distribusi yang tidak melenceng ke kanan ataupun ke kiri, maka
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dalam penelitian ini
92
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Std. Change Statistics
R Error of R
Mo Squ Adjusted the Square F df Sig. F Durbin-
del R are R Square Estimate Change Change df1 2 Change Watson
a
1 .703 .494 .478 .222643 .494 31.239 3 96 .000 .964
a. Predictors: (Constant), Financial Distress, Institutional Ownership, Debt Covenant
b. Dependent Variable: Konservatisme Akuntansi
Sumber: Data diolah, 2019
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson (DW) sebesar
0,964. Dapat dilihat bila nilai DW terletak antara nilai -2 dan +2 atau -2 < dw < +2
DW = 0,964
Karena -2 < 0,964 < +2 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model
3. Uji Multikolinearitas
ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
regresi, peneliti menghitung nilai koefisien korelasi antar variabel bebas dengan
a. Jika nilai koefisien korelasi antar variabel bebas > 0.09, maka terjadi
masalah multikolinearitas.
b. Jika nilai koefisien korelasi antar variabel bebas < 0.09, maka terjadi
masalah multikolinearitas.
93
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Standar
Unstandardiz dized
ed Coeffici Collinearity
Coefficients ents Correlations Statistics
Std. Zero- Partia Tolera
Model B Error Beta T Sig. order l Part nce VIF
1 (Constant) 1.387 .132 10.501 .000
Debt -.571 .154 -.505 -3.699 .000 -.137 -.353 -.269 .283 3.534
Covenant
Institutional -.008 .001 -.574 -7.649 .000 -.632 -.615 -.555 .937 1.067
Ownership
Financial -.074 .018 -.567 -4.217 .000 -.110 -.395 -.306 .292 3.427
Distress
a. Dependent Variable: Konservatisme Akuntansi
Sumber: Data diolah, 2019
Dalam tabel coefficient dapat anda perhatikan bahwa nilai standar error
kurang dari satu, yaitu X1 = 0,154 X2 = 0,001 dan X3=0,018 dimana ketiganya
kurang dari satu. Serta nilai koefisien beta juga kurang dari satu dimana X1= -
0,505 X2 = -0,574 dan X3 -0,567. Maka dapat dikatakan bahwa nilai standar error
nilai rentang upper dan lowerbound confidence interval, apakah lebar atau sempit.
Pada tabel coefficient di atas, bahwa nilai rentangnya sempit, yaitu pada
sama yaitu X2 = 0,937 sampai dengan 1,067. Dan pada X3 =0,292 sampai dengan
3. Uji Heteroskedastisitas
94
lain Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Apabila titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak
Gambar 4.9
Scatterplot
Sumber: Data diolah, 2019
acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
akuntansi.
Setelah peneliti mendapatkan model yang tepat untuk penelitian ini, maka
95
datapanel yang diteliti. Berikut data yang diperlukan untuk membuat persamaan
terhadap satu variabel dependen. Dalam penelitian ini analisis regresi berganda
Keterangan:
Y = Konservatisme Akuntansi
X1 = Debt Covenant
X2 = institutional ownership
X3 = financial distress
μ = nilai kesalahan
96
Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Linear Berganda Data Panel
Standar
Unstandardiz dized
ed Coeffici
Coefficients ents
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) 1.387 .132 10.501 .000
Debt -.571 .154 -.505 -3.699 .000
Covenant
Institutional -.008 .001 -.574 -7.649 .000
Ownership
Financial -.074 .018 -.567 -4.217 .000
Distress
a. Dependent Variable: Konservatisme Akuntansi
Sumber: data diolah, 2019
β1 = artinya jika debt covenant (X1) meningkat sebesar satu satuan dan
97
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Β3= artinya jika financial distress (X3) meningkat sebesar satu satuan dan
akuntansi.
98
Tabel 4.11
Hasil Uji F
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 4.645 3 1.548 31.239 .000b
Residual 4.759 96 .050
Total 9.404 99
a. Dependent Variable: Konservatisme Akuntansi
b. Predictors: (Constant), Financial Distress, Institutional Ownership, Debt
Covenant
Sumber: data diolah, 2019
Berdasarkan nilai signifikansi dari output anova diketahui dari table nilai
Sig. adalah sebesar 0,000. Karena nilai Sig. 0,000<0,05, maka sesuai dengan dasar
atau dengan kata lain debt covenant, institutional ownership, dan financial
hitung adalah sebesar 31,239. Karena nilai F hitung 31,239> F table 3,09 , maka
hipotesis diterima atau dengan kata lain debt covenant, institutional ownership,
akuntansi.
determinasi adalah antara nol dan satu (0 < R2 < 1). Nilai R2 yang kecil berarti
99
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
Kd = R2 × 100%
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Change Statistics
Sig.
R Adjuste Std. Error R F
Mo Squ dR of the Square F df df Chan Durbin-
del R are Square Estimate Change Change 1 2 ge Watson
a
1 .703 .494 .478 .222643 .494 31.239 3 96 .000 .964
a. Predictors: (Constant), Financial Distress, Institutional Ownership, Debt Covenant
b. Dependent Variable: Konservatisme Akuntansi
Sumber : Data diolah, 2019
Pada tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi
KD = R2 × 100%
= 0,478 × 100%
= 47,8%
100
ownership, dan financial distress sebesar 47,8% sedangkan sisanya 52,2%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Periode 2014-2018
pada penelitian ini, yaitu debt covenant dan growth opportunities secara parsial
a. Debt Covenant
konservatisme akuntansi.
konservatisme akuntansi.
b. Institutional Ownership
101
Ha : β ≠ 0 : Institutional Ownership berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
c. Financial Distress
konservatisme akuntansi.
konservatisme akuntansi.
Tabel 4.13
Hasil Uji t
Standar
dized
Unstandardized Coeffici
Coefficients ents
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 1.387 .132 10.501 .000
Debt -.571 .154 -.505 -3.699 .000
Covenant
Institutional -.008 .001 -.574 -7.649 .000
Ownership
Financial -.074 .018 -.567 -4.217 .000
Distress
a. Dependent Variable: Konservatisme Akuntansi
Sumber: Data diolah, 2019
102
1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi pada
2014-2018
Peneliti telah melakukan uji fixed effect yang hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.13 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari
konservatif.
2014-2018
Peneliti telah melakukan uji fixed effect yang hasilnya dapat dilihat pada
Ownership menjadi salah satu faktor penentu utama dari penerapan prinsip
konservatisme akuntansi.
2014-2018
Peneliti telah melakukan uji fixed effect yang hasilnya dapat dilihat pada
103
ditolak, artinya Financial Distress berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi. Hal ini berarti bahwa besar kecilnya Financial Distress menjadi
akuntansi.
4.2 Pembahasan
2018
berfluktuasi. Dari ke-20 perusahaan tersebut, perusahaan yang memiliki nilai rata-
rata pertumbuhan debt covenant tertinggi adalah PT. Slj Global, Tbk (SULI) yaitu
sebesar 1,16 dan nilai rata-rata terkecil dimiliki oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara,
Tbk (DPNS) yaitu sebesar 0,15. Dengan nilai debt covenant yang tinggi ini berarti
tingkat utang pun tinggi dan sebaliknya. Hal ini mengindikasikan bahwa ketika
utang tinggi artinya aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut lebih besar
dibiayai oleh utang dapat dikatakan perusahaan tersebut tidak solvabel karena
104
perusahaan dikatakan solvabel ketika perusahaan tersebut memiliki aktiva dan
PT. Slj Global, Tbk (SULI) yang memiliki debt covenant tertinggi dari
perusahaan manufaktur yaitu dengan rata-rata sebesar 1,16 berasal dari utang
usaha, utang pajak, utang bank jangka pendek, utang sewa pembiayaan jangka
pendek, beban akrual, utang kelompok usaha relasi, utang pihak ketiga, utang
sewa pembiayaan jangka panjang, liabilitas imbalan pasca kerja, utang lain-lain,
dan liabilitas pajak tangguhan. Selain itu, peningkatan aset setiap tahun yang tidak
perusahaan tersebut.
saham institusi yang kemudian dibandingkan dengan jumlah saham beredar setiap
,Tbk (ERTX) yaitu sebesar 95,38 dan komposisi institutional ownership terkecil
dimiliki oleh PT. Sat Nusa Persada, Tbk (PTSN) yaitu sebesar 0.
perusahaan sendiri cenderung tidak fluktuatif hal ini dikarenakan oleh rentang
waktu 5 tahun yang dinilai cukup sempit untuk melihat perubahan komposisi
manufaktur yang termasuk kedalam badan usaha milik negara (BUMN) maka
105
kepemilikan institusinya akan rendah, bahkan tidak ditemukan kepemilikan
laporan keuangan seperti: modal kerja, nilai ekuitas, laba ditahan, laba operasi,
penjualan, total asset, dan total kewajiban. PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk
yaitu sebesar 6,21 dan yang memiliki rata-rata Altman z-score terendah diperoleh
oleh PT. Slj Global, Tbk (SULI) yaitu sebesar -2,93. Secara keseluruhan rata-rata
score di tahun 2014 sebesar 2,80 yang mengalami peningkatan di tahun 2015
menjadi 3,08, lalu peningkatan juga terjadi pada tahun 2016 menjadi sebesar 3,12.
Sedangkan pada tahun 2017 terjadi penurunan dari tahun 2016 menjadi 2,77. dan
penurunan juga terjadi pada tahun 2018 menjadi 2,61. Pada periode penelitian
setiap periode penelitian) yaitu PT Grand Kartech ,Tbk (KRAH), dan PT Slj
Salah satu faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai Altman z-score
dan financial distress adalah laba. Selain itu, laba juga merupakan salah satu
akuntansi. Ketika laba kecil, maka nilai Altman z-score akan kecil pula dan
mengindikasikan financial distress dan ketika laba suatu perusahaan kecil maka
106
perusahaan tersebut akan otomatis menerapan prinsip konservatisme akuntansi
ketika kerugian terjadi maka seluruh kerugian tersebut akan langsung diakui
penerapan konservatisme akuntansi tertinggi diperoleh oleh PT. Sat Nusa Persada,
Tbk (PTSN) yaitu sebesar 1,012 dan yang memiliki rata-rata penerapan
konservatisme akuntansi terendah diperoleh PT. Eratex Djaya ,Tbk (ERTX) yaitu
yang mengalami peningkatan di tahun 2015 menjadi 0,337, lalu peningkatan juga
terjadi pada tahun 2016 menjadi sebesar 0,367. Peningkatan terakhir terjadi pada
tahun 2017 menjadi 0,369. Sedangkan pada tahun 2018 terjadi penurunan rata-rata
dari tahun sebelumnya menjadi 0,321. Dari data tersebut dapat diketahui jika pada
lebih kecil dibandingkan dengan penerimaan dari kas operasinya yang terlihat dari
dinilai masih belum menerapkan konservatisme akuntansi bisa jadi hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi antara laba dan arus kas
107
operasi memiliki perolehan yang berbeda-beda. Jika pada laba, hal yang paling
keuangan seperti beban bunga, beban pembiayaan dan beban administrasi bank.
Sedangkan pada arus kas operasi hal yang paling mempengaruhinya rata-rata
bunga bank, rugi bersih kurs maupun keuntungan atau kerugian dari penjualan
aset.
Periode 2014-2018
Berdasarkan nilai signifikansi dari output anova diketahui nilai Sig. adalah
sebesar 0,000. Karena nilai Sig. 0,000<0,05, maka sesuai dengan dasar
atau dengan kata lain debt covenant, institutional ownership, dan financial
periode 2014-2018.
108
Dalam penelitian ini kondisi debt covenant, institutional ownership, dan
keadaan aset, kewajiban, ekuitas, laba, dan arus kas operasi yang baik sehingga
Efek Indonesia.
52,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Faktor lain tersebut dapat berupa jumlah dewan komisaris, jumlah komite audit,
109
4.2.3 Pengaruh Debt Covenant, Institutional Ownership, dan Financial
Periode 2014-2018
2014-2018
Peneliti telah melakukan uji fixed effect yang hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.13 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05,
maka H0 ditolak (koefisien regresi signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial
akuntansi pada perusahaan manufaktur. Pada hasil uji juga diketahui hasilnya
yaitu semakin tinggi tingkat debt covenant perusahaan maka perusahaan akan
tahunnya kedua variabel tersebut sebagian besar memiliki arus yang berbeda
dimana ketika tingkat perjanjian utang yang tinggi tercermin dari jumlah utang
lebih besar dari jumlah aset yang dimilikinya bertolak belakang dengan nilai
ketika jumlah utang rendah atau tingkat perjanjian utang yang rendah perusahaan
110
cenderung lebih konservatif. Hal ini mengindikasikan jika tingkat perjanjian utang
perusahaan tidak terlalu baik, pada perusahaan yang memiliki tingkat utang tinggi
juga kreditor mempunyai hak lebih besar untuk mengetahui dan mengawasi
maka laba yang disajikannya akan rendah, sehingga akan mengurangi distribusi
aktiva bersih dan laba kepada investor dan manajer dalam bentuk dividen dan
dananya yang diharapkan dapat menguntungkan bagi dirinya. Selain itu, semakin
tinggi tingkat utang memberikan insentif bagi manajer dan investor untuk
paribus, perusahaan yang memiliki rasio leverage yang tinggi akan lebih memilih
untuk periode mendatang ke periode sekarang. Pelaporan laba yang tinggi akan
perusahaan berukuran besar namun memiliki tingkat leverage yang tinggi pula,
111
lanjut hal ini dikarenakan kreditur mempunyai suatu hak dalam mengetahui dan
mempunyai nilai hutang yang cukup tinggi, dengan situasi seperti itu, asimetri
informasi yang terjadi antara kreditor dan manajemen dapat berkurang dan
dari tingkat leverage yaitu suatu perbandingan antara nilai seluruh utang (total
debt) dengan total aktiva. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan sehingga dapat dilihat resiko
yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.
Apabila perusahaan tidak mempunyai leverege atau leverage sama dengan nol
atau tanpa menggunakan utang. Jadi semakin besar proporsi utang yang
digunakan oleh perusahaan, pemilik modal akan menanggung risiko yang besar
laporan keuangan yang kurang konservatis atau optimis melalui cara menaikan
nilai pendapatan dan aktiva setinggi mungkin, serta menurunkan liabilitas dan
beban. Hal ini merupakan salah satu upaya perusahaan tersebut untuk meyakinkan
pemberi pinjaman bahwa pinjaman yang diberikan akan terjamin. Rasio leverage
112
tinggi yang dimiliki perusahaan mendorong manajemen untuk cenderung
Noviantari dan Ratnadi (2015), Septian (2014), Sari (2014), Wulandari (2014),
Pratama (2016), Saputra (2016), dan Nisa (2017) bahwa debt covenant
Periode 2014-2018
Peneliti telah melakukan uji fixed effect yang hasilnya dapat dilihat pada
Hal ini berarti bahwa besar kecilnya Institutional Ownership menjadi salah satu
pribadi jangka pendek. Penerapan prinsip akuntansi agresif atau optimis akan
113
konservatif. Hasil penelitian tersebut menjawab teori keagenan yang menyatakan
agresif.
(2016), Sumardi (2019), Fitriani (2014), dan Suryani (2018) yang menyatakan
2014-2018
Peneliti telah melakukan uji fixed effect yang hasilnya dapat dilihat pada
akuntansi. Hal ini berarti bahwa besar kecilnya Financial Distress menjadi salah
distress, dimana jika nilai yang didapat kurang dari 2,99 maka perusahaan
114
yang menuju kebangkrutan. Yang berarti semakin kecil nilai Altman z-score
financial distress. Nilai yang didapat dari uji t yaitu sebesar -0,074 yang berarti
semakin tinggi nilai Altman z-score perusahaan maka perusahaan akan semakin
kurang konservatif.
Salah satu faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai Altman z-score
dan financial distress adalah laba. Selain itu, laba juga merupakan salah satu
akuntansi. Ketika laba kecil, maka nilai Altman z-score akan kecil pula dan
mengindikasikan financial distress dan ketika laba suatu perusahaan kecil maka
ketika kerugian terjadi maka seluruh kerugian tersebut akan langsung diakui
115
BAB V
5.1 Kesimpulan
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018. Dapat ditarik kesimpulan bahwa :
pertumbuhan debt covenant tertinggi adalah PT. Slj Global, Tbk (SULI)
yaitu sebesar 1,16 dan nilai rata-rata terkecil dimiliki oleh PT. Duta
diperoleh oleh PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk (INTP) yaitu sebesar
6,21 dan yang memiliki Altman z-score terendah diperoleh PT. Slj Global,
tertinggi diperoleh oleh PT. Sat Nusa Persada, Tbk (PTSN) yaitu sebesar
terendah diperoleh PT. Eratex Djaya ,Tbk (ERTX) yaitu sebesar 0,040
116
5. Debt covenant, institutional ownership, dan financial distress secara
konservatif.
5.2 Saran
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018. Adapun saran yang dapat diberikan
adalah :
117
dana yang telah diinvestasikan, sedangkan kreditor akan menuntut atas
distress.
118
selanjutnya menambah variabel independen dalam penelitiannya untuk
assets dan current ratio dalam kondisi yang baik maka dapat disimpulkan
119
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, A.S., Billings, B.K. Morton, R.M. dan Harris, M.S. (2002), The Role of
Accounting Conservatism in Mitigating Bondholder-Shareholder Conflicts
over Dividend Policy and in Reducing Debt Costs, The Accounting
Review, Vol.77 No.4, hlm. 867-890.
Ardina, Ayu Martaning Yogi, dan Indira Januarti. 2012. “Penggunaan perspektif
positive accounting theory terhadap konservatisme akuntansi di
Indonesia.” Diponegoro Journal of Accounting 1 (1): 1–15.
Deviyanti, Dyahayu Artika dan Rahardjo, Shiddiq Nur. 2012. “Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme dalam Akuntansi”.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol.1, No.2.
Dewi, Luh Putu Kusuma., Nyoman Trisna Herawati dan Ni Kadek Sinarwati.
2014. “Faktorfaktor yang Berpegaruh terhadap Konservatisme Akuntansi
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode Tahun 2010-
2012)”. E-Journal Ekonomi Universitas Gunadarma. Vol.2, No.1.
120
Dewi, Ni Kd Sri Lestari dan I Ketut Suryanawa. 2014. “Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Leverage, dan Financial Distress terhadap Konservatisme
Akuntansi (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode
Tahun 2009-2011)”. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana.
Gamaycuni, Rindu Rika. 2011. “Analisis Ketepatan Model Altman sebagai Alat
untuk memprediksi Kebangkrutan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur di BEI)”. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan 16(2). Fakultas
Ekonomi Universitas Lampung.
Harahap, S.N. (2012), Peranan Struktur Kepemilikan, Debt Covenant, dan Growth
Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi, Vol.1 No. 2, hlm.69-73.
121
Hery. (2017), Teori Akuntansi: Pendekatan Konsep dan Analisis, Jakarta:
Grasindo.
Hikmah, Lutfiany. 2013. Analisis Perbedaan Prinsip Konservatisme Akuntansi di
IFRS. Accounting Analysis Journal Universitas Negeri Semarang:
Semarang.
http://fortune.com/2015/07/21/toshiba-just-lost-its-ceo-to-a-huge-accounting-
scandal/, diunduh 21 Oktober 2019.
https://economy.okezone.com/read/2016/01/27/278/1298264/direksi-timah-
dituding-manipulasi-laporan-keuangan, diunduh 21 Oktober 2019.
https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-238077/bapepam-denda-mantan-
direksi-indofarma-rp-500-juta-, diunduh 21 Oktober 2019.
https://nasional.kontan.co.id/news/tagihan-pkpu-empat-anak-tiga-pilar-aisa-lebih-
dari-rp-12-triliun, diunduh 21 Oktober 2019.
https://www.bareksa.com/id/text/2015/02/25/bei-laporan-keuangan-inovisi-salah-
saji-suspen-saham-belum-akan-dibuka/9562/analysis, diunduh 21 Oktober
2019.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190531144248-92-400048/menyoal-
laba-bumn-yang-mendadak-kinclong, diunduh 21 Oktober 2019.
https://www.liputan6.com/news/read/127525/audit-laporan-keuangan-pt-kai-
masih-diperdebatkan, diunduh 21 Oktober 2019.
Mastuti, Firda, Muhammad Saifi dan Devi Farah Azizah. 2013. “Altman Z-Score
sebagai salah satu metode dalam menganalisis estimasi kebangkrutan
perusahaan (Studi pada perusahaan plastik dan kemasan yang terdaftar
122
(listing) di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan
2012)”. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 6, No. 1.
Prihathini, Ni Made Evi Dwi dan Maria. M Ratna Sari. 2013. “Prediksi
Kebangkrutan dengan Model Grover, Altman Z-Score, Springate dan
Zmijewski pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia”.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.2. Hlm. 417-435.
Priyanto, R.E., dan Suryadani Erni. 2012. Pengaruh Risiko Litigasi dan Financial
distress Perusahaan terhadap Hubungan antara Konflik Kepentingan dan
Konservatisme Akuntansi, Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol.12 No.2.,
hal: 161-174, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
123
terdaftar di BEI). Jurnal Ilmiah INFOTEK, Vol 1, No 1, Februari 2016
ISSN 25026968.
Sofyan Syafri Harahap. 2013. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Sulastiningsih. dan Husna, J.A. (2017), Pengaruh Debt Covenant, Bonus Plan,
Political Cost dan Risiko Litigasi Terhadap Penerapan Konservatisme
Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur, Jurnal Kajian Bisnis, Vol.25
No.1, hlm.110-125.
124
Wang, Z., 2009, Accounting Conservatism, Thesis, Victoria University of
Wellington, New Zealand, halaman 1-197.
125
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
No Kode Nama Perusahaan IPO SEKTOR SUBSEKTOR
Indocement Tunggal
1 INTP 5/12/1989
Prakasa Tbk
Semen Baturaja (Persero)
2 SMBR 28/06/2013
Tbk
3 SMCB Holcim Indonesia Tbk 10/8/1997 SEMEN
Semen Indonesia (Persero)
4 SMGR 8/7/1991
Tbk
5 WSBP Waskita Beton Precast Tbk 20/09/2014
6 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 8/4/2014
7 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 8/11/1995
8 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 17/07/2001
Inti Keramik Alam Asri
9 IKAI 4/6/1997
Industri Tbk
KERAMIK
Keramika Indonesia
10 KIAS 8/12/1994 PORSELEN DAN
Assosiasi Tbk
KACA
Mark Dynamics Indonesia
KOMPONEN IMAS
2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 11845370194860 12192274613320 11639697824750 13266572774739 16377048870513
Kewajiban Lancar 11473255532702 13035531353729 12594693691894 15821001840441 21333832691448
Pembilang:
Modal Kerja Bersih 372114662158 -843256740409 -954995867144 -2554429065702 -4956783820935
Laba Ditahan 1936353362559 1861974192981 1543901491123 1420448357265 1429883698208
EBIT 50916411249 203042152540 -226767299622 154165867024 281366914586
Nilai Pasar Ekuitas 6719823608395 6697091857105 6709818352953 9290721214956 10323742965226
Penjualan 19458165173088 18099979783215 15049532331662 15417255791983 17544709521983
Penyebut:
Total Aset 23473796788460 24860957839497 25633342258679 31440443615533 40955996273862
Total Kewajiban 16753973180065 18163865982392 18923523905726 22149722400577 30632253308636
Hasil:
X1 0.02 -0.03 -0.04 -0.08 -0.12
X2 0.08 0.07 0.06 0.05 0.03
X3 0.00 0.01 -0.01 0.00 0.01
X4 0.40 0.37 0.35 0.42 0.34
X5 0.83 0.73 0.59 0.49 0.43
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 1.21 1.04 0.81 0.72 0.56
AMFG
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 2263728000000 2231181000000 1787723000000 2003321000000 2208918000000
Kewajiban Lancar 398238000000 479376000000 885086000000 996903000000 1738904000000
Pembilang:
Modal Kerja Bersih 1865490000000 1751805000000 902637000000 1006418000000 470014000000
Laba Ditahan 2617123000000 2929140000000 3134681000000 3084294000000 3132083000000
EBIT 454351000000 464263000000 348561000000 63589000000 11184000000
Nilai Pasar Ekuitas 3073706000000 3390223000000 3599264000000 3548877000000 3596666000000
Penjualan 2693833000000 3665989000000 3724075000000 3885791000000 4443262000000
Penyebut:
Total Aset 3918391000000 4270275000000 5504890000000 6267816000000 8432632000000
Total Kewajiban 844685000000 880052000000 1905626000000 2718939000000 4835966000000
Hasil:
X1 0.48 0.41 0.16 0.16 0.06
X2 0.67 0.69 0.57 0.49 0.37
X3 0.12 0.11 0.06 0.01 0.00
X4 3.64 3.85 1.89 1.31 0.74
X5 0.69 0.86 0.68 0.62 0.53
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 4.76 4.98 3.01 2.32 1.56
APLI
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 89509388915 81119626942 71131579000 126404952607 201923603048
Kewajiban Lancar 31090308805 68835516891 47573871564 73638951697 201327226691
Pembilang:
Modal Kerja Bersih 58419080110 12284110051 23557707436 52766000910 596376357
Laba Ditahan 45061861548 46885054383 71943405545 1420448357265 1429883698208
EBIT 16706084211 2329080812 33523652447 3897608083 -19799477242
Nilai Pasar Ekuitas 224572991214 221561080751 246501444451 227183997248 204184876657
Penjualan 294081114204 260667211707 319727703679 382238397027 438050805734
Penyebut:
Total Aset 273126657794 308620387248 314468690130 398698779619 503177499114
Total Kewajiban 48553666580 87059306437 67967245679 171514782371 298992622457
Hasil:
X1 0.21 0.04 0.07 0.13 0.00
X2 0.16 0.15 0.23 3.56 2.84
X3 0.06 0.01 0.11 0.01 -0.04
X4 4.63 2.54 3.63 1.32 0.68
X5 1.08 0.84 1.02 0.96 0.87
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 4.54 2.66 3.95 6.93 5.13
ERTX
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 245874534960 368549234070 288392668736 379537208028 436589044695
Kewajiban Lancar 245155142200 292927609940 227332901096 365197950636 433072000782
Pembilang:
Modal Kerja Bersih 719392760 75621624130 61059767640 14339257392 3517043913
Laba Ditahan 45337704400 108319416010 116467466904 86769873048 113568227208
EBIT 27975818400 73422659745 29177792268 -24276742488 18421178733
Nilai Pasar Ekuitas 158016524920 236391147590 268737238388 242197677288 275353579458
Penjualan 677145076960 954364779530 947977665236 971002907880 1098665013096
Penyebut:
Total Aset 575931234120 731007547995 707526283692 802839170760 906305751774
Total Kewajiban 417896074080 494616124505 438789045304 560641479924 630952201278
DPNS
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 183045202210 185099466179 174907377454 181198774207 192296998181
Kewajiban Lancar 14384941579 13865122841 11533925524 18832789797 24857084132
Pembilang:
Modal Kerja Bersih 168660260631 171234343338 163373451930 162365984410 167439914049
Laba Ditahan 119268526125 124911840170 -224439063684 138912609548 147985720868
EBIT 17194970495 11832026060 12288056506 7568252565 12347569714
Nilai Pasar Ekuitas 236041363276 241296079044 263264403585 267835387367 277708599001
Penjualan 132775925237 118475319120 115940711050 111294849755 143382081850
Penyebut:
Total Aset 268891042610 274483110371 296129565784 308491173960 322185012261
Total Kewajiban 32849679334 33187031327 32865162199 40655786593 44476413260
Hasil:
X1 0.63 0.62 0.55 0.53 0.52
X2 0.44 0.46 -0.76 0.45 0.46
X3 0.06 0.04 0.04 0.02 0.04
X4 7.35 7.93 8.15 6.83 6.24
X5 0.49 0.43 0.39 0.36 0.45
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 6.49 6.72 5.02 5.80 5.58
FASW
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 1795623302020 1718541456788 2167035553599 2784006841253 3530218883678
Kewajiban Lancar 1838653252008 1609497395686 2015616872848 3753070066277 3010538868185
Pembilang:
Modal Kerja Bersih -43029949988 109044061102 151418680751 -969063225024 519680015493
Laba Ditahan 407761653559 61496720459 780040151196 924732590676 1928482415282
EBIT 132785152040 -402946517062 826729617029 824530694900 1988090191158
Nilai Pasar Ekuitas 1616101252905 2445346179224 3158442463132 3288317572389 4288337297565
Penjualan 5456935920101 4959998929211 5874745032615 7337185138762 9938310691326
Penyebut:
Total Aset 5581000723345 6993634266969 8583223835997 9369891776775 10965118708784
Total Kewajiban 3964899470440 4548288087745 5424781372865 6081574204386 6676781411219
Hasil:
X1 -0.01 0.02 0.02 -0.10 0.05
X2 0.07 0.01 0.09 0.10 0.18
X3 0.02 -0.06 0.10 0.09 0.18
X4 0.41 0.54 0.58 0.54 0.64
X5 0.98 0.71 0.68 0.78 0.91
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 1.39 0.87 1.50 1.41 2.19
GGRM
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 38532600000000 42568431000000 41933173000000 43764490000000 45284719000000
Kewajiban Lancar 23783134000000 24045086000000 21638565000000 22611042000000 22003567000000
Pembilang:
Modal Kerja Bersih 14749466000000 18523345000000 20294608000000 21153448000000 23281152000000
Laba Ditahan 31797522000000 36699588000000 38287441000000 40986735000000 43950868000000
EBIT 7254713000000 8635275000000 8931136000000 10436512000000 10479242000000
Nilai Pasar Ekuitas 33134403000000 38007909000000 39564228000000 42187664000000 45133285000000
Penjualan 65185850000000 70365573000000 76274147000000 83305925000000 95707663000000
Penyebut:
Total Aset 58234278000000 63505413000000 62951634000000 66759930000000 69097219000000
Total Kewajiban 25099875000000 25497504000000 23387406000000 24572266000000 23963934000000
Hasil:
X1 0.25 0.29 0.32 0.32 0.34
X2 0.55 0.58 0.61 0.61 0.64
X3 0.12 0.14 0.14 0.16 0.15
X4 1.32 1.49 1.69 1.72 1.88
X5 1.12 1.11 1.21 1.25 1.39
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 3.39 3.61 3.93 4.03 4.31
INAI
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 644378101805 966132570988 974282450341 1053375131067 860749259575
Kewajiban Lancar 595335758497 952130242797 971422099001 867251288494 1029377481187
Pembilang:
Modal Kerja Bersih 49042343308 14002328191 2860351340 186123842573 -168628221612
Laba Ditahan 17268599964 33862523247 52574766892 71962834969 98442095466
EBIT 33183307818 57114061880 58097472991 52292073203 64757097094
Nilai Pasar Ekuitas 121742186500 239820902657 258016602673 277404670750 303883931247
Penjualan 933462438255 1384675922166 1284510320664 980285748450 1130297518656
Penyebut:
Total Aset 893663745450 1330259296537 1339032413455 1213916545120 1400683598096
Total Kewajiban 771921558950 1090438393880 1081015810782 936511874370 1096799666849
Hasil:
X1 0.05 0.01 0.00 0.15 -0.12
X2 0.02 0.03 0.04 0.06 0.07
X3 0.04 0.04 0.04 0.04 0.05
X4 0.16 0.22 0.24 0.30 0.28
X5 1.04 1.04 0.96 0.81 0.81
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 1.35 1.36 1.30 1.39 1.08
INTP
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 16087370000000 13133854000000 14424622000000 12883074000000 12315796000000
Kewajiban Lancar 3260559000000 2687743000000 3187742000000 3479024000000 3925649000000
Pembilang:
Modal Kerja Bersih 12826811000000 10446111000000 11236880000000 9404050000000 8390147000000
Laba Ditahan 19803853000000 19165851000000 21483459000000 19923413000000 18492488000000
EBIT 6815478000000 5645111000000 4146379000000 2287989000000 1400822000000
Nilai Pasar Ekuitas 24577013000000 27638360000000 30150580000000 24556507000000 23221589000000
Penjualan 19996264000000 17798055000000 15361894000000 14431211000000 15190283000000
Penyebut:
Total Aset 28884635000000 30150580000000 27638360000000 28863676000000 27788562000000
Total Kewajiban 4307622000000 3772410000000 4011877000000 4307169000000 4566973000000
Hasil:
X1 0.44 0.35 0.41 0.33 0.30
X2 0.69 0.64 0.78 0.69 0.67
X3 0.24 0.19 0.15 0.08 0.05
X4 5.71 7.33 7.52 5.70 5.08
X5 0.69 0.59 0.56 0.50 0.55
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 6.39 6.91 7.14 5.54 5.06
SULI
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 297210595880 33273006 34467170 28633520 594388574100
Kewajiban Lancar 386372243280 37318594 39040191 29974970 1306187850834
Pembilang:
Modal Kerja Bersih -89161647400 -4045588 -4573021 -1341450 -711799276734
Laba Ditahan -2677348891680 -214657880 -214369785 -213390834 -3041438043879
EBIT 13542171560 -35388 597956 546092 18970196886
Nilai Pasar Ekuitas -379877281960 -21609458 -15442281 867801 72198167877
Penjualan 555014630560 64284265 73717004 65920016 1359032857299
Penyebut:
Total Aset 904045327760 85015282 91571846 82527597 1465334098758
Total Kewajiban 1283922609720 106624740 107014127 81659796 1393135930881
Hasil:
X1 -0.10 -0.05 -0.05 -0.02 -0.49
X2 -2.96 -2.52 -2.34 -2.59 -2.08
X3 0.01 0.00 0.01 0.01 0.01
X4 -0.30 -0.20 -0.14 0.01 0.05
X5 0.61 0.76 0.81 0.80 0.93
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 -3.78 -2.96 -2.60 -2.81 -2.49
PTSN
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 416170422160 414333997575 438490698924 347007931656 3174028715421
Kewajiban Lancar 159311777720 157067580030 170066371540 160376956380 2939022532593
Pembilang:
Modal Kerja Bersih 256858644440 257266417545 268424327384 186630975276 235006182828
Laba Ditahan -7976042840 -2094674185 12700553668 15699110796 199291764933
EBIT -14653523840 -7569206140 23480458008 10287077688 237371248710
Nilai Pasar Ekuitas 604306326760 676879223615 675759401096 684584246988 1008630192051
Penjualan 1367920612160 1131904291305 992107804156 1163554792692 5569020612072
Penyebut:
Total Aset 813488061640 876196777735 887046775708 910475565024 4164390083340
Total Kewajiban 209181734880 199317554120 211287374612 225891318036 3155759891289
Hasil:
X1 0.32 0.29 0.30 0.20 0.06
X2 -0.01 0.00 0.01 0.02 0.05
X3 -0.02 -0.01 0.03 0.01 0.06
X4 2.89 3.40 3.20 3.03 0.32
X5 1.68 1.29 1.12 1.28 1.34
UNVR
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 6337170000000 6623114000000 6588109000000 7941635000000 8325029000000
Kewajiban Lancar 8864242000000 10127542000000 10878074000000 12532304000000 11134786000000
Pembilang:
Modal Kerja Bersih -2527072000000 -3504428000000 -4289965000000 -4590669000000 -2809757000000
Laba Ditahan 4558954000000 4639800000000 4516698000000 4985828000000 7390573000000
EBIT 7927652000000 7829490000000 8571885000000 9371661000000 12185764000000
Nilai Pasar Ekuitas 4746514000000 4827360000000 4704258000000 5173388000000 7578133000000
Penjualan 34511534000000 36484030000000 40053732000000 41204510000000 41802073000000
Penyebut:
Total Aset 14280670000000 15729945000000 16745695000000 18906413000000 19522970000000
Total Kewajiban 9534156000000 10902585000000 12041437000000 13733025000000 11944837000000
Hasil:
X1 -0.18 -0.22 -0.26 -0.24 -0.14
X2 0.32 0.29 0.27 0.26 0.38
X3 0.56 0.50 0.51 0.50 0.62
X4 0.50 0.44 0.39 0.38 0.63
X5 2.42 2.32 2.39 2.18 2.14
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 4.78 4.37 4.39 4.12 4.94
TCID
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 874017297803 1112672539416 1174482404487 1276478591542 1333428311186
Kewajiban Lancar 486053837459 222930621643 223305151868 259806845843 231533842787
Pembilang:
Modal Kerja Bersih 387963460344 889741917773 951177252619 1016671745699 1101894468399
Laba Ditahan 940385365709 1405609800539 1473826734331 1549021468930 1663137080645
EBIT 241447832720 583121947494 221475857643 243083045787 234625954664
Nilai Pasar Ekuitas 1252170961203 1714871478033 1783158507325 1858326336424 1972463165139
Penjualan 2308203551971 2314889854074 2526776164168 2706394847919 2648754344347
Penyebut:
Total Aset 1863679837324 2082096848703 2185101038101 3458737000000 2445143511801
Total Kewajiban 611508876121 367225370670 399942530776 503480853006 2361807189430
Hasil:
X1 0.21 0.43 0.44 0.29 0.45
X2 0.50 0.68 0.67 0.45 0.68
X3 0.13 0.28 0.10 0.07 0.10
X4 2.05 4.67 4.46 3.69 0.84
X5 1.24 1.11 1.16 0.78 1.08
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 3.85 6.30 5.63 4.21 3.39
KOMPONEN SSTM
2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 398785346285 377319537345 351706167938 311547858349 294172560216
Kewajiban Lancar 332510082788 331660630809 277524504441 182421582456 131917686499
MYOR
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 6508766623440 7454347029087 8739782750141 10674199571313 12647858727872
Kewajiban Lancar 3114337601361 3151495162694 3884051319005 4473626322956 4764510367113
Pembilang:
Modal Kerja Bersih 3394429022079 4302851866393 4855731431136 6200573248357 7883348360759
Laba Ditahan 3505178464448 4596113857393 5636490423386 6702645888746 7857855271848
EBIT 520267706614 1640494765801 1845683269238 2186884603474 2381942198855
Nilai Pasar Ekuitas 4077036284827 5194459927187 6265255987065 7354346366072 8542544481694
Penjualan 14169088278238 14818730635847 18349959898358 20816673946473 24060802395725
Penyebut:
Total Aset 10297997020540 11342715686221 12922421859142 14915849800251 17591706426634
Total Kewajiban 6220960735713 6148255759034 6657165872077 7561503434179 9049161944940
Hasil:
X1 0.33 0.38 0.38 0.42 0.45
X2 0.34 0.41 0.44 0.45 0.45
X3 0.05 0.14 0.14 0.15 0.14
X4 0.66 0.84 0.94 0.97 0.94
X5 1.38 1.31 1.42 1.40 1.37
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 2.81 3.31 3.52 3.59 3.54
LMPI
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 455111382760 472445616160 548572737189 572240218362 526674069930
Kewajiban Lancar 366938314354 374695643935 364348673440 360471900688 379536352404
Modal Kerja Bersih 88173068406 97749972225 184224063749 211768317674 147137717526
Laba Ditahan
EBIT -3876230784 4705931348 11184077925 -34598578079 -58874992358
Nilai Pasar Ekuitas 399130784193 402515371597 408172139564 376256327751 330490664696
Penjualan 221274155607 228140191768 411545398299 411144165006 455555959093
Penyebut:
Total Aset 808892238344 817336289390 810364824722 834548374286 786704752983
Total Kewajiban 409761454151 414820917793 402192705158 458292046535 456214088287
Hasil:
X1 0.11 0.12 0.23 0.25 0.19
X2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
X3 0.00 0.01 0.01 -0.04 -0.07
X4 0.97 0.97 1.01 0.82 0.72
X5 0.27 0.28 0.51 0.49 0.58
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 0.97 1.02 1.44 1.15 0.99
KLBF
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 8120805370192 8745465558702 9572529767897 10042738649964 10648288386726
Kewajiban Lancar 2385920172489 2365880490863 2317161787100 2227336011715 2286167471594
Pembilang:
Modal Kerja Bersih 5734885197703 6379585067839 7255367980797 8362120915132
Laba Ditahan 8787330471511 9872083279142 11261148161801 12610504063055 13871718983242
EBIT 2763700548048 2720881244459 3091188460230 3241186725992 3306399669021
Nilai Pasar Ekuitas 9817475678446 10938285985269 12463847141085 13894031782689 15294594796354
Penjualan 17368532547558 17887464223321 19374230957505 20182120166616 21074306186027
Penyebut:
Total Aset 12425032367729 13696417381439 15226009210657 16616239416335 18146206145369
Total Kewajiban 2607556689283 2758131396170 2762162069572 2722207633646 2851611349015
Hasil:
X1 0.46 0.47 0.48 0.00 0.46
X2 0.71 0.72 0.74 0.76 0.76
X3 0.22 0.20 0.20 0.20 0.18
X4 3.77 3.97 4.51 5.10 5.36
X5 1.40 1.31 1.27 1.21 1.16
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 5.93 5.91 6.26 5.98 6.60
JPFA
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 8709315000000 9604154000000 11061008000000 11189325000000 12415809000000
Kewajiban Lancar 4915445000000 5352670000000 5193549000000 4769640000000 6904477000000
Pembilang:
Modal Kerja Bersih 3793870000000 4251484000000 5867459000000 6419685000000 5511332000000
Laba Ditahan 2132754000000 2622573000000 4443855000000 7661492000000 5316748000000
EBIT 508669000000 697677000000 2766591000000 1284529000000 2402405000000
Nilai Pasar Ekuitas 5179547000000 6109692000000 8364057000000 8662040000000 10214809000000
Penjualan 18693839000000 25022913000000 27063310000000 21694249000000 25337572000000
Penyebut:
Total Aset 15780026000000 17159466000000 19251026000000 19959548000000 23038028000000
Total Kewajiban 10600479000000 990707822000 1116872234000 11297508000000 12823219000000
Hasil:
X1 0.24 0.25 0.30 0.32 0.24
X2 0.14 0.15 0.23 0.38 0.23
X3 0.03 0.04 0.14 0.06 0.10
X4 0.49 6.17 7.49 0.77 0.80
X5 1.18 1.46 1.41 1.09 1.10
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 2.06 5.80 7.06 2.68 2.53
JECC
KOMPONEN 2014 2015 2016 2017 2018
Aset Lancar 873185261000 927492569000 1131735197000 1294457967000 1415578044000
Kewajiban Lancar 846116408000 883284008000 992544784000 1220226620000 1288252935000
Pembilang:
Modal Kerja Bersih 27068853000 44208561000 139190413000 74231347000 127325109000
Laba Ditahan 73269051000 65820092000 165771401000 151328647000 211706027000
EBIT 33204530000 8496333000 175425515000 111623616000 122048569000
Nilai Pasar Ekuitas 166393719000 367756259000 470338342000 547361482000 609241164000
Penjualan 1493012114000 1663335876000 2037784842000 2184518893000 3207579964000
Penyebut:
Total Aset 1064129232000 1358464081000 1587210576000 1927985352000 2081620993000
Total Kewajiban 897735513000 990707822000 1116872234000 1380623870000 1472379829000
Hasil:
X1 0.03 0.03 0.09 0.04 0.06
X2 0.07 0.05 0.10 0.08 0.10
X3 0.03 0.01 0.11 0.06 0.06
X4 0.19 0.37 0.42 0.40 0.41
X5 1.40 1.22 1.28 1.13 1.54
Persamaan Altman Z-Score:
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0
X5 1.74 1.57 2.15 1.72 2.20
PERHITUNGAN KONSERVATISME AKUNTANSI
CASH FLOW
NAMA
NET PROFIT FROM ASSET KONSERVATISME
KODE PERUSAHAAN TAHUN DEPRECIATION
OPERATING AKUNTANSI
Statistik Deskriptif
Statistics
Debt Institutional Financial Konservatism
Covenant Ownership Distress e Akuntansi
N Valid 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0
Mean .5271 67.2717 2.8767 .34494
Median .5850 73.8250 2.5950 .22100
Std. Deviation .27242 22.57203 2.34631 .308207
Skewness .330 -1.323 -.281 1.367
Std. Error of .241 .241 .241 .241
Skewness
Kurtosis .220 1.587 .167 1.638
Std. Error of Kurtosis .478 .478 .478 .478
Minimum .11 .00 -3.78 -.153
Maximum 1.42 95.38 7.14 1.290
Uji Normalitas
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandard Standardi
ized zed
Coefficient Coefficie Collinearity
s nts Correlations Statistics
Std. Tol
Erro Zero- Partia eran
Model B r Beta t Sig. order l Part ce VIF
1 (Constan 1.387 .132 10.50 .000
t) 1
Debt -.571 .154 -.505 - .000 -.137 -.353 - .283 3.534
Covenan 3.699 .269
t
Institutio -.008 .001 -.574 - .000 -.632 -.615 - .937 1.067
nal 7.649 .555
Ownersh
ip
Financia -.074 .018 -.567 - .000 -.110 -.395 - .292 3.427
l 4.217 .306
Distress
a. Dependent Variable: Konservatisme Akuntansi
Uji Heteroskedesitas
Model Summaryb
Change Statistics
Adj Std. R
uste Error Squ Durbin
R d R of the are F Sig. F -
Mo Squ Squ Estima Cha Chang df df Chang Watso
del R are are te nge e 1 2 e n
1 .703 .494 .478 .22264 .494 31.239 3 96 .000 .964
a
3
a. Predictors: (Constant), Financial Distress, Institutional Ownership,
Debt Covenant
b. Dependent Variable: Konservatisme Akuntansi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
CURRICULUM VITAE
I. Data Pribadi
4. Agama : Islam
9. E-mail : mrizkylestari@gmail.com
II. Pendidikan Formal
Studi/Jurusan Pendidikan
Terpadu
V. Riwayat Organisasi
Manusia