Anda di halaman 1dari 141

PENGARUH KUALITAS AUDIT, RISK MANAGEMENT DAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP TAX


AVOIDANCE
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2014)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
HARYATI INDAH
1112082000080

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M

i
PENGARUH KUALITAS AUDIT, RISK MANAGEMENT DAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP TAX
AVOIDANCE
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2014)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
HARYATI INDAH
1112082000080

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M

i
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Haryati Indah
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 11 Juli 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Anak ke- dari : 2 dari 2 bersaudara
6. Alamat : Jl. Dukuh Blendong RT 06 RW 01 No. 11
Desa Lengkong, Kec. Bojong, Kab. Tegal,
Jawa Tengah
7. Telepon : 089644185205
8. Email : haryati.indah@gmail.com

PENDIDIKAN
1. SD (2000-2006) : SD N Lengkong 02
2. SMP (2006-2009) : SMP N 01 Bojong
3. SMA (2009-2012) : SMA N 03 Slawi
4. S1 (2012-2016) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LATAR BELAKANG ORANG TUA


1. Ayah : Khaerudin
2. Ibu : Puji Astuti
3. Alamat : Jl. Dukuh Blendong RT 06 RW 01 No. 11
Lengkong, Kec. Bojong, Kab. Tegal, Jawa
Tengah
4. Telepon : 087888919425/087886941164

vi
THE INFLUENCE OF AUDIT QUALITY, RISK MANAGEMENT AND
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ON THE TAX AVOIDANCE

ABSTRACT

The objectives of this research were to examine the influence of audit


quality, risk management and corporate social responsibility on the tax
avoidance. This research using secondary data as sample of 127 manufacturing
companies listed Indonesia Stock Exchange on period 2012-2014 with purposive
sampling method. Hypothesis this research were tested by multiple regression
model.
The result of this research showed that risk management influence the tax
avoidance. In the other hand, the audit quality and corporate social responsibility
didn’t influence the tax avoidance.

Keywords: Audit quality, risk management, corporate social responsibility snd tax
avoidance.

vii
PENGARUH KUALITAS AUDIT, RISK MANAGEMENT DAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP TAX AVOIDANCE

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas audit,
risk management dan corporate social responsibility terhadap tax avoidance.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan sampel 127 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 dan
diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis
penelitian ini menggunakan model regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa risk management berpengaruh
terhadap tax avoidance. Sedangkan kualitas audit dan corporate social
responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Kata Kunci: Kualitas audit, risk management, corporate social responsibility dan
tax avoidance.

viii
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:
“Pengaruh Kualitas Audit, Risk Management dan Corporate Social
Responsibility terhadap Tax Avoidance” dengan lancar. Shalawat serta salam
senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. teladan
bagi insan di muka bumi.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua (Bapak dan Mama) yang dengan ikhlas memberikan
dukungan dengan penuh kasih sayang, selalu mencurahkan perhatian, cinta,
bimbingan, nasihat, serta dukungan moril maupun materil serta doa tiada
henti kepada penulis.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

ix
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas
bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
9. Ayu Purwanti (kakak) yang telah memberikan doa, motivasi, inspirasi dan
bantuan yang tiada hentinya kepada penulis..
10. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang alias
Detoakbocor (Andyn, Aniah, Annisa, Arlia, Dina, Hani, Iha, Tanti dan Wiwi)
yang selalu bersama-sama berjuang dari semester awal hingga saat ini,
memberikan bantuan, doa, dukungan serta meluangkan waktu untuk penulis,
terutama Dina, Arlia, Iha, Wiwi, dan Hani yang selalu siap siaga membantu
penulis. Terima kasih dan see you on top!
11. Teman satu bimbingan alias Perempuan Tangguh (Arlia, Dina, Desi, Hani,
dan Inayah) yang berjuang bersama, membantu dan memberikan dukungan
kepada penulis.
12. Seluruh teman Akuntansi 2012 (khususnya Akuntansi C dan Kelas
Konsentrasi Audit) yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.
13. KKN SIAP 2015 ( Adit, Agita, Ajeng, Ari, Arlia, Bimbim, Bedur, Dewi,
Firdha, Isna, Kiki, Reza, Zein) yang telah memberikan doa dan dukungan
kepada penulis.
14. Pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak
dapatkan penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata, Penulis sadar bahwa skripsi ini masih perlu banyak saran dan
masukan yang membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang membaca.

Jakarta, September 2016

Haryati Indah

x
DAFTAR ISI

COVER

COVER DALAM ......................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...........................................iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...........................................................iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................................v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................vi

ABSTRACT .................................................................................................................vii

ABSTRAK .................................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ...............................................................................................ix

DAFTAR ISI ..............................................................................................................xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................14

A. Tinjauan Literatur .......................................................................................14

xi
1. Grand Theory ........................................................................................14
a. Agency Theory..................................................................................14
b. Legitimacy Theory ............................................................................16
2. Tax Avoidance.......................................................................................17
3. Kualitas Audit .......................................................................................20
4. Risk Management ..................................................................................22
5. Corporate Social Responsibility (CSR) ................................................24
a. Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) .............................24
b. Corporate Social Responsibility Disclosure ....................................29
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu.................................................................31
C. Kerangka Pemikiran ...................................................................................36
D. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis .............................37
1. Pengaruh antara Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance ....................37
2. Pengaruh antara Risk Management terhadap Tax Avoidance ...............38
3. Pengaruh antara Corporate Social Responsibility terhadap Tax
Avoidance............................................................................................ 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................42


A. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................................42
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................42
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................43
D. Metode Analisis Data ................................................................................44
1. Statistik Deskriptif ................................................................................44
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................44
a. Uji Multikolenieritas ......................................................................44
b. Uji Autokorelasi.............................................................................45
c. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................45
d. Uji Normalitas ...............................................................................46
3. Uji Hipotesis .........................................................................................47
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) .....................................................48
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) .......................................48
xii
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ..................48
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................49
1. Variabel Dependen ...............................................................................49
a. Tax Avoidance ..............................................................................49
2. Variabel Independen .............................................................................50
a. Kualitas Audit ................................................................................50
b. Risk Management...........................................................................51
c. Corporate Social Responsibility ....................................................51
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................................56
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ..............................................56
1. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................56
2. Deskripsi Populasi Penelitian ........................................................56
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ..................................................................57
1. Statistik Deskriptif .........................................................................57
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................58
3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................65
C. Pembahasan ...............................................................................................69
1. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance ........................69
2. Pengaruh Risk Management terhadap Tax Avoidance ...................71
3. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Tax
Avoidance ......................................................................................72
BAB V PENUTUP .....................................................................................................75
A. Kesimpulan .................................................................................................75
B. Implikasi .....................................................................................................76
C. Keterbatasan ...............................................................................................77
D. Saran ...........................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................79
LAMPIRAN-LAMPIRAN.........................................................................................83

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skandal Penghindaran Pajak ....................................................................3


Tabel 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ............................................................32
Tabel 3.1 Operasional Variabel..............................................................................54
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel ........................................................................57
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif .................................................................................58
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................................59
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ...........................................................................60
Tabel 4.5 Hasil Uji Glejser ....................................................................................62
Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov.............................................................64
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................................65
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ...................................66
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik t ) ..................67

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...............................................................................36


Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................61
Gambar 4.2 Hasil Uji Nomalitas Menggunakan Grafik Histrogam ...........................63
Gambar 4.3 Hasil Uji Menggunakan P Plot ...............................................................63

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Sampel.............................................................................................................84
Perhitungan Variabel Independen ..............................................................................87
Perhitungan Variabel Dependen ................................................................................92
Hasi Uji SPSS ............................................................................................................119

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit,

risk management dan corporate social responsibility terhadap tax

avoidance. Penelitian mengenai tax avoidance menarik untuk terus diteliti,

karena seperti yang diketahui bahwa masih banyak Wajib Pajak baik

Wajib Pajak orang pribadi maupun Wajib Pajak badan yang kerap

melakukan pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang berlaku guna

meminimalkan pajak yang harus dibayar. Padahal kontribusi pajak dari

Wajib Pajak digunakan sebagai sumber pembiayaan nasional dalam

rangka mensukseskan program pembangunan nasional, serta

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan

bangsa dan masyarakat pada umumnya.

Seperti yang dilansir pada website resmi Kementerian Keuangan

mengenai APBN 2016 bahwa pemerintah menargetkan tahun 2016

pendapatan negara mencapai Rp 1.822 triliun, sekitar kurang lebih 85%

atau Rp 1.546 triliun bersumber dari penerimaan pajak, dimana

penerimaan dari pajak merupakan salah satu alternatif untuk menggenjot

pendapatan negara.

Oleh karena itu, penerimaan dari sektor pajak ini harus terus

ditingkatkan secara optimal agar laju pertumbuhan negara dan pelaksanaan

pembangunan dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian sangat


1
diharapkan kepatuhan Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban

perpajakannya secara sukarela sesuai dengan peraturan perpajakan yang

berlaku (Dewi dan Jati, 2014).

Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara

Wajib Pajak dengan pemerintah. Wajib Pajak berusaha untuk membayar

pajak sekecil mungkin karena dengan membayar pajak berarti mengurangi

kemampuan ekonomis Wajib Pajak. Di lain pihak, pemerintah

memerlukan dana untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, yang

sebagian besar berasal dari penerimaan pajak. Perbedaan kepentingan ini

menyebabkan Wajib Pajak cenderung untuk mengurangi jumlah pajak,

baik secara legal maupun ilegal (Suandy, 2008:1).

Salah satu Wajib Pajak yang memberikan kontribusi dalam

penerimaan negara yaitu perusahaan. Dimana besarnya pajak yang

dibayarkan oleh perusahaan didasarkan pada besarnya laba yang

dihasilkan. Semakin besar laba yang dihasilkan maka semakin besar pula

jumlah pajak yang harus dibayarkan.

Dalam praktik bisnis, umumnya perusahaan mengidentikkan

pembayaran pajak sebagai beban sehingga akan berusaha untuk

meminimalkan beban tersebut guna mengoptimalkan laba. Dalam rangka

meningkatkan efisiensi dan daya saing maka manajer wajib menekan biaya

seoptimal mungkin. Demikian pula dengan kewajiban membayar pajak,

karena biaya pajak akan menurunkan laba setelah pajak (after tax profit),

2
tingkat pengembalian (rate of return), dan arus kas (cash flows) (Suandy,

2008:5).

Ada dua hal yang sering dilakukan untuk menghemat jumlah pajak

yang dilakukan perusahaan yaitu: tax avoidance (penghindaran pajak) dan

tax evasion (penggelapan pajak). Jika dipandang dari segi hukum, jelas

bahwa tax avoidance adalah sah sepanjang tidak ditemukan unsur

kejahatan pada saat pemeriksaan, tetapi untuk tax evasion jelas merupakan

pelanggaran hukum (Darussalam, 2009 dalam Hutami, 2010).

Tax avoidance adalah upaya penghindaran pajak dengan memenuhi

ketentuan perpajakan dan menggunakan strategi di bidang perpajakan

yang digunakan. Penghindaran pajak ini dilakukan karena banyak Wajib

Pajak badan maupun pribadi merasa terbebani untuk membayar pajak.

Berdasarkan hal tersebut Wajib Pajak berusaha untuk meringankan

kewajiban pembayaran pajak dengan cara meminimalkan jumlah pajak

yang harus dibayar (Dewi dan Sari, 2015). Berikut beberapa kasus

mengenai penghindaran pajak (tax avoidance) yang pernah dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan multinasional sebagai berikut:

Tabel 1.1
Skandal Penghindaran Pajak
No. Nama Perusahaan Skandal Penghindaran Pajak
1. Apple Membukukan laba operasi bisnis di
Australia ke Irlandia. Laba sebelum
(2010-2011)
pajak sebesar 8,9 Miliar Dollar Australia
diraih dari penjualan di Australia namun
dibukukan pada Apple Sales
International yang bermarkas di Irlandia.
Bersambung pada halaman selanjutnya
3
Tabel 1.1 (Lanjutan)

No. Nama Perusahaan Skandal Penghindaran Pajak


2. Google Memanfaatkan strategi double irish dan
dutch sandwich membantu mengurangi rasio
(2011)
pajak hingga 2,4%.
3. HSBC HSBC membantu 106.000 klien di 203
negara untuk menghindari pajak.
(2014-2015)
a. HSBC secara rutin memperbolehkan
klien mengambil dana melalui kartu
kredit di luar negeri, biasanya dengan
mata uang asing yang jarang digunakan.
b. Secara agresif memasarkan skema agar
klien-klien kaya bisa menghindari pajak
yang berlaku di Eropa.
c. Menyembunyikan rekening “hitam” dari
otoritas pajak.
d. Membuatkan rekening bagi para pelaku
kejahatan, pengusaha korup, dan orang-
orang berisiko.
4. IKEA Melakukan penghindaran pajak dengan nilai
lebih dari $ 1 miliyar. IKEA dituduh secara
(2009-2014)
sadar terlibat dalam pergeseran laba atau
memindahkan miliaran euro labanya dari
negara-negara dengan pajak rendah atau
bahkan tidak ada seperti Lichtenstein atau
Lexembourg.
5. Starbucks Membuat laporan keuangan seolah-olah rugi
dengan cara:
(2008-2010)
a. Offshore licensing dimana membayar
royalty atas desain, logo, dan resep pada
perusahaan asal Belanda bernama
Starbuks Coffee EMEA BV.
b. Membeli bahan baku dari sebuah unit
Starbuks Swiss walaupun pengiriman
barang langsung dari negara produsen
dan tidak masuk ke Swiss.
c. Membayar utang bunga sangat tinggi,
dimana utang tersebut ternyata digunakan
untuk ekspansi Starbuks di negara lain.
6. Toyota PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia
menghindari pembayaran pajak senilai Rp
(2005-2008)
1,07 triliun dengan transfer pricing.
Bersambung pada halaman selanjutnya

4
Tabel 1.1 (Lanjutan)

No. Nama Perusahaan Skandal Penghindaran Pajak


tersebut menyebabkan penurunan gross
margin sebesar 6,58 persen yang seharusnya
jika digabungkan akan mendapatkan gross
margin sebesar 14,59 persen ini membuat
Dirjen Pajak mempertanyakan 8,1 persen
dari gross margin ini.

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Adanya kasus tersebut merugikan negara karena penerimaan negara

dari sektor pajak menjadi berkurang sehingga tindakan tersebut perlu

dilakukan pengawasan yang ketat agar tidak melanggar undang-undang

perpajakan, yaitu melalui mekanisme corporate governance yang

didasarkan pada teori keagenan yang diharapkan dapat melakukan

pengawasan terhadap aktivitas manajer perusahaan. Mekanisme corporate

governance tersebut yaitu kepemilikan institusional, proporsi dewan

komisaris, komite audit dan kualitas audit (Zatun dan Kiswanto, 2015).

Kualitas audit adalah segala kemungkinan yang dapat terjadi saat

auditor mengaudit laporan keuangan klien dan menemukan pelaggaran

atau kesalahan yang terjadi dan melaporkannya dalam laporan keuangan

auditan (Dewi dan Jati, 2014). Dalam hal melakukan pengauditan hal yang

terpenting dalam pelaksanaannya adalah transparansi yang merupakan

salah satu unsur dari corporate governance. Transparansi terhadap

pemegang saham dapat dicapai dengan melaporkan hal-hal terkait

perpajakan pada pasar modal dan pertemuan para pemegang saham.

Peningkatan transparansi terhadap pemegang saham dalam hal pajak


5
semakin dituntut oleh otoritas publik (Sartori, 2010 dalam Annisa dan

Kurniasih, 2012). Karena asumsi adanya implikasi dari perilaku pajak

yang agresif, perusahaan mereka mengambil posisi agresif dalam hal pajak

dan mencegah tindakan tersebut jika mereka tahu sebelumnya (Annisa dan

Kurniasih, 2012).

Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor KAP The Big Four

menurut beberapa referensi lebih berkualitas sehingga menampilkan nilai

perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu diduga perusahaan yang

diaudit oleh KAP The Big Four (PriceWaterHouseCooper – PWC,

Deloitte Thouce Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young – E&Y) memiliki

tingkat kecurangan yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan

yang diaudit KAP Non The Big Four (Annisa dan Kurniasih, 2012).

Selain kualitas audit, manajemen risiko dapat dijadikan kekuatan bagi

pelaksanaan corporate governanace apabila dilaksanakan secara efektif.

Manajemen risiko merupakan suatu strategi yang digunakan untuk

mengevaluasi dan mengelola semua risiko dalam perusahaan (Meizaroh

dan Lucyanda, 2011).

Kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko diharapkan dapat

meminimalisasi atau bahkan mengilangkan baik risiko keuangan

akuntansi, operasional perusahaan termasuk risiko terkait perpajakan.

Richardson et al. (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

perusahaan yang memiliki sistem manajemen risiko dan pengendalian

internal yang efektif dapat mengurangi agresivitas pajak.

6
Konsep corporate governance ini juga diharapkan dapat

memonitoring manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan yang

berisiko pada perusahaan sehingga manajer akan lebih berhati-hati dalam

pengambilan risiko (risk averse). Semakin manajer perusahaan menjauhi

risiko (risk averse) maka efisiensi pembayaran pajaknya juga akan

menurun (Zatun dan Kiswanto, 2015).

Menurut Susiloadi (2008) terdapat dua aspek penting yang harus

diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis antara perusahaan dan

masyarakat sehingga keberadaan perusahaan membawa perubahan ke arah

perbaikan dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Dari aspek ekonomi,

perusahaan harus berorientasi mendapatkan keuntungan dan dari aspek

sosial, perusahaan harus memberikan kontribusi secara langsung kepada

masyarakat yaitu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan

lingkungannya. Perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawab

yang berpijak pada perolehan laba perusahaan semata, tetapi juga harus

memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Tingkat

kesadaran perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial dan

lingkungan dalam operasinya berbeda antara yang satu dengan yang

lainnya. Semakin perusahaan peduli terhadap pentingnya pengungkapkan

tanggung jawab sosial dan lingkungan, maka perusahaan tersebut semakin

sadar akan pentingnya pajak bagi masyarakat pada umumnya.

Cara perusahaan menginformasikan tanggung jawab sosial dan

lingkungan adalah melalui pengungkapan tanggung jawab sosial dan

7
lingkungan. Pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah

proses pengkomunikasian efek-efek sosial dan lingkungan atas tindakan

ekonomi perusahaan pada kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat

dan pada masyarakat secara keseluruhan (Gray et. al., 1987 dalam

Rosmasita, 2007).

Terdapat ketentuan dalam Pasal 66 ayat 2c UU No. 40 tahun 2007,

yang menyatakan bahwa semua perseroan wajib untuk melaporkan

pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan

(Jessica dan Toly, 2014). Pelaporan tersebut merupakan pencerminan dari

perlunya akuntabilitas perseroan atas pelaksanaan tanggung jawab sosial

dan lingkungan serta diartikan sebagai komitmen perseroan untuk

berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik

bagi perseron sendiri, komunitas setempat, masyarakat sekitar, maupun

lingkungan hidup.

Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan

tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut

memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup

masyarakat serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang. Dengan

melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan secara konsisten

dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat

terhadap kehadiran perusahaan (Cheng dan Christiawan, 2011).

8
Penelitian-penelitian terdahulu mengenai tax avodance telah banyak

dilakukan oleh beberapa peneliti. Namun hasil penelitian masih banyak

perbedaan. Zatun dan Kiswanto (2015) dalam penelitiannya mengenai

Pengaruh Corporate Governance, Karakteristik Perusahaan terhadap

Efisiensi Pembayaran Pajak Melalui Managerial Risk menyatakan bahwa

kualitas audit, dan managerial risk berpengaruh terhadap efisiensi

pembayaran pajak. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Maharani dan Suardana (2014) dalam penelitiannya yang

menguji pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Karakteristik

Eksekutif pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur mengatakan bahwa

kualitas audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Dewi dan Jati (2014)

dalam penelitiannya mengenai Pengaruh Karakter Ekssekutif,

Karakteristik Perusahaan, dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik

pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahawa kualitas

audit berpengaruh pada Tax Avoidance. Namun tidak demikian yang

ditunjukan pada hasil penelitian jaya, dkk (2013), Winata (2014).

Jaya, dkk (2013) dalam penelitiannya mengenai Corporate

Governance, Konservatisme Akuntansi dan Tax Avoidance menyatakan

bahwa kualitas audit tedak berpengaruh terhadap tax avoidance. Winata

(2014) yang meneliti mengenai Pengaruh Corporate Governance

Terhadap Tax Avoidance menyatakan bahwa kualitas audit tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance.

9
Penelitian ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari penelitian

Zatun dan Kiswanto (2015) mengenai Pengaruh Corporate Governance,

Karakteristik Perusahaan terhadap Efisiensi Pembayaran Pajak Melalui

Managerial Risk. Perbedaan mendasar dari penelitian sebelumnya adalah

menggunakan variabel kualitas audit, managerial risk serta menambah

satu variabel yaitu pengungkapan corporate social responsibility untuk

menguji pengaruhnya terhadap tax avoidance baik secara simultan

maupun parsial.

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh corporate social

responsibility terhadap tax avoidance yaitu penelitian yang dilakukan oleh

Lanis dan Richardson (2015) mengenai “Is Corporate Social

Responsibility Performance Associated with Tax Avoidance”

menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

dapat mengurangi tax avoidance. Hasil penelitian tersebut didukung oleh

Pradipta (2015) mengenai Pengaruh Corporate Social Responsibility

(CSR), Profitabilitas, Leverage, dan Komisaris Independen Terhadap

Praktik Penghindaran Pajak yang menyatakan bahwa pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap

praktik penghindaran pajak. Namun penelitian tersebut tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Jessica dan Toly (2014) dan Wahyudi

(2015).

Jessica dan Toly (2014) dalam penelitiannya mengenai Pengaruh

Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas

10
Pajak menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan antara

pengungkapan corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak.

Wahyudi (2015) dalam penelitiannya mengenai Analisis Empiris Pengaruh

Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Penghindaran

Pajak di Indonesia menyatakan bahwa corporate social responsibility

tidak berpengaruh terhadap praktik penghindaran pajak.

Penulis termotivasi melakukan penelitian ini karena sebagian besar

perusahaan kerap melakukan penghindaran pajak guna mengefisienkan

beban pajak, selain itu adanya ketidakkonsistensian dari hasil penelitian

sebelumnya memerlukan tambahan bukti empiris apakah kualitas audit,

risk management dan corporate social responsibility memang benar-benar

merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tax avoidance.

Alasan penulis memilih perusahaan manufaktur sebagai objek

penelitian adalah disebabkan karena perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indoesia terdiri dari berbagai sub sektor industri sehingga

hasilnya dapat dianggap mewakili semua perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia pada semua sektor.

Berdasarkan hal penjelasan di atas, maka penulis melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas Audit, Risk Management dan

Corporate Social Responsibility terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Periode 2012-2014)”.

11
B. Rumusan Masalah

Apakah kualitas audit, risk management dan corporate social

responsibility secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap tax

avoidance?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas analisis pengaruh kualitas audit, risk

management dan corporate social responsibility secara simultan

maupun parsial berpengaruh terhadap tax avoidance.

2. Manfaat Penelitian

a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai

bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk

menambah ilmu pengetahuan.

b. Masyarakat, sebagai sarana informasi perpajakan serta menambah

pengetahuan akuntansi khususnya auditing dan akuntansi

keprilakuan dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh

kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility

secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap tax

avoidance.

c. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang

akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

12
d. Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta

menambah referensi mengenai penelitian di bidang akuntansi,

terutama tentang tax avoidance sehingga diharapkan dapat

bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.

e. Kontribusi praktis, sebagai salah satu pertimbangan bagi

perusahaan dalam usaha pengembangan perencanaan pajak yang

baik dan benar sesuai Undang-undang agar terhindar dari

penyimpangan hukum pajak sehingga dapat digunakan sebagai

sarana pengendalian bagi pihak manajemen dalam menentukan

jumlah pajak yang harus dibayarkan kepada negara.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Grand Theory

a. Agency Theory

Teori agensi menjelaskan bahwa organisasi merupakan jaringan

hubungan kontraktual antara manajer (agent) dengan pemegang

saham, kreditur, dan pihak lainnya (principal). Dalam teori ini, agen

diasumsikan sebagai individu yang rasional, memiliki kepentingan

pribadi dan berusaha memaksimalkan kepentingan pribadinya.

Manajer sebagai agen bertanggung jawab untuk mengoptimalkan

keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain manajer juga

memiliki kepentingan memaksimalkan kesejahteraan mereka sehingga

ada kemungkinan besar agen tidak selalu bertindak demi kepentingan

pribadi (Adi dan Nur, 2013).

Keputusan manajer untuk melakukan aktivitas tax avoidance

merupakan salah satu masalah keagenan. Keputusan manajer untuk

melakukan tax avoidance mungkin dilakukan untuk kepentingan

pribadi manajer (misalnya kepentingan terhadap laba tinggi). Namun

demikian, bisa saja keputusan ini bukan merupakan keputusan yang

paling sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Manajer mungkin

saja hanya mengambil keputusan tax avoidance berdasarkan

kepentingan jangka pendek. Di sisi lain pemegang saham akan

14
memandang dari sudut pandang kepentingan jangka panjang. Dari

sinilah muncul masalah keagenan di mana kepentingan manajer

berbeda dengan kepentingan pemegang saham (Wahyudi, 2015). Hal

tersebut menimbulkan asimetris informasi antara pemegang saham

dengan manajer perusahaan.

Masalah keagenan ini perlu diselesaikan. Pearce dan Robinson

(2008) menyatakan bahwa pemilik dapat mengambil tindakan-tindakan

lain untuk meminimalkan masalah keagenan, salah satunya adalah

dengan menciptakan tim eksekutif lintas unit-unit perusahaan yang

berbeda dapat membantu memutuskan pengukuran kinerja pada

sasaran organisasi daripada sasaran pribadi. Di Indonesia, yang

termasuk tim eksekutif salah satunya adalah peran auditor eksternal

dalam memeriksa kewajaran laporan keuangan dan kinerja perusahaan.

Peran pihak eksternal, akan membatasi tindakan-tindakan yang

menyebabkan masalah keagenan.

Selain itu untuk meminimalkan masalah keagenan perusahaan

juga memerlukan adanya suatu pengendalian internal dan sistem

manajemen risiko yang efektif. Richardson et al. (2013) berpendapat

bahwa manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif

memungkinkan Dewan Komisaris melakukan monitoring dan

mengelola risiko yang lebih baik untuk mengurangi kemungkinan-

kemungkinan risiko dan konflik kepentingan yang terjadi di

perusahaan, termasuk risiko perpajakan yang rumit. Dengan demikian

15
perusahaan diharapkan akan lebih terhindar dari kemungkinan risiko

tindakan pajak agresif yang dapat merugikan perusahaan.

b. Legitimacy Theory

Teori legitimasi adalah salah satu teori yang banyak disebutkan

dalam bidang akuntansi sosial dan lingkungan. Lanis dan Richardson

(2015) juga menggunakan teori ini sebagai salah satu perspektif untuk

mengembangkan teori pengungkapan tanggung jawab sosial dan

lingkungan (corporate social responsibility disclosure).

Legitimacy theory menyatakan bahwa organisasi harus secara

terus-menerus mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka melakukan

kegiatan sesuai dengan batasan dan norma-norma masyarakat

(Rustiarini, 2011). Hidayati dan Murni (2009) menyatakan bahwa

untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan

mengupayakan sejenis legitimasi atau pengakuan baik dari investor,

kreditor, konsumen, pemerintah maupun masyarakat sekitar. Untuk

mendapatkan legitimasi dari pemerintah, perusahaan mematuhi segala

peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan

perusahaan melakukan aktivitas pertanggungjawaban sosial guna

memperolah legitimasi dari masyarakat. Selain itu, perusahaan juga

seharusnya tidak melakukan tindakan penghindaran pajak, karena

jelas bahwa tindakan penghindaran pajak dapat merugikan penerimaan

negara dari sektor pajak yang seharusnya dapat digunakan untuk

kepentingan masyarakat umum.

16
Richardson et al. (2012) menjelaskan lebih lanjut bahwa sesuai

dengan mekanisme pelaksanaan corporate governance harus

mendukung kepatuhan terhadap hukum pajak dan kegiatan terkait

CSR diharapkan mendasari dukungan terhadap undang-undang pajak,

sehingga perusahaan dapat berjalan dan bertahan dalam masyarakat

secara berkelanjutan.

2. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)

Penghindaran pajak sering dikaitkan dengan perencanaan pajak

(tax planning), di mana keduanya sama-sama menggunakan cara yang

legal untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kewajiban pajak

(www.pajak.go.id). Perencanaan pajak (tax planning) adalah usaha

yang mencakup perencanaan perpajakan yang dibayar oleh perusahaan

benar-benar efisien. Tujuan utama perencanaan pajak (tax planning)

adalah mencari berbagai celah yang dapat ditempuh dalam koridor

peraturan perpajakan (loopholes), agar perusahaan dapat membayar

pajak dalam jumlah minimal (Pohan, 2013:13).

Jika tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban

pajak (tax burden) dapat ditekan serendah mungkin dengan

memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan

pembuat Undang-undang, maka perencanaan pajak di sini sama

dengan tax avoidance karena secara hakikat ekonomis keduanya

berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak (after tax

return) karena pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia,

17
baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun untuk

diinvestasikan kembali (Suandy, 2008:6).

Tax avoidance merupakan upaya penghindaran pajak dengan

memenuhi ketentuan perpajakan dan menggunakan strategi di bidang

perpajakan yang digunakan. Penghindaran pajak ini dilakukan karena

banyak Wajib Pajak badan maupun pribadi merasa terbebani untuk

membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut Wajib Pajak berusaha untuk

meringankan kewajiban pembayaran pajak dengan cara meminimalkan

jumlah pajak yang harus dibayar (Dewi dan Sari, 2015).

Komite urusan fiskal dari Organization for Economic

Coorporation and Development (OECD) dalam Suandy (2008:7)

menyebutkan ada tiga karakter penghindaran pajak, yaitu:

a. Adanya unsur artifisial di mana berbagai pengaturan seolah-olah

terdapat di dalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan karena

ketiadaan faktor pajak.

b. Skema semacam ini sering memanfaatkan loopholes dari Undang-

undang atau menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk berbagai

tujuan, padahal bukan itu yang sebetulnya dimaksudkan oleh

pembuat Undang-undang.

c. Kerahasiaan juga sebagai bentuk dari skema ini di mana umumnya

para konsultan menunjukkan alat atau cara untuk melakukan

penghindaran pajak dengan syarat Wajib Pajak menjaga serahasia

18
mungkin (Council of Excecutive Secretaries of Tax

Organization,1991).

Tax avoidance merupakan usaha yang sama dengan cara

mengekploitasi celah-celah yang terdapat dalam undang-undang

perpajakan, karena aparat perpajakan tidak dapat melakukan tindakan

apa-apa. Pada hakekatnya, tax avoidance merupakan perbuatan yang

sifatnya mengurangi utang pajak secara ilegal dan bukan mengurangi

kesanggupan atau kewajiban pajak melunasi pajak-pajaknya (Pohan,

2015:24).

Menurut Suryana (2013) penghindaran pajak lazim dilakukan

perusahaan global dengan cabang di berbagai negara. Modusnya usang

tapi selalu berhasil yaitu:

1. Pembayaran biaya manajemen royalti atas HAKI (Hak Atas

Kekayaan Intelektual) atas logo dan merek kepada perusahaan

induk. Peningkatan royalti akan meningkatkan biaya yang pada

akhirnya mengurangi laba bersih sehingga PPh badan juga turun.

2. Pembelian bahan baku dari perusahaan satu grup. Pembelian

bahan baku dilakukan dengan harga mahal dari perusahaan satu

grup yang berdiri di negara bertarif pajak rendah.

3. Berhutang atau menjual obligasi kepada afiliasi perusahaan induk

dan membayar kembali cicilan dengan bunga sangat tinggi.

Tingkat suku bunga tinggi ini adalah dividen terselubung ke

perusahaan induk.

19
4. Menggeser biaya usaha (termasuk gaji pegawai headquarters) ke

negara bertarif pajak tinggi (cost center) seperti Inggris dan

mengalihkan profit ke negara bertarif pajak rendah (profit center)

seperti Bermuda. Dengan demikian keuntungan perusahaan

terlihat kecil dan tidak perlu membayar pajak korporasi.

5. Menarik dividen lebih besar dengan menyamarkan biaya royalti

dan jasa manajemen untuk menghindari pajak korporasi.

6. Mengecilkan omset penjualan. Perusahaan menjual rugi barang ke

cabang perusahaan di negara bertarif pajak rendah, sehingga

penjualan ekspor terlihat merugi. Kemudian dari cabang tersebut,

barang dijual dengan harga normal ke konsumen akhir.

Dari pengertian tersebut terlihat bahwa perencanaan perusahaan

dengan melakukan penghindaran pajak merupakan cara satu-satunya

cara legal yang dapat ditempuh oleh Wajib Pajak dalam rangka

mengefisiensikan pembayaran pajaknya.

3. Kualitas Audit

DeAngelo (1981) mendefinsikan kualitas audit sebagai suatu

probabilitas dimana seorang auditor dapat menemukan serta

melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi

klien serta hasil penelitiannya tersebut juga menyimpulkan bahwa

KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas yang lebih

besar dibandingkan dengan KAP yang kecil.

20
Suartana (2007) menyebutkan hal-hal yang berhubungan dengan

kualitas audit adalah :

a. Lamanya auditor atau umur auditor, semakin lama maka semakin

rendah kualitas auditnya.

b. Jumlah klien, semakin banyak jumlahnya maka semakin baik

kualitas auditnya.

c. Kesehatan keuangan klien, semakin sehat keuangan klien maka ada

kecenderungan klien menekan auditor untuk mengikuti standar yan

berlaku.

d. Review oleh pihak ketiga, kualitas audit semakin tinggi apabila di-

review oleh pihak ketiga.

Kualitas audit adalah segala kemungkinan yang dapat terjadi saat

auditor mengaudit laporan keuangan klien dan menemukan

pelaggaran atau kesalahan yang terjadi dan melaporkannya dalam

laporan keuangan auditan (Dewi dan Jati, 2014). Dalam hal

melakukan pengauditan hal yang terpenting dalam pelaksanaannya

adalah transparansi yang merupakan salah satu unsur dari good

corporate governance. Transparansi terhadap pemegang saham dapat

dicapai dengan melaporkan hal-hal terkait perpajakkan pada pasar

modal dan pertemuan para pemegang saham. Peningkatan transparansi

terhadap pemegang saham dalam hal pajak semakin dituntut oleh

otoritas publik (Sartori, 2010 dalam Annisa dan Kurniasih, 2012).

Karena asumsi adanya implikasi dari perilaiu pajak yang agresif,

21
perusahan mereka mengambil posisi agresif, perusahaan mereka

megambil posisi agresif dalam hal pajak dan mencegah tindakan

tersebut jika mereka tahu sebelumnya (Annisa dan Kurniasih, 2012).

Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor KAP The Big Four

menurut beberapa referensi lebih berkualitas sehingga menampilkan

nilai perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu diduga perusahaan

yang diaudit oleh KAP The Big Four (Price Water House Cooper –

PWC, Deloitte Thouce Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young – E&Y)

memiliki tingkat kecurangan yang lebih rendah dibandingkan dengan

perusahaan yang diaudit KAP Non The Big Four (Annisa dan

Kurniasih, 2012).

4. Risk Management (Manajemen Risiko)

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau

metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan

ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk, penilaian risiko,

pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan

menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumber daya

(Wikipedia.org). Menurut Subramaniam et al. (2009) manajemen

risiko adalah suatu proses yang kompleks meliputi identifikasi,

mengatur dan meminimalkan risiko bisnis, baik risiko finansial

maupun operasional perusahaan.

Manajemen risiko merupakan bagian integral dari praktik bisnis

yang baik. Sistem pengendalian internal telah menjadi mekanisme

22
kunci corporate governance untuk Dewan Komisaris perusahaan

dalam mengelola risiko. Kebijakan pajak perusahaan merupakan

bagian terintegrasi dari sistem manajemen risiko dan pengendalian

internal terkait (Richardson et al. 2013).

Menurut KNKG (2011), penerapan manajemen yang baik antara

lain dapat:

a. Mengurangi kejutan-kejutan yang kurang menyenangkan. Ini

dapat diperoleh karena melalui penerapan manajemen risiko yang

baik di semua hal yang berakibat pada pencapaian sasaran

perusahaan yang telah diidentifikasikan sebelumnya serta

mengambil antisipasi.

b. Meningkatkan hubungan dengan para pemangku kepentingan

menjadi semakin baik. Hal ini dapat diperoleh karena dalam

menerapkan manajemen risiko wajib untuk menemukan kembali

para pemangku kepentingan dan harapannya. Melalui komunikasi

timbal balik yang cukup giat maka dapat digalang kesamaan

persepsi dan kesamaan kepentingan bersama, dengan demikian

dapat diperoleh hubungan yang lebih baik.

c. Meningkatkan reputasi perusahaan. Komunikasi yang baik

dengan para pemangku kepentingan sehingga mereka mengetahui

bahwa perusahaan mampu untuk menangani risiko-risiko yang

dihadapi dengan baik. Akibatnya kepercayaan pelanggan,

23
pemasok, kreditor, komunitas bisnis serta masyarakat juga

meningkat.

d. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen. Semua risiko

yang dapat menghambat proses organisasi telah diidentifikasikan

dengan baik, maka cara untuk mengatasi gangguan kelancaran

proses organisasi telah diantisipasi sebelumnya. Dengan

demikian, bila gangguan tersebut memang terjadi, maka

organisasi telah siap untuk menanganinya dengan baik.

e. Terdapat pencapaian sasaran perusahaan karena terselenggaranya

manajemen yang lebih efektif dan efisien, hubungan dengan

pemangku kepentingan yang semakin membaik, kemampuan

menangani risiko perusahaan yang juga meningkat, termasuk

risiko kepatuhan dan hukum.

Berdasarkan pengertian diatas manajemen risiko merupakan

pendekatan terstruktur atau metodologi dalam mengelola

ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman meliputi identifikasi,

mengatur dan meminimalkan risiko bisnis, baik risiko finansial

maupun operasional perusahaan sehingga memungkinkan perusahaan

untuk secara lebih hati-hati (prudent) dan produktif menghindari hal-

hal yang tidak berguna karena membuang sumber daya yang tidak

perlu dan mencegah hal-hal yang merugikan.

5. Corporate Social Responsibility

a. Definisi CSR

24
Corporate Social Responsinbility (CSR) adalah suatu konsep

bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan

adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh

pemangku kepentingannya yang diantaranya adalah konsumen,

karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam

segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek

ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR

berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni

suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan

aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata

berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat

keuntungan atau dividen, tetapi juga harus menimbang dampak

sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik

untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang.

Berdasarkan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai

kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan

dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan

maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku

kepentingannya (Wikipedia.org.id).

Definisi CSR yang dikemukakan oleh World Bank yang

memandang CSR dapat dijelaskan sebagai komitmen perusahaan

untuk berkontribusi terhadap bekerjanya pembangunan ekonomi

yang berkelanjutan dengan karyawan dan perwakilan mereka

25
dalam komunitas setempat dan masyarakat secara luas untuk

meningkatkan kualitas hidup, dengan cara yang baik dimana baik

untuk dunia usaha dan juga untuk pembangunan. Implementasi

CSR merupakan suatu wujud komitmen yang dibentuk oleh

perusahaan untuk memberikan kontribusi pada peningkatan

kualitas kehidupan (Susiloadi, 2008).

Penjelasan Pasal 15 huruf b Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal (UUPM) menegaskan bahwa

tanggung jawab perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat

pada setiap perusahaan penanaman modal untuk menciptakan

hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan,

nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Sedangkan menurut

Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perusahaan Terbatas (UUTP) menegaskan bahwa tanggung jawab

sosial dan lingkungan perusahaan untuk berperan serta dalam

pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas

kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan

sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya

(Azheri, 2012:22).

Menurut Deegan (2002) dalam Ghozali dan Chariri (2007)

menyebutkan beberapa alasan perusahaan dengan sukarela

mengungkapkan tanggung jawab sosialnya antara lain:

26
1. Keinginan untuk mematuhi persyaratan yang ada dalam

peraturan. Hal ini sebenarnya bukan alasan utama yang

ditemukan di berbagai negara karena ternyata tidak banyak

aturan yang mengharuskan perusahaan mengungkapkan secara

lengkap informasi tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial

dan lingkungannya.

2. Pertimbangan rasionalitas ekonomi (economic rationality).

Atas dasar alasan ini, praktik pengungkapan tanggung jawab

sosial dan lingkungan memberikan keuntungan bisnis karena

perusahaan telah melakukan “hal yang benar” dan alasan ini

dipandang sebagai motivasi yang utama.

3. Keyakinan dalam proses akuntabilitas untuk melaporkan. Hal

ini dapat diartikan bahwa manajemen berkeyakinan bahwa

orang yang mempunyai hak tidak dapat dihindari untuk

memperoleh informasi yang memuaskan, tidak peduli dengan

biaya yang diperlukan untuk menyajikan informasi tersebut.

4. Keinginan untuk mematuhi persyaratan peminjaman. Lembaga

pemberi pinjaman sebagai bagian dari kebijakan manajemen

risiko mereka, cenderung menghendaki informasi tentang

kinerja dan kebijakan sosial dan lingkungannya. Informasi ini

akan diperoleh dalam penjelasan atau disclosure dalam laporan

tahunan perusahaan.

27
5. Untuk mematuhi harapan masyarakat, pengungkapan tanggung

jawab sosial sebagai refleksi atas kepatuhan terhadap kontrak

sosial dengan masyarakat.

6. Sebagai konsekuensi dari ancaman terhadap legitimasi

perusahaan. Pengungkapan mungkin sebagai respon atas

pemberian media yang bersifat negatif, atau barangkali sebagai

akibat dari rating atau suatu peringkat yang menurun yang

diberikan oleh lembaga pemberi peringkat perusahaan.

7. Untuk me-manage kelompok stakeholder tertentu yang

memiliki kekuasaan (powerful).

8. Untuk menarik dana investasi.

9. Untuk memenuhi persyaratan industri atau code of conduct

industry tertentu.

10. Untuk memenangkan penghargaan pelaporan tertentu. Ada

berbagai penghargaan yang diberikan oleh beberapa negara

kepada perusahaan yang melaporkan kegiatannya termasuk

kegiatan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial dan

lingkungan. Dengan memenangkan penghargaan tersebut

diharapkan perusahaan akan memperoleh image positif dan

mendapatkan reputasi baik di mata stakeholder-nya.

Berdasarkan pengertian diatas CSR merupakan komitmen

perusahaan untuk berkontribusi terhadap bekerjanya pembangunan

ekonomi yang berkelanjutan dengan karyawan dan perwakilan

28
mereka dalam komunitas setempat dan masyarakat secara luas

untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan, dengan cara

yang baik dimana baik untuk dunia usaha dan juga untuk

pembangunan.

b. Corporate Social Responsibility Disclosure

Pengungkapan CSR perusahaan melalui berbagai macam

media dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada para

stakeholder dan juga untuk menjaga reputasi. Sebagian perusahaan

bahkan menganggap bahwa mengomunikasikan kegiatan atau

program CSR sama pentingnya dengan kegiatan CSR itu sendiri.

Dengan mengomunikasikan CSR-nya, makin banyak masyarakat

yang mengetahui investasi sosial perusahaan sehingga tingkat

risiko perusahaan menghadapi gejolak sosial akan menurun. Jadi,

melaporkan CSR kepada khalayak akan meningkatkan nilai social

hedging perusahaan (Harmoni dan Andriyani, 2008).

Ruang lingkup tanggung jawab sosial yaitu sebagai berikut:

a) Basic responsibility yaitu tanggungjawab yang muncul karena

keberadaan perusahaan. Contohnya kewajiban membayar

pajak, menaati hukum, memenuhi standar pekerjaan dan

memuaskan pemegang saham.

b) Organizational responsibility, tanggung jawab perusahaan

untuk memenuhi kepentingan stakeholder, yaitu karyawan,

konsumen, pemegang saham dan masyarakat.

29
c) Societal responsibility, tanggung jawab yang menjelaskan

tahapan ketika interaksi antara bisnis dan masyarakat, sehingga

perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara

berkesinambungan. Semua hal tersebut tidak akan terlaksana

dengan baik bila perusahaan tidak menerapkan corporate

governance yang baik (GCG) (Sudana dan Arlindania, 2011).

Pada umumnya standar acuan yang digunakan dalam

penyusunan pelaporan CSR adalah konsep dari GRI (Global

Reporting Initiative), dimana berisi 3 kategori yaitu ekonomi,

lingkungan dan sosial. Kategori sosial diperluas lagi menjadi 4

sub-kategori yaitu praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan

bekerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab atas

produk (www.globalreporting.org).

Kerangka pelaporan GRI ditujukan sebagai sebuah kerangka

yang dapat diterima secara umum dalam melaporkan kinerja

ekonomi, lingkungan dan sosial dari organisasi. Kerangka ini

didesain untuk digunakan oleh berbagai organisasi yang berbeda

ukuran, sektor, dan lokasinya. Kerangka pelaporan GRI

mengandung isi bersifat umum dan sektor yang bersifat spesifik,

yang telah disetujui oleh berbagai pemangku kepentingan di

seluruh dunia dan dapat diaplikasikan secara umum dalam

melaporkan kinerja berkelanjutan dari sebuah organisasi (Sudana

dan Arlindania, 2011).

30
Menurut Sembiring (2005) pengukuran pengungkapan CSR

dilakukan dengan menggunakan metode checklist berdasarkan

tujuh kriteria yang diadopsi dari penelitian Hackson dan Milne

(1996) yang menghasilkan 90 item pengungkapan. Namun,

berdasarkan BAPEPAM No. VII G 2 tentang laporan tahunan,

maka harus dilakukan penyesuaian terhadap 90 item pengungkapan

tersebut.

Menurut Hacktson dan Milne (1996) dalam Sembiring

(2005), pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan

terdiri dari 90 item pengungkapan yang meliputi tujuh tema yaitu:

1) lingkungan, 2) energi, 3) kesehatan dan keselamatan tenaga

kerja, 4) lain-lain tentang tenaga kerja 5) produk, 6) keterlibatan

masyarakat, dan 7) Umum. Namun, 12 item pengungkapan dihapus

karena dianggap tidak sesuai untuk diterapkan dengan kondisi di

Indonesia sehingga hanya tersisa 78 item pengungkapan.

B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam

tabel 2.1 sebagai berikut:

31
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil penelitian


(Tahun) Persamaan Perbedaan
1. Zatun, Uli Pengaruh Corporate a. Faktor-faktor yang a. Terdapat variabel Kepemilikan institusional,
Tamyis dan Governance, mempengaruhi intervening : managerial komite audit berpengaruh
Kiswanto (2015) Karakteristik Perusahaan efisiensi pajak risk negatif terhadap efisiensi
terhadap Efisiensi b. Teknik pengambilan b. Variabel independen pembayaran pajak. Capital
Pembayaran Pajak sampel purposive kepemilikan intensity berpengaruh positif
Melalui Managerial Risk sampling institusional, komite terhadap efisiensi pembayaran
c. Variabel independen audit, dewan komisaris, pajak. Kualitas audit,
: kualitas audit, karakteristik perusahaan, managerial risk, dan ukuran
ukuran perusahaan capital intensity perusahaan berpengaruh positif
terhadap efisiensi pembayaran
pajak
2. Pradipta, Dyah Pengaruh Corporate a. Variabel dependen : Variabel independen: Hasil penelitian ini
Hayu (2015) Social Responsibility tax avoidance profitabilitas, leverage, dan menunjukkan bahwa CSR dan
(CSR), Profitabilitas, b. Variabel independen komisaris independen profitabilitas berpengaruh
Leverage, dan Komisaris : CSR terhadap praktik penghindaran
Independen Terhadap pajak. Sedangkan variabel
Praktik Penghindaran leverage dan komisaris
Pajak independen tidak berpengaruh
terhadap praktik penghindaran
pajak.
Bersambung pada halaman selanjutnya

32
Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil penelitian


(Tahun) Persamaan Perbedaan
3. Winata, Fenny Pengaruh Corporate a. Variabel independen : Variabel independen : Hasil penelitian ini
(2014) Governance Terhadap tax avoidance dewan komisaris menunjukkan bahwa proksi
Tax Avoidance Pada b. Variabel independen : independen dan jumlah corporate governance yaitu
Perusahaan Yang kualitas audit komite audit prosentase dewan komisaris
Terdaftar Di Bursa Efek kepemilikan institusional independen dan jumlah komite
Indonesia Tahun 2013 audit berpengaruh secara
signifikan terhadap aktivitas
tax avoidance yang
diproksikan dengan book tax
gap. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa aktivitas
tax avoidance tidak
dipengaruhi secara signifikan
oleh kepemilikan institusional,
dan kualitas audit.
4. Maharani, I Pengaruh Corporate a. Menganalisis fakor- Variabel independen variabel yang berpengaruh
Gusti Ayu Governance, faktor yang proposi dewan komisaris, negatif adalah proporsi dewan
Cahya dan Profitabilitas mempengaruhi tax komite audit, ROA, risiko komisaris, kualitas audit,
Suardana, Ketut Dan Karakteristik avoidance. perusahaan komite audit, dan ROA,
Ali (2014) Eksekutif Pada Tax b. Variabel independen : sedangkan risiko perusahaan
Avoidance kualitas audit berpengaruh positif terhadap
Perusahaan Manufaktur tax avoidance
Bersambung pada halaman selanjutnya 33
Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil penelitian


(Tahun) Persamaan Perbedaan
5. Dewi, Ni Pengaruh Karakter a. Analisis regresi Variabel independen : Hasil penelitian menunjukkan
Nyoman Eksekutif, Karakteristik berganda karakteristik eksekutif, hanya variabel risiko
Kristiana dan Perusahaan, dan Dimensi b. Perusahaan karakteristik perusahaan, perusahaan, kualitas audit dan
Jati, I Ketut Tata Kelola Perusahaan manufaktur risiko perusahaan, dan komite audit yang berpengaruh
(2014) yang Baik pada Tax c. Variabel dependen : komite audit terhadap tax avoidance.
Avoidance di Bursa Efek tax avoidance
Indonesia d. Variabel independen :
kualitas audit
6. Annisa, Pengaruh Corporate e. Variavel dependen : Variabel independen: Tidak terdapat pengaruh
Nuralifimida Governance Terhadap tax avoidance kepemilikan institusional, signifikan kepemilikan
Ayu dan Tax Avoidance f. Variabel independen : komposisi dewan komisaris institusional, kompisisi dewan
Kurniasih Lulus kualitas audit independen, dewan komisaris independen, dan
(2012) komisaris, dan komite audit. dewan komisaris terhadap tax
avoidance. Sedangkan adanya
pengaruh signifikan komite
audit dan kualitas audit
terhadap tax avoidance.
7. Lanis, Roman Is Corporate Social a. Variabel dependen : Analisis menggunakan logit CSR dapat mengurangi tax
dan Responsibility tax avoidance regression avoidance.
Richardhson, Performance Associated b. Variabel independen :
Grant (2015) With Tax Avoidance CSR
Bersambung pada halaman selanjutnya
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti Judul Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil penelitian


(Tahun) Persamaan Perbedaan
8. Grant Richards The Impact Of Board Of a. Variabel independen Variabel dependen: Jika perusahaan telah
on, Grantley Director Oversight :Risk Management Agresivitas pajak membentuk sistem manajemen
Taylor, dan Characteristics On b. Menggunakan regresi risiko dan kontrol internal yang
Roman Lanis Corporate Tax linier berganda efektif, melibatkan auditor
(2013) Aggressiveness : An eksternal The Big Four,
Empirical Analysis. layanan auditor
eksternal melibatkan jasa non-
audit secara proporsional lebih
sedikit dari jasa audit dan
komite audit internal lebih
independen, maka kecil
kemungkinannya untuk
menjadi agresif terhadap
pajak.

35
C. Kerangka Pemikiran

Kerangka penelitian dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar 2.1

Teori : Setiap Wajib Pajak harus Praktik : Masih banyak


membayar pajak sesuai Wajib Pajak yang melakukan
ketentuan perpajakan penyimpangan pajak

GAP

Pengaruh Kualitas Audit, Risk Management dan CSR terhadap Tax


Avoidance

Basis Teori : Agency Theory, Teori Legitimasi, Tax Avoidance,


Kualitas Audit, Risk Management dan CSR

Variabel Independen Variabel Dependen

Kualitas Audit (X1)

Risk Management Tax Avoidance (Y)


(X2)

CSR (X3)

Alat Analisis:

 Statistik Deskriptif
 Uji Asumsi Klasik
 Uji Hipotesis

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

36
D. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh antara Kualitas Audit dengan Tax Avoidance

DeAngelo (1981) mendefinsikan kualitas audit sebagai suatu

probabilitas dimana seorang auditor dapat menemukan serta

melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi

klien serta hasil penelitiannya tersebut juga menyimpulkan bahwa

KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas yang lebih

besar dibandingkan dengan KAP yang kecil.

Perusahaan yang diaudit oleh KAP besar tidak melakukan

penghindaran pajak, karena auditor yang termasuk The Big Four lebih

kompeten dan profesional dibandingkan dengan auditor yang termasuk

dalam Non The Big Four, sehingga memiliki banyak pengetahuan

tentang cara mendeteksi dan memanipulasi laporan keuangan yang

mungkin dilakukan oleh perusahaan (Dewi dan Jati, 2014).

Menurut Chai dan Lui (2010) jika nominal pajak yang harus

dibayar terlalu tinggi biasanya akan memaksa perusahaan untuk

melakukan penghindaran pajak (tax avoidance), maka semakin

berkualitas audit suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut

cenderung tidak akan melakukan manipulasi laba untuk kepentingan

perpajakan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jaya, dkk (2013),

Winata (2014), dan Fadhilah (2014) yang menyatakan bahwa kualitas

audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance.

37
Namun tidak demikian yang ditunjukan pada hasil penelitian Dewi dan

Jati (2014). Penelitian yang dilakukan Dewi dan Jati (2014) kualitas

audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil penelitian tersebut

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Zatun dan Kiswanto

(2015) serta Dewi dan Sari (2015). Menurut penelitian yang dilakukan

Zatun dan Kiswanto (2015) menyatakan bahwa kualitas audit

berpengaruh terhadap efisiensi pembayaran pajak. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Dewi dan Sari (2015) juga menunjukan bahwa

kualitas audit berpengaruh pada tax avoidance.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Jati

(2014), Zatun dan Kiswanto (2015), serta Dewi dan Sari (2015) . maka

hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1 : Kualitas Audit berpengaruh terhadap Tax Avoidance

2. Pengaruh antara Risk Management dengan Tax Avoidance

Sistem manajemen risiko dan pengendalian internal perusahaan

merupakan salah satu mekanisme dan alat tata kelola perusahaan

(corporate governance) yang penting. Tanggung jawab untuk

menerapkan kerangka kerja pengelolaan risiko terintegrasi yang efektif

terletak pada manajer, dan desain sistem pengendalian internal dan

kepatuhan untuk menetapkan kebijakan dan prosedur merupakan aspek

penting dari kerangka kerja tersebut. Dengan demikian, sistem

manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif

memungkinkan Dewan komisaris untuk memonitor dan mengelola

38
risiko dengan lebih baik. Perusahaan dengan pengawasan yang lebih

efektif dari manajemen seharusnya cenderung untuk tidak terlibat

dalam kesalahan pelaporan keuangan dan penipuan perusahaan.

Dengan demikian, perusahaan di mana Dewan Komisaris membentuk

sebuah sistem manajemen risiko dan pengendalian internal yang

efektif menjadi cenderung kurang untuk berpartisipasi dalam

agresivitas pajak (Richardson et al. 2013).

Menurut Bauer (2014) dalam penelitiannya bahwa pengendalian

internal dan manajemen risiko terkait pajak merupakan suatu faktor

penting dalam mengurangi tindakan penghindaran pajak. Richardson

et al. (2013) dalam penelitiannya juga menunjukkan bahwa sistem

manajemen risiko dan pengendalian internal dapat mengurangi tax

agressivitas. Perusahaan dengan sistem manajemen risiko yang lebih

kuat atau lebih efektif cenderung tidak akan melakukan kesalahan

dalam mengutarakan atau salah melaporkan pendapatan keuangan atau

kena pajak.

Menurut penelitian Bauer (2014) dan Richardson et al. (2013)

maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H2 : Manajemen Risiko berpengaruh terhadap Tax Avoidance

3. Pengaruh antara CSR dengan Tax Avoidance

Kinerja perusahaan dikatakan baik apabila mampu memperoleh

laba yang tinggi pada tahun berjalan. Laba perusahaan yang tinggi

39
dapat diperoleh dengan cara meminimalkan beban-beban perusahaan.

Salah satu beban yang dimiliki oleh perusahaan adalah beban dalam

membayar pajak. Strategi dalam meminimalkan beban pajak di

kalangan perusahaan-perusahaan multinasional sering terjadi.

Tindakan tersebut pada dasarnya tidak sesuai dengan harapan

pemerintah dan masyarakat serta tindakan tersebut dapat menimbulkan

dampak negatif terhadap masyarakat karena mempengaruhi

kemampuan pemerintah dalam menyediakan barang publik (Lanis dan

Richardson, 2013).

Kewajiban dalam membayar pajak seharusnya dilaksanakan

dengan baik oleh perusahaan. Namun, banyak perusahaan justru

melanggar peraturan perundang-undangan pajak dengan mengurangi

pajak yang seharusnya dibebankan kepada perusahaan tersebut.

Perilaku ini membuat manfaat pajak tidak maksimal dalam

menyejahterakan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas perusahaan

yang melakukan penghindaran pajak akan meminimalkan pembayaran

pajak perusahaan demi pencapaian keuntungannya. Dari segi finansial

perusahaan dapat memperoleh laba yang tinggi dengan membayar

pajak yang rendah. Namun di sisi lain, pemerintah akan mengalami

kerugian akibat dari tindakan penghindaran pajak. Sedangkan dari segi

non finansial, perusahaan yang terlibat dalam pengurangan pajak akan

mendapat citra buruk dari masyarakat dan stakeholder. Tanggapan

tersebut merupakan bentuk kegagalan perusahaan dalam memenuhi

40
harapan masyarakat karena melakukan kecurangan terhadap

pembayaran pajak (Lanis & Richardson 2015).

Hasil penelitian yang dilakukan Jessica dan Toly (2014)

menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan antara

pengungkapan CSR terhadap agresivitas pajak. Hasil penelitian

tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarsih, dkk

(2014) dan Wahyudi (2015) menyatakan bahwa CSR tidak

berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Namun tidak

demikian hasil yang ditunjukkan pada penelitian Lanis dan Richardson

(2015).

Hasil penelitian Lanis dan Richardson (2015) menunjukkan

bahwa CSR dapat mengurangi tax avoidance. Dengan demikian,

semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh

perusahaan, diharapkan perusahaan tersebut patuh terhadap peraturan

terhadap pajak. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Pradipta

(2015) yang menyatakan bahwa CSR dan profitabilitas berpengaruh

terhadap praktik penghindaran pajak.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lanis dan

Richardson (2015) dan Pradipta (2015). maka hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut:

H3 : Luas pengungkapan CSR berpengaruh terhadap Tax Avoidance

41
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan tipe penelitian kausalitas yang bertujuan

untuk melihat hubungan yang bersifat sebab akibat (Sugiyono, 2008).

Penelitian ini membatasi pada permasalahan mengenai pengaruh kualitas

audit, risk management dan corporate social responsibility terhadap tax

avoidance. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Jenis penelitian

ini menjelaskan fenomena dalam bentuk pengaruh kualitas audit, risk

management dan corporate social responsibility terhadap tax avoidance.

B. Metode Penentuan Sampel

Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan purposive sampling. Metode purposive sampling adalah

metode pengumpulan sampel yang berdasarkan pertimbangan subjek

peneliti, sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dan

kriteria sampel yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representatif.

Kriteria-kriteria dalam pengambilan sampel secara purposive

sampling dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan mempublikasikan annual report dan data laporan keuangan

yang lengkap selama tahun 2012-2014.

42
b. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian. Hal ini

karena akan menyebabkan nilai CETR menjadi negatif sehingga akan

menyulitkan penghitungan.

c. Perusahaan yang memiliki CETR antara 0-1 sehingga dapat

mempermudah dalam penghitungan.

d. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan yang berakhir tanggal

31 Desember.

e. Perusahaan yang menggunakan satuan nilai rupiah dalam laporan

keuangannya.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti

menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah sumber data penelitian

yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data

diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi. Metode

dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan tahunan

(annual report) dan laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia peride tahun 2012 sampai dengan

2014 yang didokumentasikan dalam www.idx.co.id. Data pendukung

lainnya diperoleh dengan metode studi pustaka dari buku, jurnal-jurnal

ilmiah, tesis serta literatur yang memuat pembahasan berkaitan dengan

penelitian ini.

43
D. Metode Analisis Data

Menganalisis data dan menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan

statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan

menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistikal Package for

Social Scienes). Tahapan pengujian dengan menggunakan uji regresi linier

berganda dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness

(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19).

2. Uji Asumsi Klasik

Dalam melakukan uji asumsi klasik, maka penelitian ini

melakukan uji multikolonieritas, uji autokolerasi, uji

heteroskedastisitas, dan uji normalitas.

a. Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013:105).

Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model

regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan

44
tolerance. Regresi bebas dari multikolonieritas jika nilai VIF < 10 dan

nilai tolerance > 0,10 (Ghozali, 2013:108).

b. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi (Ghozali, 2013:110).

Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau

tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Dasar

pengambilan keputusan adalah du<d<4-du.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas (Ghozali, 2013:139).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu

pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan

telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas

45
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,

maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).

Cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji statistik,

yaitu dengan melakukan uji glejser. Uji glejser mengusulkan untuk

meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen

(Gujarati, 2003 dalam Ghozali 2013:142). Jika variabel independen

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada

indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dengan kata lain, suatu model

regresi tidak terdapat heteroskedastisitas saat nilai signifikansinya

lebih besar dari 0.05 dengan tingkat kepercayaan 5% (Ghozali,

2013:143).

d. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model

regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi

normal. Uji F dan t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti

distribusi normal.

Untuk mendeteksi normalitas yaitu dengan analisis grafik.

Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histrogram yang

membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang

mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan

melihat Normal Probability Plot ( P-P Plot ) yang membandingkan

distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual

46
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 201:160-161).

Selain dengan melihat grafik, dalam penelitian ini normalitas data

juga dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametik

Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi

dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data

terdistribusi normal.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

linier berganda. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen.

Persamaan regresi berganda berganda dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Y= α+ β1ADT + β2RSK + β3CSR + ε

Keterangan:

Y : Tax Avoidance

α : Konstanta

β : Koefisien Regresi

ADT : Kualitas Audit

RSK : Risk Management

CRS : Corporate Social Responsibility

ε : Faktor Pengganggu

47
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel independen (Ghozali, 2013:97).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen/terikat (Ghozali, 2013:98).

c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98).

Ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui

dengan membandingkan nilai signifikannya dengan derajat

kepercayaan. Apabila tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 maka

48
Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jka tingkat signifikan lebih

besar dari 0,05 maka Ha ditolak. Bila Ha diterima maka H0 ditolak

berarti ada hubungan signifikan antara variabel independen

dengan variabel dependen (Ghozali, 2013:99).

E. Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing veriabel

yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu variabel dependen

dan variabel independen. Variabel dependen adalah tax avoidance,

sedangkan variabel independen terdiri dari kualitas audit, risk management

dan corporate social responsibility.

1. Variabel Dependen

a. Tax Avoidance

Tax avoidance adalah upaya penghindaran pajak dengan

memenuhi ketentuan perpajakan dan menggunakan strategi di bidang

perpajakan yang digunakan. Penghindaran pajak ini dilakukan karena

banyak Wajib Pajak badan maupun pribadi merasa terbebani untuk

membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut Wajib Pajak berusaha

untuk meringankan kewajiban pembayaran pajak dengan cara

meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar (Dewi dan Sari,

2015).

Cash Effective Tax Rate (CETR) adalah beban pajak kini (PPh

terutang menurut ketentuan perpajakan) dibagi dengan laba sebelum

49
pajak. Semakin kecil nilai ETR menunjukkan semakin besar tingkat

penghindaran pajak atau agresifitas pajak perusahaan (Wahyudi,

2015).

Berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Dyreng, et al (2008) Cash Effective Tax Rate (CETR) digunakan

sebagai pengukuran tax avoidance. Pengukuran tax avoidance dalam

penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dyreng,

et.al (2008) dirumuskan sebagai berikut:

CASH ETR=

2. Variabel Independen

a. Kualitas Audit

DeAngelo (1981) mendefinsikan kualitas audit sebagai suatu

probabilitas dimana seorang auditor dapat menemukan serta

melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi

klien serta hasil penelitiannya tersebut juga menyimpulkan bahwa

KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas yang lebih

besar dibandingkan dengan KAP yang kecil.

Berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Zatun dan Kiswanto (2015) maka dalam penelitian ini kualitas audit

diukur menggunakan variabel dummy yaitu:

Nilai 0 : Jika laporan keuangan perusahaan diaudit oleh KAP Non The

Big Four.

50
Nilai 1 : Jika laporan keuangan perusahaan diaudit oleh KAP The Big

Four

b. Risk Management (Manajemen Risiko)

Manajemen risiko merupakan bagian integral dari praktik bisnis

yang baik. Sistem pengendalian internal telah menjadi mekanisme

kunci corporate governance untuk Dewan Komisaris perusahaan

dalam mengelola risiko (Richardson et al. 2013). Kebijakan pajak

perusahaan merupakan bagian terintegrasi dari sistem manajemen

risiko dan pengendalian internal terkait (Richardson et al. 2013).

Berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Subramaniam et al. (2009) maka dalam penelitian ini risk

management diukur menggunakan variabel dummy yaitu:

Nilai 0 : Jika perusahaan tidak memiliki dan mengungkapkan komite

manajemen risiko

Nilai 1 : Jika perusahaan memiliki dan mengungkapkan komite

manajemen risiko

c. Corporate Social Responsibility

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan melalui

berbagai macam media dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban

kepada para stakeholder dan juga untuk menjaga reputasi. Sebagian

perusahaan bahkan menganggap bahwa mengomunikasikan kegiatan

atau program tanggung jawab sosial sama pentingnya dengan

kegiatan tanggung jawab sosial itu sendiri. Dengan

51
mengomunikasikan tanggung jawab sosial -nya, makin banyak

masyarakat yang mengetahui investasi sosial perusahaan sehingga

tingkat risiko perusahaan menghadapi gejolak sosial akan menurun.

Jadi, melaporkan tanggung jawab sosial kepada khalayak akan

meningkatkan nilai social hedging perusahaan (Harmoni dan

Andriyani, 2008). Beberapa peneliti Indonesia sebelumnya lebih

sering menggunakan indikator pengukuran oleh Sembiring (2005).

Menurut Hacktson dan Milne (1996) dalam Sembiring (2005),

pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan terdiri dari 90

item pengungkapa yang meliputi tujuh tema yaitu: 1) lingkungan, 2)

energi, 3) kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, 4) lain-lain tentang

tenaga kerja, 5) produk, 6) keterlibatan masyarakat, dan 7) Umum.

Namun dengan adanya peraturan Bapepam tentang laporan tahunan

dan kesesuaian item untuk diaplikasikan di Indonesia, maka

penyesuaian dimana dua belas (12) item dihapuskan karena kurang

sesuai dengan kondisi di Indonesia. Dengan dihapuskannya 12 item

tersebut maka jumlah item pengungkapan tanggung jawab sosial dan

lingkungan menjadi 78 item.

Jumlah item komponen corporate social responsibility perusahaan

didapatkan dengan memberikan nilai 1 pada perusahaan yang

mengungkapkan komponen corporate social responsibility yang telah

ditetapkan, bila tidak diberi angka 0. Jumlah item komponen

corporate social responsibility yang diungkapkan perusahaan dibagi

52
total komponen yang ditetapkan sebelumnya merupakan CSRI,

sehingga CSRI masing-masing perusahaan merupakan persentase dari

total skor item pengungkapan.

Pengukuran corporate social responsibility dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

CSRDIj =

Keterangan:

CSRDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure

Index

Xyi : variabel dummy

ni : Total item, 78 item

53
Tabel 3.1
Operasional Variabel

No. Variabel Konsep Indikator Sumber Data Skala Rasio Alat Analisis
1. Variabel Usaha untuk Sekunder Rasio Regresi Linier
Dependen (Y): mengurangi atau CASH ETR= Berganda
Tax Avoidance bahkan meniadakan
(Dyreng, et al, hutang pajak dengan
2008) tidak melanggar UU

2. Variabel KAP The Big Four 1 = Laporan keuangan diaudit Sekunder Nominal Regresi Linier
Independen oleh KAP TheBig Four Berganda
(X1): 0 = Laporan Keuangan diaudit
Kualitas Audit oleh KAP Non The Big Four
(Zatun dan
Kiswanto, 2015)

3. Variabel Risk Management 1= memiliki dan Sekunder Nominal Regresi Linier


Independen Committee mengungkapkan komite Berganda
(X2): manajemen risiko
Risk
Management 0= memiliki dan
(Subramaniam et mengungkapkan komite
al. 2009) manajemen risiko
Bersambung pada halaman selanjutnya

54
Tabel 3.1 (Lanjutan)

No. Variabel Konsep Indikator Sumber Data Skala Rasio Alat Analisis
4. Variabel Corporate Social Sekunder Rasio Regresi Linier
Independen Responsibility CSRIj = Berganda
(X3):
Corporate
Social
Responsibility
(Sembiring,
2005)

55
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan publik bidang

manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

meliputi sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan

sektor barang konsumsi yang memiliki karakteristik sesuai dengan

kriteria sampel.

2. Deskripsi Populasi Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara

purposive sampling, sedangkan populasi pada penelitian ini adalah

seluruh perusahaan publik bidang manufaktur yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memiliki data yang dipublikasikan di

website Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penelitian ini menggunakan sampel data perusahaan selama 3

periode, yaitu dari tahun 2012-2014. Penelitian secara purposive

sampling mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan representasi dari populasi yang ada serta

sesuai dengan tujuan dari penelitian. Tabel 4.1 menyajikan tahapan

seleksi sampel berdasarkan kriteria sebagai berikut:

56
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel
Jumlah
No. Kriteria Sampel
Perusahaan

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di 399


Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014

2. Perusahaan yang melakukan IPO diatas tahun (12)


2011
Perusahaan yang mengalami rugi selama
3. (129)
periode penilitian

4. Perusahaan yang memiliki CETR lebih dari 1 (57)

Perusahaan yang menggunakan satuan nilai


5. (45)
selain rupiah
Perusahaan yang tidak melampirkan laporan
6. (15)
CSR selama periode penelitian

7. Perusahaan yang data-datanya outlier (14)

Jumlah sampel total selama periode penelitian 127


Sumber: Data sekunder yang diolah

Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan, maka jumlah keseluruhan perusahaan yang memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan, maka jumlah keseluruhan perusahaan

yang memenuhi kriteria dari sampel adalah sebanyak 127 perusahaan.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Statistik Deskriptif

Hasil statistik deskriptif disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut:

57
Tabel 4.2
Satistik Deskriptif
Descriptive Statistiks

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TA 127 ,05 ,62 ,2815 ,10455


KA 127 ,00 1,00 ,4803 ,50159
RSK 127 ,00 1,00 ,3307 ,47233
CSR 127 ,06 ,86 ,3102 ,18759
Valid N
127
(listwise)
Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dalam

penelitian ini tax avoidance (TA) memiliki nilai minimum 0,05 dan

maksimum 0,62 dengan rata-rata dan standar deviasi masing-masing

sebesar 0,2815 dan 0,10455. Kualitas audit (KA) memiliki nilai

minimum 0 dan maksimum 1 dengan rata-rata dan standar deviasi

masing-masing sebesar 0,4803 dan 0,50159. Risk management (RSK)

memiliki nilai minimum 0 dan maksimum 1 dengan rata-rata dan

standar deviasi masing-masing sebesar 0,3307 dan 0,47233.

Corporate social responsibility (CSR) memiliki nilai minimum 0,06

dan maksimum 0,86 dengan rata-rata dan standar deviasi masing-

masing sebesar 0,3102 dan 0,18759.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolonieritas

Hasil uji multikolonieritas disajikan dalam tabel 4.3 sebagai

berikut:

58
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonieritas
a
Coefficients

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 KA ,861 1,162

RSK ,662 1,510

CSR ,593 1,686

a. Dependent Variable: TA

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.3 dapat

diketahui bahwa variabel kualitas audit (KA), risk management

(RSK), dan corporate social responsibility (CSR) masing-masing

memiliki nilai Tolerance sebesar 0,861, 0,662, dan 0,593

sedangkan nilai VIF sebesar 1,162, 1,510, dan 1,686.

Hasil uji di atas menunjukkan bahwa tidak ada variabel

independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 serta

tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih

dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model

persamaan regresi tidak terjadi multikolonieritas dan dapat

digunakan dalam penelitian ini.

b. Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi disajikan dalam tabel 4.4 sebegai

berikut:

59
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
a
1 ,268 ,072 ,049 ,10195 1,954

a. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK


b. Dependent Variable: TA

Autokorelasi Ragu- Tidak Ada Ragu-ragu Autokorelasi


positif ragu Autokorelasi negatif
0 dL du 4-du 4-dL
1,760 1,693 2,307 2,240

Nilai d : 1,954

Sumber: Data sekunder yang diolah

Uji autokorelasi dengan Durbin Watson menyatakan bahwa

autokorelasi tidak terjadi jika nilai du < d < 4-du, dimana nilai d

(hitung) berada diantara nilai du dan 4-du. Berdasarkan tabel 4.4 di

atas dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-

Watson adalah 1,954. Nilai tersebut berada di antara nilai du dan 4-

du dimana nilai d (hitung) lebih besar dari du (1,693) dan kurang

dari 4-du (2,307), sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak

mengandung gejala autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas disajikan dalam gambar 4.1

sebagai berikut:

60
Sumber: Data sekunder yang diolah

Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan gambar 4.1 di atas, grafik scatterplot terlihat

bahwa data tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol)

pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi

layak dipakai dalam penelitian ini.

Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup

signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil

ploting. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat

menjamin keakuratan hasil (Ghozali, 2013:141). Uji statistik yang

digunakan adalah dengan uji glejser. Tabel 4.5 akan menampilkan

hasil uji glejser.

61
Tabel 4.5
Hasil Uji Glejser
a
Coefficients

Standardize
B
Unstandardized d

e Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


r1 (Constant
,086 ,012 7,236 ,000
)
d
KA -,009 ,013 -,066 -,688 ,493
a RSK -,009 ,015 -,065 -,590 ,556

CSR -,010 ,041 -,028 -,237 ,813


s
a. Dependent Variable: absTA
Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada

satupun variabel independen yang signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen nilai absolut (absTA) atau

variabel independen memiliki tingkat sig. lebih besar dari 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak

mengandung adanya heteroskedastisitas.

d. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas disajikan dalam gambar 4.2 dan gambar

4.3 sebagai berikut:

62
Sumber: Data sekunder yang diolah

Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa residual terdistribusi

secara normal dan berbentuk simetris tidak melenceng ke kanan atau

ke kiri, ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi

asumsi normalitas.

Sumber: Data sekunder yang diolah

Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan P Plot

63
Gambar 4.3 memperlihatkan penyebaran data yang berada di

sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini

menunjukan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi

normalitas.

Selain dengan grafik, dalam penelitian ini normalitas data

juga dapat dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametik

Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi

dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti

data normal.

Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-
Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize
d Residual

N 127
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation ,10073171
Most Extreme Differences Absolute ,070
Positive ,070
Negative -,061
Test Statistik ,070
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data sekunder yang diolah

64
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov

sebesar 0,20, dengan nilai signifikansi di atas 0,05 berarti bahwa

nilai residual terdistribusi secara normal.

3. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian pada penelitian ini menggunakan regresi berganda.

Regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu

variabel bebas terhadap satu variabel terikat (Ghozali, 2013:7). Dalam

penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan

koefisien determinasi (R2), uji signifikansi simultan (uji statistik F) dan

uji signifikansi parameter individual (uji statistik t).

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pada penelitian ini, pengujian koefisien determinasi (R2)

dilakukan untuk mengukur variabel independen yaitu variabel

kualitas audit, risk management dan corporate social

responsibility. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat

pada tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi
b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,268 ,072 ,049 ,10195

a. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK


b. Dependent Variable: TA
Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel 4.7 di atas diketahui bahwa nilai R Square

adalah sebesar 0,049. Hal ini berarti bahwa sebesar 4,9%

65
variabel dependen atau tax avoidance dipengaruhi oleh

variabel independen yaitu kualitas audit, risk management dan

corporate social responsibility sedangkan sisanya yaitu sebesar

95,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak

dimasukkan ke dalam penelitian ini.

b. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji signifikansi simultan (uji statistik F) dilakukan pada

tingkat signifikansi 0,05. Apabila nilai probability F lebih kecil

daripada 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika

nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Berikut ini merupakan hasil uji signifikansi simultan

(uji statistik F):

Tabel 4.8
Uji Signifikansi Simultan
a
ANOVA

Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
b
1 Regression ,099 3 ,033 3,167 ,027

Residual 1,279 123 ,010

Total 1,377 126

a. Dependent Variable: TA
b. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK

Berdasarkan tabel 4.8 mengenai tabel uji signifikansi

simultan (uji statistik F) atau uji ANOVA dapat diketahui

bahwa didapat nilai F hitung sebesar 3,167 dengan probabilitas

0,027. Karena probabilitas 0,027 lebih kecil dari 0,05 maka

66
model persamaan regresi ini dapat disimpulkan bahwa secara

simultan variabel independen yaitu kualitas audit, risk

managemen,dan corporate social responsibility secara

bersama-sama memepengaruhi variabel dependen yaitu tax

avoidance.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen yang

diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t ditunjukkan pada

tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik t
a
Coefficients

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) ,271 ,018 14,981 ,000

KA ,023 ,020 ,110 1,171 ,244

RSK -,067 ,024 -,301 -2,816 ,006

CSR ,070 ,063 ,126 1,118 ,266

a. Dependent Variable: TA
Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa variabel kualitas

audit (KA) memiliki nilai tingkat signifikansi sebesar 0,244,

tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti

bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

67
Hasil uji t untuk variabel risk management memiliki nilai

signifikansi sebesar 0,006. Tingkat signifikansi tersebut lebih

kecil dari 0,05 yang berarti bahwa variabel risk management

berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance.

Variabel corporate social responsibility memiliki nilai

signifikansi sebesar 0,266, tingkat signifikansi tersebut lebih

besar dari 0,05 yang berarti bahwa corporate social

responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Berdasarkan tabel 4.7 maka model persamaan regresi

berganda yaitu sebagai berikut:

TA= 0,271+0,023KA-0,067RSK+0,070CSR+0,018

Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta

sebesar 0,271 dengan nilai positif, yang berarti bahwa variabel

tax avoidance akan bernilai 0,271 jika masing-masing variabel

kualitas audit, risk management dan corporate social

responsibility bernilai 0.

Nilai koefisien regresi variabel kualitas audit sebesar

0,023. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan 1%

variabel kualitas audit, dengan asumsi variabel lain tetap maka

akan meningkatkan variabel tax avoidance sebesar 2,3%.

Variabel risk management memiliki nilai koefisien regresi

sebesar -0,067 Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap

68
kenaikan 1% variabel risk management, dengan asumsi

variabel lain tetap maka akan menurunkan variabel tax

avoidance sebesar 6,7%.

Sedangkan variabel corporate social responsibility

memiliki koefisien regresi sebesar 0,070. Hal ini

menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan 1% variabel

corporate social responsibility, dengan asumsi variabel lain

tetap maka akan meningkatkan variabel tax avoidance sebesar

7%.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance

Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.9, variabel kualitas

audit mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,244. Hal ini berarti

menolak H1 sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas audit tidak

berpengaruh terhadap tax avoidance karena tingkat signifikansi yang

dimiliki variabel kualitas audit lebih besar dari 0,05.

Berdasarkan Strandar Profesi Akuntan Publik (SPAP), bahwa audit

yang dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi

ketentuan atau standar auditing. Standar auditing mencakup mutu

profesional (professional qualities) auditor independen dan

pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit

dan penyusunan laporan auditor.

69
Fadhilah (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four memang akan lebih

cenderung dipercayai oleh fiskus karena memiliki reputasi yang baik

serta memiliki integritas yang tinggi, namun jika perusahaan bisa

memberikan keuntungan dan kesejahteraan yang lebih baik terhadap

KAP yang mempunyai reputasi yang baik, bisa saja KAP tersebut

melakukan kecurangan untuk memaksimalkan kesejahteraan KAP,

seperti halnya kasus Enron. Hal tersebut menjelaskan bahwa tidak ada

jaminan dari hasil audit KAP The Big Four dapat meminimalkan

tindakan penghindaran pajak.

Winata (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan atara perusahaan yang diaudit oleh KAP The

Big Four maupun KAP non The Big Four terhadap penanggulangan

praktik tax avoidance. Hal ini dikarenakan ketika KAP mengaudit

suatu laporan keuangan berpedoman pada standar pengendalian mutu

kualitas audit yang telah ditetapkan oleh Dewan Standar Profresional

Akuntan Publik IAPI (DSPAP IAPI) dan aturan etika akuntan publik

yang ditetapkan oleh IAPI sehingga dalam pelaksanaannya sudah

didasarkan pada aturan yang ada.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Jaya, dkk (2013), Winata (2014), dan Fadhilah (2014), yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara

perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four maupun KAP non

70
The Big Four dalam menanggulangi praktik tax avoidance. Namun

tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zatun dan

Kiswanto (2015) dam Dewi dan Sari (2015).

2. Pengaruh Risk Management terhadap Tax Avoidance

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.9, variabel risk

management mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,006. Hal ini

berarti menerima H2 sehingga dapat dikatakan bahwa risk management

berpengaruh terhadap tax avoidance karena tingkat signifikansi yang

dimiliki variabel risk management lebih kecil dari 0,05. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Richardson et

al. (2013) dan Bauer (2014).

Manjemen risiko salah satu bagian integral dari praktik bisnis yang

baik. Sistem pengendalian internal telah menjadi mekanisme kunci

corporate governance untuk dewan komisaris perusahaan dalam

mengelola risiko. Kebijakan pajak perusahaan merupakan bagian

terintegrasi dari sistem manajemen risko dan pengendalian internal

terkait (Richardson et al. 2013).

Perusahaan yang memiliki pengawasan internal yang lebih efektif

dari manajemen seharusnya cenderung untuk tidak terlibat dalam

kesalahan pembuatan laporan keuangan dan tindakan penyimpangan

perpajakan. Manajemen risiko salah satu cara perusahaan dalam

mengelola ketidakpastian atau ancaman serta meminimalkan risiko

bisnis baik finansial maupun operasional perusahaan sehingga

71
memungkinkan perusahaan untuk secara berhati-hati dan mencegah

dari hal-hal yang dapat merugikan.

Richardson et al. (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

sistem manajemen risiko dan pengendalian internal dapat mengurangi

tindakan tax agresivitas. Perusahaan dengan sistem manajemen risiko

yang lebih kuat cenderung tidak melakukan kesalahan dalam

melaporkan pendapatan keuangan atau kena pajak.

3. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Tax Avoidance

Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.9, variabel corporate

social responsibility mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,266. Hal

ini berarti menolak H3 sehingga dapat dikatakan bahwa corporate

social responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance karena

tingkat signifikansi yang dimiliki corporate social responsibility lebih

besar dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Jessica dan Toly (2014), Winarsih, dkk (2014) dan

Wahyudi (2015). Menurut Wahyudi (2015) praktik pengungkapan

CSR di Indonesia masih dibilang cukup rendah dan masih bersifat

sukarela.

Winarsih, dkk (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

pelaporan CSR tidak dapat menjadi ukuran terhadap kinerja CSR yang

dilakukan perusahaan karena informasi CSR yang diungkapkan dalam

laporan belum tentu sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Pengukuran CSR dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati

72
ada atau tidaknya suatu item informasi yang terdapat dalam laporan

tahunan perusahaan. Sedangkan control dari pihak yang diberi

wewenang terhadap laporan CSR juga belum tentu ada sehingga

kebenaran dari yang dilaporkan perusahaan mengenai kegiatan CSR-

nya belum dapat dipertanggungjawabkan. Maka tingkat pengungkapan

kegiatan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan perusahaan

tidak dapat dijadikan jaminan akan rendahnya tindakan pajak agresif

yang dilakukan oleh perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Lanis dan Richardson (2015) dan Pradipta (2015) yang

menyatakan bahwa pengungkapan CSR memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penghindaran pajak yang menunjukkan bahwa

perusahaan yang bertanggung jawab sosial kecenderungan untuk

melakukan penghindaran pajak rendah. Hal ini dikarenakan

pembayaran pajak perusahaan sebagai salah satu upaya perusahaan

untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat yang merupakan

stakeholder perusahaan.

Perbedaan hasil penelitian dikarenakan perbedaan item

pengungkapan dimana item pengungkapan dalam penelitian Lanis dan

Richardson (2015) dan Pradipta (2015) adalah pengungkapan menurut

standar luar negeri yaitu GRI, sedangkan item pengungkapan CSR

yang sesuai dengan kondisi di Indonesia adalah menurut BAPEPAM.

73
Terlebih lagi berdasarkan kondisi di Indonesia pengungkapan CSR

yang dilakukan oleh perusahaan masih bersifat umum dan belum rinci.

74
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit, risk

management dan corporate social responsibility terhadap tax avoidance.

Sampel penelitian ini berjumlah 127 perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2012 sampai dengan 2014. Berdasarkan

data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan

terhadap rumusan masalah dengan menggunakan analisis regresi berganda,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,244. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Jaya, dkk (2013), Winata (2014), dan

Fadhilah (2014), namun tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Zatun dan Kiswanto (2015) dam Dewi dan Sari (2015).

2. Risk management berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,006. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Richardson et al. (2013).

3. Corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap tax

avoidance dengan tingkat signifikansi sebesar 0,266. Hasil penelitian

ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Jessica dan Toly (2014),

Winarsih, dkk (2014) dan Wahyudi (2015). Namun tidak sejalan

75
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lanis dan Richardson

(2015).

Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa hanya

variabel risk management yang berpengaruh signifikan terhadap tax

avoidance, sedangkan kualitas audit dan corporate social responsibility

tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan ilmu akuntansi khususnya membahas mengenai

perpajakan. Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi tax avoidance (penghindaran pajak) diantaranya yaitu

kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa risk management berpengaruh secara

signifikan terhadap tax avoidance. Sedangakan kualitas audit dan

corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Risk management merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh

perusahaan. Dimana adanya risk management tersebut dapat menilai,

mencegah, dan bahkan meminimalisasi risiko dari tindakan-tindakan yang

dapat merugikan perusahaan termasuk tindakan penghindaran pajak.

Risiko yang akan dihadapi perusahaan ketika melakukan penghindaran

pajak tentu akan dikenakan sanksi karena melanggar peraturan perpajakan

serta dapat memberikan citra buruk perusahaan di mata publik. Perusahaan

76
yang memiliki risk management yang baik dan efektif dapat mencegah dan

meminimalisasi manajemen untuk melakukan penyimpangan perpajakan.

Kualitas audit belum bisa sebagai indikator dalam penelitian ini,

karena baik KAP The Big Four maupun KAP Non The Big Four

melakukan proses audit sesuai dengan prosedur dan standar audit yang

sama sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Insitut Akuntan

Publik Indonesia (IAPI). Sedangkan Corporate Social Responsibility juga

belum bisa dijadikan indikator dalam penelitian ini. Karena kondisi di

Indonesia yang masih banyak perusahaan belum secara penuh

mengungkapkan kegiatan CSR.

C. Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin dapat

melemahkan hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Terdapat beberapa metode untuk mengukur tax avoidance,

sehingga Peneliti memiliki kesulitan untuk memilih metode yang

paling tepat.

2. Peneliti memiliki keterbatasan untuk membuat model regresi yang

baik, sehingga menghasilkan adjusted R2 yang kecil.

D. Saran

Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal diantaranya:

77
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel-

variabel yang berpengaruh terhadap tax avoidance, seperti

kompensasi rugi fiskal dan intellectual capital.

2. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan pengukuran selain

CETR (Cash Effective Tax Rate) dalam mengukur tax avoidance.

3. Penelitian selanjutnya disarankan memperluas sampel, tidak hanya

terbatas pada perusahaan sektor manufaktur serta menambah periode

penelitian.

78
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Anindyarta Wardhana dan Cahyonowati, Nur. 2013. “Pengaruh


Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungakpan Risiko”.
Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No.3, Halaman 1-14
Agoes, Sukrisno dan Trisnawati, Estralita. 2003. “Akuntansi Perpajakan”. Edisi 3.
Salemba Empat.
Annisa, Nuralifmida Ayu dan Kurniasih, Lulus. 2012. “Pengaruh Corporate
Governance terhadap Tax Avoidance”. Jurnal Akuntansi dan Auditing,
Vol. 8, No.2.
Arfan, Muhammad dan Wahyuni, Desry. 2010. “Pengaruh Firm Size,
Winner/Loser Stock, dan Debt To Equity Ratio Terhadap Perataan Laba
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia)”. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol.3, No. 1.
Azheri, Busyra. 2012. “Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi
Mandatory”.PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Bauer, A.M., 2014. Tax Avoidance and the Implications of Weak Internal
Controls.
Lanis, R. & Richardson, G., 2015. Is Corporate Social Responsibility Performance
Associated with Tax Avoidance ? , pp.439–457.
Richardson, G., Taylor, G. & Lanis, R., 2013. J . Account . Public Policy The
impact of board of director oversight characteristics on corporate tax
aggressiveness : An empirical analysis. Journal of Accounting and Public
Policy, 32(3), pp.68–88. Available at:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2013.02.004.
Wahyudi, D., 2015. Analisis Empiris Pengaruh Aktivitas Corporate Social
Responsibility ( CSR ) terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. , (4),
pp.5–17.
Zatun, U.T., 2015. Accounting Analysis Journal. , 4(2), pp.1–10.
.
Budiman, Judi dan Setiyono. 2012. “Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap
Penghindara Pajak (Tax Avoidance)”. Thesis Universitas Gajah Mada.
Chai, H dan Liu, Q. 2010. “Corporate and Corporate Tax Avoidance: Evidance
from Chinese Industrial Firms”.

79
Cheng, M, dan Christiawan, YJ. 2011. “Pengaruh Pengungkapan Corporate
Sosial Responsibility Terhadap Abhormal Return. Jurnal Akuntansi dan
Keuanga, Vol 13, No.1.
Craig Deegan, (2002) "Introduction: The Legitimising Effect Of Social And
Environmental Disclosures – a theoretical foundation", Accounting,
Auditing & Accountability Journal, Vol. 15 Iss: 3, ISSN: 0951-3574.
DeAngelo, L. E. 1981. Auditor Independence, “Low Balling,” and Disclose
Regulationn, dalam jurnal of Accounting & Economics 3 (August):
113127.
Dyreng, Scott D., Michelle Hanlon, Edward L. Maydew. 2010. “ The Effect of
Excecutive on Corporate Tax Avoidance”. The Accounting Review, Vol.
85.
Dewi, Gusti Ayu P dan Sari, Maria M.Ratna. 2010. “Pengaruh Insentif Eksekutif,
Corporate Risk dan Corporate Governance Pada Tax Avoidance”. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 13.1. ISSN : 2302-8556. 2010.
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. “Teori Akuntansi”. Semarang:Undip.
Ghozali, Imam, 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”.
Salemba Empat, Jakarta.

Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Harmoni, Ati dan Andriyani, Ade. 2008. “Pengungkapan Corprate Social
Responsibility (CSR) pada Official Website Perusahaan Studi pada PT.
Unilever Indonesia Tbk”. Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer
dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008). ISSN : 1411-6286.
Hidayati, Naila Nuur dan Murni, Sri. 2009. “Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibillity terhadap Earnings Respone Coefficient pada
Perusahaan High Profile”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.11, No.1.
Ika, Aprillia. 2016. IKEA Terjerat Kasus Penghindaran Pajak.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/02/16/101041226/Komisi.Er
opa.Selidiki.Kasus.Penghindaran.Pajak.oleh.IKEA. Diakses pada tanggal 3
Juli 2016.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. “Standar Profesionnal Akuntan Publik
(SPAP)”. Jakarta: Salemba Empat.
Informasi APBN 2016. Artikel online yang diakses dari
http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/bibfinal.pdf. Diunduh pada
tanggal 10 juli 2016

80
Jessica dan Toly, Agus Arianto. 2014. “Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibility terhadap Agresivitas Pajak”. Tax & Accounting
Review, Vol.4, No.1.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2011. “Draft Pedoman
Penerapan Manajemen Risiko Berbasis Governance”. www.google.com.
Diakses pada tanggal 15 Apri 2016.
Lanis, Roman dan Richardson, Grant "Corporate social responsibility and tax
aggressiveness: a test of legitimacy theory", Accounting, Auditing &
Accountability Journal, Vol. 26 Iss: 1
Lanis, Roman dan Richardhson, Grant. 2015. “Is Corporate Social Responsibility
Performance Associated With Tax Avoidance?”. J Bus Ethics (2015)
127:439-457.
Maharani, I Gusti A.C. dan Ketut A.S. 2014. “Pengaruh Corporate Governance,
Profitabilitas dan Karakteristik Eksekutif pada Tax Avoidance Perusahaan
Manufaktur”. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 9.2: 525-539.
Bali: Universitas Udayana.
Mahmoed, Abdussalam Abu Tapanjeh. 2006. “Good Corporate Governance
Mechajism and Firms’ Operating and Financial Performance : Insight
From The Perspective of Jordanian Industrial Companies. J. King Saud
Univ., Vol 19 Riyah.
Meizaroh dan Lucyanda, Jurica. 2011. “Pengaruh Corporate Governance dan
Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk
Management”. Symposium Nasional Akuntansi XIV, Aceh 2011, Banda
Aceh, 21-22 Juli 2011.
Pearce II, John A dan Richard B. Robinson. “Manajemen Strategis Formulasi,
Implementasi, dan Pengendalian”, Salemba Empat, Jakarta, 2008.
Pohan, Chairil Anwar. 2015. Manajemen Perpajakan, Strategi Perencanaan Pajak
dan Bisnis, Edisi Revisi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, ISBN:
978-602-03-1101-2
Pradipta, Dyah Hayu. 2015. “Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR),
Profitabilitas, Leverage, dan Komisaris Independen Terhadap Praktik
Penghindaran Pajak”. Tesis Universitas Gadjah Mada.
Richardson, G., Taylor, G. & Lanis, R., 2013. J . Account . Public Policy The
impact of board of director oversight characteristics on corporate tax
aggressiveness : An empirical analysis. Journal of Accounting and Publ
Mic Policy.

81
Rosmasita, Hardhina. 2007. “Faktor - faktor yang mempengaruhi Pengungkapan
Sosial (Social Disclosure) dalam laporan keuangan tahunan perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Universitas Islam Indonesia.
Rustiarini, Ni Wayan. 2011. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Pada
Pengungkapan Corporate Social Responsibility”.Jurnal Ilmiah Akuntansi
dan Bisnis.
Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. “Kinerja Keuangan, Political Visibility,
Ketergantungan pada Hutang, dan Pengungkapan Tanggung Jawab
Perusahaan”. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi
VI, Surabaya.
Siregar, Basfin. 2012. Skandal Pajak Juragan Kopi. http://www.gatra.com/fokus-
berita/22050-skandal-pajak-juragan-kopi.html. Diakses pada tanggal 3 Juli
2016
Suryana, Anandita Budi. 2013. “Penghindaran Pajak Perusahaan Global di
Dunia”. http://www.pajak.go.id/content/penghindaran-pajak-perusahaan-
global-di-dunia. Diakses pada tanggal 25 Juni 2016
Susiloadi, Priyanto. 2008. “Implementasi Corporate Social Responsibility untuk
Mendukung Pembangunan Berkelajutan”. Jurnal Spirit Publik, Vol 4,
No.2. ISSN.
Wahyudi, Dudi. 2015. Analisis Empiris Pengaruh Aktivitas Corporate Social
Responsibility ( CSR ) terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. Jurnal
Lingkar Widyaiswara. Edisi 2 No. 4, ISSN: 2355-4118

Bauer, A.M., 2014. Tax Avoidance and the Implications of Weak Internal
Controls.
Lanis, R. & Richardson, G., 2015. Is Corporate Social Responsibility Performance
Associated with Tax Avoidance ? , pp.439–457.
Richardson, G., Taylor, G. & Lanis, R., 2013. J . Account . Public Policy The
impact of board of director oversight characteristics on corporate tax
aggressiveness : An empirical analysis. Journal of Accounting and Public
Policy, 32(3), pp.68–88. Available at:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2013.02.004.
Wahyudi, D., 2015. Analisis Empiris Pengaruh Aktivitas Corporate Social
Responsibility ( CSR ) terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. , (4),
pp.5–17.
Zatun, U.T., 2015. Accounting Analysis Journal. , 4(2), pp.1–10.

82
Winarsih, Rina, dkk. 2014. “Pengaruh Good Corporate Governance dan
Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif”.
Simposium Nasional Akuntansu 17 Mataram, Lombok.
Winata, Fenny. 2014. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013”.
Tax & Accounting Review, Vol. 4, No.1.
Zain, Mohammad. 2005. “Manajemen Perpajakan”. Salemba Empat, Jakarta.
Zatun, Uli Tamyis dan Kiswanto. 2015. “ Pengaruh Corporate Governance,
Karakteristik Perusahaan terhadap Efisiensi Pembayaran Pajak Melalui
Managerial Risk. Accounting Analysis Journal.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan, artikel online
yang diakses tanggal 4 Januari 2016
http://idx.co.id
www.pajak.go.id

83
84
85
Lampiran 1
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan


1 ADES PT Akasa Wira International Tbk
2 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk
3 APLI PT Asiaplas Industries Tbk
4 AUTO PT Astra Otoparts Tbk
5 BRNA PT Berlina Tbk
6 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk
7 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
8 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
9 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
10 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk
11 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk
12 EKAD PT Ekadharma International Tbk
13 ERTX PT Eratex Djaja Tbk
14 GGRM PT Gudang Garam Tbk
15 HMSP PT HM Sampoerna Tbk
16 IGAR PT Champion Pacific Indonesia Tbk
17 INAI PT Indal Alumunium Industry Tbk
18 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
19 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
20 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
21 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk
22 KBLI PT KMI Wire & Cable Tbk
23 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk
24 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk
25 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
26 LION PT Lion Metal Works Tbk
27 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk
28 MBTO PT Martina Berto Tbk
29 MERK PT Merck Tbk
30 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk
31 NIPS PT Nipress Tbk
Bersambung pada halaman selanjutnya

86
Lampiran 1 (Lanjutan)

No Kode Nama Perusahaan


32 PRAS PT Prima Alloy Steel Universal Tbk
33 PYFA PT Pyridam Farma Tbk
34 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
35 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk
36 SKBM PT Sekar Bumi
37 SKLT PT Sekar Laut Tbk
38 SMCB PT Holcim Indonesia
39 SQBB PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
40 SRSN PT Indo Acidotama Tbk
41 STTP PT Siantar Top Tbk
42 TCID PT Mandom Indonesia Tbk
43 TRST PT Trias Sentosa Tbk
44 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk
45 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company
46 UNIT PT Nusantara Inti Corpora Tbk
47 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk

87
88
Lampiran 2
Perhitungan Variabel Independen

No Kode Pembayaran Pajak Laba Sebelum Pajak CETR

1 BRNA 1.862.631 41.270.000 0,0451


2 DPNS 5.518.809.232 87.322.830.461 0,0632
3 BRNA 1.601.135 23.270.126 0,0688
4 KICI 230.057.208 3.079.969.405 0,0747
5 ADES 4.924 59.194 0,0832
6 APLI 1.559.077.517 16.620.076.489 0,0938
7 SKBM 8.087.760.347 78.305.045.914 0,1033
8 LMSH 4.923.550.498 45.070.617.424 0,1092
9 ERTX 245.473 2.248.860 0,1092
10 ULTJ 70.916.678.805 457.970.115.184 0,1549
11 KAEF 50.181.904.235 315.611.059.635 0,1590
12 INAI 4.996.496.406 30.344.473.204 0,1647
13 AUTO 208.085 1.263.368 0,1647
14 KICI 1.781.006.558 9.947.532.870 0,1790
15 STTP 17.227.884.058 93.116.800.006 0,1850
16 SCCO 41.996.305.495 224.676.126.778 0,1869
17 ROTI 48.104.729.139 252.762.908.103 0,1903
18 LION 20.360.306.009 103.652.045.381 0,1964
19 AUTO 250.730 1.268.604 0,1976
20 LMSH 3.858.932.990 19.437.691.207 0,1985
21 BTON 6.678.058.810 33.272.073.649 0,2007
22 INTP 1.270.288 6.239.550 0,2036
23 PYFA 1.758.625.881 8.499.928.945 0,2069
24 EKAD 10.174.335.751 47.930.499.632 0,2123
25 ROTI 42.483.323.209 199.792.980.761 0,2126
26 IGAR 16.346.060.988 75.826.220.743 0,2156
27 STTP 31.267.407.734 142.799.075.520 0,2190
28 MLBI 345.562 1.576.945 0,2191
29 INTP 1.493.614 6.789.602 0,2200
30 BTON 7.235.482.940 32.390.792.706 0,2234
31 CPIN 759.000 3.376.499 0,2248
Bersambung pada halaman selanjutnya

89
Lampiran 2 (Lanjutan)

No Kode Pembayaran Pajak Laba Sebelum Pajak Tax Avoidance

32 CPIN 778.138 3.451.333 0,2255


33 UNIT 565.201.670 2.491.455.878 0,2269
34 KLBF 526.395.928.795 2.308.017.092.492 0,2281
35 GGRM 1.651.205 7.205.845 0,2291
36 AMFG 103.124 450.753 0,2288
37 UNVR 1.484.624 6.466.765 0,2296
38 KLBF 650.088.972.907 2.763.700.548.048 0,2352
39 PRAS 3.541.807.139 15.014.756.768 0,2359
40 KDSI 11.342.305.541 47.634.624.202 0,2381
41 UNVR 1.859.089 7.676.722 0,2422
42 SCCO 44.580.120.650 182.347.242.356 0,2445
43 AMFG 114.270 463.812 0,2464
44 MBTO 14.941.836.808 59.554.649.590 0,2509
45 INTP 1.654.688 6.595.154 0,2509
46 HMSP 3.652.947 14.509.710 0,2518
47 UNVR 1.806.103 7.158.808 0,2523
48 KLBF 650.904.671.554 2.572.522.717.231 0,2530
49 LION 16.086.486.389 62.857.739.316 0,2559
50 SQBB 51.098.930 199.482.401 0,2562
51 GGRM 1.522.688 5.936.204 0,2565
52 UNIT 1.125.149.026 4.368.738.552 0,2575
53 AUTO 287.357 1.108.055 0,2593
54 HMSP 3.473.951 13.383.257 0,2596
55 DLTA 74.678.912 287.505.070 0,2597
56 KBLI 44.996.941.299 172.555.280.837 0,2608
57 EKAD 13.695.585.803 51.988.302.824 0,2634
58 DPNS 6.779.385.926 25.657.760.096 0,2642
59 ROTI 55.774.109.123 210.804.904.162 0,2646
60 JPFA 363.036 1.364.891 0,2660
61 DLTA 101.008.512 379.518.812 0,2661
62 SQBB 58.786.912 220.106.578 0,2671
Bersambung pada halaman selanjutnya

90
Lampiran 2 (Lanjutan)

No Kode Pembayaran Pajak Laba Sebelum Pajak Tax Avoidance


63 NIPS 7.879.693.057 29.362.830.889 0,2684
64 KAEF 74.800.158.611 278.284.452.055 0,2688
65 KDSI 15.676.932.626 57.978.111.301 0,2704
66 AMFG 161.705 597.807 0,2705
67 TCID 54.977.475.657 203.263.152.528 0,2705
68 CEKA 23.523.643.885 86.553.141.929 0,2718
69 INDF 1.088.505 4.000.751 0,2721
70 SRSN 8.157.747 29.857.990 0,2732
71 SQBB 50.050.431 180.897.794 0,2767
72 SKLT 6.541.475.790 23.544.037.458 0,2778
73 GGRM 1.538.834 5.530.646 0,2782
74 DLTA 100.076.713 358.395.988 0,2792
75 TCID 66.871.707.437 239.428.829.612 0,2793
76 TCID 61.365.979.182 218.297.701.912 0,2811
77 DVLA 58.136.605 204.477.046 0,2843
78 KDSI 13.454.239.584 47.175.692.006 0,2852
79 MERK 57.165.500 196.772.132 0,2905
80 HMSP 4.002.835 13.718.299 0,2918
81 LION 25.008.941.751 85.027.065.076 0,2941
82 PYFA 236.367.852 791.954.730 0,2985
83 BRNA 24.286.386 80.032.092 0,3035
84 SKBM 33.848.984.710 109.761.131.331 0,3084
85 TRST 25.135.383.755 80.748.964.071 0,3113
86 MLBI 190.436 607.261 0,3136
87 MLBI 339.888 1.078.378 0,3152
88 EKAD 18.517.921.240 58.721.777.723 0,3154
89 SRSN 10.316.305 32.666.954 0,3158
90 STTP 53.340.816.264 167.765.041.979 0,3179
91 SMCB 595.674 1.872.712 0,3181
92 NIPS 14.527.833 45.584.169 0,3187
93 DPNS 5.535.631.876 17.183.018.745 0,3222
94 INAI 10.666.615.437 32.752.754.293 0,3257
95 CPIN 691.856 2.106.892 0,3284
96 DVLA 58.371.103 175.756.777 0,3321
Bersambung pada halaman selanjutnya

91
Lampiran 2 (Lanjutan)

No Kode Pembayaran Pajak Laba Sebelum Pajak Tax Avoidance


97 PRAS 5.250.325.657 15.808.090.138 0,3321
98 ULTJ 125.695.n094.342 375.356.927.774 0,3349
99 CEKA 19.720.921.926 57.072.544.226 0,3455
100 KAEF 99.023.130.401 284.125.432.299 0,3485
101 MERK 71.967.228 205.058.431 0,3510
102 NIPS 23.676.679 67.389.703 0,3513
103 SKLT 5.857.452.848 16.597.785.538 0,3529
104 ERTX 1.352.050 3.806.431 0,3552
105 INDF 2.245.880 6.309.756 0,3559
106 SCCO 52.037.363.435 145.158.812.593 0,3585
107 SKLT 4.204.389.617 11.663.883.341 0,3605
108 SMCB 483.644 1.336.548 0,3619
109 JPFA 328.117 895.947 0,3662
110 IGAR 21.663.875.375 58.881.731.387 0,3679
111 MBTO 8.513.102.515 23.006.208.262 0,3700
112 KICI 2.410.107.014 6.328.129.933 0,3809
113 INDF 2.398.644 6.229.297 0,3851
114 ULTJ 170.436.720.813 436.720.187.873 0,3903
115 TRST 28.704.607.737 72.553.777.173 0,3956
116 MERK 58.490.461 145.914.877 0,4009
117 IGAR 19.777.728.355 48.442.303.122 0,4083
118 LMSH 4.769.701.563 11.006.796.283 0,4333
119 PYFA 1.855.509.852 4.206.712.519 0,4411
120 DVLA 49.087.301 105.866.443 0,4637
121 KBLI 44.409.283.473 94.274.570.209 0,4711
122 SMCB 482.679 1.007.397 0,4791
123 CEKA 46.069.177.879 83.714.325.804 0,5503
124 TSPC 457.674.133.782 829.935.403.086 0,5515
125 TRST 38.887.839.612 63.101.740.322 0,6163
126 KBLI 64.875.172.397 105.179.474.227 0,6168
127 SKBM 10.217.624.906 16.561.534.229 0,6169

92
93
Lampiran 3
Perhitungan Variabel Dependen

No Kode KA RSK CSR


1 BRNA 0 1 0,321
2 DPNS 0 1 0,333
3 BRNA 1 1 0,321
4 KICI 0 0 0,115
5 ADES 0 1 0,256
6 APLI 1 1 0,115
7 SKBM 0 0 0,192
8 LMSH 0 0 0,218
9 ERTX 0 0 0,244
10 ULTJ 0 0 0,218
11 KAEF 0 1 0,436
12 INAI 0 0 0,077
13 AUTO 1 0 0,500
14 KICI 0 0 0,115
15 STTP 0 0 0,115
16 SCCO 0 0 0,167
17 ROTI 1 0 0,269
18 LION 0 0 0,192
19 AUTO 1 0 0,526
20 LMSH 0 0 0,218
21 BTON 0 1 0,141
22 INTP 1 1 0,859
23 PYFA 0 1 0,436
24 EKAD 0 0 0,154
25 ROTI 1 0 0,192
26 IGAR 0 0 0,359
27 STTP 0 0 0,115
28 MLBI 1 0 0,218
29 INTP 1 1 0,859
30 BTON 0 1 0,154
31 CPIN 1 0 0,141
32 CPIN 1 0 0,167
Bersambung pada halaman selanjutnya

94
Lampiran 3 (Lanjutan)

No Kode KA RSK CSR


33 UNIT 0 0 0,141
34 KLBF 1 1 0,731
35 GGRM 1 0 0,205
36 AMFG 1 1 0,590
37 UNVR 1 1 0,692
38 KLBF 1 1 0,731
39 PRAS 0 0 0,077
40 KDSI 0 0 0,167
41 UNVR 1 1 0,692
42 SCCO 0 0 0,205
43 AMFG 1 1 0,590
44 MBTO 0 0 0,372
45 INTP 1 1 0,859
46 HMSP 1 1 0,359
47 UNVR 1 1 0,692
48 KLBF 1 1 0,731
49 LION 0 0 0,192
50 SQBB 1 0 0,046
51 GGRM 1 0 0,205
52 UNIT 0 0 0,167
53 AUTO 0 0 0,526
54 HMSP 1 1 0,359
55 DLTA 1 1 0,205
56 KBLI 1 0 0,269
57 EKAD 0 0 0,154
58 DPNS 0 1 0,282
59 ROTI 1 0 0,269
60 JPFA 0 0 0,423
61 DLTA 1 1 0,205
62 SQBB 1 0 0,064
63 NIPS 0 0 0,231
64 KAEF 0 1 0,410
65 KDSI 0 0 0,167
Bersambung pada halaman selanjutnya

95
Lampiran 3 (Lanjutan)

No Kode KA RSK CSR


66 AMFG 1 1 0,590
67 TCID 1 0 0,410
68 CEKA 1 0 0,103
69 INDF 1 1 0,667
70 SRSN 0 1 0,410
71 SQBB 1 0 0,064
72 SKLT 0 0 0,179
73 GGRM 1 0 0,205
74 DLTA 1 1 0,244
75 TCID 1 0 0,423
76 TCID 1 0 0,410
77 DVLA 1 1 0,397
78 KDSI 0 0 0,167
79 MERK 1 0 0,372
80 HMSP 1 1 0,397
81 LION 0 0 0,192
82 PYFA 0 1 0,397
83 BRNA 0 1 0,321
84 SKBM 0 0 0,192
85 TRST 1 0 0,192
86 MLBI 1 0 0,205
87 MLBI 1 0 0,231
88 EKAD 0 0 0,154
89 SRSN 0 1 0,410
90 STTP 0 0 0,115
91 SMCB 1 0 0,436
92 NIPS 0 0 0,321
93 DPNS 0 1 0,346
94 INAI 0 0 0,090
95 CPIN 1 0 0,167
96 DVLA 1 1 0,397
97 PRAS 0 0 0,077
98 ULTJ 0 0 0,295
Bersambung pada halaman selanjutnya

96
Lampiran 3 (Lanjutan)

No Kode KA RSK CSR


99 CEKA 1 0 0,103
100 KAEF 0 1 0,410
101 MERK 1 0 0,423
102 NIPS 0 0 0,333
103 SKLT 0 0 0,192
104 ERTX 0 0 0,167
105 INDF 1 1 0,667
106 SCCO 0 0 0,205
107 SKLT 0 0 0,179
108 SMCB 1 0 0,462
109 JPFA 0 0 0,462
110 IGAR 0 0 0,154
111 MBTO 0 0 0,385
112 KICI 0 0 0,115
113 INDF 1 1 0,667
114 ULTJ 0 0 0,295
115 TRST 1 0 0,192
116 MERK 1 0 0,372
117 IGAR 0 0 0,346
118 LMSH 0 0 0,231
119 PYFA 0 1 0,436
120 DVLA 1 1 0,397
121 KBLI 1 0 0,333
122 SMCB 1 0 0,462
123 CEKA 1 0 0,103
124 TSPC 0 0 0,205
125 TRST 1 0 0,205
126 KBLI 1 0 0,359
127 SKBM 0 0 0,192

97
Daftar Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibility)

No. Kode Indikator


I. Lingkungan
Pengendalian polusi kegiatan operasi, pengeluaran riset dan
1 E1
pengembangan untuk pengurangan polusi.
Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak
2 E2 mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan
peraturan polusi.
Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah/akan
3 E3
dikurangi.
Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat
4 E4
pengolahan sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi.
Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi,
5 E5
minyak, air dan kertas.
6 E6 Penggunaan material daur ulang.
Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang
7 E7
dibuat perusahaan.
8 E8 Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan.
Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah
9 E9
lingkungan.
10 E10 Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah.
11 E11 Pengolahan limbah.
Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak
12 E12
lingkungan perusahaan.
13 E13 Perlindungan lingkungan hidup.
II. Energi
1 EN1 Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi.
2 EN2 Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi.
Mengungkapkan penghematan energi sebagai hasil produk daur
3 EN3
ulang.
4 EN4 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi.
5 EN5 Pengungkapan peningkatan efisiensi energi dari produk.
6 EN6 Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk.
7 EN7 Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya

98
(Lanjutan)

No. Kode Indikator


III. Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja
1 HR1 Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja.
Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau
2 HR2
mental.
3 HR3 Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja.
4 HR4 Mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja.
5 HR5 Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja.
6 HR6 Menetapkan suatu komite keselamatan kerja.
7 HR7 Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja.
8 HR8 Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.
IV. Lain-lain tentang Tenaga kerja
1 LA1 Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat.
Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat
2 LA2
dalam tingkat managerial.
Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat
3 LA3
dalam pekerjaan.
4 LA4 Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat.
5 LA5 Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja.
Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang
6 LA6
pendidikan.
7 LA7 Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja.
Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang
8 LA8 dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat
kesalahan.
9 LA9 Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan.

10 LA10 Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi.

11 LA11 Mengungkapkan persentase gaji untuk pensiun.

12 LA12 Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam perusahaan.


Bersambung pada halaman selanjutnya

99
(Lanjutan)

No. Kode Indikator


13 LA13 Mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan.
14 LA14 Mengungkapkan tingkatan managerial yang ada.
15 LA15 Mengungkapkan disposisi staff - dimana staff ditempatkan.
Mengungkapkan jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia
16 LA16
mereka.
Mengungkapkan statistik tenaga kerja, mis. penjualan per tenaga
17 LA17
kerja.
18 LA18 Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut.
19 LA19 Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja.
20 LA20 Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain.
Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan tenaga
21 LA21
kerja dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja.
Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan
22 LA22
masa depan perusahaan.
23 LA23 Membuat laporan tenaga kerja yang terpisah.
24 LA24 Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh.
25 LA25 Melaporkan gangguan dan aksi tenaga kerja.
Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga kerja
26 LA26
dinegosiasikan.
27 LA27 Peningkatan kondisi kerja secara umum.
Informasi re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga
28 LA28
kerja.
29 LA29 Informasi dan statistik perputaran tenaga kerja.
V. Produk
Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaan,
1 P1
termasuk pengemasannya.
2 P2 Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk.
Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk
3 P3
memperbaiki produk.
4 P4 Pengungkapan bahwa produk memenuhi standard keselamatan
5 P5 Membuat produk lebih aman untuk konsumen.
6 P6 Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan.
Pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan
7 P7
dan penyiapan produk.
Bersambung pada halaman selanjutnya

100
(Lanjutan)

No. Kode Indikator


8 P8 Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan.
Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam
9 P9
penerimaan penghargaan.
Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah
10 P10
meningkat
VI. Keterlibatan Masyarakat
Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas
1 SO1
masyarakat, pendidikan dan seni.
Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari
2 SO2
mahasiswa/pelajar.
3 SO3 Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat.
4 SO4 Membantu riset medis.
Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau
5 SO5
pameran seni.
6 SO6 Membiayai program beasiswa.
7 SO7 Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat.
8 SO8 Mensponsori kampanye nasional.
9 SO9 Mendukung pengembangan industri lokal.
VII. Umum
Pengungkapan tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan
1 G1
dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.
Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan
2 G2
selain yang disebutkan di atas.

101
Kode BRNA DPNS BRNA KICI ADES APLI SKBM LMSH ERTX ULTJ KAEF INAI AUTO KICI STTP SCCO ROTI LION AUTO LMSH BTON INTP PYFA
CSR
E1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1
E2 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
E3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1
E4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1
E5 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
E6 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
E7 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
E8 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1
E9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E11 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
E12 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
E13 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
EN1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
EN2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
EN3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
EN4 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
EN5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
EN6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
EN7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
HR1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
HR2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1
HR3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
HR4 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
HR5 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
HR6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
HR7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
HR8 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1
LA1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
LA2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA4 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA5 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
LA6 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1

Bersambung pada halaman selanjutnya

102
(Lanjutan)

Kode BRNA DPNS BRNA KICI ADES APLI SKBM LMSH ERTX ULTJ KAEF INAI AUTO KICI STTP SCCO ROTI LION AUTO LMSH BTON INTP PYFA
CSR
LA7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA10 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
LA11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
LA14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
LA15 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0
LA16 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1
LA17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA18 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA21 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
LA22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
LA23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
LA24 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 P 0 0 0 0 0 0
LA26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA27 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
LA28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
LA29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
P1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
P2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
P3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
P4 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
P5 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
P6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
P7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
P8 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1

Bersambung pada halaman selanjutnya

103
(Lanjutan)

Kode BRNA DPNS BRNA KICI ADES APLI SKBM LMSH ERTX ULTJ KAEF INAI AUTO KICI STTP SCCO ROTI LION AUTO LMSH BTON INTP PYFA
CSR
P9 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
P10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1
SO1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
SO2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
SO3 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
SO4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
SO5 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
SO6 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
SO7 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1
SO8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO9 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
G1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
G2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
Indeks 0,321 0,333 0,321 0,115 0,256 0,115 0,192 0,218 0,244 0,218 0,436 0,077 0,500 0,115 0,115 0,167 0,269 0,192 0,526 0,218 0,141 0,859 0,436
CSR

104
Kode EKAD ROTI IGAR STTP MLBI INTP BTON CPIN CPIN UNIT KLBF GGRM AMFG UNVR KLBF PRAS KDSI UNVR SCCO AMFG MBTO INTP HMSP
CSR
E1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
E2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0
E3 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
E4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
E5 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
E6 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
E7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
E8 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
E9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
E10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E11 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
E12 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
E13 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
EN1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
EN2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
EN3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
EN4 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
EN5 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
EN6 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
EN7 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
HR1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
HR2 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1
HR3 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
HR4 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
HR5 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
HR6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
HR7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
HR8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
LA1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
LA2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
LA3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0
LA4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0
LA5 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
LA6 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

Bersambung pada halaman selanjutnya

105
(Lanjutan)

Kode EKAD ROTI IGAR STTP MLBI INTP BTON CPIN CPIN UNIT KLBF GGRM AMFG UNVR KLBF PRAS KDSI UNVR SCCO AMFG MBTO INTP HMSP
CSR
LA7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0
LA8 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0
LA11 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA12 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
LA13 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
LA14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
LA15 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0
LA16 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0
LA17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA21 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
LA22 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
LA23 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
LA24 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
LA25 0 P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA26 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
LA27 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
LA28 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LA29 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
P1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0
P2 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0
P3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1
P4 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
P5 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
P6 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1
P7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
P8 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
P9 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
P10 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1

Bersambung pada halaman selanjutnya

106
(Lanjutan)

Kode EKAD ROTI IGAR STTP MLBI INTP BTON CPIN CPIN UNIT KLBF GGRM AMFG UNVR KLBF PRAS KDSI UNVR SCCO AMFG MBTO INTP HMSP
CSR
SO1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

SO2 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0

SO3 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

SO4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0

SO5 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

SO6 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1

SO7 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1

SO8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SO9 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1

G1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

G2 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

Indek
0,154 0,192 0,359 0,115 0,218 0,859 0,154 0,141 0,167 0,141 0,731 0,205 0,590 0,692 0,731 0,077 0,167 0,692 0,205 0,590 0,372 0,859 0,359
s CSR

107
Kode UNVR KLBF LION SQBB GGRM UNIT AUTO HMSP DLTA KBLI EKAD DPNS ROTI JPFA DLTA SQBB NIPS KAEF KDSI AMFG TCID CEKA INDF
CSR
E1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1
E2 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
E3 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1

E4 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1

E5 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1

E6 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1

E7 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
E8 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1

E9 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E11 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1
E12 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1

E13 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1

EN1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

EN2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
EN3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
EN4 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
EN5 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

EN6 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
EN7 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
HR1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1

HR2 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1
HR3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HR4 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
HR5 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1
HR6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
HR7 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HR8 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
LA1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0
LA2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
LA3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
LA4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
LA5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

Bersambung pada halaman selanjutnya

108
(Lanjutan)

Kode UNVR KLBF LION SQBB GGRM UNIT AUTO HMSP DLTA KBLI EKAD DPNS ROTI JPFA DLTA SQBB NIPS KAEF KDSI AMFG TCID CEKA INDF
CSR
LA6 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1
LA7 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
LA8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA10 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
LA11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
LA13 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1
LA14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
LA15 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
LA16 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
LA17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA21 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1
LA22 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
LA23 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
LA24 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
LA25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA26 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA27 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1

LA28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
LA29 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
P1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

P2 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1

P3 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

P4 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1

P5 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
P6 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

Bersambung pada halaman selanjutnya

109
(Lanjutan)

Kode UNVR KLBF LION SQBB GGRM UNIT AUTO HMSP DLTA KBLI EKAD DPNS ROTI JPFA DLTA SQBB NIPS KAEF KDSI AMFG TCID CEKA INDF
CSR
P7 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1

P8 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1

P9 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1

P10 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1

SO1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1

SO2 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1

SO3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1

SO4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SO5 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1

SO6 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1

SO7 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1

SO8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO9 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1
G1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1
G2 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1

Indeks
0,692 0,731 0,064 0,192 0,205 0,167 0,526 0,359 0,205 0,269 0,154 0,282 0,269 0,423 0,205 0,064 0,231 0,410 0,590 0,167 0,410 0,103 0,410
CSR

110
Kode
SRSN SQBB SKLT GGRM DLTA TCID TCID DVLA KDSI MERK HMSP LION PYFA BRNA SKBM TRST MLBI MLBI EKAD SRSN STTP SMCB NIPS
CSR

E1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1

E2 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1
E3 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1
E4 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0

E5 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0

E6 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
E7 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
E8 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
E9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E11 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
E12 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1
E13 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1
EN1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0

EN2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0

EN3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0

EN4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0

EN5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0

EN6 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0

EN7 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0

HR1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1

HR2 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1
HR3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
HR4 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1
HR5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
HR6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HR7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HR8 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
LA1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1
LA2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
LA3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA4 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA5 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1

Bersambung pada halaman selanjutnya

111
(Lanjutan)

Kode
SRSN SQBB SKLT GGRM DLTA TCID TCID DVLA KDSI MERK HMSP LION PYFA BRNA SKBM TRST MLBI MLBI EKAD SRSN STTP SMCB NIPS
CSR

LA6 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

LA7 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA10 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0

LA11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA13 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1

LA14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

LA15 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0

LA16 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

LA17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA21 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1

LA22 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA23 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

LA24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

LA25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA27 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

LA28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA29 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
P1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
P2 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bersambung pada halaman selanjutnya

112
(Lanjutan)

Kode
SRSN SQBB SKLT GGRM DLTA TCID TCID DVLA KDSI MERK HMSP LION PYFA BRNA SKBM TRST MLBI MLBI EKAD SRSN STTP SMCB NIPS
CSR

P4 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0

P5 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0

P6 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

P7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

P8 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0

P9 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0

P10 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0

SO1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

SO2 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0

SO3 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1

SO4 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SO5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

SO6 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1

SO7 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0

SO8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SO9 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0

G1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1

G2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1

Indeks
0,410 0,064 0,179 0,205 0,244 0,423 0,410 0,397 0,167 0,372 0,397 0,192 0,397 0,321 0,192 0,192 0,205 0,231 0,154 0,410 0,115 0,436 0,321
CSR

113
Kode
DPNS INAI CPIN DVLA PRAS ULTJ CEKA KAEF MERK NIPS SKLT ERTX INDF SCCO SKLT SMCB JPFA IGAR MBTO KICI INDF ULTJ TRST
CSR

E1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
E2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0
E3 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
E4 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0
E5 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0
E6 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
E7 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
E8 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
E9 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
E10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E11 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0
E12 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
E13 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0

EN1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

EN2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

EN3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

EN4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0

EN5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

EN6 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

EN7 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

HR1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1

HR2 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1

HR3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

HR4 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1

HR5 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0

HR6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

HR7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

HR8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1

LA1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0

LA2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0

LA3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

Bersambung pada halaman selanjutnya

114
(Lanjutan)

Kode
DPNS INAI CPIN DVLA PRAS ULTJ CEKA KAEF MERK NIPS SKLT ERTX INDF SCCO SKLT SMCB JPFA IGAR MBTO KICI INDF ULTJ TRST
CSR

LA5 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
LA6 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0
LA7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0
LA8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA10 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
LA11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA13 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
LA14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
LA15 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0
LA16 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0
LA17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA21 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
LA22 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
LA23 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0
LA24 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
LA25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA27 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
LA28 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA29 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
P1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0
P2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
P3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
P4 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1

P5 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1
P6 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0

Bersambung pada halaman selanjutnya

115
(Lanjutan)

Kode
DPNS INAI CPIN DVLA PRAS ULTJ CEKA KAEF MERK NIPS SKLT ERTX INDF SCCO SKLT SMCB JPFA IGAR MBTO KICI INDF ULTJ TRST
CSR

P7 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0
P8 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0
P9 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1

P10 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1

SO1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1

SO2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1

SO3 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

SO4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SO5 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0

SO6 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0

SO7 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1

SO8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SO9 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0

G1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0

G2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0

Indeks
0,346 0,090 0,167 0,397 0,077 0,295 0,103 0,410 0,423 0,333 0,192 0,167 0,667 0,205 0,179 0,462 0,462 0,154 0,385 0,115 0,667 0,295 0,192
CSR

116
Kode
MERK IGAR LMSH PYFA DVLA KBLI SMCB CEKA TSPC TRST KBLI SKBM
CSR

E1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1
E2 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0
E3 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
E4 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
E5 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1
E6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E7 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
E8 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0
E9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E11 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1
E12 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1

E13 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0

EN1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0

EN2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN4 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
EN5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN6 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
EN7 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
HR1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
HR2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0

HR3 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
HR4 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
HR5 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
HR6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

HR7 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

HR8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

LA1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Bersambung pada halaman selanjutnya

117
(Lanjutan)

Kode
MERK IGAR LMSH PYFA DVLA KBLI SMCB CEKA TSPC TRST KBLI SKBM
CSR

LA6 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0
LA7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA10 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1

LA11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

LA14 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

LA15 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
LA16 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0

LA17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA21 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1
LA22 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
LA23 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
LA24 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0

LA25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LA27 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0

LA28 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
LA29 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
P1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
P2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
P3 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Bersambung pada halaman selanjutnya

118
(Lanjutan)

Kode
MERK IGAR LMSH PYFA DVLA KBLI SMCB CEKA TSPC TRST KBLI SKBM
CSR

P4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
P5 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
P6 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
P7 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
P8 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
P9 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0
P10 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
SO1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
SO2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
SO3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
SO4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
SO5 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
SO6 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
SO7 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0
SO8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO9 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
G1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
G2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
Indeks
0,372 0,346 0,231 0,436 0,397 0,333 0,462 0,103 0,205 0,205 0,359 0,192
CSR

119
120
A. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistiks

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TA 127 ,05 ,62 ,2815 ,10455


KA 127 ,00 1,00 ,4803 ,50159
RSK 127 ,00 1,00 ,3307 ,47233
CSR 127 ,06 ,86 ,3102 ,18759
Valid N
127
(listwise)

B. Hasil Uji Asumsi Klasik


1. Hasil Uji Multikolonieritas

a
Coefficients

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 KA ,861 1,162

RSK ,662 1,510

CSR ,593 1,686

a. Dependent Variable: TA

2. Hasil Uji Autokorelasi

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
a
1 ,268 ,072 ,049 ,10195 1,954

a. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK


b. Dependent Variable: TA

121
3. Hasil Uji Heterokedastisitas

Hasil Uji Glejser


a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) ,086 ,012 7,236 ,000

KA -,009 ,013 -,066 -,688 ,493

RSK -,009 ,015 -,065 -,590 ,556

CSR -,010 ,041 -,028 -,237 ,813

a. Dependent Variable: absTA

4. Uji Normalitas

122
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize
d Residual

N 127
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation ,10073171
Most Extreme Differences Absolute ,070
Positive ,070
Negative -,061
Test Statistik ,070
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
C. Uji Hipotesis

1. Hasil Uji Koefisien Determinasi


b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,268 ,072 ,049 ,10195

a. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK


b. Dependent Variable: TA
2. Uji Signifikansi Simultan

a
ANOVA

Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
b
1 Regression ,099 3 ,033 3,167 ,027

Residual 1,279 123 ,010

Total 1,377 126

a. Dependent Variable: TA
b. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK

123
3. Hasil Uji Statistik t
a
Coefficients

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) ,271 ,018 14,981 ,000

KA ,023 ,020 ,110 1,171 ,244

RSK -,067 ,024 -,301 -2,816 ,006

CSR ,070 ,063 ,126 1,118 ,266

a. Dependent Variable: TA

124

Anda mungkin juga menyukai