Anda di halaman 1dari 131

PENGARUH FEE AUDIT, AUDIT TENURE, ROTASI AUDIT

DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP


KUALITAS AUDIT

(Studi pada Sektor Keuangan yang Terdaftar di BEI Periode

2012-2014)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Rifki Ramdani

NIM: 1110082000154

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap : Rifki Ramdani

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Maret 1992

3. Alamat : Jl. Mangga I, No. 163 Komp. PU RT. 006/

RW. 004 Kelurahan Rengas, Kecamatan

Ciputat Timur

4. Telepon : 082231381433

5. Email : rifki92@hotmail.com

II. PENDIDIKAN

1. SD Islam Al-Azhar 4 Jakarta Tahun 1998-2004

2. SMP Islam Al-Azhar 1 Jakarta Tahun 2004-2007

3. SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta Tahun 2007-2010

4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2010-2016

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Bimbingan Belajar Bintang Pelajar, 2008-2009

2. Kursus Bahasa Inggris ILP, 2005-2006

3. Bimbingan Belajar BTA, 2009-2010

4. Brevet A dan B Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), 2014

vi
IV. DATA KELUARGA

1. Ayah : Drs. H. Hasnil., MM., CPA., CA

2. Tempat Tanggal Lahir : Batusangkar, 24 Februari 1954

3. Pekerjaan Ayah : Karyawan Swasta

4. Ibu : Dr. Hj. Riyanti

5. Tempat Tanggal Lahir : Tanjung Karang, 09 September 1957

6. Pekerjaan Ibu : Karyawan Swasta

6. Alamat : Jl. Mangga I No. 163 Komp. PU RT. 006/

RW. 004 Kelurahan Rengas, Kecamatan Ciputat Timur

7. Telepon : 082231381433

8. Anak Ke dari : 1 dari 2 bersaudara

vii
ABSTRACT

The objective of this research was to examine the influence of the fee audit,
audit tenure, audit rotation, size of company and audit quality on financial sector
enterprise. Fee audit, audit tenure, audit rotation and size of company as the
independent variable. Audit Quality as the dependent variable. This study uses the
basic theory is the agency theory.
This study used secondary data obtained from the Indonesia Stock Exchange
(IDX) during the period 2012-2014. The sampling process was done by using
purposive sampling method and this study used 141 observations. The analyzing
method to examine hypothesis was logistic regression analysis. The results shows
that the size of company influence the audit quality. But for the fee audit, audit
tenure, audit rotation no influence the audit quality.

Keywords: Agency theory, fee audit, audit tenure, audit rotation and size of
company.

viii
ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh fee audit, audit
tenure, rotasi audit, ukuran perusahaan klien dan kualitas audit pada perusahaan
sektor keuangan. Fee audit, audit tenure, rotasi audit dan ukuran perusahaan klien
sebagai variabel independen. Kualitas audit sebagai variabel dependen. Penelitian
ini menggunakan teori dasar yaitu teori keagenan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014. Proses pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling dan penelitian ini
menggunakan 141 observasi. Metode analisis untuk menguji hipotesis adalah
analisis regresi logistik. Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan klien
berpengaruh terhadap kualitas audit. Tapi, untuk fee audit, audit tenure, rotasi
audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
.
Keywords: Teori keagenan, fee audit, audit tenure, rotasi audit dan ukuran
perusahaan klien.

ix
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat, nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Fee Audit,

Audit Tenure, Rotasi Audit dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap

Kualitas Audit” (Studi pada Sektor Keuangan yang Terdaftar di BEI

Periode 2012-2014)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat

guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang

telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur

Alhamdulillah penulis ucapkan atas kekuatan Allah SWT yang telah

menganugerahkannya. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Drs. H. Hasnil., MM., CPA., CA dan Dr. Hj.

Riyanti yang telah banyak berjasa dalam kehidupan penulis dan selalu

membimbing penulis dalam kehidupan ini, untuk ke arah mana yang harus

tercapai nantinya. Tanpa mereka penulis merasa bukan apa – apa. Penulis

sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan orang tua

seperti beliau. Perkataan dari papa dari penulis yang selalu terniang “Nak,

x
harta itu hanya sebentar saja lalu habis, tetapi dengan menggunakan ilmu

kamu akan bisa mencari, mengumpulkan, dan mendapatkan harta yang tak

terbatas”, dan perkataan mama dari penulis “Kamu harus bisa melihat

peluang jangan hanya melihat dari satu sudut saja masih banyak sudut yang

lainnya.” Dari perkataan serta didikan beliau penulis belajar dan mengetahui

bahwa dalam hidup ini kita harus berusaha keras dalam menuntut ilmu

setinggi-tingginya dan harus bisa melihat peluang yang orang lain belum

tentu bisa melihatnya. Terimakasih yang tak tergantikan atas segala hal yang

telah diberikan dan diajarkan kepada penulis. Pengorbanan, waktu, dan

keringat beliau akan selalu membuat penulis ingat agar selalu berusaha dan

kerja keras dalam menjalani kehidupan ini.

2. Istri tercinta Asmi Putrianti., SE yang selalu jadi penyemangat dan

penyelamat di hari-hari penulis, dia datang dan membantu penulis dalam

banyak hal. Dukungannya, tawa candanya, dan tangisannya yang selalu

membuat penulis untuk bangkit dari kemalasan serta membimbing penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini, yang kelak akan menjadi dasar bagi

kehidupan penulis agar bisa lebih maju lagi dalam perjalanan dikehidupan

ini. Dan dapat membahagiakan keluarga kelak. Dia membuat penulis percaya

masih ada orang yang mengharapkannya dikehidupan ini agar lebih maju.

Terimakasih yang mendalam dari lubuk hati penulis kepada istri tercinta.

3. Adikku Vina Fitria Hasri yang selalu menjadi acuan untuk berpacu dalam

menyelesaikan skripsi lebih cepat agar penulis tidak didahului olehnya.

xi
Semoga kita dapat menjadi anak yang membanggakan dan membahagiakan

kedua orang tua kelak.

4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Yessi Fitri., SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan

dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan

konsultasi yang telah diberikan selama ini.

8. Bapak Yusar Segara, SE., Ak, M.Si., CA., CMA., CPMA selaku Dosen

Pembimbing Skripsi II yang telah menyediakan waktunya yang sangat

berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih

atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini guna

penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang

bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

xii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i

Lampiran Pengesahan Skripsi .................................................................................. ii

Lampiran Pengesahan Ujian Komprehensif .......................................................... iii

Lampiran Pengesahan Ujian Skripsi ...................................................................... iv

Lampiran Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ....................................................... v

Daftar Riwayat Hidup .............................................................................................. vi

Abstract .....................................................................................................................viii

Abstrak ....................................................................................................................... ix

Kata Pengantar .......................................................................................................... x

Daftar Isi .................................................................................................................. xiv

Daftar Tabel ..........................................................................................................xviii

Daftar Gambar ........................................................................................................ xix

Daftar Lampiran ....................................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 11

1. Tujuan Penelitian ................................................................... 11

2. Manfaat Penelitian ................................................................. 12

xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 14

A. Tinjauan Literatur ........................................................................ 14

1. Teori Keagenan (Agency Theory) .......................................... 14

2. Kualitas Audit ....................................................................... 16

3. Fee Audit ................................................................................ 19

4. Audit Tenure ........................................................................... 20

5. Rotasi Audit ........................................................................... 22

6. Ukuran Perusahaan Klien ...................................................... 23

B. Penelitian Terdahulu .................................................................... 25

C. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 37

D. Hipotesis ....................................................................................... 38

1. Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit ......................... 38

2. Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit ................... 39

3. Pengaruh Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit .................... 40

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien terhadap

Kualitas Audit ........................................................................ 42

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 44

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 44

B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 44

C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 45

D. Metode Analisis Data ................................................................... 45

xv
1. Definisi Regresi Logistik ...................................................... 46

2. Tahapan Regresi Logistik ..................................................... 46

a. Statistik Deskriptif ........................................................... 46

b. Menilai Keseluruhan Model ............................................ 47

c. Koefisien Determinasi ..................................................... 47

d. Menguji Kelayakan Model Regresi ................................ 48

e. Matriks Klasifikasi ........................................................... 49

f. Model Regresi Logistik yang Terbentuk ......................... 49

g. Pengujian Hipotesis ......................................................... 50

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 50

1. Fee Audit (X1) ....................................................................... 51

2. Audit Tenure (X2) ................................................................... 51

3. Rotasi Audit (X3) ................................................................... 52

4. Ukuran Perusahaan Klien (X4) ............................................... 52

5. Kualitas Audit (Y)......................................................................... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 57

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................. 57

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ............................................... 59

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................. 59

2. Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 61

a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model ....................... 61

xvi
b. Hasil Uji Keoefisien Determinasi .................................... 62

c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ................................... 62

d. Hasil Matriks Klasifikasi .................................................. 63

e. Hasil Uji Regresi Logistik ................................................ 64

C. Pembahasan .................................................................................. 66

1) Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit ......................... 66

2) Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit ................... 67

3) Pengaruh Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit .................... 70

4) Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien terhadap

Kualitas Audit ........................................................................ 72

BAB V PENUTUP............................................................................................ 75

A. Kesimpulan .................................................................................. 75

B. Saran ............................................................................................ 76
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 77

Lampiran-Lampiran................................................................................................. 81

xvii
DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................... 26

3.1 Operasional Variabel Penelitian .................................................. 56

4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria .................................... 58

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................ 60

4.3 Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model ................................... 61

4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 62

4.5 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ............................................ 63

4.6 Hasil Uji Matriks Klasifikasi ....................................................... 63

4.7 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ........................................... 64

xviii
DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.2 Skema Kerangka Pemikiran ......................................................... 37

xix
DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Data Perusahaan Sampel .............................................................. 82

2. Kategori KAP ............................................................................... 85

3. Lampiran Input Data .................................................................... 86

4. Hasil Output SPSS ....................................................................... 102

xx
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam perkembangan saat ini di Indonesia terjadi persaingan yang sangat

ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya, khususnya

persaingan bisnis pelayanan jasa akuntan publik. Semakin banyak perusahaan

yang ingin melakukan go public karena perkembangan yang semakin pesat,

maka audit atas laporan keuangan juga semakin meningkat. Laporan keuangan

menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan dan juga menyediakan

informasi yang dibutuhkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik

internal dan eksternal agar memperoleh suatu kewajaran dan kehandalan suatu

laporan keuangan, sangat dibutuhkan profesi untuk mengetahui keadaan

perusahaan dan informasi dari seorang akuntan publik yang memiliki kualitas

baik dan integritas tinggi, agar mampu menjembatani benturan kepentingan

antara pihak prinsipal (pemegang saham) dengan pihak agen (manajemen)

sebagai pengelola perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011).

Menurut Putra (2013), untuk dapat bertahan ditengah persaingan yang

ketat, khususnya dibidang bisnis pelayanan jasa akuntan publik harus dapat

menghimpun klien sebanyak mungkin dan mendapatkan kepercayaan dari

masyarakat luas, oleh karena itu menuntut para auditor tetap memiliki kualitas

audit yang baik.

1
Kepercayaan dari pihak-pihak yang berkepentingan sangatlah penting bagi

perusahaan go public. Namun kini, segelintir masyarakat telah kehilangan

kepercayaannya terhadap auditor. Kondisi ini disebabkan oleh merebaknya

skandal akuntansi yang terjadi antara akuntan publik dan kliennya .

Dalam hal ini, Wallman (1996) dan Francis (2004) berpendapat bahwa

penilaian independensi auditor perlu lebih fokus pada tingkat kantor individu

daripada seluruh tingkat perusahaan karena sebagian besar keputusan

pemeriksaan dengan klien tertentu yang dibuat dalam setiap kantor individu.

Bukti nyatanya terlihat pada runtuhnya Enron, yang telah diaudit oleh Kantor

Houston dari Arthur Andersen, adalah contoh yang baik yang menunjukan

pentingnya kantor yang mempunyai tingkat kualitas audit.

Secara umum bahwa perusahaan yang besar membutuhkan jasa audit dari

KAP Big Four atau keahlian industri menyediakan jasa audit berkualitas

tinggi daripada perusahaan kecil yang tidak menggunakan jasa audit dari KAP

Big Four.

Kualitas audit adalah totalitas jasa dimana seorang auditor dituntut untuk

melakukan proses yang sistematis dalam menjalankan tugasnya. Hal ini

berguna untuk mengevaluasi dan menemukan pelanggaran yang ada kepada

para pemakai yang berkepentingan. (Kovinna dan Betri, 2014).

Seorang auditor dapat meningkatkan sikap profesionalisme dalam

melaksanakan audit atas laporan keuangan dengan berpedoman pada standar

audit yang telah ditetapkan oleh Insitut Akuntan Publik Indonesia (IAPI),

yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Selain

2
itu, seorang auditor juga harus menerapkan dan mematuhi prinsip dasar etika

profesi, yaitu prinsip integritas, prinsip objektivitas, prinsip kerahasiaan, dan

prinsip perilaku profesional (SPAP, 2013).

Dalam menilai kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan diperlukan

sikap independen dari para auditor, karena independensi merupakan kunci

utama dari profesi audit. IFAC (The International Federation of Accontant)

secara global mendefinisikan independensi sebagai berikut: independence of

mind dan independence in appearance. Independence of mind merupakan

suatu keadaan pikiran yang memungkinkan pengungkapkan suatu kesimpulan

tanpa terkena pengaruh apapun selain penilaian profesional, sehingga

memungkinkan seorang individu bertindak berdasarkan integritas, serta

menerapkan objektivitas dan skeptisme profesional. Independence in

appearance merupakan penghindaran fakta dan kondisi yang sedemikian

signifikan sehingga pihak ketiga yang paham dan berfikir rasional dengan

memiliki pengetahuan akan semua informasi yang relevan, termasuk

pencegahan yang diterapkan akan tetap dapat menarik kesimpulan bahwa

skeptisme profesional, objektivitas, dan integritas akuntan publik telah

dikompromikan (IFAC Handbook 2012).

Untuk menjaga sikap independen sebagai auditor maka perusahaan wajib

untuk melakukan rotasi audit. Rotasi audit adalah peraturan perputaran auditor

yang harus dilakukan oleh sebuah entitas. Hal itu menyebabkan Pemerintah

Indonesia mengeluarkan suatu Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 423/KMK.06/2002 tentang “Jasa Akuntan Publik” dimana

3
telah direvisi dalam KMK Nomor 359/KMK.06/2003. Peraturan tersebut

kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan

Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Pasal 3 ayat

1 dalam peraturan tersebut menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum

atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh Kantor Akuntan

Publik paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang

Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Atas

keputusan tersebut maka perusahaan harus melakukan pergantian auditor dan

Kantor Akuntan Publik setelah terdapatnya jangka waktu yang telah

ditentukan oleh peraturan tersebut. Diharapkan dapat mempertahankan suatu

independensi auditor agar kualitas yang dicapai menjadi maksimal.

Kasus mengenai Toshiba terbukti melakukan apa yang disebut oleh

Komite Investigasi Independen sebagai ‘Pengkhianatan Kepercayaan’.

Pasalnya perusahaan berusia 140 tahun telah membohongi publik dan investor

dengan cara menggelembungkan keuntungan di laporan keuangan. Dan itu

dilakukan bukan jumlah kecil dan tidak dalam tempo setahun dua tahun.

Toshiba melakukan overstated profit 1,2 Milliar US Dollar sejak tahun fiskal

2008 dan keadaan ini direstui oleh petinggi Toshiba sendiri.

Besarnya angka, rentang waktu yang tidak sebentar, juga keterlibatan Top

Management memberi gambaran kepada kita betapa kronis dan kompleksnya

penyakit dalam tubuh Toshiba. Penyelewengan dilakukan secara berjamaah,

sistematis dan cerdas. Sekian lapis sistem kontrol dari mulai divisi akuntansi,

keuangan, internal audit, tidak berfungsi sama sekali. Bagaimana akan

4
berfungsi, bahkan oknumnya dari staff senior mereka yang sudah hafal seluk

beluk perusahaan. Seiya Shimaoka, seorang internal auditor, mencurigai

kecurangan dan berusaha melaporkan tapi malah dianggap angin lalu oleh

atasannya sendiri seperti yang dilansir jurnalis Financial Times. Sedemikian

rapi dan cerdasnya hingga tim auditor eksternal sekelas Ernst & Young (EY)

tak mampu mencium aroma busuk dari laporan keuangan Toshiba. Belum ada

dugaan kantor akuntan itu terlibat dalam skandal.

Guna mempercantik kinerja keuangannya, Toshiba melakukan berbagai

cara baik mengakui pendapatan lebih awal atau menunda pengakuan biaya

pada periode tertentu namun dengan metode yang menurut investigator tidak

sesuai prinsip akuntansi. Seperti kesalahan penggunaan percentage-of-

completion untuk pengakuan pendapatan proyek, cash-based ketika

pengakuan provisi yang seharusnya dengan metode akrual, memaksa supplier

menunda penerbitan tagihan meski pekerjaan sudah selesai, dan lain

semisalnya (Ritiana, 2015).

Kasus Enron sangat menggemparkan dunia akuntansi dan audit yang

terjadi di Amerika, kembali terulang di Asia tepatnya di India. Dalam kasus

Satyam ini terdapat beberapa kesamaan dengan kasus enron, dimana terjadi

konspirasi antara CEO Satyam dengan 2 auditor member Price Waterhouse

Coopers (PWC).

Ramalingu Raju mantan pemimpin Satyam, pada 7 Januari 2009 mengakui

perbuatannya telah memalsukan keuntungan perusahaan. Ramalingu Raju

telah membesar-besarkan laba perusahaan selama bertahun-tahun dan

5
meningkatkan neracanya hingga lebih dari US $ 1 miliar dan juga mengakui

bahwa dia memalsukan nilai pendapatan bunga diterima dimuka (accrued

interest), mencatat kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya (understated

liability) dan menggelembungkan nilai piutang (overstated debtors).

Pada 14 Januari 2009, auditor eksternal Satyam selama 8 tahun terakhir

PWC India mengumumkan bahwa laporan auditnya berpotensi tidak akurat

dan tidak reliable karena dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari

manajemen Satyam. Institusi akuntan di India ICAI, meminta PWC

memberikan jawaban resmi dalam 21 hari terkait skandal Satyam.

Ini bukan pertma kalinya PWC tersangkut masalah di India. Pada 2005,

The Reserve Bank of India melarang PWC untuk mengaudit bank selama 8

tahun karena melakukan audit yang tidak memadai atas non-performing asset

dari Global Trust Bank. PWC menghadapi inestigasi terkait kegagalannya

mengidentifikasi fraud senilai 21 juta euro di divisi air mineral grup

perusahaan Greencore.

Satyam merupakan perusahaan teknologi informasi outsourching terbesar

keempat di India. Kliennya terdiri atas Nestle, General Electric dan General

Motors. Akibat kasus ini perusahaan kemudian diambil alih oleh Tech

Mahindra dengan nilai US $ 600 juta untuk kepemilikan mayoritas.

Perusahaan kemudian berganti nama menjadi Mahindra Satyam pada

September 2009 dan melaporkan kerugian US $27,6 juta pada tahun fiscal

hingga MAret 2010 (Margareth, 2014).

6
Selain kasus tersebut, terdapat juga kasus pelanggaran profesi akuntan

publik juga pernah terjadi di Kota Palembang. Menteri Keuangan Sri Mulyani

pada tahun 2008 menetapkan sanksi pembekukan izin usaha atas akuntan

publik dan kantor akuntan publik. Salah satu yang dijatuhi sanksi tersebut

adalah Akuntan Publik Drs. Muhammad Zen selaku Pemimpin Rekan KAP

Drs. Muhammad Zen & Rekan. Sanksi pembekuan izin Akuntan Publik Drs.

Muhammad Zen disebabkan karena yang bersangkutan telah melakukan

pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) – Standar Profesional Akuntan

Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT.

Pura Binaka Mandiri tahun buku 2007 yang berpengaruh cukup signifikan

terhadap laporan auditor independen.

Setelah muncul banyak yang terjadi di Indonesia semakin banyak pula

pihak luar yang bertanya-tanya tentang kualitas audit. Skandal keuangan

tersebut melibatkan perusahaan besar dan KAP besar. Kualitas audit menjadi

harapan bagi pengguna jasa audit terutama publik atau pemegang saham yang

menaruh laporan keuangan yang bebas dari salah saji material, baik yang

disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Nyatanya dengan banyaknya

kasus keuangan mengakibatkan kualitas audit semakin diragukan (Rosnidah,

2010).

Ada beberapa bank yang melakukan kesalahan namun gagal diperiksa oleh

auditor, misalnya pelanggaran aturan batas maksimum pemberian kredit atau

yang dikenal juga dengan BMPK pada Bank Dagang Nasional Indonesia,

Bank Umum Nasional, Bank Danamon, Bank BCA. Kasus di atas merupakan

7
kasus yang terjadi dan melibatkan kualitas audit. Pelanggaran tersebut

berkaitan dengan masalah auditor yang kurang mampu memenuhi tanggung

jawab profesionalnya dalam memenuhi kualifikasi Standar Auditing yang

telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan pelanggaran tersebut

bertentangan dengan SPAP (Hastuti, 2010).

Berdasarkan kasus diatas maka dapat dikatakan, bahwa profesi auditor

dalam menjalankan penugasan audit dilapangan sering mengahadapi banyak

tekanan yang mugkin akan mempengaruhi kemampuannya dalam mengatasi

suatu permasalahan. Dan juga seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya

seharusnya tidak hanya sekedar mengikuti prosedur audit yang tertera dalam

program audit, tetapi juga harus disertai dengan sikap independen agar tidak

terjadi hubungan yang tidak sehat dan ketergantungan yang tinggi antara

auditor dengan klien maupun KAP dengan klien. Auditor juga harus bisa

menjaga hubungan yang baik kepada para klien yang diauditnya dimana

profesionalisme merupakan atribut individual yang sangat penting karena akan

mampu memberikan kontribusi yang baik bagi KAP dan memberikan

pelayanan yang optimal bagi kliennya karena auditor dibayar oleh klien untuk

memberikan kepuasan dan untuk mempertahankan bisnisnya. Seorang akuntan

publik harus bisa memperhatikan kualitas audit agar dapat mengembalikan

kepercayaan masyarakat dan harus bisa meningkatkan potensi diri dan

tanggung jawab.

Berdasarkan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik,

bahwa Kantor Akuntan Publik paling lama 6 (enam) tahun buku berturut-turut

8
dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama 3 (tiga) tahun buku berturut-

turut. Hal ini bertujuan agar menjaga hubungan yang profesionalisme agar

nantinya tidak berujung kepada kehancuran kedua pihak, karena dapat

menimbulkan kecurigaan antara kedua belah pihak akibat hubungan yang

terjalin cukup lama. Disini para klien, KAP, dan auditor harus mentaati

peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Apabila klien mendesak

kehendaknya kepada auditor maka auditor harus mengajukan pengunduran

diri karena kalau tidak maka laporan yang diaudit nantinya tidak akan

berkualitas akibat desakan kepentingan klien tersebut.

Dalam perkembangannya, kualitas audit tidak hanya dipengaruhi oleh

faktor internal, tetapi juga faktor eksternal diantaranya pengaruh dari fee audit,

penelitian ini diasumsikan bahwa auditor yang berkualitas lebih tinggi akan

mengenakan fee audit yang lebih tinggi pula, karena auditor yang berkualitas

akan mencerminkan informasi-informasi yang dimiliki oleh pemilik

perusahaan (Ian, 2013 dalam Kurniasih dan Rohman, 2014).

Selain itu faktor kedua adalah audit tenure. Menurut Kurniasih dan

Rohman (2014) bahwa kualitas audit juga dapat dilihat dari lamanya audit

tenure antara auditor dengan klien, tenure yang panjang dapat dianggap

auditor sebagai pendapatan, namun tenure yang panjang dapat menimbulkan

adanya hubungan emosional antara auditor dengan klien, sehingga dapat

menurunkan independen auditor. Faktor ketiga adalah rotasi audit. Ferbriyanti

dan Mertha (2014), menyatakan bahwa peraturan tentang kewajiban rotasi

KAP diperlukan untuk dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas

9
sehingga informasinya dapat diandalkan untuk berbagai kepentingan. Faktor

keempat dalam kualitas audit adalah ukuran perusahaan klien. Menurut

(O’Brien dan Bhushan, 1990 dalam Fernando et al., 2010), perusahaan kecil

cenderung memiliki informasi dan sistem pengawasan yang lemah, sehingga

perusahaan kecil akan menghasilkan audit yang lebih berkualitas. Di sisi lain,

semakin besar perusahaan, semakin meningkat pula agency cost yang terjadi,

sehingga perusahaan berukuran besar akan cenderung memilih jasa auditor

besar yang profesional, independen, dan bereputasi baik untuk menghasilkan

kualitas audit yang lebih baik (Watts dan Zimmeman,1986 dalam Nasser,

Wahid, Nazri, dan hudaib (2006). Ukuran perusahaan dapat membawa

dampak terhadap kualitas audit khususnya pemilihan KAP karena perusahaan

yang besar akan memilih KAP yang berkualitas untuk meningkatkan

kredibilitas perusahaannya sedangkan perusahaan kecil akan memilih KAP

yang dapat mengurangi biaya keagenanya melalui fee yang lebih murah.

Di dalam penelitian ini, penelitian memakai studi empiris pada sektor

keuangan dikarenakan sektor ini mempunyai peran penting bagi masyarakat

dan kegiatan ekonomi yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri, dan

perusahaan yang bergerak di sektor keuangan mempunyai tanggung jawab

agar tidak terjadi penyimpangan serta menjaga kestabilan pertumbuhan

ekonomi.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik dan termotivasi melakukan

penelitian untuk mengetahui pengaruh fee audit, audit tenure, rotasi audit dan

ukuran perusahaan klien terhadap kualitas audit. Berdasarkan hal tersebut,

10
maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Fee Audit,

Audit Tenure, Rotasi Audit dan Ukuran Perusahaan Klien terhadap

Kualitas Audit (Studi pada Sektor Keuangan pada Perusahaan yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2012-2014)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka peneliti

merumuskan beberapa hal mengenai permasalahan penelitian, yaitu:

1. Apakah fee audit memiliki pengaruh terhadap kualitas audit?

2. Apakah audit tenure memiliki pengaruh terhadap kualitas audit?

3. Apakah rotasi audit memiliki pengaruh terhadap kualitas audit?

4. Apakah ukuran perusahaan klien memiliki pengaruh terhadap kualitas

audit?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh bukti empiris mengenai:

a. Pengaruh fee audit terhadap kualitas audit.

b. Pengaruh audit tenure terhadap kualitas audt.

c. Pengaruh rotasi KAP terhadap kualitas audit.

d. Pengaruh ukuran perusahaan klien terhadap kualitas audit.

11
2. Manfaat Penelitian

a. Kontribusi Praktis

1) Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi informasi bagi

perusahaan mengenai fee audit, audit tenure, rotasi audit dan

ukuran perusahaan klien yang dapat meningkatkan kualias audit.

2) Bagi profesi akuntan publik, penelitian ini dapat digunakan sebagai

alat analisis audit yang dilaksanakan KAP sehingga KAP dapat

lebih meningkatkan kualitas jasa yang diberikan kepada klien.

3) Bagi akademisi, hasil dari penelitian ini dapat dikembangkan dan

dijadikan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya di

samping memberikan pandangan dan wawasan terhadap

pengembangan ilmu audit khususnya mengenai kualitas audit.

b. Kontribusi Teoritis

1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai

bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk

menambah ilmu pengetahuan.

2) Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang serta menambah

pengetahuan akuntansi khususnya.

3) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang

akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta

menambah referensi mengenai audit, terutama tentang fee audit,

audit tenure, rotasi audit dan ukuran perusahaan klien pada sektor

12
keuangan dapat bermanfaat bagi peneliti dimasa yang akan datang

dan juga dapat menambah pengetahuan peneliti tentang kualitas

audit.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan masalah agensi disebabkan

oleh adanya perbedaan kepentingan dan informasi asimetri antara

manajemen (agent) dengan shareholder (principle). Perbedaan tersebut

menimbulkan konflik kepentingan:

a) Antara shareholders dan manajer

b) Antara shareholders dan debtholders, dan

c) Antara manajer, shareholders dan debtholders.

Jensen dan Meckling (1976) juga berpendapat bahwa konflik

kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen

tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga

memicu biaya keagenan (agency cost).

Dalam hal keagenan, auditor juga memiliki kepentingan untuk

mempertahankan pendapatnya, penetapan fee audit tinggi untuk

menghasilkan kualitas audit yang tinggi pula, selain itu auditor juga

dilanda masalah ketika berkaitan dengan kepentingan keaganan auditor

(Kurniasih dan Rohman, 2014).

Gravious (2007) menyatakan bahwa masalah keagenan auditor terjadi

akibat adanya mekanisme kelembagaan antara auditor dan manajemen.

14
Manajemen menunjuk auditor untuk memberikan jasa audit untuk

kepentingan prinsipal. Di sisi lain, manajemenlah yang membayar dan

menanggung jasa audit. Masalah kelembagaan dapat menimbulkan

ketergantungan auditor pada kliennya. Ketergantungan ini

menyebabkan auditor mulai kehilangan independensinya dan berusaha

mengakomodasi keinginan manajemen dengan harapan perikatannya

dengan klien tidak terputus. Hal demikian bertentangan dengan

prinsip auditor selaku pihak ketiga yang dituntut untuk independen

dalam menjalankan audit dan dalam memberikan pendapat atas laporan

keuangan klien, oleh karena itu untuk menjaga independensi auditor

diberlakukan rotasi wajib audit.

Wibowo dan Rossieta (2009) menyatakan pihak ketiga yang

independen merupakan pihak yang dapat menjadi mediator antara

pemilik dengan agen dalam menyelesaikan permasalahan benturan

kepentingan yang terjadi diantara keduanya. Auditor dapat dilanda

masalah ketika dihadapkan dengan kepentingan-kepentingan.

Menurut Teori agensi, auditor independen berperan sebagai penengah

kedua belah pihak (agent dan principle) yang berbeda kepentingan.

Auditor independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang

timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri oleh agent (manajer)

(Nasser, et al., 2006).

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah

agensi bersumber pada auditor dengan manajemen, karena manajemen

15
yang menunjuk auditor untuk melakukan audit terhadap kepentingan

principle. Tapi manajer juga lah yang membayar fee dan menanggung jasa

audit tersebut. Hal ini dapat menyebabkan ketergantungan antara pihak

klien dengan auditor untuk membuat suatu perikatan yang lama dan

membuat hubungan auditor dengan klien semakin dekat, dan karena itulah

diperlukan sikap independensi bagi auditor dan melakukan rotasi wajib

auditor agar auditor bisa mempertahankan sikapnya.

2. Kualitas Audit

Audit merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu

perusahaan karena memberikan pengaruh besar dalam kegiatan

perusahaan. Audit merupakan proses untuk memberikan informasi yang

akurat mengenai aktivitas ekonomi suatu perusahaan. Audit

dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, profesional, dan tidak

memihak atau dapat dipengaruhi oleh pihak lain, yang disebut auditor.

Auditor mempunyai peranan yang sangat penting dalam dasar

pengambilan keputusan hasil audit (Kurnia, Khomsiyah dan Sofie, 2014)

Menurut Halim (2008) laporan keuangan yang berguna bagi

pembuatan keputusan adalah laporan keuangan yang berkualitas. Oleh

sebab itu, kualitas audit merupakan hal yang sangat penting untuk

dihasilkan oleh auditor dalam melakukan pengauditan.

Christiawan (2002) mengungkapkan bahwa kualitas audit ditentukan

oleh dua hal yaitu independensi dan kompetensi. Berdasarkan definisi

diatas, maka kesimpulannya adalah seorang auditor dalam menemukan

16
pelanggaran atau salah saji harus memiliki kompetensi serta sikap

kecermatan dan kehati-hatian profesional. Seorang auditor harus

mempunyai kemampuan pemahaman dan keahlian teknis. Sementara

itu, melaporkan pelanggaran klien merupakan sikap independensi

yang harus dimiliki oleh auditor.

Manajemen atau klien akan puas jika audit yang dilakukan oleh

akuntan publik memiliki kualitas yang baik. Terdapat 7 kualitas audit yang

berpengaruh signifikan terhadap kepuasaan klien, yaitu (1) atribut

pengalaman melakukan audit, (2) atribut memahami industri klien, (3)

atribut responsif terhadap kebutuhan klien, (4) atribut pemeriksaaan sesuai

dengan standar umum audit, (5) atribut komitmen kuat terhadap kualitas

audit, (6) atribut keterlibatan pimpinan audit terhadap pemeriksaan dan (7)

atribut melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat (Christiawan, 2002).

Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana

auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan

pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya

dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan

tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik

akuntan publik yang relevan (Arisinta, 2013).

SPAP (2013), Standar umum pertama menyebutkan bahwa audit harus

dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan

teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga

menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan

17
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya

dengan cermat dan seksama (due professional care).

Valen dan Rifa (2012) mendefinisikan kualitas audit adalah hal

terpenting dalam kehandalan dan kebenaran laporan keuangan. Semakin

tinggi kualitas audit maka akan semakin tinggi tingkat kepercayaan

terhadap laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Penelitian yang dilakukan oleh Hamid (2013), bahwa kualitas audit

yang berkualitas adalah audit yang dilaksanakan oleh orang yang

kompeten dan orang yang independen. Auditor yang kompeten adalah

auditor yang memiliki kemampuan teknologi, memahami dan

melaksanakan prosedur audit yang benar serta memahami dan

menggunakan metode penyampelan yang benar. Sebaliknya auditor yang

independen adalah auditor yang jika menemukan pelanggaran, akan secara

independen melaporkan pelanggaran tersebut. Probabilitas auditor akan

melaporkan adanya pelanggran atau independensi auditor tergantung pada

tingkat kompetensi mereka.

Menurut Himawan dan Emarila (2010) kualitas audit adalah proses

pemeriksaan sistematis sistem mutu yang dilakukan oleh auditor mutu

internal atau eksternal atau tim audit. Dari pengertian kualitas audit diatas

dapat disimpulkan bahwa seorang auditor dituntut untuk memberikan

pendapatnya tentang kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh

manajemen dalam bentuk laporan audit yang berkualitas dengan

mempertahankan berbagai atribut kualitas audit.

18
Kualitas merupakan merupakan profesionalisme kerja yang harus

benar-benar dipertahankan oleh akuntan publik profesional. Independen

sangat penting dimiliki oleh auditor dalam menjaga kualitas audit dimana

akuntan publik lebih mengutamakan kepentingan publik diatas

kepentingan manajemen atau kepentingan auditor sendiri dalam membuat

laporan auditan. Hasil audit yang berkualitas dapat mempengaruhi citra

dari Kantor Akuntan Publik sendiri, dimana kualitas audit yang

mengandung kejelasan informasi dari hasil pemeriksaan yang dilakukan

oleh auditor atas laporan keuangan yang diaudit sesuai dengan standar

auditing (Hartadi, 2012).

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas

audit adalah kemampuan dari seorang auditor dalam melaksanakan

tugasnya dalam mengaudit dan melaporkan laporan keuangan dengan

sebaik mungkin dan bertanggung jawab pada kepercayaan masyarakat.

Dan kualitas audit juga dapat dilihat dari orang yang melaksanakan audit

apakah auditor tersebut kompeten dan independen.

3. Fee Audit

Menurut Sukrisno Agoes (2012) menyatakan bahwa fee audit

berpengaruh terhadap kualitas audit yaitu sebagai berikut anggota

KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan

fee yang dapat berkibat pada independensinya.

Hay dan Davis (2002), menemukan bahwa fee audit merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit selain faktor reputasi

19
akuntan publik, ukuran dari kantor akuntan publik, professionalisme

akuntan publik, keanggotaan pada organisasi profesi dan pendidikan

akuntan publik.

Meurut Rosnidah (2010), menyatakan bahwa jasa audit merupakan

salah satu faktor untuk memilih tingkatan kualitas audit. Di Indonesia

hubungan antara kualitas audit dan biaya jasa audit dilihat dari hasil biaya

jasa audit menentukan kualitas audit yang dilakukan oleh KAP.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa fee audit

merupakan biaya atau imbalan yang diberikan klien kepada akuntan publik

sebagai imbalan jasa yang diberikan akuntan publik berupa jasa audit. fee

audit yang lebih tinggi maka kualitas audit yang diterima juga akan lebih

baik.

4. Audit Tenure

Masa perikatan audit (Audit Tenure) adalah masa jangka waktu

perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama. Masa

perikatan dapat berdampak pada perusahaan klien seperti hubungan

emosional auditor-klien, independensi, fee, kompetensi, dan lain

sebagainya. Sejak terkuaknya skandal-skandal profesi yang dilakukan

akuntan publik, masa perikatan telah menjadi sorotan tajam. Hal ini

dikarenakan masa perikatan yang lama akan menjadi ancaman bagi

independensi auditor. (Nuratama, 2011).

Menurut Hartadi (2012), auditor tenure adalah lamanya waktu auditor

tersebut secara berturut-turut telah melakukan pekerjaan audit terhadap

20
suatu perusahaan. Dalam terminologi Peraturan Menteri Keuangan No.

17/PMK.01/2008 auditor tenure identik dengan masa pemberian jasa bagi

akuntan publik.

Pelaksanaan prosedur audit seperti ini tentu saja tidak akan sama

hasilnya bila prosedur audit dilakukan dalam kondisi tanpa anggaran

waktu. Permasalahan waktu penyelesaian audit terkait dengan perilaku

disfungsional auditor memiliki implikasi yang serius terhadap kualitas

audit. Dalam setiap melakukan kegiatan audit, auditor akan

menemukan adanya suatu kendala dalam menentukan waktu untuk

mengeluarkan hasil audit yang akurat dan sesuai dengan aturan yang

ditetapkan. Tekanan waktu yang dialami oleh auditor ini dapat

berpengaruh terhadap menurunnya kualitas audit karena auditor

dituntut untuk menghasilkan hasil audit yang baik dengan waktu yang

telah dijanjikan dengan klien. (Utami dan Sirajuddin, 2013).

Menurut penelitian Hamid (2013) berpendapat bahwa dengan tenure

yang singkat dimana saat auditor mendapatkan klien baru, membutuhkan

tambahan waktu bagi auditor dalam memahami klien dan lingkungan

bisnisnya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa audit tenure adalah jangka waktu atau lamanya seorang auditor

secara berturut turut dalam melaksanakan tugasnya mengaudit laporan

keuangan kliennya.

21
5. Rotasi Auditor

Rotasi audit merupakan pergantian kantor akuntan publik dimana

akuntan publik di Indonesia hanya dapat mengaudit laporan keuangan

perusahaan maksimal tiga tahun berturut-turut (Siregar, 2011).

Dengan adanya kasus Enron yang melibatkan KAP internasional Artur

Andersen (AA) maka di Indonesia dilakukan peraturan tindakan

pergantian auditor secara wajib. Penerapan ketentuan tentang adanya rotasi

mandatory ini dengan tujuan supaya dapat meningkatkan independensi

auditor baik secara tampilan maupun secara fakta. Rotasi mandatory ini

diharapkan dapat berpengaruh signifikan pada praktik pengauditan yang

dilakukan oleh seorang auditor dengan menjaga sikap independensi (Giri,

2010).

Untuk menjaga sikap independen sebagai auditor maka perusahaan

wajib untuk melakukan rotasi audit. Rotasi audit adalah peraturan

perputaran auditor yang harus dilakukan oleh sebuah entitas. Hal itu

menyebabkan Pemerintah Indonesia mengeluarkan suatu Keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 423/KMK.06/2002 tentang

“Jasa Akuntan Publik” dimana telah direvisi dalam KMK Nomor

359/KMK.06/2003. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan

dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Indonesia Nomor

17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Pasal 3 ayat 1 dalam

peraturan tersebut menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas

laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik

22
paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang

Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Atas

keputusan tersebut maka perusahaan harus melakukan pergantian auditor

dan Kantor Akuntan Publik setelah terdapatnya jangka waktu yang telah

ditentukan oleh peraturan tersebut. Diharapkan juga dapat

mempertahankan suatu independensi auditor agar kualitas yang dicapai

menjadi maksimal.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa rotasi audit adalah peraturan untuk menjaga sikap independen dari

auditor agar kualitas audit yang di dapat maksimal dan tidak terjadi

kecurangan antara pihak satu dengan pihak lainnya.

6. Ukuran Perusahaan Klien

Ukuran perusahaan klien merupakan besarnya ukuran sebuah

perusahaan yang dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan

kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi

pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar

aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak

penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar

kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal dalam

masyarakat (Wijayani dan Januarti, 2011).

Perusahaan yang lebih kecil kurang diperhatikan oleh pemegang

sahamnya, menandakan kurangnya informasi dan pengawasan yang lemah.

Keadaan seperti ini sangat kondusif untuk lebih memperlihatkan pengaruh

23
peran informasi dan pengawasan audit. Oleh karena itu, dampak dari

kualitas audit yang lebih tinggi akan lebih besar bagi perusahaan-

perusahaan kecil, sedangkan bagi perusahaan besar peningkatan kualitas

audit tidak begitu berpengaruh karena mereka memiliki kualitas

pengendalian yang lebih baik dibandingkan perusahaan kecil (Fernando et

al., 2010).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa ukuran perusahaan klien merupakan tolak ukur yang dapat

menggambarkan apakah perusahaan tersebut besar atau kecil dilihat dari

beberapa cara, antara lain seperti total aktiva, nilai pasar saham, log size,

dan lain-lain. Terdapat 3 kelompok ukuran perusahaan yaitu perusahaan

besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan

yang besar mempunyai aktiva yang besar pula sehingga kepastian untuk

prospek bisnisnya lebih terpercaya dan cenderung memilih KAP yang

besar untuk mendapatkan kualitas audit yang lebih baik dibanding ukuran

perusahaan yang kecil yang dapat mengurangi tingkat ketidakpastian yang

rendah untuk prospek perusahaan dalam waktu jangka panjang dan

cenderung memilih ke KAP yang kecil kerena untuk menekan cost tetapi

kualitas audit yang di dapat juga baik tapi tidak sebanding dengan KAP

besar.

24
B. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang

berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.

25
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No. Penelitian Metode Penelitian Hasil


Judul Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan Penelitian
1 Blandon and Bosch (2013) Audit Partner Tenure and Variabel Kualitas Variabel Auditor Hasil penelitian
Audit Quality Audit, Audit Independen dan menunjukan audit
Tenure. Opini WTP. tenure dalam
jangka waktu yang
panjang dapat
merusak
indepedensi auditor
sehingga dapat
menurunkan
kualitas audit.
Dalam penelitian
ini mendukung
adanya rotasi audit
yang bisa menjaga
independensi
auditor dan dapat
meningkatkan
kualitas auditor.
Bersambung pada halaman selanjutnya

26
Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Penelitian Metode Penelitian Hasil


Judul Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan Penelitian
2 Margi Kurniasih dan Abdul Pengaruh Fee audit, Audit Variabel Fee Variabel Ukuran Variabel fee audit
Rohman (2014) Tenure, Rotasi Audit audit, Audit Perusahaan Klien. dan rotasi audit
Terhadap Kualitas Audit. Tenure, Rotasi Periode yang berpengaruh positif
audit dan Kualitas digunakan 2008- terhadap kualitas
Audit. 2012. audit, sedangkan
audit tenure
berpengaruh negatif
terhadap kualitas
audit.

Bersambung pada halaman selanjutnya

27
Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Penelitian Metode Penelitian Hasil


Judul Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan Penelitian
3 Ni Made Dewi Febriyanti dan I Pengaruh Masa Perikatan Variabel Masa Variabel Ukuran Hasil menunjukkan
Made Mertha Audit, Rotasi KAP, Ukuran Perikatan Audit, KAP dan Periode bahwa masa
(2014) Perusahaan Klien, dan Rotasi KAP, yang digunakan perikatan audit,
Ukuran KAP pada Kualitas Ukuran 2009-2012. rotasi kap, ukuran
Audit. Perusahaan Klien kap tidak
dan Kualitas berpengaruh
Audit. signifikan terhadap
kualitas audit.
Sedangkan, ukuran
perusahaan klien
berpengaruh
signifikan terhadap
kualitas audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya

28
Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Penelitian Metode Penelitian Hasil


Judul Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan Penelitian
4 Winda Kurnia, Khomsiyah, Pengaruh Kompetensi, Variabel Kualitas Variabel Hasil menunjukkan
Sofie Independensi, Tekanan Audit. Kompetensi, bahwa Kompetensi,
(2014) Waktu, dan Etika Auditor Independensi, Independensi,
terhadap Kualitas Audit. Tekanan Waktu, Tekanan Waktu,
dan Etika dan Etika Auditor
Auditor. signifikan terhadap
Kualitas Audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya

29
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Metode Penelitian
Penelitian Hasil
No. Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun) Penelitian

5 Octaviana Arisinta Pengaruh Kompetensi, Variabel Audit Fee Variabel Hasil menunjukkan
(2013) Independensi, Time Budget dan Kualitas Kompetensi, bahwa Kompetensi,
Pressure, dan Audit Fee Audit. Independensi dan Independensi , Time
Terhadap Kualitas Audit Time Budget Budget Pressure,
Pada Kantor Akuntan Publik Pressure. dan Audit Fee
di Surabaya. berpengaruh
terhadap kualitas
audit. Pengaruh
yang ditimbulkan
bersifat positif.
Oleh karena itu
baik Auditor
maupun Kantor
Akuntan Publik
(KAP) diharapkan
dapat meningkatkan
Kualitas Auditnya.
Bersambung pada halaman selanjutnya

30
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Metode Penelitian
No. Penelitian Hasil
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun) Penelitian

6 Abdul Hamid Pengaruh Tenure KAP dan Variabel Tenure Variabel Ukuran Hasil menunjukkan
(2013) Ukuran KAP Terhadap dan Kualitas KAP. bahwa KAP dengan
Kualitas Audit Audit. masa perikatan 3
tahun tidak lebih
berkualitas dari
pada KAP dengan
masa perikatan
kurang dari 3
Tahun dan KAP
Big Four lebih
berkualitas dari
pada KAP non Big
Four.
Bersambung pada halaman selanjutnya

31
Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Penelitian Metode Penelitian Hasil


Judul Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan Penelitian
7 Malem Ukur Tarigan dan Pengaruh Kompetensi, Etika, Variabel Fee Audit Variabel Hasil menunjukkan
Primsa Bangun Susanti dan Fee Audit Terhadap dan Kualitas Kompetensi, bahwa KAP dengan
(2013) Kualitas Audit Audit. Etika. masa perikatan 3
tahun tidak lebih
berkualitas dari
pada KAP dengan
masa perikatan
kurang dari 3
Tahun dan KAP
Big Four lebih
berkualitas dari
pada KAP non Big
Four.
Bersambung pada halaman selanjutnya

32
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Metode Penelitian
No. Penelitian Hasil
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun) Penelitian

8 Ida Mayasari Pengaruh Profesionalisme Variabel Masa Variabel Hasil menunjukkan


(2013) Auditor dan Masa Perikatan Perikatan Audit Profesionalisme bahwa
Audit Terhadap Kualitas dan Kualitas Auditor. profesionalisme dan
Audit Audit. masa perikatan
audit memiliki
pengaruh terhadap
kualitas audit.
9 Sofyana dan Gatot Imam Analisis Pengaruh Praktik Variabel Rotasi Periode yang Hasil menunjukkan
Nugroho Rotasi Audit dan Masa Audit, Masa digunakan bahwa rotasi
(2012) Pemberian Jasa Audit Pemberian Jasa 2010 - 2012. auditor, rotasi KAP,
Terhadap Kualitas Audit Audit dan Kualitas masa pemberian
Audit. jasa audit oleh
auditor dan masa
pemberian jasa
audit
Bersambung pada halaman selanjutnya

33
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Metode Penelitian
No. Penelitian Hasil
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun) Penelitian

oleh auditor dan


masa pemberian
jasa audit oleh KAP
secara simultan
berpengaruh
terhadap kualitas
audit. Sedangkan
rotasi auditor rotasi
KAP, masa
pemberian jasa
audit oleh auditor
dan masa
pemberian jasa
audit oleh KAP
secara parsial tidak
berpengaruh
terhadap kualitas
audit.

Bersambung pada halaman selanjutnya

34
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Metode Penelitian
No. Penelitian Hasil
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun) Penelitian

10 Bambang Hartadi (2012) Pengaruh Fee Audit, Rotasi Variabel Fee Variabel Reputasi Hasil menunjukkan
KAP dan Reputasi Auditor Audit, Rotasi Auditor. bahwa fee audit
Terhadap Kualitas Audit Audit dan Kualitas berpengaruh
Audit. terhadap kualitas
audit sedangkan
rotasi auditor dan
reputasi auditor
tidak berpengaruh
terhadap kualitas
audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya

35
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Metode Penelitian
No. Penelitian Hasil
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun) Penelitian

11 Daud M.T. Sinaga dan Prof. Dr. Analisis Pengaruh Audit Variabel Audit Variabel Ukuran Hasil menunjukkan
H. Imam Ghozali Tenure, Ukuran KAP dan Tenure, Ukuran KAP. bahwa ukuran KAP
(2011) Ukuran Perusahaan Klien Perusahaan Klien dan ukuran
Terhadap Kualitas Audit dan Kualitas perusahaan klien
Audit. berpengaruh
terhadap kualitas
audit,sedangkan
audit tenure tidak
berpengaruh
terhadap kualitas
audit.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi

36
C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

gambar 2.2.

Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Rotasi Audit dan Ukuran Perusahaan
Klien terhadap Kualitas Audit

Adanya Persaingan Pelayanan Jasa Akuntan Publik dalam Menarik Klien


dan Juga Banyaknya Kasus Pelanggaran yang Terjadi

Kurang Efektifnya Sikap Independensi dalam Menjalankan Tugasnya


dan Tidak Menaati Peraturan

Basis Teori: Agency Theory

Variabel Independen

1. Fee Audit (X1) Kualitas


2. Audit Tenure (X2) Audit (Y)
3. Rotasi Audit (X3)
4. Ukuran Perusahaan
Klien (X4)

Model Analisis:
Regresi Logistik

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2.2
Skema Kerangka Pemikiran

37
D. Hipotesis

1. Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman (2014)

mengungkapkan bahwa biaya yang lebih tinggi akan meningkatkan

kualitas audit, karena biaya audit yang diperoleh dalam satu tahun dan

estimasi biaya operasional yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses

audit dapat meningkatkan kualitas audit.

Berdasarkan penelitian Arisinta (2013), audit fee berpengaruh

terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan karena audit fee yang lebih

tinggi akan merencanakan audit kualitas yang lebih tinggi dibandingkan

dengan audit fee yang lebih rendah. Terdapat intensif bagi auditor untuk

melakukan apapun untuk menjaga kliennya agar tidak ganti auditor.

Penelitian yang dilakukan oleh Tarigan dan Suganti (2013),

mengungkapkan bahwa auditor mendapatkan fee dari perusahaan klien

yang diaudit. Disatu sisi auditor harus bertindak independen memberikan

opininya tapi di sisi lain auditor juga memperoleh imbalan atas jasa yang

diberikan dari klien tempat dia mengaudit. Dan penelitian ini berpengaruh

terhadap kualitas audit dikarenakan semakin tinggi fee audit yang dimiliki

auditor maka semakin tinggi pula kualitas auditor.

Dalam melakukan audit, perusahaan harus memberikan fee audit yang

besar karena fee audit sangat berpengaruh terhadap kualitas audit nantinya

dibandingkan fee audit yang rendah.

38
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan

Rohman (2014), Arisinta (2013) dan Tarigan dan Susanti (2013) maka

diduga bahwa fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga

dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha1: Fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

2. Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit

Menurut Kurniasih dan Rohman (2014), mengungkapkan bahwa

perusahaan yang diaudit oleh auditor KAP non Big Four memiliki rata-

rata tenure auditor lebih besar daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP

Big Four. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh

auditor KAP non Big four memiliki kecenderungan masa perikatan yang

lebih panjang, sehingga dapat menyebabkan timbulnya hubungan yang

terlalu dekat antara auditor dengan klien. Hubungan yang terjalin antara

auditor dengan klien yang terlalu dekat dapat menurunkan sikap

independensi auditor dan mengurangi profesionalisme kerja dari auditor

tersebut, sehingga hasil audit rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Hamid (2013), mengungkapkan bahwa

dengan tenure yang singkat yakni saat auditor mendapatkan klien baru,

terkadang membutuhkan tambahan waktu bagi auditor terkait dalam

memahami klien dan lingkungan bisnisnya. Selain itu tenure yang relatif

singkat mengakibatkan perolehan informasi berupa data dan bukti-bukti

menjadi terbatas sehingga jika terdapat data ada yang salah atau data yang

sengaja yang dihilangkan oleh manajer sulit ditemukan. Adanya masa

39
tugas atau jabatan yang singkat tersebut akan lebih meningkatkan

kompetensi dari masing-masing akuntan publik untuk menghasilkan

kualitas audit yang baik. Dan dalam penelitian ini audit tenure tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit.

Mayasari (2013), menyatakan bahwa masa perikatan audit

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit ini berarti apabila masa

perikatan audit lama maka kualitas audit yang dihasilkan juga akan kurang

baik karena hal tersebut dapat mengembangkan hubungan yang lebih

nyaman antara auditor dan kliennya menyebabkan auditor tidak

melaksankan audit sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Masa perikatan audit (tenure) yang lama akan menyebabkan hubungan

antara auditor dengan klien semakin dekat, hal ini dapat menyebabkan

sikap independensi seorang auditor akan menurun dan kualitas audit pun

akan menurun atau kurang baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan

Rohman (2014), Hamid (2013) dan Mayasari (2013) maka diduga bahwa

audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga dalam

penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha2: Audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit.

3. Pengaruh Rotasi Auditor terhadap Kualitas Audit

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman (2014), bahwa

rotasi audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini

disebabkan kerena pengaruh rotasi audit memiliki pengaruh yang lebih

40
besar terhadap kualitas hasil auditan independen. Hubungan signifikasi

antara rotasi auditor KAP dengan kualitas audit yang terkait dengan

laporan auditan, hal ini menyimpulkan bahwa kebijakan mendukung rotasi

memiliki efek positif pada kualitas laporan auditan karena memungkinkan

untuk pendekatan yang dapat menyegarkan dan mengembalikan

kepercayaan publik terhadap fungsi audit.

Menurut Febriyanti dan Mertha (2014), bahwa rotasi audit tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan penelitian menurut

Sofyana dan Nugroho (2012) bahwa rotasi auditor tidak berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan oleh indepedensi

auditor, rotasi auditor yang diterapkan suatu KAP tidak diikuti dengan

rotasi seluruh anggota tim audit yang bekerja dilapangan atau di klien

secara langsung, kurangnya kepedulian pelaku pasar terhadap pergantian

auditor, dan tim auditnya masih baru, sehingga pengalaman auditnya

masih rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Hartadi (2013), bahwa rotasi audit

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan pasar

sebenarnya tidak terlalu peduli apakah auditor yang menyatakan opini

pada laporan keuangan tahunan tersebut pernah di rotasi audit atau tidak.

Rotasi audit harus dilakukan agar kualitas audit dapat lebih baik dan

kepercayaan publik terhadap KAP atau auditor semakin terjaga. Apabila

tidak melakukan rotasi auditor makan kepercayaan publik akan menurun

dan kualitas audit tidak dapat diandalkan.

41
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan

Rohman (2014), Febriyanti dan Mertha (2014), Sofyana dan Nugroho

(2012) dan Hartadi (2013) diduga bahwa rotasi audit berpengaruh terhadap

kualitas audit. Sehingga dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

Ha3: Rotasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit

Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal

ini dikarenakan semakin besar suatu perusahaan, maka perusahaan akan

menerapkan kualitas audit yang bagus (Hartadi, 2013).

Febriyanti dan Mertha (2014), menyatakan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal iini disebabkan semakin besar

perusahaan, semakin meningkat pula agency cost yang terjadi. Sehingga

perusahaan berukuran besar akan cenderung memilih jasa auditor besar

yang profesional, independen, dan bereputasi baik untuk menghasilkan

kualitas audit yang lebih baik.

Ukuran perusahaan sangat berpengaruh terhadap kualitas audit, karena

ukuran perusahaan yang besar menginginkan kualitas audit yang lebih baik

oleh karena itu perusahaan ini menyewa KAP yang independen dan

profesional.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hartadi (2013) dan

Febriyanti dan Mertha (2014) maka diduga bahwa ukuran perusahaan

42
klien berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga dalam penelitian ini

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha4: Ukuran perusahan klien berpengaruh terhadap kualitas audit.

43
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu fee audit,

audit tenure, rotasi audit dan ukuran perusahaan klien terhadap variabel

dependen, yaitu kualitas audit. Populasi penelitian ini adalah sektor keuangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) .

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel penelitian ini adalah sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2012-2014. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah purposive sampling, dimana peneliti menentukan sampel sebagai

objek penelitian dengan kriteria sebagai berikut:

1. Sektor keuangan yang menerbitkan laporan keuangan, annual report

beserta laporan audit oleh auditor independen selama tahun 2012-2014.

2. Sektor keuangan yang tidak pernah mengalami delisting dalam kurun

waktu penelitian, yaitu tahun 2012-2014.

3. Sektor keuangan memiliki data yang lengkap untuk mendukung penelitian.

Perusahaan dalam industri sektor keuangan yang digunakan dalam

penelitian ini mencakup beberapa kelompok berdasarkan klasifikasi industri

dari BEI. Beberapa kelompok sektor keuangan yang termasuk dalam

44
penelitian ini antara lain: Bank, Financial Institution, Securities Company,

Insurance, Invesment Fund/ Mutual Fund, Others.

C. Metode Pengumpulan Data

Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh melalui

metode dokumentasi. Metode dokumentasi ini dilakukan dengan cara

mengumpulkan annual report, laporan keuangan beserta laporan audit oleh

auditor independen dan data lain yang diperlukan berdasarkan penjelasan

sebelumnya. Data pendukung lainnya diperoleh dengan metode studi pustaka

dari jurnal-jurnal ilmiah serta literatur yang memuat pembahasan berkaitan

dengan penelitian ini. Data diperoleh dari www.idx.co.id yang berupa laporan

tahunan (Annual Report), laporan keuangan dan laporan audit oleh auditor

independen.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis

kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu

permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini,

analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data

penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model

logit atau regresi logistik (logistic regression) dengan bantuan program IBM

Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 20. Asumsi normal

45
distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran

antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Dalam hal ini

dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak

perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya.

1. Definisi Regresi Logistik

Menurut Winarno (2011) model logit (logistic regression) adalah

model regresi yang digunakan untuk menganalisis variabel dependen

dengan kemungkinan diantara 0 dan 1.

2. Tahapan Regresi Logistik

Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik

dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011):

a. Statistik Deskriptif

Statistika deskriptif adalah analisis paling sederhana dalam

statistik (Winarno, 2011). Statistik deskriptif digunakan untuk

memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean),

standar deviasi (standard deviation), varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2011). Mean adalah

rata-rata data, diperoleh dengan menjumlahkan seluruh data dan

membaginya dengan cacah data (Winarno, 2011). Mean digunakan

untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari

sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata

dari sampel. Maksimum dan minimum adalah nilai paling besar dan

paling kecil dari data yang digunakan untuk melihat nilai minimum

46
dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat

gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan

memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian (Ghozali, 2011).

b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data.

Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis

untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis

nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan

pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas

bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk

menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -

2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi

yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit

dengan data.

c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba

meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada

teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1

(satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R Square

merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk

47
memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu).

Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2

dengan nilai maksimumnya.

Nilai Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2

pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

d. Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok

atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan

data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistik Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari

0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan

signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga

Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi

nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak

dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai

observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok

48
dengan data observasinya.

e. Matriks Klasifikasi

Matrik klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam membuat

keputusan kualitas audit dari KAP big 4 dan non-big 4.

f. Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi logistik (logistic regression) yaitu dengan melihat pengaruh

fee audit, audit tenure, rotasi audit dan ukuran perusahaan klien

terhadap kualitas audit pada sektor keuangan. Adapun pengujian

hipotesis dengan menggunakan model regresi Logistik ( logistic

regression ) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

K_AUD : Kualitas Audit, 1 untuk Big 4, 0 untuk Non-big 4

Β0 : Konstanta

Β1 – β4 : Koefisien variabel independen

LN fee : Logaritma natural dari fee audit

Tenure : Jumlah tahun perikatan antara perusahaan sampel

dengan auditor .

Rotasi : Variabel dummy yaitu nilai 1 jika terjadi rotasi auditor,

49
nilai 0 jika tidak terjadi rotasi auditor

SIZE : Ukuran perusahaan (logaritma total aset)

 : Koefisien error

g. Pengujian Hipotesis

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likelihood

Estimation (MLE).

Ho = b1 = b2 = b3 = ...= bi = 0

Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠... ≠ bi ≠ 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (X) tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan

(dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan

menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah:

1) Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif

didukung.

2) Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif

tidak didukung.

E. Operasionalisasi Variabel

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

50
1. Fee Audit (X1)

Fee audit merupakan fee yang diterima oleh auditor dari pembayaran

fee oleh manajemen (Hartadi, 2012). Penelitian ini mengacu pada

penelitian yang dilakukan oleh Rizqiasih (2010) yaitu data tentang fee

audit diproksikan oleh akun profesional fees yang terdapat dalam laporan

keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

yang selanjutnya variabel ini diukur dengan menggunakan logaritma

natural dari data atas akun professional fees. Dasar pengambilan keputusan

ini adalah belum tersedianya data tentang fee audit dikarenakan

pengungkapan data tentang fee audit di Indonesia masih berupa voluntary

disclosure, sehingga belum banyak perusahaan yang mencantumkan data

tersebut di dalam annual report. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah fee audit. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan

logaritma natural dari total fee audit dengan rumus sebagai berikut:

Ln = fee audit

2. Audit Tenure (X2)

Audit tenure merupakan masa perikatan auditor yang memberikan jasa

audit dengan jangka waktu yang telah disepakati terhadap kliennya. Audit

tenure dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh

Werastuti (2013) yaitu dengan menggunakan skala interval sesuai dengan

lamanya hubungan auditor dari KAP dengan perusahaan. Audit Tenure

diukur dengan cara menghitung jumlah tahun perikatan dimana auditor

51
dari KAP yang sama melakukan perikatan audit terhadap auditee, tahun

pertama perikatan dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu

untuk tahun-tahun berikutnya. Informasi ini dilihat di laporan auditor

independen selama beberapa tahun untuk memastikan lamanya auditor

KAP yang mengaudit perusahaan tersebut. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah audit tenure.

3. Rotasi Audit (X3)

Rotasi audit merupakan pergantian kantor akuntan publik dimana

akuntan publik di Indonesia hanya dapat mengaudit laporan keuangan

perusahaan maksimal tiga tahun berturut-turut. Oleh karena itu variabel

rotasi audit mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2011)

yaitu rotasi audit diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu nilai

1 jika terjadi rotasi auditor, sedangkan nilai 0 jika tidak terjadi rotasi

auditor. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rotasi audit.

4. Ukuran Perusahaan Klien (X4)

Ukuran perusahaan klien merupakan besarnya ukuran sebuah

perusahaan yang diukur berdasarkan total aset. Variabel ukuran

perusahaan klien dalam penelitian ini dihitung dengan melakukan

logaritma atas total aset perusahaan (Chadegani et al., 2011).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan

(size).

52
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio,

dengan rumus sebagai berikut:

SIZE = Log (total aset)

5. Kualitas Audit (Y)

Kualitas audit merupakan hasil kerja auditor yang berkualitas. Dimana

seorang auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan kesalahan yang

terkandung dalam laporan keuangan.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Mgbame

(2012) mengemukakan bahwa kualitas audit merupakan sesuatu yang

abstrak sehingga sulit untuk diukur dan hanya dapat dirasakan oleh para

pengguna jasa audit, sehingga saat ini tidak ada definisi yang jelas

mengenai pengukuran kualitas audit tersebut. Dalam penelitian ini

digunakan proksi ukuran KAP sebagai pengukuran kualitas audit yaitu

dengan menguji secara terpisah terhadap perusahaan sampel yang

merupakan klien KAP Big 4 dan klien KAP Non Big 4.

KAP Big Four sering dikaitkan dengan skala auditor yang dianggap

cenderung memberikan kualitas audit yang baik. Menurut Firth & Liau tan

(1998) dalam Rossieta dan Wibowo (2009), yaitu: (1) besarnya jumlah dan

ragam klien yang ditangani KAP, (2) banyaknya ragam jasa yang

ditawarkan, (3) luasnya cakupan geografis, termasuk adanya afiliasi

international dan (4) banyaknya jumlah staf audit dalam suatu KAP.

53
Menurut Kurniasih dan Rohman (2014), KAP dengan ukuran Big

Four dianggap perusahaan memiliki kualitas audit yang lebih baik

dibandingkan dengan KAP non Big Four, karena KAP Big Four sangat

menjaga tingkat reputasi perusahaan yaitu KAP besar mempunyai intensif

lebih besar untuk mengaudit lebih akurat dengan alasan mereka memilih

lebih banyak hubungan spesifik dengan klien yang akan hilang jika

mereka memberikan laporan yang tidak akurat. Selain itu, adanya

kekayaan atau aset yang lebih besar yang dimiliki KAP besar juga

diindikasi yang merupakan inti kekuatan KAP besar untuk menghasilkan

laporan audit yang lebih akurat dibandingkan dengan auditor dengan

kekayaan yang lebih sedikit. Adanya sumber daya manusia yang lebih

berkualitas juga dapat memperkuat KAP besar untuk menghasilkan audit

yang berkualitas. Yang lebih penting yaitu ketika KAP besar lebih

mempertimbangkan kredibilitasnya saat menerima klien yang memiliki

risiko tinggi, sedangkan KAP kecil lebih menerima klien yang memiliki

risiko tinggi, sedangkan KAP kecil lebih berani menerima klien yang

memiliki risiko yang lebih tinggi dikarenakan adanya motif hubungan

jangka panjang. Dengan demikian, diperkirakan bahwa dibandingkan

dengan KAP kecil, KAP besar mempunyai kemampuan yang lebih baik

dalam melakukan audit, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit

yang lebih tinggi.

Oleh karena itu variabel dependen dalam penelitian ini adalah

kualitas audit. Pengukuran dalam variabel ini menggunakan skala auditor

54
dengan cara melihat ukuran besar atau kecil KAP, maka variabel ukuran

KAP merupakan variabel dummy yang diukur dengan nilai 1 untuk

perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four dan nilai 0 untuk KAP non

Big Four.

55
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian

Jenis Skala
No. Variabel Indikator
Variabel Pengukuran

1 Fee Audit Independen Logaritma natural dari total fee audit Rasio
(X1)
Sumber:
Kurniasih
dan Rohman
(2013)
2 Audit Tenure Independen Jumlah tahun perikatan antara Interval
(X2) perusahaan sampel dengan auditor .
Sumber:
Kurniasih
dan Rohman
(2013)
3 Rotasi Audit Independen variabel dummy yaitu nilai 1 jika Nominal
(X3) terjadi rotasi auditor, sedangkan nilai
Sumber: 0 jika tidak terjadi rotasi auditor.
Kurniasih Variabel independen dalam penelitian
dan Rohman ini adalah rotasi audit.
(2013)
4 Ukuran Independen Logaritma natural atas total aset Rasio
Perusahaan perusahaan.
Klien
Sumber:
Febriyanti
dan Mertha
(2014)
5 Kualitas Dependen Variabel dummy dimana sampel akan Nominal
Audit bernilai 1 jika sektor keuangan
(Y) memilih kantor akuntan publik Big 4,
Sumber: sedangkan sampel akan bernilai 0 jika
Kurniasih sektor keuangan memilih kantor
dan Rohman akuntan publik selain Big 4.
(2013)
Sumber: Diolah dari berbagai referensi

56
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan sektor keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014.

Perusahaan sektor keuangan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia

sebelum 1 Januari 2012 dan selama periode penelitian tersebut tidak keluar

dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Fokus penelitian ini

adalah ingin melihat pengaruh fee audit, audit tenure, rotasi audit, dan ukuran

perusahaan klien terhadap kualitas audit pada sektor keuangan.

Perusahaan sektor keuangan merupakan satu dari empat sektor

perusahaan jasa selain sektor properti dan real estate, sektor infrastruktur,

utilitas dan transportasi, serta sektor perdagangan, jasa dan investasi.

Perusahaan sektor keuangan adalah suatu perusahaan yang memberikan

pelayanan jasa keuangan kepada konsumen, pelaku bisnis dan lembaga-

lembaga keuangan lainnya yang dapat meningkatkan pertumbuhan

perekonomian. Sektor keuangan memiliki berbagai jenis subsektor yang

terdiri dari subsektor bank, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, asuransi

dan lainnya.

Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan sampel

adalah purposive sampling. Penelitian ini mengambil sampel selama 3 tahun,

yaitu dari tahun 2012-2014. Penelitian secara purposive sampling

57
mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dengan tujuan dari

penelitian. Dalam penelitian ini, penelitian juga menggunakan tahun 2011

karena ada variabel yang membutuhkan data dari tahun sebelumnya (t-1),

namun data tahun ini tidak dimasukkan dalam analisis statistik karena

beberapa data yang dibutuhkan dari tahun 2011 tidak digunakan. Data tahun

2011 hanya digunakan untuk melengkapi data tahun 2012. Data yang

digunakan yaitu diambil dari laporan keuangan dan annual report pada tahun

2012, 2013, 2014 yang diakses melalui website www.idx.co.id.

Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

tampak pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria

No Kriteria Jumlah
1 Jumlah seluruh perusahaan sektor keuangan yang listing di 71
BEI tahun 2012-2014
2 Perusahaan sektor keuangan yang tidak menerbitkan laporan -
keuangan, annual report beserta laporan audit oleh auditor
independen selama tahun 2012-2014
3 Perusahaan sektor keuangan yang tidak memiliki data yang (24)
lengkap untuk mendukung penelitian
4 Jumlah perusahaan sampel 47
5 Tahun pengamatan (2012-2014) 3
6 Jumlah perusahaan sampel selama tahun pengamatan 141
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa jumlah seluruh perusahaan

sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

2012-2014 berjumlah 71 perusahaan. Dari 71 perusahaan sektor keuangan

58
tersebut terdapat 24 perusahaan sektor keuangan yang tidak memiliki data

yang lengkap untuk mendukung penelitian. Sehingga perusahaan sektor

perbankan yang dijadikan sampel adalah sebanyak 47 perusahaan. Sedangkan

total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 141

perusahaan. Adapun daftar perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini

dapat dilihat dalam lampiran 1.

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi

logistik (logistic regresion). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran

yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (fee audit, audit

tenure, rotasi audit, dan ukuran perusahaan klien) terhadap variabel dependen

yaitu kualitas audit.

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel

dependen (Y) yaitu kualitas audit serta variable independen (X) yaitu fee

audit, audit tenure, rotasi audit, dan ukuran perusahaan klien. Hasil

pengujian variabel-variabel tersebut secara deskriptif seperti yang terlihat

dalam tabel 4.2

59
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Std.
Variabel N Minimum Maximum Mean
Deviation
Fee Audit 141 17,96 28,50 22,197 2,075
Audit Tenure 141 1 2 1,86 0,350
Ukuran
141 24,53 34,38 29,582 2,317
Perusahaan
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.2 diatas nilai N menunjukkan banyaknya data

yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 141 data, yang

merupakan jumlah sampel selama periode 2012 sampai dengan 2014.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

variabel fee audit (FEE) menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 22,197

dengan standar deviasi sebesar 2,075. Nilai minimum fee audit sebesar

17,96 dan maksimum sebesar 28,50.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

variabel audit tenure (TENURE) menunjukkan bahwa nilai rata-rata

sebesar 1,86 dengan standar deviasi sebesar 0,350. Nilai minimum audit

tenure sebesar 1 dan maksimum sebesar 2.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran

perusahaan (SIZE) variabel menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar

29,582 dengan standar deviasi sebesar 2,317. Nilai minimum ukuran

perusahaan sebesar 24,53 dan maksimum sebesar 34,38.

Variabel ukuran perusahaan klien yang menggunakan skala

pengukuran rasio, memiliki nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar

deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas data dari variabel tersebut
60
cukup baik, karena nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar

deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel tersebut

kecil. Sedangkan untuk variabel rotasi dan kualitas audit yang

menggunakan skala pengukuran nominal, tidak tepat digunakan sebagai

alat analisis kualitas data, karena kode angka yang digunakan dalam skala

pengukuran nominal hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa

nilai intrinsik dan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel (Ghozali,

2011:4).

2. Hasil Uji Hipotesis

Variabel dependen yaitu kualitas audit (K_AUD) bersifat dummy

(KAP big 4 dan non-big 4), maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan

dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahapan dalam pengujian

dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut

(Ghozali, 2011).

a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Berikut ini disajikan data hasil pengujian kesesuaian keseluruhan

model (overall model fit) berdasarkan pada fungsi likelihood.

Tabel 4.3
Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model

Keterangan -2 Log Likelihood


Block Number: 0 192,328
Block Number: 1 173,174
Sumber: output SPSS

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh informasi bahwa pengujian

dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-


61
2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-

2LL) pada akhir (Block Number=1). Nilai -2LL awal adalah sebesar

192,328. Setelah dimasukkan keempat variabel independen, maka

nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi 173,174. Penurunan

Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau

dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi ( Nagelkerke R Square)

Besarnya nilai uji koefisien determinasi pada model regresi logistik

ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Berikut ini disajikan data

hasil pengujian koefesien determinasi (Nagelkerke R Square).

Tabel 4.4
Hasil Uji Koefisien Determinasi

-2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R


Step
likelihood Square Square
a
1 173,174 0,127 0,171
Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai Nagelkerke R

Square sebesar 0,171 yang berarti variabilitas variabel dependen yang

dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 17,1%,

sedangkan sisanya sebesar 82,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain

di luar model penelitian.

c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer dan

Lemeshow Test. Berikut ini disajikan data hasil pengujian kelayakan

model regresi.
62
Tabel 4.5
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Step Chi-Square df Sig.


1 10,629 8 0,224
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Chi-Square

sebesar 10,629 dengan signifikansi (p) sebesar 0,224. Berdasarkan

hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka

model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya

(model dapat dikatakan fit).

d. Hasil Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan kualitas audit perusahaan

dari KAP big 4 dan non-big 4. Hasil uji matriks klasifikasi

ditunjukkan dalam tabel 4.6.

Tabel 4.6
Hasil Uji Matriks Klasifikasi

Predicted
Observed K_AUD Percentage
Non Big 4 Big 4 Correct
Non Big 81 0 100
K_AUD 4
Step 0
Big 4 60 0 0
Overall Percentage 57,4
Sumber: Output SPSS

Tabel 4.6 di atas menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melihat kualitas

audit dengan KAP non-big 4 adalah 100%. Hal ini menunjukkan


63
bahwa model regresi yang digunakan ada sebanyak 81 perusahaan

(100%) yang diprediksi akan melihat kualitas audit dengan KAP non-

big 4. Kekuatan prediksi model perusahaan yang melihat kualitas audit

dengan KAP big 4 adalah 0% yang berarti bahwa model regresi yang

digunakan tidak ada perusahaan yang diprediksi akan melihat kualitas

audit dengan KAP big 4 dari total 60 perusahaan yang melihat dengan

KAP big 4.

e. Hasil Uji Regresi Logistik

Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

Variabel B Sig.
Fee Audit -0,217 0,182
Step Audit Tenure -0,811 0,134
Rotasi Audit 0,482 0,347
1a
Ukuran Perusahaan 0,479 0,002
Constant -8,253 0,001
Sumber: Output SPSS

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan

model berikut ini:

Ln (p/1-p) = K_AUD = -8,253 + 0,479SIZE + 

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel fee audit

(FEE) sebagai variabel independen memiliki koefisien negatif sebesar

-0,217 dengan tingkat signifikansi (p) 0,182, lebih besar dari α = 5%.

Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis

64
kesatu (Ha1) tidak diterima yang artinya fee audit tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap kualitas audit.

Variabel audit tenure (TENURE) sebagai variabel independen

memiliki koefisien negatif sebesar -0,811 dengan tingkat signifikansi

(p) 0,134, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih

besar dari α = 5% maka hipotesis kedua (Ha2) tidak diterima yang

artinya audit tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit.

Variabel rotasi audit (ROTASI) sebagai variabel independen

memiliki koefisien negatif sebesar 0,482 dengan tingkat signifikansi

(p) 0,347, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih

besar dari α = 5%, maka hipotesis ketiga (Ha3) tidak diterima yang

artinya rotasi audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit.

Variabel ukuran perusahaan (SIZE) sebagai variabel independen

memiliki koefisien positif sebesar 0,479 dengan tingkat signifikansi (p)

0,002, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih

kecil dari α = 5%, maka variabel independen ini diterima yang artinya

ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,479

menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara ukuran

perusahaan dan kualitas audit yang dimana apabila ukuran suatu

perusahaan semakin besar, maka akan semakin tinggi juga keputusan

65
perusahaan dalam menilai kualitas audit dari KAP big 4.

C. Pembahasan

1) Pengaruh antara Fee Audit (FEE) terhadap Kualitas Audit (K_AUD)

Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat

signifikansi yang dimiliki oleh variabel fee audit sebesar 0,128>0,05. Hal

ini menandakan bahwa audit fee tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kurniasih dan Rohman (2014). Menurut Kurniasih dan Rohman (2014),

bahwa pengaruh fee audit yang dibebankan atau dibayarkan oleh

perusahaan untuk honorium jasa auditor memiliki pengaruh lebih besar

terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor independen.

Penelitian yang dilakukan oleh Arisinta (2013), bahwa variable fee

audit yang lebih tinggi akan merencanakan audit kualitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan audit fee yang lebih rendah. Terdapat intensif bagi

auditor untuk melakukan apapaun untuk menjaga kliennya agar tidak ganti

auditor.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tarigan dan Suganti (2013),

bahwa variable fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan

semakin tinggi etika yang dimiliki auditor makin semakin tinggi pula

kualitas auditornya. Akuntan publik yang memiliki kesadaran untuk

menerapkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Apabila komitmen ini

dijaga maka pelanggaran dapat dihindari, maka akuntan publik bisa

66
meningkatkan kualitas auditnya.

Hasil dalam penelitian ini tidak signifikan dan tidak sesuai dengan

logika penyusunan hipotesis dikarenakan perusahaan yang memberikan

auditr fee tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan audit fee

tidak bisa memprediksi bagus atau tidaknya kualitas audit. Kualitas audit

dilihat dari seorang auditor apakah mempunyai sikap independen atau

tidak jadi bukan dilihat seberapa besarnya perusahaan memberikan fee

audit.

2) Pengaruh antara Audit Tenure (TENURE) terhadap Kualitas Audit

(K_AUD)

Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat

signifikansi yang dimiliki oleh variable audit tenure sebesar 0,342>0,05.

Hal ini menandakan bahwa audit tenure tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit. Hasil ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Febriyanti dan Mertha (2014), Hamid (2013), Sofyana dan

Nugroho (2013), Sinaga dan Ghozali (2011) .

Menurut Febriyanti dan Mertha (2014), variabel audit tenure tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit. Dan juga menurut penelitian yang

dilakukan Hamid (2013), variabel audit tenure tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit dikarenakan tenur KAP tidak sepenuhnya dapat dijadikan

pembanding atau sarana untuk megukur kualitas audit. Hal ini disebabkan

karena tenure KAP yang lama tidak selalu dapat mempengaruhi

independensi auditor sehingga tidak dapat menurunkan kualitas audit.

67
Disamping itu tenure yang singkat juga tidak selalu dapat menentukan

keandalan kualitas audit, kerena bisa saja auditor tidak punya pengetahuan

dan pengalaman yang cukup untuk melakukan audit pada perusahan client.

Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Sofyana dan Nugroho

(2013), bahwa variabel audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas

audit dikarenakan kurang independen seorang auditor dalam melaksanakan

kerjanya dan juga adanya kecurangan yamg dilakukan KAP dengan

melakukan pergantian nama KAP untuk tetap mengaudit kliennya yang

lama dan menghindari Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008.

Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga dan Ghozali (2011), bahwa

variabel audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit

dikarenakan ketika perusahaan tidak puas dengan kualitas kinerja auditor,

masa perikatan diakhiri sebelum batas maksimum yang diatur pemerintah.

Auditor baru yang lebih memberi jaminan kualitas atas jasa audit

kemudian dipilih sebagai pengganti. Pilihan yang dibuat perusahaan untuk

segera mengakhiri masa perikatan ketika kualitas yang diharapkan tidak

diperoleh menunjukkan audit tenure tidak mempengaruhi kualitas audit

pada perusahaan di Indonesia. Sebaliknya, yang terjadi adalah

kecenderungan bahwa kualitas audit yang mempengaruhi masa perikatan

auditor-klien. Kecenderungan yang timbul adalah semakin lama masa

perikatan, semakin tidak ada variasi yang timbul dari jasa audit yang

dilakukan, dengan kata lain opini yang diberikan cenderung sama dari

tahun-ke tahun.

68
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kurniasih dan Rohman (2014) dan Mayasari (2013), dimana variabel audit

tenure berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Kurniasih dan

Rohman (2014), perusahaan yang diaudit oleh auditor KAP non Big Four

memiliki rata-rata tenure auditor lebih besar daripada perusahaan yang

diaudit oleh auditor KAP Big Four. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan yang diaudit oleh auditor KAP non Big Four memiliki

kecenderungan masa perikatan yang lebih panjang, sehingga dapat

menyebabkan timbulnya hubungan yang terlalu dekat antara auditor

dengan klien. Hubungan yang terjalin antara auditor dengan klien yang

terlalu dekat dapat menurunkan sikap independensi auditor dan

mengurangi profesionalisme kerja dari auditor tersebut, sehingga hasil

audit rendah.

Apabila terjadi audit tenure yang dilakukan oleh auditor KAP non Big

Four maka kualitas audit akan menurun karena masa perikatan yang

panjang antara klien dengan auditor maka sikap independen dan

profesionalisme dari seorang auditor akan menurun karena dipengaruhi

oleh klien dan hasil audit yang akan diterima akan rendah. Sedangkan

untuk audit tenure KAP Big Four sikap independen dalam auditor lebih

diutamakan dan juga sikap profesionalisme agar hasil kualitas audit yang

di dapat lebih baik.

Hasil dalam penelitian ini tidak signifikan dan tidak sesuai dengan

logika penyusunan hipotesis dikarenakan perusahaan yang melakukan

69
audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan tenure

KAP yang lama tidak dapat mempengaruhi independensi auditor sehingga

tidak dapat menurunkan kualitas audit. Disamping itu tenur yang singkat

juga tidak selalu dapat menentukan keandalan kualitas audit, kerena bisa

saja auditor tidak punya pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk

melakukan audit pada perusahan client.

3) Pengaruh antara Rotasi Audit (ROTASI) terhadap Kualitas Audit

(K_AUD)

Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat

signifikansi yang dimiliki oleh variable rotasi audit sebesar 0,078>0,05.

Hal ini menandakan bahwa rotasi audit tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit. Hasil ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Febriyanti dan Mertha (2014) dan Hartadi (2012), Sofyana

dan Nugroho (2012).

Menurut Febriyanti dan Mertha (2014), variabel rotasi audit tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit. Dan juga Sofyana dan Nugroho

(2012), variabel rotasi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Variabel rotasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit

dikarenakan independensi auditor, biaya yang cukup besar, waktu yang

cukup lama bagi KAP baru untuk mempelajari alur bisnis perusahaan,

dapat juga perusahaan takut akan terungkapnya semua kecurangan yang

ada, dan perusahaan memiliki pengalaman terhadap KAP lain yang

kinerjanya tidak memuaskan dan juga rotasi auditor yang diterapkan suatu

70
KAP tidak diikuti dengan rotasi seluruh anggota tim audit yang bekerja

dilapangan atau di klien secara langsung, kurangnya kepedulian pelaku

pasar tehadap pergantian auditor, dan tim auditnya masih baru, sehingga

pengalaman auditnya masih rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Hartadi (2012), bahwa variabel rotasi

audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan pasar

sebenarnya tidak terlalu perduli apakah auditor yang menyatakan opini

pada laporan keuangan tahunan tersebut pernah di rotasi atau tidak.

Disamping itu, sebagai mana umumnya pelaku pasar di Indonesia,

kebanyakan diantaranya pergerakan pasar disebabkan oleh capital gain,

sehingga sangat kecil kemungkinan mereka menggunakan analisis

fundamental sebagai dasar pengambilan keputusan jual beli saham.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kurniasih dan Rohman (2014) dimana variabel rotasi audit berpengaruh

terhadap kualitas audit. Menurut Kurniasih dan Rohman (2014), auditor

berperan sebagai pihak eksternal yang independen dan bertugas

memberikan penilaian kewajaran penyajian laporan keuangan dengan

memberikan hasil audit yang berkualitas opini audit. Pemberian opini

audit oleh auditor didasarkan pada penemuan bukti dan keadaan

perusahaan, dan untuk mendapatkan hasil audit yang berkualitas

diperlukan rotasi auditor oleh kantor akuntan publik maupun dari pihak

perusahaan. Hubungan signifikansi antara rotasi auditor KAP dengan

kualitas audit yang terkait dengan laporan auditan, hal ini menyimpulkan

71
bahwa kebijakan mendukung rotasi memiliki efek positif pada kualitas

laporan auditan karena memungkinkan untuk pendekatan yang dapat

menyegarkan dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap fungsi

audit.

Apabila terjadi rotasi audit yang dilakukan oleh perusahaan maka

kualitas audit yang didapat jauh lebih baik dan dapat mengembalikan

kepercayaan publik. Seorang auditor dapat bertahan dengan sikap

independensinya dan membuat atau menyajikan suatu laporan keuangan

dengan hasil audit yang berkualitas agar meberikan opini audit yang sesuai

dengan keadaan perusahan dan penemuan bukti oleh karena itu perlu

dilakukannya rotasi audit oleh KAP maupun dari pihak perusahaan.

Hasil dalam penelitian ini tidak signifikan dan tidak sesuai dengan

logika penyusunan hipotesis dikarenakan perusahaan yang melakukan

rotasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan

kurangnya kepedulian pelaku pasar tehadap pergantian auditor, dan tim

auditnya masih baru, sehingga pengalaman auditnya masih rendah.

4) Pengaruh antara Ukuran Perusahaan Klien (SIZE) terhadap Kualitas Audit

(K_AUD)

Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat

signifikansi yang dimiliki oleh variabel ukuran perusahaan klien sebesar

0,002<0,05. Hal ini menandakan bahwa ukuran perusahaan klien

berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil ini didukung oleh hasil

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Febriyanti dan Mertha (2014),

72
Sofyana dan Nugroho (2012) dan Sinaga dan Ghozali (2011).

Menurut Febriyanti dan Merta (2014), variabel ukuran perusahaan

klien berpengaruh terhadap kualitas audit. Dan juga menurut penelitian

yang dilakukan Sofyana dan Nugroho (2012), variabel ukuran perusahaan

klien berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan semakin besar

perusahaan, semakin meningkat pula agency cost yang terjadi. Sehingga

perusahaan berukuran besar akan cenderung memilih jasa auditor besar

yang profesional, independen, dan bereputasi baik untuk menghasilkan

kualitas audit yang lebih baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga dan Ghozali (2011), variabel

ukuran perusahaan klien berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan

perusahaan besar, dengan besarnya sumber aset, maka kegagalan lebih

dapat diatasi dengan memanfaatkan asetnya. Perusahaan besar memiliki

system pengendalian internal yang lebih baik dibandingkan perusahaan

klien. Dari sudut pandang Perceived Quality, ketika baik perusahaan besar

maupun perusahaan kecil memperoleh tingkat kepercayaan yang sama dari

pengguna laporan keuangan bahwa laporan keuangan mereka telah bebas

dari salah saji material, bagi perusahaan kecil tingkat kepercayaan ini

menjadi lebih efektif. Outcome yang diperoleh perusahaan kecil ketika

output (kepercayaan pengguna laporan keuangan) telah dicapai lebih besar

dibandingkan perusahaan besar. Bagi perusahan kecil, kepercayaan

pengguna laporan keuangan bukan hanya mampu mempromosikan

investasi mereka, namun tentu saja membuat perusahaan mereka lebih

73
diperhatikan public dan investor. Sedangkan bagi perusahaan besar yang

sudah menjadi perhatian dan sorotan publik, tingkat kepercayaan ini hanya

membantu dalam mempromosikan investasi. Sehingga dari sudut pandang

Perceived Quality, jasa audit pada perusahaan kecil lebih berkualitas

dibandingkan dengan perusahaan besar.

Hasil dalam penelitian ini signifikan dan sesuai dengan logika

penyusunan hipotesis dikarenakan semakin besar ukuran perusahaan,

maka akan semakin kompleks kegiatan operasional perusahaan tersebut,

sehingga perusahaan akan mencari KAP big four karena KAP tersebut

lebih berpengalaman untuk mengaudit perusahaan tersebut agar dapat

meningkatkan kualitas perusahaan dan kualitas audit itu sendiri.

74
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh audit fee, audit tenure, rotasi audit

dan ukuran perusahaan terhadap kualitas audit pada perusahaan sektor keuangan

yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2014. Data sampel perusahaan yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 141 pengamatan. Analisis dilakukan

dengan menggunakan uji regresi logistik dengan program IBM Statistical

Package for Social Sciences (SPSS) versi 20.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah

dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik dan pembahasan pada bagian

sebelumya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa audit fee

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak

mendukung dari penelitian dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih

dan Rohman (2014), Arisinta (2013), dan Tarigan dan Suganti (2013).

2. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa audit

tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini

didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti dan Mertha

(2014), Hamid (2013), Sofyana dan Nugroho (2013), Sinaga dan Ghozali

(2011).
75
3. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa rotasi audit

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini didukung dari

hasil penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti dan Mertha (2014) dan

Hartadi (2012), Sofyana dan Nugroho (2012).

4. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini didukung

dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti dan Mertha (2014),

Sofyana dan Nugroho (2012) dan Sinaga dan Ghozali (2011).

B. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan sektor keuangan.

Peneliti selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan untuk

memperluas sampel penelitian dengan menggunakan sampel perusahaan

dari seluruh sektor industri yang terdaftar di BEI.

2. Peneliti selanjutnya disarankan menambah variabel independen penelitian

agar mampu menjelaskan tentang kualitas audit dengan lebih baik lagi.

Variabel independen yang dapat digunakan seperti opini going concern

3. Penelitian selanjutnya disarankan memperbanyak variabel penelitian yang

digunakan agar hasil penelitian beragam.


76
DAFTAR PUSTAKA

Chadegani, Arezoo Aghaei., Mohamed, Zakiah Muhammaddun., Jari, Azam. “The


Determinant Factors of Auditor Switch among Companies Listed on Tehran
Stock Exchange”, International Research Journal of Finance and Economics,
Issue 80, pg 158-168, 2011.
Christiawan, Yulius Jogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi
Hasil Penelitian Empiris”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 4, No. 2, hal
79-92, Nopember 2002.

Febrianti, Ni Made Dewi dan I Made Mertha. “Pengaruh Masa Perikatan Audit,
Rotasi KAP, Ukuran Perusahaan Klien dan Ukuran KAP pada Kualitas
Audit”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2, hal 503-518, Bali, 2014.
Fernando, G. D., Ahmed M., dan Randal J. E. “Audit Quality Attributes, Client Size
and Cost of Equity Capital”, Review of Accounting and Finance, Vol. 9, No.
4, pp. 363-381, 2010.
Francis, J. R. “What Do We Know About Audit Quality? The British Accounting
Review”, 36, 345-368, 2004.
Ghozali, Imam.“Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Edisi
Kelima, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
Giri, Efraim Ferdinan. “Pengaruh Tenur Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP
Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia”,
Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, hal. 1-26, 2010.
Gravious, I. “Alternative Perspectives to Deal with Auditors’ Agency Problem”,
Critical Perspektives on Accounting 18, h:451-467, 2007.

Halim, Abdul. “Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan)”, Jilid 1, UPP


STIM YKPN, Yogyakarta, 2008.

Hamid, Abdul. “Pengaruh Tenur KAP dan Ukuran KAP terhadap Kualitas Audit”,
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, 2013.
Hartadi, Bambang. “Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor
terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan
Keuangan, Vol 16, No. 1, hal 84-103, 2012.
Hastuti, Sri. “Kualitas Audit Ditinjau dari Kompetensi dan Independensi Akuntan
Publik”, 2010.
77
Hay, David dan David Davis. “ The Voluntary Choice of an Audit of Any Level of
Quality”, New Zealand, February, 2002.
Hermawan, Y. Dadi dan Fitriany. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pergantian Kantor Akuntan Publik Upgrade, Downgrade dan Samegrade
pada Perusahaan yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, Simposium
Nasional Akuntansi XVI, Manado, 2013.

Himawan, Ferdinandus. A dan Rara Emarila. “Pengaruh Persepsi Auditor atas


Kompetensi, Independensi dan Kualitas Audit terhadap Umur Kantor
Akuntan Publik (KAP) Di Jakarta”, Esensi Volume 13 No. 3, Jakarta,
Desember, 2013.

Ian, “Penentuan Kualitas Audit Berdasarkan Ukuran KAP dan Biaya Audit” Diakses
melalui: http://journal.wima.ac.id/index.php/JIMA/article/view/248. Pada
tanggal 15 April 2014.
Jensen, Micheal C. dan William H. “Theory of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Cost and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics 3,
hal 305-360, U.S.A, 1976.
Kovinna, Fransiska dan Betri. “Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja,
Kompetensi, dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit”, Jurusan Akuntansi
STIE MDP, Palembang, 2013.
Kurniasih, Margi dan Abdul Rohman. “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan
Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit”, Diponegoro Journal of Accounting,
Vol.03 No.3, hal. 1-10, Semarang, 2014.
Kurnia, Winda, Khomsiyah dan Sofie. “Pengaruh Kompetensi, Independensi,
Tekanan Waktu, dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit”, e-Journal
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Vol. 1, No.2, hal 49-67,
2014.
Margareth, Tricia. “Laba Khayalan Perusahaan Besar”, Diakses melalui:
http://triciamargareth93.blogspot.co.id/2014/11/laba-khayalan-perusahaan-
besar.html, Pada tanggal November 2014.
Mayasari, Ida. “Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Masa Perikatan Audit
Terhadap Kualitas Audit”, Universitas Komputer Indonesia, Bandung, 2013.
Menteri Keuangan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 423/KMK.06/2002
Tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2002.

78
Menteri Keuangan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 359/KMK.06/2003
Tentang “Jasa Akuntan Publik” dan Perubahan atas Keputusan Menteri
Keuangan Nomor: 423/KMK.06/2002, Jakarta, 2003.
Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 Tentang
“Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2003.
Mgbame, C.O., Eragbhe, E dan Osazuwa, N, “Audit Partner Tenure and Audit
Quality: An Emprical Analysis”, European Journal of Business and
Management, Vol. 4, No. 7, pp.154-159, 2012.
Nasser, Wahid, Nazri, dan Hudaib. “Auditor-Client Relationship: The Case of Audit
Tenure and Auditor Switching in Malaysia”, Manegerial Auditing Journal,
vol. 21, 2006.
Nuratama, I Putu. “Pengaruh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Pada
Kualitas Audit dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi”, Denpasar,
2011.
Octaviana, Arisinta. “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Time Budget Pressure,
dan Audit Fee terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di
Surabaya” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, No. 3, Desember, 2013.
Putra, I Gede Cahyadi. “Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik di Bali Ditinjau dari
Time Budget Pressure Risiko Kesalahan, dan Kompleksitas Audit”, Jurnal
Ilmiah Akuntansi dan Humanika Jinah, Vol.2, No.2,pp. 765-784, 2013.
Ritiana, Zmau. “Ada Apa Dengan Toshiba”, Diakses melalui:
http://zmauritiana.wordpress.com/2015/07/28/ada-apa-dengan-toshiba.html,
Pada tanggal 28 Juli 2015.
Rizqiasih, P.D, “Pengaruh Struktur Governance terhadap Fee Audit Eksternal”,
2010.
Rosnidah, Ida. “Kualitas Audit:Refleksi Hasil Penelitian Empiris”. Jurnal Akuntansi,
Vol. 14 (3) September:329-326, 2010.
Sinaga, M. T. Daud dan Ghozali, “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP dan
Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit”, 2011.
Siregar, Fitriany, Wibowo dan Anggraita. “Rotasi dan Kualitas Audit: Evaluasi Atas
Kebijakan Menteri Keuangan KMK No. 423/KMK.6/2002 Tentang Jasa
Akuntan Publik”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 8 – No. 1,
Juni, 2011.
Standar Profesional Akuntan Publik, 2013.
79
Sofyana dan Gatot, “Analisis Pengaruh Praktik Rotasi Audit dan Masa Pemberian
Jasa Audit terhadap Kualitas Audit”, 2012.
Tarigan, Primsa dan Susanti. “Pengaruh Kompetensi, Etika, dan Fee Audit Terhadap
Kualitas Audit”, Jakarta, 2013.
Utami, Riska dan Betri. “Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), Masa
Perikatan dan Tekanan Waktu Terhadap Kualitas Audit”, STIE MDP, 2013.
Valen, Eki, Dandes dan Yeasy. “Pengaruh Masa Perikatan Audit dan Ukuran KAP
terhadap Kualitas Audit”, 2012.
Wallman, S.M.H. “The Future of Accounting, Part III: Reliability and Auditor
Independence”, Accounting Horizon, December, 76-77, 1996.
Werastuti, S. “Pengaruh Auditor Client Tenure, Debt Default, Reputasi Auditor,
Ukuran Klien dan Kondisi Keuangan terhadap Kualitas Audit Melalui Opini
Audit Going Concern”, Vokasi Jurnal Riset Akuntansi, Vol. 2, No. 1, 2012.
Wibowo, Arie dan Hilda. ” Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit –Suatu Studi
dengan pendekatan Earnings Surprise Benchmark”, 2009.
Wijayani, Evi Dwi dan Indira Januarti. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching”, Simposium
Nasional Akuntansi XIV, Aceh, 2011.
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews”,
Edisi Ketiga, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2011.

80
LAMPIRAN -LAMPIRAN

81
DATA PERUSAHAAN SAMPEL

82
Daftar Perusahaan Sampel

No. Kode Perusahaan

1 ABDA Asuransi Bina Dana arta Tbk.


2 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (Sebelumnya
AGRO
Bank Agroniaga Tbk.)
3 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk.
4 AKSI Majapahit Securities Tbk
5 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk.
6 APIC Pacific Stratrgic Financia Tbk.
7 ARTA Arthavest Tbk.
8 ASBI Asuransi Bintang Tbk.
9 ASJT Asuransi Jasa Tania Tbk.
10 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk.
11 BACA Bank Capital Indonesia Tbk.
12 BAEK Bank ekonomi Raharja Tbk.
13 BBCA Bank Central Asia Tbk.
14 BBKP Bank Bukopin Tbk.
15 BBLD Buana Finance Tbk. (Sebelumnya Buana Finance
Indonesia Tbk.)
16 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk.
17 BBRI Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.
18 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
19 BCIC Bank Mutiara Tbk.
20 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk.
21 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk.
22 BMRI Bank Mandiri (persero) Tbk.
23 BNBA Bank Bumi Artha Tbk.
24 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk.
25 BNII Bank Internasiona Indonesia Tbk.
26 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk.
27 BPFI Batavia Prosperindo Finance Tbk.
28 BSIM Bank Sinarmas Tbk.
29 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk. (Sebelumnya Bank
Swadesi Tbk.
30 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk.

83
Daftar Perusahaan Sampel (Lanjutan)
31 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk.
32 DEFI Danasupra Erapacific Tbk.
33 GSMF Equity Development Investama Tbk.
34 HDFA HD Finance Tbk.
35 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk.
36 LPGI Lippo General Insurance Tbk.
37 MAYA Bank Mayapada Internasional (Sebelumnya Bank
Mayapada Tbk.)
38 MEGA Bank Mega Tbk.
39 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional Tbk.
40 MTFN Capitalinc Investment Tbk.
41 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk.
42 PANS Panin Sekuritas Tbk.
43 PEGE Panca Global Securities Tbk.
44 PNIN Paninvest (Sebelumnya Panin Insurance Tbk.)
45 PNLF Panin Financial Tbk. (Sebelumnya Panin Life Tbk.)
46 SMMA Sinar Mas Multiartha Tbk.
47 TRUS Trust Finance Indonesia Tbk.
Sumber: Data Sekunder yang Diolah

84
Kategori KAP Big 4

No Nama KAP Kerjasama Internasional


1 Haryanto Sahari & Rekan PricewaterhouseCoopers
2 Osman, Bing, Satrio & Rekan Deloitte Touche Tohmatsu
3 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja Ernest & Young Global
4 Siddharta, Siddharta & Widjaja KPMG Internasional
Sumber: Agung Nugroho (2010) dalam Hermawan dan Fitriany (2013)

Ketegori KAP Non Big 4

No Nama KAP Kerjasama Internasional


1 Aryanto, Amir Jusuf & Mawar RSM International
2 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang BKR International
3 Hadori & Rekan HLB International
4 Hendrawinata, Gani & Rekan Grant Thornton
International
5 Jimmy Budhi & Rekan Praxity AISBL
6 Johan, Malonda, Astika & Rekan Baker Tilly International
7 Kanaka Puradiredja, Suhartono Nexia International
8 Kosasih & Nurdiyaman Geneva Group
International
9 Mulyamin, Sensi, Suryanto Moore Stephens
International
10 Paul Hadiwinata, Hidayat, Arsono & Rekan PKF International
11 Rama Wendra Parker Randall
International
12 Tanubrata, Sutanto & Rekan BDO Global Coordination
Sumber: Agung Nugroho (2010) dalam Hermawan dan Fitriany (2013)

85
LAMPIRAN INPUT DATA

86
Hasil Tabulasi Data

Audit Fee
No Kode
2012 2013 2014
1 AGRO 22,13 21,96 22,08
2 INPC 22,16 23,57 23,64
3 BBKP 24,37 25,21 24,88
4 BNBA 20,31 20,71 20,20
5 BACA 20,33 20,93 20,13
6 BBCA 26,21 26,10 26,55
7 BNGA 25,39 25,39 25,58
8 BAEK 24,50 24,40 23,82
9 BEKS 21,01 23,32 23,12
10 BABP 22,63 21,89 22,70
11 BNII 23,59 24,02 24,53
12 BKSW 22,60 22,78 22,84
13 BMRI 27,95 28,31 28,50
14 MAYA 24,31 24,31 24,70
15 MEGA 22,28 21,70 21,82
16 BCIC 21,24 21,90 22,27

87
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)

Audit Fee
No Kode
2012 2013 2014
17 BBNI 24,61 24,94 24,66
18 BBRI 24,71 25,01 24,81
19 BSIM 20,53 21,49 21,72
20 BSWD 20,49 20,01 20,25
21 BBTN 23,90 23,44 23,60
22 BVIC 21,13 20,71 21,42
23 MCOR 21,58 22,17 21,49
24 BPFI 20,30 21,50 20,13
25 BFIN 22,05 21,79 21,90
26 BBLD 20,54 20,49 21,14
27 CFIN 20,71 20,82 21,40
28 DEFI 17,96 25,30 25,36
29 HDFA 21,14 19,82 20,88
30 TRUS 20,30 20,51 20,53
31 AKSI 18,29 21,60 19,91

88
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)

Audit Fee
No Kode
2012 2013 2014
32 PEGE 18,04 18,01 20,25
33 PANS 20,41 20,09 20,54
34 ABDA 21,40 20,82 22,03
35 ASBI 22,12 22,51 22,36
36 AHAP 18,37 20,15 20,08
37 ASJT 20,42 20,22 20,58
38 AMAG 21,00 21,21 21,97
39 LPGI 20,56 21,12 20,92
40 MREI 19,83 19,67 20,63
41 PNLF 23,21 24,77 22,50
42 PNIN 23,25 24,78 23,03
43 ARTA 21,40 21,30 21,42
44 MTFN 21,44 23,79 20,35
45 GSMF 23,02 22,50 23,04
46 APIC 19,53 20,25 20,60
47 SMMA 24,23 24,10 24,13

89
Hasil Tabulasi Data

Audit Tenure
No Kode
2012 2013 2014
1 AGRO 2 2 2
2 INPC 2 2 2
3 BBKP 2 2 2
4 BNBA 1 2 1
5 BACA 2 2 2
6 BBCA 1 2 2
7 BNGA 2 2 2
8 BAEK 2 2 2
9 BEKS 2 1 2
10 BABP 2 2 1
11 BNII 2 2 2
12 BKSW 2 1 2
13 BMRI 2 2 2
14 MAYA 2 2 2
15 MEGA 1 2 1
16 BCIC 1 2 2

90
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)

Audit Tenure
No Kode
2012 2013 2014
17 BBNI 1 2 2
18 BBRI 2 2 2
19 BSIM 2 2 2
20 BSWD 2 2 2
21 BBTN 2 2 2
22 BVIC 2 2 1
23 MCOR 1 2 2
24 BPFI 2 2 1
25 BFIN 2 2 2
26 BBLD 2 2 2
27 CFIN 2 2 2
28 DEFI 1 2 2
29 HDFA 2 2 2
30 TRUS 2 2 2
31 AKSI 1 2 2

91
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)

Audit Tenure
No Kode
2012 2013 2014
32 PEGE 2 2 2
33 PANS 2 2 2
34 ABDA 2 2 2
35 ASBI 2 2 2
36 AHAP 2 1 1
37 ASJT 1 2 2
38 AMAG 2 2 2
39 LPGI 2 2 2
40 MREI 2 2 2
41 PNLF 2 2 2
42 PNIN 2 2 2
43 ARTA 2 1 2
44 MTFN 2 2 2
45 GSMF 2 2 2
46 APIC 2 1 2
47 SMMA 2 2 2

92
Hasil Tabulasi Data

Rotasi Audit
No Kode
2012 2013 2014
1 AGRO 0 0 0
2 INPC 0 0 1
3 BBKP 0 0 0
4 BNBA 0 0 0
5 BACA 1 0 0
6 BBCA 0 0 0
7 BNGA 1 0 0
8 BAEK 0 0 0
9 BEKS 0 0 0
10 BABP 1 0 0
11 BNII 0 1 0
12 BKSW 0 1 0
13 BMRI 0 0 0
14 MAYA 1 0 1
15 MEGA 0 0 0
16 BCIC 0 0 0

93
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)

Rotasi Audit
No Kode
2012 2013 2014
17 BBNI 0 0 0
18 BBRI 0 0 0
19 BSIM 0 0 1
20 BSWD 0 0 0
21 BBTN 0 0 0
22 BVIC 1 0 0
23 MCOR 1 0 1
24 BPFI 0 0 0
25 BFIN 0 0 0
26 BBLD 0 0 1
27 CFIN 0 0 0
28 DEFI 1 0 0
29 HDFA 0 0 0
30 TRUS 0 0 0
31 AKSI 0 0 0

94
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)

Rotasi Audit
No Kode
2012 2013 2014
32 PEGE 0 1 1
33 PANS 0 0 0
34 ABDA 0 0 0
35 ASBI 1 0 0
36 AHAP 0 0 0
37 ASJT 0 0 0
38 AMAG 0 0 0
39 LPGI 0 0 0
40 MREI 0 1 0
41 PNLF 0 1 0
42 PNIN 0 0 0
43 ARTA 0 0 0
44 MTFN 0 0 0
45 GSMF 1 0 0
46 APIC 0 0 0
47 SMMA 0 0 0

95
Hasil Tabulasi Data

Ukuran Perusahaan Klien


No Kode
2012 2013 2014
1 AGRO 29,03 29,26 29,49
2 INPC 30,65 30,68 30,79
3 BBKP 31,82 31,87 32,00
4 BNBA 28,88 29,03 29,27
5 BACA 29,37 29,60 29,86
6 BBCA 33,72 33,84 33,95
7 BNGA 32,92 33,02 33,08
8 BAEK 30,86 30,99 31,02
9 BEKS 29,67 29,83 29,83
10 BABP 29,64 29,73 29,87
11 BNII 32,38 32,58 32,60
12 BKSW 29,17 30,03 30,67
13 BMRI 34,09 34,23 34,38
14 MAYA 30,47 30,81 31,22
15 MEGA 31,81 31,83 31,83
16 BCIC 30,35 30,31 30,17

96
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)

Ukuran Perusahaan Klien


No Kode
2012 2013 2014
17 BBNI 33,44 33,59 33,66
18 BBRI 33,94 34,07 34,32
19 BSIM 30,35 30,49 30,69
20 BSWD 28,56 28,91 29,28
21 BBTN 32,35 32,51 32,60
22 BVIC 30,29 30,58 30,69
23 MCOR 29,50 29,70 29,91
24 BPFI 26,99 27,41 27,70
25 BFIN 29,51 29,75 29,90
26 BBLD 28,88 28,96 28,91
27 CFIN 29,21 29,44 29,52
28 DEFI 24,53 31,47 31,57
29 HDFA 28,09 28,26 28,57
30 TRUS 26,77 26,54 26,31
31 AKSI 25,00 24,88 25,45

97
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)

Ukuran Perusahaan Klien


No Kode
2012 2013 2014
32 PEGE 25,91 26,02 26,21
33 PANS 28,14 27,95 28,23
34 ABDA 28,22 28,40 28,62
35 ASBI 26,64 26,71 26,81
36 AHAP 26,25 26,41 26,62
37 ASJT 25,97 26,03 26,48
38 AMAG 27,93 28,02 28,13
39 LPGI 28,00 28,17 28,41
40 MREI 27,38 27,62 27,86
41 PNLF 30,10 30,42 30,61
42 PNIN 30,20 30,51 30,69
43 ARTA 26,64 26,61 26,62
44 MTFN 27,35 27,43 28,75
45 GSMF 28,85 28,96 29,09
46 APIC 26,92 26,96 27,09
47 SMMA 31,52 31,50 31,62

98
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)

Kualitas Audit
No Kode
2012 2013 2014
1 AGRO 1 1 1
2 INPC 1 1 1
3 BBKP 0 0 0
4 BNBA 1 1 1
5 BACA 1 1 1
6 BBCA 1 1 1
7 BNGA 1 1 1
8 BAEK 1 1 1
9 BEKS 1 1 1
10 BABP 0 0 0
11 BNII 0 0 0
12 BKSW 1 1 1
13 BMRI 1 1 1
14 MAYA 1 1 1
15 MEGA 1 1 1
16 BCIC 1 1 1

99
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)

Kualitas Audit
No Kode
2012 2013 2014
17 BBNI 0 0 0
18 BBRI 0 0 0
19 BSIM 0 0 1
20 BSWD 0 0 0
21 BBTN 0 0 0
22 BVIC 1 1 1
23 MCOR 1 1 1
24 BPFI 1 1 1
25 BFIN 0 0 0
26 BBLD 0 0 0
27 CFIN 1 1 1
28 DEFI 0 0 0
29 HDFA 0 1 1
30 TRUS 0 0 0
31 AKSI 0 0 0

100
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)

Kualitas Audit
No Kode
2012 2013 2014
32 PEGE 0 0 0
33 PANS 1 1 1
34 ABDA 0 0 0
35 ASBI 0 0 0
36 AHAP 0 0 0
37 ASJT 0 0 0
38 AMAG 0 0 0
39 LPGI 0 0 0
40 MREI 0 0 0
41 PNLF 0 0 0
42 PNIN 1 1 1
43 ARTA 0 0 0
44 MTFN 0 0 0
45 GSMF 0 0 0
46 APIC 0 0 0
47 SMMA 0 0 0

101
LAMPIRAN 2
HASIL OUTPUT SPSS

102
Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

FEE 141 17,96 28,50 22,1976 2,07506


TENURE 141 1 2 1,86 ,350
ROTASI 141 0 1 ,14 ,350
SIZE 141 24,53 34,38 29,5825 2,31748
K_AUD 141 0 1 ,43 ,496
Valid N (listwise) 141

103
Logistic Regression

Case Processing Summary


a
Unweighted Cases N Percent

Included in Analysis 141 100,0

Selected Cases Missing Cases 0 ,0

Total 141 100,0


Unselected Cases 0 ,0
Total 141 100,0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of


cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

NON BIG FOUR 0


BIG FOUR 1

104
Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log Coefficient


likelihood s
Constant
1 192,328 -,298
Step 0 2 192,328 -,300
3 192,328 -,300
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 192,328
c. Estimation terminated at iteration
number 3 because parameter estimates
changed by less than ,001.

105
Classification Tablea,b

Predicted
K_AUD Percentage
NON BIG BIG 4 Correct
Observed 4
NON BIG
81 0 100,0
K_AUD 4
Step 0
BIG 4 60 0 ,0
Overall Percentage 57,4
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant -,300 0,170 3,104 1 ,078 ,741

106
Variables not in the Equation

Score df Sig.

FEE 4,974 1 ,026

TENURE 1,477 1 ,224


Variables
Step 0 ROTASI ,529 1 ,467

SIZE 13,192 1 ,000

Overall Statistics 18,002 4 ,001

Block 1: Method = Enter

a,b,c,d
Iteration History

Iteration -2 Log likelihood Coefficients


Constant FEE TENURE ROTASI SIZE

1 173,541 -7,182 -,170 -,705 ,426 ,402

2 173,175 -8,202 -,215 -,806 ,480 ,475


Step 1
3 173,174 -8,253 -,217 -,811 ,482 ,479

4 173,174 -8,253 -,217 -,811 ,482 ,479

a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 192,328
d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than
,001.
107
Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 19,154 4 ,001

Step 1 Block 19,154 4 ,001

Model 19,154 4 ,001

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square
a
1 173,174 ,127 ,171

a. Estimation terminated at iteration number 4 because


parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 10,629 8 ,224

108
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

K_AUD = NON BIG FOUR K_AUD = BIG FOUR Total

Observed Expected Observed Expected

1 14 11,954 0 2,046 14

2 12 10,746 2 3,254 14

3 10 9,957 4 4,043 14

4 7 9,253 7 4,747 14

5 7 8,555 7 5,445 14
Step 1
6 7 7,974 7 6,026 14

7 8 7,283 6 6,717 14

8 4 6,213 10 7,787 14

9 5 5,192 9 8,808 14

10 7 3,872 8 11,128 15

109
a
Classification Table

Observed Predicted

K_AUD Percentage

NON BIG BIG FOUR Correct

FOUR

NON BIG FOUR 63 18 77,8


K_AUD
Step 1 BIG FOUR 33 27 45,0

Overall Percentage 63,8

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

FEE -,217 ,163 1,780 1 ,182 ,805

TENURE -,811 ,542 2,245 1 ,134 ,444


a
Step 1 ROTASI ,482 ,513 ,884 1 ,347 1,620

SIZE ,479 ,155 9,507 1 ,002 1,615

Constant -8,253 2,582 10,221 1 ,001 ,000


a. Variable(s) entered on step 1: FEE, TENURE, ROTASI, SIZE.

110
Correlation Matrix

Constant FEE TENURE ROTASI SIZE

Constant 1,000 ,125 -,211 -,101 -,606

FEE ,125 1,000 -,083 -,031 -,836

Step 1 TENURE -,211 -,083 1,000 -,006 -,035

ROTASI -,101 -,031 -,006 1,000 ,066

SIZE -,606 -,836 -,035 ,066 1,000

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

8+ +
I I
I I
F I I
R 6+ +
E I I
Q I N B B B B I
U I N B B B B I
E 4+ N N B B NB B BB B B B B B +
N I N N B B NB B BB B B B B B I
C I N BB NNN BB B NB B BB B N N B BB B B I
Y I N BB NNN BB B NB B BB B N N B BB B B I
2+ N NN NN N NNN BNNB BBBNBBNBNNBBBN B N BB BN B NB B BN B +
I N NN NN N NNN BNNB BBBNBBNBNNBBBN B N BB BN B NB B BN B I
I N NNNNNN NNNNNN NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNBNNNNNN BBNBNBBN NBNB N N NN N BB N I
I N NNNNNN NNNNNN NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNBNNNNNN BBNBNBBN NBNB N N NN N BB N I
Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+----------
Prob: 0 ,1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 1
Group: NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB

Predicted Probability is of Membership for BIG FOUR


The Cut Value is ,50
Symbols: N - NON BIG FOUR
B - BIG FOUR, Each Symbol Represents ,5 Cases.
111

Anda mungkin juga menyukai