Anda di halaman 1dari 331

PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN KERJA

TERHADAP DILEMA ETIKA INTERNAL AUDITOR DALAM


PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Di Susun Oleh :

Rachmat Hidayat Sumawi Budi


106082002661

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP DILEMA ETIKA INTERNAL AUDITOR DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Di Susun Oleh :

Rachmat Hidayat Sumawi Budi


106082002661

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI

Nama Lengkap : Rachmat Hidayat Sumawi Budi


Nama Panggilan : Diki Baik
Tempat/Tgl Lahir : Cirebon, 14 Juli 1988
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Pondok Benda Indah Pamulang
Blok B1/12 Rt 02/ Rw 15
No. Hp : 021-95804530
Email : Eriodan.lanun2@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL

1. TK. Avia Puri Tahun 1994


2. SD N Pondok Benda I Tahun 2000
3. SMP N 2 Pamulang Tahun 2003
4. SMA N 2 Ciputat Tahun 2006
5. D2 Komunikasi + Yayasan Al-Kharim Tahun 2010
6. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi

RIWAYAT PENDIDIKAN INFORMAL

Kursus Bahasa Inggris IEC Ciputat 2006-2007

i
PENGALAMAN ORGANISASI/BEKERJA

1. ERIODAN Ketua 2005


2. LDK KOMDA Div. Dana usaha 2007
3. Saturday Meeting Club IEC-Ciputat Public Relation 2008
4. BEM Jurusan Akuntansi Ketua. Biro Bisnis dan Usaha 2009
5. Karangtaruna Pondok Benda Indah Sekertaris 2009
6. BNI-life Finance Consultant 2009

ii
EFFECT OF COMMITMENT PROFESSIONAL AND WORK EXPERIENCE
TOWARD ETHICAL DILEMMA OF INTERNAL AUDITORS IN ETHICAL
DECISION MAKING

ABSTRACT

Rachmat Hidayat Sumawi Budi, Effect of Commitment professional and Work


Experience Toward Ethical Dilemma of Internal Auditors in Ethical Decision
Making. Thesis Strata One (S1) of Accounting Department of Economics and
business Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2010.
This study aims to test the effect of Commitment Professional and Work
Experience toward Dilemmas ethical of internal auditors in the Ethical Decision
making with using multiple linear regression. The sample in this study amounted to
82 internal auditor as respondents who work in DKI Jakarta area. Sampling method
that used is convenience sampling. The collection of data using the primary data that
is taken directly from the respondents with the questionnaire technique.
The results obtained in the partial test is that professional commitment has a
significant influence on ethical dilemmas and ethical decision making as well as work
experience variables also have significant influence on the variables of ethical
dilemmas in ethical decision making. So that the independent variables
simultaneously influence the ethical dilemmas in ethical decision making as the
dependent variable.

Keywords: professional commitment, work experience, ethical dilemmas in ethical


decision making.

iii
PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP DILEMA ETIKA INTERNAL AUDITOR DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS

ABSTRAK

Rachmat Hidayat Sumawi Budi, Pengaruh Komitmen Profesional dan


Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan
Keputusan Etis. Skripsi Strata Satu (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Komitmen Profesional dan
Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan
keputusan Etis dengan menggunakan regresi linear berganda. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 82 responden internal auditor yang bekerja di perusahaan-
perusahaan wilayah DKI Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah
convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer yaitu diambil
langsung dari responden dengan tekhnik kuesioner.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam pengujian secara parsial adalah bahwa
komitmen profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika
dalam pengambilan keputusan etis dan begitu juga dengan variabel pengalaman kerja
juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dilema etika dalam
pengambilan keputusan etis. Sehingga secara simultan variabel independen
berpengaruh terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis sebagai
variabel dependen.

Kata Kunci: Komitmen profesional, pengalaman kerja, dilemma etika dalam


pengambilan keputusan etis.

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, kepadanya kita memohon
pertolongan dan pengampunan serta kita berlindung dari keburukan dan kejahatan
diri kita. Semoga kita selalu mendapat hidayah-Nya, sehingga kita tergolong orang-
orang yang berada dalam keridhoaan-Nya. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan
melainkan ALLAH, sekutu baginya yang maha pengasih lagi maha penyayang dan
saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah rasulullah. Sholawat dan salam
teriring untuknya semoga kita semua akan mendapat syafa’at-Nya.
Skripsi yang telah penulis selesaikan merupakan salah satu dari banyak
nikmat yang ALLAH SWT berikan. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari
bantuan banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang selalu memberikan cahaya terang senantiasa
banyak hangat ruang kasih yang engkau beri dari setiap doa, kepingan rizki dan
harapan, serta Annisa Ayu adinda tercinta tetap semangat dalam menjalankan
kuliah target lulus di UPN kamu harus 3,5 tahun masa tenggang 4 tahun harus
sudah sarjana.
2. Eyang Jhon Disman, terima kasih atas setiap nasihat dan opini yang eyang
berikan.
3. Bapak Dr. Yahya Hamja. MM, selaku dosen pembimbing I terima kasih banyak
atas kemudahan, bimbingan dan motivasi yang telah banyak diberikan kepada
penulis.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M,Si, selaku dosen pembimbing II terima kasih banyak
atas bantuan semangat, bimbingan, meminjamkan buku panduan SPSS, tawa
canda disela bimbingan yang membuat penulis semangat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA, selaku dosen dan penguji skripsi terima
kasih telah memberikan ilmu objektifitas serta motivasi yang membangun.
6. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak, selaku dosen dan penguji serta teman curhat
di waktu senggang yang telah memberikan banyak motivasi, siraman rohani dan
ilmu tata kelola dream maping.

v
7. Kak. Taufik Hidayat, selaku asdos dan teman yang telah memberikan motivasi
dan cambukan perjuangan untuk tetap semangat ketika penulis dirundung
kesulitan.
8. Bapak Firaun Maulana, selaku guru besar Al-Kahfi Al-Khariem terima kasih
banyak telah banyak membantu dan mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian di perusahaan yang Bapak pimpin.
9. Bapak Tubagus Wahyudi, selaku guru besar yang telah banyak memberikan ilmu
komunikasi, terima kasih atas motivasinya.
10. Seluruh mahasiswa ALKAHFI khususnya mahir terima kasih dan tetap kompak.
11. Risthy Prapanca Wisudani Apriliani, Arief Fahruri, Siti Nur Alqiah, Asep Saiful
Bahri dan Yayat Hidayatullah terima kasih atas bantuan yang selama ini penulis
rasakan hingga kini.
Terima kasih untuk seluruh pihak-pihak yang namanya tidak tertulis atau
tidak mau disebutkan, penulis banyak terima kasih dan mohon maaf lahir batin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
pengetahuan dan kemampuan penulis miliki masih terbatas, oleh sebab itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan serta tanggapan yang membangun guna terciptanya
skripsi yang baik dan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Hormat saya,

Penulis

vi
DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ i

ABSTRACT .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Audit ............................................................................................... 9

1. Pengertian Audit ........................................................................ 9

2. Jenis-Jenis Audit ........................................................................ 11

3. Jenis-Jenis Auditor ..................................................................... 13

B. Audit internal ................................................................................... 14

1. Pengertian Audit Inernal ............................................................. 14

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit internal .............................. 19

vii
3. Profesi Audit Internal .................................................................. 25

4. Peranan Audit internal ................................................................ 26

C. Komitmen Profesional ..................................................................... 27

1. Pengertian Komitmen ................................................................ 27

2. Pengertian Profesional ............................................................... 28

3. Auditor internal yang Profesional ............................................. 29

4. Kode Etik Profesional ............................................................... 41

D. Pengalaman Kerja Auditor .............................................................. 44

E. Pengambilan Keputusan etis ........................................................... 45

F. Dilema Etika ..................................................................................... 47

G. Penelitian terdahulu .......................................................................... 49

H. Keterkaitan Setiap Variabel .............................................................. 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 56

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 56

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 57

1. Sumber Data ............................................................................. 57

2. Pengumpulan Data ..................................................................... 57

D. Metode Analisis Data ....................................................................... 57

1. Statistik Deskriptif ...................................................................... 58

2. Uji Kualitas Data ........................................................................ 58

viii
a. Uji Validitas ......................................................................... 58

b. Uji reliabilitas .......................................................................58

3. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 59

a. Uji Multi Kolinearitas .......................................................... 59

b. Uji Heterokedastisitas ......................................................... 59

c. Uji Normalitas .................................................................... 59

4. Uji Hipotesis .............................................................................. 60

a. Analisis koefisien Determinasi ........................................... 60

b. Uji Hipotesis ........................................................................ 61

1) Uji t ................................................................................. 61

2) Uji F ................................................................................ 61

E. Definisi Operasional variabel dan Pengukurannya ...................... 62

1. Variabel Dependen ...................................................................... 62

2. Variabel Independen ................................................................... 64

a. Komitmen Profesional ......................................................... 64

b. Pengalaman kerja ................................................................. 65

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 69

1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 69

2. Karakteristik Responden ............................................................. 71

B. Hasil Analisis dan Pembahasan ........................................................ 74

ix
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 74

2. Uji Kualitas Data ....................................................................... 75

a. Uji Validitas........................................................................... 75

b. Uji Reliabilitas ....................................................................... 77

3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 79

a. Uji Multikolinearitas ........................................................... 79

b. Uji Heterokedastisitas .......................................................... 79

c. Uji Normalitas ..................................................................... 81

4. Uji Hipotesis ............................................................................ 82

a. Uji Koefisien Determinasi .................................................. 83

b. Uji Hipotesis Dalam Penelitian ........................................... 84

1) Uji t ................................................................................ 84

a) Hasil Uji Hipotesis pertama (Ha1) ............................. 84

b) Menguji Hipotesis kedua (Ha2) ................................. 85

2) Uji F .................................................................................85

C. Pembahasan .......................................................................................86

1. Pengaruh komitmen Profesional Terhadap Dilema

Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis ..... 86

2. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika

Dalam Pengambilan Keputusan Etis .......................................... 87

x
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 89

B. Implikasi .......................................................................................... 89

C. Keterbatasan Penelitian …………………………………………… 90

D. Saran ................................................................................................. . 91

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. .. 92

LAMPIRAN ............................................................................................... ... 97

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman


2.1 Tabel Penelitian Terdahulu…………………………………….. 50
3.1 Operasional Variabel Penelitian.................................................. 66
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitan............................................... 69
4.2 Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner..................... 71
4.3 Deskripsi Responden................................................................... 71
4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif....................................................... 74
4.5 Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional................................. 75
4.6 Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja........................................ 76
4.7 Hasil Uji Validitas Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis............................................................................ 76
4.8 Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Profesional........................... 78
4.9 Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja.................................... 78
4.10 Hasil Uji Reliabilitas Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis........................................................................... 78
4.11 Hasil Uji Multikolinearitas........................................................ 79
4.12 Koefisien Determinasi............................................................... 83
4.13 Hasil Uji t.................................................................................... 84
4.14 Hasil Uji F.................................................................................. 86

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman


2.1 Skema Kerangka Pemikiran......................................................... 55
4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot........................... 80
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot...................... 82

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I SURAT RISET..................................................................... 97


LAMPIRAN II KUESIONER....................................................................... 108
LAMPIRAN III SKOR JAWABAN............................................................. 116
LAMPIRAN IV HASIL UJI KUALITAS DATA......................................... 129
LAMPIRAN V HASIL UJI ASUMSI KLASIK........................................... 141
LAMPIRAN VI HASIL UJI HIPOTESIS..................................................... 144

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tema tentang independensi dan etika dalam profesi akuntan memiliki

pemahaman yang sangat penting dan mendalam. Sorotan masyarakat terhadap

profesi akuntan sangatlah besar sebagai dampak beberapa skandal perusahaan

besar didunia seperti Enron dan World Com yang melibatkan para akuntan

(Koran Tempo, 2002). Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi

dan independensi (Christiawan, 2002). Kualitas audit didefinisikan sebagai

kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit dapat

menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi maupun sistem

manajemen klien yang diaudit dan melaporkannya, yang dalam melaksanakan

tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik

(Elfarini, 2007). Probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada

kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung

pada independensi auditor. Auditor seringkali dihadapkan pada situasi adanya

dilema yang menyebabkan dan memungkinkan auditor tidak dapat independen.

Auditor diminta untuk tetap independen dari klien, tetapi pada saat yang sama

kebutuhan mereka tergantung kepada klien karena fee yang diterimanya, sehingga

sering kali auditor berada dalam sitausi dilematis. Hal ini akan berlanjut jika hasil

temuan auditor tidak sesuai dengan harapan klien, sehingga menimbulkan konflik

1
audit (Tsui, 1996; Tsui dan Gul, 1996). Konflik audit ini akan berkembang

menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang

bertentangan dengan independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis

yang mungkin terjadi atau tekanan di sisi lainnya (Windsor dan Askhanasy,

1995).

Perspektif dari sudut psikologi mengenai independensi auditor ini

mengemukakan bahwa upaya mencapai independensi adalah mustahil dan

pendekatan-pendekatan profesi auditing yang ada sekarang ini adalah naïf dan

tidak realistis (Bazerman, Loewenstein dan Moore, 2002). Kerangka audit yang

ada mengimplikasikan tujuan independensi adalah mencoba menghilangkan bias

oleh auditor sehingga dapat mencapai obyektifitas, padahal auditor menurut

mereka berdasarkan posisi pekerjaan dalam hubungannya dengan klien tidak

mungkin luput dari bias yang tidak disadari (unconscious bias). Kesimpulan

Bazerman, et al. yang provokatif ini mengundang tanggapan dari beberapa pihak.

Salah satu argument yang menanggapi adalah King (2002) yang menyatakan

kesimpulan Bazerman, et al. itu sebagai terlalu prematur dengan beberapa alasan.

King (2002) mengemukakan ada dua alasan, pertama eksperimen-

eksperimen yang menjadi dasar kesimpulan mereka tidak berkaitan dengan setting

pekerjaan auditor dan kedua, peneliti tidak memperhitungkan ikatan-ikatan

psikologis yang dibentuk dari keanggotaan kelompok yang dapat mengurangi

self-serfing bias. Selain dua hal itu dapat dikemukakan alasan ketiga bahwa

argument Bazerman, et al. tidak memperhitungkan faktor-faktor pengurang

2
(mitiguating factors) yang dapat bertindak mengurangi bias (debiasing) yang ada

pada lingkungan audit.

Auditor secara sosial juga bertanggung jawab kepada masyarakat dan

profesinya dari pada mengutamakan kepentingan dan pertimbangan pragmatis

pribadi atau kepentingan ekonomis semata. Situasi seperti ini sangat sering

dihadapi oleh seorang auditor. Auditor seringkali dihadapkan kepada situasi

dilema etika dalam pengambilan keputusannya (Tsui dan Gul, 1996). Menurut

Nasution (2003) Auditor internal adalah orang atau badan yang melaksanakan

aktivitas internal auditing dan auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian

independen yang dijalankan didalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi

sistem pengendalian internal organisasi. Kualitas auditing internal yang akan

dijalankan berhubungan dengan kompetensi dan obyektivitas dari staf internal

auditor organisasi tersebut. Oleh sebab itu, internal auditor senantiasa berusaha

untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian

langsung atas setiap bentuk kompleks. Dengan demikian internal auditing muncul

sebagai suatu kegiatan khusus dari bidang akuntansi yang luas yang

memanfaatkan metode dan tekhnik dasar dari penilaian. Sebagai pekerja, internal

auditor mendapatkan penghasilan dari organisasi dimana dia bekerja, hal ini

berarti internal auditor sangat tergantung kepada organisasinya sebagai pemberi

kerja. Dilain pihak internal auditor dituntut untuk tetap independen sebagai

bentuk tanggung jawabnya kepada publik dan profesinya. Disini konflik audit

muncul ketika auditor internal menjalankan aktivitas auditing internal. Internal

3
auditor sebagai pekerja didalam organisasi yang diauditnya akan menjumpai

masalah ketika harus melaporkan temuan-temuan yang mungkin tidak

menguntungkan dalam penilaian kinerja manajemen atau obyek audit yang

dilakukannya. Ketika manajemen atau subyek audit menawarkan sebuah imbalan

atau tekanan kepada internal auditor untuk menghasilkan laporan audit yang

diinginkan oleh manajemen maka menjadi dilema etika. Untuk itu auditor

dihadapkan pada pilihan-pilihan keputusan yang terkait dengan hal-hal keputusan

etis dan tidak etis.

Keputusan etis (etichal decision) adalah sebuah keputusan yang baik secara

legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas. Internal auditor sebagai

karyawan mempunyai tanggung jawab kepada organisasi dimana dia bekerja,

tetapi sebagai seorang akuntan profesional dia harus bertanggung jawab kepada

profesinya kepada masyarakat dan dirinya sendiri untuk berkelakuan etis yang

baik. Kemampuan internal auditor untuk membuat keputusan yang akan diambil

ketika menghadapi situasi dilema etika akan sangat bergantung pada berbagai hal,

karena keputusan yang diambil oleh internal auditor juga akan banyak

berpengaruh kepada organisasi dan konsisten dimana dia berada karena auditor

internal merupakan salah satu perwakilan dari profesi berpengetahuan intensif

yang kinerja dan efektivitas sangat bergantung dari prilaku mereka sendiri (Bik,

2010). Internal auditor secara terus menerus dihadapkan pada situasi dilema etika

yang melibatkan pilihan-pilihan antara nilai-nilai yang saling bertentangan.

Manajemen dapat mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan oleh

4
internal auditor. Manajemen dapat menekan internal auditor untuk melanggar

standar pemeriksaan, tetapi internal auditor juga terikat pada etika profesi dan

mempunyai tanggung jawab sosial, maka auditor berada dalam situasi yang

dilematis. Memenuhi tuntutan manajemen berarti melanggar standar dan etika

profesi, namun dilain pihak jika tidak memenuhi tuntutan tersebut kemungkinan

dapat menghasilkan sanksi atas diri internal auditor.

Faktor determinan penting dalam perilaku pengambilan keputusan etis

adalah faktor-faktor yang secara unik berhubungan dengan individu pembuat

keputusan dan variabel-variabel yang merupakan hasil dari proses sosialisasi dan

pengembangan masing-masing individu (paolillo dan Vittel, 2002). Faktor-faktor

individual tersebut meliputi variabel-variabel yang merupakan ciri pembawaan

sejak lahir (gender, umur, kebangsaan dan sebagainya). Sedangkan faktor-faktor

lainnya adalah faktor organisasi, lingkungan kerja, profesi dan sebagainya.

Sebagian besar studi yang pernah dilakukan dalam rangka mengevaluasi kualitas

audit, selalu membuat kesimpulan dari sudut pandang auditor (Widagdo,

Lesmana dan Irwandi, 2002).

Kompetensi dan independensi yang dimiliki auditor dalam penerapannya

akan terkait dengan etika. Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar

perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi

mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai

tanggung jawab menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas

mereka (Nugrahaningsih, 2005). Auditor internal dalam pengambilan keputusan

5
etis diharapkan obyektif dan tetap independen sehingga komitmen profesionalnya

dapat dibuktikan dan tidak goyah ketika dihadapkan pada hal yang dilematis

terhadap etika.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budi, Basuki dan

Hendaryatno (2005) dengan Jenny Stewart dan Connor O’Leary (2006) terdapat

perbedaan hasil dalam pengukuran pengalaman kerja. Menurut Budi, et al. (2005)

bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dilema

etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis, lalu menurut Jenny

Stewart dan Connor O’Leary (2006) terdapat pengaruh yang signifikan antara

pengalaman kerja internal auditor terhadap faktor dilema etika dalam

pengambilan keputusan etis. Karena perbedaan dari kedua penelitian sebelumnya

ini, penulis tertarik untuk menguji pengaruh komitmen profesional dan

pengalaman kerja terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis

internal auditor. Selain itu untuk mengetahui bagaimana auditor internal

melakukan keputusan etis ketika dihadapkan situasi dilema etika. Karena alasan

ini penulis memilih judul skripsi “Pengaruh Komitmen Profesional dan

Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam

Pengambilan Keputusan Etis”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah ditemukan, maka yang menjadi masalah

pokok dalam penelitian ini adalah:

6
1. Apakah komitmen profesional auditor berpengaruh terhadap dilema etika

auditor dalam pengambilan keputusan etis?

2. Apakah pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap dilema etika auditor

dalam pengambilan keputusan etis?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah memperoleh bukti

empiris sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis tingkat pengaruh komitmen profesional internal

auditor terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.

b. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman kerja auditor terhadap dilema

etika dalam pengambilan keputusan etis.

2. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat memberikan manfaat

antara lain:

a. Bagi perusahaan

Memberikan informasi bahwa auditor internal yang memiliki ruang

lingkup sangat luas memiliki risiko besar sebagai fungsinya ketika

dihadapkan dilema etika dalam pengambilan keputusan etis yang

mempertaruhkan komitmen profesionalnya dan pengalaman kerjanya.

7
b. Bagi auditor

berupa informasi yang dapat digunakan sebagai motivasi bagi para auditor

internal untuk dapat lebih tangguh dalam mengembangkan tugasnya serta

dapat memperbaiki keadaan profesinya ketika dihadapkan pada situasi

dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.

c. Bagi penulis

Sebagai sarana untuk memperdalam pengetahuan khususnya pada topik

yang diteliti mengenai pengaruh komitmen profesional dan pengalaman

kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan

etis. Sehingga dapat memperoleh gambaran antara fakta dilapangan

dengan permasalahan tersebut.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Audit

1. Pengertian Audit

Audit diterjemahkan sebagai istilah dari pemeriksaan. Pada dasarnya

pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan istilah audit yaitu sebagai suatu

proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian

ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut

dengan kriteria yang telah ditetapkan atau kriteria teoritis. Serta

mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan

bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan sudah selaras dengan apa yang

sudah digariskan. Hal ini sesuai dengan apa yang tercermin dari pernyataan

Mulyadi (2009:9) yang mendefinisikan auditing adalah suatu proses

sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,

dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-

pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian

hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4) mendefinisikan auditing

adalah sebagai berikut:

9
“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to
determine and report on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by a competent,
independent person”.

Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai

informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara

informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh

orang yang kompeten dan independen. Menurut Halim (2008:1), definisi audit

yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Accounting Concepts)

adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-

bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan

kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi

tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya

kepada para pemakai yang berkepentingan. Agoes (2004:3) mendefinisikan

auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,

oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun

oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut.

Berdasarkan definisi di atas, pengertian auditing adalah suatu proses

sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk

menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai informasi

dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara

10
informasi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan

hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Dari definisi tersebut

dapat diambil kesimpulan tentang karakteristik audit sebagai berikut:

a. Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti

atau informasi.

b. Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atas keterangan

yang digunakan oleh seorang auditor untuk menilai tingkat kesesuaian

informasi.

c. Adanya tingkat kesesuaian (degree of correspondence) dan kriteria

tertentu (stablish criteria).

d. Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki kualifikasi

yang diperlukan untuk melakukan audit. Seorang auditor harus kompeten

dan independen terhadap fungsi atau satuan usaha yang diperisaksanya.

e. Adanya pelaporan dan mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak yang

berkepentingan.

2. Jenis-Jenis Audit

Ada beberapa jenis audit yang dikemukakan oleh Arens, et al. (2009:14-

15) yaitu: Audit operasional (Operational audits), audit laporan keuangan

(financial statement audits), dan Audit ketaatan (Compliance audit).

a. Audit operasional (Operational audits)

Pemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan terhadap setiap bagian

prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan

11
efektivitas kegiatan entitas tersebut. Pada akhir pemeriksaan operasional

biasanya diajukan saran-saran rekomendasi pada manajemen untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas operasional perusahaan.

b. Audit laporan keuangan (Financial statement audits)

Pemeriksaan keuangan merupakan pemeriksaan atas laporan keuangan

suatu organisasi atau perusahaan secara keseluruhan merupakan informasi

terukur yang akan diferivikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria

tertentu yang dalam hal ini adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum,

dengan tujuan memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan

keuangan. Asumsi dasar dari suatu laporan keuangan adalah bahwa

laporan keuangan tersebut dapat dimanfaatkan oleh kelompok yang

berbeda-beda. Oleh karena itu jauh lebih efisien jika mempekerjakan satu

orang auditor independen untuk melaksanakan audit dari pada

membiarkan masing-masing pihak melakukan audit sendiri-sendiri.

c. Audit ketaatan (Compliance audits)

Pemeriksaan ketaatan merupakan proses pemeriksaan yang

mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti atas suatu prosedur atau

peraturan tertulis yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang yang

memiliki otoritas yang lebih tinggi. Biasanya hasil atau laporan dari

auditor ketaatan ini tidak dilaporkan kepada pihak tertentu dalam

organisasi, biasanya pimpinan dalam organisasi.

12
3. Jenis-Jenis Auditor

Menurut Arens, et al. (2009:15-16). Terdapat empat jenis auditor yang

umum dikenal dalam masyarakat, yaitu: Akuntan publik (Certified accountant

public firms), akuntan pemerintah (General accounting office auditors),

akuntan pajak (Internal revenue agent) dan auditor internal (Internal

auditors).

a. Akuntan publik (Certified accountant public firms)

Akuntan publik disebut juga auditor eksternal atau auditor independen

untuk membedakannya dengan auditor internal. Akuntan ini bertanggung

jawab atas pemeriksaan atau mengaudit laporan keuangan organisasi yang

dipublikasikan. Dan memberikan opini atas informasi yang diauditnya.

b. Akuntan pemerintah (General accounting office auditors)

Dilaksanakan oleh auditor pemerintah sebagai karyawan pemerintah.

Audit ini mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit

operasional. Dan laporan audit ini diserahkan kepada kongres, dalam hal

ini untuk Indonesia adalah Dewan Perwakilan Rakyat.

c. Akuntan pajak (Internal revenue agent)

Akuntan pajak mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan pada

pembayaran pajak oleh wajib pajak. Lingkup pengerjaannya adalah

memeriksa apakah wajib pajak telah benar memberikan pajaknya sesuai

dengan prosedur dan hukum yang berlaku.

13
d. Auditor internal (Internal auditors)

Auditor internal adalah bertanggung jawab pada manajemen perusahaan.

Tinjauannya adalah audit terhadap setiap berbagai prosedur-prosedur dan

metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitas

kegiatan. Pada akhir kegiatan biasanya diajukan saran-saran rekomendasi

manajemen untuk meningkatkan kualitas operasi perusahaan.

Pada dasarnya layanan yang diberikan oleh para auditor disetiap cabang

audit tersebut adalah sama, yang membedakannya adalah tanggung jawab dan

tingkat kebebasan yang berbeda. Dari definisi tersebut, kita mengetahui

pengertian audit dalam arti luas, namun lebih menekankan pada audit yang

dilakukan oleh auditor internal.

B. Audit Internal

1. Pengertian Audit Internal

Menurut Moeller and Witt (1999:1) Audit internal didefinisikan sebagai

berikut:

“Internal auditing is an independent appraisal function established within an


organization to examine and evaluate its activities as a service to the
organization”.

Dari istilah yang terdapat pada definisi diatas dapat dijabarkan lebih

lanjut sebagai berikut:

a. Independent, mempunyai arti bebas dari pembatasan ruang lingkup dan

efektivitas hasil pemeriksaan yang berupa temuan dan pendapat.

14
b. Appraisal, menyatakan keyakinan penilaian auditor internal dalam

kesimpulan yang dibuatnya.

c. Established, menjelaskan pengakuan perusahaan atas peranan auditor

internal.

d. Examine and evaluate, menyatakan bahwa kegiatan auditor internal

sebagai auditor serta penilai terhadap faktor-faktor yang ditemukan dalam

perusahaan.

e. It’s activities, menyatakan luasnya ruang lingkup pekerjaan auditor

internal yang meliputi seluruh aktivitas perusahaan.

f. Service, menyatakan bahwa pelayanan terhadap manajemen merupakan

hasil akhir dari pekerjaan auditor internal.

g. To the organization, menyatakan bahwa ruang lingkup pelayanan auditor

internal berhubungan dengan seluruh personalia perusahaan, dewan

komisaris termasuk komite audit dan para pemegang saham.

Auditor internal merupakan fungsi penilaian yang independen yang

didirikan dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan

organisasi secara menyeluruh yang bertujuan membantu dan memperbaiki

kinerja semua tingkatan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab

secara efektif. Aktivitas audit internal menjadi pendukung utama untuk

tercapainya tujuan pengendalian internal. Ketika melaksanakan kegiatannya,

auditor internal harus bersifat objektif dan kedudukannya dalam perusahaan

adalah independen. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka

15
penulis mengemukakan beberapa pendapat tentang pengertian audit internal,

yang diantaranya definisi menurut The Institute of Internal Auditors, IIA

(1995:3) adalah:

“Internal audit is an independent appraisal function established within an


organization to examine and evaluate its activities as a service to the
organization.”

Yang artinya auditor internal merupakan fungsi penilaian independen

yang dibentuk dalam organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan

sebagai layanan pada organsiasi. Lalu definisi selanjutnya pada bulan Juni

1999, audit internal hanya merefleksikan perubahan yang terjadi dalam

profesi, definisi tersebut juga mengarahkan auditor internal menuju peran

yang lebih luas dan berpengaruh pada masa yang akan datang. Definisi yang

dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors Board of Directors pada

bulan Juni 1999:

“Internal audit is an independent objective assurance and conceling activity


design to add value and improve and organization’s operations it help an
organization accomplish its objective by bringing a systematic disciplined
approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management;
control and governance process.”

Yang artinya audit internal adalah jaminan tujuan independen dan desain

konseling kegiatan untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi

organisasi yang membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa

pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses governance.

Pengertian audit internal menurut “Profesional Practice Framework”:

16
International standards for the professional practice of internal audit, IIA

(2009) adalah suatu aktivitas independen yang memberikan jaminan

keyakinan serta konsultasi (consulting) yang dirancang untuk memberikan

suatu nilai tambah (to add value) serta meningkatkan (improve) kegiatan

operasi organisasi. Definisi tersebut menyatakan audit internal adalah kegiatan

assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk

memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.

Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu

pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance.

Menurut Hiro Tugiman (2004:6) terdapat lima konsep kunci audit

internal yaitu independen, kegiatan penilaian, diadakan dalam organisasi,

pelayanan terhadap organisasi dan pengawasan yang menguji pengawas lain:

a. Independen

Standar menentukan bahwa para auditor seharunya tidak terikat pada

kegiatan yang mereka periksa, karenannya suatu fungsi audit harus bebas

dari unit-unit yang diperiksanya. Dapat dipastikan bahwa audit internal

bersentuhan dengan fungsi-fungsi lain didalam organisasi. Sebagai

akibatnya ia harus kehilangan kebebasannya meski bagaimana kerasnya

berusaha untuk tidak tersentuh.

17
b. Kegiatan penilaian

Pada hakekatnya kegiatan audit adalah penilaian. Jika para pengelola audit

melakukan penilaian oleh mereka sendiri dan melaporkan hasilnya. Para

auditor dapat dihubungi guna menilai mutu laporan dan menunjukan

keabsahannya, lebih jauh lagi mereka bisa menilai untuk proses penilaian

diri yang diikuti oleh para pengelola unit.

c. Diadakan dalam organisasi

Para auditor internal merupakan karyawan dari organisasi yang mereka

audit. Untuk membedakan mereka dari pada auditor eksternal, mereka

menambahkan kata keterangan sifat “internal”. Para auditor eksternal

melaksanakan tugas auditnya seperti auditor internal namun bekerja untuk

organisasi lain dalam jangka waktu tertentu.

d. Pelayanan terhadap organisasi

Konsep yang keempat adalah konsep yang paling penting bagi

kelangsungan hidup fungsi audit internal. Kunci keberadaan audit internal

adalah layanan untuk para pemakai jasa. Hanya organisasi audit internal

yang menyediakan layanan, yang oleh pemakai jasa dianggap mengalami

pertambahan nilai-nilai, yang akan berlangsung keberadaannya apabila

ikut membantu keberhasilan unit.

e. Pengawasan yang menguji pengawas lain

Konsep terakhir adalah konsep yang berkisar tentang apa yang dilakukan

para auditor internal. Standar mengatakan bahwa audit adalah suatu

18
pengawasan yang berfungsi menguji dan menilai efektivitas dari

pengawasan lainnya, kecuali pada kasus-kasus dimana harus membedakan

antara pengawasan internal terhadap seluruh kegiatan organisasi.

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal

a. Tujuan audit internal

Audit internal dalam perusahaan bertujuan untuk membantu manajemen

dalam menjalankan tugas untuk mempertanggung jawabkan seluruh

kegiatan perusahaan. Audit internal membantu manajemen dengan cara

memberikan analisis yang objektif, penilaian, rekomendasi, dan pendapat

mengenai kegiatan perusahaan yang diperiksanya. Tujuan audit internal

yang dinyatakan The Institute of Internal Auditors Florida, USA. IIA

Florida (1995:3) dan The Institute of Internal Auditors United Kingdom,

IIA UK (1999:4) adalah sebagai berikut:

“The objective of internal auditing is to assist member of the organization


in the effective discharge of their responsibilities. To this end, internal
auditing furnishes them with analiysis, Appraisals, recommendation,
counsel, and information concerning the activities reviewed. The audit
objectives include promoting effective control at a responsenable cost”.

Yang artinya tujuan dari audit internal adalah membantu anggota

organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif.

Untuk tujuan ini, melengkapi internal audit mereka dengan analisis,

penilaian, rekomendasi, konsultasi, dan informasi mengenai aktivitas yang

ditinjau. Tujuan audit meliputi mempromosikan kontrol yang efektif

dengan biaya yang sangat memungkinkan. Dari pernyataan tersebut dapat

19
disimpulkan bahwa tujuan audit internal adalah membantu agar anggota

para organisasi dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.

Untuk mencapai tujuan tersebut audit internal menyajikan hasil analisis,

rekomendasi, petunjuk, penilaian dan informasi yang berkaitan dengan

aktivitas yang dikaji. Tujuan audit juga meliputi usaha untuk

meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar. Hal ini

sesuai dengan pendapat Zarkasy (2006) yang menyatakan bahwa tujuan

pemeriksaan internal adalah memantau dan mengevaluasi efektivitas

organisasi dari risiko manajemen dan sistem control serta membantu para

anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara

efektif. Tujuan ini mencakup pula pengembangan dan pengawasan yang

efektif dengan biaya yang wajar. Konsersium Organisasi Profesi Auditor

Internal dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:2) mengemukakan

tentang tujuan audit internal yaitu sebagai berikut:

1) Memberikan kerangka dasar yang konsisten untuk mengevaluasi

kegiatan dan kinerja satuan audit internal maupun individu auditor

internal;

2) Menjadi sarana bagi pemakai jasa dalam memahami peran, ruang

lingkup, dan tujuan audit internal;

3) Mendorong peningkatan praktik audit internal dalam organisasi;

20
4) Memberikan kerangka untuk melaksanakan dan mengembangkan

kegiatan audit internal yang memberikan nilai tambah dan

meningkatkan kinerja kegiatan operasional organisasi;

5) Menjadi acuan dalam menyusun program pendidikan dan pelatihan

bagi auditor internal;

6) Menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal yang

seharusnya (International best practice).

Audit internal berhubungan dengan semua tahap aktivitas perusahaan

sehingga tidak hanya terbatas pada audit terhadap catatan-catatan

akuntansi. Untuk mencapai tujuan tersebut, audit internal harus melakukan

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Me-review keadaan dan integritas informasi keuangan dan

mengoprasi dalam mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasikan

dan melaporkan informasi tersebut.

2) Me-review sistem yang ditetapkan untuk menjamin ketaatan terhadap

kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan yang berpengaruh

pada operasi dan pelaporan, dan dapat menentukan apakah organsiasi

tersebut taat atau tidak.

3) Me-review seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan

dan memeriksa eksistensi asset tersebut.

4) Penilaian ekonomis dan efisiensi sumber daya yang dikerjakan.

21
5) Me-review berbagai operasi atau program untuk menilai apakah

hasilnya akan konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dan apakah kegiatan atau program tersebut dilaksanakan

sesuai dengan yang direncanakan.

b. Ruang lingkup audit internal

Ruang lingkup audit internal menurut The Institute of Internal Auditors

Florida, USA IIA Florida (1995:29) dan The Institute of Internal Auditors

United Kingdom, IIA UK (1999:23) adalah sebagai berikut:

“The scope of internal auditing should encompass the examination and


evaluation of the adequacy and effectiveness of the organization’s system
of internal control and the quality of performance in carrying out assigned
responsibilities”.

Maksudnya adalah ruang lingkup audit internal harus mencakup

pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan dan efektivitas sistem organisasi

pengendalian internal dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung

jawab yang ditugaskan. Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal

dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:13) mengemukakan tentang

lingkup penugasan bahwa fungsi audit internal melakukan evaluasi dan

memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko,

pengendalian dan governance dengan menggunakan pendekatan yang

sistematis, teratur dan menyeluruh.

Ruang lingkup audit internal harus meliputi pengujian dan pengevaluasian

terhadap kememadaian dan efektivitas sistem pengendalian internal

22
pengendalian internal perusahaan dan kualitas kinerja berkaitan dengan

tanggung jawab anggota organisasi yang bersangkutan. Dari pendapat

tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan audit internal mempunyai ruang

lingkup yang sangat luas dan agar tujuan audit internal dapat tercapai,

maka kegiatan auditor internal dapat dikelompokan dalam beberapa jenis.

Jenis-jenis kegiatan ini dikenal dengan nama “Element of the work”. Hal

ini dikemukakan oleh Chasin, Paul dan John (1988:8-11) sebagai berikut:

“The element of audit internal maybe grouped under compliance,


verification, and evaluation”.

Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Complience (Ketaatan)

Kegiatan compliance berkaitan dengan ditaatinya kebijakan, peraturan,

prosedur dan praktik-praktik usaha yang baik dalam bidang ini dapat

digolongkan menjadi:

a) Ketaatan atas prinsip akuntansi.

b) Ketaatan atas kebijakan dan prosedur-prosedur perusahaan.

c) Ketaatan atas peraturan-peraturan pemerintah.

2) Verification (Verifikasi)

Verifikasi meliputi kegiatan melakukan kecermatan, kebenaran

perhitungan aritmatika, ketelitian alokasi biaya, misalnya: perhitungan

faktur penjualan, perhitunga nilai persediaan, penjumlahan jurnal dan

buku harian serta perhitungan depresiasi. Kemudian auditor

23
menentukan apakah catatan-catatan dan laporan-laporan yang telah

diverifikasi terdapat kekurangan-kekurangan. Kelemahan dalam

prosedur pencatatan dan pelaporan, untuk selanjutnya diajukan saran-

saran perbaikan.

3) Evaluation (Penilaian)

Merupakan tanggung jawab auditor internal yang paling penting dan

paling sulit diukur hasilnya. Kegiatan ini meliputi penilaian terhadap

prosedur, hasil yang diperoleh, analisis perkembangan (trend) saat ini,

analisis dan prediksi dimasa yang akan datang serta perbaikan-

perbaikan yang perlu dilakukan. Oleh sebab itu auditor internal harus

bertanggung jawab terhadap analisis yang dibuat serta rekomendasi

yang diajukan kepada manajemen yang nantinya digunakan sebagai

dasar dan pertimbangan terhadap pengambilan keputusan. Dalam

melakukan penilaian, auditor internal harus menggunakan ukuran yang

dapat dijadikan sebagai dasar penilaian seperti:

a) Prosedur yang telah ditetapkan.

b) Anggaran atau standar yang telah ditetapkan.

c) Undang-undang yang berlaku.

d) Peraturan daerah.

e) Kebijakan yang telah ditetapkan manajemen.

Jadi secara terperinci, ruang lingkup auditor internal adalah melakukan

penilaian atas pengendalian internal, penilaian atas pencatatan laporan

24
perusahaan, serta penilaian atas hasil seluruh kegiatan perusahaan. Auditor

internal juga harus memberikan keyakinan bahwa catatan laporan dan

pelaksanaan kegiatan bagi perusahaan telah dilaksanakan dengan baik.

Tujuan dan ruang lingkup audit internal sangat luas tergantung pada besar

kecilnya organisasi yang besangkutan.

3. Profesi Audit Internal

Teori-teori dan konsep-konsep telah menjawab, bahwa keberadaan atau

alasan diadakan audit dalam organisasi adalah bahwa audit ditujukan untuk

memperbaiki kinerja. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi dan atau

pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai

kinerja organisasi, hal ini mengingat pengertian audit internal adalah kegiatan

assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk

memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.

Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu

pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Menurut

Sawyer, Mortimer dan James (2003:6) yaitu:

“Internal auditing is a systematic, objectives appraisal by auditor internals of


the diverse operations and control within an organization to determine wheter
(1) Financial and operating information is accurate and reliable, (2) Risk to
the enterprise are identified and minimized, (3) External regulation and
acceptable internal polices and procedure are followed, (4) Satisfactory
standart are met, (5) The organization’s objective are effectively achieved-all
for the purpose of assisting of their responsibilities”.

25
Yang artinya audit internal adalah, sistematis tujuan penilaian oleh

auditor internal dari beragam operasi dan kontrol dalam sebuah organisasi

untuk menentukan keduanya, (1) Informasi keuangan dan operasi yang akurat

dan dapat dipercaya, (2) Risiko untuk perusahaan diidentifikasi dan

diminimalkan, (3) Peraturan eksternal dan kebijakan internal yang dapat

diterima dan prosedur diikuti, (4) standar yang memuaskan terpenuhi, (5)

Tujuan organisasi itu secara efektif semuanya berhasil tercapai untuk tujuan

membantu dari tanggung jawab mereka. Redefinisi audit internal telah

ditetapkan oleh IIA ‘Board of Directors pada bulan Juni 2009 adalah:

“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting


activity designed to add value and improve and organization accomplish its
objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and the
effectiveness of risk management control and governance processes”.

Yang artinya audit internal adalah kegiatan, independen jaminan objektif

dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan dan

mencapai tujuan organisasi dengan membawa pendekatan yang sistematis dan

disiplin untuk mengevaluasi efektivitas risiko pengendalian manajemen dan

tata kelola proses.

4. Peranan audit internal

Audit internal mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai

tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep audit internal

dikarenakan bertambah luasnya ruang lingkup perusahaan. Oleh karena itu

semakin besar suatu perusahaan, maka semakin luas pula rentang

26
pengendalian yang dipikul pimpinan, sehingga manajemen harus meciptakan

suatu pengendalian intern yang efektif untuk mencapai suatu pengelolaan

yang optimal dengan mempertimbangkan manfaat dan biayanya. Karena

keterbatasan manajemen dalam mengendalikan aktivitasnya itu, perusahaan

memerlukan audit internal yang akan membantu manajemen dalam membantu

apakah rencana-rencana operasi, keuangan, kebijakan dan prosedur-prosedur

yang dijalankan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sehingga

audit internal yang dilakukan dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan

penilaian dan verifikasi atas prosedur-prosedur, data yang tercatat berdasarkan

atas kebijakan dan rencana perusahaan, sebagai salah satu fungsi dalam upaya

mengawasi aktivitasnya.

Teori-teori dasar dan konsep-konsep audit tersebut telah menjawab

bahwa keberadaan atau peranan audit dalam perusahaan adalah ditujukan

untuk memperbaiki kinerja. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan

kinerja perusahaan maka audit menunjang kearah perbaikan kinerja secara

keseluruhan (Hiro Tugiman, 2004:8).

C. Komitmen Profesional

1. Pengertian komitmen

Komitmen merupakan bukan sekedar janji yang harus ditepati dan

diwujudkan, tetapi didalamnya juga terkandung kesungguhan dan

tanggung jawab (Fatoni, 2005). Komitmen dapat muncul dalam berbagai

27
bentuk, maksudnya arti dari komitmen menjelaskan perbedaan hubungan

antara anggota organisasi dan entitas lainnya (salah satunya organisasi itu

sendiri) serta melibatkan usaha untuk memisahkan diantara berbagai entitas di

mana individu berkembang menjadi memiliki komitmen (Meyer, Allen dan

Gellatly, 1997). Komitmen cendrung mempunyai makna bahwa melakukan

perjanjian dengan diri sendiri. Jika seseorang telah membuat keputusan

yang disertai dengan komitmen, maka tentunya ia akan berupaya dan

berjuang untuk menjalani keputusan itu dengan sebaik-baiknya, dengan

bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Karena itu jika seorang

individu dalam organisasi sudah tidak memiliki komitmen, maka keadaan

tersebut adalah sebuah kerugian bagi organisasi bersangkutan.

2. Pengertian profesional

Pengertian profesionalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2002:689) adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri

suatu profesi atau orang yang profesional. Menurut Putranti (2008)

Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan

yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini

juga mempengaruhi terhadap penampilan atau performance seseorang

dalam melakukan pekerjaan di profesinya. Lalu menurut Arifin (2010)

Profesional, profesi dan profesionalisme adalah suatu paham yang

mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam

masyarakat, berbekalan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa

28
keterpanggilan serta ikrar (fateri / profiteri) untuk menerima panggilan

tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan

pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesusahan ditengah

gelapnya kehidupan. Sedangkan pengertian profesional menurut Arens, et

al. (2009:78) yaitu:

“Profesional means a responsible for conduct that axtended beyond


statisfying individual responsibilities and beyond the requerment of our
society law and regulation”.

Dalam pengertian tersebut profesional merupakan tanggung jawab

berperilaku yang lebih dari sekedar tanggung jawab berperilaku yang lebih

dari sekedar tanggung jawab yang dibebankan kepadanya yang memiliki

etos kerja dan keahlian khusus serta pendidikan dan keterampilan khusus

dan lebih dari sekedar memenuhi undang-undang dan peraturan

masyarakat dalam bekerja. Sebagai seorang yang profesional, auditor

internal mengakui tanggung jawab terhadap klien dan terhadap rekan

seprofesinya termasuk untuk berperilaku sekalipun ini berarti pengorbanan

pribadi.

3. Auditor Internal yang Profesional

Auditor internal yang profesional yaitu orang yang berpengetahuan

dan berketerampilan yang harus dimiliki untuk berpraktek sebagai auditor

internal. Untuk mengetahui apakah seorang auditor internal telah

profesional dalam melakukan tugasnya maka perlu adanya evaluasi

kinerja. Dan evaluasi kinerja auditor internal dapat dilakukan dengan cara,

29
yaitu sudahkah terpenuhinya profesionalisme auditor internal. Kriteria

profesionalisme auditor internal menurut Sawyer, et al. (2003:10-11),

Forum Komunikasi Pengawasan Internal Badan Usaha Milik Negara /

Badan usaha Milik Daerah (FKSPI BUMN / BUMD) dan Yayasan

Pendidikan Internal Audit (YPIA):

a. Pelayanan terhadap masyarakat (Service to the public)

Auditing internal menyediakan pelayanan terhadap masyarakat dalam

hal meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya

baik dalam perusahaan maupun organisasi. Kode etik audit internal

mewajibkan anggota The Institute of Internal Auditors (IIA) untuk

menghindari keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang

dan ilegal. Audit internal dalam memberikan pelayanan terhadap

publik harus bekerja sama dengan komite audit, dewan direksi, dan

staff perusahaan lainnya.

b. Pelatihan jangka panjang (Long specialized training)

Auditor internal yang profesional yaitu orang-orang yang telah

mengikuti pelatihan, lulus dari ujian pendidikan audit internal dan

telah mendapat sertifikasi. Dapat disimpulkan bahwa auditor yang

profesional harus mengikuti pelatihan profesi dalam jangka panjang

agar dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan yang dibutuhkan

dan selalu uptodate terhadap perkembangan audit internal untuk

mengiringi semakin meningkatknya perekonomian di era globalisasi

30
ini serta untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang

auditor internal yang kompeten.

c. Taat pada kode etik (Subscription to a code of ethic)

Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesediaan

menerima tanggung jawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang

dilayani. Agar dapat mengemban tanggung jawab yang efektif, auditor

internal perlu memelihara standar prilaku yang tinggi. Kode etik bagi

para auditor internal memuat standar perilaku sebagai pedoman

tingkah laku yang dikhendaki dari anggota profesi secara individual.

Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dasar dalam

menjalankan praktik audit internal. Para auditor internal wajib

menjalankan tanggung jawab profesinya dengan bijaksana, penuh

martabat dan kehormatan. Pelanggaran terhadap standar perilaku yang

ditetapkan dalam kode etik dapat mengakibatkan dicabutnya

keanggotaan auditor internal dari organisasi profesinya.

d. Anggota dari organisasi profesi (Membership in an association and

attendance at meetings)

The Institute of Internal Auditors (IIA) merupakan asosiasi profesi

auditor internal tingkat internasional yang sudah tidak perlu

dipertanyakan lagi. IIA merupakan wadah bagi para auditor internal

yang mengembangkan bidang ilmu audit internal agar para anggotanya

mampu bertangung jawab dan kompeten dalam menjalankan tugasnya,

31
menjunjung tinggi standar, pedoman praktik audit internal dan etika

supaya anggotanya profesional dalam bidangnya. Auditor Internal di

Indonesia telah terdapat berbagai nama dan sebutan organisasinya

yang muncul sekitar dua-tiga dasawarsa yang lalu, antara lain: (1) The

Institute of Internal Auditors (IIA) Indonesia Chapter; (2) Forum

Komunikasi Satuan Pengawasan Internal Badan Usaha Milik Negara

dan badan Usaha Milik Daerah (FKSPI, BUMN / BUMD); (3)

Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPAI); (4) Dewan Sertifikasi

Qualified Internal Auditors (DS-QIA); (5) Perhimpunan Auditor

Internal Indonesia (PAII)”.

e. Jurnal publikasi (Pubication of jurnal aimed at upgrading practice)

The Institute of Internal Auditors (IIA) mempublikasikan jurnal

tentang tekhnik auditor internal, seperti halnya buku-buku panduan,

studi penelitian, monograf, presentasi audio visual, materi instruksi

lainnya. Kontribusi pengisian jurnal publikasi adalah dengan

menyerahkan kepada praktisi dan para ahli. Di indonesia, majalah

Satuan Pengawasan Internal (SPI) pertama kali terbit pada tahun 1988

dan majalah Auditor Internal (YPIA, DS-QIA, IIA-Indonesia Chapter,

FKSPI BUMN / BUMD dan PAII) terbit pertama kali pada tahun

2002.

32
f. Pengembangan profesi berkelanjutan (Examination to test entrast

knowledge)

Dalam setiap pengawasan, auditor internal haruslah melaksanakan

tugasnya dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan

professional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensinya

yaitu dengan pengembangan profesi yang berkelanjutan. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal

(2004; 10) menyatakan bahwa auditor internal harus meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan kompetensinya melalui pengembangan

profesional yang berkelanjutan.

g. Ujian sertifikasi (Licence by the state of certification by board)

The Institute of Internal Auditors (IIA) pertama kali mengeluarkan

program sertifikasi pada tahun 1974. Kandidat harus lulus pada ujian

selama dua hari berturut-turut dengan subjek yang mempunyai range

yang luas. Kandidat yang lulus akan menerima Certification of

Internal Auditors (CIA). Materi ujian sertifikasi audit internal dari IIA

terbagi 4 (empat) level, yaitu:

1) Level I, Proses internal audit (Internal audit procces)

Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang profesionalisme,

standar dan kode etik audit internal, dasar auditing, internal

auditing, internal audit (Control System) dan tekhnik internal audit,

manajemen audit, fraud auditing.

33
2) Level II, Keterampilan audit internal (Internal auditing skills)

Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang pemecahan masalah

dan evaluasi bukti audit, audit sampling dokumentasi, tekhnik

pelaporan, komunikasi dan psikologi audit, manajemen audit

internal matematika.

3) Level III, Manajemen control dan tekhnologi (Management control

information technology)

Materi pendidikan dan pengujiannya tentang sistem informasi

manajemen, audit sistem informasi, akuntansi manajemen,

manajemen strategik.

4) Level IV, Lingkungan audit (The audit environment)

Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang akuntansi keuangan,

kebijakan pemerintah, perpajakan, pasar modal, manajemen

peamsaran, ekonomi makro dan mikro, kebijakan pengawasan

pemerintah.

Di Indonesia, organisasi profesi (YPIA) dan (DS-QIA) telah

berusaha menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para

auditor internal di Indonesia dengan mengacu dan menggunakan

model dari IIA yang berpusat di Florida, Amerika Serikat.

h. Standar porfesi audit internal (Standard for professional practice)

Dewasa ini peran auditor internal semakin diandalakan dalam

mengembangkan dan menjaga efektivitas sistem pengendalian internal,

34
pengelolaan risiko, dan corporate governance. Agar dapat

mengembangkan kepercayaan yag semakin besar dan menjalankan

peran dengan baik, auditor internal memerlukan Standar Profesi

Auditor Internal (SPAI). SPAI bertujuan memberikan kerangka dasar

yang konsisten untuk mengevaluasi kegiatan dan kinerja auditor

internal, sarana memahami peran, ruang lingkup dan tujuan audit

internal, menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal

yang seharusnya. Standar Profesi Audit Internal (SPAI) terdiri atas:

1) Standar atribut

a) Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab

Mengenai wewenang dan tanggung jawab internal Konsersium

Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:8)

menyebutkan bahwa tujuan, wewenang dan tanggung jawab

audit internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal

(SPAI), dan mendapat persetujuan dari pimpinan dan dewan

pengawas organisasi. Pernyataan tersebut dimaksudkan agar

tujuan, wewenang dan tanggung jawab audit internal harus

dinyatakan dalam dokumen tertulis secara formal.

b) Independensi dan objektifitas

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam

SPAI (2004:8) menyatakan bahwa fungsi audit internal harus

ditempatkan pada posisi yang memungkinkan fungsi tersebut

35
memenuhi tanggung jawabnya. Independensi akan meningkat

jika fungsi audit internal memiliki akses komunikasi yang

memadai terhadap pimpinan dan dewan pengawas organisasi.

Audit internal harus memiliki sikap mental yang objektif, tidak

memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya

pertentangan kepentingan (Conflict of interest). Status

organisasi audit internal haruslah memberikan keleluasan untuk

memenuhi atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan

yang diberikan. Audit internal haruslah memperoleh dukungan

dari manajemen senior dan dewan, sehingga mereka akan

mendapatkan kerja sama dari pihak yang diperiksa dan dapat

menyelesaikan pekerjaannya secara bebas dari campur tangan

pihak lain.

c) Keahlian dan kecermatan profesional

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Internal Audit Internal

dalam SPAI (2004:9) menyatakan bahwa penugasan harus

dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan

profesional.

(1) Keahlian

Auditor internal harus memiliki pengetahuan keterampilan

dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan

tanggung jawab perorangan. Fungsi audit internal secara

36
kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan

keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tanggung jawabnya.

(2) Kecermatan profesional

Auditor internal harus menerapkan kecermatan dan

keterampilan yang layaknya dilakukan oleh seorang

internal yang prudence dan kompeten.

d) Program jaminan dan peningkatan kualitas fungsi audit internal.

2) Standar Kinerja

a) Pengelolaan fungsi audit internal

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam

SPAI (2004:11) menyatakan bahwa penanggung jawab fungsi

audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara

efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi

tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi.

b) Lingkup penugasan

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam

SPAI (2004:13) menyatakan bahwa fungsi audit internal

melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap

peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian dan

governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis,

teratur dan menyeluruh. Dapat diambil kesimpulan bahwa

37
ruang lingkup audit internal harus meliputi pengujian dan

pengevaluasian terhadap kememadaian dan efektivitas sistem

pengendalian internal perusahaan dan kualitas kerja berkaitan

dengan tanggung jawab anggota organisasi yang mencakup:

(1) Keandalan informasi.

(2) Kesesuaian dengan kebijakan rencana prosedur, hukum

dan peraturan serta kontrak.

(3) Perlindungan terhadap harta benda.

(4) Penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien.

(5) Pencapaian tujuan perusahaan.

c) Perencanaan penugasan

Menurut Konsersium Organisasi Audit Internal dalam SPAI

(2004:15) menyatakan bahwa auditor internal harus

mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap

penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu dan

lokasi sumber daya. Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya

program audit, antara lain:

(1) Memberikan bimbingan prosedural untuk melaksanakan

pemeriksaan.

(2) Memberikan checklist pada saat pemeriksaan berlangsung

tahap demi tahap sehingga tidak ada yang terlewatkan.

38
(3) Merevisi program audit sebelumnya, jika ada perubahan

standar dan prosedur yang digunakan perusahaan.

d) Komunikasi hasil penugasan

Menurut Konsersium Organisasi profesi Audit Internal dalam

SPAI (2004:16) menyatakan bahwa uditor internal harus

mengkomunikasikan hasil penugasannya secara tepat waktu.

e) Pemantauan tindak lanjut

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam

SPAI (2004:18) menyatakan penanggung jawab fungsi audit

audit internal harus menyusun dan menjaga sistem untuk

memantau tindak lanjut hasil penugasan yang telah

dikomunikasikan kepada manajemen. Bentuk tindak lanjut

manajemen terdiri dari:

(1) Manajemen puncak melakukan konsultasi dengan auditee

untuk memutuskan jika, kapan dan bagaimana

rekomendasi audit dilaksanakan.

(2) Auditee melakukan tindakan atas keputusan tersebut.

(3) Audit internal bersama auditee melakukan pengecekan

kembali untuk melihat apakah perbaikan telah diambil dan

hasil yang diinginkan telah tercapai, atau manajemen dan

komite audit telah menerima tanggung jawab apabila tidak

melakukan tindakan tersebut.

39
Pekerjaan auditor internal hanya mungkin efektif apabila pihak

manajemen memanfaatkan hasil-hasil pekerjaan tersebut serta

memberikan tindak lanjut atas hasil pekerjaan auditor itu sesuai

dengan hasil yang diharapkan.

f) Resolusi penerimaan risiko oleh manajemen

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam

SPAI (2004:18) menyatakan bahwa apabila manajemen senior

telah memutuskan untuk menanggung risiko residual yang

sebenarnya tidak dapat diterima oleh organisasi, penanggung

jawab fungsi audit internal harus mendiskusikan masalah ini

dengan manajemen senior. Jika diskusi tersebut tidak

menghasilkan keputusan yang memuaskan, maka penanggung

jawab fungsi audit internal dan manajemen senior harus

melaporkan kepada pimpinan dan dewan pengawas organisasi

untuk mendapat solusi.

3) Standar implementasi

Hanya berlaku untuk satu penugasan. Standar implementasi yang

akan diterbitkan dimasa yang akan datang adalah standar

implementasi untuk kegiatan Assurance (A), Standar implementasi

untuk kegiatan Consulting (C), dan standar implementasi Control

Self Assessment (CSA). Pekerjaan profesional mempunyai

karakteristik berupa adanya:

40
a) Keterampilan yang berdasarkan pengetahuan teoritis.

b) Penyediaan latihan dan pendidikan.

c) Pengujian kemampuan calon anggota.

d) Tertampung dalam organisasi.

e) Kepatuhan kepada aturan profesi.

f) Jasa yang diberikan lebih mengutamakan kepentingan umum

dari pada kepentingan pribadi.

4. Kode Etik Profesional

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang

apa yang baik dan yang buruk tentang hak dan kewajiban moral,

kumpulan asas / nilai yang berkenaan tentang akhlak dan nilai mengenai

yang benar dan salah menurut yang dianut masyarakat. Dari asal usul kata,

Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat istiadat /

kebiasaan yang baik. Perkembangan etika studi tentang kebiasaan manusia

berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang

menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.

Etika profesional merupakan prinsip moral yang menunjukan prilaku yang

baik dari yang buruk yang bersangkutan dengan suatu profesi (Enjel,

2006). Etika profesi berkaitan dengan independensi, disiplin pribadi, dan

integritas moral profesional sehingga etika dirancang untuk menjaga

profesional pada tingkat yang bermartabat, untuk membimbing anggota dalam

41
hubungan mereka satu sama lain, dan untuk meyakinkan masyarakat bahwa

profesional akan mempertahankan tingginya tingkat kinerja.

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat

harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip

moral dan mengatur tentang prilaku profesional. Alasan yang mendasari

diperlukannya prilaku profesional yang tinggi pada setiap profesi adalah

kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan

profesi terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Kepercayaan

masyarakat terhadap kualitas jasa profesional akan meningkat jika profesi

mewujudkan standar yang tinggi dan memenuhi semua kebutuhannya.

Menurut Enjel (2006) mendefinisikan kode etik profesional sebagai

pernyataan-pernyataan yang digunakan sebagai haluan perilaku dalam

melaksanakan tanggung jawab profesionalnya. Dalam Kode Etik Akuntan

Indonesia, kode etik profesional didefinisikan sebagai pedoman bagi para

anggota Ikatan Akuntansi Indonesia untuk bertugas secara bertanggung

jawab dan objektif. Kode etik mempengaruhi profesi ketentuan ini

digunakan oleh organisasi profesi terhadap para anggotanya yang secara

sukarela telah menerimanya lebih keras dari hukum atau undang-undang.

Seseorang yang masuk profesi akuntan harus menerima kewajiban bahwa

ia akan memegang teguh prinsip-prinsip, bekerja dengan selalu berusaha

untuk meningkatkan pengetahuan sesuai dengan profesinya dan akan

mematuhi kode etik profesi, serta norma-norma auditing.

42
Kode etik akuntan merupakan bagian yang penting dari peraturan

disiplin yang menyeluruh agar semua pihak yang berkepentingan pada

jasa akuntan dapat dilindungi terhadap segala perbuatan akuntan secara

individual yang tercela dan tidak bertanggung jawab. Menurut Teguh

Pudjo Muljono (1991:13) dalam Enjel (2006) tujuan kode etik adalah

dengan adanya kode etik akan mengikat para anggota profesi pada nilai-

nilai sosial mapun kultural, sesuai martabat manusiawi sebagaimana

dituntut perkembangan zamannya dan dengan adanya kode etik akan

mengikat pula para anggota profesi pada suatu bentuk disiplin untuk

mengejar dan berbakti pada nilai-nilai yang diakuinya lebih tinggi, dengan

demikian etika profesional harus diarahkan pada nilai-nilai sosial yang

lebih tinggi dan bukan ditunjukan kepada pembuktian untuk kepentingan

kelompok profesional yang bersangkutan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen profesional itu

merupakan sebuah ikrar dalam diri bahwa dirinya akan berupaya dan berjuang

untuk menjalani profesinya dengan sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh dan

bertanggung jawab dengan mengaplikasikannya pada pekerjaan terhadap klien

dan terhadap rekan profesi dalam berprilaku. Auditor internal yang

berkomitmen profesional pasti dirinya akan selalu mengevaluasi kinerjanya

guna kepuasan pelayanan terhadap klien, guna mempertajam kemampuan dan

keahliannya setelah melalui pelatihan jangka panjang, lalu agar mengingatkan

dirinya untuk selalu taat pada kode etik, agar dapat mengembangkan

43
pengalamannya terhadap anggota dari organisasi profesi, agar tetap baik

dimata publik mengenai kualitas internal auditor, guna pengembangan

profesinya berkelanjutan agar kompetensinya meningkat dan agar dapat

mempertanggung jawabkan sertifikasinya sebagai auditor dan memiliki

standar profesi audit internal.

D. Pengalaman Kerja Auditor

Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam

memprediksi kinerja auditor (Budi, et al., 2005). Auditor merupakan seseorang

yang dianggap ahli oleh masyarakat untuk melakukan pemeriksaan pada suatu

perusahaan atau instansi. Pengalaman merupakan salah satu elemen penting

dalam tugas audit disamping pengetahuan yang juga harus dimiliki seorang

auditor (Sumardi, 2002). Pengalaman kerja auditor akan semakin berkembang

dengan bertambahnya pengalaman audit, diskusi mengenai audit dengan rekan

kerja, pengawasan dan review oleh akuntan senior, mengikuti program pelatihan

dan penggunaan standar auditing. Prastamawati (2009) membuktikan bukti

empiris bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang

tidak umum (atypical) dibanding auditor yang kurang berpengalaman, tetapi

antara auditor yang berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman tidak

berbeda dalam menemukan item-item yang umum (typical). Kidwell, Steven dan

Bethke (1987) melakukan penelitian tentang prilaku manajer dalam menghadapi

situasi dilema etika, hasil penelitiannya adalah bahwa manajer dengan

44
pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai hubungan yang positif dengan

pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian

Larkin (2000) dan Glover (2002) yang melakukan penelitian yang melibatkan

internal auditor dilembaga keuangan dan menyatakan bahwa internal auditor yang

berpengalaman cendrung lebih konservatif dalam menghadapi situasi dilema

etika. Glover (2002) melakukan penelitian pada beberapa mahasiswa program

bisnis dan menyatakan bahwa mahasiswa yang senior lebih berprilaku etis

dibandingkan dengan yang lebih junior.

Kalber dan Fogarty (1995) dalam penelitiannya tentang internal auditor

menyatakan ada hubungan antara pengalaman kerja dengan profesionalisme dan

afiliasi terhadap komunitasnya (Community Afiliation). Meskipun hasil penelitian

tersebut hanya menunjukan bukti yang terbatas, alasan ini dimungkinkan karena

untuk menguatkan komitmen profesional seorang auditor perlu waktu dalam

keterlibatannya untuk menjadi bagian dan menerima manfaat sebagai bagian dari

sebuah komunitas profesinya.

E. Pengambilan Keputusan Etis

Keputusan etis (Ethical Decision) adalah sebuah keputusan yang baik secara

legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas (Jones, 1991). Setiap

pengambilan keputusan etis akan lengkap dan sempurna jika melibatkan dengan

pertimbangan etis, sebab pertimbangan etis merupakan suatu kriteria yang penting

dalam pengambilan keputusan organisasional (Hidayat dan Sari, 2010).

45
Penelitian tentang keputusan etis telah banyak dilakukan dengan berbagai

pendekatan mulai dari psikologi sosial dan ekonomi. Beranjak dari hasil berbagai

penelitian tersebut kemudian dikembangkan dalam paradigma ilmu akuntansi.

Louwers, Ponemon dan Ratke, (1997) menyatakan pentingnya penelitian tentang

pengambilan keputusan etis dari pemikiran dan perkembangan moral (moral

reasoning and development) untuk profesi akuntan dengan tiga alasan, yaitu yang

pertama penelitian dengan topik ini dapat digunakan untuk memahami tingkat

kesadaran dan perkembangan moral auditor dan akan menambah pemahaman

tentang bagaimana prilaku auditor dalam menghadapi konflik etika. Kedua

penelitian dalam wilayah ini akan lebih menjelaskan problematika proses yang

terjadi dalam menghadapi berbagai pengambilan keputusan etis auditor yang

berbeda-beda dalam situasi dilema etika. Ketiga, hasil penelitian ini akan dapat

membawa dan menjadi arahan dalam tema etika dan dampaknya pada profesi

akuntan.

Pengambilan keputusan etis dengan pertimbangan etisnya dilakukan auditor

agar auditor tetap menjaga integritas, kompetensi dan independensi dalam setiap

konflik kepentingan yang dihadapi (Hidayat dan Sari, 2010). Rest (dalam

Zeigenfuss dan Martison, 2002) menyatakan bahwa model pengambilan

keputusan etis terdiri dari empat tahapan, yaitu pertama pemahaman tentang

adanya isu moral dalam sebuah dilema etika (recognizing that moral issue exist).

Dalam tahapan ini menggambarkan bagaimana tanggapan seseorang terhadap isu

moral dalam sebuah dilema etika. Kedua adalah pengambilan keputusan etis

46
(make a moral judgment), yaitu bagaimana seseorang membuat keputusan etis.

Ketiga adalah moral intention yaitu bagaimana seseorang bertujuan untuk

bermaksud untuk berkelakuan etis atau tidak etis, sedangkan ke empat adalah

moral behavior, yaitu bagaimana seseorang bertindak atau berprilaku etis atau

tidak etis.

Jones (1991) menyatakan ada tiga unsur utama dalam mengambil keputusan

etis. Yaitu yang pertama moral issue, menyatakan seberapa jauh ketika seseorang

melakukan tindakan, jika dia secara bebas melakukan tindakan itu, maka akan

mengakibatkan kerugian (harm) atau keuntungan (benefit) bagi orang lain. Dalam

bahasa yang lain adalah bahwa suatu tindakan atau keputusan yang diambil akan

mempunyai konsekuensi kepada orang lain. Kedua adalah moral agent, yaitu

seseorang yang membuat keputusan moral (moral decision). Ketiga adalah

keputusan etis (ethical decision) itu sendiri, yaitu sebuah keputusan yang secara

legal dan moral dapat diterima oleh masyarakat luas.

F. Dilema Etika

Banyak pihak yang berkepentingan didalam sebuah organisasi bisnis.

Investor yang menanamkan dananya kedalam perusahaan atau kreditur yang

meminjamkan dananya, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

laporan keuangan perusahaan tidak terbatas kepada manajemen saja, tetapi

meluas kepada investor dan kreditur serta calon investor dan calon kreditur. Para

pihak tersebut melakukan informasi mengenai perusahaan, sehingga sering kali

47
ada dua pihak yang berlawanan dalam situasi ini. Disatu pihak, manajemen

perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggung jawaban

pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar. Dilain pihak, pihak eksternal ingin

memperoleh informasi yang handal dari manajemen perusahaan. Profesi akuntan

timbul untuk memberikan informasi yang terpercaya bagi kedua belah pihak.

Dalam situasi seperti ini kode etik yang digunakan oleh para profesional beranjak

dari bentuk pertanggungjawaban profesi kepada masyarakat. Akuntan sebagai

sebuah profesi juga tidak lepas dari pertanggungjawaban kepada masyarakat.

Damman (2003) menyatakan bahwa sebenarnya akuntan didalam aktivitas

auditnya banyak hal yang harus dipertimbangkan, karena dalam diri auditor

mewakili banyak kepentingan yang melekat dalam proses audit (built-in conflict

of interest). Sering kali dalam pelaksanaan aktivitas auditing, seorang auditor

berada dalam konflik audit (Tsui dan Gul, 1996).

Kode etik profesi akuntan disusun dengan tujuan dapat menjadi panduan

bagi profesi akuntan untuk menempatkan obyektivitas nilai-nilai dalam profesi

akuntansi untuk menjaga profesionalisme anggotanya. Dalam rerangka kode etik

akuntan salah satu prinsip etika yang mendasari etika seorang auditor adalah

independensi. Konflik dalam sebuah audit akan berkembang pada saat auditor

mengungkapkan informasi tetapi informasi tersebut oleh klien tidak ingin di

publikasikan kepada umum. Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika ketika

auditor diharuskan membuat keputusan yang menyangkut independensi dan

integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi disisi lainnya

48
(Windsor dan Askhanasy, 1995). Karena auditor seharusnya secara sosial juga

bertanggung jawab kepada masyarakat dan profesinya dari pada mengutamakan

kepentingan dan pertimbangan pragmatis pribadi atau kepentingan ekonomis

semata, sehingga sering kali auditor dihadapkan kepada masalah dilema etika

dalam pengambilan keputusannya. Situasi dilema menurut Gunz, Gunz dan

McCutcheon (2002) adalah

“Situation in which professional must choose between two or more relevant,


but contradictory, ethical directives, or when every alternative results in an
undesirable outcome for one or more persons.”

Artinya bahwa situasi di mana profesional harus memilih antara dua atau

lebih relevan, tetapi bertentangan, arahan, etika, atau ketika setiap hasil alternatif

dalam hasil yang tak menyenangkan untuk satu orang atau lebih. Dilema etika

muncul sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor berada dalam situasi

pengambilan keputusan yang terkait dengan keputusannya yang etis atau tidak

etis. Situasi tersebut terbentuk karena dalam konflik audit ada pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap keputusan auditor sehingga auditor dihadapkan kepada

keputusan etis dan tidak etis.

G. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian berkenaan dengan konflik etika telah banyak dilakukan.

Sebagai referensi peneliti, beberapa penelitian terdahulu diantaranya:

49
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu

Metodologi
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Sasongko Internal Variabel Sampel auditor Nilai etika
Budi, Basuki Auditor dan penelitian: internal bank organisasi (X1),
dan Dilema Etika. Komitmen yang tergabung orientasi etika
Hendaryatno profesional dalam (X2) dan
(X3), Perhimpunan komitmen
pengalaman Bank Swasta profesional (X3)
kerja (X4) Nasional secara individu
dan (PERBANAS) mapun simultan
pengambilan wilayah Jawa mempunyai
keputusan Timur. pengaruh yang
etis (Y). signifikan
Variabel terhadap
penelitian nilai pengambilan
etika organisasi keputusan etis
(X1), orientasi internal auditor
etika (X2). (Y) dalam
situasi dilema
Metode analisis etika.
data Nilai etika
menggunakan: organisasi (X1)
Standard sebagai faktor
Estimates situasional
koefisien regresi individu
yang mempunyai
dibandingkan pengaruh yang
dengan Critical signifikan
Rationya pada terhadap
Regression orientasi etika
Weight dalam (X2) internal
aplikasi AMOS. auditor.

Bersambung pada halaman berikutnya.

50
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Metodologi
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Penelitian
Persamaan Perbedaan
Orientasi etika
auditor (X2)
mempunyai
pengaruh yang
positif terhadap
komitmen
profesi (X3) dan
kemudian secara
bersama-sama
Keduanya
mempunyai
hubungan positif
dengan
pengambilan
keputusan etis
internal auditor
(Y) dalam
situasi dilema
etika.
Dalam
penelitian ini
tidak ditemukan
pengaruh
pengalaman
kerja (X4) dalam
hubungannya
dengan
komitnen
profesional (X3)
maupun
pengambilan
keputusan etis
(Y).

Bersambung pada halaman berikutnya.

51
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Metodologi
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Penelitian
Persamaan Perbedaan
2. Stewart dan Faktor-Faktor Variabel Sampel auditor Mekanisme lain
Connor (2006) yang penelitian internal yang tata kelola
Mempengaruhi berupa menghadiri perusahaan (X1)
Pengambilan Pengalaman konferensi Di tidak
Keputusan Etis auditor Australia yang ditemukannya
Internal internal diselenggarakan dampak
Auditor: (variabel Oleh IIA. siginifikan
Mekanisme independen: Variabel terhadap
Pemerintah, X2) dan independen pengambilan
Perusahaan pengambilan berupa keputusan etis
Lainnya dan keputusan mekanisme lain (Y).
Tahun etis (variabel tata kelola Dengan lebih
Pengalaman. dependen: perusahaan (X1). berpengalaman
Y). internal auditor
Metode analisis mengadopsi
data: sikap yang lebih
Research etis dari auditor
instrument kurang
random issued berpengalaman.
Analysis of Sehingga
variance dengan pengalaman
perangkat lunak audit internal
SPSS. (X2)
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengambilan
keputusan etis
(Y).

Bersambung pada halaman berikutnya.

52
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Metodologi
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Citra Monica Hubungan Variabel Efektivitas Terdapat
(2007) Persepsi independen pelaksanaan hubungan yang
Auditor berupa: audit (variabel signifikan antara
Internal atas Persepsi dependen: Y). persepsi auditor
Kode Etik internal Sampel: internal atas
Dengan auditor atas Studi survey kode etik (X)
Efektifitas kode etik (X). internal auditor dengan
Pelaksanaan Yang pada beberapa efektivitas
Audit. persamaan bank di pelaksanaan
dalam Bandung. audit (Y).
penelitian ini
menitik Metode analisis
beratkan pada data dengan:
komitmen korelasi product
profesional moment dan
internal spearman
auditor pada brown.
kode etik.
4. Malia (2010) Pengaruh Variabel Sampel: Studi Orientasi etika
Orientasi Etika independen: pada akuntan Di (X1)
dan Pengalaman Jakarta. berpengaruh
Pengalaman kerja (X2). signifikan pada
Akuntan Orientasi etika persepsi etis
terhadap Metode (variable tentang praktik
Persepsi Etis analisis data: independen: X1) manajemen laba
tentang Praktik regresi dan persepsi etis (Y) dan
Manajemen berganda tentang praktik Pengalaman
Laba. dengan manajemen laba kerja akuntan
perangkat (variable (X2)
lunak SPSS dependen: Y). berpengaruh
secara signifikan
terhadap
persepsi etis
tentang praktik
manajemen laba
(Y).

53
H. Keterkaitan Setiap Variabel

Komitmen profesional merupakan suatu ikrar pada diri auditor internal

dalam menjalankan tugas dengan kualitas keahliannya yang profesional sesuai

Standar Profesi Auditor Internal (SPAI). Buah hasil dari komitmen profesional

internal auditor adalah independensi dan objektivitasnya yang merupakan sikap

bebas dari pengaruh-pengaruh pihak lain dan jujur kepada semua pihak yang

berkepentingan serta bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan

kewajiban profesionalnya. Dengan penerapan komitmen profesional pada internal

auditor diharapkan berpengaruh positif pada pengambilan keputusan etis.

Pengalaman merupakan faktor yang penting dalam memprediksi kinerja

auditor karena pengalaman merupakan suatu elemen penting dalam tugas audit

disamping pengetahuan yang harus dimiliki seorang auditor. Pengalaman auditor

akan meningkatkan kompetensi mereka dalam menjalankan penugasan.

Penggunaan pengalaman kerja didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang

dilakukan berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukan

profesinya dengan baik. Dalam hal ini menunjukan bagaimana pengalaman dapat

digunakan untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan. Sehingga

pengalaman kerja diharapkan berpengaruh positif pada pengambilan keputusan

etis internal auditor.

54
Kerangka Penelitian

Komitmen Profesional
(X1)
Dilema Etika Dalam
Pengambilan Keputusan
Etis (Y)
Pengalaman Kerja (X2)

Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran

Perumusan Hipotesis

Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

Ha1 = Komitmen profesional internal auditor berpengaruh secara signifikan

terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.

Ha2 = Pengalaman kerja internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

dilema etika dalam pengambilan keputusan etis internal auditor.

55
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan

penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini akan

membahas mengenai bagaimana pengaruh komitmen profesional dan pengalaman

kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di

perusahaan-perusahaan swasta yang ada di daerah Jakarta dan sekitarnya. Dari

populasi ini peneliti menggunakan pengambilan sampel dengan metode

convenience sampling. Sesuai dengan namanya metode ini memilih sampel dari

elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti.

Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak terbatas

sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat

dan murah (Nur Indriantoro dan Supomo, 2002).

56
C. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer,

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer ini secara khusus

dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Nur

Indrianto dan Supomo, 2002).

2. Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan

instrumen berupa kuesioner yang akan diberikan kepada para auditor internal

yang bekerja di perusahaan-perusahaan di Wilayah DKI Jakarta.

Pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik personally administered

Questionnaires, yaitu peneliti berhubungan langsung dengan responden dan

memberikan penjelasan seperlunya (Nur Indriantoro dan Supomo, 2002).

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji

asumsi klasik dan uji hipotesis. Peneliti akan menggunakan SPSS 16.00 untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat

(Y) dengan bentuk pengujian sebagai berikut:

57
1. Statistik Deskriptif

Statistik diskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan

informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar

demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan

distribusi) (Ghozali, 2006:19).

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan

cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-

pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di

bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2006:49).

b. Uji Reliabilitas

Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam

waktu pengukuran yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika pertanyaan seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk

mengukur bahwa variabel yang digunakan bebas dari kesalahan sehingga

58
menghasilkan hasil yang konsisten meskipun dilakukan pengujian

berkali-kali. Jika hasil dari Cronbach’s Alpha > 0,60 maka data tersebut

mempunyai keandalan yang tinggi (Ghozali, 2006:41).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multi Kolinearitas

Uji multi kolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

yang ditemukan adanya korelasi antara variabel model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebasnya. Model regresi

bebas dari problem multico adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka

1 dan angka tolerance mendekati 1 (Santoso, 2004:114).

b. Uji Heterokedastisitas

Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varians dari

model regresi dari suatu pengamatan kepengamatan lain. Pedoman suatu

model regresi bebas dari heterodastisitas adalah tidak ada pola yang jelas

serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y

(Santoso, 2004:116).

c. Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai

distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah

memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Santoso, 2001:118).

Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot

59
yang membandingkan distribusi komulatif dan distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting

data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali,

2006:110).

4. Uji Hipotesis

Model statistik yang digunakan adalah model regresi linear berganda

yaitu hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1,

X2…Xn) dengan variabel dependen (Y) (Dwi Priyatno, 2009:73). Rumus

regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + e

Keterangan:

Y : Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis

α : Konstanta

β1 dan β2 : Koefisien Regresi

X1 : Komitmen Profesional

X2 : Pengalaman Kerja

e : error terms

a. Analisis Koefisien Determinan

Untuk menegtahui besarnya atau kecilnya persentase pengaruh variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dipergunakan koefisien

determinan dengan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

60
Dimana:

KD : Koefisien Determinasi

r : Koefisien Korelasi

b. Uji Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan:

1) Uji t

Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel

independent secara individual. Untuk dapat mengetahui apakah ada

pengaruh yang signifikan dari variabel masing-masing independen

terhadap variabel dependen, maka nilai signifikannya dibandingkan

dengan derajat kepercayaannya. Apabila tingkat signifikannya lebih

kecil dari 0, 05 maka Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jika

tingkat signifikansi lebih besar dari 0, 05 maka Ha ditolak. Bila Ha

diterima dan H0 ditolak berarti ada hubungan signifikan antara

variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2006:131).

2) Uji F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen yang dimasukan kedalam variabel model regresi secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:84).

Kriteria yang dipakai untuk membuat keputusan terhadap hasil uji

hipotesis yang diuji adalah berdasarkan tingkat signifikansi sebesar 0,

61
05 yang merupakan probabilitas kesalahan sebesar 5%. Dasar

pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

a) Jika probabilitas > 0, 05 maka Ha ditolak.

b) Jika probabilitas < 0, 05 maka Ha diterima.

E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dilema etika sebagai

variabel dependen sedangkan komitmen profesional, pengalaman kerja, dan

pengambilan keputusan etis sebagai variabel independen. Dalam bagian ini,

penelitian menguraikan definisi operasional dan pengukuran masing-masing

variabel sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen

merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya

variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah dilema

etika dalam pengambilan keputusan etis. Menurut Gunz, Gunz dan

McCutcheon (2002) dilema etika merupakan situasi di mana profesional

harus memilih antara dua atau lebih relevan, tetapi bertentangan, arahan,

etika, atau ketika setiap hasil alternatif dalam hasil yang tak menyenangkan

untuk satu orang atau lebih. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi

konflik audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan

62
yang terkait dengan keputusannya yang etis atau tidak etis. Situasi tersebut

terbentuk karena dalam konflik audit ada pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap keputusan auditor sehingga auditor dihadapkan kepada keputusan

etis dan tidak etis. Pengambilan keputusan etis merupakan keputusan yang

secara legal maupun moral dapat diterima untuk masyarakat luas (Trevino,

1986; Jones 1991). Dilema etika dalam pengambilan keputusan etis yang

dimensinya adalah pemahaman ada tidaknya muatan etika, pengambilan

keputusan etis itu sendiri dan situasi dilema etika:

a. Pemahaman ada tidaknya muatan etika, dengan indikator recognizing

that moral issue exist. Yaitu mengenai tanggapan seseorang terhadap isu

moral dalam sebuah dilema etika.

b. Pengambilan keputusan etis itu sendiri, dengan indikator make a moral

judgement (bagaimana seseorang membuat keputusan etis), moral

intention (bagaimana seseorang bertujuan atau bermaksud untuk

berkelakuan etis atau tidak etis) dan moral behavior (bagaimana

seseorang bertindak atau berperilaku etis atau tidak etis).

c. Kemampuan menghadapi situasi dilema etika, dengan indikator tingkat

kemampuan individu dalam mengatasi atau mengidentivikasi masalah

etika.

Instument variabel ini terdiri dari 5 skenario dan 5 pernyataan yang

menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh Budi, et

al. (2005) dan Pratiwi (2008). Instrument tersebut berupa 5 skenario situasi

63
dilema etika masing-masing dengan rincian 1 sekenario 2 pernyataan dengan

rincian yang berurutan yang dikembangkan oleh Budi, et al. (2005) dan 5

pernyataan yang diadopsi oleh Pratiwi (2008) dan dikembangkan oleh penulis

sendiri. Responden diminta untuk memilih salah satu dari lima skala Likert

jawaban alternatif (yaitu mulai dari 1=Sangat Tidak Setuju hingga 5=Sangat

Setuju) kemudian responden juga dimintai tanggapan mereka mengenai

apakah mereka menyetujui dalam setiap skenario tersebut ada intensitas

muatan etika. Jawaban tanggapan tersebut dirancang dengan skala Likert

mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju (1=Sangat Tidak

Setuju hingga 5=Sangat Setuju).

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah komitmen

profesional, pengalaman kerja dan pengambilan keputusan etis:

a. Komitmen Profesional

Pada intinya komitmen profesional adalah sebuah ikrar dalam diri bahwa

dirinya akan berupaya dan berjuang untuk menjalani profesinya dengan

sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab dengan

mengaplikasikannya pada pekerjaan terhadap klien dan terhadap rekan

profesi dalam berprilaku. Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel

komitmen professional yaitu identifikasi, keterlibatan dan loyalitas:

1) Identifikasi, indikatornya adalah penerimaan tujuan dan kesamaan

nilai-nilai pribadi, serta kebanggaan menjadi bagian dari profesinya.

64
2) Keterlibatan, indikatornya adalah kesediaan untuk bekerja dan

keterlibatan dalam pengambilan keputusan.

3) Loyalitas, indikatornya adalah ikatan emosi terhadap profesi dan

kesediaan untuk menampilkan usaha setia.

Instrument variabel ini menggunakan instrument pengukuran variabel

yang digunakan oleh Fatoni (2005) dan Budi, et al. (2005). Variabel ini

diukur dengan menggunakan 16 item pernyataan yang diadopsi dari

Budi, et al. (2005) dan dikembangkan oleh penulis sendiri. Responden

diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan

menjawab pada 5 (lima) skala Likert (1= Sangat Tidak Setuju sampai

5=Sangat Setuju).

b. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja merupakan akumulasi dari gabungan semua yang

diperoleh melalui interaksi secara berulang-ulang. Instrument variabel ini

menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh

Malia (2010). Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel pengalaman

kerja sebagai auditor internal yaitu: kemampuan dalam bekerja, rentang

waktu bekerja dan pengetahuan.

1) Kemampuan dalam bekerja, indikatornya adalah kemampuan

prediksi dan deteksi, kemampuan dalam mengatasi masalah,

kemampuan dalam pengambilan keputusan etis, kemampuan dalam

65
menilai masalah dan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan

dengan baik.

2) Rentang waktu bekerja, indikatornya adalah lamanya bekerja dan

pandai menentukan sikap dalam pekerjaan.

3) Pengetahuan, indikatornya adalah pengetahuan terhadap etika auditor

internal, pelatihan teknis dan pertimbangan etika.

Variabel ini diukur dengan menggunakan 10 item pernyataan yang

diadopsi dari Malia (2010) dan dikembangkan oleh penulis sendiri.

Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan

dengan menjawab pada 5 (lima) skala Likert (1=Sangat Tidak Setuju

sampai 5=Sangat Setuju).

Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Dimensi Indikator Nomor Skala


Pernyataan Pengukuran
Penerimaan 1.
1. Komitmen Identifikasi tujuan dan 2.
Profesional kesamaan nilai- 3. Skala Likert
(X1) nilai pribadi 4.
Fatoni (2005) 5.
Budi, et al. Kebanggaan 6.
(2005) menjadi bagian 7.
dari profesinya 8. Skala Likert

Bersambung pada halaman berikutnya.

66
Tabel 3.1 (Lanjutan)

No Variabel Dimensi Indikator Nomor Skala


Pernyataan Pengukuran
Kesediaan untuk 9. Skala Likert
Keterlibatan bekerja

Keterlibatan 10. Skala Likert


dalam
pengambilan
keputusan
Ikatan emosi 11. Skala Likert
terhadap profesi 12.
Loyalitas 13.
Kesediaan untuk 14. Skala Likert
menampilkan 15.
usaha setia 16.
Kemampuan 1.
2. Pengalaman Kemampuan prediksi dan Skala Likert
Kerja (X2) dalam deteksi
Malia (2010) bekerja
Kemampuan 2.
dalam mengatasi Skala Likert
masalah

Kemampuan 3.
dalam Skala Likert
pengambilan
keputusan etis.

Kemampuan 4.
dalam menilai
masalah. Skala Likert

Kemampuan 5.
menyelesaikan Skala Likert
pekerjaan dengan
baik
Bersambung pada halaman berikutnya.

67
Tabel 3.1 (Lanjutan)

No Variabel Dimensi Indikator Nomor Skala


Pernyataan Pengukuran
Rentang Lamanya bekerja 6. Skala Likert
waktu
bekerja Pandai 7. Skala Likert
menentukan sikap
dalam pekerjaan
Pengetahuan 8 Skala Likert
terhadap etika
auditor internal
Pengetahuan Pelatihan teknis 9. Skala Likert

Pertimbangan 10. Skala Likert


etika
Pemahaman Recognizing that 1.
3. Dilema etika ada tidaknya moral issue exist 2.
dalam muatan etika 3.
pengambilan 4.
keputusan Pengambilan Make a moral 5.
etis (Y) keputusan judgement 6.
Budi, et al. etis itu
(2005) sendiri Moral intention 7. Skala Likert
Pratiwi 8.
(2008) Moral behavior 9. Skala Likert
10.
Kemampuan Tingkat 11. Skala Likert
menghadapi kemampuan 12.
situasi dilema individu dalam 13.
etika. mengatasi atau 14.
mengidentivikasi 15.
masalah etika.

68
BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap auditor internal yang bekerja di

perusahaan-perusahaan di wilayah DKI Jakarta. Auditor yang berpartisipasi

dalam penelitian ini meliputi ketua tim, supervisor dan anggota.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian

secara langsung ke perusahaan-perusahaan yang memiliki auditor internal

atau Divisi Satuan Pemeriksaan Internal (SPI). Penyebaran serta

pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 10 Oktober 2010 sampai

30 November 2010. Peneliti mengambil sampel sebanyak 14 perusahaan

yang berada di wilayah Jakarta yang terlihat dalam tabel 4.1.

Table 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kuesioner Kuesioner


Dikirim Dikembalikan
1. PT. Pandu Mukti 10 5
2. PT. Astra International. Tbk 5 5
3. PT. Bhaktimulyo Adilanggeng 10 7
4. PT. Graha Nusa Trada 24 24
5. PT. Gajah Muda Persada 10 10
6. PT. Century Health Care 3 0
Bersambung pada halaman berikutnya.

69
Tabel 4.1 (Lanjutan)

No Nama Perusahaan Kuesioner Kuesioner


Dikirim Dikembalikan
7. PT.Konavi 5 5
8. PT. Cipta Busana Jaya 2 0
9. PT. Pharos 5 5
10. PT. Marga Permata Bumi 10 8
11. PT. Masterina Paint 2 1
12. PT.Aneka Gas Industri 5 5
13. PT. Ronggolawe Perkasa 5 3
14. PT. Emekon 4 4
Total 100 82
Sumber: Data primer.

Kuesioner yang disebarkan sejumlah 100 kuesioner. Peneliti

menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner secara langsung kepada

Perusahaan yang berada di wilayah DKI Jakarta. Untuk waktu pengembalian

kuesioner (saat penyerahan kuesioner dari responden kepada peneliti)

dilakukan secara berbeda dengan waktu penyebarannya. Peneliti

memperbolehkan kuesioner tersebut dibawa oleh responden untuk tidak

langsung di isi dengan perjanjian pada waktu tertentu peneliti akan

mengambil kuesioner tersebut apabila telah selesai diisi. Hal ini dilakukan

untuk mempermudah dan tidak mengganggu aktivitas pekerjaan responden

karena proses penyebaran kuesioner ini bersamaan dengan bulan audit

dimana para auditor internal yang berada di Satuan Pemeriksaan Internal

(SPI) setiap masing-masing perusahaan yang berbeda sedang melakukan

audit atau pemeriksaan, sehingga sebagian besar dari responden tersebut

sangat sibuk. Pengumpulan kuesioner dari masing-masing sampel perusahaan

70
itu juga berkat kerjasama antara beberapa Pimpinan Perusahaan dan pihak

terkait sehingga peneliti dipermudah dan dibantu untuk mengumpulkan data

dari para responden yaitu auditor internal yang bekerja di perusahaan-

perusahaan terkait. Ringkasan pembagian dan pengumpulan kuesioner dalam

penelitian ini ditunjukan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2
Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner

Keterangan Jumlah
Pembagian kuesioner 100
Kuesioner yang tidak terkumpul 18
Kuesioner yang terkumpul 82
Kuesioner yang tidak dapat diolah 0
Kuesioner yang dapat diolah 82

Tingkat pengembalian (respon rate)

82 = 82%
100

2. Karakteristik Responden

Subyek penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di

perusahaan-perusahaan di Wilayah DKI Jakarta. Demografi responden

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3
Deskripsi Responden

Deskripsi Keterangan Jumlah Persentasi


Jenis Kelamin Laki-laki 62 75,60%
Perempuan 20 24,40%
Jumlah 82 100%
Bersambung pada halaman berikutnya.

71
Tabel 4.3 (Lanjutan)

Deskripsi Keterangan Jumlah Persentasi


Status Pernikahan Belum Menikah 44 53,65%
Sudah Menikah 38 46,35%
Jumlah 82 100%
Lamanya Bekerja < 1 Tahun 22 26,82%
1-3 Tahun 20 24,40%
3-10 tahun 19 23,17%
> 10 Tahun 21 25,61%
Jumlah 82 100%
Kedudukan atau Ketua Tim 7 8,54%
jabatan dalam Supervisor 16 19,51%
penugasan audit Anggota 59 71,95%
Jumlah 82 100%
Pendidikan Terakhir S3 1 1,21%
S2 5 6,10%
S1 60 73,17%
D3 12 14,64%
SMA/SMEA 4 4,88%
Jumlah 82 100%
Bidang Pendidikan Akuntansi 59 71,95%
Non Akuntansi 23 28,05%
Jumlah 82 100%
Sumber: Data primer yang diolah.

Berdasarkan pada tabel 4.3 menunjukan bahwa sekitar 62 orang atau

75,60% responden didominasi oleh jenis laki-laki dan sisanya sekitar 24

orang atau 24,40% responden perempuan. Status pernikahan dari setiap

auditor internal yang bersedia menjadi responden menyatakan bahwa sekitar

44 orang atau 53,65% responden menyatakan bahwa belum menikah dan

72
sisanya sekitar 38 responden atau 46,35% responden menyatakan sudah

menikah.

Lamanya bekerja responden sebagai auditor internal bervariasi yang

menyatakan bahwa dirinya baru bekerja kurang dari 1 tahun sebesar 22 orang

atau 26,82% sedangkan yang bekerja selama 1-3 tahun kurang lebih sebesar

24,40% atau sebanyak 20 orang. Responden yang bekerja selama 3-10 tahun

berjumlah sekitar 19 orang atau sekitar 23,17% dan sisanya terdiri dari

responden yang bekerja lebih dari 10 tahun yang berjumlah 21 atau sekitar

25,61%.

Kedudukan atau jabatan responden dalam penugasan audit yaitu dari

total 82 responden bahwa 7 responden atau sebesar 8,54% menyatakan

dirinya sebagai ketua tim dalam penugasan audit, sejumlah 16 responden atau

19,51% menyatakan sebagai supervisor ketika berada dalam tim Satuan

Pemeriksaan Internal (SPI) dan sisanya sebesar 59 orang atau sebesar 71,95%

adalah anggota dalam penugasan audit internal.

Pendidikan terakhir dari 82 responden diantaranya 1,21% atau 1 orang

mengemban pendidikan terakhir S3. Sejumlah 5 orang atau 6,10%

mengemban pendidikan terakhir S2. Sejumlah 60 orang atau 73,17%

responden itu mengemban pendidikan terakhir S1 dan 4,88% atau sebanyak 4

orang internal auditor mengemban pendidikan sebatas SMA/SMEA yang

dilengkapi pelatihan-pelatihan dan sertifikasi. Bidang pendidikan yang di

geluti dari responden sebagai internal auditor bahwa 71,95% bidang

73
pendidikannya akuntansi sekitar 59 orang dan sisanya 23 orang atau 28,05%

latar belakang pendidikannya adalah non akuntansi.

B. Hasil Analisis dan Pembahasan

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi komitmen

profesional, pengalaman kerja dan dilemma etika internal auditor dalam

pengambilan keputusan etis akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang

terlihat dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


KP 82 50 77 63.56 6.515
PK 82 34 49 41.15 3.608
DEDPKE 82 45 69 59.01 5.634
Valid N
82
(listwise)
Sumber: Data primer yang diolah

Table 4.4 menjelaskan bahwa pada variabel komitmen profesional

jawaban minimum responden sebesar 50 dan maksimum sebesar 77, dengan

rata-rata total jawaban 63,56 dan standar deviasi sebesar 6,515. Variabel

pengalaman kerja dari jawaban minimum responden sebesar 34 dan

maksimum sebesar 49, dengan rata-rata jawaban sebesar 41,15 dan standar

74
deviasi sebesar 3,608. Variabel dilema etika dapat dijelaskan bahwa jawaban

minimum sebesar 45 dan maksimum sebesar 49, dengan rata-rata total

jawaban 59,01 dan standar deviasi sebesar 5,634.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan dengan Pearson Corelation. Pedoman suatu

model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir

pernyataan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel-tabel dibawah ini akan

menunjukan hasil uji validitas.

Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional

Pertanyaan/Pernyataan Pearson Sig Keterangan


Corelation (2-Tailed)
KP1 0,506** 0,000 Valid
KP2 0,521** 0,000 Valid
KP3 0,606** 0,000 Valid
KP4 0,467** 0,000 Valid
KP5 0,676** 0,000 Valid
KP6 0,634** 0,000 Valid
KP7 0,622** 0,000 Valid
KP8 0,777** 0,000 Valid
KP9 0,517** 0,000 Valid
KP10 0,777** 0,000 Valid
KP11 0,563** 0,000 Valid
KP12 0,476** 0,000 Valid
KP13 0,567** 0,000 Valid
KP14 0,690** 0,000 Valid
KP15 0,437** 0,000 Valid
KP16 0,382** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah.

75
Tabel 4.5 menunjukan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-

pernyataan pada variabel komitmen dapat dikatakan valid karena seluruh

pertanyaan memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05.

Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja

Pertanyaan/Pernyataan Pearson Sig Keterangan


Corelation (2-Tailed)
PK1 0,507** 0,000 Valid
PK2 0,770** 0,000 Valid
PK3 0,556** 0,000 Valid
PK4 0,674** 0,000 Valid
PK5 0,674** 0,000 Valid
PK6 0,298** 0,007 Valid
PK7 0,451** 0,000 Valid
PK8 0,580** 0,000 Valid
PK9 0,408** 0,000 Valid
PK10 0,540** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah.

Tabel 4.6 menunjukan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-

pernyataan pada variabel pengalaman kerja auditor internal dikatakan

valid karena seluruh pertanyaan memilliki nilai signifikansi dibawah

0,05.

Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan
Etis

Pertanyaan/Pernyataan Pearson Sig Keterangan


Corelation (2-Tailed)
DEDPKE1 0,447** 0,000 Valid
DEDPKE2 0,693** 0,000 Valid
DEDPKE3 0,345** 0,000 Valid
Bersambung pada halaman berikutnya.

76
Tabel 4.7 (Lanjutan)

Pertanyaan/Pernyataan Pearson Sig Keterangan


Corelation (2-Tailed)
DEDPKE4 0,586** 0,000 Valid
DEDPKE5 0,272* 0,013 Valid
DEDPKE6 0,416** 0,000 Valid
DEDPKE7 0,665** 0,000 Valid
DEDPKE8 0,334** 0,000 Valid
DEDPKE9 0,504** 0,000 Valid
DEDPKE10 0,451** 0,000 Valid
DEDPKE11 0,364** 0,000 Valid
DEDPKE12 0,390** 0,000 Valid
DEDPKE13 0,387** 0,000 Valid
DEDPKE14 0,262* 0,018 Valid
DEDPKE15 0,527** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah.

Tabel 4.7 menunjukan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-

pernyataan pada variabel dilema etika dalam pengambilan keputusan etis

dapat diketahui valid karena seluruh pertanyaan atau pernyataan

memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.

Menurut Nunnaly (1976) dalam Ghozali (2005), suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha >

0,60. Hasil uji reliabilitas untuk variabel komitmen profesional dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

77
Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Profesional

Cronbach's Alpha N of Items


.862 16
Sumber: Data primer yang diolah.

Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,862 dan

dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,862 > 0,60).

Selanjutnya uji reliabilitas untuk variabel pengalaman kerja dapat dilihat

pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja

Cronbach's Alpha N of Items


.707 10
Sumber: Data primer yang diolah.

Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,707 dan

dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,707 > 0,60).

Selanjutnya uji reliabilitas untuk variabel dilema etika dalam

pengambilan keputusan etis dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan
Etis

Cronbach's Alpha N of Items


.692 15
Sumber: Data primer yang diolah.

78
Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,692 dan

dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,692 > 0,60).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multi Kolinearitas

Uji multi kolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya

hubungan antara beberapa variabel independen atau semua variabel

independen dalam model regresi. Tabel 4.11 berikut ini merupakan hasil

uji multi kolinearitas.

Tabel 4.11
Hasil Uji Multi Kolinearitas

Variabel Tolerance VIF


Komitmen Profesional .961 1.040
Pengalaman Kerja .961 1.040
Sumber: Data primer yang diolah.

Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji dapat dilihat melalui Variance Inflation

Factor (VIF) masing-masing variabel independen memiliki VIF disekitar

angka 1 sebesar 1,040 dengan nilai tolerance dari kedua variabel

independen tersebut sebesar 0,961 yang berarti mendekati angka 1.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel independen dalam model

regresi ini tidak terdapat problem multi kolinearitas.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu

79
pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu

pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan

pada gambar 4.1.

Sumber: Data primer yang diolah.

Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Grafik Scatterplot

Gambar 4.1 menunjukan tidak terjadi heterokedastisitas karena

menunjukkan data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada

sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data

80
tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk

menganalisis pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja

terhadap dilema etika interal auditor dalam pengambilan keputusan etis.

c. Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai

distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas data dilakukan

dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal atau grafik, jika

data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

maka data tersebut memenuhi asumsi normalitas. Dan jika data tidak

menyebar dan tidak mengikuti garis diagonal, maka data tersebut tidak

memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006:112).

81
Sumber: Data primer yang diolah.

Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Dari gambar diatas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal

serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi

ini dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas.

4. Uji Hipotesis

Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan metode analisis

regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F, dimana dasar

pengambilan keputusan adalah apabila signifikan lebih kecil dari 0,05 maka

Ha diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak (Santoso,

82
2001:123). Berikut ini hasil dari output yang diberikan responden tentang

penilaian atas komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema

etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis.

a. Uji Koefisien Determinasi

Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel

independen yaitu: komitmen profesional, dan pengalaman kerja dalam

menjalankan variasi variabel dependen, yaitu: dilema etika dalam

pengambilan keputusan etis. Hasil uji koefisien determinasi disajikan

dalam tabel 4.12.

Tabel 4.12
Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .641a .411 .396 4.379
a. Predictors: (Constant), KP, PK
b. Dependent Variable: DEDPKE
Sumber: Data primer yang diolah.

Tabel 4.12 menunjukan bahwa nilai Adjusted R Square yang dihasilkan

oleh variabel-variabel independen sebesar 0,396 yang artinya 39,6%

variabel dependen dilemma etika dalam pengambilan keputusan etis

dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu komitmen profesional,

dan pengalaman kerja. Sedangkan sisanya sebesar 60,4% dapat

83
dijelaskan oleh faktor lainnya. Angka koefisien (R) sebesar 0,641

menunjukan bahwa hubungan antar variabel independen dengan variabel

dependen adalah kuat. Karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas

0,5.

b. Uji Hipotesis dalam Penelitian

1) Uji t

Uji t bertujuan menguji apakah ada pengaruh yang signifikan dari

variabel independen terhadap variabel dependen yaitu pada tabel 4.13

sebagai berikut:

Tabel 4.13
Hasil Uji t
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 10.603 6.704 1.582 .118
KP .410 .076 .474 5.385 .000
PK .543 .138 .348 3.946 .000
a. Dependent Variable: DEDPKE
Sumber: Data primer yang diolah.

a) Hasil Uji Hipotesis pertama (Ha1)

Hipotesis 1 menyatakan bahwa komitmen prfesional berpengaruh

secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan

keputusan etis. Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel

84
bebas komitmen profesional memperlihatkan bahwa nilai

signifikannya sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai Alpha 0,05

(0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas

komitmen profesional secara parsial memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan

etis. Dengan demikian menerima Ha1 dan menolak H0.

b) Menguji Hipotesis kedua (Ha2)

Hipotesis kedua menyatakan pengalaman kerja berpengaruh

secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan

keputusan etis. Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel

bebas pengalaman kerja memperlihatkan bahwa nilai

signifikansinya 0,000 lebih kecil dari Alpha 0,05 (0,000 < 0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas pengalaman kerja

secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kualitas audit, dengan demikian menerima Ha2 dan menolak H0.

2) Uji F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen yang dimasukan kedalam variabel model regresi secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:149).

Untuk melihat hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.14.

85
Tabel 4.14
Hasil Uji F
ANOVAb

Mean
Model Sum of Squares Df Square F Sig.
1Regression 1055.847 2 527.924 27.526 .000a
Residual 1515.141 79 19.179
Total 2570.988 81
a. Predictors: (Constant), KP, PK
b. Dependent Variable: DEDPKE

Sumber: Data primer yang diolah.

Berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa nilai F hitung adalah 27,526

dengan tingkat signifikansi 0,000 karena nilai probabilitas lebih kecil

dari 0,05 (0,000 < 0,05) ini berarti Ha3 diterima, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel komitmen profesional dan pengalaman

kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan

terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Dilema Etika Internal

Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi komitmen

profesional 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen

profesional berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam

86
pengambilan keputusan etis. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Budi, et al. (2005) bahwa komitmen profesional internal

auditor secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema

etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Dalam hal ini

komitmen profesional individu khususnya auditor internal akan lebih

dimengerti dalam bertindak khususnya dalam pengambilan keputusan etis

ketika dihadapkan dilema etika antara baik dan buruk besar kecil risiko dari

setiap penugasan audit ditempat ia bekerja dalam pengambilan keputusan

etis.

2. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Dalam

Pengambilan Keputusan Etis

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel

pengalaman kerja 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam

pengambilan keputusan etis. Penelitian ini tidak mendukung penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Budi, et al. (2005) bahwa pengalaman kerja

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam

pengambilan keputusan etis internal auditor namun mendukung penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Stewart dan O’Leary (2006) bahwa

pengalaman kerja internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Sehingga

dapat diulas bahwa pengalaman auditor internal menjadi suatu pengaruh yang

87
signifikan terhadap pengambilan keputusan etis bahkan ketika dihadapkan

suatu kasus yang membuat auditor internal tersebut mengalami dilema etika.

88
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Atas dasar data penelitian yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan

tekhnik regresi linear berganda, dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian ini:

1. Komitmen profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema

etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian Budi, et al. (2005)

2. Pengalaman kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika

internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan Stewart dan Connor (2006).

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukan bahwa komitmen profesional

dan pengalaman kerja secara signifikan berpengaruh terhadap dilema etika

internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Auditor internal yang

memiliki ruang lingkup yang sangat luas memiliki risiko besar sebagai fungsinya

yang melibatkan komitmen profesional dan pengalaman kerja ketika dihadapkan

situasi dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis yang bisa

saja terjadi ketika terdapat konflik kepentingan.

89
Pengambilan keputusan etis dengan pertimbangan etisnya dilakukan auditor

agar auditor tetap menjaga integritas, kompetensi dan independensi dalam setiap

konflik kepentingan yang dihadapi (Hidayat dan Sari, 2010). Sudah bersifat

otomatis jika terdapat auditor internal yang tidak independen maka pastinya

perusahaan tidak menggunakan atau langsung memecat auditor internal tersebut.

Sehingga pembekalan berupa pelatihan dan banyaknya penugasan serta wawasan

yang diperoleh dari info dan peraturan lembaga-lembaga terkait internal auditor

tersebut yang harus ditingkatkan agar menambah pengalaman kerja dan

memantabkan komitmen profesionalnya ketika dihadapkan situasi dilema etika

dalam pengambilan keputusan etis.

C. Keterbatasan penelitian

Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, yang diantaranya adalah:

1. Perusahaan tempat responden bekerja yang lebih banyak atau di dominasi

pada perusahaan yang berada di wilayah Jakarta Selatan.

2. Responden dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki sebanyak 62 dan

sisanya responden wanita sebanyak 20 responden.

3. Ringannya pembahasan permasalahan yang diangkat dari topik independensi

auditor khususnya mengenai permasalahan auditor internal.

90
D. Saran

Saran dari penelitian yang dilakukan ini untuk penelitian selanjutnya adalah

perlu ditambahnya variabel lain khususnya dari faktor individu ataupun faktor

eksternal. Jika ingin melanjutkan penelitian ini atau penelitian sebelumnya

disarankan untuk mencari isu atau permasalahan yang dibahas dengan topik yang

lebih baik. Dalam penyebaran kuesioner hendaklah enam bulan atau kurang dari

enam bulan, karena pengalaman yang dialami oleh peneliti bahwa jika tidak

memiliki koneksi yang kuat dari pihak perusahaan maka akan sulit untuk

mendapatkan data dari responden jika mengikuti birokrasi perusahaan.

91
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi Ketiga,


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta, 2004.

Arens, Alvin A., Randal K. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi jusuf. “Auditing
and Assurance Services An Integrated Approach: An Indonesian
Adaptation”. 13th edition, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Arifin, Popon Sjarif. “Etika Profesi”, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari
http://www.erwadi.polinpdg.ac.id.

Bazerman, M.H., G. Loewenstein dan D. Moore. “Why Good Accountant do Bad


Audit”, Harvard Business Review (November): 87-102, 2002.

Bik, O. P. Godefridus. “The Behavior Assurance Professionals A Cross-Cultural


Perspective”, Penerbit: Eburon, Amsterdam 2010.

Budi, Sasongko, Basuki dan Hendaryatno. “Internal Auditor dan Dilema Etika”,
artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari www.theakuntan.com, 2005.

Chasin, James A., Paul D Neuwirth., and John F Leuy. "Chasin HeadBook
For Auditors ", 2th edition, Singapore: The Grow Hill Book Company,
1988.

Christiawan, Yulius Jogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi


Hasil Penelitian Empiris”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 4 No. 2, hal.
79-91, 2002.

Damman, T.E. “Audit: A Build-in Conflict of Interest”, Corporate Board, Vol 24


Issue 128, hal. 16-22, 2003.

Elfarini, Eunike Christina. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor


Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di
Jawa Tengah)”, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Semarang,
2007.

Enjel, Bony. “Hubungan Antara Penerapan Aturan Etika dengan Peningkatan


Profesionalisme Auditor Internal”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Widyatama, Bandung, 2006.

92
Fatoni, Rizky Akbar. “Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Kepuasan Kerja
Auditor”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung, 2005.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivarians Dengan Program SPSS”. Penerbit:


Universitas Diponegoro, Semarang, 2006.

Glover, S.H. “Gender differences in ethical decision making”, Woman in


Management Review, Vol. 17 No. 5, hal. 217-227, 2002.

Gunz, H.P., S.P. Gunz dan J.C. McCutcheon. “Organizational Influences on


Approaches to Ethical Decisions by Professionals: The Case of Public
Accountants”, Canadian Journal of Administrative Sciences, Vol. 19 No. 1,
hal. 76-91, 2002.

Halim, Abdul. “Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan”, Edisi 4, Unit


Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, Yogyakarta, 2008.

Hamid, Abdul. “Buku panduan penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.

Hidayat, Widi dan Sari Handayani. “Peran Faktor-Faktor Individual dan


Pertimbangan Etis Terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit
pada Lingkungan Inspektorat Sulawesi Tenggara”, Jurnal Mitra Ekonomi
dan Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 1, hal. 83-112, 2010.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk


Akuntansi dan Manajemen”, Yogyakarta: BPFE, 2002.

Jones, T.M. “Ethical Decision Making by Individuals in Organizations: An Issue-


Contingent Model”, Academy of Management Review, Vol. 16 No. 2, hal.
366-395, 1991.

Kalbers, L.P. dan T.J. Fogarty . “Professionalism and Its Consequences: A Study of
Internal Auditors”, Auditing: A Journal of Practice & Theory, Vol. 14 No.
1, hal. 64-86, 1995.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Kidwell, J.M., R.E. Stevens dan A.L. Bethke. “Differences in Ethical Perceptions
Between Male and Female Managers: Myth or Reality?”, Journal of
Business Ethics, 6 (6), hal. 489-494, 1987.

93
Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal. “Standar Profesi Audit internal”,
Jakarta, 2004.

King, R.R. “Experimental Investigation of Self Serving-biases in Auditing Trust


Game: The Effect of Group Affiliation”, The Accounting Review, 77 (2),
2002.

Koran Tempo. “Etika Bisnis: Belajar dari Skandal Enron”, artikel diakses tanggal 9
Agustus 2010, dari http://www.kpk.go.id, 2009.

Larkin, J.M. “The Ability of Internal Auditors to Identify Ethical Dilemmas”, Journal
of Business Ethics: 23, hal. 401- 409, 2000.

Louwers, T.J., L.A. Ponemon dan R.R. Radtke. “Examining Accountants’ Ethical
Behavior: A Review and Implications for Future Research”, Behavioral
Accounting Research: Foundation and Frontiers, hal. 188-221, 1997.

Malia. “Pengaruh Orientasi Etika dan Pengalaman Akuntan Terhadap Persepsi Etis
Tentang Praktik Manajemen Laba (Studi Pada Akuntan Di Jakarta)”,
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2010.

Meyer, John P., Natalie J. Allen., dan Ian R. Gellatly. “Affective and Continuance
Commitment to the Organization: Evaluation of Measures and Analysis of
Concurrent and Time-Lagged Relations.” Journal of Applied Psychology
Vol. 75 No. 6, hal. 710-720, 1997.

Moeller, Robert dan Witt, Herbert. “Brink’s Modern Internal Auditing”, New Jersey:
John Wiley & Sons, 1999.

Mulyadi. “Auditing”. Edisi Keenam. Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Nasution, Manahan. “Sekilas Tentang Internal Auditor”, Universitas Sumatera Utara


Digital Library, 2003.

Nugrahaningsih, P. “Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika


Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-Faktor Individual: Locus of Control,
Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity)”, SNA VIII Solo.
hal. 617-630, 2005.

Paolillo, J.G.P dan S.J. Vitell. “An Empirical Investigation of the Influence of
Selected Personal, Organizational and Moral Intensity Factors on Ethical
Decision Making”, Journal of Business Ethics 35, hal. 65-74, 2002.

94
Prastamawati, Dian. “Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor, Independensi
dan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Kualitas Audit”, Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.

Pratiwi, Indah. “Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap
Sensitivitas Etika pada Auditor Pemerintah (Studi Kasus : Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan DKI Jakarta)”, Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Putranti, Nurita. “Profesi, Profesional, Profesionalisme, Profesinalisasi


dan Profesionalitas”, 2008, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari
http://nuritaputranti.wordpress.com.

Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS”, Edisi Kedua. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo, 2004.

Sawyer, B. Lawrence, Mortimer A. Dittenhofer dan James H. Scheiner. “Internal


Auditing”, 5th editon, The Institute of Internal Auditor, Florida, 2003.

Stewart, Jenny dan O’Leary, Connor, “Factors Affecting Internal Auditors Ethical
Decision Making: Other Corporate Governance Mechanisms and years of
Experience”, In Proceeding Accountability, Governance and Performance
Symposium, Brisbane, Australia, 2006.

Sumardi, Hardiningsih, P. “Pengaruh Pengalaman terhadap Profesionalisme serta


Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja: Studi
Kasus Auditor BPKP.”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 9, No. 1, Maret
2002.

The Institute of Internal Auditors (IIA). “Standards for the Professional of Internal
Auditing”, Florida: The Institute of Internal Auditors USA, 1995.

-------------------. “Standards and Guidelines for the Professional Practice of Internal


Auditing”, London: The Institute of Internal Auditors United Kingdom,
1999.

--------------------. “The Professional Practices Framework”, Florida: The Institute of


Internal Auditors research foundation USA, 2009.

Trevino, L.K. “Ethical Decision Making in Organizations: A Person-Situation


Interactionist Model”, Academy of Management Review, Vol. 11. No. 3,
hal. 601-617, 1986.

95
Tugiman, Hiro. “Pandangan Baru Internal Auditing”, Yogyakarta: Kanisius, 2004.

Tsui, J.S.L. dan F.A. Gul. “Auditors’ Behavior in an Audit Conflict Situation: A
Research Note on the Role of Locus of Control and Ethical Reasoning”,
Accounting, Organizations and Society, Vol 21 No. 1, hal. 41-51, 1996.

Widagdo, R, S. Lesmana, dan S.A. Irwandi. “Analisis Pengaruh Atribut-atribut


Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien (Studi Empiris pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, SNA 5 Semarang, hal. 560-574,
2002.

Windsor, C.A. dan N.M. Ashkanasy. “The Effect Of Client Management Bargaining
Power, Moral Reasoning Development, and Belief in a Just World on
Auditor Independence”, Accounting, Organizations and Society, Vol 20. No.
7/8, hal 701-720, 1995.

Zarkasyi, Srihadi W. “Internal Audit Techniques Traditional Versus Progressive


Approach”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Vol. 2 No. 1, hal. 1-10,
2006.

Ziegenfuss, D.E. dan O.B. Martinson. “The IMA Code of Ethics and IMA Members’
Ethical Perception and Judgment”, Managerial Auditing Journal, Vol. 17
No. 4. Hal. 165-173, 2002.

96
LAMPIRAN I
SURAT RISET

97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
LAMPIRAN II
KUESIONER

108
Universitas Islam Negeri Jakarta

Tanggal, ……

Kuesioner

Responden Yth,

Saya adalah mahasiswa program strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Jurusan Akuntansi yang sedang menyusun skripsi sebagai
syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi.

Nama : Rachmat Hidayat Sumawi Budi


NIM : 106082002661
Email : Eriodan.lanun2@gmail.com
No. Tlp : 021-95804530

Dalam rangka penyusunan skripsi ini saya berharap Bapak/Ibu, Saudara/i berkenan
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner yang dilampirkan bersama surat ini, dan saya mohon
maaf apabila telah mengganggu waktu luangnya.
Pertanyaan di bawah ini adalah suatu survey yang mengukur pengaruh komitmen profesional
dan pengalaman kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis.
Data yang di peroleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian (riset) dan tidak
digunakan untuk kepentingan lain di luar riset, sehingga akan saya jaga kerahasiaannya sesuai dengan
etika penelitian.
 Responden diharapkan membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap
karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku
 Tidak ada jawaban salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang
sesuai dengan pendapat anda.
Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan
dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Dosen Pembimbing Hormat Saya,


Peneliti

Dr. Yahya Hamja, MM Rachmat Hidayat S B


NIP. 19490602 197803 1 001 NIM. 106082002661

109
Universitas Islam Negeri Jakarta

Kuesioner

Kuesioner ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:


1. Bagian A berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai data dan keterangan
Bapak/Ibu/Saudara/i
2. Bagian B berisi pertanyaan-pertanyaan yang merupakan penjabaran dari kisi-kisi
penelitian, yang berupa pertanyaan atas pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i atas faktor-faktor
yang mempengaruhi Dilema Etika Internal Auditor.

Bagian A: Data dan Keterangan Responden

Butir pertanyaan diisi dengan jawaban yang sesuai dengan kondisi


Bapak/Ibu/Saudara/i didalam kotak jawaban yang telah disediakan.
1. Nama/inisial : ………….
2. Umur : …... Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Status Pernikahan : Belum Menikah Sudah Menikah
5. Perusahaan Tempat Bekerja : ……………………………
6. Berapa lama Bapak/Ibu/Saudara/i telah bekerja di perusahaan ini?
< 1 Tahun 1-3 Tahun 3-10 Tahun > 10 Tahun
7. Dalam penugasan audit, bapak/Ibu/Saudara/i mempunyai kedudukan sebagai:
Ketua Tim Supervisor Anggota
8. Pendidikan terakhir Bapak/Ibu/Saudara/i diperoleh di:
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S1)
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S2)
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S3)
Akedemik dan Lembaga Pendidikan lain, yang diselengarakan oleh pemerintah
maupun swasta, yang setara dengan DIPLOMA III.
SMA/SMEA
Lain-lain
9. Bidang Pendidikan: Akuntansi Non Ak
*Akhir dari bagian A*

110
Universitas Islam Negeri Jakarta

Kuesioner

Bagian B: Pertanyaan-Pertanyaan Yang Mewakili Kisi-Kisi Penelitian


Pada bagian ini berikan penilaian dengan memilih salah satu dari 5 poin skala
√) pada
dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) atau centang ( kotak yang telah
disediakan. Dan kotak itu berisi jawaban yang diantaranya sebagai berikut:
Keterangan Kondisi/Nilai
STS: Sangat Tidak Setuju 1
TS: Tidak Setuju 2
R: Ragu-ragu 3
S: Setuju 4
SS: Sangat Setuju 5

B1. Komitmen Profesional

No Pernyataan STS TS R S SS
1. Memutuskan bekerja dalam profesi internal auditor
sebenarnya adalah suatu kesalahan.
2. Saya selalu berusaha agar profesi internal auditor dihormati.
3. Saya merasa bahwa nilai-nilai yang saya miliki tidak cocok
dengan nilai-nilai yang ada pada profesi internal auditor.
4. Saya sangat peduli dengan perkembangan profesi internal
auditor.
5. Bagi saya, profesi internal auditor adalah profesi yang
sangat cocok dibandingkan profesi lainnya.
6. Saya sangat mencintai profesi saya sebagai internal auditor.
7. Saya bangga mengatakan kepada orang lain bahwa saya
adalah bagian dari profesi internal auditor.
8. Saya sangat senang saat memutuskan bahwa karir saya
adalah berprofesi sebagai internal auditor
9. Profesi saya sebagai internal auditor membuat kinerja saya
sangat optimal.
10. Saya akan menerima penugasan apapun ketika bekerja
sebagai profesi internal auditor.
11. Ketika terdapat pelanggaran dalam sebuah kebijakan saya
akan bertindak sesuai kewajiban saya sebagai seorang
auditor internal.
Lanjutan dari bagian B1 dihalaman berikutnya.

111
Universitas Islam Negeri Jakarta

Lanjutan bagian B1
No Pernyataan STS TS R S SS
12. Sangat sulit bagi saya untuk menyepakati aturan-aturan
yang ada didalam profesi internal auditor.
13. Sebenarnya tidak ada manfaat yang menyertai saya
diprofesi internal auditor selama ini.
14. Saya menyatakan kepada orang lain bahwa profesi
internal auditor adalah pekerjaan yang sangat penting.
15. Menurut saya sangat sedikit sekali keinginan untuk saya
berganti profesi selain internal auditor.
16. Dalam bekerja sebagai auditor internal, saya berusaha
patuh terhadap kode etik.

B2. Pengalaman Kerja Internal Auditor

No Pernyataan STS TS R S SS
1. Pengalaman merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi
mengenai masalah-masalah etika termasuk dalam
masalah etika internal auditor.
2. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki semakin
besar kemampuan seorang auditor internal dalam
mengatasi setiap permasalahan yang ada.
3. Pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang auditor
internal akan sangat membantu dalam pengambilan
keputusan etisnya.
4. Dengan bertambahnya pengalaman kerja, pengetahuan
saya mengenai masalah-masalah etika auditor internal
akan semakin berkembang.
5. Auditor internal yang berpengalaman adalah auditor
internal yang telah menyelesaikan tugasnya dengan baik
dan mampu memberikan kontribusi bagi tempat kerja
dan lingkungan sekitarnya.
6. Auditor internal berpengalaman adalah auditor internal
yang telah bekerja selama 3 tahun.
7. Auditor internal yang kurang berpengalaman cendrung
sulit untuk menentukan sikapnya dan menilai sesuatu
masalah etika atas kode etik internal auditor dalam
efektivitas pelaksanaan audit
Lanjutan dari bagian B2 dihalaman berikutnya.

112
Universitas Islam Negeri Jakarta

Lanjutan bagian B2
No Pernyataan STS TS R S SS
8. Auditor internal yang berpengalaman akan selalu
menggunakan pertimbangan etikanya dalam setiap
keputusan yang diambilnya.
9. Auditor internal berpengalaman adalah auditor internal
yang setidaknya pernah mendapatkan pelatihan teknis
dari tempat ia bekerja.
10. Auditor internal yang berpengalaman dapat
mempertimbangkan etika dan konsekuensinya dalam
pengambilan keputusan etis, bila dihadapkan situasi
dilematis.

B3. Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis


Pada bagian ini anda diminta memberikan tanggapan tentang pangambilan keputusan yang
terkait dalam setiap kasus tersebut di bawah ini.
Berikan tanggapan anda atas setiap pernyataan dalam kasus berikut ini sejujurnya.
Tidak ada jawaban benar atau salah untuk setiap jawaban anda.
berikan penilaian dengan memilih salah satu dari 5 poin skala dibawah ini dengan
memberikan tanda silang (x) atau centang (√) pada kotak yang telah disediakan.

Keterangan Kondisi/Nilai
STS : Sangat Tidak Setuju 1
TS : Tidak Setuju 2
R : Ragu-ragu 3
S : Setuju 4
SS : Sangat Setuju 5

1. Kasus A
Pada saat seorang internal auditor memeriksa sebuah departemen, diketemukan bahwa
manajer departemen tersebut melanggar kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Pelanggaran ini sangat serius dan berakibat sangat jelek terhadap kinerja departemen itu jika
diketahui. Manajer departemen tersebut lebih senior dibandingkan dengan internal auditor
dan merupakan orang yang sangat dihormati. Internal auditor tersebut tidak yakin apakah
perbuatannya ilegal, tapi yakin hal itu tidak dapat dibenarkan.

113
Universitas Islam Negeri Jakarta

Tindakan:
Internal auditor tersebut berupaya mengehentikan perbuatan tersebut apapun hasil dan
konsekuensinya.
No Pertanyaan STS TS R S SS
1. Tanggapan anda atas tindakan tersebut.
2. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut

2. Kasus B
Seorang auditor internal ditugaskan untuk mereview pelaksanaan tender untuk sebuah
kegiatan perusahaan. Dari hasil pemeriksaan awal tender, belum ada peserta tender yang
memenuhi syarat sebagai pelaksana kegiatan tersebut dan internal auditor tersebut
merekomendasikan untuk dilakukan tender ulang. Kemudian perusahaan melakukan tender
ulang. Dari beberapa peserta tender, ada seorang peserta yang dikenal baik dan memiliki
hubungan pribadi dengan internal auditor.
Tindakan:
Internal auditor tersebut menginformasikan beberapa peluang untuk memenangkan tender
kepada kenalannya.
No Pertanyaan STS TS R S SS
3. Tanggapan anda atas tindakan tersebut.
4. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut

3. Kasus C
Dalam proses pemeriksaan laporan keuangan perusahaan, seorang internal auditor
menemukan bahwa laba operasi dicatat terlalu tinggi. Beberapa catatan penyesuaian jika akan
dilakukan akan berdampak kepada bonus yang diberikan akan berkurang. Auditor tersebut
diberitahu oleh bagian akuntansi bahwa mereka disuruh untuk melakukan hal itu oleh
atasannya.
Tindakan:
Auditor tersebut tidak melakukan hal apa-apa atas kejadian tersebut.
No Pertanyaan STS TS R S SS
5. Tanggapan anda atas tindakan tersebut.
6. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut

4. Kasus D
Dalam proses pemeriksaan penyaluran kredit, internal auditor menemukan bahwa beberapa
kredit yang disalurkan tidak sesuai dengan kriteria standar yang ditetapkan oleh bank.
Beberapa catatan atas penyaluran kredit tersebut menunjukkan banyak yang bermasalah. Jika
hal ini diungkapkan maka akan mempengaruhi kondite Manajer Kredit. Manajer Kredit yang
bertanggungjawab atas kredit itu meminta internal auditor untuk tidak mengungkap masalah
tersebut.

114
Universitas Islam Negeri Jakarta

Tindakan:
Internal auditor tersebut tetap mengungkap kasus penyaluran kredit tersebut.
No Pertanyaan STS TS R S SS
7. Tanggapan anda atas tindakan tersebut.
8. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut

5. Kasus E
Dalam pemeriksaan draft laporan audit seorang internal auditor menemukan beberapa hal
yang belum pernah diungkapkan oleh internal auditor lain sebelumnya. Semua catatan
tentang hal tersebut mengarah kepada adanya pelanggaran terhadap peraturan perbankan
yang ditetapkan oleh pemerintah. Meskipun hal ini belum lama terjadi dan tidak berdampak
untuk saat ini, tetapi dalam jangka panjang akan berdampak serius terhadap perusahaan.
Tindakan:
Internal auditor tidak melakukan apapun atas hasil temuannya.
No Pertanyaan STS TS R S SS
9. Tanggapan anda atas tindakan tersebut.
10. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut

Pernyataan Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis


No Pernyataan STS TS R S SS
11. Manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk
membuat keputusan yang memiliki konsekuensi bagi
diri sendiri maupun orang lain.
12. Dalam melaksanakan tanggung jawab profesional, saya
harus mewujudkan nilai atau standar profesional saya
dalam semua aktivitas.
13. Seorang auditor bertanggung jawab mematuhi peraturan
bagi setiap orang yang berada dalam naungan supervise
anggotanya untuk bertindak atas namanya.
14. Seorang auditor tidak diperkenankan bertindak
diskriminatif dalam mempekerjakan para asistennya.
15. Auditor internal harus bersikap independen dan objektif
ditempat ia bekerja karena internal auditor dituntut untuk
tetap independen sebagai bentuk tanggung jawabnya
kepada publik dan profesinya.

115
LAMPIRAN III
SKOR JAWABAN
RESPONDEN

116
Tabel KP
Variabel Komitmen Profesional

Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total

1 2 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 54

2 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 68

3 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 66

4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 67

5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 68

6 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 68

7 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 61

8 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 5 64

9 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 62

10 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 52

11 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 63

12 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 76

13 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 51

14 2 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 67

15 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 61

16 4 4 5 2 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 1 62

17 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 59

18 4 4 3 3 3 3 4 2 4 2 3 4 4 3 3 4 53

19 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 61

20 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 62

21 4 4 5 1 3 5 4 1 4 1 4 3 5 3 2 5 54

22 4 3 2 1 3 5 4 1 4 1 4 3 5 3 2 5 50

23 4 4 5 5 3 3 5 5 5 5 4 5 5 4 3 4 69

Bersambung pada halaman berikutnya.

117
Tabel KP (Lanjutan)
Variabel Komitmen Profesional

Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total

24 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 72

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

27 4 4 3 5 3 4 4 3 2 3 4 2 1 4 5 5 56

28 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 5 63

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 66

30 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 71

31 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 66

32 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 69

33 3 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 5 59

34 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62

35 4 4 2 5 3 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 55

36 4 4 2 5 3 3 2 3 4 3 4 1 5 3 3 4 53

37 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 61

38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77

39 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 75

40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77

41 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62

42 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 67

43 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 67

44 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 69

45 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 70

46 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 58

Bersambung pada halaman berikutnya.

118
Tabel KP (Lanjutan)
Variabel Komitmen Profesional

Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total

47 4 4 3 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 62

48 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 61

49 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 3 3 2 4 3 56

50 5 5 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 5 3 4 60

51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 64

52 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 62

53 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 69

54 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 67

55 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 76

56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77

57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77

58 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 3 4 4 2 4 55

59 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 60

60 4 3 4 4 5 4 3 3 4 3 3 4 3 4 5 5 61

61 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 57

62 2 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 54

63 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 68

64 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 66

65 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 67

66 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 68

67 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 68

68 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 61

69 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 5 64

Bersambung pada halaman berikutnya.

119
Tabel KP (Lanjutan)
Variabel Komitmen Profesional

Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total

70 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 62

71 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 52

72 5 5 3 5 3 4 5 4 3 4 5 5 5 5 3 4 68

73 5 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 5 4 1 5 63

74 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 67

75 3 4 3 5 3 3 4 3 4 3 4 5 5 4 3 4 60

76 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 69

77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

78 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 67

79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 66

80 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59

81 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 58

82 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 56

120
Tabel PK
Variabel Pengalaman Kerja

Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total

1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

2 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 46

3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42

4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 44

5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 48

6 5 4 5 4 2 4 2 2 2 5 35

7 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43

8 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 45

9 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 42

10 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

11 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38

12 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49

13 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

14 5 5 5 5 5 5 3 4 2 4 43

15 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38

16 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 43

17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

18 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 37

19 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 42

20 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 37

21 5 4 5 4 3 1 4 4 5 4 39

22 4 4 5 4 4 1 1 4 5 4 36

23 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 46

Bersambung pada halaman berikutnya.

121
Tabel PK (Lanjutan)
Variabel Pengalaman Kerja

Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total

24 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 45

25 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

27 5 4 4 4 3 3 2 3 3 4 35

28 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 47

29 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 39

30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 46

31 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41

32 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 42

33 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 41

34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41

35 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 46

36 4 5 5 5 3 3 5 5 4 5 44

37 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 46

38 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37

39 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37

40 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37

41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

42 5 5 5 4 5 4 2 4 4 4 42

43 5 5 5 4 5 4 2 4 4 4 42

44 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 46

45 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 45

46 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49

Bersambung pada halaman berikutnya.

122
Tabel PK (Lanjutan)
Variabel Pengalaman Kerja

Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total

47 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41

48 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39

49 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 34

50 5 4 4 4 4 4 3 3 2 4 37

51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

52 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41

53 5 5 5 5 5 4 2 4 4 5 44

54 5 5 5 5 5 4 2 4 4 4 43

55 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37

56 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37

57 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37

58 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 37

59 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 38

60 4 3 3 4 5 3 4 5 4 3 38

61 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38

62 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

63 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 46

64 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42

65 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 44

66 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 48

67 5 4 5 4 2 4 2 2 2 5 35

68 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43

69 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 45

Bersambung pada halaman berikutnya.

123
Tabel PK (Lanjutan)
Variabel Pengalaman Kerja

Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total

70 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 42

71 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

72 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 42

73 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 42

74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

75 4 4 4 4 2 3 2 5 5 5 38

76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

77 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 46

78 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 43

79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

80 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 44

81 3 4 4 4 4 3 4 4 5 3 38

82 3 5 5 4 4 3 4 4 5 4 41

124
Tabel DEDPKE
Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis

Responden DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED Total
PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56

2 5 5 2 5 2 1 4 4 4 5 4 4 4 4 5 58

3 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 67

4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 68

5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 2 5 69

6 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 69

7 5 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4 4 2 2 5 62

8 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 2 5 63

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 59

10 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 52

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 56

12 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 60

13 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 55

14 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 61

15 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 55

16 3 4 4 4 3 4 1 4 5 4 2 4 3 3 4 52

17 4 4 4 2 4 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 56

18 4 3 4 5 4 3 2 4 4 4 4 4 1 2 4 52

19 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 2 1 4 60

20 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 3 5 2 2 4 61

21 5 2 3 2 5 1 2 4 5 2 4 4 3 3 5 50

Bersambung pada halaman berikutnya.

125
Tabel DEDPKE (Lanjutan)
Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis

Responden DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED Total
PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

22 5 2 3 2 4 1 2 4 5 2 4 4 3 3 5 49

23 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 3 3 4 5 67

24 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 2 2 4 62

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 56

26 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 2 4 63

27 4 4 2 4 4 5 5 5 4 3 3 5 1 2 1 52

28 5 2 2 5 5 5 5 1 5 5 5 4 5 3 5 62

29 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 64

30 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 3 2 5 63

31 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 3 2 5 63

32 5 5 2 5 1 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 61

33 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 2 3 4 65

34 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 64

35 4 4 3 4 4 5 2 5 4 5 2 5 2 2 5 56

36 4 3 3 4 1 5 5 5 4 5 3 5 1 2 4 54

37 2 2 4 2 4 5 4 5 4 4 5 4 2 2 5 54

38 4 5 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 59

39 4 4 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 58

40 4 4 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 58

41 4 4 4 2 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 53

42 5 4 1 5 1 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 59

43 5 4 1 5 1 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 59

Bersambung pada halaman berikutnya.

126
Tabel DEDPKE (Lanjutan)
Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis

Responden DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED Total
PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

44 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 67

45 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 67

46 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 1 5 5 2 5 62

47 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 54

48 1 4 4 5 2 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 56

49 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 1 3 50

50 5 5 5 5 4 4 5 2 4 4 4 5 2 2 5 61

51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60

52 4 5 4 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 59

53 5 5 1 5 2 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 62

54 5 5 1 1 2 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 57

55 4 5 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 59

56 4 5 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 59

57 4 5 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 58

58 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 53

59 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 50

60 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 50

61 5 2 4 2 4 3 2 4 3 3 4 4 2 2 3 47

62 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56

63 5 5 2 5 2 1 4 4 4 5 4 4 4 4 5 58

64 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 67

65 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 68

Bersambung pada halaman berikutnya.

127
Tabel DEDPKE (Lanjutan)
Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis

Responden DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED Total
PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

66 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 2 5 69

67 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 69

68 5 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4 4 2 2 5 62

69 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 2 5 63

70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 59

71 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 52

72 5 5 4 3 3 5 4 5 5 4 4 4 3 4 5 63

73 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 63

74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60

75 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 59

76 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 62

77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 62

78 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 60

79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 58

80 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 63

81 2 4 4 3 3 4 2 2 4 2 2 4 2 3 4 45

82 4 3 4 3 3 4 2 4 4 2 2 4 2 3 4 48

Bersambung pada halaman berikutnya.

128
LAMPIRAN IV
HASIL UJI KUALITAS
DATA

129
Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional

Correlations

KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total
KP1 1 .254* .277* .081 .266* .442** .385** .250* .000 .250* .219* .265* .326** .373** .079 .187 .506**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .021 .012 .470 .016 .000 .000 .024 1.000 .024 .049 .016 .003 .001 .479 .092 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP2 .254* 1 .244* .360** .277* .220* .194 .329** .133 .329** .438** .235* .203 .507** .088 .189 .521**
Pearson
Correlation
Sig. (2-taled) .021 .027 .001 .012 .047 .081 .003 .232 .003 .000 .034 .068 .000 .429 .089 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP3 .277* .244* 1 .110 .465** .415** .297** .410** .443** .410** .262* .189 .398** .333** .265* .072 .606**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .012 .027 .324 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .017 .089 .000 .002 .016 .520 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP4 .081 .360** .110 1 .228* -.008 .200 .515** .144 .515** .381** .055 -.022 .327** .253* .132 .467**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .470 .001 .324 .040 .945 .072 .000 .197 .000 .000 .623 .842 .003 .022 .238 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP5 .266* .277* .465** .228* 1 .522** .344** .551** .272* .551** .260* .123 .224* .414** .561** .174 .676**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .016 .012 .000 .040 .000 .002 .000 .013 .000 .018 .271 .043 .000 .000 .118 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP6 .442** .220* .415** -.008 .522** 1 .590** .297** .335** .297** .289** .204 .412** .451** .195 .345** .634**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .047 .000 .945 .000 .000 .007 .002 .007 .008 .067 .000 .000 .079 .002 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP7 .385** .194 .297** .200 .344** .590** 1 .458** .274* .458** .251* .315** .311** .457** .136 .121 .622**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .081 .007 .072 .002 .000 .000 .013 .000 .023 .004 .004 .000 .222 .281 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP8 .250* .329** .410** .515** .551** .297** .458** 1 .377** 1.000** .371** .350** .241* 452** .395** .039 .777**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .024 .003 .000 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .001 .001 .029 .000 .000 .730 000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP9 .000 .133 .443** .144 .272* .335** .274* .377** 1 .377** .194 .136 .551** .244* .128 .148 .517**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) 1.000 .232 .000 .197 .013 .002 .013 .000 .000 .081 .222 .000 .027 .252 .185 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP10 .250* .329** .410** .515** .551** .297** .458** 1.000** .377** 1 .371** .350** .241* .452** .395** .039 .777**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .024 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .001 .029 .000 .000 .730 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP11 .219* .438** .262* .381** .260* .289** .251* .371** .194 .371** 1 .193 .250* .387** .129 .365** .563**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .049 .000 .017 .000 .018 .008 023 .001 .081 .001 .082 .023 .000 .247 .001 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.

130
Correlations (Lanjutan)

KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total
KP12 .265* .235* .189 .055 .123 .204 .315** .350** .136 .350** .193 1 .334** .257* .085 .146 .476**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .016 .034 .089 .623 .271 .067 .004 .001 .222 .001 .082 .002 .020 ..449 .190 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

KP13 .326** .203 .398** -.022 .224* .412** .311** .241* .551** .241* .250* .334** 1 .378** -.014 .322** .567**
Pearson
Correlation .
Sig. (2-tailed) .003 .068 .000 .842 .043 .000 .004 .029 /.000 .029 .023 .002 .000 .898 .003 000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP14 .373** .507** .333** .327** .414** .451** .457** .452** .244* .452** .387** .257* .378** 1 .229* .236* .690**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .000 .002 .003 .000 .000 .000 .000 .027 .000 .000 .020 .000 .038 .032 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP15 .079 .088 .265* .253* .561** .195 .136 .395** .128 .395** .129 .085 -.014 .229* 1 .044 .437**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .479 .429 .016 .022 .000 .079 .222 .000 .252 .000 .247 .449 .898 .038 .693 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP16 .187 .189 .072 .132 .174 .345** .121 .039 .148 .039 .365** .146 .322** .236* .044 1 .382**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .092 .089 .520 .238 .118 .002 .281 .730 .185 .730 .001 .190 .003 .032 .693 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Total .506** .521** .606** .467** .676** .634** .622** .777** .517** .777** .563** .476** .567** .690** .437** .382** 1
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data primer yang diolah.

131
Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja

Correlations

PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total

PK1 Pearson Correlation 1 .520** .530** .338** .344** .208 -.103 .058 -.159 .331** .507**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .002 .061 .356 .604 .153 .002 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK2 Pearson Correlation .520** 1 .631** .557** .531** .238* .143 .263* .173 .378** .770**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .031 .199 .017 .119 .000 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK3 Pearson Correlation .530** .631** 1 .618** .252* .038 -.119 .042 .086 .403** .556**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .022 .734 .289 .705 .444 .000 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK4 Pearson Correlation .338** .557** .618** 1 .414** .196 .212 .240* .099 .300** .674**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .077 .056 .030 .374 .006 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK5 Pearson Correlation .344** .531** .252* .414** 1 .283** .270* .306** .210 .045 .674**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .022 .000 .010 .014 .005 .058 .689 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK6 Pearson Correlation .208 .238* .038 .196 .283** 1 .179 -.225* -.152 -.188 .298**

Sig. (2-tailed) .061 .031 .734 .077 .010 .108 .042 .172 .091 .007

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK7 Pearson Correlation -.103 .143 -.119 .212 .270* .179 1 .259* .301** -.018 .451**

Sig. (2-tailed) .356 .199 .289 .056 .014 .108 .019 .006 .869 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

Bersambung pada halaman berikutnya.

132
Correlations (Lanjutan)
PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total

PK8 Pearson Correlation .058 .263* .042 .240* .306** -.225* .259* 1 .370** .586** .580**

Sig. (2-tailed) .604 .017 .705 .030 .005 .042 .019 .001 .000 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK9 Pearson Correlation -.159 .173 .086 .099 .210 -.152 .301** .370** 1 .110 .408**

Sig. (2-tailed) .153 .119 .444 .374 .058 .172 .006 .001 .324 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK10 Pearson Correlation .331** .378** .403** .300** .045 -.188 -.018 .586** .110 1 .540**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .006 .689 .091 .869 .000 .324 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

Total Pearson Correlation .507** .770** .556** .674** .674** .298** .451** .580** .408** .540** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber: Data primer yang diolah.

133
Hasil Uji Validitas Dilema Etika internal auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis

Correlations

DED DED
DED DED DED DED DED DED DED DED DED PKE1 PKE1 DED
PKE1 PKE2 PKE3 PKE4 PKE5 PKE6 PKE7 PKE8 PKE9 0 1 PKE12

DED Pearson Correlation 1 .291** -.115 .312** .053 -.074 .197 .247* .278* .179 .210 .306**
PKE1 Sig. (2-tailed) .008 .305 .004 .639 .508 .076 .025 .011 .107 .059 .005

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .291** 1 .221* .408** -.009 .281* .506** .264* .265* .215 .120 .200
PKE2 Sig. (2-tailed) .008 .046 .000 .933 .010 .000 .017 .016 .053 .285 .071

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

DED Pearson Correlation -.115 .221* 1 .124 .542** .149 .203 .162 .127 -.055 .006 -.085
PKE3 Sig. (2-tailed) .305 .046 .267 .000 .181 .068 .145 .255 .625 .956 .447

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .312** .408** .124 1 .030 .246* .305** .093 .288** .617** .096 .229*
PKE4 Sig. (2-tailed) .004 .000 .267 .792 .026 .005 .407 .009 .000 .390 .039

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .053 -.009 .542** .030 1 -.035 .092 .038 .228* -.110 .123 -.210
PKE5 Sig. (2-tailed) .639 .933 .000 .792 .756 .413 .735 .039 .325 .270 .059

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

DED Pearson Correlation -.074 .281* .149 .246* -.035 1 .476** .137 .005 .264* .000 .301**
PKE6 Sig. (2-tailed) .508 .010 .181 .026 .756 .000 .220 .961 .016 .997 .006

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .197 .506** .203 .305** .092 .476** 1 .122 .163 .219* .335** .168
PKE7 Sig. (2-tailed) .076 .000 .068 .005 .413 .000 .273 .143 .048 .002 .131

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

Bersambung pada halaman berikutnya.

134
Correlations (Lanjutan)

DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED
PKE1 PKE2 PKE3 PKE4 PKE5 PKE6 PKE7 PKE8 PKE9 PKE10 PKE11 PKE12
* *
DED Pearson Correlation .247 .264 .162 .093 .038 .137 .122 1 .222* .169 -.067 .201
PKE8 Sig. (2-tailed) .025 .017 .145 .407 .735 .220 .273 .045 .129 .550 .070

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
* * ** * *
DED Pearson Correlation .278 .265 .127 .288 .228 .005 .163 .222 1 .190 .037 .228*
PKE9 Sig. (2-tailed) .011 .016 .255 .009 .039 .961 .143 .045 .087 .739 .039

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
** * *
DED Pearson Correlation .179 .215 -.055 .617 -.110 .264 .219 .169 .190 1 .124 .234*
PKE10 Sig. (2-tailed) .107 .053 .625 .000 .325 .016 .048 .129 .087 .266 .035

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
**
DED Pearson Correlation .210 .120 .006 .096 .123 .000 .335 -.067 .037 .124 1 -.048
PKE11 Sig. (2-tailed) .059 .285 .956 .390 .270 .997 .002 .550 .739 .266 .667

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
** * ** * *
DED Pearson Correlation .306 .200 -.085 .229 -.210 .301 .168 .201 .228 .234 -.048 1
PKE12 Sig. (2-tailed) .005 .071 .447 .039 .059 .006 .131 .070 .039 .035 .667

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
*
DED Pearson Correlation .025 .229 -.149 .005 -.019 -.042 .193 -.148 .164 .046 .171 .066
PKE13 Sig. (2-tailed) .822 .038 .181 .961 .866 .711 .082 .184 .141 .681 .125 .554

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
*
DED Pearson Correlation .048 .217 -.210 -.156 -.129 -.069 .074 -.056 .102 -.138 .158 .140
PKE14 Sig. (2-tailed) .669 .050 .058 .163 .247 .539 .506 .616 .361 .216 .156 .209

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.

135
Correlations (Lanjutan)

DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED
PKE1 PKE2 PKE3 PKE4 PKE5 PKE6 PKE7 PKE8 PKE9 PKE10 PKE11 PKE12

DED Pearson Correlation .292** .348** .070 .142 -.028 -.010 .216 .089 .409** .081 .241* .209
PKE15 Sig. (2-tailed) .008 .001 .533 .204 .803 .928 .052 .425 .000 .471 .029 .060

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

Total Pearson Correlation .447** .693** .345** .586** .272* .416** .665** .334** .504** .451** .364** .390**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .013 .000 .000 .002 .000 .000 .001 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.

136
Correlations (Lanjutan)

DED DED DED


PKE13 PKE14 PKE15 Total

DED Pearson Correlation .025 .048 .292** .447**


PKE1 Sig. (2-tailed) .822 .669 .008 .000

N 82 82 82 82
* * **
DED Pearson Correlation .229 .217 .348 .693**
PKE2 Sig. (2-tailed) .038 .050 .001 .000

N 82 82 82 82

DED Pearson Correlation -.149 -.210 .070 .345**


PKE3 Sig. (2-tailed) .181 .058 .533 .001

N 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .005 -.156 .142 .586**


PKE4 Sig. (2-tailed) .961 .163 .204 .000

N 82 82 82 82

DED Pearson Correlation -.019 -.129 -.028 .272*


PKE5 Sig. (2-tailed) .866 .247 .803 .013

N 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.

137
Correlations (Lanjutan)

DED DED DED


PKE13 PKE14 PKE15 Total

DED Pearson Correlation -.042 -.069 -.010 .416**


PKE6 Sig. (2-tailed) .711 .539 .928 .000

N 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .193 .074 .216 .665**


PKE7 Sig. (2-tailed) .082 .506 .052 .000

N 82 82 82 82

DED Pearson Correlation -.148 -.056 .089 .334**


PKE8 Sig. (2-tailed) .184 .616 .425 .002

N 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .164 .102 .409** .504**


PKE9 Sig. (2-tailed) .141 .361 .000 .000

N 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .046 -.138 .081 .451**


PKE10 Sig. (2-tailed) .681 .216 .471 .000

N 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .171 .158 .241* .364**


PKE11 Sig. (2-tailed) .125 .156 .029 .001

N 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .066 .140 .209 .390**


PKE12 Sig. (2-tailed) .554 .209 .060 .000

N 82 82 82 82

DED Pearson Correlation 1 .515** .460** .387**


PKE13 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.

138
Correlations (Lanjutan)

DED DED DED


PKE13 PKE14 PKE15 Total

DED Pearson Correlation .515** 1 .273* .262*


PKE14 Sig. (2-tailed) .000 .013 .018

N 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .460** .273* 1 .527**


PKE15 Sig. (2-tailed) .000 .013 .000

N 82 82 82 82

Total Pearson Correlation .387** .262* .527** 1

Sig. (2-tailed) .000 .018 .000

N 82 82 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data Primer yang diolah.

139
Uji Reliabilitas Variabel Komitmen Profesional

Case Processing Summary Reliability Statistics

N % Cronbach's Alpha N of Items

Cases Valid 82 100.0 .862 16

Excludeda 0 .0

Total 82 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman Kerja

Case Processing Summary Reliability Statistics

N % Cronbach's Alpha N of Items

Cases Valid 82 100.0 .707 10

Excludeda 0 .0

Total 82 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Uji Reliabilitas Variabel Dilema Etika internal auditor Dalam Pengambilan


Keputusan Etis

Case Processing Summary

N % Reliability Statistics

Cases Valid 82 100.0 Cronbach's Alpha N of Items

Excludeda 0 .0 .692 15

Total 82 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

140
LAMPIRAN V
HASIL UJI ASUMSI
KLASIK

141
Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 10.603 6.704 1.582 .118

KP .410 .076 .474 5.385 .000 .961 1.040

PK .543 .138 .348 3.946 .000 .961 1.040


a. Dependent Variable: DEDPKE

Uji Heterokedastisitas

142
Uji Normalitas

143
LAMPIRAN VI
HASIL UJI HIPOTESIS

144
Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 .641a .411 .396 4.379

a. Predictors: (Constant), PK, KP

b. Dependent Variable: DEDPKE

Uji Statistik t

Coefficients a

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Correlations Statistics

Std. Zero-
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 10.603 6.704 1.582 .118

KP .410 .076 .474 5.385 .000 .543 .518 .465 .961 1.040

PK .543 .138 .348 3.946 .000 .441 .406 .341 .961 1.040

a. Dependent Variable: DEDPKE

145
Uji F Statistik

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1055.847 2 527.924 27.526 .000a

Residual 1515.141 79 19.179

Total 2570.988 81

a. Predictors: (Constant), PK, KP

b. Dependent Variable: DEDPKE

146
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tema tentang independensi dan etika dalam profesi akuntan memiliki

pemahaman yang sangat penting dan mendalam. Sorotan masyarakat terhadap

profesi akuntan sangatlah besar sebagai dampak beberapa skandal perusahaan

besar didunia seperti Enron dan World Com yang melibatkan para akuntan

(Koran Tempo, 2002). Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi

dan independensi (Christiawan, 2002). Kualitas audit didefinisikan sebagai

kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit dapat

menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi maupun sistem

manajemen klien yang diaudit dan melaporkannya, yang dalam melaksanakan

tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik

(Elfarini, 2007). Probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada

kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung

pada independensi auditor. Auditor seringkali dihadapkan pada situasi adanya

dilema yang menyebabkan dan memungkinkan auditor tidak dapat independen.

Auditor diminta untuk tetap independen dari klien, tetapi pada saat yang sama

kebutuhan mereka tergantung kepada klien karena fee yang diterimanya, sehingga

sering kali auditor berada dalam sitausi dilematis. Hal ini akan berlanjut jika hasil

temuan auditor tidak sesuai dengan harapan klien, sehingga menimbulkan konflik

1
audit (Tsui, 1996; Tsui dan Gul, 1996). Konflik audit ini akan berkembang

menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang

bertentangan dengan independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis

yang mungkin terjadi atau tekanan di sisi lainnya (Windsor dan Askhanasy,

1995).

Perspektif dari sudut psikologi mengenai independensi auditor ini

mengemukakan bahwa upaya mencapai independensi adalah mustahil dan

pendekatan-pendekatan profesi auditing yang ada sekarang ini adalah naïf dan

tidak realistis (Bazerman, Loewenstein dan Moore, 2002). Kerangka audit yang

ada mengimplikasikan tujuan independensi adalah mencoba menghilangkan bias

oleh auditor sehingga dapat mencapai obyektifitas, padahal auditor menurut

mereka berdasarkan posisi pekerjaan dalam hubungannya dengan klien tidak

mungkin luput dari bias yang tidak disadari (unconscious bias). Kesimpulan

Bazerman, et al. yang provokatif ini mengundang tanggapan dari beberapa pihak.

Salah satu argument yang menanggapi adalah King (2002) yang menyatakan

kesimpulan Bazerman, et al. itu sebagai terlalu prematur dengan beberapa alasan.

King (2002) mengemukakan ada dua alasan, pertama eksperimen-

eksperimen yang menjadi dasar kesimpulan mereka tidak berkaitan dengan setting

pekerjaan auditor dan kedua, peneliti tidak memperhitungkan ikatan-ikatan

psikologis yang dibentuk dari keanggotaan kelompok yang dapat mengurangi

self-serfing bias. Selain dua hal itu dapat dikemukakan alasan ketiga bahwa

argument Bazerman, et al. tidak memperhitungkan faktor-faktor pengurang

2
(mitiguating factors) yang dapat bertindak mengurangi bias (debiasing) yang ada

pada lingkungan audit.

Auditor secara sosial juga bertanggung jawab kepada masyarakat dan

profesinya dari pada mengutamakan kepentingan dan pertimbangan pragmatis

pribadi atau kepentingan ekonomis semata. Situasi seperti ini sangat sering

dihadapi oleh seorang auditor. Auditor seringkali dihadapkan kepada situasi

dilema etika dalam pengambilan keputusannya (Tsui dan Gul, 1996). Menurut

Nasution (2003) Auditor internal adalah orang atau badan yang melaksanakan

aktivitas internal auditing dan auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian

independen yang dijalankan didalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi

sistem pengendalian internal organisasi. Kualitas auditing internal yang akan

dijalankan berhubungan dengan kompetensi dan obyektivitas dari staf internal

auditor organisasi tersebut. Oleh sebab itu, internal auditor senantiasa berusaha

untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian

langsung atas setiap bentuk kompleks. Dengan demikian internal auditing muncul

sebagai suatu kegiatan khusus dari bidang akuntansi yang luas yang

memanfaatkan metode dan tekhnik dasar dari penilaian. Sebagai pekerja, internal

auditor mendapatkan penghasilan dari organisasi dimana dia bekerja, hal ini

berarti internal auditor sangat tergantung kepada organisasinya sebagai pemberi

kerja. Dilain pihak internal auditor dituntut untuk tetap independen sebagai

bentuk tanggung jawabnya kepada publik dan profesinya. Disini konflik audit

muncul ketika auditor internal menjalankan aktivitas auditing internal. Internal

3
auditor sebagai pekerja didalam organisasi yang diauditnya akan menjumpai

masalah ketika harus melaporkan temuan-temuan yang mungkin tidak

menguntungkan dalam penilaian kinerja manajemen atau obyek audit yang

dilakukannya. Ketika manajemen atau subyek audit menawarkan sebuah imbalan

atau tekanan kepada internal auditor untuk menghasilkan laporan audit yang

diinginkan oleh manajemen maka menjadi dilema etika. Untuk itu auditor

dihadapkan pada pilihan-pilihan keputusan yang terkait dengan hal-hal keputusan

etis dan tidak etis.

Keputusan etis (etichal decision) adalah sebuah keputusan yang baik secara

legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas. Internal auditor sebagai

karyawan mempunyai tanggung jawab kepada organisasi dimana dia bekerja,

tetapi sebagai seorang akuntan profesional dia harus bertanggung jawab kepada

profesinya kepada masyarakat dan dirinya sendiri untuk berkelakuan etis yang

baik. Kemampuan internal auditor untuk membuat keputusan yang akan diambil

ketika menghadapi situasi dilema etika akan sangat bergantung pada berbagai hal,

karena keputusan yang diambil oleh internal auditor juga akan banyak

berpengaruh kepada organisasi dan konsisten dimana dia berada karena auditor

internal merupakan salah satu perwakilan dari profesi berpengetahuan intensif

yang kinerja dan efektivitas sangat bergantung dari prilaku mereka sendiri (Bik,

2010). Internal auditor secara terus menerus dihadapkan pada situasi dilema etika

yang melibatkan pilihan-pilihan antara nilai-nilai yang saling bertentangan.

Manajemen dapat mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan oleh

4
internal auditor. Manajemen dapat menekan internal auditor untuk melanggar

standar pemeriksaan, tetapi internal auditor juga terikat pada etika profesi dan

mempunyai tanggung jawab sosial, maka auditor berada dalam situasi yang

dilematis. Memenuhi tuntutan manajemen berarti melanggar standar dan etika

profesi, namun dilain pihak jika tidak memenuhi tuntutan tersebut kemungkinan

dapat menghasilkan sanksi atas diri internal auditor.

Faktor determinan penting dalam perilaku pengambilan keputusan etis

adalah faktor-faktor yang secara unik berhubungan dengan individu pembuat

keputusan dan variabel-variabel yang merupakan hasil dari proses sosialisasi dan

pengembangan masing-masing individu (paolillo dan Vittel, 2002). Faktor-faktor

individual tersebut meliputi variabel-variabel yang merupakan ciri pembawaan

sejak lahir (gender, umur, kebangsaan dan sebagainya). Sedangkan faktor-faktor

lainnya adalah faktor organisasi, lingkungan kerja, profesi dan sebagainya.

Sebagian besar studi yang pernah dilakukan dalam rangka mengevaluasi kualitas

audit, selalu membuat kesimpulan dari sudut pandang auditor (Widagdo,

Lesmana dan Irwandi, 2002).

Kompetensi dan independensi yang dimiliki auditor dalam penerapannya

akan terkait dengan etika. Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar

perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi

mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai

tanggung jawab menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas

mereka (Nugrahaningsih, 2005). Auditor internal dalam pengambilan keputusan

5
etis diharapkan obyektif dan tetap independen sehingga komitmen profesionalnya

dapat dibuktikan dan tidak goyah ketika dihadapkan pada hal yang dilematis

terhadap etika.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budi, Basuki dan

Hendaryatno (2005) dengan Jenny Stewart dan Connor O’Leary (2006) terdapat

perbedaan hasil dalam pengukuran pengalaman kerja. Menurut Budi, et al. (2005)

bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dilema

etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis, lalu menurut Jenny

Stewart dan Connor O’Leary (2006) terdapat pengaruh yang signifikan antara

pengalaman kerja internal auditor terhadap faktor dilema etika dalam

pengambilan keputusan etis. Karena perbedaan dari kedua penelitian sebelumnya

ini, penulis tertarik untuk menguji pengaruh komitmen profesional dan

pengalaman kerja terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis

internal auditor. Selain itu untuk mengetahui bagaimana auditor internal

melakukan keputusan etis ketika dihadapkan situasi dilema etika. Karena alasan

ini penulis memilih judul skripsi “Pengaruh Komitmen Profesional dan

Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam

Pengambilan Keputusan Etis”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah ditemukan, maka yang menjadi masalah

pokok dalam penelitian ini adalah:

6
1. Apakah komitmen profesional auditor berpengaruh terhadap dilema etika

auditor dalam pengambilan keputusan etis?

2. Apakah pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap dilema etika auditor

dalam pengambilan keputusan etis?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah memperoleh bukti

empiris sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis tingkat pengaruh komitmen profesional internal

auditor terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.

b. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman kerja auditor terhadap dilema

etika dalam pengambilan keputusan etis.

2. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat memberikan manfaat

antara lain:

a. Bagi perusahaan

Memberikan informasi bahwa auditor internal yang memiliki ruang

lingkup sangat luas memiliki risiko besar sebagai fungsinya ketika

dihadapkan dilema etika dalam pengambilan keputusan etis yang

mempertaruhkan komitmen profesionalnya dan pengalaman kerjanya.

7
b. Bagi auditor

berupa informasi yang dapat digunakan sebagai motivasi bagi para auditor

internal untuk dapat lebih tangguh dalam mengembangkan tugasnya serta

dapat memperbaiki keadaan profesinya ketika dihadapkan pada situasi

dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.

c. Bagi penulis

Sebagai sarana untuk memperdalam pengetahuan khususnya pada topik

yang diteliti mengenai pengaruh komitmen profesional dan pengalaman

kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan

etis. Sehingga dapat memperoleh gambaran antara fakta dilapangan

dengan permasalahan tersebut.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Audit

1. Pengertian Audit

Audit diterjemahkan sebagai istilah dari pemeriksaan. Pada dasarnya

pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan istilah audit yaitu sebagai suatu

proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian

ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut

dengan kriteria yang telah ditetapkan atau kriteria teoritis. Serta

mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan

bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan sudah selaras dengan apa yang

sudah digariskan. Hal ini sesuai dengan apa yang tercermin dari pernyataan

Mulyadi (2009:9) yang mendefinisikan auditing adalah suatu proses

sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,

dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-

pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian

hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4) mendefinisikan auditing

adalah sebagai berikut:

9
“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to
determine and report on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by a competent,
independent person”.

Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai

informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara

informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh

orang yang kompeten dan independen. Menurut Halim (2008:1), definisi audit

yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Accounting Concepts)

adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-

bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan

kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi

tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya

kepada para pemakai yang berkepentingan. Agoes (2004:3) mendefinisikan

auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,

oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun

oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut.

Berdasarkan definisi di atas, pengertian auditing adalah suatu proses

sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk

menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai informasi

dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara

10
informasi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan

hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Dari definisi tersebut

dapat diambil kesimpulan tentang karakteristik audit sebagai berikut:

a. Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti

atau informasi.

b. Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atas keterangan

yang digunakan oleh seorang auditor untuk menilai tingkat kesesuaian

informasi.

c. Adanya tingkat kesesuaian (degree of correspondence) dan kriteria

tertentu (stablish criteria).

d. Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki kualifikasi

yang diperlukan untuk melakukan audit. Seorang auditor harus kompeten

dan independen terhadap fungsi atau satuan usaha yang diperisaksanya.

e. Adanya pelaporan dan mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak yang

berkepentingan.

2. Jenis-Jenis Audit

Ada beberapa jenis audit yang dikemukakan oleh Arens, et al. (2009:14-

15) yaitu: Audit operasional (Operational audits), audit laporan keuangan

(financial statement audits), dan Audit ketaatan (Compliance audit).

a. Audit operasional (Operational audits)

Pemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan terhadap setiap bagian

prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan

11
efektivitas kegiatan entitas tersebut. Pada akhir pemeriksaan operasional

biasanya diajukan saran-saran rekomendasi pada manajemen untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas operasional perusahaan.

b. Audit laporan keuangan (Financial statement audits)

Pemeriksaan keuangan merupakan pemeriksaan atas laporan keuangan

suatu organisasi atau perusahaan secara keseluruhan merupakan informasi

terukur yang akan diferivikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria

tertentu yang dalam hal ini adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum,

dengan tujuan memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan

keuangan. Asumsi dasar dari suatu laporan keuangan adalah bahwa

laporan keuangan tersebut dapat dimanfaatkan oleh kelompok yang

berbeda-beda. Oleh karena itu jauh lebih efisien jika mempekerjakan satu

orang auditor independen untuk melaksanakan audit dari pada

membiarkan masing-masing pihak melakukan audit sendiri-sendiri.

c. Audit ketaatan (Compliance audits)

Pemeriksaan ketaatan merupakan proses pemeriksaan yang

mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti atas suatu prosedur atau

peraturan tertulis yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang yang

memiliki otoritas yang lebih tinggi. Biasanya hasil atau laporan dari

auditor ketaatan ini tidak dilaporkan kepada pihak tertentu dalam

organisasi, biasanya pimpinan dalam organisasi.

12
3. Jenis-Jenis Auditor

Menurut Arens, et al. (2009:15-16). Terdapat empat jenis auditor yang

umum dikenal dalam masyarakat, yaitu: Akuntan publik (Certified accountant

public firms), akuntan pemerintah (General accounting office auditors),

akuntan pajak (Internal revenue agent) dan auditor internal (Internal

auditors).

a. Akuntan publik (Certified accountant public firms)

Akuntan publik disebut juga auditor eksternal atau auditor independen

untuk membedakannya dengan auditor internal. Akuntan ini bertanggung

jawab atas pemeriksaan atau mengaudit laporan keuangan organisasi yang

dipublikasikan. Dan memberikan opini atas informasi yang diauditnya.

b. Akuntan pemerintah (General accounting office auditors)

Dilaksanakan oleh auditor pemerintah sebagai karyawan pemerintah.

Audit ini mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit

operasional. Dan laporan audit ini diserahkan kepada kongres, dalam hal

ini untuk Indonesia adalah Dewan Perwakilan Rakyat.

c. Akuntan pajak (Internal revenue agent)

Akuntan pajak mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan pada

pembayaran pajak oleh wajib pajak. Lingkup pengerjaannya adalah

memeriksa apakah wajib pajak telah benar memberikan pajaknya sesuai

dengan prosedur dan hukum yang berlaku.

13
d. Auditor internal (Internal auditors)

Auditor internal adalah bertanggung jawab pada manajemen perusahaan.

Tinjauannya adalah audit terhadap setiap berbagai prosedur-prosedur dan

metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitas

kegiatan. Pada akhir kegiatan biasanya diajukan saran-saran rekomendasi

manajemen untuk meningkatkan kualitas operasi perusahaan.

Pada dasarnya layanan yang diberikan oleh para auditor disetiap cabang

audit tersebut adalah sama, yang membedakannya adalah tanggung jawab dan

tingkat kebebasan yang berbeda. Dari definisi tersebut, kita mengetahui

pengertian audit dalam arti luas, namun lebih menekankan pada audit yang

dilakukan oleh auditor internal.

B. Audit Internal

1. Pengertian Audit Internal

Menurut Moeller and Witt (1999:1) Audit internal didefinisikan sebagai

berikut:

“Internal auditing is an independent appraisal function established within an


organization to examine and evaluate its activities as a service to the
organization”.

Dari istilah yang terdapat pada definisi diatas dapat dijabarkan lebih

lanjut sebagai berikut:

a. Independent, mempunyai arti bebas dari pembatasan ruang lingkup dan

efektivitas hasil pemeriksaan yang berupa temuan dan pendapat.

14
b. Appraisal, menyatakan keyakinan penilaian auditor internal dalam

kesimpulan yang dibuatnya.

c. Established, menjelaskan pengakuan perusahaan atas peranan auditor

internal.

d. Examine and evaluate, menyatakan bahwa kegiatan auditor internal

sebagai auditor serta penilai terhadap faktor-faktor yang ditemukan dalam

perusahaan.

e. It’s activities, menyatakan luasnya ruang lingkup pekerjaan auditor

internal yang meliputi seluruh aktivitas perusahaan.

f. Service, menyatakan bahwa pelayanan terhadap manajemen merupakan

hasil akhir dari pekerjaan auditor internal.

g. To the organization, menyatakan bahwa ruang lingkup pelayanan auditor

internal berhubungan dengan seluruh personalia perusahaan, dewan

komisaris termasuk komite audit dan para pemegang saham.

Auditor internal merupakan fungsi penilaian yang independen yang

didirikan dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan

organisasi secara menyeluruh yang bertujuan membantu dan memperbaiki

kinerja semua tingkatan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab

secara efektif. Aktivitas audit internal menjadi pendukung utama untuk

tercapainya tujuan pengendalian internal. Ketika melaksanakan kegiatannya,

auditor internal harus bersifat objektif dan kedudukannya dalam perusahaan

adalah independen. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka

15
penulis mengemukakan beberapa pendapat tentang pengertian audit internal,

yang diantaranya definisi menurut The Institute of Internal Auditors, IIA

(1995:3) adalah:

“Internal audit is an independent appraisal function established within an


organization to examine and evaluate its activities as a service to the
organization.”

Yang artinya auditor internal merupakan fungsi penilaian independen

yang dibentuk dalam organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan

sebagai layanan pada organsiasi. Lalu definisi selanjutnya pada bulan Juni

1999, audit internal hanya merefleksikan perubahan yang terjadi dalam

profesi, definisi tersebut juga mengarahkan auditor internal menuju peran

yang lebih luas dan berpengaruh pada masa yang akan datang. Definisi yang

dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors Board of Directors pada

bulan Juni 1999:

“Internal audit is an independent objective assurance and conceling activity


design to add value and improve and organization’s operations it help an
organization accomplish its objective by bringing a systematic disciplined
approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management;
control and governance process.”

Yang artinya audit internal adalah jaminan tujuan independen dan desain

konseling kegiatan untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi

organisasi yang membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa

pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses governance.

Pengertian audit internal menurut “Profesional Practice Framework”:

16
International standards for the professional practice of internal audit, IIA

(2009) adalah suatu aktivitas independen yang memberikan jaminan

keyakinan serta konsultasi (consulting) yang dirancang untuk memberikan

suatu nilai tambah (to add value) serta meningkatkan (improve) kegiatan

operasi organisasi. Definisi tersebut menyatakan audit internal adalah kegiatan

assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk

memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.

Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu

pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance.

Menurut Hiro Tugiman (2004:6) terdapat lima konsep kunci audit

internal yaitu independen, kegiatan penilaian, diadakan dalam organisasi,

pelayanan terhadap organisasi dan pengawasan yang menguji pengawas lain:

a. Independen

Standar menentukan bahwa para auditor seharunya tidak terikat pada

kegiatan yang mereka periksa, karenannya suatu fungsi audit harus bebas

dari unit-unit yang diperiksanya. Dapat dipastikan bahwa audit internal

bersentuhan dengan fungsi-fungsi lain didalam organisasi. Sebagai

akibatnya ia harus kehilangan kebebasannya meski bagaimana kerasnya

berusaha untuk tidak tersentuh.

17
b. Kegiatan penilaian

Pada hakekatnya kegiatan audit adalah penilaian. Jika para pengelola audit

melakukan penilaian oleh mereka sendiri dan melaporkan hasilnya. Para

auditor dapat dihubungi guna menilai mutu laporan dan menunjukan

keabsahannya, lebih jauh lagi mereka bisa menilai untuk proses penilaian

diri yang diikuti oleh para pengelola unit.

c. Diadakan dalam organisasi

Para auditor internal merupakan karyawan dari organisasi yang mereka

audit. Untuk membedakan mereka dari pada auditor eksternal, mereka

menambahkan kata keterangan sifat “internal”. Para auditor eksternal

melaksanakan tugas auditnya seperti auditor internal namun bekerja untuk

organisasi lain dalam jangka waktu tertentu.

d. Pelayanan terhadap organisasi

Konsep yang keempat adalah konsep yang paling penting bagi

kelangsungan hidup fungsi audit internal. Kunci keberadaan audit internal

adalah layanan untuk para pemakai jasa. Hanya organisasi audit internal

yang menyediakan layanan, yang oleh pemakai jasa dianggap mengalami

pertambahan nilai-nilai, yang akan berlangsung keberadaannya apabila

ikut membantu keberhasilan unit.

e. Pengawasan yang menguji pengawas lain

Konsep terakhir adalah konsep yang berkisar tentang apa yang dilakukan

para auditor internal. Standar mengatakan bahwa audit adalah suatu

18
pengawasan yang berfungsi menguji dan menilai efektivitas dari

pengawasan lainnya, kecuali pada kasus-kasus dimana harus membedakan

antara pengawasan internal terhadap seluruh kegiatan organisasi.

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal

a. Tujuan audit internal

Audit internal dalam perusahaan bertujuan untuk membantu manajemen

dalam menjalankan tugas untuk mempertanggung jawabkan seluruh

kegiatan perusahaan. Audit internal membantu manajemen dengan cara

memberikan analisis yang objektif, penilaian, rekomendasi, dan pendapat

mengenai kegiatan perusahaan yang diperiksanya. Tujuan audit internal

yang dinyatakan The Institute of Internal Auditors Florida, USA. IIA

Florida (1995:3) dan The Institute of Internal Auditors United Kingdom,

IIA UK (1999:4) adalah sebagai berikut:

“The objective of internal auditing is to assist member of the organization


in the effective discharge of their responsibilities. To this end, internal
auditing furnishes them with analiysis, Appraisals, recommendation,
counsel, and information concerning the activities reviewed. The audit
objectives include promoting effective control at a responsenable cost”.

Yang artinya tujuan dari audit internal adalah membantu anggota

organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif.

Untuk tujuan ini, melengkapi internal audit mereka dengan analisis,

penilaian, rekomendasi, konsultasi, dan informasi mengenai aktivitas yang

ditinjau. Tujuan audit meliputi mempromosikan kontrol yang efektif

dengan biaya yang sangat memungkinkan. Dari pernyataan tersebut dapat

19
disimpulkan bahwa tujuan audit internal adalah membantu agar anggota

para organisasi dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.

Untuk mencapai tujuan tersebut audit internal menyajikan hasil analisis,

rekomendasi, petunjuk, penilaian dan informasi yang berkaitan dengan

aktivitas yang dikaji. Tujuan audit juga meliputi usaha untuk

meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar. Hal ini

sesuai dengan pendapat Zarkasy (2006) yang menyatakan bahwa tujuan

pemeriksaan internal adalah memantau dan mengevaluasi efektivitas

organisasi dari risiko manajemen dan sistem control serta membantu para

anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara

efektif. Tujuan ini mencakup pula pengembangan dan pengawasan yang

efektif dengan biaya yang wajar. Konsersium Organisasi Profesi Auditor

Internal dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:2) mengemukakan

tentang tujuan audit internal yaitu sebagai berikut:

1) Memberikan kerangka dasar yang konsisten untuk mengevaluasi

kegiatan dan kinerja satuan audit internal maupun individu auditor

internal;

2) Menjadi sarana bagi pemakai jasa dalam memahami peran, ruang

lingkup, dan tujuan audit internal;

3) Mendorong peningkatan praktik audit internal dalam organisasi;

20
4) Memberikan kerangka untuk melaksanakan dan mengembangkan

kegiatan audit internal yang memberikan nilai tambah dan

meningkatkan kinerja kegiatan operasional organisasi;

5) Menjadi acuan dalam menyusun program pendidikan dan pelatihan

bagi auditor internal;

6) Menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal yang

seharusnya (International best practice).

Audit internal berhubungan dengan semua tahap aktivitas perusahaan

sehingga tidak hanya terbatas pada audit terhadap catatan-catatan

akuntansi. Untuk mencapai tujuan tersebut, audit internal harus melakukan

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Me-review keadaan dan integritas informasi keuangan dan

mengoprasi dalam mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasikan

dan melaporkan informasi tersebut.

2) Me-review sistem yang ditetapkan untuk menjamin ketaatan terhadap

kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan yang berpengaruh

pada operasi dan pelaporan, dan dapat menentukan apakah organsiasi

tersebut taat atau tidak.

3) Me-review seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan

dan memeriksa eksistensi asset tersebut.

4) Penilaian ekonomis dan efisiensi sumber daya yang dikerjakan.

21
5) Me-review berbagai operasi atau program untuk menilai apakah

hasilnya akan konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dan apakah kegiatan atau program tersebut dilaksanakan

sesuai dengan yang direncanakan.

b. Ruang lingkup audit internal

Ruang lingkup audit internal menurut The Institute of Internal Auditors

Florida, USA IIA Florida (1995:29) dan The Institute of Internal Auditors

United Kingdom, IIA UK (1999:23) adalah sebagai berikut:

“The scope of internal auditing should encompass the examination and


evaluation of the adequacy and effectiveness of the organization’s system
of internal control and the quality of performance in carrying out assigned
responsibilities”.

Maksudnya adalah ruang lingkup audit internal harus mencakup

pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan dan efektivitas sistem organisasi

pengendalian internal dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung

jawab yang ditugaskan. Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal

dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:13) mengemukakan tentang

lingkup penugasan bahwa fungsi audit internal melakukan evaluasi dan

memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko,

pengendalian dan governance dengan menggunakan pendekatan yang

sistematis, teratur dan menyeluruh.

Ruang lingkup audit internal harus meliputi pengujian dan pengevaluasian

terhadap kememadaian dan efektivitas sistem pengendalian internal

22
pengendalian internal perusahaan dan kualitas kinerja berkaitan dengan

tanggung jawab anggota organisasi yang bersangkutan. Dari pendapat

tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan audit internal mempunyai ruang

lingkup yang sangat luas dan agar tujuan audit internal dapat tercapai,

maka kegiatan auditor internal dapat dikelompokan dalam beberapa jenis.

Jenis-jenis kegiatan ini dikenal dengan nama “Element of the work”. Hal

ini dikemukakan oleh Chasin, Paul dan John (1988:8-11) sebagai berikut:

“The element of audit internal maybe grouped under compliance,


verification, and evaluation”.

Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Complience (Ketaatan)

Kegiatan compliance berkaitan dengan ditaatinya kebijakan, peraturan,

prosedur dan praktik-praktik usaha yang baik dalam bidang ini dapat

digolongkan menjadi:

a) Ketaatan atas prinsip akuntansi.

b) Ketaatan atas kebijakan dan prosedur-prosedur perusahaan.

c) Ketaatan atas peraturan-peraturan pemerintah.

2) Verification (Verifikasi)

Verifikasi meliputi kegiatan melakukan kecermatan, kebenaran

perhitungan aritmatika, ketelitian alokasi biaya, misalnya: perhitungan

faktur penjualan, perhitunga nilai persediaan, penjumlahan jurnal dan

buku harian serta perhitungan depresiasi. Kemudian auditor

23
menentukan apakah catatan-catatan dan laporan-laporan yang telah

diverifikasi terdapat kekurangan-kekurangan. Kelemahan dalam

prosedur pencatatan dan pelaporan, untuk selanjutnya diajukan saran-

saran perbaikan.

3) Evaluation (Penilaian)

Merupakan tanggung jawab auditor internal yang paling penting dan

paling sulit diukur hasilnya. Kegiatan ini meliputi penilaian terhadap

prosedur, hasil yang diperoleh, analisis perkembangan (trend) saat ini,

analisis dan prediksi dimasa yang akan datang serta perbaikan-

perbaikan yang perlu dilakukan. Oleh sebab itu auditor internal harus

bertanggung jawab terhadap analisis yang dibuat serta rekomendasi

yang diajukan kepada manajemen yang nantinya digunakan sebagai

dasar dan pertimbangan terhadap pengambilan keputusan. Dalam

melakukan penilaian, auditor internal harus menggunakan ukuran yang

dapat dijadikan sebagai dasar penilaian seperti:

a) Prosedur yang telah ditetapkan.

b) Anggaran atau standar yang telah ditetapkan.

c) Undang-undang yang berlaku.

d) Peraturan daerah.

e) Kebijakan yang telah ditetapkan manajemen.

Jadi secara terperinci, ruang lingkup auditor internal adalah melakukan

penilaian atas pengendalian internal, penilaian atas pencatatan laporan

24
perusahaan, serta penilaian atas hasil seluruh kegiatan perusahaan. Auditor

internal juga harus memberikan keyakinan bahwa catatan laporan dan

pelaksanaan kegiatan bagi perusahaan telah dilaksanakan dengan baik.

Tujuan dan ruang lingkup audit internal sangat luas tergantung pada besar

kecilnya organisasi yang besangkutan.

3. Profesi Audit Internal

Teori-teori dan konsep-konsep telah menjawab, bahwa keberadaan atau

alasan diadakan audit dalam organisasi adalah bahwa audit ditujukan untuk

memperbaiki kinerja. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi dan atau

pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai

kinerja organisasi, hal ini mengingat pengertian audit internal adalah kegiatan

assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk

memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.

Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu

pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Menurut

Sawyer, Mortimer dan James (2003:6) yaitu:

“Internal auditing is a systematic, objectives appraisal by auditor internals of


the diverse operations and control within an organization to determine wheter
(1) Financial and operating information is accurate and reliable, (2) Risk to
the enterprise are identified and minimized, (3) External regulation and
acceptable internal polices and procedure are followed, (4) Satisfactory
standart are met, (5) The organization’s objective are effectively achieved-all
for the purpose of assisting of their responsibilities”.

25
Yang artinya audit internal adalah, sistematis tujuan penilaian oleh

auditor internal dari beragam operasi dan kontrol dalam sebuah organisasi

untuk menentukan keduanya, (1) Informasi keuangan dan operasi yang akurat

dan dapat dipercaya, (2) Risiko untuk perusahaan diidentifikasi dan

diminimalkan, (3) Peraturan eksternal dan kebijakan internal yang dapat

diterima dan prosedur diikuti, (4) standar yang memuaskan terpenuhi, (5)

Tujuan organisasi itu secara efektif semuanya berhasil tercapai untuk tujuan

membantu dari tanggung jawab mereka. Redefinisi audit internal telah

ditetapkan oleh IIA ‘Board of Directors pada bulan Juni 2009 adalah:

“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting


activity designed to add value and improve and organization accomplish its
objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and the
effectiveness of risk management control and governance processes”.

Yang artinya audit internal adalah kegiatan, independen jaminan objektif

dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan dan

mencapai tujuan organisasi dengan membawa pendekatan yang sistematis dan

disiplin untuk mengevaluasi efektivitas risiko pengendalian manajemen dan

tata kelola proses.

4. Peranan audit internal

Audit internal mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai

tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep audit internal

dikarenakan bertambah luasnya ruang lingkup perusahaan. Oleh karena itu

semakin besar suatu perusahaan, maka semakin luas pula rentang

26
pengendalian yang dipikul pimpinan, sehingga manajemen harus meciptakan

suatu pengendalian intern yang efektif untuk mencapai suatu pengelolaan

yang optimal dengan mempertimbangkan manfaat dan biayanya. Karena

keterbatasan manajemen dalam mengendalikan aktivitasnya itu, perusahaan

memerlukan audit internal yang akan membantu manajemen dalam membantu

apakah rencana-rencana operasi, keuangan, kebijakan dan prosedur-prosedur

yang dijalankan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sehingga

audit internal yang dilakukan dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan

penilaian dan verifikasi atas prosedur-prosedur, data yang tercatat berdasarkan

atas kebijakan dan rencana perusahaan, sebagai salah satu fungsi dalam upaya

mengawasi aktivitasnya.

Teori-teori dasar dan konsep-konsep audit tersebut telah menjawab

bahwa keberadaan atau peranan audit dalam perusahaan adalah ditujukan

untuk memperbaiki kinerja. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan

kinerja perusahaan maka audit menunjang kearah perbaikan kinerja secara

keseluruhan (Hiro Tugiman, 2004:8).

C. Komitmen Profesional

1. Pengertian komitmen

Komitmen merupakan bukan sekedar janji yang harus ditepati dan

diwujudkan, tetapi didalamnya juga terkandung kesungguhan dan

tanggung jawab (Fatoni, 2005). Komitmen dapat muncul dalam berbagai

27
bentuk, maksudnya arti dari komitmen menjelaskan perbedaan hubungan

antara anggota organisasi dan entitas lainnya (salah satunya organisasi itu

sendiri) serta melibatkan usaha untuk memisahkan diantara berbagai entitas di

mana individu berkembang menjadi memiliki komitmen (Meyer, Allen dan

Gellatly, 1997). Komitmen cendrung mempunyai makna bahwa melakukan

perjanjian dengan diri sendiri. Jika seseorang telah membuat keputusan

yang disertai dengan komitmen, maka tentunya ia akan berupaya dan

berjuang untuk menjalani keputusan itu dengan sebaik-baiknya, dengan

bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Karena itu jika seorang

individu dalam organisasi sudah tidak memiliki komitmen, maka keadaan

tersebut adalah sebuah kerugian bagi organisasi bersangkutan.

2. Pengertian profesional

Pengertian profesionalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2002:689) adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri

suatu profesi atau orang yang profesional. Menurut Putranti (2008)

Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan

yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini

juga mempengaruhi terhadap penampilan atau performance seseorang

dalam melakukan pekerjaan di profesinya. Lalu menurut Arifin (2010)

Profesional, profesi dan profesionalisme adalah suatu paham yang

mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam

masyarakat, berbekalan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa

28
keterpanggilan serta ikrar (fateri / profiteri) untuk menerima panggilan

tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan

pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesusahan ditengah

gelapnya kehidupan. Sedangkan pengertian profesional menurut Arens, et

al. (2009:78) yaitu:

“Profesional means a responsible for conduct that axtended beyond


statisfying individual responsibilities and beyond the requerment of our
society law and regulation”.

Dalam pengertian tersebut profesional merupakan tanggung jawab

berperilaku yang lebih dari sekedar tanggung jawab berperilaku yang lebih

dari sekedar tanggung jawab yang dibebankan kepadanya yang memiliki

etos kerja dan keahlian khusus serta pendidikan dan keterampilan khusus

dan lebih dari sekedar memenuhi undang-undang dan peraturan

masyarakat dalam bekerja. Sebagai seorang yang profesional, auditor

internal mengakui tanggung jawab terhadap klien dan terhadap rekan

seprofesinya termasuk untuk berperilaku sekalipun ini berarti pengorbanan

pribadi.

3. Auditor Internal yang Profesional

Auditor internal yang profesional yaitu orang yang berpengetahuan

dan berketerampilan yang harus dimiliki untuk berpraktek sebagai auditor

internal. Untuk mengetahui apakah seorang auditor internal telah

profesional dalam melakukan tugasnya maka perlu adanya evaluasi

kinerja. Dan evaluasi kinerja auditor internal dapat dilakukan dengan cara,

29
yaitu sudahkah terpenuhinya profesionalisme auditor internal. Kriteria

profesionalisme auditor internal menurut Sawyer, et al. (2003:10-11),

Forum Komunikasi Pengawasan Internal Badan Usaha Milik Negara /

Badan usaha Milik Daerah (FKSPI BUMN / BUMD) dan Yayasan

Pendidikan Internal Audit (YPIA):

a. Pelayanan terhadap masyarakat (Service to the public)

Auditing internal menyediakan pelayanan terhadap masyarakat dalam

hal meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya

baik dalam perusahaan maupun organisasi. Kode etik audit internal

mewajibkan anggota The Institute of Internal Auditors (IIA) untuk

menghindari keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang

dan ilegal. Audit internal dalam memberikan pelayanan terhadap

publik harus bekerja sama dengan komite audit, dewan direksi, dan

staff perusahaan lainnya.

b. Pelatihan jangka panjang (Long specialized training)

Auditor internal yang profesional yaitu orang-orang yang telah

mengikuti pelatihan, lulus dari ujian pendidikan audit internal dan

telah mendapat sertifikasi. Dapat disimpulkan bahwa auditor yang

profesional harus mengikuti pelatihan profesi dalam jangka panjang

agar dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan yang dibutuhkan

dan selalu uptodate terhadap perkembangan audit internal untuk

mengiringi semakin meningkatknya perekonomian di era globalisasi

30
ini serta untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang

auditor internal yang kompeten.

c. Taat pada kode etik (Subscription to a code of ethic)

Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesediaan

menerima tanggung jawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang

dilayani. Agar dapat mengemban tanggung jawab yang efektif, auditor

internal perlu memelihara standar prilaku yang tinggi. Kode etik bagi

para auditor internal memuat standar perilaku sebagai pedoman

tingkah laku yang dikhendaki dari anggota profesi secara individual.

Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dasar dalam

menjalankan praktik audit internal. Para auditor internal wajib

menjalankan tanggung jawab profesinya dengan bijaksana, penuh

martabat dan kehormatan. Pelanggaran terhadap standar perilaku yang

ditetapkan dalam kode etik dapat mengakibatkan dicabutnya

keanggotaan auditor internal dari organisasi profesinya.

d. Anggota dari organisasi profesi (Membership in an association and

attendance at meetings)

The Institute of Internal Auditors (IIA) merupakan asosiasi profesi

auditor internal tingkat internasional yang sudah tidak perlu

dipertanyakan lagi. IIA merupakan wadah bagi para auditor internal

yang mengembangkan bidang ilmu audit internal agar para anggotanya

mampu bertangung jawab dan kompeten dalam menjalankan tugasnya,

31
menjunjung tinggi standar, pedoman praktik audit internal dan etika

supaya anggotanya profesional dalam bidangnya. Auditor Internal di

Indonesia telah terdapat berbagai nama dan sebutan organisasinya

yang muncul sekitar dua-tiga dasawarsa yang lalu, antara lain: (1) The

Institute of Internal Auditors (IIA) Indonesia Chapter; (2) Forum

Komunikasi Satuan Pengawasan Internal Badan Usaha Milik Negara

dan badan Usaha Milik Daerah (FKSPI, BUMN / BUMD); (3)

Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPAI); (4) Dewan Sertifikasi

Qualified Internal Auditors (DS-QIA); (5) Perhimpunan Auditor

Internal Indonesia (PAII)”.

e. Jurnal publikasi (Pubication of jurnal aimed at upgrading practice)

The Institute of Internal Auditors (IIA) mempublikasikan jurnal

tentang tekhnik auditor internal, seperti halnya buku-buku panduan,

studi penelitian, monograf, presentasi audio visual, materi instruksi

lainnya. Kontribusi pengisian jurnal publikasi adalah dengan

menyerahkan kepada praktisi dan para ahli. Di indonesia, majalah

Satuan Pengawasan Internal (SPI) pertama kali terbit pada tahun 1988

dan majalah Auditor Internal (YPIA, DS-QIA, IIA-Indonesia Chapter,

FKSPI BUMN / BUMD dan PAII) terbit pertama kali pada tahun

2002.

32
f. Pengembangan profesi berkelanjutan (Examination to test entrast

knowledge)

Dalam setiap pengawasan, auditor internal haruslah melaksanakan

tugasnya dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan

professional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensinya

yaitu dengan pengembangan profesi yang berkelanjutan. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal

(2004; 10) menyatakan bahwa auditor internal harus meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan kompetensinya melalui pengembangan

profesional yang berkelanjutan.

g. Ujian sertifikasi (Licence by the state of certification by board)

The Institute of Internal Auditors (IIA) pertama kali mengeluarkan

program sertifikasi pada tahun 1974. Kandidat harus lulus pada ujian

selama dua hari berturut-turut dengan subjek yang mempunyai range

yang luas. Kandidat yang lulus akan menerima Certification of

Internal Auditors (CIA). Materi ujian sertifikasi audit internal dari IIA

terbagi 4 (empat) level, yaitu:

1) Level I, Proses internal audit (Internal audit procces)

Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang profesionalisme,

standar dan kode etik audit internal, dasar auditing, internal

auditing, internal audit (Control System) dan tekhnik internal audit,

manajemen audit, fraud auditing.

33
2) Level II, Keterampilan audit internal (Internal auditing skills)

Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang pemecahan masalah

dan evaluasi bukti audit, audit sampling dokumentasi, tekhnik

pelaporan, komunikasi dan psikologi audit, manajemen audit

internal matematika.

3) Level III, Manajemen control dan tekhnologi (Management control

information technology)

Materi pendidikan dan pengujiannya tentang sistem informasi

manajemen, audit sistem informasi, akuntansi manajemen,

manajemen strategik.

4) Level IV, Lingkungan audit (The audit environment)

Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang akuntansi keuangan,

kebijakan pemerintah, perpajakan, pasar modal, manajemen

peamsaran, ekonomi makro dan mikro, kebijakan pengawasan

pemerintah.

Di Indonesia, organisasi profesi (YPIA) dan (DS-QIA) telah

berusaha menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para

auditor internal di Indonesia dengan mengacu dan menggunakan

model dari IIA yang berpusat di Florida, Amerika Serikat.

h. Standar porfesi audit internal (Standard for professional practice)

Dewasa ini peran auditor internal semakin diandalakan dalam

mengembangkan dan menjaga efektivitas sistem pengendalian internal,

34
pengelolaan risiko, dan corporate governance. Agar dapat

mengembangkan kepercayaan yag semakin besar dan menjalankan

peran dengan baik, auditor internal memerlukan Standar Profesi

Auditor Internal (SPAI). SPAI bertujuan memberikan kerangka dasar

yang konsisten untuk mengevaluasi kegiatan dan kinerja auditor

internal, sarana memahami peran, ruang lingkup dan tujuan audit

internal, menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal

yang seharusnya. Standar Profesi Audit Internal (SPAI) terdiri atas:

1) Standar atribut

a) Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab

Mengenai wewenang dan tanggung jawab internal Konsersium

Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:8)

menyebutkan bahwa tujuan, wewenang dan tanggung jawab

audit internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal

(SPAI), dan mendapat persetujuan dari pimpinan dan dewan

pengawas organisasi. Pernyataan tersebut dimaksudkan agar

tujuan, wewenang dan tanggung jawab audit internal harus

dinyatakan dalam dokumen tertulis secara formal.

b) Independensi dan objektifitas

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam

SPAI (2004:8) menyatakan bahwa fungsi audit internal harus

ditempatkan pada posisi yang memungkinkan fungsi tersebut

35
memenuhi tanggung jawabnya. Independensi akan meningkat

jika fungsi audit internal memiliki akses komunikasi yang

memadai terhadap pimpinan dan dewan pengawas organisasi.

Audit internal harus memiliki sikap mental yang objektif, tidak

memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya

pertentangan kepentingan (Conflict of interest). Status

organisasi audit internal haruslah memberikan keleluasan untuk

memenuhi atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan

yang diberikan. Audit internal haruslah memperoleh dukungan

dari manajemen senior dan dewan, sehingga mereka akan

mendapatkan kerja sama dari pihak yang diperiksa dan dapat

menyelesaikan pekerjaannya secara bebas dari campur tangan

pihak lain.

c) Keahlian dan kecermatan profesional

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Internal Audit Internal

dalam SPAI (2004:9) menyatakan bahwa penugasan harus

dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan

profesional.

(1) Keahlian

Auditor internal harus memiliki pengetahuan keterampilan

dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan

tanggung jawab perorangan. Fungsi audit internal secara

36
kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan

keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tanggung jawabnya.

(2) Kecermatan profesional

Auditor internal harus menerapkan kecermatan dan

keterampilan yang layaknya dilakukan oleh seorang

internal yang prudence dan kompeten.

d) Program jaminan dan peningkatan kualitas fungsi audit internal.

2) Standar Kinerja

a) Pengelolaan fungsi audit internal

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam

SPAI (2004:11) menyatakan bahwa penanggung jawab fungsi

audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara

efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi

tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi.

b) Lingkup penugasan

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam

SPAI (2004:13) menyatakan bahwa fungsi audit internal

melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap

peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian dan

governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis,

teratur dan menyeluruh. Dapat diambil kesimpulan bahwa

37
ruang lingkup audit internal harus meliputi pengujian dan

pengevaluasian terhadap kememadaian dan efektivitas sistem

pengendalian internal perusahaan dan kualitas kerja berkaitan

dengan tanggung jawab anggota organisasi yang mencakup:

(1) Keandalan informasi.

(2) Kesesuaian dengan kebijakan rencana prosedur, hukum

dan peraturan serta kontrak.

(3) Perlindungan terhadap harta benda.

(4) Penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien.

(5) Pencapaian tujuan perusahaan.

c) Perencanaan penugasan

Menurut Konsersium Organisasi Audit Internal dalam SPAI

(2004:15) menyatakan bahwa auditor internal harus

mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap

penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu dan

lokasi sumber daya. Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya

program audit, antara lain:

(1) Memberikan bimbingan prosedural untuk melaksanakan

pemeriksaan.

(2) Memberikan checklist pada saat pemeriksaan berlangsung

tahap demi tahap sehingga tidak ada yang terlewatkan.

38
(3) Merevisi program audit sebelumnya, jika ada perubahan

standar dan prosedur yang digunakan perusahaan.

d) Komunikasi hasil penugasan

Menurut Konsersium Organisasi profesi Audit Internal dalam

SPAI (2004:16) menyatakan bahwa uditor internal harus

mengkomunikasikan hasil penugasannya secara tepat waktu.

e) Pemantauan tindak lanjut

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam

SPAI (2004:18) menyatakan penanggung jawab fungsi audit

audit internal harus menyusun dan menjaga sistem untuk

memantau tindak lanjut hasil penugasan yang telah

dikomunikasikan kepada manajemen. Bentuk tindak lanjut

manajemen terdiri dari:

(1) Manajemen puncak melakukan konsultasi dengan auditee

untuk memutuskan jika, kapan dan bagaimana

rekomendasi audit dilaksanakan.

(2) Auditee melakukan tindakan atas keputusan tersebut.

(3) Audit internal bersama auditee melakukan pengecekan

kembali untuk melihat apakah perbaikan telah diambil dan

hasil yang diinginkan telah tercapai, atau manajemen dan

komite audit telah menerima tanggung jawab apabila tidak

melakukan tindakan tersebut.

39
Pekerjaan auditor internal hanya mungkin efektif apabila pihak

manajemen memanfaatkan hasil-hasil pekerjaan tersebut serta

memberikan tindak lanjut atas hasil pekerjaan auditor itu sesuai

dengan hasil yang diharapkan.

f) Resolusi penerimaan risiko oleh manajemen

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam

SPAI (2004:18) menyatakan bahwa apabila manajemen senior

telah memutuskan untuk menanggung risiko residual yang

sebenarnya tidak dapat diterima oleh organisasi, penanggung

jawab fungsi audit internal harus mendiskusikan masalah ini

dengan manajemen senior. Jika diskusi tersebut tidak

menghasilkan keputusan yang memuaskan, maka penanggung

jawab fungsi audit internal dan manajemen senior harus

melaporkan kepada pimpinan dan dewan pengawas organisasi

untuk mendapat solusi.

3) Standar implementasi

Hanya berlaku untuk satu penugasan. Standar implementasi yang

akan diterbitkan dimasa yang akan datang adalah standar

implementasi untuk kegiatan Assurance (A), Standar implementasi

untuk kegiatan Consulting (C), dan standar implementasi Control

Self Assessment (CSA). Pekerjaan profesional mempunyai

karakteristik berupa adanya:

40
a) Keterampilan yang berdasarkan pengetahuan teoritis.

b) Penyediaan latihan dan pendidikan.

c) Pengujian kemampuan calon anggota.

d) Tertampung dalam organisasi.

e) Kepatuhan kepada aturan profesi.

f) Jasa yang diberikan lebih mengutamakan kepentingan umum

dari pada kepentingan pribadi.

4. Kode Etik Profesional

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang

apa yang baik dan yang buruk tentang hak dan kewajiban moral,

kumpulan asas / nilai yang berkenaan tentang akhlak dan nilai mengenai

yang benar dan salah menurut yang dianut masyarakat. Dari asal usul kata,

Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat istiadat /

kebiasaan yang baik. Perkembangan etika studi tentang kebiasaan manusia

berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang

menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.

Etika profesional merupakan prinsip moral yang menunjukan prilaku yang

baik dari yang buruk yang bersangkutan dengan suatu profesi (Enjel,

2006). Etika profesi berkaitan dengan independensi, disiplin pribadi, dan

integritas moral profesional sehingga etika dirancang untuk menjaga

profesional pada tingkat yang bermartabat, untuk membimbing anggota dalam

41
hubungan mereka satu sama lain, dan untuk meyakinkan masyarakat bahwa

profesional akan mempertahankan tingginya tingkat kinerja.

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat

harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip

moral dan mengatur tentang prilaku profesional. Alasan yang mendasari

diperlukannya prilaku profesional yang tinggi pada setiap profesi adalah

kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan

profesi terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Kepercayaan

masyarakat terhadap kualitas jasa profesional akan meningkat jika profesi

mewujudkan standar yang tinggi dan memenuhi semua kebutuhannya.

Menurut Enjel (2006) mendefinisikan kode etik profesional sebagai

pernyataan-pernyataan yang digunakan sebagai haluan perilaku dalam

melaksanakan tanggung jawab profesionalnya. Dalam Kode Etik Akuntan

Indonesia, kode etik profesional didefinisikan sebagai pedoman bagi para

anggota Ikatan Akuntansi Indonesia untuk bertugas secara bertanggung

jawab dan objektif. Kode etik mempengaruhi profesi ketentuan ini

digunakan oleh organisasi profesi terhadap para anggotanya yang secara

sukarela telah menerimanya lebih keras dari hukum atau undang-undang.

Seseorang yang masuk profesi akuntan harus menerima kewajiban bahwa

ia akan memegang teguh prinsip-prinsip, bekerja dengan selalu berusaha

untuk meningkatkan pengetahuan sesuai dengan profesinya dan akan

mematuhi kode etik profesi, serta norma-norma auditing.

42
Kode etik akuntan merupakan bagian yang penting dari peraturan

disiplin yang menyeluruh agar semua pihak yang berkepentingan pada

jasa akuntan dapat dilindungi terhadap segala perbuatan akuntan secara

individual yang tercela dan tidak bertanggung jawab. Menurut Teguh

Pudjo Muljono (1991:13) dalam Enjel (2006) tujuan kode etik adalah

dengan adanya kode etik akan mengikat para anggota profesi pada nilai-

nilai sosial mapun kultural, sesuai martabat manusiawi sebagaimana

dituntut perkembangan zamannya dan dengan adanya kode etik akan

mengikat pula para anggota profesi pada suatu bentuk disiplin untuk

mengejar dan berbakti pada nilai-nilai yang diakuinya lebih tinggi, dengan

demikian etika profesional harus diarahkan pada nilai-nilai sosial yang

lebih tinggi dan bukan ditunjukan kepada pembuktian untuk kepentingan

kelompok profesional yang bersangkutan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen profesional itu

merupakan sebuah ikrar dalam diri bahwa dirinya akan berupaya dan berjuang

untuk menjalani profesinya dengan sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh dan

bertanggung jawab dengan mengaplikasikannya pada pekerjaan terhadap klien

dan terhadap rekan profesi dalam berprilaku. Auditor internal yang

berkomitmen profesional pasti dirinya akan selalu mengevaluasi kinerjanya

guna kepuasan pelayanan terhadap klien, guna mempertajam kemampuan dan

keahliannya setelah melalui pelatihan jangka panjang, lalu agar mengingatkan

dirinya untuk selalu taat pada kode etik, agar dapat mengembangkan

43
pengalamannya terhadap anggota dari organisasi profesi, agar tetap baik

dimata publik mengenai kualitas internal auditor, guna pengembangan

profesinya berkelanjutan agar kompetensinya meningkat dan agar dapat

mempertanggung jawabkan sertifikasinya sebagai auditor dan memiliki

standar profesi audit internal.

D. Pengalaman Kerja Auditor

Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam

memprediksi kinerja auditor (Budi, et al., 2005). Auditor merupakan seseorang

yang dianggap ahli oleh masyarakat untuk melakukan pemeriksaan pada suatu

perusahaan atau instansi. Pengalaman merupakan salah satu elemen penting

dalam tugas audit disamping pengetahuan yang juga harus dimiliki seorang

auditor (Sumardi, 2002). Pengalaman kerja auditor akan semakin berkembang

dengan bertambahnya pengalaman audit, diskusi mengenai audit dengan rekan

kerja, pengawasan dan review oleh akuntan senior, mengikuti program pelatihan

dan penggunaan standar auditing. Prastamawati (2009) membuktikan bukti

empiris bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang

tidak umum (atypical) dibanding auditor yang kurang berpengalaman, tetapi

antara auditor yang berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman tidak

berbeda dalam menemukan item-item yang umum (typical). Kidwell, Steven dan

Bethke (1987) melakukan penelitian tentang prilaku manajer dalam menghadapi

situasi dilema etika, hasil penelitiannya adalah bahwa manajer dengan

44
pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai hubungan yang positif dengan

pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian

Larkin (2000) dan Glover (2002) yang melakukan penelitian yang melibatkan

internal auditor dilembaga keuangan dan menyatakan bahwa internal auditor yang

berpengalaman cendrung lebih konservatif dalam menghadapi situasi dilema

etika. Glover (2002) melakukan penelitian pada beberapa mahasiswa program

bisnis dan menyatakan bahwa mahasiswa yang senior lebih berprilaku etis

dibandingkan dengan yang lebih junior.

Kalber dan Fogarty (1995) dalam penelitiannya tentang internal auditor

menyatakan ada hubungan antara pengalaman kerja dengan profesionalisme dan

afiliasi terhadap komunitasnya (Community Afiliation). Meskipun hasil penelitian

tersebut hanya menunjukan bukti yang terbatas, alasan ini dimungkinkan karena

untuk menguatkan komitmen profesional seorang auditor perlu waktu dalam

keterlibatannya untuk menjadi bagian dan menerima manfaat sebagai bagian dari

sebuah komunitas profesinya.

E. Pengambilan Keputusan Etis

Keputusan etis (Ethical Decision) adalah sebuah keputusan yang baik secara

legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas (Jones, 1991). Setiap

pengambilan keputusan etis akan lengkap dan sempurna jika melibatkan dengan

pertimbangan etis, sebab pertimbangan etis merupakan suatu kriteria yang penting

dalam pengambilan keputusan organisasional (Hidayat dan Sari, 2010).

45
Penelitian tentang keputusan etis telah banyak dilakukan dengan berbagai

pendekatan mulai dari psikologi sosial dan ekonomi. Beranjak dari hasil berbagai

penelitian tersebut kemudian dikembangkan dalam paradigma ilmu akuntansi.

Louwers, Ponemon dan Ratke, (1997) menyatakan pentingnya penelitian tentang

pengambilan keputusan etis dari pemikiran dan perkembangan moral (moral

reasoning and development) untuk profesi akuntan dengan tiga alasan, yaitu yang

pertama penelitian dengan topik ini dapat digunakan untuk memahami tingkat

kesadaran dan perkembangan moral auditor dan akan menambah pemahaman

tentang bagaimana prilaku auditor dalam menghadapi konflik etika. Kedua

penelitian dalam wilayah ini akan lebih menjelaskan problematika proses yang

terjadi dalam menghadapi berbagai pengambilan keputusan etis auditor yang

berbeda-beda dalam situasi dilema etika. Ketiga, hasil penelitian ini akan dapat

membawa dan menjadi arahan dalam tema etika dan dampaknya pada profesi

akuntan.

Pengambilan keputusan etis dengan pertimbangan etisnya dilakukan auditor

agar auditor tetap menjaga integritas, kompetensi dan independensi dalam setiap

konflik kepentingan yang dihadapi (Hidayat dan Sari, 2010). Rest (dalam

Zeigenfuss dan Martison, 2002) menyatakan bahwa model pengambilan

keputusan etis terdiri dari empat tahapan, yaitu pertama pemahaman tentang

adanya isu moral dalam sebuah dilema etika (recognizing that moral issue exist).

Dalam tahapan ini menggambarkan bagaimana tanggapan seseorang terhadap isu

moral dalam sebuah dilema etika. Kedua adalah pengambilan keputusan etis

46
(make a moral judgment), yaitu bagaimana seseorang membuat keputusan etis.

Ketiga adalah moral intention yaitu bagaimana seseorang bertujuan untuk

bermaksud untuk berkelakuan etis atau tidak etis, sedangkan ke empat adalah

moral behavior, yaitu bagaimana seseorang bertindak atau berprilaku etis atau

tidak etis.

Jones (1991) menyatakan ada tiga unsur utama dalam mengambil keputusan

etis. Yaitu yang pertama moral issue, menyatakan seberapa jauh ketika seseorang

melakukan tindakan, jika dia secara bebas melakukan tindakan itu, maka akan

mengakibatkan kerugian (harm) atau keuntungan (benefit) bagi orang lain. Dalam

bahasa yang lain adalah bahwa suatu tindakan atau keputusan yang diambil akan

mempunyai konsekuensi kepada orang lain. Kedua adalah moral agent, yaitu

seseorang yang membuat keputusan moral (moral decision). Ketiga adalah

keputusan etis (ethical decision) itu sendiri, yaitu sebuah keputusan yang secara

legal dan moral dapat diterima oleh masyarakat luas.

F. Dilema Etika

Banyak pihak yang berkepentingan didalam sebuah organisasi bisnis.

Investor yang menanamkan dananya kedalam perusahaan atau kreditur yang

meminjamkan dananya, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

laporan keuangan perusahaan tidak terbatas kepada manajemen saja, tetapi

meluas kepada investor dan kreditur serta calon investor dan calon kreditur. Para

pihak tersebut melakukan informasi mengenai perusahaan, sehingga sering kali

47
ada dua pihak yang berlawanan dalam situasi ini. Disatu pihak, manajemen

perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggung jawaban

pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar. Dilain pihak, pihak eksternal ingin

memperoleh informasi yang handal dari manajemen perusahaan. Profesi akuntan

timbul untuk memberikan informasi yang terpercaya bagi kedua belah pihak.

Dalam situasi seperti ini kode etik yang digunakan oleh para profesional beranjak

dari bentuk pertanggungjawaban profesi kepada masyarakat. Akuntan sebagai

sebuah profesi juga tidak lepas dari pertanggungjawaban kepada masyarakat.

Damman (2003) menyatakan bahwa sebenarnya akuntan didalam aktivitas

auditnya banyak hal yang harus dipertimbangkan, karena dalam diri auditor

mewakili banyak kepentingan yang melekat dalam proses audit (built-in conflict

of interest). Sering kali dalam pelaksanaan aktivitas auditing, seorang auditor

berada dalam konflik audit (Tsui dan Gul, 1996).

Kode etik profesi akuntan disusun dengan tujuan dapat menjadi panduan

bagi profesi akuntan untuk menempatkan obyektivitas nilai-nilai dalam profesi

akuntansi untuk menjaga profesionalisme anggotanya. Dalam rerangka kode etik

akuntan salah satu prinsip etika yang mendasari etika seorang auditor adalah

independensi. Konflik dalam sebuah audit akan berkembang pada saat auditor

mengungkapkan informasi tetapi informasi tersebut oleh klien tidak ingin di

publikasikan kepada umum. Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika ketika

auditor diharuskan membuat keputusan yang menyangkut independensi dan

integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi disisi lainnya

48
(Windsor dan Askhanasy, 1995). Karena auditor seharusnya secara sosial juga

bertanggung jawab kepada masyarakat dan profesinya dari pada mengutamakan

kepentingan dan pertimbangan pragmatis pribadi atau kepentingan ekonomis

semata, sehingga sering kali auditor dihadapkan kepada masalah dilema etika

dalam pengambilan keputusannya. Situasi dilema menurut Gunz, Gunz dan

McCutcheon (2002) adalah

“Situation in which professional must choose between two or more relevant,


but contradictory, ethical directives, or when every alternative results in an
undesirable outcome for one or more persons.”

Artinya bahwa situasi di mana profesional harus memilih antara dua atau

lebih relevan, tetapi bertentangan, arahan, etika, atau ketika setiap hasil alternatif

dalam hasil yang tak menyenangkan untuk satu orang atau lebih. Dilema etika

muncul sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor berada dalam situasi

pengambilan keputusan yang terkait dengan keputusannya yang etis atau tidak

etis. Situasi tersebut terbentuk karena dalam konflik audit ada pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap keputusan auditor sehingga auditor dihadapkan kepada

keputusan etis dan tidak etis.

G. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian berkenaan dengan konflik etika telah banyak dilakukan.

Sebagai referensi peneliti, beberapa penelitian terdahulu diantaranya:

49
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu

Metodologi
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Sasongko Internal Variabel Sampel auditor Nilai etika
Budi, Basuki Auditor dan penelitian: internal bank organisasi (X1),
dan Dilema Etika. Komitmen yang tergabung orientasi etika
Hendaryatno profesional dalam (X2) dan
(X3), Perhimpunan komitmen
pengalaman Bank Swasta profesional (X3)
kerja (X4) Nasional secara individu
dan (PERBANAS) mapun simultan
pengambilan wilayah Jawa mempunyai
keputusan Timur. pengaruh yang
etis (Y). signifikan
Variabel terhadap
penelitian nilai pengambilan
etika organisasi keputusan etis
(X1), orientasi internal auditor
etika (X2). (Y) dalam
situasi dilema
Metode analisis etika.
data Nilai etika
menggunakan: organisasi (X1)
Standard sebagai faktor
Estimates situasional
koefisien regresi individu
yang mempunyai
dibandingkan pengaruh yang
dengan Critical signifikan
Rationya pada terhadap
Regression orientasi etika
Weight dalam (X2) internal
aplikasi AMOS. auditor.

Bersambung pada halaman berikutnya.

50
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Metodologi
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Penelitian
Persamaan Perbedaan
Orientasi etika
auditor (X2)
mempunyai
pengaruh yang
positif terhadap
komitmen
profesi (X3) dan
kemudian secara
bersama-sama
Keduanya
mempunyai
hubungan positif
dengan
pengambilan
keputusan etis
internal auditor
(Y) dalam
situasi dilema
etika.
Dalam
penelitian ini
tidak ditemukan
pengaruh
pengalaman
kerja (X4) dalam
hubungannya
dengan
komitnen
profesional (X3)
maupun
pengambilan
keputusan etis
(Y).

Bersambung pada halaman berikutnya.

51
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Metodologi
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Penelitian
Persamaan Perbedaan
2. Stewart dan Faktor-Faktor Variabel Sampel auditor Mekanisme lain
Connor (2006) yang penelitian internal yang tata kelola
Mempengaruhi berupa menghadiri perusahaan (X1)
Pengambilan Pengalaman konferensi Di tidak
Keputusan Etis auditor Australia yang ditemukannya
Internal internal diselenggarakan dampak
Auditor: (variabel Oleh IIA. siginifikan
Mekanisme independen: Variabel terhadap
Pemerintah, X2) dan independen pengambilan
Perusahaan pengambilan berupa keputusan etis
Lainnya dan keputusan mekanisme lain (Y).
Tahun etis (variabel tata kelola Dengan lebih
Pengalaman. dependen: perusahaan (X1). berpengalaman
Y). internal auditor
Metode analisis mengadopsi
data: sikap yang lebih
Research etis dari auditor
instrument kurang
random issued berpengalaman.
Analysis of Sehingga
variance dengan pengalaman
perangkat lunak audit internal
SPSS. (X2)
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengambilan
keputusan etis
(Y).

Bersambung pada halaman berikutnya.

52
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Metodologi
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Citra Monica Hubungan Variabel Efektivitas Terdapat
(2007) Persepsi independen pelaksanaan hubungan yang
Auditor berupa: audit (variabel signifikan antara
Internal atas Persepsi dependen: Y). persepsi auditor
Kode Etik internal Sampel: internal atas
Dengan auditor atas Studi survey kode etik (X)
Efektifitas kode etik (X). internal auditor dengan
Pelaksanaan Yang pada beberapa efektivitas
Audit. persamaan bank di pelaksanaan
dalam Bandung. audit (Y).
penelitian ini
menitik Metode analisis
beratkan pada data dengan:
komitmen korelasi product
profesional moment dan
internal spearman
auditor pada brown.
kode etik.
4. Malia (2010) Pengaruh Variabel Sampel: Studi Orientasi etika
Orientasi Etika independen: pada akuntan Di (X1)
dan Pengalaman Jakarta. berpengaruh
Pengalaman kerja (X2). signifikan pada
Akuntan Orientasi etika persepsi etis
terhadap Metode (variable tentang praktik
Persepsi Etis analisis data: independen: X1) manajemen laba
tentang Praktik regresi dan persepsi etis (Y) dan
Manajemen berganda tentang praktik Pengalaman
Laba. dengan manajemen laba kerja akuntan
perangkat (variable (X2)
lunak SPSS dependen: Y). berpengaruh
secara signifikan
terhadap
persepsi etis
tentang praktik
manajemen laba
(Y).

53
H. Keterkaitan Setiap Variabel

Komitmen profesional merupakan suatu ikrar pada diri auditor internal

dalam menjalankan tugas dengan kualitas keahliannya yang profesional sesuai

Standar Profesi Auditor Internal (SPAI). Buah hasil dari komitmen profesional

internal auditor adalah independensi dan objektivitasnya yang merupakan sikap

bebas dari pengaruh-pengaruh pihak lain dan jujur kepada semua pihak yang

berkepentingan serta bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan

kewajiban profesionalnya. Dengan penerapan komitmen profesional pada internal

auditor diharapkan berpengaruh positif pada pengambilan keputusan etis.

Pengalaman merupakan faktor yang penting dalam memprediksi kinerja

auditor karena pengalaman merupakan suatu elemen penting dalam tugas audit

disamping pengetahuan yang harus dimiliki seorang auditor. Pengalaman auditor

akan meningkatkan kompetensi mereka dalam menjalankan penugasan.

Penggunaan pengalaman kerja didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang

dilakukan berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukan

profesinya dengan baik. Dalam hal ini menunjukan bagaimana pengalaman dapat

digunakan untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan. Sehingga

pengalaman kerja diharapkan berpengaruh positif pada pengambilan keputusan

etis internal auditor.

54
Kerangka Penelitian

Komitmen Profesional
(X1)
Dilema Etika Dalam
Pengambilan Keputusan
Etis (Y)
Pengalaman Kerja (X2)

Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran

Perumusan Hipotesis

Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

Ha1 = Komitmen profesional internal auditor berpengaruh secara signifikan

terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.

Ha2 = Pengalaman kerja internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

dilema etika dalam pengambilan keputusan etis internal auditor.

55
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan

penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini akan

membahas mengenai bagaimana pengaruh komitmen profesional dan pengalaman

kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di

perusahaan-perusahaan swasta yang ada di daerah Jakarta dan sekitarnya. Dari

populasi ini peneliti menggunakan pengambilan sampel dengan metode

convenience sampling. Sesuai dengan namanya metode ini memilih sampel dari

elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti.

Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak terbatas

sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat

dan murah (Nur Indriantoro dan Supomo, 2002).

56
C. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer,

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer ini secara khusus

dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Nur

Indrianto dan Supomo, 2002).

2. Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan

instrumen berupa kuesioner yang akan diberikan kepada para auditor internal

yang bekerja di perusahaan-perusahaan di Wilayah DKI Jakarta.

Pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik personally administered

Questionnaires, yaitu peneliti berhubungan langsung dengan responden dan

memberikan penjelasan seperlunya (Nur Indriantoro dan Supomo, 2002).

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji

asumsi klasik dan uji hipotesis. Peneliti akan menggunakan SPSS 16.00 untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat

(Y) dengan bentuk pengujian sebagai berikut:

57
1. Statistik Deskriptif

Statistik diskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan

informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar

demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan

distribusi) (Ghozali, 2006:19).

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan

cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-

pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di

bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2006:49).

b. Uji Reliabilitas

Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam

waktu pengukuran yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika pertanyaan seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk

mengukur bahwa variabel yang digunakan bebas dari kesalahan sehingga

58
menghasilkan hasil yang konsisten meskipun dilakukan pengujian

berkali-kali. Jika hasil dari Cronbach’s Alpha > 0,60 maka data tersebut

mempunyai keandalan yang tinggi (Ghozali, 2006:41).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multi Kolinearitas

Uji multi kolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

yang ditemukan adanya korelasi antara variabel model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebasnya. Model regresi

bebas dari problem multico adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka

1 dan angka tolerance mendekati 1 (Santoso, 2004:114).

b. Uji Heterokedastisitas

Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varians dari

model regresi dari suatu pengamatan kepengamatan lain. Pedoman suatu

model regresi bebas dari heterodastisitas adalah tidak ada pola yang jelas

serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y

(Santoso, 2004:116).

c. Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai

distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah

memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Santoso, 2001:118).

Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot

59
yang membandingkan distribusi komulatif dan distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting

data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali,

2006:110).

4. Uji Hipotesis

Model statistik yang digunakan adalah model regresi linear berganda

yaitu hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1,

X2…Xn) dengan variabel dependen (Y) (Dwi Priyatno, 2009:73). Rumus

regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + e

Keterangan:

Y : Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis

α : Konstanta

β1 dan β2 : Koefisien Regresi

X1 : Komitmen Profesional

X2 : Pengalaman Kerja

e : error terms

a. Analisis Koefisien Determinan

Untuk menegtahui besarnya atau kecilnya persentase pengaruh variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dipergunakan koefisien

determinan dengan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

60
Dimana:

KD : Koefisien Determinasi

r : Koefisien Korelasi

b. Uji Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan:

1) Uji t

Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel

independent secara individual. Untuk dapat mengetahui apakah ada

pengaruh yang signifikan dari variabel masing-masing independen

terhadap variabel dependen, maka nilai signifikannya dibandingkan

dengan derajat kepercayaannya. Apabila tingkat signifikannya lebih

kecil dari 0, 05 maka Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jika

tingkat signifikansi lebih besar dari 0, 05 maka Ha ditolak. Bila Ha

diterima dan H0 ditolak berarti ada hubungan signifikan antara

variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2006:131).

2) Uji F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen yang dimasukan kedalam variabel model regresi secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:84).

Kriteria yang dipakai untuk membuat keputusan terhadap hasil uji

hipotesis yang diuji adalah berdasarkan tingkat signifikansi sebesar 0,

61
05 yang merupakan probabilitas kesalahan sebesar 5%. Dasar

pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

a) Jika probabilitas > 0, 05 maka Ha ditolak.

b) Jika probabilitas < 0, 05 maka Ha diterima.

E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dilema etika sebagai

variabel dependen sedangkan komitmen profesional, pengalaman kerja, dan

pengambilan keputusan etis sebagai variabel independen. Dalam bagian ini,

penelitian menguraikan definisi operasional dan pengukuran masing-masing

variabel sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen

merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya

variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah dilema

etika dalam pengambilan keputusan etis. Menurut Gunz, Gunz dan

McCutcheon (2002) dilema etika merupakan situasi di mana profesional

harus memilih antara dua atau lebih relevan, tetapi bertentangan, arahan,

etika, atau ketika setiap hasil alternatif dalam hasil yang tak menyenangkan

untuk satu orang atau lebih. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi

konflik audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan

62
yang terkait dengan keputusannya yang etis atau tidak etis. Situasi tersebut

terbentuk karena dalam konflik audit ada pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap keputusan auditor sehingga auditor dihadapkan kepada keputusan

etis dan tidak etis. Pengambilan keputusan etis merupakan keputusan yang

secara legal maupun moral dapat diterima untuk masyarakat luas (Trevino,

1986; Jones 1991). Dilema etika dalam pengambilan keputusan etis yang

dimensinya adalah pemahaman ada tidaknya muatan etika, pengambilan

keputusan etis itu sendiri dan situasi dilema etika:

a. Pemahaman ada tidaknya muatan etika, dengan indikator recognizing

that moral issue exist. Yaitu mengenai tanggapan seseorang terhadap isu

moral dalam sebuah dilema etika.

b. Pengambilan keputusan etis itu sendiri, dengan indikator make a moral

judgement (bagaimana seseorang membuat keputusan etis), moral

intention (bagaimana seseorang bertujuan atau bermaksud untuk

berkelakuan etis atau tidak etis) dan moral behavior (bagaimana

seseorang bertindak atau berperilaku etis atau tidak etis).

c. Kemampuan menghadapi situasi dilema etika, dengan indikator tingkat

kemampuan individu dalam mengatasi atau mengidentivikasi masalah

etika.

Instument variabel ini terdiri dari 5 skenario dan 5 pernyataan yang

menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh Budi, et

al. (2005) dan Pratiwi (2008). Instrument tersebut berupa 5 skenario situasi

63
dilema etika masing-masing dengan rincian 1 sekenario 2 pernyataan dengan

rincian yang berurutan yang dikembangkan oleh Budi, et al. (2005) dan 5

pernyataan yang diadopsi oleh Pratiwi (2008) dan dikembangkan oleh penulis

sendiri. Responden diminta untuk memilih salah satu dari lima skala Likert

jawaban alternatif (yaitu mulai dari 1=Sangat Tidak Setuju hingga 5=Sangat

Setuju) kemudian responden juga dimintai tanggapan mereka mengenai

apakah mereka menyetujui dalam setiap skenario tersebut ada intensitas

muatan etika. Jawaban tanggapan tersebut dirancang dengan skala Likert

mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju (1=Sangat Tidak

Setuju hingga 5=Sangat Setuju).

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah komitmen

profesional, pengalaman kerja dan pengambilan keputusan etis:

a. Komitmen Profesional

Pada intinya komitmen profesional adalah sebuah ikrar dalam diri bahwa

dirinya akan berupaya dan berjuang untuk menjalani profesinya dengan

sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab dengan

mengaplikasikannya pada pekerjaan terhadap klien dan terhadap rekan

profesi dalam berprilaku. Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel

komitmen professional yaitu identifikasi, keterlibatan dan loyalitas:

1) Identifikasi, indikatornya adalah penerimaan tujuan dan kesamaan

nilai-nilai pribadi, serta kebanggaan menjadi bagian dari profesinya.

64
2) Keterlibatan, indikatornya adalah kesediaan untuk bekerja dan

keterlibatan dalam pengambilan keputusan.

3) Loyalitas, indikatornya adalah ikatan emosi terhadap profesi dan

kesediaan untuk menampilkan usaha setia.

Instrument variabel ini menggunakan instrument pengukuran variabel

yang digunakan oleh Fatoni (2005) dan Budi, et al. (2005). Variabel ini

diukur dengan menggunakan 16 item pernyataan yang diadopsi dari

Budi, et al. (2005) dan dikembangkan oleh penulis sendiri. Responden

diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan

menjawab pada 5 (lima) skala Likert (1= Sangat Tidak Setuju sampai

5=Sangat Setuju).

b. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja merupakan akumulasi dari gabungan semua yang

diperoleh melalui interaksi secara berulang-ulang. Instrument variabel ini

menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh

Malia (2010). Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel pengalaman

kerja sebagai auditor internal yaitu: kemampuan dalam bekerja, rentang

waktu bekerja dan pengetahuan.

1) Kemampuan dalam bekerja, indikatornya adalah kemampuan

prediksi dan deteksi, kemampuan dalam mengatasi masalah,

kemampuan dalam pengambilan keputusan etis, kemampuan dalam

65
menilai masalah dan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan

dengan baik.

2) Rentang waktu bekerja, indikatornya adalah lamanya bekerja dan

pandai menentukan sikap dalam pekerjaan.

3) Pengetahuan, indikatornya adalah pengetahuan terhadap etika auditor

internal, pelatihan teknis dan pertimbangan etika.

Variabel ini diukur dengan menggunakan 10 item pernyataan yang

diadopsi dari Malia (2010) dan dikembangkan oleh penulis sendiri.

Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan

dengan menjawab pada 5 (lima) skala Likert (1=Sangat Tidak Setuju

sampai 5=Sangat Setuju).

Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Dimensi Indikator Nomor Skala


Pernyataan Pengukuran
Penerimaan 1.
1. Komitmen Identifikasi tujuan dan 2.
Profesional kesamaan nilai- 3. Skala Likert
(X1) nilai pribadi 4.
Fatoni (2005) 5.
Budi, et al. Kebanggaan 6.
(2005) menjadi bagian 7.
dari profesinya 8. Skala Likert

Bersambung pada halaman berikutnya.

66
Tabel 3.1 (Lanjutan)

No Variabel Dimensi Indikator Nomor Skala


Pernyataan Pengukuran
Kesediaan untuk 9. Skala Likert
Keterlibatan bekerja

Keterlibatan 10. Skala Likert


dalam
pengambilan
keputusan
Ikatan emosi 11. Skala Likert
terhadap profesi 12.
Loyalitas 13.
Kesediaan untuk 14. Skala Likert
menampilkan 15.
usaha setia 16.
Kemampuan 1.
2. Pengalaman Kemampuan prediksi dan Skala Likert
Kerja (X2) dalam deteksi
Malia (2010) bekerja
Kemampuan 2.
dalam mengatasi Skala Likert
masalah

Kemampuan 3.
dalam Skala Likert
pengambilan
keputusan etis.

Kemampuan 4.
dalam menilai
masalah. Skala Likert

Kemampuan 5.
menyelesaikan Skala Likert
pekerjaan dengan
baik
Bersambung pada halaman berikutnya.

67
Tabel 3.1 (Lanjutan)

No Variabel Dimensi Indikator Nomor Skala


Pernyataan Pengukuran
Rentang Lamanya bekerja 6. Skala Likert
waktu
bekerja Pandai 7. Skala Likert
menentukan sikap
dalam pekerjaan
Pengetahuan 8 Skala Likert
terhadap etika
auditor internal
Pengetahuan Pelatihan teknis 9. Skala Likert

Pertimbangan 10. Skala Likert


etika
Pemahaman Recognizing that 1.
3. Dilema etika ada tidaknya moral issue exist 2.
dalam muatan etika 3.
pengambilan 4.
keputusan Pengambilan Make a moral 5.
etis (Y) keputusan judgement 6.
Budi, et al. etis itu
(2005) sendiri Moral intention 7. Skala Likert
Pratiwi 8.
(2008) Moral behavior 9. Skala Likert
10.
Kemampuan Tingkat 11. Skala Likert
menghadapi kemampuan 12.
situasi dilema individu dalam 13.
etika. mengatasi atau 14.
mengidentivikasi 15.
masalah etika.

68
BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap auditor internal yang bekerja di

perusahaan-perusahaan di wilayah DKI Jakarta. Auditor yang berpartisipasi

dalam penelitian ini meliputi ketua tim, supervisor dan anggota.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian

secara langsung ke perusahaan-perusahaan yang memiliki auditor internal

atau Divisi Satuan Pemeriksaan Internal (SPI). Penyebaran serta

pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 10 Oktober 2010 sampai

30 November 2010. Peneliti mengambil sampel sebanyak 14 perusahaan

yang berada di wilayah Jakarta yang terlihat dalam tabel 4.1.

Table 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kuesioner Kuesioner


Dikirim Dikembalikan
1. PT. Pandu Mukti 10 5
2. PT. Astra International. Tbk 5 5
3. PT. Bhaktimulyo Adilanggeng 10 7
4. PT. Graha Nusa Trada 24 24
5. PT. Gajah Muda Persada 10 10
6. PT. Century Health Care 3 0
Bersambung pada halaman berikutnya.

69
Tabel 4.1 (Lanjutan)

No Nama Perusahaan Kuesioner Kuesioner


Dikirim Dikembalikan
7. PT.Konavi 5 5
8. PT. Cipta Busana Jaya 2 0
9. PT. Pharos 5 5
10. PT. Marga Permata Bumi 10 8
11. PT. Masterina Paint 2 1
12. PT.Aneka Gas Industri 5 5
13. PT. Ronggolawe Perkasa 5 3
14. PT. Emekon 4 4
Total 100 82
Sumber: Data primer.

Kuesioner yang disebarkan sejumlah 100 kuesioner. Peneliti

menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner secara langsung kepada

Perusahaan yang berada di wilayah DKI Jakarta. Untuk waktu pengembalian

kuesioner (saat penyerahan kuesioner dari responden kepada peneliti)

dilakukan secara berbeda dengan waktu penyebarannya. Peneliti

memperbolehkan kuesioner tersebut dibawa oleh responden untuk tidak

langsung di isi dengan perjanjian pada waktu tertentu peneliti akan

mengambil kuesioner tersebut apabila telah selesai diisi. Hal ini dilakukan

untuk mempermudah dan tidak mengganggu aktivitas pekerjaan responden

karena proses penyebaran kuesioner ini bersamaan dengan bulan audit

dimana para auditor internal yang berada di Satuan Pemeriksaan Internal

(SPI) setiap masing-masing perusahaan yang berbeda sedang melakukan

audit atau pemeriksaan, sehingga sebagian besar dari responden tersebut

sangat sibuk. Pengumpulan kuesioner dari masing-masing sampel perusahaan

70
itu juga berkat kerjasama antara beberapa Pimpinan Perusahaan dan pihak

terkait sehingga peneliti dipermudah dan dibantu untuk mengumpulkan data

dari para responden yaitu auditor internal yang bekerja di perusahaan-

perusahaan terkait. Ringkasan pembagian dan pengumpulan kuesioner dalam

penelitian ini ditunjukan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2
Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner

Keterangan Jumlah
Pembagian kuesioner 100
Kuesioner yang tidak terkumpul 18
Kuesioner yang terkumpul 82
Kuesioner yang tidak dapat diolah 0
Kuesioner yang dapat diolah 82

Tingkat pengembalian (respon rate)

82 = 82%
100

2. Karakteristik Responden

Subyek penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di

perusahaan-perusahaan di Wilayah DKI Jakarta. Demografi responden

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3
Deskripsi Responden

Deskripsi Keterangan Jumlah Persentasi


Jenis Kelamin Laki-laki 62 75,60%
Perempuan 20 24,40%
Jumlah 82 100%
Bersambung pada halaman berikutnya.

71
Tabel 4.3 (Lanjutan)

Deskripsi Keterangan Jumlah Persentasi


Status Pernikahan Belum Menikah 44 53,65%
Sudah Menikah 38 46,35%
Jumlah 82 100%
Lamanya Bekerja < 1 Tahun 22 26,82%
1-3 Tahun 20 24,40%
3-10 tahun 19 23,17%
> 10 Tahun 21 25,61%
Jumlah 82 100%
Kedudukan atau Ketua Tim 7 8,54%
jabatan dalam Supervisor 16 19,51%
penugasan audit Anggota 59 71,95%
Jumlah 82 100%
Pendidikan Terakhir S3 1 1,21%
S2 5 6,10%
S1 60 73,17%
D3 12 14,64%
SMA/SMEA 4 4,88%
Jumlah 82 100%
Bidang Pendidikan Akuntansi 59 71,95%
Non Akuntansi 23 28,05%
Jumlah 82 100%
Sumber: Data primer yang diolah.

Berdasarkan pada tabel 4.3 menunjukan bahwa sekitar 62 orang atau

75,60% responden didominasi oleh jenis laki-laki dan sisanya sekitar 24

orang atau 24,40% responden perempuan. Status pernikahan dari setiap

auditor internal yang bersedia menjadi responden menyatakan bahwa sekitar

44 orang atau 53,65% responden menyatakan bahwa belum menikah dan

72
sisanya sekitar 38 responden atau 46,35% responden menyatakan sudah

menikah.

Lamanya bekerja responden sebagai auditor internal bervariasi yang

menyatakan bahwa dirinya baru bekerja kurang dari 1 tahun sebesar 22 orang

atau 26,82% sedangkan yang bekerja selama 1-3 tahun kurang lebih sebesar

24,40% atau sebanyak 20 orang. Responden yang bekerja selama 3-10 tahun

berjumlah sekitar 19 orang atau sekitar 23,17% dan sisanya terdiri dari

responden yang bekerja lebih dari 10 tahun yang berjumlah 21 atau sekitar

25,61%.

Kedudukan atau jabatan responden dalam penugasan audit yaitu dari

total 82 responden bahwa 7 responden atau sebesar 8,54% menyatakan

dirinya sebagai ketua tim dalam penugasan audit, sejumlah 16 responden atau

19,51% menyatakan sebagai supervisor ketika berada dalam tim Satuan

Pemeriksaan Internal (SPI) dan sisanya sebesar 59 orang atau sebesar 71,95%

adalah anggota dalam penugasan audit internal.

Pendidikan terakhir dari 82 responden diantaranya 1,21% atau 1 orang

mengemban pendidikan terakhir S3. Sejumlah 5 orang atau 6,10%

mengemban pendidikan terakhir S2. Sejumlah 60 orang atau 73,17%

responden itu mengemban pendidikan terakhir S1 dan 4,88% atau sebanyak 4

orang internal auditor mengemban pendidikan sebatas SMA/SMEA yang

dilengkapi pelatihan-pelatihan dan sertifikasi. Bidang pendidikan yang di

geluti dari responden sebagai internal auditor bahwa 71,95% bidang

73
pendidikannya akuntansi sekitar 59 orang dan sisanya 23 orang atau 28,05%

latar belakang pendidikannya adalah non akuntansi.

B. Hasil Analisis dan Pembahasan

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi komitmen

profesional, pengalaman kerja dan dilemma etika internal auditor dalam

pengambilan keputusan etis akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang

terlihat dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


KP 82 50 77 63.56 6.515
PK 82 34 49 41.15 3.608
DEDPKE 82 45 69 59.01 5.634
Valid N
82
(listwise)
Sumber: Data primer yang diolah

Table 4.4 menjelaskan bahwa pada variabel komitmen profesional

jawaban minimum responden sebesar 50 dan maksimum sebesar 77, dengan

rata-rata total jawaban 63,56 dan standar deviasi sebesar 6,515. Variabel

pengalaman kerja dari jawaban minimum responden sebesar 34 dan

maksimum sebesar 49, dengan rata-rata jawaban sebesar 41,15 dan standar

74
deviasi sebesar 3,608. Variabel dilema etika dapat dijelaskan bahwa jawaban

minimum sebesar 45 dan maksimum sebesar 49, dengan rata-rata total

jawaban 59,01 dan standar deviasi sebesar 5,634.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan dengan Pearson Corelation. Pedoman suatu

model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir

pernyataan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel-tabel dibawah ini akan

menunjukan hasil uji validitas.

Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional

Pertanyaan/Pernyataan Pearson Sig Keterangan


Corelation (2-Tailed)
KP1 0,506** 0,000 Valid
KP2 0,521** 0,000 Valid
KP3 0,606** 0,000 Valid
KP4 0,467** 0,000 Valid
KP5 0,676** 0,000 Valid
KP6 0,634** 0,000 Valid
KP7 0,622** 0,000 Valid
KP8 0,777** 0,000 Valid
KP9 0,517** 0,000 Valid
KP10 0,777** 0,000 Valid
KP11 0,563** 0,000 Valid
KP12 0,476** 0,000 Valid
KP13 0,567** 0,000 Valid
KP14 0,690** 0,000 Valid
KP15 0,437** 0,000 Valid
KP16 0,382** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah.

75
Tabel 4.5 menunjukan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-

pernyataan pada variabel komitmen dapat dikatakan valid karena seluruh

pertanyaan memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05.

Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja

Pertanyaan/Pernyataan Pearson Sig Keterangan


Corelation (2-Tailed)
PK1 0,507** 0,000 Valid
PK2 0,770** 0,000 Valid
PK3 0,556** 0,000 Valid
PK4 0,674** 0,000 Valid
PK5 0,674** 0,000 Valid
PK6 0,298** 0,007 Valid
PK7 0,451** 0,000 Valid
PK8 0,580** 0,000 Valid
PK9 0,408** 0,000 Valid
PK10 0,540** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah.

Tabel 4.6 menunjukan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-

pernyataan pada variabel pengalaman kerja auditor internal dikatakan

valid karena seluruh pertanyaan memilliki nilai signifikansi dibawah

0,05.

Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan
Etis

Pertanyaan/Pernyataan Pearson Sig Keterangan


Corelation (2-Tailed)
DEDPKE1 0,447** 0,000 Valid
DEDPKE2 0,693** 0,000 Valid
DEDPKE3 0,345** 0,000 Valid
Bersambung pada halaman berikutnya.

76
Tabel 4.7 (Lanjutan)

Pertanyaan/Pernyataan Pearson Sig Keterangan


Corelation (2-Tailed)
DEDPKE4 0,586** 0,000 Valid
DEDPKE5 0,272* 0,013 Valid
DEDPKE6 0,416** 0,000 Valid
DEDPKE7 0,665** 0,000 Valid
DEDPKE8 0,334** 0,000 Valid
DEDPKE9 0,504** 0,000 Valid
DEDPKE10 0,451** 0,000 Valid
DEDPKE11 0,364** 0,000 Valid
DEDPKE12 0,390** 0,000 Valid
DEDPKE13 0,387** 0,000 Valid
DEDPKE14 0,262* 0,018 Valid
DEDPKE15 0,527** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah.

Tabel 4.7 menunjukan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-

pernyataan pada variabel dilema etika dalam pengambilan keputusan etis

dapat diketahui valid karena seluruh pertanyaan atau pernyataan

memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.

Menurut Nunnaly (1976) dalam Ghozali (2005), suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha >

0,60. Hasil uji reliabilitas untuk variabel komitmen profesional dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

77
Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Profesional

Cronbach's Alpha N of Items


.862 16
Sumber: Data primer yang diolah.

Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,862 dan

dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,862 > 0,60).

Selanjutnya uji reliabilitas untuk variabel pengalaman kerja dapat dilihat

pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja

Cronbach's Alpha N of Items


.707 10
Sumber: Data primer yang diolah.

Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,707 dan

dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,707 > 0,60).

Selanjutnya uji reliabilitas untuk variabel dilema etika dalam

pengambilan keputusan etis dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan
Etis

Cronbach's Alpha N of Items


.692 15
Sumber: Data primer yang diolah.

78
Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,692 dan

dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,692 > 0,60).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multi Kolinearitas

Uji multi kolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya

hubungan antara beberapa variabel independen atau semua variabel

independen dalam model regresi. Tabel 4.11 berikut ini merupakan hasil

uji multi kolinearitas.

Tabel 4.11
Hasil Uji Multi Kolinearitas

Variabel Tolerance VIF


Komitmen Profesional .961 1.040
Pengalaman Kerja .961 1.040
Sumber: Data primer yang diolah.

Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji dapat dilihat melalui Variance Inflation

Factor (VIF) masing-masing variabel independen memiliki VIF disekitar

angka 1 sebesar 1,040 dengan nilai tolerance dari kedua variabel

independen tersebut sebesar 0,961 yang berarti mendekati angka 1.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel independen dalam model

regresi ini tidak terdapat problem multi kolinearitas.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu

79
pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu

pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan

pada gambar 4.1.

Sumber: Data primer yang diolah.

Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Grafik Scatterplot

Gambar 4.1 menunjukan tidak terjadi heterokedastisitas karena

menunjukkan data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada

sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data

80
tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk

menganalisis pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja

terhadap dilema etika interal auditor dalam pengambilan keputusan etis.

b. Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai

distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas data dilakukan

dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal atau grafik, jika

data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

maka data tersebut memenuhi asumsi normalitas. Dan jika data tidak

menyebar dan tidak mengikuti garis diagonal, maka data tersebut tidak

memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006:112).

81
Sumber: Data primer yang diolah.

Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Dari gambar diatas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal

serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi

ini dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas.

4. Uji Hipotesis

Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan metode analisis

regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F, dimana dasar

pengambilan keputusan adalah apabila signifikan lebih kecil dari 0,05 maka

Ha diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak (Santoso,

82
2001:123). Berikut ini hasil dari output yang diberikan responden tentang

penilaian atas komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema

etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis.

a. Uji Koefisien Determinasi

Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel

independen yaitu: komitmen profesional, dan pengalaman kerja dalam

menjalankan variasi variabel dependen, yaitu: dilema etika dalam

pengambilan keputusan etis. Hasil uji koefisien determinasi disajikan

dalam tabel 4.12.

Tabel 4.12
Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .641a .411 .396 4.379
a. Predictors: (Constant), KP, PK
b. Dependent Variable: DEDPKE
Sumber: Data primer yang diolah.

Tabel 4.12 menunjukan bahwa nilai Adjusted R Square yang dihasilkan

oleh variabel-variabel independen sebesar 0,396 yang artinya 39,6%

variabel dependen dilemma etika dalam pengambilan keputusan etis

dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu komitmen profesional,

dan pengalaman kerja. Sedangkan sisanya sebesar 60,4% dapat

83
dijelaskan oleh faktor lainnya. Angka koefisien (R) sebesar 0,641

menunjukan bahwa hubungan antar variabel independen dengan variabel

dependen adalah kuat. Karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas

0,5.

b. Uji Hipotesis dalam Penelitian

1) Uji t

Uji t bertujuan menguji apakah ada pengaruh yang signifikan dari

variabel independen terhadap variabel dependen yaitu pada tabel 4.13

sebagai berikut:

Tabel 4.13
Hasil Uji t
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 10.603 6.704 1.582 .118
KP .410 .076 .474 5.385 .000
PK .543 .138 .348 3.946 .000
a. Dependent Variable: DEDPKE
Sumber: Data primer yang diolah.

a) Hasil Uji Hipotesis pertama (Ha1)

Hipotesis 1 menyatakan bahwa komitmen prfesional berpengaruh

secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan

keputusan etis. Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel

84
bebas komitmen profesional memperlihatkan bahwa nilai

signifikannya sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai Alpha 0,05

(0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas

komitmen profesional secara parsial memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan

etis. Dengan demikian menerima Ha1 dan menolak H0.

b) Menguji Hipotesis kedua (Ha2)

Hipotesis kedua menyatakan pengalaman kerja berpengaruh

secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan

keputusan etis. Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel

bebas pengalaman kerja memperlihatkan bahwa nilai

signifikansinya 0,000 lebih kecil dari Alpha 0,05 (0,000 < 0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas pengalaman kerja

secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kualitas audit, dengan demikian menerima Ha2 dan menolak H0.

2) Uji F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen yang dimasukan kedalam variabel model regresi secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:149).

Untuk melihat hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.14.

85
Tabel 4.14
Hasil Uji F
ANOVAb

Mean
Model Sum of Squares Df Square F Sig.
1Regression 1055.847 2 527.924 27.526 .000a
Residual 1515.141 79 19.179
Total 2570.988 81
a. Predictors: (Constant), KP, PK
b. Dependent Variable: DEDPKE

Sumber: Data primer yang diolah.

Berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa nilai F hitung adalah 27,526

dengan tingkat signifikansi 0,000 karena nilai probabilitas lebih kecil

dari 0,05 (0,000 < 0,05) ini berarti Ha3 diterima, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel komitmen profesional dan pengalaman

kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan

terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.

B. Pembahasan

1. Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Dilema Etika Internal

Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi komitmen

profesional 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen

profesional berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam

86
pengambilan keputusan etis. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Budi, et al. (2005) bahwa komitmen profesional internal

auditor secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema

etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Dalam hal ini

komitmen profesional individu khususnya auditor internal akan lebih

dimengerti dalam bertindak khususnya dalam pengambilan keputusan etis

ketika dihadapkan dilema etika antara baik dan buruk besar kecil risiko dari

setiap penugasan audit ditempat ia bekerja dalam pengambilan keputusan

etis.

2. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Dalam

Pengambilan Keputusan Etis

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel

pengalaman kerja 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam

pengambilan keputusan etis. Penelitian ini tidak mendukung penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Budi, et al. (2005) bahwa pengalaman kerja

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam

pengambilan keputusan etis internal auditor namun mendukung penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Stewart dan O’Leary (2006) bahwa

pengalaman kerja internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Sehingga

dapat diulas bahwa pengalaman auditor internal menjadi suatu pengaruh yang

87
signifikan terhadap pengambilan keputusan etis bahkan ketika dihadapkan

suatu kasus yang membuat auditor internal tersebut mengalami dilema etika.

88
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Atas dasar data penelitian yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan

tekhnik regresi linear berganda, dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian ini:

1. Komitmen profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema

etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian Budi, et al. (2005)

2. Pengalaman kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika

internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan Stewart dan Connor (2006).

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukan bahwa komitmen profesional

dan pengalaman kerja secara signifikan berpengaruh terhadap dilema etika

internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Auditor internal yang

memiliki ruang lingkup yang sangat luas memiliki risiko besar sebagai fungsinya

yang melibatkan komitmen profesional dan pengalaman kerja ketika dihadapkan

situasi dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis yang bisa

saja terjadi ketika terdapat konflik kepentingan.

89
Pengambilan keputusan etis dengan pertimbangan etisnya dilakukan auditor

agar auditor tetap menjaga integritas, kompetensi dan independensi dalam setiap

konflik kepentingan yang dihadapi (Hidayat dan Sari, 2010). Sudah bersifat

otomatis jika terdapat auditor internal yang tidak independen maka pastinya

perusahaan tidak menggunakan atau langsung memecat auditor internal tersebut.

Sehingga pembekalan berupa pelatihan dan banyaknya penugasan serta wawasan

yang diperoleh dari info dan peraturan lembaga-lembaga terkait internal auditor

tersebut yang harus ditingkatkan agar menambah pengalaman kerja dan

memantabkan komitmen profesionalnya ketika dihadapkan situasi dilema etika

dalam pengambilan keputusan etis.

C. Keterbatasan penelitian

Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, yang diantaranya adalah:

1. Perusahaan tempat responden bekerja yang lebih banyak atau di dominasi

pada perusahaan yang berada di wilayah Jakarta Selatan.

2. Responden dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki sebanyak 62 dan

sisanya responden wanita sebanyak 20 responden.

3. Ringannya pembahasan permasalahan yang diangkat dari topik independensi

auditor khususnya mengenai permasalahan auditor internal.

90
D. Saran

Saran dari penelitian yang dilakukan ini untuk penelitian selanjutnya adalah

perlu ditambahnya variabel lain khususnya dari faktor individu ataupun faktor

eksternal. Jika ingin melanjutkan penelitian ini atau penelitian sebelumnya

disarankan untuk mencari isu atau permasalahan yang dibahas dengan topik yang

lebih baik. Dalam penyebaran kuesioner hendaklah enam bulan atau kurang dari

enam bulan, karena pengalaman yang dialami oleh peneliti bahwa jika tidak

memiliki koneksi yang kuat dari pihak perusahaan maka akan sulit untuk

mendapatkan data dari responden jika mengikuti birokrasi perusahaan.

91
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi Ketiga,


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta, 2004.

Arens, Alvin A., Randal K. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi jusuf. “Auditing
and Assurance Services An Integrated Approach: An Indonesian
Adaptation”. 13th edition, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Arifin, Popon Sjarif. “Etika Profesi”, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari
http://www.erwadi.polinpdg.ac.id.

Bazerman, M.H., G. Loewenstein dan D. Moore. “Why Good Accountant do Bad


Audit”, Harvard Business Review (November): 87-102, 2002.

Bik, O. P. Godefridus. “The Behavior Assurance Professionals A Cross-Cultural


Perspective”, Penerbit: Eburon, Amsterdam 2010.

Budi, Sasongko, Basuki dan Hendaryatno. “Internal Auditor dan Dilema Etika”,
artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari www.theakuntan.com, 2005.

Chasin, James A., Paul D Neuwirth., and John F Leuy. "Chasin HeadBook
For Auditors ", 2th edition, Singapore: The Grow Hill Book Company,
1988.

Christiawan, Yulius Jogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi


Hasil Penelitian Empiris”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 4 No. 2, hal.
79-91, 2002.

Damman, T.E. “Audit: A Build-in Conflict of Interest”, Corporate Board, Vol 24


Issue 128, hal. 16-22, 2003.

Elfarini, Eunike Christina. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor


Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di
Jawa Tengah)”, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Semarang,
2007.

Enjel, Bony. “Hubungan Antara Penerapan Aturan Etika dengan Peningkatan


Profesionalisme Auditor Internal”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Widyatama, Bandung, 2006.

92
Fatoni, Rizky Akbar. “Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Kepuasan Kerja
Auditor”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung, 2005.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivarians Dengan Program SPSS”. Penerbit:


Universitas Diponegoro, Semarang, 2006.

Glover, S.H. “Gender differences in ethical decision making”, Woman in


Management Review, Vol. 17 No. 5, hal. 217-227, 2002.

Gunz, H.P., S.P. Gunz dan J.C. McCutcheon. “Organizational Influences on


Approaches to Ethical Decisions by Professionals: The Case of Public
Accountants”, Canadian Journal of Administrative Sciences, Vol. 19 No. 1,
hal. 76-91, 2002.

Halim, Abdul. “Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan”, Edisi 4, Unit


Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, Yogyakarta, 2008.

Hamid, Abdul. “Buku panduan penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.

Hidayat, Widi dan Sari Handayani. “Peran Faktor-Faktor Individual dan


Pertimbangan Etis Terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit
pada Lingkungan Inspektorat Sulawesi Tenggara”, Jurnal Mitra Ekonomi
dan Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 1, hal. 83-112, 2010.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk


Akuntansi dan Manajemen”, Yogyakarta: BPFE, 2002.

Jones, T.M. “Ethical Decision Making by Individuals in Organizations: An Issue-


Contingent Model”, Academy of Management Review, Vol. 16 No. 2, hal.
366-395, 1991.

Kalbers, L.P. dan T.J. Fogarty . “Professionalism and Its Consequences: A Study of
Internal Auditors”, Auditing: A Journal of Practice & Theory, Vol. 14 No.
1, hal. 64-86, 1995.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Kidwell, J.M., R.E. Stevens dan A.L. Bethke. “Differences in Ethical Perceptions
Between Male and Female Managers: Myth or Reality?”, Journal of
Business Ethics, 6 (6), hal. 489-494, 1987.

93
Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal. “Standar Profesi Audit internal”,
Jakarta, 2004.

King, R.R. “Experimental Investigation of Self Serving-biases in Auditing Trust


Game: The Effect of Group Affiliation”, The Accounting Review, 77 (2),
2002.

Koran Tempo. “Etika Bisnis: Belajar dari Skandal Enron”, artikel diakses tanggal 9
Agustus 2010, dari http://www.kpk.go.id, 2009.

Larkin, J.M. “The Ability of Internal Auditors to Identify Ethical Dilemmas”, Journal
of Business Ethics: 23, hal. 401- 409, 2000.

Louwers, T.J., L.A. Ponemon dan R.R. Radtke. “Examining Accountants’ Ethical
Behavior: A Review and Implications for Future Research”, Behavioral
Accounting Research: Foundation and Frontiers, hal. 188-221, 1997.

Malia. “Pengaruh Orientasi Etika dan Pengalaman Akuntan Terhadap Persepsi Etis
Tentang Praktik Manajemen Laba (Studi Pada Akuntan Di Jakarta)”,
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2010.

Meyer, John P., Natalie J. Allen., dan Ian R. Gellatly. “Affective and Continuance
Commitment to the Organization: Evaluation of Measures and Analysis of
Concurrent and Time-Lagged Relations.” Journal of Applied Psychology
Vol. 75 No. 6, hal. 710-720, 1997.

Moeller, Robert dan Witt, Herbert. “Brink’s Modern Internal Auditing”, New Jersey:
John Wiley & Sons, 1999.

Mulyadi. “Auditing”. Edisi Keenam. Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Nasution, Manahan. “Sekilas Tentang Internal Auditor”, Universitas Sumatera Utara


Digital Library, 2003.

Nugrahaningsih, P. “Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika


Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-Faktor Individual: Locus of Control,
Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity)”, SNA VIII Solo.
hal. 617-630, 2005.

Paolillo, J.G.P dan S.J. Vitell. “An Empirical Investigation of the Influence of
Selected Personal, Organizational and Moral Intensity Factors on Ethical
Decision Making”, Journal of Business Ethics 35, hal. 65-74, 2002.

94
Prastamawati, Dian. “Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor, Independensi
dan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Kualitas Audit”, Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.

Pratiwi, Indah. “Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap
Sensitivitas Etika pada Auditor Pemerintah (Studi Kasus : Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan DKI Jakarta)”, Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Putranti, Nurita. “Profesi, Profesional, Profesionalisme, Profesinalisasi


dan Profesionalitas”, 2008, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari
http://nuritaputranti.wordpress.com.

Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS”, Edisi Kedua. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo, 2004.

Sawyer, B. Lawrence, Mortimer A. Dittenhofer dan James H. Scheiner. “Internal


Auditing”, 5th editon, The Institute of Internal Auditor, Florida, 2003.

Stewart, Jenny dan O’Leary, Connor, “Factors Affecting Internal Auditors Ethical
Decision Making: Other Corporate Governance Mechanisms and years of
Experience”, In Proceeding Accountability, Governance and Performance
Symposium, Brisbane, Australia, 2006.

Sumardi, Hardiningsih, P. “Pengaruh Pengalaman terhadap Profesionalisme serta


Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja: Studi
Kasus Auditor BPKP.”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 9, No. 1, Maret
2002.

The Institute of Internal Auditors (IIA). “Standards for the Professional of Internal
Auditing”, Florida: The Institute of Internal Auditors USA, 1995.

-------------------. “Standards and Guidelines for the Professional Practice of Internal


Auditing”, London: The Institute of Internal Auditors United Kingdom,
1999.

--------------------. “The Professional Practices Framework”, Florida: The Institute of


Internal Auditors research foundation USA, 2009.

Trevino, L.K. “Ethical Decision Making in Organizations: A Person-Situation


Interactionist Model”, Academy of Management Review, Vol. 11. No. 3,
hal. 601-617, 1986.

95
Tugiman, Hiro. “Pandangan Baru Internal Auditing”, Yogyakarta: Kanisius, 2004.

Tsui, J.S.L. dan F.A. Gul. “Auditors’ Behavior in an Audit Conflict Situation: A
Research Note on the Role of Locus of Control and Ethical Reasoning”,
Accounting, Organizations and Society, Vol 21 No. 1, hal. 41-51, 1996.

Widagdo, R, S. Lesmana, dan S.A. Irwandi. “Analisis Pengaruh Atribut-atribut


Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien (Studi Empiris pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, SNA 5 Semarang, hal. 560-574,
2002.

Windsor, C.A. dan N.M. Ashkanasy. “The Effect Of Client Management Bargaining
Power, Moral Reasoning Development, and Belief in a Just World on
Auditor Independence”, Accounting, Organizations and Society, Vol 20. No.
7/8, hal 701-720, 1995.

Zarkasyi, Srihadi W. “Internal Audit Techniques Traditional Versus Progressive


Approach”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Vol. 2 No. 1, hal. 1-10,
2006.

Ziegenfuss, D.E. dan O.B. Martinson. “The IMA Code of Ethics and IMA Members’
Ethical Perception and Judgment”, Managerial Auditing Journal, Vol. 17
No. 4. Hal. 165-173, 2002.

96
LAMPIRAN I
SURAT RISET

97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
LAMPIRAN II
KUESIONER

108
Universitas Islam Negeri Jakarta

Tanggal, ……

Kuesioner

Responden Yth,

Saya adalah mahasiswa program strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Jurusan Akuntansi yang sedang menyusun skripsi sebagai
syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi.

Nama : Rachmat Hidayat Sumawi Budi


NIM : 106082002661
Email : Eriodan.lanun2@gmail.com
No. Tlp : 021-95804530

Dalam rangka penyusunan skripsi ini saya berharap Bapak/Ibu, Saudara/i berkenan
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner yang dilampirkan bersama surat ini, dan saya mohon
maaf apabila telah mengganggu waktu luangnya.
Pertanyaan di bawah ini adalah suatu survey yang mengukur pengaruh komitmen profesional
dan pengalaman kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis.
Data yang di peroleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian (riset) dan tidak
digunakan untuk kepentingan lain di luar riset, sehingga akan saya jaga kerahasiaannya sesuai dengan
etika penelitian.
 Responden diharapkan membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap
karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku
 Tidak ada jawaban salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang
sesuai dengan pendapat anda.
Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan
dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Dosen Pembimbing Hormat Saya,


Peneliti

Dr. Yahya Hamja, MM Rachmat Hidayat S B


NIP. 19490602 197803 1 001 NIM. 106082002661

109
Universitas Islam Negeri Jakarta

Kuesioner

Kuesioner ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:


1. Bagian A berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai data dan keterangan
Bapak/Ibu/Saudara/i
2. Bagian B berisi pertanyaan-pertanyaan yang merupakan penjabaran dari kisi-kisi
penelitian, yang berupa pertanyaan atas pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i atas faktor-faktor
yang mempengaruhi Dilema Etika Internal Auditor.

Bagian A: Data dan Keterangan Responden

Butir pertanyaan diisi dengan jawaban yang sesuai dengan kondisi


Bapak/Ibu/Saudara/i didalam kotak jawaban yang telah disediakan.
1. Nama/inisial : ………….
2. Umur : …... Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Status Pernikahan : Belum Menikah Sudah Menikah
5. Perusahaan Tempat Bekerja : ……………………………
6. Berapa lama Bapak/Ibu/Saudara/i telah bekerja di perusahaan ini?
< 1 Tahun 1-3 Tahun 3-10 Tahun > 10 Tahun
7. Dalam penugasan audit, bapak/Ibu/Saudara/i mempunyai kedudukan sebagai:
Ketua Tim Supervisor Anggota
8. Pendidikan terakhir Bapak/Ibu/Saudara/i diperoleh di:
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S1)
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S2)
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S3)
Akedemik dan Lembaga Pendidikan lain, yang diselengarakan oleh pemerintah
maupun swasta, yang setara dengan DIPLOMA III.
SMA/SMEA
Lain-lain
9. Bidang Pendidikan: Akuntansi Non Ak
*Akhir dari bagian A*

110
Universitas Islam Negeri Jakarta

Kuesioner

Bagian B: Pertanyaan-Pertanyaan Yang Mewakili Kisi-Kisi Penelitian


Pada bagian ini berikan penilaian dengan memilih salah satu dari 5 poin skala
dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) atau centang (√) pada kotak yang telah
disediakan. Dan kotak itu berisi jawaban yang diantaranya sebagai berikut:
Keterangan Kondisi/Nilai
STS: Sangat Tidak Setuju 1
TS: Tidak Setuju 2
R: Ragu-ragu 3
S: Setuju 4
SS: Sangat Setuju 5

B1. Komitmen Profesional

No Pernyataan STS TS R S SS
1. Memutuskan bekerja dalam profesi internal auditor
sebenarnya adalah suatu kesalahan.
2. Saya selalu berusaha agar profesi internal auditor dihormati.
3. Saya merasa bahwa nilai-nilai yang saya miliki tidak cocok
dengan nilai-nilai yang ada pada profesi internal auditor.
4. Saya sangat peduli dengan perkembangan profesi internal
auditor.
5. Bagi saya, profesi internal auditor adalah profesi yang
sangat cocok dibandingkan profesi lainnya.
6. Saya sangat mencintai profesi saya sebagai internal auditor.
7. Saya bangga mengatakan kepada orang lain bahwa saya
adalah bagian dari profesi internal auditor.
8. Saya sangat senang saat memutuskan bahwa karir saya
adalah berprofesi sebagai internal auditor
9. Profesi saya sebagai internal auditor membuat kinerja saya
sangat optimal.
10. Saya akan menerima penugasan apapun ketika bekerja
sebagai profesi internal auditor.
11. Ketika terdapat pelanggaran dalam sebuah kebijakan saya
akan bertindak sesuai kewajiban saya sebagai seorang
auditor internal.
Lanjutan dari bagian B1 dihalaman berikutnya.

111
Universitas Islam Negeri Jakarta

Lanjutan bagian B1
No Pernyataan STS TS R S SS
12. Sangat sulit bagi saya untuk menyepakati aturan-aturan
yang ada didalam profesi internal auditor.
13. Sebenarnya tidak ada manfaat yang menyertai saya
diprofesi internal auditor selama ini.
14. Saya menyatakan kepada orang lain bahwa profesi
internal auditor adalah pekerjaan yang sangat penting.
15. Menurut saya sangat sedikit sekali keinginan untuk saya
berganti profesi selain internal auditor.
16. Dalam bekerja sebagai auditor internal, saya berusaha
patuh terhadap kode etik.

B2. Pengalaman Kerja Internal Auditor

No Pernyataan STS TS R S SS
1. Pengalaman merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi
mengenai masalah-masalah etika termasuk dalam
masalah etika internal auditor.
2. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki semakin
besar kemampuan seorang auditor internal dalam
mengatasi setiap permasalahan yang ada.
3. Pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang auditor
internal akan sangat membantu dalam pengambilan
keputusan etisnya.
4. Dengan bertambahnya pengalaman kerja, pengetahuan
saya mengenai masalah-masalah etika auditor internal
akan semakin berkembang.
5. Auditor internal yang berpengalaman adalah auditor
internal yang telah menyelesaikan tugasnya dengan baik
dan mampu memberikan kontribusi bagi tempat kerja
dan lingkungan sekitarnya.
6. Auditor internal berpengalaman adalah auditor internal
yang telah bekerja selama 3 tahun.
7. Auditor internal yang kurang berpengalaman cendrung
sulit untuk menentukan sikapnya dan menilai sesuatu
masalah etika atas kode etik internal auditor dalam
efektivitas pelaksanaan audit
Lanjutan dari bagian B2 dihalaman berikutnya.

112
Universitas Islam Negeri Jakarta

Lanjutan bagian B2
No Pernyataan STS TS R S SS
8. Auditor internal yang berpengalaman akan selalu
menggunakan pertimbangan etikanya dalam setiap
keputusan yang diambilnya.
9. Auditor internal berpengalaman adalah auditor internal
yang setidaknya pernah mendapatkan pelatihan teknis
dari tempat ia bekerja.
10. Auditor internal yang berpengalaman dapat
mempertimbangkan etika dan konsekuensinya dalam
pengambilan keputusan etis, bila dihadapkan situasi
dilematis.

B3. Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis


Pada bagian ini anda diminta memberikan tanggapan tentang pangambilan keputusan yang
terkait dalam setiap kasus tersebut di bawah ini.
Berikan tanggapan anda atas setiap pernyataan dalam kasus berikut ini sejujurnya.
Tidak ada jawaban benar atau salah untuk setiap jawaban anda.
berikan penilaian dengan memilih salah satu dari 5 poin skala dibawah ini dengan
memberikan tanda silang (x) atau centang (√) pada kotak yang telah disediakan.

Keterangan Kondisi/Nilai
STS : Sangat Tidak Setuju 1
TS : Tidak Setuju 2
R : Ragu-ragu 3
S : Setuju 4
SS : Sangat Setuju 5

1. Kasus A
Pada saat seorang internal auditor memeriksa sebuah departemen, diketemukan bahwa
manajer departemen tersebut melanggar kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Pelanggaran ini sangat serius dan berakibat sangat jelek terhadap kinerja departemen itu jika
diketahui. Manajer departemen tersebut lebih senior dibandingkan dengan internal auditor
dan merupakan orang yang sangat dihormati. Internal auditor tersebut tidak yakin apakah
perbuatannya ilegal, tapi yakin hal itu tidak dapat dibenarkan.

113
Universitas Islam Negeri Jakarta

Tindakan:
Internal auditor tersebut berupaya mengehentikan perbuatan tersebut apapun hasil dan
konsekuensinya.
No Pertanyaan STS TS R S SS
1. Tanggapan anda atas tindakan tersebut.
2. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut

2. Kasus B
Seorang auditor internal ditugaskan untuk mereview pelaksanaan tender untuk sebuah
kegiatan perusahaan. Dari hasil pemeriksaan awal tender, belum ada peserta tender yang
memenuhi syarat sebagai pelaksana kegiatan tersebut dan internal auditor tersebut
merekomendasikan untuk dilakukan tender ulang. Kemudian perusahaan melakukan tender
ulang. Dari beberapa peserta tender, ada seorang peserta yang dikenal baik dan memiliki
hubungan pribadi dengan internal auditor.
Tindakan:
Internal auditor tersebut menginformasikan beberapa peluang untuk memenangkan tender
kepada kenalannya.
No Pertanyaan STS TS R S SS
3. Tanggapan anda atas tindakan tersebut.
4. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut

3. Kasus C
Dalam proses pemeriksaan laporan keuangan perusahaan, seorang internal auditor
menemukan bahwa laba operasi dicatat terlalu tinggi. Beberapa catatan penyesuaian jika akan
dilakukan akan berdampak kepada bonus yang diberikan akan berkurang. Auditor tersebut
diberitahu oleh bagian akuntansi bahwa mereka disuruh untuk melakukan hal itu oleh
atasannya.
Tindakan:
Auditor tersebut tidak melakukan hal apa-apa atas kejadian tersebut.
No Pertanyaan STS TS R S SS
5. Tanggapan anda atas tindakan tersebut.
6. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut

4. Kasus D
Dalam proses pemeriksaan penyaluran kredit, internal auditor menemukan bahwa beberapa
kredit yang disalurkan tidak sesuai dengan kriteria standar yang ditetapkan oleh bank.
Beberapa catatan atas penyaluran kredit tersebut menunjukkan banyak yang bermasalah. Jika
hal ini diungkapkan maka akan mempengaruhi kondite Manajer Kredit. Manajer Kredit yang
bertanggungjawab atas kredit itu meminta internal auditor untuk tidak mengungkap masalah
tersebut.

114
Universitas Islam Negeri Jakarta

Tindakan:
Internal auditor tersebut tetap mengungkap kasus penyaluran kredit tersebut.
No Pertanyaan STS TS R S SS
7. Tanggapan anda atas tindakan tersebut.
8. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut

5. Kasus E
Dalam pemeriksaan draft laporan audit seorang internal auditor menemukan beberapa hal
yang belum pernah diungkapkan oleh internal auditor lain sebelumnya. Semua catatan
tentang hal tersebut mengarah kepada adanya pelanggaran terhadap peraturan perbankan
yang ditetapkan oleh pemerintah. Meskipun hal ini belum lama terjadi dan tidak berdampak
untuk saat ini, tetapi dalam jangka panjang akan berdampak serius terhadap perusahaan.
Tindakan:
Internal auditor tidak melakukan apapun atas hasil temuannya.
No Pertanyaan STS TS R S SS
9. Tanggapan anda atas tindakan tersebut.
10. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut

Pernyataan Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis


No Pernyataan STS TS R S SS
11. Manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk
membuat keputusan yang memiliki konsekuensi bagi
diri sendiri maupun orang lain.
12. Dalam melaksanakan tanggung jawab profesional, saya
harus mewujudkan nilai atau standar profesional saya
dalam semua aktivitas.
13. Seorang auditor bertanggung jawab mematuhi peraturan
bagi setiap orang yang berada dalam naungan supervise
anggotanya untuk bertindak atas namanya.
14. Seorang auditor tidak diperkenankan bertindak
diskriminatif dalam mempekerjakan para asistennya.
15. Auditor internal harus bersikap independen dan objektif
ditempat ia bekerja karena internal auditor dituntut untuk
tetap independen sebagai bentuk tanggung jawabnya
kepada publik dan profesinya.

115
LAMPIRAN III
SKOR JAWABAN
RESPONDEN

116
Tabel KP
Variabel Komitmen Profesional

Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total

1 2 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 54

2 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 68

3 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 66

4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 67

5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 68

6 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 68

7 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 61

8 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 5 64

9 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 62

10 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 52

11 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 63

12 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 76

13 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 51

14 2 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 67

15 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 61

16 4 4 5 2 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 1 62

17 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 59

18 4 4 3 3 3 3 4 2 4 2 3 4 4 3 3 4 53

19 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 61

20 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 62

21 4 4 5 1 3 5 4 1 4 1 4 3 5 3 2 5 54

22 4 3 2 1 3 5 4 1 4 1 4 3 5 3 2 5 50

23 4 4 5 5 3 3 5 5 5 5 4 5 5 4 3 4 69

Bersambung pada halaman berikutnya.

117
Tabel KP (Lanjutan)
Variabel Komitmen Profesional

Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total

24 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 72

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

27 4 4 3 5 3 4 4 3 2 3 4 2 1 4 5 5 56

28 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 5 63

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 66

30 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 71

31 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 66

32 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 69

33 3 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 5 59

34 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62

35 4 4 2 5 3 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 55

36 4 4 2 5 3 3 2 3 4 3 4 1 5 3 3 4 53

37 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 61

38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77

39 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 75

40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77

41 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62

42 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 67

43 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 67

44 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 69

45 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 70

46 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 58

Bersambung pada halaman berikutnya.

118
Tabel KP (Lanjutan)
Variabel Komitmen Profesional

Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total

47 4 4 3 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 62

48 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 61

49 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 3 3 2 4 3 56

50 5 5 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 5 3 4 60

51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 64

52 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 62

53 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 69

54 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 67

55 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 76

56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77

57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77

58 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 3 4 4 2 4 55

59 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 60

60 4 3 4 4 5 4 3 3 4 3 3 4 3 4 5 5 61

61 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 57

62 2 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 54

63 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 68

64 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 66

65 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 67

66 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 68

67 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 68

68 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 61

69 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 5 64

Bersambung pada halaman berikutnya.

119
Tabel KP (Lanjutan)
Variabel Komitmen Profesional

Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total

70 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 62

71 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 52

72 5 5 3 5 3 4 5 4 3 4 5 5 5 5 3 4 68

73 5 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 5 4 1 5 63

74 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 67

75 3 4 3 5 3 3 4 3 4 3 4 5 5 4 3 4 60

76 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 69

77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

78 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 67

79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 66

80 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59

81 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 58

82 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 56

120
Tabel PK
Variabel Pengalaman Kerja

Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total

1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

2 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 46

3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42

4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 44

5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 48

6 5 4 5 4 2 4 2 2 2 5 35

7 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43

8 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 45

9 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 42

10 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

11 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38

12 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49

13 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

14 5 5 5 5 5 5 3 4 2 4 43

15 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38

16 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 43

17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

18 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 37

19 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 42

20 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 37

21 5 4 5 4 3 1 4 4 5 4 39

22 4 4 5 4 4 1 1 4 5 4 36

23 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 46

Bersambung pada halaman berikutnya.

121
Tabel PK (Lanjutan)
Variabel Pengalaman Kerja

Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total

24 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 45

25 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

27 5 4 4 4 3 3 2 3 3 4 35

28 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 47

29 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 39

30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 46

31 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41

32 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 42

33 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 41

34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41

35 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 46

36 4 5 5 5 3 3 5 5 4 5 44

37 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 46

38 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37

39 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37

40 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37

41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

42 5 5 5 4 5 4 2 4 4 4 42

43 5 5 5 4 5 4 2 4 4 4 42

44 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 46

45 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 45

46 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49

Bersambung pada halaman berikutnya.

122
Tabel PK (Lanjutan)
Variabel Pengalaman Kerja

Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total

47 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41

48 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39

49 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 34

50 5 4 4 4 4 4 3 3 2 4 37

51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

52 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41

53 5 5 5 5 5 4 2 4 4 5 44

54 5 5 5 5 5 4 2 4 4 4 43

55 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37

56 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37

57 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37

58 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 37

59 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 38

60 4 3 3 4 5 3 4 5 4 3 38

61 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38

62 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

63 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 46

64 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42

65 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 44

66 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 48

67 5 4 5 4 2 4 2 2 2 5 35

68 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43

69 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 45

Bersambung pada halaman berikutnya.

123
Tabel PK (Lanjutan)
Variabel Pengalaman Kerja

Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total

70 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 42

71 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

72 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 42

73 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 42

74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

75 4 4 4 4 2 3 2 5 5 5 38

76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

77 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 46

78 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 43

79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

80 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 44

81 3 4 4 4 4 3 4 4 5 3 38

82 3 5 5 4 4 3 4 4 5 4 41

124
Tabel DEDPKE
Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis

Responden DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED Total
PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56

2 5 5 2 5 2 1 4 4 4 5 4 4 4 4 5 58

3 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 67

4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 68

5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 2 5 69

6 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 69

7 5 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4 4 2 2 5 62

8 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 2 5 63

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 59

10 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 52

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 56

12 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 60

13 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 55

14 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 61

15 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 55

16 3 4 4 4 3 4 1 4 5 4 2 4 3 3 4 52

17 4 4 4 2 4 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 56

18 4 3 4 5 4 3 2 4 4 4 4 4 1 2 4 52

19 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 2 1 4 60

20 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 3 5 2 2 4 61

21 5 2 3 2 5 1 2 4 5 2 4 4 3 3 5 50

Bersambung pada halaman berikutnya.

125
Tabel DEDPKE (Lanjutan)
Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis

Responden DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED Total
PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

22 5 2 3 2 4 1 2 4 5 2 4 4 3 3 5 49

23 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 3 3 4 5 67

24 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 2 2 4 62

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 56

26 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 2 4 63

27 4 4 2 4 4 5 5 5 4 3 3 5 1 2 1 52

28 5 2 2 5 5 5 5 1 5 5 5 4 5 3 5 62

29 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 64

30 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 3 2 5 63

31 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 3 2 5 63

32 5 5 2 5 1 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 61

33 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 2 3 4 65

34 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 64

35 4 4 3 4 4 5 2 5 4 5 2 5 2 2 5 56

36 4 3 3 4 1 5 5 5 4 5 3 5 1 2 4 54

37 2 2 4 2 4 5 4 5 4 4 5 4 2 2 5 54

38 4 5 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 59

39 4 4 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 58

40 4 4 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 58

41 4 4 4 2 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 53

42 5 4 1 5 1 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 59

43 5 4 1 5 1 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 59

Bersambung pada halaman berikutnya.

126
Tabel DEDPKE (Lanjutan)
Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis

Responden DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED Total
PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

44 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 67

45 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 67

46 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 1 5 5 2 5 62

47 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 54

48 1 4 4 5 2 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 56

49 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 1 3 50

50 5 5 5 5 4 4 5 2 4 4 4 5 2 2 5 61

51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60

52 4 5 4 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 59

53 5 5 1 5 2 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 62

54 5 5 1 1 2 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 57

55 4 5 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 59

56 4 5 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 59

57 4 5 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 58

58 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 53

59 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 50

60 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 50

61 5 2 4 2 4 3 2 4 3 3 4 4 2 2 3 47

62 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56

63 5 5 2 5 2 1 4 4 4 5 4 4 4 4 5 58

64 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 67

65 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 68

Bersambung pada halaman berikutnya.

127
Tabel DEDPKE (Lanjutan)
Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis

Responden DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED Total
PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE PKE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

66 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 2 5 69

67 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 69

68 5 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4 4 2 2 5 62

69 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 2 5 63

70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 59

71 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 52

72 5 5 4 3 3 5 4 5 5 4 4 4 3 4 5 63

73 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 63

74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60

75 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 59

76 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 62

77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 62

78 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 60

79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 58

80 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 63

81 2 4 4 3 3 4 2 2 4 2 2 4 2 3 4 45

82 4 3 4 3 3 4 2 4 4 2 2 4 2 3 4 48

Bersambung pada halaman berikutnya.

128
LAMPIRAN IV
HASIL UJI KUALITAS
DATA

129
Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional

Correlations

KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total
KP1 1 .254* .277* .081 .266* .442** .385** .250* .000 .250* .219* .265* .326** .373** .079 .187 .506**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .021 .012 .470 .016 .000 .000 .024 1.000 .024 .049 .016 .003 .001 .479 .092 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP2 .254* 1 .244* .360** .277* .220* .194 .329** .133 .329** .438** .235* .203 .507** .088 .189 .521**
Pearson
Correlation
Sig. (2-taled) .021 .027 .001 .012 .047 .081 .003 .232 .003 .000 .034 .068 .000 .429 .089 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP3 .277* .244* 1 .110 .465** .415** .297** .410** .443** .410** .262* .189 .398** .333** .265* .072 .606**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .012 .027 .324 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .017 .089 .000 .002 .016 .520 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP4 .081 .360** .110 1 .228* -.008 .200 .515** .144 .515** .381** .055 -.022 .327** .253* .132 .467**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .470 .001 .324 .040 .945 .072 .000 .197 .000 .000 .623 .842 .003 .022 .238 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP5 .266* .277* .465** .228* 1 .522** .344** .551** .272* .551** .260* .123 .224* .414** .561** .174 .676**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .016 .012 .000 .040 .000 .002 .000 .013 .000 .018 .271 .043 .000 .000 .118 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP6 .442** .220* .415** -.008 .522** 1 .590** .297** .335** .297** .289** .204 .412** .451** .195 .345** .634**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .047 .000 .945 .000 .000 .007 .002 .007 .008 .067 .000 .000 .079 .002 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP7 .385** .194 .297** .200 .344** .590** 1 .458** .274* .458** .251* .315** .311** .457** .136 .121 .622**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .081 .007 .072 .002 .000 .000 .013 .000 .023 .004 .004 .000 .222 .281 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP8 .250* .329** .410** .515** .551** .297** .458** 1 .377** 1.000** .371** .350** .241* 452** .395** .039 .777**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .024 .003 .000 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .001 .001 .029 .000 .000 .730 000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP9 .000 .133 .443** .144 .272* .335** .274* .377** 1 .377** .194 .136 .551** .244* .128 .148 .517**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) 1.000 .232 .000 .197 .013 .002 .013 .000 .000 .081 .222 .000 .027 .252 .185 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP10 .250* .329** .410** .515** .551** .297** .458** 1.000** .377** 1 .371** .350** .241* .452** .395** .039 .777**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .024 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .001 .029 .000 .000 .730 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP11 .219* .438** .262* .381** .260* .289** .251* .371** .194 .371** 1 .193 .250* .387** .129 .365** .563**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .049 .000 .017 .000 .018 .008 023 .001 .081 .001 .082 .023 .000 .247 .001 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.

130
Correlations (Lanjutan)

KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total
KP12 .265* .235* .189 .055 .123 .204 .315** .350** .136 .350** .193 1 .334** .257* .085 .146 .476**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .016 .034 .089 .623 .271 .067 .004 .001 .222 .001 .082 .002 .020 ..449 .190 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

KP13 .326** .203 .398** -.022 .224* .412** .311** .241* .551** .241* .250* .334** 1 .378** -.014 .322** .567**
Pearson
Correlation .
Sig. (2-tailed) .003 .068 .000 .842 .043 .000 .004 .029 /.000 .029 .023 .002 .000 .898 .003 000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP14 .373** .507** .333** .327** .414** .451** .457** .452** .244* .452** .387** .257* .378** 1 .229* .236* .690**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .000 .002 .003 .000 .000 .000 .000 .027 .000 .000 .020 .000 .038 .032 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP15 .079 .088 .265* .253* .561** .195 .136 .395** .128 .395** .129 .085 -.014 .229* 1 .044 .437**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .479 .429 .016 .022 .000 .079 .222 .000 .252 .000 .247 .449 .898 .038 .693 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
KP16 .187 .189 .072 .132 .174 .345** .121 .039 .148 .039 .365** .146 .322** .236* .044 1 .382**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .092 .089 .520 .238 .118 .002 .281 .730 .185 .730 .001 .190 .003 .032 .693 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Total .506** .521** .606** .467** .676** .634** .622** .777** .517** .777** .563** .476** .567** .690** .437** .382** 1
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data primer yang diolah.

131
Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja

Correlations

PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total

PK1 Pearson Correlation 1 .520** .530** .338** .344** .208 -.103 .058 -.159 .331** .507**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .002 .061 .356 .604 .153 .002 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK2 Pearson Correlation .520** 1 .631** .557** .531** .238* .143 .263* .173 .378** .770**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .031 .199 .017 .119 .000 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK3 Pearson Correlation .530** .631** 1 .618** .252* .038 -.119 .042 .086 .403** .556**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .022 .734 .289 .705 .444 .000 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK4 Pearson Correlation .338** .557** .618** 1 .414** .196 .212 .240* .099 .300** .674**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .077 .056 .030 .374 .006 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK5 Pearson Correlation .344** .531** .252* .414** 1 .283** .270* .306** .210 .045 .674**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .022 .000 .010 .014 .005 .058 .689 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK6 Pearson Correlation .208 .238* .038 .196 .283** 1 .179 -.225* -.152 -.188 .298**

Sig. (2-tailed) .061 .031 .734 .077 .010 .108 .042 .172 .091 .007

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK7 Pearson Correlation -.103 .143 -.119 .212 .270* .179 1 .259* .301** -.018 .451**

Sig. (2-tailed) .356 .199 .289 .056 .014 .108 .019 .006 .869 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

Bersambung pada halaman berikutnya.

132
Correlations (Lanjutan)
PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total

PK8 Pearson Correlation .058 .263* .042 .240* .306** -.225* .259* 1 .370** .586** .580**

Sig. (2-tailed) .604 .017 .705 .030 .005 .042 .019 .001 .000 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK9 Pearson Correlation -.159 .173 .086 .099 .210 -.152 .301** .370** 1 .110 .408**

Sig. (2-tailed) .153 .119 .444 .374 .058 .172 .006 .001 .324 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

PK10 Pearson Correlation .331** .378** .403** .300** .045 -.188 -.018 .586** .110 1 .540**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .006 .689 .091 .869 .000 .324 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

Total Pearson Correlation .507** .770** .556** .674** .674** .298** .451** .580** .408** .540** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber: Data primer yang diolah.

133
Hasil Uji Validitas Dilema Etika internal auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis

Correlations

DED DED
DED DED DED DED DED DED DED DED DED PKE1 PKE1 DED
PKE1 PKE2 PKE3 PKE4 PKE5 PKE6 PKE7 PKE8 PKE9 0 1 PKE12

DED Pearson Correlation 1 .291** -.115 .312** .053 -.074 .197 .247* .278* .179 .210 .306**
PKE1
Sig. (2-tailed) .008 .305 .004 .639 .508 .076 .025 .011 .107 .059 .005

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .291** 1 .221* .408** -.009 .281* .506** .264* .265* .215 .120 .200
PKE2 Sig. (2-tailed) .008 .046 .000 .933 .010 .000 .017 .016 .053 .285 .071

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED Pearson Correlation -.115 .221* 1 .124 .542** .149 .203 .162 .127 -.055 .006 -.085
PKE3 Sig. (2-tailed) .305 .046 .267 .000 .181 .068 .145 .255 .625 .956 .447

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .312** .408** .124 1 .030 .246* .305** .093 .288** .617** .096 .229*
PKE4 Sig. (2-tailed) .004 .000 .267 .792 .026 .005 .407 .009 .000 .390 .039

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .053 -.009 .542** .030 1 -.035 .092 .038 .228* -.110 .123 -.210
PKE5 Sig. (2-tailed) .639 .933 .000 .792 .756 .413 .735 .039 .325 .270 .059

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

DED Pearson Correlation -.074 .281* .149 .246* -.035 1 .476** .137 .005 .264* .000 .301**
PKE6 Sig. (2-tailed) .508 .010 .181 .026 .756 .000 .220 .961 .016 .997 .006

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .197 .506** .203 .305** .092 .476** 1 .122 .163 .219* .335** .168
PKE7 Sig. (2-tailed) .076 .000 .068 .005 .413 .000 .273 .143 .048 .002 .131

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

Bersambung pada halaman berikutnya.

134
Correlations (Lanjutan)

DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED
PKE1 PKE2 PKE3 PKE4 PKE5 PKE6 PKE7 PKE8 PKE9 PKE10 PKE11 PKE12
* *
DED Pearson Correlation .247 .264 .162 .093 .038 .137 .122 1 .222* .169 -.067 .201
PKE8 Sig. (2-tailed) .025 .017 .145 .407 .735 .220 .273 .045 .129 .550 .070

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
* * ** * *
DED Pearson Correlation .278 .265 .127 .288 .228 .005 .163 .222 1 .190 .037 .228*
PKE9 Sig. (2-tailed) .011 .016 .255 .009 .039 .961 .143 .045 .087 .739 .039

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
** * *
DED Pearson Correlation .179 .215 -.055 .617 -.110 .264 .219 .169 .190 1 .124 .234*
PKE10 Sig. (2-tailed) .107 .053 .625 .000 .325 .016 .048 .129 .087 .266 .035

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
**
DED Pearson Correlation .210 .120 .006 .096 .123 .000 .335 -.067 .037 .124 1 -.048
PKE11 Sig. (2-tailed) .059 .285 .956 .390 .270 .997 .002 .550 .739 .266 .667

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
** * ** * *
DED Pearson Correlation .306 .200 -.085 .229 -.210 .301 .168 .201 .228 .234 -.048 1
PKE12 Sig. (2-tailed) .005 .071 .447 .039 .059 .006 .131 .070 .039 .035 .667

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
*
DED Pearson Correlation .025 .229 -.149 .005 -.019 -.042 .193 -.148 .164 .046 .171 .066
PKE13 Sig. (2-tailed) .822 .038 .181 .961 .866 .711 .082 .184 .141 .681 .125 .554

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
*
DED Pearson Correlation .048 .217 -.210 -.156 -.129 -.069 .074 -.056 .102 -.138 .158 .140
PKE14 Sig. (2-tailed) .669 .050 .058 .163 .247 .539 .506 .616 .361 .216 .156 .209

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.

135
Correlations (Lanjutan)

DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED DED
PKE1 PKE2 PKE3 PKE4 PKE5 PKE6 PKE7 PKE8 PKE9 PKE10 PKE11 PKE12

DED Pearson Correlation .292** .348** .070 .142 -.028 -.010 .216 .089 .409** .081 .241* .209
PKE15 Sig. (2-tailed) .008 .001 .533 .204 .803 .928 .052 .425 .000 .471 .029 .060

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

Total Pearson Correlation .447** .693** .345** .586** .272* .416** .665** .334** .504** .451** .364** .390**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .013 .000 .000 .002 .000 .000 .001 .000

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.

136
Correlations (Lanjutan)

DED DED DED


PKE13 PKE14 PKE15 Total

DED Pearson Correlation .025 .048 .292** .447**


PKE1
Sig. (2-tailed) .822 .669 .008 .000

N 82 82 82 82
* * **
DED Pearson Correlation .229 .217 .348 .693**
PKE2 Sig. (2-tailed) .038 .050 .001 .000

N 82 82 82 82
DED Pearson Correlation -.149 -.210 .070 .345**
PKE3 Sig. (2-tailed) .181 .058 .533 .001

N 82 82 82 82
DED Pearson Correlation .005 -.156 .142 .586**
PKE4 Sig. (2-tailed) .961 .163 .204 .000

N 82 82 82 82
DED Pearson Correlation -.019 -.129 -.028 .272*
PKE5 Sig. (2-tailed) .866 .247 .803 .013

N 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.

137
Correlations (Lanjutan)

DED DED DED


PKE13 PKE14 PKE15 Total
DED Pearson Correlation -.042 -.069 -.010 .416**
PKE6 Sig. (2-tailed) .711 .539 .928 .000

N 82 82 82 82
DED Pearson Correlation .193 .074 .216 .665**
PKE7 Sig. (2-tailed) .082 .506 .052 .000

N 82 82 82 82
DED Pearson Correlation -.148 -.056 .089 .334**
PKE8 Sig. (2-tailed) .184 .616 .425 .002

N 82 82 82 82
DED Pearson Correlation .164 .102 .409** .504**
PKE9 Sig. (2-tailed) .141 .361 .000 .000

N 82 82 82 82
DED Pearson Correlation .046 -.138 .081 .451**
PKE10 Sig. (2-tailed) .681 .216 .471 .000

N 82 82 82 82
DED Pearson Correlation .171 .158 .241* .364**
PKE11 Sig. (2-tailed) .125 .156 .029 .001

N 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .066 .140 .209 .390**


PKE12 Sig. (2-tailed) .554 .209 .060 .000

N 82 82 82 82

DED Pearson Correlation 1 .515** .460** .387**


PKE13 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.

138
Correlations (Lanjutan)

DED DED DED


PKE13 PKE14 PKE15 Total

DED Pearson Correlation .515** 1 .273* .262*


PKE14 Sig. (2-tailed) .000 .013 .018

N 82 82 82 82

DED Pearson Correlation .460** .273* 1 .527**


PKE15 Sig. (2-tailed) .000 .013 .000

N 82 82 82 82

Total Pearson Correlation .387** .262* .527** 1

Sig. (2-tailed) .000 .018 .000

N 82 82 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data Primer yang diolah.

139
Uji Reliabilitas Variabel Komitmen Profesional

Case Processing Summary Reliability Statistics

N % Cronbach's Alpha N of Items

Cases Valid 82 100.0 .862 16

Excludeda 0 .0

Total 82 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman Kerja

Case Processing Summary Reliability Statistics

N % Cronbach's Alpha N of Items

Cases Valid 82 100.0 .707 10

Excludeda 0 .0

Total 82 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Uji Reliabilitas Variabel Dilema Etika internal auditor Dalam Pengambilan


Keputusan Etis

Case Processing Summary

N % Reliability Statistics

Cases Valid 82 100.0 Cronbach's Alpha N of Items

Excludeda 0 .0 .692 15

Total 82 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

140
LAMPIRAN V
HASIL UJI ASUMSI
KLASIK

141
Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 10.603 6.704 1.582 .118

KP .410 .076 .474 5.385 .000 .961 1.040

PK .543 .138 .348 3.946 .000 .961 1.040


a. Dependent Variable: DEDPKE

Uji Heterokedastisitas

142
Uji Normalitas

143
LAMPIRAN VI
HASIL UJI HIPOTESIS

144
Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 .641a .411 .396 4.379

a. Predictors: (Constant), PK, KP

b. Dependent Variable: DEDPKE

Uji Statistik t

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Correlations Statistics

Std. Zero-
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 10.603 6.704 1.582 .118

KP .410 .076 .474 5.385 .000 .543 .518 .465 .961 1.040

PK .543 .138 .348 3.946 .000 .441 .406 .341 .961 1.040

a. Dependent Variable: DEDPKE

145
Uji F Statistik

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1055.847 2 527.924 27.526 .000a

Residual 1515.141 79 19.179

Total 2570.988 81

a. Predictors: (Constant), PK, KP

b. Dependent Variable: DEDPKE

146
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI

Nama Lengkap : Rachmat Hidayat Sumawi Budi


Nama Panggilan : Diki Baik
Tempat/Tgl Lahir : Cirebon, 14 Juli 1988
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Pondok Benda Indah Pamulang
Blok B1/12 Rt 02/ Rw 15
No. Hp : 021-95804530
Email : Eriodan.lanun2@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL

1. TK. Avia Puri Tahun 1994


2. SD N Pondok Benda I Tahun 2000
3. SMP N 2 Pamulang Tahun 2003
4. SMA N 2 Ciputat Tahun 2006
5. D2 Komunikasi + Yayasan Al-Kharim Tahun 2010
6. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi

RIWAYAT PENDIDIKAN INFORMAL

Kursus Bahasa Inggris IEC Ciputat 2006-2007

i
PENGALAMAN ORGANISASI/BEKERJA

1. ERIODAN Ketua 2005


2. LDK KOMDA Div. Dana usaha 2007
3. Saturday Meeting Club IEC-Ciputat Public Relation 2008
4. BEM Jurusan Akuntansi Ketua. Biro Bisnis dan Usaha 2009
5. Karangtaruna Pondok Benda Indah Sekertaris 2009
6. BNI-life Finance Consultant 2009

ii
EFFECT OF COMMITMENT PROFESSIONAL AND WORK EXPERIENCE
TOWARD ETHICAL DILEMMA OF INTERNAL AUDITORS IN ETHICAL
DECISION MAKING

ABSTRACT

Rachmat Hidayat Sumawi Budi, Effect of Commitment professional and Work


Experience Toward Ethical Dilemma of Internal Auditors in Ethical Decision
Making. Thesis Strata One (S1) of Accounting Department of Economics and
business Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2010.
This study aims to test the effect of Commitment Professional and Work
Experience toward Dilemmas ethical of internal auditors in the Ethical Decision
making with using multiple linear regression. The sample in this study amounted to
82 internal auditor as respondents who work in DKI Jakarta area. Sampling method
that used is convenience sampling. The collection of data using the primary data that
is taken directly from the respondents with the questionnaire technique.
The results obtained in the partial test is that professional commitment has a
significant influence on ethical dilemmas and ethical decision making as well as work
experience variables also have significant influence on the variables of ethical
dilemmas in ethical decision making. So that the independent variables
simultaneously influence the ethical dilemmas in ethical decision making as the
dependent variable.

Keywords: professional commitment, work experience, ethical dilemmas in ethical


decision making.

iii
PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP DILEMA ETIKA INTERNAL AUDITOR DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS

ABSTRAK

Rachmat Hidayat Sumawi Budi, Pengaruh Komitmen Profesional dan


Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan
Keputusan Etis. Skripsi Strata Satu (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Komitmen Profesional dan
Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan
keputusan Etis dengan menggunakan regresi linear berganda. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 82 responden internal auditor yang bekerja di perusahaan-
perusahaan wilayah DKI Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah
convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer yaitu diambil
langsung dari responden dengan tekhnik kuesioner.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam pengujian secara parsial adalah bahwa
komitmen profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika
dalam pengambilan keputusan etis dan begitu juga dengan variabel pengalaman kerja
juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dilema etika dalam
pengambilan keputusan etis. Sehingga secara simultan variabel independen
berpengaruh terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis sebagai
variabel dependen.

Kata Kunci: Komitmen profesional, pengalaman kerja, dilemma etika dalam


pengambilan keputusan etis.

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, kepadanya kita memohon
pertolongan dan pengampunan serta kita berlindung dari keburukan dan kejahatan
diri kita. Semoga kita selalu mendapat hidayah-Nya, sehingga kita tergolong orang-
orang yang berada dalam keridhoaan-Nya. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan
melainkan ALLAH, sekutu baginya yang maha pengasih lagi maha penyayang dan
saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah rasulullah. Sholawat dan salam
teriring untuknya semoga kita semua akan mendapat syafa’at-Nya.
Skripsi yang telah penulis selesaikan merupakan salah satu dari banyak
nikmat yang ALLAH SWT berikan. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari
bantuan banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang selalu memberikan cahaya terang senantiasa
banyak hangat ruang kasih yang engkau beri dari setiap doa, kepingan rizki dan
harapan, serta Annisa Ayu adinda tercinta tetap semangat dalam menjalankan
kuliah target lulus di UPN kamu harus 3,5 tahun masa tenggang 4 tahun harus
sudah sarjana.
2. Eyang Jhon Disman, terima kasih atas setiap nasihat dan opini yang eyang
berikan.
3. Bapak Dr. Yahya Hamja. MM, selaku dosen pembimbing I terima kasih banyak
atas kemudahan, bimbingan dan motivasi yang telah banyak diberikan kepada
penulis.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M,Si, selaku dosen pembimbing II terima kasih banyak
atas bantuan semangat, bimbingan, meminjamkan buku panduan SPSS, tawa
canda disela bimbingan yang membuat penulis semangat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA, selaku dosen dan penguji skripsi terima
kasih telah memberikan ilmu objektifitas serta motivasi yang membangun.
6. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak, selaku dosen dan penguji serta teman curhat
di waktu senggang yang telah memberikan banyak motivasi, siraman rohani dan
ilmu tata kelola dream maping.

v
7. Kak. Taufik Hidayat, selaku asdos dan teman yang telah memberikan motivasi
dan cambukan perjuangan untuk tetap semangat ketika penulis dirundung
kesulitan.
8. Bapak Firaun Maulana, selaku guru besar Al-Kahfi Al-Khariem terima kasih
banyak telah banyak membantu dan mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian di perusahaan yang Bapak pimpin.
9. Bapak Tubagus Wahyudi, selaku guru besar yang telah banyak memberikan ilmu
komunikasi, terima kasih atas motivasinya.
10. Seluruh mahasiswa ALKAHFI khususnya mahir terima kasih dan tetap kompak.
11. Risthy Prapanca Wisudani Apriliani, Arief Fahruri, Siti Nur Alqiah, Asep Saiful
Bahri dan Yayat Hidayatullah terima kasih atas bantuan yang selama ini penulis
rasakan hingga kini.
Terima kasih untuk seluruh pihak-pihak yang namanya tidak tertulis atau
tidak mau disebutkan, penulis banyak terima kasih dan mohon maaf lahir batin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
pengetahuan dan kemampuan penulis miliki masih terbatas, oleh sebab itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan serta tanggapan yang membangun guna terciptanya
skripsi yang baik dan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Hormat saya,

Penulis

vi
DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ i

ABSTRACT .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Audit ............................................................................................... 9

1. Pengertian Audit ........................................................................ 9

2. Jenis-Jenis Audit ........................................................................ 11

3. Jenis-Jenis Auditor ..................................................................... 13

B. Audit internal ................................................................................... 14

1. Pengertian Audit Inernal ............................................................. 14

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit internal .............................. 19

vii
3. Profesi Audit Internal .................................................................. 25

4. Peranan Audit internal ................................................................ 26

C. Komitmen Profesional ..................................................................... 27

1. Pengertian Komitmen ................................................................ 27

2. Pengertian Profesional ............................................................... 28

3. Auditor internal yang Profesional ............................................. 29

4. Kode Etik Profesional ............................................................... 41

D. Pengalaman Kerja Auditor .............................................................. 44

E. Pengambilan Keputusan etis ........................................................... 45

F. Dilema Etika ..................................................................................... 47

G. Penelitian terdahulu .......................................................................... 49

H. Keterkaitan Setiap Variabel .............................................................. 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 56

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 56

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 57

1. Sumber Data ............................................................................. 57

2. Pengumpulan Data ..................................................................... 57

D. Metode Analisis Data ....................................................................... 57

1. Statistik Deskriptif ...................................................................... 58

2. Uji Kualitas Data ........................................................................ 58

viii
a. Uji Validitas ......................................................................... 58

b. Uji reliabilitas .......................................................................58

3. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 59

a. Uji Multi Kolinearitas .......................................................... 59

b. Uji Heterokedastisitas ......................................................... 59

c. Uji Normalitas .................................................................... 59

4. Uji Hipotesis .............................................................................. 60

a. Analisis koefisien Determinasi ........................................... 60

b. Uji Hipotesis ........................................................................ 61

1) Uji t ................................................................................. 61

2) Uji F ................................................................................ 61

E. Definisi Operasional variabel dan Pengukurannya ...................... 62

1. Variabel Dependen ...................................................................... 62

2. Variabel Independen ................................................................... 64

a. Komitmen Profesional ......................................................... 64

b. Pengalaman kerja ................................................................. 65

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 69

1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 69

2. Karakteristik Responden ............................................................. 71

B. Hasil Analisis dan Pembahasan ........................................................ 74

ix
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 74

2. Uji Kualitas Data ....................................................................... 75

a. Uji Validitas........................................................................... 75

b. Uji Reliabilitas ....................................................................... 77

3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 79

a. Uji Multikolinearitas ........................................................... 79

b. Uji Heterokedastisitas .......................................................... 79

c. Uji Normalitas ..................................................................... 81

4. Uji Hipotesis ............................................................................ 82

a. Uji Koefisien Determinasi .................................................. 83

b. Uji Hipotesis Dalam Penelitian ........................................... 84

1) Uji t ................................................................................ 84

a) Hasil Uji Hipotesis pertama (Ha1) ............................. 84

b) Menguji Hipotesis kedua (Ha2) ................................. 85

2) Uji F .................................................................................85

C. Pembahasan .......................................................................................86

1. Pengaruh komitmen Profesional Terhadap Dilema

Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis ..... 86

2. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika

Dalam Pengambilan Keputusan Etis .......................................... 87

x
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 89

B. Implikasi .......................................................................................... 89

C. Keterbatasan Penelitian …………………………………………..…… 90

D. Saran ................................................................................................. . 91

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. .. 92

LAMPIRAN ............................................................................................... ... 97

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman


2.1 Tabel Penelitian Terdahulu…………………………………….. 50
3.1 Operasional Variabel Penelitian.................................................. 66
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitan............................................... 69
4.2 Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner..................... 71
4.3 Deskripsi Responden................................................................... 71
4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif....................................................... 74
4.5 Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional................................. 75
4.6 Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja........................................ 76
4.7 Hasil Uji Validitas Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis............................................................................ 76
4.8 Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Profesional........................... 78
4.9 Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja.................................... 78
4.10 Hasil Uji Reliabilitas Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis........................................................................... 78
4.11 Hasil Uji Multikolinearitas........................................................ 79
4.12 Koefisien Determinasi............................................................... 83
4.13 Hasil Uji t.................................................................................... 84
4.14 Hasil Uji F.................................................................................. 86

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman


2.1 Skema Kerangka Pemikiran......................................................... 55
4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot........................... 80
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot...................... 82

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I SURAT RISET..................................................................... 97


LAMPIRAN II KUESIONER....................................................................... 108
LAMPIRAN III SKOR JAWABAN............................................................. 116
LAMPIRAN IV HASIL UJI KUALITAS DATA......................................... 129
LAMPIRAN V HASIL UJI ASUMSI KLASIK........................................... 141
LAMPIRAN VI HASIL UJI HIPOTESIS..................................................... 144

xiv

Anda mungkin juga menyukai