Anda di halaman 1dari 183

PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, KOMPENSASI DAN MORAL

REASONING TERHADAP DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR DAN


DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

NUR HANIFAH

1113082000006

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H /2017 M
ii
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Nur Hanifah


2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Juli 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jalan Al Bahar 5 No. 109 RT.04/028
Kelurahan Harapan Jaya – Bekasi Utara
Kota Bekasi 17124
5. Telepon : 0896-3066-1262
6. Email : nurhanifah22@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. TK Tunas Kencana Tahun 1999-2001


2. SDN 02 Tente, Bima-NTB Tahun 2001-2003
3. SDN Setia Asih 02 Tahun 2003-2007
4. SMPN 19 Bekasi Tahun 2007-2010
5. SMAN 10 Bekasi Tahun 2010-2013
6. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2013-2017
Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Drs. Ismed Abdullah


2. Ibu : Hj. Fenty Taty Darwin
3. Anak ke- : Kedua dari Tiga bersaudara

vi
THE INFLUENCE OF TIME BUDGET PRESSURE, COMPENSATION
AND MORAL REASONING TO THE DYSFUNCTIONAL AUDIT
BEHAVIOR AND ITS IMPACT ON AUDIT QUALITY

ABSTRACT

The purpose of this research is to find the influence of time budget pressure,
compensation and moral reasoning auditor to the dysfunctional audit behavior
and its impact on audit quality. This research was done in KAP of the DKI
Jakarta Province.

This research was using samples as many as eighty seven respondents. The data
analysis method that used was Partial Least Square-Path Modeling (PLS-PM)
with the help of data analysis tool SmartPLS 3.0.

The result of this research show that time budget pressure, compensation and
moral reasoning auditor simultaneously able to the dysfunctional audit behavior
of 25,20% and dysfunctional audit behavior of time budget pressure,
compensation and moral reasoning able to explain the audit quality of 34,80%,
the rest 65,20% explained by the other is hypothesized.

Keyword : Time Budget Pressure, Compensation, Moral Reasoning,


Dysfunctional Audit Behavior, Audit Quality.
PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, KOMPENSASI DAN MORAL
REASONING TERHADAP DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk menguji pengaruh time budget pressure,
kompensasi dan moral reasoning terhadap dysfunctional audit behavior dan
dampaknya terhadap kualitas audit. Penelitian ini dilakukan pada auditor yang
berkerja di Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 87 responden. Metode analisis data


yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS) dengan
bantuan alat analisis data SmartPLS 3.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konstruk time budget pressure,


kompensasi dan moral reasoning secara simultan mampu menjelaskan konstruk
dysfunctional audit behavior sebesar 25,20% dan dysfunctional audit behavior
dari konstruk time budget pressure, Kompensasi dan moral reasoning mampu
menjelaskan konstruk Kualitas Audit sebesar 34,80%, sisanya 65,20%
diterangkan oleh konstruk lain yang tidak dihipotesiskan dalam model.

Kata kunci : Time Budget Pressure, Kompensasi, Moral Reasoning, Dysfunctional


Audit Behavior, Kualitas Audit.

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelasikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Time Budget Pressure, Kompensasi, dan Moral Reasoning Terhadap
Dysfunctional Audit Behavior dan Dampaknya Terhadap Kualitas Audit”.
Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah membawa kita ke aman kebaikan.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat,
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis hanturkan atas karunia Allah SWT skripsi ini dapat
diselesaikan. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Orang tuaku tercinta yang selalu dengan ikhlas memberikan dukungan


dengan penuh perhatian, kasih sayang, semangat dan doa yang tiada henti
kepada penulis. Terutama terimakasih untuk Ibundaku Hj. Fenty Taty
Darwin yang selama ini selalu ikhlas berjuang dan memberikan dukungan
serta mendampingiku.
2. Kedua saudara perempuanku Ayu Fadillah dan Indah Rachmawaty yang
telah menyemangati dan selalu siap membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Saudara laki-laki penulis, Abang Radi yang selalu menunggu penulis
pulang kerumah.
4. Bapak Dr.Arief Mufraini,Lc.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

ix
6. Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,Ak.,MM.,CA. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr.Amilin,SE.,Ak.,M.Si.,CA.,QIA.,BKP selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah bersedia menyediakan waktunya yang
sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
Terima kasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi ini serta
semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini
8. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA., CA., CPA dan keluarga
besar KAP Abdul Hamid dan Rekan yang selalu mendukung serta
memberikan motivasi untuk penulis.
9. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan bantuan kepada penulis.
10. Yusuf Kurniawan, A.Md yang selalu sabar memberikan dukungan,
perhatian dan semangat kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi
ini.
11. Sahabat-sahabat penulis di kampus Zaki, Heafsy, Syarah, Adam Verdian,
Rafny, Alen, Dimas Satria yang selalu memberikan support, selalu setia
menemani, berbagi suka duka, berbagi cerita, berbagi ilmu dan perhatian
terbaiknya kepada penulis.
12. Sahabat penulis dari kegiatan KKN Syauqi Azhari dan Zaima Latifah,
yang selalu menyayangi serta memberikan semangat, perhatian dan
pengertian terhadap penulis.
13. Sahabat-sahabat penulis sejak masa sekolah Aprilia Putri Ayu, Bramasta,
Fajrin, Bekti, Nurul, Annisa Widi, Rorian, Wimba, Agustinus, Dani,
Sarah, Dewi dan Agnellita.
14. Sahabat-sahabat penulis di Asrama Putri, Tamara Khairun, Elma Shinta
dan Fitri yang selalu setia dan mendukung penulis dari awal masuk kuliah
hingga saat ini.
15. Teman-teman Kost Putri Alyssa, Kak Nanda, Aghnia, Nadia dan Firdha
yang selalu mendukung dan memberikan semangat terhadap penulis.

x
16. Teman-teman KKN FADAFI 138 yang telah menjadi bagian dari proses
terselesaikannya kewajiban pengabdian penulis.
17. Teman-teman Komunitas Untuk Negeri yang selalu berbagi suka duka dan
cerita serta menjadi tempat bagi penulis untuk belajar.
18. Teman dan adik-adik Tax Center UIN Jakarta yang selama ini bersedia
untuk bekerjasama dengan penulis
19. Kak Opi Widiyanti yang telah meluangkan waktunya untuk mengajarkan
penulisuntuk mengolah data menggunakan SmartPLS
20. Akuntansi A dan B, kakak-kakak LDK serta teman-teman satu bimbingan
terimakasih atas segala informasi dan doanya selama menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna


dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengaharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Juni 2017

(Nur Hanifah)

xi
DAFTAR ISI

COVER

COVER DALAM ................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1

B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah ...............................................8

1. Identifikasi Masalah ...............................................................................8

2. Batasan Masalah.....................................................................................8

3. Rumusan Masalah ..................................................................................9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................10


xii
1. Tujuan Penelitian .................................................................................10

2. Manfaat Penelitian ...............................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur.......................................................................................13

1. Grand Theory .......................................................................................13

2. Kualitas Audit ......................................................................................16

3. Dysfunctional Audit Behavior ..............................................................19

4. Time Budget Pressure ..........................................................................22

5. Kompensasi ..........................................................................................25

6. Moral Reasoning ..................................................................................27

B. Hasil Penelitian Terdahulu .........................................................................33

C. Kerangka Pemikiran ...................................................................................37

D. Rumusan Hipotesis ....................................................................................38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................................47

B. Metode Penentuan Sampel .........................................................................47

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................48

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian..........................................................49

1. Time Budget Pressure ..........................................................................49

2. Kompensasi ..........................................................................................50

3. Moral Reasoning ..................................................................................51

4. Dysfunctional Audit Behavior ..............................................................52

xiii
5. Kualitas Audit ......................................................................................53

E. Metode Analisis Data .................................................................................57

1. Statistik Deskriptif ...............................................................................57

2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model ............................................59

a. Convergent Validity .......................................................................59

b. Discriminant Validity .....................................................................60

c. Reliability .......................................................................................61

3. Uji Model Struktural atau Inner Model ................................................61

a. R-square .........................................................................................61

b. Q-Square ........................................................................................62

c. Goodness of Fit ..............................................................................63

d. Uji Hipotesis ..................................................................................63

4. Uji Efek Intervening.............................................................................64

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...............................................67

1. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................67

2. Karakteristik dan Profil Responden .....................................................69

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin ............................69

b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir ...........................70

c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan ................................71

d. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja .....................71

B. Hasil Uji Instrument

1. Hasil Uji Deskriptif ..............................................................................72


xiv
2. Hasil Uji Outer Model ..........................................................................74

a. Hasil Convergent Validity .............................................................75

b. Hasil Discriminant Validity ..........................................................78

c. Hasil Reliability .............................................................................81

3. Hasil Uji Model Struktural atau Inner Model ......................................82

a. Hasil R-square ..............................................................................83

b. Hasil Q-square ..............................................................................85

c. Hasil Goodness of Fit (GoF) .........................................................85

d. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................86

4. Hasil Uji Intervening ............................................................................88

C. Pembahasan ................................................................................................91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..............................................................................................103

B. Implikasi ...................................................................................................106

C. Keterbatasan .............................................................................................107

D. Saran .........................................................................................................107

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................108

LAMPIRAN ........................................................................................................115

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Moral Kohlberg ...................................... 30

Tabel 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu ....................................................... 34

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian................................................. 55

Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian .............................................................. 68

Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ............................................ 69

Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 70

Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ... 70

Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan

Pendidikan Terakhir .................................................................... 71

Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan

Pengalaman Kerja ....................................................................... 72

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ...................................................... 73

Tabel 4.8 Outer Loading ............................................................................ 75

Tabel 4.9 Outer Loading Modifikasi ......................................................... 77

Tabel 4.10 Cross Loading ............................................................................ 79

Tabel 4.11 Composite Reliability dan Cronbach Alpha .............................. 81

Tabel 4.12 Nilai R-square ............................................................................ 84

Tabel 4.12 Path Coefficients (Mean, STDEV,T-Value) ............................... 87

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 101

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 37

Gambar 3.1 Model Intervening ...................................................................... 66

Gambar 4.1 Model Struktural Hasil Bootstrapping ........................................ 83

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Pengisian Kuesioner .................................... 115

Lampiran 2 Surat Keterangan dari KAP ....................................................... 118

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian .................................................................. 121

Lampiran 4 Daftar Identitas dan Jawaban Responden .................................. 134

Lampiran 5 Output Hasil Pengujian Data ..................................................... 115

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Akuntan publik merupakan salah satu profesi yang

bertanggungjawab terhadap keandalan laporan keuangan, sehingga

masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan

keuangan mendapat informasi yang andal sebagai dasar pengambilan

keputusan. Pujianingrum dan Sabeni (2012:1) menjelaskan bahwa apabila

laporan keuangan dinyatakan wajar oleh auditor maka para pemakai

laporan keuangan dapat mempercayai bahwa laporan keuangan tersebut

andal dan relevan. Maka dalam menjalankan tugasnya, akuntan publik

diharap tidak memihak pihak manapun dan tetap bersikap independen

sesuai dengan kode etik yang telah ditetapkan.

Tugas dari akuntan publik ini adalah memeriksa dan memberikan

opini terhadap kewajaran laporan keuangan suatu entitas berdasarkan

standar yang telah ditentukan. Laporan hasil audit memiliki posisi yang

sangat penting bagi para penggunanya yaitu investor, kreditor dan

pemerintah sehingga permintaan akan laporan hasil audit sangat besar

jumlahnya (Fatimah: 2012). Menurut Rasuli (2009) auditor sebagai suatu

profesi yang sangat berpengaruh terhadap kualitas jasa audit agar jasa

tersebut dapat diterima dan dipercaya oleh masyarakat. Kane dan Velury
2005 dalam Agung 2011, mendefinisikan kualitas audit sebagai kapasitas

auditor eksternal untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan

bentuk penyimpangan lainnya. Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang

baik maka auditor dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus

berpedoman pada kode etik akuntan, standar profesi dan standar akuntansi

keuangan yang berlaku (Ilmiyati dan Suharjo 2012). Akan tetapi adanya

pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh

akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang

melibatkan akuntan publik baik diluar negeri maupun didalam negeri

(Christiawan, 2003 dalam Agung 2011).

Skandal di dalam negeri yang terjadi seperti pada kasus kredit

macet tahun 2010 oleh Bank BRI cabang Jambi senilai 52 miliar rupiah

yang melibatkan Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus

tersebut. Akuntan publik (Biasa Sitepu) diduga kuat terlibat dalam kasus

korupsi dalam kredit macet untuk pengembangan usaha Perusahaan Raden

Motor. Keterlibatan itu karena Biasa Sitepu tidak membuat empat kegiatan

data laporan keuangan milik Raden Motor yang seharusnya ada dalam

laporan keuangan yang diajukan ke BRI sebagai pihak pemberi pinjaman.

Empat kegiatan data laporan keuangan tersebut tidak disebutkan apa saja

akan tetapi hal itu telah membuat adanya kesalahan dalam laporan

keuangan perusahaan tersebut. Sehingga dalam hal ini terjadilah kesalahan

dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsi.

2
Sedangkan skandal di luar negeri seperti pada kasus yang menimpa

bank asal Inggris, Standard Chartered Bank yang turut menyangkut

perusahaan konsultan keuangan kaliber dunia, Deloitte LLP. Deloitte

cabang AS adalah perusahaan konsultan keuangan terbesar kedua di dunia.

Pada tahun 2012 Departemen Keuangan (DFS) Negara Bagian New York

menuduh Deloitte LLP menyembunyikan rincian transaksi antara SCB dan

Pemerintah Irak dari DFS. Deloitte dianggap dengan sengaja menutupi

informasi kritis dalam satu kejadian yaitu, menghapus sebuah laporan

dalam draf hasil audit yang bertujuan menutupi transaksi antara SCB dan

Pemerintah Iran. Bagian pengawas di DFS, mengatakan tindakan SCB

berpotensi membuat kelompok kejahatan bertransaksi di sistem perbankan

AS. Tuduhan itu melanjutkan rangkaian kecurigaan terhadap Deloitte yang

sudah muncul sebelumnya. Namun atas tuduhan itu, Deloitte menuliskan

pernyataan Deloitte Financial Advisory Services berperan sebagai

konsultan independen dan tidak mengetahui segala perbuatan salah yang

dilakukan karyawan SCB. Selain itu kasus lain juga melibatkan kantor

akuntan publik KPMG pada tahun 2014. The Securities and Exchange

Commission (SEC) menetapkan bahwa KPMG melanggar aturan yang

mengharuskan auditor untuk tetap independen dari perusahaan yang

mereka audit untuk memastikan mereka mempertahankan objektivitas dan

ketidakberpihakan. Setelah melakukan penyelidikan SEC menemukan

bahwa KPMG melanggar aturan independensi auditor dengan

menyediakan layanan non-audit yang dilarang seperti pembukuan dan ahli

3
layanan kepada afiliasi perusahaan yang mereka audit. Beberapa pegawai

KPMG juga memiliki saham di perusahaan atau afiliasi perusahaan yang

diaudit KPMG. Dengan adanya kasus ini akhirnya KPMG setuju untuk

membayar $ 8.200.000 untuk menyelesaikan tuduhan SEC.

Beberapa perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor dapat

menyebabkan menurunnya kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor dan

akhirnya berdampak pada rendahnya kepercayaan pemakai terhadap

laporan audit yang dihasilkan oleh auditor (Edy & Tjitohadi, 2006). Salah

satu penyebab kualitas audit yang menurun disebabkan oleh Dysfunctional

Audit Behavior (DAB) yang meningkat (Agung 2011).

Dysfunctional Audit Behavior adalah setiap tindakan yang

dilakukan auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi

atau menurunkan kualitas audit secara langsung maupun tidak langsung

(Silaban 2011). Sedangkan Lina dan Basuki (2011: 2) menyatakan

perilaku disfungsional audit adalah perilaku auditor dalam proses audit

yang tidak sesuai dengan prosedur audit yang telah ditetapkan atau

menyimpang dari standar yang berlaku, yang dapat mengurangi kualitas

audit.

Dysfunctional Audit Behavior ini dapat berpengaruh terhadap

kualitas audit yang dilakukan oleh auditor (Yuniarti, 2012:21). Auditor

dituntut dapat melaksanakan pekerjaannya secara professional sehingga

laporan audit yang dihasilkan akan berkualitas. Berkualitas atau tidaknya


4
hasil pekerjaan auditor akan mempengaruhi kesimpulan akhir auditor dan

secara tidak langsung juga akan mempengaruhi tepat atau tidaknya

keputusan yang akan diambil oleh pihak luar perusahaan (Pujianingrum

dan Sabeni, 2012:1-2). Opini seorang auditor dapat menjadi salah akibat

perilaku audit disfungsional yang menyebabkan kurangnya bukti audit,

prosedur audit yang tidak lengkap, dan pelaksanaan proses audit yang

tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan untuk perikatan (Lina

dan Basuki 2011:2). Penelitian tentang DAB telah dilakukan sebelumnya

oleh Rino Tanjung (2004), Agung Agung (2011), Lina dan Basuki (2011),

Ely Suhayati (2011), Wahyudin dkk (2011), Siti Aisyah dan Wilda Farah

(2013), Paino Halil dkk (2014), Sadaf Kahn dan Siti (2015).

Penelitian oleh Tanjung (2004) mengenai pengaruh karakteristik

personal auditor dan time budget pressure terhadap perilaku

disfungsioanal auditor dengan sampel yang diambil dari KAP di kota

Padang dan Pekanbaru, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

karakteristik personal auditor dan time budget pressure memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap DAB. Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dan

Wilda (2013) mengenai pengaruh external locus of control, komitmen

organisasi, position dan turnover intention terhadap DAB menunjukkan

bahwa external locus of control dan turnover intention memiliki pengaruh

signifikan terhadap DAB, sedangkan komitmen organisasi dan position

tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku

5
audit yang disfungsional. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Lina dan Basuki (2011) yang menunjukkan bahwa

locus of control berpengaruh terhadap DAB, sedangkan komitmen

organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap DAB. Namun penelitian

ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyudin

dkk (2011) mengenai analisis DAB sebuah pendekatan karakteristik

personal, hasil penelitian menunjukkan bahwa locus of control dan

turnover intention tidak berpengaruh pada DAB.

Berdasarkan identifikasi dari beberapa penelitian,

penelitian yang ada lebih sering berfokus terhadap faktor internal atau

karakteristik personal auditor yang dapat menimbulkan DAB. Namun

sebenarnya DAB dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal

(Marietza dan Fenny 2009). Faktor internal atau karakteristik personal

yang mempengaruhi timbulnya DAB, di antaranya locus of control,

komitmen organisasi (Maryanti, 2005; Donelly et al., 2003), kinerja

karyawan (Irawati et al., 2005; Donelly et al, 2003; Wahyudin dkk.,2010),

dan Turnover intention (Maryanti, 2005; Donelly et al., 2003; Wahyudin

dkk.,2010). Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi DAB,

diantaranya time budget pressure, kompensasi (Nian, 2012; Nyoman,

2015; Lina dan Basuki, 2011), moral reasoning (Faisal, 2007; Lina dan

Basuki, 2011). Dari beberapa faktor diatas, penelitian ini fokus terhadap

faktor eksternal yang dapat menimbulkan DAB yaitu time budget

pressure, kompensasi, dan moral reasoning serta pengaruhnya terhadap


6
kualitas audit yang dihasilkan. Kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor

dapat dipengaruhi oleh DAB, karena DAB berbanding terbalik dengan

kualitas audit artinya semakin rendah tingkat DAB maka kualitas audit

semakin baik (Surtikanti dan Lena, 2013).

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang

dilakukan oleh Lina dan Basuki (2011) namun menggunakan variabel

yang berbeda yaitu faktor eksternal yang mempengaruhi DAB dan kualitas

audit, serta dampaknya tersebut terhadap kualitas audit yang dihasilkan.

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Time Budget Pressure, Kompensasi,

dan Moral Reasoning Terhadap Dysfunctional Audit Behavior dan

Dampaknya terhadap Kualitas Audit”.

Penelitian ini penting dilakukan karena perilaku disfungsional

auditor masih sangat sering terjadi dan hal ini dapat menurunkan citra para

auditor yang dianggap bahwa kinerja auditor tersebut kurang baik

sehingga menyebabkan kualitas audit tersebut juga diragukan oleh pihak-

pihak yang berkepentingan (stakeholder) (Aisyah dan Wilda 2013).

Adapun pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang

dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadinya beberapa

kasus yang melibatkan akuntan publik di dalam dan luar negeri. Sanksi

yang dikeluarkan oleh Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP)

selama tahun 2010 sebanyak 17 Kantor Akuntan Publik (KAP) dan

akuntan publik dicabut izinnya, sedangkan tahun 2014 sebanyak 24 KAP

7
karena terlibat berbagai macam pelanggaran yang berkaitan dengan proses

audit. Sedangkan untuk periode Januari 2014 – Januari 2015, sebanyak 7

akuntan publik dicabut izinnya. Perilaku disfungsional sangat penting

untuk dihindari oleh auditor, karena ketika auditor melakukan tindakan

yang menurunkan kualitas audit dalam pelaksanaan prosedur audit, maka

tingkat kesalahan opini yang diberikan oleh auditor menjadi sangat tinggi.

B. Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat

di identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Terjadinya skandal di dalam maupun luar negeri yang melibatkan

profesi akuntan publik, bahkan melibatkan kantor akuntan publik

yang masuk ke dalam KAP big four.

2. Di dalam negeri, terjadinya pemberian sanksi hingga pencabutan

izin pada kantor akuntan publik dan akuntan publik yang

diakibatkan oleh berbagai macam pelanggaran yang dilakukan

dalam proses audit.

2. Batasan Masalah

a. Dari identifikasi masalah diatas, maka akan dilakukan penelitian

tentang pengaruh time budget pressure, kompensasi dan moral

reasoning terhadap dysfunctional audit behavior dan dampaknya

terhadap kualitas audit

8
b. Sampel penelitian adalah akuntan pubik yang bekerja di wilayah

DKI Jakarta

c. Metode yang digunakan yaitu Partial Least Square (PLS) dengan

software SmartPLS 3.0

3. Rumusan Masalah

a. Apakah time budget pressure berpengaruh secara signifikan

terhadap dysfunctional audit behavior?

b. Apakah kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap

dysfunctional audit behavior?

c. Apakah moral reasoning berpengaruh secara signifikan terhadap

dysfunctional audit behavior?

d. Apakah time budget pressure berpengaruh secara signifikan

terhadap kualitas audit?

e. Apakah kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit?

f. Apakah moral reasoning berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit?

g. Apakah dysfunctional audit behavior berpengaruh secara

signifikan terhadap kualitas audit?

h. Apakah time budget pressure berpengaruh secara signifikan

terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior?

i. Apakah kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior?

9
j. Apakah moral reasoning berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk menganalisi pengaruh:

1. Time budget pressure terhadap dysfunctional audit behavior

2. Kompensasi terhadap dysfunctional audit behavior

3. Moral reasoning terhadap dysfunctional audit behavior

4. Time budget pressure terhadap kualitas audit

5. Kompensasi berpengaruh kualitas audit

6. Moral reasoning berpengaruh kualitas audit

7. Dysfunctional audit behavior terhadap kualitas audit

8. Time budget pressure terhadap kualitas audit melalui dysfunctional

audit behavior

9. Kompensasi terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit

behavior

10. Moral reasoning terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit

behavior

10
D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat

yakni:

Manfaat Teoritis

1. Penulis, sebagai bentuk dari aplikasi pengetahuan yang selama ini

diperoleh dalam perkuliahan serta untuk menambah pengetahuan

mengenai perilaku auditor.

2. Keilmuan, untuk menambah bukti empiris mengenai pengaruh faktor-

faktor eksternal yang mempengaruhi munculnya Dysfunctional Audit

Behavior serta pengaruhnya terhadap kualitas audit yang dihasilkan.

3. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, peneliti ini bermanfaat untuk

perkembangan ilmu akuntansi dan untuk menambah pengetahuan

mengenai akuntansi dan audit.

4. Pembaca, sebagai sarana informasi untuk menambah pengetahuan

mengenai penggunaan metode akuntansi dalam menganalisis DAB

serta dampaknya terhadap kualitas audit yang dihasilkan

5. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan

melaksanakan penelitian mengenai topik yang sama.

Manfaat Praktisi

1. Untuk kantor akuntan publik, penelitian ini dapat memberikan

gambaran dan informasi mengenai faktor eksternal apa saja yang

mempengaruhi terjadinya Dysfunctional Audit Behavior dan

11
pengaruhnya terhadap kualitas audit yang dihasilkan sehingga nantinya

dapat diambil tindakan yang sesuai dan wajar demi kemajuan profesi

akuntan publik dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap peran-

peran audit.

2. Untuk akademisi dan peneliti lain, penelitian ini dapat memberikan

informasi mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi Dyfunctional

Audit Behavior serta dapat dijadikan acuan untuk perkembangan

penelitian selanjutnya.

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Landasan teori merupakan teori-teori yang relevan dan dapat

digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian serta dapat

dijadikan dasar dalam memberi jawaban sementara terhadap rumusan

masalah dan dapat membantu dalam penyusunan instrumen suatu

penelitian. Grand Theory dari penelitian ini menggunakan Teori Atribusi

karena penelitian menggunakan studi empiris untuk mengetahui faktor-

faktor yang memiliki pengaruh signifikan dan menyebabkan munculnya

DAB dan mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan.

1. Teori Atribusi

Atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang upaya-

upaya yang dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab perilaku

kita dan orang lain. Definisi formalnya, atribusi berarti upaya untuk

memahami penyebab di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa

kasus juga penyebab di balik perilaku kita sendiri (Kompasiana, 26

Juni 2015).

Menurut Weiner (Weiner, 1985), attribution theory is probably

the most influential contemporary theory with implications for

academic motivation .
Berdasarkan teori Konsensus Weiner (1974), keberhasilan dan

kegagalan memiliki penyebab internal atau eksternal. Ketika seseorang

dengan need of achievement tinggi telah sukses, dia akan menganggap

keberhasilan itu berasal dari faktor internal (usaha dan kemampuan)

serta cenderung menganggap kegagalan sebagai tindakan yang kurang

usaha bukan karena tidak mampu.

Atribusi menurut Gibson. et. al., (2006:103) atribution is the

process of perceiving the couses of behavior and outcomes. Teori

atribusi memberikan pengertian ke dalam proses sehingga kita

mengetahui sebab dan motif perilaku seseorang. Dengan mengetahui

bagaimana orang mengambil keputusan di antara bermacam

penjelasan perilaku, kita memperoleh gambaran bagaimana sebab

perilaku tersebut dinilai (Gibson. et. al., 2006:103). Menurut Robbins

(2003:164) teori atribusi adalah bila individu-individu mengamati

perilaku, mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan faktor

internal atau eksternal.

Menurut Fritz Heider sebagai pencetus teori atribusi, teori

atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang.

Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan

penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan

apakah dari internal misalnya sifat, karakter, sikap, ataupun eksternal

misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu yang akan memberikan

pengaruh terhadap perilaku individu (Luthans, 2005).

14
Fritz Heider menyatakan bahwa kekuatan internal (atribut

personal seperti kemampuan, usaha dan kelelahan) dan kekuatan

eksternal (atribut lingkungan seperti aturan dan cuaca) itu bersama-

sama menentukan perilaku manusia. Fritz Heider juga menekankan

bahwa merasakan secara tidak langsung adalah determinan paling

penting untuk perilaku. Atribusi internal maupun eksternal telah

dinyatakan dapat mempengaruhi terhadap evaluasi kinerja individu,

misalnya dalam menentukan bagaimana cara atasan memperlakukan

bawahannya, dan mempengaruhi sikap dan kepuasaan individu

terhadap kerja. Orang akan berbeda perilakunya jika mereka lebih

merasakan atribut internalnya daripada atribut eksternalnya.

Penyebab perilaku tersebut dalam persepsi sosial dikenal

dengan dispositional attributions dan situasional attributions atau

perilaku internal dan eksternal (Robbins, 1996 dalam Wahyudin dkk,

2011). Dispositional attributions mengacu pada sesuatu yang ada

dalam diri seseorang. Sementara situasional attributions mengacu

pada lingkungan yang mempengaruhi perilaku.

Penentuan atribusi penyebab apakah individual atau situasi

dipengaruhi oleh tiga faktor (Gibson et. al., 1994 dalam Wahyudin

dkk, 2011):

a. Konsensus (consensus) adalah perilaku yang ditunjukkan jika

semua orang menghadapi situasi yang serupa merespon dengan

cara yang sama,

15
b. Kekhususan (distinctiveness) adalah perilaku yang ditunjukkan

individu berlainan dalam situasi yang berlainan,

c. Konsistensi (consistency) adalah perilaku yang sama dalam

tindakan seseorang dari waktu ke waktu.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa teori atribusi merupakan teori yang berupaya

mengamati dan memahami serta mencari tahu motif dan penyebab

internal maupun eksternal dari perilaku seseorang. Teori atribusi ini

mencoba mencari penjelasan dari perilaku seseorang dalam

bertindak. Karena perilaku seseorang pasti memiliki motif atau

penyebab yang mendukung dari cara pandang apapun.

Menurut Robbins (2003:164) teori atribusi adalah bila

individu-individu mengamati perilaku, mereka mencoba menentukan

apakah itu disebabkan faktor internal atau eksternal. Penelitian ini

akan mengamati apakah faktor eksternal yaitu time budget pressure,

kompensasi, dan moral reasoning memiliki pengaruh yang signifikan

sehingga menyebabkan munculnya DAB dan juga mengamati apakah

faktor ekternal tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kualitas audit yang dihasilkan.

2. Kualitas Audit

Audit quality means how tell an audit detects and report material

misstatements in financial statements. The detection aspect is a

16
reflection of auditor competence, while repoiting is a reflection of

ethics or auditor integrity, particularly independence (Arens, et al,

2012:105). De angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai

kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan

pelanggaran dalam sistem akuntansi dengan pengetahuan dan keahlian

auditor. Sedangkan pelaporan pelanggaran tergantung kepada

dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut.

Dorongan ini akan tergantung pada independensi yang dimiliki oleh

auditor tersebut.

Menurut Rosnidah (2010), kualitas audit merupakan

pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai dengan standar sehingga

auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi

pelanggaran yang dilakukan klien. Sedangkan dalam penelitian Rapina

dkk (2010), kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana

auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menentukan

pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan

melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam

melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar

auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan yang dimiliki

auditor saat melakukan proses audit dalam menemukan pelanggaran

atau kesalahan laporan keuangan klien, dan dalam menjalankan proses

17
auditnya auditor berpedoman terhadap standar dan kode etik yang

berlaku.

Kualitas audit merupakan salah satu titik sentral yang harus

diperhatikan sekalipun tidak mudah untuk menyepakati apa yang

dimaksud kualitas audit itu, namun setidak-tidaknya struktur definisi

atas kualitas audit mencakup auditing dan jasa akuntansi lainnya yang

telah diberikan oleh akuntan publik (Setiowati, 2014).

Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor

dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman

pada kode etik akuntan, standar profesi dan standar akuntansi

keuangan yang berlaku di Indonesia. Setiap auditor harus

mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan

tugasnya dengan bertindak jujur, tegas, tanpa pretensi sehingga dia

dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi atau permintaan pihak tertentu

untuk memenuhi kepentingan pribadinya (Ilmiyati dan Suharjo, 2012).

Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan audit

dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang

akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit

yang dihasilkannya. Tindakan dan sikap yang diambil seorang akuntan

publik haruslah sesuai dengan Aturan Etika Kompartemen Akuntan

Publik yaitu independen, objektif dan integritas. Ketiga syarat tersebut

tertera di dalam Standar Profesional Akuntan Publik tentang Aturan

Etika Kompartemen. Akuntan Publik dalam pasal 101 mengenai

18
perilaku indepedensi dan 102 mengenai perilaku objektif dan integritas

sebagai berikut:

101 Indepedensi
Dalam menjalakan tugasnya, anggota KAP harus selalu
mempertahankan sikap mental independen dalam memberikan jasa
profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional
akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI.

102 Objektif dan Integritas


Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus
mempertahankan integritas dan objektivitas , harus bebas dari
benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan faktor salah
saji material.

Standar-standar ini mengharuskan auditor bersikap independen,

objektif dan memiliki integritas dalam melaksanakan tugasnya.

Maksudnya tidak mudah dipengaruhi dan memihak kepada

kepentingan siapapun tertentu atas akun-akun yang diperiksanya serta

menyampaikan secara obyektif mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan laporan keuangan klien.

3. Dysfunctional Audit Behavior (DAB)

Dysfunctional Audit Behavior adalah setiap tindakan yang

dilakukan auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat

mereduksi atau menurunkan kualitas audit secara langsung maupun

tidak langsung (Silaban, 2011:4). Perilaku ini merupakan reaksi

terhadap lingkungan, misalnya controlling system (Otley dan Pierce,

1996). Sedangkan menurut Lina dan Basuki (2011) Dysfunctional

audit behavior adalah perilaku auditor dalam proses audit yang tidak

19
sesuai dengan program audit yang telah ditetapkan atau menyimpang

dari standar yang telah ditetapkan.

Dysfunctional Audit Behavior merupakan perilaku menyimpang

dari standar audit yang dilakukan oleh seorang auditor dalam

melakukan penugasan yang dapat mempengaruhi kualitas audit baik

secara langsung maupun tidak langsung (Wahyudin dkk, 2011)

Menurut Lightner et. al. dan Alderman Deitrick (1982) seperti

yang dinyatakan oleh Donelly et. al. (2003) dysfunctional audit

behavior is a reaction of environment (i.e., the control system). These

behaviors can, in turn, have both direct impact on audit quality.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan

bahwa Dysfunctional Audit Behavior (DAB) merupakan perilaku audit

yang tidak sesuai (disfungsional) dengan proses perencanaan audit,

program audit, standar yang berlaku dan kode etik dalam menjalankan

tugasnya dengan melakukan manipulasi dan kecurangan demi

kepentingan tertentu.

Dysfunctional Audit Behavior dalam penelitian ini ada 3, yaitu

altering/replacement of audit procedure dan premature sign off, yang

membahayakan kualitas audit secara langsung, sedangkan

underreporting of time mempengaruhi hasil audit secara tidak

langsung (Lina dan Basuki, 2011: 6). Pemerolehan bukti yang kurang,

pemrosesan kurang akurat, dan kesalahan dari tahapan-tahapan audit

juga merupakan dampak dari perilaku disfungsional audit.

20
Altering/replacing of audit procedure adalah penggantian

prosedur audit yang telah ditetapkan dalam standar auditing. Hal ini

berpengaruh secara langsung terhadap kualitas audit dan dapat

mengubah hasil audit.

Premature sign off merupakan suatu keadaan yang

menunjukkan auditor menghentikan satu atau beberapa langkah audit

yang diperlukan dalam prosedur audit tanpa menggantinya dengan

langkah lain. Suatu proses audit sering gagal karena penghapusan

prosedur audit yang penting dari prosedur audit daripada prosedur

audit tidak dilakukan secara memadai untuk beberapa item.

Underreporting of Time (URT) juga berpengaruh tidak

langsung pada mutu audit (Donelly et al., 2003). URT terjadi ketika

auditor melakukan tugas audit tanpa melaporkan waktu yang

sebenarnya. URT menyebabkan keputusan personel kurang baik,

menutupi kebutuhan revisi anggaran, dan menghasilkan time pressure

untuk audit di masa datang yang tidak diketahui (Indri dan Provita,

2007). Tindakan URT memiliki pengaruh yang tidak langsung dengan

penurunan kualita audit karena semua tahapan dalam program audit

dilaksanakan (Silaban, 2011). Namun perilaku URT yang dilakukan

auditor dapat menyebabkan KAP mengambil keputusan internal yang

salah seperti penetapan anggaran waktu yang tidak realistis untuk

tahun berikutnya, evaluasi kinerja staf yang tidak tepat dan mendorong

21
tindakan premature sign off untuk penugasan berikutnya (Lightner et

al., 1982; Otley dan Pierce, 1996).

Dalam penelitian ini, faktor eksternal yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap timbulnya DAB akan dikaitkan dengan

pengaruhnya terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor.

Apakah DAB ini akan mempengaruhi kualitas audit secara langsung

atau tidak langsung.

4. Time Budget Pressure

Agar suatu audit dapat dikatakan efektif dan efisien, maka audit

harus direncanakan dengan baik. Perencanaan meliputi pengembangan

strategi audit serta rancangan program audit yang akan digunakan

dalam melaksanakan audit (Boynton et al., 2006). Perencanaan

rancangan program audit yang baik termasuk perencanaan waktu yang

tepat untuk digunakan dalam pelaksanaan audit didasarkan pada

sebuah time budget.

Anggaran waktu audit atau time budget pressure merupakan

estimasi atau taksiran waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan

tugas audit dalam suatu penugasan (Fleming, 1980). Tekanan anggaran

waktu adalah keadaan atau desakan yang kuat terhadap auditor untuk

melaksanakan langkah-langkah audit yang telah disusun agar bisa

mencapai target waktu yang telah dianggarkan. (Pratiwi, 2008).

Anggaran waktu dibutuhkan untuk menentukan biaya audit dan

mengukur kinerja auditor (Simamora, 2000:63). Waggoner dan

22
Chassell (1991) mengemukakan time budget pressure memberikan

beberapa manfaat pada suatu KAP. Time budget pressure berguna

sebagai dasar dalam menaksir atau memperkirakan biaya audit,

mengalokasikan personal audit pada tugas tertentu dan sebagai dasar

evaluasi kinerja personal auditor (Tanjung, 2013).

Proses penyusunan anggaran waktu audit pada sebagian besar

KAP cenderung mengikuti proses yang sama, yaitu dengan melakukan

taksiran waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan setiap tahapan

program audit pada berbagai level auditor (Tanjung, 2013). Namun

Soobaroyen dan Chengabroyan, 2005 dalam Hutabarat 2012

menemukan bahwa time budget yang ketat sering menyebabkan

auditor meninggalkan bagian program audit penting dan akibatnya

menyebabkan penurunan kualitas audit. Kelley, 2005 dalam Hutabarat,

2012 mendukung pendapat tersebut dengan menyatakan bahwa

penurunan kualitas audit telah ditemukan akibat ketatnya time budget

yang telah ditetapkan. Menurut Waggoner et.al (1991), jika alokasi

waktu untuk penugasan tidak cukup, maka auditor mungkin

mengkompensasikan dengan kerja mereka dengan cepat, dan hanya

menyelesaikan tugas-tugas yang penting saja sehingga mungkin

menghasilkan kinerja yang tidak efektif.

Tekanan anggaran merupakan gambaran normal dari sistem

pengendalian auditor. Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran waktu

yang ketat secara konsisten berhubungan dengan perilaku

23
disfungsional (Sososutikno, 2003). Ketika time pressure semakin

bertambah tinggi dan melewati tingkat yang dapat dikerjakan, time

pressure akan memberikan pengaruh yang negatif (Kelley et.al, 2005;

Glover, 1997; Dezoort, 1998; Soobaroyen dan Chengabroyan, 2005).

Hasil studi The Commission on Auditors Responsibilities (1978)

dalam Soobaroyen dan Chengabroyan (2005) mencatat tekanan waktu

sebagai salah satu pusat perhatian auditor dalam menyelesaikan

pertanggungjawaban mereka. Hasil penelitian Prasita dan Adi (2007)

mengindikasikan jika auditor merasa tertekan akibat terbatasnya waktu

yang dialokasikan, maka dapat menimbulkan stress yang pada

akhirnya akan mendorong auditor melakukan pelanggaran terhadap

standar audit dan mendorong adanya perilaku tidak etis atau

disfungsional yang justru menghasilkan kinerja buruk auditor yang

berakibat pada rendahnya kualitas audit yang diberikan. Time budget

pressure akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap kualitas

pekerjaan audit (Hutabarat, 2012). Rendahnya kualitas laporan audit

yang diberikan akan berdampak pada turunnya tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap profesi auditor.

Dalam penelitian ini, time budget pressure akan dikaitkan

dengan dysfunctional audit behavior dan juga kualitas audit yang

dihasilkan oleh auditor.

24
5. Kompensasi

Umumnya tujuan utama setiap individu bekerja adalah untuk

mendapatkan manfaat, imbalan dan balas jasa atas apa yang sudah

diberikannya kepada perusahaan (Nirmala dan Dewa, 2015). Biasanya

bentuk imbalan atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada

karyawannya adalah kompensasi.

Definisi kompensasi menurut Panggabean (2004) adalah setiap

bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas

jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Menurut

Rivai (2004:357) kompensasi merupakan sesuatu yang diterima

karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan.

Kompensasi menurut Sihotang (2007:220) adalah pengaturan

keseluruhan pemberian balas jasa bagi pegawai dan para manajer baik

berupa finansial maupun barang dan jasa pelayanan yang diterima oleh

setiap orang karyawan.

Menurut Sikula (1981:283) yang dikutip oleh Mangkunegara

(2007:83), kompensasi merupakan sesuatu yang dipertimbangkan

sebagai sesuatu yang sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang

bersifat uang merupakan kompensasi yang diberikan kepada pegawai

sebagai penghargaan dari pelayanan mereka.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

kompensasi merupakan bentuk penghargaan atau balas jasa yang

25
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan baik yang berbentuk

finansial, barang, kenaikan pangkat dan jasa pelayanan agar karyawan

merasa dihargai dalam bekerja. Selain itu kompensasi ini juga bisa

sebagai bentuk apresiasi perusahaan atas loyalitas seorang karyawan.

Kepuasaan karyawan atas kompensasi yang diberikan oleh perusahaan

berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian sumber

kepuasaan kerja adalah adanya kesesuaian antara harapan seseorang

yang timbul dan imbalan yang disediakan pekerjaan (Amilin dan

Rosita, 2008). Menurut Rivai dan Sagala (2011), ada beberapa

komponen dari kompensasi yaitu gaji, upah, insentif dan kompensasi

tidak langsung seperti asuransi, tunjangan, dana pensiun dan lainnya.

Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan industri yang

bergerak di bidang jasa keuangan tentunya berorientasi pada perolehan

keuntungan maksimal atas jasa yang diberikan (Rahmawati, 2011).

Hal ini menyebabkan konsekuensi bagi KAP untuk meningkatkan

kinerja dan kualitasnya, terutama para auditor sebagai ujung tombak

dari KAP (Nirmala dan Dewa, 2015). Namun saat sekarang persaingan

antar KAP membuat semakin sulitnya untuk mempertahankan klien.

Sementara saat memutuskan menerima klien, auditor harus paham

betul resiko yang ada di dalam perusahaan agar nantinya saat

melakukan proses audit tidak merusak integritas profesi auditor.

Menurut Nirmala dan Dewa (2015), dalam kondisi seperti ini

auditor dihadapkan pada kondisi dilematik. Sesuai kode etik, seorang

26
auditor harus tetap menjaga integritas, indepedensi dan obyektivitas

dalam menjalankan tugasnya. Namun di sisi lain fee yang nantinya

diperoleh dari klien menjadi dilema bagi auditor.

Kondisi dilematik tersebut dapat mempengaruhi munculnya

DAB dan bisa diperparah dengan time budget pressure yang dihadapi

auditor. Kompensasi yang diberikan atau ditawarkan klien

memungkinkan auditor untuk melakukan hal yang tidak sesuai dengan

standar atau bahkan melanggar kode etik profesi auditor.

6. Moral Reasoning

Secara etimologis, kata moral sama dengan kata etika

karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan

atau adat. Dengan kata lain, moral adalah nilai-nilai dan norma-norma

yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam

mengatur tingkah lakunya, sedangkan yang membedakan hanya

bahasa asalnya saja yaitu etika dari Bahasa Yunani dan moral dari

Bahasa Latin (Febrianty, 2011). Moral adalah sikap mental dan

emosional yang dimiliki oleh individu sebagai anggota kelompok

sosial dalam melakukan tugas-tugas serta loyalitas pada kelompok

(Falah, 2006). Moral Reasoning (Penalaran Moral) adalah kemampuan

(konsep dasar) seseorang untuk dapat memutuskan masalah sosial-

moral dalam situasi kompleks dengan melakukan penilaian terlebih

dahulu terhadap nilai dan sosial mengenai tindakan apa yang akan

27
dilakukannya. Sedangkan Noviardy (2014) menyatakan bahwa

penalaran moral merupakan konsep dasar yang dimiliki individu untuk

menganalisa masalah sosial-moral dan sebagai dasar untuk mengambil

keputusan dan tindakan. Dari beberapa pengertian diatas maka moral

reasoning merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam

memutuskan suatu masalah yang kompleks sesuai dengan analisa

kondisi sosial-moral yang terjadi disekitarnya.

Pentingnya mengevaluasi perkembangan moral pada saat

mempertimbangkan respon auditor atas konflik etika telah banyak

diteliti diantaranya oleh Faisal (2007), Faisal dan Rahayu (2005),

Thorne, Masey dan Jones (2004) Lindawati (2003), Lord dan DeZoort

(2001), Tsui dan Gul (1996), Ponemon dan Gabhart (1993), Ponemon

(1992) serta Armstrong (1987). Secara umum hasil penelitian-

penelitian di atas menyatakan bahwa dalam teori perkembangan moral

kognitif (cognitive moral development), alasan moral (moral

reasoning) dapat dinilai dengan menggunakan tiga kerangka yang

terdiri dari tiga tahap yaitu pre-conventional level, conventional level

dan post conventional level ( Januarti dan Faisal 2010).

a. Pre-conventional level

Dalam tahap ini, individu membuat keputusan untuk

menghindari risiko atau kepentingan pribadi (fokus pada orientasi

jangka pendek). Individu pada level moral ini akan memandang

kepentingan pribadinya sebagai hal yang utama dalam melakukan

28
suatu tindakan. Selain itu, individu akan melakukan suatu tindakan

karena takut terhadap hukum/peraturan yang ada.

b. Conventional level

Dalam tahap ini, individu menjadi lebih fokus pada dampak

dari tindakan yang mereka lakukan. Dalam situasi dilema etika,

fokus individu bergeser dari fokus jangka pendek dan berorientasi

kepentingan pribadi menjadi berorientasi pada pertimbangan akan

kebutuhan untuk mengikuti aturan umum untuk menciptakan

perilaku yang baik. Individu akan mendasarkan tindakannya pada

persetujuan teman-teman atau keluarganya dan juga pada norma-

norma yang ada di masyarakat. Individu akan memandang dirinya

sebagai bagian integral dari kelompok referensi. Mereka cenderung

melakukan fraud demi menjaga nama baik kelompoknya.

c. The post conventional level

Dalam level ini, individu fokus pada prinsip etika secara

luas sebagai panduan perilaku mereka. Selain itu, individu

mendasari tindakannya dengan memperhatikan kepentingan orang

lain dan berdasarkan tindakannya pada hukum-hukum universal.

29
Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Moral Kohlberg

Tingkat (level) Sublevel Ciri Menonjol

1. Orientasi pada Mematuhi peraturan untuk


Tingkat I hukuman menghindari hukuman
(Preconventional)
Usia < 10 tahun 2. Orientasi pada Menyesuaikan diri untuk
hadiah memperoleh hadiah/pujian

3. Orientasi anak Menyesuaikan diri untuk


baik menghindari celaan orang lain
Tingkat II Mematuhi hukumandan
(Conventional) peraturan sosial untuk
Usia 10-13 tahun 4. Orientasi menghindari kecaman dari
otoritas otoritas dan perasaan berslah
karena tidak melakukan
kewajiban

Tindakan yang dilaksanakan


5. Orientasi atas dasar prinsip yang
kontrak sosial disepkati bersama mayarakat
demi kehormatan diri.
Tingkat III
(Postconventional)
Usia > 13 Tindakan yang didasarkan
atas prinsip etika yang
6. Orientasi
diyakini diri sendiri untuk
prinsip etika
menghindari penghukuman
diri.
Sumber: Agus dan Ardana (2009)

Beberapa penelitian sebelumnya yang menginvestigasi moral

reasoning auditor (Arnold dan Neidermeyer,1999; Bernardi dan Arnold,

1997; Louwers, Ponemon dan Radtke, 1997) menggunakan perspektif

perkembangan kognitif (cognitive-development) (Rest dkk, 1999).

Perspektif perkembangan kognitif memfokuskan investigasinya pada

proses moral/ethical reasoning dalam membuat pertimbangan (judgement)

dan mengasumsikan bahwa gambaran (conception) moral atau etika


30
individu diindikasikan oleh level of ethical development, yang selanjutnya

akan mempengaruhi cara individu tersebut dalam memecahkan dilema

etika. Individu dengan level ethical/moral development yang lebih tinggi

dapat membuat keputusan yang lebih etis (Rest dkk, 1999).

Moral reasoning merupakan sebuah proses penentuan benar atau

salah yang dialami seseorang dalam mengambil suatu keputusan etis.

Menurut Kohlberg (2006), ada 3 faktor utama umum yang memberikan

kontribusi pada perkembangan moral, yaitu:

1) Kesempatan pengambilan peran

Perkembangan penalaran moral meningkat ketika seseorang

terlibat dalam situasi yang memungkinkan seseorang mengambil

perspektif sosial seperti situasi dimana seseorang sulit untuk menerima

ide, perasaan, opini, keinginan, kebutuhan, hak, kewajiban, nilai, dan

standar orang lain.

2) Situasi moral

Setiap lingkungan sosial dikarakteristikkan sebagai hak dan

kewajiban fundamental yang didistribusikan dan melibatkan keputusan.

Dalam beberapa lingkungan, keputusan diambil sesuai dengan aturan,

tradisi, hukum, dan figur otoritas (tahap 1). Dalam lingkungan yang lain,

keputusan didasarkan pada pertimbangan 23 sistem yang tersedia (tahap 4

atau lebih tinggi). Tahap penalaran moral ditunjukkan oleh situasi yang

menstimulasi orang untuk menunjukkan nilai moral dan norma moral.

3) Konflik moral kognitif

31
Konflik moral kognitif merupakan pertentangan penalaran moral

seseorang dengan penalaran orang lain. Dalam beberapa studi, subjek

bertentangan dengan orang lain yang mempunyai penalaran moral lebih

tinggi maupun lebih rendah. Anak yang mengalami pertentangan dengan

orang lain yang memiliki penalaran moral yang lebih tinggi menunjukkan

tahap perkembangan moral yang lebih tinggi daripada anak yang

berkonfrontasi dengan orang lain yang memiliki tahap penalaran moral

yang sama dengannya.

Beberapa penelitian yang lain memberikan bukti bahwa perilaku

disfungsional auditor dapat diatributkan pada berbagai bentuk tekanan

(Lord dan DeZoort,2001; Ponemon dan Gabhart (1990), Tsui dan

Gul,1996, Windsor dan Arkanasy,1995, Faisal dan Rahayu, 2005). Selain

itu, literatur dalam bidang akuntansi telah merefleksikan dan mengakui

pentingnya mengevaluasi pengaruh tekanan (pressure) yang dihasilkan

dari dalam organisasi terhadap sikap, keinginan dan perilaku auditor.

Penelitian-penelitian tersebut memiliki implikasi yang penting bagi

profesionalisme auditor, proses sosialisasi auditor dan pengendalian

profesional dalam organisasi.

Dalam penelitian ini, moral reasoning dianggap sebagai suatu

faktor eksternal yang berupa tekanan bagi diri seorang auditor sehingga

memungkinkan terjadinya DAB karena secara khusus, literatur akuntansi

memberikan bukti bahwa auditor rentan terhadap tekanan pengaruh sosial

32
yang tidak tepat dari superior/atasan (Lord dan DeZoort,2001) dan rekan

kerja/peers dalam perusahaan (Ponemon, 1992).

B. Penelitian Terdahulu

Sebelum penelitian ini, ada beberapa penelitian yang bisa dijadikan

acuan oleh peneliti yakni:

33
Tabel 2.2 Daftar penelitian-penelitian terdahulu

Peneliti Metodelogi Penelitian


No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
1. Siti Aisyah dan Pengaruh External Locus Of Variabel Objek Hasil penelitian ini
Wilda Farah Control, Komitmen Dysfunctional Audit penelitian, menunjukkan bahwa locus of
(2013) Organisasi, Position dan Behavior metode control eksternal dan turnover
Turnover Intention Terhadap convenience intention memiliki pengaruh
Dysfunctional Audit Behavior sampling, tidak signifikan pada DAB,
terdapat variabel sedangkan komitmen
time budget organisasi dan posisi tidak
pressure, berpengaruh signifikan
kompensasi, terhadap DAB.
moral reasoning
dan kualitas
audit

2. Surtikanti dan Pengaruh Profesionalisme Variabel Objek Hasil penelitian menunjukkan


Lena (2013) Akuntan Publik terhadap Dysfunctional Audit penelitian, tidak bahwa ada hubungan yang
Disfungsional Akuntan Behavior dan terdapat variabel kuat antara profesionalisme
Publik terhadap Kualitas Kualitas Audit time budget dan kualitas audit adalah
Audit pressure, positif, sedangkan perilaku
Kompensasi dan disfungsional negatif.
Moral
Reasoning

34
Metodelogi Penelitian
Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
No.
(Tahun) Persamaan Perbedaan
3. Ely Suhayati Sikap Negatif Dari Akuntan Variabel Tidak terdapat Sikap negatif akuntan publik
(2011) Publik Akan Menimbulkan Dysfunctional variabel time budget akan menimbulkan
Disfungsional Akuntan Audit Behavior pressure, disfungsional akuntan publik
Publik kompensasi, moral seperti dilewatinya salah satu
reasoning dan prosedur audit karena
kualitas audit dianggap low risk.
4. Wowo Agung Pengaruh Kompetensi auditor Variabel Metode yang Hasil penelitian menunjukkan
(2011) Eksternal dan Perilaku Dysfunctional digunakan dalam bahwa secara simultan
Disfungsional Auditor Audit Behavior penelitian ini adalah kompetensi auditor eksternal
Eksternal terhadap Kualitas dan Kualitas metode analisis dan dan perilaku disfungsional
Audit Audit verifikasi metode auditor berpengaruh terhadap
deskriptif, dan dalam kualitas audit yang dihasilkan
penelitian ini oleh auditor. Dan hasil parsial
tidak terdapat menunjukkan bahwa variabel
variabel time budget kompetensi auditor eksternal
pressure, dan perilaku disfungsional
kompensasi, moral auditor berpengaruh pada
reasoning dan kualitas audit
kualitas audit

35
Metodelogi Penelitian
Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
No.
(Tahun) Persamaan Perbedaan
5. Lina dan Basuki Analisis Pengaruh Variabel Objek penelitian, .Hasil penelitian menunjukkan
(2011) Karakteristik Personal Dysfunctional tidak terdapat bahwa LOC eksternal
Auditor Terhadap Audit Behavior, variabel time cenderung menerima DAB..
Penerimaan Auditor Atas menggunakan budget pressure, Sementara variabel OC, P, dan
Dysfunctional Audit (SEM) LISREL kompensasi, moral TI tidak berhubungan dengan
Behaviour 8.80 reasoning dan DAB. Signifikansi LOC
(Studi Empiris pada Kantor kualitas audit menunjukkan bahwa profesi
Akuntan Publik di Jawa akuntansi adalah rentan
Tengah dan di Yogyakarta) terhadap DAB
6. Indira dan Faisal Pengaruh Moral Reasoning Variabel Moral Objek penelitian, Hasil penelitian ini gagal
(2010) dan Skeptisme Profesional Reasoning dan tidak terdapat menunjukkan hubungan antara
Auditor Pemerintah terhadap Kualitas Audit variabel time penalaran moral dan kualitas
Kualitas Audit Laporan budget pressure audit. Namun, penelitian ini
Keuangan Pemerintah Daerah dan kompensasi menemukan bukti bahwa
skeptisisme profesional
berhubungan positif dengan
kualitas audit
7. Faisal (2007) Tekanan Pengaruh Sosial Variabel Moral Objek penelitian, Moral Reasoning tidak
dalam menjelaskan hubungan Reasoning tidak terdapat berpengaruh terhadap
Moral Reasoning terhadap variabel time keputusan auditor
Keputusan Auditor budget pressure,
kompensasi dan
kualitas audit

36
C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut : Gambar 2.1

Adanya skandal akuntansi Akuntan publik merupakan profesi


perusahaan dan pelanggaran yang yang dipercaya untuk menentukan
melibatkan Akuntan Publik dalam keandalan laporan keuangan. Karena
laporan hasil audit memiliki posisi
proses auditnya. Skandal ini terjadi
sangat penting bagi para penggunanya
di dalam maupun di luar negeri. yaitu investor, kreditor dan pemerintah

GAP

Faktor- faktor penyebab timbulnya skandal dan pelanggaran yang


dilakukan akuntan publik yang menyebabkan timbulnya dysfunctional
audit behavior dan mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan

Grand Theory : Teori Atribusi

Variabel Independen Variabel Intervening Variabel Dependen

Time Budget Ha5


Pressure(X1) Ha4
Ha1

Kompensasi Dysfunctional Audit Behavior (Y) Kualitas Audit


Ha2 Ha7 (Z)
(X2)

Ha3 Ha6
Moral
Reasoning
(X3)

Bersambung ke halaman selanjutnya

37
Gambar 2.1 (lanjutan)

Metode Partial Least Square (PLS) dengan program software smartPLS 3.0

Hasil pengujian dan pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara atas

sebuah permasalahan penelitian sampai semua data terkumpul (Arikunto,

2010 dalam Wahyudin, 2011). Berdasarakan kerangka pemikiran diatas

maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hubungan time budget pressure dengan dysfunctional audit behavior

Sebelum menjalankan tugasnya auditor akan melakukan

perencanaan mengenai program auditnya termaksud perencanaan waktu

audit (time budget). Namun seringkali time budget tersebut dibuat kurang

realistis sehingga menimbulkan tekanan terhadap auditor. Jika waktu yang

ditentukan terlalu lama maka biaya akan meningkat, dan dikhawatirkan

KAP akan kehilangan klien. Sementara jika waktu terlalu singkat, maka

akan memungkinkan bukti audit berkurang. Dalam kondisi tertekan seperti

38
ini akan memungkinkan auditor melakukan hal-hal yang tidak sesuai

dengan tujuan auditnya demi kepentingan pribadi. Nyoman (2015)

menjelaskan bahwa kepercayaan auditor bahwa mematuhi anggaran waktu

merupakan berhubngan dengan penilaian kinerja sehingga memaksa

auditor memenuhi anggaran waktu walaupun harus melakukan perilaku

disfungsional seperti menggunakan waktu pribadi untuk melakukan

pekerjaan (underreporting of time) dan melakukan tindakan yang dapat

mengurangi kualitas audit misalnya penghentian prematur terhadap

prosedur audit. Perilaku audit yang disfungsional (disfunctional audit

behavior) atau tidak sesuai standar ini nantinya akan mempengaruhi hasil

audit menjadi kurang relevan dengan keadaan sebenarnya. Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian Tanjung (2013) bahwa time budget pressure

memiliki pengaruh siginifikan positif terhadap dysfunctional audit

behavior . Ini berarti semakin tingginya tingkat time budget pressure,

maka semakin tinggi juga dysfunctional audit behavior. Oleh karena itu,

hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut :

Ha1 : Time budget pressure berpengaruh terhadap dysfunctional audit

behavior

Hubungan kompensasi dengan dysfunctional audit behavior

Setiap individu bekerja untuk mendapatkan manfaat atau

kompensasi. Kompensasi merupakan imbalan atas jasa yang diberikan

karyawan berupa finansial, kenaikan jabatan, barang dan lainnya. Auditor

39
atau KAP sebagai penyedia jasa keuangan pastinya mempertimbangkan

kompensasi yang diberikan klien. Auditor yang tidak memperoleh

kompensasi memuaskan dari kantor akuntan cenderung akan tidak

memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaan, dan cenderung akan

mencari tempat kerja yang lebih baik sehingga keinginan untuk bertahan

di kantor akuntan akan rendah (Nyoman, 2015). Nilai kompensasi ini

sering menjadi penyebab adanya perilaku disfungsional audit

(dyfunctional audit behavior) karena seringkali auditor berada di posisi

dilema. Dilema antara standar dan kode etik profesi yang harus dipatuhi

namun di sisi lain kompensasi yang tinggi juga dibutuhkan bagi tujuan

pribadi auditor. Hasil penelitian Nyoman (2015) menunjukkan bahwa

salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya dysfunctional audit

behavior adalah kompensasi yang diberikan kepada auditor. Dari

pemikiran ini hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu:

Ha2 : Kompensasi berpengaruh terhadap dysfunctional audit behavior

Hubungan moral reasoning dengan dysfunctional audit behavior

Moral Reasoning merupakan sebuah proses penentuan benar atau

salah yang dialami seseorang dalam mengambil suatu keputusan etis.

Moral reasoning merupakan norma-norma yang berlaku dan menjadi

pedoman bagi seseorang agar perilakunya sesuai dengan adat, budaya dan

peraturan tertentu. Bagi auditor moral reasoning sangat penting dimiliki

dan diterapkan sebagaimana mestinya. Kesadaran akan moral ini sangat

40
dibutuhkan auditor dalam menjalankan tugasnya agar indenpedensi,

objektivitas dan integritas seorang auditor tetap berjalan. Derajat

profesionalisme seorang akuntan publik ditentukan oleh tingkat

perkembangan moralnya (Januarti dan Faisal, 2010). Selain itu dalam

literatur akuntansi oleh Lord dan DeZoort (2001) memberikan bukti

bahwa auditor rentan terhadap tekanan pengaruh sosial yang tidak tepat

dari superior/atasan. Kesadaran akan moral sering terabaikan demi

kepentingan pribadi auditor. Pengambilan keputusan etis sering didasarkan

pada kepentingan kelompok dan pribadi (bersifat memihak) sehingga

akhirnya banyak terjadi skandal yang melibatkan auditor. Terabaikannya

kesadaran moral inilah yang memicu dysfunctional audit behavior dalam

bentuk pemalsuan, manipulasi dan lainnya yang merugikan beberapa

pihak terutama masyarakat. Dari pemikiran diatas, maka hipotesis yang

dapat dirumuskan yaitu:

Ha3 : Moral reasoning berpengaruh terhadap dysfunctional audit

behavior

Hubungan time budget pressure dengan kualitas audit

Time budget pressure atau tekanan anggaran waktu adalah keadaan

yang menuntut auditor untuk melakukan efisiensi terhadap alokasi waktu

audit yang telah ditentukan (Sososutikno, 2003). Menurut Waggoner

(1991) dalam Hutabarat (2012), jika alokasi waktu untuk penugasan tidak

cukup, maka auditor mungkin mengkompensasikan waktu kerja mereka

41
dengan cepat dan hanya menyelesaikan tugas-tugas yang penting saja

sehingga mungkin menghasilkan kinerja yang tidak efektif. Auditor yang

menetapkan alokasi waktu audit yang sangat ketat mengakibatkan

munculnya efek samping yang merugikan publik, yaitu memunculkan

perilaku yang mengancam kualitas audit antara lain penurunan tingkat

pendeteksian dan penyelidikan aspek kualitatif salah saji, gagal meneliti

prinsip akuntansi, melakukan review dokumen yang dangkal, menerima

penjelasan klien secara lemah dan mengurangi pekerjaan pada salah satu

langkah audit dibawah tingkat yang diterima (Cohen, 2001). Oleh karena

itu time budget pressure dianggap penting karena jika tekanan waktu

dalam pelaksanaan audit semakin rendah maka tugas audit dapat dilakukan

lebih hati-hati dan teliti sehingga kualitas audit dapat terjaga dengan baik

(Desi dan Dhini, 2014). Dari pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat

dirumuskan yaitu:

Ha4 : Time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit

Hubungan kompensasi dengan kualitas audit

Tujuan utama setiap individu bekerja adalah mendapatkan imbalan

atau balas jasa atas apa yang telah diberikan (Nirmala dan Dewa, 2015). Salah

satu balas jasa yang diterima adalah kompensasi. Kompensasi merupakan

sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka

(Rivai, 2004). KAP yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

jasa keuangan, tentunya berorintasi pada keuntungan finansial

42
(Rahmawati, 2011). Ujung tombak dari usaha KAP adalah auditor

sehingga kinerja auditor harus maksimal, kinerja auditor yang maksimal

ini dipengaruhi oleh adanya kepuasaan kerja. Salah sau faktor yan

mempengaruhi kepuasaan kerja adalah kompensasi yang diterima auditor.

Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Nirmala dan Dewa (2015), bahwa

kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasaan kerja auditor.

Apabila seorang auditor memiliki kepuasan kerja yang bagus, maka akan

mampu bekerja lebih baik sehingga menghasilkan kualitas audit yang baik.

Hal ini diperkuat oleh Zeng dan Cullinan, (2010), bahwa kompensasi yang

diterima oleh seseorang cenderung akan mempengaruhi kualitas kerjanya.

Dari pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu:

Ha5 : Kompensasi berpengaruh terhadap kualitas audit

Hubungan moral reasoning dengan kualitas audit

Moral reasoning merupakan konsep dasar yang dimiliki individu

untuk menganalisa masalah sosial-moral dan sebagai dasar untuk

mengambil keputusan dan tindakan (Noviardy, 2014). Dalam menjalankan

tugasnya, seorang auditor dituntut untuk selalu mematuhi aturan Etika

Kompartemen Akuntan Publik dalam Standar Profesional Akuntan Publik.

Meski aturan yang ada cukup jelas, terkadang auditor sering berhadapan

dengan berbagai tekanan yang mungkin mempengaruhi kemampuannya.

Moral reasoning (penalaran moral) merupakan sebuah proses penentuan

benar atau salah yang dialami seorang individu dalam suatu situasi yang

43
menjadi faktor penentu dalam pengambilan keputusan etis sehingga moral

reasoning dianggap sebagai salah satu faktor yang dianggap memiliki

pengaruh terhadap kualitas audit (Januarti dan Faisal, 2010). Dari

pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu:

Ha6 : Moral reasoning berpengaruh terhadap kualitas audit

Hubungan dysfunctional audit behavior dengan kualitas audit

Menurut Donelly et al., (2003) dysfunctional audit behavior

merupakan perilaku disfungsional yang membahayakan kualitas audit.

Dalam proses audit, dysfunctional audit behavior secara langsung

mempengaruhi kualitas audit dan melanggar standar profesional akuntan

publik (Dyah dan Indah 2016). Salah satu faktor yang mempengaruhi

kualitas audit adalah perilaku disfungsional. Perilaku disfungsional auditor

merupakan perilaku yang membenarkan terjadinya penyimpangan dalam

penugasan audit (Donnely, et al., 2003), yang mengakibatkan penurunan

kualitas laporan audit baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sehingga, para pengguna laporan mengalami krisis kepercayaan atas hasil

laporan audit yang dihasilkan oleh auditor. Berbagai penelitian

menyatakan bahwa penyimpangan perilaku dalam penugasan telah

menjadi permasalahan yang serius (Smith 1995, Otley dan Pierce 1995).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wowo Agung (2011), Evi (2014),

Surtikanti dan Lena (2013) menyebutkan bahwa dysfunctional audit

behavior berpengaruh terhadap kualitas audit. Ini berarti semakin tinggi

dysfunctional audit behavior maka kualitas audit yang dihasilkan semakin


44
menurun, begitu pula sebaliknya jika dysfunctional audit behavior seorang

auditor rendah maka kualitas audit yang dihasilkan akan tinggi dan dapat

digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan. Dari

pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu:

Ha7 : Dysfunctional audit behavior memiliki pengaruh terhadap

kualitas audit

Hubungan time budget pressure, kompensasi, dan moral reasoning

dengan kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior

Perilaku disfungsional auditor dapat terjadi apabila auditor merasa

adanya ketidakpuasan pada lingkungan atau kondisi kerja yang terjadi

seperti berada dalam kondisi tertekan (Ely, 2011). Perilaku disfungsional

ini akan mengarah pada kesalahan audit lainnya, dan ketika kinerja auditor

tidak lagi mengikuti standar yang ada maka kualitas audit yang dihasilkan

akan terganggu (Fatimah, 2012).

Time budget pressure, kompensasi dan moral reasoning

merupakan beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi DAB dan

kualitas audit. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Neneng

(2014), bahwa time budget pressure dapat menggangu kualitas audit

melalui perilaku disfungsional auditor. Sedangkan variabel kompensasi

dapat berkontribusi untuk mempengaruhi kepuasan kerja auditor (Nirmala

dan Dewa, 2015). Ketika auditor merasa mendapatkan kepuasaan kerja,

maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin membaik (Runny dan

45
Nuryantoro, 2015). Penelitian lain yang dilakukan oleh Lindawati (2003)

menjelaskan bahwa penalaran moral (moral reasoning) merupakan bagian

penting dalam pengembangan moral (moral development) seorang auditor.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut, maka hipotesis

yang dapat dirumuskan yaitu:

Ha8 : Time budget pressure memiliki pengaruh terhadap kualitas


audit melalui dysfunctional audit behavior
Ha9 : Kompensasi memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
melalui dysfunctional audit behavior
Ha10 : Moral reasoning memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
melalui dysfunctional audit behavior

46
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Penelitian ini dimaksud

untuk menguji signifikan pengaruh diantara beberapa variabel. Tujuan dari

penelitian ini untuk memperlihatkan ada atau tidaknya pengaruh dari persepsi

mengenai time budget pressure (X1), kompensasi (X2), dan moral reasoning

(X3) sebagai variabel independen dengan Dysfunctional Audit Behavior

(intervening) dan pengaruhnya terhadap Kualitas Audit (Y). Populasi dari

penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik (KAP) di

Provinsi DKI Jakarta yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

per 31 Maret 2016.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada

kantor akuntan publik yang berada di wilayah Jakarta. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling untuk

menentukan pengambilan sampel. Ini berarti sampel dipilih secara sengaja

sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan atau bisa dikatakan

pengambilan sampel tertentu. Sampel yang akan diambil dari populasi adalah

auditor senior, auditor junior, supervisor, dan manajer KAP dengan

kualifikasi :
1. Merupakan akuntan publik yang bekerja di seluruh kantor akuntan publik

di DKI Jakarta sesuai dengan data yang terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan (OJK)

2. Auditor yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun, karena

dianggap telah memiliki pengalaman yang cukup dalam lingkungan kerja

3. Auditor yang memiliki Nomor Register Ak maupun tidak, dan pernah

melaksanakan pekerjaan di bidang auditing

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti melakukan

penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti memperoleh data yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui buku, jurnal, internet dan

perangkat lain yang berkaitan dan mendukung judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama dalam penyusunan penelitian ini diperoleh melalui penelitian

lapangan, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama (data

primer). Subyek dari penelitian adalah akuntan publik yang bekerja pada

kantor akuntan publik di wilayah DKI Jakarta. Peneliti memperoleh data

dengan mengirimkan lembar kuesioner secara langsung ataupun melalui

perantara kepada akuntan publik. Daftar pertanyaan yang sudah disusun

dengan sistematis dan terstruktur merupakan data primer yang bertujuan

48
untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja di kantor

akuntan publik sebagai responden penelitian. Sumber data dalam

penelitian ini adalah masing-masing skor dari indikator variabel

penelitian yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan

ke responden yaitu akuntan publik.

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian akan

diuraikan beserta operasional dan cara pengukurannya.

1. Time Budget Pressure (X1)

Time Budget Pressure adalah suatu kondisi yang menuntut auditor untuk

melaksanakan proses audit dengan adanya pembatasan waktu, sehingga

auditor harus melakukan efisiensi waktu terhadap anggaran waktu yang

telah ditentukan. Tekanan anggaran merupakan gambaran normal dari

sistem pengendalian auditor. Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran

waktu yang ketat secara konsisten berhubungan dengan perilaku

disfungsional. Tekanan anggaran waktu yang secara konsisten

berhubungan dengan perilaku disfungsional merupakan ancaman

langsung dan serius terhadap kualitas audit (Sososutikno, 2005).

Dalam penelitian ini variabel time budet pressure diukur dengan

menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kelley & Seiler

(1982), Kelley & Margheim (1990) dan Otley & Pierce (1996) dan

49
digunakan oleh Sososutikno (2003) dan Abdul Muhshyi (2013) serta

telah disesuaikan dengan topik penelitian. Pertanyaan dalam penelitian

ini diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5. Jawaban yang

didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak

setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.

2. Kompensasi (X2)

Kompensasi merupakan bentuk penghargaan atau balas jasa yang

diberikan oleh perusahaan kepada karyawan baik yang berbentuk

finansial, barang, kenaikan pangkat dan jasa pelayanan agar karyawan

merasa dihargai dalam bekerja. Selain itu kompensasi ini juga bisa

sebagai bentuk apresiasi perusahaan atas loyalitas seorang karyawan.

Menurut Sihotang (2007:220), kompensasi dapat meningkatkan prestasi

kerja, kepuasan kerja, dan dapat juga untuk memotivasi karyawan. Maka

kepuasaan karyawan atas kompensasi yang diberikan oleh perusahaan

berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Namun profesi seorang auditor

terkadang dihadapkan pada kondisi dilematik, yaitu etika profesi auditor

yang jelas harus ditegakkan, tetapi etika moral antara auditor dengan

klien yang telah memberikan fee jelas sebuah dilema tersendiri bagi

auditor (Nirmala dan Dewa, 2015). Dilema ini memungkinkan auditor

berperilaku menyimpang dan mengabaikan etika profesi salah satunya

sikap profesional. Padahal perilaku profesional akuntan publik salah

50
satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang

dalam audit (dysfunctional audit behavior) (Wahyudin, dkk 2011).

Dalam penelitian ini variabel kompensasi diukur dengan instrumen yang

dikembangkan oleh Rivai dan Sagala (2011) dan telah disesuaikan

dengan topik penelitian. Pertanyaan dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan skala likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat

skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4)

setuju, dan (5) sangat setuju.

3. Moral Reasoning (X3)

Moral reasoning (penalaran moral) merupakan kemampuan yang

dimiliki individu dalam memutuskan suatu masalah yang kompleks

sesuai dengan analisa kondisi sosial-moral yang terjadi disekitarnya.

Penalaran moral merupakan konsep dasar yang dimiliki individu untuk

menganalisa masalah sosial-moral dan sebagai dasar untuk mengambil

keputusan dan tindakan (Noviardy, 2014). Dalam penelitian ini variabel

moral reasoning diukur dengan menggunakan Multidimensional Ethics

Scale (MES) untuk mengukur perkembangan moral. Cohen, Pant

&Sharp (2001) menyatakan MES menyediakan ukuran langsung atas

orientasi etika pada sejumlah konstruk moral. Dengan demikian, MES

secara spesifik mengidentifikasi rasionalisasi dibalik alasan moral dan

mengapa responden percaya bahwa suatu tindakan adalah etis. Lima

51
konstruk moral terefleksi dalam MES yaitu justice atau moral equity ,

relativism, egoism, utilitarianism, dan deontology atau contractual.

Instrument ini dikembangkan oleh Cohen (2001) dan digunakan oleh

Nurul (2015) serta telah disesuaikan dengan topik penelitian. Pertanyaan

dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5.

Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak

setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.

4. Dysfunctional Audit Behavior (Intervening)

Dysfunctional Audit Behavior (DAB) merupakan perilaku audit yang

tidak sesuai (disfungsional) dengan proses perencanaan audit, program

audit, standar yang berlaku dan kode etik dalam menjalankan tugasnya

dengan melakukan manipulasi dan kecurangan demi kepentingan

tertentu. Sedangkan menurut Silaban (2011), perilaku disfungsional audit

(dysfunctional audit behavior) adalah setiap tindakan yang dilakukan

auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi atau

menurunkan kualitas audit secara langsung maupun tidak langsung.

Dysfunctional Audit Behavior dalam penelitian ini ada 3, yaitu

altering/replacement of audit procedure dan premature sign off, yang

membahayakan kualitas audit secara langsung, sedangkan

underreporting of time mempengaruhi hasil audit secara tidak langsung

(Lina dan Basuki, 2011: 6). Perilaku disfungsional selalu dikaitkan

52
dengan penurunan kualitas audit (Public Oversight Board 2000 dalam

Donelly, 2003).

Dalam penelitian ini variabel dysfunctional audit behavior diukur dengan

menggunakan instrument yang dikembangan oleh Donnelly et al (2003)

dan digunakan oleh Aisyah & Wilda (2013) serta telah disesuaikan

dengan topik penelitian. Pertanyaan dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan skala likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat

skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4)

setuju, dan (5) sangat setuju.

5. Kualitas Audit (Y)

Kualitas audit merupakan segala kemungkinan yang dimiliki auditor saat

melakukan proses audit dalam menemukan pelanggaran atau kesalahan

laporan keuangan klien, dan dalam menjalankan proses auditnya auditor

berpedoman terhadap standar dan kode etik yang berlaku. Menurut

De’Angelo (1981) kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu

kemampuan auditor dalam menemukan atau mendeteksi pelanggaran

yang terjadi dalam sistem akuntansi klien, dan kemampuan untuk

melaporkan pelanggaran-pelanggaran yang ditemukannya.

Dalam penelitian ini variabel kualitas audit diukur dengan instrumen

yang dikembangkan oleh Wooten (2003) dan digunakan oleh Alim,dkk

(2007) dan Dina & Erna (2013) serta telah disesuaikan dengan topik

penelitian. Pertanyaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

53
skala likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu:

nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5)

sangat setuju.

54
Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No. Butir
Variabel Indikator Skala
Pertanyaan
Time Budget 1. Keterbatasan waktu 1 Likert 1
Pressure (X1) 2. Penyelesaian tugas dengan waktu yang sampai 5
2
( Otley & sudah ditentukan
Pierce ,1996) 3. Pemenuhan target waktu selama
3
penugasan
4. Kelonggaran waktu audit 4
5. Fokus tugas dengan keterbatasan waktu 5
6. Pengkomunikasian anggaran waktu 6
7. Efisiensi dalam proses audit 7
8. Penilaian kinerja atasan 8
9. Anggaran waktu merupakan keputusan
9
mutlak dari atasan
10. Anggaran waktu yang tidak fleksibel 10
Kompensasi 1. Ketepatan dalam pemberian gaji 11 Likert 1
(X2) 2. Kesesuaian gaji dengan jasa 12 sampai 5
(Rivai dan 3. Jumlah jam kerja 13
Sagala, 2011) 4. Kesesuaian dengan jasa yang diberikan 14
5. Prestasi kerja 15
6. Motivasi 16
7. Kemudahan untuk menggunakan hak cuti 17
8. Asuransi kesehatan bagi pegawai dan
18
keluarga inti
Moral 1. Adil 19 Likert 1
Reasoning 2. Wajar 20 sampai 5
(X3) 3. Benar secara moral 21
(Cohen, 2001) 4. Nilai yang dianut keluarga 22
5. Dapat diterima secara kultural 23
6. Dapat diterima secara tradisional 24
7. Mempromosikan diri 25
8. Memuaskan secara pribadi 26
9. Memberikan manfaat yang besar 27
10. Menghasilkan keuntungan dan
28
meminimalkan kerugian
11. Melanggar kontrak tertulis 29
12. Melanggar sumpah jabatan 30
13. Menunjukkan kasih sayang 31
14. Peluang pribadi melakukan tindakan yang
32
sama
15. Peluang teman-teman melakukan
33
tindakan yang sama
16. Etika 34
55
No. Butir
Variabel Indikator Skala
Pertanyaan
Dysfunctonal Seorang auditor lebih menerima Likert 1
Audit underreporting of time jika: sampai 5
35
Behavior 1. Meningkatkan kesempatan untuk promosi
(Intervening) ke tingkat yang lebih tinggi
(Donnely et al 2. Meningkatkan evaluasi kinerja 36
,2003) 3. Disarankan langsung oleh supervisor
37
audit
4. Auditor lain juga melakukannya,
38
sehingga tidak perlu menyelesaikannya
Seorang auditor lebih menerima premature
sign off jika:
39
5. Langkah audit tidak menemukan
kesalahan jika selesai
6. Pada audit sebelumnya tidak menemukan
masalah dengan bagian sistem atau 40
catatan klien
7. Supevisor audit menunjukkan perhatian
41
lebih terhadap waktu yang diambil
8. Percaya bahwa prosedur audit tidak
42
penting
Seorang auditor lebih menerima alterring
and replacing audit procedure jika:
43
9. Percaya prosedur audit yang sebenarnya
tidak penting
10. Pada audit sebelumnya tidak ditemukan
44
masalah dengan bagian sistem klien
11. Tidak percaya prosedur audit yang
sebenarnya akan menemukan kesalahan 45
apapun
12. Berada dibawah tekanan waktu untuk
46
menyelesaikan audit
Kualitas Audit 1. Kualitas teknis Likert 1
(Y)  Reputasi 47 sampai 5
(Wooten,  Kemampuan 48
2003)  Jaminan 49, 50, 51
2. Kualitas jasa
 Empati 52, 53, 54
 Daya tanggap 55, 56, 57, 58
 Jasa non-audit 59
3. Hubungan auditor klien
 Keahlian 60
 Pengalaman 61
 Status 62
4. Obyektivitas
 Obyektif 63

56
E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). PLS adalah

model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis

komponen atau varian. PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser

dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian (Ghozali,

2015:6).

Menurut Ghozali (2015:5), PLS merupakan metode analisis yang

powerfull, karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. SEM yang

berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori sedangkan PLS

lebih bersifat predictive model. Contohnya dalam pendekatan PLS data

tidak harus terdistribusi normal dan sampel yang tersedia tidak harus besar.

Selain ini PLS dapat digunakan untuk mengkonfimasi teori dan dapat juga

menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat

sekaligus menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif

dan formatif.

Tujuan PLS adalah membantu untuk tujuan prediksi dari peneliti

(Ghozali, 2015:7). Model formalnya mendefinisikan variabe laten adalah

linier agregat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk

menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaiman

inner model (model pengukuran yaitu hubungan antar variabel laten) dan

outer model (model pengukuran yaitu hubungan indikator dengan

57
konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel

dependen.

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan

menjadi tiga yaitu, pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk

menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path

estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten

dengan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi

parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dalan variabel laten.

Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses literasi 3

tahap dan setiap tahap literasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama,

menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk

inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi

means dan lokasi (Ghozali, 2015).

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data mengenai demografi responden (jenis kelamin, usia, pendidikan

terakhir, posisi terakhir, pengalaman kerja) dan deskripsi mengenai

variabel-variabel penelitian (tekanan anggaran waktu, kompensasi dan

penalaran moral auditor serta dampaknya pada perilaku disfungsional

auditor dan kualitas audit yang dihasilkan), peneliti menggunakan

tabel distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata-rata,

median, kisaran dan standar deviasi (Ghozali, 2013:19).

58
2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model

Suatu konsep dan model penelitian tidak dapat diuji dalam

suatu model prediksi hubungan relasional dan kausal jika belum

melewati tahap purifikasi dalam model pengukuran (Hartono dan

Abdilah, 2014:58). Model pengukuran digunakan untuk menguji

validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dilakukan

untuk mengukur kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang

seharusnya diukur (Cooper dan Schindler, 2006 dalam Hartono dan

Abdilah, 2014:58). Dalam PLS, uji konstruk dapat dilakukan dengan

melakukan uji Convergent Validity, Discriminat Validity, dan Average

Variance Extracted (AVE). Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur

konsistensi alat ukur dalam mengukur konsistensi responden dalam

menjawab instrument. Instrument dikatakan andal jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu. Uji realibilitas dalam PLS dapat menggunakan metode

composite reliability dan cronbach`s alpha (Hartono dan Abdilah,

2014:62).

a. Convergent Validity

Model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai

berdasarkan korelasi antara item score atau component score

dengan construct score yang dihitung dengan software smartPLS.

Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70

dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk

59
penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai

loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin, 1998 dalam

Ghozali, 2015:74).

b. Discriminant Validity

Model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan

cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk

dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk

lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten

memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukurna

blok lainnya. Metode lain untuk menilai discriminant validity

adalah membandingkan nilai square root of Average Variace

Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk

lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih

besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk

lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant

validity yang baik. Pengukuran ini dapat digunakan untuk

mengukur reabilitas component score variabel laten dan hasilnya

lebih konservatif dibandingkan dengan composite reliability.

Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar dari 0,50 (Fornnel

dan Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2015:75).

60
c. Reliability

Mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam

ukuran yaitu Composite Reliability dan Cronbach`s Alpha

(Ghozali, 2015:75). Composite reliability mengukur nilai

sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk dan lebih baik dalam

mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk (Salisbury et al,

2002 dalam Hartono dan Abdillah, 2014:62). Cronbach`s Alpha

mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk. Konstruk

dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika mempunyai

Composite Reliability di atas 0,70 dan mempunyai Cronbach`s

Alpha di atas 0,60.

3. Uji Model Struktural atau Inner Model

Inner model (inner relation, structural model dan substantive

theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan

pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan

menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser-

square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikan dari

koefisien parameter jalur struktural.

a. R-Square

Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-

square untuk setiap variabel laten dependen. Interprestasinya sama

dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat

61
digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen

tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai

pengaruh yang substantif (Ghozali, 2015:78). Nilai R-square 0,75,

0,50, 0,25 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderat dan

lemah, hasil dari PLS R-square mempresentasikan jumlah variance

dari konsruk yang dijelaskan oleh model (Ghozali, 2015:78).

b. Q-Square

Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh

model juga estimasi parameternya. Nilai Q-Square > 0

menunjukkan model memiliki predictive relevance, sebaliknya jika

nilai Q-Square < 0 menunjukkan model kurang memiliki

predictive relevance (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2015:79).

Besaran Q-Square memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1,

dimana semakin medekati 1 berarti model semakin baik. Besaran

Q2 ini setara dengan korfisien determinasi total pada analisis jalur

(path analysis). Nilai Q-Square 0,02, 0,15, 0,35 dapat disimpulkan

bahwa nilai predictive relevance lemah, moderate dan kuat.

Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus:

Q2 = 1- (1-R12) (1-R22) ..... (1-Rp2)

Dimana R12, R22, .... Rp2 adalah R-Square variabel endogen.

62
c. Goodness of Fit (GoF)

GoF untuk overall fit index dapat digunakan kriteria goodness of

fit index yang dikembangkan oleh Tenenhaus et al (2014) dalam

Ghozali (2015:82) dengan sebutan GoF Index. Index ini

dikembangkan untuk mengevaluasi model pengukuran dan model

struktural dan disamping itu menyediakan pegukuran sederhana

untuk keseluruhan dari prediksi model . Nilai GoF index ini

diperoleh dari average communalities dikalikan dengan nilai R2

model. Nilai GoF ini terbentang antara 1-0 dengan interprestasi

nilai ini adalah 0,1 (GoF Kecil), 0,25 (GoF Moederat) dan 0,36

(GoF Besar) (Wetzels et al, 2009 dalam Yamin, 2011:22). Formula

GoF Index yaitu:

GoF = √Com x R2

Com bergaris atas adalah average communalities dan R2 bergaris

atas adalah rata-rata model R2.

d. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis)

untuk menganalisis pola antar hubungan variabel dengan tujuan

untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung

seperangkat variabel eksogen dengan variabel endogen (Ridwan

dan Kuncoro, 2013:2). Seluruh pengujian dan analisis data

menggunakan bantuan smartPLS 3.

63
Setiap analisis yang dipilih untuk memecahkan permasalahan

statistik tidak lepas dari asumsi yang harus ditaati agar kesimpulan

yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Dasar yng

digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah nilai yang terdapat

pada Path Coefficient unuk menguji model struktural. Diagram

jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar

variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi

prioritas hubungan kausal variabel yang bergerak ke sebelah kiri.

Setiap nilai menggambarkan jalur dan koefisien jalur (Ghozali,

2013:250). Nilai t-statistik dibandingkan dengan t-tabel yang

ditentukan dalam penelitian ini dimana diketahui df didapat dari

jumlah sampel dikurangu dua df = (n-2) dan signifikansi sebesar

0,05.

Teknik analisis jalur (path analysis) ini akan digunakan dalam

pengujian besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien

jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel

time budget pressure (X1), kompensasi (X2), moral reasoning (X3),

dysfunctional audit behavior (Intervening) dan kualitas audit (Y).

4. Uji Efek Intervening

Di dalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu

dysfunctional audit behavior. Suatu variabel dikatakan variabel

intervening jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara

64
variabel prediktor (independen) dan variabel kriterion (dependen)

(Baron dan Kenny, 1986 dalam Ghozali 2013).

Efek intervening menunjukkan hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen melalui penghubung atau

intervening. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

tidak secara langsung terjadi tetapi melalui proses transformasi yang

diwakili oleh variabel intervening (Baron dan Kenny, 1986 dalam

Hartono dan Abdillah, 2009).

Prosedur pengujian efek intervening dilakukan dengan

prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uj

Sobel (Sobel test). Uji sobel dapat dengan cara (Ghozali, 2013):

1) Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y

lewat variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M

dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur

M→Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = c-c`, dimana c adalah

pengaruh variabel X terhadap variabel Y tanpa kontrol M,

sedangkan c` adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah

mengontrol M (Gambar 3.1).

65
Gambar 3.1

Model Intervening

c
Variabel Variabel
Independen Dependen

a b
Variabel
Intervening

Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb,

besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect)

Sab dihitung dengan rumus dibawah ini:

2) Langkah kedua, melakukan pengujian untuk mengetahui

signifikansi pengaruh tidak langsung, maka diperlukan

perhitungan nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai

berikut:

𝒂𝒃
𝐭=
𝑺𝒂𝒃

Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu 1,9883

untuk signifikan 5%. Jika nilai t hitung ≥ dari nilai t-tabel maka

dapat disimpulkan terjadi pengaruh intervening.

66
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik yang bekerja di

KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta. KAP tersebut tersebar di 5

wilayah yaitu Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat

dan Jakarta Selatan. Auditor yang berpartisipasi pada penelitian ini

terdiri dari partner, supervisor, auditor senior dan auditor junior.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui

penyebaran kuesioner penelitian secara langsung ke KAP dan

menggunakan form google.doc. Media online dengan menggunakan

form google.doc dilakukan untuk mempermudah proses pengumpulan

data terutama karena waktu penyebaran kuesioner adalah masa periode

sibuk auditor. Daftar pertanyaan yang terdapat di dalam form

google.doc tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

Proses perizinan, penyebaran dan pengembalian kuesioner ini

dilaksanakan mulai tanggal 20 Februari 2017 sampai dengan 15 April

2017. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.


Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Presentase


1. Jumlah kuesioner manual yang disebar 70 70 %
2. Jumlah kuesioner melalui google.doc 30 30 %
3. Jumlah kuesioner manual yang tidak 5 5%
kembali
4. Jumlah kuesioner manual yang tidak dapat 8 8%
diolah
5. Jumlah seluruh kuesioner yang dapat diolah 87 87 %
Sumber : Data Primer yang diolah

Kuesioner yang disebar dalam bentuk fisik berjumlah 70 buah

kuesioner atau 70% dan jumlah kuesioner yang diterima melalui

google.doc adalah 30 buah atau 30%. Kuesioner manual yang tidak

kembali sebanyak 5 buah atau 5%, hal ini dikarenakan waktu

penyebaran kuesioner adalah periode sibuk auditor dalam melakukan

audit. Selain itu kuesioner manual yang tidak dapat diolah sebanyak 8

kuesioner atau 8% karena tidak diisi lengkap dibagian pertanyaan oleh

responden. Jadi jumlah kuesioner dari manual dan melalui google.doc

yang dapat diolah berjumlah 87 buah atau 87%. Semua kuesioner yang

melalui media google.doc dapat digunakan sebagai data penelitian

karena diisi dengan lengkap oleh responden. Hal ini dikarenakan dalam

proses pengisian kuesioner melalui google.doc, hanya kuesioner yang

diisi dengan lengkap yang dapat diterima atau di submit.

Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian dapat dilihat pada

tabel 4.2.

68
Tabel 4.2

Data Distribusi Sampel Penelitian


Kuesioner yang Kuesioner
No. Sumber Kuesioner
dikirim/diterima yang diolah
1. KAP Jakarta Utara 5 5
2. KAP Jakarta Timur 5 5
3. KAP Jakarta Barat 20 16
4. KAP Jakarta Selatan 60 51
5. KAP Jakarta Pusat 10 10
Sumber : Data Primer yang diolah

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang

bekerja di KAP wilayah DKI Jakarta. KAP tersebut tersebar di lima

wilayah yaitu Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat

dan Jakarta Selatan. Auditor yang menjadi responden adalah auditor

yang memiliki pengalaman minimal 1 tahun atau pernah melakukan

proses audit. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden

dalam penelitian ini yang terdiri dari jenis kelamin, posisi terakhir,

usia, dan pengalaman kerja responden.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan jenis kelamin.

69
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 29 33,3 33,3 33,3

Perempuan 58 66,7 66,7 100,0

Total 87 100,0 100,0

Sumber : Data Primer yang diolah

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 58 orang atau

66,7% responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan dan

sisanya sebesar 29 orang atau 34,4% responden berjenis kelamin

laki-laki. Hal ini mungkin dikarenakan responden berjenis kelamin

perempuan lebih memiliki waktu luang untuk berpartisipasi dalam

penelitian secara langsung atau melalui media online yaitu form

google.doc.

b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir

Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden


berdasarkan posisi terakhir.

Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Auditor Junior 56 64,4 64,4 64,4

Auditor Senior 17 19,5 19,5 83,9

Partner 4 4,6 4,6 88,5

Supervisor 10 11,5 11,5 100,0

Total 87 100,0 100,0


Sumber : Data Primer yang diolah

70
Tabel 4.4 diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas

responden adalah adalah auditor junior sebanyak 56 orang atau

64,4%. Sedangkan responden yang menduduki jabatan lainnya

yaitu partner 4 orang atau 4,6%, supervisor 10 orang atau 11,5%

dan auditor senior 17 orang atau 19,5%. Hal ini dikarenakan

semakin tinggi tingkat jabatan auditor, maka semakin tinggi juga

tingkat kesibukannya.

c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan

Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Valid
Frequency Percent Percent Cumulative Percent

Valid D3 3 3,4 3,4 3,4

S1 76 87,4 87,4 90,8

S2 8 9,2 9,2 100,0

Total 87 100,0 100,0

Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah

76 responden atau 87,4%. Sisanya dengan jumlah responden 8

orang atau 9,2%% berpendidikan terakhir strata 2 (S2) dan dengan

jumlah 3 orang responden atau 3,4% berpendidikan terakhir

Diploma III (D3). Hal ini karena pada umumnya standar


71
pendidikan untuk dapat bekerja di KAP sebagai auditor minimal

telah menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1).

d. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja

Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan pengalaman kerja.

Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman
Kerja

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid <2 tahun 12 13,8 13,8 13,8

>3 tahun 18 20,7 20,7 34,5

2-3 tahun 57 65,5 65,5 100,0

Total 87 100,0 100,0


Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas

responden dalam penelitian ini sebesar 65,5% atau sekitar 57

auditor memiliki pengalaman kerja 2-3 tahun. Responden yang

memiliki pengalaman kerja kurang dari 2 tahun sebanyak 12

auditor atau 13,8% dan sisanya responden yang mimiliki

pengalaman kerja lebih dari 3 tahun sebanyak 18 auditor atau

20,7%. Hal ini menunjukkan bahwa auditor yang menjadi

responden telah memiliki pengalaman dalam melakukan proses

audit di suatu entitas sehingga dapat relevan untuk memberikan

informasi dalam penelitian ini.

72
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi time

budget pressure, kompensasi, moral reasoning, dysfunctional audit

behavior dan kualitas audit akan diuji secara statistik deskriptif seperti

yang terlihat dalam tabel 4.7

Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation

Time Budget Perssure 87 32,0 44,0 38,494 2,0224


Kompensasi 87 22,0 35,0 29,034 2,9073
Moral Reasoning 87 48,0 65,0 54,943 3,9069
Dysfunctional Audit
87 36,0 49,0 44,092 3,7591
Behavior
Kualitas Audit 87 56 80 67,20 4,340
Valid N (listwise) 87

Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel time budget

pressure memiliki jawaban minimum responden sebesar 32 dan

maksimum sebesar 44, dengan rata-rata total jawaban 38,494 dan

standar deviasai 2,0224. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya

penyimpangan sebesar 2,0224 dari nilai rata-rata jawaban responden

atas pernyataan tentang variabel time budget pressure yang besarnya

38,494. Variabel kompensasi memiliki jawaban minimum responden

sebesar 22 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban

73
29,034 dan standar deviasi 2,9073. Nilai standar deviasi menunjukkan

adanya penyimpangan sebesar 2,9073 dari nilai rata-rata jawaban

responden atas pernyataan tentang variabel kompensasi yang besarnya

29,034. Variabel moral reasoning memiliki jawaban minimum

responden sebesar 48 dan maksimum sebesar 65, dengan rata-rata total

jawaban 54,943 dan standar deviasi 3,9069. Nilai standar deviasi

menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 3,9069 dari nilai rata-rata

jawaban responden atas pernyataan tentang variabel moral reasoning

yang besarnya 54,943. Variabel dysfunctional audit behavior memiliki

jawaban minimum responden sebesar 36 dan maksimum sebesar 49,

dengan rata-rata total jawaban 44,092 dan standar deviasi 3,7591. Nilai

standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 3,7591 dari

nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang variabel

dysfunctional audit behavior yang besarnya 44,092. Variabel kualitas

audit memiliki jawaban minimum responden sebesar 56 dan maksimum

sebesar 80, dengan rata-rata total jawaban 67,20 dan standar deviasi

4,340. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan

sebesar 4,340 dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan

tentang variabel kualitas audit yang besarnya 67,20. Berdasarkan hasil

uji statistik deskriptif dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata

jawaban responden untuk variabel time budget pressure, kompensasi,

moral reasoning, dysfunctional audit behavior dan kualitas audit adalah

setuju.

74
2. Hasil Uji Outer Model atau Measurment Model

Terdapat kriteria di dalam penggunaan teknik analisis data

dengan SmartPLS untuk menilai outer model yaitu Convergent

Validity, Discriminant Validity dan Reliability.

a. Hasil Convergent Validity

Convergent Validity dari model pengukuran reflektif

indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau

component score yang di estimasi dengan software SmartPLS.

Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi

lebih tinggi dari 0,70 dengan konstruk yang diukur. Namun

menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2015:74) untuk penelitian

tahap awal dari pengembangan skla pengukuran nilai loading

0,50 sampai 0,60 dianggap cukup memadai. Dalam penelitian

ini akan digunakan batas loading factor 0,50.

Tabel 4.8
Outer Loading
TBP KOM MR DAB KA
Tbp_1 0,281
Tbp_2 0,204
Tbp_3 0,703
Tbp_4 0,501
Tbp_5 0,596
Tbp_6 0,567
Tbp_7 0,597
Tbp_8 0,299
Tbp_9 0,444
Tbp_10 0,473
Kom_1 0,189
Kom_2 0,652
Kom_3 0,734

75
TBP KOM MR DAB KA
Kom_4 0,632
Kom_5 0,831
Kom_6 0,643
Kom_7 0,613
Kom_8 0,159
Mr_1 0,39
Mr_2 0,673
Mr_3 0,438
Mr_4 0,213
Mr_5 0,726
Mr_6 0,216
Mr_7 0,214
Mr_8 0,372
Mr_9 0,466
Mr_10 0,415
Mr_11 0,444
Mr_12 0,27
Mr_13 0,595
Mr_14 0,305
Mr_15 0,556
Mr_16 0,497
Dab_1 0,402
Dab_2 0,442
Dab_3 0,287
Dab_4 0,367
Dab_5 0,479
Dab_6 0,694
Dab_7 0,647
Dab_8 0,659
Dab_9 0,543
Dab_10 0,584
Dab_11 0,71
Dab_12 0,468
Ka_1 0,693
Ka_2 0,396
Ka_3 0,544
Ka_4 0,755
Ka_5 0,686
Ka_6 0,709
Ka_7 0,561
Ka_8 0,407
Ka_9 0,383

76
TBP KOM MR DAB KA
Ka_10 0,378
Ka_11 0,467
Ka_12 0,389
Ka_13 0,558
Ka_14 0,578
Ka_15 0,476
Ka_16 0,656
Ka_17 0,638
Sumber : Data primer yang diolah

Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS dapat

dilihat pada tabel 4.8. nilai outer model atau korelasi antar

konstruk dengan variabel pada awalnya belum memenuhi

Convergent Validity terdapat tiga puluh lima dengan nilai

loading factor kurang dari 0,50 yaitu indikator Tbp_(1, 2, 4, 8,

9, 10), Kom_(1, 8), Mr_(1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 16),

Dab_(1, 2, 3, 4, 5, 12),dan Ka_(2, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15).

Untuk itu indikator tersebut harus dikeluarkan dari model.

Tabel 4.9
Outer Loading Modifikasi

TBP KOM MR DAB KA


Tbp_3 0,703
Tbp_5 0,596
Tbp_6 0,567
Tbp_7 0,597
Kom_2 0,652
Kom_3 0,734
Kom_4 0,632
Kom_5 0,831
Kom_6 0,643
Kom_7 0,613
Mr_2 0,673
Mr_5 0,726

77
TBP KOM MR DAB KA
Mr_13 0,595
Mr_15 0,556
Dab_6 0,694
Dab_7 0,647
Dab_8 0,659
Dab_9 0,543
Dab_10 0,584
Dab_11 0,71
Ka_1 0,693
Ka_3 0,544
Ka_4 0,755
Ka_5 0,686
Ka_6 0,709
Ka_7 0,561
Ka_16 0,656
Ka_17 0,638
Sumber : Data primer yang diolah

Modifikasi model dilakukan dengan mengeluarkan

indikator-indikator yang memiliki nilai loading factor dibawah

0,50 dan dilakukan run ulang. Pada model modifikasi

sebagaimana pada tabel 4.9 tersebut menunjukkan bahwa semua

loading factor memiliki nilai diatas 0,50, sehingga konstruk

untuk semua variabel sudah tidak ada yang dieliminasi dari

model. Semua indikator dalam Tabel Outer Loading Modifikasi

memiliki nilai diatas 0,50 sehingga menunjukkan tiap indikator

signifikan terhadap konstruknya atau menunjukkan nilai seluruh

variabel dinyatakan valid.

b. Hasil Dicriminant Validity

Dicriminant Validity dilakukan untuk memastikan bahwa


setiap konsep dari masing-masing variabel laten berbeda dengan
variabel lainnya. Model mempunyai Dicriminant Validity ang
78
baik jika setiap nilai loading yang paling besar denga nilai
loading yang lain terhadap variabel laten lainnya. Hasil
pengujian Dicriminant Validity diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.10
Cross Loading

TBP KOM MR DAB KA


Tbp_3 0,786 0,245 0,337 0,386 0,246
Tbp_5 0,784 0,198 0,279 0,343 0,326
Tbp_6 0,537 0,195 0,243 0,237 0,185
Tbp_7 0,589 0,254 0,219 0,198 0,184
Kom_2 0,308 0,624 0,229 0,240 0,230
Kom_3 0,248 0,731 0,190 0,242 0,003
Kom_4 0,042 0,687 0,285 0,221 0,070
Kom_5 0,279 0,854 0,401 0,266 0,212
Kom_6 0,079 0,596 0,200 0,081 0,043
Kom_7 0,265 0,676 0,218 0,235 0,040
Mr_2 0,351 0,118 0,713 0,316 0,359
Mr_5 0,359 0,365 0,827 0,393 0,365
Mr_13 0,096 0,317 0,722 0,218 0,356
Mr_15 0,307 0,287 0,568 0,226 0,307
Dab_6 0,330 0,245 0,179 0,732 0,343
Dab_7 0,358 0,218 0,349 0,698 0,466
Dab_8 0,172 0,201 0,351 0,649 0,418
Dab_9 0,240 0,218 0,241 0,549 0,181
Dab_10 0,288 0,134 0,162 0,641 0,179
Dab_11 0,366 0,275 0,319 0,739 0,395
Ka_1 0,164 0,135 0,357 0,376 0,770
Ka_3 0,358 0,119 0,193 0,205 0,511
Ka_4 0,319 0,145 0,323 0,514 0,810
Ka_5 0,249 0,072 0,349 0,347 0,795
Ka_6 0,224 0,002 0,423 0,443 0,843
Ka_7 0,260 0,015 0,455 0,204 0,702
Ka_16 0,174 0,212 0,302 0,485 0,614
Ka_17 0,351 0,269 0,346 0,340 0,615

Sumber : Data primer yang diolah

79
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa konstruk time budget

pressure lebih tinggi terhadap indikatornya (Tbp_3, Tbp_5,

Tbp_6, Tbp_7) dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap

indikator Tbp_3, Tbp_5, Tbp_6, dan Tbp_7 sehingga memiliki

Discriminant Validity yang baik.

Konstruk kompensasi memberikan nilai indikator yang lebih

tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk

lainnya terhadap indikator Kom_2, Kom_3, Kom_4, Kom_5,

Kom_6 dan Kom_7 sehingga memiliki Discriminant Validity

yang baik.

Untuk variabel moral reasoning (Mr_2, Mr_5, Mr_13, dan

Mr_15) nilai indikator yang muncul lebih tinggi terhadap

indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya, sehingga

memiliki Discriminant Validity yang baik. Konstruk

dysfunctional audit behavior juga memberikan nilai indikator

yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan

konstruk lainnya terhadap indikator Dab_6, Dab_7, Dab_8,

Dab_9, Dab_10 dan Dab_11 sehingga Discriminant Validity

yang baik.

Hal yang sama juga berlaku untuk konstruk kualitas audit

yang memberikan nilai indikator yang lebih tinggi terhadap

indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap

indikator Ka_1, Ka_3, Ka_4, Ka_5, Ka_6, Ka_7, Ka_16 dan

80
Ka_17 sehingga dapat disimpulkan memiliki Discriminant

Validity yang baik.

Semua nilai loading factor untuk setiap indikator dari

masing-masing variabel laten sudah memiliki nilai loading

factor paling besar dibanding nilai loading factor variabel laten

lainnya. Hal ini berarti bahwa semua variabel laten sudah

memiliki Discriminant Validity yang baik dimana konstruk laten

memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik

dibandingkan dengan indikator di blok lainnya sehingga dapat

disimpulkan semua variabel laten memiliki Discriminant

Validity yang baik.

c. Hasil Reliability

Kriteria Reliability dapat dilihat dari nilai Composite

Reliability dan Cronbach Alpha dari masing-masing konstruk.

Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi

mempunyai nilai Composite Reliability di atas 0,70 dan

mempunyai nilai Cronbach Alpha di atas 0,60.

Tabel 4.11
Composite Reliability dan Cronbach Alpha

Cronbach
Composite Reliability Alpha
Time Budget Pressure 0,773 0,618
Kompensasi 0,850 0,794
Moral Reasoning 0,803 0,671
Dysfunctional Audit
Behavior 0,830 0,758
Kualitas Audit 0,891 0,859
Sumber : Data primer yang diolah
81
Berdasarkan tabel 4.11 Composite Reliability variabel time

budget pressure sebesar 0,773, variabel kompensasi 0,850,

variabel moral reasoning 0,803, variabel dysfunctional audit

behavior sebesar 0,830 dan variabel kualitas audit 0,891 yang

berarti semua variabel telah memiliki nilai Composite

Reliability di ats 0,70 dapat disimpulkan semua konstruk

memenuhi kriteria reliabilitas. Cronbach Alpha variabel time

budget pressure sebesar 0,618, variabel kompensasi 0,794, lalu

variabel moral reasoning 0,671, variabel dysfunctional audit

behavior sebesar 0,758 dan variabel kualitas audit 0,859 yang

berati seluruh variabel sudah memiliki nilai Cronbach Alpha di

atas 0,60 sehingga menunjukkan tingkat konsistensi jawaban

responden dalam setiap konstruk memiliki reliabilitas yang

baik.

3. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk

melihat hubungan antar konstruk, nilai signifikan dan R-Square dari

model penelitian. Model struktural di evaluasi dengan menggunakan

R-square untuk konstruk dependen, uji t, serta signifikansi dari

koefisien parameter jalur struktural.

82
Gambar 4.1
Model Struktural Hasil Bootstrapping

a. Hasil R-square

Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-

square untuk setiap variabel laten dependen. Uji Goodness fit model

adalah merupakan pengujian terhadap model struktural yang dilakukan

dengan melihat nilai R-square (Ghozali, 2015:78). Tabel 4.12

merupakan hasil estimasi R-square dengan menggunakan SmartPLS.

83
Tabel 4.12
Nilai R-Square
R-Square
Time Budget Pressure
Kompensasi
Moral Reasoning
Dysfunctional Audit Behavior 0,2520
Kualitas Audit 0,3480
Sumber : Data primer yang diolah

Pada penelitian ini menggunakan 2 buah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel dysfunctional audit

behavior yang dipengaruhi oleh variabel time budget pressure,

kompensasi, dan moral reasoning serta variabel kualitas audit yang

dipengaruhi oleh variabel dysfunctional audit behavior.

Pada tabel 4.12 menunjukkan nilai R-square untuk variabel

dysfunctional audit behavior diperoleh sebesar 0,252 dan untuk

variabel kualitas audit diperoleh sebesar 0,348. Hasil ini menunjukkan

bahwa variabel time budget pressure, kompensasi, dan moral

reasoning secara silmultan mampu menjelaskan variabel dysfunctional

audit behavior sebesar 25,20%, sisanya 74,80% diterangkan oleh

variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model. Hasil

selanjutnya untuk variabel time budget pressure, kompensasi, moral

reasoning, dan dysfunctional audit behavior mampu menjelaskan

variabel kualitas audit sebesar 34,80%, sisanya 65,20% diterangkan

oleh variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model. Menurt

Chin (1998) dalam Ghozali (2015:78) nilai R-square ini termasuk

dalam kategori moderat menuju tinggi.


84
b. Hasil Q-Square

Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan

oleh model dan juga estimasi parameternya. Suatu model dianggap

mempunyai nilai predictive relevance yang relevan jika nilai Q-Square

lebih besar dari 0 (nol). Besaran Q-Square memiliki nilai dengan

rentang 0< Q2<1, model semakin baik jika nilai Q-Square mendekati 1.

Nilai Q-Square diperoleh dari:

Q2= 1 – (1 – R12) (1 – R22)

= 1- [1 – (0,25202)] [1 – (0,34802)]

= 1 – (1-0,06350) (1-0,1211)

= 1 – (0,3650) (0,8789)

= 1 – (0,3208)

Q2 = 0,6796

Hasil penghitungan Q-Square pada penelitian ini 0,6796 yang

berarti bahwa 67,96% variabel independen dan intervening ini layak

untuk menjelaskan variabel dependen yaitu kualitas audit.

c. Hasil Goodness of Fit (GoF)

Evaluasi model yang terakhir dengan melihat GoF dri model.

Evaluasi goodness of fit model dilakukan untul purification dan

refinement terhadap uji validitas atau reliabilitas konstruk (Ghozali,

2015:49) sehingga GoF ini digunakan untuk memvalidasi performa

gabungan antara inner model dan outer model. Nilai GoF ini

terbentang antara 1-0 dengan interpretasi nilai ini adalah 0,1 (GoF
85
Kecil), 0,25 (GoF Moderat) dan 0,36 (Gof Besar) (Wetzels et al, 2009

dalam Yamin, 2011:22). Nilai GoF diperoleh dari:

GoF = √Com x R2

= √(0,4858) (0,30)

=√(0,1457)

GoF = 0,3817

Hasil perhitungan GoF dalam penelitian ini menunjukkan nilai

0,3817, lebih besar dari 0,36. Sehingga model dalam penelitian ini

memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan data empiris.

d. Hasil Uji Hipotesis

Hasil uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh suatu

konstruk terhadap konstruk lainnya dengan melihat koefisien

parameter dan nilai t-statistik (Ghozali, 2015:80). Dasar yang

digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada

output Path Coefficient untuk menguji model struktural. Hasil

hipotesis yang diajukan, dapat dilihat dari besarnya t-statistik. Nilai t-

statistik dibandingkan dengan nilai t-tabel yang ditentukan dalam

penelitian ini adalah sebesar 1,9883 dimana diketahui nilai df sebesar

85 (jumlah sampel dikurangi dua: 87-2) dan α sebesar 0,05 (two

tailed). Batasan untuk menerima dan menolak hipotesis yang diajukan

adalah ± 1,9883, dimana apabila nilai t-statistik berada pada rentang

nilai -1,9883 dana 1,9883 maka hipotesis akan ditolak atau dengan

kata lain menerima hipotesis nol (Ho).

86
Tabel 4.13
Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Value)
Origin T-
Sample Standard
al Statistic P
Mean Deviation
Sample (IO/stde Value
(M) (STDEV)
(O) v)
TBP→DAB 0,381 0,306 0,125 2,410 0,016
KOM→
DAB 0,139 0,175 0,094 1,473 0,141
MR→DAB 0,382 0,253 0,125 1,975 0,054
TBP→KA 0,089 0,113 0,078 1,134 0,257
KOM→KA 0,125 0,166 0,117 1,071 0,285
MR→KA 0,338 0,334 0,106 3,200 0,001
DAB →KA 0,386 0,405 0,137 2,814 0,005
Sumber : Data primer yang diolah

Tabel diatas menunjukkan bahwa pengaruh TBP (time budget

pressure) terhadap DAB (dysfunctional audit behavior) sebesar 0,381

dan signifikan pada 0,05 (2,410>1,9883). Pengaruh KOM

(kompensasi) terhadap DAB (dysfunctional audit behavior) sebesar

0,139 dan tidak signifikan pada 0,05 (1,473<1,9883). Pengaruh MR

(moral reasoning) terhadap DAB (dysfunctional audit behavior)

sebesar 0,382 dan tidak signifikan pada 0,05 (1,975<1,9883).

Pengaruh TBP (time budget pressure) terhadap KA (kualitas audit)

0,089 dan tidak signifikan pada 0,05 (1,134<1,9883). Pengaruh KOM

(kompensasi) terhadap KA (kualitas audit) sebesar 0,125 dan tidak

signifikan pada 0,05 (1,071<1,9883). Pengaruh MR (moral reasoning)

terhadap KA (kualitas audit) sebesar 0,338 dan signifikan pada 0,05

(3,200>1,9883). Pengaruh DAB (dysfunctional audit behavior)

terhadap KA (kualitas audit) sebesar 0,386 dan signifikan pada 0,05

(2,814>1,9883)
87
4. Hasil Uji Efek Intervening

a. Hasil Uji Efek Intervening untuk Time Budget Pressure

Terhadap Kualitas Audit melalui Dysfunctional Audit Behavior

1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah

Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y

lewat variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M

dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur

M→Y (b) atau ab dengan rumus:

Sab = √b2Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2

= √(0,149 . 0,015) + (0,1451 . 0,018) + (0,015 . 0,018)

= √0,002235 + 0,0026118 + 0,00027

= √0,0051168

= 0,07153

2) Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui

signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai

t dari koefisien ab dengan rumus:

t = ab
Sab

t = 0,381 x 0,386
0,07153
t = 2,0560

Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui nilai t-hitung

signifikan pada 0,05 yaitu 2,0560 > 1,9883. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intervening variabel

88
dysfunctional audit behavior pada hubungan tidak langsung

variabel time budget pressure dan kualitas audit.

b. Hasil Uji Efek Intervening untuk Kompensasi Terhadap

Kualitas Audit melalui Dysfunctional Audit Behavior

1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah

Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y

lewat variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M

dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur

M→Y (b) atau ab dengan rumus:

Sab = √b2Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2

= √(0,149 . 0,088) + (0,0193 . 0,018) + (0,088 . 0,018)

= √0,013112 + 0,000347 + 0,001584

= √0,0150434

= 0,12265

2) Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui

signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai

t dari koefisien ab dengan rumus:

t = ab
Sab

t = 0,139 x 0,386
0,122652
t = 0,4374

Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui nilai t-hitung tidak

signifikan pada 0,05 yaitu 0,43744 < 1,9883. Sehingga dapat

89
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh intervening variabel

dysfunctional audit behavior pada hubungan tidak langsung variabel

kompensasi dan kualitas audit.

c. Hasil Uji Efek Intervening untuk Moral Reasoning Terhadap

Kualitas Audit melalui Dysfunctional Audit Behavior

1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah

Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y

lewat variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M

dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur

M→Y (b) atau ab dengan rumus:

Sab = √b2Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2

= √(0,149 . 0,0161) + (0,1459 . 0,018) + (0,0161 . 0,018)

= √0,0023989 + 0,0026262 + 0,0002898

= √0,0053149

= 0,07290

2) Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui

signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai

t dari koefisien ab dengan rumus:

t = ab
Sab

t = 0,382 x 0,386
0,0729
t = 2,0226

90
Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui nilai t-hitung

signifikan pada 0,05 yaitu 2,0226 > 1,9883. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intervening variabel

dysfunctional audit behavior pada hubungan tidak langsung

variabel moral reasoning dan kualitas audit.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Dysfunctional Audit

Behavior

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa time budget pressure berpengaruh

terhadap dysfunctional audit behavior menunjukan yang berarti sesuai

dengan hipotesis pertama. Hal ini berarti hipotesis pertama (Ha1)

diterima.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Made dan Wayan (2015), yang menunjukkan time budget

pressure berpengaruh dan signifikan terhadap dysfunctional audit

behavior, yang berarti setiap ada peningkatan pada time budget

pressure akan meningkatkan kemungkinan timbulnya dysfunctional

audit behavior, dan sebaliknya setiap ada penurunan tingkat time

budget pressure akan memperkecil kemungkinan timbulnya

dysfunctional audit behavior. Jadi perencanaan time budget suatu audit

sangat penting karena time budget yang baik akan mengarahkan pada

suatu kinerja yang lebih baik begitupun sebaliknya, jika auditor berada

91
dalam time budget yang tidak terukur dengan akurat akan membuat

auditor bekerja dalam tekanan sehingga mempengaruhi kinerja auditor

salah satunya timbul perilaku disfungsional auditor (Edy, 2009).

Dampak dari dysfunctional audit behavior yang meningkat adalah

kualitas audit yang menurun (Fatimah, 2012). Sehingga dalam

menghadapi time budget pressure seharusnya auditor lebih bersikap

fungsional, yaitu memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar semua

prose audit dapat diselesaikan tepat waktu.

2. Pengaruh Kompensasi terhadap Dysfunctional Audit Behavior

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa dalam penelitian ini kompensasi

tidak mendukung terhadap terjadinya dysfunctional audit behavior,

yang berarti tidak sesuai dengan hipotesis kedua. Hal ini berarti

Hipotesis kedua (Ha2) tidak diterima.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan Nyoman (2015) dalam penelitiannya kompensasi

berpengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh mayoritas jumlah responden dalam

penelitian ini adalah auditor junior. Auditor junior beranggapan bahwa

pengalaman kerja setelah lulus lebih penting agar dapat menggali

pengalaman demi memperoleh jenjang karir yang lebih baik sehingga

besarnya kompensasi yang diberikan oleh kantor akuntan publik

bukanlah tujuan utama (Yunizar dan Yonathan, 2016). Penelitian ini


92
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yunizar dan Yonathan

(2016) yang menunjukkan bahwa kompensasi tidak berpengaruh

terhadap kinerja auditor. Kinerja auditor akan baik dan sesuai dengan

perencanaan sehingga dapat menghindari dysfunctional audit

behavior.

3. Pengaruh Moral Reasoning terhadap Dysfunctional Audit Behavior

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa moral reasoning tidak mendukung

terhadap terjadinya dysfunctional audit behavior, yang berarti tidak

sesuai dengan hipotesis ketiga. Hal ini berarti Hipotesis kedua (Ha3)

tidak diterima.

Hasil pengujian hipotesis ketiga ini membuktikan bahwa moral

reasoning yang diukur dengan bootstrapping tidak signifikan terhadap

dysfunctional audit behavior. Hasil penelitian ini tidak konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Faisal dan Dyah (2005) yang

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara moral

reasoning terhadap perilaku disfungsional auditor. Namun hasil

penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Faisal (2007)

mengenai pengaruh moral reasoning terhadap keputusan auditor. Dari

hasil peneliti yang dilakukan Faisal (2007), moral reasoning tidak

berpengaruh terhadap keputusan auditor. Jadi moral reasoning tidak

memiliki pengaruh terhadap keputusan auditor termaksud dalam

melakukan kegiatan audit, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam

93
penelitian ini tingkat moral reasoning tidak mendukung terhadap

timbulnya dysfunctional audit behavior.

4. Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa time budget pressure tidak

mendukung terhadap kualitas audit yang dihasilkan auditor, yang

berarti tidak sesuai dengan hipotesis keempat. Hal ini berarti hipotesis

keempat (Ha4) tidak diterima.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Desi dan Dhini, 2014 yang menunjukkan adanya

pengaruh time budget pressure terhadap kualitas audit. Namun

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sososutikno (2003) yang menunjukkan bahwa time budget pressure

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini dimungkinkan

karena saat menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor akan

memberikan respon dengan dengan dua cara yaitu fungsional dan

disfungsional (Asti dan Sukirman, 2015). Tipe fungsional adalah

perilaku auditor yang bekerja lebih baik dan menggunakan waktu yang

tersedia sebaik-baiknya. Sedangkan tipe disfungsional adalah perilaku

auditor yang tidak sesuai dengan prosedur yang ada dan akhirnya

membuat penurunan kualitas audit. Kesimpulan pada penelitian ini

mayoritas responden memilih untuk bersikap fungsional sehingga

94
walaupun berada pada kondisi tekanan anggaran waktu, auditor tetap

berusaha menjaga kualitas auditnya.

5. Pengaruh Kompensasi terhadap Kualitas Audit

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa kompensasi tidak mendukung

terhadap kualitas audit yang dihasilkan yang berarti tidak sesuai

dengan hipotesis kelima. Hal ini berarti hipotesis kelima (Ha5) tidak

diterima.

Hasil pengujian hipotesis kelima ini membuktikan bahwa

kompensasi yang diukur dengan bootstrapping tidak signifikan

terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Asti dan Sukirman (2015) yang

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antar kompensasi yang

dihasilkan terhadap kualitas audit. Namun dalam hal ini tidak semua

auditor berorintasi pada kompensasi, melainkan pada kepuasaan kerja

dan jenjang karir yang baik. Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian Yunizar dan Yonathan (2016) yang menunjukkan bahwa

kompensasi bukanlah tujuan utama dari auditor junior melainkan

jenjang karir yang baik. Jenjang karir yang baik akan diperoleh apabila

auditor memiliki kualitas yang baik dalam bekerja termaksud mampu

menjaga kualitas auditnya. Dalam penelitian ini mayoritas responden

adalah auditor junior, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat

kompensasi tidak mempengaruhi kualitas audit.

95
6. Pengaruh Moral Reasoning terhadap Kualitas Audit

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa moral reasoning berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan sehingga sesuai

dengan hipotesis keenam. Hal ini berarti hipotesis keenam (Ha6)

diterima.

Hasil pengujian hipotesis keenam ini membuktikan bahwa

moral reasoning yang diukur dengan bootstrapping berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Alkam,dkk (2013) yang menunjukkan

bahwa moral reasoning memiliki pengaruh signifikan terhadap

kualitas audit. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gaffikin dan Lindawati (2012) yang menemukan

bahwa moral reasoning yang ada pada setiap individu merupakan

implementasi dari nilai-nilai etika yang diyakini oleh auditor. Moral

reasoning nantinya juga akan berpengaruh penting dalam proses

penilaian etika yang dilakukan auditor, termaksud dalam melakukan

proses auditnya. Maka auditor yang mampu menghasilkan kualitas

audt yang baik dianggap telah mengembangkan moral reasoning

dengan baik pulan (Alkam dkk, 2013). Jadi dapat disimpulkan bahwa

jika tingkat moral reasoning seorang auditor baik maka akan

meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Namun sebaliknya jika

96
tingkat moral reasoning seorang auditor rendah maka dapat

menghasilkan kualitas audit yang kurang baik.

7. Pengaruh Dysfunctional Audit Behavior terhadap Kualitas Audit

Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa dysfunctional audit behavior

berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan

sehingga sesuai dengan hipotesis ketujuh. Hal ini berarti hipotesis

ketujuh (Ha7) diterima.

Hasil dari pengujian hipotesis ketujuh ini membuktikan bahwa

dysfunctional audit behavior yang dikur dengan bootstrapping

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2012) yang

menunjukkan bahwa dysfunctional audit behavior berpengaruh negatif

terhadap kualitas audit yang dihasilkan sehingga jika terdapat

peningkatan pada dysfunctional audit behavior dapat menurunkan

kualitas audit. Selain itu penelitian ini juga mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Surtikanti dan Lena (2013) yang menjelaskan

hubungan berbanding terbalik dengan kualitas audit. Jika semakin

tinggi tingkat dysfunctional audit behavior maka kualitas audit yang

dihasilkan akan menurun begitupun sebaliknya. Maka dapat

disimpulkan bahwa seorang auditor harus menghindari dysfunctional

audit behavior untuk menjaga kualitas audit yang dihasilkan, karena

97
perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam

bentuk menghindari perilaku disfungsional (Harini dkk, 2010).

8. Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit melalui

Dysfunctional Audit Behavior

Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel

menunjukkan bahwa time budget pressure berpengaruh secara

signifikan terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior

sehingga sesuai dengan hipotesis kedelapan. Hal ini berarti hipotesis

kedelapan (Ha8) diterima.

Hasil dari hipotesis kedelapan ini membuktikan bahwa

dysfunctional audit behavior dapat dijadikan varibel intervening di

dalam pengaruh tidak langsung time budget pressure terhadap kualitas

audit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Made dan Wayan (2015) yang menunjukkan bahwa time budget

pressure berpengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit

behavior, jadi semakin tinggi tingkat time budget pressure maka akan

semakin tinggi kecenderungan auditor melakukan dysfunctional audit

behavior. Sedangkan untuk pengaruh dysfunctional audit behavior

teerhadap kualitas audit telah dilakukan oleh Surtikanti dan Leni

(2013) yang membuktikan bahwa dysfunctional audit behavior

memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Dari beberapa penelitian

tersebut dapat disimpulkan bahwa time budget pressure dapat

mempengaruhi kualitas audit secara tidak langsung karena time budget

98
pressure merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadi

dysfunctional audit behavior. Penelitian ini membuktikan bahwa

sebagai profesi yang bertanggungjawab terhadap keandalan laporan

keuangan, seorang akuntan publik harus selalu menjaga kualitas

auditnya walaupun berada dalam tekanan anggaran waktu. Solusinya

adalah pembuatan perencanaan waktu audit yang sesuai dan akuntan

publik diharapkan dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya karena

dengan adanya kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan

akuntan publik diharuskan untuk menjaga kualitas auditnya.

9. Pengaruh Kompensasi terhadap Kualitas Audit melalui

Dysfunctional Audit Behavior

Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel

menunjukkan bahwa kompensasi tidak mendukung terhadap tingkat

kualitas audit yang dihasilkan melalui dysfunctional audit behavior.

Hal ini berarti tidak sesuai dengan hipotesis kesembilan. Jadi dapat

disimpulkan bahwa hipotesis kesembilan (Ha9) tidak diterima.

Hasil uji hipotesis ini menunjukkan bahwa kompensasi tidak

mendukung tingkat kualitas audit yang dihasilkan auditor melalui

dysfunctional audit behavior. Hal ini menunjukkan bahwa

dysfunctional audit behavior tidak dapat menjadi variabel intervening

terhadap kompensasi dan kualitas audit. Yunizar dan Yonathan (2016)

mengatakan bahwa tujuan utama auditor junior adalah untuk menggali

pengalaman dan mendapatkan jenjang karir yang baik sehingga

99
kompensasi yang didapatkan bukanlah tujuan utama. Untuk mencapai

jenjang karir yang baik biasanya auditor junior akan bekerja dengan

baik termaksud menjaga kualitas pekerjaan auditnya dan menjauhi

perilaku disfungsional. Hal ini didukung karena mayoritas responden

adalah auditor junior. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompensasi

tidak mendukung tingkat kualitas audit yang dihasilkan melalui

dysfunctional audit behavior.

10. Pengaruh Moral Reasoning terhadap Kualitas Audit melalui

Dysfunctional Audit Behavior

Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel

menunjukkan bahwa moral reasoning berpengaruh secara signifikan

terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior yang

berarti sesuai dengan hipotesis kesepuluh. Sehingga hipotesis

kesepuluh (Ha10) diterima.

Hasil dari hipotesis kesepuluh ini membuktikan bahwa

dysfunctional audit behavior dapat dijadikan varibel intervening di

dalam pengaruh tidak langsung moral reasoning terhadap kualitas

audit. Faisal dan Dyah (2005) menyatakan bahwa auditor yang berada

dibawah tekanan sosial akan menunjukkan perilaku dysfunctional

dengan menyetujui kesalahan yang material dalam laporan keuangan

dibandingkan dengan mereka dan tidak berada dibawah tekanan. Hasil

penelitian Evi (2014) menjelaskan bahwa perilaku disfungsional

auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, ini

100
berarti apabila perilaku disfungsional auditor meningkat maka kualitas

audit juga kurang berkualitas. Namun seorang auditor haruslah

melakukan pengembangan pada moral reasoning dengan baik, karena

dapat membantu auditor mengaplikasikan nilai-nilai profesionalisme,

independensi, kompentensi dan akuntabilitas sehingga dapat

mencerminkan kualitas audit yang dihasilkan (Alkam dkk, 2013).

Tabel 4.13
Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil
No. Hipotesis Pengujian
Hipotesis
Ha1 : Time Budget Pressure → Dysfunctional Audit
1 Diterima
Behavior

2 Ha2 : Kompensasi → Dysfunctional Audit Behavior Ditolak

Ha3 : Moral Reasoning → Dysfunctional Audit


3 Ditolak
Behavior

4 Ha4 : Time Budget Pressure → Kualitas Audit Ditolak

5 Ha5 : Kompensasi → Kualitas Audit Ditolak

6 Ha6 : Moral Reasoning→ Kualitas Audit Diterima

7 Ha7 : Dysfunctional Audit Behavior→ Kualitas Audit Diterima

Ha8 : Time Budget Pressure → Dysfunctional Audit


8 Diterima
Behavior → Kualitas Audit

Ha9 : Kompensasi → Dysfunctional Audit Behavior →


9 Ditolak
Kualitas Audit

Ha10 : Moral Reasoning → Dysfunctional Audit


10 Diterima
Behavior → Kualitas Audit

101
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh time budget

pressure, kompensasi dan moral reasoning terhadap dysfunctional audit

behavior dan dampaknya terhadap kualitas audit. Responden dalam

penelitian ini berjumlah 87 auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan

Publik di Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan pada data yang telah

dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap

permasalahan dengan menggunakan SmartPLS 3.0, Uji Preacher dan

Hayes, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Time budget pressure berpengaruh secara signifikan terhadap

dysfunctional audit behavior. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Mada dan Wayan (2015) yang

menunjukkan bahwa time budget pressure berpengaruh dan signifikan

terhadap dysfunctional audit behavior.

2. Kompensasi tidak mendukung secara langsung terhadap terjadinya

dysfunctional audit behavior. Penelitian ini mendukung penelitian

yang dilakukan oleh Yunizar dan Yonathan (2016) yang menunjukkan

bahwa kompensasi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor

terutama auditor junior. Hal ini karena Auditor junior beranggapan

bahwa pengalaman kerja setelah lulus lebih penting agar dapat


menggali pengalaman demi memperoleh jenjang karir yang lebih baik

sehingga besarnya kompensasi yang diberikan oleh kantor akuntan

publik bukanlah tujuan utama.

3. Moral reasoning tidak mendukung terhadap terjadinya dysfunctional

audit behavior. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Faisal (2007) yang menunjukkan bahwa moral reasoning tidak

berpengaruh terhadap keputusan auditor. Hal ini berarti tingkat moral

reasoning seorang auditor tidak membuat auditor setuju untuk

melakukan perilaku disfungsional sehingga tetap melakukan proses

audit sesuai dengan prosedur.

4. Time budget pressure tidak mendukung terhadap terjadinya

dysfunctional audit behavior. Penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian Sososutikno (2003) yang menunjukkan bahwa time budget

pressure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini karena saat

menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor memberikan respon

fungsional yaitu memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Bukan dengan

respon disfungsional yaitu perilaku yang tidk sesuai prosedur.

5. Kompensasi tidak mendukung terhadap tingkat kualitas audit yang

dihasilkan. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

Yunizar dan Yonathan (2016) yang menunjukkan bahwa kompensasi

bukanlah tujuan utama dari auditor junior melainkan jenjang karir

yang baik. Jenjang karir yang baik akan diperoleh apabila auditor

103
memiliki kualitas yang baik dalam bekerja termaksud mampu menjaga

kualitas auditnya.

6. Moral reasoning berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

kualitas audit yang dihasilkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Alkam,dkk (2013) yang menunjukkan

bahwa moral reasoning memiliki pengaruh signifikan terhadap

kualitas audit. Sehingga jika tingkat moral reasoning seorang auditor

meningkat, maka kualitas audit yang dihasilkan akan lebih baik.

7. Dysfunctional Audit Behavior berpengaruh berpengaruh secara

signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2012) yang

menunjukkan bahwa dysfunctional audit behavior berpengaruh negatif

terhadap kualitas audit yang dihasilkan sehingga jika terdapat

peningkatan pada dysfunctional audit behavior dapat menurunkan

kualitas audit.

8. Dysfunctional audit behavior dapat menjadi variabel intervening

antara time budget pressure dengan kualitas audit. Hal ini dijelaskan

dari perhitungan Uji Sobel. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan

dysfunctional audit behavior dapat menjadi variabel intervening di

antara hubungan tidak langsung time budget pressure dengan kualitas

audit. Sehingga time budget pressure terhadap kualitas audit melalui

dysfunctional audit behavior berpengaruh secara signifikan.

104
9. Dysfunctional audit behavior tidak mendukung untuk menjadi variabel

intervening antara kompensasi terhadap kualitas audit. Hal ini

dijelaskan dari perhitungan Uji Sobel. Hasil perhitungan tersebut

menunjukkan dysfunctional audit behavior tidak dapat menjadi

variabel intervening di antara hubungan tidak langsung kompensasi

dengan kualitas audit. Sehingga kompensasi terhadap kualitas audit

tidak mendukung efek intervening dari dysfunctional audit behavior.

10. Dysfunctional audit behavior dapat menjadi variabel intervening

antara moral reasoning dengan kualitas audit. Hal ini dijelaskan dari

perhitungan Uji Sobel. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan

dysfunctional audit behavior dapat menjadi variabel intervening di

antara hubungan tidak langsung moral reasoning terhadap kualitas

audit. Sehingga moral reasoning terhadap kualitas audit melalui

dysfunctional audit behavior berpengaruh secara signifikan.

B. Implikasi Penelitian

Berdasarkan kesimpulan di atas menunjukkan bahwa:

1. Akuntan publik dalam melakukan proses auditnya tidak terlepas dari

adanya faktor eksternal yang dapat mempengaruhi auditor yaitu time

budget pressure, besarnya kompensasi dan moral reasoning. Faktor-

faktor eksternal ini dapat menimbulkan dysfunctional audit behavior,

sehingga auditor harus dapat menghindari hal tersebut dengan

melakukan perencaan waktu audit yang baik, bersikap profesional dan

105
mengembangkan kembali penalaran moral agar kualitas audit yang

dihasilkan tetap baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Kantor akuntan publik (KAP) harus dapat mendeteksi perilaku

disfungsional yag dilakukan oleh auditor, karena akuntan publik

merupakan ujung tombak dari KAP. Sehingga kualitas audit yang

dihasilkan harus berkualitas.

C. Keterbatasan

1. Terbatasnya sumber informasi dan penelitian terdahulu terdahap

beberapa hipotesis seperti keterkaitan variabel time budget pressure,

kompensasi dan moral reasoning terhadap kualitas audit dan

dysfunctional audit behavior.

2. Variabel independen pada penelitian ini hanya terbatas pada time

budget pressure, kompensasi dan moral reasoning.

3. Jumlah data yang dikumpulkan belum maksimal karena penyebaran

data dilakukan pada masa sibuk auditor.

4. Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan di wilayah DKI Jakarta

sehingga hasil penelitian terbatas generalisasinya

D. Saran

Penulis menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis

baik secara teoritis dan praktisi terbatas. Penelitian ini dimasa mendatang

diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi

dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya:

106
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan lebih banyak

literatur yang relevan dengan topik penelitian

2. Peneliti selanjutnya yang tetarik dengan topik yang serupa, sebaiknya

melakukan penelitian dengan menambahkan variabel lain diluar

penelitian ini dan memperluas pengambilan sampel seperti lingkungan

kerja, turnover intention, dan multidimensi komitmen profesional.

3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan pengumpulan data

bukan pada waktu sibuk auditor yaitu sekitar bulan Januari-Maret.

Pengambilan data dapat dilakukan pada bulan Juli hingga November

agar data yang didapatkan lebih relevan.

4. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei

tidak hanya pada satu wilayah saja, sehingga hasil penelitian memiliki

kemampuan generalisasi yang lebih luas.

107
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Wowo Mulyadi. “Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal dan Perilaku


Disfungsional Auditor Eksternal Terhadap Kualitas Audit”, Jurnal Ilmiah
UNIKOM. 2011.

Agus, Sukrisno dan I cenik Ardana. “Etika Bisnis dan Profesi: tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya”, Salemba Empat. Jakarta. 2009.

Aisyah Siti, Wilda Farah. “Pengaruh External Locus of Control, Komitmen


Organisasi, Position dan Turnover Intention Terhadap Dysfunctional Audit
Behavior”, Jurnal Akuntabilitas UIN Jakarta, Volume 6, Nomor 3. 2013.

Alkam, Rahayu, Syarifuddin dan Nirwana. “Pengaruh Moral Reasoning Auditor


Pemerintah terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
(Online) Vol 4, No.2, (http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/ , diakses
7 April 2017). 2013.

Amilin dan Rosita Dewi. “Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan


Kerja Akuntan Publik dengan Role Stress sebagai Variabel Moderating”,
JAAI Volume 12 No.1. 2008, hal 13-24.

Arens, Alvin A, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. “Auditing and Assurance
Service an Integrated Approach”, 14th edition, Pearson Education Inc: New
Jersey. 2012.

Armstrong, M. “Moral Development and Accounting Education”, Journal of


Accounting Education, 5, 27-43. 1987.

Asti, Edelweis dan Sukirman. “Hubungan Pengalaman, Time Budget Pressure,


Kompensasi Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di
Semarang”, Accounting Analysis Journal. 2015.

Boyton, William C. Et al. “Modern Auditing: Assurance Service and The Integrity
of Financial Reporting”, Eigtht Edition. New York: John Willey and Sons,
Inc. 2006.

Chaerunnisa, Runny Pratiwi dan Nuryantoro. “ Pengaruh Indepedensi, Etika


Profesi dan Lapuasan Kerja Auditor Terhadap Kualitas Audit”, Jurnal
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom. 2015.

Christina, Sososutikno. “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku


Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit”, Simposium
Nasional Akuntansi VI Surabaya. 2003.
Cohen, J.R.,Laurie, W.Pant & David J.Sharp. “An Examination of Differences in
Ethical Decision-Making Between Canadian Business Students and
Accounting Profesionals”, Behavioral Research in Accounting . 2001.

DeAngelo, L.E. “Auditor Size and Quality”, Journal of Accounting & Econpmics.
1981.

Desi, Fransiska dan Dhini. “Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas
Audit Dengan Indepedensi sebagai Variabel Intervening”, Accounting
Analysis Journal. 2014

Donnelly, David P, et al. “Attitudes Toward Disfunctional Audit behavior: The


Effects Of Locus Of Control, Organizational Committment, and Position”,
The jurnal of applied business research. Volume 19, Number 1. 2003.

Donnelly, David P, et al. “Auditor Acceptance of dysfunctional audit Behavior:


An Explanatory model Using Auditor’s Personal Characteristics,
Behavioral Research In Accounting Vol. 15, USA. 2003.

Edy Sujana, Tjiptohadi Sawarjuwono. “Perilaku Disfungsional Auditor : Perilaku


yang Tidak Mungkin Dihentikan”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume.8
Nomor 3. 2006.
Engkos Ridwan Achmad Kuncoro. “Cara Menggunakan dan Memaknai Path
Analysis,. Alfabeta: Bandung, 2013.

Faisal. “Tekanan Pengaruh Sosial dalam menjelaskan Hubungan Moral


Reasoning terhadap Keputusan Auditor”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, Volume 4, Nomor 1, Halaman 25-46. 2007.

Faisal, dan Dyah Sih Rahayu. “Pengaruh Komitmen Terhadap Respon Auditor
Atas Tekanan Sosial: Sebuah Eksperimen”, Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia-Yogyakarta.
Vol.9 No.1 (Juni). 15-28. 2005.

Falah. “Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etis terhadap


Sensitivitas Etis”, Tesis Program Pascasarjana Akuntansi (Online).
Semarang: Universitas Diponegoro. 2006.

Fatimah, Anissa. “Karakteristik Personal Auditor sebagai Anteseden Perilaku


Disfungsional Auditor dan Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit”, Jurnal
Manajemen dan Ekonomi, Sekolah Tinggi Ekonomi Asia Malang, Volume
1, Nomor 1. 2012.

Febrianty. “Perkembangan Model Moral Kognitif dan Relevansinya dalam Riset-


Riset Akuntansi” . Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS), Vol.
1, No. 1. 2011.

109
Fleming, M. K. “Budgeting Practices in Large CPA Firms”. The Journal of
Accountancy, May, 55-62. 1980

Gaffikin, M. dan Lindawati, ASL. “The Moral Reasoning of Public Accountants


in the Development of a Code of Ethics: the Case of Indonesia”,
Australasian Accounting Business and Finance, Volume. 6, Nomor. 10,
.2012.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS21”,


Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.

____________, “Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS


3.0”. Edisi 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2015.

Gibson, James L et al. “ Organizations (Behavior, Structure, Processess), 12th


Edition, McGrow Hill. 2006.

Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah”, Jakarta. 2012.

Hartono, Jogiyanto dan Abdillah Willy. “Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least
Square) untuk Penelitian Empiris”, BPFE: Yogyakarta. 2014.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:


Penerbit Salemba Empat. 2001.

Ilmiyati, dan Suharjo. Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi terhadap Kualitas


Audit, Juraksi. Vol 1, Nomor 1. 2012.
Indri Kartika dan Provita Wijayanti. “Locus of Control Sebagai Antesenden
Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Prilaku Disfungsional Audit
(Studi pada Auditor Pemerintah yang Bekerja pada BPKP di Jawa Tengah
dan DIY)”. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar. 2007
Januarti, Indira dan Faisal. “Pengaruh Moral Reasoning dan Skeptisme
Profesional Auditor Pemerintah Terhadap Kualitas Audit Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah”, Simposium Nasional Akuntansi XIII.
2010.
KOMPASIANA. http://www.kompasiana.com/jokowinarto/teori-atribusi-berner-
weiner-dan-implementasinya-dalam pembelajaran 5500949ea3331159735
1135f . Diakses 3 November 2016 Pukul 23.44

Layla, Sri dan Wahyu. “Perilaku Disfungsional Auditor terhadap Kualitas Audit”,
ISSn 1829-7978 Potensio. Volume 2. Juli 2009

Lightner, S.S., Adams, S, and Lightner, K. “The Influence of Situasional, Ethical


and Expentancy Theory Variables on Accountants Underreporting
110
Behavior”, Auditing: Journal of Practice and Theory. Vol. 2. Page. 1-12.
1982.
Lina Husna dan Basuki. “Analisis Pengaruh Karakteristik Personal Auditor
terhadap Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior (Studi
Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah)”, Diponegoro
Journal of Accounting. 2011.

Lindawati. “The Moral reasoning of Public Accountants in the Development of a


Code of Ethics: The Case of Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi
VI. Surabaya. 65-85. 2003.

Lord, Alan T., dan F. Todd DeZoort. “The Impact of Commitment and Moral
reasoning on Auditors’ Responses to Social Influence Pressure”,
Accounting, Organizations and Society. Vol. 26. 215-235. 2001.

Luthans, Fred. “Perilaku Organisasi”, Edisi Sepuluh, Diterjemahkan oleh : Vivin


Andhika Yuwono; Shekar Purwanti; Th.Arie Prabawati; dan Winong
Rosari. Penerbit Andi. Yogyakarta. 2005.

Made, Ni Nia R.D dan I Wayan. P.W. “Pengaruh Time Budget Pressure, Loc dan
Tax Complexity pada Dysfunctional Audit Behavior Akuntan Publik”, E
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 2015.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Rosda


Karya. Jakarta. 2007.

Margheim, L., Kelley, T., & Pattison, D. “An Empirical Analysis Of The Effects
Of Auditor Time Budget Pressure And Time Deadline Pressure”, The
Journal of Applied Business Research. 2005.

Maryanti, P. “Analisis Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior:


Pendekatan Karakteristik Personal Auditor”, Jurnal Manajemen Akuntansi
dan Sistem Informasi, Vol. 5 No. 2, 213-226. 2005.

Nirmala, Cok dan I Dewa. “Pengaruh Kompensasi Finansial, Kompleksitas Tuga


dan Locus Of Control Pada Kepuasan Kerja Auditor”. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. 2015.

Noviardy, Arif Pratama. “Pengaruh Moral Reasoning dan Due Professional Care
terhadap Kualitas Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah”. Universitas
Negeri Yogyakarta (Online). 2014.

Otley dan Pierce. “Auditor Time Budget Pressure : Concequences and


Antecedents”, Accounting, Auditing, and Accountability Journal, Volume 9,
No. 1. 1996.

111
Paino, Halil, et al. “Organisational and Profesional Commitment on
Dysfunctional Audit Behavior”, British Journal of Arts and Social Sciences.
ISSN: 2046-9578, vol. 1 No. 2, 2011.

Pangabean, S., Mutiara. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Bogor. Ghalia


Indonesis. 2004.

Ponemon, L.A. “Ethical Reasoning and Selection Socialitazion in Accounting”,


Accounting Organizations and Society. Vol.17.239-258.1993.

Pujianingrum, Intan dan Arifin Sabeni. “Analisis Faktor-Faktor yang


mempengaruhi Tingkat Penerimaan atas Penyimpangan Perilaku dalam
Audit”, Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 1. 2012.

Prasita, Andin dan Priyo Adi, “Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan
Anggaran dan Waktu Terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi
Pemahaman Terhadap Sistem Informasi”. Fakultas Ekonomi, Universitas
Kristen Satya Wacana, Semarang, 2007.

Pratiwi, Rini Andesfan. “Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Kualitas


Audit yang terjadi pada Kantor Akuntan Publik”, Jurnal Universitas
Widyatama. 2008.

Rapina, Lili. M dan Verani. C. “Pengaruh Independensi Eksternal Auditor


Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit”, Jurnal Ilmiah Akuntansi. No. 2.
2010.

Rasuli, L.O. “Pengaruh Time Budget Pressure, Perilaku Disfungsional dan


Komitmen Organisasional Terhadap Kualitas Audit”, Studi Pada Kantor
Akuntan Publik di Jawa Timur. Tesis. Malang: Universitas Brawijaya. 2009.

Rest, J, D. Narvaez, M.Bebeau dan S. Thoma. “Post Conventional Moral


Thinking: A Neo-Kohlbergian Approach”, Center for Studi of Ethical
Development. Minneapolis: University of Minnesota Press. 1999.

Robbins, Stephen P. “Perilaku Organisasi”, Jakarta : Indeks. 2003.

Rivai, Veithzal. “Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan”. Jakarta:


PT Raja Grafindo. 2004.

Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. “Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik”, Jakarta: PT Raja Grafindo. 2011.

Rosnidah, Ida. “Kualitas Audit : Refleksi Hasil Penelitian Empiris”, Jurnal


Akuntansi, Vol 14, No. 3 ISSN: 1410-3591. 2010.

112
Setiowati, Evi. “Pengaruh Perilaku Disfungsional Auditor dan Masa Perikatan
Terhadap Kualitas Audit”, Jurnal Ilmiah Universitas Komputer Indonesia.
2014.

Sholihin, Mahfud dan Katmono Dwi. “Analisis SEM-PLS dengan WrapPLS 3.0
untuk Hubungan Nonlinier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis”,
Yogyakarta: Penerbit ANDI. 2014.

Sihotang, A. “ Manajemen Sumber Daya Manusia”. Pradnya Paramita. Jakarta.


2007.

Silaban, Adanan. “Pengaruh Multidimensi Komitmen Profesional terhadap


Perilaku Audit Difungsional”, Jurnal Akuntansi dan Auditing. Universitas
HKBP Nommensen Medan. Volume 8. Nomor 1. 2011.

Simamora, Henry. “Auditing”. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP)


AMP YKPN. 2000.

Soobaroyen, T and Chengabroyan, C. “Auditor’s Perceptions of Time Budget


Pressure, Prematute Sign Offs and Under-Reporting of Chargeable Time:
Evidance from a Developing Country”, International Journal of Auditing,
Int. J. Audit. 10: 201-218. 2006.

Sososutikno, Christina, “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku


Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap kualitas Audit”, Simposium
Nasional Akuntansi VI. Surabaya, 2003.

Sososutiksno, Chrstina. “Relation of time budget pressure by Dysfunctional


behaviour and, Its influence to Audit Quality”, Akreditasi No.39/DIKTI
/Kep./2004 (Online), vol. 7, No.2, 2005.

Suprianto, Edy. “Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Perilaku


Disfungsional Auditor”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan
Agug Semarang. Volume 5. Nomor 1. 2009.

Suhayati, Ely. “Sikap Negatif dari Akuntan Publik akan menimbulkan


Disfungsional Akuntan Publik”, Jurnal Ilmiah UNIKOM. 2011.

Surtikanti, dan Lena Lestari. “Pengaruh Profesionalisme Akuntan Publik dan


Perilaku Disfungsional Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit”, Jurnal
Ilmiah UNIKOM. 2013.

Surya, Nyoman Ari. “Studi Analisis Faktor Penyebab Disfungsional Auditor dan
Upaya Penanggulangan Disfungsional Auditor terhadap Kualitas Audit
pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali”, Jurnal Ilmu Sosial dan
Humaniora. Volume 4, Nomor 1. 2015.

113
Tanjung, Roni. “Pengaruh Karakteristik Personal Auditor dan Time Budget
Pressure terhadap Perilaku Disfungsional Auditor”, Artikel Universitas
Negeri Padang. 2013.

Tsui, J.S.L dan Gul F.A . “Auditor’s Behavior in an Audit Conflict Situation”,
Accounting Organizations and Society. Vol. 21. 41-51. 1996.

Wahyudin, Agus, Indah. A, Dwi Harini . “Analisis Penerimaan Auditor atas


Dysfunctional Audit Behavior : Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal
Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi XIII. 2011.

Waggoner dan Cashell. “The Impact of Time Pressure on Auditor’s”, CPA


Journal. 1991.

Weiner, M.F., Rossin, B & Cody, V.F. “Studies of Therapist and Patient Affective
Self-Disclosure”. Group Process. 1974.

Weiner, Bernard. “ An Attributional Theory of Achievement Motivation and


Emotion”, Psychological Review. Vol. 92. No. 4. 1985.

Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. “Generasi Baru Mengolah Data Penelitian
dengan PLS Path-Modeling dengan Software XLSTAT, SmartPLS dan
Visual PLS”, Jilid I. Jakarta: Salemba Infotek. 2011.

Yuniarti, Rita. “The Effect of Tenure Audit and Dysfunctional Audit Behavior on
Audit Quality”, International Conference on Economics, Business and
Marketing Management. 2012.

Yunizar, Amilia E. Dan Zerotinus Y. “Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja


dengan Ketidakpastian Pekerjaan dan Komitmen Profesional Sebagai
Pemoderasi”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas Budi Luhur.
Volume 5. Nomor 2. 2016.

Zeng, Xiaochuan dan Cullinan, Charles, P. “Compensation/Audit Committee


Overlap and The Design of Compensation Systems”, International Journal
Of Disclosure and Governance, Vol. 7, pp: 136-152. 2010.

114
LAMPIRAN 1
Surat Permohonan Pengisian
Kuesioner

115
Jakarta, 9 Januari 2017

Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner

Kepada Yth.
Bapak/ Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat

Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program
Studi Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Nur Hanifah
Nim : 1113082000006
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/ Akuntansi/ VII
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Time Budget Pressure, Kompensasi dan Moral Reasoning
terhadap Dysfunctional Audit Behavior dan dampaknya terhadap Kualitas
Audit” .
Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu kerja Bapak/ Ibu/Sdr/i.
Data yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak
digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/ Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga
kerahasiaan akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
 Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan
menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila
terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap
tidak berlaku
 Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda

116
Apabila diantara Bapak/ Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian
ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya di telpon 0896-3066-1262
atau email nurhanifah22@gmail.com . Atas kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i
meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab kuesioner dalam eksperimen ini,
saya ucapkan terimakasih.

Dosen Pembimbing Hormat saya,


Peneliti

(Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA, QIA, BKP) (Nur Hanifah)

117
LAMPIRAN 2
Surat Keterangan Dari KAP

118
119
120
LAMPIRAN 3
Kuesioner Penelitian

121
KUESIONER
PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE,
KOMPENSASI DAN MORAL REASONING
TERHADAP DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR
DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2017

122
Jakarta, 9 Januari 2017

Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner

Kepada Yth.
Bapak/ Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat

Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program
Studi Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Nur Hanifah
Nim : 1113082000006
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/ Akuntansi/ VII
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Time Budget Pressure, Kompensasi dan Moral Reasoning
terhadap Dysfunctional Audit Behavior dan dampaknya terhadap Kualitas
Audit” .
Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu kerja Bapak/ Ibu/Sdr/i.
Data yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak
digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/ Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga
kerahasiaan akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
 Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan
menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila
terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap
tidak berlaku
 Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda

123
Apabila diantara Bapak/ Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian
ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya di telpon 0896-3066-1262
atau email nurhanifah22@gmail.com . Atas kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i
meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab kuesioner dalam eksperimen ini,
saya ucapkan terimakasih.

Dosen Pembimbing Hormat saya,


Peneliti

(Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA, QIA, BKP) (Nur Hanifah)

124
Nomor :........(diisi oleh peneliti)

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : ..........................................................
(boleh tidak diisi)
Nama KAP : ..........................................................
Lokasi KAP : Jakarta Utara Jakarta Barat
Jakarta Pusat Jakarta Selatan
Jakarta Timur

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan


Umur : ............................... tahun
Posisi Terakhir : Partner Supervisor
Manajer
Auditor Senior Auditor Junior
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Pengalaman Kerja : < 2 tahun 2-3 tahun > 3 tahun

125
1. Variabel Time Budget Pressure
Time Budget Pressure atau anggaran waktu audit merupakan
lamanya waktu yang dialokasikan atau telah ditentukan untuk pelaksanaan
tugas audit dalam suatu penugasan.
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No Pernyataan STS TS N S SS
1. Saya merasa bahwa waktu yang
ditentukan untuk melaksanakan audit
terlalu pendek, sehingga terasa cukup
berat atas beban pekerjaan yang saya
emban
2. Waktu audit yang tersedia, belum cukup
untuk melaksanakan tugas yang harus
saya kerjakan
3. Dalam menjalankan tugas audit saya
belum mampu memenuhi target waktu yg
telah ditentukan
4. Dalam melaksanakan tugas audit, saya
kurang memiliki waktu untuk bersantai
5. Berhubung waktu audit terlalu pendek,
maka dalam melaksanakan tugas audit,
saya terlalu tergesa-gesa dan tidak fokus.
6. Di KAP tempat saya bekerja, masalah
lamanya waktu audit tidak pernah
dikomunikasikan
7. Dalam penugasan audit, efisiensi dalam
pekerjaan proses audit sangat ditekankan
8. Di KAP tempat saya bekerja, kesesuaian
penugasan audit dengan anggaran waktu
dijadikan sebagai salah satu indikator
penilaian kinerja oleh atasan
9. Di KAP tempat saya bekerja, lamanya
waktu untuk mengaudit merupakan
keputusan yang mutlak dari atasan yang
tidak dapat diganggu gugat

126
No Pernyataan STS TS N S SS
10. Lamanya waktu audit yang ditentukan di
KAP tempat saya bekerja sangat tidak
fleksibel

2. Variabel Kompensasi
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS)3= Netral (N) 5=Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No Pernyataan STS TS N S SS
11. Gaji pokok yang saya terima
diberikan tepat waktu
12. Gaji yang saya terima sesuai dengan
kontribusi yang saya berikan
13. Saya mendapatkan penghasilan yang
sesuai jika saya bekerja lebih dari jam
kerja yang ditentukan
14. Besarnya penghasilan yang saya
terima, tergantung dari pekerjaan
yang saya kerjakan
15. Insentif yang saya terima sesuai
dengan prestasi kerja saya
16. Insentif yang saya terima membuat
saya termotivasi dalam menghasilkan
kinerja yang optimal
17. Di KAP tempat saya bekerja,
memberikan kemudahan untuk
menggunakan hak cuti
18. Di KAP tempat saya bekerja,
memberikan jaminan asuransi
kesehatan bagi para auditor dan
keluarga inti

127
3. Variabel Moral Reasoning (Penalaran Moral)
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS)3= Netral (N) 5=SangatSetuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

Kasus:
Andi adalah seorang auditor ekternal yang bekerja di KAP XYZ. Andi
mendapat tugas dari atasan untuk mengevaluasi sistem pengendalian
di salah satu perusahaan klien. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa, ia
menemukan beberapa penyalahgunaan anggaran yang menimbulkan
kerugian bagi perusahaan. Namun, Budi sebagai atasan yang
memberikan tugas kepada Andi, memerintahkan kepada Andi untuk
memodifikasi temuan tersebut agar tidak berurusan dengan pihak
berwajib.
Yang dilakukan Andi : Andi menuruti perintah Budi dengan alasan ia
tidak ingin diberhentikan dari tempat bekerjanya

No Pernyataan STS TS N S SS
19. Tindakan yang dilakukan Andi
merupakan tindakan yang tidak adil
20. Mengikuti perintah atasan
merupakan tindakan yang wajar
21. Tindakan yang dilakukan Andi
secara moral tidak benar
22. Sesuai dengan nilai-nilai yang
dianut keluarga saya, tindakan yang
dilakukan Andi tersebut tidak dapat
diterima
23. Ditinjau dari kultur Indonesia,
tindakan Andi tidak dapat diterima
24. Tindakan Andi tidak sesuai dengan
karakter orang Indonesia
25. Mengikuti perintah atasan dapat
128
menunjang karir seorang auditor
No Pernyataan STS TS N S SS
26. Tindakan yang dilakukan Andi
dapat memuaskannya
27. Keputusan tersebut memberikan
manfaat yang besar bagi Andi
28. Keputusan tersebut menghasilkan
keuntungan yang maksimal dan
meminimalkan kerugian bagi Andi
29. Tindakan yang diambil melanggar
kontrak tertulis
30. Tindakan itu melanggar sumpah
jabatan yang dibacakan
31. Tindakan Andi tidak menunjukkan
kepedulian dan rasa kasih sayang
32. Jika posisi saya sebagai Andi,
kemungkinan saya akan melakukan
hal yang sama
33. Jika rekan-rekan saya sebagai
Andi, mungkin mereka akan
melakukan hal yang sama
34. Tindakan Andi merupakan tindakan
yang tidak beretika

4. Variabel Dysfunctional Audit Behavior (DAB)


Perilaku disfungsional auditor (dysfunctional audit behavior)
merupakan perilaku yang membenarkan terjadinya penyimpangan dalam
penugasan audit. Dalam penelitian ini DAB ada tiga yaitu underreporting
of audit time, premature signing off dan eplacing and altering original
audit procedures.

Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS)3= Netral (N) 5=SangatSetuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

129
a. Underreporting of audit time
Underreporting of audit time merupakan tindakan auditor dalam
memanipulasi waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek
daripada waktu yang sebenarnya.

No. Pernyataan STS TS N S SS


Saya dapat menerima auditor terlibat dalam underreporting of time jika:
35. Dapat memberi peluang untuk promosi
b. P dan pengembangan karir auditor
36.r Dapat dijadikan sebagai dasar evaluasi
e kinerja auditor
37.m Diusulkan oleh supervisor
38.a Auditor di tim lain tidak melakukan
t tindakan
u underreporting of time sehingga dapat
r bersaing dengan tim audit saya

c. Premature Signing Off


Premature signing off adalah penghentian prematur dalam
pelaksanaan atas prosedur audit

No. Pernyataan STS TS N S SS

Saya dapat menerima auditor terlibat dalam premature sign off jika:

39. Dalam tahapan audit, tidak ditemukan


kesalahan hingga proses audit selesai
40. Pada audit sebelumnya tidak terdapat
masalah
pada catatan klien.
41. Supervisor audit konsisten dengan
waktu penyelesaian audit dan
memastikan bahwa langkah – langkah
audit sudah dilakukan
42. Tim audit yakin
bahwa langkah audit tertentu
tidak diperlukan

130
d. Replacing and Altering Original Audit Procedures
Replacing and Altering Original Audit Procedures adalah
mengganti prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di
lapangan

No Pernyataan STS TS N S SS
Saya dapat menerima, apabila auditor mengganti prosedur audit
jika:
43. Auditor yakin bahwa prosedur audit
sebelumnya tidak diperlukan
44. Pada audit sebelumnya tidak terdap
at masalah
pada catatan klien.
45. Auditor tidak yakin bahwa prosedur
audit
yang sebelumnya dapat menemuka
n kesalahan
46. Ada tekanan waktu dalam
menyelesaikan
Audit

5. Kualitas Audit
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS)3= Netral (N) 5=SangatSetuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

No Pernyataan STS TS N S SS
Kualitas Teknis
Reputasi
47. KAP yang memiliki reputasi yang
baik akan memberikan audit yang
berkualitas
Kemampuan
48. Auditor/KAP yang memiliki
kapabilitas akan memberikan audit
yang berkualitas
Jaminan

131
49. Staf KAP menumbuhkan rasa
percaya klien
No Pernyataan STS TS N S SS
50. Staf KAP menimbulkan rasa aman
pada klien
51. Staf KAP mampu menjawab
pertanyaan klien
Kualitas Jasa
Empati
52. Staf KAP sungguh-sungguh
mengutamakan klien
53. Staf KAP memahami kebutuhan
klien
No Pernyataan STS TS N S SS
54. KAP memiliki waktu
beroperasi/jam kantor yang
nyaman

Daya Tanggap

55. KAP tidak menginformasikan


kepada klien tentang kepastian
waktu penyelesaian audit

56. KAP memberikan jasa audit


dengan tepat waktu

57. Staf KAP bersedia membantu


klien, bukan dalam kompromi

58. Staf KAP tidak bersedia merespon


permintaan klien

Jasa Non-Audit

59. KAP mampu memberikan jasa


non-audit, misal: konsultasi
manajemen, penyusunan sistem
informasi akuntansi, dan lain-lain
yang tidak conflict interest
Hubungan Auditor-Klien
Keahlian
60. KAP tidak harus memiliki keahlian
dibidang industri klien
132
Pengalaman
No Pernyataan STS TS N S SS
61. KAP tidak harus memiliki
pengalaman dibidang industri klien
Status
62. KAP yang besar (Big Four)
memberikan jasa yang berkualitas
Obyektivitas
Obyektif
63. KAP harus bersikap obyektif pada
saat memberikan jasa

133
LAMPIRAN 4
Daftar Identitas dan Jawaban
Responden

134
IDENTITAS RESPONDEN

Jenis
No. Kelamin Posisi Pendidikan Pengalaman Kerja
1 Laki-laki Auditor Junior S1 <2 tahun
2 Perempuan Auditor Junior S2 2-3 tahun
3 Laki-laki Supervisor S2 >3 tahun
4 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
5 Perempuan Auditor Senior S1 >3 tahun
6 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
7 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
8 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
9 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
10 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
11 Perempuan Supervisor S2 >3 tahun
12 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
13 Perempuan Partner S2 >3 tahun
14 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
15 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
16 Laki-laki Auditor Junior D3 <2 tahun
17 Perempuan Auditor Senior S1 >3 tahun
18 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
19 Laki-laki Supervisor S1 >3 tahun
20 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
21 Laki-laki Auditor Senior S1 >3 tahun
22 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
23 Laki-laki Auditor Junior S1 <2 tahun
24 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
25 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
26 Perempuan Partner S2 >3 tahun
27 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
28 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
29 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
30 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
31 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
32 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
33 Laki-laki Partner S2 >3 tahun
34 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
35 Perempuan Auditor Junior D3 2-3 tahun
36 Perempuan Supervisor S1 >3 tahun
135
Jenis
No. Kelamin Posisi Pendidikan Pengalaman Kerja
37 Perempuan Auditor Senior S1 >3 tahun
38 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
39 Laki-laki Auditor Senior S1 >3 tahun
40 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
41 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
42 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
43 Laki-laki Supervisor S1 >3 tahun
44 Perempuan Auditor Senior S1 >3 tahun
45 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
46 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
47 Perempuan Supervisor S1 >3 tahun
48 Perempuan Auditor Senior S1 2-3 tahun
49 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
50 Perempuan Auditor Junior D3 2-3 tahun
51 Laki-laki Auditor Senior S1 2-3 tahun
52 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
53 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
54 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
55 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
56 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
57 Laki-laki Auditor Senior S1 >3 tahun
58 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
59 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
60 Perempuan Auditor Senior S1 2-3 tahun
61 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
62 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
63 Perempuan Partner S2 >3 tahun
64 Perempuan Auditor Senior S1 2-3 tahun
65 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
66 Laki-laki Auditor Senior S1 2-3 tahun
67 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
68 Perempuan Supervisor S1 2-3 tahun
69 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
70 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
71 Perempuan Auditor Senior S1 2-3 tahun
72 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
73 Perempuan Supervisor S1 2-3 tahun

136
Jenis
No. Kelamin Posisi Pendidikan Pengalaman Kerja
74 Laki-laki Auditor Senior S1 2-3 tahun
75 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
76 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
77 Perempuan Supervisor S1 >3 tahun
78 Laki-laki Auditor Senior S1 2-3 tahun
79 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
80 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
81 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
82 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
83 Perempuan Auditor Senior S1 2-3 tahun
84 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
85 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
86 Laki-laki Auditor Senior S1 2-3 tahun
87 Laki-laki Supervisor S2 2-3 tahun

137
Jawaban Responden Variabel Time Budget Pressure

NO. TBP_1 TBP_2 TBP_3 TBP_4 TBP_5 TBP_6 TBP_7 TBP_8 TBP_9 TBP_10
1 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4
2 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4
3 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4
5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4
6 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4
7 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3
8 4 5 3 3 3 3 4 4 3 3
9 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
10 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
11 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
13 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
17 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
18 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4
20 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
21 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3

138
23 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
24 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3
25 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4
26 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4
27 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5
28 5 4 3 5 2 4 4 4 4 3
29 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
30 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
31 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3
32 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4
33 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
34 3 3 4 5 3 5 5 5 3 4
35 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
36 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
37 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4
38 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3
39 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5
40 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
42 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3
43 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
44 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
45 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
46 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4
47 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3

139
48 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
51 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
53 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4
54 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4
55 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4
56 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4
57 4 5 4 3 3 3 4 4 3 4
58 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3
59 3 4 4 5 3 3 4 3 4 5
60 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
61 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
63 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
64 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
66 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
68 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
71 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

140
73 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4
74 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3
75 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
76 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
77 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4
78 4 5 4 3 3 3 4 4 3 4
79 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3
80 3 4 4 5 3 3 4 3 4 5
81 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
82 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4
83 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3
84 4 5 3 3 3 3 4 4 3 3
85 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
86 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
87 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

141
Jawaban Responden Variabel Kompensasi

NO. KOM_1 KOM_2 KOM_3 KOM_4 KOM_5 KOM_6 KOM_7 KOM_8


1 4 4 5 4 5 4 5 4
2 4 4 5 4 5 4 5 4
3 4 4 5 4 5 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 5 5
5 4 3 3 3 3 3 3 3
6 4 3 3 2 2 3 3 2
7 4 3 3 3 3 3 3 3
8 4 3 3 3 3 3 3 3
9 4 4 4 3 3 4 4 4
10 4 3 3 3 3 3 3 3
11 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 5 4 4 4 4 4 3
13 4 3 3 3 3 3 3 3
14 4 4 4 4 3 4 4 3
15 4 3 4 4 4 4 4 2
16 4 4 4 4 4 4 4 2
17 4 4 4 4 4 4 4 2
18 4 3 4 4 4 4 3 2
19 4 4 4 4 4 4 3 2
20 4 4 4 4 4 4 4 2
21 4 3 4 4 4 3 3 2
22 4 3 3 4 3 3 3 4

142
23 4 4 4 4 3 3 3 4
24 4 3 4 4 3 4 3 4
25 4 3 3 3 3 4 3 4
26 4 4 4 4 4 3 4 4
27 4 5 3 2 2 2 4 3
28 4 3 4 4 4 4 3 2
29 4 5 5 4 4 4 5 3
30 4 4 3 4 4 4 4 4
31 4 3 3 3 3 3 4 4
32 4 4 4 4 4 4 2 4
33 4 4 3 4 3 3 3 3
34 5 5 4 4 4 5 2 5
35 5 4 4 3 4 4 4 2
36 4 3 4 4 4 4 4 2
37 4 4 4 4 4 4 4 3
38 4 4 5 2 2 4 3 3
39 4 4 4 4 4 4 4 5
40 4 4 4 4 4 3 3 2
41 4 4 4 2 3 4 4 2
42 5 3 4 3 3 3 4 1
43 4 4 4 4 3 3 4 2
44 4 3 4 4 4 4 4 2
45 4 4 4 4 4 4 3 2
46 4 3 4 4 5 4 4 2
47 4 4 4 3 2 2 2 2

143
48 4 4 4 4 4 4 4 2
49 4 3 4 4 4 4 4 2
50 5 3 4 4 4 4 3 2
51 4 3 4 4 4 4 4 2
52 4 3 4 4 4 4 4 2
53 5 4 4 4 4 4 4 2
54 4 3 4 4 4 4 4 2
55 4 4 4 4 4 4 4 3
56 4 3 4 4 3 4 3 4
57 4 3 4 3 3 4 3 2
58 3 3 4 4 3 3 4 3
59 4 3 4 4 2 3 2 3
60 4 4 4 4 4 4 4 4
61 4 4 4 4 4 4 4 4
62 4 4 4 4 4 4 4 4
63 4 4 4 4 4 4 4 4
64 4 4 4 4 4 4 4 2
65 4 4 4 4 4 4 4 4
66 4 4 4 4 4 4 4 4
67 4 4 4 4 4 2 4 4
68 4 4 4 4 4 4 4 4
69 4 4 4 3 3 4 3 2
70 4 4 4 4 4 3 3 4
71 4 4 4 4 3 3 4 4
72 4 4 4 3 3 4 3 4

144
73 4 4 4 4 3 3 3 4
74 3 4 4 4 4 4 4 3
75 3 4 4 4 4 4 4 4
76 4 4 4 4 4 4 4 4
77 4 3 4 4 3 4 3 4
78 4 3 4 3 3 4 3 2
79 3 3 4 4 3 3 4 3
80 4 3 4 4 2 3 2 3
81 4 4 4 4 4 4 4 4
82 4 3 3 2 2 3 3 2
83 4 3 3 3 3 3 3 3
84 4 3 3 3 3 3 3 3
85 4 4 4 3 3 4 4 4
86 4 3 3 3 3 3 3 3
87 4 4 4 4 4 4 4 4

145
Jawaban Responden Variabel Moral Reasoning

NO MR_1 MR_2 MR_3 MR_4 MR_5 MR_6 MR_7 MR_8 MR_9 MR_10 MR_11 MR_12 MR_13 MR14 MR15 MR16
1 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 2 5
2 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 2 5
3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 2 5
4 5 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 5
5 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4
6 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4
7 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4
8 4 4 5 5 5 5 3 3 3 3 4 5 5 2 3 5
9 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4
10 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
12 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4
13 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
14 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 5
15 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 4
16 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 4
17 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 5
18 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 3 2 4
19 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 3 2 4
20 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 4
21 4 3 4 4 4 4 2 2 3 2 4 4 3 2 3 4

146
22 5 5 5 5 5 3 2 2 2 3 4 4 4 2 2 4
23 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 2 2 5
24 4 4 5 5 4 5 4 3 3 3 4 4 4 2 2 4
25 5 4 5 4 4 4 2 2 3 3 4 4 4 2 2 4
26 5 4 4 5 5 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 5
27 5 3 5 4 4 3 5 2 3 4 3 4 3 3 2 4
28 4 3 4 4 3 4 3 2 2 4 4 4 4 2 2 4
29 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4
30 5 4 5 5 5 4 3 3 3 3 5 5 4 3 3 5
31 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 3 3 4
32 4 3 4 4 4 3 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
33 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4
34 5 4 5 4 4 3 4 2 2 4 5 5 4 2 2 5
35 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 3 2 3 4
36 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 2 2 4
37 4 4 5 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4
38 4 3 4 4 3 4 2 4 2 3 4 4 4 3 3 4
39 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 2 2 4
40 5 4 4 3 4 3 2 2 2 2 4 4 4 2 2 5
41 4 2 4 4 4 4 2 2 2 2 3 4 4 2 2 4
42 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 5 4 3 3 4
43 5 4 5 5 5 5 2 3 3 2 5 5 4 2 2 5
44 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 2 2 4
45 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 2 2 5
46 4 4 5 4 4 4 2 3 2 2 4 4 4 2 2 4

147
47 5 4 5 4 4 4 3 3 2 3 5 5 4 2 2 5
48 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 2 2 4
49 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 2 2 4
50 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4
51 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 2 2 4
52 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4
53 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4
54 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 2 2 4
55 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 5 4 4 2 2 5
56 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4
57 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 5 5 4 3 2 4
58 4 3 4 5 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 2 4
59 2 3 4 2 3 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4
60 4 2 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
61 4 2 4 4 2 4 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4
62 4 3 4 4 3 4 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4
63 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4
64 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
65 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
66 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
67 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
68 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
69 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 2 2 4
70 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 2 2 4
71 4 4 4 5 5 3 3 2 3 3 4 4 4 2 2 4

148
72 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 2 2 4
73 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 2 2 5
74 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 5
75 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 3 4
76 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 4 3 4 3 3 5
77 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4
78 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 5 5 4 3 2 4
79 4 3 4 5 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 2 4
80 2 3 4 2 3 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4
81 4 2 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
82 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4
83 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4
84 4 4 5 5 5 5 3 3 3 3 4 5 5 2 3 5
85 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4
86 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4
87 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4

149
Jawaban Responden Variabel Dysfunctional Audit Behavior

NO. DAB_1 DAB_2 DAB_3 DAB_4 DAB_5 DAB_6 DAB_7 DAB_8 DAB_9 DAB_10 DAB_11 DAB_12
1 4 4 5 3 3 4 5 3 4 4 4 3
2 4 4 5 3 3 4 5 4 4 4 4 3
3 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3
5 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3
6 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
7 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
8 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3
9 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
12 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
20 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3
21 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
22 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3

150
23 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4
24 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
25 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
26 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4
27 3 4 4 4 5 4 4 5 3 3 4 4
28 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4
31 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4
32 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4
33 4 4 4 3 3 4 3 5 3 4 3 5
34 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
36 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
37 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
38 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 4
39 5 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4
40 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
41 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
42 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 4 4
43 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
44 4 3 2 4 4 4 5 5 3 4 4 3
45 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
46 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4
47 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

151
48 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
49 4 3 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4
50 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4
51 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4
52 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
53 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4
54 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
55 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4
56 4 3 2 3 3 2 4 3 4 3 2 4
57 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 2 4
58 3 2 3 4 4 3 2 3 3 4 3 2
59 4 3 5 4 3 4 5 4 4 5 3 4
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
64 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
66 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
67 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
68 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
69 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
70 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
71 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
72 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

152
73 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
76 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4
77 4 3 2 3 3 2 4 3 4 3 2 4
78 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 2 4
79 3 2 3 4 4 3 2 3 3 4 3 2
80 4 3 5 4 3 4 5 4 4 5 3 4
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
82 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
83 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
84 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3
85 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
86 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
87 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

153
Jawaban Responden Varaiabel Kualitas Audit

NO KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10 KA11 KA12 KA13 KA14 KA15 KA16 KA17
1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4
2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4
3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4
4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4
11 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4
12 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5
13 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4
14 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 5 4 4 4 5
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
21 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5

154
22 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
25 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
26 4 4 4 4 5 4 4 3 5 5 4 4 4 3 3 4 5
27 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 5
28 5 5 4 4 4 3 3 4 5 3 4 4 4 3 3 4 4
29 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
30 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 5
31 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4
34 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
37 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
38 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
39 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
40 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 5
41 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4
42 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
44 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 3 5 5
45 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 5 4 4 5 5
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

155
47 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
50 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
56 2 4 4 3 4 3 2 5 3 4 4 3 4 3 4 4 3
57 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3
58 3 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3
59 4 5 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
62 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
71 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4

156
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 5
73 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
77 2 4 4 3 4 3 2 5 3 4 4 3 4 3 4 4 3
78 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3
79 3 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3
80 4 5 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
84 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
86 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4
87 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4

157
LAMPIRAN 5
Output Hasil Pengujian Data

158
A. Uji Outer Model

1. Hasil Convergent Validity


Tabel Outer Loading

TBP KOM MR DAB KA


Tbp_3 0,703
Tbp_5 0,596
Tbp_6 0,567
Tbp_7 0,597
Kom_2 0,652
Kom_3 0,734
Kom_4 0,632
Kom_5 0,831
Kom_6 0,643
Kom_7 0,613
Mr_2 0,673
Mr_5 0,726
Mr_13 0,595
Mr_15 0,556
Dab_6 0,694
Dab_7 0,647
Dab_8 0,659
Dab_9 0,543
Dab_10 0,584
Dab_11 0,71
Ka_1 0,693
Ka_3 0,544
Ka_4 0,755
Ka_5 0,686
Ka_6 0,709
Ka_7 0,561
Ka_16 0,656
Ka_17 0,638

159
2. Hasil Disriminant Validity

Tabel Cross Loading

TBP KOM MR DAB KA


Tbp_3 0,786 0,245 0,337 0,386 0,246
Tbp_5 0,784 0,198 0,279 0,343 0,326
Tbp_6 0,537 0,195 0,243 0,237 0,185
Tbp_7 0,589 0,254 0,219 0,198 0,184
Kom_2 0,308 0,624 0,229 0,240 0,230
Kom_3 0,248 0,731 0,190 0,242 0,003
Kom_4 0,042 0,687 0,285 0,221 0,070
Kom_5 0,279 0,854 0,401 0,266 0,212
Kom_6 0,079 0,596 0,200 0,081 0,043
Kom_7 0,265 0,676 0,218 0,235 0,040
Mr_2 0,351 0,118 0,713 0,316 0,359
Mr_5 0,359 0,365 0,827 0,393 0,365
Mr_13 0,096 0,317 0,722 0,218 0,356
Mr_15 0,307 0,287 0,568 0,226 0,307
Dab_6 0,330 0,245 0,179 0,732 0,343
Dab_7 0,358 0,218 0,349 0,698 0,466
Dab_8 0,172 0,201 0,351 0,649 0,418
Dab_9 0,240 0,218 0,241 0,549 0,181
Dab_10 0,288 0,134 0,162 0,641 0,179
Dab_11 0,366 0,275 0,319 0,739 0,395
Ka_1 0,164 0,135 0,357 0,376 0,770
Ka_3 0,358 0,119 0,193 0,205 0,511
Ka_4 0,319 0,145 0,323 0,514 0,810
Ka_5 0,249 0,072 0,349 0,347 0,795
Ka_6 0,224 0,002 0,423 0,443 0,843
Ka_7 0,260 0,015 0,455 0,204 0,702
Ka_16 0,174 0,212 0,302 0,485 0,614
Ka_17 0,351 0,269 0,346 0,340 0,615

160
3. Uji Reliabilitas

Tabel Composite Reliability

Composite Reliability
Time Budget Pressure 0,773
Kompensasi 0,850
Moral Reasoning 0,803
Dysfunctional Audit Behavior 0,830
Kualitas Audit 0,891

Tabel Cronbach Alpha

Cronbach Alpha
Time Budget Pressure 0,618
Kompensasi 0,794
Moral Reasoning 0,671
Dysfunctional Audit Behavior 0,758
Kualitas Audit 0,859

161
B. Uji Inner Model

Gambar Inner Model Sebelum Modifikasi

162
Gambar Inner Model Setelah Modifikasi

163
Hasil Bootstrapping

164
1. Uji Hipotesis

Tabel Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Value)


T-
Sample Standard
Original Statistic P
Mean Deviation
Sample (O) (IO/stde Value
(M) (STDEV)
v)
TBP→DAB 0,381 0,306 0,125 2,410 0,016
KOM→
DAB 0,139 0,175 0,094 1,473 0,141
MR→DAB 0,382 0,253 0,125 1,975 0,054
TBP→KA 0,089 0,113 0,078 1,134 0,257
KOM→KA 0,125 0,166 0,117 1,071 0,285
MR→KA 0,338 0,334 0,106 3,200 0,001
DAB →KA 0,386 0,405 0,137 2,814 0,005

2. Evaluasi Model

Tabel R-Square
R-Square
Time Budget Pressure
Kompensasi
Moral Reasoning
Dysfunctional Audit Behavior 0,2520
Kualitas Audit 0,3480

165

Anda mungkin juga menyukai