Anda di halaman 1dari 57

Analisis Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi

Terhadap Return Saham


(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia)

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh :

Debby Aprilia Setiawan

20186220007

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Ilmu Sosial

Universitas Matana

2022
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Analisis Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi
Terhadap Return Saham
(Studi Empiris Perusahaan Manufkatur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia)

Oleh:

Nama : Debby Aprilia Setiawan

NIM 20186220007

Program Studi : Akuntansi

Konsentrasi : Akuntansi Perpajakan

Tangerang, 16 Maret 2021

Dosen Pembimbing

Paulus Yulius Fanggidae, S.E., M.M.

Ketua Program Studi

Anton P.W Nomleni, S.E.,M.M

I
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini,
Skripsi ini saya persembahkan dan saya dedikasikan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur
dan terimakasih saya yang mendalam kepada:
1. Untuk yang saya sayangi dan hormati, kedua orang tua saya, yang selalu
memberikan semangat dan motivasi dalam kehidupan saya. Terimakasih yang tak
terhingga saya ucapkan untuk kedua orang tua yang telah memberikan banyak
pengorbanan, baik waktu maupun materi, karena kalian adalah alasan utama bagi
saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin.
2. Bapak Paulus Yulius Fanggidae, S.E.,M.M. Selaku dosen pembimbing Universitas
Matana yang sudah banyak merelakan banyak waktunya untuk membantu penulis
merampungkan penelitian ini dari awal hingga penelitian ini usai.
3. Bapak Anton P.W Nomleni, S.E.,M.M. Selaku ketua program Studi Akuntansi
Universitas Matana, yang selalu menyemangati dan selalu memotivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas
semua kebaikan bapak.
4. Seluruh dosen Manajamen Universitas Matana yang selalu membantu penulis
untuk menyelesaikan penelitian ini.
5. Untuk yang saya sayangi, kakak dan beserta keluarga besar saya yang selalu
mendukung, memotivasi, dan selalu memberikan semangat untuk saya.
6. Sahabat seperjuangan saya yaitu Yuliana Erlin Henriques, Christina, Paulina dan
Mesranauli Hulu yang selalu bersama sampai detik ini, terima kasih karena telah
membantu penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih karena kalian
meluangkan waktu untuk penulis selama penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh teman teman seperjuangan Akuntansi 2018 khususnya kelas reguler.
Terimakasih untuk kebersamaan selama hampir 4 tahun sebelum saya berpindah
kelas. Terima kasih atas waktu dan motivasi kalian semua.

II
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan Skripsi. Laporan ini disusun
sebagai persyaratan menyelesaikan tugas akhir semester ini. Dalam penyusunan skripsi ini,
penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, Bapa dan Allah Roh Kudus yang memampukan penulis
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Franky Jamin, FCCA, FCMA, CGMA, CSRA, CPMA, CSP, ASEAN CPA
selaku Rektor Universitas Matana.
3. Bapak Soegandi Dharma Oetomo, S.Kom,M.M Selaku Wakil Rektor Bidang
Akademik.
4. Ibu Dr. Lulu Setiawan,M.Bus., CFP., CSA., QWP . Selaku Wakil Rektor Bidang
Operasional dan Dekan Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Ilmu Sosial.
5. Bapak Wijil Nugroho, S.E., MBA Selaku Badan Penjamin Mutu Internal.
6. Ibu Dr.rer.nat. Gregoria Illya, M.Sc Selaku Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat.
7. Bapak Anton PW Nomleni, S.E., MM. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Matana.
8. Bapak Paulus Yulius Fanggidae, S.E., M.M. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
9. Bapak Kurniawan, S.E., M.Ak. Selaku Dosen yang telah membantu penulis dalam
menyusun skripsi ini baik secara ilmu dan waktu.
10. Bapak Bahtiar Effendi, S.E.,M.AK.,CSRS.,CSP. Selaku Dosen yang telah
membantu dan meluangkan waktu untuk penulis menyusun skripsi ini.
11. Orang Tua, kakak dan seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan
dukungan dan semangat secara moral.
12. Yuliana Erlin Henriques, Paulina, Christina dan Mesranauli Hulu yang telah
memberikan semangat dan juga bertukar ilmu dengan penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.

III
Semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi kita semua dan
pihak pihak lain yang membutuhkan terutama bagi penulis. Saran dan kritik yang
bersifat membangun akan selalu diharapkan.

Tangerang, 16 Maret 2022

Debby Aprilia Setiawan

IV
ABSTRAK

Investor dalam menanamkan modalnya pasti mengharapkan return saham


yang tinggi. Para investor harus dapat menilai dan mengkaji perusahaan mana yang
memiliki kinerja baik, sehingga return sahamnya juga akan mengalami kenaikan.
Laporan keuangan, khususnya yang berkaitan dengan informasi perubahan arus kas
operasi dan laba akuntansi perusahaan, merupakan salah satu informasi penting
dan juga pendukung yang dapat digunakan oleh investor untuk menilai kinerja
perusahaan. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu memberikan bukti empiris berkaitan
dengan pengaruh arus kas operasi dan laba akuntansi terhadap return saham.
Data-data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh
dari laporan keuangan tahunan perusahaan dalam Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) dan Indonesia Stock Exchange (IDX). Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan populasi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode
pengamatan tahun 2018-2021. Tercatat dari 140 perusahaan menjadi anggota
populasi, namun hanya sebanyak 10 perusahaan yang digunakan sebagai sampel.
Teknik analisis regresi berganda dilakukan guna menguji hipotesis yang ada.
Hasil penelitian ini adalah bahwa tidak semua variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini mempunyai sebuah pengaruh signifikan terhadap
return saham. Secara parsial, laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return
saham, sedangkan variabel arus kas operasi secara parsial tidak berpengaruh
terhadap return saham. Namun, secara simultan arus kas operasi dan laba
akuntansi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Memiliki koefisien determinasi (R2) sebesar 0,065 yang berarti variabel bebas
terhadap return saham dapat dijelaskan oleh persamaan regresi sebesar 6,50 %,
sedangkan sisanya sebesar 93,50 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat
dalam penelitian ini.
Saran yang dapat diberikan adalah investor perlu memperhatikan laba
akuntansi dalam melakukan sebuah investasi dalam perusahaan manufaktur, selain
arus kas operasi dan laba akuntansi terdapat faktor lain yang berpengaruh terhadap
return saham dan penelitian lanjutan diharapkan dapat menambah periode
pengamatan dan variabel lain.
V
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI.......................................................................................i
PERSEMBAHAN.................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................... iii
ABSTRAK........................................................................................................................... iv
BAB I.................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian......................................................................................................... 6
D. Manfaat.......................................................................................................................7
BAB II................................................................................................................................... 9
LANDASAN TEORI.............................................................................................................. 9
2.1 Pasar Modal di Indonesia....................................................................................... 9
2.1.1 Pengertian Pasar Modal.................................................................................. 9
2.1.2 Instrumen Pasar Modal................................................................................. 10
2.2 Laporan Arus Kas.............................................................................................12
2.3. Arus Kas Operasi...................................................................................................... 16
2.3.1 Pengertian Arus Kas Operasi...............................................................................16
2.3.2 Metode Arus Kas Operasi.................................................................................... 18
2.4. Laba Akuntansi.................................................................................................... 20
2.5 Return Saham.............................................................................................................23
2.6. Penelitian Terdahulu................................................................................................. 26
2.7. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham.............................................. 28
2.8. Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Return Saham................................................. 29
2.9. Kerangka Pemikiran................................................................................................. 29
2.10. Hipotesis.................................................................................................................. 31
BAB III................................................................................................................................ 33
METODE PENELITIAN.......................................................................................................33
3.1. Populasi Penelitian.....................................................................................................33
3.4. Metode Pengumpulan Data....................................................................................... 38
3.5. Metode Analisis......................................................................................................... 38

VI
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2 1 Pembayaran dan Penerimaan Kas (Aktivitas Kas) ....................... 14

Tabel 3 1 Daftar Sampel Penelitian ........................................................... 35

Tabel 3 2 Autokorelasi .............................................................................. 55

VII
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan industri manufaktur cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari

perkembangan perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah, namun

terdapat permasalahan tentang kenaikan serta penurunan harga saham pada

perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman. Harga saham pada

perusahaan industri sektor industri dasar dan kimia mengalami ketidakstabilan di

dalam dunia saham. Harga saham yang terlalu mahal tentunya akan membuat saham

tersebut menjadi sangat kurang terjangkau sehingga investor kurang tertarik untuk

berinvestasi. Return saham merupakan sebuah penghasilan yang diperoleh para

pemegang saham sebagai hasil dari investasinya di perusahaan tertentu atau sektor

tertentu. Hartono (2007) return merupakan hasil yang diperolehdari investasi atau

merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi

yang dilakukannya. Return yang diterima oleh investor didalam pasar modal

dibedakan menjadi dua jenis return saham yaitu current income (pendapatan lancar)

dan capital gain atau capital loss. Besarnya capital gain saham akan positif, bilamana

harga jual dan dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga yang dibelinya.

Pasar modal memiliki sejumlah sifat yang sangat khas apabila dibandingkan

dengan pasar yang lain. Salah satu sifat khas tersebut adalah ketidakpastian pasar

modal akan kualitas produk yang ditawarkan. Situasi ketidakpastian ini mendorong

investor yang rasional untuk selalu mempertimbangkan dua hal pokok yaitu return

dan risiko. Return merupakan salah satu faktor yang mendorong investor

1
berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung

risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2002). Sedangkan risiko dapat

diartikan sebagai kemungkinan terjadinya kerugian yang akan dialami oleh

investor akibat dari suatu investasi yang dilakukannya.

Hal utama yang akan dilakukan investor adalah mencari informasi tentang

arus kas dari perusahaan yang akan ia beli sahamnya. Menurut (Adiliawan, 2013)

menyatakan bahwa informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para

pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilaikemampuan perusahaan

dalam menghasilkan kas dan juga setara kas sertamenilai kebutuhan perusahaan

untuk menggunakan arus kas tersebut. Tujuan informasi arus kas adalah

memberikan informasi historis mengenaiperubahan kas dan setara kas dari suatu

perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan

aktivitas kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan selama suatu periode tertentu.

Investor di pasar modal sangat membutuhkan informasi yang berkaitan dengan

kinerja perusahaan, karena perusahaan yang memiliki kinerja yang baik mampu

menghasilkan sebuah keuntungan perusahaan yang pada akhirnya akan

meningkatkan kesejahteraan para pemilik saham.

Salah satu ukuran penting untuk menilai kinerja perusahaan adalahlaporan

keuangan. Sesuai dengan ketentuan Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 1 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tahun

2004, yang menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan untuk umum adalah

memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan

yang bermanfaat untuk sebagian besar pengguna investor saham dalam rangka

membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan sebuah pertanggung jawaban

manajemen atas penggunaan segala sumber daya yang ada dan disediakan untuk

2
perusahaan. Suatu laporan keuangan akan mengungkapkan informasi penting

melalui laporan tahunan dalam bentuk laporan keuangan yang komponennya

meliputi neraca, laba rugi, perubahan ekuitas, arus kas dan catatan atas laporan

keuangan yang mana komponen tersebut semuanya sangat penting bagi para

investor.

Arus kas memiliki arti penting dalam mengevaluasi dan serta melihat harga

di dalam pasar saham karena menggambarkan daya beli umum dan dapat

dipindahkan segera dalam perekonomian pasar kepada perorangan maupun

organisasi utuk kepentingan tertentu. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan

gambaran aktivitas dana yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan

untuk memperoleh pendapatan yang ada. Menurut (Daniati, 2006) aktivitas operasi

merupakan aktivitas penghasil utama dalam pendapatan perusahaan (principal

revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan

pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan beberapa peristiwa lain yang

mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang

menetukan apakah dari k e g i a t a n operasi perusahaan dapat menghasilkan kas

yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,

membayar keuntungan pemilik saham dan melakukan investasi baru tanpa

mengandalkan pada sumber pendanaan.

Salah satu informasi dalam laporan keuangan yang direspon dan menjadi

perhatian bagi para investor sebagai dasar dalam memengaruhi pengambilan

keputusan ekonomi mereka adalah informasi mengenai laba dan arus kas. Untuk

membantu investor dalam menganalisis laporan keuangan, tersedia beragam alat

yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik. Alat yang akan dipakai

dalam menganalisis laba dan arus kas tersebut adalah analisis laporan keuangan
3
komparatif yang dilakukan dengan menelaah laba rugi dan arus kas dari periode

ke periode dan analisis arus kas digunakan untuk mermprediksi arus kas dan

mengevaluasi sumber dan penggunaan dana (Wild, Subramanyam, dan Robert,

2005).

Fenomena yang banyak terjadi di Indonesia adalah memanipulasi laporan

keuangan yang baik untuk mengubah harga saham yang tidak sesuai dengan arus

kas perusahaan tersebut.. Terungkapnya kasus manipulasi harga saham PT

Sekawan Intripratama Tbk (SIAP) menjadi ujian terhadap kredibilitas Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) sebagai monitor dalam pasar modal. Kasus tersebut juga menjadi

permasalahan bagi OJK terhadap upaya self regulatory organization oleh yaitu

Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), PT

Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) untuk mempromosikan pasar modal

sebagai wadah investasi yang menguntungkan bagi masyarakat atau investor.

Kasus seperti itu, akan memengaruhi minat investor, khususnya kalangan muda

dan juga pemula yang saat ini menjadi target pasar untuk mendongkrak para

investor. Mereka akan menjadi sasaran dalam praktik manipulasi harga saham ini.

Tentu, transaksi seperti ini tidak adil bagi para investor yang ada. Sayangnya, OJK

tidak mampu mengendus hal ini. Hingga akhirnya terjadilah gagal bayar yang

kerugiannya mencapai sekitar Rp 100 miliar dari salah satu perusahaan sekuritas

(broker) yang memfasilitasi transaksi saham SIAP ini. Ada beberapa perusahaan

sekuritas terlibat dalam transaksi saham SIAP ini. Kasus gagal bayar ini

menimbulkan kecurigaaan yang terjadi selama ini. Banyaknya perusahaan

sekuritas yang terlibat memang sengaja diciptakan dan dibuat, agar transaksi

menjadi rumit dan tidak dicurigai.Padahal, oknum yang ada balik semua transaksi

ini merupakan orang yang sama.Tentu, semua yang membuat semua ini terkuak

4
adalah aksi jual paksa (force sell) yang dilakukan oleh para pemegang Repo atau

Repurchase Agreement saham SIAP.

Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti tertarik untuk meneliti apakah Arus

kas, Laba dan Komponen Arus Kas berpengaruh terhadap Return Saham. Penelitian

ini menggunakan Perusahaan Manufaktur Sub Sektor makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2021. Alasan penulis

pemilihan sub sektor ini karena sektor industri makanan dan minuman merupakan

salah satu sektor usaha yang akan terus dan terus mengalami pertumbuhan. Selain itu

industri makanan dan minuman merupakan cabang industri manufaktur unggulan

diantara banyak perusahaan manufaktur. Industri makanan dan minuman mempunyai

peranan penting dalam pembangunan sektor industriterutama kontribusinya terhadap

pendapatan domestik bruto (PDB) yang tumbuh tinggi dibanding subsektor lain.

Selain itu, yang menjadi karakteristik atau sifat masyarakat yang cenderung dapat

membantu mempertahankan sektor industri barang konsumsi yang merupakan

kebutuhan sehari-hari. Pemilihan tahun tersebut dikarenakan untuk mendapatkan

data terbaru dalam penelitian yang dilakukan serta memiliki rentang waktu 4 tahun

periode observasi. Oleh karena itu maka peneliti memiliki motivasi untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Arus Kas, Komponen Arus Kas, Laba

Akuntansi Terhadap Return Saham Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2018-202

5
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh arus kas dari kegiatan operasi terhadap

return saham yang ada di perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara parsial?

2. Bagaimana pengaruh laba akuntansi terhadap return saham yang

ada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) secara parsial?

3. Bagaimana pengaruh arus kas operasi dan laba akuntansi terhadap

return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) secara simultan?

C. Tujuan Penelitian

1. Menguji dan meneliti pengaruh arus kas operasi terhadap return saham

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2018-2021.

2. Menguji dan meneliti pengaruh arus kas investasi terhadap return saham

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2018-2021.

3. Menguji d a n m e n e l i t i pengaruh arus kas pendanaan terhadap

return saham yang ada di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2018-2021

6
4. Menguji serta pengaruh laba bersih terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2018-2021.

5. Menguji serta pengaruh arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas

pendanaan, dan laba bersih secara simultan terhadap return saham yang

ada di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2018-2021.

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai hasil

penerapanteori dan ilmu manajemen khususnya manajemen

keuangan dan hasil penelitian diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai pengaruh

komponen arus kas dan laba terhadap return saham.

2. Bagi Investor

Manfaat yang diambil dari penelitian ini diantaranya

memberikan informasi yang relavan kepada investor dan

calon investor mengenai manfaat penggunaan komponen

arus kas dan laba sebagai salah satu pertimbangan penting

dalam pengambilan keputusan investasinya dan sebagai

pertimbangan analisis investasinya. Dengan semakin

banyaknya informasi yang dimiliki investor, maka risiko

7
yang akan ditanggung investor diharapkan akan semakin

kecil.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bukti ada tidaknya

pengaruh komponen arus kas dan laba terhadap return

saham serta dapat digunakan sebagai referensi bagi

penelitian-penelitian selanjutnya yang akan datang.

8
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pasar Modal di Indonesia

2.1.1 Pengertian Pasar Modal

Husnan (1994: 3) mengatakan bahwa pasar modal adalah pasar untuk

berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual

belikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan

oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal (capital market)

merupakan suatu perusahaan abstrak yang akan mempertemukan dua kelompok

yang saling berhadapan tetapi mempunyai kepentingan yang sama untuk saling

mengisi, yaitu calon pemodal (investor) dan pihak yang membutuhkan dana

(emiten), dengan kata lain pasar modal adalah tempat (dalam pengertian abstrak)

bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah dan jangka

panjang (Bambang Riyanto, 1993: 164).

Ada empat tipe pasar modal (Jogiyanto, 2000: 15) yaitu:

1. Pasar Perdana (Primary Market) merupakan surat berharga yang baru

dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar ini. Surat berharga yang

baru dikeluarkan dapat berupa penawaran perdana ke masyarakat atau

tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah dikenal oleh

masyarakat.

2. Pasar Sekunder (Secondary Market) merupakan surat berharga yang

sudah beredar diperdagangkan di pasar ini akan ditentukan oleh

permintaan dan penawaran yang ada di dalam pasar sekunder ini.

9
3. Pasar Ketiga (Third Market) merupakan pasar perdagangan surat

berharga pada saat pasar sekunder tutup. Pasar ini dijalankan oleh

broker atau calo yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat

pasar sekunder tutup.

4. Pasar Keempat (Fourt Market) adalah pasar modal yang dilakukan oleh

institusi yang berkapasitas besar untuk menghindari pemberian komisi

kepada broker dengan kata lain calo.

Berdasarkan Ketentuan Presiden No.53/1990 tentang pasar modal yang

dimaksud dengan pasar modal adalah bursa efek. Sedangkan bursa efek menurut

UU No.8/1995 tentang pasar modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan

menyediakan sistem dan sarana yang digunakan untuk mempertemukan

penawaran jual dan beli saham dari berbagai pihak-pihak lain dengan tujuan

memperdagangkan saham diantara mereka. Ada 3 aspek yang ingin dicapai pasar

modal di Indonesia yakni:

1. Mempercepat proses perluasan partisipasi atau minat dari masyarakat

dalam pemilikan saham-saham perusahaan.

2. Menjadikan pemerataan pendapatan masyarakat melalui kepemilikan

saham.

3. Meningkatkan antusias dan partisipasi masyarakat dalam pengerahan

penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif.

2.1.2 Instrumen Pasar Modal

Pasar modal merupakan pasar bagi para pengguna finansial jangka panjang

(lebih dari satu tahun jatuh temponya). Instrumen yang dimaksud adalah semua

surat berharga (sekuritas) yang diperjual belikan di bursa efek. Menurut Tandelilin

(2001:39), jenis sekuritas yang banyak diperdagangkan di bursa efek adalah sebagai

10
berikut:

1. Saham biasa,

2. Saham preferen

3. Obligasi

4. Obligasi konversi

5. Right issue

6. Waran

7. Reksadana.

Saham (stock) merupakan salah satu jenis sekuritas pasar keuangan yang

paling populer diantara instrumen-instrumen pasar modal lainnya. Menerbitkan

saham merupakan salah satu pilihan atau biasa disebut opsi perusahaan ketika

memutuskan untuk melakukan pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham

merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor atau para

pengguna saham karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang

menarik atau dalam kata lain memberikan keuntungan sangat besar. Saham dapat

didefinisikan sebagai tanda seseorang menyertakan modal seseorang atau pihak

(badan usaha) dalam suatu perusahaan ataupun perseroan terbatas. Dengan

menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki otoritas atas pendapatan

perusahaan, aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS).

Saham dapat dibedakan menjadi 2 yaitu saham preferen dan saham biasa.

Saham preferen memiliki arti yaitu gabungan antara obligasi dan saham biasa,

artinya, disamping memiliki karakteristik seperti obligasi, saham ini juga memiliki

karakteristik saham biasa. Saham biasa sendiri merupakan sekuritas yang

menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak atas aset-aset

11
perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham mempunyai hak suara untuk memilih

direktur ataupun manajemen perusahaan dan serta berperan dalam pengambilan

keputusan penting perusahaan.

2.2 Laporan Arus Kas

Menurut PSAK No. 2, arus kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau

setara kas. Kas terdiri dari saldo berada ditangan dan rekening giro. Setara kas adalah

investasi yang sifatnya sangat dapat diubah dalam bentuk tunai dan tanpa mengurangi

nilainya, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dengan jumlah

tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang sangat jauh. Setara kas

dimiliki untuk memenuhi komitmen jangka pendek, bukan untuk dilakukannya

sebuah investasi atau tujuan lain. Sedangkan menurut Brighman (2001), arus kas

bersih adalah kas yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu tahun tertentu. Namun,

kenyataan bahwa perusahaan menghasilkan arus kas yang tinggi atau baik tidak

berarti jumlah kas yang dilaporkan di neraca juga tinggi.

Laporan arus kas disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi pada

perusahaan yang biasanya dituntut untuk mengembalikan kas kepada pemilik dan

juga kepada kreditur yang harus dibayar dengan kas sehingga banyak yang

mengambil keputusan menginginkan suatu laporan yang hanya difokuskan pada kas.

Laporan arus kas melaporkan penerimaan dan pengeluaran entitas selama beberapa

periode tertentu. Laporan arus kas dapat menggambarkan secara terperinci dan secara

jelas mengenai perubahan salah satu akun penting dalam neraca yakni akun kas

(Horngren, 1998). Laporan arus kas menjelaskan perubahan selama periode tertentu

di dalam kas dan setara kas. Ekuivalen kas atau biasa disebut setara kas adalah

investasi jangka panjang, sangat likuid yang mudah dicakup ke dalam kas. Biasanya,

12
hanya investasi dengan jatuh tempo asli tiga bulan atau lebih sedikit untuk memenuhi

syarat sebagai ekuivalen kas (Skousen, 2001).

Dalam laporan arus kas, penerimaan kas dari pembayaran diklasifikasikan

dengan menyingkap pada tiga kategori utama (Skousen, 2001):

a. Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi meliputi segala transaksi yang terjadi dari kejadian yang

masuk ke dalam ketentuan laba bersih yaitu akun pendapatan, beban sehingga

menghasilkan laba bersih.

b. Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi primer merupakan pembelian dengan penjualan tanah,

bangunan, peralatan dan aset lain-lain yang tidak umum dimiliki untuk dijual

kembali. Sebagai tambahan, aktivitas investasi meliputi pembelian dan

penjualan instrumen keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan

perdagangan, sebagaimana juga pembuatan dan juga penarikan pinjaman.

Aktivitas ini terjadi secara teratur dan juga menghasilkan penerimaan kas dan

pembayaran, namun tidak dikategorikan sebagai penerimaan kas dan

pembayaran, namun hanya menghubungkan secara tidak langsung pada

operasi bisnis yang sedang berlangsung.

c. Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan meliputi transaksi dan juga peristiwa pada saat kas

didapatkan dari atau dikembalikan kepada pemilik saham itu sendiri dan

kreditur (pendanaan utang). Sebagai contoh, perolehan kas dari pengeluaran

saham atau obligasi akan dikategorikan dibawah kegiatan pendanaan. Sama

dengan pembayaran untuk memperoleh kembali saham untuk menarik

kembali berbagai obligasi dan pembayaran saham dianggap dari aktivitas

13
pendanaan.

Perbedaan dari ketiga aktivitas tersebut akan dirangkum melalui tabel berikut

Tabel 2.1

Tabel dari Aktivitas Kas

Aktivitas Operasi
Penerimaan kas:
 Penjualan barang atau jasa
 Pendapatan bunga
 Penerimaan bunga

Pembayaran Kas:
 Pembayaran pajak
 Pembayaran bunga
 Beban sewa
 Pembelian saham

Aktivitas Investasi
Penerimaan dari kas :
 Penjualan aktiva bisnis
 Penjualan aktiva bisnis

Pembayaran dari kas :


 Pembayaran aktiva pabrik
 Pembuatan pinjaman

Aktivitas Pendanaan
Penerimaan dari kas:
 Pengeluaran saham
 Peminjaman wesel
Pembayaran dari kas:
 Deviden
 Pengembalian pinjaman
Sumber : Skousen, 2001

14
Laporan arus kas harus melaporkan beberapa arus kas selama periode tertentu

dan dikategorikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas

pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan

pendanaan menggunakan cara yang paling sesuai dengan kategori bisnis perusahaan

tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas atau kegiatan akan memberikan informasi

yang untuk para pengguna laporan untuk menilai pengaruh kegiatan tersebut

terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas setara kas. Informasi

tersebut dapat juga digunakan untuk melihat dan menilai hubungan di antara ketiga

aktivitas tersebut. Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasi

ke dalam lebih dari satu aktivitas (PSAK No. 2, 2009). Penyusunan laporan arus kas

perlu dilakukan untuk membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam

pengambilan keputusan, seperti investor, kreditor dan sebagainya.

Menurut Horne (1997), laporan arus kas merupakan laporan perubahan posisi

keuangan perusahaan dari satu periode ke periode yang lainnya, laporan arus kas

disebut juga laporan sumber dan penggunaan dana atau laporan perubahan posisi

keuangan. Dasar atau kerangka laporan arus kas disiapkan dengan:

a. Menentukan jumlah dan arah dari perubahan neraca bersih yang terjadi antara

dua tanggal laporan neraca keuangan.

b. Mengelompokkan beberapa perubahan neraca bersih sebagai sumber atau

penggunaan dana.

c. Menggabungkan beberapa informasi ini pada laporan sumber dan penggunaan

dana.

Informasi arus kas membantu para pemakai untuk memahami hubungan antara

laba dan juga arus kas serta untuk menilai arus kas operasi di masa depan. Arus kas

juga memberikan hasil tentang keputusan yang telah diambil, seperti pengaruh

15
keputusan investor terhadap arus kas, mengenai pengeluaran modal dibiayai serta

jumlah hutang yang diterbitkan atau dikeluarkan. Informasi arus kas juga membantu

menjelaskan perubahan dalam akun neraca, seperti peningkatan hutang jangka

panjang, serta mengenai apakah kas terpengaruh karenanya. Pelepasan arus kas

menjawab semua pertanyaan tersebut dan juga memberi informasi tentang kegiatan

investasi dan juga pembiayaan.

2.3. Arus Kas Operasi


2.3.1 Pengertian Arus Kas Operasi
Menurut PSAK No. 2, arus kas dari aktivitas operasi adalah jumlah arus kas

yang berasal dari aktivitas operasi merupakan penilaian yang menentukan apakah

dari kegiatan perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi

pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan

melakukan investasi baru tanpa melibatkan pada sumber pendanaan dari luar.

Informasi mengenai arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam

memprediksi arus kas operasi masa depan. Sedangkan menurut Pradhono dan juga

Yulius (2004), arus kas operasi adalah selisih bersih antara penerimaan dan

pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun

buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.

Arus kas operasi meliputi pengaruh kas dari berbagai transaksi yang digunakan

untuk menentukan laba bersih. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari

aktivitas penghasil utama pendapatan suatu perusahaan. Oleh karena itu, arus kas

tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang nantinya

mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari

aktivitas operasi adalah:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang beserta jasa.

b. Penerimaan kas dari royalti, fee, komisi, dan pendapatan lain.


16
c. Pembayaran kas kepada pemasok barang serta jasa.

d. Pembayaran kas kepada karyawan suatu perusahaan.

e. Penerimaan dan juga pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan

dengan premi, klaim, dan manfaat asuransi lainnya.

f. Pembayaran kas atau disebut juga penerimaan kembali (restitusi) pajak

penghasilan kecuali secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan

dan investasi.

g. Penerimaan dan pembayaran kas dan kontrak yang diadakan untuk tujuan

transaksi berbagai usaha dan perdagangan (PSAK No. 2, 2009). Beberapa

transaksi seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan

atau kerugian yang akan dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi bersih.

Arus kas yang menyangkut berbagai transaksi semacam itu merupakan arus

kas dari kegiatan investasi (PSAK No. 2, 2009).

Perusahaan yang bergerak dalam saham dapat memiliki sekuritas untuk

diperdagangkan sehingga sama dengan persediaan yang dibeli untuk dijual kembali.

Arus kas yang berasal dari pembelian dan juga penjualan dalam transaksi atau

perdagangan sekuritas tersebut dikelompokan sebagai aktivitas operasi. Sama halnya

dengan pemberian kredit oleh lembaga keuangan (kreditur) juga harus

diklasifikasikan sebagai kegiatan operasi, karena berkaitan dengan aktivitas

penghasil utama pendapatan lembaga keuangan tersebut (PSAK No. 2, 2009).

Laporan arus kas operasi akan melaporkan kegiatan operasi. Bagian kegiatan operasi

sebenarnya merupakan sederhana hanya perbedaan antara kas yang diterima dan kas

yang dikeluarkan untuk kegiatan operasi. Penghitungan arus kas operasi sangat sulit

karena sistem akuntansi dirancang untuk menyesuaikan jumlah arus kas agar

mencapai pada pendapatan bersih. Menghitung arus kas operasi dengan tidak

17
melakukan semua penyesuaian akuntansi.

2.3.2 Metode Arus Kas Operasi


Menurut Skousen (2001), ada dua metode yang kemungkinan digunakan di

dalam penghitungan dan melaporkan jumlah arus kas bersih dari kegiatan operasi

yaitu metode langsung (direct) dan metode tak langsung (indirect). Metode yang

paling sering digunakan adalah metode tidak langsung (indirect).

1) Metode langsung terutama sekali adalah penilaian terhadap item laporan laba

rugi kas dengan tujuan melaporkan berapa banyak kas diterima atau

dikeluarkan di dalam item ini. Untuk mempersiapkan bagian dari kegiatan

operasi dengan menggunakan metode langsung, seseorang harus

menyesuaikan setiap bagian laporan laba rugi untuk menghasilkan efek

akrual. Bisa dikatakan bahwa metode langsung merupakan metode dimana

laporan arus kas harus mencakup penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas

bruto berdasarkan kelompok utama yaitu dari kegiatan operasi.

2) Metode tidak langsung adalah laba bersih sebagaimana dilaporkan pada

berbagai laporan laba rugi dan menyesuaikan jumlah fisik ini untuk item

apapun yang tidak akan mempengaruhi arus kas. Metode tidak langsung

merupakan metode yang akan menyajikan arus kas dengan jalan

menyesuaikan laba atau rugi bersih dengan pengaruh dari transaksi diluar kas,

penanggulangan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk

berbagai operasi di masa lampau dan masa depan, dan unsur penghasilan atau

beban yang berkaitan dengan seluruh arus kas investasi dan pendanaan.

Penyesuaian dua tipe dasar:

a. Pendapatan, biaya, dan kerugian yang tidak melibatkan arus kas masuk

atau arus kas keluar berkaitan dengan operasi perusahaan.

b. Penyesuaian untuk perubahan di dalam aktiva operasi perusahaan dan


18
hutang uang menunjukkan sumber pendapatan non-kas dan biaya.

Kedua metode memberikan hasil yang identik, yaitu jumlah arus kas bersih

sama yang diberikan oleh operasi perusahaan. Metode tidak langsung dihargai dan

digunakan oleh kebanyakan perusahaan karena sangat mudah untuk diterapkan dan

merekonsiliasi berbagai perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih yang

diberikan oleh operasi. Metode langsung dihargai oleh banyak pemakai laporan

keuangan karena metode ini melaporkan secara langsung sumber arus kas masuk dan

arus kas keluar tanpa penyesuaian yang mengacaukan terhadap laba bersih. Pilihan

metode tidak langsung atau langsung hanya mempengaruhi bagian kegiatan operasi.

Bagian aktivitas investasi dan pendanaan secara pasti akan sama tanpa

memperhatikan metode yang akan digunakan untuk melaporkan arus kas.

Perusahaan disarankan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan

menggunakan metode langsung. Metode langsung menghasilkan informasi yang

berguna dalam memprediksi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan

metode tidak langsung. Dengan metode langsung informasi mengenai berbagai

kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh

baik:

1. Dari catatan akuntansi sebuah perusahaan.

2. Dengan menyesuaikan berbagai aspek yaitu penjualan, beban pokok

penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk:

a. Perubahan berbagai persediaan, piutang usaha dan hutang usaha

selama periode berjalan.

b. Pos yang bukan kas lainnya.

c. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas dari investasi dan pendanaan.

Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari kegiatan operasi ditentukan

19
dengan menyesuaikan laba / rugi bersih dari pengaruh beberapa hal, yaitu:

1. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha/perusahaan selama

periode berjalan.

2. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan pajak ditangguhkan, keuntungan

dan kerugian valuta asing yang belum dilaksanakan, laba perubahan asosiasi

yang belum dibagikan dan hak dalam laba/rugi konsolidasi.

3. Semua pos lain yang berkaitan dengan seluruh arus kas investasi dan pendanaan.

2.4. Laba Akuntansi

Laba seperti pendapat dalam Statement of Financial Concept (FASB, 1984

dalam Chariri dan Ghozali, 2000) adalah pengertian yang sama dengan laba bersih

(net income) yang berlaku dalam praktek saat ini, yaitu semua laba bersih (net

income) untuk satu periode tertentu. Meski demikian, FASB membedakan beberapa

konsep laba dengan laba bersih (net income). Laba lebih lanjut dijelaskan oleh

Pradhono dan Yulius (2004) adalah laba bersih sebelum akun-akun luar biasa (extra

ordinary accounts) selama satu tahun buku tercantum dalam laporan laporan laba

rugi. Extra ordinary accounts atau items adalah peristiwa atau transaksi yang

memiliki pengaruh material dan diharapkan tidak terjadi serta tidak berasal dari

faktor yang sifatnya berulang dalam kegiatan usaha normal perusahaan (APB

Opinion No. 9 dalam Chariri dan Ghozali, 2000). Definisi tersebut tidak banyak

dikritik dan akhirnya dikeluarkan APB Opinion No. 30 “Reporting The Result of

Operation” pada tahun 1973 yang menyebutkan bahwa komponen laporan keuangan

dikatakan sebagai extra ordinary item jika memenuhi dua syarat berikut ini:

1. Tidak umum (unusual), artinya transaksi yang mendasari kompone tersebut

harus memiliki tingkat ketidak normalan yang tinggi dan tidak berkaitan

dengan kegiatan normal perusahaan yang berlangsung terus menerus, sesuai

dengan kondisi lingkungan tempat perusahaan menjalankan berbagai


20
kegiatan.

2. Jarang terjadi (infrequency of ocurrence), artinya peristiwa atau transaksi

yang mendasari komponen tersebut merupakan tipe transaksi yang

diharapkan jarang terjadi di masa mendatang, sesuai dengan kondisi

lingkungan tempat perusahaan menjalankan berbagai kegiatannya.

Peristiwa atau transaksi di atas tidak termasuk kegiatan yang berkaitan dengan

penghapusan atau pelunasan piutang, persediaan, aktiva yang disewa pihak lain,

biaya riset dan pengembangan tangguhan, intangible asset, untung atau rugi transaksi

dalam valuta asing, untung atau rugi penghentian segmen bisnis, untung atau rugi

penjualan aktiva tetap. Namun demikian, dalam perkembangan FASB menentukan

bahwa beberapa untung dan rugi luar biasa dapat diakui dari berbagai transaksi

tertentu, misalnya:

1. Untung atau rugi pelunasan hutang diakui sebagai pos-pos luar biasa

(FASB statement No. 4 dalam Chariri dan Ghozali, 2000).

2. Untung dari rekonstruksi hutang diakui sebagai pos luar biasa dalam

laporan laba rugi debitur (FASB Statement No. 15 dalam Chariri dan

Ghozali, 2000).

Laba tidak termasuk pengaruh dari penyesuaian akuntansi periode sebelumnya

yang diakui pada periode sekarang ini. Menurut Gantyowati (2001) menjelaskan

bahwa laba adalah laba akuntansi yang terdapat di dalam laporan laba rugi.

Sedangkan menurut Chariri dan Ghozali (2000), laba dari konsep current operating

disebut dengan laba periode sedangkan laba yang penyusunannya mengunakan

konsep all-inclusive disebut sebagai laba komprehensif atau hampir sama dengan

laba bersih (net income).

Konsep laba periode dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana efisiensi suatu

21
perusahaan. Efisiensi berhubungan dengan segala penggunaan sumber-sumber

ekonomi perusahaan untuk memperoleh laba. Ukuran efisiensi umumnya dilakukan

dengan membandingkan antara laba periode berjalan dengan laba periode

sebelumnya atau dengan laba perusahaan lain pada sektor industri yang sama.

Konsep laba periode memusatkan pada laba operasi periode berjalan yang berasal

dari kegiatan normal disuatu perusahaan. Oleh karena itu, yang termasuk elemen laba

adalah peristiwa atau perubahan yang dapat dikendalikan manajemen berasal dari

berbagai keputusan keputusan periode berjalan. Kesalahan perhitungan laba periode

sebelumnya tidak akan menunjukkan efisiensi manajemen periode berjalan.

Kesalahan tersebut merupakan ukuran untuk menilai berbagai efisiensi manajemen

pada periode sebelumnya.

Menurut praktik akuntansi konvensional, beberapa pengaruh akibat dari

perubahan akuntansi dimasukkan dalam perhitungan laba-rugi periode terjadi

perubahan. Laba periode tidak memasukkan pengaruh perubahan akuntansi tersebut.

Jadi, yang menjadi penentu laba periode adalah pendapatan, biaya, untung dan rugi

yang benar-benar terjadi pada periode yang sedang berjalan. Laba akuntansi harus

mengukur kegiatan demi kemajuan yang hendak dicapai secara periodik dari waktu

ke waktu menuju kearah tujuan utamanya. Ukuran akuntansi tentang laba harus

mengakui bahwa ekonomi tentang better-offnes, tetapi harus secara khusus diarahkan

kepada keberhasilan perusahaan dalam menggunakan kas untuk mendapatkan kas

yang lebih banyak dibanding sebelumnya. Dengan pengertian lebih lengkap maka

laba ekonomi dan akuntansi sebagai alat ukur better-offness akan dapat ditentukan

dan akan menghasilkan angka yang sama pula. Dengan pengetahuan tersebut, laba

suatu periode merupakan perubahan dari present value atas kas yang akan datang

dilihat dengan tingkat bunga tertentu (Harahap, 2002).

22
Dengan membaca informasi keuangan para pengambil keputusan akan dapat

menilai potensi dalam sebuah perusahaan. Penilaian ini dimaksudkan untuk menaksir

kemampuan perusahaan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, untuk

mendapatkan kas yang lebih banyak, dan dapat diubah laba menjadi kas pada masa

yang akan datang. Kemampuan ini disebut juga kemampuan mendapatkan laba atau

earning power. Earning power perusahaan pada umumnya merupakan kemampuan

untuk mendapatkan kas di masa yang akan datang. Konsep menyeluruh dari

kemampuan perusahaan mendapatkan laba merupakan kemampuan perusahaan

untuk mencapai sebuah tujuan akhirnya, yaitu mendapatkan kas yang maksimum.

Tetapi karena masa depan itu bersifat serba tidak pasti dan karena pembaca laporan

memberikan penilaian yang berbeda-beda terhadap ketidakpastian ini, maka

pengukuran itu menjadi subjektif pada waktu tertentu.

Para pembaca laporan keuangan dari perusahaan yang sudah go public menilai

kemampuan perusahaan mendapatkan laba setiap hari. Harga saham di pasar

merupakan gambaran dari gabungan hasil penilaian mereka terhadap kemampuan

perusahaan mendapatkan laba dan kemampuan untuk membayar deviden.

2.5 Return Saham


Ang (1997) menjelaskan bahwa setiap investasi baik jangka panjang maupun

jangka pendek memiliki tujuan utama untuk menghasilkan sebuah keuntungan yang

disebut return baik langsung maupun tidak langsung. Menurut Ross dalam Pradhono

dan Yulius (2004), saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return)

yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang tersebut. Sedangkan

menurut Ang (1997), return merupakan tingkat keuntungan yang dapat dinikmati

pemodal atas investasi yang dilakukannya.

Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan deviden secara tunai
23
ataupun adanya perubahan harga saham. Return merupakan hasil yang diperoleh dari

aktivitas investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return

ekspektasi yang belum terjadi tetapi sangat diharapkan akan terjadi di masa datang

(Jogiyanto, 2000). Return dari suatu investasi tergantung dari investasi yang

dibelinya. Misalnya investasi dalam saham, saham tidak menjanjikan suatu return

yang pasti bagi para pemodal atau pemilik saham namun beberapa komponen return

pada saham yang yang memungkinkan pemodal meraih keuntungan adalah deviden,

saham bonus, dan capital gain.

Tingkat keuntungan investasi dalam saham di pasar modal sangat ditentukan

oleh harga saham yang bersangkutan. Oleh karena itu, untuk memprediksi return

yang akan diterima pemodal harus mengetahui berbagai faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham. Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi

meliputi faktor internal dan faktor eksternal di perusahaan. Faktor internal

perusahaan mencakup kualitas dan reputasi manajemen, struktur hutang, tingkat laba

yang hendak dicapai dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal meliputi pengaruh

kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan di sektor industri, faktor ekonomi dan

lain-lain.

Apabila harga saham sekarang lebih tinggi dibanding harga sebelumnya maka

hal ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain) dan return yang diterima

bernilai positif, begitu pula sebaliknya apabila harga saham sekarang lebih rendah

dari harga sebelumnya maka yang akan terjadi adalah kerugian (capital loss) dan

return yang diterima bernilai negatif. Return saham diturunkan dari perubahan harga

saham, return merupakan hasil yang akan diperoleh dari investasi. Pada penelitian ini

return yang dihitung merupakan return tahunan yang diperoleh dari selisih antara

harga penutupan dengan harga awal dibagi dengan harga saham awal.

24
Apabila harga saham sekarang lebih tinggi dari harga sebelumnya (Pit-1) ini

berarti terjadi adalah keuntungan modal (capital gain). Jika sebaliknya harga

sekarang lebih rendah dari harga sebelumnya, maka ini terjadi sejumlah kerugian

modal (capital loss). Semakin tinggi harga saham, maka semakin menunjukkan

bahwa saham tersebut semakin diminati oleh parah investor karena dengan semakin

tinggi harga saham akan memberikan keuntungan. Menurut Halim (2003) dalam

Astutik (2005), return dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Return yang telah terjadi (actual return) dihitung berdasarkan dari data historis.

2. Return yang diharapkan akan diperoleh oleh para investor dimasa mendatang

(expected return). Expected return adalah return yang diharapkan akan

diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi

yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi

(Jogiyanto, 2000).

Return saham merupakan hasil yang diterima/diharapkan investor dari

investasi saham yang sudah dilakukannya. Return yang digunakan dalam penelitian

ini adalah merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data

historis dan digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga

berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) yang merupakan

return yang diharapkan oleh para investor dimasa mendatang. Return realisasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain atau loss yang juga sering disebut

actual return. Perhitungan return saham individual dengan menggunakan harga

bulanan yaitu perubahan harga selama periode pengamatan atau secara matematis.

Menurut Resmi (2002), besarnya actual return dapat dihitung dengan rumus berikut:

Ri,t = Pi,t-Pi,t-1
Pi,t-1
Keterangan (Resmi, 2002):

25
Rit = Return saham

Pit = Harga penutupan saham i pada periode t

Pit-1 = Harga saham i pada periode t sebelumnya

2.6. Penelitian Terdahulu


Penelitian sebelumnya banyak mengkaji masalah arus kas khususnya arus kas

sektor operasi dan laba akuntansi. Rayburn (1986) dalam Wahyuni (2002),

menyatakan dan menguji kandungan informasi data pada arus kas dari operasi dan

laba akrual dengan return saham. Variabel bebas dalam penelitian ini merupakan

operating on cash flow, agregat accrual dan, non current accrual sedangkan variabel

tidak terikat adalah return saham. Analisis data yang digunakan adalah analisis

regresi. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat kandungan informasi operating on

cash flow dan agregat accrual, sedangkan non current accrual tidak mempunyai

kandungan informasi khusus dalam mengestimasi dalam arus kas mendatang. Pada

penelitian Rayburn, variabel bebasnya adalah operating on cash flow, agregat

accrual dan non current accrual, sedangkan pada penelitian ini hanya terdapat 2

variabel yang diteliti.Variabel bebasnya adalah laba dan arus kas operasi.

Penelitian Pradhono dan Yulius (2018) meneliti permasalahan yaitu apakah

terdapat pengaruh EVA, residual income, earning, dan arus kas operasi terhadap

return saham yang ada. Populasi penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek pada tahun 2018-2020, sedangkan sampel yang diambil berjumlah 34

perusahaan manufaktur barang konsumsi. Analisis data yang digunakan adalah

analisis regresi sederhana. Variabel terikat adalah return saham, sedangkan variabel

bebasnya adalah merupakan EVA (X1), Residual Income (X2), Earnings (X3), dan

Arus kas Operasi (X4). Hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa arus kas

operasi dan earning sangat berpengaruh positif terhadap return saham. Sedangkan

economic value added (EVA) dan residual income tidak begitu berpengaruh terhadap
26
return saham dikarenakan kerumitan dalam menghitung EVA dan hasil antara

residual income yang negatif dengan segala kondisi perusahaan yang dapat membagi

deviden. Dari hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa arus kas operasi

mempunyai pengaruh yang paling tinggi terhadap return saham yang diterima oleh

pemegang saham.

Penelitian Ali (2019) dalam Wahyuni (2019), menguji kandungan informasi

dari laba, modal kerja dari aktivitas operasi, dan arus kas terhadap return saham.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dari laba, modal kerja dari aktivitas

operasi, dan arus kas sedangkan variabel terikatnya adalah return saham. Analisis

data yang digunakan menggunakan model regresi linier dan non linier. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa arus kas relatif tidak memiliki kandungan

informasi dibanding variabel laba dan modal dari operasi. Sedangkan hasil yang

diperoleh dengan menggunakan pendekatan non linier menunjukkan bahwa terdapat

suatu hubungan antara laba, modal kerja dari operasi, dan arus kas dengan return

saham yang berarti terdapat tambahan kandungan informasi dari masing-masing

variabel yaitu laba, modal kerja dari aktivitass operasi dan arus kas. Pada penelitian

Ali, variabel bebasnya ada 3 sedangkan pada penelitian ini hanya terdapat 2 variabel

yang mereka diteliti. Variabel bebasnya adalah laba dan arus kas dari aktivitas

operasi. Metode yang digunakan untuk menganalisis data pun berbeda, Ali

menggunakan dua metode yaitu regresi linier dan non linier sedangkan pada

penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah 1 metode

regresi linier berganda.

Penelitian Triyono (2020) dalam Wahyuni (2020), menguji kandungan

informasi arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi, operasi dan laba akuntansi

dengan harga dan return saham. Metode yang digunakan adalah dengan memisahkan

27
berbagai komponen arus kas. Pengujian yang hendak dilakukan adalah dengan

menggunakan dua model yaitu model levels dan model return. Hasil penelitian

Triyono menyatakan bahwa dengan modal levels, total arus kas tidak mempunyai

hubungan yang sangat signifikan dengan harga saham, tetapi pemisahan total arus

kas ke dalam tiga komponen arus kas mempunyai hubungan yang signifikan dengan

harga saham yang ada. Sedangkan model return, hipotesis nol mengenai tidak adanya

hubungan arus kas total, maupun ketiga komponennya dengan return tidak berhasil

ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang sangat signifikan antara

total arus kas, maupun ketiga komponennya dengan return saham. Perbedaan yang

mendasar adalah pada penelitian Triyono menggunakan dua model yaitu model

levels dan juga model return. Sedangkan dalam penelitian ini, hanya digunakan

model regresi antara return saham dengan laba dan arus kas operasi.

2.7. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham


Aktivitas operasi merupakan segala aktivitas penghasil utama pendapatan

perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan

aktivitas investasi dan juga pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa

lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator

yang menentukan apakah dari operasi perusahaan tersebut dapat menghasilkan kas

yang cukup untuk melunasi berbagai pinjaman, memelihara kemampuan operasi

perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan

pada sumber pendanaan dari luar. Sehingga adanya perubahan arus kas dari kegiatan

operasi akan memberikan tanda yang positif kepada investor, akibatnya investor akan

membeli saham perusahaan tersebut yang pada akhirnya meningkatkan return saham.

Hubungan arus kas operasi dengan return saham dapat dijelaskan melalui hasil

studi Rayburn (1986) yang menunjukkan adanya hubungan yang terjadi antara arus

kas dari kegiatan operasi perusahaan dan laba akrual terhadap abnormal return.
28
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Bowen et al. (1987), Wilson (1986, 1987), Ali

and Pope (1995) yang hasilnya menunjukkan adanya berbagai kandungan informasi

data arus kas dari aktivitas operasi. Ali (1994) dengan menggunakan pendekatan

nonlinier memberikan dukungan pada hipotesis yang ada bahwa arus kas operasi

mempunyai kandungan informasi di luar laba akuntansi. Demikian halnya penelitian

Triyono dan Jogiyanto (2000) yang juga menyimpulkan bahwa pemisahan total arus

kas ke dalam tiga komponen arus kas, khususnya arus kas dari operasi, mempunyai

hubungan yang sangat signifikan terhadap harga saham. Makin tinggi arus kas dari

aktivitas operasi perusahaan dapat menjalankan segala bisnisnya dengan baik.

2.8. Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Return Saham


Menurut Husnan dan Pudjastuti (1998: 134) perusahaan yang memiliki

kemampuan untuk meningkatkan laba perusahaan, cenderung harga sahamnya juga

akan meningkat secara signifikan. Maksudnya jika perusahaan memperoleh laba

yang semakin besar, maka secara teori perusahaan akan mampu membagikan

deviden yang semakin besar dan akan berpengaruh secara positif terhadap return

saham. Ali (1994) dalam Triyono (2000) menguji kandungan informasi yang ada dari

laba, modal kerja operasi, dan arus kas dengan model regresi linear dan nonlinear.

Hasil studinya juga menemukan bahwa ketiga variabel tersebut memiliki hubungan

secara signifikan dengan return saham dalam regresi nonlinear.

2.9. Kerangka Pemikiran


Para investor pada umumnya selalu bersifat risk averter (menghindari resiko)

dan seorang yang sangat rasional. Dengan demikian para investor dalam mengambil

keputusan investasi (menjual ataupun membeli saham) yang akan mendasarkan pada

informasi baik yang bersifat fundamental maupun teknikal. Salah satu faktor

fundamental yang paling sering digunakan ialah arus kas operasi dan laba akuntansi.

Arus kas operasi dan laba akuntansi dapat digunakan untuk mengetahui segala
29
kekuatan dan kelemahan di perusahaan. Arus kas operasi dan laba akuntansi dapat

juga dipakai sebagai sinyal peringatan yang awal terhadap kemunduran kondisi

keuangan yaitu dengan membandingkan dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan yang berisi kandungan-kandungan informasi yang

penting bagi keputusan investasi seorang investor dimana apabila perusahaan

memiliki laba yang cukup tinggi dan arus kas operasi yang memadai maka kondisi

perusahaan tersebut secara finansial dapat dikatakan baik sehingga akan direspon

baik juga oleh investor.

Variabel Independen Variabel Dependen

Arus Kas Operasi

Return Saham

Laba Akuntansi

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

30
2.10. Hipotesis
Hipotesis merupakan anggapan dasar awal yang kemudian membuat suatu teori

yang masih diuji untuk kebenarannya. Hipotesis akan ditolak jika salah satu palsu

dan akan diterima jika faktanya akan membenarkan (Suharsimi Arikunto, 1998: 67)

Penolakan atau penerimaan hipotesis tergantung pada hasil yang penyelidikan

terhadap fakta yang ada. Dengan demikian hipotesis merupakan suatu teori

sementara yang kebenarannya masih diuji. Berdasarkan landasan teori diatas dapat

disusun hipotesis penelitiannya sebagai berikut:

H1 : Arus kas operasi mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap

return saham.

Investasi merupakan sebuah kegiatan yang melepaskan aktiva jangka panjang

yang tidak termasuk dalam kategori setara kas. Kegiatan investasi mencerminkan

pengeluaran kas yang mempunyai tujuan untuk menghasilkan semua pendapatan dan

arus kas pada masa yang akan datang. Berdasarkan dari penelitian Joko Kusno (2004)

dimana sebuah penelitian menunjukan bahwa kas yang di dapat dari investasi sangat

berpengaruh terhadap return saham.

H2 : Laba akuntansi sangat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

return saham.

Laba akuntansi dalam saham biasa disebut Dividend Yield. Dividend Yield

adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pembagian dividen yang

dibagikan oleh perusahaan terhadap harga sahamnya yang beredar di pasar. Hasil dari

persentase keuntungan lembar saham akan dibagi dengan harga perlembar saham di

pasar investasi. Beberapa peneliti mengambil kesimpulan bahwa dividend yield ini

dapat memperkirakan return saham dapat menciptakan keberhasilan yang

diharapkan. Dividend yield sangat menentukan return saham (Campbell dan Shiller

1988).
31
H3 : Arus kas dari aktivitas mempunyai pengaruh yang sangat signifikan

tehadap return saham secara bersamaan.

Laba adalah selisih yang terjadi antara pendapatan perusahaan setelah

dikurangi harga barang terjual. Biaya yang terjadi ketika dari bahan baku masuk,

diolah dan dijual. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Triyono (2000)

menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara laba terhadap return saham

yang terjadi.

32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan obyek secara psikologis yang dibatasi oleh kriteria

tertentu, obyek psikologis merupakan obyek yang bisa dilihat maupun obyek abstrak

(Rasyid, 1997). Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan yang

sudah dikenal oleh masyarakat yang bergerak dalam bidang Manufaktur di Bursa

Efek Indonesia pada tahun 2018-2021, sebanyak 140 perusahaan.

3.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini sampel ditentukan dengan metode purposive sampling yaitu

dengan pengambilan sampel yang berdasarkan pertimbangan yang subyektif peneliti

dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Lebih lanjut, Soeratno dan Arsyad (1999)

menjelaskan bahwa sampel yang purposive adalah sampel yang dipilih dengan

cermat sehingga relevan dengan rancangan penelitian yang ada. Purposive sampling

disebut juga jugdement sampling karena peneliti harus mencari sampel yang terdapat

waki wakil segala lapisan populasi, dengan demikian maka diusahakan agar sampel

tersebut memiliki ciri-ciri yang sensial, strata apa yang harus diwakili, tergantung

pada penilaian atau pertimbangan (judgement) dari para peneliti. Sampel dalam

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur subsektor industri makanan yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel harus

memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam listing di BEI sejak tahun 2018

dan tetap terdaftar sampai dengan tahun 2021.

2. Perusahaan tersebut telah mengeluarkan dan mengaudit laporan keuangan

tahunan yang telah diaudit secara konsisten dan lengkap selama tahun 2018-
33
2021.

3. Saham perusahaan tersebut aktif diperdagangkan yaitu apabila frekuensi

perdagangan saham selama 3 bulan sebanyak 150 kali sesuai dengan Surat

Edaran PT. BEJ No. SE-12/BEJ/II-I/X/1994.

4. Perusahaan tersebut harus mempunyai data yang lengkap tentang laporan arus

kas operasi, laba rugi, dan harga saham selama tahun 2018-2021.

Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disebutkan di atas, diperoleh sampel

sejumlah 23 perusahaan. Perusahaan tersebut telah memenuhi kualifikasi purposive

sampling sebagai berikut:

a. Perusahaan tersebut termasuk dalam kelompok perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2018 sampai 2021. Selama

tahun 2018-2021 jumlah perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di

Bursa Efek Indonesia berjumlah 140 perusahaan yang terdapat pada

Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

b. Perusahaan tersebut menyajikan laporan keuangan setiap tahun selama tahun

pengamatan 2018-2021, dengan dasar periode tahun kalender yang berakhir

tanggal 31 Desember. Pada kriteria ini, dari 140 perusahaan manufaktur akan

diseleksi perusahaan mana saja yang mengeluarkan laporan keuangan setiap

tahun selama tahun 2018-2021 melalui data laporan keuangan yang terdapat

pada Indonesia Stock Exchange (IDX). Dari 140 perusahaan manufaktur

tersebut, semua perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan per 31

Desember 2018-2021.

c. Saham perusahaan tersebut aktif diperdagangkan yaitu apabila frekuensi

perdagangan saham selama 3 bulan sebanyak 150 kali sesuai dengan Surat

Edaran PT. BEJ No. SE-12/BEJ/II-I/X/1994. Pada kriteria ini, dari 140

34
perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan, hanya 34 perusahaan

yang sahamnya aktif diperdagangkan selama periode estimasi 2018-2021.

d. Perusahaan tersebut mempunyai data yang lengkap tentang arus kas operasi,

laba rugi, dan harga saham selama tahun 2018-2021. Dari 34 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEJ hanya 23 perusahaan yang mempunyai data

yang lengkap tentang arus kas operasi, laba rugi, dan data harga saham (close

price) tahunan yang lengkap dari tahun 2018- 2021. Peneliti akan mengambil

10 sample perusahaan.

Tabel 3.1

Daftar Sample Penelitian

NO NAMA PERUSAHAAN KODE


1 PT Gajah Tunggal Tbk GJTL
2 PT Astra Otoparts Tbk AUTO
3 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
4 PT Mayora Indah Tbk MYOR
5 PT Kalbe Farma Tbk KLBF
6 PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
7 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR
8 PT Arwana Citra Mulia Tbk ARNA
9 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
10 PT Gudang Garam Tbk GGRM
Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Penelitian merupakan segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai

atau representasi dari construct yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai

untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena yang ada.

Construct adalah abstraksi dari fenomena-fenomena kehidupan nyata yang dapat

diamati. Variabel penelitian merupakan sebuah mediator secara construct yang

abstrak dengan fenomena yang nyata (Indriyantoro dan Supomo, 1999). Definisi
35
operasional merupakan penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat

diukur, serta menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan dalam mengoperasikan

construct sehingga memungkinkan peneliti yang sama atau mengembangkan cara

pengukuran yang lebih baik. Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-

macam nilai (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, variabel dibedakan menjadi dua,

yaitu variabel bebas (X) terdiri dari arus kas operasi (X1) dan laba akuntansi (X2),

serta variabel terikat (Y) adalah return saham. Pengukuran variabel-variabel

penelitian tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Arus Kas Operasi (X1)

Arus kas dari aktivitas operasi adalah jumlah arus kas yang berasal dari

kegiatan operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari

kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup

untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,

membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan

pada sumber pendanaan dari luar. (PSAK No. 2, 2009). Dalam

penelitian ini arus kas operasi dihitung sebagai “perubahan arus kas

kegiatan operasi” (Kothari dan Zimmerman, 1995 dalam Triyono dan

Hartono, 2000) yaitu selisih antara kas yang diperoleh dari (digunakan

untuk) kegiatan operasional periode sekarang (t) dengan dikurangi kas

yang diperoleh dari (digunakan untuk) kegiatan operasional periode

sebelumnya (t-1), serta dibagi dengan kas yang diperoleh dari

(digunakan untuk) kegiatan operasional periode sebelumnya (t-1).

Dimana rumusnya ditunjukkan sebagai berikut:

AKO = AKOi,t - AKOi,(t-1)


AKOi,(t-1)

36
Keterangan:

AKO = Perubahan pada arus kas operasi

AKOi,t = Arus kas kegiatan operasi ke-i pada periode t

AKOi,t-1 = Arus kas kegiatan operasi ke-i pada periode t-1

2. Laba Akuntansi (X2)

Laba memiliki pengertian yang sama dengan laba bersih (net income)

yang berlaku dalam praktik saat ini, yaitu semua laba bersih (net

income) untuk satu periode (FASB, 1984 dalam Chariri dan Ghozali,

2000). Laba akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini dihitung

sebagai “perubahan nilai laba akuntansi” (Kothari dan Zimmerman,

1995 dalam Triyono dan Hartono, 2000) yaitu selisih antara laba

akuntansi yang diperoleh periode sekarang (t) dengan dikurangi laba

akuntansi yang diperoleh periode sebelumnya (t-1), dan dibagi dengan

laba akuntansi yang diperoleh periode sebelumnya (t-1). Dimana

rumusnya ditunjukkan sebagai berikut:

LAK = LAKi,t – LAKi,(t-1)


LAKi,(t-1)

Keterangan:

LAK = Perubahan nilai laba akuntansi

LAKi,t = Laba akuntansi ke-i pada periode t

LAKi,t-1 = Laba akuntansi ke-i pada periode t-1

3. Return Saham (Y)

Return merupakan tingkat keuntungan yang dapat dinikmati pemodal

atas investasi yang dilakukannya (Ross, 2002 dalam Pradhono dan

37
Yulius, 2004). Konsep return saham yang digunakan dalam penelitian

ini sebagaimana dijelaskan oleh Suad Husnan (1998) adalah selisih

antara harga saham periode sekarang (t), dengan harga saham periode

sebelumnya (t-1), serta dibagi dengan harga saham periode sebelumnya

(t-1). Return saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah total

rata-rata return saham bulanan dalam periode pengamatan. Dimana

rumusnya ditunjukkan sebagai berikut:

Ri,t = Pi,t-Pi,t-1
Pi,t-1

Keterangan (Resmi, 2002):

Rit = Nilai return saham

Pit = Merupakan harga penutupan saham i pada periode t

Pit-1 = Harga saham i pada periode t sebelumnya

3.4. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian penulis ini adalah

Metode dokumentasi. Dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan

dengan kategori dan pengelompokan bahan-bahan tertulis yang berhubungan

dengan masalah penelitian (Nawawi, 1987). Data diperoleh dari Indonesian Capital

Market Directory dan Indonesia Stock Exchange yang dipublikasikan oleh Bursa

Efek Indonesia. Data yang dikumpulkan meliputi nama perusahaan manufaktur di

Bursa Efek Indonesia 2018-2021, laporan keuangan tahun 2018-2021 dan harga

saham perusahaan manufaktur tahun 2018-2021.

3.5. Metode Analisis


Data Analisis data adalah kegiatan mengolah data yang telah terkumpul

kemudian dapat memberikan kesan pada hasil-hasil tersebut. Kegiatan dalam

analisis data meliputi: pengelompokkan data tiap variabel yang akan diteliti,

38
melakukan perhitungan untuk menguji segala hipotesis yang diajukan. Dengan

demikian peneliti dapat menjawab perumusan masalah mengenai pengaruh arus

kas operasi dan laba terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia. Metode

analisis data yang digunakan untuk menjawab segala masalah yang ada,

mencapai tujuan penelitian serta untuk menguji hipotesis. Data penelitian ini akan

dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik, yang terdiri dari: Analisis

Regresi dan Uji Hipotesis. Regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

regresi time series dan regresi cross-sectional. Penggunaan dua jenis regresi ini

disebut sebagai pooled regression, yaitu regresi dengan melibatkan banyak

perusahaan dan juga menggunakan beberapa periode. Langkah-langkah analisis

sebagai berikut:

1. Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi yang diperoleh dengan metode kuadrat terkecil biasanya

merupakan model regresi yang menghasilkan estimasimator linier tidak

bias yang terbaik. Secara teoritis model regresi penelitian akan

menghasilkan nilai parameter penduga yang sah apabila uji asumsi

klasik regresi terpenuhi. Pada penelitian ini dilakukan lima pengujian

asumsi klasik yaitu uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji

normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas.

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana antar

variabel independen yang terdapat dalam model regresi

memiliki hubungan yang sangat sempurna atau mendekati

sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1) (Algifari,

2000). Multikolinieritas terjadi apabila ditemukan bila adanya

39
korelasi (menari hubungan) antar variabel bebas. Jika variabel

bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak saling

tegak lurus. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang

memiliki nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama

dengan nol (Ghozali, 2001). Akibat bagi model regresi ini akan

mengandung multikolinieritas adalah bahwa kesalahan standar

estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya

variabel bebas, tingkat signifikan yang digunakan untuk

menolak hipotesis nol akan semakin besar, dan probabilitas

menerima hipotesis yang salah juga akan semakin besar. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model

regresi adalah sebagai berikut:

 Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model

regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual

variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan

mempengaruhi sebuah variabel terikat.

 Menganalisis matrik korelasi antar variabel-variabel

bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup

tinggi (umumnya di atas 90%), maka hal ini merupakan

indikasi adanya hubungan linear ganda.

 Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai toleransi dan

VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang

dijelaskan oleh variabel bebas yang lainnya. Dalam

pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi

40
variabel terikat dan diregresi terhadap variabel bebas

lainnya. Toleransi untuk mengukur variabilitas variabel

bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh

variabel bebas lainnya. Jadi nilai toleransi yang rendah

sama dengan nilai VIF (karena VIF – I/tolerance) dan

menunjukkan adanya asumsi kolinieritas yang tinggi.

Nilai eutoff yang umum dipakai adalah nilai toleransi

0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Setiap

analisis harus menentukan tingkat asumsi kolinieritas

yang masih dapat ditolerir.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain (Gujarati, 1995). Jika

varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2001). Salah satu metode yang digunakan untuk

menguji adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah

metode Glejser. Glejser melakukan dua tahap dalam mendeteksi

ada tidaknya heteroskedastisitas.

 Melakukan regresi tanpa memperhatikan ada tidaknya

heteroskedastisitas, kemudian dengan menentukan nilai

residual dan diabsolutkan.

41
 Melakukan regresi kembali nilai absolute residual

dengan variabel pengganggu dengan variabel

independen, jika variabel bebas yang signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada

indikasi terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat

adanya heteroskedastisitas dapat juga dilihat dari uji

scatter plotnya, dimana sebaran datanya bersifat

increasing variance dari U, decreasing variance dari U

dan kombinasi dari keduanya. Untuk melihat adanya

heteroskedastisitas dapat dilihat dari uji scatter plotnya,

model tidak mengalami masalah heteroskedastisitas jika

scatter plot of regression standardized value dengan

studentized residual berbeda tiap angkanya.

c. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki

distribusi normal atau tidak (Imam Ghozali, 2001). Normalitas

dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi

memenuhi syarat asumsi normalitas (Santoso, 2002). Model

regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

mendekati kata normal. Lebih lanjut bahwa model regresi

memiliki distribusi data normal ataukah tidak, dapat dilakukan

dengan menganalisis grafik (histogram dan analisis normal

42
probability plot) untuk melihat normalitas data dengan

histogram yaitu membandingkan antara data observasi dengan

distribusi yang mendekati kata distribusi normal. Untuk melihat

normalitas data dengan normal probability plot yaitu

membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya

dengan distribusi kumulatif dari distribusi yang normal, maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar

jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal

atau histogram tidak menunjukkan sebuah pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji statistik untuk

menguji normalitas dengan normal probability plot dan

Kolmogorov-Smirnov Test.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah keadaan dimana variabel gangguan apa

periode tertentu yang berkorelasi dengan variabel gangguan apa

periode lain, atau dengan kata lain variabel gangguan tidak

acak, akibatnya variabel sampel tidak dapat menggambarkan

variasi populasi. Uji autokorelasi memiliki tujuan untuk

menguji apakah dalam suatu regresi linier akan ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1

(sebelumnya), jika terjadi korelasi maka dinamakan problem

autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi

yang bebas dari autokorelasi (Santoso, 2002). Uji autokorelasi

bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi

43
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada y dengan

kesalahan yang ada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakannya problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena adanya observasi yang berurutan

sepanjang waktu dan berkaitan satu sama lain. Masalah ini

timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari

satu penelitian ke penelitian lainnya. Model regresi yang baik

adalah regresi yang jauh dan bebas dari autokorelasi. Pengujian

autokorelasi pada model regresi dilaksanakan dengan Durbin

Watson Test yang dikembangkan oleh J. Durbin dan G. Watson

pada tahun 1951. Untuk mendeteksi terjadi autokorelasi atau

tidak dalam suatu model regresi dilakukan dengan melihat

sebuah nilai dari statistik Durbin Watson test (Algifari, 2000).

Tabel 3.2

Autokorelasi

DW Keterangan

< 1,550 Ada Autokorelasi

1,550 – 1,669 Tanpa Kesimpulan

1,669 – 2,331 Tidak Ada Autokorelasi

2,331 – 2,450 Tanpa Kesimpulan

> 2,450 Ada Autokorelasi

e. Uji Linearitas Regresi

Uji ini digunakan untuk melihat apakah sebuah spesifikasi

model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi

44
dalam suatu studi empiris yang dilakukan sebaiknya berbentuk

linier, kuadrat atau kubik. Dengan uji ini akan diperoleh

informasi apakah model empiris sebaiknya linier, kuadrat atau

kubik. Dasar pengambilan keputusan dari uji ini dapat dilihat

dari nilai yang signifikansi. Apabila nilai signifikansi > 0,05

dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Imam Ghozali (2001), analisis regresi merupakan studi

mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau

lebih variabel independen (variabel penjelas atau bebas) dengan tujuan

untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai

rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang

telah diketahui. Dalam penelitian ini digunakan model analisis regresi

berganda (multiple regression), karena variabel independen lebih dari

satu yaitu dua variabel berupa: arus kas dari kegiatan operasi dan laba

akuntansi. Model regresi linier yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 x1 + b2 x2 + e

Dimana:

Y = merupakan average abnormal return saham

a = merupakan konstanta

b1 dan b2 = koefisien variabel-variabel yang independen (regresi x1

dan x2)

x1 = nilai arus kas operasi

x2 = nilai laba akuntansi

45
e = error terms (variabel pengganggu)

3. Koefisien Determinasi

Dalam uji regresi linier berganda dianalisis pula besarnya koefisien

regresi (R2 ) secara keseluruhan. R2 digunakan untuk mengetahui

besarnya persentase variasi dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan

oleh variasi dalam variabel bebas analisis regresi yang berganda. R2

mendekati 1 maka dapat dikatakan bahwa semakin kuat kemampuan

variabel bebas dalam model regresi tersebut dalam menerangkan

variasi variabelnya terikat. Sebaliknya jika R2 mendekati 0 maka

semakin lemah variabel bebas menerangkan variasi variabel terikat.

Sedangkan dalam uji regresi linier dianalisis besarnya koefisien regresi

secara parsial atau sebagian dapat dilambangkan dengan r 2 . r 2

digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara tiap variabel X

terhadap Y secara parsial.

4. Uji Hipotesis

Setelah koefisien didapat masing-masing nilai koefisien diuji kembali

untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen mempengaruhi

variabel dependen. Statistik parametris yang dapat digunakan untuk

menguji hipotesis apabila data berupa data rasio terdapat dua pengujian

yaitu uji t dan uji F.

a. Uji t

Uji t statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu yang variabel bebas secara individual dalam

menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2002).

46
Untuk menentukan nilai t statistik tabel, ditentukan tingkat

signifikansi 5%. Apabila tingkat signifikasi kurang dari 5%

maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa

variabel bebas dapat menerangkan sebuah variabel terikat.

Sebaliknya apabila tingkat signifikansi lebih dari 5% maka

Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa variabel

bebas dapat menerangkan variabel terikatnya dengan secara

individual. Untuk mengetahui tingkat signifikansi juga dapat

dilakukan dengan mengunakan probabilitas value, yaitu

dengan membandingkan signifikansi t dengan tingkat

signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05. Langkah-

langkah menentukan Uji t adalah sebagai berikut:

• Merumuskan hipotesis yang ada.

• Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5% dan

degree of freedom (df) = n-k untuk menentukan besarnya

nilai t tabel sebagai batas daerah penerimaan/penolakan

hipotesis yang ada.

• Menghitung nilai hitung dengan rumus thitung = i i β β ∫

• Membandingkan dengan thitung dengan thitung dengan

kriteria jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha

ditolak, sedang jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

b. Uji F

Uji F yaitu untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel

terikat secara simultan mampu menjelaskan variabel yang

47
bebas. Dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai

kritis F tabel dengan nilai Fhitung yang terdapat pada tabel

ANOVA. Jika Fhitung lebih besar dari Ftabel maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Secara statistik bahwa data yang

digunakan membuktikan bahwa semua variabel bebas (X1,

X2) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). Pada tabel

ANOVA terdapat F signifikansi, bila F signifikansi lebih

kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga

terdapat pengaruh, namun bila sebaliknya F signifikansi

pada tabel lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha

ditolak dan berarti tidak terdapat pengaruh secara simultan.

48
DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Media Soft
Indonesia.
Nur'aini Dian, Intansari.2020. Analisa Pengaruh Arus Kas Operasi dan Laba Akuntansi
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sektor Konstruksi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2018. Diplomathesis,
Universitas Andalas.
Skousen, Smith. 2001. Akuntansi Intermediate, Volume Komprehensif, Jilid 2, Edisi
Sembilan, Erlangga, Jakarta.
Fitri, R. 2018. Pengaruh Antara Laba Akuntansi dan Total Arus Kas Terhadap Harga
Saham. Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia, 10(2), 42-48.
www.idx.com
www.ojk.go.id
Sutrisno. (2018). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi (8th ed).
Yogyakarta: Ekonisia
Rohman, Abdul. 2021. Pengaruh Langsung dan tidak Langsung Arus Kas dan Laba
terhadap Volume Perdagangan Saham pada Emiten di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Akuntansi dan Auditing. Vol. 02, No. 02.

49

Anda mungkin juga menyukai