Anda di halaman 1dari 146

ANALISA PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH,

MUSYARAKAH, MURABAHAH, DAN INFLASI TERHADAP


PROFITABILITAS BANK SYARIAH
(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011 – 2015)

Proposal Pengajuan Skripsi


Untuk Memenuhi Gelar Strata Satu Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

Dedeh Rahmawati
NIM : 1113081000111

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Dedeh Rahmawati

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Oktober 1994

Alamat Rumah : Jl. Raya Tengah Gg. DanaPrasetiya Rt.007/Rw

08 No.23 Kel Gedong Kec Pasar Rebo, Jakarta

Timur

Ayah : H. Muhamad

Ibu : Hj. Sami’nah

Telepon/HP : - / 0895 3497 62745

Email : Lalarahma20@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

2000 – 2006 SDN 012 Pagi Jakarta Timur

2006 – 2009 MTSN 06 Jakarta Timur

2009 – 2012 SMK Islam PB.Soedirman 2 Jakarta Timur

2012 – 2015 Program Profesional TI Perbankan Syariah

CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

Bimbingan Belajar Primagama 2012

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

Anggota Paduan Suara MTSN 06 Jakarta 2007/2008

vi
ABSTRACT

This study aimed to analyze the effect of the number mudhrabah financing,
Musharaka, murabaha and inflation on profitability in Islamic Banks. The sample
used in this study were 7 BUS using purposive sampling technique. The analytical
tool used is a panel data analysis using a computer program Eviews version 8.0.
Panel data methods chosen are Random Effect are tested by F test and t test, with
a significant level of 5%. The results showed that the variables silmutan of
financing, Musharaka effect on profitailitas while murabaha and inflation does
not affect the profitability. Adjusted R-square value is equal to 48.8584%.

Keywords: mudarabah, musharakah, murabahah, inflation and ROA

vii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah pembiyaan


mudhrabah, musyarakah, murabahah dan inflasi terhadap profitabilitas pada
Bank Umum Syariah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 7
BUS dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis data panel dengan menggunakan program komputer
Eviews versi 8.0. Metode data panel yang terpilih adalah Random Effect yang di
uji dengan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikan sebesar 5%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara silmutan variabel pembiayaan mudharabah,
musyarakah berepengaruh terhadap profitailitas sedangkan murabahah dan inflasi
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Nilai Adjusted R-square adalah sebesar
48,8584%.

Kata kunci : mudharabah, musyarakah, murabahah, inflasi dan ROA

viii
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Bank
Umum Syariah Periode 2011-2015”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah berjihad untuk
menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau yang mulia, dan
semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk keluarganya
dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya, sehingga
mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima
kasih atas bimbingan, dukungan, semangat dan do’a, baik langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada :
1. Kedua orang tua penulis, Bapak H. Muhamad dan Ibu Hj Sami’nah tercinta

yang telah memberikan dukungan moral, material, spriritual, kasih sayang,

dan tidak pernah lelah untuk selalu mendoakan serta mendidik penulis dengan

penuh kesabaran. Bapak dan umi adalah kedua orang tua yang sempurna

selalu berusaha dan berdoa untuk penulis, yang juga merupakan motivasi

terbesar penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

ix
2. Teruntuk kakak dan adik penulis, Kamaluddin, Rizki Abdul Hakim dan Putri

Romdoniah, terimakasih atas segala do’a dan dukungannya. Semoga kita

dapat selalu menjadi anak yang membanggakan bagi Bapak dan Ibu. Amin Ya

Robbal Alamin.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc. M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta

jajarannya.

4. Bapak Dr. Amilin, S.E.Ak, M.Si sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, M.H, sebagai Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., M.A, sebagai Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Ibu Titi Dewi Warnida, SE., MSi. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Ibu Ela Patriana, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Bapak DR. Herni Ali HT,SE,MM dan Ibu Amalia, SE, MSM sebagai Dosen

Pembimbing yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk

x
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta

motivasinya yang begitu besar pada penulis.

10. Bapak Sopyan, SE., MM. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah

mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini.

11. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu

yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

12. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

dan penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

13. Sahabat terkasih, tercinta dan selamanya penulis, Muhammad Umar Dika

yang telah membantu mendoakan, memotivasi, memberikan solusi dan

menghibur penulis dari awal perkuliahan, hingga penulis menyelesaikan

skripsi ini.

14. Sahabat-sahabat penulis, Ayu Indah Wati, Siti Sarah Anggraeni,

Khridmadanty Angelita, Lailatul Jannah, Najwa Fithrati, Nur Anisha, Dwi

Ratnasari, Shofwatun Niswah, Dika Nurmalitasari, Citra Mi’rajul Ummah,

Ayu Setya Maulidini, Annisa Nasharuddin, terimakasih atas motivasi dan

dukungan kalian semua.

15. Teman seperjuangan penulis selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih

atas dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan

langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.

xi
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut

berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan

kesalahan, oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Jakarta, 02 Januari 2017

Dedeh Rahmawati

xii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ................................................................ iii


LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI ................................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................................vi
ABSTRACT.........................................................................................................................vii
ABSTRAK ........................................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ix
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................ivi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvii
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................................. 12
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 12
3. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 13
BAB 2 ............................................................................................................................... 15
LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 15
A. Pengertian Bank Syariah ....................................................................................... 15
B. Fungsi Bank Syariah ............................................................................................. 16
C. Pembiayaan ........................................................................................................... 18
1. Pengertian pembiayaan ..................................................................................... 18
2. Pembiayaan Mudharabah ................................................................................. 19
3. Pembiayaan Musyarakah ................................................................................. 25
4. Pembiayaan Murabahah ............................................................................... 30
4. Pengertian Inflasi .................................................................................................. 34

xiii
D. Rasio Keuangan Bank ........................................................................................... 34
1. Rasio Likuiditas .................................................................................................... 36
2. Rasio Profitabilitas ................................................................................................ 37
E. Keterkaitan Antara Variabel X dengan Variabel Y .............................................. 41
F. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 44
G. Kerangka Pemikiran.......................................................................................... 56
BAB 3 ............................................................................................................................... 60
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 60
A. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................... 60
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel .............................................................. 60
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 62
D. Metode Analisis Data ............................................................................................ 63
BAB IV ............................................................................................................................. 77
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 77
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................................... 77
B. Analisis dan Pembahasan ...................................................................................... 89
C. Analisis Deskriptif ................................................................................................ 89
Tabel 4. 1 ...................................................................................................................... 89
Analisis Deskriptif ........................................................................................................ 89
D. Hasil Uji Analisis Data Panel................................................................................ 91
a. Chow Test ......................................................................................................... 91
b. Uji Hausman ..................................................................................................... 92
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 93
a. Goodness of Fit (Uji F) ..................................................................................... 96
b. Uji Hipotesis (Uji t) .......................................................................................... 98
c. Koefisien Determinasi (R2) ............................................................................. 103
d. Interprestasi Hasil Penelitian .......................................................................... 105
BAB V ............................................................................................................................ 110
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 110

xiv
B. Saran ................................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 112
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... 119

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 45

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 45

Tabel 2. 2 Asumsi Aplikasi Persamaan Regresi pada Data Pool ..................................... 63

Tabel 4. 1 Analisis Deskriptif ............................................................................... 89

Tabel 4. 2 uji Chow ............................................................................................... 92

Tabel 4. 3 Uji hausman ......................................................................................... 92

Tabel 4. 4 Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 93

Tabel 4. 5 Uji Multikolerasi ................................................................................. 94

Tabel 4. 6 Uji Heteroskedestisitas......................................................................... 95

Tabel 4. 7 Uji Autokorelasi ................................................................................... 96

Tabel 4. 8 Analisis Regresi ata Panel .................................................................. 102

Tabel 4. 9 Uji Hipotesis (Uji t) ............................................................................. 98

Tabel 4. 10 Uji Goodness of Fit (Uji F) ................................................................ 97

Tabel 4. 11 Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................................... 104

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Skema Mudharabah...................................................................................... 24

Gambar 2. 2 Skema Al-Musyarakah ................................................................................. 29

Gambar 2. 3 Skema Al-Murabahah .................................................................................. 33

v
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. 1 Perkembangan Profitablitas .............................................................................. 4

Grafik 1. 2 Perkembangan Inflasi ....................................................................................... 5

Grafik 1. 3 Perkembangan Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah ............... 6

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya

lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah

menjadi pusat bagi berkembangnya teori dan praktik ekonomi islam

secara mendalam.. Bank syariah merupakan institusi keuangan yang

menjamin seluruh aktivitas investasi yang menyertainya telah sesuai

dengan syariah, sedangakan bank konvensional merupakan bank yang

sistem operasionalnya menerapkan metode bunga (Ascarya, 2011:1).

Bank menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dengan

menerima dana dari pihak lain, selanjutnya banyak menyalurkan dana

yang telah dikumpulkan dalam bentuk pembiayaan pada unit yang

membutuhkan dana (Institut Bank Indonesia, 2014 : 202).

Munculnya Perbankan yang berbasis syariah di Indonesia mulai

diterapkan atau mulai diberlakukan sejak tahun 1992, seiring dengan

adanya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, tetapi

pada saat itu hanya Bank Muamalah yang menerapkan perbankan

berbasis syariah. Di Indonesia, Bank Syariah yang pertama kali didirikan

1
pada Tahun 1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun

perkembangannya agak terlambat dibandingkan dengan negara-negara

muslim lainnya, Perbankan Syariah di Indonesia akan terus berkembang.

Bila pada periode tahun 1992-1998 hanya ada satu unit Bank Syariah

(Sadi, 2015: 29), maka pada tahun 2016 jumlah Bank Umum Syariah

bertambah menjadi 12 unit, Unit Usaha Syariah menjadi 22 unit (Otoritas

Jasa Keuangan) dan Bank Perkreditan Rakyat menjadi 158 unit (Bank

Indonesia). Perkembangan yang pesat pada dunia perbankan syariah

menyebabkan terjadinya persaingan anatar bank syariah yang secara

langsung ataupun tidak langsung berpengaruh terhadap pencapaian

profitabilitas bank syariah.

Profitabilitas sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya

laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan atau

bank telah menjalankan usahanya secara efisien (Harahap, 2008:297).

Keuntungan yang diperoleh oleh bank bisa ditentukan oleh seberapa

banyak pembiyaan yang disalurkan. Dengan harapan semakin banyak

pembiyaan yang disalurkan semakin meningkat pula profitabilitas bank

yang tercermin dari meningkatnya laba. Dimana keuntungan dapat dilihat

dari tingkat profitabilitas bank dapat diukur menggunakan rasio

keuangan. Dimana rasio yang bersangkutan dalam mengelola asset dan

liabilities yang ada, dan secara kuantitatif dapat dinilai dengan

menggunakan Return On Asset (ROA).


2
Dengan begitu profitabilitas menjadi faktor penting dalam

penilaian aktivitas perbankan syariah dalam kegiatanya. Dan untuk

meningkatkan profitabilitas harus disertai dengan upaya peningkatan

kualitas penyaluran aktiva produktif. Salah satu bentuk penyaluran aktiva

produktif perbankan syariah adalah melalui pembiyaan yang diberikan

kepada masyarakat, yakni pembiyaan berprinsip jual beli dan bagi hasil.

Pembiyaan dengan prinsip jual beli yang dilakukan oleh perbankan

syariah diimplementasikan ke dalam tiga bentuk skim yaitu pembiyaan

murabahah, salam, istishna. Sedangkan pembiyaan dengan prinsip bagi

hasil diimplemntasikan ke dalam dua bentuk yaitu pembiyaan

mudharabah dan musyarakah (Rifqi, 2010:40).

Akan tetapi, meningkatnya produk pembiyaan yang disalurkan oleh

bank syariah terhadap profitabilitas akan mempengaruhi operasional

perusahaan dalam hal pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan

kinerja keunagan perusahaan, khususnya permasalahan perbankan syariah

di Indonesia yaitu Inflasi yang merupakan presentase kecepatan kenaikan

harga-harga dalam satu tahun tertentu, atau dengan kata lain adanya

penurunan dari nilai mata uang yang berlaku. Tingkat suku bunga

merupakan salah satu instruen konvensional untuk mengendalikan laju

inflasi, dimana inflasi yang tinggi akan menyebabkan menurunnya

profitabilitas suatu perusahaan (Dendawijaya, 2005:103).

3
Grafik 1. 1

Perkembangan Profitablitas

Profitabilitas ROA
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8 PF
0.6
0.4
0.2
0
2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah di Indnesia

periode 2011-2015 (data diolah)

Pada Grafik di atas dilihat bahwa perkembangan kondisi rata-rata

ROA bank umum syariah, pada periode tahun 2011-2012 mengalami

kenaikan sebesar 1,6% lalu pada tahun 2013-2014 tingkat profitabilitas

pada ROA mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu sebesar 0.6%

hingga akhirnya pada profitabilitas ROA di tahun 2015 kembali

mengalami kenaikan sebsar 0.8%.

Sedangkan untuk mengetahui perkembangan inflasi pada tahun

2011-2015 dapa dilihat dari tabel berikut ini:

4
Grafik 1. 2
Perkembangan Inflasi

INF
0.09
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04 INF
0.03
0.02
0.01
0
2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah di Indnesia

periode 2011-2015 (data diolah)

Pada Grafik di atas dapat dilihat bahwa perkembangan kondisi rata-

rata inflasi bank umum syariah, pada periode tahun 2011-2012 mengalami

penurunan yang sangat sedikit yaitu dengan nilai sebesar 0.01%, pada

tahun 2012-2014 inflasi mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu

sebesar 0,08% dan mengalami penurunan kembali di tahun 2015 pada

tingkat 0.04%.

Di dalam Undang-Undang No.21 tahun 2008 tentang perbankan

syariah, Pasal 1 ayat 25 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bahwa

pembiyaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan

5
dengan itu berupa: (1) transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan

musyarakah, (2) transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa

dalam bentuk ijarah muntahiyabittamlik, (3) transaksi jual beli dalam

bentuk piutang murabahah, salam dan istishna, (4) transaksi pinjam

meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan (5)transaksi sewa menyewa

jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa.

Di dalam undang-undang ini mangatur tentang operasional

perbankan syariah agar bank syariah benar-benar menjalankan

operasionalnya dengan berdasrkan prinsip syariah.

Grafik 1. 3
Perkembangan Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah

12000000

10000000

8000000
Mudharabah
6000000
Musyarakah
4000000 Murabahah
2000000

0
2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah di Indnesia

periode 2011-2015 (data diolah)

6
Pada Grafik 1.3 diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2011

sampai tahun 2015, grafik murabahah atau jual beli terus menerus

mengalami peningkatan dan menjadi produk unggulan dalam bank

syariah yang masih berjalan sampai saat ini. Begitu pula pada pembiyaan

musyarakah pada tahun 2011 hingga 2015 terus menerus mengalami

kenaikan pada akad kerjasama tersebut. Akan tetapi rendahnya

pembiyaan mudharabah dan musyarakah menggambarkan bahwa operasi

bank syariah belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan apa yang

diharapkan. Bank syariah seharusnya memperbesar pangsa produk bagi

hasil, bukan hanya terfokus pada produk jual beli. Namun ternyata bank

syariah kurang berminat untuk menawarkan produk mudharabah dan

musyarakah spenuhnya hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang perlu

mendapatkan solusi tersendiri. Karena dalam pelaksanannya, pembiyaan

mudharabah dan musyarakah di bank syariah tidak lepas dari resikoyang

akan berakibat pada kerugian bank syariah kurang selektif dalam

memberikan pembiyaan dengan sistem bagi hasil. Adapun resiko yang

terjadi pada pembiyaan pada profitabilitas yaitu tingginya tingkat

inflasiyang akan mempengaruhi pendapatan pada bank dalam pembiyaan

maupun jual beli.

Menurut Hariyani 2010:53 return on asset merupakan alat untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum

pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang bersangkutan. Semakin
7
besar ROA semakin besar juga tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga

memungkinkan suau bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Pembiayaan

musyarakah, mudharabah, dan murabahah dalam jumlah besar dapat membawa

hasil yang menguntungkan bagi pihak bank, jika penyaluran pembiayaan tersebut

dalam pengembaliannya berjalan dengan lancar. Dimana semakin besar

pendapatan maka semakin besar pula bank dalam pembayaran kewajiban kepada

pihak lain. Dengan begitu profitabilitas menjadi faktor penting dalam penilaian

aktivitas perbankan syariah dalam kegiatanya. Kemampuan bank dalam

menghasilkan profit tersebut akan bergantung pada kemampuan manajemen bank

yang bersangkutan dalam mengelola asset dan liabilities yang ada, dan secara

kuantitatif dapat dinilai dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Besarnya

laba atau profit tentu berhubungan dengan besarnya pembiayaan yang disalurkan

serta menunjukkan tingkat keberhasilan bank syariah dalam melakukan kegiatan

usahanya (Rafi Maulana: 2015).

Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu

adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan. Salah

satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat

tingkat profitabilitasnya. Profitabilitas merupakan indikator yang paling

tepat untuk mengukur kinerja suatu bank (Hasibuan, 2005:100).

Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional

peusahaan dalam hal pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan

8
kinerja keunagan perusahaan, khususnya permasalahan perbankan syariah

di Indonesia yaitu Inflasi yang merupakan presentase kecepatan kenaikan

harga-harga dalam satu tahun tertentu, atau dengan kata lain adanya

penurunan dari nilai mata uang yang berlaku. Tingkat suku bunga

merupakan salah satu instruen konvensional untuk mengendalikan laju

inflasi, dimana inflasi yang tinggi akan menyebabkan menurunnya

profitabilitas suatu perusahaan (Dendawijaya, 2005:103).

Tingginya angka inflasi dapat berdampak pada sector

perbankan.oleh karena itu, Bank Indonesia juga perlu untuk menetapkan

tingkat suku bunga (BI rate ) yang sesuai sebagai dasr atau patokan bank

umum dan swasta untuk menentukan suku bunga mereka agar mereka

dapat tetap likuid dan menguntungkan. Salah satu penyebab krisis yang

dialami oleh Indonesia adalah inflasi yang berkepanjangan. Inflasi adalah

dimana suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga secara tajam

(absolut) yng berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang

cukup lama yang diikuti dengan meosotnya nilai rill (intrinsic) mata uang

suatu Negara (Dwijayanthy dan Naomi, 2009:2)

Faktor lain yang memperngaruhi tingkat profitabilitas dalam

perbankan yaitu pembiayaan dalam bank syariah (Mudharabah,

Musyarakah) dan jual beli (Murabahah). Pembiayaan mudharabah adalah

kerjasama antara seorang partner yang memberikan uang kepada partner

9
lain untuk diinvestasikan ke perusahaan komersial. Pihak bank (shahibul

maal) berkewajiban memberikan dana 100% kepada nasabah (mudharib)

dan mudharib hanya mengelola usaha yang sudah ditentukan oleh pihak

shahibul maal. Pembagian keuntungan akan dibagi berdasarkan

kesepakatan pada awal kontrak, sedangkan jika terjadi kerugian akan

ditanggung oleh pemilik modal. Pengelola juga bertanggungjawab apabila

kerugian itu disebabkan oleh pihak pengelola. (Rivai,2012:299)

Pembiayaan musyarakah adalah kerjasama dimana dua atau lebih pengusaha

bekerjasama sebagai mitra usaha dalam bisnis.Masing-masing pihak menyertakan

modalnya dan ikut mengelola usaha tersebut. Keuntungan dan kerugian akan

dibagi berdasarkan persentase penyertaan modalnya (Ascarya,2011:51).

Murabahah adalah istilah dalam Fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual

beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga

barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memeperoleh barang tersebut

dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan. (Ascarya,2008 ;81-82)

Dengan demikian, peranan perbankan nasional termasuk perbankan

Syariah perlu ditingkatkan dala hal penghimpunan dan penyaluran dana

masyarakat, serta penyediaan layanan jasa perbankan lainnya. Sejalan

dengan upaya pembangunan perbankan untuk membangun kembali

system perbankan yang sehat dalam rangka mendukung program

peningkatan ekonomi nasional, maka salah satu upaya yang dilakukan

10
untuk mengoptimalkan fungsi perbankan syariah adalah pengembangan

pebankan syariah. Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, bank

tidak terlepas dari pengaruh kondisi perekonomian. Kaitannya dalam hal

ini, faktor-faktor ekonomi makro seperti neraca pembayaran, pendapatan

nasional meliputi produk domestik bruto dan produk nasional bruto, gross

domestik produk, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat

pengangguran, nilai tukar valas, jumlah uang beredar dan suku bunga

(Sukirno, 2006:26).

Bebebrapa penelitian yang berkaitan dengan profitabilitas telah dilakukan.

Penelitian oleh Yesi Oktriani (2012) hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa pembiayaan musyarakah secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas, pembiayaan mudharabah secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas, pembiayaan murabahah secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, dan pembiayaan musyarakah,

mudharabah, dan murabahah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Apabila pembiayaan musyarakah, mudharabah, dan murabahah pada bank

dilaksanakan dengan baik, maka akan menyebabkan profitabilitas semakin baik

pula.

Penelitian yang diperoleh oleh Rafika Fauziah (2012), dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat pengaruh antara Inflasi terhadap ROA, ROE, dan BOPO

pada Bank Muamalat Indonesia Maupun Bank Central Asia.

11
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil

yang berbeda-beda maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

lebih lanjut dalam penelitian ini yang mengangkat judul “Analisis

Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan

Inflasi terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada Bank

Umum Syariah di Indonesia Periode 2011 – 2015)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan

Inflasi berpengaruh secara simultan terhadap Profitabilitas pada Bank

Umum Syariah periode 2011-2015 ?

2. Apakah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan

Inflasi berpengaruh secara parsial terhadap Profitabilitas pada Bank

Umum Syariah periode 2011-2015 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

diantaranya adalah :

12
1. Untuk menentukan apakah pembiayaan Mudharabah, Musyarakah,

Murabahah, dan Inflasi berpengaruh secara simultan terhadap

Profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2011-2015.

2. Untuk menentukan apakah pembiayaan Mudharabah, Musyarakah,

Murabahah, dan Inflasi berpengaruh secara parsial terhadap

Profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2011-2015.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak

yang membutuhkan yaitu

1. Bagi Bank Umum Syariah, penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam

menilai laporan keuangan bank syariah dalam mengevaluasi profitabilitas

dan resiko, selain itu juga dapat digunakan landasan dalam memutuskan

kebijakan financial dalam membuat keputusan demi meningkatkan nilai

perusahaan.

2. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan informasi

sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi.

3. Bagi Masyarakat, penelitian ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat

sebagai calon nasabah untuk menggunakan produk dan jasa Perbankan

Syariah pada Bank Umum Syariah.

4. Bagi Akademik, penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi keilmuan di

bidang ekonomi syariah seingga dapat menambah pengetahuan dan

13
wawasan terkait variable yang dapat mempengaruhi profitabilitas Hasil dari

penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh

rasio keuangan terhadap profitabilitas, dan pengaruhnya terhadap nilai

perusahaan.

14
BAB 2

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bank Syariah

Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 bank adalah suatu badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan /atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2008: 9).

Sedangkan perbankan menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala

sesuatu yang menyangkut tentang bank: mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,

serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Arthesa dan

Handiman, 2006:6). Menurut Karim (2009:18) mengartikan bahwa bank adalah

lembaga yang melaksanaan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang,

meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Menurut Prof G.M.

Veryn Stuart dalam bukunya “Bank Politics” (Martono: 2010) mengartikan

bahwa bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan

memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang

diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran

baru berupa uang giral. Kegiatan utama suatu bank adalah menghimpun dana dari

masyarakat melalui simpanan dalam bentuk tabungan, deposito berjangka, giro

dan kemudian menyalurkannya kembali dana yang dihimpun tersebut kepada

masyarakat umum dalam bentuk kredit yang diberikan (loanable fund). Dengan

15
demikian kegiatan bank di Indonesia terutama kegiatan bank umum adalah

sebagai berikut:

a. Menghimpun dana dari masyarakat.

b. Menyalurkan dana kepada masyarakat.

c. Memberikan jasa bank lainnya.

Bank Syariah adalah bank yang menjual produk produknya dengan tata

cara sesuai dengan hokum Islam dan menerima imbalan atas jasanya dalam

bentuk bagi hasil (ujrah) berdasarkan akad (kesepakatan) antara bank dengan

nasabah, masing-masing pihak menyediakan informasi secara lengkap dan akurat

(jujur) sebelum dan setelah akad, tidak ada eksploitasi terhadap pihak lain serata

tujuannya adalah mencari ridha Allah SWT. (Slamet Haryono, 2009:81).

Isltilah lain yang digunakan untuk sebutan bank islam adalah syariah

menurut EnsiklopediaIslam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran

uang yang pengoperasikannya disesuaikan dengan prinsip islam.

B. Fungsi Bank Syariah

Dalam paradigma akuntansi Islam, secara garis besar terdiri atas 4 fungsi

utama, hal ini termuat dalam buku “bank syariah dari teori ke praktik” karangan

Muhamad Syafi’i Antonio (2001), yaitu fungsi bank syariah sebagai manajemen

16
investasi, fungsi bank syariah sebagai investasi, fungsi bank syariah sebagai jasa-

jasa keuangan, dan fungsi bank syariah sebagai jasa social.

 fungsi bank syariah sebagai manajemen investasi

Bank-bank syariah dapat melaksanakan fungsi ini berdasarkan kontrak

mudharabah atau kontrak perwakilan. Menurut kontrak mudharabah, bank (dalam

kapasitasnya sebagai mudharib, yaitu pihak yang melaksanakan investasi dana

dari peihak lain) menerima presentase keuntungan hanya dalam kasus untung.

Dalam ha terjadi kerugian, sepenuhnya menjadi risiko dana (shahibu mal),

sedangkan bank tidak ikut menanggungnya.

 fungsi bank syariah sebagai investasi

Bank-bank syariah menginvestasikan dana yang ditempatkan pada dunia

usaha (baik dana modal maupun dana rekening investasi) dengan menggunakan

alat-alat investasi yang konsisten denagan syariah. Di antara contohnya adalah

kontrak murabahah, musyarakah, bai‟ as-salam, bai‟ al-istisna‟, ijarah, dan lain-

lain. Rekening investasi menjadi dua yakni rekening investasi tidak terbatas dan

terbatas.

1. Rekening investasi tidak terbatas (general investment)

Pemegang rekening jenis ini memberi wewenang kepada bank syariah unutk

menginvestasika dananya dengan cara yang dianggap paling baik dan feasible,

tanpa menerapakan pembatasan jenis, waktu, dan bidang usaha investasi.

17
1. Rekening investasi terbatas

Pemegang rekening jenis ini menerapkan pembatasan tertentu dalam hal jenis,

bidang usaha, dan waktu bank menginvestasikan dananya.

 fungsi bank syariah sebagai jasa-jasa keuangan

Bank syariah dapat juga menawarkan berbagai jasa keuangan lainnya

berdasakan wupah (fee based) dalam sebuah kontrak perwakilan atau penyewaan.

Contohnya, garansi, transfer kawat, L/C, dan sebagainya

 fungsi bank syariah sebagai jasa social

Konsep perbankan islam/syariah mengharuskan bank islam melaksanakan

jasa sosial, bisa melalui dana qardh (pinjaman kebaikan), zakat, atau dana sosial

yang sesuai dengan ajaran Islam. Konsep perbankan syariah juga mengharuskan

bank syariah memainkan peran dalam pengembangan sumber daya insani dan

menyumbang dana bagi pemeliharaan serta pengembangan lingkungan hidup.

C. Pembiayaan

1. Pengertian pembiayaan

Pembiayaan merupakan salah satu pokok bank yaitu pemberian fasilitas

dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.

Sedangkan menurut UU No.10 tahun 1988 tentang perbankan menyatakan

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah menyediakan uang atau tagihan

18
yang dipersamakan dengan itu berdasrkan persetujuan atau kesepakatan antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil. (Ascarya : 2008)

Berdasarkan pengertian diatas bahwa dapat disimpulkan bahawa

pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk mendukung

investasi yang telah direncanakan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau

tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

(Ascarya : 2008)

2. Pembiayaan Mudharabah
Istilah “mudharabah” merupakan istilah yang paling banyak digunakan

oleh bank-bank Islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai “qiradh” atau

“muqaradah”.

Pembiayaan mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan

pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian

keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati

bersama (Muhammad, 2005:22).

Pembiayaan mudharabah adalah kerjasama antara seorang partner yang

memberikan uang kepada partner lain untuk diinvestasikan ke perusahaan

komersial. Pihak bank (shahibul maal) berkewajiban memberikan dana 100%

kepada nasabah (mudharib) dan mudharib hanya mengelola usaha yang sudah

19
ditentukan oleh pihak shahibul maal. Pembagian keuntungan akan dibagi

berdasarkan kesepakatan pada awal kontrak, sedangkan jika terjadi kerugian akan

ditanggung oleh pemilik modal. Pengelola juga bertanggungjawab apabila

kerugian itu disebabkan oleh pihak pengelola. (Rivai,2012:299)

Tujuan akad mudharabah adalah suapaya ada kerja sama kemitraan anatara

pemilik harta (modal) yang tidak ada pengalaman dalam perniagaan atau

perusahaan atau tidak ada peluang untuk berusahan sendiri dalam lapangan

perniagaan, perindustrian dan sebagainya dengan orang yang berpengalaman di

bidang tersebut tetapi tidak punya modal. ( Ascarya 2008)

a. Landasan syariah

Secara Umum, landasan dasar syariah Al-Mudharabah lebih mencerminkan

anjuran untuk melaksanakan usaha. Hal ini tanpak dalam ayat-ayat dan hadist

yaitu : (Ikatan bankir Indonesia 2014 : 94 -95)

 Al-Qur’an

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

dengan suka sama-suka di antara kamu. “(An-nisa : 29)

Yang menjadi argument dari ayat diatas adalah yang berarti melakukan suatu

perjalanan usaha dengan jujur.

20
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang

kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan

yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu

mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu

menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah

Rabb-nya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan kesaksian. Dan

barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang

berdosa hatinya; dan Allah Maha-mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-

Baqarah: 283)

 Al- Hadits

Riwayat Thabhari dari Ibnu Abbas :

“Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mdharabah, ia

mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan dan tidak

menuruni lembahserta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar,

ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketiak persyaratan yan ditetapkan

abbas itu didengan Rasullah, beliau membenarkannya.”

b. Rukun dan syarat Mudharabah

Adapun rukun dari akad mudharabah yang harus dipenuhi dalam transaksi

ada beberapa, yaitu : (Karim, 2009:205)

1. Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha)

2. Objek mudharabah (modal dan kerja)


21
3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)

4. Nisbah keuntungan

Selain itu adapun syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi dalam

mudharabah terdiri dari syarat modal dan keuntungan, syarat modal yaitu :

(Ascarya, 2008:62)

1). Modal harus berupa uang

2). Modal harus jelas dan diketahui jumlahnya

3). Modal harus tunai bukan utang

4). Modal harus diserahkan kepada mitra kerja

Sementara itu, syarat keuntungan yaitu keuntungan harus jelas

keuntungannya, dan keuntungan harus dengan pembagian yang disepakati oleh

kedua belah pihak.

c. Jenis-jenis Mudharabah

Jika proyek selesai, mudharib akan mengembalikan modal tersebut kepada

penyedia modal berikut porsi keuntungan yang telah disetujui sebelumnya. Bila

terjadi kerugian maka seluruh kerugian dipikul oleh shahibul maal. Sedang

mudharib kehilangan keuntungan (imbalan bagi –hasil) atas kerja yang telah

dilakukannya Ada dua tipe mudharabah, yaitu Mutlaqah (tidak terikat) dan

Muqayyadah (terikat) (Arifin, 2002:25):

 Mudharabah Muthlaqah
22
Yang dimaksud dengan transaksi mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja

sama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak

dibatasi oleh spesikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. Dalam pembahasan

fiqh ulama seringkali mencontohkan dengan ungkapan if‟al ma syi‟ta (lakukanlah

sesukamu) dari shahibul maal ke mudharib yang member kekuasaan sangat besar.

 Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted

mudharabah / specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah

muthlaqah, si Mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha,waktu, atau tempat

usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si

Shahibul-maal dalam memasuki jenis usaha

d. Skema Mudharabah

Mudhabarah atau penanaman modal adalah penyerahan modal uang kepada

orang yang berniaga sehingga ia mendapatkan presentase keuntungan (Al-Mushih

dan Ash-Shawi, 2004). Dalam pembiayaan mudharabah kerugian dianggung

sepenuhnya oleh bank, kecuali jika nasabah melakukan kesalahan yang disengaja,

lalai, atau menyalahi perjanjian.

Sehingga dalam aplikasi perbanka, pembiayaan mudharabah dapat digambarkan

dalam skema sebagai berikut: (Antonio Syafi’i 2001: 98 ).

23
Gambar 2. 1

Skema Mudharabah

Sumber : Antonio Syafi’i 2001

e. Aplikasi dalam Perbankan

Akad Mudharabah diperbankan digunakan pada sisi penghimpunana dana

dan pembiayaan. Namun, mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk

pembiayaan yaitu sebagai berikut :

1). Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa

2). Investasi khusus disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber dana

khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah

ditetapkan oleh shahibul maal.

24
3. Pembiayaan Musyarakah

Musyarakah merupakan istilah yang sering dipakai dalam konteks skim

pembiayaan syirkah. Istilah ini berkonotasi lebih terbatas dari pada istilah syirkah

yang lebih umum digunakan dalam fikih islam (Usmani,1999) dalam (Ascarya,

2008). Syirkah berarti sharing “berbagi” dan didalam teminologi fikih islam

dibagi dalam dua jenis. Syirkah al-milk atau amlak atau syirkah kepemilikan dan

syirakha al-„aqd atau syirkah „ukud atau syirkah akad. (Ascarya, 2008 : 49)

Musyarakah merupakan akad bagi hasil ketika dua atu lebih pengusaha

pemilik dana/modal bekerja sama sebagai mitra usaha, membiayai investasi usaha

baru atau sudah berjalan.mitra usaha pemilik modal berhak ikut serta dalam

manajemen perusahaan, tetapi itu tidak merupakan keharusan. Para pihak dapat

membagi pekerjaan mengelola usaha sesuai kesepakatan dan mereka juga dapat

meminta gaji/upah untuk tenaga dan keahlian yang mereka curahkan untuk usaha

tersebut. (Antonio Syafi’I ,2001)

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah Isyirkah atau

syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang

bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-

sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka

bersama sama memandukan seluruh sumber daya baik berwujud Waupun tidak

berwujud. (Karim,Adimawarwan A, 2014)

25
Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja sama dapat berupa

dana, barang perdagangan (trading asset), kewiraswastaan (entrepreneurship),

kepandaian (skill), kepemilikan (property), peralatan (equipment), atau intangible

asset (seperti hak paten atau goowill), kepercayaan atau repurtasi (credit

worthiness) dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. (Karim,

Adimawarwan A, 2014)

Dalam fasilitas pembiayaan berdasarkan akad musyarakah, bank dan

ansabah masing-masing memberikan dan dengan ketentuan bahwa keuntungan

dalam kerja sama itu akan dibagi sesuai kesepakatan dan kerugian ditanggung

secara professional sesuai porsi dana masing-masing. (A. Wangsawidjaja,

2012;80).

a. Landasan Syariah

Secara Umum, landasan dasar syariah Al-Musyarakahh lebih mencerminkan

anjuran untuk melaksanakan usaha. Hal ini tanpak dalam ayat-ayat dan hadist

yaitu : (Ikatan bankir Indonesia 2014)

 Al-Qur’an

“Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta yang ditinggalkan

oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu)

itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang

ditinggalkannya setelah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) setelah

26
dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu

tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka

para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan setelah

dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) setelah dibayar hutang-hutangmu. Jika

seseorang meninggal, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan

ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki

(seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari

kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu

lebih dari seorang, maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga

itu[17], setelah dipenuhi wasiat yang dibuatnya[18] atau (dan) setelah dibayar

hutangnya dengan tidak menyusahkan (kepada ahli waris)[19]. Demikianlah

ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. (An- Nisa’ 12)

Ayat ini menunjukkan pengakuan Allah SWT akan adanya perserikatan

dalam kepemilikan harta. Hanya saja perkongsian dalam ayat ini terjadi secara

otomatis (jabr) karena waris.

 Al-Hadist

“Dari Abu Hurairah, Rasulullah Bersabda: Sesungguhnya Allah Berfirman:

Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak

menghiyanati lainnya” (HR. Abu Daud 2936, dalam kitab Al-Buyu’ dan Hakim)

Hadist qutsi tersebut menunjukkan kecintaan Allah kepada hamba-hambanya

27
yang melakukan perserikatan selama saling menjunjung tinggi amanah

kebersamaan dan menjahui penghiyanatan.

b. Rukun dan syarat akad Al-Musyarakah:

Berikut adalah rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi musyarakah yaitu :

(Antonio Syafi’i 2001)

1). Pelaku akad, yaitu shahibul maal (pemodal) dan mudharib (pengelola)

2). Objek akad, yaitu maal (modal), drarabah (kerja), dan ribh (keuntungan)

3). Shigat yaitu ijab dan qabul

c. Skema Al-Musyarakah

Dalam aplikasi perbankan pembiayaan musyarakah dapat digambarkan

dalam skema sebagai berikut : (Antonio Syafi’i 2001: 94).

28
Gambar 2. 2

Skema Al-Musyarakah

Sumber : Antonio Syafi’i 2001

c. Aplikasi dalam perbankan

Dalam aplikasi diperbankan, pembiayaan musyarakah digunakan pada

pembiayaan sebagai berikut : (Antonio Syafi’i 2001)

1). Pembiayaan proyek. Dalam pembiayaan proyek, biasanya nasabah dan bank

bersama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek-proyek san setelah

proyek selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang

telah disepakati untuk bank.

2). Modal ventura. Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan

investasi dalam kepemilikan perusahaan, al- musyarakah diterapkan dalam

29
penanaman modal untuk jangka waktu tertentu. Setelah itu bank melakukan

divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.

4. Pembiayaan Murabahah

Secara bahasa, kata murabahah berasal dari bahasa Arab dengan akar kata

ribh yang artinya “keuntungan”. Sedangkan secara istilah, menurut Lukman

Hakim, murabahah merupakan akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual

menyebutkan harga jual yang terdiri atas harga pokok barang dan tingkat

keuntungan tertentu tas barang, dimana harga jual tersebut disetujui pembeli

(Hakim, 2012:116).

Dalam praktik pembiayaan berdasarkan akad Murabahah, bank tidak

menerima penyerahan barang atau dengan kata lain barang diserahkan langsung

oleh penjual atau produsen kepada nasabah penerima fasilitas (A.

Wangsawidjaja,2012;81)

Murabahah (al-ba‟i bi tsaman ajil) lebih dikenal sebagai murabahah saja.

Murabahah, yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual-beli

dimana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual,

sementara nasabah sebagai nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli

bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin) (Karim, 2009 : 98).

a. Landasan Syariah

Yang menjadi landasan syariah dari murabahah bersumber dari Al-Qur’an dan

Al-Hadits yaitu sebagai berikut : (Ikatan bankir Indonesia 2014)


30
1. Al-Qur’an

Dalam Al-Qur’an Allah menjelaskan tentang jual beli yaitu QS: Al- Baqarah

: 275 yang berbunyi :

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba(1) tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)

penyakit gila(2). Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka

berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal

Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang

telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari

mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu(3) (sebelum

datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali

(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka

kekal di dalamnya”.

2. Al-Hadits

Adapun hadits yang menerangkan tentang murabahah yaitu :

Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasullah saw. Bersabda. “ Tiga hal yang

didalamnya terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, muqaradhah

(mudharabah), dan dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan

rumah bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah)

b. Rukun dan Syarat akad Murabahah.

Fator-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad murabahah adalah: (Karim,

Adimawarwan A, 2014:205).

31
1). Pelaku akad, yaitu shahibul maal (pemodal) dan mudharib (pengelola)

2). Objek akad, yaitu maal (modal), drarabah (kerja), dan ribh (keuntungan)

3). Shigat yaitu ijab dan qabul

Adapun syarat pokok dari Al-Murabahah adalah :

1) Penjual member tahu biaya modal kepada nasabah

2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yan telah ditetapkan

3) Kontrak harus bebas riba

4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang

sesudah pembelian.

5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,

misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

c. Skema Al-Murabahah

Dalam aplikasi perbankan pembiayaan Murabahah dapat digambarkan

dalam skema sebagai berikut : (Antonio Syfi’i 2001;107 )

32
Gambar 2. 3

Skema Al-Murabahah

Sumber : Antonio Syfi’i 2001

d. Aplikasi dalam perbankan

Kalangan perbankan di Indonesia banyak menggunakan al-murabah secara

berkelanjutan (roll over/evergreen) seperti untuk modal kerja padahal sebernya al-

murabahah adalah kontrak jangka pendek dengan sekali akad (one short deal). Al-

murabahah tidak tetap diterapkan untuk modal kerja. Akad murabahah sesuai

dengan skema tersebut. Hal ini mengingat prinsip mudrabahah memiliki

fleksibilitas yang sangat tinggi (Antonio Syafi’i, 2001; 106).

33
3. Pengertian Inflasi

Inflasi secara umum sering dipahami sebagai meningkatnya harga barang

secara keseluruhan. Dengan emikian, terjadin penurunan daya beli uang atau

decreasing purchasing of money. (Antonio Syafi’i,2001;75-76)

Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga secara tajam

yang berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama

sebagai akibat dari ketidakseimbangan arrus banarng dan jasa seiring dengan nilai

mata uang yang turun secara tajam. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja

tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan

kenaikan harga) pada barang lainnya, kebalikan dari inflasi disebut deflasi.

(Khalwaty,2000;11)

Inflasi terjadi ketika harga umum naik saat ini kita menghitung inflasi denan

menggunakan indeks harga rata-rata tertimbang dari harga ribuan produk

individual. Indeks harga konsumen (CPI) mengukur biaya sekeranjang pasar dari

barang dan jasa konsumen yang dikaitkan dengan biaya dari sekeranjang pasar

dari barang dan jasa tersebut pada tahun dasar tertentu. (Samuelson dan Nordhaus,

2004: 103)

D. Rasio Keuangan Bank

Rasio keuangan dihitung berdasarkan financial statement yang telah

tersedia, yang terdiri dari a) balance sheet atau neraca, dan b) income statement

atau laporan laba rugi. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan tersebut,

yaitu a) analisis trend (historical analysis), b) norma industry: kita harus


34
membandingkan dengan industry sejenis. Perlu diperhatikan metode akuntansi

yang digunakan oleh perusahaan lain, apakah sama dengan perusahaan kita

(Rodoni & Ali, 2014:24).

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, maka dapat dilihat

laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan ini

juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut. (Kasmir,

2012:310).

Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan

bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data

keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data

keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam

presentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur

kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk

menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut (Riyadi,

2006:155)

Rasio-rasio keuangan umumnya diklasifikasikan menjadi empat (empat)

macam, antara lain : Liquidity Ratio (Rasio Likuiditas), Activity Ratio (Rasio

aktivitas), Debt Ratio (Rasio Utang), dan Probability Ratio ( Rasio

probabilitas/rentabilitas) (Rodoni & Ali, 2014:25).

35
1. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah jumlah dana tunai yang diperlukan perusahaan untuk

membiayai pengeluarannya dan biasanya sangat tergantung pada sifat bisnis

perusahaan tersebut. Pada umumnya manajemen kurang menyukai penggunaan

benchmarktertentu untuk rasio likuiditasnya. Walaupun begitu, perusahaan pada

umumnya kekurangan likuid aset segera sebelum episode kepailitan terjadi dan

biasanya perusahaan tersebut meminjam lebih banyak lagi untuk mengelola

kewajiba jangka pendeknya (Rodoni & Ali, 2014:191)

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat

membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat

mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir, 2012:315).

Syamsuddin (2008:41) likuiditas merupakan suatu indikator mengenai

kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka

pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan

perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuan untuk mengubah aktiva

lancar tertentu menjadi uang kas. Beberapa indikator dalam pengukuran tingkat

likuiditas adalah: (1) Net working capital, (2) Current ratio dan (3) Acid-test ratio

(Quick ratio).

36
Menurut Hanafi dan Halim (2007:37) yaitu rasio untuk

mengukurkemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka

pendek. Ada beberapa indikator rasio likuiditas yang dapat digunakan untuk

menganalisis likuiditas adalah (1) Rasio Lancar/(Current Ratio), dan (2) Rasio

Cepat(Quick Ratio).

Harahap (2008:34), mendefinisikan likuiditas adalah suatu rasio keuangan

yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-

kewajiban jangka pendeknya yang harus dipenuhi. Ada beberapa rasio likuiditas

yang dapat digunakan untuk menganalisis likuiditas perusahaan yaitu: (1) Rasio

Lancar(Current Ratio), (2) Rasio Cepat(Quick Ratio), dan (3)Rasio Kas.

2. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai fakor pendorong dalam

memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka panjang, perusahaan

harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya sehingga mampu

membayar kewajibannya. Kerugian yang terus menerus akan segera memperburuk

aspek solvabilitas perusahaan dan apabila perusahaan akan memeperluas

usahanya, perusahaan mememrlukan retained earning untuk memenuhi

kebutuhannya. Dalam jangka pendek kerugian akan segera menuerunkan

likuiditas perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi

kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan di luar. (Rodoni & Herni

Ali, 2014: 192)

37
Profitabilitas adalah suatu pengertian relatif mengenai laba yang diperoleh

perusahaan dibandingkan dengan jumlah modal yang tertanam dalam perusahaan

yang bersangkutan dengan tidak dibedakan apakah modal itu merupakan

kekayaan sendiri (seperti modal saham) ataukah “kekayaan asing (kredit bank,

obligasi) yang terdapat dalam perusahaan itu”. Profitabilitas merupakan hasil

bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan (Warsono, 2008:37).

Profitabilitas menunjukan tidak hanya jumlah kuantitas dan trend earning,

tetapi juga factor yang mempengaruhi ketersediaan kualitas earning.

Keberhasilan bank yang didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas

bank yang diukur dengan rasio yang berbobot sama, rasio tersebut terdiri dari

rasio perbandingan laba dalam dua bulan terakhir terhadap volume usaha dalam

ptiode 12 bulan (Mudrajad 2002: 564).

Beberapa indikator dari rasio Profitabilitas ini dapat dikemukakan sebagai

berikut: Gross Profit Margin (marjin laba kotor), Net Profit Margin (rasio marjin

laba bersih), Return On Investment (rasio pengembalian atas investasi), dan

Return On Equity (rasio pengembalian atas ekuitas). Profitabilitas memperlihatkan

atau menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua

kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah

karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Harahap,2008:304).

Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2007:83) rasio ini mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat

38
penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Beberapa indikator rasio profitabilitas

yang dapat digunakan yaitu: Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),

Net Profit Margin (NPM).

a. Probabilitas ROA (Return On Asets)

Mandala Manurung (2004:209) mendefinisikan profitabilitas adalah

menunjukan kemampuan perusahaan untuk mengahasilkan laba selama priode

tertentu. Menurut Sri Sudarsi (2002:19) menyataan profitabilitas merupakan

tingkat keuntungan bersih yang diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan

operasinya. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan

antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan

dengan kekayaan dengan asset yang dimiliki untuk mengahasilkan keuntungan

perusahaan (operating asset). Operating asset adalah semua aktiva kecuali

investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam

kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok

perusahaan ROA (return on asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak

untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian ari asset yang dimiliki oleh

peusahaaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif

pula atau rugi. hal ini menunjukan dari modal yang diinvestasikan secara

keseluruha belum mampu untuk menghasilkam laba (Hakim. 2006:19).

ROA (return on asset), rasio ini sering juga disebut sebagai return on

investment. Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return

39
on investasi atau return on total asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil

return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan

merupakan suatu ukuran yang digunakan tentang efektifitas manajemen dalam

mengelola investasinya. Disamping itu hasil dari pengembalian investasi

menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik dalam modal

pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak

baik, demikian pula sebaliknya, artinya rasio ini digunakan untuk mengukur

efektivitas dari seluruh perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2008:201).

Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan

sumer ekonomi yang ada untuk menghasilkan laba. Untuk menghitung ROA

digunakan rumus (Handoko, 2008:32)

b. Probabilitas ROE (Return On Equity)

Menurut Harahap (2008:305), Return on equity (ROE) merupakan

perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on

equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi

para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham

preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.

Return on Equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah

perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat

keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau
40
pemegang saham perusahaan. Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan

laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan sering kali

digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan atas peluang

investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Rumus untuk

mendapatkan ROE sebagai berikut : (Sawir 2009:20)

E. Keterkaitan Antara Variabel X dengan Variabel Y

Profitabilitas sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya

laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan atau

bank telah menjalankan usahanya secara efisien. Keuntungan yang

diperoleh oleh bank bisa ditentukan oleh seberapa banyak pembiyaan

yang disalurkan. Dengan harapan semakin banyak pembiyaan yang

disalurkan semakin meningkat pula profitabilitas bank yang tercermin

dari meningkatnya laba. Dimana keuntungan dapat dilihat dari tingkat

profitabilitas bank dapat diukur menggunakan rasio keuangan. Dimana

rasio yang bersangkutan dalam mengelola asset dan liabilities yang ada,

dan secara kuantitatif dapat dinilai dengan menggunakan Return On Asset

(ROA) menurut Harahap, 2008:297.

41
Akan tetapi, meningkatnya inflasi pada bank akan menyebabkan

menurunnya tingkat pembiyaan atau tabungan pada bank karena

masyarakat akan mempergunakan hartanya untuk mencukupi biaya

pengeluaran akibat naiknya harga-harga barang sehingga akan

mempengaruhi profitabilitas Bank ( Sukirno, 2003).

1. Pengaruh Pembiyaan Mudharabah Terhadap Profitabiltas.

Penelitian yang dilakukan Ela Chalifah, Amirus Sodiq (2015) yang

disebutkan bahwa pembiyaan mudharabah secara parsial berpengaruh

terhadap profitabilitas (ROA). Menurut Hariyani 2010:53 Return On

Asset (ROA) merupakan alat untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang

dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang bersangkutan. Semakin

besar ROA semakin besar juga tingkat keuntungan yang dicapai bank

sehingga memungkinkan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin

kecil. Namun, dalam penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yesi Oktriani (2012) yang menyebutkan bahwa

pembiyaan mudharabah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

2. Pengaruh Pembiyaan Musyarakah Terhadap Profitabiltas.

Penelitian yang dilakukan Arief Wibowo dan Sunarto (2015) yang

disebutkan bahwa pembiyaan musyarakah secara parsial berpengaruh terhadap

profitabilitas. Menurut Hariyani 2010:53 Return On Asset (ROA) merupakan alat

42
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan

(laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang

bersangkutan. Semakin besar ROA semakin besar juga tingkat keuntungan yang

dicapai bank sehingga memungkinkan suatu bank dalam kondisi bermasalah

semakin kecil. Namun, dalam penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yesi Oktriani (2012) yang menyebutkan bahwa pembiyaan

mudharabah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

3. Pengaruh Pembiyaan Murabahah Terhadap Profitabiltas.

Penelitian yang dilakukan Amri Dziki Fadholi (2015) yang

disebutkan bahwa pembiyaan murabahah secara parsial tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas. Tinggi rendahnya nilai pembiayaan

jual beli akan berpengaruh terhadap return yang dihasilkan. Sebab dengan

adanya pembiayaan jual beli yang disalurkan kepada nasabah, bank

mengharapkan akan mendapatkan return dan margin keuntungan atas

pembiayaan jual beli yang diberikan kepada nasabah yang kemudian

margin keuntungan tersebut menjadi laba bank syariah Hal ini

dikarenakan belum tentu pembiayaan jual beli yang disalurkan oleh bank

pada nasabah akan dikembalikan sesuai perjanjian yang telah disepakati

bersama antara bank dengan nasabah.Hal ini dikarenakan belum tentu

pembiayaan jual beli yang disalurkan oleh bank pada nasabah akan

43
dikembalikan sesuai perjanjian yang telah disepakati bersama antara bank

dengan nasabah ( Slamet, Agung 2014).

Namun, dalam penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yesi Oktriani (2012) yang menyebutkan bahwa

murabahah berpengaruh terhadap profitabilitas.

4. Pengaruh inflasi Terhadap Profitabiltas.

Penelitian yang dilakukan Desi Marilin Swandayani (2010) pada

hasil tersebut pada variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas pada ROA. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan

berkurangnya asset, karena dengan inflasi yang tinggi akan menyebabkan

daya beli masyrakat, sehigga akan mengurangi asset yang dimilki

perusahaan. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya

menuntut tambahan premium inflasi untuk mengkompensasik penurunan

daya beli yang dialaminya (Tandelilin, 2010:103).

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang menjadikan acuan

dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari

jurnal dan skripsi dengan melihat hasil penelitiannya dan akan dibandingkan

dengan penelitian selanjutnya dengan menganalisa berdasrkan keadaan dan waktu

yang berbeda, adapun ringkasan penelitian terdahulu akan dijadikan table berikut

ini :

44
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No. Nama, Judul, dan Variabel Metode Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan
Tahun Penelitian Analisis
1. Desi Marilin Swandayani Variabel Independen: Analisis Pada penelitian ini - Analisis -Variabel dependen
, Rohmawati Inflasi, Suku bunga, Regresi Linear didapatkan hasil Regresi : profitabilitas
Kusumaningtias Nilai tukarvalas dan Berganda bahwa secara Linear -Variabel
(2011) jumlah uang beredar bersama-sama Berganda independen : inflasi
Pengaruh Inflasi, Suku variable dependen: variabel inflasi, suku
bunga, Nilai tukarvalas Profitabilitas bunga, nilai tukar
dan jumlah uang beredar valas dan jumlah
terhadap profitabilitas uang beredar
pada perbankan syariah mempunyai pengaruh
diIndonesia priode 2005- yang signifikan
2009 terhadap ROA
perbankan syariah di
Indonesia. Hasil
secara parsial suku
bunga, nilai tukar
valas dan jumlah
uang beredar
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap ROA.
45
Sedangkan variabel
inflasi mempunyai
pengaruh yang tidak
signifikan terhadap
ROA perbankan
syariah.
2. Yesi Oktriani Variabel Independen metode pembiayaan -Anlisis : Variabel
(2012) : pembiayaan deskriptif musyarakah secara metode Independen :
Pengaruh pembiayaan mudharabah, analisis parsial tidak deskriptif pembiayaan
mudharabah, musyarakah musyarakah dan dengan berpengaruh analisis dengan mudharabah,
dan murabahah terhadap murabahah pendekatan signifikan terhadap pendekatan musyarakah dan
profitabilitas Variabel Dependen : studi kasus. profitabilitas, studi kasus. murabahah
probitabilitas pembiayaan Variabel Dependen :
mudharabah secara probitabilitas
parsial tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas,
pembiayaan
murabahah secara
parsial berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas, dan
pembiayaan
musyarakah,
mudharabah, dan
murabahah
46
berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas.

3. Ravika Fauziah Variabel Independen Analisis Berdasarkan analisis - Analisis - Variabel


(2012) “Analisis : inflasi Regresi Linear data dan Regresi Linear Independen : inflasi
pengaruh infasi terhadap Variabel Dependen : Berganda pembahasan, dapat Berganda - Variabel Dependen
tingkat profitabilitas” Profitabilitas disimpulkan bahwa : Profitabilitas
pada bank mualamat dan tidak
bca terdapat pengaruh
antara Inflasi
terhadap ROA, ROE,
dan BOPO pada
Bank Muamalat
Indonesia Maupun
47
Bank Central Asia.
4.. Ayu Yanita Sahara Variabel Independen kuantitatif Berdasarkan analisis Analisis : - Variabel
(2013) : Inflasi, Suku kausal hasil penelitian yang kuantitatif Independen : Inflasi,
“Analisis pengaruh bungaBI, Produk telah dilakukan, kausal -variabel dependen :
inflasi, suku bunga BI, domestic Bruto maka dapat ditarik Profitabilitas (ROA)
dan produk domestic Variabel Dependen : kesimpulan bahwa
Bruto terhadap Return on Return on asset suku bunga BI
Asset (ROA) bank syariah (ROA) berpengaruh negatif
di Indonesia” terhadap ROA.
Namun pada
pengujian inflasi dan
produk domestik
bruto menunjukkan
hasil bahwa terdapat
pengaruh positif
terhadap ROA. Dan
secara bersama-sama
inflasi, suku bunga
BI, dan produk
domestik bruto
(GDP) berpengaruh
signifikan terhadap
ROA.
5. Indriani Laela Qodriasari Variabel Independen Data panel hasil analisis di atas variabel -Analaisis : Data
(2014) : Mudharabah, diperoleh bahwa pendapatan panel
“Analisis Pengaruh Musyarakah, variabel pendapatan pembiayaan - Variabel
pendapatn pembiayaan Murabahah dan sewa pembiayaan mudharabah, Independen :
48
Mudharabah, ijarah Variabel mudharabah, musyarakah, Mudharabah,
Musyarakah, Murabahah Dependen : musyarakah, murabahah, Musyarakah,
dan sewa ijarah terhadap profitabilitas murabahah, dan dan ijarah murabahah
profitabilitas bank umum ijarah memiliki memiliki -Variabel dependen
syrarih priode 2011-2013. pengaruh negatif pengaruh :
signifikan terhadap negatif profitabilitas
profitabilitas bank signifikan
umum syariah. Hal
tersebut
mengindikasikan
bahwa pendapatan
pembiayaan-
pembiayaan tersebut
tidak berpengaruh
terhadap
profitabilitas keenam
bank umum syariah
yang diteliti
6. Slamet Riyadi, Agung Variabel Independen: Analisis Pembiayaan bagi Metode Variabel indpenden
Yulianto (2014) “ Pembiyaan Bagi Regresi Linear hasil, jual beli, FDR, analisis: regresi : jual beli atau
Pengaruh Pembiyaan Hasil, Pembiyaan Berganda dan NPF linear berganda murabahah, bagi
Bagi Hasil, Pembiyaan Jual beli, Financing berpengaruh secara hasil atau
Jual beli, Financing to to Deposit Ratio simultan terhadap mudharabah,
Deposit Ratio (FDR) dan (FDR) dan Non ROA bank umum musyarakah
Non Perfoming Perfoming Fianncing syariah. Pembiayaan Variabel dependen :
Fianncing (NPF) (NPF) bagi hasil secara profitabilitas (ROA)
Terhadap Profitabilitas Variabel dependen : parsial berpengaruh
49
Bank Umum Syariah di profitabilitas negatif signifikan
Indonesia terhadap ROA bank
umum syariah
Pembiayaan jual beli
secara parsial tidak
berpengaruh terhadap
ROA bank umum
syariah
7 Alshatti, Ali Sulieman Variabel independen : Analisis Hasil penelitian Variabel Variabel dependen :
2014 likuiditas Regresi menunjukkan independen : profitabilitas
(The Effect of the Varibael dependen : Berganda bahwa terdapat likuiditas
Liquidity Management ROA dan ROE pengaruh terhadap
on Profitability in the
Jordanian Commercial pengelolaan profitabilitas
Banks) likuiditas terhadap yang diukur
profitabilitas pada dengan ROE
bank-bank atau ROA
komersial Yordania Metode
yang diukur dengan analisis :
ROE atau ROA, Analisis
dimana efek dari Regresi
investasi rasio dan Berganda
rasio cepat pada
profitabilitas
berpengaruh
positif. Sedangkan

50
pengaruh variabel
independen lain
pada dua ukuran
profitabilitas (ROE
dan ROA) adalah
negatif.
8. Farrukh Ijaz, Anum Variabel Independen Data Panel Penelitian ini Variabel Metode analisis :
Akma, Syeda Hameeda : factor –faktor menemukan bahwa independen: Data panel
Batool Gillani, penentu langkah-langkah menetukkan
(2015) profitabbilitas bank yang berbeda dari factor factor
(The Determinants of the islam pakistan profitabilitas profitabilitas
Pakistan Islamic Banking Variabel Dependen : tergantung pada
Industry Profitability: Profitabilitas faktor-faktor tertentu
Panel Evidence) bank yang berbeda.
Studi ini menemukan
bahwa ROA, sebagai
ukuran profitabilitas
bank syariah,
tergantung pada rasio
leverage, efisiensi
operasional, rasio
kecukupan modal
dan CPI. Demikian
pula, ROE ditemukan
signifikan dengan
rasio leverage

51
(gearing), ukuran
bank, efisiensi
operasional dan rasio
manajemen aset,
namun tidak
memiliki hubungan
statistik dengan rasio
kecukupan modal.
Studi ini
menunjukkan bahwa
sementara mengukur
profitabilitas bank
syariah, parameter
yang berbeda
menganggap
karakteristik khusus
bank yang berbedaa
9. Amri Dziki Fadholi Variabel Independen Analisis linear -Variabel -Vaiabel Variabel independen
(2015) : murabahah, berganda pembiayaan independen dan dependen :
Pengaruh Pembiayaan musyarakah dan murabahah tidak murabahah dan mudharabah,
berpengaruh terhadap
Murabahah, Musyarakah, murabahah musyarakah musyarakah,
profitabilitas (ROA)
dan Mudharabah terhadap Variabel Dependen : - Variabel mempunyai murabahah terhadap
profitabilitas Bank Profitabilitas pembiayaan pengaruh yang ROA
Umum Syariah (2011- musyarakah tidak negatif tidak -hvariabel
2014) berpengaruh terhadap signifian mudharabah
profitabilitas (ROA) terhadap ROA berpengaruh
- Variabel - metode terhadap ROA
52
pembiayaan analisis yang
mudharabah digunakan
berpengaruh terhadap analisis linear
profitabilitas (ROA)
berganda
10. Arief Wibowo dan Variabel Independen Analisis secara Variabel Metode analisis :
Sunarto(2015) : murabahah, regresi simultan variabel independen : analisis regresi
Pengaruh Pembiyaan musyarakah dan berganda Pembiayaan mudharabah, linear berganda,
Mudharabah dan
Mudharabah dan murabahah musyarakah,da Variabel dependen :
Pembiayaan
Musyarakah Terhadap Variabel Dependen : Musyarakah n murabahah profitabilitas (ROE)
Profitabilitas Perbankan Profitabilitas berpengaruh positif
Syariah (BPRS 2012- terhadap
2014) profitabilitas (ROE).
Sedangkan pada uji
parsial untuk variabel
Pembiayaan
Mudharabah
berpengaruh
positif terhadap
profitabilitas (ROE).
Dan untuk variabel
Pembiayaan
Musyarakah pada uji
parsial juga
berpengaruh positif
terhadap
profitabilitas
(ROE).Pembiayaan
Mudaharabah dan
Pembiayaan
53
Musyarakah
memberikan
pengaruh positif
terhadap tingkat ROE
secara simultan.
11. Ela Chalifah, Amirus Variabel Independen Analisis Berdasarkan hasil Variabel Metode analisis :
Sodiq (2015) “ Pengaruh : murabahah, dan regresi pengolahan data uji independen : analisis regresi
Pendapatan Mudharabah, musyarakah berganda signifikansi secara mudharabah, linear berganda,
parsial (Uji-t)
Musyarakah Terhadap Variabel Dependen : musyarakah.
diperoleh bahwa
Profitabilitas (ROA) Profitabilitas (ROA) variabel pendapatan Variabel
Bank Syariah Mandiri Mudharabah (X1 ) dependen :
periode 2006-2014 mempunyai pengaruh ROA
positif dan signifikan
terhadap variabel
dependen (ROA).
(Uji-t) diperoleh
bahwa variabel
pendapatan
Musyarakah (X2 )
mempunyai pengaruh
negatif dan signifikan
terhadap variabel
dependen (ROA).
Sedangkan
berdasarkan hasil uji
hipotesis secara
simultan (Uji F)
dimana H0 ditolak
yang berarti bahwa
variabelvariabel
54
independen
(pendapatan
Mudharabah dan
Musyarakah)
mempunyai pengaruh
yang signifikan
secara bersama-sama
terhadap variabel
dependen (ROA).
Sumber : jurnal penelitian terdahulu

55
G. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa

faktor yang dianggap penting untuk masalah (Sekaran, 2014:114). Kerangka

pemikiran membahas saling ketergantungan hubungan antar variabel yang

dianggap perlu untuk melengkapi paradigman situasi dan kondisi yang sedang

diteliti.

56
Analisis pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan
Inflasi terhadap Profitabilitas Bank Syariah

(Studi kasus bank Umum Syariah periode 2011-2015)

Variabel Independen :Mudaharabah (X1), Variabel dependen :


Musyarakah(X2), Murabahah (X3), Inflasi (X4)
Profitabilitas (ROA) (Y)

Metode Regresi Data Panel

Common Effect Fixed Effect Fixed Effect Random Effect

Uji Chow Uji Hausman

Model Data Panel yang Terpilih


Common Effect/Fixed Effect/Random Effect

Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
2. Uji Heteroskedastitas
3. Uji multikolinieritas
4. Uji Autokorelasi

Uji Hipotesis
1. Uji F
2. Uji t
3. Adjusted R2

Kesimpulan,implikasi dan saran

Gambar 2. 4

Kerangka Berfikir

57
H. Hipotesis Penelitian

Dari permasalahan yang ada, maka hipotesis dibawah ini pada dasarnya

merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang harus dibuktikan

kebenarannya, adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penulisan ini adalah

sebagai berikut:

1 Ho 1 : tidak terdapat pengaruh antara pembiayaan mudharabah secara parsial

terhadap profitabilitas.

H1 1 : terdapat pengaruh antara pembiayaan Mudharabah secara parsial

terhadap profitabilitas.

2 Ho 2: tidak terdapat pengaruh antara pembiayaan Musyarakah secara parsial

terhadap profitabilitas.

H1 2 : terdapat pengaruh antara pembiayaan Musyarakah secara parsial

terhadap profitabilitas.

3 Ho 3 : tidak terdapat pengaruh antara pembiayaan Murabahah secara parsial

terhadap profitabilitas.

H1 3 : terdapat pengaruh antara pembiayaan Murabahah secara parsial terhadap

profitabilitas.

4 Ho 4 : tidak terdapat pengaruh antara pembiayaan Murabahah secara parsial

terhadap profitabilitas.

58
H1 4 : terdapat pengaruh antara pembiayaan Murabahah secara parsial

terhadap profitabilitas.

5 Ho 5 : tidak terdapat pengaruh antara pembiayaan Mudharabah, Musyarakah,

Murabahah dan Inflasi secara simultan terhadap profitabilitas.

H1 5: terdapat pengaruh antara pembiayaan Mudharabah, Musyarakah,

Murabahah dan Inflasi secara simultan terhadap profitabilitas.

59
BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, dan inflasi terhadap

profitabilitas Bank Umum Syariah dari priode 2011 sampai 2015. Data yang

digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala

numerik (angka). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi periode tahun 2011

hingga 2015 yang diterbitkan oleh Bank Umum Syariah dalam website resmi

Bank Indonesia dan website resmi masing-masing bank. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang terdapat

di Indonesia hingga tahun 2015. Jumlah Bank Umum Syariah yang ada hingga

tahun 2015 sebanyak 11 bank.

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel


Populasi merupakan subyek dari penelitian yang dilakukan. Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kulitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono : 2010:117). Populasi tidak hanya berupa orang

60
tetapi juga bisa sebuah obyek dan benda-benda alam lainnya. Dalam penelitian

ini, populasi yang digunakan adalah seluruh Bank Umum Syariah. Sampel adalah

bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono ,

2010:115).

Dalam penelitian ini metode dalam menentukan sampel yang digunakan

adalah purposive sampling yaitu teknik dalam penentuan sampel dengan

mempertimbangkan tertentu. Didalam pertimbangan yang dimaksud adalah :

1. Bank umum syariah yang telah berdiri selama kurang lebih 5 tahun

2. Bank umum syariah yang rutin dalam melakukan penyaluran pembiyaan

mudharabah, musyarakah, murabahah dan inflasi dengan waktu 5 priode

(dari tahun 2011-2015).

3. Bank umum syariah yang sudah mempublish tentang laporan keuangannya.

4. Bank umum syariah yang laporan keuangannya sudah teraudiit oleh BI.

5. Bank umum syariah yang mempublish laporan pembiyaan musyarakah dan

mudharabah secara terpisah hanya 7 BUS.

Tabel 3. 1

Populasi dan Sampel Bank Umum Syariah

No. Keterangan Jumlah


1. Populasi Bank Umum Syariah periode 12
2011-2015
2. Bank Umum Syariah yang sudah 12
mempublish laporan keuangannya dan
terpublish oleh Bank Indonesia
 3. Bank Umum Syariah yang telah berdiri 11
selama kurang lebih 5 tahun
4. Bank umum syariah yang sudah memenuhi 7
ketentuan variabel terkait yaitu pembiyaan
61
mudharabah, musyarakah, murabahah, dan
inflasi
Jumlah Sampel Penelitian 7
(Bank BCA Syariah,
BNI Syariah, BRI
Syariah, Syariah
Bukopin, Syariah
Mandiri, Muamalat,
Panin Syariah.
Sumber : Data diolah

Jumlah data sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 35data.

Data tersebut didapat dari jumlah data bank yang yang dikalikan dengan jumlah

tahun yang diteliti yaitu 7 x 5 = 35 data bank yang sesuai dengan kriteria pada

Tabel 3.1 di atas.

C. Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam pengumpulan informasi dan data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data sekunder
Pengumpulan pada penelitian ini adalah data-data yang bersumber dari

data sekunder yang data tersebut berasal dari internal bank. Data sekunder

tersebut terdiri dari bidang usaha, sejarah bank, dan laporan keuangan bank.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu dengan

survey yang dilakukan dengan cara observasi yang digunakan untuk memperkuat

dan mempertajam analisis penelitian.

2. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti mencari data-data sesuai dengan permasalahan dengan membaca

dan mempelajari dari berbagai sumber seperti jurnal, koran, buku-buku, internet,

62
dan berbagai perangkat tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembiayaan

mudharabah, musyarakah, murabahah, dan inflasi terhadap profitabilitas.

D. Metode Analisis Data


Untuk menganalisa pengaruh pembiayaan mudharabah,

musyarakah, murabahah dan inflasi terhadap profitabilitas maka

digunakan pendekatan kuantitatif dengan metode model data panel dalam

melakukan perhitungan pada data-data tersebut :

1. Estimasi data panel

Data panel/pooling merupakan kombinasi dari data bertipe cross section

dan time series (yakni sejumlah variabel diobservasi atas sejumlah kategori dan

dikumpulkan dalam suatu jangka waktu tertentu) dan model yang digunakan

untuk menganalisis data jenis ini disebut sebagai model data panel. Secara

umum,terdapat 3 model panel yang sering digunakan yaitu Common Effect Model,

Fixed Effect Model, dan Random Effect Model. (Rosadi 2012:271)

a. Common Effect

Dalam menganalisis data runtut waktu, kita dapat memakai asumsi

berdasarkan empat kriteria yaitu sebagai berikut :

Tabel 3. 2

Asumsi Aplikasi Persamaan Regresi pada Data Pool

Konstanta Koefisien Regresor Objek Waktu

Sama Sama Semua Semua waktu

Berbeda Sama Semua Semua waktu

63
Sama Berbeda Semua Semua waktu

Berbeda Berbeda Antarindividu Semua waktu

Berbeda Berbeda Antarindividu Antar waktu

Sumber : Winarno (2015:9.14)

Teknik yang paling sederhana mengasumsikan bahwa data gabungan yang

ada menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis regresi dianggap

berlaku pada objek pada semua waktu. Metode ini sering disebut dengan

Common Effect (Winarno, 2015 : 9.14-9.15).

Estimasi untuk model ini dapat dilakukan dengan metode OLS (ordinary

least square) biasa. Untuk model data panel sering diasumsikan βti =β yakni

pengaruh dari perubahan dalam X diasumsikan bersifat konstan dalam waktu

dan kategori cross-section (Rosadi,2012 :272).

b. Fixed Effect

Fixed effect (efek tetap) diperlukan suatu model yang dapat menunjukkan

perbedaan konstanta antarobjek, meskipun dengan koefien regresor yang sama.

Efek tetap disini maksudnya adalah bahwa satu objek, memiliki kontanta yang

tetap besarnya untuk berbagai waktu priode waktu dengan demikian juga

dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu (time

invariant). (Winarno, 2015: 9.15)

c. Rondom Effect

64
Selain dengan metode efek tetap, kita juga dapat menganalisis regresi data

pool dengan efek random. Efek random digunakan untuk mengatasi kelemahan

metode efek tetap yang menggunakan variabel. Semu sehingga model mengalami

ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode efek random

menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan antar

projek (Winarno, 2015 : 9.17)

2. Tahap Analisi Data

Dalam penelitian, harus dilakukan pemilihan antara tiga model yang ada

yaitu metode kuadrat terkecil (Pooled Least Square/PLS), metode efek tetap (fixed

effect model) dan metode efek random (random effect model). Pemilhan model

dapat dialkukan dengan uji chow dan uji hausman.

a. Uji Chow

Menurut (Iqbal, 2015) uji chow dilakukan untuk membandingkan atau

meilih model mana yang terbaik antara CE dan FE. Untuk menentukan model

yang lebih baik antara CE dan Fe dilihat dari nilai probabilitas (prob), untuk

cross-section F. jika nilainya > 0.05 maka model terpilih adalah CE tetapi jika

nilainya <0.05 maka model yang terpilih adalah FE (Iqbal,2005)

b. Uji Hausman

Uji hausman bertujuan untuk melihat apakah terdapat efek random di

dalam panel data. Dalam perhitungan statistik uji hausman diperlukan asumsi

bahwa banyaknya kategori cross section lebih besar dibandingkan jumlah

variabel independen (termasuk konstanta) dalam model. Lebih lanjut dalam

65
estimasi statistik uji hausman diperlukan estimasi variansi cross-section yang

positif, yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh model. Apabila kondisi-kondisi ini

tidak dipenuhi maka hanya dapat digunakan model fixed effect

(Rosadi,2012:274)

Uji hausman dilakukan untuk membandingkan atau memilih model mana

yang akan terpilih antara FE dan RE. jika nilainya > 0,05 maka model yang

terpilih adalah RE, tetapi jika <0,05 maka model yang terpilih adalah FE. (Iqbal,

2005)

3. Uji Dasar Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji kelayakan model regresi

sehingga dapat digunakan untuk keperluan estimasi serta mengurangi bias data.

Pengujian ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi

tidak terdapat multikolonieritas dan heterokedastisitas serta data yang dihasilkan

berdistribusi normal.

a. Uji Normalitas

Salah satu asumsi dalam anlisis statistika aalah data berdistribusi normal.

Untuk menguji dengan lebih akurat, diperlukan alat analisis dan Eviews

menggunakan dua cara yaitu : dengan histogram dan uji jarque-Bera. Jarque-

Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal.

Uji normalitas dapat dilakukan pada beberapa variabel sekaligus (namun tanpa

histogram) atau satu per satu (bisa dengan histogram). Sebenarnya ji normalitas

66
data dapat dilihat dari gambar histogram, namun seringkali polanya tidak

mengikuti kurva normal, sehingga sulit disimpulkan. Untu lebih mudah bila

melihat koefisien Jarque-Bera dan Probabilitasnya. Kedua angka ini bersifat

saling mendukung. (Winarno, 2015:5.41)

 Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka data berdistribusi

normal.

 Bila profitabilitas lebih besar dari 5% atau 0.05, maka data berdistribusi

normal.

b. Uji Multikolinieritas

Multikolineritas (multicollinearity) merupakan hubungan

linearnatara variabel indpenden di dalam regresi berganda. Jika koefisien

korelasi cukup tinggi, yaitu diatas 0.85 maka kita dapat menduga bahwa

terjadi multikolinearitas dalam model. Sebaliknya, jika koefisien korelasi

kurang dari 0.85 maka diduga model tidak mengandung masalah

multikolinearitas (Widarjono, 2010:77).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah variansi dari error bersifat

tetap/konstan (homokeditastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik). Deteksi

adanya heteroskedatisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah

terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap

67
suatu variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi). Secara

formal, dapat juga dilakukan dengan melakukan uji hipotesis: (Rosadi,2012 :

53)

H0 : Asumsi homokedastisitas terpenuhi

H1 : Asumsi homokedastisitas tidak terpenuhi

Untuk mendeteksi apakah terjadi heteroskedastisitas dapat menggunakan

uji white dengan bantuan software Eviews. Uji white menggunakan residul

kuadrat sebagai variabel dependen, dan variabel independennya terdiri atas

variabel independen yang sudah ada, ditambah dengan kuadrat variabel

independen (Winarno, 2015:15.17).

Uji heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang tidak

konstan. Masalah heteroskedastisitas dengan demikian lebih sering muncul

pada data cross section daripada data time series. Salah satu asumsi metode

OLS adalah bahwa varian variabel gangguan sama (homoskedastisitas).

Untuk mendeteksi apakah terjadi heteroskedastisitas dengan uji White dapat

dilihat dari nilai probabilitasnya. (Widarjono, 2010:84).

Pada uji heteroskedastisitas cara mendekteksi dengan uji White dapat

dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai dari Chi square hitung

yang diperoleh dari informasi nilai pada Obs*R-squared yaitu jumlah

observasi dikalikan dengan koefisien determinasi yang di lihat dari nilai kritis

chi squared (X2) pada α=5% dengan df (variabel independen) dari hasil

tersebut dilihat pada tabel distribusi chi squared. Dan dapat dilihat juga untuk

68
memastikan tidak adanya heteroskedastisitas dilihat dari nilai probabilitas chi

squares harus lebih besar dari α=5% yang berarti tdak signifikan dan tidak

terkena heteroskedastisitas (Widarjono, 2009:129).

d. Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi adalah hubungan antara residual satu observasi lainnya.

Autokolerasi lebih mudah timbul pada data ynag bersifat runtut waktu, karena

berdasrkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-

masa sebelumnya. Ada tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan dua cara,

yaitu dengan Uji Durbin-Watson dan Uji Breusch-Godfrey. Namun, dalam

penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dideteksi

dengan Uji Breusch-Godfrey. Untuk melakukan Uji Breusch-Godfrey, dapat

dilihat dengan nilai Obs*R-squared dan nilai probability. Bila nilai

probability > α = 5%, maka tidak ada autokorelasi. Bila nilai probability < α =

5%, maka terdapat autokorelasi (Winarno, 2015:5.33).

4. Pengujian Statistik

Dibawah ini merupakan persamaan regresi yang digunakan dalam

pnelitian ini yaitu :

1. PengujianHipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t sedangkan untuk menguji model

regresi digunakan uji-f.

a. Uji t (Uji Signifikan Parsial)

69
Menurut Widarjono (2010:25), uji t digunakan untuk membuktikan

apakah variabel independen secara individu mempengaruhi variabel

dependen. Ada dua hipotesis yang diajukan oleh setiap peneliti, yaitu

hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1). Untuk melakukan

pengujian ini bisa dengan membandingkan nilai t hitung dengan t

kritisnya.

Jika menolak H0 atau menerima H1 berarti secara statistik variabel

independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan jika

menerima H0 atau menolak Ha berarti secara statistik variabel independen

tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. Keputusan menolak H0

atau menerima Ha dapat juga dijelaskan melalui distribusi probabilitas t.

Nilai t diperoleh dari nilai t kritis dari distribusi tabel t dengan α dan

degree of freedom(df) tertentu. Degreeof freedom (df) jumlah observasi

dikurangi dengan jumlah parameter estimasi (k) dan dalam hal ini yaitu n-

k, dimana n adalah jumlah observasi dan k jumlah parameter estimasi

(Widarjono:2010).

Menurut Iqbal (2005), hasil uji t dapat dilihat dari nilai

probabilitasnya. Apabila nilai prob. t hitung (ditunjukkan pada Prob.) lebih

kecil dari tingkat kesalahan (α) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat

dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikatnya, sedangkan apabila nilai prob. t hitung lebih besar dari tingkat

70
kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya.

Setelah mengetahui bahwa variabel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen, maka besarnya pengaruh masing-masing

variabel independen bisa dilihat dari nilai koefisien regresinya (Widarjono,

2010:29).

b. Uji F (Uji Signifikan Simultan)

Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih

populer disebut sebagai uji F (ada juga yang menyebutnya sebagai uji

simultan model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi

yang diestimasi layak atau tidak. Layak (andal) disini maksudnya adalah

model yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh

variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila nilai prob. F

hitung lebih kecil dari tingkat kesalahan/error (α) 0,05 (yang telah

ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi

layak, sedangkan apabila nilai prob. F hitung lebih besar dari tingkat

kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi

tidak layak (Iqbal, 2005).

Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel

independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F bisa dilihat dengan

menggunakan nilai probabilitasnya. Nilai probabilitas (significance) lebih

kecil dari α = 5%, artinya secara serentak variabel independen tidak

71
berpengaruh terhadap variabel dependen. Untu mencari nilai F hitung dan

nilai F kritis dari tabel distribusi F. nilai kritis berdasrkan besarnya α dan

df dimana besarnya ditentukan oleh numenator (k-1) dan df untuk

denominator (n-k). dimana n = jumlah observasi dan k = jumlah

parameter estimasi termasuk konstanta (intersep) (Widarjono, 2010:24).

c. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Widarjono (2010:19) koefisien determinasi ini mengukur

persentase total variabel dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel

independen di dalam garis regresi. Koefisien determinasi diterapkan pada

penelitian ini karena variabel bebas terdapat lebih dari dua. Nilai koefisien

determinasi hanya berada diantara 0 dan 1, apabila diperoleh hasil >0,5

maka model yang dipakai dapat dikatakan meyakinkan dalam

mengestimasi. Apabila angka yang dihasilkan besar, maka semakin baik

pula model yang digunakan dalam menjabarkan hubungan antara variabel

independen dan dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Dari beberapa definisi di atas, dapat diketahui bahwa operasional

variabel penelitian merupakan rincian tentang variabel-variabel yang terdapat

72
pada suatu penelitian dan variabel-variabel tersebut akan dijadikan kajian pada

penelitian ini.

Jadi, operasional variabel penelitian merupakan penjabaran atau penjelasan

mengenai variabel-variabel yang menjadikan kajian dalam penelitian tersebut.

Berdasrka rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang disusun, maka

perasional variabel dalam penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Mudharabah (X1)

Mudharabah merupakan variabel bebas pertama (X1) yang

dimaksud dari variabel ini adalah Mudharabah adalah perjanjian atas

suatu jenis perkongsian, dimana puhak pertama (shahibul mall)

menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib) bertanggung jawab atas

pengelolaan usaha. Keuntungan hasil dibagikan sesuai dengan nisbah

porsi bagi hasil yang telah disepakati bersama sejak awal maka kalau

rugi shahibul maal akan kehilangan sebagian imbalan dari hasil kerja

keras dan managenerial skill selama proyek berlangsung. (Antonio

Syafi’i 2001). Pada pengertian tersebut maka diambil jumlah keuntungan

atau bagi hasil yang di ambil setiap tahunnya pada bank umum syariah

dari priode 2011 sampai dengan priode 2015 dan dinyatakan dengan

bentuk presentase (%).

2. Musyarakah (X2)

73
Musyarakah merupakan variable bebas ke dua (X2) yag dimaksud

dari varibal ini musyarakah adalah Secara istilah Musyarakah (dari kata

Arab Syirkah) berarti kemitraan dalam suatu usaha, dan dapat diartikan

sebagai bentuk kemitraan antara dua orang atau lebih yang

menggabungkan modal atau kerja mereka, untuk berbagi kruntungan

sera menikamati hal dan tanggung jawab yang sama. (Ascarya : 2008 ).

Pada pengertian tersebut maka diambil jumlah keuntungan atau bagi

hasil yang di ambil setiap tahunnya pada bank umum syariah dari priode

2011 sampai dengan priode 2015 dan dinyatakan dengan bentuk

presentase (%).

3. Murabahah (X3)

Murabahah adalah variable bebas ketiga (X3) dimana murabahah

adalah istilah dalam Fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual beli

tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi

harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memeperoleh

barang tersebut dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.

(Ascarya,2007 ;81-82). Pada pengertian tersebut maka diambil jumlah

keuntungan dari hasil jual beli yang di ambil setiap tahunnya pada bank

umum syariah dari priode 2011 sampai dengan priode 2015 dan

dinyatakan dengan bentuk presentase (%).

74
4. Inflasi (X4)

Inflasi merupakan variabel bebas keempat (X4). Diamana variabel

ini adalah merupakan perubahan kenaikan harga-harga umum secara

terus menerus, yang dihitung dari tingkat inflasi di Indonesia dan

dinyatakan dalam persen. Periode tahun 2012 sampai dengan 2015.

Data didapat dari website Badan Pusat Statistik. Data dalam bentuk

persentase (%).

5. Profitabilitas (Y)

Profitabilitas merupakan variabel terikat atau dependent Rasio ini

mengukur seberapa efektir Bank syariah dalam memanfaatkan sumber

ekonomi yang ada untuk menghasilkan laba. Untuk menghitung rumus

ROA digunakan rumus (Handoko,2008:32).

Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai fakor pendorong

dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka panjang,

perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya

sehingga mampu membayar kewajibannya. Kerugian yang terus menerus

akan segera memperburuk aspek solvabilitas perusahaan dan apabila

perusahaan akan memeperluas usahanya, perusahaan memerlukan retained

earning untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka pendek kerugian

akan segera menuerunkan likuiditas perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas

perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan pembiayaan di luar. (Rodoni & Herni Ali, 2014: 192)

75
F. Model Regresi

Adapun model persamaan regresi data panel yang digunakan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2+ β3X3+β4X4+ e

Keterangan :

Y = Profitabilitas (ROA)

β0 = Konstanta

β1, β2, β3 = Koefisien masing-masing variabel

X1 = Pembiayaan Mudharabah

X2 = Pembiayaan Musyarakah

X3 = Pembiayaan Murabahah

X4 = Inflasi

e = Variabel pengganggu

76
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

a. Sejarah PT. Bank BCA Syariah

Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam beberapa

tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai ekonomi syariah

semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan syariah,

maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat

dihadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, .PT.Bank Central Asia, Tbk

(BCA) mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang

nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah.

Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat

Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan Notaris Pudji

Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang perubahan kegiatan

usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB menjadi PT Bank BCA Syariah.

Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14

Januari 2010. Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham

ke BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997% dimiliki oleh PT

Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh PT BCA Finance.

Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi bank umum

syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur


77
BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan memperoleh

izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai

bank umum syariah. (Website BCA Syariah)

b. Sejarah PT.Bank BNI Syariah

Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem

perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan

dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan

yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998,

pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI

dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan

Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang

dan 31 Kantor Cabang Pembantu.

Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor

Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet

yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional

perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.

Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf

Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga

telah memenuhi aturan syariah.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor

12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha


78
kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2003

ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun

2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan

beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu

spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi

yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat

Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan

syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan

syariah juga semakin meningkat. Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai

65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil

Layanan Gerak dan 20 Payment Point. (Website BNI Syariah)

c. Sejarah PT.Bank BSM Syariah

Hadir dengan Cita-Cita Membangun Negeri, nilai-nilai perusahaan yang

menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap

insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah

sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana

diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis

multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan

beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan

79
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri

perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami

krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan

merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki

oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT

Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi

tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta

mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat

bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi

satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.

Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan

konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.

Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah

di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU

No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi

syariah (dual banking system).

80
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan

UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT

Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,

Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan

infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional

menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank

Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23

tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan

oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999,

25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior

Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi

PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,

PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25

Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang

mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani

inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam

kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun

Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.(Website Bank Mandiri Syariah)

81
d. Sejarah PT. Bank Muamalat

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H

atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan

Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412

H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan

Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank

Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen

pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta

pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian

tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa

Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank

Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini

semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan

terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus

dikembangkan.

Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang

memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor

perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank

Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet

(NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar.

82
Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal

setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari

pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development

Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21

Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat.

Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa

yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun

waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi

laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh

kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan

terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah

melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI

didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di

seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga

merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri,

yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di

Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment

System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di

Malaysia. Selain itu Bank Muamalat memiliki produk shar-e gold dengan

teknologi chip pertama di Indonesia yang dapat digunakan di 170 negara dan
83
bebas biaya diseluruh merchant berlogo visa. Sebagai Bank Pertama Murni

Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan

yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel

bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh

pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat

luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun

Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in

Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic

Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta

sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East

Asia (Hong Kong). (Websie Bank Mualamat)

e. Sejarah PT. Bank Panin Syariah

Panin Bank Syariah Tbk didirikan di Malang tanggal 08 Januari 1972

dengan nama PT. Bank Pasar Bersaudara Djaja. Panin Bank Syariah melakukan

beberapa kali perubahan nama, diantaranya PT. Bank Bersaudara Djaja pada

Januari 1972, PT. Bank Bersaudara Jaya pada Januari 1990, PT. Bank Harfa pada

Maret 1997, dan PT. Bank Panin Syariah sejak 3 Agustus 2009.

Panin Bank Syariah mendapat ijin usaha dari Bank Indonesia berdasarkan

Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 11//52/KEP.GBI/DpG/2009

tanggal 6 Oktober 2009 sebagai bank umum berdasarkan prinsip syariah dan

mulai beroperasi sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 2 Desember 2009.

84
Pada tanggal 30 Desember 2013, Panin Bank Syariah memperoleh

pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham Panin Bank Syariah (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 4.750.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga

penawaran Rp100,- per saham disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara

cuma-cuma sebagai insentif sebanyak 950.000.000 dengan pelaksanaan sebesar

Rp110,- per saham. Setiap pemegang saham Waran berhak membeli satu saham

perusahaan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 15 Juli 2014 sampai

dengan 14 Januari 2017. Saham dan waran tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Januari 2014. (Website Bank Panin Syariah)

f. Sejarah PT. Bank BRI Syariah

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap

Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank

Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008,

maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi

beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula

beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan

perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.

Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan sebuah

bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah

dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah

85
dengan pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk

yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah.

Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri perbankan

nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan.

Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah

bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu melayani masyarakat

dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan

dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk.,

Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember

2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses

spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan

dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT.

Bank BRISyariah.

Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar

berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset,

jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada

segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel

modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.

86
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi

dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan

jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor

Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan

penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip

Syariah. (Website Bank BRI Syariah)

g. Sejarah PT. Bank Bukopin Syariah

PT BANK SYARIAH BUKOPIN (selanjutnya disebut Perseroan) sebagai

bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula masuknya konsorsium

PT Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya PT Bank Persyarikatan Indonesia (sebuah

bank konvensional) oleh PT Bank Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut

berlangsung secara bertahap sejak 2005 hingga 2008, dimana PT Bank

Persyarikatan Indonesia yang sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo

Internasional didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor

102 tanggal 29 Juli 1990 merupakan bank umum yang memperolah Surat

Keputusan Menteri Keuangan nomor 1.659/ KMK.013/1990 tanggal 31 Desember

1990 tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2 (dua) Bank Pasar dan

Peningkatan Status Menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank Swansarindo

Internasional yang memperoleh kegiatan operasi berdasarkan surat Bank

Indonesia (BI) nomor 24/1/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991 tentang

Pemberian Izin Usaha Bank Umum dan Pemindahan Kantor Bank.

87
Pada tahun 2001 sampai akhir 2002 proses akuisisi oleh Organisasi

Muhammadiyah dan sekaligus perubahan nama PT Bank Swansarindo

Internasional menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia yang memperoleh

persetujuan dari (BI) nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24 Januari 2003 yang

dituangkan ke dalam akta nomor 109 Tanggal 31 Januari 2003. Dalam

perkembangannya kemudian PT Bank Persyarikatan Indonesia melalui tambahan

modal dan asistensi oleh PT Bank Bukopin, Tbk., maka pada tahun 2008 setelah

memperolah izin kegiatan usaha bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip

syariah melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor

10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang Pemberian Izin

Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah, dan

Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan Indonesia Menjadi PT Bank Syariah

Bukopin dimana secara resmi mulai efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008,

kegiatan operasional Perseroan secara resmi dibuka oleh Bapak M. Jusuf Kalla,

Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004 -2009. Sampai dengan akhir

Desember 2014 Perseroan memiliki jaringan kantor yaitu 1 (satu) Kantor Pusat

dan Operasional, 11 (sebelas) Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu,

4 (empat) Kantor Kas, 1 (satu) unit mobil kas keliling, dan 76 (tujuh puluh enam)

Kantor Layanan Syariah, serta 27 (dua puluh tujuh) mesin ATM BSB dengan

jaringan Prima dan ATM Bank Bukopin. (Website Bank Bukopin Syariah)

88
B. Analisis dan Pembahasan

Semua data yang diguanakan dalam analisis ini merupakan data sekunder

dengan menggunakan metode Regresi Data Panel, yaitu menggabungkan antara

cross section dan time series yang berbentuk tahunan mulai dari periode 2011

sampai 2015. Dalam penelitian ini penulis akan memaparkan dan membahas

mengenai pengaruh Pembiyaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Inflasi

yang mana sebgai variabel independen (variabel bebas) terhadap tingkat

profitabilitas sebgai variabel dependen (variabel terikat) Bank Umum Syariah

(BUS).

Alat pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat

lunak (software) komputer Eviews 8 dan juga Microsoft Excel 2010 untuk

mempercepat perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang

diteliti,dengan metode analisis secara ekonometrik. Adapun hasil dan analisi

dariuji yang sudah dilakukan, yakni:

C. Analisis Deskriptif

Tabel 4. 1

Analisis Deskriptif
Profitabilitas P.Mudharabah P.Musyarakah Murabahah inflasi

Mean 1.091143 13.25359 14.45665 15.24143 5.640857


Maximum 3.480000 15.29562 16.82082 17.36533 8.400000
Minimum -0.040000 9.465758 10.79265 12.72703 3.350000
observations 35 35 35 35 35
Sumber : Eviews 8 (Data Diolah)

89
Berdasarkan table 4.1 di atas, nilai observations menunjukkan banyaknya

data yang digunakan dalam penelitian sebanyak 35 data yang merupakan jumlah

sampel selama periode penelitian dari tahun 2011 hingga tahun 2015.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata profitabilitas sebesar

1.09 yang berada pada bank BCA pada tahun 2013 dan 2015. Nilai minimum

profitabilitas sebesar -0.04 berada pada bank BSM (Bank Syariah Mandiri) pada

tahun 2014 dan nilai maksimum profitabilitas sebesar 3.48 berada pada Bank

Panin Syariah pada tahun 2012.

Nilai rata-rata Pembiayaan Mudharabah pada uji statistik deskriptif diatas

adalah sebesar 13.25359 yang berada pada BRI pada tahun 2011, nilai minimum

pada pembiayaan mudharabah yaitu sebesar 9.465758 yang berada pada bank

BCA tahun 2011 sedangkan nilai maksimum pembiayaan mudharabah sebesar

15.29562 pada BSM 2011.

Nilai rata-rata Pembiayaan Musyarakah pada uji statistik deskriptif diatas

adalah sebesar 14.45665 yang berada pada BNI pada tahun 2015, nilai minimum

pada pembiayaan Musyarakah yaitu sebesar 10.79265 yang berada pada bank

Panin Syariah tahun 2011 sedangkan nilai maksimum pembiayaan Musyarakah

sebesar 16.82082 pada Bank Mualamat pada tahun 2015.

Nilai rata-rata Murabahah pada uji statistik deskriptif diatas adalah

sebesar 15.24143 yang berada pada Bank BNI pada tahun 2012, nilai minimum

pada Murabahah yaitu sebesar 12.72703 yang berada pada bank BCA tahun 2011

90
sedangkan nilai maksimum Murabahah sebesar 17.36533 pada Bank Mandiri

Syariah (BSM) pada tahun 2015.

Nilai rata-rata inflasi pada uji statistik deskriptif diatas adalah sebesar 5.64

yang berada pada bank BCA pada tahun 2013 dan bank BNI pada tahun 2013 ,

nilai minimum pada inflasi yaitu sebesar 3.35 yang berada pada bank BNI tahun

2012, bank BSM pada tahun 2015, bank Mualamat pada tahun 2015, bank Panin

pada tahun 2015, bank BRI pada tahun 2015, dan bank Bukopin pada tahun 2015,

sedangkan nilai maksimum inflasi sebesar 8.40 pada Bank Panin Syariah pada

tahun 2013.

D. Hasil Uji Analisis Data Panel


1. Estimasi Model Data Panel

a. Chow Test

Menurut Agus Widarjono (2009: 238-239) uji chow ialah

pengujian untuk menentukan model fixed Effect atau common effet

yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Hasil

pengujian Uji Chow dalam penelitian ini menggunakan eviews 8 dengan

hasil sebagai berikut :

Menurut (Iqbal, 2015) uji chow dilakukan untuk membandingkan atau

meilih model mana yang terbaik antara CE dan FE. Untuk menentukan

model yang lebih baik antara CE dan Fe dilihat dari nilai probabilitas

(prob), untuk cross-section F. jika nilainya > 0.05 maka model terpilih

91
adalah CE tetapi jika nilainya <0.05 maka model yang terpilih adalah FE

(Iqbal,2005).

Tabel 4. 2

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 2.201166 (6,24) 0.0783


Cross-section Chi-square 15.345505 6 0.0177

Sumber : Eviews 8(data diolah)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa nilai profitabilitas

Cross section F adalah 0,00177 atau < 0,05 maka H0 diterima dan menolak

H1 yang berarti penelitian ini menggunakan pendekatan Fixed effect dan

lanjut ke uji Hausman.

b. Uji Hausman

Dibawah ini merupakan hasil dari uji hausman :

Tabel 4. 3

Uji hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 1.429132 4 0.8391

Sumber : Eviews 8(data diolah)

92
Berdasarkan hasil Tabel 4.3 pengujian hausman diatas yaitu nilai

yang didapatkan dari probabilitas cross-section random yaitu 0.8391 yang

berarti bahwa hasil tersebut lebih dari nilai signifikansi yaitu > 0,05 yang

berarti bahwa model yang terpilih adalah Random Effect Model.

2. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Tabel 4. 4

Uji Asumsi Klasik

9
Series: Standardized Residuals
8 Sample 2011 2015
7
Observations 35

6 Mean 1.20e-15
Median -0.077264
5 Maximum 1.510545
4 Minimum -1.098998
Std. Dev. 0.564770
3 Skewness 0.427817
Kurtosis 2.909495
2

1 Jarque-Bera 1.079603
Probability 0.582864
0
-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Sumber : Eviews 8 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.4 Menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji

normalitas data dengan menggunakan fasilitas eviews 8 maka semua

variabel pada pengujian model ini menunjukan bahwa penelitian diatas

berdistribusi normal atau dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas

dapat dipenuhi. Hal ini dapat dilihat dari Jarque Bera pada penelitian ini

sebesar 1.079603 yang berarti harus lebih kecil dari 2 dengan probabiliti

0.582864 diatas tingkat signifikasi 0.05. oleh karena itu penelitian tersebut

93
berdistribusi normal, sehingga dapat dikatakan persyaratan normalitas

dapat terpenuhi.

b. Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan (kolerasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel

independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolineritas

dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel

independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antara variabel

independen, dapat diputuskan apakah data terkena multikolineritas atau

tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi anatar variabel independen.

Hasil pengujian multikolineritas menggunakan uji korelasi (r) dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 4. 5

Uji Multikolerasi

PROFITABILITA
S PMUDHARABAH PMUSYARAKAH MURABAHAH INFLASI
PROFITABILITAS 1.000000 0.261939 -0.212220 -0.142288 -0.183492
PMUDHARABAH 0.261939 1.000000 0.703911 0.683588 -0.020900
PMUSYARAKAH -0.212220 0.703911 1.000000 0.792091 0.126372
MURABAHAH -0.142288 0.683588 0.792091 1.000000 0.047770
INFLASI -0.183492 -0.020900 0.126372 0.047770 1.000000
Sumber : Eviews 8(Data Diolah)

Dapat dilihat pada Tabel 4.5 Diatas, menunjukkan bahwa tidak ada

variabel yang memiliki nilai korelasi diatas 0.85 dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai tidak terdapat masalah

94
multikolineritas dengan kata lain dalam penelitian ini tidak terdapat

kolerasi diantara variabel bebasnya.

c. Uji Heteroskedestisitas
Uji heteroskedestisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika

berbeda disebut heteroskedasitas. Metode yang digunakan untuk

mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah uji

White. Heteroskedastisitas dapat dilihat dari probabilitas Obs*R-square,

apabila probabilitas Obs*R-squareuji white lebih kecil dari 0.05, maka

terdapat masalah heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas adalah

sebagai berikut:

Tabel 4. 6

Uji Heteroskedestisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.617111 Prob. F(14,20) 0.8207


Obs*R-squared 10.55828 Prob. Chi-Square(14) 0.7203
Scaled explained SS 8.393697 Prob. Chi-Square(14) 0.8678

Sumber : Eviews 8 (data diolah)

95
Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa nilai profitabilitas dari Chi-

Square sebesar 0.7203 yang lebih besar dari nilai α sebesar 0.05, karena

nilai probabilitas Chi-Square lebih besar α= 5% maka H0 diterima dan

menolak H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model ini tidak ada

masalah heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi
Tabel 4. 7

Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.320500 Prob. F(2,28) 0.7284


Obs*R-squared 0.783317 Prob. Chi-Square(2) 0.6759

Sumber : Eviews 8 (data diolah)


Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukan bahwa nilai Obs*R-square

dengan nilai probabilility sebesar 0.6759, dimana hal tersebut lebih besar

dari nilai α sebesar 0.05 berarti dapat disimpulkan bahwa model ini

terbebas dari autokorelasi.

3. Uji Hipotesis

a. Goodness of Fit (Uji F)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung

dengan F tabel atau melihat dari nilai probabilitas (prob.) dari tabel.

Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka tolak H0 dan dapat disimpulkan

bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variable

96
dependennya. Apabila nilai probabilitas > 0,05, maka terima H0 dan dapat

disimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang mempengaruhi

variabel dependennya.Berikut hasil uji hipotesis secara simultan

menggunakan uji F:

Tabel 4.8 Uji Goodness of Fit (Uji F)

R-squared 0.615079 Mean dependent var 0.483200


Adjusted R-squared 0.454695 S.D. dependent var 0.598399
S.E. of regression 0.507914 Sum squared resid 7.739296
F-statistic 4.298322 Durbin-Watson stat 2.235980
Prob(F-statistic) 0.007230

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas, hasil F-statistik sebesar 4.298322

dengan tingkat signifikan 0,007230. Karena tingkat signifikan kurang dari

0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa

Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan inflasi bersama-

sama (simultan) berpengaruh terhadap tingkat prtofitabilitas Bank Umum

Syariah (BUS) atau dengan kata lain model penelitian ini layak untuk

digunakan (goodness of fit terpenuhi).

Bisa juga dilihat dari perhitungan distribusi tabel F, nilai F α=5%

dengan df1 sebesar sebesar 4 yang didapat dari k-1 (5-1= 4) dan df2

sebesar 30 yang didapat dari n-k (35-5=30), maka akan didapat nilai kritis

sebesar 2,69. Berdasarkan pada Tabel 4.10 diatas F hitung yaitu sebesar

4.298322 > F kritis sebesar 2,69 dan nilai probabilitas F 0,001 < 0,005

yang berarti dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima maka

97
secara bersama-sama variabel independen yaitu Pembiyaan mudharabah,

musyarakah, murabahah dan Inflasi berpengaruh terhadap variabel

dependen yaitu profitabilitas (ROA).

b. Uji Hipotesis (Uji t)


Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel

dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Apabila probabilitas

lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya terdapat pengaruh dari variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen.

Selain itu dapat dengan indikator lain, yaitu apabila nilai t hitung > t

tabel, maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependennya.Apabila nilai t hitung < t

tabel, maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen

tidak mempengaruhi variabel dependennya.Hasil pengujian hipotesis

dengan uji t adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 8

Uji Hipotesis (Uji t)

98
Dependent Variable: PROFITABILITAS
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/24/17 Time: 12:16
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PMUDHARABAH 0.430101 0.127973 3.360877 0.0021


PMUSYARAKAH -0.326614 0.134746 -2.423915 0.0216
MURABAHAH -0.117975 0.168796 -0.698918 0.4900
INFLASI -0.023533 0.045604 -0.516039 0.6096
C 2.043352 1.947764 1.049076 0.3025

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.480966 0.4505


Idiosyncratic random 0.531184 0.5495

Weighted Statistics

R-squared 0.615079 Mean dependent var 0.483200


Adjusted R-squared 0.454695 S.D. dependent var 0.598399
S.E. of regression 0.507914 Sum squared resid 7.739296
F-statistic 4.298322 Durbin-Watson stat 2.235980
Prob(F-statistic) 0.007230

Unweighted Statistics

R-squared 0.383557 Mean dependent var 1.091143


Sum squared resid 10.84481 Durbin-Watson stat 1.661392

Sumber : Eviews 8 (Data Diolah)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikan pengaruh

pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Inflasi terhadap

Profitabilitas Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Bank Indonesia

periode 2011-2015. Pada nilai t tabel yang didapat dari df ( 35-5) sebesar

dengan α = 5% dengan nilai sebesar 2.042.

1. Pembiayaan Mudharabah

99
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikan pengaruh

pembiayaan mudharabah terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum

Syariah priode 2011-2015.

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, terlihat bahwa pembiayaan

mudharabah menujukkan berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas.

Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) pembiayaan mudharabah

sebesar 3.360877 > nilai t tabel sebesar 2.042 dengan probabilitas

0.0280 yang berarti lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa

pembiayaan mudharabah variabel berpengaruh terhadap tingkat

profitabilitas Bank Umum Syariah.

2. Pembiayaan Musyarakah

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikan pengaruh

pembiayaan musyarakah terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum

Syariah priode 2011-2015.

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, terlihat bahwa dengan melihat nilai

profitabilitas musyarakah senilai 0.0188, dengan melihat t hitung (t-

statistik) pembiayaan musyarakah sebesar -2.423915 < nilai t tabel

sebesar -2.042 Dengan probabilitas 0.0188 yang berarti lebih kecil

dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1

100
diterima yang berarti bahwa pembiayaan musyarakah variabel

berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah.

3. Pembiayaan Murabahah

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikan pengaruh

Murabahah terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah priode

2011-2015.

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, terlihat bahwa nilai t hitung (t-

statistik) Murabahah sebesar -0.698918 > nilai t tabel sebesar - 2.042

dengan probabilitas 0.7300 yang berarti lebih besar dari nilai α= 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti

bahwa murabahah variabel tidak berpengaruh terhadap tingkat

profitabilitas Bank Umum Syariah.

4. Inflasi

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikan pengaruh inflasi

terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah priode 2011-2015.

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, terlihat bahwa nilai t hitung (t-

statistik) inflasi sebesar -0.516039 > nilai t tabel sebesar -2.042 dengan

probabilitas 0.2725 yang berarti lebih besar dari nilai α= 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa

inflasi variabel tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas Bank

Umum Syariah.

101
1. Analisis Regresi Data Panel

Tabel 4. 10

Analisis Regresi ata Panel

Dependent Variable: PROFITABILITAS


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/24/17 Time: 12:16
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PMUDHARABAH 0.430101 0.127973 3.360877 0.0021


PMUSYARAKAH -0.326614 0.134746 -2.423915 0.0216
MURABAHAH -0.117975 0.168796 -0.698918 0.4900
INFLASI -0.023533 0.045604 -0.516039 0.6096
C 2.043352 1.947764 1.049076 0.3025

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.480966 0.4505


Idiosyncratic random 0.531184 0.5495

Weighted Statistics

R-squared 0.615079 Mean dependent var 0.483200


Adjusted R-squared 0.454695 S.D. dependent var 0.598399
S.E. of regression 0.507914 Sum squared resid 7.739296
F-statistic 4.298322 Durbin-Watson stat 2.235980
Prob(F-statistic) 0.007230

Unweighted Statistics

R-squared 0.383557 Mean dependent var 1.091143


Sum squared resid 10.84481 Durbin-Watson stat 1.661392

Sumber : Eviews 8 (data diolah)

Persamaan regresi data panel yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + e

102
Profitabilitas (ROA) =2.043352+0.430101X1-0.326614X2+ e

Keterangan :

Y = Profitabilitas (ROA)

X1 = Pembiayaan Mudharabah periode 2011-2015

X2 = Pembiayaan Musyarakah periode 2011-2015

X3 = Pembiayaan Murabahah periode 2011-2015

X4 = Pembiayaan Inflasi periode 2011-2015

e = variabel pengganggu

Dapat dilihat dari persamaan regresi data panel pada Tabel 4.10

diatas, jika variabel mudharabah (X1) mengalami kenaikan sebesar satu

satuan sedangkan variabel lainnya konstan maka vaiabel profitabilitas

mengalami kenaikan sebesar 0.430101 dan Jika variabel musyarakah (X2 )

mengalami kenaikan sebesar satu satuan sedangkan variabel lainnya

konstan maka vaiabel profitabilitas mengalami penurunan sebesar -

0.326614.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi ini mengukur persentase total variabel

dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel independen di dalam garis

regresi. Koefisien determinasi diterapkan pada penelitian ini karena

variabel bebas terdapat lebih dari dua. Nilai koefisien determinasi hanya

berada diantara 0 dan 1, apabila diperoleh hasil > 0,5 maka model yang
103
dipakai dapat dikatakan meyakinkan dalam mengestimasi. Apabila angka

yang dihasilkan besar, maka semakin baik pula model yang digunakan

dalam menjabarkan hubungan antara variabel independen dan dependen.

Menurut Widarjono (2010:19)

Tabel 4. 9 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Weighted Statistics

R-squared 0.615079 Mean dependent var 0.483200


Adjusted R-squared 0.454695 S.D. dependent var 0.598399
S.E. of regression 0.507914 Sum squared resid 7.739296
F-statistic 4.298322 Durbin-Watson stat 2.235980
Prob(F-statistic) 0.007230

Sumber : hasil data yang di olah dengan Eviews 8

Berdasarkan Tabel 4.11 diatas, model Random Effect dapat dilihat

bahwa nilai Adjusted R-square yang berbentuk dalam penelitian ini adalah

sebesar 0.454695 yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel

independen (Pembiyaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan

Inflasi ) dalam menjelaskan variabel dependen ( tingkat profitabilitas Bank

Umum Syariah) adalah sebesar 45,4695% sisanya sebesar 44,4695%

dijelaskan oleh variabel yang tidak termsauk dalam penelitian ini

104
seperti : FDR (Financing to Debt Ratio), CAR (Capital Adequacy Ratio),

BOPO ( biaya operasional terhadap pendapatan operasional), dll.

d. Interprestasi Hasil Penelitian

Analisis regresi data panel yang telah dilakukan bertujuan untuk

mengetahui apakah pembiayaan Mudharabah, Musyarakah , Murabahah

dan Inflasi berpengaruh terhadap profitabilits Bank Umum Syariah periode

2011-2015. Berdasarkan uji chow yaitu uji untuk menentukan model

yang lebih cocok antara common effect, fixed effect, atau Random Effect

maka model yang terpilih adalah model estimasi Fixed Effect.

1. Pengaruh pembiayaan Mudharabah terhadap profitabilitas

Berdasarkan hasil penelitian diatas yang menggunakan aplikasi

dari Eviews 8 dapat dijelaskan bahwa variabel pembiayaan

mudharabah memiliki berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada

ROA. Nilai yang diprofitabilitas yaitu senilai 0.0280 pada nilai

profitabilitas kurang dari 0.05 sehingga pada variabel pembiyaan

mudharabah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada ROA.

Hasil penelitian mengenai pembiyaan mudharabah terhadap

profitabilitas ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Amri dziki Fadholi (2015) dan Ela Chalifah, Amirus Sodiq (2015) yang

disebutkan bahwa pembiyaan mudharabah secara parsial berpengaruah

terhadap profitabilitas (ROA).

105
Hal ini menunjukkan ketika pembiyaan mudharabah naik dan jika

pengembaliannyapun lancar maka salah satu pendapatan bank dari

pembiyaan berupa bagi hasil juga akan naik, secara otomatis untuk

pendapatan bank naik dan akan menaikkan laba pada bank.

Namun, dalam penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yesi Oktriani (2012) yang menyebutkan bahwa

pembiyaan mudharabah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas,

karena pada penelitian ini dilakukan hanya pada satu bank saja yaitu

Bank Muamalat Indonesia Tbk. Sedangkan padapenelitian ini yang

dilakukan yaitu dengan menggunakan BUS ( Bank Umum Syariah ).

2. Pengaruh pembiayaan Musyarakah terhadap profitabilitas

Berdasarkan hasil penelitian diatas yang menggunakan aplikasi

dari Eviews 8 dapat dijelaskan bahwa variabel pembiayaan

musyarakah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada ROA.

Nilai yang diprofitabilitas yaitu senilai 0.0188 pada nilai profitabilitas

kurang dari 0.05 sehingga pada variabel pembiyaan musyarakah

berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada ROA.

Hasil penelitian mengenai pembiyaan musyarakah terhadap

profitabilitas ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Ela Chalifah, Amirus Sodiq (2015) yang disebutkan bahwa pembiyaan

musyarakah secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA).

106
Hal ini menjelaskan bahwa tinggi rendahnya nilai pembiyaan bagi

hasil akan berpengaruh terhadap return yang dihasilkan dan akan

memperngaruhi profitabilitas (laba) yang didapat. Sebab adanya

pembiyaan bagi hasil yang disalurkan kepda nasabah, bank

mengharapkan akan mendapatkan return dan nisbah bagi hasil

terhadap ROA yang signifikan. Penyebab dari hubungan negatif antara

pembiyaan bagi hasil terhadap ROA yaitu yang pertama nasabah yang

telah mendapatkan pembiyaan bagi hasil dari bank belum tentu

mengembalikan dana yang didapat dari bank pada tahun yang sama.

Lalu yang kedua belum tentu semua nasabah bank taat dalam

mengembalikan dana yang diperoleh dari bank.

Hasil penelitian mengenai pembiyaan musyarakah terhadap

profitabilitas ini berbeda dengan penelitian Yosi Oktavaria (2012)

bahwa pada penelitian tersebut disebutkan bahwa pembiyaan

musyarakah berpengaruh negatif terhadap tingkat profitabiltas, adanya

perbedaan dalam penelitian ini, begitu pula dengan hasil penelitian

terdahulu yang di teliti oleh Indriani Laela Qodriasari (2014) pada

hasil tersebut terdapat perbedaan dengan hasil yang sekarang yaitu

bahwa pembiyaan musyarakah tidak berpengaruh dengan profitabilitas

hal tersebut terjadi dikarenakan pada bank yang diteliti tidak ada

produk dalam hal produk pembiyaan musyarakah sedangkan pada

107
penelitian yang dilakukan kali ini mencari bank mempunyai produk

pembiyaan musyarakah.

3. Pengaruh pembiayaan Murabahah terhadap profitabilitas

Berdasarkan hasil penelitian diatas yang menggunakan aplikasi

dari Eviews 8 dapat dijelaskan bahwa variabel murabahah yang tidak

berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada ROA. Nilai

murabahah yang berada diprofitabilitas yaitu senilai 0.7300 pada nilai

profitabilitas lebih besar dari tingkat signifikan dari 0.05 sehingga pada

variabel pembiyaan mudharabah tidak berpengaruh terhadap tingkat

profitabilitas pada ROA.

Hal ini menunjukkan belum tentu pembiyaan ual beli yang

disaurkan oleh bank pada nasabah akan dikembalikan sesuai perjanjian

yang telah disepakati bersama antara bank dengan nasabah.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Yosi

Oktavaria (2012) yang menyebutkan bahwa jual beli murabahah

secarab parsial tidak berpengaruh terhadap ROA, sama seperti

penelitian yang dilakukan Amri Dziki Fadholi (2015) yang

menyebutkan bahwa murabahah tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas(ROA) pada bank umum syariah.

4. Pengaruh Inflasi terhadap profitabilitas

Berdasarkan hasil penelitian diatas yang menggunakan aplikasi

dari Eviews 8 dapat dijelaskan bahwa variabel inflasi tidak

108
berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada ROA. Nilai inflasi

yang berada diprofitabilitas yaitu senilai 0.2725 pada nilai

profitabilitas lebih besar dari 0.05 sehingga pada variabel inflasi tidak

berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada ROA.

Hal ini menunjukkan bahwa pada saat inflasi tinggi maka

masyarakat lebih percaya terhadap perbankan syariah dibandingkan

dengan perbankan konvensional. Kepercayaan masyarakat juga

dimungkinkan karena adanya historis pada saat terjadi krisis ekonomi

pada tahun 1997, dimana pada masa tersebut inflasi di Indonesia

sangat tinggi dan akhirnya banyak bank konvensional mengalami

kebangkrutan akibat menerapkan tingkat bunga yang terlalu tinggi

untuk mengimbangi laju inflasi serta untuk menarik nasabah agar tetap

menempatkan dananya sehingga mengakibatkan terjadinya negative

spread dan pada akhirnya bank tersebut tidak dapat mengembalikan

dana masyarakat yang telah disimpan beserta bunganya.

Hasil penelitian mengenai inflasi terhadap profitabilitas didukung

penelitian yang dilakukan oleh Desi Marilin Swandayani (2010) pada

hasil tersebut pada variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas pada ROA. Pada penelitian yang dilakukan

Rafika Fauziah juga memiliki hasil yang sama yaitu pada variabel

inflasi tidak terdapat pengaruh oleh profitabilitas pada ROA. Hal

109
tersebut menunjukan bahwa inflasi tidak berpengaruh sama sekali

dengan tikat profitabilitas

110
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang menggunakan metode analisis data panel dari

hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, dapat

disimpulkan bahwa

1. Pada uji (F) menunjukkan bahwa secara bersama-sama antar variabel

Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Inflasi

berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas (ROA).

2. Pada uji t menunjukan variabel yang berpengaruh terhadap profitabilitas

(ROA) pada penelitian ini adalah Pembiayaan Mudharabah dan

Musyarakah berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA).

3. Pada nilai Adjusted R-square yang menunjukkan bahwa kemampuan

variabel independen (Pembiyaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah

dan Inflasi ) dalam menjelaskan variabel dependen ( tingkat profitabilitas

Bank Umum Syariah) adalah sebesar 45,4695%

B. Saran

Adapun penelitian ini akan bermanfaat bagi pihak –pihak tertentu yang

dimanfaatkan sesuai dengan tujuannya, maka saran yang akan diberikan adalah

sebagi berikut :

110
1. Bagi Bank Umum syariah

Perlu adanya strategi yang dilakukan oleh Bank Umum Syariah dalam

meningkatkan profitabilitas bank sehingga diharapkan dengan adanya

kenaikan komposisi pembiayaan dapat meningkatkan profitabilitas bagi bank.

Dan Bank Umum syariah perlu meningkatkan lagi pembiayaan dalam bentuk

bagi hasil (mudharabah, musyarakah) dan pembiayaan jual beli (murabahah),

karena bagaimanapun juga pembiyaan bagi hasil dan jual beli merupakan

produk unggulan pada bank syariah.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya dapat menjelaskan

45,4695% saja sehingga diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat

menambahkan variabel yang lain dalam penelitian ini yang bisa dan dapat

membuat variabel indpendennya berpengaruh besar.

Dan dalam keterbatasan dalam penelitian ini hanya menggunakan 7

sampel pada Bank Umum Syariah yang beroperasi selama 5 tahun yaitu dari

periode 2011-2015, dan disamping itu pula peneliti hanya menggunakan

periode selama 5 tahun sehingga menyebabkan nilai koefisien dalam

penelitian ini tidak begitu besar. Maka diharapkan untuk penelitian

selanjutnya dapat meneliti dalam periode panjang tidak hanya 5 tahun saja dan

memperluas jumlah sampel baik BUS, UUS dan lainnya.

111
DAFTAR PUSTAKA

Ascarya, “Akad dan produk Bank Syariah.”, PT.Raja Gafindo Persada, Jakarta,
2008.

_________,”Akad & Produk Bank Syariah”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
2011.

Ade Arthesa dab Edia Handiman, “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank”,
PT. INDEKS, Jakarta, 2006

Alshatti , Ali Sulieman, “The Effect of the Liquidity Management on Profitability


in the Jordanian Commercial Banks”, Philadelphia University Jordan, 2014.

Arifin, Zainul, “Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”. AlvaBet , Jakarta, 2002

A Wangsawidjaja Z. “Pembiayaan Bank Syariah”,PT. Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta, 2012.

Antonio, Muhammad Syafi’I . “Bank Syariah dan teori ke praktik”.Gema Insani :


Jakarta.2001

Amri Dziki Fadholi, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan


Murabahah terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Studi Empiris
pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2014)”, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhamadyah Surakarta,
2015”

A. Perwataatmadja, Karnaen, Muhammad Syafi’i Antonio, “Apa dan Bagaimana


Bank Islam”, Yogayakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992.

Al-Mushlih, Abdullah dan Shalah ash-Shawi, “Fiqh Ekonomi Keuangan Islam,


terj. Abu Umar Basyir”, Jakarta: Darul Haq, 2004.

Arief Wibowo dan Suanrto, “ Pengaruh Pembiyaan Mudharabah dan


Musyarakah, Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah (Studi kasus pada
Bank Pembiyaan Rakyat Syariahdaerah Istimewa Yogyakarta yang
terdaftar di Bank Indonesia Periode 2012-2014)”, Lembaga Penerbit
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarata, 2015.

112
Ayu, Yanita Sahara, “Analisa Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk
Domestik Bruto Terhadap Return On asset (ROA) Bank Syariah di
Indonesia” Lembaga Penerbit Jurusan Manajemen, Fakultas Universitas
Negeri Surabaya, 2013

Dendawijaya, “Manajemen Perbankan”, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005.

Desi, Marilin Swandayani , Rohmawati Kusumaningtias, “Pengaruh Inflasi, Suku


bunga, Nilai tukarvalas dan jumlah uang beredar terhadap profitabilitas
pada perbankan syariah diIndonesia priode 2005-2009” Lembaga Penerbit
Fakultas Negeri Surabaya, 2011.

Dwijayanti, Febrina dan Prima Naomi “ Analisis Pengaruh Inflasi, BI rate, dan
Nilai Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007”,
Jurnal Karisma, Jakarta, 2009.

Ela Chalifah, “Pengaruh Pendapatan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap


Profitabilitas (ROA) Bank Syariah Mandiri periode 2006-2014” Lembaga
Penerbit Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, 2015

Farrukh Ijaz, Anum Akma, Syeda Hameeda Batool, “The Determinants of the
Pakistan Islamic Banking Gillani Industry Profitability: Panel Evidence”,
Lembaga Penerbit University of Management and Technology, 2015

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan program IBM SPSS 23,
Edisi 8”. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.2016

Harahap, Sofyan Syafri, “Analisis Kritis Atas LaporanKeuangan”, Raja Grafindo


Persada, Jakarta, 2008.

Hakim, R “Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Metode EVA, ROA dan


Pengaruhnya Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung
dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta”, Tesis Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta, 2006.

Hanafi, M. dan A. Halim, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Ketiga. UPP


Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta,2007.

Handoko, T.Hani,”Manajemen (edisi ke2)”, BPFE-Yogyakarta,2008.

Hariyani, Ismi, “Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet”, Ceatakan


Pertama, Kompas Gramdeia, Jakarta,2010
113
Harahap, S.S, “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”, Edisi Kedua, PT. Raja
Grafind, Persada, Jakarta, 2008.

Haryono, Slamet.”Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. : Pustaka


Sayid Sabiq”, Yogyakarta ,2009.

Hasibuan, Malayu S.P.. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi
Aksara, Jakarta, 2005

Hakim, Lukman, “Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam”, Erlangga, Yogyakarta 2012.

Ikatan Bankir Indonesia, “Memahami Bisnis Bank Syariah”, PT Gramedia


Pustaka Utama Anggota IKAPI, Jakarta,2014

Indriyani, Laela Qodriasari, “Analisa Pengaruh Pendapatan Pembiayaan


Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan Sewa Ijarah Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode tahun 2011-2013”,
Lembaga Penerbit Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014

Institut Bankir Indonesia, “Konsep, Produk dan Implementasi Operasional”,


Djambatan, Jakarta, 2001.

Kasmir. “Pemasaran Bank”. Prenada Medi, Jakarta, 2004

Kasmir dan Jakfar “Bank dan lembaga Keuangan Lainnya” Edisi Revisi 2008,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.

Kasmir, “Manajemen Perbankan”, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012.

Karim,Adimawarwan A,”Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan”,PT Raja


Grafindo Persada, Jakarta,2004.

________________, “Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan”, Rajawali Pers,


Jakarta, 2009.

___________________,”Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan”,PT Raja


Grafindo Persada, Ed-5,Jakarta,2014
114
Lind, Douglas A. dkk, “Basic Statistics for Business and Economics”, Mc Graw
Hill Education (Asia), Singapore, 2008.

Martono dan Agus Harjito, “Majaemen Keuangan”,Edisi ke 3


Ekonisia,Yogyakarta,2010.

Muhammad, “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”,UPP AMP YKPN,


Yogyakarta, 2005.

Muhammad Raffi maulana.Skripsi “Analisis pengaruh Inflasi, nilai tukar, Capital


Adequacy Ratio, Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional terhadap
Profitabilitas pada perbankan syariah periode 2010-2014”. Universitas
Islam Negeri Jakarta. Jakarta, 2015.

Muhammad Ziqri. Skripsi “Analisis Pengaruh Pendapatan Murabahah,


Mudharabah dan Musyarakah terhadap Profitabilitas Bank”. Universitas
Islam Negeri Jakarta. Jakarta, 2009.

Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, ”Manajemen Perbankan”, BPFE,


Yogyakarta,2002

Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman.. Pendekatan Populer dan Praktis


Ekonometruka untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta. 2006

Purwanto,” Evaluasi Hasil Belajar”,Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2011

Ravika, Fauziah, “Analisa Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank


Muamalat Indonesia dan Bank Central Asia (BCA)tahun 2007-2011”
Lemba Penerbit Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya, 2012

Revalia Ayunda. Skripsi “ Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiyaan


Musyarakah, Pembiayaan Murabahah, Non performing Financing (NPF)
Terhadap Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode
Januari 2010-Maret 2015”. Universitas Islam Negeri Jakarta. Jakarta, 2015

Richard Lipsey,”Pengantar Ekonomi Mikro (Terjemahan)”. Binarupa Aksara.


Jakarta, 1995.

115
Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management”. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2006

Rivai, Veithzal, dkk, “Banking and Finance (Dari Teori ke Praktik Bank dan
Keuangan Syariah Sebagai Solusi dan Bukan Alternatif)”, Edisi Pertama.
BPFE ,Yogyakarta, 2012

Rodoni, Ahmad & Ali, Herni. “Manajemen Keuangan Modern”, Mitra Wacana
Media, Jakarta, 2014.

Rosadi Dedi, “Ekonometrika & Analisi RuntunWaktu Terapan dengan Eviews”,


C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta,2012.

Sadi, Muh, “Konsep Hukum Perbankan Syariah”, Setara Press, Malang, 2015.

Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus,”Ilmu Makroekonomi. Edisi


Ketujuhbelas”, PT. Media Global Edukasi, Jakarta,2004

Sawir, Agnes, “Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan


Perusahaan”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009.

Sekaran, Uma,”Metodologi Penelitian Untuk Bisnis”, Salemba Empat,2014

Slamet Haryono. “Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah”, Pustaka


Sayid Sabiq, Yogyakarta. 2009

Simamora, Henry,”Manajemen Sumber Daya Manusia”, Edisi 2, STIE YKPN,


Yogyakarta, 2006

Slamet Riyai , agung Yulianto, “Pengaruh Pembiyaan Bagi Hasil, Pembiyaan


Jual Beli, Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing
Fianncing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah”, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Sri Sudarsi, “Manajemen Keuangan”, Edisi 3, Mitra Wacara, Jakarta, 2002.

Syafi’i Antonio, Muhammad, “Bank Syariah dari teoti ke praktek”, Gema Insani.
Jakarta, 2001.

Syamsudin, L, ”Manajemen Keuangan Perusahaan”, Edisi Baru, PT. Raja


Grafindo, Jakarta,2 007

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif dan R& D”, Alfabeta, Bandung, 2010.
116
Sukirno, “Makroekonomi: Teori Pengantar”, Penerbit PT. Raja GrafindoPersada,
Jakarta. 2003.

______, “Makroekonomi: Teori Pengantar”, Penerbit PT. Raja GrafindoPersada,


Jakarta. 2006.

Tandelilin, Eduardus,”Manajemen Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”,


Edisis pertama, Yogyakarta:BPFE,2010.

Tajul Khalwaty,”Inflasi dan Solusinya”,cetakan pertama,PT Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta,2000.

Warsono, ” Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga”, Ekonisia, Yogyakarta, 2008.

Winarno Wing Wahyu, ” Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”,


UUP STIM YKPN, Yogyakarta,2015

Widarjono Agus,”Analisis Statistika Multivariat Terapan”, Unit Penerbit dan


Percetakan, Yogyakarta,2010.

_____________,” Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Edisi Ketiga,


EKONESIA, Yogyakarta,2009.

Yesi, Oktriani “Pengaruh pembiayaan mudharabah, musyarakah dan murabahah


terhadap profitabilitas” Lembaga Penerbit Universitas Siliwangi,2012.

Internet :

http://www.bi.go.id/id/peraturan/arsip-peraturan/Perbankan2004/se-6-23-dpnp.pdf

http://www.banksyariah.net/2012/12/fungsi-bank-syariah.html.

Iqbal, Muhammad. “Operasionalisasi Regresi Data Panel Dengan Eviews 8 ”,


Perbanas, 2015 dari http://docplayer.info/81351-Operasionalisasi-regresi-data-
panel-dengan-eviews-8.html diakses 5 Desember 2016.

http://www.bcasyariah.co.id/laporan-keuangan/tahunan/

http://www.brisyariah.co.id/?q=laporan-tahunan

https://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangkami/laporankeuangan

117
http://www.bankmuamalat.co.id/hubungan-investor/laporan-tahunan

http://www.bnisyariah.co.id/category/investor-relations/laporan-tahunan

http://www.syariahbukopin.co.id/id/laporan

118
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian Periode 2011-2015

Bank Tahun PF PM PMUSY MR INF


_BCA 2011_00 0.9 9.4657575 12.17445813 12.727028 4.0
_BCA 2012_01 0.8 11.734171 12.73557379 12.983223 4.3
_BCA 2013_02 1 12.215359 13.18541705 13.300382 5.57
_BCA 2014_03 0.8 12.146063 13.60592838 13.762146 8.36
_BCA 2015_04 1 12.198151 13.93995933 14.171849 7.5
_BNI 2011_00 1.29 11.400686 13.65997075 14.946603 5.3
_BNI 2012_01 1.48 12.567460 13.78146865 15.370355 4.3
_BNI 2013_02 1.37 13.471918 13.87291305 15.891086 5.57
_BNI 2014_03 1.27 13.832069 14.15555 16.239616 8.36
_BNI 2015_04 1.43 14.04558 14.55750742 16.397113 3.35
_BSM 2011_00 1.95 15.295619 15.44713492 16.79987 3.79
_BSM 2012_01 2.25 15.189974 15.61541609 17.131486 4.3
_BSM 2013_02 1.53 15.098167 15.77344908 17.318283 8.38
_BSM 2014_03 -0.04 11.80315 15.80759944 17.333443 8.36
_BSM 2015_04 0.56 14.801470 16.14544502 17.365329 3.35
_BMI 2011_00 1.52 14.219839 15.91681376 16.122373 6.5
_BMI 2012_01 1.54 14.501425 16.36650125 16.596823 4.30
_BMI 2013_02 1.37 14.615340 16.74263053 16.789348 5.7
_BMI 2014_03 0.17 14.359936 16.78846155 16.819813 8.36
_BMI 2015_04 0.2 13.866886 16.82081819 16.667054 3.35
_Panin 2011_00 2.06 12.504628 10.79265372 12.843075 3.79
_Panin 2012_01 3.48 13.156483 12.34566066 13.554239 4.3
_Panin 2013_02 1.03 13.39881 13.44564471 14.024015 8.4
_Panin 2014_03 1.99 13.658128 14.99501104 13.333169 8.36
_Panin 2015_04 1.14 13.833722 15.22022718 13.174760 3.35
_BRI 2011_00 0.2 13.302122 13.93184543 15.478630 3.79
_BRI 2012_01 1.19 13.663818 14.36814834 15.756610 4.30
_BRI 2013_02 1.15 13.750106 14.92523323 15.995820 8.38
_BRI 2014_03 0.08 13.683476 15.20313104 16.103852 8.36
_BRI 2015_04 0.76 13.916772 15.41738917 16.095886 3.35
_Bukopin 2011_00 0.52 12.301178 12.9335512 14.449582 3.79
_Bukopin 2012_01 0.55 12.176984 13.37854395 14.762837 4.30
119
_Bukopin 2015_02 0.69 12.310919 13.65298222 13.940553 8.38
_Bukopin 2015_03 0.27 12.485612 13.97186196 14.6051 8.23
_Bukopin 2015_04 0.69 12.90400 14.30800254 14.59872 3.35

Lampiran 2 Hasil Uji Analisis Deskriptif


Profitabilitas P.Mudharabah P.Musyarakah Murabahah inflasi

Mean 1.091143 13.25359 14.45665 15.24143 5.640857


Maximum 3.480000 15.29562 16.82082 17.36533 8.400000
Minimum -0.040000 9.465758 10.79265 12.72703 3.350000
observations 35 35 35 35 35

Lampiran 3 Hasil Uji Chow


Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 2.201166 (6,24) 0.0783


Cross-section Chi-square 15.345505 6 0.0177

Lampiran 4 Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 1.429132 4 0.8391

Lampiran 5 Hasil Analisis Regresi Random Effect


Dependent Variable: PROFITABILITAS
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

120
Date: 02/24/17 Time: 12:16
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PMUDHARABAH 0.430101 0.127973 3.360877 0.0021


PMUSYARAKAH -0.326614 0.134746 -2.423915 0.0216
MURABAHAH -0.117975 0.168796 -0.698918 0.4900
INFLASI -0.023533 0.045604 -0.516039 0.6096
C 2.043352 1.947764 1.049076 0.3025

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.480966 0.4505


Idiosyncratic random 0.531184 0.5495

Weighted Statistics

R-squared 0.615079 Mean dependent var 0.483200


Adjusted R-squared 0.454695 S.D. dependent var 0.598399
S.E. of regression 0.507914 Sum squared resid 7.739296
F-statistic 4.298322 Durbin-Watson stat 2.235980
Prob(F-statistic) 0.007230

Unweighted Statistics

R-squared 0.383557 Mean dependent var 1.091143


Sum squared resid 10.84481 Durbin-Watson stat 1.661392

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas

121
9
Series: Standardized Residuals
8 Sample 2011 2015
7
Observations 35

6 Mean 1.20e-15
Median -0.077264
5 Maximum 1.510545
4 Minimum -1.098998
Std. Dev. 0.564770
3 Skewness 0.427817
Kurtosis 2.909495
2

1 Jarque-Bera 1.079603
Probability 0.582864
0
-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Lampiran 7 Hasil Uji Multikolinieritas


PROFITABILITAS PMUDHARABAH PMUSYARAKAH MURABAHAH INFLASI

PROFITABILITAS 1.000000 0.261939 -0.212220 -0.142288 -0.183492


PMUDHARABAH 0.261939 1.000000 0.703911 0.683588 -0.020900
PMUSYARAKAH -0.212220 0.703911 1.000000 0.792091 0.126372
MURABAHAH -0.142288 0.683588 0.792091 1.000000 0.047770
INFLASI -0.183492 -0.020900 0.126372 0.047770 1.000000

Lampiran 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.617111 Prob. F(14,20) 0.8207


Obs*R-squared 10.55828 Prob. Chi-Square(14) 0.7203
Scaled explained SS 8.393697 Prob. Chi-Square(14) 0.8678

Lampiran 9 Hasil Uji Autokorelasi


Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.320500 Prob. F(2,28) 0.7284


Obs*R-squared 0.783317 Prob. Chi-Square(2) 0.6759

Lampiran 10 Hasil Uji t (Parsial)


122
Dependent Variable: PROFITABILITAS
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/24/17 Time: 12:16
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PMUDHARABAH 0.430101 0.127973 3.360877 0.0021


PMUSYARAKAH -0.326614 0.134746 -2.423915 0.0216
MURABAHAH -0.117975 0.168796 -0.698918 0.4900
INFLASI -0.023533 0.045604 -0.516039 0.6096
C 2.043352 1.947764 1.049076 0.3025

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.480966 0.4505


Idiosyncratic random 0.531184 0.5495

Weighted Statistics

R-squared 0.615079 Mean dependent var 0.483200


Adjusted R-squared 0.454695 S.D. dependent var 0.598399
S.E. of regression 0.507914 Sum squared resid 7.739296
F-statistic 4.298322 Durbin-Watson stat 2.235980
Prob(F-statistic) 0.007230

Unweighted Statistics

R-squared 0.383557 Mean dependent var 1.091143


Sum squared resid 10.84481 Durbin-Watson stat 1.661392

Lampiran 11 Hasil Uji F (Simultan)


Weighted Statistics

R-squared 0.615079 Mean dependent var 0.483200


Adjusted R-squared 0.454695 S.D. dependent var 0.598399
S.E. of regression 0.507914 Sum squared resid 7.739296
F-statistic 4.298322 Durbin-Watson stat 2.235980
Prob(F-statistic) 0.007230

123
Lampiran 12 Tabel Distribusi t
satu sisi
pr
0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
dua sisi

df
0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884

2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712

3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453

4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318

5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343

6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763

7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529

8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079

9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681

10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370

11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470

12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963

13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198

14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739

15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283

16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615

17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577

18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048

19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940

20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181

21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715

22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499

124
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496

24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678

25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019

26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500

27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103

28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816

29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624

30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518

31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490

32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531

33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634

34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793

35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005

36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262

37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563

38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903

39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279

40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688

Lampiran 13 Tabel Distribusi F (Prob 0.05)

df in the
denominator df in the numerator (N1)
(N2)

1 2 3 4 5

1 161 199 216 225 230

2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30


125
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01

4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26

5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05

6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39

7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97

8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69

9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48

10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33

11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20

12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11

13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03

14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96

15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90

16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85

17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81

18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77

19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74

20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71

21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68

22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66

23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64

24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62

25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60

26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59

27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57

28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56

126
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55

30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53

31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52

32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51

33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50

34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49

35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49

36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48

37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47

38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46

39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46

40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45

127

Anda mungkin juga menyukai