SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Liska Damiati
NIM: 1112082000065
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016
HASIL AUDIT PEMERINTAHAN DAN TINGKAT KORUPSI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Liska Damiati
NIM: 1112082000065
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016
ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif
Hari ini Senin Tanggal 09 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Enam Belas telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Liska Damiati
2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 1 Juli 1992
3. Alamat : Jl. Aliandong RT 01/13 No. 27
Bojongsari, Depok 16516
4. Telepon : 089605081158
5. Email : liska.damiati@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. SDN 02 Bojongsari Depok 1999-2004
2. SMPN 3 Tangerang Selatan 2004-2007
3. SMK Analis Kimia Nusa Bangsa Bogor 2007-2011
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012-2016
vi
ABSTRACT
Key Words: Government auditing result, corruption level, audit opinion, audit
finding, audit rectification
vii
ABSTRAK
Kata kunci: Hasil audit pemerintahan, tingkat korupsi, opini audit, temuan audit,
tindak lanjut hasil audit.
viii
KATA PENGANTAR
ix
9. Teman-teman KKN Madani, Akuntansi 2012, LDK Komda FEB dan
LiSEnSi UIN Jakarta yang telah memberikan doa, semangat serta dukungan
kepada penulis.
10. Kepada segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang ikut
membantu kelancaran pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Liska Damiati
x
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................1
B. Perumusan Masalah .....................................................................................9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................10
xi
6. Temuan Audit .......................................................................................26
7. Tindak Lanjut ........................................................................................31
8. Ukuran Pemerintahan (Variabel Kontrol dalam Tingkat
Korupsi Pemerintah Provinsi) ..............................................................32
B. Hasil Penelitian Terdahulu ...........................................................................33
C. Kerangka Pemikiran.....................................................................................41
D. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis...............................42
1. Opini Audit dan Tingkat Korupsi .........................................................42
2. Temuan Audit dan Tingkat Korupsi .....................................................43
3. Tindak Lanjut Hasil Audit dan Tingkat Korupsi ..................................44
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................................60
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ...............................................................62
1. Statistik Deskriptif ................................................................................62
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................64
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi ...........................................................71
4. Hasil Pengujian Hipotesis .....................................................................72
a. Hasil Pengujian Signifikansi Simultan (Uji F) ...............................72
b. Hasil Penguji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .................73
B. Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan ...........................................................75
1. Pengaruh Opini Audit (AUOPI) terhadap Tingkat
Korupsi (CORRUPT)............................................................................75
2. Pengaruh Temuan Audit (AUIRR) terhadap Tingkat
Korupsi (CORRUPT)............................................................................77
3. Pengaruh Tindak lanjut Hasil Audit (AUIREC) terhadap
Tingkat Korupsi (CORRUPT) ..............................................................78
4. Pengaruh Variabel Kontrol terhadap Tingkat
Korupsi (CORRUPT)............................................................................79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................80
B. Implikasi.......................................................................................................81
C. Saran.............................................................................................................81
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
1.3 Grafik Perkembangan Opini Audit BPK atas LKPD Tahun 2010-2014 ..... 6
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
kritikan mendasar, tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari komunitas
negara dengan nilai 36 dari skala nol sampai dengan 100, dimana nol
Indonesia. Hal ini dikuatkan oleh laporan tren korupsi semester I 2015
tersangka dan nilai kerugian Negara mencapai 1,2 triliun. Terjadi kenaikan
1
jumlah kasus pada semester pertama tahun 2015 dimana rata-rata kasus
korupsi yang masuk tahap penyidikan per semester adalah 253 kasus,
sedangkan jumlah kasus yang ditindak pada semester I 2015 adalah 308
kasus.
50
45
40
35 Kementerian/Lembaga
30 Pemerintah Provinsi
25 Pemkab/Pemkot
20 DPR RI
15 BUMN/BUMD
10 Komisi
5
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sumber: https://acch.kpk.go.id/berdasarkan-instansi
Gambar 1.1
Penanganan Korupsi Berdasarkan Instansi Tahun 2009-2015
2
Penerapan Otonomi daerah dimana pemerintah daerah memiliki
tahun 2014 bahwa jumlah kasus korupsi pada sektor keuangan daerah
dalam mengurangi kecurangan dan korupsi. Secara lebih rinci, Menurut Liu
3
Government auditing, the fundamental purpose of which is to
monitor, ensure and appraise the accountability of government, is an
important institutional arrangement in modern government governance. By
monitoring the operation of public power, especially how public resources
are used, government auditing can strengthen accountability and reduce
the abuse of power and resources. The governance practices of many
countries also indicate that government auditing can play a unique role in
curbing corruption.
mampu menjadi tolak ukur kinerja serta media bagi suatu institusi yang
4
6000
5500
5000
4500
Jumlah kasus korupsi 4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
2011 2012 2013 2014
Tahun
Gambar 1.2
Grafik Perkembangan Jumlah Kasus Korupsi yang Ditangani oleh
Kejaksaan di Setiap Provinsi Tahun 2011 - 2014
korupsi dari tahun 2011 sebanyak 3.083 kasus menjadi 3.497 kasus di tahun
2012, 5.052 kasus di tahun 2013, hingga 5.289 kasus di tahun 2014.
mengalami peningkatan dari tahun 2013 dimana hanya 30% LKPD saja yang
5
audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan Keuangan
70%
60%
Jumlah (Persentase)
50% 2010
40% 2011
30% 2012
20% 2013
10% 2014
0%
WTP WDP TW TMP
Opini Audit
Sumber: IHPS BPK Semester II, 2015
Gambar 1.3
Grafik Perkembangan Opini Audit BPK atas LKPD Tahun 2010 - 2014
faktor yang menentukan kualitas audit, opini audit, dan kinerja pemerintah.
Hanya beberapa studi yang menyentuh pada hubungan audit pemerintahan dan
6
Secara keseluruhan proses audit di sektor publik dapat meningkatkan
terdapat kaitan antara opini yang diberikan BPK RI dengan korupsi, yaitu
opini yang baik mengindikasikan bebas dari korupsi (Rini dan Sarah, 2014).
Penelitian Rini dan Sarah, 2014 mendukung penelitian Khair, 2015 yang
pendapatan dan belanja pemerintah yang dideteksi oleh institusi audit lokal
tingkat korupsi. Menurut Effendy, 2013 Opini atau hasil audit Badan
7
Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak dapat dipastikan bahwa dapat menjamin
mencegah terjadinya korupsi. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu
8
ini, peneliti menggabungkan variabel temuan audit atas sistem
Agung RI.
B. Perumusan Masalah
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Teoritis
10
pengendalian korupsi sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi
b. Kontribusi Praktis
tansparansi.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Jensen dan Meckling, 1976, teori keagenan adalah konsep yang
antara dua atau lebih individu, kelompok atau organisasi. Pihak prinsipal
kepada pihak lain (agen), untuk melakukan semua kegiatan atas nama
prinsipal. Inti dari teori ini adalah kontrak kerja yang didesain dengan
hasil kerja agen yang sesungguhnya; (2) masalah pembagian risiko (risk
12
Menurut Eisenhard, 1989 ada tiga asumsi mengenai teori
keagenan, yaitu:
antara agen dan prinsipal akan terus meningkat, karena prinsipal tidak
13
Agen
(Pemerintah)
Teori Asimetri
Agency
Keagenan Informasi
problem
Prinsipal
(Masyarakat)
Audit
Pemerintahan
dan
Pengungkapan
Gambar 2.1
Skema Hubungan Keagenan Antara Pemerintah dan Masyarakat
(APBD).
14
akuntabilitas atas kinerjanya agar dapat mengurangi asimetri informasi.
15
Untuk mengurangi asimetri informasi antara pemerintah dan
(Setyaningrum, 2012).
3. Korupsi
a. Pengertian Korupsi
16
kata corruptie yang selanjutnya menjadi korupsi dalam bahasa
2) Suap-menyuap
4) Pemerasan
17
5) Perbuatan Curang
7) Gratifikasi
b. Pola-Pola Korupsi
18
dukungan kelompok pada pihak tertentu demi mencapai jabatan
strategis pada birokrasi atau lembaga eksekutif dan pada waktu yang
dari korupsi terdiri dari setidaknya enam faktor, yakni (1) kualitas
birokrasi; (2) besaran gaji di sektor publik, (3) sistem hukuman; (4)
19
pemerintah kepada masyarakat yang menyebabkan banyak proyek
faktor yakni (1) kualitas manajemen sektor publik; (2) sifat alamiah
d. Dampak Korupsi
20
menciptakan inefisiensi dengan meningkatkan biaya untuk berbisnis,
4. Audit Pemerintahan
21
keuangan negara, yang diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang
Secara umum audit sektor publik memiliki fungsi yang lebih luas
22
Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan Standar Pemeriksaan
yaitu:
simpulan atas hal yang diaudit. Audit dengan tujuan tertentu dapat
23
pemerintah terbagi menjadi dua yaitu auditor eksternal pemerintah yang
5. Opini Audit
24
dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan
arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan
arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan
25
laporan keuangan. Opini ini dapat diterbitkan apabila pemeriksa tidak
laporan keuangan.
6. Temuan Audit
menjadi dua, yaitu temuan audit atas sistem pengendalian internal dan
undangan.
26
b. Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan
dan belanja
27
Menurut PP nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
melaporkannya sendiri.
1) Belanja fiktif.
2) Tuntutan perbendaharaan.
yang berbeda dari penyedia barang dan jasa yang sama pada
4) Kelebihan pembayaran.
28
9) Barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan kontrak
(spesifikasi).
c. Temuan administrasi
sah).
Kontrak (SPK).
ketentuan.
29
7) Entitas terlambat menyampaikan laporan pertangungjawaban.
APBN/APBD.
e. Temuan efektivitas
peruntukkan.
yang ditetapkan.
tujuan organisasi.
30
5) Pelaksanaan kegiatan terlambat sehingga mempengaruhi
yang berlaku.
dari informasi dalam laporan keuangan atau data keuangan lain yang
31
pemantauan tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan oleh auditor.
provinsi.
proses audit (audit rectification) lebih penting dari deteksi atas temuan
audit itu sendiri karena upaya untuk melakukan pembetulan audit dapat
Pemerintah Provinsi)
32
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel 2.1
33
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
5 Masyitoh dkk. a. Jenis penelitian: a. Sampel dan lokasi Opini audit dan tindak
(2015) Kuantitatif penelitian: lanjut hasil audit
b. Sumber data: 50 kabupaten/kota di berpengaruh negatif
Pengaruh Opini Indonesia tahun 2008- terhadap persepsi
Sekunder
Audit, Temuan 2010, sedangkan korupsi. Temuan audit
Audit, dan Tindak c. Metode sampling: penelitian ini atas kelemahan
Lanjut Hasil Audit Menggunakan purposive menggunakan sampel 31 pengendalian internal
terhadap Persepsi sampling. provinsi di Indonesia tidak berpengaruh pada
Korupsi pada d. Metode analisis data: tahun 2011-2014 persepsi korupsi.
Pemerintah Daerah Regresi linier berganda b. Operasional variabel: Pengujian tambahan
Tingkat II Tahun Untuk variabel tingkat pada temuan audit
2008-2010 yang berhubungan
Bersambung pada halaman selanjutnya
37
Tabel 2.1 (Lanjutan)
38
Tabel 2.1 (Lanjutan)
39
Tabel 2.1 (Lanjutan)
40
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2
GAP
Basis Teori:
Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori Signal (Signaling Theory)
Tingkat Korupsi
Tindak Lanjut Hasil Audit (H3)
Karakteristik Pemerintah
Provinsi:
Ukuran pemerintahan
41
Gambar 2.2 (Lanjutan)
Metode Analisis:
Regresi Berganda
Gambar 2.2
Skema Kerangka Pemikiran
42
Hasil serupa juga dinyatakan dalam penelitian Rini dan Sarah, 2014
yang menyatakan bahwa terdapat kaitan antara opini yang diberikan oleh
BPK RI dengan korupsi. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini
terjadinya korupsi.
oleh Masyitoh dkk., 2015 yang menyatakan bahwa temuan audit atas
43
ketidakpatuhan pada perundang-undangan berpengaruh positif terhadap
Menurut Liu dan Lin, 2012, pembetulan setelah adanya proses audit
lebih penting dari deteksi atas temuan audit itu sendiri karena upaya untuk
Hal serupa dikemukakan oleh Umar, 2012 bahwa dengan adanya masukan
korupsi dilakukan oleh Masyitoh dkk., 2015 yang menyatakan tindak lanjut
dikemukakan oleh Liu dan Lin, 2012 bahwa tindak lanjut hasil audit
44
korupsi yang lebih rendah. Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat
korupsi. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
H3: Tindak lanjut hasil audit yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi
45
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
temuan audit, dan tindak lanjut hasil audit terhadap variabel dependen, yaitu
Indonesia.
3. Memiliki data yang lengkap untuk seluruh variabel pada tahun anggaran
2011-2014.
46
C. Metode Pengumpulan Data
diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang
2. Dokumentasi
data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara. Data opini audit, temuan audit, dan tindak lanjut hasil audit yang
Indonesia. Serta data statistik Indonesia dari Badan Pusat Statistik (BPS).
1. Statistik Deskriptif
47
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
yang diperoleh dalam penelitian, maka terlebih dahulu harus dilakukan uji
asumsi klasik untuk mendeteksi apakah data dalam penelitian ini terjadi
a. Uji Normalitas
dua cara untuk melakukan uji normalitas, yaitu analisis grafik dan uji
statistik.
1) Analisis Grafik
48
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang
2) Uji Statistik
dan nilai skewness dari residual. Uji statistik lain yang dapat
(a) Nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, maka distribusi data
(b) Nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka distribusi data
49
b. Uji Multikolonieritas
1. Jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, terjadi multikolonieritas.
2. Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, tidak terjadi
multikolonieritas.
c. Uji Autokorelasi
50
diantara variabel independen. Dasar pengambilan keputusan ada
1) Apabila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du)
autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah
2013:139).
51
1) Jika grafik plot menunjukan suatu pola titik-titik, seperti titik yang
2) Jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas, serta titik-titik
terjadi heteroskedastisitas.
pengaruh atau hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel
menguji pengaruh opini audit, temuan audit dan tindak lanjut hasil audit
52
b. Temuan audit diukur dengan jumlah temuan audit yang disesuaikan
Keterangan
o : Konstanta
1, 2, 3, 4, : Koefisien regresi
53
4. Uji koefisien Determinasi (R2)
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
penelitian ini menggunakan adjusted R2 berkisar antara nol dan satu. Jika
5. Pengujian Hipotesis
54
e. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
dalam penelitian ini adalah 5%. Uji satistik t dapat dilakukan dengan
1) Apabila t hitung > t tabel dan nilai probabilitas lebih kecil dari nilai
ditolak).
2) Apabila t hitung < t tabel dan nilai probabilitas lebih besar dari
Pada bagian ini akan diuraikan operasional dan cara pengukuran dari masing-
1. Variabel Dependen
a. Tingkat Korupsi
55
disesuaikan dengan ukuran populasi (kasus per 10.000 penduduk) (Liu
dan Lin, 2012). Kasus korupsi dalam penelitian meliputi seluruh kasus
2. Variabel Independen
a. Opini Audit
Opini audit dalam penelitian ini diukur dengan skala nominal. Skala
kelompok dari suatu subjek. Pada dasarnya opini audit yang baik di
kemudian diurutkan dari opini terburuk hingga opini terbaik yaitu (1)
Tidak Menyatakan Pendapat (TMP), (2) Tidak Wajar (TW), (3) Wajar
56
b. Temuan Audit
undangan. Temuan audit dalam penelitian ini diukur dengan total jumlah
Tindak lanjut hasil audit diukur dengan nilai penyetoran atau penyerahan
57
3. Variabel Kontrol
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Skala
Jenis
No Variabel Indikator Pengu- Sumber Data
Variabel
kuran
1 Opini audit Independen WTP = 1 Nominal Ikhtisar Hasil
(X1) Non WTP = 0 Pemeriksaan
(Masyitoh Semester
dkk., 2015) (IHPS) BPK
2011-2014
58
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Skala
Jenis
No Variabel Indikator Pengu- Sumber Data
Variabel
kuran
4 Tingkat Dependen Jumlah kasus tindak Rasio Laporan
korupsi (Y) pidana korupsi (kasus Tahunan
per 10.000 penduduk)
(Liu dan Kejaksaan
Lin, 2012) Agung RI
2011-2014
5 Ukuran Kontrol Rasio Badan Pusat
pemerin- Realisasi Statistik
belanja provinsi x100%
tahan
PDRB
(Masyitoh
dkk., 2015)
Sumber: Data diolah (2016)
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dari opini audit, temuan audit dan
pemerintah daerah provinsi yang memiliki kriteria yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Data yang digunakan adalah opini audit, temuan audit, tindak lanjut
Data opini audit, temuan audit dan tindak lanjut hasil audit setiap
provinsi diperoleh dari Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) BPK tahun
2011, IHPS BPK tahun 2012, IHPS BPK tahun 2013, dan IHPS BPK tahun
2014. Data jumlah kasus korupsi di setiap provinsi diperoleh dari Laporan
60
Adapun proses seleksi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kriteria Jumlah
1 Jumlah pemerintah daerah provinsi 34
2 Dikali: jumlah tahun 4
3 Ukuran sampel awal 136
4 Pemerintah daerah provinsi yang dikeluarkan
- Provinsi dimana tidak terdapat kejaksaan tinggi (12)
- Data tidak lengkap (48)
- Outlier ekstrim (4)
5 Ukuran sampel akhir 72
Sumber: Data diolah (2016)
provinsi yang memiliki kriteria sesuai tujuan penelitian. Provinsi dimana tidak
terdapat kejaksaan tinggi dikeluarkan dari sampel karena tidak tersedianya data
jumlah kasus korupsi yang diperoleh dari data kejaksaan RI di setiap provinsi.
Selain itu, terdapat data tindak lanjut hasil audit yang tidak tersedia secara
lengkap serta data yang terlalu tinggi (outlier) sehingga dikeluarkan dari
61
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
1. Statistik Deskriptif
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CORRUPT 72 .0406000 .8184000 .283358333 .1977574562
AUIRR 72 .0000005 .0000950 .000014582 .0000161444
AUREC 72 .0000010 .0090567 .001173961 .0017518686
AUOPI 72 0 1 .57 .499
GOVSIZE 72 1.07 8.16 3.0224 1.57142
Valid N (listwise) 72
jumlah tindak pidana korupsi untuk setiap 10.000 penduduk pada provinsi
paling tinggi yaitu sebanyak 0,82 kasus setiap 10.000 penduduk, sedangkan
Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah kasus korupsi perkapita paling rendah
yaitu sebanyak 0,04 kasus setiap 10.000 penduduk. Standar deviasi untuk
penduduk.
62
Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa secara rata-rata jumlah temuan
audit oleh BPK pada provinsi yang menjadi sampel adalah sebanyak
0,000015 kasus perkapita, atau 1,5 kasus untuk setiap 100.000 penduduk.
cukup baik. Provinsi dengan temuan audit tertinggi adalah Maluku Utara
lanjut hasil audit yang tertinggi yaitu Provinsi Maluku Utara dengan nilai
yaitu Provinsi Lampung dengan nilai Rp1 perkapita. Standar deviasi untuk
dan selain WTP tidak berbeda jauh jumlahnya terlihat dari nilai rata-rata
0,499.
63
Nilai rata-rata untuk ukuran pemerintah provinsi yang menjadi sampel
Maluku Utara yaitu sebesar 8,16. Sedangkan provinsi dengan nilai ukuran
berdistribusi normal atau tidak, sebab model regresi yang baik memiliki
normalitas data, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk
grafik histogram dan grafik normal plot serta uji statistik dengan
SPSS.
64
Sumber: Data diolah (2016)
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal Plot
65
Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa grafik normal
dan berhimpit di sekitar garis diagonal. Hasil uji normalitas juga dapat
Tabel 4.3
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 72
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .13277783
Most Extreme Differences Absolute .101
Positive .101
Negative -.070
Test Statistic .101
Asymp. Sig. (2-tailed) .065c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
nilai K-S sebesar 0,065. Dengan nilai signifikasi diatas 0,05 yang berarti
66
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala
Tabel 4.4
Hasil Uji Moltikolonieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
AUIRR .463 2.160
AUREC .609 1.641
AUOPI .902 1.109
GOVSIZE .681 1.468
a. Dependent Variable: CORRUPT
Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih
memiliki nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1,
sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak
a. Uji Autokorelasi
disusun menurut waktu dan tempat. Model regresi yang baik seharusnya
67
menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Hasil uji autokorelasi dapat
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .741 .549 .522 .1366838981 1.865
a. Predictors: (Constant), GOVSIZE, AUOPI, AUREC, AUIRR
b. Dependent Variable: CORRUPT
1,494 dan DU 1,735. Sehingga nilai 4-DU adalah 2,265 dan 4-DL adalah
2,506. Karena nilai DW terletak antara DU dan 4-DU (1,735 < 1,865 <
penelitian.
b. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari
titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah
68
regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas
berikut:
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Korelasi Spearmans rho
Unstandardized
Residual
Sig. (2-tailed) .
N 72
Bersambung pada halaman selanjutnya
69
Tabel 4.6 (Lanjutan)
Unstandardized
Residual
AUIRR Correlation
.194
Coefficient
N 72
AUREC Correlation
.112
Coefficient
N 72
AUOPI Correlation
-.006
Coefficient
N 72
GOVSIZE Correlation
.089
Coefficient
Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa korelasi
dari 0,05. Karena signifikansi lebih besar dari 0,05 dapat disimpulkan
70
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
variasi variabel dependen jika dibandingkan dengan R2. Hasil uji adjusted
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .741 .549 .522 .1366838981 1.865
a. Predictors: (Constant), GOVSIZE, AUOPI, AUREC, AUIRR
b. Dependent Variable: CORRUPT
Adapun nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,522. Hal ini berarti
variabel independen, yaitu opini audit, temuan audit, dan tindak lanjut
hasil audit. Nilai Adjusted R Square yang cukup besar menandakan cukup
71
tindak lanjut hasil audit) dalam menjelaskan variabel dependen (tingkat
(Masyitoh, dkk., 2015, Liu dan Lin, 2012), kapabilitas internal auditor
dengan melihat nilai signifikansi (sig.) yang terdapat pada tabel 4.8
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji F
a
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 1.525 4 .381 20.406 .000
Residual 1.252 67 .019
Total 2.777 71
a. Dependent Variable: CORRUPT
b. Predictors: (Constant), GOVSIZE, AUOPI, AUREC, AUIRR
sig sebesar 0,000. Hal ini menandakan bahwa model regresi dapat
72
digunakan untuk memprediksi tingkat korupsi karena nilai sig.< alpha
sebesar 2,509. Karena F hitung > F tabel (20,406 > 2,509) dan
yang signifikan antara opini audit, temuan audit, dan tindak lanjut hasil
diuji dengan melihat nilai sig. pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual
Coeficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .002 .043 .041 .967
AUIRR 2003.073 1476.557 .164 1.357 .179
AUREC -33.256 11.861 -.295 -2.804 .007
AUOPI .025 .034 .063 .733 .466
GOVSIZE .092 .013 .729 7.330 .000
73
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, variabel temuan audit (AUIRR)
74
di bawah 0,05, seehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran pemerintah
tingkat korupsi, sedangkan variabel temuan audit dan opini audit tidak
(CORRUPT) (H1)
sebesar 0,025 dengan nilai t hitung 0,733 dan tingkat signifikansi sebesar
75
hipotesis ke-1 tidak berhasil didukung. Hasil penelitian ini tidak
2016 dan Masyitoh dkk., 2015 yang menyatakan opini audit berpengaruh
terhadap persepsi korupsi pemerintah daerah. Rini dan Sarah, 2014 yang
pemerintah daerah.
pemerintah provinsi dari korupsi. Hal ini disebabkan opini audit yang
keseluruhan karena terkendala waktu dan biaya. Sehingga opini audit yang
pemerintah provinsi.
76
2. Pengaruh Temuan Audit (AUIRR) terhadap Tingkat Korupsi
(CORRUPT) (H2)
dilakukan oleh Liu dan Lin, 2012, yang menyatakan bahwa temuan audit
pemerintah provinsi. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini temuan audit
77
dalam keuangan daerah baik yang terjadi secara nyata maupun yang masih
yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,007. Nilai ini lebih kecil dari tingkat
dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Dalam hal ini semakin banyaknya
tindak lanjut audit yang dilihat dari nilai perkapita yang diserahkan ke kas
korupsi. Hal serupa diungkapkan oleh Liu dan Lin, 2012 yang menyatakan
78
Dengan melakukan apa yang telah direkomendasikan oleh auditor Badan
dan nilai t hitung sebesar 7,330 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.
mendukung penelitian Liu dan Lin, 2012 yang menyatakan bahwa terdapat
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pemerintah berupa opini audit, temuan audit dan tindak lanjut hasil audit
2011-2014.
penelitian ini mendukung penelitian Masyitoh dkk., 2015, Liu dan Lin,
80
B. Implikasi
sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah
C. Saran
81
2. Menambahkan variabel lain sebagai faktor yang diduga memiliki
keuangan.
perundang-undangan.
82
DAFTAR PUSTAKA
Chetwynd, Eric, Frances Chetwynd, dan Bertram Spector. 2003. Corruption and
Poverty: A Review of Recent Literature. Washington, Dc USA:
Management System International
Effendy, Yuswar. 2013. Tinjauan Hubungan Opini WTP BPK dengan Kasus
Korupsi pada Pemda di Indonesia Kajian Manajemen Keuangan
Pemerintah, Hubungan antara Masyarakat, Pemerintah dan Pemeriksa
(Auditor). Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol 13 No. 01.
83
Eisenhardt, Kathleen M. 1989. Agency Theory: An Assesment and Review. The
Academy of Management Review, vol. 14, No. 1, hal 57-74.
Evans dan Patton. 1987, Signaling and Monitoring in Public Sector Accounting.
Journal of Accounting Research Vol 25.
Ferraz, C., and Finan, F. 2011. Electoral accountability and corruption: Evidance
from the audits of local government. American Economic Review 101 (4).
Heriningsih dan Marita. 2013. Pengaruh Opini Audit dan Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat Korupsi Pemerintah Daerah (Studi
Empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota di Pulau Jawa). Buletin
Ekonomi Vol 11 No. 1.
Jahja, Juni Syafrien. 2012. Say No to Korupsi. Jakarta: Visimedia. 2012. Hal. 7-8.
84
------------------------------------. 2013. Laporan Tahunan Kejaksaan Republik
Indonesia 2013.
Lessmann dan Markward. 2009. One Size Fits All? Decentralization, Corruption,
and the Monitoring of Bureaucrats. CESifo Working Paper No 2662.
Liu, J. and Lin, B. 2012. Government auditing and corruption control: Evidence
from Chinas provincial panel data. China Journal of Accounting Research,
vol. 5. Hal. 163-186
Meckling, William dan Jensen. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3.
Hal 305-360.
85
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No 1 Tahun 2007
Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi.
Puspita, Rora dan Dwi Martani. 2012. Analisis Pengaruh Kinerja dan
Karakteristik Pemda terhadap Tingkat Pengungkapan dan Kualitas
Informasi dalam Website Pemda. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XV
Banjarmasin
Rini dan Sarah. 2014. Opini Audit dan Pengungkapan atas Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten serta Kaitannya dengan Korupsi di Indonesia.
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1
Siregar, Ren Adam dan Setyaningrum. 2015. Analisis Pengaruh Peran Badan
Pengawasan Keuangan Pemerintah (BPKP) terhadap Opini dan Temuan
Audit. Simposium Nasional Akuntansi 18
Tanzi, Vito. 1998. Corruption Around the World: Causes, Consequences, Scope,
and Cures. International Monetary Fund Staff Papers Vol. 45 No. 4.
86
Umar, Haryono. 2012. Pengawasan untuk Pemberantasan Korupsi. Jurnal
Akuntansi dan Auditing, vol. 8, no. 2.
87
Lampiran 1
Data Variabel Tingkat Korupsi (Jumlah kasus/10.000 penduduk)
88
Lampiran 1 (Lanjutan)
89
Lampiran 2
Data Hasil Audit Pemerintah Provinsi 2011-2014
90
Lampiran 2 (Lanjutan)
91
Lampiran 3
Data Variabel Ukuran Pemerintahan Provinsi (Govsize)
92
Lampiran 3 (Lanjutan)
93
Lampiran 4
Hasil Output SPSS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CORRUPT 72 .0406000 .8184000 .283358333 .1977574562
AUIRR 72 .0000005 .0000950 .000014582 .0000161444
AUREC 72 .0000010 .0090567 .001173961 .0017518686
AUOPI 72 0 1 .57 .499
GOVSIZE 72 1.07 8.16 3.0224 1.57142
Valid N (listwise) 72
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .741a .549 .522 .1366838981 1.865
a. Predictors: (Constant), GOVSIZE, AUOPI, AUREC, AUIRR
b. Dependent Variable: CORRUPT
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.525 4 .381 20.406 .000b
Residual 1.252 67 .019
Total 2.777 71
a. Dependent Variable: CORRUPT
b. Predictors: (Constant), GOVSIZE, AUOPI, AUREC, AUIRR
94
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) dan Multikolonieritas
a
Coefficients
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .002 .043 .041 .967
AUIRR 2003.073 1476.557 .164 1.357 .179 .463 2.160
AUREC -33.256 11.861 -.295 -2.804 .007 .609 1.641
AUOPI .025 .034 .063 .733 .466 .902 1.109
GOVSIZE .092 .013 .729 7.330 .000 .681 1.468
a. Dependent Variable: CORRUPT
95
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal Plot
96
Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot
Unstandardized
Residual
Spearman's Unstandardized Correlation
1.000
rho Residual Coefficient
Sig. (2-tailed) .
N 72
AUIRR Correlation
.194
Coefficient
Sig. (2-tailed) .102
N 72
AUREC Correlation
.112
Coefficient
Sig. (2-tailed) .348
N 72
Bersambung pada halaman selanjutnya
97
Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Korelasi Spearmans rho
Unstandardized
Residual
AUOPI Correlation
-.006
Coefficient
Sig. (2-
.960
tailed)
N 72
GOVSIZE Correlation
.089
Coefficient
Sig. (2-
.457
tailed)
N 72
98