Anda di halaman 1dari 111

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN

PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS


(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode
Tahun 2016-2018)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Memperoleh Ijasah Diploma IV Akuntansi Manajemen
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang

Oleh:
Salsabila Kusumawicitra
1642520201

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AKUNTANSI MANAJEMEN
MALANG
2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan


Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Periode Tahun 2016-2018)
Diajukan Oleh : Salsabila Kusumawicitra
NIM : 1642520201
Jurusan : Akuntansi
Program Studi : DIV – Akuntansi Manajemen

Malang, 16 Juli 2020


Menyetujui:

Pembimbing I : Dr. Aang Afandi, SE., MM


NIP. 197605162005011002

Pembimbing II : Erlin Melani, SE, MSA, Ak, CA, CSRA, CSRA


NIP. 198101132005012002

ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:

NAMA : Salsabila Kusumawicitra

NIM : 1642520201

JUDUL SKRIPSI : Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan

Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di BEI Periode Tahun 2016-2018)

ALAMAT PERUSAHAAN : Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI)

Universitas Machung, Malang

BIDANG KAJIAN : Manajemen Keuangan

Menyatakan bahwa karya tulis ini adalah benar-benar karya sendiri, bukan

merupakan plagiasi atau tiruan karya ilmiah orang lain.

Jika di belakang hari ternyata bahwa karya saya ini terbukti dengan jelas dan benar

merupakan hasil plagiasi atau tiruan karya seorang terdahulu maka saya siap

menerima sanksi sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Malang, 16 Juli 2020

Yang Membuat Pernyataan,

Salsabila Kusumawicitra

NIM. 1642520201

iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Salsabila Kusumawicitra

NIM : 1642520201

Tempat, Tgl. Lahir : Jakarta, 29 Agustus 1998

Alamat Asal : Kp Sindangkarsa 004/04, Kel. Sukamaju Baru, Kec. Tapos,

Kota Depok

No. Telepon : 085258307795

Riwayat Pendidikan :

a. SDN Sukamaju Baru 2 Depok 2004 - 2010

b. SMPN 11 Depok 2010 - 2013

c. SMAI PB Soedirman Cijantung 2013 - 2016

Kegiatan Organisasi yang pernah dilakukan : UKM Pasukan Anti Narkotika

Data Orang Tua

Nama Ayah : Djoko Pramuko Setiawan

Pekerjaan Ayah : Pegawai Swasta

Nama Ibu : Dwi Hariningrum

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

iv
ABSTRAK

Kusumawicitra, Salsabila. 2020. PENGARUH PERPUTARAN KAS,


PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN
TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode Tahun 2016-2018). Skripsi. Jurusan Akuntansi,
Politeknik Negeri Malang. Pembimbing: (1) Aang Afandi, (2) Erlin Melani.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran kas, perputaran


piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018. Populasi
penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2016-2018. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling dan diperoleh 25 perusahaan sebagai sampel. Metode
analisis menggunakan Statistik Deskriptif dan Regresi Linier Berganda.
Berdasarkan hasil secara simultan atau uji F menunjukkan bahwa perputaran kas,
perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan hasil secara parsial atau uji t,
variabel perputaran kas berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas,
variabel perputaran piutang berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas
dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Berdasarkan hasil Adjusted R Square sebesar 0,674 artinya return on assets dapat
dijelaskan oleh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan
sebesar 67,4 % sedangkan 32,6 % dapat dijelaskan oleh faktor lain. Oleh sebab itu
peneliti selanjutnya menambah variabel serta menambah sampel atau periode
penelitian sehingga hasilnya mungkin lebih akurat.

Kata Kunci: profitabilitas (ROA), perputaran kas, perputaran piutang


Dan perputaran persediaan.

v
ABSTRACT

Kusumawicitra, Salsabila. 2020. The Influence Of cash turnover, receivable


turnover and inventory turnover on the profitability (Studied manufacturing
companies on Indonesia Stock Exchange period 2016 – 2018). Undergraduate
Thesis. Accounting Department, State Polytechnic of Malang.
Advisors: (1) Aang Afandi, (2) Erlin Melani.

This aim of the research was to analyze the influence cash turnover, receivable
turnover and inventory turnover on the profitability. Population of this research is
the manufacturing companies listed on the Indonesia stock exchange (IDX) in year
2016-2018. Sampling technique in this research used a purposive sampling method,
to obtaine 25 companies as the sample.. The method of analysis in this research
used Descriptive Statistics and Multiple Linear Regression. Based on the results of
simultaneous or test F, on cash turnover, receivable turnover and inventory
turnover have a significant effect on profitability. Based on the results of partial or
test t, cash turnover variable is negative and significant effect on profitability,
receivable turnover is positive and significant effect on profitability while inventory
do not have a significant effect on profitability. Based on Adjusted R square value
of 0.674 which showed that ROA can be explained by the independent variable cash
turnover, receivable turnover and inventory turnover by 67.4% while the rest of
32.6% explained by other variables outside of this research. Therefore, researchers
further add variables and add samples or research periods so that the results may
be more accurate.

Keywords: Profitability (ROA), Cash Turnover, Receivable Turnover and


Inventory Turnover.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga

skripsi yang berjudul “PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN

PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP

PROFITABILITAS (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEI Periode Tahun 2016-2018)” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

Diploma IV Program Studi Akuntansi Manajemen, Jurusan Akuntansi, Politeknik

Negeri Malang.

Dalam penyusunan Skripsi ini, telah memperoleh banyak bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian, disampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Awan Setiawan, M.MT., M.M., selaku Direktur Politeknik

Negeri Malang.

2. Ibu Dr. Dra. Kurnia Ekasari, MM., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Malang.

3. Ibu Elvyra Handayani S, SE., MSA., Ak., CA selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Manajemen Politeknik Negeri Malang.

4. Bapak Dr. Aang Afandi, SE., MM selaku Dosen Pembimbing I, yang telah

bersedia memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan

Skripsi.

5. Ibu Erlin Melani, SE, MSA, Ak, CA, CSRA, CSRA selaku Dosen

Pembimbing II, yang telah bersedia memberikan bimbingan dan pengarahan

dalam penyusunan Skripsi.

vii
6. Bapak Drs. Futuh Handoyo, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Bahasa

Inggris yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam penyusunan

abstrak.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang

yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan pengarahan selama proses

perkuliahan.

8. Keluarga kecil tercinta Bapak Djoko Pramuko Setiawan, Ibu Dwi

Hariningrum, dan Kakak Jodi Pramatatya Santika yang tidak pernah

berhenti mendoakan, menemani, mendukung dalam penyelesaian skripsi.

9. Teman-teman Akuntansi Manajemen angkatan 2016 Politeknik Negeri

Malang.

10. Remizar Fahrezi Achyar Firdaus yang selalu membantu, memberikan

motivasi, dan tak pernah berhenti menemani penulis berdoa untuk

kelancaran dalam penyelesaian skripsi.

11. Para Sahabat tercinta Juvontre Apriliani, Mita Labibah Masturah, Savira

Ayuddia Fitri, Evagustya Budi Hayati, Roro Fany Febriazari Nugraeni,

Adhiya Nurhaliza, Latifa Rahimah, Heni Fajariwati, Calsa Andi Laksmi

Putri , Zelin Lutfi Ainnayah Alfaticha, Zakiyatul Fuadiyah yang selalu

menemani dalam suka dan duka, saling mendoakan, memberikan semangat

dan saran bagi penulis.

12. Seluruh Staf Pegawai Perpustakaan Politeknik Negeri Malang dan

Perpustakaan Umum Kota Malang yang telah memberikan peminjaman

buku.

viii
13. Dan seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung lancarnya

pembuatan Laporan Akhir dari awal hingga akhir yang tidak dapat kami

sebutkan satu-persatu.

Dalam segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala kekurangan

dan kesalahan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini yang jauh dari kata

sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis untuk

meningkatkan mutu dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca untuk memperluas ilmu

pengetahuan.

Penulis menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan, doa dan

dukungannya untuk semua pihak yang telah membantu dan berperan serta dalam

penyelesaian skripsi ini dari awal hingga akhir. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi Civitas Akademia Politeknik Negeri Malang, penulis dan

para pembaca.

Malang, 16 Juli 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ iv
ABSTRAK ..............................................................................................................v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I Pendahuluan ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3. Batasan Masalah ....................................................................................... 6
1.4. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
1.6. Daftar Istilah ............................................................................................. 8
BAB II Kajian Teori ............................................................................................10
2.1. Laporan Keuangan.................................................................................. 10
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ........................................................ 10
2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan .............................................................. 10
2.1.3. Komponen Laporan Keuangan ....................................................... 11
2.2. Analisis Laporan Keuangan ................................................................... 11
2.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan .......................................... 11
2.3. Modal Kerja ............................................................................................ 12
2.3.1. Pengertian Modal Kerja .................................................................. 12
2.3.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja ........................ 13
2.4. Kas .......................................................................................................... 14
2.4.1. Pengertian Kas ................................................................................ 14
2.4.2. Aktivitas Kas ................................................................................... 14
2.4.3. Pengertian Perputaran Kas .............................................................. 16
2.5. Piutang .................................................................................................... 17

x
2.5.1. Pengertian Piutang .......................................................................... 17
2.5.2. Pengertian Perputaran Piutang ........................................................ 17
2.6. Persediaan ............................................................................................... 19
2.6.1. Pengertian Persediaan ..................................................................... 19
2.6.2. Pengertian Perputaran Persediaan ................................................... 20
2.7. Profitabilitas ........................................................................................... 20
2.8. Penelitian Terdahulu............................................................................... 22
2.9.1. Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas .......................... 27
2.9.2. Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas .................... 27
2.9.3. Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas ............... 28
BAB III Metode Penelitian ..................................................................................30
3.1. Objek Penelitian ..................................................................................... 30
3.2. Jenis Penelitian ....................................................................................... 30
3.3. Sumber Data dan Data yang Dibutuhkan ............................................... 31
3.3.1. Sumber Data .................................................................................... 31
3.3.2. Data yang Dibutuhkan..................................................................... 31
3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 31
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................. 31
3.5.1. Populasi ........................................................................................... 31
3.5.2. Sampel ............................................................................................. 32
3.6. Jenis Data................................................................................................ 34
3.7. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................ 35
3.7.1. Variabel Penelitian .......................................................................... 35
3.7.2. Definisi Operasional........................................................................ 35
3.8. Teknik Analisis Data .............................................................................. 37
3.8.1. Uji Statistik Deskriptif .................................................................... 37
3.8.2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 37
3.8.3. Uji Hipotesis.................................................................................... 42
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................45
4.1. Gambaran Umum Perusahaan dan Deskriptif Data Penelitian............... 45
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan ......................................................... 45
4.1.2. Deskriptif Data Penelitian ............................................................... 47
4.2. Hasil Analisis.......................................................................................... 51
4.2.1. Uji Statistik Deskriptif .................................................................... 51
4.2.2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 52
4.2.3. Uji Hipotesis.................................................................................... 60

xi
4.3. Pembahasan ............................................................................................ 63
4.3.1. Pengaruh Perputaran Kas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI ................................................................. 63
4.3.2. Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI .............................................. 64
4.3.3. Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI .............................................. 65
4.3.4. Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, dan
Perputaran Piutang secara simultan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI ................................................................. 65
4.4. Aspek Manajerial.................................................................................... 66
BAB V Kesimpulan dan Saran ...........................................................................69
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 69
5.2. Saran ....................................................................................................... 70
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran

xii
DAFTAR TABEL

TABEL 1 : Penelitian Terdahulu ................................................................ 22


TABEL 2 : Rincian Pemilihan Sampel ....................................................... 33
TABEL 3 : Daftar Perusahaan yang dijadikan Sampel Penelitian ..............34
TABEL 4 : Operasional Variabel .............................................................. 37
TABEL 5 : Daftar Gambaran Umum Perusahaan ....................................... 46
TABEL 6 : Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................. 53
TABEL 7 : Hasil Uji Normalitas. .............................................................. 55
TABEL 8 : Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas ......................................... 55
TABEL 9 : Hasil Uji Asumsi Autokorelasi ............................................... 57
TABEL 10 : Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Berganda ........................ 59
TABEL 11 : Koefisien Determinasi (R2)...................................................... 61
TABEL 12 : Rekapitulasi Hasil Analisis Uji F ............................................ 62
TABEL 13 : Rekapitulasi Hasil Analisis Uji t ............................................ 64

xiii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 : Kerangka Konseptual Penelitian .................................................. 25


GAMBAR 1 : Gambar Bentuk Genta ................................................................. 39

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: Daftar Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek


Indonesia
LAMPIRAN 2 : Perhitungan Perputaran Kas
LAMPIRAN 3 : Perhitungan Perputaran Piutang
LAMPIRAN 4 : Perhitungan Perputaran Persediaan
LAMPIRAN 5 : Perhitungan Profitabilitas
LAMPIRAN 6 : Hasil Uji

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan yang merupakan muara atau hasil dari aktivitas keuangan

selama periode tertentu diharapkan mampu memberikan informasi yang terbuka

dan jujur, sehingga dengan laporan yang relevan dan dapat dipercaya akan

menghilangkan keragu-raguan atau ketakutan akan kegiatan investasi yang

dilakukan. Laporan laba rugi (income statement) yang merupakan bagian dari

laporan keuangan yang sangat penting adalah laporan yang menyajikan ukuran

keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Lewat laporan laba

rugi, investor dapat mengetahui besarnya tingkat profitabilitas yang dihasilkan

investor (Dr. (cand) Hery, 2013:101).

Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya akan berorientasi untuk

mendapatkan laba (profit), dimana dalam upayanya untuk mendapatkan laba

yang maksimal, perusahaan akan berupaya menekan biaya seefisien mungkin.

Laba yang diperoleh perusahaan akan dapat menjaga kelangsungan hidup

perusahaan (going concern), artinya adalah perusahaan mampu merefleksikan

nilai perusahaan untuk menentukan eksistensi dan masa depannya, sehingga

tetap dapat beroperasi di masa yang akan datang (Kartadinata, 2003:140).

Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan adalah

dengan melihat kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba melalui rasio

profitabilitas. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin bagus, karena

1
2

menggambarkan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio

profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi, menggunakan dua

pengukuran yaitu return on invesment dan return on assets (Hastuti, 2010).

Dalam penelitian ini profitabilitas akan diukur dengan menggunakan return on

assets (ROA).

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono,

2010:122). Tinggi rendahnya tingkat profitabilitas dipengaruhi dapat

dipengaruhi oleh modal kerja. Perusahaan harus menyediakan modal kerja yang

cukup untuk membiayai kegiatan operasionalnya, agar aktivitas perusahaan

dapat terus berjalan. Investasi modal kerja sangat penting dalam menjaga

kelancaran kegiatan operasional perusahaan maupun kemampuan dalam

menghasilkan laba.

Fahmi (2013:100) modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada

aktiva-aktiva jangka pendek-kas, surat-surat berharga, persediaan dan piutang.

Dunia (2008:125) menyatakan kas adalah aset perusahaan yang paling likuid dan

karena itu dicantumkan pada urutan aset yang pertama dalam kelompok aset

lancar. Jadi rasio perputaran kas ini bermanfaat untuk mengukur tingkat

kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan membayar tagihan dan

membiayai penjualan.

Selain kas, faktor lainnya yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah

piutang. Piutang merupakan bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu

perusahaan dimana pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, namun bersifat

bertahap. Hubungan penjualan kredit dan piutang usaha dinyatakan sebagai


3

perputaran piutang. Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara penjualan

kredit bersih dengan rata-rata piutang bersih (Kasmir, 2013).

Selain itu adalah persediaan. Proses penjualan pada perusahan manufaktur

tidak lepas dari pengaruh persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. persediaan

merupakan pos aktiva lancar perusahaan yang nilainya cukup besar sehingga pos

persediaan memiliki peran penting bagi perusahaan. Persediaan merupakan

unsur yang aktif dalam kegiatan operasional perusahaan, karena jumlah

persediaan dalam perusahaan selalu berubah karena adanya pengurangan untuk

proses produksi yang akan dijual kepada konsumen. Dengan adanya manajemen

persediaan yang baik dalam perusahaan, perusahaan dapat secepatnya mengubah

dana yang tersimpan dalam bentuk persediaaan menjadi kas atau piutang melalui

penjualan yang nantinya akan menjadi laba perusahaan. Persediaan ini dapat

dievaluasi dengan menghitung tingkat perputaran persediaan Persediaan ini

dapat dievaluasi dengan menghitung tingkat perputaran persediaan. Tingkat

perputaran persediaan dapat dihitung dengan membagi jumlah harga pokok

penjualan dengan rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan.

Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian karena data

untuk penelitian ini menggunakan data dari bursa efek Indonesia. Perusahaan

perusahaan yang terdaftar di Bursa efek Indonesia paling banyak adalah

perusahan perusahan sektor manufaktur. Dengan kondisi tersebut berarti

perusahaan manufaktur banyak memanfaatkan bursa efek Indonesia untuk

penambahan modal perusahaanya. Tentunya perusahaan yang masuk di bursa

efek indonesia adalah perusahaan perusahaan yang antara lain laporan

keuangannya bagus dan dapat diterima masyarakat untuk penambahan

modalnya. Salah satu laporan keuangan yang bagus dapat ditunjukan dengan
4

profitabilitas yang bagus. Perusahaan manufaktur merupakan salah satu aset

yang memiliki peranan penting dalam pembangunan, terlebih lagi dalam

menghadapi era persaingan bebas, perusahaan manufaktur dituntut semakin

efektif dalam mempublikasikan laporan keuangannya dimana pengguna laporan

keuangan memiliki kepentingan dalam hal tersebut.

Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia sebagai populasi. Perusahaan manufaktur mencerminkan

pertumbuhan/perkembangan ekonomi dan bisnis nasional, disamping itu

perusahaan manufaktur merupakan sektor yang memiliki kompleksitas bisnis

yang tinggi. Namun populasi dari perusahaan manufaktur ini kemudian akan

dipilih dengan menggunakan kriteria tertentu sehingga terpilihnya sampel. Bursa

Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari berkembangnya perekonomian

Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal yang dijadikan

alternatif pendanaan bagi semua sektor perusahaan atau badan usaha yang ada di

Indonesia.

Semakin ketatnya persaingan di bidang perekonomian, khususnya dalam

bidang usaha memungkinkan perusahaan untuk lebih teliti dan berhati-hati

dalam melaksanakan kegiatan sehari - harinya. Sebelum melaksanakan

operasinya, perusahaan terlebih dahulu menentukan rencana. Suatu perencanaan

dalam perusahaan memegang peranan penting, karena dengan perencanaan yang

baik, tujuan - tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya akan lebih mudah

tercapai, serta kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan bagi sektor

industri untuk mengembangkan usahanya maupun untuk mendirikan usaha baru.

Perusahaan manufaktur adalah salah satu jenis perusahaan besar di Indonesia

yang secara umum membutuhkan modal kerja yang besar. Perusahaan dituntut
5

untuk mengelola modalnya sebaik mungkin agar tujuan perusahaan

mendapatkan laba yang diharapkan dapat terwujud. Persaingan industri

manufaktur di Indonesia semakin ketat, hal ini dapat terlihat dari jumlah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari

periode ke periodenya semakin bertambah, sehingga tidak menutup

kemungkinan perusahaan ini sangat dibutuhkan masyarakat sehingga

prospeknya akan menguntungkan di masa kini maupun di masa yang akan

datang. Selain itu dapat dikatakan bahwa persaingan industri manufaktur

menjadi semakin ketat karena banyaknya produk impor yang dengan mudahnya

masuk ke pasar Indonesia dan menjadi alternatif pilihan para konsumen di

Indonesia.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh

perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap

profitabilitas karena dari hasil penelitian sebelumnya yang masih saling berbeda.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian

dengan judul: “ Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Dan Perputaran

Persediaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur?
6

2. Bagaimana pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur?

3. Bagaimana pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur?

4. Bagaimana pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, perputaran

persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur?

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam suatu penelitian digunakan untuk membatasi dan

memfokuskan masalah yang diteliti. Batasan masalah dalam penelitian ini

diantaranya :

1. Penelitian ini menganalisis tetnag perputaran kas, perputaran piutang,

perputaran persediaan terhadap profitabilitas (ROA).

2. Objek dari penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.

3. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah regresi linier

berganda.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisi pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas di

perusahaan manufaktur

2. Untuk menganalisis pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas

di perusahaan manufaktur
7

3. Untuk menganalisis pengaruh perputaran persediaan terhadap

profitabilitas di perusahaan manufaktur

4. Untuk menganalisis pengaruh perputaran kas, perputaran piutang,

perputaran persedian terhadap profitabilitas secara simultan di

perusahaan manufaktur

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang terkait, diantaranya adalah:

1. Bagi Peneliti

a. Sebagai penambah ilmu dan wawasan tentang penelitian

b. Memberikan pengalaman untuk memberi bukti, pembanding, dan

penerus dari penelitian sebelumnya

c. Memberikan ketrampilan untuk menganilisis data laporan keuangan

d. Sebagai wadah untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari di

perkuliahan

2. Bagi Politeknik Negeri Malang (Jurusan Akuntansi)

a. Sebagai penghubung antara perusahaan dan jurusan akuntansi untuk

menjalin kerjasama yang baik

b. Sebagai bahan masukan untuk menambah karya tulis yang dapat

dijadikan literatur penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

penelitian ini

3. Bagi Perusahaan
8

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi investor untuk melakukan

investasi perusahaan manufaktur.

b. Sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan dari segi aset,

piutang, persediaan dan profitabilitas perusahaan manufaktur.

1.6. Daftar Istilah

Untuk mempermudah pemahaman tentang istilah-istilah yang tertera

dalam penelitian ini, maka penulis memberikan Daftar Istilah sebagai berikut :

1. Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan

dan kinerja keuangan suatu entitas (IAI, 2009:1.5)

2. “Analisis laporan keuangan yaitu mengidentifikasi setiap kelemahan dari

keadaan keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa yang akan

datang” (Tampubolon, 2005, p. 35)

3. Modal Kerja diklasifikasikan menurut komponennya yaitu kas, piutang dan

persediaan (James dan Wachowicz, 2005, p .323)

4. Kas adalah aset paling lancar yang disajikan sebagai alat pertukaran standar

dan dasar pengukuran untuk item yang lain.

5. Perputaran Kas adalah berapa kali kas berputar dalam suatu periode tertentu

melalui penjualan barang atau jasa.

6. Piutang sebagai aset keuangan yang non derivative dengan jumlah

pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki koutasi di

pasar aktif. Yang dimaksud dengan “tidak memiliki koutasi di pasar aktif”

adalah piutang tersebut tidak dapat dijual ke pasar modal. (PSAK 55

Pengakuan dan Pengukuran)

7. Perputaran piutang adalah penjualan bersih dibagi rata-rata piutang dagang.


9

8. Persediaan didefinisikan sebagai aset yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi

untuk penjualan tersebut, dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk

digunakan dalam proses produksi atau pemeberian jasa (PSAK 14

Persediaan)

9. Perputaran persediaan yang didiefinisikan sebagai harga pokok produk yang

dijual dibagi dengan tingkat rata-rata persediaan, yang sering digunakan

sebagai salah satu ukuran efisiensi perusahaan.

10. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri

(Sartono, 2010:12
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Laporan Keuangan

2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur mengenai posisi

keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian

besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan kepuusan ekonomi.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi

mengenai entitas yang meliputi:

a. Aset;

b. Liabilitas

c. Ekuitas;

d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

e. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai

pemilik; dan

f. Arus kas

10
11

2.1.3. Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut:

a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;

b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode;

c. Laporan perubahan ekuitas selama periode;

d. Laporan arus kas selama periode;

e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting

dan informasi penjelasan lainnya; dan

f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan

ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau

membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

2.2. Analisis Laporan Keuangan

2.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2008;299), menyatakan bahwa:

“Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi

unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikansi

yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif

maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan

lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”

2.2.1 Teknik – Teknik Analisis Laporan Keuangan

Teknik – Teknik laporan keuangan adalah (Arifin, 2007, p. 31-32)


12

1. Analisis perbandingan, dilakukan berdasarkan laporan keuangan yang

disusun secara horizontal dan dibandingkan antara pos yang satu dengan

pos lain dalam rupiah maupun unit.

2. Angka indeks dan trend, disusun berdasarkan laporan keuangan beberapa

periode. Analisis ini mengubah semua angka dalam suatu laporan keuangan

pada tahun dasar menjadi angka 100 atau angka indeks.

3. Common Size, menggunakan pola atau Teknik penyederhanaan angka

dalam laporan keuangan. Memerlukan angka dasar sebagai dasar

perhitungan konversi, untuk neraca biasanya menggunakan total aktiva atau

total pasiva sebagai dasar dengan angka 100%.

4. Analisa Rasio, dilakukan dengan membandingkan data laporan keuangan

dalam pos keuangan yang relevan dan signifikan.

2.3. Modal Kerja

2.3.1. Pengertian Modal Kerja

Menurut konsep fungsional, modal kerja adalah jumlah dana yang

digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan

pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai dengan maksud utama

didirikannya perusahaan tersebut. Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva

yang sangat penting dalam perusahaan karena tanpa modal kerja perusahaan tidak

dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Masa perputaran

modal kerja sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal hingga menjadi kas

lagi. Pengertian modal kerja menurut Van Horne dalam Arfan Ikhsan dikategorikan

ke dalam modal kerja bersih dan modal kerja kotor. Modal kerja bersih adalah
13

aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi

perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas, piutang, dan persediaan”. Sedangkan

Weston dan Brigham, menyatakan bahwa modal kerja adalah investasi perusahaan

dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan

persediaan”.

2.3.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

modal kerja antara lain tergantung dari:

1. Jenis perusahaan

2. Syarat kredit

3. Waktu produksi

4. Tingkat perputaran sediaan

Secara umum kenaikan dan penurunan modal kerja disebabkan tiga faktor,

yaitu:

a. Adanya kenaikan modal. Artinya, adanya tambahan modal dari

pemilik atau perolehan laba dalam periode tertentu yang

dimasukkan ke aktiva lancar.

b. Adanya pengurangan aktiva tetap, artinya adanya penjualan aktiva

tetap, terutama yang tidak produktif di mana uangnya dimasukkan

ke aktiva lancar atau digunakan untuk membayar utang jangka

pendek.

c. Adanya penambahan hutang, artinya perusahaan menambah hutang

baru dalam jangka pendek maupun jangka panjang.


14

2.4. Kas

2.4.1. Pengertian Kas

Kas dan setara kas adalah aset perusahaan yang paling likuid sehingga perlu

dibahas mengenai pengaturan kas agar diperoleh jumlah kas yang efisien dan

bagaimana menyeimbangkan kas dan sekuritas/surat berharga jangka pendek.

Misalnya bila kelebihan kas, daripada kas tersebut menganggur lebih baik dijadikan

surat berharga jangka pendek seperti Deposito Berjangka, Commercial Paper,

Sertifikat BI atau SBI, SBPU dan sebagainya di pasar uang dengan tujuan

memperoleh bunganya. Kemudian pada saat perusahaan membutuhkan uang kas,

surat berharga tersebut dapat ditarik/dijadikan kas lagi, atau bila terpaksa

membutuhkan kas yang mendesak dengan cara peminjaman jangka pendek/jangka

panjang.

2.4.2. Aktivitas Kas

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang

diklasifikasikan menjadi tiga aktivitas. Untuk menentukan arus kas termasuk

kedalam golongan mana, berikut penjelasannya.

Kas diklasifikasikan menjadi 3 aktivitas yaitu (SAK, 2009, p. 2.3-2.4):

a. Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi adalah indikator yang menentukan operasi perusahaan

untuk menghasilkan arus kas yang cukup melunasi pinjaman, memelihara

kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan

investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Contoh dari

aktivitas operasi adalah:


15

a. Penjualan barang dan jasa masuk ke penerimaan kas

b. Royalti, fee, komisi dan pendapatan lain masuk ke penerimaan kas

c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa

d. Pembayaran kas kepada karyawan

e. Perusahaan asuransi sehubungan premi, klaim, anuitas dari penerimaan

dan pebayaran kas

f. Restitusi (Pembayaran kas atau penerimaan kembali) pajak penghasilan

g. Kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan

masuk ke penerimaan dan pembayaran kas

b. Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi merupakan sumber daya yang menghasilkan pendapatan

serta arus kas masa depan yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran

kas. Contoh dari aktivitas investasi:

a. Biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun

dengan melakukan pembayaran kas juga merupakan membeli aset tetap,

aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain

b. Penjualan tanah, bangunan dan peralatan, serta aset tidak berwujud dan

aset jangka panjang lain masuk ke penerimaan kas

c. Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain

d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta

pelunasannya kecuali Lembaga keuangan

c. Aktivitas Pendanaan
16

Aktivitas pendanaan adalah memprediksi klaim terhadap arus kas masa

depan oleh para pemasok modal perusahaan. Contoh dari aktivitas

pendanaan adalah:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya.

b. Pembayaran kas kepada pemegang saham menarik atau menebus saham

perusahaan

c. Emisi obligasi, hipotek, wesel, pinjaman dan lainnya merupakan

penerimaan kas

d. Pelunasan pinjaman

e. Penyewa melakukan pembayaran kas untuk megurafi saldo kewajiban

yang berkaitan degan sewa pembiayaan.

2.4.3. Pengertian Perputaran Kas

Perputaran kas merupakan periode berputarnya kas yang dimulai saat kas

diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas-kas

sebagai unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Perputaran kas adalah

perbandingan antara penjualan dengan rata-rata kas. Semakin tinggi perputaran kas

akan semakin baik, karena ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya

dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar.

Sedangkan menurut James O. Gill dalam Kasmir, rasio perputaran kas

(Cash Turn Over) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja

perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan.

Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk

membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.


17

Penjualan
Perputaran Kas = = ⋯ kali
Rata − rata Kas

Kas Awal + Kas Akhir


Rata − rata Kas = =
2

2.5. Piutang

2.5.1. Pengertian Piutang

Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan, piutang usaha

meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam

rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang yang timbul dari transaksi di

luar kegiatan usaha normal perusahaan digolongkan sebagai piutang lain-lain.

Tujuan dari piutang yaitu untuk meningkatkan penjualan, meningkatkan

laba dan menjaga loyalitas pelanggan. Dengan meningkatnya penjualan

kemungkinan besar laba akan meningkat pula.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, penggolongan piutang menurut

sumber terjadinya, digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang

lain-lain. Sedangkan menurut Arfan, piutang dapat diklasifikasikan sebagai:

1. Piutang dagang

2. Piutang non dagang.

2.5.2. Pengertian Perputaran Piutang

Rasio perputaran piutang mengukur berapa kali rata-rata piutang dapat

tertagih selama satu periode. Pengelolaan piutang suatu perusahaan dapat dilihat

dari tingkat perputaran piutangnya, dimana tingkat perputaran piutang merupakan

periode terikatnya modal kerja dalam piutang. Piutang sebagai unsur modal kerja
18

dalam kondisi berputar, yaitu dari kas, proses komoditi, penjualan, piutang dan

kembali ke kas. Makin cepat perputaran makin baik kondisi keuangan perusahaan.

Periode perputaran piutang tergantung pada panjang pendeknya ketentuan

waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Disisi lain, syarat

pembayaran kredit juga akan mempengaruhi tingkat perputaran piutang di mana

tingkat perputaran piutang menggambarkan berapa kali modal yang tertanam dalam

piutang berputar dalam satu tahun.

Menurut Fahmi (2013:155), dalam konsep piutang (receivable concept)

semakin tinggi perputaran maka semakin baik, namun begitu juga sebaliknya

semakin lambat perputaran piutang maka semakin tidak baik. Tingkat perputaran

piutang tergantung dari syarat pembayaran yang diberikan oleh perusahaan. Makin

lama syarat pembayaran semakin lama dana atau modal terikat dalam piutang

tersebut, yang berarti semakin rendah tingkat perputaran piutang.

Menurut Weygandt, Kieso dan Kimmmel (2008:399), perputaran piutang

dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih (penjualan bersih dikurangi

penjualan tunai) dengan piutang bersih rata-rata. Tinggi rendahnya perputaran

mempunyai dampak langsung terhadap modal perusahaan yang diinvestasikan

dalam piutang.

Penjualan
Perputaran Piutang = = ⋯ kali
Rata − rata Piutang

Penjualan Piutang Awal + Piutang Akhir


Rata − rata Piutang = =
2
19

2.6. Persediaan

2.6.1. Pengertian Persediaan

“Persediaan adalah barang-barang atau bahan yang masih tersisa pada

tanggal neraca, barang-barang yang akan segera dijual, digunakan atau diproses

dalam periode noral perusahaan” (Sartono, 2010, p.443). Bahan atau barang yang

disimpan dan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, diproses lebih lanjut

untuk dijual kembali. Persediaan yang berlebihan berupa bahan baku dan setengah

jadi yang disimpan di pabrik serta penumpukan di pedagang besar ataupun pengecer

dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan serta menambah biaya lebih untuk

penyimpanan dan pemeliharaan persediaan.

Dalam penelitian ini termasuk persediaan industry (Manufacturing) yang terdiri

atas:

a. Persediaan Bahan Baku (Raw Material)

Persediaan bahan baku atau disebut juga bahan mentah yaitu bahan yang

akan diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. Pemasok akan memberikan

bahan atau barang yang sama ke setiap pelanggan.

b. Persediaan Barang Dalam Proses (Work in Proces Inventory)

Persediaan yang telah mengalami perubahan tetapi belum selesai karena

untuk membuat suatu produk diperlukan waktu. Pengurangan waktu

menyebabkan persediaan work in process berkurang.

c. Persediaan Barang Jadi (Finished Good)

Persediaan barang-barang yang telah selesai diproses oleh perusahaan tetapi

masih belum terjual.


20

2.6.2. Pengertian Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan (inventory turnover) menunjukkan berapa kali dana

yang tertanam dalam persediaan berputar dalam satu periode. Untuk mengukur

efisiensi persediaan maka perlu diketahui perputaran persediaan yang terjadi

dengan membandingkan antara harga pokok penjualan (HPP) dengan nilai rata-rata

persediaan yang dimiliki. Perputaran persediaan dapat dinyatakan dengan rumus

sebagai berikut (Riyanto, 2008:69)

Harga Pokok Penjualan


Perputaran Persediaan = = ⋯ kali
Rata − rata Persediaan

Persediaan Awal + Persediaan Akhir


Rata − rata Persediaan = =
2

2.7. Profitabilitas

Ikhsan dan Prianthara (2009 : 106), mengartikan rasio profitabilitas yaitu

sumber daya dan aktiva yang dibuat tersedia bagi manajemen untuk menghasilkan

penjualan, pendapatan, penghasilan operasi dan rasio ini juga menunjukkan

efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva selama periode operasi.

Sedangkan Kasmir (2013:196), menyatakan bahwa rasio profitabilitas merupakan

kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, ditunjukkan

dengan laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Jenis-jenis rasio profitabilitas ada 5 yaitu (Sartono, 2010)

a. Gross Profit Margin (GPM)

Rasio ini menunjukan berapa besar keuntungan kotor yang diperoleh dari

penjualan produk. Untuk kondisi normal, laba kotor seharusnya positif

karena perusahaan menjual barang diatas harga pokoknya.


21

Laba Kotor
GPM =
Penjualan

b. Net Profit Margin (NPM)

Rasio ni menunjukkan berapa besar keuntungan bersih yang diperoleh

perusahaan. Perusahaan dagang biasanya mempunyai presentase laba yang

lebih kecil jika dibandingkan dengan presentase laba perusahaan

manufaktur.

Laba Bersih Setelah Pajak


𝑁𝑃𝑀 =
Penjualan

c. Cash Flow Margin

Rasio ini menunjukkan presentase aliran kas dari hasil operasi terhadap

penjualan. Kemampuan perusahaan untuk mengubah penjualan menjadi

aliran kas.

Arus Kas Hasil Operasi


Cash Flow Margin =
Penjulan Bersih

d. Return on Asset (ROA) atau Return on Investment (ROI)

Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh aset yang

ada. Atau menggambarkan efisiensi pada dana yang digunakan dalam

perusahaan.

Laba Bersih Setelah Pajak


ROA = 𝑥 100%
Total Aktiva

e. Return on Equity (ROE)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia

bagi pemegang saham perusahaan.

Laba Bersih Setelah Pajak


ROE =
Total Ekuitas
22

Dalam penelitian ini, cara menghitung profitabilitas dihitung dengan

menggunakan Return on Asset (ROA). Agar mudah untuk membandingkan

penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu. Yang dimana

pembaginya merupakan total aktiva. Kas, piutang dan persediaan termasuk

dalam aktiva lancar.

2.8. Penelitian Terdahulu

Tabel 1

Penelitian Terdahulu

No. Nama dan Judul Penelitian Tujuan Hasil


Tahun Penelitian
Penelitian
1 Putri Ayu Pengaruh Penelitian ini Parsial
Diana dan Perputaran Kas, bertujuan untuk - Perputaran kas
Bambang Piutang, Dan mengetahui berpengaruh
Hadi Persediaan pengaruh signifikan
Santoso Terhadap perputaran kas, terhadap
(2016) Profitabilitas Pada piutang, dan profitabilitas
Perusahaan persediaan - Perputaran
Manufaktur terhadap piutang tidak
profitabilitas berpengaruh
pada signifikan
perusahaan terhadap
manufaktur profitabilitas
sektor industri - Perputaran
dasar dan kimia persediaan tidak
yang terdaftar berpengaruh
di Bursa Efek signifikan
Indonesia tahun terhadap
2014-2016 profitabilitas.
Simultan
Pengaruh
perputaran kas,
piutang, dan
persediaan
berpengaruh
secara simultan
dan signifikan
23

No. Nama dan Judul Penelitian Tujuan Hasil


Tahun Penelitian
Penelitian
terhadap
profitabilitas
2 Irman Deni Pengaruh Tingkat Tujuan dari Parsial
(2014) Perputaran Kas, penelitian ini - Perputaran kas
Perputaran Piutang adalah untuk berpengaruh
Dan Perputaran menganalisis negatif dan
Persediaan pengaruh signifikan
Terhadap perputaran kas, terhadap return on
Profitabilitas Pada perputaran asset
Perusahaan piutang dan - Perputaran
Manufaktur Yang perputaran piutang dan
Terdaftar Di Bursa persediaan berpengaruh
Efek Indonesia perusahaan positif dan
terhadap return signifikan
on assets terhadap return on
(ROA) pada assets
perusahaan - Perputaran
manufaktur. persediaan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap return on
assets
Simultan
Perputaran kas
(X1), perputaran
piutang (X2) dan
perputaran
persediaan (X3),
secara bersama-
sama berpengaruh
signifikan
terhadap return on
assets
3 Mohamad Pengaruh Penelitian ini Parsial
Tejo Perputaran bertujuan untuk -Perputaran
Suminar Persediaan, menguji persediaan
(2015) Perputaran Piutang pengaruh berpengaruh
Dan Perputaran struktur modal positif terhadap
Kas Terhadap yang dipilih Return On Assets
Profitabilitas Pada yaitu perputaran dan berpengaruh
Perusahaan Sektor persediaan, positif terhadap
Industri Barang perputaran Return On Equity.
Konsumsi Yang piutang dan - Perputaran
perputaran kas piutang
24

No. Nama dan Judul Penelitian Tujuan Hasil


Tahun Penelitian
Penelitian
Terdaftar Di Bei terhadap berpengaruh
Periode 2008-2013 profitabilitas positif terhadap
yang diukur Return On Assets
menggunakan dan berpengaruh
rasio ROA dan positif terhadap
ROE. Return On Equity.
- Perputaran kas
berpengaruh
negatif terhadap
Return On Assets
dan berpengaruh
negatif terhadap
Return On Equity.
Simultan
Uji Simultan
menunjukkan hasil
perputaran
persediaan,
perputaran piutang
dan perputaran kas
secara bersama-
sama berpengaruh
positif terhadap
Return On Assets
dan secara
bersama-sama
berpengaruh
positif terhadap
Return On Equity.
4 Sarjito Pengaruh Untuk Parsial
Surya, Ruly Perputaran Kas mengetahui ada Variabel
Ruliana, dan Perputaran tidaknya perputaran kas dan
Dedi Persediaan hubungan perputaran
Rossidi Terhadap antara persediaan tidak
Soetama Profitabilitas perputaran kas berpengaruh
(2017) dan perputaran terhadap
persediaan profitabilitas
terhadap Simultan
profitabilitas Perputaran kas
dan perputaran
persediaan secara
simultan tidak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas
25

No. Nama dan Judul Penelitian Tujuan Hasil


Tahun Penelitian
Penelitian
5 Kadek Pengaruh Tujuan Parsial
Agustia Perputaran Kas, penelitian ini -Perputaran kas
Dewi, Perputaran adalah untuk berpengaruh
I Wayan Piutang, Dan memperoleh positif dan
Suwendra Perputaran temuan signifikan
dan Persediaanterhadap eksplanatif terhadap
Fridayana Profitabilitas Pada yang teruji profitabilitas,
Yudiaatmaja Perusahaan tentang -Perputaran
(2014) Manufaktur Di Pengaruh antara piutang
Bursa Efek perputaran kas, berpengaruh
Indonesia Tahun perputaran positif dan
2014 piutang, dan signifikan
perputaran terhadap
persediaan profitabilitas,
terhadap -Perputaran
profitabilitas persediaan
pada berpengaruh
Perusahaan positif dan
Manufaktur di signifikan
Bursa Efek terhadap
Indonesia tahun profitabilitas.
2014. Pengaruh Simultan
antara Perputaran kas,
perputaran kas perputaran
terhadap piutang, dan
profitabilitas perputaran
pada persediaan
Perusahaan berpengaruh
Manufaktur di positif dan
Bursa Efek signifikan
Indonesia tahun terhadap
2014. Pengaruh profitabilitas
antara
perputaran
piutang
terhadap
profitabilitas
pada
Perusahaan
Manufaktur di
Bursa Efek
Indonesia tahun
2014. Pengaruh
antara
perputaran
26

No. Nama dan Judul Penelitian Tujuan Hasil


Tahun Penelitian
Penelitian
persediaan
terhadap
profitabilitas
pada
Perusahaan
Manufaktur di
Bursa Efek
Indonesia tahun
2014.

2.9. Hipotesis

“Dalam statistik hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi, melalui

data-data sampel” (Sugiyono,2015). Berdasarkan penelitian ini, maka hipotesis

yang didapat sebagai berikut.

Gambar 1.

Kerangka Konseptual Penelitian

Perputaran Kas H1

H2
Perputaran Kas Profitabilitas
H3

Perputaran Kas
H4

*Sumber: Hasil Olahan Data, 2020

Keterangan:

= Secara Individual

= Secara Bersama sama


27

2.9.1. Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas

Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah

kas ratarata. Perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan

pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode

tertentu. Semakin tinggi perputaran kas ini akan semakin baik. Karena ini berarti

semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan

semakin besar pula (Kasmir, 2013). Hal ini sejalan dengan penelitian Kadek

Agustia Dewi, I Wayan Suwendra dan Fridayana Yudiaatmaja (2014) yang

menyatakan perputaran kas berpengaruh terhadap profitabiltas. Berdasarkan

penjelasan di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 = Perputaran kas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas

(ROA).

2.9.2. Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas

Piutang merupakan salah satu bentuk investasi yang menyerap sebagian

dari modal perusahaan. Bila perusahaan menggunakan modal sendiri seluruhnya,

maka dengan piutang modal yang tersedia untuk investasi bentuk lain (persediaan,

aktiva tetap dan lain-lain) akan berkurang. Dengan demikian, biaya modal besarnya

sama dengan besarnya biaya modal sendiri. Bilamana modal sendiri tidak

mencukupi sehingga perusahaan terpaksa menggunakan pinjaman bank, maka

timbul biaya yang eksplisit dalam bentuk bunga modal pinjaman. Peningkatan

piutang yang diiringi oleh meningkatnya piutang tak tertagih perlu mendapat

perhatian. Untuk itu sebelum suatu perusahaan memutuskan melakukan penjualan

kredit, maka terlebih dahulu diperhitungkan mengenai jumlah dana yang


28

diinvestasikan dalam piutang, syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan,

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan biaya-biaya yang akan

timbul dalam menangani piutang bisa diatasi. Hal ini didiukung oleh penelitian

Irman Deni (2014) bahwa akun perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas (ROA). Dari uraian diatas dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut

H2 = Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas

(ROA).

2.9.3. Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas

Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun

perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Tanpa

adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa

perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang

memerlukan atau meminta barang/jasa.

Persediaan diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan

tersebut hendaknya lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya. Maka

periode perputaran persediaan ini perlu diperhatikan untuk mengetahui berapa lama

waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghabiskan persediaan dalam

proses produksinya. Hal ini dikarenakan semakin lama periode perputaran

persediaan, maka semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan

untuk menjaga agar persediaan di gudang tetap baik. Oleh karena itu diperlukan

penghematan ongkos penyimpanan dan pemeliharaan agar keuntungan yang

diperoleh semakin besar sehingga semakin kecil biaya yang harus ditanggung
29

perusahaan, semakin besar laba yang akan didapat dan perputaran persediaan

semakin tinggi.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Mohamad Tejo Suminar (2015)

menyatakan bahwa perputaran persediaan memberikan pengaruh signifikan

terhadap profitabilitas. Dari uraian diatas dapat diperoleh hipotesis sebagai berikut

H3 = Peputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas

(ROA).

2.9.4 Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran

Persediaan Secara Bersama-sama Terhadap profitabilitas

Tingkat perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan akan

selalu mempengaruhi jumlah penjualan yang dihasilkan, pada saat perputaran

mengalami peningkatan maka akan memberikan peningkatan terhadap

profitabilitas, dari penjelasan ini dapat diperoleh hipotesis sebagai berikut:.

H4 = Perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan secara

serentak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA).


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah sarana yang dijadikan unit pengamatan. Objek

penelitian adalah perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan yang

diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia

Stock Exchange (BEI) periode 2016-2018.

3.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggambarkan subjek

penelitian dari perusahaan manufaktur dengan cara mengumpulkan data dan

informasi perusahaan tersebut. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian tentang

hubungan dan pengaruh pada suatu variabel dengan variabel lainnya yang

menggunakan data berupa angka. Penelitian ini menguji pengaruh variabel

perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persedian terhadap profitabilitas

di perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.

30
31

3.3. Sumber Data dan Data yang Dibutuhkan

3.3.1. Sumber Data

Data dalam penelitian ini bersumber dari Bursa Efek Indonesia. Data

tersebut merupakan data sekunder yang tidak didapatkan secara langsung atau

berasal dari sumber yang telah ada. Untuk mendapatkan informasi dan data dalam

menyusun penelitian pada perusahaan manufaktur pada tahun 2016-2018 ini dapat

diperoleh melalui www.idx.co.id.

3.3.2. Data yang Dibutuhkan

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan

perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

dokumentasi yaitu suatu cara untuk mencatt suatu peristiwa. Data penelitian ini

diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013, 90), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-2018. Populasi perusahaan manufaktur


32

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2018 adalah 191

perusahaan.

3.5.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2013: 118). Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu menggunakan purposive sampling dengan tujuan untuk

mendapatkan sampel sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Dan untuk penelitian

ini dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur secara konsisten terdaftar di BEI selama periode

2016-2018

2. Perusahaan manufaktur secara konsisten mempublikasikan laporan

keuangan tahunan selama periode 2016-2018

3. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk mata uang

rupiah.

4. Perusahaan manufaktur yang mengalami peningkatan laba bersih setiap

tahun di periode 2016-2018

5. Perusahaan manufaktur yang memiliki kelengkapan data tentang laporan

keuangan yang berkaitan dengan pengukuran variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini.

Prosedur penentuan sampel penelitian ditampilkan pada Tabel 2 sebagai berikut:


33

Tabel 2

Rincian Pemilihan Sampel

Kriteria Sampel Penelitian Jumlah


Perusahaan manufaktur secara konsisten terdaftar di BEI selama
191
periode 2016-2018
-Perusahaan manufaktur yang tidak secara konsisten
mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode 2016- (60)
2018
- Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam
(23)
bentuk mata uang rupiah
- Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami peningkatan laba
(83)
bersih setiap tahun di periode 2016-2018
-Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki kelengkapan data
tentang laporan keuangan yang berkaitan dengan pengukuran (0)
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Total Sampel 25

Dari populasi yang berjumlah 191 perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI, dengan menggunakan metode purpose sampling maka terdapat 25

perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Berikut perusahaan yang

menjadi sampel :

Tabel 3

Daftar Perusahaan yang dijadikan Sampel Penelitian

Kode
No. Nama Perusahaan Sub Sektor
Perusahaan
1 ALDO PT Alkindo Naratama Tbk Pulp & Kertas
2 ALKA PT Alakasa Industrindo Tbk Logam dan Sejenisnya
3 Keramik Porselin dan
ARNA PT Arwana Citramulia Tbk.
Kaca
4 ASII PT Astra International Tbk. Otomotif & Komponen
5 AUTO PT Astra Otoparts Tbk Otomotif & Komponen
34

Kode
No. Nama Perusahaan Sub Sektor
Perusahaan
6 BUDI PT Budi Starch & Sweetener Tbk. Kimia
7 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Pakan Ternak
8 DLTA PT Delta Djakarta Tbk Makanan dan Minuman
9 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. Farmasi
10 GGRM PT Gudang Garam Tbk. Rokok
11 INAI PT Indal Aluminium Industry Tbk. Logam dan Sejenisnya
12 KAEF PT Kimia Farma Tbk. Farmasi
13 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk Pulp & Kertas
14 KLBF PT Kalbe Farma Tbk Farmasi
15 Keramik Porselin dan
MLIA PT Mulia Industrindo Tbk
Kaca
16 MYOR PT Mayora Indah Tbk Makanan dan Minuman
17 PYFA PT Pyridam Farma Tbk Farmasi
18 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk Tekstil & Garment
19 PT Industri Jamu dan Farmasi Sido
SIDO Farmasi
Muncul Tbk
20 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk Otomotif & Komponen
21 SRSN PT Indo Acidatama Tbk Kimia
22 TRST PT Trias Sentosa Tbk. Plastik dan Kemasan
23 Kosmetik & Keperluan
UNVR PT Unilever Indonesia Tbk.
Rumah Tangga
24 WSBP PT Waskita Beton Precast Tbk. Semen
25 WTON PT Wijaya Karya Beton Tbk Semen
Sumber: Data yang diolah kembali

Berdasarkan sampel penelitian yang diperoleh, maka data yang

digunakan penulis adalah sebanyak 75 data laporan keuangan dari perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016 – 2018.

3.6. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini bersifat kuantitatif karena merupakan angka-

angka dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur. Menurut Sugiyono

(2010:133), metode penelitian kuantitatif adalah bentuk suatu bentuk penelitian

dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan.
35

3.7. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.7.1. Variabel Penelitian

Menurut Rusli, (2014:147), variabel ialah sesuatu (simbol atau konsep yang

diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai) yang berbeda atau bervariasi.

Menurut Sugiyono (2015:3), variable adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat dirumuskan bahwa

variabel penelitian adalah suatu simbol, konsep, atribut, orang ataupun

kegiatan yang berbeda atau bervariasi yang akan diteliti dan ditarik

kesimpulannya. Jenis variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah

variable dependen dan independen.

3.7.2. Definisi Operasional

a. Variabel Independen

Variabel Independen atau variabel bebas merupakan variabel yang

memengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variable yang

variabelitasnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk

menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi (Rusli,

2014:148). Variabel independent dilambangkan dengan X. Variabel yang

dipakai dalam penelitian ini yaitu:

1. X1 = Perputaran kas

Perputaran kas merupakan rasio yang menghitung berapa kali kas

berputar dalam satu tahun atau periode tertentu melalui penjualan

barang atau jasa dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen
36

modal kerja sampai kembali lagi menjadi kas unsur modal yang paling

likuid.

2. X2 = Perputaran piutang

Perputaran piutang merupakan rasio yang menunjukan berapa kali

piutang berputar sejak diinvestasikannya piutang hingga piutang

tersebut tertagih dan kembali menjadi kas dalam suatu periode tertentu.

3. X3 = Perputaran persediaan

Perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa

kali rata-rata persediaan dijual dan seberapa cepat perputaran

persediaan dalam satu periode siklus produksi normal atau periode

tertentu.

a. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel tergantung adalah variabel yang

memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel

bebas. Variabel dependen adalah variabel yang diamati dan diukur

untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas

(Rusli,2014:148)

Variabel dependen dilambangkan dengan Y. Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah profitabilitas.

Y = Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba

dari suatu penjualan, pengelolaan aktiva, dan pengelolaan modal sendiri.


37

Tabel 4
Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala


X1=Perputaran 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 Rasio
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠 = = ⋯ 𝑘𝑎𝑙𝑖
Kas 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑠

X2=Perputaran 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 Rasio


𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 = = ⋯ 𝑘𝑎𝑙𝑖
Piutang 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

X3=Perputaran 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 (𝑎𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡) Rasio


Persediaan 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
= = ⋯ 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Y=Profitabilitas 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 Rasio
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥 100% =
(ROA) 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

Sumber: Rangkuman Rumusan Bab II, 2020

3.8. Teknik Analisis Data

3.8.1. Uji Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data suatu

penelitian, seperti Nilai Rata-rata, Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Standar

Deviasi.

3.8.2. Uji Asumsi Klasik

Teknik analisis penelitian menggunakan Regresi Linier Berganda. Model

regresi yang baik adalah yang memenuhi kriteria BLUE (Best Linier Unbiased

Estimator). BLUE dapat dicapai apabila memenuhi Asumsi Klasik yang terdiri dari

Uji Normalitas, Uji Linieritas, Uji Multikolinieritas, Uji Autokorelasi dan Uji

Heterokedasitisitas.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas tersebut digunakan untuk menguji distribusi

tersebut normal atau tidak. Data yang terdistribusi secara normal disebut
38

parametris dan data yang terdistribusi secara tidak normal disebut non-

parametris. Pengujian yang digunakan untuk menguji normalitas bisa

menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov, grafik histogram (kurva) dan P-

Plot. Hasil uji Kolomogrof-Smirnov ini akan dibandingkan dengan nilai

signifikansi.

Dasar pengambilan keputusan jika menggunakan uji Kolmogrof-Smirnov:

1. Jika nilai dari Sig. dari Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov > 0,05

maka data tersebut berdistribusi normal atau parametris.

2. Jika nilai dari Sig. dari Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov < 0,05

maka data tesebut tidak berdistribusi normal atau non-parametris.

Dasar pengambilan keputusan jika menggunakan kurva:

1. Distribusi data tersebut dikatakan parametris apabila kurva distribusi

normal berbentuk seperti genta (bell-shaped) yang simetris.

2. Distribusi data tersebut dikatakan non-parametris apabila kurva

distribusi normal berbentuk tidak seperti genta (bell-shaped) yang

simetris.

Gambar 2. Gambar Bentuk Genta

Sumber: Sugiyono,2015. Statistik untuk Penelitian.

Dasar pengambilan keputusan jika menggunakan Grafik P-Plot:


39

1. Data dikatakan berdistribusi normal, jika titik-titik sangat dekat

atau menempel menyebar disekitar garis diagonal (dari kiri

bawah ke kanan atas) dan mengikuti arah garis diagonal

2. Sebaliknya data dikatakan tidak berdistribusi normal, jika titik-

titik menyebar jauh dari arah garis atau tidak mengikuti garis

diagonal (dari kiri bawah ke kanan atas)

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen).

Pada dasarnya multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linear yang

sempurna (mendeteksi sempurna antara beberapa atau semua variabel

bebas (Mudrajad Kuncoro, 2004:98).

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen

(Ghozali, 2011:105). Untuk mengetahui adanya problem

multikolinearitas maka dapat dilihat dari hasil Colliniearity Statistic

yaitu nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Uji

multikolinearitas dapat dilakukan dengan pengujian sebagai berikut:

1. Jika nilai Tolerance > 0,10 dan VIF < 0,10, maka dapat disimpulkan

tidak terjadi multikolinearitas. 2. Jika nilai Tolerance < 0,10 dan VIF

> 0,10, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi multikolinearitas

(Ghozali, 2011:106). Nilai VIF dapat dihitung menggunakan rumus:

VIF = ( − )

Keterangan :
40

VIF = Variance Inflation Factor

R2 = koefisisen determinasi

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi

antara variabel pengganggu periode tertentu dengan variabel

pengganggu periode sebelumnya. Pengujian untuk uji autokorelasi

adalah dengan mengguakan uji Durbin-Watson (DW).

Menurut Santoso (2009:219), dasar pengambilan keputusan dari

uji D-W adalah sebagai berikut:

1. Jika angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2. Jika angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi

3. Jika angka D-W di atas +2 berarti bahwa ada autokorelasi negatif

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi ini terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain (Ghozali, 2011:139). Jika varian dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka akan dinamakan

homoskedastisitas. Dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Ada

tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik

scatterplot nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya.

Dasar yang dapat digunakan untuk menentukan uji heteroskedastisitas,

adalah sebagai berikut:


41

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola

yang terartur bergelombang, (melebar, kemudian menyempit), hal

ini mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

e. Analisis Regresi

Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Jika dalam

suatu persamaan regresi terdapat satu variabel bebas dan satu variabel

terikat, maka disebut persamaan regresi sederhana, sedangkan jika

variabel bebasnya lebih dari satu, maka disebut sebagai persamaan

regresi berganda. (Rusli, 2014:66). Kegunaan analisis regresi ganda

yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel

bebasnya (X) dua atau lebih (Rusli, 2014:68). Analisis regresi juga

digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

independent dengen variabel dependen.

Persamaan regresi linier berganda:

Y = a + b1X1 + b2X2 +…+ bnXn

Keterangan:

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksi

a = Konstanta. Harga Y ketika harga X=0

b = Koefisien regresi. Angka arah atau koefisien regresi, yang

menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel


42

dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen.

Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun

X = Variabel independen

f. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk memgukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Ghozali, 2012:97). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan

satu. Jika nilai koefisien determinasi mendekati satu, menunjukkan

bahwa sumbangan atau kontribusi pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen semakin kuat secara simultan. Jika koefisien

determinasi kecil atau mendekati nol, menunjukkan bahwa sumbangan

atau kontribusi pengaruh variabel independent terhadap variabel

dependen semakin lemah. Dengan kata lain, jika koefisien determinasi

adalah 1, maka sumbangan pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen adalah sempurna, atau variabel independent yang

digunakan menjelaskan variabel dependen sebanyak 100%.

3.8.3. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji F atau Anova digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh secara

simultan pada suatu penelitian. Uji F menunjukkan apakah semua variabel

independent berpengaruh secara bersama terhadap variabel dependen.


43

Menurut Santoso (2009:331) kriteria Uji F dengan tingkat sigifikansi α

= 5% yaitu:

1.) Jika p-value (pada kolom Sig.) > α (0,05) maka H0 diterima yang berarti

variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel terkait

2.) Jika p-value (pada kolom Sig.) < α (0,05) maka H0 ditolak yang berarti

variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel

terkait

Dasar pengambilan keputusan dalam Uji F bisa berdasarkan F tabel dan F

hitung, yaitu:

1.) Jika nilai F hitung ≥ nilai F tabel maka H0 ditolak, maka variabel

independen secara simultam berpengaruh terhadap variabel dependen

2.) Jika nilai F hitung ≤ nilai F tabel maka H0 diterima, maka variabel

independen tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel

dependen

Nilai f-hitung adalah mutlak, jadi tidak dilihat dari (+) atau (-) nya.

b. Uji-t

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh secara parsial dari

suatu penelitian. Uji t menujukkan bagaimana pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Jika harga t-hitung lebih kecil atau

sama dengan (≤) dari harga tabel maka H0 diterima.

Dasar pengambilan keputusan dengan tingkat sigifikansi α = 5% yaitu:


44

1.) Jika nilai Sig. > α (0,05) maka H0 diterima yang berarti variabel bebas

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terkait

2.) Jika nilai Sig. < α (0,05) maka H0 diterima yang berarti variabel bebas

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terkait

Dasar pengambilan keputusan dalam Uji t bisa berdasarkan nilai t-tabel

dan t- hitung, yaitu:

1.) Jika nilai t-hitung ≥ nilai t-tabel maka H0 ditolak, maka variabel

independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen

2.) Jika nilai t-hitung ≤ nilai t-tabel maka H0 diterima, maka variabel

independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel

dependen

Menurut Sugiyono (2015:97), nilai t-hitung adlah mutlak, jadi tidak

dilihat dari (+) atau (-) nya.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan dan Deskriptif Data Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

Tabel 5
Daftar Gambaran Umum Perusahaan
No. Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Sub Sektor

1 ALDO (PT Alkindo Kawasan Industri Cimareme, Jl. Cimareme II No. 14, Pulp & Kertas
Naratama Tbk) Padalarang, Bandung Barat 40553
Email: kuswara@alkindo.co.id
Telp: (022) 601 1220, 602 8277
2 ALKA (PT Alakasa Jalan Pulo Gadung No. 4 Kawasan Industri Logam dan
Industrindo Tbk) Pulogadung Jakarta 13930 Sejenisnya
Email: alakasa@indosat.net.id
Telp: (021)460-88-55
3 ARNA (PT Arwana Sentra Niaga Puri Indah Blok T2 No. 6 & 7 Keramik Porselin
Citramulia Tbk) Kembangan Selatan Jakarta 11610 dan Kaca
Email: corsec@arwanacitra.com
Telp: (021) 58302363
4 ASII (PT Astra Menara Astra, Jl. Jendral Sudirman Kav 5-6, Jakarta Otomotif &
International Tbk) Email: Gita.TiffanyBoer@ai.astra.co.id Komponen
Telp: (021) 508 43 888
5 AUTO (PT Astra Jl. Raya Pegangsaan Dua Km 2.2 Kelapa Gading Otomotif &
Otoparts Tbk) Jakarta 14250 Komponen
Email: investor@component.astra.co.id
Telp: (021) 4603550, 4607025
6 BUDI (PT Budi Wisma Budi Lantai 8-9. Jl H.R.Rasuna Said Kav C6 Kimia
Starch & Sweetener Email:mawarti.wongso@budistarchsweetener.com
Tbk.) Telp: 021-5213383
7 CPIN (PT Charoen Jl. Ancol VIII/1 Jakarta 14430 Pakan Ternak
Pokphand Indonesia Email: hadijanto@cp.co.id
Tbk) Telp: 021-691 9999
8 DLTA (PT Delta Jl. Inspeksi Tarum Barat, Desa Setiadharma, Kec. Makanan dan
Djakarta Tbk) Tambun Bekasi Timur Minuman
Email: Eddie@deltajkt.co.id
Telp: 021- 882-25-20, 880-05-11, 916-30-85

45
46

No. Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Sub Sektor

9 DVLA (PT Darya- South Quarter, Tower C, 18th-19th Floor Jl. R.A. Farmasi
Varia Laboratoria Kartini Kav.8 Jakarta 12430, Indonesia
Tbk.) Email: info@darya-varia.com
Telp: 021 227 68000
10 GGRM (PT Gudang Jl. Jend. A. Yani No. 75-79 Jakarta 10510, Jl. Rokok
Garam Tbk.) Semampir II/1 Kediri 64121
Email:corporate_secretary@gudanggaramtbk.com
Telp: (021) 29557000, (0354)682091-97
11 INAI (PT Indal Desa Sawotratap Gedangan (Kawasan Maspion Unit Logam dan
Aluminium I) Sidoarjo, Surabaya Sejenisnya
Industry Tbk. Email: info@indalcorp.com
Telp: (031) 8531531 ext. 3431
12 KAEF (PT Kimia Jalan Veteran No. 9, Jakarta 10110 Farmasi
Farma Tbk.) Email: ipo@kimiafarma.co.id
Telp: 021-38477709
13 KDSI (PT Jl.Mastrip 862 Warugunung-Karangpilang Surabaya Pulp & Kertas
Kedawung Setia Email: corsec@kdsi-ind.com
Industrial Tbk) Telp: (031) 7661983
14 KLBF (PT Kalbe Gedung KALBE Let.Jend Suprato Kav. 4 Jakarta Farmasi
Farma Tbk) Email: info@kalbe.co.id
Telp: 42873888
15 MLIA (PT Mulia Atrium Mulia Lantai 8 Jalan H.R. Rasuna Said Kav. Keramik Porselin
Industrindo Tbk) B 10-11 Jakarta 12910 dan Kaca
Email: nila@muliagroup.co.id
Telp: (021) 22513000
16 MYOR (PT Mayora Jl.Tomang Raya No. 21-23 Jakarta Makanan dan
Indah Tbk) Email:Hermawan@mayora.co.id;yuni@mayora.co.id Minuman
Telp: 565-53-11/20/22; 566 30-37, 619-14-99
17 PYFA (PT Pyridam Ruko Villa Kebon Jeruk Blok F3 Jl. Raya Kebon Farmasi
Farma Tbk) Jeruk Jakarta 11530
Email:info@pyridam.com ryan.arvin@pyridam.com
Telp: (62-21) 53690112 (62-21) 53660865-66
18 RICY (PT Ricky Jl. Sawah Lio II No. 29-37 Jakarta Tekstil & Garment
Putra Globalindo Email: rpg@cbn.net.id
Tbk) Telp: (021) 634-37-35 (Direct) 634-23-30, 632-77-70
(24 Lines)
19 SIDO (PT Industri Office Sido Muncul, Lantai 1, Gedung Hotel Tentrem, Farmasi
Jamu dan Farmasi Jl. Gajahmada No. 123, Kel. Pekunden, Kec.
Sido Muncul Tbk) Semarang Tengah, Semarang, 50134.
Email: info@sidomuncul.co.id
Telp: (024) 7692 8811

20 SMSM (PT Selamat Wisma ADR Jl Pluit Raya I No. 1 Jakarta Otomotif &
Sempurna Tbk) Email: lidiana.widjojo@adr-group.com Komponen
Telp: (021) 661-00-33, 669-02-44. Ibu Lidia: Ext 327
47

No. Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Sub Sektor

21 SRSN (PT Indo Graha Kencana Lt. 9 Suite A Jl. Raya Perjuangan 88 Kimia
Acidatama Tbk) Jakarta 11530
Email: bennyherman@indoacidatama.co.id
Telp: 021-5366-07-77
22 TRST (PT Trias Head Office: Desa Keboharan, Km 26 Krian,Sidoarjo Plastik dan
Sentosa Tbk.) 61262 Indonesia Kemasan
Email:adrian.wibisono@trst.co.id; ekoin@trst.co.id
Telp: 031 8975825
23 UNVR (PT Graha Unilever BSD Green Office Park Kav. 3 Jln Kosmetik &
Unilever Indonesia BSD Boulevard Barat, BSD City Tangerang 15345 Keperluan Rumah
Tbk.) Email:unvr.indonesia@unilever.com Tangga
Telp: 021- 80827000
24 WSBP (PT Waskita Gedung Teraskita, Lt. 3-3A Jl. MT. Haryono Kav. No. Semen
Beton Precast Tbk.) 10A, RT 11, RW11, Cipinang Cempedak, Jatinegara,
Jakarta Timur 13340
Email: info@waskitaprecast.co.id
Telp: (021) 22892999
25 WTON (PT Wijaya WIKA Tower 1 Lantai 2-4 Jl. D.I Panjaitan Kav. 9-10 Semen
Karya Beton Tbk) Jakarta 13340
Email: sekper@wika-beton.co.id
Telp: 0218192802

4.1.2. Deskriptif Data Penelitian

Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan dan pengelolaan yang kemudian

akan dianalisis tentang “Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Persediaan dan

Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-2018. Jumlah perusahaan yang

akan diteliti adalah sebanyak 25 perusahaan yang dapat dilihat pada.

Perkembangan Modal Kerja pada Sektor Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018


48

a. Perputaran Kas

Perputaran kas merupakan periode berputarnya kas yang dimulai saat kas

diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas-kas

sebagai unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Menurut James O. Gill

dalam Kasmir, rasio perputaran kas (Cash Turn Over) berfungsi untuk mengukur

tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar

tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur

tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang

berkaitan dengan penjualan. Untuk lebih jelasnya perputaran kas tahun 2016 - 2018

dapat dilihat pada lampiran 2.

Penjualan
Perputaran Kas = = ⋯ kali
Rata − rata Kas

Kas Awal + Kas Akhir


Rata − rata Kas = =
2

Pada tahun 2016 rata-rata perputaran kas perusahaan sebesar 45,362,

perusahaan yang memiliki tingkat perputaran kas tertinggi yaitu ARNA sebesar

365,653. Sedangkan yang memiliki nilai perputaran kas terendah yaitu DLTA

dengan tingkat perputaran kas sebesar 1,344.

Pada tahun 2017 rata-rata perputaran kas perusahaan sebesar 45,248 yang

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Perusahaan yang memiiki tingkat

perputaran kas tertinggi adalah PYFA sebesar 255,629. Sedangkan yang memiliki

nilai perputaran kas terendah yaitu DLTA sebesar 1,034.

Pada tahun 2018 rata-rata perputaran kas perusahaan sebesar 34,971 yang

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Perusahaan yang memiiki tingkat


49

perputaran kas tertinggi adalah PYFA sebesar 214,704. Sedangkan yang memiliki

nilai perputaran kas terendah yaitu DLTA sebesar 0,987.

b. Perputaran Piutang

Menurut Weygandt, Kieso dan Kimmmel (2008:399), perputaran piutang

dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih (penjualan bersih dikurangi

penjualan tunai) dengan piutang bersih rata-rata. Tinggi rendahnya perputaran

mempunyai dampak langsung terhadap modal perusahaan yang diinvestasikan

dalam piutang.

Besarnya perputaran piutang suatu perusahaan bisa diketahui dari perhitungan

laporan keuangan perusahaan. Meskipun perusahaan bisa diketahui dari

perhitungan laporan keuangan perusahaan bersangkutan dalam laporan

keuangannya, tetapi besarnya perputaran piutang suatu perusahaan bisa dihitung

berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Untuk

lebih jelasnya perpuataran piutang tahun 2016-2018 dapat dilihat pada lampiran 3.

Penjualan
Perputaran Piutang = = ⋯ kali
Rata − rata Piutang

Penjualan Piutang Awal + Piutang Akhir


Rata − rata Piutang = =
2

Pada tahun 2016 rata-rata perputaran piutang perusahaan sebesar 1,176,

perusahaan yang memiliki tingkat perputaran piutang tertinggi yaitu SRSN sebesar

2,019. Sedangkan yang memiliki nilai perputaran piutang terendah yaitu BUDI

dengan tingkat perputaran piutang sebesar 0,538.

Pada tahun 2017 rata-rata perputaran piutang perusahaan sebesar 1,624

yang mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Perusahaan yang memiliki


50

tingkat perputaran piutang tertinggi adalah WTON sebesar 14,381. Sedangkan yang

memiliki nilai perputaran piutang terendah yaitu INAI sebesar 0,877.

Pada tahun 2018 rata-rata perputaran piutang perusahaan sebesar 3,278

yang mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Perusahaan yang memiliki

tingkat perputaran piutang tertinggi adalah WSBP sebesar 21,511. Sedangkan yang

memiliki nilai perputaran piutang terendah yaitu MLIA sebesar 0,018.

c. Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan (inventory turnover) menunjukkan berapa kali dana

yang tertanam dalam persediaan berputar dalam satu periode. Untuk mengukur

efisiensi persediaan maka perlu diketahui perputaran persediaan yang terjadi

dengan membandingkan antara harga pokok penjualan (HPP) dengan nilai rata-rata

persediaan yang dimiliki.. Tingkat perputaran persediaan menunjukkan kecepatan

kembalinya modal kerja yang tertanam pada persediaan (yang berupa harga pokok)

dijual atau diganti kembali melalui penjualan. Harga pokok penjualan adalah faktor

yang diperhatikan dalam penilaian tangka perputaran persediaan karena harga

pokok adalah nilai persediaan tersebut sebenarnya sebelum penambahan laba.

Untuk lebih jelasnya perputaran persediaan tahun 2016 - 2018 dapat dilihat pada

lampiran 4.

Harga Pokok Penjualan


Perputaran Persediaan = = ⋯ kali
Rata − rata Persediaan

Persediaan Awal + Persediaan Akhir


Rata − rata Persediaan = =
2

Pada tahun 2016 rata-rata perputaran persediaan perusahaan sebesar 7,604,

perusahaan yang memiliki tingkat perputaran persediaan tertinggi yaitu ALKA


51

sebesar 51,181. Sedangkan yang memiliki nilai perputaran persediaan terendah

yaitu SMSM dengan tingkat perputaran persediaan sebesar 1,089.

Pada tahun 2017 rata-rata perputaran persediaan perusahaan sebesar 7,266

yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Perusahaan yang memiliki

tingkat perputaran persediaan tertinggi adalah ALKA sebesar 64,109. Sedangkan

yang memiliki nilai perputaran persediaan terendah yaitu DLTA sebesar 1,119.

Pada tahun 2018 rata-rata perputaran persediaan perusahaan sebesar 8,568

yang mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Perusahaan yang memiliki

tingkat perputaran persediaan tertinggi adalah ALKA sebesar 99,833. Sedangkan

yang memiliki nilai perputaran persediaan terendah yaitu DLTA sebesar 1,258.

4.2. Hasil Analisis

4.2.1. Uji Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder

yang diperoleh dari www.idx.co.id. Variabel dari penelitian ini terdiri dari terdiri

Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan sebagai variabel

bebas (independen) dan Profitabilitas sebagai variabel terikat (dependen). Statistik

deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan manufaktur selama periode

2016 sampai dengan tahun 2018 disajikan dalam tabel berikut:


52

Tabel 6
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Sum Mean Deviation
P Kas 75 .99 365.65 3164.54 42.1939 60.19504
P Piutang 75 .02 21.51 151.10 2.0147 3.59940
P Persediaan 75 1.09 99.83 585.93 7.8124 14.20779
Profitabilitas 75 .00 .47 6.80 .0907 .08942
Valid N
75
(listwise)
Sumber: Data Olahan dari SPSS 16.0, 2020

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tersebut menginformasikan bahwa:

a. Variabel perputaran kas (X1) memiliki nilai rata-rata sebesar 42,193, nilai

standar deviasi 3,599, nilai maksimum 365,65, dan nilai minimum 0,99.

b. Variabel perputaran piutang (X2) memiliki nilai rata-rata sebesar 2,014, nilai

standar deviasi 60,195, nilai maksimum 21,51, dan nilai minimum 0,02.

c. Variabel perputaran persediaan (X3) memiliki nilai rata-rata sebesar 7,812,

nilai standar deviasi 14,207, nilai maksimum 99,83, dan nilai minimum 1,09.

d. Variabel profitabilitas (Y) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,090, nilai standar

deviasi 0,089, nilai maksimum 0,47, dan nilai minimum 0,00.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal atau

tidak. Regresi yang baik adalah jika data normal atau mendekati normal.

Untuk itu, sebelum dilakukan pengujian lanjutan dilakukan terlebih dahulu


53

uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov, grafik

histogram (kurva) dan P-Plot. Hasil uji Kolomogrof-Smirnov ini akan

dibandingkan dengan nilai signifikansi.

Dasar pengambilan keputusan jika menggunakan uji Kolmogrof-Smirnov:

a. Jika nilai dari Sig. dari Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov > 0,05

maka data tersebut berdistribusi normal atau parametris.

b. Jika nilai dari Sig. dari Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov < 0,05

maka data tesebut tidak berdistribusi normal atau non-parametris.

Hasil pengujian disajikan pada penjelasan berikut ini:

Hasil uji normalitas dapat dilihat dari Test of Normality,

Kolmogorov-Smirnov Test pada bagian Sig.

Dasar Pengambilan Keputusan:

a. Bila nilai probabilitas (Sig.) < 0,05, maka distribusi adalah tidak

normal

b. Bila nilai probabilitas (Sig.) > 0,05, maka distribusi adalah normal

Tabel 7
Hasil Uji Normalitas
Jumlah Data (N) Nilai K-S Sig (2 Tailed) Keterangan
75 1,059 0,212 Normal
Sumber: Data Sekunder yang Diolah

Berdasarkan hasil pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai

Kolmogorov-Sirnov adalah 1,059. Karena nilai Asymp.Sig. (2_tailed) < α

(1,059 > 0,05) makadapat disimpulkan bahwa data unstardardized residual

berdistribusi normal.
54

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen

(Ghozali, 2011:105). Untuk mengetahui adanya problem multikolinearitas

maka dapat dilihat dari hasil Colliniearity Statistic yaitu nilai Variance

Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Apabila VIF pada variabel bebas <

10, artinya terjadi multikolinieritas dan demikian sebaliknya, apabila

variabel > 10 artinya terjadi multikolinieritas. Data hasil analisis yang

dilakukan, didapatlah hasil sebagai berikut:

Tabel 8
Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas

Collinearity Statistics
Variabel Keterangan
Tolerance VIF
Perputaran Kas (X1) 0.826 1.211 Tidak terjadi multikolinieritas
Perputaran Piutang (X2) 0.790 1.266 Tidak terjadi multikolinieritas
Perputaran Persediaan (X3) 0.948 1.055 Tidak terjadi multikolinieritas
Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tolerance untuk

variabel perputaran kas (X1) sebesar 0.826 > 0.10 dengan nilai signifikansi

1.211 < 10, bahwa nilai tolerance untuk variable perputaran kas (X2) sebesar

0.790 > 0.10 dengan nilai signifikansi 1.266 < 10, bahawa nilai tolerance

untuk variable perputaran persediaan (X3) sebesar 0.948 > 0.10 dengan nilai

signifikansi 1.055 < 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel perputaran

kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang memiliki nilai VIF < 10

maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel

bebas, sehingga model regresi dapat digunakan.


55

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali 2006:96). Dalam penelitian ini uji

autokorelasi dideteksi dengan uji Durbin – Watson (DW test), dengan

keputusan:

1) 0 < D-W < dl berarti tidak ada autokorelasi positif dengan

keputusan ditolak.

2) dl ≤ D-W ≤ du berarti tidak ada autokorelasi positif dengan

keputusan no decision.

3) 4 - dl < D-W < 4 berarti tidak ada korelasi negatif dengan keputusan

ditolak.

4) 4 - du ≤ D-W ≤ 4 – dl berarti tidak ada korelasi negatif dengan

keputusan no decision.

5) du < D-W < 4 – du berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif

dengan keputusan tidak ditolak. (Ghozali 2006: 96).

Asumsi diterima (tidak terdapat autokorelasi) jika dU < D-W < 4-dU

Dari Tabel D-W, untuk n = 75, k = 3 diperoleh:

dl = 1,543

du = 1,709

sehingga 4 – du = 4 – 1,709 = 2,291


56

Tabel 9
Hasil Uji Asumsi Autokorelasi

du < D-W < 4 – du


Durbin DW Tabel (k = 3, n = 75)
Keterangan
Watson
dl Du
1,801 1,543 1,709 1,709 < D-W < 2,291 Tidak terjadi autokorelasi
Sumber: Data sekunder yang diolah

Pada bagian MODEL SUMMARY, terlihat angka D-W sebesar +

1,801. Karena angka ini terletak antara du (1,709) dan 4-du (2,291), maka

hal ini berarti pada model regresi tidak terdapat autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi ini terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan

ke pengamatan lain (Ghozali, 2011:139). Model regresi yang baik

adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi artinya

heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik hasil analisis. Jika ada pola seperti titik – titik yang membentuk

gelombang menyebar kemudian, maka telah terjadi heteroskedastisitas.

Jika tidak ada pola yang jelas dan titik – titik menyebar di atas dan di

bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berikut grafik hasil heteroskedastisitas:


57

Gambar 3. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Gambar grafik tersebut, terlihat titik – titik menyebar acak tanpa

membentuk suatu pola yang jelas. Dengan demikian, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model

regresi layak digunakan.

e. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi merupakan metode statistik untuk menguji

hubungan antara satu variabel terikat dan satu atau lebih variabel bebas

(Ghozali, 2016, p.7).

Analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh

variabel independen yang terdiri dari Perputaran Kas, Perputaran

Piutang, Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas, baik secara

parsial (uji T) maupun secara simultan (uji F) dan uji koefisien

determinasi. Berikut hasil analisis terlihat dalam tabel berikut :


58

Tabel 10
Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Bebas B Beta T Sig T. Keterangan


Perputaran Kas Signifikan
(X1) 0.000 -0.223 -3.047 0.003
Perputaran Piutang Signifikan
(X2) 0.010 -0.053 11.137 0.000
Perputaran Signifikan
Persediaan (X3) 0.000 0.759 -0.707 0.482
Variabel Terikat: Y
Konstanta = 0.081
R = 0,829
R Square = 0,687
Adjusted R Square = 0,674
F = 52,001
Sig F = 0,000
Sumber: Data Sekunder yang diolah

Dari tabel di atas maka persamaan regresi sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Y = 0.081 + 0.000X1 + 0.010X2 + 0.000X3

Dari persamaan regresi tersebut, diketahui bahwa:

a. Koefisiensi regresi Perputaran Kas (X1) sebesar 0,000 menunjukkan

adanya pengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap

profitabilitas dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,000 artinya jika

terjadi peningkatan perputaran kas sebesar satu satuan maka

profitabilitas akan mengalami peningkatan sebesar 0,000 dengan

asumsi bahwa variabel yang lainnya dianggap konstan.

b. Koefisiensi regresi Perputaran Piutang (X2) sebesar 0,010

menunjukkan adanya pengaruh signifikan dan memiliki hubungan

positif terhadap profitabilitas dengan nilai koefisien regresi sebesar

0,010 artinya jika terjadi peningkatan perputaran piutang sebesar satu


59

satuan maka profitabilitas akan mengalami peningkatan sebesar 0,010

dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya dianggap konstan.

c. Koefisiensi regresi Perputaran Persediaan (X3) sebesar 0,000

menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan dan memiliki

hubungan positif terhadap profitabilitas dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0,000 artinya jika terjadi peningkatan perputaran persediaan

sebesar satu satuan maka profitabilitas tidak akan mengalami

peningkatan sebesar 0,000 dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya

dianggap konstan.

f. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen sangat terbatas. Nilai R² yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.


60

Tabel 11
Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .829a .687 .674 .01082 1.801
a. Predictors: (Constant), P. PIUTANG, P. KAS, P. PERSEDIAAN
b. Dependent Variable: PROFIT
Sumber: Output IBM SPSS 16.0, data sekunder diolah 2020

Dari hasil pengujian di atas, didapat nilai koefisien determinasi

(Adjusted R Square) sebesar 0,674 hal ini berarti 67,4% variasi ROA

dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen yaitu

Perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan.

Sedangkan sisanya sebesar 32,6% kemungkinan dapat dijelaskan oleh

faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.2.3. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji F digunakan untuk membuktikan apakah variabel X1, X2 dan X3 secara

bersama-sama mempengaruhi Y. Pengujian ini dilakukan dengan menghitung

serta membandingkan F hitung dengan F tabel yaitu dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. Jika F hitung > F tabel atau F statistik < 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan

secara simultan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2. b. Jika F hitung < F tabel atau F statistik > 0,05 maka Ho diterima

dan Ha ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan


61

secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Rekapitulasi hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12
Rekapitulasi Hasil Analisis Uji F
Variabel Bebas F Sig. F Keterangan

X1, X2, X3 52,001 0,000 Tidak Signifikan

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah

Dari tabel di atas terlihat nilai F hitung sebesar 52,001 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 0,000 < 0,05

maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti secara simultan variabel

independen Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Profitabilitas.

b. Uji T

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial. Uji t

menujukkan bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Jika harga t-hitung lebih kecil atau sama dengan (≤) dari harga

tabel maka H0 diterima. Pengujian ini dilakukan dengan mfenghitung serta

membandingkan t hitung dengan t tabel yaitu dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. Ho diterima dan Ha ditolak apabila thitung<ttabel

b. Ho ditolak dan Ha diterima apabila thitung>ttabel

c. Signifikan jika nilai sig < 0,05

d. Tidak signifikan jika nilai sig > 0,05


62

Hasil uji t terlihat pada tabel :

Tabel 13
Rekapitulasi Hasil Analisis Uji t

Variabel Bebas T Sig. T Keterangan


Perputaran Kas (X1) -3.047 0.003 Signifikan
Perputaran Piutang (X2) 11.137 0.000 Signifikan
Perputaran Persediaan (X3) -0.707 0.482 Tidak Signifikan
Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Dari hasil analisis uji t pada tabel di atas terlihat bahwa:

1. Variabel Perputaran Kas (X1) menunjukkan nilai signifikansi t hitung

sebesar -3,047 dan t tabel sebesar 1.666. Untuk nilai t statistik sebesar

0,003 < 0,05, sehingga Perputaran Kas berpengaruh signifikan terhadap

Profitabilitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H1 diterima.

2. Variabel Perputaran Piutang (X2) menunjukkan nilai signifikansi t

hitung sebesar 11.137 dan t tabel sebesar 1.666. Untuk nilai t statistik

sebesar 0,000 < 0,05, sehingga Perputaran Piutang berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa H2 diterima.

3. Variabel Perputaran Persediaan (X3) menunjukkan nilai signifikansi t

hitung sebesar -0.707 dan t tabel sebesar 1.666. Untuk nilai t statistik

sebesar 0,482 > 0,05, sehingga Perputaran Persediaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa H3 ditolak.


63

4.3. Pembahasan

4.3.1. Pengaruh Perputaran Kas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di BEI

Berdasarkan penelitian pada uji parsial Perputaran Kas terhadap

profitabilitas diperoleh hasil thitung sebesar -3,047 yang mana nilai tersebut

lebih rendah dari nilai ttabel sebesar 1,666 (-3,047<1,666) dengan nilai

signifikansi sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,005 (0,003<0,005). Maka dapat

ditarik kesimpulan dari hasil pengujian statistik menunujukkan H1 ditolak dan

Ho diterima yang berarti variabel Perputaran Kas secara parsial memiliki

pengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Nilai negatif pada

koefisien regresi menunjukkan bahwa tingkat perputaran kas memiliki

pengaruh berlawanan terhadap profitabilitas, di mana peningkatan tingkat

perputaran kas akan mengakibatkan menurunnya profitabilitas, dengan asumsi

variabel perputaran piutang dan perputaran persediaan. Dari hasil tersebut

berarti pihak perusahaan belum memaksimalkan uang kas yang ada dalam

mendukung profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian yang telah dilakukan oleh Kezia Vita Natalia, Kharis Raharjo, Agus

Supriyanto (2017) menyatakan bahwa Perputaran Kas secara parsial memiliki

pengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.

Perputaran kas merupakan periode berputarnya kas yang dimulai

pada saat kas dinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali

menjadi kas sebagai unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya.

Semakin tinggi perputaran kas akan semakin baik, berarti semakin tinggi

efisiensi penggunaan kas dan laba/keuntungan perusahaan akan semakin besar


64

pula. Hasil penelitian ini menunjukkan jika Perputaran Kas terhadap

profitabilitas negatif dan berpengaruh signifikan atau dengan kata lain H1

ditolak dan Ho diterima.

4.3.2. Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di BEI

Berdasarkan penelitian pada uji parsial Perputaran Piutang terhadap

profitabilitas diperoleh hasil thitung sebesar 11,137 yang mana nilai tersebut

lebih tinggi dari nilai ttabel sebesar 1,666 (11,137>1,666) dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,005 (0,000<0,005). Maka dapat

ditarik kesimpulan dari hasil pengujian statistik menunujukkan H2 diterima

dan Ho ditolak yang berarti variabel Perputaran Piutang secara parsial

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh

Mohamad Tejo Suminar (2015) , Kadek Agustia Dewi, I Wayan Suwendra

dan Fridayana Yudiaatmaja (2014) menyatakan bahwa Perputaran Piutang

secara parsial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

Perputaran piutang menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam

piutang dimana semakin cepat periode berputarnya menunjukkan semakin

cepat perusahaan mendapatkan keuntungan dari penjualan kredit tersebut,

sehingga profitabilitas perusahaan juga ikut meningkat. Menurut teori yang

berhubungan antara piutang dengan profitabilitas menurut Riyanto (2008: 85),

Makin besarnya jumlah perputaran piutang berarti semakin besar resiko, tetapi

bersamaan dengan itu juga akan memperbesar profitabilitas.


65

4.3.3. Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

Berdasarkan penelitian pada uji parsial Perputaran Persediaan

terhadap profitabilitas diperoleh hasil thitung sebesar -0,707 yang mana nilai

tersebut lebih rendah dari nilai ttabel sebesar 1,666 (-0,707<1,666) dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,482 (0,482<0,005). Maka dapat

ditarik kesimpulan dari hasil pengujian statistik menunujukkan H3 ditolak dan

Ho diterima yang berarti variabel Perputaran Persediaan secara parsial

memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas.

Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Nuwalani dan Lestari

(2015) bahwa perputaran persediaan secara parsial tidak berpengaruh positif

signifikan terhadap profitabilitas. Menurut Sarjito Surya, Ruly Ruliana, Dedi

Rossidi Soetama (2017) semakin lambat perputaran persediaan membuat kas

yang diterima perusahaan rendah. Hal ini bisa menyebabkan perusahaan

harus menanggung biaya pemeliharaan, biaya penyimpanan, dan biaya

peerawatan barang persediaan di gudang, serta mengurangi terjadinya

kerugian atas kerusakan pada barang persediaan.

4.3.4. Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, dan

Perputaran Piutang secara simultan terhadap Profitabilitas pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

Berdasarkan hasil analisis data secara simultan dapat diketahui bahwa

variabel independen yang digunakan yaitu variabel komponen modal kerja

yang terdiri atas perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persedian
66

secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

perusahaan manufaktur dari tahun 2016 – 2018 yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI).

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Jika signifikansi F di bawah 0,05

maka model yang digunakan sudah tepat. Hasil Uji F hitung sebesar 52,001

dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, berarti signifikansi F kurang dari

0,05. Pada taraf signifikansi 5% (0,05), maka sig. sebesar 0,000 < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran kas, perputaran persediaan dan

perputaran piutang secara simultan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

4.4. Aspek Manajerial

Pihak manajemen dalam suatu perusahaan seharusnya lebih

mengedepakan modal kerja yang diperlukan dalam kegiatan operasional

perusahaan. Kegiatan operasional perusahaan tersebut akan berpengaruh

terhadap pendapatan perusahaan. Manajemen modal kerja sangat penting

karena memiliki dampak langsung terhadap profitabilitas.

Pada penelitian ini perputaran kas berpengaruh negatif signifikan

terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur, terlihat dari hasil uji

parsial dan simultan. Dari hasil tersebut berarti pihak perusahaan belum

memaksimalkan uang kas yang ada dalam mendukung profitabilitas

perusahaan. Selain itu, kas merupakan bagian modal kerja yang harus
67

diperhatikan sehingga perusahaan harus mengelola dan bisa menghemat kas

dengan cara menenkankan biaya-biaya terkait agar tetap efesien dan efektiv.

Jika perputaran kas tidak signifikan terhadap profitabilitas berarti

perusahaan mengalami perputaran kas yang rendah sehingga perusahaan

akan mengalami kekurangan kas dalam mendukung modal kerja. Untuk

mengatasi hal tersebut supaya proses produksi tetap berjalan maka

perusahaan harus melakukan:

1. Kredit Bank,

2. Pinjaman dari pemegang saham,

3. Penambahan modal perusahaan.

Selanjutnya Perputaran piutang terjadi pengaruh yang signifikan

terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur, terlihat dari hasil uji

parsial dan simultan. Dari hasil tersebut, perusahaan harus tetap menjaga

perputaran piutang jangan sampai turun antara lain dengan menjaga

hubungan yang lebih baik kepada para pembeli terutama pada pembeli besar

(Distributor, Agen).

Dengan hasil perputaran piutang yang positif dan signifikan

diharapkan perusahaan agar terus dikelola dengan baik seterusnya. Jika

perputaran piutang tidak signifikan terhadap profitabilitas, berarti uang

kas/modal kerja banyak tertanam dipiutang. Dengan kondisi tersebut,

perusahaan dapat melakukan melakukan penagihan secara intensif,

perusahaan melakukan intensif terhadap pembeli dan melakukan antara

lain:
68

1. Pembayaran tepat waktu ketika perusahaan bisa melakukan diskon


piutang terhadap
2. Perusahaan memberikan insentif kepada para pembeli yang
membayar tepat waktu
3. Perusahaan memberikan diskon piutang terhadap pembeli yang
telah melakukan pembayaran sebelum jatuh tempo (misalnya,
piutang 3 bulan tetapi sudah dibayar 2 bulan).
4. Untuk pembeli baru jangka waktu piutangnya tidak lebih lama dari
pembeli lama,

Variabel lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perputaran

persediaan. Pada hasil uji statistik perputaran persediaan tidak terlalu

berdampak terhadap profitabilitas atau tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur terlihat dari hasil uji

parsial dan simultan. Hal ini, dikarenakan rendahnya perputaran persediaan

yang menyebabkan modal kerjanya menjadi lebih besar yang tertanam

dalam persediaan. Perusahaan seharusnya melakukan usaha-usaha untuk

meningkatkan perputaran persediaan, Untuk mengatasi hal tersebut diatas

maka perusahaannya seharusnya usaha-usaha tersebut antara lain:

1. Mengsinkronkan antara bagian penjualan dengan bagian produksi,

2. Meningkatkan volume penjualan agar persediaan berkurang.

Jika perputaran persedian berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas maka perputaran persediaan yang ada telah ikut mendukung

pencapain profitabilitas perusahaan. Dalam kondisi perusahaan tersebut,

perusahaan menjaga perputaran persediaan agar tidak turun. Selain itu

perusahaan juga bisa meningkatkan lagi volume penjualannya. Antara lain

dengan memperluas pasar dan meningkatkan promosi yang tepat.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan pada bab IV, maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

a. Variabel Perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal

ini dibuktikan dengan uji statistik dengan hasil t hitung -3,047 < ttabel

sebesar 1.666 dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0,05,

b. Variabel Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal

ini dibuktikan dengan uji statistik dengan hasil thitung 11.137 > ttabel

1.666 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05,

c. Variabel Perputaran persediaan tidak berpengaruh dan signifikan

terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI. Hal ini dibuktikan dengan uji statistic dengan hasil thitung -0.707

< ttabel 1.666 dengan nilai signifikansi sebesar 0,482 > 0,05,

d. Variabel Perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini

dibuktikan dengan hasil uji F Statistik untuk variabel Perputaran

Kas, Perputaran

69
70

Piutang dan Perputaran Persediaan dengan nilai signifikansi 0.000 <

0.005.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang

dapat diberikan bagi pihak perusahaan, investor dan calon investor serta peneliti

selanjutnya, yaitu:

b. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan dapat mengelola modal kerja dengan baik dengan kebutuhan

perusahaan. Pihak manajemen lebih memperhatikan pengelolaan kas dengan baik

sehingga tidak banyak kas yang menganggur dan modal kerja yang tertanam

semakin kecil dan profitabilitas perusahaan akan semakin meningkat karena

kegiatan perusahaan semakin efisien dan efektif. Perusahaan lebih memerhatikan

pengelolaan piutang seperti merencanakan sasaran konsumen yang akan dijadikan

pelanggan, syarat kredit dan kebijakan penagihan untuk menghindari kredit macet,

serta kebijakan kredit yang mencakup keputusan untuk menetapkan standar kredit.

Dan dalam persediaan sebaiknya pihak manajemen dapat mengelola persediaan

dengan tepat sehingga tidak menyebabkan penumpukan persediaan yang

mengkibatkan penambahan biaya.

c. Bagi Investor dan Calon Investor

Bagi investor dan calon investor diharapkan memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi profitabilitas suatu perusahaan dan melihat laporan keuangan

perusahaan terutama Return On Asset (ROA) sehingga dapat dijadikan

pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi yang tepat

c. Bagi Peneliti Selanjutnya


71

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah variabel baru yang

dapat memberikan kontribusi terhadap profitabilitas. Dan juga diharapkan mampu

membuktikan adanya pengaruh yang siginifikan terhadap persediaan terhadap

profitabilitas.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Johar. (2007). Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan Berbasis

Komputer. Jakarta: Elex Media Komputindo

Bambang Riyanto, (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta:

BPFE, 2001, h. 85.

Deni, Irman. (2014). Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan

Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi Umrah. 3-8.

Dewi, Kadek Agustia, Suwendara, Wayan dan Yudiaatmaja, Fridayana (2014).

Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan

terhadap Profitabilitas PadaPerusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2014. E Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan

Manajemen. (Volume 4 Tahun 2016).

Diana, Anastasia & Lilis Setiawati. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah.

Yogyakarta: ANDI

Dunia. A, Firdaus. (2008.) “Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi”. Edisi Ketiga.

Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Engkos Kosasih dan Hananto. (2007). Manajemen Keuangan & Akuntansi

Perusahaan Pelayaran. Jakarta:Raja grafindo Persada

Fahmi, Irham. 2011. “Pengantar Manajemen Keuangan Teori Dan Soal Jawab”.

Bandung: Alfabeta.. 2013. “Pengantar Manajemen Keuangan Teori Dan

Soal Jawab”. Cetakan Kedua. Bandung: Alfabeta.

Fahmi, Irham. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta. Bandung

72
73

Giri, Efraim Ferdinan . (2012). Akuntansi Keuangan Menengah 1 Perspektif IFRS.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang :

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harahap, Sofyan. S . (2008). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Hastuti, N. (2010). "Analisis Pengaruh Periode Perputaran Persedian, Periode

Perputaran Hutang Dagang, Rasio Lancar, Leverage, Pertumbuhan

Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan".

Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy I.B. (2009). “Akuntansi Untuk Manajer”. Edisi

Pertama. Cetakan pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Keuangan 01 : Penyajian

Laporan Keuangan (Revisi 2009). Jakarta : IAI

James C, Van Home dan John M. Wachowicz. (2005). Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan. Edisi kedua belas.Salemba Empat.Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia . (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 01

: Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 2009). Jakarta : IAI

Jumingan. (2011). Analisa Laporan Keuangan, Jakarta: PT Bumi Aksara, h. 62

Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan, cetakan kelima, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, h.120.

Kasmir. (2013). “Analisis Laporan Keuangan”. Edisi 1. Cetakan ke-6. Jakarta:

Rajawali Pers
74

Mudrajat Kuncoro. (2004). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : UPP AMP

YKPM

Rahma, Aulia. (2011). Analisis pengaruh manajemen modal kerja terhadap

profitabilitas perusahaan PMA dan PMDN yang terdaftar di BEI. Fakultas

Ekonomi : Universitas Diponegoro Semarang.

Rahmasari, Hesti. (2011). Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, perputaran

persediaan terhadap laba usaha pada perusahaan dagang yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Faklutas Ekonomi: Universitas Pembangunan

Nasional”Veteran”.

Riyanto, B. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Negara. Yogyakarta: BPFE, h. 69.

Rusli M. (2014). Pengelolaan Statistik yang Menyenangkan. Jakarta: Graha Ilmu.

Santoso, S. (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17.

Jakarta: Komputindo

Sartono, Agus. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-

22. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2015). Statistik untuk Penelitian. Cetakan ke-26. Bandung: Alfabeta

Suminar, Mohamad Tejo. (2015). Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran

Piutang dan Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor

Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bei Periode 2008-2013. Jurnal

Ilmiah Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pandanaran ISSN : 2502-

7697. Vol. 1.
75

Tampubolon, M. 2005. Manajemen Keuangan (FinanceManagement). Cetakan

Pertama. Bogor: Ghalia Indonesia


76

LAMPIRAN
77

Lampiran 1

Daftar Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Kode
Sektor Sub Sektor
Perusahaan
ALDO Industri dan Kimia Pulp & Kertas
ALKA Industri dan Kimia Logam dan Sejenisnya
ARNA Industri dan Kimia Keramik Porselin dan Kaca
ASII Aneka Industri Otomotif & Komponen
AUTO Aneka Industri Otomotif & Komponen
BUDI Industri dan Kimia Kimia
CPIN Industri dan Kimia Pakan Ternak
Industri Barang
DLTA Konsumsi Makanan dan Minuman
Industri Barang
DVLA Konsumsi Farmasi
Industri Barang
GGRM Konsumsi Rokok
INAI Industri dan Kimia Logam dan Sejenisnya
Industri Barang
KAEF Konsumsi Farmasi
KDSI Industri dan Kimia Pulp & Kertas
Industri Barang
KLBF Konsumsi Farmasi
MLIA Industri dan Kimia Keramik Porselin dan Kaca
Industri Barang
MYOR Konsumsi Makanan dan Minuman
Industri Barang
PYFA Konsumsi Farmasi
RICY Aneka Industri Tekstil & Garment
Industri Barang
SIDO Konsumsi Farmasi
SMSM Aneka Industri Otomotif & Komponen
SRSN Industri dan Kimia Kimia
TRST Industri dan Kimia Plastik dan Kemasan
Industri Barang Kosmetik & Keperluan Rumah
UNVR Konsumsi Tangga
WSBP Industri dan Kimia Semen
WTON Industri dan Kimia Semen
78

Lampiran 2

Perhitungan Perputaran Kas Tahun 2016

Kode Penjualan Bersih Rata-rata Kas Perputaran Kas

ALDO Rp 666,434,061,412 Rp 8,840,491,809 75.384


ALKA Rp 1,151,605,756,000 Rp 9,203,048,000 125.133
ARNA Rp 1,511,978,367,218 Rp 4,135,008,965 365.653
ASII Rp 181,084,000,000,000 Rp 28,214,000,000,000 6.418
AUTO Rp 12,806,867,000,000 Rp 931,455,500,000 13.749
BUDI Rp 2,467,553,000,000 Rp 214,328,000,000 11.513
CPIN Rp 38,256,857,000,000 Rp 2,091,853,500,000 18.288
DLTA Rp 774,968,268,000 Rp 576,775,930,000 1.344
DVLA Rp 1,451,356,680,000 Rp 397,318,831,500 3.653
GGRM Rp 76,274,147,000,000 Rp 1,053,288,500,000 72.415
INAI Rp 1,284,510,320,664 Rp 62,818,589,664 20.448
KAEF Rp 5,811,502,656,431 Rp 554,339,012,248 10.484
KDSI Rp 1,995,337,146,834 Rp 86,398,854,339 23.094
KLBF Rp 19,374,230,957,505 Rp 2,755,740,002,320 7.031
MLIA Rp 5,793,738,000,000 Rp 54,042,654,500 107.207
MYOR Rp 18,349,959,898,358 Rp 1,612,602,305,241 11.379
PYFA Rp 216,951,583,953 Rp 2,546,606,138 85.192
RICY Rp 1,221,519,096,811 Rp 56,901,028,867 21.467
SIDO Rp 2,561,806,000,000 Rp 917,055,000,000 2.794
SMSM Rp 2,879,876,000,000 Rp 108,332,500,000 26.584
SRSN Rp 500,539,668,000 Rp 18,971,939,000 26.383
TRST Rp 2,249,418,846,803 Rp 63,658,347,179 35.336
UNVR Rp 40,053,732,000,000 Rp 500,997,000,000 79.948
WSBP Rp 4,717,150,071,779 Rp 2,152,003,153,844 2.192
WTON Rp 3,481,731,506,129 Rp 582,921,040,748 5.973
Sumber: Data sekunder telah diolah
79

Lampiran 2 (Lanjutan)

Perhitungan Perputaran Kas Tahun 2017

Kode Penjualan Bersih Rata-rata Kas Perputaran Kas

ALDO Rp 708,740,551,637 Rp 9,068,935,715 78.150


ALKA Rp 1,932,783,905,000 Rp 15,641,431,500 123.568
ARNA Rp 1,732,985,361,870 Rp 31,348,270,070 55.282
ASII Rp 206,057,000,000,000 Rp 30,465,000,000,000 6.764
AUTO Rp 13,549,857,000,000 Rp 797,275,500,000 16.995
BUDI Rp 2,510,578,000,000 Rp 124,988,000,000 20.087
CPIN Rp 49,367,386,000,000 Rp 2,124,099,500,000 23.242
DLTA Rp 777,308,328,000 Rp 751,994,880,000 1.034
DVLA Rp 1,575,647,308,000 Rp 411,630,125,000 3.828
GGRM Rp 83,305,925,000,000 Rp 1,585,527,000,000 52.541
INAI Rp 980,285,748,450 Rp 28,583,101,324 34.296
KAEF Rp 6,127,479,369,403 Rp 818,660,497,197 7.485
KDSI Rp 2,245,519,457,754 Rp 75,775,991,026 29.634
KLBF Rp 20,182,120,166,616 Rp 2,817,418,171,498 7.163
MLIA Rp 6,277,136,000,000 Rp 81,929,902,000 76.616
MYOR Rp 20,816,673,946,473 Rp 1,872,494,357,432 11.117
PYFA Rp 223,002,490,278 Rp 872,367,573 255.629
RICY Rp 1,600,432,168,098 Rp 69,772,505,175 22.938
SIDO Rp 2,573,840,000,000 Rp 949,993,500,000 2.709
SMSM Rp 3,339,964,000,000 Rp 81,862,500,000 40.800
SRSN Rp 521,481,727,000 Rp 5,883,207,500 88.639
TRST Rp 2,354,938,016,436 Rp 44,277,799,911 53.186
UNVR Rp 41,204,510,000,000 Rp 389,309,500,000 105.840
WSBP Rp 7,104,157,901,230 Rp 2,617,082,993,845 2.715
WTON Rp 5,362,263,237,778 Rp 489,983,305,857 10.944
Sumber: Data sekunder telah diolah
80

Lampiran 2 (Lanjutan)

Perhitungan Perputaran Kas Tahun 2018

Kode Penjualan Bersih Rata-rata Kas Perputaran Kas

ALDO Rp 789,643,654,873 Rp 10,602,629,743 74.476


ALKA Rp 3,592,798,235,000 Rp 54,848,513,000 65.504
ARNA Rp 1,971,478,070,171 Rp 126,172,163,766 15.625
ASII Rp 239,205,000,000,000 Rp 28,257,500,000,000 8.465
AUTO Rp 15,356,381,000,000 Rp 784,103,500,000 19.585
BUDI Rp 2,647,193,000,000 Rp 298,885,000,000 8.857
CPIN Rp 53,957,604,000,000 Rp 2,298,292,500,000 23.477
DLTA Rp 893,006,350,000 Rp 904,333,141,500 0.987
DVLA Rp 1,699,657,296,000 Rp 378,499,202,500 4.491
GGRM Rp 95,707,663,000,000 Rp 48,659,843,500,000 1.967
INAI Rp 1,130,297,518,656 Rp 65,905,270,990 17.150
KAEF Rp 7,454,114,741,189 Rp 1,474,837,535,567 5.054
KDSI Rp 2,327,951,625,610 Rp 70,644,790,956 32.953
KLBF Rp 21,074,306,186,027 Rp 2,965,052,053,285 7.108
MLIA Rp 5,576,944,000,000 Rp 82,530,107,000 67.575
MYOR Rp 24,060,802,395,725 Rp 2,348,757,244,632 10.244
PYFA Rp 250,445,853,364 Rp 1,166,472,623 214.704
RICY Rp 2,107,868,384,272 Rp 104,212,069,575 20.227
SIDO Rp 2,763,292,000,000 Rp 854,342,500,000 3.234
SMSM Rp 3,933,353,000,000 Rp 67,557,500,000 58.222
SRSN Rp 600,986,872,000 Rp 8,443,295,500 71.179
TRST Rp 2,630,919,000,000 Rp 158,722,294,496 16.576
UNVR Rp 41,802,073,000,000 Rp 378,225,500,000 110.522
WSBP Rp 8,000,149,423,527 Rp 1,163,774,899,720 6.874
WTON Rp 6,930,628,258,854 Rp 751,385,919,349 9.224
Sumber: Data sekunder telah diolah
81

Lampiran 2

Data Perputaran Kas pada Sektor Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018

Perusahaan 2016 2017 2018


ALDO 75.384 78.150 74.476
ALKA 125.133 123.568 65.504
ARNA 365.653 55.282 15.625
ASII 6.418 6.764 8.465
AUTO 13.749 16.995 19.585
BUDI 11.513 20.087 8.857
CPIN 18.288 23.242 23.477
DLTA 1.344 1.034 0.987
DVLA 3.653 3.828 4.491
GGRM 72.415 52.541 1.967
INAI 20.448 34.296 17.150
KAEF 10.484 7.485 5.054
KDSI 23.094 29.634 32.953
KLBF 7.031 7.163 7.108
MLIA 107.207 76.616 67.575
MYOR 11.379 11.117 10.244
PYFA 85.192 255.629 214.704
RICY 21.467 22.938 20.227
SIDO 2.794 2.709 3.234
SMSM 26.584 40.800 58.222
SRSN 26.383 88.639 71.179
TRST 35.336 53.186 16.576
UNVR 79.948 105.840 110.522
WSBP 2.192 2.715 6.874
WTON 5.973 10.944 9.224
Maksimal 365.653 255.629 214.704
Minimal 1.344 1.034 0.987
Rata-rata 46.362 45.248 34.971
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020.
82

Lampiran 3

Perhitungan Perputaran Piutang Tahun 2016

Kode Penjualan Kredit Rata-rata Piutang Perputaran Piutang

ALDO Rp 182,427,385,518 Rp 168,614,847,897 1.082


ALKA Rp 15,007,989,000 Rp 21,428,153,000 0.700
ARNA Rp 460,909,608,031 Rp 436,238,670,855 1.057
ASII Rp 1,554,409,000,000 Rp 9,821,204,500,000 0.158
AUTO Rp 1,638,291,000,000 Rp 886,711,000,000 1.848
BUDI Rp 338,623,000,000 Rp 628,859,500,000 0.538
CPIN Rp 2,316,015,000,000 Rp 2,657,161,000,000 0.872
DLTA Rp 148,407,346,000 Rp 148,348,345,000 1.000
DVLA Rp 461,789,437,000 Rp 430,149,982,000 1.074
GGRM Rp 2,089,949,000,000 Rp 1,568,098,000,000 1.333
INAI Rp 537,147,728,751 Rp 492,219,876,619 1.091
KAEF Rp 710,031,996,055 Rp 632,692,102,057 1.122
KDSI Rp 366,702,067,522 Rp 331,594,826,930 1.106
KLBF Rp 2,631,206,429,124 Rp 2,492,993,100,522 1.055
MLIA Rp 478,664,545,000 Rp 455,503,908,000 1.051
MYOR Rp 4,364,284,552,253 Rp 3,866,357,746,159 1.129
PYFA Rp 38,716,265,872 Rp 30,245,569,598 1.280
RICY Rp 287,866,446,278 Rp 269,142,526,735 1.070
SIDO Rp 367,204,000,000 Rp 367,204,000,000 1.000
SMSM Rp 728,221,000,000 Rp 664,038,000,000 1.097
SRSN Rp 118,463,589,000 Rp 58,667,748,000 2.019
TRST Rp 408,872,965,447 Rp 214,040,708,003 1.910
UNVR Rp 3,708,257,000,000 Rp 3,476,441,500,000 1.067
WSBP Rp 5,626,188,129,297 Rp 3,069,067,204,882 1.833
WTON Rp 653,482,031,520 Rp 611,795,297,188 1.068
Sumber: Data sekunder telah diolah
83

Lampiran 3 (Lanjutan)

Perhitungan Perputaran Piutang Tahun 2017

Kode Penjualan Kredit Rata-rata Piutang Perputaran Piutang


ALDO Rp 192,425,624,515 Rp 187,426,505,017 1.027
ALKA Rp 154,582,741,000 Rp 84,795,365,000 1.823
ARNA Rp 525,510,258,284 Rp 493,209,933,158 1.065
ASII Rp 22,191,000,000,000 Rp 19,938,000,000,000 1.113
AUTO Rp 1,824,919,000,000 Rp 1,731,605,000,000 1.054
BUDI Rp 448,159,000,000 Rp 393,391,000,000 1.139
CPIN Rp 2,359,678,000,000 Rp 2,337,846,500,000 1.009
DLTA Rp 146,029,615,000 Rp 147,218,480,500 0.992
DVLA Rp 478,939,527,000 Rp 470,364,482,000 1.018
GGRM Rp 4,772,738,482,114 Rp 3,431,343,741,057 1.391
INAI Rp 419,444,191,279 Rp 478,295,960,015 0.877
KAEF Rp 930,000,056,805 Rp 820,016,026,430 1.134
KDSI Rp 415,080,462,642 Rp 390,891,265,082 1.062
KLBF Rp 2,876,417,348,634 Rp 2,753,811,888,879 1.045
MLIA Rp 593,638,841,000 Rp 536,151,693,000 1.107
MYOR Rp 5,744,121,818,525 Rp 5,054,203,185,389 1.137
PYFA Rp 37,327,885,021 Rp 38,022,075,447 0.982
RICY Rp 294,789,918,370 Rp 291,328,182,324 1.012
SIDO Rp 427,322,000,000 Rp 397,263,000,000 1.076
SMSM Rp 767,169,000,000 Rp 747,695,000,000 1.026
SRSN Rp 95,520,907,000 Rp 106,992,248,000 0.893
TRST Rp 430,289,817,684 Rp 419,581,391,566 1.026
UNVR Rp 4,715,554,000,000 Rp 4,211,905,500,000 1.120
WSBP Rp 6,627,124,256,834 Rp 6,126,656,193,066 1.082
WTON Rp 1,219,478,279,422 Rp 84,795,365,000 14.381
Sumber: Data sekunder telah diolah
84

Lampiran 3 (Lanjutan)

Perhitungan Perputaran Piutang Tahun 2018

Kode Penjualan Kredit Rata-rata Piutang Perputaran Piutang


ALDO Rp 203,140,191,255 Rp 415,941,565,625 0.488
ALKA Rp 478,422,117,000 Rp 316,502,429,000 1.512
ARNA Rp 502,024,289,841 Rp 513,767,274,063 0.977
ASII Rp 31,220,000,000,000 Rp 28,285,500,000,000 1.104
AUTO Rp 1,930,118,000,000 Rp 3,065,981,104,211 0.630
BUDI Rp 627,380,000,000 Rp 537,769,500,000 1.167
CPIN Rp 2,777,650,000,000 Rp 3,249,335,741,057 0.855
DLTA Rp 157,118,125,000 Rp 40,010,253,704 3.927
DVLA Rp 550,099,354,000 Rp 851,888,000,000 0.646
GGRM Rp 1,725,933,000,000 Rp 1,977,515,000,000 0.873
INAI Rp 412,438,939,971 Rp 415,941,565,625 0.992
KAEF Rp 853,762,434,320 Rp 111,977,277,500 7.624
KDSI Rp 370,235,456,448 Rp 392,657,959,545 0.943
KLBF Rp 3,255,544,859,788 Rp 468,192,881,283 6.953
MLIA Rp 468,209,217,000 Rp 26,705,500,000,000 0.018
MYOR Rp 5,572,866,721,797 Rp 294,635,352,224 18.914
PYFA Rp 42,692,622,386 Rp 40,010,253,704 1.067
RICY Rp 294,480,786,077 Rp 5,658,494,270,161 0.052
SIDO Rp 408,993,000,000 Rp 5,440,799,990,392 0.075
SMSM Rp 936,607,000,000 Rp 530,924,029,000 1.764
SRSN Rp 128,433,648,000 Rp 151,573,870,000 0.847
TRST Rp 506,095,944,881 Rp 468,192,881,283 1.081
UNVR Rp 4,983,471,000,000 Rp 1,216,299,197,834 4.097
WSBP Rp 4,254,475,723,949 Rp 197,782,907,885 21.511
WTON Rp 1,213,120,116,246 Rp 316,502,429,000 3.833
Sumber: Data sekunder telah diolah
85

Lampiran 3

Data Perputaran Piutang pada Sektor Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018

Perusahaan 2016 2017 2018


ALDO 1.082 1.027 0.488
ALKA 0.700 1.823 1.512
ARNA 1.057 1.065 0.977
ASII 0.158 1.113 1.104
AUTO 1.848 1.054 0.630
BUDI 0.538 1.139 1.167
CPIN 0.872 1.009 0.855
DLTA 1.000 0.992 3.927
DVLA 1.074 1.018 0.646
GGRM 1.333 1.391 0.873
INAI 1.091 0.877 0.992
KAEF 1.122 1.134 7.624
KDSI 1.106 1.062 0.943
KLBF 1.055 1.045 6.953
MLIA 1.051 1.107 0.018
MYOR 1.129 1.137 18.914
PYFA 1.280 0.982 1.067
RICY 1.070 1.012 0.052
SIDO 1.000 1.076 0.075
SMSM 1.097 1.026 1.764
SRSN 2.019 0.893 0.847
TRST 1.910 1.026 1.081
UNVR 1.067 1.120 4.097
WSBP 1.833 1.082 21.511
WTON 1.068 14.381 3.833
Maksimal 2.019 14.381 21.511
Minimal 0.158 0.877 0.018
Rata-rata 1.142 1.624 3.278
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020.
86

Lampiran 4

Perhitungan Perputaran Persediaan Tahun 2016

Kode Harga Pokok Penjualan Rata-rata Persediaan Perputaran Persediaan

ALDO Rp 554,275,328,517 Rp 87,550,962,956 6.331


ALKA Rp 1,121,597,912,000 Rp 21,914,189,000 51.181
ARNA Rp 1,182,892,442,278 Rp 126,126,851,466 9.379
ASII Rp 144,652,000,000,000 Rp 8,894,668,500,000 16.263
AUTO Rp 10,954,051,000,000 Rp 1,786,573,500,000 6.131
BUDI Rp 2,467,553,000,000 Rp 411,299,500,000 5.999
CPIN Rp 31,743,222,000,000 Rp 5,296,812,500,000 5.993
DLTA Rp 234,086,288,000 Rp 182,515,620,500 1.283
DVLA Rp 649,918,928,000 Rp 204,217,942,000 3.182
GGRM Rp 59,657,431,000,000 Rp 37,400,575,000,000 1.595
INAI Rp 1,111,377,175,714 Rp 276,268,425,319 4.023
KAEF Rp 3,947,606,932,563 Rp 854,822,321,297 4.618
KDSI Rp 1,721,942,515,692 Rp 270,757,651,192 6.360
KLBF Rp 9,886,262,652,473 Rp 3,173,776,843,388 3.115
MLIA Rp 4,839,217,586,000 Rp 907,031,498,000 5.335
MYOR Rp 13,449,537,442,446 Rp 1,943,454,544,838 6.920
PYFA Rp 81,635,830,400 Rp 38,232,333,721 2.135
RICY Rp 946,369,710,149 Rp 473,477,709,492 1.999
SIDO Rp 1,494,142,000,000 Rp 322,596,000,000 4.632
SMSM Rp 1,945,735,000,000 Rp 1,786,573,500,000 1.089
SRSN Rp 410,835,586,000 Rp 243,595,528,500 1.687
TRST Rp 2,052,139,045,365 Rp 601,416,282,938 3.412
UNVR Rp 19,594,636,000,000 Rp 2,307,816,000,000 8.491
WSBP Rp 3,497,931,858,756 Rp 143,249,227,381 24.419
WTON Rp 2,977,298,901,593 Rp 658,471,624,983 4.522
Sumber: Data sekunder telah diolah
87

Lampiran 4 (Lanjutan)

Perhitungan Perputaran Persediaan Tahun 2017

Kode Harga Pokok Penjualan Rata-rata Persediaan Perputaran Persediaan

ALDO Rp 588,935,699,382 Rp 113,281,709,779 5.199


ALKA Rp 1,888,767,962,000 Rp 29,462,019,500 64.109
ARNA Rp 1,328,188,268,126 Rp 159,233,565,039 8.341
ASII Rp 163,689,000,000,000 Rp 18,637,500,000,000 8.783
AUTO Rp 11,793,778,000,000 Rp 1,996,312,500,000 5.908
BUDI Rp 2,162,779,000,000 Rp 447,324,500,000 4.835
CPIN Rp 43,116,098,000,000 Rp 6,730,155,000,000 6.406
DLTA Rp 203,036,967,000 Rp 181,366,207,500 1.119
DVLA Rp 681,690,889,000 Rp 206,819,721,000 3.296
GGRM Rp 65,084,263,000,000 Rp 37,732,755,500,000 1.725
INAI Rp 795,476,989,375 Rp 483,995,970,518 1.644
KAEF Rp 3,925,599,724,290 Rp 1,079,834,772,399 3.635
KDSI Rp 1,932,476,641,257 Rp 293,541,059,534 6.583
KLBF Rp 10,369,836,693,616 Rp 3,450,950,394,662 3.005
MLIA Rp 5,144,921,876,000 Rp 702,763,759,000 7.321
MYOR Rp 15,841,619,191,077 Rp 1,974,471,601,261 8.023
PYFA Rp 88,026,695,943 Rp 38,596,065,720 2.281
RICY Rp 1,291,873,066,620 Rp 538,797,600,833 2.398
SIDO Rp 1,411,881,000,000 Rp 292,498,500,000 4.827
SMSM Rp 2,333,049,000,000 Rp 606,299,000,000 3.848
SRSN Rp 407,409,419,000 Rp 264,379,074,500 1.541
TRST Rp 2,159,382,022,383 Rp 625,851,758,877 3.450
UNVR Rp 19,984,776,000,000 Rp 2,355,835,000,000 8.483
WSBP Rp 5,155,966,777,478 Rp 545,320,268,254 9.455
WTON Rp 4,695,623,846,375 Rp 864,319,981,877 5.433
Sumber: Data sekunder telah diolah
88

Lampiran 4 (Lanjutan)

Perhitungan Perputaran Persediaan Tahun 2018

Kode Harga Pokok Penjualan Rata-rata Persediaan Perputaran Persediaan

ALDO Rp 638,294,546,423 Rp 137,679,199,375 4.636


ALKA Rp 3,532,801,547,000 Rp 35,387,193,500 99.833
ARNA Rp 1,499,579,696,351 Rp 136,965,572,450 10.949
ASII Rp 188,436,000,000,000 Rp 23,004,500,000,000 8.191
AUTO Rp 13,483,532,000,000 Rp 2,320,405,000,000 5.811
BUDI Rp 2,297,120,000,000 Rp 558,965,000,000 4.110
CPIN Rp 44,822,755,000,000 Rp 7,397,922,000,000 6.059
DLTA Rp 241,721,111,000 Rp 192,130,002,000 1.258
DVLA Rp 774,247,594,000 Rp 242,276,314,500 3.196
GGRM Rp 77,063,336,000,000 Rp 38,240,167,000,000 2.015
INAI Rp 947,040,583,629 Rp 218,516,490,145 4.334
KAEF Rp 4,673,936,445,914 Rp 1,499,039,357,079 3.118
KDSI Rp 1,994,235,755,807 Rp 352,391,069,584 5.659
KLBF Rp 11,226,380,392,484 Rp 3,516,041,935,036 3.193
MLIA Rp 4,506,918,079,000 Rp 545,475,648,000 8.262
MYOR Rp 17,664,148,865,078 Rp 2,588,531,741,484 6.824
PYFA Rp 99,342,305,409 Rp 39,240,581,174 2.532
RICY Rp 1,757,395,964,083 Rp 630,925,386,503 2.785
SIDO Rp 1,338,901,000,000 Rp 289,554,000,000 4.624
SMSM Rp 2,740,108,000,000 Rp 707,786,000,000 3.871
SRSN Rp 458,091,261,000 Rp 248,306,099,000 1.845
TRST Rp 2,410,651,375,897 Rp 689,106,854,827 3.498
UNVR Rp 20,709,800,000,000 Rp 2,525,806,500,000 8.199
WSBP Rp 6,153,867,715,706 Rp 1,543,392,779,579 3.987
WTON Rp 6,048,206,381,338 Rp 1,120,140,614,181 5.400
Sumber: Data sekunder telah diolah
89

Lampiran 4

Data Perputaran Persediaan pada Sektor Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018

Perusahaan 2016 2017 2018


ALDO 6.331 5.199 4.636
ALKA 51.181 64.109 99.833
ARNA 9.379 8.341 10.949
ASII 16.263 8.783 8.191
AUTO 6.131 5.908 5.811
BUDI 5.999 4.835 4.110
CPIN 5.993 6.406 6.059
DLTA 1.283 1.119 1.258
DVLA 3.182 3.296 3.196
GGRM 1.595 1.725 2.015
INAI 4.023 1.644 4.334
KAEF 4.618 3.635 3.118
KDSI 6.360 6.583 5.659
KLBF 3.115 3.005 3.193
MLIA 5.335 7.321 8.262
MYOR 6.920 8.023 6.824
PYFA 2.135 2.281 2.532
RICY 1.999 2.398 2.785
SIDO 4.632 4.827 4.624
SMSM 1.089 3.848 3.871
SRSN 1.687 1.541 1.845
TRST 3.412 3.450 3.498
UNVR 8.491 8.483 8.199
WSBP 24.419 9.455 3.987
WTON 4.522 5.433 5.400
Maksimal 51.181 64.109 99.833
Minimal 1.089 1.119 1.258
Rata-rata 7.604 7.266 8.568
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020.
90

Lampiran 5

Perhitungan Profitabilitas Tahun 2016

Kode Laba Bersih Setelah Pajak Total Aset ROA

ALDO Rp 25,229,505,223 Rp 410,330,576,602 0.061


ALKA Rp 516,167,000 Rp 136,618,855,000 0.004
ARNA Rp 91,375,910,975 Rp 1,543,216,299,146 0.059
ASII Rp 18,302,000,000,000 Rp 261,855,000,000,000 0.070
AUTO Rp 483,421,000,000 Rp 14,612,274,000,000 0.033
BUDI Rp 38,624,000,000 Rp 2,931,807,000,000 0.013
CPIN Rp 2,225,402,000,000 Rp 24,204,994,000,000 0.092
DLTA Rp 254,509,268,000 Rp 1,197,796,650,000 0.212
DVLA Rp 152,083,400,000 Rp 1,531,365,558,000 0.099
GGRM Rp 6,672,682,000,000 Rp 62,951,634,000,000 0.106
INAI Rp 35,552,975,244 Rp 1,339,032,413,455 0.027
KAEF Rp 271,597,947,663 Rp 4,612,562,541,064 0.059
KDSI Rp 47,127,349,067 Rp 1,142,273,020,550 0.041
KLBF Rp 2,350,884,933,551 Rp 15,226,009,210,657 0.154
MLIA Rp 9,039,563,000 Rp 7,723,578,677,000 0.001
MYOR Rp 1,388,676,127,665 Rp 12,922,421,859,142 0.107
PYFA Rp 5,146,317,041 Rp 167,062,795,608 0.031
RICY Rp 14,033,426,519 Rp 1,288,683,925,066 0.011
SIDO Rp 480,525,000,000 Rp 2,987,614,000,000 0.161
SMSM Rp 502,192,000,000 Rp 2,254,740,000,000 0.223
SRSN Rp 11,056,051,000 Rp 717,149,704,000 0.015
TRST Rp 33,794,866,940 Rp 3,290,596,224,286 0.010
UNVR Rp 6,390,672,000,000 Rp 16,745,695,000,000 0.382
WSBP Rp 634,819,524,892 Rp 13,734,267,485,212 0.046
WTON Rp 282,148,079,843 Rp 4,663,078,318,961 0.061
Sumber: Data sekunder telah diolah
91

Lampiran 5 (Lanjutan)

Perhitungan Profitabilitas Tahun 2017

Kode Laba Bersih Setelah Pajak Total Aset ROA

ALDO Rp 29,035,395,397 Rp 498,701,656,995 0.058


ALKA Rp 15,406,256,000 Rp 305,208,703,000 0.050
ARNA Rp 122,183,909,643 Rp 1,601,346,561,573 0.076
ASII Rp 23,165,000,000,000 Rp 295,646,000,000,000 0.078
AUTO Rp 547,781,000,000 Rp 14,762,309,000,000 0.037
BUDI Rp 45,691,000,000 Rp 2,939,456,000,000 0.016
CPIN Rp 2,496,787,000,000 Rp 24,522,593,000,000 0.102
DLTA Rp 279,772,635,000 Rp 1,340,842,765,000 0.209
DVLA Rp 162,249,293,000 Rp 1,640,886,147,000 0.099
GGRM Rp 7,755,347,000,000 Rp 66,759,930,000,000 0.116
INAI Rp 38,651,704,520 Rp 1,213,916,545,120 0.032
KAEF Rp 331,707,917,461 Rp 6,096,148,972,533 0.054
KDSI Rp 68,965,208,549 Rp 1,328,291,727,616 0.052
KLBF Rp 2,453,251,410,604 Rp 16,616,239,416,335 0.148
MLIA Rp 47,534,072,000 Rp 5,186,685,608,000 0.009
MYOR Rp 1,630,953,830,893 Rp 14,915,849,800,251 0.109
PYFA Rp 7,127,402,168 Rp 159,563,931,041 0.045
RICY Rp 1,655,856,269 Rp 1,374,444,788,282 0.001
SIDO Rp 533,799,000,000 Rp 3,158,198,000,000 0.169
SMSM Rp 555,388,000,000 Rp 2,443,341,000,000 0.227
SRSN Rp 17,698,567,000 Rp 652,726,454,000 0.027
TRST Rp 38,199,681,742 Rp 3,332,905,936,010 0.011
UNVR Rp 7,004,562,000,000 Rp 18,906,413,000,000 0.370
WSBP Rp 1,000,330,150,510 Rp 14,919,548,673,755 0.067
WTON Rp 340,458,859,392 Rp 7,067,976,095,043 0.048
Sumber: Data sekunder telah diolah
92

Lampiran 5 (Lanjutan)

Perhitungan Profitabilitas Tahun 2018

Kode Laba Bersih Setelah Pajak Total Aset ROA

ALDO Rp 42,506,275,523 Rp 526,129,315,163 0.081


ALKA Rp 22,943,498,000 Rp 648,968,295,000 0.035
ARNA Rp 158,207,798,602 Rp 1,652,905,985,730 0.096
ASII Rp 27,372,000,000,000 Rp 344,711,000,000,000 0.079
AUTO Rp 680,801,000,000 Rp 15,889,648,000,000 0.043
BUDI Rp 50,467,000,000 Rp 3,392,980,000,000 0.015
CPIN Rp 4,551,485,000,000 Rp 27,645,118,000,000 0.165
DLTA Rp 338,129,985,000 Rp 1,523,517,170,000 0.222
DVLA Rp 200,651,968,000 Rp 1,682,821,739,000 0.119
GGRM Rp 7,793,068,000,000 Rp 69,097,219,000,000 0.113
INAI Rp 40,463,141,352 Rp 1,400,683,598,096 0.029
KAEF Rp 401,792,808,948 Rp 9,460,427,317,681 0.042
KDSI Rp 76,761,902,211 Rp 1,391,416,464,512 0.055
KLBF Rp 2,497,261,964,757 Rp 18,146,206,145,369 0.138
MLIA Rp 189,082,238,000 Rp 5,263,726,099,000 0.036
MYOR Rp 1,760,434,280,304 Rp 17,591,706,426,634 0.100
PYFA Rp 8,447,447,988 Rp 187,057,163,854 0.045
RICY Rp 18,480,376,458 Rp 1,539,602,054,832 0.012
SIDO Rp 663,849,000,000 Rp 3,337,628,000,000 0.199
SMSM Rp 633,550,000,000 Rp 2,801,203,000,000 0.226
SRSN Rp 38,735,092,000 Rp 686,777,211,000 0.056
TRST Rp 63,193,899,099 Rp 4,284,901,587,126 0.015
UNVR Rp 9,109,445,000,000 Rp 19,522,970,000,000 0.467
WSBP Rp 1,103,472,788,182 Rp 15,222,388,589,814 0.072
WTON Rp 486,640,174,453 Rp 8,881,778,299,672 0.055
Sumber: Data sekunder telah diolah
93

Lampiran 5

Data Profitabilitas pada Sektor Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018

Perusahaan 2016 2017 2018


ALDO 0.061 0.058 0.081
ALKA 0.004 0.050 0.035
ARNA 0.059 0.076 0.096
ASII 0.070 0.078 0.079
AUTO 0.033 0.037 0.043
BUDI 0.013 0.016 0.015
CPIN 0.092 0.102 0.165
DLTA 0.212 0.209 0.222
DVLA 0.099 0.099 0.119
GGRM 0.106 0.116 0.113
INAI 0.027 0.032 0.029
KAEF 0.059 0.054 0.042
KDSI 0.041 0.052 0.055
KLBF 0.154 0.148 0.138
MLIA 0.001 0.009 0.036
MYOR 0.107 0.109 0.100
PYFA 0.031 0.045 0.045
RICY 0.011 0.001 0.012
SIDO 0.161 0.169 0.199
SMSM 0.223 0.227 0.226
SRSN 0.015 0.027 0.056
TRST 0.010 0.011 0.015
UNVR 0.382 0.370 0.467
WSBP 0.046 0.067 0.072
WTON 0.061 0.048 0.055
Maksimal 0.382 0.370 0.467
Minimal 0.001 0.001 0.012
Rata-rata 0.083 0.088 0.101
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020.
94

Lampiran 6

Hasil Uji

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 75

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .01060027

Most Extreme Differences Absolute .122

Positive .122

Negative -.087

Kolmogorov-Smirnov Z 1.059

Asymp. Sig. (2-tailed) .212

a. Test distribution is Normal.

Hasil Uji Multikolineiritas

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .081 .004 21.300 .000

P. KAS .000 .000 -.223 -3.047 .003 .826 1.211

P. PERSEDIAAN .000 .000 -.053 -.707 .482 .790 1.266

P. PIUTANG .010 .001 .759 11.137 .000 .948 1.055

a. Dependent Variable: PROFIT


95

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .829a .687 .674 .01082 1.801

a. Predictors: (Constant), P. PIUTANG, P. KAS, P. PERSEDIAAN

b. Dependent Variable: PROFIT

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .081 .004 21.300 .000

P. KAS .000 .000 -.223 -3.047 .003 .826 1.211

P. PERSEDIAAN .000 .000 -.053 -.707 .482 .790 1.266

P. PIUTANG .010 .001 .759 11.137 .000 .948 1.055

a. Dependent Variable: PROFIT


96

Hasil uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .829a .687 .674 .01082 1.801

a. Predictors: (Constant), P. PIUTANG, P. KAS, P. PERSEDIAAN

b. Dependent Variable: PROFIT

Hasil Uji F (Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .018 3 .006 52.001 .000a

Residual .008 71 .000

Total .027 74

a. Predictors: (Constant), P. PIUTANG, P. KAS, P. PERSEDIAAN

b. Dependent Variable: PROFIT

Hasil Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .081 .004 21.300 .000

P. KAS .000 .000 -.223 -3.047 .003 .826 1.211

P.
.000 .000 -.053 -.707 .482 .790 1.266
PERSEDIAAN

P. PIUTANG .010 .001 .759 11.137 .000 .948 1.055

a. Dependent Variable: PROFIT

Anda mungkin juga menyukai