Anda di halaman 1dari 107

PENGARUH IMPLEMENTASI PENGAKUAN PENDAPATAN PSAK 72

TERHADAP KINERJA KEUANGAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate Tahun 2018-2019)

Disusun Oleh:

Claristy Novenaliane Halim

NIM. 165020300111045

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih


Derajat Sarjana Akuntansi

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Implementasi Pengakuan Pendapatan PSAK 72 Terhadap
Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate Tahun 2018-2019)”.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penyelesaian
skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan dari banyak pihak. Pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Nurkholis, M.Bus.(Acc)., Ak., Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
2. Bapak Dr. Roekhudin. Ak., CSRS., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
3. Ibu Tuban Drijah Herawati, MM., Ak., CA., CSRS., CSRA selaku dosen
pembimbing skripsi yang memberikan arahan dalam pembuatan skripsi
4. Ibu Erwin Saraswati, Dr., Ak., CPMA., CSRS., CA. dan Ibu Wuryan
Andayani, Dr., Ak., CA. selaku dosen penguji yang memberikan banyak
arahan serta masukan mendalam yang membangun
5. Bapak Arif Khoirudin selaku staf akedemik kependidikan Jurusan Akuntansi
yang sangat membantu dalam proses administrasi skripsi saya
6. Orangtua saya, Bapak Febrianto Halim dan Ibu Indahwati Guyana, yang selalu
mendoakan, membantu serta mendukung saya secara mental dan finansial.
Kakak dan adik saya, Clarissa Maria Halim dan Clarido Laurensius Halim yang
memberikan bantuan dan semangat kepada saya selama penyusunan skripsi.
Hewan peliharaan saya, Coco si kucing yang menghibur saya dengan tingkah
lucunya
7. Keluarga saya di Malang, Om Ahwa, Tante Yoshi, Jessica, Billy dan Aurel
yang menemani dan membantu saya selama di Malang
8. Teman-teman saya selama kuliah, Astrinadya, Artiara, Fajar, Faridwansyah,
Arif, Nova, Selo, Aqilah, Artiana, Anita, Olivia, Panji, Citra, Anis, Silvia,
Teman Magang KPP I Gede Arianta dan Kelas CB 2016 yang berjuang
bersama menyelesaikan studi ini dan mengisi hari-hari saya
9. Teman-teman jarak jauh saya, Magita, Resta, Jeannyta, Flani, Asyera,

i
Emmanuel dan Anak KPK Smansa, Ellenia, Ruth, Tita yang selalu saling
memberi semangat dan hiburan meski jarak memisahkan
10. Seluruh teman-teman di HMJA FEB UB, LSME FEB UB dan KMK FEB UB
yang telah memberikan pembelajaran terbaik diluar akademik yang saya
dapatkan selama menempuh perkuliahan
11. Seluruh teman di Jurusan Akuntansi angkatan 2016, serta pihak lain yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah memberikan banyak
dukungan atas penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak


kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk lebih menyempurnakan laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membaca.

Malang, 08 Juni 2020

Claristy Novenaliane Halim


Penulis

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

PENGARUH IMPLEMENTASI PENGAKUAN PENDAPATAN PSAK 72


TERHADAP KINERJA KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA
PERUSAHAAN REAL ESTATE TAHUN 2018-2019)

Yang disusun oleh:


Nama : Claristy Novenaliane Halim
NIM : 165020300111045
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 16 Juni 2020 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. Tuban Drijah Herawati, MM., Ak., CA.,


CSRS., CSRA NIP. 19681007 199203 2 001
(Dosen Pembimbing) ………………

2. Erwin Saraswati, Dr., Ak., CPMA., CSRS., CA.


NIP. 19600124 198601 2 001
(Dosen Penguji 1)
………………
3. Wuryan Andayani, Dr., Ak., CA.
NIP. 19681029 199903 2 001
(Dosen Penguji 2)
………………
Malang, 16 Juni 2020

Ketua Program Studi S1 Akuntansi

Dr. Endang Mardiati, M.Si., CA., Ak.,


NIP. 19590902 198601 2 001

iii
iv
RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi
Nama : Claristy Novenaliane Halim
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 30 November 1997
Alamat E-mail : claris_risris@yahoo.com
No Telepon: : 081803795246

Riwayat Pendidikan
SD Kemala Bhayangkari, Balikpapan 2003-2009
SMPN 1 Balikpapan, Balikpapan 2009-2012
SMAN 1 Balikpapan, Balikpapan 2012-2015
Universitas Brawijaya, Malang 2016-2020

Pendidikan Non-Formal
Program Sertifikasi Pajak A, B, C di Cipta Sarana Malang 2019

Pengalaman Organisasi
Staff Humas LSME (Lingkar Studi Mahasiswa Ekonomi) 2016-2019
Staff Departemen Penelitian dan Pengembangan HMJA
(Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi) 2017
Koordinator Fakultas KMK (Keluarga Mahasiswa Katolik) 2017

Pengalaman Kepanitiaan
Bendahara Natal KMK FEB UB 2016
Koordinator Divisi Acara Charity Event HMJA 2016
Staff Divisi Acara Gebyar Akuntansi HMJA 2017
Koordinator Divisi Humas Studi Banding LSME 2017
Staff Divisi Konsumsi Medis Accounting League 2017
Bendahara Diskusi Akuntansi 2017
Tim redaksi Buletin Referensi Akuntansi 2017
Staff Divisi Konsumsi Brawijaya Accounting Fair 2018
Liason Officer Internasional Brawijaya Youth Economic Forum 2019

v
ABSTRAK

PENGARUH IMPLEMENTASI PENGAKUAN PENDAPATAN PSAK 72


TERHADAP KINERJA KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate Tahun 2018-2019)

Oleh:
Claristy Novenaliane Halim

Pembimbing:
Tuban Drijah Herawati, MM., Ak., CA., CSRS., CSRA

PSAK 72 telah ditetapkan menjadi standar tunggal akuntansi untuk pengakuan


pendapatan kontrak dengan pelanggan yang resmi menggantikan seluruh standar
yang terkait dengan pengakuan pendapatan. PSAK 72 saat ini dapat diberlakukan
secara dini dengan tahun aktif 1 Januari 2020. Implementasi PSAK 72 dapat
berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan seperti perusahaan real estate.
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris pengaruh implementasi
PSAK 72 terhadap kinerja keuangan pada perusahaan real estate. Kinerja keuangan
perusahaan real estate dihitung menggunakan rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas
(current ratio), rasio aktivitas (total asset turnover), ratio solvabilitas (debt ratio),
rasio profitabilitas (return on equity), dan rasio pasar (price per earning). Peneliti
menggunakan sumber data sekunder berupa laporan keuangan dengan teknik
pengumpulan data yaitu dokumentasi. Sampel penelitian ini terdiri dari 73
perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018-
2019 dengan analisa statistik deskriptif yaitu untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi dan dianalisis melalui regresi linier sederhana untuk menguji pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi PSAK 72 terhadap rasio likuiditas berpengaruh negatif, yaitu
penurunan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan aset
lancar yang dimiliki, hal ini terjadi karena nilai kas perusahaan yang berasal dari
pengakuan pendapatan diakui secara sepanjang waktu atau pada waktu tertentu
berdasarkan PSAK 72. Pengimplementasian PSAK 72 terhadap rasio aktivitas,
solvabilitas, profitabilitas dan pasar tidak berpengaruh, artinya PSAK 72 memiliki
pengaruh rendah terhadap rasio-rasio tersebut. Hal tersebut diakibatkan karena
perusahaan kurang mengefisiensikan aset-asetnya, rendahnya nilai aset, adanya
transparasi kinerja keuangan atau laba yang berfluktuatif. Publikasi
pengimplementasian PSAK 72 dapat dijadikan sinyal positif kepada shareholder
karena perusahaan telah memberikan transparasi kebijakan PSAK 72.

Kata kunci: PSAK 72, Kinerja Keuangan, Pengakuan Pendapatan

vi
ABSTRACT

THE EFFECT OF THE IMPLEMENTATION OF PSAK 72 REVENUE


RECOGNITION ON FINANCIAL PERFORMANCE
(Empirical Study of Real Estate Companies in 2018-2019)

By:
Claristy Novenaliane Halim

Advisor:
Tuban Drijah Herawati, MM., Ak., CA., CSRS., CSRA

PSAK 72 is currently the single accounting standard revenue recognition from


contracts with customers, officially replacing all standards of revenue recognition.
The implementation of PSAK 72 taking effect as early as January 1, 2020 may
affect the financial performance of, for instance, real estate companies. This study
aims to acquiare empirical eveidence of the effect of the implementation of PSAK
72 on financial performance in real estate companies. The financial performance is
measured by financial ratios: liquidity ratio (current ratio), activity ratio (total asset
turnover), solvency ratio (debt ratio), profitability ratio (return on equity), and
market ratio (price per earnings). The secondary data source utilized are in the form
of financial statements, in which the data are collected through documentation. The
samples are 73 real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX)
between 2018 and 2019. The descriptive statistical analysis is employed to describe
the collected data as it is without providing summary or generalization. The results
of the simple linear regression analysis indicate that the implementation of PSAK
72 has a negative effect on liquidity ratio, implying that the companies’ short-term
liabilities to pay from the current assets decreases as the companies’ cash value
from the revenue recognition is recognized at all times or at certain times based on
PSAK 72. The implementation of PSAK 72 has no effect on activity, solvency,
profitability and market ratio, meaning that PSAK 72 has a little influence on these
ratios as a result from less efficient asset management, low asset value, the
transparency of financial performance or fluctuated earnings. It can be inferred that
the implementation of PSAK 72 publication can be used as a positive signal to
shareholders thanks to the PSAK 72 policy transparency by the companies.

Keywords: PSAK 72, Financial Performance, Revenue Recognition

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ........... Error! Bookmark not defined.

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

BAB I - PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
1.4 Kontribusi Penelitian ..................................................................................... 6
1.4.1 Kontribusi Teori ................................................................................... 6
1.4.2 Kontribusi Praktik ................................................................................ 7
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................... 7

BAB II - TELAAH LITERATUR DAN HIPOTESIS ........................................9

2.1 Telaah Literatur ............................................................................................. 9


2.1.1 Teori Sinyal .......................................................................................... 9
2.1.2 Standar Akuntansi Keuangan ............................................................. 11
2.1.3 Perusahaan Real Estate....................................................................... 12
2.1.4 Pendapatan ......................................................................................... 14
2.1.5 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 72 ................ 18
2.1.6 Kinerja Keuangan ............................................................................... 23

viii
2.2 Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis ........................................ 37
2.2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 37
2.2.2 Kerangka Teoritis ............................................................................... 39
2.2.3 Perumusan Hipotesis .......................................................................... 41

BAB III - METODE PENELITIAN ...................................................................44

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 44


3.2 Data Penelitian dan Sumber Data ................................................................ 45
3.2.1 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 45
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 46
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Metode Analisis Data dan
Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 47
3.3.1 Variabel Dependen ............................................................................. 47
3.3.2 Variabel Independen .......................................................................... 49
3.4 Metode Analisis Data .................................................................................. 49
3.4.1 Statistik Deskriptif.............................................................................. 50
3.4.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 50
3.4.3 Uji Hipotesis....................................................................................... 51

BAB IV - HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................55

4.1 Gambaran Obyek Penelitian ........................................................................ 55


4.2 Penyajian Hasil Pengujian Data................................................................... 57
4.3 Analisis Regresi Linear Sederhana .............................................................. 62
4.4 Uji Hipotesis (Uji Statistik t) ....................................................................... 65
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 68

BAB V - PENUTUP .............................................................................................74

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 74


5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 75
5.3 Saran untuk Penelitian Berikutnya .............................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kesehatan Keuangan Perusahaan Real Estate ....................... 26

Tabel 4.1 Seleksi Sampel ...................................................................................... 55

Tabel 4.2 Kategori Variabel Independen .............................................................. 56

Tabel 4.3 Penerapan PSAK 72 Perusahaan ........................................................... 56

Tabel 4.4 Tabel Statistik Deskriptif ...................................................................... 57

Tabel 4.5 Tabel Uji Normalitas (One Sample Kolmogorov-Smirnov) ................. 59

Tabel 4.6 Tabel Uji Heteroskedasitisitas (Uji Glesjer) ......................................... 62

Tabel 4.7 Tabel Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 63

Tabel 4.8 Persamaan Regresi ................................................................................ 63

Tabel 4.9 Tabel Uji Regresi Linear Sederhana ..................................................... 66

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis .............................................................................. 40

Gambar 4.1 Rasio Likuiditas................................................................................. 59

Gambar 4.2 Rasio Aktivitas .................................................................................. 60

Gambar 4.3 Rasio Solvabilitas .............................................................................. 60

Gambar 4.4 Rasio Profitabilitas ............................................................................ 61

Gambar 4.5 Rasio Pasar ........................................................................................ 61

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi adalah suatu ilmu untuk mencatat, meringkas, menganalisis, dan

melaporkan data yang berkaitan dengan transaksi keuangan dalam bisnis atau

perusahaan. Fungsi dari akuntansi yaitu menyediakan informasi keuangan suatu

perusahaan atau organisasi untuk menilai kualitas kinerja dan perubahan seperti apa

yang terjadi yaitu laporan keuangan. Laporan keuangan berguna bagi pihak internal

seperti manajer, direksi, komisaris, pemegang saham (pemiliki modal) dan pihak

eksternal seperti pemerintah, investor, kreditur, supplier, dan lainnya. Oleh karena

itu, akuntan perlu mengacu pada sebuah kerangka prosedur yang disebut dengan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

PSAK adalah sebuah kerangka prosedur rujukan dalam membuat laporan

keuangan akuntansi. PSAK didesain secara universal agar dapat dipahami di setiap

negara, sehingga pada tahun 2015, PSAK resmi mengadopsi Standar Pelaporan

Keuangan Internasional atau International Financial Reporting Standards (IFRS).

Konvergensi PSAK dengan IFRS ini merupakan salah satu komitmen dari Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International Federation of

Accountants (IFAC). Diharapkan konvergensi PSAK ke dalam IFRS akan

meningkatkan fungsi pasar modal global dengan menyediakan informasi yang lebih

dapat diperbandingkan dan berkualitas tinggi kepada investor. Selain itu IFRS

bertujuan menghasilkan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan,

mempermudah analisis kompetitif maupun hubungan baik dengan pelanggan,

1
2

supplier, investor, dan kreditor secara global.

Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus direvisi secara

berkesinambungan. Salah satunya adalah PSAK 72 menjadi standar tunggal untuk

pengakuan pendapatan yang berlaku untuk sebagian kontrak dengan pelanggan

yang resmi menggantikan seluruh standar yang terkait dengan pengakuan

pendapatan pada saat ini, yaitu PSAK 23 mengenai Pendapatan, PSAK 34

mengenai Kontrak Konstruksi, PSAK 44 mengenai Akuntansi Aktivitas

Pengembangan Real Estat, ISAK 10 mengenai Program Loyalitas Pelanggan, ISAK

21 mengenai Perjanjian Konstruksi Real Estat, dan ISAK 27 mengenai Pengalihan

Aset dari Pelanggan. PSAK 72 berlaku efektif pada 1 Januari 2020, namun

penerapan dini untuk PSAK ini diperbolehkan sejak tahun 2018. Sektor yang akan

terkena efek dari perubahan standar ini adalah sektor industri konstruksi,

telekomunikasi, retail, dan manufaktur. PSAK 72 mengadopsi IFRS 15 kontrak

dengan pelanggan yang telah diberlakukan pada tahun 1 Januari 2018.

Latar belakang alasan PSAK 72 diterapkan ialah ketentuan pada standar

lama mengenai pendapatan menyulitkan investor dan pengguna lainnya dalam

memahami dan membandingkan informasi pendapatan antar perusahaan. Hal

tersebut terjadi terutama apabila perbandingan dilakukan antara perusahaan jasa

dengan perusahaan manufaktur atau dagang. Pada akhirnya, hal ini akan

mempengaruhi keputusan investor dalam menempatkan investasinya yang menjadi

sulit untuk dilakukan. Kondisi tersebut menjadi salah satu latar belakang

dilakukannya proyek bersama antara IASB dan FASB untuk membuat standar baru

yang mengatur mengenai pendapatan.


3

Menurut International Accounting Standards Board (IASB) pergantian

standar ini akan memberikan pengaruh pada perusahaan real estate pada pengakuan

pendapatan kontrak jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan simulasi penerapan

PSAK 72 agar dapat menetapkan kebijakan yang tepat untuk mengimbangi

perubahan pada standar yang mengatur mengenai pendapatan yang berpengaruh

pada kinerja keuangan perusahaan real estate. Terutama perusahaan real estate

merupakan salah satu industri yang terpengaruh atas perubahan standar ini karena

menghapus PSAK 44 mengenai Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat

yang sebelumnya digunakan oleh perusahaan tersebut.

Alasan pendukung PSAK 72 diterapkan agar pengakuan pendapatan

kontrak diakui tidak berdasarkan besaran uang muka yang sudah diterima

melainkan diakui secara bertahap sepanjang umur kontrak atau pada satu titik

waktu. Hal tersebut merupakan perbedaan utama PSAK 72 yang terletak pada

prinsip pengakuan pendapatan. Oleh karena itu PSAK 72 mensyaratkan perusahaan

untuk melakukan analisis terhadap transaksi sebelum menentukan pengakuan

pendapatan. Analisis terhadap transaksi tersebut dilakukan berdasarkan lima tahap,

antara lain: pertama, identifikasi kontrak dengan pelanggan yaitu para pihak

mengidentifikasi hak, jangka waktu pembayaran, dan substansi komersial

mengenai barang dan jasa yang akan dialihkan; kedua, identifikasi kewajiban

pelaksanaan (performance obligations) dalam kontrak yaitu entitas menilai barang

atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak dengan pelanggan bersifat dibedakan atau

tidak dalam segi substansial; ketiga, penentuan harga transaksi yaitu jumlah

imbalan yang diperkirakan menjadi hak entitas untuk mengalihkan barang atau jasa

kepada pelanggan yang tidak termasuk jumlah yang ditagih atas pihak ketiga
4

contohnya pajak; keempat, pengalokasian harga transaksi pada setiap kewajiban

pelaksanaan dalam kontrak yaitu entitas mengalokasikan harga transaksi terhadap

setiap kewajiban pelaksanaan (atau barang atau jasa bersifat dapat dibedakan)

menggambarkan jumlah imbalan yang diharapkan menjadi hak entitas dalam

pertukaran untuk mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan;

dan kelima, pengakuan pendapatan akhirnya dapat diakui ketika entitas

menyelesaikan kewajiban pelaksanaan.

Analisis transaksi pada perusahaan real estate adalah konsumsi masyarakat

oleh pelanggan, peningkatan nilai aset disisi pelanggan dan juga kesepakatan tahap

pembayaran kontrak. Jika, syarat tersebut tidak terpenuhi, maka pendapatan

kontrak hanya dapat diakui saat penyerahan aset. Oleh karena itu, akan berpengaruh

besar pada perusahaan karena perusahaan ini erat kaitannya mengadakan kontrak

dengan pelanggan. Kontrak dengan pelanggan antara lain dapat berupa, penjualan

bangunan rumah, ruko, apartemen, perkantoran, penjualan kavling tanah tanpa

bangunan, dan sewa ruangan.

Sebelumnya pendapatan tersebut dapat diakui meskipun unit properti belum

melalui proses serah terima, sehingga perusahaan dapat langsung mengakui

pendapatan dari penjualan unit, meskipun proyek dari unit yang dibeli dalam tahap

pembangunan. Saat penerapan PSAK 72 berlangsung maka penjualan baru boleh

diakui dalam laporan keuangan setelah serah terima selesai. Inilah hal yang menjadi

persoalan, karena pembangunan atas proyek dari real estate tidak dapat selesai

dalam waktu singkat melainkan dapat memakan waktu berbulan-bulan hingga

tahun. Ini akan berpengaruh pada hasil kinerja keuangan perusahaan yang tercermin

pada laporan keuangan.


5

Peneliti juga mengembangkan penelitian terdahulu yang membahas terkait

analisis dampak penerapan PSAK 72 pada Perusahaan Real Estate terhadap kinerja

keuangan tahun 2018 oleh Veronica. Ada dua perbedaan utama pada

pengembangan penelitian ini yaitu jumlah perusahaan dan jumlah indikator.

Pertama, peneliti menambah subjek penelitian yaitu meneliti seluruh Perusahaan

Real Estate yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018,

sedangkan peneliti terdahulu hanya mengambil tiga Perusahaan Real Estate. Kedua,

penelitian terdahulu hanya meneliti dengan tiga indikator kinerja keuangan,

sedangkan penelitian ini menggunakan lima indikator kinerja keuangan yang

didasari penelitian terdahulu Tri Harjawati tahun 2013 yaitu analisis rasio sebagai

alat ukur kinerja keuangan sektor industri real estate, lima indikator diterapkan

karena berlandaskan gabungan antara indikator kesehatan Perusahaan Real Estate

dengan perhitungan rasio (calculation ratio) yang digunakan di Bursa Efek Jakarta

(laporan ICMD) yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio

profitabilitas dan rasio pasar.

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan dan diuraikan di

atas, maka penelitian ini mengetahui hasil dari pengaruh implementasi PSAK 72

terhadap kinerja keuangan perusahaan real estate dengan alat ukur rasio keuangan

yang digunakan oleh Tri Harjawati (2013) yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas,

rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar.


6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah implementasi PSAK

72 berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (Studi empiris

pada perusahaan real estate tahun 2018-2019)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk

memperoleh bukti empiris pengaruh implementasi PSAK 72 terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan real estate.

1.4 Kontribusi Penelitian

Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kontribusi

positif bagi pihak-pihak yang akan menggunakan penelitian ini ataupun

mengembangkan penelitian ini. Kontribusi yang akan diberikan peneliti sebagai

berikut:

1.4.1 Kontribusi Teori

Hasil penelitian dapat menambah literatur bagi akademisi terkait dampak

pengakuan pendapatan berdasarkan PSAK 72 serta terhadap kinerja keuangan pada

perusahaan real estate dengan dilandasi teori sinyal. Teori sinyal memberi sinyal

penting terkait informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan

investasi pihak di luar perusahaan. Oleh karena itu bagi pihak lain, diharapkan

penelitian ini dapat menjadi bahan referensi tambahan ataupun perbandingan untuk

penelitian selanjutnya.
7

1.4.2 Kontribusi Praktik

Hasil penelitian dapat digunakan bagi pihak manajemen internal perusahaan

real estate sebagai bahan pertimbangan menetapkan kebijakan yang tepat untuk

mengimbangi perubahan pada standar yang baru, terutama bagi perusahaan real

estate yang belum menerapkan dini PSAK 72. Bagi investor, penelitian ini akan

menegaskan bahwa standar dibuat untuk melindungi pemakai informasi laporan

keuangan dengan meningkatkan kualitas informasi tersebut. Bagi kreditor,

penelitian akan menjadi pertimbangan untuk memberi pinjaman pada perusahaan

real estate.

1.5 Sistematika Penulisan

Guna memberikan gambaran secara umum dan agar dapat lebih mudah

dipahami oleh pembaca, maka penelitian ini disusun dalam lima bab yang saling

berkaitan antar satu sama lain sehingga membentuk satu kesatuan penelitian yang

ilmiah, sistematika dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka yang menjelaskan mengenai uraian teori-teori dan hasil-

hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang

diangkat dalam skripsi.

Bab III Metode Penelitian yang menjelaskan rencana dan prosedur penelitian

yang dilakukan peneliti untuk memperoleh jawaban yang sesuai dengan

permasalahan dan tujuan penelitian.


8

Bab IV Hasil dan Pembahasan yang menguraikan mengenai hasil yang akan

digunakan dalam pengambilan keputusan berdasarkan metode penelitian dan teori

yang digunakan.

Bab V Penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran untuk

penelitian berikutnya.
BAB II

TELAAH LITERATUR DAN HIPOTESIS

2.1 Telaah Literatur

Telaah literatur bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan wawasan

yang menyeluruh tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dalam suatu

topik. Selain itu, telaah literatur juga ditujukan untuk membatasi masalah dan ruang

lingkup dari penelitian itu sendiri hingga menentukan variabel-variabel penting

dalam penelitian yang dilakukan. Telaah literatur pada penelitian ini terdiri dari

Teori Sinyal, Standar Akuntansi Keuangan, Industri Real Estate, Pendapatan,

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 72 dan Kinerja Keuangan Perusahaan.

Telaah literatur akan dijelaskan lebih rinci, di bawah ini:

2.1.1 Teori Sinyal

Teori sinyal menurut Brigham dan Houston (2011:186) merupakan suatu

tindakan yang diambil manajemen suatu perusahaan memberikan petunjuk kepada

investor tentang bagaimana manajemen menilai prospek perusahaan. Teori sinyal

menjelaskan alasan perusahaan memiliki menekankan kepada pentingnya informasi

yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

perusahaan. Menurut Jogiyanto (2014:392), informasi yang dipublikasikan

perusahaan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor

dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi merupakan unsur penting bagi

9
10

investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan

keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun

keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan

bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat

waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk

mengambil keputusan investasi. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu

pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan

investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan

pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Godfrey dan Jayne (2010:375) menjabarkan, ada konsekuensi logis dari

teori sinyal, bahwa ada insentif bagi semua manajer yang memberikan sinyal

mengenai keuntungan yang diperoleh dimasa depan karena jika investor

mempercayai sinyal tersebut, maka harga saham akan meningkat dan pemegang

saham akan mendapatkan keuntungan. Jika pengumuman informasi tersebut

sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume

perdagangan saham.

Salah satu jenis pengumuman informasi yang diberikan dapat dilakukan

melalui publikasi laporan keuangan. Manajemen melakukan publikasi laporan

keuangan untuk memberikan informasi kepada pasar. Informasi tersebut contohnya

implementasi standar akuntansi yang baru. Umumnya pasar akan merespon

informasi tersebut sebagai suatu sinyal berita baik, karena perusahaan menunjukkan

transparasi atas kinerja keuangan. Sinyal yang diberikan tersebut akan

mempengaruhi pasar saham khususnya harga saham perusahaan. Jika sinyal


11

manajemen mengindikasikan berita baik, maka dapat meningkatkan harga saham.

Namun sebaliknya, jika sinyal manajemen mengindikasikan berita buruk dapat

mengakibatkan penurunan harga saham perusahaan. Oleh karena itu, teori sinyal

berhubungan dengan penelitian ini karena sinyal dari perusahaan merupakan hal

yang penting bagi investor guna pengambilan keputusan.

2.1.2 Standar Akuntansi Keuangan

Menurut IAI (2017), Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah format dan

prosedur pembuatan laporan keuangan yang menjadi aturan baku penyajian

informasi keuangan suatu kegiatan usaha atau perusahaan. SAK berisi Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi

Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia

(DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI),

serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah

pengawasannya. Standar akuntansi di Indonesia mengacu pada teori skala global,

yakni International Financial Reporting Standards (IFRS). SAK berbasis IFRS

berlaku efektif sejak 2014. DSAK IAI menyebutkan, minimalisasi perbedaan kedua

standar ini merupakan komitmen Indonesia sebagai satu-satunya anggota G20 di

kawasan Asia Tenggara Konvergensi SAK dan IFRS diharapkan dapat banyak

mengurangi perbedaan dua standar akuntansi skala lokal dan global ini. Hal ini

bermanfaat bagi perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik untuk bertransaksi

di pasar modal karena informasi dalam laporan keuangannya berkualitas

internasional.
12

Oleh karena itu, DSAK IAI turut mengadopsi IFRS 15: revenue from

contracts with customers dan sektor yang akan terkena efek dari perubahan standar

akuntansi terkait pengakuan pendapatan yaitu sektor manufaktur, retail, industri

konstruksi, serta telekomunikasi (International Accounting Standards Board,

2014). Penelitian lain menambahkan bahwa perubahan standar ini akan

memberikan pengaruh bagi perusahaan yang memiliki kontrak jangka panjang

seperti perusahaan real estate (Veronika, 2019).

2.1.3 Perusahaan Real Estate

Pengertian real estate didefinisikan pertama kali oleh Jeffrey D. Fisher

(1991:54), bahwa real estate adalah sebidang tanah yang teridentifikasi termasuk

dengan sarana pendukung (improvements). Santosa (2010:6) mendefinisikan bahwa

pengertian real estate adalah tanah dan semua peningkatan permanen diatasnya,

termasuk bangunan-bangunan. Real estate dapat berbentuk fisik tanah seperti

struktur dan pengembangan lainnya yang melekat secara permanen. Secara garis

besar definisi real estate adalah kepemilikan atau hak untuk memiliki sebidang

tanah dan memanfaatkan apa saja yang ada didalamnya.

Aktivitas pengembangan perusahaan real estate adalah kegiatan perolehan

tanah untuk kemudian dibangun perumahan dan atau bangunan komersial dan atau

bangunan ritel. Bangunan tersebut dimaksudkan untuk dijual atau disewakan

sebagai satu kesatuan atau secara eceran. Sudut pandang dari segi pengelolaan, real

estate cenderung lebih bebas karena adanya pemindahan hak kepemilikan dari

pengembang kepada pemilik bangunan (penghuni pemukiman) sehingga

pemeliharaan dan pengelolaan bangunan diserahkan sepenuhnya kepada pemilik


13

yang bersangkutan, sedangkan subsektor perusahaan properti lebih memiliki

ketergantungan dalam hal pemeliharaan dan pengelolaan bangunan miliknya

(ICRA Indonesia, 2014:1).

Menurut Tauke, Murni dan Tulung (2017) menjelaskan perusahaan real

estate memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Sulit diprediksi

Perusahaan ini sulit diprediksi karena memiliki pasang surut dengan

amplitudo yang besar, dimana ketika pertumbuhan ekonomi sedang tinggi,

perusahaan real estate mengalami booming dan cenderung over supplied, namun

ketika pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, industri ini juga akan cepat

mengalami penurunan yang cukup drastis.

2. Berisiko Tinggi

Perusahaan ini disebut memiliki risiko tinggi karena pembiayaan dan

sumber dananya secara umum diperoleh melalui kredit perbankan, sedangkan

sektor ini beroperasi dengan menggunakan aktiva tetap berupa tanah dan bangunan,

dimana tanah dan bangunan ini sulit untuk dikonversikan menjadi kas dalam waktu

cepat untuk pembayaran hutang, sehingga banyak pengembang (developer) tidak

dapat melunasi hutangnya tepat waktu.

Uraian di atas menjelaskan bahwa perusahaan real estate memiliki segmen

utama yaitu perumahan, komersial dan ritel. Perusahaan real estate memiliki

banyak kontrak dengan pelanggan, misalnya penjualan rumah, kondominium,

rumah susun, apartemen, perkantoran, pusat perbelanjaan dan bangunan ritel. Oleh

karena itu perlu informasi mendalam mengenai pengakuan pendapatan dari


14

pelanggan pada perusahaan real estate, karena perusahaan real estate memiliki aset

tidak lancar sehingga aset ini memiliki jangka waktu jangka panjang lebih dari satu

tahun.

2.1.4 Pendapatan

2.1.4.1 Definisi Pendapatan

Martani, et al. (2016:204) menjabarkan definisi pendapatan dan

penghasilan. Pendapatan adalah penghasilan yang berasal dari aktivitas normal dari

suatu entitas dan merujuk kepada istilah yang berbeda-beda seperti penjualan

(sales), pendapatan jasa (fees), bunga (interest), dividen (dividend), dan royalti

(royalty).

Definisi Pendapatan menurut PSAK No. 23 paragraf 7 (2015:23) adalah

arus kas bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas

selama satu periode jika arus tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi penanaman modal.

Definisi pendapatan menurut FASB seperti yang dikutip oleh Harahap

(2011:244) adalah pendapatan sebagai arus masuk atau peningkatan nilai aset dari

suatu entitas atau penyelesaian kewajiban dari entitas atau gabungan keduanya

selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan produksi barang, pemberi jasa

atas pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan

yang sedang berjalan.

Definisi pendapatan diartikan pendapatan berasal dari penyerahan barang

atau jasa serta aktivitas usaha lainnya dalam satu periode. Pendapatan dan beban

sehubungan dengan suatu transaksi atau peristiwa tertentu diakui secara bersamaan,
15

proses ini mengacu pada pengkaitan pendapatan (matching revenue and expense).

Beban termasuk jaminan dan beban lain yang terjadi setelah pengiriman barang,

biasanya dapat diukur dengan andal jika kondisi lain untuk pengakuan pendapatan

yang berkaitan dapat dipenuhi.

2.1.4.2 Pengakuan Pendapatan

Pada PSAK 44 paragraf 6 mengatur perlakuan akuntansi untuk transaksi-

transaksi yang secara khusus berkaitan dengan aktivitas pengembangan real estate,

terutama pengakuan pendapatan penjualan rumah, ruko dan bangunan sejenis

lainnya beserta kavling tanahnya, penjualan bangunan kondominium, apartemen,

perkantoran, pusat perbelanjaan dan bangunan sejenis lainnya, serta unit dalam

kepemilikin time sharing, penjualan kavling tanah tanpa bangunan, unsur biaya

pengembangan proyek real estate serta penyajian dan pengungkapan laporan

keuangan. Pengakuan pendapatan diakui dengan metode akrual penuh apabila

seluruh kriteria berikut terpenuhi:

1. Proses penjualan telah selesai

2. Harga jual akan tertagih

3. Tagihan penjual tidak akan bersipat sub ordinasi dimasa yang akan datang

terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli

4. Penjual telah mengendalikan resiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan

kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah

penjualan dan tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan

unit bangunan tersebut.


16

Apabila suatu transaksi real estate tidak memenuhi kriteria pengakuan laba

dengan metode akrual penuh, maka pengakuan penjualan ditangguhkan dan

transaksi tersebut diakui dengan metode deposit sampai seluruh kriteria

penggunaan metode akrual penuh dapat dipenuhi (PSAK 44 paragraf 33). Pada

PSAK 44 paragraf 33 disebutkan bahwa pendapatan penjualan kapling tanah tanpa

bangunan diakui dengan menggunakan metode akrual penuh pada saat pengikatan

jual beli apabila seluruh kritetia berikut terpenuhi:

1. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai jumlah 20% dari harga

jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh

pembeli

2. Harga jual akan tertagih

3. Tagihan penjual tidak disubordinasi terhadap pinjaman lain yang akan

diperoleh pembeli dimasa yang akan dating

4. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak

berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual, seperti

kewajiban untuk mematangkan kavling atau kewajiban untuk membangun

fasilitas-fasilitas yang dijanjkan sebagai kewajiban penjual.

5. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual

dalam pendirian bangunan diatas kavling tanah tersebut

Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria tersebut diakui

dengan metode deposit (deposit method) sampai seluruh kriteria penggunaan

metode akrual penuh terpenuhi Penerapan metode deposit adalah sebagai berikut:

1. Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estat,
17

penerimaan pembayaran oleh pembeli dibukukan sebagai uang muka

2. Piutang dari transaksi penjualan unit real estat tidak diakui

3. Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aktiva penjual, demikian juga

dengan kewajiban yang terkait dengan unit real estat tersebut, walaupun

kewajiban tersebut telah dialihkan ke pembeli

4. Khusus untuk unit real estat sebagaimana disebutkan dalam paragraf 75,

penyusutan atas unit real estate tersebut tetap diakui oleh penjual di atas

kaveling tanah tersebut.

Pendapatan penjualan unit bangunan kondominium, apartemen,

perkantoran, pusat perbelanjaan dan bangunan sejenis lainnya, serta unit dalam

kepemilikan secara time sharing, diakui dengan menggunakan metode persentase

penyelesaian (percentage of completion method) apabila seluruh kriteria berikut ini

terpenuhi:

1. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi

2. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang

telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh

pembeli

3. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diperkirakan

dengan andal

Berdasarkan uraian di atas, maka pendapatan diakui secara metode akrual

penuh, metode deposit atau metode persentase penyelesaian. Pendapatan dapat

diakui jika perusahaan telah mengalihkan kepada pembeli seluruh risiko dan

manfaat kepemilikan unit bangunan, maka perusahaan tidak lagi terlibat dengan
18

unit bangunan yang dijual, dan unit bangunan tersebut telah siap ditempati atau

digunakan.

2.1.5 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 72

2.1.5.1 Tujuan diterbitkan PSAK 72

IAI (2016) menerbitkan PSAK 72 Pendapatan dari Kontrak dengan

Pelanggan untuk melaporkan informasi yang berguna untuk pengguna laporan

keuangan tentang sifat, jumlah, waktu dan ketidakpastian pendapatan dan arus kas

yang timbul dari kontrak entitas dengan pelanggan. PSAK 72 berlaku efektif untuk

periode tahunan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2020. Namun dapat

melakukan penerapan lebih dini diperkenankan yaitu 1 Januari 2018. Penerbitan

PSAK 72 memiliki beberapa tujuan diantaranya:

1. Menghapus ketidakkonsisten dan kelemahan di persyaratan pendapatan

sebelumnya;

2. Memberikan kerangka yang lebih kuat untuk menangani isu-isu pendapatan;

3. Meningkatkan komparabilitas praktik pengakuan pendapatan di seluruh

badan, industri, yurisdiksi dan pasar modal;

4. Memberikan informasi yang lebih berguna untuk pengguna laporan

keuangan melalui peningkatan persyaratan pengungkapan; dan

5. Menyederhanakan penyusunan laporan keuangan dengan mengurangi

jumlah persyaratan yang harus suatu entitas

2.1.5.2 Pengakuan Pendapatan sesuai PSAK 72

PSAK 72 memperkenalkan satu model pengakuan pendapatan dimana

pendapatan akan diakui untuk dapat menggambarkan penyerahan barang atau jasa
19

yang dijanjikan kepada pelanggan yang merefleksikan pembayaran yang

diharapkan akan diperoleh oleh entitas atas barang atau jasa tersebut. Setiap

menentukan pendekatan pengakuan pendapatan pada PSAK 72, entitas harus

melakukan analisa transaksi berdasarkan kontrak terlebih dahulu, yang terdiri dari

lima tahapan berikut:

1. Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan;

Kontrak yang dimaksud dapat berbentuk tertulis, lisan atau tersirat dalam

praktik bisnis tertentu, namun harus dapat dipaksakan pelaksanaannya dan harus

memiliki substansi komersial. Dalam tahapan ini entitas harus memastikan

kemungkinan tingkat ketertagihan pembayaran atas barang atau jasa yang

diserahkan kepada pelanggan. Dalam menilai apakah kolektabilitas dari

pembayaran kemungkinan besar dapat diperoleh, entitas hanya memperhatikan

kemampuan dan niat pelanggan untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh

tempo. Entitas mencatat kontrak dengan pelanggan jika seluruh kriteria berikut

terpenuhi:

a. Para pihak dalam kontrak telah menyetujui kontrak (secara tertulis, lisan

atau sesuai dengan praktik bisnis pada umumnya) dan berkomitmen untuk

melaksanakan kewajiban mereka masing-masing;

b. Entitas dapat mengidentifikasi hak setiap pihak mengenai barang atau jasa

yang akan dialihkan;

c. Entitas dapat mengidentifikasi jangka waktu pembayaran barang atau jasa

yang akan dialihkan;


20

d. Kontrak memiliki substansi komersial (yaitu risiko, waktu, atau jumlah arus

kas masa depan entitas diperkirakan berubah sebagai akibat dari kontrak);

e. Kemungkinan besar entitas akan menagih imbalan yang akan menjadi

haknya dalam pertukaran barang atau jasa yang akan dialihkan ke

pelanggan.

2. Mengindentifikasi kewajiban kinerja yang terdapat dalam kontrak;

Setelah berhasil melakukan identifikasi atas kontrak, entitas harus dapat

mengidentifikasi barang atau jasa, atau gabungan barang atau jasa apakah yang

diperjanjikan dalam kontrak, yang akan dicatat sebagai suatu kewajiban kinerja

terpisah. Kewajiban pelaksanaan yang diidentifikasi dalam kontrak dengan

pelanggan tidak hanya terbatas pada barang atau jasa yang dinyatakan dalam

kontrak tersebut, namun kontrak dengan pelanggan juga dapat mencakup janji yang

disiratkan oleh praktik bisnis entitas, kebijakan etitas yang diterbitkan, atau laporan

yang lebih spesifik.

3. Menentukan harga transaksi;

Harga transaksi adalah jumlah imbalan yang diperkirakan menjadi hak

entitas dalam pertukaran untuk mengalihkan barang atau jasa kepada pelanggan,

tidak termasuk jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga. Harga transaksi yang

dimaksud adalah jumlah pembayaran yang diharapkan akan diperoleh oleh entitas.

Entitas mempertimbangkan syarat kontrak dan praktik bisnis umum entitas untuk

menentukan harga transaksi. Sifat, waktu, dan jumlah imbalan yang dijanjikan oleh

pelanggan mempengaruhi estimasi harga transaksi.


21

4. Mengalokasikan harga transaksi berdasarkan pada pelaksanaan kewajiban

dalam kontrak;

Tujuan pengalokasian harga transaksi adalah agar entitas dapat

mengalokasikan harga transaksi kedalam setiap kewajiban kinerja yang dapat

diidentifikasi dari kontrak dalam jumlah yang menggambarkan pembayaran yang

diharapkan oleh entitas akan diperoleh sebagai imbalan atas penyerahan barang

atau jasa yang telah diperjanjikan kepada pelanggan. Entitas mengalokasi harga

transaksi terhadap setiap kewajiban pelaksanaan yang diidentifikasi dalam kontrak

dilakukan secara proporsional dengan dasar relative stand-alone selling price.

Relative stand-alone selling price adalah harga barang atau jasa yang

dijanjikan dijual secara terpisah oleh entitas kepada pelanggan serta dapat

diobservasi ketika entitas menjual barang atau jasa secara terpisah dalam keadaan

dan kepada pelanggan serupa. Jika harga jual berdiri sendiri tidak secara langsung

dapat diobservasi, maka entitas mengestimasi harga jual berdiri sendiri pada jumlah

yang akan menghasilkan alokasi harga transaksi yang memenuhi tujuan alokasi.

Entitas mencatat sebagai kontrak terpisah jika kondisi berikut terpenuhi: ruang

lingkup kontrak meningkat karena penambahan barang atau jasa yang dijanjikan

bersifat dapat dibedakan (distinct).

Barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan bersifat dapat dibedakan

jika kedua kriteria berikut terpenuhi:

a. Pelanggan memperoleh manfaat dari barang atau jasa baik barang atau jasa

itu sendiri atau bersama dengan sumber daya lain yang siap tersedia kepada

pelanggan; dan
22

b. Perjanjian entitas untuk mengalihkan barang atau jasa kepada pelanggan

dapat diidentifikasi secara terpisah dari janji lain dalam kontrak.

Jika barang atau jasa yang dijanjikan bersifat tidak dapat dibedakan, entitas

mengkombinasikan barang atau jasa dengan barang atau jasa lain yang dijanjikan

sampai entitas mengidentifikasi sepaket barang atau jasa tersebut bersifat dapat

dibedakan.

5. Mengakui pendapatan ketika (pada saat) entitas telah melaksanakan

kewajiban.

Entitas dianggap memenuhi kewajiban kinerja dengan cara menyerahkan

pengendalian atas aset atau jasa yang diperjanjikan kepada pelanggan, yang dapat

terjadi selama periode waktu tertentu atau pada suatu waktu tertentu. Kewajiban

kinerja terpenuhi pada suatu waktu tertentu, kecuali jika memenuhi salah satu

kriteria berikut, sehingga dianggap sebagai terpenuhi selama periode waktu

tertentu:

a. Pelanggan secara simultan menerima dan menggunakan manfaat yang

diberikan oleh pelaksanaan kewajiban kinerja oleh entitas;

b. Pelaksanaan kewajiban kinerja oleh entitas menciptakan atau meningkatkan

aset yang dikendalikan oleh pelanggan ketika aset tersebut diciptakan atau

ditingkatkan.

c. Pelaksanaan kewajiban kinerja oleh entitas tidak menciptakan aset yang

memiliki alternatif penggunaan lain bagi entitas dan entitas juga memiliki

hak yang dapat dipaksakan untuk memperoleh pembayaran atas


23

pelaksanaan kewajiban kinerja yang telah diselesaikan sampai dengan

tanggal tersebut.

2.1.6 Kinerja Keuangan

2.1.6.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Fahmi (2012:2) menyatakan kinerja keuangan adalah suatu analisis yang

dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan dengan baik dan benar. Seperti

dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan

ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General

Aceptep Accounting Principle) dan lainnya.

Penilaian kinerja menurut Kakasih (2018) adalah penentuan efektivitas

operasional, organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria

yang telah ditetapkan sebelumnya secara periodik. Ada dua macam kinerja, yakni

kinerja operasional dan kinerja keuangan. Kinerja operasional lebih ditekankan

pada kepentingan internal perusahaan seperti kinerja cabang/divisi yang diukur

dengan kecepatan dan kedisiplinan, sedangkan kinerja keuangan lebih kepada

evaluasi laporan keuangan perusahaan pada waktu dan jangka tertentu.

Kinerja keuangan perusahaan maka secara umum perlu dilakukan analisis

terhadap laporan keuangan, menurut Prayudah (2015) yaitu, pembandingan kinerja

perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan evaluasi

kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Laporan keuangan

perusahaan melaporkan baik posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun
24

operasinya selama beberapa periode yang lalu.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah usaha

formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan

perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek,

pertumbuhan, dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan

sumber daya yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah

mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.6.2 Pengukuran Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi

laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dari kinerja keuangan di masa lalu

sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja

perusahaan di masa depan dan hal-hal yang langsung menarik perhatian pemakai

seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga, sekuritas dan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.

Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis. Salah satunya

ialah dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan metode

yang umum dilakukan untuk mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan.

Rasio keuangan merupakan alat yang digunakan untuk membandingkan seberapa

besar tingkat kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio

keungan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini,

dan kemungkinannya di masa depan. Menurut Harahap (2015:297) rasio keuangan

adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara suatu pos laporan

keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
25

signifikan, misalnya: antara hutang dengan modal, antara kas dengan total aset,

antara harga pokok produksi dengan penjualan.

Heath (2005) menyebutkan bahwa indikator kesehatan keuangan industri

real estate yang ditetapkan oleh IMF (International Monetary Fund) meliputi

penilaian rasio yang terfokus pada: capital, asset, earnings and profitability,

liquidity, dan sensitivity to market risk. Berikut tabel indikator kesehatan keuangan

Industri Real Estate:


26

Tabel 2.1
Indikator Kesehatan Keuangan Perusahaan Real Estate
Financial soundness indicators:
The core and encouraged sets
Core set
Deposit-taking institutions Regulatory capital to risk-weighted assets
Capital adequacy Regulatory Tier I capital to risk-weighted assets
Nonperforming loans net of provisions to capital
Asset quality Nonperforming loans to total gross loans
Sectoral distribution of loans to total loans
Earnings and profitability Return on assets
Return on equity
Interest margin to gross income
Noninterest expenses to gross income
Liquidity Liquid assets to total assets (liquid asset ratio)
Liquid assets to short-term liabilities
Sensitivity to market risk Net open position in foreign exchange to capital
Encouraged set
Deposit-taking institutions Capital to assets
Large exposures to capital
Geographical distribution of loans to total loans
Gross asset position in financial derivatives to capital
Gross liability position in financial derivatives to capital
Trading income to total income
Personnel expenses to noninterest expenses
Spread between reference lending and deposit rates
Spread between highest and lowest interbank rate
Customer deposits to total (non-interbank) loans
Foreign currency-denominated loans to total loans
Foreign currency-denominated liabilities to total liabilities
Net open position in equities to capital
Other financial corporations Assets to total financial system assets
Assets to gross domestic product (GDP)
Nonfinancial corporate sector Total debt to equity
Return on equity
Earnings to interest and principal expenses
Net foreign exchange exposure to equity
Number of applications for protection from creditors
Households Household debt to GDP
Household debt service and principal payments to income
Market liquidity Average bid-ask spread in the securities market1
Average daily turnover ratio in the securities market1
Real estate markets Real estate prices
Residential real estate loans to total loans
Commercial real estate loans to total loans
Sumber: Robert Heath, Jurnal Keuangan BIS No. 21 April 2005 melalui
http://www.bis.org/publ/bppdf/bispap21b.pdf
27

Tabel diatas menguraikan FSI (Financial Soundness Indicators) adalah

indikator terkini tingkat kesehatan sektor keuangan suatu negara yang disajikan

secara komprehensif, sekaligus menggambarkan kondisi perusahaan. Indikator FSI

termasuk data agregat individu institusi dan indikator yang mewakili kondisi pasar

secara keseluruhan dimana individu institusi tersebut beroperasi. FSI mampu

menggambarkan kekuatan dan kerapuhan kinerja keuangan, dan bertujuan untuk

meningkatkan stabilitas sistem keuangan, khususnya membatasi kemungkinan

kegagagalan kinerja keuangan.

Hal utama dalam indeks FSI meliputi capital adequacy, asset quality,

management soundness, earnings, liquidity, sensitivity to market (CAMEL).

Capital adequacy merefleksikan kemampuan perusahaan real estate untuk

mengatasi loss (penurunan) saat terjadi shock (guncangan besar) secara mendadak.

Asset quality menunjukkan potensi resiko yang dihadapi, profitability menunjukkan

kemampuan perusahaan mengatasi loss tanpa adanya shock, liquidity menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menghadapi shock pada cashflow/foreign exposure

menunjukkan resiko yang dihadapi industri real estate terhadap pasar uang.

Penilaian kesehatan keuangan perusahaan real estate di Bursa Efek Jakarta

dalam laporan ICMD (Indonesia Capital Market Directory) menyatakan bahwa

perhitungan rasio kinerja keuangan yang paling sering digunakan antara lain: Price

Earning Ratio, Price to Book Value, Dividend Payout, Dividend Yield, Current

Ratio, Debt to Equity, Leverage Ratio, Gross Profit Margin, Operating Profit

Margin, Net Profit Margin, Inventory Turnover, Total Assets Turnover, ROI dan

ROE.
28

Alat ukur kinerja keuangan Sektor Industri Real Estate yang dipilih

merupakan penggabungan antara indikator kesehatan keuangan Financial

Soundness Indicators perusahaan real estate dengan perhitungan rasio (calculation

ratio) yang sering digunakan di Bursa Efek Jakarta. Maka penelitian ini

menerapkan lima rasio kinerja keuangan antara lain rasio likuiditas (current ratio),

rasio aktivitas (total asset turnover), ratio solvabilitas (debt ratio), rasio

profitabilitas (return on equity), dan rasio pasar (price per earning) sesuai dengan

penelitian Harjawati (2018).

2.1.6.3 Rasio Kinerja Keuangan

Menurut Hanafi dan Halim (2016:157) rasio kinerja keuangan

diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu:

a. Rasio Likuiditas (liquidity ratios)

Bertujuan untuk menunjukan dari kemampuan sebuah perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan

keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan

kemampuannya menggunakan aset lancar tertentu menjadi uang kas. Tingkat

likuiditas yang tinggi menunjukkan kemampuan melunasi utang jangka pendek

semakin tinggi pula. Tingkat likuiditas sangat mempengaruhi keberhasilan dan

kelancaran perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya atau dengan kata lain

tingkat likuiditas sangat menentukan dalam rangka menjaga dan menjamin

eksistensi perusahaan. Oleh karena itu tingkat likuiditas tertentu suatu perusahaan

harus dapat dipertahankan untuk menjamin kelancaran pengolahan perusahaan.


29

Menurut Kasmir (2012:125) bahwa tingkat likuiditas dapat diukur dengan

menggunakan beberapa rasio, antara lain sebagai berikut:

1. Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio merupakan rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan

membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo

pada saat ditagih. Semakin banyak aset lancar yang tersedia untuk menutupi

kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula

dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of

safety). Dalam praktiknya, rasio lancar 200% terkadang sudah dianggap

ukuran yang memuaskan bagi perusahaan, sekalipun ukuran yang terpenting

adalah rata-rata industri untuk perusahaan yang sejenis.

Rumus untuk mencari current ratio yang dapat digunakan, sebagai berikut:

𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

2. Rasio cepat (Quick Ratio)

Quick ratio merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan

perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa

memperhitungkan persediaan. Hal ini disebabkan persediaan memerlukan

waktu relatif lebih lama untuk diuangkan dibandingkan dengan aset lain.

Quick ratio diukur dari total aktiva lancar kemudian dikurangi dengan

persediaan termasuk biaya yang dibayar dimuka dan dibandingkan dengan

seluruh utang lancar.

Rumus yang dapat digunakan untuk mencari quick ratio sebagai berikut:
30

(𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛)


𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 =
𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

3. Rasio kas (Cash ratio)

Cash ratio merupakan alat untuk mengukur seberapa besar kas yang tersedia

untuk membayar utang. Hal ini dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas

atau yang setara kas seperti rekening giro. Rasio ini menunjukkan

kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang

jangka pendeknya.

Rumus untuk mencari cash ratio dapat digunakan sebagai berikut:

𝐾𝑎𝑠
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Penelitian ini meneliti rasio likuiditas dengan menggunakan rasio lancar,

karena rasio lancar merupakan salah satu rasio yang mengukur risiko likuiditas

perusahaan dan termasuk dalam kategori perhitungan kesehatan kinerja keuangan

perusahaan real estate.

b. Rasio Aktivitas (activity ratios)

Bertujuan untuk menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aset atau

kekayaan perusahaan. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara

tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas

menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan

dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya.

Menurur Kasmir (2012:127) jenis-jenis rasio aktivitas, antara lain:


31

1. Perputaran piutang (recievable turnover)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan

selama satu periode. Berikut rumus dari perputaran piutang:

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

2. Perputaran total aset tetap (total assets turn over),

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva

yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang

diperoleh dari tiap rupiah aset. Berikut rumus dari perputaran total aset

tetap:

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

3. Perputaran aset tetap (fixed assets turnover)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang

ditanamkan dalam aset tetap berputar dalam satu periode. Total assets

turnover merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur

dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang

berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan

menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam

menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat

memperbesar volume penjualan apabila assets turn over-nya ditingkatkan

atau diperbesar. Total assets turnover ini penting bagi para kreditur dan

pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen

perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan


32

seluruh aktiva dalam perusahaan. Berikut rumus dari perputaran aset tetap:

𝐾𝑎𝑠
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Peneliti menggunakan perputaran aset tetap, karena ingin mengetahui

seberapa efesien perusahaan menggunakan aset-asetnya, semakin efisien maka

kesehatan perusahaan semakin baik.

c. Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios)

Bertujuan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio ini

menggambarkan jumlah hutang perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan

profit. Menurut Kasmir (2012:129) jenis-jenis solvabilitas antara lain:

1. Debt to asset ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besar aset perusahaan

dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh

terhadap pengelolaan aktiva. Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara

proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan

semakin besar. Total hutang semakin besar berarti rasio financial atau rasio

kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi. Dan

sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka hutang yang dimiliki

perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko finansial

perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil. Kreditur lebih

menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini maka
33

semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur jika terjadi likuidasi.

Sedangkan pemegang saham lebih menyukai pendanaan melalui leverage

karena akan meningkatkan laba (Brigham dan Houston, 2013: 143). Rasio

menunjukkan perbandingan antara total liabilitas dengan total aset. Berikut

rumus debt to asset:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

2. Debt to equity

Merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara total liabilitas

dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko

yang dihadapi. Berikut rumus debt to equity:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

3. Times interest earned ratio

Merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi beban

tetapnya berupa bunga. Berikut rumus times interest earned ratio:

𝐸𝐵𝐼𝑇 + 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑤𝑎


𝑇𝑖𝑚𝑒𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑒𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑤𝑎

Peneliti meneliti dengan rasio debt asset ratio karena peneliti ingin

mengetahui seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan

aset.
34

d. Rasio Profitabilitas (profitability ratios)

Bertujuan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga gambaran tentang tingkat

manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini

dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio

profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti

kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

Menurut Horne (2012:181) jenis-jenis rasio profitabilitas:

1. Profit margin

Merupakan gambaran efesiensi suatu bank dalam menghasilkan laba.

Berikut rumus Profit margin:

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡

2. Return On Asset

Merupakan rasio yang mengambarkan kemampuan bank dalam mengelola

dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan

keuntungan. ROA adalah gambaran produktivitas perusahaan dalam

mengelola dana sehingga menghasilkan keuntungan. Berikut rumus return

on asset:

𝐿𝑎𝑏𝑎
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

3. Return on equity

Merupakan rasio untuk mengukur seberapa banyak keuntungan bagi hak


35

pemilik modal sendiri, maka dipergunakan angka laba setelah pajak. Angka

modal sendiri juga sebaiknya digunakan angka rata-rata. Pemegang saham

berharap mendapatkan pengembalian (return) atas dana yang telah mereka

investasikan. Rasio ini menunjukkan besarnya pengembalian tersebut dari

kacamata akuntansi (Brigham dan Houston, 2013: 149). Berikut rumus dari

return on equity:

𝐿𝑎𝑏𝑎
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

Peneliti meneliti dengan rasio return on equity agar mengetahui keuntungan

yang didapat baik dalam bentuk laba maupun nilai ekonomis, merupakan tuntutan

dari para investor. Nilai ROE yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang

baik, begitu sebaliknya.

e. Rasio Pasar (markets ratios)

Bertujuan untuk menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga atau

efek, khususnya saham dan obligasi. Rasio pasar memberi informasi seberapa besar

masyarakat menghargai perusahaan atau mempercayai perusahaan, sehingga

mereka mau membeli saham lebih besar nilainya dari hak yang akan mereka peroleh

(nilai buku saham). Rasio ini merupakan indikator untuk mengukur mahal

murahnya suatu saham, ukuran prestasi perusahaan yang dipaling lengkap bagi para

pemegang saham, serta dapat membantu investor dalam mencari saham yang

memiliki potensi keuntungan dividen yang bessar sebelum melakukan penanaman

modal berupa saham. Menurut Hanafi (2016:132) jenis-jenis rasio pasar, antara lain:
36

1. Price earning ratio (PE)

Rasio harga terhadap pendapatan (Price to Earning Ratio disingkat PE)

sebagai pengukur seberapa besar harga yang ingin dibayar oleh pasar

terhadap pendapatan atau laba suatu perusahaan. Nilai PER bisa digunakan

untuk menentukan valuasi suatu saham murah atau mahal. Nilai PER yang

tinggi mengindikasikan bahwa tingkat pertumbuhan tinggi dan nilai PER

yang rendah menunjukkan sebaliknya. Nilai PER yang terlalu tinggi tidak

terlalu menarik disebabkan harga saham tidak akan naik lagi. Berikut rumus

price earning ratio:

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟


𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟

2. Dividend Yield

Dividend Yield adalah suatu rasio yang menghubungkan suatu dividen yang

dibayar dengan harga saham biasa. Biasanya perusahaan yang mempunyai

prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang

rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali, dan

juga karena harga dividen yang tinggi (PER yang tinggi) yang

mengakibatkan dividend yield akan menjadi kecil. Sebaliknya, perusahaan

yang mempunyai prospek pertumbuhan yang rendah akan memberikan

dividen yang tinggi dan dengan demikian mempunyai dividend yield yang

tinggi pula. Berikut rumus dividend yield:

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟


𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 =
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟

Peneliti menggunakan rasio price earning karena dapat menggambarkan


37

apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan

digunakan untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu

perusahaan nilai PE bisa digunakan untuk menentukan valuasi suatu saham murah

atau mahal.

2.2 Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

Pada sub-bab ini akan dijelaskan dasar-dasar acuan dalam menyusun model

penelitian serta merumuskan hipotesis penelitian. Dalam kerangka pemikiran

teoritis akan disebutkan penelitian-penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam

menyusun model penelitian, sedangkan dalam perumusan hipotesis akan dijelaskan

penelitian-penelitian terdahulu yang mendukung hipotesis penelitian yang akan

dirumuskan.

2.2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini memiliki dasar acuan pada penelitian terdahulu yang

dilakukan. Hal ini dicantumkan agar peneliti dapat melihat metode yang digunakan

dan hasil yang didapatkan dari penelitian sebelumnya. Hasil penelitian terdahulu

Veronica (2019) adalah kinerja keuangan masing-masing perusahaan menunjukan

keadaan yang tidak lebih baik setelah penerapan pengakuan pendapatan

berdasarkan PSAK 72 pada perusahaan real estate. Setelah penerapan PSAK 72,

current ratio dan net profit mengalami penurunan, sedangkan DR mengalami

peningkatan yang tidak signifikan. Hal ini terjadi karena tiga perusahaan real estate

yaitu perusahaan PT Pakuwon Jati Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT Bumi Serpong

Damai Tbk, memiliki pendapatan yang tinggi pada pendapatan kontrak jangka
38

panjang, sedangkan PSAK 72 menerapkan pengakuan pendapatan secara bertahap

sepanjang kontrak atau pada titik tertentu, sehingga perusahaan tidak bisa semena-

mena dalam mengakui pendapatannya pada kontrak dengan pelanggan.

Hasil penelitian Harjawati (2013) yaitu penggunaan alat ukur kinerja

keuangan diperusahaan real estate lebih efektif dengan menerapkan rasio dapat

dilihat dari lima kategori analisis rasio yaitu current rasio, debt ratio, total asset

turnover, return on equity, price per earning. CR, TAT, DR, ROE dan PE memiliki

keunggulan yang dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan real

estate sehingga dapat mendayagunakan sumber-sumber keuangan yang tersedia

sebagai informasi yang digunakan oleh para investor sebagai sinyal untuk

mengambil keputusan untuk investasi. Oleh karena itu rasio keuangan yang dipilih

merupakan indikator kesehatan bagi perushaan real estate.

Hasil penelitian Wisnantiasri (2018) bahwa PSAK 72 berpengaruh signifikan

positif terhadap nilai kepemilikan pemegang saham pada perusahaan real estate,

properti dan kontruksi dari penelitian sejumlah 110 perusahaan. Hal ini dinilai

positif karena gambaran dari sudut pandang investor mengharapkan standar

akuntansi dan persyaratan pengungkapan menghasilkan biaya dan manfaat yang

sepadan dengan informasi relevan untuk pengambilan keputusan. Informasi yang

relevan akan menguntungkan investor terkait peningkatan transparasi dan

pertanggungjawaban perusahaan dalam mengelola modalnya. Informasinya adalah

pengakuan pendapatan secara bertahap mengurangi tingkat fluktuatif laba atau rugi,

sehingga standar PSAK 72 menguntungkan bagi pemegang saham.

Hasil penelitian Anggraini (2018) adalah pendapatan yang diakui dan dicatat
39

berdasarkan PSAK 72 lebih kecil dibandingkan oleh PSAK 23 pada perusahaan

telekomunikasi. Net profit margin secara umum menunjukkan angka yang lebih

rendah ketika perusahaan menggunakan PSAK 72 dibanding PSAK 23, berbanding

terbalik dengan CR dan DR. Pendapatan yang diakui dan dicatat berdasarkan PSAK

72 lebih kecil dibandingkan oleh PSAK 23. Hasil CR dan DR lebih tinggi karena

ada beberapa kontrak dengan pelanggan yang masih dapat diakui, seperti produk

gabungan permanen.

2.2.2 Kerangka Teoritis

Kinerja keuangan suatu perusahaan dilihat dari laporan keuangan yang

dipublikasikan. Informasi akuntansi dalam laporan keuangan memberikan manfaat

bagi pengguna laporan keuangan terutama jika laporan dianalisis lebih lanjut agar

menjadi alat bantu pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang menggunakan

laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang dipublikasi harus memenuhi

standar yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) agar dapat

diperbandingkan, mempermudah analisis kompetitif maupun hubungan baik

dengan pelanggan, supplier, investor, dan kreditor secara global. Standar yang

ditetapkan ialah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang

dikonvergensi dari International Financial Reporting Standards (IFRS).

Standar baru yang ditetapkan oleh IAI salah satunya adalah PSAK 72 kontrak

dengan pelanggan. Standar ini membahas pengakuan pendapatan, sehingga

perusahaan mengakui pendapatan ketika (atau selama) entitas memenuhi kewajiban

pelaksanaan pada waktu tertentu. Oleh karena itu manajemen perusahaan akan

mengevaluasi potensi dampak atas kebijakan setiap standar akuntansi yang akan
40

diimplementasikan. Sesuai dengan teori sinyal, bahwa manajamen perusahaan yang

baik adalah tidak menghasilkan window dressing berlebih pada laporan keuangan.

Jika, manajemen perusahaan berlebihan mempercantik laporan keuangan terutama,

maka transparasi berkurang akibatnya tingkat kepercayaan pengguna laporan

keuangan akan menurun dan kinerja keuangan pun ikut menurun.

Berdasarkan uraian diatas maka untuk mempermudah penelitian, berikut

gambar kerangka teoritis yang menggambarkan topik penelitian ini:

Gambar 2.0.1
Kerangka Teoritis

Sumber: Data primer peneliti

Gambar kerangka teoritis diatas menunjukkan bahwa variabel independen

berpengaruh pada variabel dependen. Variabel independennya ialah Pernyataan

Standar Akuntansi No. 72, sedangkan variabel dependennya ialah rasio likuiditas,

aktivitas, solvabilitas, profitabilitas dan pasar. Jadi secara garis besar gambar diatas

menggambarkan pengaruh implementasi PSAK 72 terhadap kinerja keuangan


41

perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan diukur melalui alat ukur kinerja

keuangan yaitu rasio keuangan. Setiap rasio memiliki cara perhitungan masing-

masing antara lain: rasio likuiditas dihitung menggunakan current ratio, rasio

aktivitas dihitung menggunakan total asset turnover, rasio solvabilitas dihitung

menggunakan debt ratio, rasio profitabilitas dihitung menggunakan return on

equity, dan rasio pasar dihitung menggunakan price per earning.

2.2.3 Perumusan Hipotesis

Setiap perusahaan publik wajib menghasilkan laporan keuangan

perusahaan. Laporan keuangan digunakan bagi pihak eksternal seperti investor

dalam menanamkan modalnya, kreditor dalam memberi pinjaman kepada

perusahaan, supplier dalam menilai kemampuan perusahaan untuk membayar

kontrak jasa ataupun barang, dan pemerintah dalam menentukan kebijakan terkait

dengan pajak dan pungutan yang akan dikenakan pada perusahaan. Laporan

perusahaan diukur melalui kinerja keuangan perusahaan dalam upaya mengukur

keberhasilan perusahaan. Keberhasilan perusahaan dapat terdiri dari kemampuan

perusahaan membayar kewajibannya jangka pendek dan jangka panjang yang

diukur melalui rasio likuiditas dan rasio solvabilitas, kemampuan perusahaan

mengefisiensikan aset yang diukur melalui rasio aktivitas, kemampuan suatu

perusahaan dalam menghasilkan laba yang diukur melalui rasio profitabilitas dan

kemampuan perusahaan memberikan pandangan investor terhadap investasi dan

prospek perusahaan di masa depan. Hasil kinerja keuangan perusahaan dapat

digunakan untuk melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan baik

perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Tidak hanya itu suatu
42

perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan tujuan yang

telah ditetapkan.

Standar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) termasuk standar

yang wajib diterapkan bagi perusahaan-perusahaan publik seperti kebijakan PSAK

72 pendapatan dari kontrak dengan pelanggan. PSAK 72 bertujuan untuk

menetapkan prinsip pada perusahaan untuk melaporkan informasi yang berguna

kepada pengguna laporan keuangan tentang sifat, jumlah, waktu, dan

ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan.

Ketidakpastian tersebut diatasi dengan adanya kontrak antara pelanggan dengan

perusahaan, agar pengakuan pendapatan dapat diakui secara satu waktu tertentu

atau waktu ke waktu. Tentunya pengakuan pendapatan pun juga akan berpengaruh

pada kinerja keuangan perusahaan apabila diakui dalam waktu yang tepat. Jika

manajemen perusahaan keliru dalam menentukan waktu pengakuan pendapatan,

maka menyebabkan pendapatan dan laba menjadi overstatement atau

understatement dalam penyajian laporan keuangan, maka kinerja keuangan pun

dinilai tidak sesuai standar. Hal ini didukung dengan teori sinyal, bahwa jika sinyal

manajemen mengindikasikan kinerja keuangan yang buruk, maka tingkat

kepercayaan bagi pengguna laporan keuangan akan ikut menurun. Namun

sebaliknya, jika hasil kinerja keuangan terindikasi baik, maka dapat meningkatkan

tingkat kepercayaan bagi pengguna laporan keuangan.

Penelitian yang dilakukan Veronica (2019) menemukan bahwa PSAK 72

berpengaruh parsial negatif terhadap kinerja keuangan. Investor melihat bahwa

meskipun pendapatan bersih yang diakui lebih rendah akibat implementasi PSAK
43

72, tetapi implementasi PSAK 72 lebih menggambarkan keadaan yang sebenarnya

karena pendapatan diakui ketika perusahaan telah memenuhi kewajiban

pelaksanaannya yang ditunjukan dengan perpindahan kendali atas aset real estate.

Penelitian lain yang dilakukan Wisnantiasri (2018) menunjukkan penerapan PSAK

72 berpengaruh positif terhadap nilai kepemilikan pemegang saham pada

perusahaan real estate, properti dan kontruksi. Pihak eksternal yang menggunakan

laporan keuangan menilai bahwa transparansi dan kejelasan informasi yang

diberikan oleh manajemen perusahaan baik. Oleh karena itu, para pengguna laporan

keuangan memberikan sinyal positif. Atas uraian di atas, maka hipotesis yang

dibentuk:

H1: Implementasi PSAK 72 berpengaruh positif terhadap rasio likuiditas

H2: Implementasi PSAK 72 berpengaruh positif terhadap rasio aktivitas

H3: Implementasi PSAK 72 berpengaruh positif terhadap rasio solvabilitas

H4: Implementasi PSAK 72 berpengaruh positif terhadap rasio profitabilitas

H5: Implementasi PSAK 72 berpengaruh positif terhadap rasio pasar


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Salah satu langkah yang perlu dilakukan dalam memulai sebuah penelitian

adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Sekaran dan Bougie (2017:53)

berpendapat bahwa definisi populasi merujuk pada sekelompok orang, peristiwa,

atau hal-hal yang menarik dimana peneliti akan melakukan penyelidikan. Populasi

dalam penelitian adalah semua perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Sekaran dan Bougie (2017:54) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian

dari populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel

nonprobabilitas (nonprobability sampling) dengan menggunakan metode purposive

sampling untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kebutuhan

penelitian. Pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu (purposive sampling)

dimaksudkan sebagai penentuan sampel yang terbatas pada spesifikasi tertentu agar

representatif (Sekaran dan Bougie, 2017:77). Sampel dalam penelitian ini memiliki

kriteria tertentu, antara lain:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada sektor real estate

dengan dua digit kode klasifikasi sektor JASICA 61

2. Perusahaan telah listing secara terus-menerus di Bursa Efek Indonesia

3. Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam satuan mata uang Rupiah.


44
45

4. Perusahaan tidak mengalami kerugian pada tahun 2018-2019

5. Perusahaan memiliki rincian data terkait variabel yang akan diteliti pada

laporan keuangan yang telah diaudit dan dipublikasikan di website BEI atau

laman tiap perusahaan

Alasan diterapkan kriteria pada sampel yang akan diuji, antara lain: kriteria

pertama diterapkan karena perusahaan yang akan diuji ialah perusahaan real estate;

kriteria kedua diterapkan agar peneliti memiliki data dengan rentang waktu yang

sama yaitu tahun Januari 2018 hingga Desember 2019. Kriteria ketiga diterapkan

agar tidak terjadi penyimpangan data karena harga kurs selalu berubah-ubah. Kriteria

keempat diterapkan karena perusahaan yang mengalami kerugian akan membuat kesulitan

dalam perhitungan pada rasio keuangan. Kriteria terakhir diterapkan agar setiap perusahaan

memiliki variabel yang akan diteliti disetiap laporan keuangan yang didapat dari laporan

posisi keuangan, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan.

3.2 Data Penelitian dan Sumber Data

Penjelasan tentang jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Sugiyono (2016:8)

penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantutatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. Pendekatan deskriptif menurut Sugiyono (2016:35) adalah: "Metode

penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan variable mandiri,


46

baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel

bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari hubungan

dengan variabel lain".

Metode deskriptif ini merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui

sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara

mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang

sesuai dengan masalah yang ada dengan tujuan penelitian, dimana data tersebut

diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah di

pelajari sehingga data tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan. Dalam penelitian

ini analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui bagaimana implementasi PSAK

72 mempengaruhi kinerja keuangan pada perusahaan real estate yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2019.

Menurut Sekaran dan Bougie (2017:130) sumber data dapat diperoleh dari

sumber sekunder. Data sekunder (secondary data) adalah data mengacu pada

informasi yang dikumpulkan dari sumber sumber yang sudah ada. Data dapat

diperoleh dari catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis

industri yang diberikan oleh media, web, internet, dan lainnya.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini menggunakan

metode dokumentasi atau dokumen. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu, dokumen tersebut dapat berupa tulisan, gambar, atau karya

menumental dari seseorang (Sugiyono, 2016:124). Dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini memanfaatkan studi literatur atau perpustakaan untuk memperoleh

data penelitian tanpa menggunakan studi lapangan maupun wawancara.


47

Pengumpulan data dilakukan dengan mengunduh laporan keuangan perusahaan real

estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2019, melalui situs

resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id maupun situs resmi perusahaan

yang bersangkutan.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Metode Analisis Data

dan Pengujian Hipotesis

Variabel penelitian didefinisikan sebagai segala hal yang dapat berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga dapat diperoleh

informasi tentang hal tersebut untuk kemudian ditarik sebuah kesimpulan

(Sugiyono, 2016:38). Variabel menurut Sekaran dan Bougie (2017:77) adalah

segala sesuatu yang dapat membuat nilai berbeda dan bervariasi walaupun

diterapkan pada kondisi yang pernah ada (penelitian terdahulu) baik menyangkut

orang maupun objek lainnya. Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu

variabel independen dan variabel dependen.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja

keuangan yang dihitung menggunakan rasio keuangan antara lain, current ratio,

total asset turnover, debt ratio, return on equity, dan price per earning. Variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pernyataan Standar

Akuntansi No. 72.

3.3.1 Variabel Dependen

Pengertian variabel dependen (terikat) menurut Sugiyono (2016:39) adalah

variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen

(bebas). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja
48

keuangan yang dihitung menggunakan rasio keuangan antara lain: rasio likuiditas

dihitung menggunakan current ratio, rasio aktivitas dihitung menggunakan total

asset turnover, rasio solvabilitas dihitung menggunakan debt ratio, rasio

profitabilitas dihitung menggunakan return on equity, dan rasio aktivitas dihitung

menggunakan price per earning. Berikut formula dari setiap rasio kinerja keuangan

menurut Hanafi dan Halim (2016:157), antara lain:

a. Rasio lancar (current ratio/ CR)

Rasio lancar (current ratio disingkat CR) adalah sebagai alat ukur untuk

mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban

jangka pendek atau hutang yang mengalami segera jatuh tempo terhadap

aset lancar yang tersedia. Rumusnya ialah:

Aset lancar
CR = × 100%
Hutang lancar

b. Rasio total assets turnover (TAT)

Rasio total assets turnover (TAT) adalah kemampuan serta efisiensi

perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimiliki perusahaan untuk

menunjang kegiatan penjualan. Rumusnya ialah:

Penjualan
TAT = × 100%
Total Aset

c. Rasio hutang terhadap aset (debt ratio/ DR)

Rasio hutang terhadap aset (total debt to asset ratio disingkat DR) sebagai

pengukur seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh utang atau

seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aset.

Rumusnya ialah:

Total Hutang
DR = × 100%
Total Aset
49

d. Rasio imbalan kepada pemegang saham (Return On Equity/ ROE)

Rasio imbalan kepada pemegang saham (Return On Equity disingkat ROE)

sebagai pengukur tingkat pengembalian ekuitas. Rumusnya ialah:

Laba bersih
ROE = × 100%
Ekuitas

e. Rasio harga terhadap pendapatan (Price to Earning Ratio/ PE)

Rasio harga terhadap pendapatan (Price to Earning Ratio disingkat PE)

sebagai pengukur seberapa besar harga yang ingin dibayar oleh pasar

terhadap pendapatan atau laba suatu perusahaan. Rumusnya ialah:

Harga saham
PE =
Laba per saham

3.3.2 Variabel Independen

Pengertian variabel independen (bebas) menurut Sugiyono (2016:39) adalah

variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi No. 72 (PSAK 72). PSAK 72 membahas

pendapatan dari kontrak dengan pelanggan untuk melaporkan informasi yang

berguna untuk pengguna laporan keuangan tentang sifat, jumlah, waktu dan

ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak entitas dengan

pelanggan. PSAK 72 diukur dengan menggunakan variabel dummy. Perusahaan

yang telah menerapkan PSAK 72 pada tahun 2018 diberi notasi 1, dan perusahaan

yang belum menerapkan PSAK 72 pada tahun 2018 diberi notasi 0.

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan analisa statistik deskriptif. Menurut

Sugiyono (2016:147) statistika deskriptif adalah statistika yang digunakan untuk


50

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi. Data yang telah terkumpul kemudian

dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam

penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS versi

25 dan Microsoft Excel 2017.

3.4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel

dalam penelitian agar lebih mudah dipahami. Statistik deskriptif yang diteliti terdiri

dari nilai minimum, nilai maksimum, mean (rata-rata) dan standar deviasi setiap

variabel dependen maupun independen.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana untuk

menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel yang

digunakan akan dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan uji asumsi

klasik dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan terhadap

variabel yang ada dan untuk mendapatkan kesimpulan statistik yang dapat

dipertanggungjawabkan. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas dan uji

heterokedastisitas.

3.4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang

memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Cara pendekatan asumsi

normalitas adalah berdasarkan grafik dan uji statistik. Analisis grafik dapat
51

dilakukan dengan melihat normal probability plot, yaitu membandingkan distribusi

kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi

normal. Menurut Ghozali (2018:163) dasar pengambilan keputusan dengan

menggunakan normal probability plot adalah jika data menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan

pola distribusi normal, sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Analisis grafik dapat menyesatkan apabila tidak berhati-hati secara visual,

sehingga diperlukan analisis statistik untuk mendukung hasil analisis grafik.

Analisis statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah

uji statistik nonparametrik. Dalam penelitian ini digunakan uji Kolmogrov-smirnov

dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal

jika nilai signifikansinya lebih besar dari 5% atau 0,05 (Ghozali 2016:166).

3.4.2.2 Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah nilai yang

terdapat dalam model regresi terjadi ketidaksamaa varians residual satu pengamatan

yang lain. Pengujian ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini

adalah dengan uji glesjer, uji glesjer meregresi nilai absolute residual terhadap

variabel independen. Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan

5% maka dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak mengandung adanya

heterokedastisitas (Ghozali, 2016:139)

3.4.3 Uji Hipotesis

Menurut Ghozali (2016: 333), pada umumnya penelitian menggunakan

tingkat signifikansi 1%, 5%, atau 10%. Pada suatu pengujian hipotesis jika

menggunakan α = 5%, maka artinya peneliti memiliki keyakinan bahwa dari 100%
52

sampel, probabilitas anggota sampel yang tidak memiliki karakteristik populasi

adalah 5%. Berdasarkan teori tersebut, maka pengujian ini dilakukan dengan

menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%). Ketentuan penolakan atau

penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi

signifikan). Ini berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak

signifikan). Ini berarti bahwa variabel independen tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Uji hipotesis dalam penelitian ini teknik analisis data menggunakan regresi

linear sederhana, yaitu teknik analisis untuk mengetahui hubungan antara satu

variabel independen dengan satu variabel dependen. Variabel independen pada

regresi sederhana dapat berupa variabel kategori sedangkan variabel dependen

berskala rasio. Oleh karena itu model dalam penelitian ini adalah:

Y1 = α + β1X + e

Y2 = α + β2X + e

Y3 = α + β3X + e

Y4 = α + β4X + e

Y5 = α + β5X + e

Keterangan:

Y1 = Rasio likuiditas (CR)

Y2 = Rasio aktivitas (TAT)

Y3 = Rasio solvabilitas (DR)


53

Y4 = Rasio profitabilitas (ROE)

Y5 = Rasio pasar (PE)

X = PSAK 72 (Menggunakan variabel dummy dilambangkan dengan 0= belum

menggunakan PSAK 72; 1= sudah menggunakan PSAK 72;)

α = Konstanta

e = Standar error

3.4.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah atara nol dan satu (Purwanto, 2012:178). Nilai

koefisien determinasi (R2) yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen terbatas. Sedangkan nilai

koefisien determinasi yang mendekati satu menunjukkan bahwa variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel-variabel dependen.

3.4.3.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut Ghozali (2016:99) uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen secara individu atau parsial terhadap variabel dependen. Selain

itu, tujuan dilakukannya uji signifikan ini adalah untuk mengukur dampak yang

ditimbulkan variabel independen terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan

keputusan uji t dilakukan sebagai berikut:

1. Jika nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Jika nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa jika hasil pengujian statistik menunjukkan Ho


54

ditolak, maka variabel independen yaitu PSAK 72 mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap masing-masing kinerja keuangan. Jika H0 diterima, maka

variabel independen tidak mempunyai pengaruh sig terhadap variabel dependen.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Obyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2019. Perusahaan real estate dipilih sebagai

objek penelitian karena sektor ini merupakan salah satu sektor yang terpengaruh

dengan adanya penerapan PSAK 72. Pengambilan sampel menggunakan metode

purposive sampling untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan

kebutuhan penelitian. Kriteria sampel adalah perusahaan telah listing secara terus-

menerus di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2019, perusahaan menyajikan laporan

keuangan dalam satuan mata uang rupiah, perusahaan tidak mengalami kerugian

pada tahun 2018-2019 dan perusahaan memiliki rincian data terkait variabel yang

akan diteliti pada laporan keuangan yang telah dipublikasikan di website BEI atau

laman tiap perusahaan. Berikut data yang diamati selama periode penelitian:

Tabel 4.1
Seleksi Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan
Perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2018 50
Perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2019 51
Perusahaan real estate delisting di Bursa Efek Indonesia 2018-2019 0
Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam satuan 0
mata uang Rupiah
Perusahaan yang mengalami kerugian pada tahun 2018 (10)
Perusahaan yang mengalami kerugian pada tahun 2019 (18)
Perusahaan tidak memiliki rincian data terkait variabel yang akan 0
diteliti pada laporan keuangan
Total perusahaan yang menjadi sampel penelitian 73
Sumber: Data yang diolah peneliti dari website Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id)

55
56

Pada tabel 4.1 diuraikan bahwa perusahaan real estate yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2018-2019 berjumlah 101 perusahaan.

Perusahaan yang mengalami kerugian pada tahun 2018 sebanyak 10 perusahaan,

sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian pada tahun 2019 sebanyak 18

perusahaan. Total perusahaan yang menjadi sampel penelitian sejumlah 73

perusahaan.

Metode penelitian menggunakan regresi linear sederhana dan terdapat

variabel respons bertipe categorical dua pilihan yaitu pada variabel independen yaitu

PSAK 72. Pada tabel 4.2 menunjukkan kategori variabel independen, sebagai

berikut:

Tabel 4.2
Kategori Variabel Independen
Keterangan Notasi
Belum menerapkan PSAK 72 0
Sudah menerapkan PSAK 72 1
Sumber: Output SPSS 25

Variabel independen penelitian ini ialah Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan no. 72. Kategori diberi dua notasi yaitu 0 (nol) bagi perusahaan yang

belum menerapkan PSAK 72 dan notasi 1 (satu) bagi perusahaan yang telah

menerapkan PSAK 72. Penelitian ini diuji dengan regresi linear sederhana. Berikut

jumlah perusahaan yang telah menerapkan PSAK 72:

Tabel 4.3
Penerapan PSAK 72 Perusahaan
Keterangan PSAK 72 Persentase
Belum Sudah
Tahun 2018 21 19 47,5
2019 3 30 90,9
Total Persentase 69,2
Sumber: Output SPSS 25
57

Berdasarkan tabel 4.3 bahwa dari 73 perusahaan, perusahaan yang telah

menerapkan PSAK 72 sebanyak 50 perusahaan. Jadi nilai total persentase rata-rata

model adalah sebesar 70,7%.

4.2 Penyajian Hasil Pengujian Data

4.2.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari

nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum, standar deviasi, varian,

(kecenderungan distribusi) dari masing-masing variabel dependen maupun

independen. Statistik deskriptif dari seluruh variabel yang digunakan pada

penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4
Tabel Statistik Deskriptif
Jumlah Minimum Maksimum Rata- Standar
Perusahaan rata Deviasi
PSAK 72 (X) 73 0 1 0,68 0,47
CR (Y1) 73 0,09 12,77 2,91 2,55
TAT (Y2) 73 0,01 0,35 0,15 0,08
DR (Y3) 73 0,04 0,70 0,35 0,17
ROE (Y4) 73 0,05 0,25 0,07 0,05
PE (Y5) 73 0,48 618 51,61 87,62
Sumber: Output SPSS 25

Penelitian ini menggunakan sebanyak 73 perusahaan, penerapan PSAK 72

menunjukkan nilai rata-rata 0,68 dengan nilai minimum 0 bagi perusahaan yang

belum menerapkan PSAK 72 dan nilai maksimal 1 bagi perusahaan yang telah

menerapkan PSAK 72 serta standar deviasi sebesar 0,47. Rasio likuiditas pada CR

menunjukkan nilai rata-rata 2,91 dengan nilai minimum dan maksimum sebesar
58

0,09 dan 12,77 serta standar deviasi sebesar 2,55. Rasio aktivitas pada TAT

menunjukkan nilai rata-rata 0,15 dengan nilai minimum dan maksimal sebesar 0,01

dan 0,35 serta standar deviasi sebesar 0,08.

Rasio solvabilitas pada DR menunjukkan nilai rata-rata 0,04 dengan nilai

minimum dan maksimum sebesar 0,42 dan 0,67 serta standar deviasi 0,17. Rasio

profitabilitas pada ROE menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,67 dengan nilai

minimum dan maksimum 0,04 dan 0,25 serta standar deviasi sebesar 0,49. Terakhir,

rasio pasar pada PE menunjukkan nilai rata-rata sebesar 51,62 dengan nilai

minimum dan maksimum sebesar 0,48 dan 618 serta standar deviasi sebesar 87,62.

4.2.2 Analisis Uji Asumsi Klasik

Salah satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi adalah dengan

terpenuhinya uji asumsi klasik. Untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias

dan efisien dari satu persamaan regresi perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui

model regresi yang dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik. Uji asumsi

klasik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji normalitas dan uji

heterokedastisitas.

4.2.2.1 Analisis Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah regresi variabel dependen

dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik One-Sample

Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan sebagai berikut hipotesis yang digunakan:

H0 : Residual tersebar normal

H1 : Residual tidak tersebar normal


59

Tabel 4.5
Tabel Uji Normalitas (One Sample Kolmogorov-Smirnov)
Model Sig Keterangan
CR (Y1) 0,06 Normal
TAT (Y2) 0,20 Normal
DR (Y3) 0,20 Normal
ROE (Y4) 0,10 Normal
PE (Y5) 0,17 Normal
Sumber: Output SPSS 25

Model regresi dinyatakan berdistribusi normal jika memiliki nilai

signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Sesuai hasil perhitungan tabel 4.5 bahwa

variabel memiliki data diatas 0,05 yang diartikan data semua terdistribusi normal.

Berikut uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot masing-masing variabel

dependen:

Gambar 4. 1
Rasio Likuiditas

Hasil gambar 4.1 data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, sehingga model regresi rasio

likuiditas memenuhi asumsi normalitas.


60

Gambar 4. 2
Rasio Aktivitas

Hasil gambar 4.2 data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, sehingga model regresi rasio

aktivitas memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4. 3
Rasio Solvabilitas

Hasil gambar 4.3 data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, sehingga model regresi rasio

solvabilitas memenuhi asumsi normalitas.


61

Gambar 4. 4
Rasio Profitabilitas

Hasil gambar 4.4 data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, sehingga model regresi rasio

profitabilitas memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4. 5
Rasio Pasar

Hasil gambar 4.5 data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, sehingga model regresi rasio

pasar memenuhi asumsi normalitas.


62

4.2.2.2 Analisis Uji Heterokedastisitas

Uji model heterokedastisitas dilakukan uji glesjer, glesjer meregresi nilai

absolute residual terhadap variabel independen. Jika probabilitas signifikansinya

di atas tingkat kepercayaan 5% maka dapat disimpulkan model regresi tersebut

tidak mengandung adanya heterokedastisitas.

Tabel 4.6
Tabel Uji Heteroskedasitisitas (Uji Glesjer)
Model Sig Keterangan
CR (Y1) 0,58 Bebas Heteroskedasitisitas
TAT (Y2) 0,52 Bebas Heteroskedasitisitas
DR (Y3) 0,81 Bebas Heteroskedasitisitas
ROE (Y4) 0,31 Bebas Heteroskedasitisitas
PE (Y5) 0,67 Bebas Heteroskedasitisitas
Sumber: Output SPSS 25

Pada tabel 4.6 menunjukkan nilai uji heteroskedasitisitas, bahwa data

memiliki yang diuji memiliki signifikansi > 0,05 menunjukkan bahwa data bebas

dari heteroskedasitisitas. Semua data variabel dependen menunjukkan bebas dari

heteroskedasitisitas.

4.3 Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara

variabel independen, yaitu PSAK 72 terhadap masing-masing variabel dependen

yaitu Rasio likuiditas (CR), Rasio aktivitas (TAT), Rasio solvabilitas (DR), Rasio

profitabilitas (ROE) dan Rasio pasar (PE).

4.3.1 Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengetahui besar kontribusi variabel independen PSAK 72 (X)

terhadap variabel dependen masing-masing kinerja keuangan digunakan nilai R2,

nilai R2 seperti dalam Tabel 4.7 dibawah ini:


63

Tabel 4.7
Tabel Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model R R2 Adjusted R Square
CR (Y1) 0,42 0,17 0,16
TAT (Y2) 0,07 0,01 -0,01
DR (Y3) 0,15 0,02 0,01
ROE (Y4) 0,08 0,00 -0,01
PE (Y5) 0,05 0,00 -0,01
Sumber: Output SPSS 25
Pada tabel 4.7 menunjukkan nilai uji koefisien determinasi yang

digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh atau kontribusi variabel bebas

terhadap variabel terikat. Dari analisis pada Tabel 4.7 diperoleh hasil R2 (koefisien

determinasi) masing-masing sebesar 17% (CR); 1% (TAT); 2% (DR); 0,6%

(ROE) dan 0,3 (PE). Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel-variabel yang

lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

4.3.2 Persamaan regresi

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara memasukkan Pernyataan

Standar Akuntansi No. 72 ke variabel dependen yaitu current ratio, total asset

turnover, debt ratio, return on equity, dan price per earning, berikut hasil ujinya:

Tabel 4.8
Persamaan Regresi
Model Unstandardized B Konstanta
CR (Y1) -2,26 4,47
TAT (Y2) -0,01 0,16
DR (Y3) 0,05 0,31
ROE (Y4) 0,01 0,06
PE (Y5) -3,63 32,66
Sumber: Output SPSS 25

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui nilai koefisien dari persamaan

regresi. Hasil perhitungan koefisien regresi sederhana di atas memperlihatkan nilai

koefisien konstanta adalah sebesar 4,47 (CR), 0,16 (TAT), 0,31 (DR), 0,06 (ROE)

dan 32,6 (PE) dan koefisien B masing-masing sebesar -2,26; -0,01; 0,05; 0,01 dan
64

-3,63. Hasil perhitungan koefisien regresi berdasarkan data penelitian yang

diperoleh dapat ditulis dalam persamaan regresi linear sebagai berikut:

Y1 = 4,47 - 2,26X

Y2 = 0,16 – 0,01X

Y3 = 0,31 + 0,05X

Y4 = 0,06 + 0,01X

Y5 = 32,6 – 3,63X

Keterangan:

Y1 = Rasio likuiditas (CR)

Y2 = Rasio aktivitas (TAT)

Y3 = Rasio solvabilitas (DR)

Y4 = Rasio profitabilitas (ROE)

Y5 = Rasio pasar (PE)

X = PSAK 72

α = Konstanta

e = Standar error

Oleh karena itu interprestasi dari persamaan di atas sebagai berikut:

1. Persamaan regresi linear sederhana memiliki nilai konstanta sebesar sebesar

4,47 (CR), 0,16 (TAT), 0,31 (DR), 0,06 (ROE) dan 32,6 (PE) menunjukkan

bahwa apabila variabel PSAK 72 tidak mengalami perubahan, maka nilai

rasio likuiditas sebesar 4,47, rasio aktivitas sebesar 0,16, rasio solvabilitas

0,31, rasio profitabilitas sebesar 0,06 dan rasio pasar sebesar 32,6.

2. Penurunan nilai rasio likuiditas akan menurun sebesar -2,26 satuan. Apabila

penerapan PSAK 72 suatu perusahaan mengalami penurunan 1 satuan,


65

maka akan menurun -2,26 satuan pada nilai rasio likuiditas dengan asumsi

variabel lainnya dianggap konstan.

3. Penurunan nilai rasio aktivitas akan menurun sebesar -0,01 satuan. Apabila

penerapan PSAK 72 suatu perusahaan mengalami penurunan 1 satuan,

maka akan menurun -0,01 satuan pada nilai rasio aktivitas dengan asumsi

variabel lainnya dianggap konstan.

4. Penurunan nilai rasio solvabilitas akan meningkat sebesar 0,05 satuan.

Apabila penerapan PSAK 72 suatu perusahaan mengalami penurunan 1

satuan, maka akan meningkatkan 0,05 satuan pada nilai rasio solvabilitas

dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.

5. Penurunan nilai rasio profitabilitas akan meningkat sebesar 0,01 satuan.

Apabila penerapan PSAK 72 suatu perusahaan mengalami penurunan 1

satuan, maka akan meningkatkan 0,01 satuan pada nilai rasio profitabilitas

dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.

6. Penurunan nilai rasio pasar akan menurun sebesar -3,63 satuan. Apabila

penerapan PSAK 72 suatu perusahaan mengalami penurunan 1 satuan,

maka akan menurun -3,63 satuan pada nilai rasio pasar dengan asumsi

variabel lainnya dianggap konstan.

4.4 Uji Hipotesis (Uji Statistik t)

Pengujian hipotesis merupakan bagian penting dalam penelitian setelah data

terkumpul dan diolah. Kegunaan utama dari uji hipotesis adalah untuk menjawab

hipotesis yang dibuat oleh peneliti. Pengujian t atau pengujian model digunakan

untuk mengetahui apakah hasil dari analisis regresi signifikan atau tidak, dengan
66

kata lain model yang diduga sesuai atau tidak. Jika hasilnya signifikan, maka H0

ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika hasilnya tidak signifikan, maka H0 diterima

dan H1 ditolak. Jika t hitung > t tabel maka ada pengaruh signifikan, begitu

sebaliknya. Hal ini dapat juga dikatakan sebagai berikut:

- H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan pada kinerja keuangan

perusahaan yang menerapkan PSAK 72 dengan perusahaan yang tidak

menerapkan PSAK 72

- H1 = Terdapat perbedaan signifikan pada kinerja keuangan perusahaan

yang menerapkan PSAK 72 dengan perusahaan yang tidak menerapkan

PSAK 72

Tabel 4. 9
Tabel Uji Regresi Linear Sederhana
Model t Hitung Sig Keterangan
CR -3,84 0,00 Ditolak
TAT -0,59 0,56 Ditolak
DR 1,27 0,21 Ditolak
ROE 0,64 0,52 Ditolak
PE -0,43 0,67 Ditolak
Sumber: Output SPSS 25

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pengaruh implementasi

PSAK 72 berpengaruh positif terhadap masing-masing kinerja keuangan, yaitu

rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar.

Hasil uji regresi linear sederhana dari tabel di atas memiliki nilai t hitung (0,025;

71) adalah 1,99. Berikut interprestasi hasil dari tabel 4.8:

1. Variabel rasio likuiditas memiliki t hitung sebesar -3,84 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,00. Hasil tersebut menunjukkan thitung lebih besar

dari t tabel (-3,84 > 1,99). Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,00 <

0,05). Hal ini diartikan H0 ditolak dan H1 terima sehingga dapat disimpulkan
67

bahwa penerapan PSAK 72 berpengaruh terhadap rasio likuiditas.

2. Variabel rasio aktivitas memiliki t hitung sebesar -0,59 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,56. Hasil tersebut menunjukkan t hitung lebih kecil

dari t tabel (-0,59 < 1,99). Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,52 >

0,05). Hal ini diartikan H0 diterima dan H1 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa penerapan PSAK 72 tidak berpengaruh terhadap rasio

aktivitas.

3. Variabel rasio solvabilitas memiliki besarnya t hitung sebesar 0,21 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,21. Hasil tersebut menunjukkan t hitung lebih

kecil dari t tabel (1,27 < 1,99). Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,21

> 0,05). Hal ini diartikan H0 diterima dan H1 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa penerapan PSAK 72 tidak berpengaruh terhadap rasio

solvabilitas.

4. Variabel rasio profitabilitas memiliki besarnya t hitung sebesar 0,64 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,52. Hasil tersebut menunjukkan t hitung lebih

kecil dari t tabel (0,64 < 1,99). Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,52

> 0,05). Hal ini diartikan H0 diterima dan H1 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa penerapan PSAK 72 tidak berpengaruh terhadap rasio

profitabilitas.

5. Variabel rasio pasar memiliki besarnya t hitung sebesar -0,43 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,67. Hasil tersebut menunjukkan t hitung lebih kecil

dari t tabel (-0,43 < 1,99). Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,67 >

0,05). Hal ini diartikan H0 diterima dan H1 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa penerapan PSAK 72 tidak berpengaruh terhadap rasio


68

solvabilitas.

Hasil hipotesis dapat disimpulkan bahwa semua hipotesis ditolak karena

variabel independen PSAK 72 berpengaruh negatif terhadap rasio likuiditas (CR),

sedangkan terhadap variabel dependennya lainnya yaitu rasio aktivitas (TAT), rasio

solvabilitas (CR), rasio profitabilitas (ROE) dan rasio pasar (PE) tidak memiliki

pengaruh.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan uji hipotesis di atas, hasil penelitian berdasarkan hipotesis

maka dapat diketahui bahwa variabel independen yaitu implementasi PSAK 72

memiliki pengaruh negatif terhadap rasio likuiditas dan tidak memiliki pengaruh

pada rasio kinerja keuangan lainnya.

PSAK 72 membahas pengakuan pendapatan kontrak dengan pelanggan.

Tujuannya adalah untuk menetapkan prinsip yang diterapkan entitas untuk

melaporkan informasi yang berguna bagi pengguna laporan keuangan terkait sifat,

jumlah, waktu serta ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari

kontrak dengan pelanggan. Penerapan PSAK 72 terdiri dari lima tahapan: pertama,

identifikasi kontrak dengan pelanggan yaitu para pihak mengidentifikasi hak,

jangka waktu pembayaran, dan substansi komersial mengenai barang dan jasa yang

akan dialihkan; kedua, identifikasi kewajiban pelaksanaan (performance

obligations) dalam kontrak yaitu entitas menilai barang atau jasa yang dijanjikan

dalam kontrak dengan pelanggan bersifat dibedakan atau tidak dalam segi

substansial; ketiga, penentuan harga transaksi yaitu jumlah imbalan yang

diperkirakan menjadi hak entitas untuk mengalihkan barang atau jasa kepada
69

pelanggan yang tidak termasuk jumlah yang ditagih atas pihak ketiga contohnya

pajak; keempat, pengalokasian harga transaksi pada setiap kewajiban pelaksanaan

dalam kontrak yaitu entitas mengalokasikan harga transaksi terhadap setiap

kewajiban pelaksanaan (atau barang atau jasa bersifat dapat dibedakan)

menggambarkan jumlah imbalan yang diharapkan menjadi hak entitas dalam

pertukaran untuk mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan;

dan kelima, pengakuan pendapatan akhirnya dapat diakui ketika entitas

menyelesaikan kewajiban pelaksanaan.

Implementasi PSAK 72 mengakibatkan nilai pendapatan yang diakui secara

signifikan menurun, diakibatkan perusahaan mengakui pendapatan ketika (atau

selama) entitas memenuhi kewajiban pelaksanaan pada waktu tertentu. Perusahaan

real estate yang memiliki ciri khas sebagai perusahaan dengan kontrak jangka

panjang harus memperhatikan pengakuan pendapatan dari waktu ke waktu (over-

time) yang tersebar selama tahun konstruksi individu, atau pada titik waktu (satu

kali pada penyelesaian kontrak).

Hal ini terbukti secara empiris dengan rasio likuiditas dengan proxy current

ratio (CR) yang menunjukkan penurunan secara signifikan pada perusahaan yang

telah menerapkan PSAK 72. CR menunjukkan perusahaan real estate kesulitan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang dimiliki. Hal

ini terjadi karena nilai kas perusahaan yang berasal dari pendapatan kontrak

pelanggan yang tidak diakui jika berdasarkan PSAK 72. Kontrak tersebut adalah

kontrak jangka panjang. Hal ini didukung oleh menurut Nio Yantony (2020)

direktur utama PT Pikko Land Development dilansir dari bisnis.com, bahwa PSAK

72 pada dasarnya tidak tepat untuk diterapkan di industri properti khususnya


70

pembangunan gedung apartemen dan perkantoran. Ini disebabkan proses penjualan

sampai dengan serah terima memerlukan waktu lebih dari tiga tahun pada kontrak

jangka panjang. Jika diasumsikan perusahaan real estate membangun satu gedung

apartemen, maka perusahaan baru dapat membukukan pendapatan tiga sampai

empat tahun kemudian saat sudah dilakukan serah terima unit pembangunan,

meskipun seluruh unit sudah terjual dalam jangka waktu satu tahun. Demikian hal

tersebut dapat mengakibatkan berujung salah tafsir saat laporan keuangan tahun I,

II dan III perseroan tercatat akan mengalami seolah rugi, sedangkan di tahun IV

akan mengalami seolah-olah keuntungan secara tinggi mendadak.

Berbanding terbalik dengan hasil analisa rasio aktivitas dengan proxy total

asset turnover (TAT). TAT diketahui untuk mengukur keefektivitasan perusahaan

untuk menggunakan asetnya untuk menciptakan pendapatan dan menciptakan laba.

TAT menunjukkan bahwa penerapan PSAK 72 memiliki pengaruh negatif yang

tidak signifikan, berarti perusahaan real estate mengalami sedikit penurunan dalam

mengefisiensikan aset-asetnya. Hal ini diakibatkan PSAK 72 pada perusahaan real

estate apabila menerapkan pada titik waktu (satu kali pada penyelesaian kontrak),

aset harus selesai sempurna agar dapat diserahkan pelanggan. Hasil penelitian ini

diartikan masih banyak kontrak jangka panjang yang belum selesai hingga akhir

tahun 2019.

Apabila perpindahan pengendalian atas aset sudah dilakukan selama

perusahaan real estate menjalankan kewajiban pelaksanaanya, yaitu ketika

perusahaan real estate memenuhi salah satu atau lebih dari kriteria kewajiban

pelaksanaan dipenuhi sepanjang waktu, maka perusahaan tidak memiliki perbedaan

nilai pendapatan sebelum menerapkan PSAK 72. Adapun kriteria adalah pelanggan
71

secara simultan menerima dan mengkonsumsi manfaat yang disediakan oleh kinerja

perusahaan saat perusahaan melaksanakan kewajiban pelaksanaannya, kinerja

perusahaan menciptakan atau meningkatkan aset yang dikendalikan pelanggan

sebagai aset yang diciptakan atau ditingkatkan, serta kinerja perusahaan tidak

menciptakan suatu aset dengan penggunaan alternatif terhadap perusahaan dan

perusahaan memiliki hak yang dapat dipaksakan untuk pembayaran kinerja yang

diselesaikan sampai suatu tanggal tertentu.

Rasio solvabilitas dengan proxy debt ratio (DR) menunjukkan hasil yang

positif tetapi tidak berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan real estate. Hal

ini selaras dengan penelitian Veronica (2019) bahwa diakibatkan pengakuan

pendapatan diakui lebih kecil berdasarkan PSAK 72, maka nilai aset perusahaan

semakin kecil dan DR semakin tinggi. Menurut Djohan (2020) partner PwC

Indonesia, alasan lainnya adalah pembayaran yang telah dicicil oleh pelanggan

sementara diakui menjadi uang muka yang masuk ke dalam akun hutang, sehingga

hutang semakin tinggi dan DR semakin tinggi.

Rasio profitabilitas dengan proxy return on equity (ROE) menghasilkan

pengaruh positif yang tidak signifikan. Menurut Wisnantiasri (2018) hal positif

diakibatkan sudut pandang yang mengharapkan penerapan PSAK 72 menghasilkan

biaya dan manfaat sepadan untuk pengambilan keputusan. Selain itu, transparasi

kontrak dengan pelanggan akan lebih jelas berdasarkan kontrak yang kuat dari sisi

legal, sehingga kekhawatiran investor dalam menanamkan modalnya ke perusahaan

real estate berkurang. Pengaruhnya kinerja investasi pun akan cenderung meningkat

karena pengungkapan laporan yang lebih transparan, meskipun laba rugi menjadi

fluktuatif akibat pengaruh dari pengakuan pendapatan.


72

Hasil rasio pasar dengan proxy price to earning ratio (PE) menghasilkan

pengaruh negatif yang tidak signifikan. Berbanding terbalik dengan penelitian

Wisnantiasri (2018) bahwa menjelaskan bahwa PSAK 72 berpengaruh positif

terhadap nilai kepemilikan pemegang saham. PE menjadi pengukur seberapa besar

harga yang ingin dibayar oleh pasar terhadap pendapatan atau laba suatu

perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan yang tidak

signifikan, karena pengakuan pendapatan dapat berfluktuaktif, namun adanya

keterbukaan informasi maka pasar mengetahui bahwa nilai pendapatan akan

dihitung sesuai kontrak.

Berdasarkan hasil hipotesis, maka penelitian ini membuktikan secara

empiris bahwa implementasi PSAK 72 tidak berpengaruh positif terhadap masing-

masing kinerja keuangan. Hasil diatas menunjukkan bahwa hanya rasio likuiditas

yang mengalami penurunan akibat pengakuan pendapatan yang diukur

menggunakan PSAK 72, sedangkan rasio kinerja lainnya tidak berpengaruh secara

signifikan. Secara empirik pendapatan diakui lebih rendah karena pendapatan yang

diakui sesuai satu titik tertentu atau selama waktu kontrak berjalan. Informasi

tersebut memberikan gambaran bahwa perusahaan telah mengimplementasikan

standar akuntansi dan menghasilkan kinerja keuangan yang baik. Kinerja keuangan

yang baik dijadikan sinyal oleh manajemen perusahaan kepada shareholder karena

perusahaan telah memberikan transparasi kebijakan PSAK 72 lebih jelas, sehingga

hubungan shareholder dengan manajemen perusahaan semakin baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Veronica (2019), bahwa

kinerja keuangan yang dinilai dengan rasio likuiditas menunjukkan penurunan nilai,

rasio solvabilitas menunjukkan kenaikan nilai yang tidak signifikan pada


73

perusahaan real estate. Hasil penelitian Veronica menjelaskan kinerja keuangan

untuk perusahaan real estate pada awal penerapan PSAK 72 tidak akan begitu baik,

tetapi penerapan PSAK 72 lebih menggambarkan keadaan yang sebenarnya karena

pendapatan diakui ketika perusahaan telah memenuhi kewajiban pelaksanaannya

yang ditunjukan dengan perpindahan kendali atas aset real estate.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

PSAK 72 merupakan standar baru yang mengatur pendapatan dari kontrak

dengan pelanggan yang diadopsi dari IFRS 15 revenue from contracts with

customers. Menurut IASB adanya perubahan standar ini juga berpengaruh besar

pada perusahaan real estate. Oleh karena itu tujuan penelitian ini untuk memperoleh

bukti empiris pengaruh implementasi PSAK 72 terhadap kinerja keuangan pada

perusahaan real estate. Analisa penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif kuantitatif dan metode pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling yang menghasilkan 73 perusahaan real estate pada tahun 2018-2019.

Adapun alat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan real estate melalui rasio

keuangan yang terdiri dari: rasio likuiditas dihitung menggunakan current ratio

(CR), rasio aktivitas dihitung menggunakan total asset turnover (TAT), rasio

solvabilitas dihitung menggunakan debt ratio (DR), rasio profitabilitas dihitung

menggunakan return on equity (ROE), dan rasio pasar dihitung menggunakan price

per earning (PE).

Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang tercermin oleh

rasio likuiditas menunjukkan pengaruh negatif. Hal ini terjadi karena nilai kas

perusahaan yang berasal dari pendapatan dari kontrak pelanggan jangka panjang

harus diakui secara bertahap atau dalam satu titik, sehingga pengakuan pendapatan

diawal mengalami penurunan.

Hasil berbeda dengan rasio kinerja keuangan lainnya bahwa rasio aktivitas,

rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar tidak berpengaruh secara

74
75

signifikan. Hasil rasio aktivitas menunjukkan perusahaan real estate mengalami

sedikit penurunan dalam mengefisiensikan aset-asetnya diakibatkan masih banyak

kontrak jangka panjang yang belum selesai hingga akhir tahun 2019. Hasil rasio

solvabilitas menunjukkan sedikit peningkatan karena aset dinilai kecil. Hasil rasio

profitabilitas menunjukkan sedikit peningkatan sebab penerapan PSAK 72 dinilai

lebih transparasi dan jelas dengan adanya lima tahapan PSAK 72. Hasil rasio pasar

mengalami sedikit penurunan karena pengakuan pendapatan berkurang akibat

pengakuan pendapatan dapat berfluktuaktif karena pasar tahu bahwa nilai

pendapatan akan dihitung sesuai kontrak, sehingga mengurangi resiko dan

menambah informasi pada shareholder.

Berdasarkan teori sinyal, hal ini disambut sebagai sinyal bagi para

shareholder, shareholder dapat menilai kinerja keuangan yang dipublikasikan oleh

manajemen perusahaan secara baik sesuai standar baru yang berlaku yaitu PSAK

72. Jika hubungan shareholder dengan perusahaan baik, maka tingkat kepercayaan

shareholder semakin tinggi dan valuasi perusahaan juga semakin meningkat.

Sebaliknya, jika perusahaan tidak mengimplementasikan PSAK 72, maka kinerja

keuangan juga kurang reliabilitas dan menjadi sinyal negatif yang ditanggapi oleh

shareholder.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan selama melakukan penelitian ini,

keterbatasan-keterbatasannya antara lain:


76

1. Kurangnya literatur mengenai PSAK 72 yang dapat mendukung penelitian,

hal ini diakibatkan implementasi PSAK 72 secara aktif berlaku pada tahun

2020

2. Tidak ada variabel kontrol dalam penelitian, agar memungkinkan hasil

analisis lebih menjelaskan fenomena dengan optimal yang dapat

mempengaruhi variabel dependen.

5.3 Saran untuk Penelitian Berikutnya

Saran untuk penelitian berikutnya adalah sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada perusahaan sektor lain

yang ikut terpengaruh oleh implementasi PSAK 72 seperti retail, kontruksi,

manufaktur, maskapai penerbangan dan telekomunikasi.

2. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel kontrol agar dapat

menghasilkan varian pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara dalam.


DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, P. Ghaniy. (2018). Studi Komparatif Pengakuan Pendapatan


Berdasarkan PSAK 23 dan ED PSAK 72 Serta Dampaknya Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi. (Tesis, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta). Diakses dari http://etd.repository.ugm.ac.id

Aryani, Novi. (2011). Gambaran Umum dan Perkembangan Town House sebagai
Alternatif Wujud Perumahan. (Tesis, Universitas Indonesia, Depok).
Diakses dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20288899-S1200-
Novi%20Dwi%20Aryani.pdf

Brigham, Eugene, F., dan Joel, F. H. (2011). Dasar-dasar Manajemen Keuangan,


edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Febrianty. (2011). Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay


Perusahaan Sektor Perdagangan yang Terdaftar di BEI periode 2007-2009.
Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi Vol. 1 No.3, 294-320. Diakses
dari https://www.scribd.com/doc/155030735/FEBRIANTY-JE01032011-
pdf

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program (IBM


SPSS), edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Godfrey, Jayne., et al. (2010). Accounting Theory, 7th Edition. Australia: John
Wiley & Sons.

Gujarati, Damodar. (2003). Dasar-dasar Ekonometrika, edisi ketiga. Jakarta:


Erlangga.

Fahmi, Irham. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

77
78

Hanafi, Mamduh M, & Halim, Abdul. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Harahap, Sofyan Syafri. (2011). Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi
Aksara.

Harahap, Sofyan Syafri. (2015). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Harjawati, Tri. 2013. Analisis Rasio Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Sektor
Industri Real Estate dan Property. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen
Universitas Pamulang, Vol. 1, No. 1, 19-30.

Heath, Robert. (2005). Real Estate Prices As Financial Soundness Indicators.


Journal Finance BIS Paper, No. 21, 1-8. Diakses dari
http://www.bis.org/publ/bppdf/bispap21b.pdf

Horne, James C Van dan John M Wachowicz. 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen.


Jakarta:Salemba Empat

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Pengertian Standar Akuntansi Keuangan (SAK).


Jakarta: IAI.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan


PSAK No. 72: Pendapatan Dari Kontrak Dengan Pelanggan. Diakses dari
http://iaiglobal.or.id/v03/files/file_sak/exposure-draft/

Jogiyanto. (2014). Analisis Laporan Keuangan, buku 2, edisi 10. Jakarta: Salemba
Empat.

Kakasih, Gita Gabriella., Kodong, Tessa Isabel., Mawikere Lidia M., (2018). Ipteks
Laporan Arus Kas Sebagai Pengukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada
79

PT. Bank Sulutgo. Jurnal Ipteks Akuntansi bagi Masyarakat, Vol. 02, No.
02, 98-103. Diakses dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jiam/article/view/21681/21384

Kasmir dan Jakfar. (2012). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta: Kencana.

Kartikahadi, Hans., Wahyuni, Ersa., Sinaga, Rosita., Syamsul, Merliyana., dan


Siregar, Sylvia. (2016). Akuntansi Keuangan: Berdasarkan SAK Berbasis
IFRS, edisi 2, buku 1. Jakarta: IAI.

Martani, Dwi., Siregar, Sylvia Veronica., Wardhani, Ratna., Farahmita, Aria.,


Tanujaya, Adward., dan Hidayat Taufik. (2016). Akuntansi Keuangan
Menegah Berbasis PSAK, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Pinnarwan, Djohan. (2020). PSAK 72, Perusahaan Real Estat Jual Barang atau
Jasa? Ini kata PwC. Diakses dari
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200113/47/1189647/psak-72-
perusahaan-real-estat-jual-barang-atau-jasa-ini-kata-
pwc?utm_source=Desktop&utm_medium=Artikel&utm_campaign=BacaJ
uga_2 pada tanggal 10 Mei 2020

Prayudah, A. Trio. (2015). Perbandingan Kinerja Keuangan Badan Usaha Milik


Negara (BUMN) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Tesis, Politeknik
Negeri Sriwijaya, Palembang). Diakses dari http://eprints.polsri.ac.id/2597/

Purwanto. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan


Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2017). Research Methods for Business (7th Edition).
West Sussex: John Wiley & Sons Ltd.
80

Santosa, Adrianus Andhika. (2010). Analisa Dampak Bom Bali 2002 dan 2005
terhadap Perusahaan Properti di Bali. (Tesis, Universitas Kristen Petra,
Surabaya). Diakses dari
https://dewey.petra.ac.id/catalog/digital/detail?id=16653

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Tauke, Murni & Joy E. Tulung., (2017). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan Real Estate and Properti yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2015. Jurnal EMBA, vol. 5, no. 2, 919-927. Diakses
dari https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/16009

Veronica, Lestari, U.P., Metekohy, E.Y. (2019). Analisis Dampak Penerapan


Pengakuan Pendapatan Berdasarkan PSAK 72 Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Real Estat di Indonesia yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2018. Prosiding Industrial Research Workshop and
National Seminar, 10(1), 965-973. Diakses dari
https://jurnal.polban.ac.id/ojs-3.1.2/proceeding/article/view/1451

Widarjono, Agus. (2010). Analisis Statistika Multivariat Terapan, edisi 1.


Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Wisnantiasri S.N. (2018). Pengaruh PSAK 72: Pendapatan Dari Kontrak Dengan
Pelanggan Terhadap Shareholder Value (Studi Pada Perusahaan Sektor
Property, Real Estate dan Building Construction). Widyakala Journal, vol
5, no.1. Diakses dari https://core.ac.uk/download/pdf/229398831.pdf

Yantony, Nio. (2020). PSAK 72 Diklaim Tidak Cocok Buat Industri Properti.
Diakses dari https://ekonomi.bisnis.com/read/20200309/47/1210995/psak-
72-diklaim-tidak-cocok-buat-industri-properti pada tanggal 10 Mei 2020
LAMPIRAN

Lampiran 1: Sampel Perusahaan Real Estate Tahun 2018-2019

No Kode Emiten Nama Perusahaan


1 APLN Agung Podomoro Land Tbk
2 ARMY Armidian Karyatama Tbk
3 ASRI Alam Sutera Reality Tbk
4 BAPA Bekasi Asri Pemula
5 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
6 BKSL Sentul City Tbk
7 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk
8 CTRA Ciputra Development Tbk
9 DART Duta Anggada Realty Tbk
10 DILD Intiland Development Tbk
11 DMAS Puradelta Lestari Tbk
12 DUTI Duta Pertiwi Tbk
13 ELTY Bakrie Development Tbk
14 EMDE Megapolitan Development Tbk
15 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk
16 FORZ Forza Land Indonesia Tbk
17 GAMA Gading Development Tbk
18 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk
19 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk
20 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk
21 JRPT Jaya Real Property Tbk
22 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
23 LPCK Lippo Cikarang Tbk
24 LPKR Lippo Karawaci Tbk
25 MDLN Modernland Realty Tbk
26 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk
27 MMLP Mega Manunggal Property Tbk
28 MTLA Metropolitan Land Tbk
29 MYRX Hanson International Tbk
30 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk
31 PPRO PP Properti Tbk
32 PWON Pakuwon Jati Tbk
33 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk
34 RDTX Roda Vivatex Tbk
35 RIMO Rimo International Lestari Tbk
36 RODA Pikko Land Development Tbk
37 SCBD Danayasa Arthatama Tbk
38 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk
39 SMRA Summarecon Agung Tbk
40 TARA Sitara Propertindo Tbk
41 URBN PT Urban Jakarta Propertindo Tbk

81
82

Lampiran 2: Data Sampel Penelitian 2018

No Kode Emiten Nama Perusahaan PSAK 72 CR TAT DR ROE PE


1 APLN Agung Podomoro Land Tbk 0 1,06 0,17 0,59 0,02 111,25
2 ARMY Armidian Karyatama Tbk 0 2,97 0,13 0,21 0,05 41,84
3 ASRI Alam Sutera Reality Tbk 1 0,65 0,19 0,54 0,10 6,32
4 BAPA Bekasi Asri Pemula 1 2,59 0,17 0,26 0,04 9,32
5 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 0 7,76 0,15 0,34 0,10 4,75
6 BKSL Sentul City Tbk 1 1,47 0,08 0,35 0,03 17,93
7 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk 1 3,36 0,13 0,42 0,14 18,61
8 CTRA Ciputra Development Tbk 1 2,02 0,22 0,51 0,08 15,78
9 DART Duta Anggada Realty Tbk 1 0,39 0,15 0,42 0,00 60,50
10 DILD Intiland Development Tbk 1 1,01 0,18 0,54 0,03 15,40
11 DMAS Puradelta Lestari Tbk 0 12,77 0,14 0,04 0,07 15,44
12 DUTI Duta Pertiwi Tbk 1 3,60 0,18 0,26 0,12 9,64
13 ELTY Bakrie Development Tbk 0 2,00 0,08 0,29 0,08 0,80
14 EMDE Megapolitan Development Tbk 1 3,03 0,11 0,62 0,02 48,57
15 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk 1 3,24 0,05 0,28 0,01 32,58
16 FORZ Forza Land Indonesia Tbk 0 10,73 0,10 0,60 0,02 76,23
17 GAMA Gading Development Tbk 0 3,68 0,06 0,20 0,02 48,33
18 GMTD Gowa Makassar Tourism Tbk 1 1,37 0,20 0,39 0,08 24,79
19 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk 0 5,70 0,28 0,30 0,05 12,69
20 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk 0 7,80 0,02 0,08 0,06 5,22
21 JRPT Jaya Real Property Tbk 1 1,13 0,22 0,37 0,16 9,85
22 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 0 7,15 0,23 0,49 0,05 140,10
23 LPCK Lippo Cikarang Tbk 0 5,96 0,26 0,20 0,02 0,48
24 LPKR Lippo Karawaci Tbk 1 4,53 0,25 0,49 0,07 7,09
25 MDLN Modernland Realty Tbk 0 2,19 0,13 0,55 0,00 110,78
26 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 0 1,88 0,32 0,25 0,07 14,59
27 MMLP Mega Manunggal Property Tbk 1 1,34 0,05 0,13 0,05 16,25
28 MTLA Metropolitan Land Tbk 0 3,08 0,27 0,34 0,03 7,12
29 MYRX Hanson International Tbk 1 0,09 0,10 0,32 0,02 106,25
30 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 1 1,24 0,23 0,08 0,17 43,77
31 PPRO PP Properti Tbk 1 0,10 0,16 0,63 0,09 13,95
32 PWON Pakuwon Jati Tbk 0 2,31 0,28 0,31 0,16 11,74
33 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk 1 2,11 0,20 0,30 0,01 68,12
34 RDTX Roda Vivatex Tbk 0 4,50 0,16 0,08 0,12 5,52
35 RIMO Rimo International Lestari Tbk 0 0,32 0,08 0,17 0,02 49,82
36 RODA Pikko Land Development Tbk 0 4,51 0,06 0,32 0,08 618,00
37 SCBD Danayasa Arthatama Tbk 0 0,99 0,19 0,24 0,05 27,87
38 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk 1 2,28 0,17 0,19 0,03 19,57
39 SMRA Summarecon Agung Tbk 0 1,45 0,24 0,60 0,08 25,88
40 TARA Sitara Propertindo Tbk 0 0,78 0,02 0,06 0,01 176,00
83

Lampiran 3: Data Sampel Penelitian Tahun 2019

No Kode Emiten Nama Perusahaan PSAK 72 CR TAT DR ROE PE


1 APLN Agung Podomoro Land Tbk 0 1,66 0,13 0,56 0,01 238,00
2 ARMY Armidian Karyatama Tbk 1 2,93 0,04 0,39 0,08 146,01
3 ASRI Alam Sutera Reality Tbk 1 1,31 0,16 0,52 0,10 6,64
4 BAPA Bekasi Asri Pemula 1 3,95 0,14 0,18 0,04 16,60
5 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 0 11,40 0,15 0,30 0,08 5,48
6 BKSL Sentul City Tbk 1 1,60 0,03 0,37 0,04 239,58
7 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk 1 3,94 0,13 0,38 0,09 8,54
8 CTRA Ciputra Development Tbk 1 2,17 0,21 0,51 0,08 16,77
9 DILD Intiland Development Tbk 1 1,18 0,19 0,51 0,06 10,83
10 DMAS Puradelta Lestari Tbk 1 3,58 0,35 0,14 0,21 16,69
11 DUTI Duta Pertiwi Tbk 1 3,83 0,18 0,23 0,12 8,39
12 GAMA Gading Development Tbk 1 3,62 0,03 0,28 0,09 62,00
13 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk 1 4,60 0,23 0,40 0,06 6,64
14 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk 1 2,90 0,01 0,18 0,07 9,41
15 JRPT Jaya Real Property Tbk 1 1,15 0,16 0,35 0,11 10,21
16 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 1 6,12 0,18 0,52 0,04 51,14
17 LPCK Lippo Cikarang Tbk 1 5,78 0,09 0,24 0,02 9,44
18 MDLN Modernland Realty Tbk 1 1,93 0,13 0,56 0,00 6,58
19 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 1 1,21 0,26 0,28 0,08 24,70
20 MMLP Mega Manunggal Property Tbk 1 1,21 0,05 0,17 0,05 12,38
21 MTLA Metropolitan Land Tbk 1 2,78 0,20 0,40 0,03 9,12
22 MYRX Hanson International Tbk 1 0,33 0,07 0,34 0,12 104,55
23 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 1 1,64 0,12 0,08 0,25 20,43
24 PPRO PP Properti Tbk 1 1,77 0,01 0,69 0,06 11,68
25 PWON Pakuwon Jati Tbk 1 1,28 0,28 0,36 0,16 10,09
26 RDTX Roda Vivatex Tbk 1 2,18 0,19 0,70 0,07 8,32
27 RIMO Rimo International Lestari Tbk 1 0,15 0,07 0,22 0,01 68,00
28 RODA Pikko Land Development Tbk 0 3,39 0,06 0,45 0,07 237,00
29 SCBD Danayasa Arthatama Tbk 1 0,80 0,16 0,29 0,05 92,04
30 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk 1 2,54 0,13 0,18 0,02 30,66
31 SMRA Summarecon Agung Tbk 1 1,24 0,22 0,61 0,07 28,15
32 TARA Sitara Propertindo Tbk 1 0,73 0,01 0,07 0,01 128,00
33 URBN PT Urban Jakarta Propertindo Tbk 1 2,72 0,19 0,46 0,09 65,32
84

Lampiran 4: Hasil Output SPSS Versi 25 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
PSAK 73 0 1 0,68 0,47
CR 73 0,09 12,77 2,91 2,55
TAT 73 0,01 0,35 0,15 0,08
DR 73 0,04 0,70 0,34 0,17
ROE 73 0,00 0,25 0,07 0,05
PE 73 0,48 618 51,61 87,62
Valid N 73
85

Lampiran 5: Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

1. Tabel Uji Normalitas (One Sample Kolmogorov-Smirnov)

- Rasio Likuiditas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 73
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. 2.32115420
Deviation
Most Extreme Absolute .102
Differences Positive .102
Negative -.055
Test Statistic .102
Asymp. Sig. (2-tailed) .06c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

- Rasio Aktivitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 73
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. .07994214
Deviation
Most Extreme Absolute .072
Differences Positive .072
Negative -.049
Test Statistic .072
Asymp. Sig. (2-tailed) .20c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
86

- Rasio Solvabilitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 73
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. .16723872
Deviation
Most Extreme Absolute .084
Differences Positive .084
Negative -.070
Test Statistic .084
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

- Rasio Profitabilitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 73
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. .04541646
Deviation
Most Extreme Absolute .095
Differences Positive .095
Negative -.093
Test Statistic .095
Asymp. Sig. (2-tailed) .098c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

- Rasio Pasar
87

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 73
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. 1.29747191
Deviation
Most Extreme Absolute .095
Differences Positive .095
Negative -.085
Test Statistic .095
Asymp. Sig. (2-tailed) .169c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

2. Analisis Grafik

- Rasio Likuiditas
88

- Rasio Aktivitas

- Rasio Solvabilitas
89

- Rasio Profitabilitas

- Rasio Pasar
90

b. Uji Heterokedisitas

- Rasio Likuiditas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .334 .055 6.108 .000
PSAK -.036 .066 -.065 -.549 .585
a. Dependent Variable: ABS_CR

- Rasio Aktivitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .071 .009 7.488 .000
PSAK -.007 .011 -.076 -.639 .525
a. Dependent Variable: ABS_TAT

- Rasio Solvabilitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .139 .020 6.804 .000
PSAK -.006 .025 -.029 -.244 .808
a. Dependent Variable: ABS_DR

- Rasio Profitabilitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .031 .006 5.556 .000
PSAK .007 .007 .120 1.016 .313
a. Dependent Variable: ABS_ROE
91

- Rasio Pasar

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 32.666 7.043 4.638 .000
PSAK -3.629 8.510 -.051 -.426 .671
a. Dependent Variable: ABS_PE
92

Lampiran 6: Hasil Output SPSS Versi 25 Uji Regresi Linear Sederhana

1. Tabel Koefisien Determinasi

- Rasio Likuiditas

Model Summaryb
Mode R R Adjusted R Std. Error of
l Square Square the Estimate
1 .415a .172 .160 2.3374
a. Predictors: (Constant), PSAK
b. Dependent Variable: Y1

- Rasio Aktivitas

Model Summaryb
Mode R R Adjusted R Std. Error of
l Square Square the Estimate
1 .069a .005 -.009 .0805
a. Predictors: (Constant), PSAK
b. Dependent Variable: Y2

- Rasio Solvabilitas

Model Summaryb
Mode R R Adjusted R Std. Error of
l Square Square the Estimate
1 .148a .022 .008 .1684
a. Predictors: (Constant), PSAK
b. Dependent Variable: Y3

- Rasio Profitabilitas

Model Summaryb
Mode R R Adjusted R Std. Error of
l Square Square the Estimate
1 .076a .006 -.008 .0457
a. Predictors: (Constant), PSAK
b. Dependent Variable: Y4
93

- Rasio Pasar

Model Summary
Mode R R Adjusted R Std. Error of
l Square Square the Estimate
1 .051a .003 -.011 33.7778
a. Predictors: (Constant), PSAK

2. Tabel Uji Hipotesis (Uji Stastitik T)

- Rasio Likuiditas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.463 .487 9.157 .000
PSAK -2.260 .589 -.415 -3.838 .000
a. Dependent Variable: Y1

- Rasio Aktivitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .158 .017 9.432 .000
PSAK -.012 .020 -.069 -.586 .560
a. Dependent Variable: Y2

- Rasio Solvabilitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .309 .035 8.806 .000
PSAK .054 .042 .148 1.263 .211
a. Dependent Variable: Y3
94

- Rasio Profitabilitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .056 .010 5.917 .000
PSAK .007 .012 .076 .640 .524
a. Dependent Variable: Y4

- Rasio Pasar

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 32.666 7.043 4.638 .000
PSAK -3.629 8.510 -.051 -.426 .671
a. Dependent Variable: Y5
95

Lampiran 7: Tabel Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Variabel Dependen Variabel Metode Hasil


dan Tahun Independen Analisis
Data
1. Veronica (2019) Current rasio, debt to PSAK 72 Analisis Kinerja keuangan masing-masing
asset rasio, net profit deskriptif perusahaan menunjukan keadaan yang
margin rasio kuantitatif tidak lebih baik setelah penerapan
pengakuan pendapatan berdasarkan
PSAK 72. Setelah penerapan PSAK
72, CR dan Net profit mengalami
penurunan, sedangkan DR mengalami
peningkatan yang tidak signifikan.
2. Harjawati Kinerja Keuangan Current rasio, Analisis Alat ukur kinerja keuangan di Industri
(2013) debt ratio, deskriptif Real Estate dapat dilihat dari lima
total asset kualitatif kategori analisis rasio yaitu CR, TAT,
turnover, DR, ROE dan PE memiliki
return on keunggulan yang dapat
equity, price mengidentifikasi kekuatan dan
per earning kelemahan perusahaan real estate

3. Wisnantiasri PSAK 72 Shareholder Analisis Penerapan PSAK 72 meningkatkan


(2018) value explanatory shareholder value yang ditunjukkan
research hasil positif dan signifikan.

4. Anggraini PSAK 23 dan PSAK Current ratio, Analisis Pendapatan yang diakui dan dicatat
(2018) 72 net profit deskriptif berdasarkan PSAK 72 lebih kecil
margin ratio, kualitatif dibandingkan oleh PSAK 23.
dan debt ratio Net profit margin secara umum
menunjukkan angka yang lebih rendah
ketika perusahaan menggunakan
PSAK 72 dibanding PSAK 23,
berbanding terbalik dengan CR dan
DR.

Anda mungkin juga menyukai