Anda di halaman 1dari 85

PENGARUH PENDAPATAN PREMI DAN HASIL

UNDERWRITING TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN


ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI)

SKRIPSI

Oleh:
Mutmainnah
2017 30 032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


KONSENTRASI KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR BONGAYA


STIEM BONGAYA
MAKASSAR
2022
2
PENGARUH PENDAPATAN PREMI DAN HASIL UNDERWRITING
TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR
BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI

Disusun dan diajukan oleh:

MUTMAINNAH
2017 30 032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Telah dipertahankan dalam ujian Skripsi


Pada tanggal 2022
Dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Makassar 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Rahman Pura, S.E., M.Si., Ak., CA. Nuramal, S.E., M.Ak.


NIDN: 0013017602 NIDN: 0923058702

Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi

Rahman Pura, S.E., M.Si., Ak., CA.


NIDN: 0013017602

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) SKRIPSI
NO. SK SEMINAR : 2021/U.I/STIEMVII/2021
TANGGAL SEMINAR : Kamis, 29 Juli 2021
NAMA MAHASISWA : MUTMAINNAH
NO. POKOK MAHASISWA : 2017 30 032
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
KEJURUAN : GENERAL
JUDUL : PENGARUH PENDAPATAN PREMI DAN HASIL
UNDERWRITING TERHADAP LABA PADA
PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PROPOSAL INI TELAH DIREVISI, DISETUJUI OLEH TIM PENGUJI DAN


DIKETAHUI TIM PEMBIMBING UNTUK DILANJUTKAN PADA TAHAP
PENELITIAN

NO NAMA PENGUJI TANDA TANGAN

Makassar…………2021
Pembimbing I Pembimbing II

Rahman Pura, S.E., M.Si., Ak., CA. Nuramal, S.E., M.Ak.


NIDN: 0013017602 NIDN: 0923058702

iii
ABSTRACT
Mutmainnah (2022). The Effect of Premium Income and Underwriting Results
on Profits in Insurance Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange
(BEI) (supervised by Mr. Rahman Pura and Mr. Nuramal).
This study aims to determine whether the variables of premiums and claims
have an influence on the growth of sharia life insurance company assets in
Indonesia in the 2017-2020 period.
This research uses purposive sampling observation. The population in this
study is the Financial Statements of 14 companies which have been published
on each company's website. The analytical method used is multiple
regression method using SPSS software.
Based on the partial results of the research, it shows that testing the premium
income variable has a positive effect on profits. Meanwhile, the underwriting
variable has a negative effect on earnings.

Keywords: Premium, Underwriting Result, Profit

iv
ABSTRAK

Mutmainnah (2022). Pengaruh Pendapatan Premi Dan Hasil Underwriting


Terhadap Laba Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) (di bimbing oleh Bapak Rahman Pura dan Bapak Nuramal).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel premi, dan klaim
memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan aset perusahaan asuransi jiwa
syariah di Indonesia periode tahun 2017-2020.
Penelitian ini menggunakan pengamatan . Populasi pada
penelitian ini adalah Laporan Keuangan 14 Perusahaan yang telah
dipublikasikan di masing-masing perusahaan. Metode analisis yang
di gunakan adalah metode regresi berganda dengan menggunakan
SPSS.
Berdasarkan hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa pengujian
variable pendapatan premi berpengaruh positif terhadap laba. Sedangkan
variabel underwriting berpengaruh negatif terhadap laba.

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

karunia dan hidayah-Nya serta berbagai macam nikmat yang diberikan-Nya

tanpa mengenal balasan apapun sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Premi Dan Hasil

Underwriting Terhadap Laba Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam

mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Program Studi

Strata 1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar (STIEM) Bongaya.

Penulisan skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dan arahan dari berbagai

pihak yang telah tulus ikhlas memberikan sumbangan serta kontribusi berupa

pikiran, motivasi dan nasehat maupun materi dari para pihak. Untuk itu,

dalam kesempatan kali ini penulis dengan segala kerendahan hati ingin

mengucapkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua

orangtua penulis, Ibunda Tercinta Humrah dan Ayahanda Tercinta Ahmad

Mustafa yang telah menjaga, membesarkan dan mendidik penulis secara

ikhlas serta memberikan motivasi, nasehat dan do’a yang tiada

henti-hentinya.

Dan ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Abdi Akbar Idris, ST,.M.M selaku Ketua Yayasan Pendidikan

Bongaya Ujung Pandang.

2. Bapak Dr. Mappamiring P, SE., M.Si., selaku Ketua STIEM Bongaya.

3. Bapak Dr. Herman Syahruddin, SE., M.Si., Selaku Ketua P3M STIEM

vi
Bongaya.

4. Bapak Rahman Pura, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan

Akuntansi STIEM Bongaya.

5. Bapak Rahman Pura, S.E., M.Si., Ak., CA. dan Bapak Nuramal, S.E., M.

Ak. selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan

sedikit waktunya untuk membimbing dan membantu dalam

penyusunan skripsi.

6. Bapak Ibu dosen serta staff Akademik dan BAUK STIEM Bongaya

serta staff perpustakaan yang senantiasa memberikan ilmu dan

nasehatnya dalam proses perkuliahan dan mengizinkan penulis untuk

menggarap berbagai literatur yang ada.

7. Bapak yang bertugas di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah

memberikan kesempatan melakukan penelitian dan memberikan

informasi dalam penyusunan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibuku beserta keluarga besarku tersayang, terimakasih

atas doa, cinta dan pengorbanan yang tak pernah ada habisnya, serta

kasih sayang yang tak akan pernah kulupakan.

9. Kepada teman-teman saya Rapa” Squad, Mongkey Squad dan

seluruh teman-teman Angkatan 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

(STIEM) Bongaya yang memberikan dukungan, bantuan serta motivasi

dalam penyusunan penulisan skripsi ini khususnya kelas B Akuntansi.

10. Serta semua orang yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik

dalam isi maupun cara penyajiannya. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun akan penulis terima

vii
dengan senang hati. Dengan penulisan skripsi ini mudah-mudahan dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) SKRIPSI .................... iii

(Inggris) ............................................................................ iv

ABSTRAK (Indonesia) ......................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................. vi

DAFTAR ISI ....................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. ......... Latar Belakang .......................................................................... 1

B. ......... Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. ......... Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

D. Manfaat

Penelitian…………………………………………………………6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ .7

A. ......... Tinjauan Teoritis ........................................................................ 7

1. .... Akuntansi keuangan ................................................................. 7

2. ... Konsep Asuransi ....................................................................... .9

3. ... Pendapatan Premi .................................................................... 13

4. ... Hasil Underwriting .................................................................... 18

ix
5. ... Laba ........................................................................................... 20

B. ......... Penelitian Terdahulu ................................................................. 23

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS .............................. 27

A. ......... Kerangka Konseptual ............................................................... 27

B. ......... Hipotesis .................................................................................... 29

BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................. 30

A. ......... Pendekatan Penetian ............................................................... 30

B. ......... Tempat Dan Waktu penelitian ................................................. 30

C. ......... Populasi dan Sampel ................................................................ 30

D. ......... Metode Pengumpulan Data ..................................................... 31

E. ......... Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................... 32

F. ......... Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 36

G. ........ Metode Analisis ........................................................................ 38

H. ........ Uji Hipotesis .............................................................................. 39

I. Rancangan Penelitian .......................................................................... 40

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 40

A. ...... Hasil Penelitian .......................................................................... 40

B. ...... Pembahasan ............................................................................. 47

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 54

A. ...... Kesimpulan ............................................................................... 54

B. ...... Saran ......................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 55

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

2.1 ..... Penelitian Terdahulu ............................................................................ 23

3.1 Pengukuran Variabel ................................................................................. 35

4.1 Rancangan Penelitian ............................................................................... 40

5.1 Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 45

5.2 Hasil Uji Multikoliniearitas ......................................................................... 46

5.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ..................................................................... 47

5.4 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................ 48

5.5 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ........................................................... 49

5.6 Hasil Uji Parsial (Uji t) ............................................................................... 50

5.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2) .......................................................... 52

xi
DAFTAR GAMBAR

2.2 Kerangka konseptual .............................................................................. 28

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama beberapa tahun belakangan ini, perkembangan asuransi di

indonesia menunjukkan angka kemajuan yang cukup baik. Perusahaan

asuransi menunjukkan pertumbuhan di dalam usaha yang mereka

jalankan, yang mana semakin hari semakin banyak nasabah yang

menggunakan layanan asuransi di dalam kehidupan mereka. Kemajuan

perekonomian dan teknologi memunculkan kekhawatiran manusia akan

adanya risiko yang terjadi dalam melaksanakan segala aktivitasnya,

seperti risiko yang dapat membahayakan jiwa manusia, harta benda,

dan ha-hal lainnya. Kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah

perlindungan atas berbagai macam risiko yang bisa terjadi dan

menimpa diri mereka sewaktu-waktu adalah salah satu penyebab

tingginya jumlah pengguna asuransi belakangan ini. Hal ini tentu saja

menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi perusahaan asuransi yang

menyediakan layanan asuransi, di mana akan semakin luas pasar yang

bisa diolah dan dijadikan sebagai sasaran penjualan produk asuransi

(Alamsyah dan Wiratno, 2017).

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun

2014 tentang perasuransian, asuransi dijelaskan sebagai perjanjian

antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang

menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi

sebagai imbalannya. Asuransi sebagai lembaga keuangan, mampu

menghimpun dana besar dari masyarakat, kemudian dana tersebut

dikelola oleh perusahaan asuransi.

1
2

Penyelenggaraan asuransi berdasarkan pada kepercayaan

masyarakat, terutama dalam hal kemampuan keuangan ( )

perusahaan untuk memenuhi kewajiban klaim dan kewajiban lain-lain

tepat pada waktunya. Pengelolaan risiko maupun dalam pengelolaan

keuangan perusahaan asuransi (Kirmizi dan Agus, 2008; dalam 2011).

Asuransi sebagai lembaga keuangan, mampu menghimpun dana

besar dari masyarakat, kemudian dana tersebut di kelola oleh

perusahaan asuransi. Menurut Kirmizi dan Agus (2008), dasar usaha

asuransi adalah kepercayaan masyarakat, terutama dalam hal

kemampuan keuangan ( perusahaan untuk memenuhi

kewajiban klaim dan kewajiban lain-lain tepat pada waktunya.

Pengelola risiko maupun dalam pengelolaan keuangannya. Selain

menjaga kepercayaan dari masyarakat, perusahaan asuransi

khususnya yang juga terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga harus

meyakinkan para investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan

asuransi.

Pendapatan premi merupakan sejumlah uang yang dibayarkan

pihak tertanggung atas imbalan jasa dari perlindungan yang diberikan

pihak penanggung sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati

sebelumnya. Pendapatan premi yang diterima perusahaan tidak hanya

menjadi profit perusahaan tetapi sebagian juga merupakan kewajiban

perusahaan dimasa mendatang. Sebagian dari premi harus

dicadangkan perusahaan sebagai cadangan premi sehingga bila di

masa yang akan datang terjadi klaim maka perusahaan tidak kesulitan

membayarnya. Sudah jelas di ketahui bahwa pos pendapatan premi

dalam laporan laba rugi akan meningkatkan perolehan keuntungan


3

perusahaan asuransi. Ida Ayu Ita Permata Sastri, Edy Sujana & Ni Kadek

Sirnawati 2017

Riani (2014) menyatakan adanya pengaruh positif signifikan

variablel pendapatan premi terhadap laba perusahaan asuransi umum

di indonesia. Hasil merupakan selisih dari

pendapatan dengan beban klaim dan beban operasional.

Hasil underwriting mengukur tingkat keuntungan dari usaha asuransi

murni. Hasil underwriting merupakan laba/ rugi dari aktivitas utama

asuransi yang didapat dari selisih pendapatan premi dan beban

(beban klaim dan beban komisi) hasil ini

merupakan salah satu variabel pembentuk laba bersih dan juga

digunakan untuk investasi.

Dengan adanya proses perusahaan akan mampu

mendeteksi potensi-potensi risiko yang mungkin terjadi, termasuk

seberapa besar risiko yang sanggup ditanggung oleh perusahaan. Ida

Ayu Ita Permata Sastri, Edy Sujana & Ni Kadek Sirnawati 2017 dalam

junal (pengaruh pendapatan premi, hasil underwriting, hasil investasi

dan riskbased capital terhadap laba perusahaan asuransi). Mutmainnah

(2015) menyatakan bahwa Hasil berpengaruh positif

signifikan terhadap laba perusahaan asuransi.

Dalam penelitian ini penulis memilih perusahaan sektor pembiayaan

asuransi sebagai objek penelitian di bursa efek Indonesia. Dimana

terdapat fenomena pada perusahaan tersebut yang mengalami

peningkatan setiap tahunnya dan juga sektor yang diminati oleh para

investor, asuransi juga salah satu sektor yang dapat bertahan ditengah
4

kondisi perekonomian indonesia. Terlebih semakin modernnya era

jaman ini, masyarakat dengan pola pikir yang visioner berinvestasi di

industri asuransi menanggungkan segala harta dan juga dirinya guna

mewaspadai terjadinya risiko yang akan terjadi di masa yang akan

datang. Namun terdapat hal yang dialami oleh salah satu perusahaan

asuransi yang terdaftar di BEI yaitu, PT. Asuransi Bina Data Arta Tbk

(Asuransi ABDA) Yang mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp.

169,82 milliar di tahun 2019. Capaian laba itu turun 2,1% dibandingkan

dengan tahun 2018 yang mencatatkan laba sebesar Rp 173 milliar. (

https://keuangan.kontan.co.id) 2019

Mengutip laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan dalam

keterbukaan informasi, penurunan laba ini juga dibarengi penurunan

pendapatan premi bruto. Tahun 2019, emiten bersandi saham ABDA ini

membukukan pendapatan Rp 1,72 trilliun atau turun 3,3% dari tahun

sebelumnya yang mencapai Rp1,78 triliun. (KONTAN.CO.ID) Alasan dari

fenomena tersebut terjadi disebabkan oleh pendapatan premi dan Hasil

Underwriting yang mengalami penurunan dan juga sepanjang tahun

2018, ABDA membayar total klaim sebesar Rp 743,90 milliar, meningkat

10.71% dari total klaim bruto yang dibayarkan perusahaan tahun 2019

yakni Rp 744,845 milliar.

Laba Asuransi Laba PT. Pegadaian


Tahun
(PERSERO)
Umum

2019 65,87 triliun 65,32 triliun


5

2020 76,88 triliun 71,47 triliun

Table 1.1

Asuransi dan pegadaian merupakan lembaga keuangan nonbank

yang sama-sama memberikan tanggungan terhadap nasabahnya.

Melihat dari tabel di atas Pemilihan perusahaan Asuransi lebih menarik

di teliti berdasarkan laba yang di dapatkan di tahun 2019-2020 laba

Asuransi Umum lebih besar di bandingkan laba yang diperoleh Pt.

Pegadaian. Hal ini dapat di artikan bahwa minat nasabah yang

menggunakan jasa asuransi lebih besar ketimbang pegadaian.

Jika dilihat dari penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam

penelitian ini yang dilakukan oleh Ida Ayu Ita Permata Sastri, Edy Sujana

& Ni kadek Sinarwati (2017) mengemukakan bahwa Berdasarkan hasil

uji statistik t pada tabel, diperoleh hasil yaitu sebesar 2,486 dengan

signifikansi yaitu 0,017. Karena signifikansi atau probabilitasnya jauh

lebih kecil dari 0,05 dan perbandingan antara thitung dan ttabel

diperoleh hasil thitung > ttabel atau 2,486 > 2,014 yang berarti terima Ha.

Nilai koefisien regresi riskbased capital adalah sebesar 0,177. Hal ini

berarti bahwa “pendapatan premi berpengaruh positif signifikan

terhadap Laba asuransi & Hasil berpengaruh positif

signifikan terhadap Laba asuransi. Sedangkan Grace Andyra

Simatupang (2017), mengemukakan bahwa “pendapatan premi dan

hasil tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap laba perusahaan” karena probabilitasnya jauh lebih besar


6

dari 0,05 dan perbandingan antar hitung dan t tabel diperoleh hasil

hitung > t tabel.

Dari latar belakang di atas berdasarkan fenomena dan adanya hasil

yang berbeda dari penelitian sebelumnya, maka dari itu penulis tertarik

untuk meneliti kembali variabel-variabel tersebut dengan judul

“Pengaruh Pendapatan Premi dan Hasil terhadap Laba

Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah

yang diajukan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pendapatan premi terhadap laba pada

perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh Hasil Underwriting terhadap laba pada

perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan maslah adalah

sebagai bertikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan premi terhadap Laba

pada perusahaan Asuransi yang terdaftar di BEI

2. Untuk mengetahui pengaruh Hasil terhadap Laba

pada perusahaan Asuransi yang terdaftar di BEI

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi

pembaca dan memberikan informasi atau sebagai bahan


7

pembanding bagi peneliti lain untuk pengembangan penelitian

yang sejenis.

2. Manfaat praktis

a. Bagi pihak manajemen perusahaan penelitian ini diharapkan

sebagai masukan bagi perusahaan dalam mengukur premi,

hasil dan laba

b. Bagi pihak investor penelitian ini diharapkan sebagai

pertimbangan untuk menginvestasikan dana yang akan di

kelolah perusahaan

c. Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini diharapkan sebagai

bahan referensi dalam mengembangkan penelitian ini di masa

yang akan data.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Akuntansi Keuangan

a. Pengertian Akuntansi Keuangan

Menurut Kieso & Weygant (intermediate Accounting, 2000:6)

Akuntansi Keuangan ialah serangkaian proses yang berujung pada

penyusunan laporan keuangan yang berhubungan dengan

perusahaan secara keseluruhan untuk dipakai oleh pengguna

laporan keuangan baik internal ataupun eksternal perusahaan.

Menurut Sugiarto [Pengantar Akjuntansi:2002] Akuntansi

Keuangan ialah bidang dalam akuntansi yang berfokus pada

penyiapan laporan keuangan pada suatu perusahaan yang

dilakukan secara bertahap. Laporan ini sekaligus sebagai bentuk

pertanggung jawaban manajemen kepada pemegang saham atau

investor. Persamaan akuntansi yang digunakan ialah Aset sama

dengan Ekuitas ditambah Liabilitas yang berpatokan pada Standar

Akuntansi Keuangan (SAK).

Menurut Warren Reeve Fess (2008:15) Dalam buku

“Pengantar Akuntansi”, Warren Reeve Feves menjelaskan:

“Financial accounting is primarily concerned with the recording

and reporting of economic data and activites for a business.

Although suchreports provide useful information for managers,

they are the primary reports for owners, creditors, governmental

agencies, and the public.” (2008:1)

8
9

Maksudnya: Akuntansi keuangan ialah pencatatan dan

pelaporan data serta kegiatan ekonomi perusahaan. Walaupun

laporan tersebut menghasilkan informasi yang berguna bagi

manajer, namun hal itu merupakan laporan utama bagi

pemilik(owner), kreditor, lembaga pemerintah dan masyarakat

umum.” (2008:15). Menurut Donald E. Kieso, etal (2008:2) Dalam

bukunya “Akuntansi Intermediate” Akuntansi keuangan ialah

sebuah proses yang berujung pada pembuatan laporan keuangan

berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan untuk dipakai

baik oleh pihak-pihak internal maupun oleh pihak eksternal.”

(2008:2). berkerja sama dengan departemen lainnya untuk

menyatukan pandangan dan langkah-langkah yang harus

ditempuh dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

b. Fungsi Akuntansi Keuangan

Salah satu fungsi utama akuntansi keuangan yaitu untuk

memberikan informasi mengenai keuangan suatu organisasi atau

perusahaan. Dengan laporan yang dibuat, sehingga dapat melihat

keadaan keuangan suatu perusahaan dan perubahan apa saja

yang telah terjadi di dalamnya. Informasi mengenai keuangan

perusahaan sangat dibutuhkan oleh manajemen karena dapat

membantu untuk membuat atau mengambil keputusan, yang

nantinya keputusan tersebut dapat mempengaruhi keadaan

perusahaan.

Beberapa fungsi akuntansi secara umum. Adapun beberapa

fungsi akuntansi secara umum, yang diantaranya sebagai berikut

ini:
10

1. Untuk mengetahui dan menghitung laba maupun rugi yang

telah didapat oleh perusahaan.

2. Untuk memberikan informasi yang dapat berguna bagi

manajemen perusahaan.

3. Dapat membantu untuk menetapkan hak bagi masing-masing

pihak yang memiliki kepentingan dalam suatu perusahaan, baik

itu pihak internal ataupun eksternal.

4. Untuk mengawasi dan mengendalikan berbagai macam

aktivitas yang terjadi pada perusahaan.

5. Dan untuk membantu perusahaan dalam mencapai targetnya

yang senelumnya telah ditentukan.

2. Konsep Asuransi

a. Pengertian Asuransi

Istilah asuransi berasal dari inggris, , yang berarti

pertanggungan. Dalam bahasa belanda, , yang dalam

hukum belanda disebut yang berarti pertanggungan,

yang kemudian memunculkan istilah yang berarti

penanggung, sedangkan greassureerde berarti tertanggung. Istilah

sesungguhnya berasal dari bahasa Latin, yaitu

yang berarti meyakinkan orang. Defenisi asuransi di

Indonesia telah ditetapkan dalam undang-undang No. 2 Tahun

1992 tentang Usaha Perasuransian sebagaimana Pasal 1 ayat (1):

“Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua

pihak atau lebih dengan mana pihak penganggung mengikatkan

diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk


11

memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,

kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan

diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak

pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang

didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang

dipertanggungkan”

Asuransi sebagai suatu persetujuan di mana pihak yang

menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima

sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin

akan diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa

yang belum jelas adanya. Defenisi asuransi juga terhadap pada

KUHD dalam Bab 9 Pasal 246 yang berbunyi:

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana

seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk

memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,

kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang

mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu”

Asuransi merupakan sebuah lembaga yang didirikan untuk

menstabilkan kondisi bisnis dari berbagai resiko yang mungkin

terjadi, dengan harapan pada saat resiko dialihkan kepada pihak

asuransi maka perusahaan menjadi lebih fokus dalam

menjalankan usaha.
12

Pengertian Asuransi menurut Herman Darmawi (2010 : 2) bila

di tinjau dari beberapa pandangan ialah sebagai berikut: Asuransi

dilihat dari pandangan hukum ialah Asuransi atau pertanggungan

adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dimana pihak

tertanggung mengikat diri kepada penanggung, dengan

menerima premi-premi Asuransi untuk memberi penggantian

kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan

keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum

kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung

karena suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberi

pembayaran atas meninggal atau hidupnya seseorang yang

dipertanggungkan.

Sedangkan Asuransi dalam pandangan ekonomi, asuransi

merupakan suatu metode untuk mengurangi resiko dengan jalan

pemindahan dan dan mengkombinasikan resiko. Herman

Darmawi (2006:2) Selanjutnya Asuransi dalam pandangan bisnis,

asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya

menerima/menjual jasa, pemindahan resiko dari pihak lain, dan

memperoleh keuntungan dengan berbagi resiko diantara

sejumlah besar nasabahnya. Selain itu asuransi juga merupakan

lembaga keuangan bukan bank, yang kegiatanya menghimpun

dana (berupa premi) dari nasabah yang kemudian

menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi

perusahaan.

b. Manfaat Asuransi
13

Manfaat-manfaat asuransi yang dikemukakan oleh Herman

Darmawi (2006:4) adalah sebagai berikut:

1. Asuransi sebagai Sumber Dana Investasi Perasuransian adalah

salah satu lembaga keuangan nonbank yang bekerja

menghimpun dana dari masyarakat yang sebenarnya adalah

sumber dana investasi yang diperlukan untuk pembangunan

ekonomi sehingga pembangunan ekonomi bisa dilakukan.

2. Asuransi Dapat Mengurang Kekhawatiran Dengan asuransi,

seseorang bisa lebih merasa terjamin jika suatu saat mereka

mengalami kerugian yang tidak diinginkan. Karena dengan

membayar uang premi, mereka secara otomatis telah terbebas

dari rasa kekhawatiran karena jika mereka mengalami suatu

kerugian, maka kerugian itu akan ditanggung bersama dengan

kelompok yang terlibat didalamnya, jadi bisa dikatakan saling

membantu antar sesama yang termasuk kelompok didalamnya.

3. Asuransi Menjamin Kestabilan Perusahaan Di zaman sekarang

perusahaan-perusahaan sudah menyediakan polis untuk

karyawan-karyawan tertentu dengan cara perusahaan

membayar premi yang telah ditetapkan oleh perusahaan

asuransi secara berangsur ataupun sekaligus. Dengan ini,

kestabilan perusahaan akan lebih terjamin karena adanya

jaminan dari perusahaan asuransi kepada karyawan

perusahaan tersebut.

4. Asuransi Dapat Menyediakan Layanan Profesional Dengan

adanya perkembangan pesat dalam dunia perteknologian, ini

juga berdampak pada layanan yang diberikan oleh perusahaan


14

asuransi sehingga layanan mereka bisa lebih profesional dan

lebih bisa menjalankan operasinya dengan baik dan efisien.

5. Asuransi Membantu Pemeliharaan Kesehatan Dengan adanya

kampanye yang dilakukan perusahaan asuransi jiwa kepada

masyarakat pemegang polis bisa lebih menyadarkan mengenai

pentingnya kesehatan sehingga masyarakat pun akan lebih

memelihara kesehatannya.

6. Asuransi Melindungi Resiko Investasi Dengan adanya jaminan

perlindungan resiko investasi, maka pengusaha-pengusaha

tertentu akan merasa lebih terjamin dan bisa lebih

mengeluarkan ide-ide kreatif dan inovasinya untuk

mengembangkan perusahaanya tanpa takut akan adanya

resiko karena asuransi yang akan menganggungnya.

7. Asuransi Untuk Melengkapi Persyaratan Kredit Dengan

perusahaan mengasuransikan usahanya, maka ini akan lebih

menambah daya tarik untuk kreditor member kreditnya pada

perusahaan ini karena kreditor pun secara langsung ataupun

tidak langsung merasa terjamin karena jika suatu saat terjadi

kerugian yang tidak diinginkan, maka kreditor pun masih

mendapat haknya karena adanya asuransi ini. Kreditor pun akan

lebih memilih perusahaan yang sudah mengasuransikan

usahanya untuk bekerja sama daripada perusahaan yang tidak

mengasuransikan usahanya.

c. Jenis-jenis Asuransi
15

Indonesia banyak sekali jenis-jenis asuransi, berikut jejis-jenis

Perusahaan asuransi menurut H. Abbas Salim (2007:15),

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Asuransi Kebakaran (Fire Insurance)

2)Asuransi Jiwa

3)Asuransi Laut

4)Asuransi Angkutan Udara

5)Asuransi Kendaran Darat.

3. Pendapatan Premi

Pendapatan premi merupakan penghasilan yang diperoleh dari

pihak perusahaan yang tertanggung. Untuk mengetahui lebih lanjut

tentang pendapaan premi, pengertian pendapatan dan pengertian

pendapatan premi:
16

a. Pengertian Pendapatan

Ikatan Akuntan Indonesia dalam standar akuntansi keuangan

(2012:232) yaitu: pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat

ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama

periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas,

yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Defenisi yang diberikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia di atas

menyatakan baahwa pendapatan hanya terdiri dari arus bruto dari

manfaat ekonomi yang di terima oleh itu sendiri. Jumlah

yang di tagih atas nama pihak ketiga seperti pajak pertambahan

nilai, dan pajak penjualan bukan merupakan manfaat ekonomi

yang mengalir ke entitas dan tidak mengakibatkan kenaikan

oleh karena itu, hal tersebut harus dikeluarkan dari pendapatan.

Russel Swanburg (Muh. Hidayat 2018), pendapatan adalah

pemasukan dari penjualan produk dan pelayanan. Ikatan Akuntansi

Indonesia mengemukakan bahwa, “pendapatan adalah

penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan

dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan”. PSAK

No. 23 (R 2009) “pendapatan adalah arus masuk bruto dari

manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas

perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal”.

Pendapatan dalam perusahaan asuransi terdiri dari tiga macam

(PSAK 36.5) yaitu pendapatan yang bersumber dari:

a. Premi kontrak asuransi jagka pendek, di akui sebagai

pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proposi


17

jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Jika periode asuransi

berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, maka premi

di akui sebagai pendapatan selama periode risiko sesuai

dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan.

b. Premi kontrak selain kontrak jangka pendek, premi kontrak

selain kontrak jangka pendek di akui sebagai pendapatan saat

jatuh tempo dari pemegang polis. Kewajiban untu biaya yang di

harapkan timbul sehubungan dengan kontrak tersebut diakui

selama periode sekarang dan periode diakuinya kontrak. Nilai

sekarang manfaat polis masa depan yang di bayar

kepada pemegang polis atau wakilnya dikurangi dengan nilai

sekarang estimasi premi masa depan yang akan diterima dari

pemegang polis (lLiabilitas manfaat polis masa depan) di akui

pada saat pendapatan premi di akui.

c. Pendapatan lain komisi dan komisi keuntungan

diakui sebagai pendapatan lain.

b. Pengertian Premi Asuransi

Subagyo (2007:84) – Muh. Hidayat (2018) mendefinisikan

premi asuransi adalah sebagai uang yang dibayarkan oleh

tertanggung kepada perusahaan asuransi yang dapat ditentukan

dengan cara tertentu. Dengan demikian premi asuransi akan

merupakan imbalan jasa atas pengalihan risiko para penanggung.

dengan demikian premi asuransi akan merupakan imbalan jasa

atas jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung

dengan menyediakan sejumlah uang ( terhadap risiko hari

tua atau kematian.


18

c. Pengertian Pendapatan Premi

Pendapatan premi merupakan unsur yang paling penting dalam

sebuah perusahaan. Karena pendapatan akan dapat menentukan

maju mundurnya suatu suatu perusahaan. Oleh karena itu

perusahaan harus semaksimal mungin untuk memperoleh

pendapatan yang memuaskan dan diharapkan dapat

menggunakan segala sumber yang ada dalam perusahaan

dengan efisien mungkin.

Menurut buku Ikatan Akuntansi indonesia “pendapatan premi

adalah premi yang diperoleh sesuai dengan kontrak asuransi

diakui sebagaipendapatan selama periode polis (kontrak

berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan). Pendapatan

perusahaan asuransi sebagian besar diperoleh melalui premi

asuransi dan pendapatan premi asuransi diperoleh penjualan

produk dan jasa asuransi ke tertanggung.

Setiap perusahaan dalam operasionalnya sehari-hari akan

berusaha untuk dapat meningkatkan jumlah penerimaan kas yang

masuk dan meminimalisasi biaya operasional yang harus

dikeluarkan. Selain itu, dalam transaksi asuransi berlaku istilah “

jadi apabila premi belum dibayar lunas

maka penanggung belum terikat dalam transaksi untuk membayar

ganti rugi kalau timbul risiko. Premi ini biasanya ditetapkan sekian

persen dari jumlah yang dipertanggungkan.

Premi merupakan pendapatan perusahaan Asuransi sebagai

sumber pendapatan. Premi merupakan salah satu faktor yang

penting yang dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan

asuransi. Perusahaan harus dapat memperhitungkan seberapa


19

jauh ia dapat menawarkan jasanya dengan premi, premi yang

wajar atau lebih rendah dari perusahaan yang lain. Penerimaan

premi bagi perusahaan asuransi merupakan hal yang penting

dalam kegiatan usahanya, semakin banyak polis asuransi yang

terjual kepada nasabah maka pendapatan premi asuransi yang

akan diperoleh perusahaan asuransi akan semakin meningkat.

Premi bruto merupakan premi yang diperoleh dari tertanggung,

agen, broker, maupun dari perusahaan lain dan perusahaan

reasuransi. Premi bruto yang berasal dari pertanggungan langsung

( ) dinamakan premi langsung. Sedangkan premi

yang berasal dari pertanggungan tidak langsung (

) yaitu premi yang diterima dari perusahaan asuransi lain

atau reasuransi dinamakan premi tidak langsung (Sabrina, 2013).

Kimizzi dan Agus (2011) premi neto adalah premi bruto setelah

dikurangi premi reasuransi, setelah premi reasuransi bayar di

kurangi komisinya (premi retensi sendiri). makin besar pendapatan

premi neto dan makin terkendali besarnya beban klaim neto akan

menghasilkan yang berarti menunjukan

keberhasilan perusahaan dalam mengelola risiko yang diterimanya

dari tertanggung.

d. Metode perhitungan pendapatan premi

Di dalam PSAK 62 (Revisi 2010) pengungkapan berikut harus

disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Adapun ukuran

dari variabel ini adalah sebagai berikut:

Rasio pendapatan premi = premi bruto-premi

reasuransi-kenaikan cadangan premi

Keterangan:
20

Pendapatan premi = pendapatan yang diperoleh dari aktivitas

perusahaan asuransi

Premi bruto = premi yang diperoleh dari tertanggung,

agen, broker maupun dari perusahaan asuransi

lain dan perusahaan reasuransi

Premi reasuansi = bagian dari premi bruto yang di keluarkan

atau merupakan kewajiban

berdasarkan treaty maupun non treaty

Premi yang belum merupakan pendapatan = selisih dari premi

yang belum merupakan pendapatan

periode berjalan dan periode lalu.

4. Hasil

a. Pengertian

Herman Darmawi (Melan Octavia 2017) Underwritng adalah

penilaian dan penggolongan tingkat resiko yang dimiliki oleh

seseorang atau sekelompok calon peserta dalam pengajuan

asuransi juga pengambilan keputusan untuk menerima atau

menolak resiko tersebut. berasal dari kata underwrite

yang menurut John M. Echlos dan Hasan Shaolity (2000) dalam

kamus Inggris Indonesia, underwrite mempunyai makna:

mempertanggungkan, mengasuransikan, menanggung

Secara umum dapat dikatakan sebagai kegiatan pengalihan

tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak lainnya, yaitu pihak

asuransi yang kemudian bertanggung jawab secara hukum bila

terjadi kerugian tertentu. yang bisa disebut juga

dengan risk selection, adalah suatu fungsi manajemen resiko

asuransi yang bertugas atas seleksi dan klasifikasi resiko yang


21

dimiliki oleh tertanggung perorangan maupun kumpulan. Dengan

kata lain, berfungsi untuk menilai tingkat resiko yang

dimiliki seorang calon nasabah, baik perorangan maupun

kumpulan, serta memberi keputusan yang berhubungan dengan

pertanggungan atas resiko tersebut.

Sedangkan orang yang mengevaluasi berbagai resiko serta

menentukan diterima atau tidaknya surat permohonan asuransi

disebut

b. Hasil dan Komponennya

merupakan laba/ rugi dari aktivitas utama

asuransi yang didapat dari selisih pendapatan premi dan beban

(beban klaim dan beban komisi). Hasil g ini

merupakan salah satu variabel pembentuk laba bersih dan juga

digunakan untuk investasi. Satria Sulastria, Novi S. Budiarso (2017)

menyatakan bahwa rincian hasil adalah sebagai

berikut: “Rincian hasil merupakan laporan penunjang

ikhtisar laba/ rugi. Komponen hasil adalah

pendapatan premi, beban klaim dan komisi.”

Hasil merupakan selisih antara pendapatan premi

dengan beban klaim dan beban komisi serta beban

lainnya. mengukur perbandingan antara hasil

dengan pendapatan premi. Rasio ini menunjukkan

tingkat hasil yang dapat diperoleh serta dapat

mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan dari usaha utamanya, yaitu asuransi kerugian.

Ludovicus Sensi W (2006:172) Pengertian underwriting ratio

sebagai berikut: “ adalah salah satu rasio


22

keuangan asuransi berdasarkan yang dapat

digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari usaha murni

asuransi. Peningkatan keuntungan usaha murni tersebut sebagai

usaha utama perusahaan dalam meningkatkan laba perusahaan

dengan arah yang sama.

(Tingkat hasil ) ini dapat diukur

dengan rumus:
= Hasil

c. Proses

Untuk melakukan proses underwriting yang efektif, underwriter

harus mengumpulkan data sebanyak mungkin informasi tentang

pokok- pokok asuransi dalam batas-batas waktu dan biaya

memperoleh data tambahan. sendiri menurut

Herman Darmawi ((Melan Octavia 2017)) meliputi beberapa

tahapan diantaranya:

5. Laba

a. Pengertian laba

Harahap (2015:112) laba adalah sebagai jumlah yang berasal

dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan kerugian

dari penghasilan atau penghasilan operasi. Sedangkan menurut

Lumbantoruan dan Magdalena (2011:236) bahwa “laba atau profit,

adalah selisih antara pendapatan dan biaya”. Laba bersih yang

diperoleh oleh perusahaan menjadi salah satu faktor yang dilihat

oleh investor dipasar modal untuk menentukan pilihannya dalam

menanamkan investasi sahamnya. Berdasarkan defenisi dapat


23

disimpulkan bahwa laba merupakan penghasilan perusahaan yang

diukur berdasarkan selisih total pendapatan dan biaya.


24

b. Jenis - Jenis Laba

Ansar (2017), untuk keperluan analisis keuangan, biasanya laba

dihitung secara bertingkat, sehingga ada beberapa macam laba

yaitu:

1) Laba kotor atau Gross Profit, yaitu selisish antara pendapatan

harga pokok penjualan. Tingkat laba kotor yang tinggi

menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai posisi kuat

dalam persaingan harga. Dalam keadaan resesi, perusahaan

mempunyai “pengaman” yang kuat. Sebaliknya, tingkat

fleksibilitas perusahaan dalam menghadapi penurunan

permintaan atas peningkatan persaingan. Tetapi tinggi

rendahnya tingkat laba kotor ini harus juga dinilai dengan

pertimbangan kebijakan harga yang dianut perusahaan dalam

rangka meningkatkan pangsa pasar.

2) Laba operasi atau Operation Frofit, adalah selisih antara laba

kotor dengan biaya-biaya operasi yang terdiri atas biaya

penjualan, serta biaya umum dan administrasi. Tingkat laba

operasi merupakan perbandingan antara laba operasi dan

penjuaan bersih. Dalam laba operasi, belum dihitung biaya

bunga dan pajak, karena biaya bunga ditentukan oleh besarnya

utang utang perusahaan (bukan keputusan operasional

melainkan financial), sehingga besarnya pajak ditentukan oleh

golongan pajak perusahaan (yang berbeda-beda menurut

besarnya laba yang dicapai). Tingkat laba operasi merupakan

ukuran yang tepat untuk menilai efesiensi manajemen.

Perusahaan yang laba operasinya tinggi dapat nilai sebagai

perusahaan yang kuat dan menguntungkan.


25

3) Laba bersih atau net profit, adalah operasi setelah ditambah

dengan pendapatan lain-lain serta dikurangibiaya yang lain-lain.

Pendapatn lain-lain adalah pendapatan normal perusahaan.

Laba bersih, setelah dikurang dengan pajak penghasilan

disebut laba bersih setalah pajak (net profit aftertax). Tingkat

laba bersih kurang menggambarkan prestasi manajemen

dibandingkan dengan tingkat laba operasi, karena sudah

memasukkan unsur-unsur luar kekuasaan manajemen, seperti

bunga dan pajak.

4) Laba ditahan atau retained earning,merupakan laba yang tidak

dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang tidak

dibagikan ini di invesasikan kembali ke perusahaan sebagai

sumber dana internal. Laba ditahan dalam penyajiannya di

neraca menambah total laba yang disetor karena yang ditahan

ini milik pemegang saham yang berupa keuntungan tidak

dibagikan, maka ini juga akan menambah ekuitas pemilik

saham neraca.

5) Laba per saham adalah laba per saham yang diperoleh setelah

pajak tidak dibagikan dengan jumlah saham yang beredar.

Dengan demikian earning per share akan meningkat apabila

perolehan laba pajak (EAT) meningkat, dengan asusmsi jumlah

saham tetap

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba Di dalam memperoleh

laba diharapkan perusahaan perlu melakukan suatu pertimbangan

khusus dalam memperhitungkan laba yang akan diharapkan

dengan memperhatikan faktor-faktor yang memperngaruhi laba


26

tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi laba menurut Mulyadi

(2010:513) yaitu:

a. Biaya

Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu

produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang

bersangkutan.

b. Harga Jual

Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya

volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.

c. Volume Penjualan dan Produksi Besarnya

Volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi

produk atau jasa tersebut, sedangkan volume produksi akan

mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.

B. Penelitian terdahulu
Dalam rangka penentuan fokus penelitian, peneliti telah

membandingkan dengan penelitian terdahulu guna mendukung materi

yang akan dibahas, terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang

membahas masalah yang hampir serupa, adapun penelitan tersebut

yaitu:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Nama, Tahun dan Variable Populasi sampel


No Hasil penelitian
Judul Penelitian Penelitian dan alat analisis

1. Ida Ayu Ita Permata 1. Pendapatan 1. Seluruh 1. Pendapatan

Sastri, Edy Sujana & premi Perusahaan Premi


27

Nama, Tahun dan Variable Populasi sampel


No Hasil penelitian
Judul Penelitian Penelitian dan alat analisis

Ni Kadek Sirnawati 2. Hasil Asuransi yang Berpengaruh

dkk. (2017) underwriting terdaftar di BEI Positif

Pengaruh 3. Hasil investasi Sejak Tahun 2011- DanSignifikan

pendapatan premi, 4. Risk based 2015. Terhadap laba.

hasil underwriting, capital 2. Sampel 2. Hasil

hasil investasi dan 5. Laba Menggunakan Berpengaruh

riskbased capital Metode PositifDan

terhadap laba Purposive Signifikan

perusahaan Sampling Dengan Terhadap laba

asuransi yang 10 Perusahaan 3. Hasil invstasi

terdaftar di BEI Terpilih. berpengaruh

3. Analisis regresi positif signifikan

Linier Berganda. terhadap laba

4. Risk based capital

berpengaruh

positif signifikan

terhadap laba

2. Husnul Khotima 1. Premi 1. Laporan Berdasarkan analisis

(2014) 2. Klaim keuangan regresi linear

Pengaruh premi, 3. Hasil investasi Perusahaan berganda di dapat

klaim hasil investasi 4. Hasil Asuransi syariah dari nilai R square

dan 2. Pt. Asuransi sebesar 0,975

terhadap laba 5. Laba sinarmas cabang (97,5%) yang berarti

perusahaan syariah (individu) bahwa variabel premi


28

Nama, Tahun dan Variable Populasi sampel


No Hasil penelitian
Judul Penelitian Penelitian dan alat analisis

asuransi syariah 3. Analisis Linier klaim, hasil investasi

Berganda. dan underwriting

memiliki pengaruh

signifikan secara

nyata terhadap laba

3. Grace Andyra 1. Risk based 1. Laporan Hasil menunjukan

Simatupang (2017) capital keuangan bahwa ketiga

Analisis riskbased 2. perusahaan variabel independen

capital, rasio asuransi jiwa yaitu pendapatan

underwriting, return 3. Return on 2013-2015 premi, ratio

on investmen, dan investmen 2. Sampel dan

peningkatan 4. Pendapatan Menggunakan (RBC) berpengaruh

pendapatan premi premi Metode positif & tidak

terhadap laba 5. Laba Purposive signifikan terhadap

perusahaan Sampling Laba

asuransi jiwa. Dengan 10

Perusahaan

Terpilih.

3. Metode

kuantitatif

regresi linear

berganda

Yuningsih Nani 1. pendapatan 1. Laporan Pendapatan premi


29

Nama, Tahun dan Variable Populasi sampel


No Hasil penelitian
Judul Penelitian Penelitian dan alat analisis

4. (2004) premi keuangan berpengaruh positif

Pengaruh 2. profitabilitas perusahaan tdiak signifikan di

pendapatan premi asuransi tahun 1997-2003

Asuransi jiwa jiwasraya

terhadap tingkat 1997-2003

Profitabilitas pada 2. Analisis ini

PT. Asuransi menggunakan

Jiwasraya (persero) metode

deskriptif
30

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konseptual

Pendapatan premi menurut buku Ikatan Akuntansi Indonesia

“pendapatan premi adalah premi yang di peroleh sesuai dengan kontrak

asuransi di akui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak

berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang di berikan).

Herman Darmawi (Melan Octavia 2017) Underwritng adalah penilaian

dan penggolongan tingkat resiko yang dimiliki oleh seseorang atau

sekelompok calon peserta dalam pengajuan asuransi juga pengambilan

keputusan untuk menerima atau menolak resiko tersebut. Harahap

(2015:112) laba adalah sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan

harga pokok produksi, biaya lain,dan kerugian dari penghasilan atau

penghasilan operasi.

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapat di gambarkan

kerangka konseptual dalam penelitian ini, hasilnya dapat di lihat pada

gambar di bawah ini:

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


Proksi:
Rasio pendapatan premi =
Muh Hidayat (2018)

Pendapatan
Premi Laba Proksi :
ROE=Laba bersih
Ekuitas
Hasil Khusnul Khotimah
Underwriting

Proksi :
= Hasil

Pendapatan
31

Ludovicus Sensi W (2006:172)

B. Hipotesis

Berdasarkan gambar kerangka konseptual di atas, maka hipotesis

dalam penelitian ini yaitu:

1: Pendapatan Premi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Laba pada perusahaan Asuransi yang terdaftar di BEI

2: Hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Laba pada perusahaan Asuransi yang terdaftar di BEI


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian Berdasarkan jenisnya, penelitian ini tergolong dalam

pendekatan kuantiitatif yang menggunakan angka–angka sebagai

data penelitian, pendekatan dalam penelitian ini adalah pedekatan

(pengamatan sesaat) atau penelitian dengan

melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau

sekali waktu Hidayat, (2007) dalam Kusumowardani, (2014).

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Galeri Investasi Bursa Efek Stiem

Bongaya (idx.co.id) Sedangkan jangka waktu penelitian ini

diperkirakan membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan yaitu

(Februari-April 2021).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan

asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun

2017-2020 pada sektor asuransi yaitu sebanyak 14 perusahaan.

2. Sampel

Sedangkan penentuan sampel pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan teknik , yaitu metode

pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan

tujuan penelitian, dimana sampel digunakan apabila memenuhi

kriteria.

32
33
34

Adapun kriteria yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada perusahaan asuransi yang listing

di BEI pada tahun 2017-2020.

2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan di

Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut selama

tahun pengamatan pada tahun 2017-2020.

Berdasarkan kriteria – kriteria di atas di peroleh sampel

sebanyak 8 Perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI antara lain:

1. (ABDA) Asuransi Bina Data Arta, Tbk


2. (ASBI) Asuransi Bintang, Tbk
3. (ASDM) Asuransi Dayin Mitra, Tbk
4. (ASJT) Asuransi Jasa Tania, Tbk
5. (ASRM) Asuransi Ramayana, Tbk
6. (LPGI) Lippo General Insurance, Tbk
7. (ASMI) Asuransi Mitra Mapanya, Tbk
D. Metode pengumpulan data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data kuantitatif

yaitu data yang dapat dapat diartikan sebagai metode penelitan

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atas sampel tertentu, teknik pengambilan

sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatifstatistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah disiapkan (sugiyono 2013:13).

2. Sumber Data

34
35

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder

yang di peroleh dari media elektronik. Penggunaan data sekunder

memerlukan jaminan tidak adanya manipulasi data yang dapat

mempengaruhi hasil penelitan. Data yang gunakan dalam

penelitian ini berasal dari laporan keuangan asuransi yang terdaftar

di bei selama periode 2017 – 2020 yang diakses melalui situs

bursa efek Indonesia.

3. Teknik Pengumplan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk

memperoleh data penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian

ini dilakukan dengan metode dokumentasi terhadap laporan

keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dan memenuhi kriteria pengambilan sampel. Cara yang

dilakukan yaitu dengan mengumpulkan laporan keuangan tahunan

perusahaan yang diperoleh melalui www.idx.co.id.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan ukuran pendapatan

premi dan hasil sebagai variabel independen, selanjutnya

Laba sabagai variabel dependen. Adapun definisi dan pengukuran

variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Pendapatan Premi
Russel Swanburg (Muh. Hidayat 2018), pendapatan adalah

pemasukan dari penjualan produk dan pelayanan. Ikatan

Akuntansi Indonesia mengemukakan bahwa, “pendapatan

adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang


36

biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti

penjualan”.

Di dalam PSAK 62 (Revisi 2010) pengungkapan berikut

harus disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Adapun

ukuran dari variabel ini adalah sebagai berikut:

Rasio pendapatan premi = premi bruto-premi

reasuransi-kenaikan cadangan premi

Keterangan:

Pendapatan premi = pendapatan yang diperoleh dari aktivitas

perusahaan asuransi

Premi bruto = premi yang diperoleh dari tertanggung,

agen, broker maupun dari perusahaan asuransi lain dan

perusahaan reasuransi

Premi reasuansi = bagian dari premi bruto yang di keluarkan

atau merupakan kewajiban berdasarkan treaty maupun non

treaty

Premi yang belum merupakan pendapatan = selisih dari premi

yang belum merupakan pendapatan periode berjalan dan

periode lalu.

b. Hasil

merupakan laba/rugi dari aktivitas utama

asuransi yang didapat dari selisih pendapatan premi dan beban

(beban klaim dan beban komisi). Hasil


37

g ini merupakan salah satu variabel pembentuk laba

bersih dan juga digunakan untuk investasi.

Ludovicus Sensi W (2006:172) Pengertian underwriting ratio

sebagai berikut.

“ adalah salah satu rasio keuangan

asuransi berdasarkan yang dapat

digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari usaha

murni asuransi. Peningkatan keuntungan usaha murni tersebut

sebagai usaha utama perusahaan dalam meningkatkan laba

perusahaan dengan arah yang sama.”

(Tingkat hasil ) ini dapat

diukur dengan rumus:

(Tingkat hasil ) ini dapat diukur

dengan rumus:

= Hasil

c. Laba

Harahap (2015:112) laba adalah sebagai jumlah yang

berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan

kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi.

Sedangkan menurut

Lumbantoruan dan Magdalena (2011:236) bahwa “laba atau

profit, adalah selisih antara pendapatan dan biaya”. Laba

bersih yang diperoleh oleh perusahaan menjadi salah satu


38

faktor yang dilihat oleh investor dipasar modal untuk

menentukan pilihannya dalam menanamkan investasi

sahamnya. Berdasarkan defenisi dapat disimpulkan bahwa

laba merupakan penghasilan perusahaan yang diukur

berdasarkan selisih total pendapatan dan biaya. laba yaitu

merupakan pendapatan murni dari suatu perusaan atau jasa,

yang di dapatkan dari jumlah selisih pendapatan dan biaya

lain-lain.

Tabel 3.1
Pengukuran Variabel
Variabel Proksi Skala

Premi bruto - premi reasuransi - cadangan Rasio


Pendapatan Premi
kenaikan premi

Ratio Underwriting= Hasil Underwriting Rasio


Hasil
Pendapatan Premi

ROE = Laba bersih Rasio


Laba

Ekuitas

F. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengkaji Apakah model regresi

benar – benar menunjukkan hubungan yang signifkkan dan

representative. Ada dua pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu:

1. Uji Normalitas
39

Asumsi ini dilakukan apakah dalam model regresi yang di

analisis mempunyai variabel gangguan (distrububenceeror)

berdistribusi normal atau tidak dalam penelitian ini, pengujian

normalitas distribusi data populasi dilakukan dengan

menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov atau disebut sebagai

uji K-S yang tersedia dalam program SPSS. Kriteria yang

digunakan adalah apabila Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari

tingkat alpha yang di tetapkan (0,05) maka dapat dinyatakan

bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi.

2. Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2016;103) pengujian multikolinearitas

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen). Multikolinieritas dapat

juga dilihat dari VIF 32 (Variance Inflation Factor), jika VIF < 10

(sepuluh) artinya tidak terjadi multikolinieritas terhadap data yang di

uji sedangkan jika VIF > 10 (sepuluh) maka artinya terjadi

Multikolinieritas terhadap data yang di uji.

3. Uji Heterokedastitas
Menurut Ghozali (2016;104) uji heterokedastisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap

maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang


40

homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar

pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas yakni:

a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka kesimpulannya adalah

tidak terjadi Heteroskedastisitas.

b. Jika nilai signifikan < 0,05 maka kesimpulannya adalah

terjadi Heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota sampel

yang diurutkan berdasarkan waktu. Masalah autokorelasi akan

muncul bila data sesudahnya merupakan fungsi dari data

sebelumnya, atau data sesudahnya memiliki korelasi yang tinggi

dengan data sebelumnya pada data runtut waktu dan besaran

data sangat tergantung pada tempat data tersebut terjadi. Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Jika

terjadi pelanggaran ini, maka hasil olah data yang dihasilkan akan

bias dan tidak akurat. Salah satu cara untuk melihat adanya

autokorelasi adalah dengan Run Test. Run test sebagai bagian dari

statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji

apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar

residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dapat dikatakan

bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan

untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau

tidak (sistematis).

G. Metode Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif


41

Analisis deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan atau

memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data

sampel atau populasi. Statistik deskriptif terdiri dari nilai minimum,

nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari

nilai variabel penelitian

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik infrensial mendeskripsikan data sampel dan

hasilnya akan digenerakisasikan (diinferensialkan) untuk populasi

dimana sampel diambil. Secara umum analisis ini digunakan untuk

menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen (variabel X)

terhadap variabel dependen (variabel Y) dengan skala pengukuran

interval atau rasio dalam suatu persamaan linier. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (X1),

profitabilitas (X2 ), sedangkan variabel dependen adalah struktur

modal (Y) sehingga persamaan regresi bergandanya adalah:

Y= α + β1X1 + β2X2 + e
Dimana:
Y = Laba
X1 = Pendapatan Premi
X2 = Hasil
α = Konstanta
β1−β2 = Koefisien regresi dari tiap-tiap variabel independen
ε = Variabel residual

H. Uji Hipotesis

1. Uji Simultan (Uji f)


42

Uji simultan digunakan untuk mengetahui kelayakan model

regresi linear berganda sebagai alat analisis yang menguji

epengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pada

dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-34 sama terhadap variable dependen/terikat.

Pada pengujian ini juga menggunakan tingkat signifikansi < α =

0,05 Prosedur uji-F ini adalah sebagai berikut:

a. Jika F-hitung > F-tabel: maka model regresi dinyatakan

dikatakan layak atau < α = 0,05, maka model ini sesuai

(fit).

b. Jika F-hitung < F-tabel: maka model regresi dinyatakan

dikatakan tidak layak atau > α = 0,05, maka model

dinyatakan tidak sesuai (fit).

2. Uji Koefisien Determinasi R2

Menurut Ghozali (2016: 87) bertujuan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variabel

variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis koefisien

determinasi dilihat dari besarnya nilai R Square (R2), untuk

mengetahui seberapa jauh variabel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen. Nilai R2 mempunyai interval 0 sampai

1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika R2 bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel

bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi 35 variabel dependen. Sedangkan

jika R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam


43

menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Pengujian

Koefisien determinasi dilakukan dengan mengalikan nilai koefisien

korelasi dengan nilai koefisien standardisasi (Beta) sehingga dapat

diketahui besaran pengaruh (kontribusi) masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen.

3. Uji Parsial (Uji t)

Pengujian koefisien secara parsial adalah untuk menunjukkan

seberapa pengaruh satu variabel independen terhadap variabel

dependen dengan menganggap variabel independen lainnya

konstan (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui nilai t statistik tabel

ditentukan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan yaitu

df = (n-k-1), dimana n = jumlah observasi dan k = jumlah variabel.

Dasar pengambilan keputusan dalam penelitian ini yaitu

berdasarkan pada nilai:

a) t-hit > t-tabel: maka H0 ditolak dan Ha diterima, hipotesis

penelitian diterima.

b) t-hit < t-tabel: maka H0 diterima dan Ha di tolak, hipotesis

penelitian ditolak.

I. Rancangan Penelitian
Tabel 4.1 Rancangan penelitian

N Uraian Kegiatan Bulan Ke


O Penelitian 1 2 3 4 5 6
1 Penyusunan Proposal
2 Seminar Proposal
3 Pengambilan Data
Analisis dan
4
Pengolahan Data
44

5 Skirpsi (Ujian Meja)


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia

merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman

kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia.Pasar

modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk

kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,

perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti

yang diharapkan, bahkan pada bebe rapa periode kegiatan pasar

modal mengalami kevakuman.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang

dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial

kepada pemerintah Republik Indo nesia, dan berbagai kondisi yang

menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana

mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar

modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal

mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan

regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

40
41

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di

Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

1) Desember 1912, Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia

oleh Pemerintah Hindia Belanda.

2) 1914 – 1918, Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.

3) 1925 – 1942, Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.

4) Awal 1939, Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang

dan Surabaya ditutup.

5) 1942 – 1952, Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang

Dunia II.

6) 1956, Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efeksemakin

tidak aktif.

7) 1956 – 1977, Perdagangan di Bursa Efek vakum.

8) 10 Agustus 1977, Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden

Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar

Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go

public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

9) 1977 – 1987, Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten

hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen

perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

10) 1987, Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)

yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan

Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di

Indonesia.
42

11) 1988 – 1990, Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal

diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat

meningkat.
42

12) 2 Juni 1988, Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),

sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

13) Desember 1988, Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88

(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go

public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan

pasar modal.

14) 16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek

Surabaya.

15) 13 Juli 1992, Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadiBadan

Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

16) 22 Mei 1995, Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan

dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

17) 10 November 1995, Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No.

8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai

diberlakukan mulai Januari 1996.

18) 1995, Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

19) 20 Juli 2000, Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scriplesstrading)

mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

20)28 Maret 2002, BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak

jauh (remote trading).

21) 09 September 2002, Penyelesaian Transaksi T+4 menjadi T+3

22) 06 Oktober 2004, Perilisan Stock Option.

23) 30 November 2007, Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke

Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek

Indonesia (BEI).
44

24) 08 Oktober 2008, Pemberlakuan Suspensi Perdagangan.

25) 02 Maret 2009, Peluncuran Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek

Indonesia: JATS-NextG.
43

26) Januari 2012, Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan.

27) Desember 2012, Pembentukan Securities Investor Protection Fund

(SIPF).

28) 2012, Peluncuran Prinsip Syariah dan Mekanisme Perdagangan

Syariah.

29) 02 Januari 2013, Pembaruan Jam Perdagangan.

30) 06 Januari 2014, Penyesuaian kembali Lot Size dan Tick Price.

31) 12 November 2015, Launching Kampanye Yuk Nabung Saham.

32) 2015, Tahun diresmikannya IDX Channel. Selain itu di tahun 2015 juga

merupakan tahun perilisan LQ-45 Index Futures.

33) 02 Mei 2016, Penyesuaian Kembali Tick Size.

34) 2016, Penyesuaian kembali batas Autorejection. Selain itu, pada tahun

2016, BEI ikut menyukseskan kegiatan Amnesty Pajak serta

diresmikannya Go Public Information Center.

35) 06 Februari, 2017, Relaksasi Marjin.

36) 2017, Tahun peresmian IDX Incubator dan Indonesia Securities Fund.

37) 07 Mei 2018, Pembaruan Sistem Perdagangan dan New DataCenter.

38) 26 November 2018, Launching Penyelesaian Transaksi T+2 (T+2

Settlement).

39) 27 Desember 2018, Penambahan Tampilan Informasi Notasi Khusus

pada kode Perusahaan Tercatat.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini uji Normalitas dilakukan dengan uji statistik

. Dasar pengambilan keputusan dalam uji


45

statistik kriteria yang digunakan adalah apabila

Asymp Sig (2-


44

tailed) lebih besar dari tingkat alpha yang ditetapkan (0,05) maka

dapat dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.

Tabel 5.1 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Predicted Value

N 30

Normal Parametersa,b Mean .3314667

Std. Deviation .22452481

Most Extreme Differences Absolute .066

Positive .066

Negative -.064

Test Statistic .066

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: SPSS 23, data diolah 2022

Berdasarkan tabel 5.1 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

adalah sebesar 0,200. Hal ini memenuhi persyaratan data berdistribusi

normal, yakni nilai sig > 0,05 atau 0,200> 0,05. Sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolonieritas
45

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variable bebas (independent). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable bebas

(tidak terjadi multikolinearitas). Jika variabel bebas saling berkorelasi,

maka variabel – variabel ini tidak orthogonal yaitu variabel bebas yang

nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Dasar

pengambilan keputusan pada uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan

dua cara yakni:

1) Melihat nilai Tolerance: jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 maka

artinya tidak terjadi multikolinearitas terhadap data yang diuji. Jika nilai

Tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya terjadi multiolnearitas

terhadap data yng diuji.

2) Melihat nilai VIF ( ) jika nilai VIF lebih kecil dari

10,00 maka artinya tidak terjadi multikolinearitas terhadap data yang diuji.

Jika nilai VIF lebih besar dari 10,00 maka artinya terjadi multikolinearitas

terhadap data yang diuji.

Tabel 5.2 Uji Multikoliniearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

LN_ PENDAPATAN
PREMI .136 7.356

LN_HASIL
.136 7.356
UNDERWRITING

a. Dependent Variable: Laba

Sumber: SPSS 23, data diolah 2022


46

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai VIF untuk variabel

Pendapatan Premi sebesar 7,356, variabel Hasil Underwriting sebesar 7,356.

kedua nilai VIF<10 yang berarti bahwa model regresi tidak mengandung

multikolinearitas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model yang digunakan adalah model atau metode

glejser dengan dasar pengambilan keputusan membandingkan nilai sig

variabel independen dengan tingkat kepercayaan (α = 0,05). Apabila nilai sig

lebih besar dari nilai α (sig > α) maka dapat disimpulkan bahwa dalam model

regresi ini tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

Tabel 5.3 Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .295 .318 .928 .362

LN_PENDAPATA
.143 .093 .760 1.536 .136
N PREMI

LN_HASIL
-.151 .086 -.862 -1.744 .092
UNDERWRITING

a. Dependent Variable: RES_2 Sum

ber: SPSS 23, data diolah 2022


47

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui nilai signifikansi variabel

Pendapatan Premi sebesar 0,136 dan Hasil Underwriting sebesar 0,92.

Diketahui bahwa variabel tersebut lebih besar dari 0,05.

d.Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi menurut (Ghozali, 2011) dilakukan dengan tujuan

untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model regresi,

pada model ini akan digunakan uji Durbin-Watson (DW- Test). Model

regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.

Berdasarkan pada tabel 5.4, Nilai Durbin Watson sebesar 1,113,

pembanding menggunakan nilai signifikan 5% (0,05), jumlah sampel 30

Tabel 5.4 Uji Autokorelasi

(n) dan jumlah variabel independen 2(k=2), maka pada tabel Durbin Watson

akan dapat dinilai DL sebesar 1,283 dan nilai DU sebesar 1,566, karena

nilai DW 1,113 lebih dari nol dan kurang dari batas bawah atau lower

bound sebesar 1,283 (0<DW<DL), maka dapat disimpulkan bahwa tidak

ada autokolerasi positif. 0<1,113<1,283).

sumber: SPSS 23, data diolah 2022


48

Model Summaryb

Std.
Adjusted Error of
R R the
Model R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .537a .288 .235 .365890 1.113

a. Predictors: (Constant), LN_HASIL UNDERWRITING,


LN_PENDAPATAN PREMI
b. Dependent Variable: Laba
B. Pembahasan

1. Analisis Penelitian Data

a. Analisis Statistik Inferensial. Analisis statistik inferensial adalah

teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan

hasilnya diberlakukan untuk populasi, statistik ini akan cocok

digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik

pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random

(Ghozali, 2016:170).

b. Analisis Regresi Linear Berganda

Persamaan garis regresi adalah merupakan model hubungan

antara dua variabel atau lebih, yaitu antara variabel terikat

(dependent variable) dengan variabel bebasnya (independent

variable). Penelitian ini menjelaskan hubungan antara satu variabel

terikat yaitu laba dengan beberapa variabel bebas diantaranya:

pendapatan premi dan hasil underwriting pada tahun 2017-2020.

Coefficientsa
Standar
dized
Unstandardized Coeffici
Model Coefficients ents t Sig.
49

Tabel 5.5 Uji Std.


B Error Beta
Regresi 1 (Constant) -.633 .507 -1.249 .223
Linear LN_PENDA
PATAN .481 .148 1.433 3.254 .003
Berganda PREMI
LN_HASIL
Sumbe UNDERWR -.387 .138 -1.239 -2.814 .009
ITING
r: SPSS 23,
a. Dependent Variable: LABA
data diolah 2022

Berdasarkan tabel 5.5, maka model persamaan regresi yang diperoleh

adalah:

Y = -1,249 + 3,254X1 - 2,814X2 + ɛ

Persamaan model regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta bernilai sebesar -1,249 hal ini menunjukkan

bahwa apabila variabel Pendapatan Premi, dan Hasil

Underwriting dianggap konstan (0), maka jumlah laba adalah

sebesar -1,249.

2. Koefisien regresi variabel Pendapatan Premi positif sebesar

3,254. Hal ini berarti bahwa apabila pendapatan premi

mengalami kenaikan 1% dengan catatan variabel Hasil

Underwriting dianggap konstan, maka akan meningkatkan nilai

Laba sebesar 3,254.

3. oefisien regresi variabel Hasil Underwriting negatif sebesar 2,814.

Hal ini berarti bahwa apabila Hasil Underwriting mengalami

kenaikan 1% dengan catatan variabel Pendapatan Premi

dianggap konstan, maka nilai Laba akan turun sebesar 2,814.

1. Hasil Pengujian Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji t)


50

Pengujian koefisien secara parsial adalah untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap

variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya

konstan (Ghozali, 2011).

Untuk mengetahui nilai t statistik table ditentukan tingkat

signifikansi 5% dengan derajat kebebasan yaitu df = (n-k-1),

dimana n = jumlah observasi dan k = jumlah variabel.

Dasar pengambilan keputusan dalam penelitian ini yaitu

berdasarkan pada nilai:

a) t-hit > t-tabel: maka H0 ditolak dan Ha diterima, hipotesis

penelitian diterima.

b) t-hit < t-tabel: maka H0 diterima dan Ha di tolak, hipotesis

penelitian ditolak.

Tabel 5.6 Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients

Std.
Model B Error Beta T Sig.

1 (Constant) -.633 .507 -1.249 .223

LN_PENDAPATAN
.481 .148 1.433 3.254 .003
PREMI

LN_HASIL
-.387 .138 -1.239 -2.814 .009
UNDERWRITING

a. Dependent Variable: LABA


Sumber: SPSS 23, data diolah 2022
51

Untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial

berpengaruh terhadap variabel dependen dalam penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

2. Pengaruh Pendapatan Premi Terhadap Laba

Hipotesis untuk menguji pengaruh Pendapatan Premi X1 terhadap

Laba Y adalah sebagai berikut:

a) Pengujian Hipotesis

Ha: β ≥ 0, Pendapatan Premi berpengaruh signifikan terhadap

Laba.

H0: β < 0, Pendapatan Premi tidak berpengaruh signifikan

terhadap Laba.

b) Kriteria Pengujian

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terdapat pada tabel

5.6 Jika thit>ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Untuk variabel

premi (X1) adalah diperoleh tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%),

=0,003, thit = 3,254 dan ttabel =2,052 yang berarti < α

(0,003<0,05) dan thit> ttabel (3,254>2.052), maka H1 diterima sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel Pendapatan Premi berpengaruh

positif terhadap Laba.

4. Pengaruh Pendapatan Premi Terhadap Laba

Hipotesis untuk menguji pengaruh Hasil Underwriting X2 terhadap

Laba Y adalah sebagai berikut:

a) Pengujian Hipotesis

Ha: β ≥ 0, Pendapatan Premi berpengaruh signifikan terhadap Laba


52

H0: β < 0, Pendapatan Premi tidak berpengaruh signifikan terhadap

Laba

b) Kriteria Pengujian

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terdapat pada tabel 5.6

Jika thit>ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Untuk variabel Hasil

Underwriting (H2) adalah diperoleh tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%),

=0, 009, thit = 2,814 dan ttabel = 2,052 yang berarti >

α (0,009<0,05) thit>ttabel dan (2,814>2,052), maka H2 diterima

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Hasil Underwriting

berpengaruh negatif terhadap Laba.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan suatu nilai statistik yang dapat

digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua

variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan prosentase variansi nilai

dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang

dihasilkan (Algifari, 2009).

Tabel 5.7 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary
Change Statistics
Std.
Adjusted Error of R
R R the Square F
Model R Square Square Estimate Change Change

1 .537a .288 .235 .365890 .288 5.460

a. Predictors: (Constant), LN_HASIL UNDERWRITING, LN_PENDAPATAN


PREMI

Sumber: SPSS 23, data diolah 2022


53

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R2 adalah

0,235. Hal ini berarti kemampuan variabel-variabel independen yang terdiri

dari variabel Pendapatan Premi, dan Hasil Underwriting dalam menjelaskan

variabel dependen yaitu Laba periode 2017-2020 sebesar 23,5%

(100%-23,5%) sisanya 76,5% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

1. Interprestasi Hasil Penelitian

a.Pengaruh Pendapatan Premi Terhadap Laba

Tingkat variabel Pendapatan Premi berpengaruh signifikan positif

terhadap Laba tahun 2017-2020. Hal ini dinyatakan berdasarkan uji t

variabel Pendapatan Premi (X1) adalah diperoleh tingkat signifikansi 0,05

(α = 5%), =0,003, thit = 3,254 dan ttabel =2,052 yang berarti

< α (0,003 ttabel (3,254>2.052), maka H1 diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel Pendapatan Premi berpengaruh positif

terhadap Laba.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang di lakukan

oleh Husnul Khotimah (2014) Berdasarkan analisis regresi linear

berganda di dapat dari nilai R square sebesar 0,975 (97,5%) yang berarti

bahwa variabel premi, klaim, hasil investasi dan underwriting memiliki

pengaruh signifikan secara nyata terhadap laba.

b. Pengaruh Hasil Underwriting Terhadap Laba

Tingkat variabel Hasil Underwriting berpengaruh signifikan positif

terhadap Laba tahun 2017-2020. Hal ini dinyatakan berdasarkan uji t

variabel Hasil Underwriting (X2) adalah diperoleh tingkat signifikansi 0,05 (α

= 5%), =0, 009, thit = 2,814 dan ttabel = 2,052 yang berarti >
54

α (0,009<0,05) thit>ttabel dan (2,814>2,052), maka H2 diterima sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel Hasil Underwriting berpengaruh negatif

terhadap Laba.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Imanda (2017) yang menyatakan bahwa hasil dari analisis data

Pendapatan Premi berpengaruh positif signifikkan terhadap Laba

Sedangkan Hasil Underwriting berpengaruh negatif signifikkan terhadap

Laba.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh premi, investasi, dan

beban klaim terhadap pertumbuhan aset asuransi jiwa syariah tahun

2017-2020, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil yang didapat dari tabel 5.5 untuk variabel Pendapatan Premi (X1)

adalah diperoleh tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%), =0,003 thit = 3,

254 dan ttabel =2,052 yang berarti < α (0,003<0,05) dan thit > ttebel

(3,254>2,052), maka H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel Pendapatan Premi berpengaruh positif terhadap Laba.

2. Hasil yang didapat dari tabel 5.5 untuk variabel Hasil Underwriting (X2)

adalah diperoleh tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%), =0,009 thit = 2,

814 dan ttabel = 2,052 yang berarti > α (0,015<0,05) thit> ttabel

(2,814>2.052), maka H2 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel Hasil Underwriting berpengaruh negatif terhadap Laba.

B. Saran
Adanya berbagai kekurangan maupun keterbatasan dari penelitian ini,

maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

Pada penelitian ini menggunakan sampel 6 Perusahaan Asuransi yang

ada di indonesia, diharapkan penelitian selanjutnya untuk menggunakan

sampel yang lebih banyak.

Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menggunakan pengukuran

yang berbeda dalam mencari efisiensi Laba.


56

DAFTAR PUSTAKA

Ansar (2017), Pengaruh struktur modal terhadap Laba pada PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk
Arnisa Ikaprilia (2018), pengaruh pendapatan premi, underwriting dan
solvabilitas terhadap profitabilitas pada perusahaan asuransi jiwa
syariah yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016
Dipoyanti, N. (2014). Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Investasi, Underwriting,
Beban Klaim, Dan Beban Operasional Terhadap Laba Asuransi Jiwa
Syariah DiIndonesia (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau).
Grace Andyra Simatupang (2017), Analisis riskbased capital, rasio underwriting,
return on investmen, dan peningkatan pendapatan premi terhadap
laba perusahaan asuransi jiwa
Harahap, Sofyan Syafri. (2015). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi
1-10.
Jakarta: Rajawali Pers.
Herman, Darmawi. (2006). Manajemen Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara Irham,
Fahmi.
2010. Manajemen Risiko. Bandung: Alfabeta.
Husnul khotima (2014), pengaruh premi, klaim hasil investasi dan
underwriting terhadap laba perusahaan asuransi syariah.
Ida Ayu Ita Permata Sastri, Edy Sujana & Ni Kadek Sirnawati (2017), pengaruh
pendapatan premi, hasil underwriting, hasil investasi dan riskbased
capital terhadap laba perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI.
Kasmir (2014), Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi 2014, Jakarta: Rajawali
R Subramanyam, John J. Wild. (2010). Analisis Laporan Keuangan, Edisi
10.
Yogyakarta: Salemba Empat
Ludovicus Sensi Wandabio. (2006). Memahami Akuntansi Asuransi Kerugian.
Jakarta: PT Prima Mitra Edukarya.
Melan Octavia (2017), Pengaruh proses Underwriting terhadap Laba
perusahaan PT. Sinar Mas Cab.Bandung.
Mulyadi. (2010). Sistem Akuntansi, Edisi ke 3, Cetakan ke 5. Jakarta: Salemba
Empat Nopriansyah, Waldi. (2015). Asuransi Syariah
Berkah Terakhir Yang Tak Terduga.
Yogyakarta: CV Andi Offset
Pedoman penulisan skripsi. (2021). Makassar: STIEM Bongaya
Satria Sulastria. (2004). Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi.
Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
Sugiyono (2013). Metode penelitian kualitatif & R&D. Bandung: Alfabeta.
57

Suwardjono. (2008). Teori Akuntansi Perekayasaan


Pelaporan Keuangan.
Yogyakarta: BPFE Taswan
Yuningsih nani (2004), pengaruh pendapatan premi Asuransi jiwa terhadap
tingkat Profitabilitas pada PT. Asuransi Jiwasraya (persero)
Financialku.com
Kontan.co.id
Suara.com
www.idx.co.id
58

L
A
M
P
I
R
A
N
59

Lampiran 1

Data yang di gunakan

Nama Pendapatan Hasil


Tahun Laba
Perusahaan Premi Underwriting
2017 11149 28951 31671
PT. Asuransi Bina
Data Arta, Tbk

2018 10569 29133 14868


2019 90922 25252 26818
2020 76056 36522 21600

2017 22604 11311 20145


PT. Asuransi
Bintang, Tbk

2018 26489 14014 46359


2019 25080 11654 41220
2020 23147 12157 33678
2017 13848 13237 13090
Ramayana, Tbk Jasa Tania, Tbk Dayin Mitra, Tbk
PT. Asuransi

2018 14300 14588 45163


2019 14451 14706 54841
2020 11096 12760 71302

2017 14347 7727 15188


PT. Asuransi

2018 15146 5231 55857


2019 12924 7721 58991
2020 88400 5863 57661
2017 80188 27821 15539
PT. Asuransi

2018 90216 28789 44848


2019 11775 18704 10047
2020 13231 26027 12685
2017 26142 10348 76067
Insurance, Tbk
PT. Lippo

2018 31966 14116 32776


General

2019 37162 12806 86377


2020 32490 10073 64216
60

Lampiran 2
Data setelah diolah

Pendapatan Hasil LN_PENDAPATAN LN_HASIL


Laba PRE_1 RES_1 RES_2
Premi Underwriting PREMI UNDERWRITING
11149 28951 31671 9.63 8.64 0.65121 1.14379 1.14
10569 29133 14868 10.57 9.63 0.71977 0.38023 0.38
90922 25252 26818 10.93 10.04 0.73511 0.19489 0.19
76056 36522 21600 10.99 10.49 0.58886 -0.05886 0.06
22604 11311 20145 10.96 10.87 0.42888 -0.06888 0.07
26489 14014 46359 9.65 10.25 0.03828 0.12572 0.13
25080 11654 41220 9.18 9.71 0.02035 -0.14235 0.14
23147 12157 33678 9.93 9.61 0.42136 -0.21136 0.21
13848 13237 13090 9.19 9.91 -0.05017 0.14617 0.15
14300 14588 45163 9.9 10.09 0.21978 -0.11678 0.12
14451 14706 54841 7.62 7.72 0.04503 0.30197 0.3
11096 12760 71302 8.25 7.68 0.357 -0.044 0.04
14347 7727 15188 8.45 7.46 0.53846 -0.70546 0.71
15146 5231 55857 8.32 7.23 0.56941 -0.20441 0.2
12924 7721 58991 8.21 7.91 0.25131 -0.57131 0.57
88400 5863 57661 9.48 9.08 0.41016 -0.39216 0.39
80188 27821 15539 10.55 10.36 0.4289 0.0671 0.07
90216 28789 44848 10.72 10.71 0.37317 -0.27317 0.27
11775 18704 10047 10.91 10.72 0.46487 -0.11187 0.11
13231 26027 12685 11.17 10.82 0.55089 -0.37889 0.38
61

26142 10348 76067 7.34 6.46 0.39647 -0.00347 0


31966 14116 32776 8.01 7.41 0.3488 0.3452 0.35
37162 12806 86377 8.49 8.21 0.26692 0.29908 0.3
32490 10073 64216 9.22 9.06 0.2893 0.1127 0.11
11149 28951 31671 9.45 9.7 0.15276 0.38924 0.39
10569 29133 14868 8.06 7.57 0.31154 -0.23254 0.23
90922 25252 26818 7.84 7.75 0.13558 0.14342 0.14
76056 36522 21600 7.29 7.79 -0.14116 0.24116 0.24
22604 11311 20145 7.87 7.82 0.12242 -0.38242 0.38
26489 14014 46359 7.86 7.36 0.29873 0.00727 0.01
62

Lampiran 3
Hasil SPSS setelah pengolahan data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas menggunakan uji Kolmogrov smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Predicted Value
N 30
Normal Parametersa,b Mean .3314667
Std. Deviation .22452481
Most Extreme Differences Absolute .066
Positive .066
Negative -.064
Test Statistic .066
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: SPSS 23, data diolah 2021

b. Uji Multikoliniearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF


1 (Constant)

LN_PENDPATAN
PREMI .136 7.356

LN_HASIL
.136 7.356
UNDERWRITING
a. Dependent Variable: Laba

Sumber: SPSS 23, data diolah 2022


63

c. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .295 .318 .928 .362
LN_PENDAPATAN
.143 .093 .760 1.536 .136
PREMI
LN_HASIL
-.151 .086 -.862 -1.744 .092
UNDERWRITING
a. Dependent Variable: RES_2
Sumber: SPSS 23, data diolah 2022

d. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Std. Error
Adjusted of the
Model R R Square R Square Estimate Durbin-Watson
1 .537a .288 .235 .365890 1.113
a. Predictors: (Constant), LN_HASIL UNDERWRITING, LN_PENDPATAN PREMI

S b. Dependent Variable: Laba

umber: SPSS 23, data diolah 2022

2. Uji Ketetapan Model

a. Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant)
-.633 .507 -1.249 .223
LN_PENDPATAN
PREMI .481 .148 1.433 3.254 .003
LN_ HASIL
UNDERWRITIN -.387 .138 -1.239 -2.814 .009
KLAIM
a. Dependent Variable: PERTUMBUHAN ASET
64

Sumber: SPSS 23, data diolah 2022

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Std. Change Statistics


Adjusted Error of R
R R the Square F
Model R Square Square Estimate Change Change
1 .537a .288 .235 .365890 .288 5.460
a. Predictors: (Constant), LN_HASIL UNDERWRITING, LN_PENDPATAN
PREMI
Sumber: SPSS 23, data diolah 2022

c. Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant)
-.633 .507 -1.249 .223
LN_PENDAPATAN
.481 .148 1.433 3.254 .003
PREMI
LN_HASIL
-.387 .138 -1.239 -2.814 .009
UNDERWRITING
a. Dependent Variable: LABA
Sumber: SPSS 23, data diolah 2022

Anda mungkin juga menyukai