Anda di halaman 1dari 58

PENGARUH PERILAKU TIDAK ETIS DAN KESESUAIAN

KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN


KECURANGAN AKUNTANSI
DI KANTOR CABANG BRI PANAKKUKANG
KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Oleh:

NUR ARISKA

2017 30 119

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR

STIEM BONGAYA

MAKASSAR
2020

2
PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

PENGARUH PERILAKU TIDAK ETIS DAN KESESUAIAN


KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUGAN KECURANGAN
AKUNTANSI
DI KANTOR CABANG BRI PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Disusun dan diajukan oleh :

NUR ARISKA

2017 30 119

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Andi Agus, SE,M.Si, Ak, CA Andi Sulfati, SE, M.M, Ak, CA
NIDN. : 0004086102 NIDN. : 0026017001

I
PENGARUH PERILAKU TIDAK ETIS DAN KESESUAIAN
KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUGAN KECURANGAN
AKUNTANSI
DI KANTOR CABANG BRI PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Disusun dan diajukan oleh:

NUR ARISKA
2017 30 119

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Telah dipertahankan dalam ujian Skripsi


Pada tanggal 2021 dan

Dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan


Makassar, 2021
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Andi Agus, SE,M.Si, Ak, CA Andi Sulfati, SE, M.M, Ak, CA
NIDN. : 0004086102 NIDN. : 0026017001

Ketua Program Studi Akuntansi


STIEM BONGAYA

Rahman Pura, S.E., M.Si., Ak., CA.


NIDN: 0013017602

II
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) SKRIPSI
NOMOR SK. SEMINAR :
TANGGAL SEMINAR :
NAMA MAHASISWA : NUR ARISKA
NO. STAMBUK : 2017 30 119
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI S1
KONSENTRASI : GENERAL
JUDUL : PENGARUH PERILAKU TIDAK ETIS DAN
KESESUAIAN KOMPENSASI TERHADAP
KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI
DI KANTOR CABANG PANAKKUKANG KOTA
MAKASSAR
SKRIPSI INI TELAH DIREVISI DAN DISETUJUI OLEH TIM PENGUJI UNTUK
DIKETAHUI OLEH TIM PEMBIMBING SERTA DIPERKENANKAN UNTUK
DIPERBANYAK / DICETAK.

NO NAMA PENGUJI TANDA TANGAN

1  

2    

3    

4    

                                    Makassar, 2021
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Andi Agus, SE.,M.Si., Ak.,CA Andi Sulfati, SE.,M.M.,Ak.,CA


NIDN. : 0004086102 NIDN. : 0026017001

Mengetahui,
Ketua program studi

Rahman Pura,SE.,M.Si.,Ak.,CA
NIDN. : 0013017602

III
PANITIA UJIAN SKRIPSI TAHUN 2021

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh Panitia Ujian Skripsi yang

dibentuk sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Makassar Bongaya- STIEM Bongaya Nomor : ………..Tanggal

………..2021, yang telah dipertahankan pada : …………………2021, dan

dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Ekonomi Program Studi Akuntansi Konsentrasi Auditing Pada Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar Bongaya-STIEM Bongaya.

PANITIA UJIAN SKRIPSI

Pengawas : 1. Ketua Yayasan Pendidikan Bongaya Ujung Pandang

2. Kepala L2Dikti Wilayah IX Sulawesi & Gorontalo

Ketua : Dr. Mappamiring. P, M.Si

Sekretaris : Dr. Salma Abdullah, M.Si

Penguji : 1. ................................... (…………………..)

2. ………………………… (…………………..)

3. .................................... (…………………..)

4. …………………………. (…………………..)

Makassar, 202
Ketua STIEM Bongaya

Dr. Mappamiring. P,M.Si


NIDN. 005015402
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITI

IV
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nur Ariska

Stambuk : 201730119

Program Studi : Akuntansi

Konsentrasi : Auditing

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul :

PENGARUH PERILAKU TIDAK ETIS DAN KESESUAIAN

KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN

AKUNTANSI

DI KANTOR CABANG BRI PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR

Adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di


dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah
diajukan/ ditulis/ diterbitkan/ sebelumya, kecuali yang secara tertulis
dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan
pustaka.

Apabila dikemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat


dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku( UU No. 20 Tahun 2003).

Makassar, 2021
Yang membuat pernyataan,

Nur Ariska
2017 30 119

V
ABSTRACT

NUR ARISKA (2021). Pengaruh Perilaku Tidak Etis Dan Kesesuaian

Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Di Kantor

WILAYAH BRI Makassar.

VI
KATA PENGANTAR

Suatu ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT / Tuhan Yang Maha

Esa, Karena atas Hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Skripsi ini dengan judul Pengaruh Perilaku Tidak Etis Dan

Kesesuaian Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan

Akuntansi di Kantor Cabang BRI Panakkukang Kota Makassar.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat

dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar (STIEM) Bongaya.

Penulisan Skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak yang telah ikhlas memberikan sumbangan berupa

pikiran,motivasi, dan nasihat. Untuk semuah itu, dengan segala

kerendahan hati pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua,

Ibunda Nanni dan Ayahanda Muh.Harfin yang telah membesarkan dan

mendidik saya secara ikhlas serta memberikan motivasi dan do’a yang

tiada henti-hentinya.

Dan Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Abdi Akbar Idris, S.T, M.M., selaku Ketua Yayasan

Pendidikan Bongaya Ujung Pandang,

2. Bapak Dr. Mappamiring.P, M.Si., selaku Ketua STIEM Bongaya.

3. Bapak Dr. Herman Syaruddin, S.E., M.Si. selaku Kepala P3M STIEM

Bongaya.

VII
4. Bapak Rahman Pura,S.E.,M.Si.Ak.,CA. selaku Ketua Program Studi

Akuntansi STIEM BONGAYA.

5. Bapak Dr.H.Andi Agus, SE.,M.Si.,Ak.,CA dan Bapak H.Andi Sulfati,

SE.,M.M.,Ak.,CA. masing –masing selaku Pembimbing I dan

Pembimbing II.

6. Dan Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada para sahabat dan

rekan-rekan Magang saya yang telah menempatkan dirinya membantu

saya dalam penyusunan skrispsi, akhirnya penulis memohon kehadirat

Allah SWT, Agar senantiasa melimpahkan Rahman Dan Rahim-Nya

Kepada kita semua, Amin.

Makassar, 2021

NUR ARISKA

VIII
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................I

DAFTAR ISI ...................................................................................................III

DAFTAR TABEL ...........................................................................................IV

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................V


I. PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................4
C. Tujuan Penelitian.................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................6
A. Tinjauan teoritis .................................................................................6
1. Teori utama ..................................................................................6
2. Definisi Perilaku Tidak Etis...........................................................6
3. Kesesuaian Kompensasi .............................................................9
4. Kecenderungan Kecurangan Akuntansi .....................................13
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................19
III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ....................................22
A. Kerangka Konseptual ......................................................................22
B. Hipotesis ..........................................................................................23
IV. METODE PENELITIAN ..........................................................................26
A. Pendekatan Penelitian .....................................................................26
B. Tempat dan Waktu ..........................................................................26
C. Populasi dan sampel .......................................................................26
D. Metode Pengumpulan Data .............................................................28
E. Definisi Oprasional Dan Pengukuran Variabel .................................29
F. Uji Insturmen ...................................................................................32
G. Uji Asumsi Klasik .............................................................................33
H. Metode Analisis ...............................................................................34
I. Uji Hipotesis .....................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................48

IX
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................19

Tabel 4.1 Nama KC dan KCP di Makassar ....................................................27

Table 4.2 Definisi Oprasional dan Pengukuran Linier ....................................31

X
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fraud Triangel ...........................................................................16

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ..............................................................24

XI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecurangan akuntansi telah mendapat banyak perhatian publik sebagai

dinamika yang menjadi pusat perhatian para pelaku bisnis di dunia. Bahkan di

Indonesia, kecurangan akuntansi sudah menjadi kebiasan dari tahun ke tahun.

Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan sehingga

dapat menimbulkan kerugian. Wilopo (2006), pada umumnya kecurangan

akuntansi berkaitan dengan korupsi. Dalam korupsi, tindakan yang lazim

dilakukan adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-

up yang merugikan keuangan atau perekonomian negara.

Pada sektor publik Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (KKA)

dilakukan dalam bentuk kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN). Di sektor swasta bentuk KKA juga terjadi dalam bentuk yang sama yaitu

ketidaktepatan dalam membelanjakan sumber dana. Hal demikian terjadi pula

pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (Wilopo, 2006) perilaku tidak etis

muncul karena karyawan merasa tidak puas dan kecewa dengan hasil yang di

dapat dari perusahaan serta lemahnya pengawasan manajemen yang dapat

membuka keleluasaan karyawan untuk melakukan tindakan yang dapat

merugikan perusahaan.

Lembaga Strategic Indonesia mencatat dalam kuartal I telah terjadi

sembilan kasus pembobolan bank di berbagai industri perbankan. Beberapa

diantaranya terkait kasus Pencairan deposito dan pembobolan tabungan

nasabah Bank Mandiri. Melibatkan lima tersangka, salah satunya customer

service bank tersebut. Modusnya memalsukan tanda tangan di slip penarikan,

kemudian ditransfer ke rekening tersangka. Kasus yang dilaporkan 1 Februari

1
2011, dengan nilai kerugian Rp 18 miliar. Kemudian juga terdapat kasus dalam

dunia perbankan dimana terjadinya Konspirasi kecurangan investasi/deposito

senilai Rp 111 miliar untuk kepentingan pribadi Kepala Cabang Bank Mega

Jababeka dan Direktur Keuangan PT. Elnusa. (Kompas.com 19 Mei 2011)

Penomena tersebut di atas menunjukkan banyaknya penyimpangan-

penyimpangan yang terjadi di Indonesia yang disebabkan oleh perilaku tidak etis

karyawan. Perilaku tidak etis memiliki pola yang rumit, jika perilaku tidak etis

dibiarkan maka akan berkembang menjadi bentuk kompleks yang sulit ditelusuri

dan menimbulkan akibat yang merugikan. Perilaku tidak etis dapat berupa

penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang, penyalahgunaan sumber daya,

serta perilaku yang tidak berbuat apa-apa. Perilaku tidak etis disebabkan oleh

lemahnya pengendalian intern. Ketidakefektifan pengendalian internal

memberikan peluang seseorang untuk melakukan perilaku tidak etis yang akan

berujung pada terjadinya kecurangan akuntansi yang akan merugikan suatu

instansi atau lembaga.

Penanganan KKA memerlukan usaha yang lebih baik. Untuk

meminimalisir tendensi KKA, perusahaan dituntut untuk mampu mendorong

terbentuknya perilaku etis pada karyawannya. Sikap etis karyawan menunjukkan

bahwa karyawan memiliki kesempatan untuk melakukan tindakan kecurangan

tetapi tidak dilakukan. Permasalahan sikap etis karyawan menyangkut masalah

tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Organisasi dan manajemen

menuntut karyawan berperilaku etis dalam menjalankan tugas dan tanggung

jawab. Perilaku etis karyawan dapat menurunkan KKA (Ariska, 2021).

Sebaliknya, Perilaku tidak etis karyawan dapat menaikkan KKA (Thoyibatun,

2012).

Kesesuaian Kompensasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Hasibuan (2003) Kompensasi

2
adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak

langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan

perusahaan. Biasanya karyawan akan melakukan kecurangan karena

ketidakpuasaan atau kekecewaan dengan hasil atau kompensasi yang mereka

terima atas apa yang telah dikerjakan. Salah satu akibat fatal dari

ketidaksesuaian kompensasi adalah kecurangan akuntansi.

Beberapa penelitian menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi

kecenderungan kecurangan (fraud). Thoyibatun (2012) menunjukkan ketaatan

terhadap aturan akuntansi dan perilaku tidak etis berpengaruh positif terhadap

terjadinya KKA. Yuliani (2018) menunjukan bahwa perilaku tidak etis

berpengaruh positif terhadap terjadinya KKA. Kurnia dan Satyawati (2017)

menunjukan semakin tinggi kesesuaian kompensasi maka KKA semakin

menurun.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Yunliani (2018) yang menemukan

perilaku tidak etis berpengaruh positif terhadap KKA. Kurnia dan Dewi (2017)

yang menemukan bahwa kesesuain kompensasi berpengaruh negatif terhadap

KKA. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek

penelitian dan grand theory yang digunakan. Objek penelitian sebelumnya

menggunakan objek pegawai SKPD sedangkan pada penelitian ini

menggunakan objek karyawan BRI KANWIL MAKASSAR. Pemilihan objek

karyawan BRI KANWIL MAKASSAR didasari pertimbangan bahwa: (a) BRI

menerapkan prinsip Good Corporate Governance dengan baik. (b) Sanksi atau

hukuman bagi karyawan yang berperilaku tidak etis cukup berat. (c) Kompensasi

berupa gaji, tunjangan, dan fasilitas yang cukup tinggi. Perbedaan kedua,

penelitian ini menggunakan teori disfungsional.

B. Rumusan Masalah

3
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah perilaku tidak etis berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi pada KANWIL BRI Kota Makassar ?

2. Apakah kesesuaian kompensasi berpengaruh terhadap kecenderungan

kecurangan Akuntansi pada KANWIL BRI Kota Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh perilaku tidak etis terhadap Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi pada KANWIL BRI Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui pengaruh kesesuaian kompensasi terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi pada KANWIL BRI Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

i. Memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan

mengenai pengaruh perilaku tidak etis dan Kesesuaian Kompensasi

terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.

ii. Dapat memberi tambahan informasi bagi para pembaca yang ingin

lebih menambah wawasanpengetahuan khususnya di bidang auditing.

iii. Diharapkan dapat dijadikan tambahan referensi bagi peneliti

selanjutnya yang tertarik dengan Pengaruh Perilaku tidak etis dan

Kesesuaian Kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan

akuntasi serta dapat memperbaiki kekurangan yang ada dalam

penelitian ini.

2. Manfaat praktis

Diharapkan dapat berkontribusi terhadap perusahaan sebagai

tambahan informasi yang relevan khususnya pertimbangan dalam

4
pengambilan keputusan mengenai perilaku tidak etis dan Kesesuaian

Kompensasi terhadap kecenederungan kecurangan akuntansi pada

KANWIL BRI Makassar.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Teori Utama ( Grand Theory)

a. Teori Disfungsional

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori

disfungsional. Teori disfungsional adalah teori yang mempelajari tentang perilaku

disfungsional yang di definisikan sebagai perilaku menyimpang. Dalam konteks

psikologi perilaku disfungsional disebut juga sebagai abnormalitas. Abnormalitas

(perilaku difungsional) adalah suatu perilaku yang menyimpang dari normal atau

berbeda dari khas, perilaku karakteristik yang ditentukan secara subyektif,

diberikan untuk mereka yang memiliki kondisi langka atau disfungsional (halgin,

Richard.dkk : 2010:1).

Beberapa kriteria konsepsional abnormalitas: distress, seseorang yang

menampilkan banyak depresi kecemasan, ketidakbahagiaan akan dianggap

sebagai kriteria perilaku abnormal karena perilaku mereka muncul karena

kesusahan mereka sendiri. Moralitas, melanggar etika dan melanggar standar

masyarakat.

b. Fraud Triangle Theory

Fraud triangel theory adalah konsep yang menjelaskan alasan di balik

melakukan penipuan oleh pekerja di tempat kerja dan terdiri dari tiga elemen

yang bertanggung jawab atas penipuan yaitu peluang, tekanan, rationalization.

6
Gambar 2.1 Fraud Triangle

Sumber : Sistem Informasi Akuntansi (2015:13:153)

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya kecurangan menurut teori fraud

triangle yaitu:

1) Faktor tekanan (perceived pressure), yaitu adanya insentif, tekanan

dan kebutuhan untuk melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup

hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dll.

2) Faktor kesempatan atau peluang (perceived opportunity), yaitu

situasi yang membuka kesempatan untuk memungkinkan suatu

kecurangan terjadi seperti bekerja tidak ada prosedur yang cukup,

tidak mampu menilai kualitas kerja, kurang atau tidak adanya akses

terhadap informasi dan gagal dalam mendisiplinkan atau

memberikan sanksi pelaku kecurangan.

3) Faktor alasan pembenaran (rationalization), yaitu adanya sikap,

karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan pihak-

pihak tertentu untuk melakuka kecurangan, atau orang-orang yang

berada pada keadaan yang cukup menekan yang membuat mereka

merasionalisasi tindakan Fraud.

2. Perilaku Tidak Etis

Menurut Brooks dan Dunn (2007: 12) Organisasi atau perusahaan

sebagai badan hukum dipandang sebagai individu. Berkenaan dengan status

tersebut organisasi dituntut berperilaku etis terhadap pekerja, konsumen, atau

7
masyarakat pada umumnya. Hal demikian dibuktikan dengan adanya berbagai

tanggung jawab yang harus dipenuhi.Etis berhubungan (sesuai) dengan etika,

sesuai dengan asas perilaku yang di sepakati secara umum (kamus Besar

Bahasa Indonesia edisi 3-2003).

Menurut (Prianto 2018:13). Hal yang mendasar tentang etika adalah

konsekuensi pebuatan yang etis dan tidak etis, baik dan buruk. Hanya saja etika

dalam praktik sering dijadikan sebagai model yang ideal saja. Etika memerlukan

sikap kritis dan modis serta sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah

mengapa etika merupakan sebuah ilmu dimana objek dari etika adalah tingkah

laku manusia dengan sudut pandang normatif (sudut pandang baik dan buruk).

(Rizani. 2018 : 34 ).

Nilai-nilai dan sikap/moral pribadi sesorang yang menentukan apakah

suatu perilaku tertentu dianggap sebagi perilaku etis atau perilaku tidak etis.

Perusahaan sebagai pribadi artifisial memiliki tanggung jawab moral dan

sosial,yang pada tingkat operasional diwakili secara formal oleh manajemen

(Keraf,1998 dalam Kusumastuti,2012).

Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial yang

menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku etis dan

perilaku tidak etis.Etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja,

tanggung jawab sosial adalah sebuah konsep yang berhubungan, namun

merujuk pada seluruh cara bisnis berupaya menyeimbangkan komitmennya

terhadap kelompok dan pribadi dalam lingkungan sosialnya.

Perilaku tidak etis merupakan suatu hal yang sulit untuk dimengerti

karena tergantung pada interaksi antara situasi dan karakteristik pelakunya.

Arens dan Loebbecke (1997) dalam Adelin (2013), menyebutkan bahwa

terdapat dua faktor utama yang mungkin menyebabkan orang berperilaku tidak

etis, yaitu:

8
a. Standar etika seseorang berbeda dengan masyarakat pada umumnya.

Perbedaan prinsip dan pendapat membuat seseorang berbeda dengan

yang lainnya. Ketika sekelompok orang beranggapan melakukan

kecurangan adalah hal yang tidak wajar, sekelompok lain beranggapan

sebagai hal yang wajar dilakukan. Adanya standar etika yang berbeda

membuat perilaku tidak etis merupakan hal yang sulit dimengerti.

b. Seseorang sengaja berperilaku tidak etis untuk keuntungan diri sendiri.

Banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi memaksa seseorang

berperilaku tidak etis. Tujuannya untuk memperoleh sesuatu yang lebih

yang dapat digunakan untuk kepentingan pribadi.

Perilaku tidak etis adalah perilaku yang menyimpang dari tugas pokok

atau tujuan utama yang telah disepakati. Perilaku tidak etis seharusnya tidak bisa

diterima secara moral karena mengakibatkan bahaya bagi orang lain dan

lingkungan Indikator-indikator perilaku tidak etis (Thoyibatun, 2012) sebagai

berikut :

1) Perilaku yang menyalahgunakan kedudukan atau posisi (abuse position).

Sering kali manajemen memanfaatkan kedudukannya dalam melakukan

hal yang tidak wajar seperti kecurangan atau salah saji dalam laporan

keuangan.

2) Perilaku yang menyalahgunakan kekuasaan (abuse power). Pimpinan

perusahaan merupakan pihak yang paling berkuasa pada sebuah

perusahaan atau instansi yang memiki keputusan mutlak.Pimpinan

perusahaan bisa saja menyalahgunakan kekuasaan untuk memperoleh

keuntungan pribadi.

3) Perilaku yang menyalahgunakan sumber daya organisasi (abuse-

resources). Pihak yang memiliki kewenangan dalam perusahaan, bisa

saja memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi untuk

9
memuaskan kepentingan pribadi dari pada kepentingan perusahaan. Jika

ini terus berlanjut, maka perusahaan tidak akan bisa bertahan lama dalam

menghadapi persaingan bisnis.

4) Perilaku yang tidak berbuat apa-apa (no action). Perilaku ini

menunjukkan, bagaimana seorang pimpinan tidak melakukan apa-apa

ketika dia mengetahui karyawannya melakukan kecurangan, atau ketika

seorang manajer tidak berbuat apa-apa terhadap karyawannya yang

berbuat tindak ketidakwajaran.

Jika perilaku tidak etis dibiarkan maka akan berkembang menjadi

bentuk kompleks yang sulit ditelusuri dan menimbulkan akibat yang

merugikan. Sebagaimana yang dilakukan Wilopo (2006), perilaku tidak

etis dalam penelitian ini dikatakan sebagai perilaku yang

menyalahgunakan jabatan.

3. Kesesuaian Kompensasi

Kompensasi merupakan komponen biaya yang dibayarkan oleh

organisasi pada karyawan. Bagi karyawan kompensasi merupakan faktor yang

menentukan tingkat kesejahteraan, sedang bagi organisasi kompensasi

merupakan komponen biaya yang mempengaruhi tingkat efisiensi dan

profitabilitas. Oleh karena itu, organisasi perlu hati-hati dalam mengontrol dan

mendesain kompensasi supaya kedua kepentingan tersebut dapat diakomodasi

(Batjo & Shaleh.(2018).

dasar kompensasi tersebut mendorong karyawan hanya berorientasi

pada nilai uang yang mereka harapkan dan mengabaikan nilai etika. Pada

dasarnya manusia bekerja juga ingin memperoleh uang untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai kerja

keras dan semakin menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan dan karena

10
itulah perusahaan memberikan penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan

yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen untuk

meningkatkan prestasi kerja, memotivasi dan meningkatkan kinerja para

karyawan adalah melalui kompensasi (Mathis dan Jackson, 2000 dalam Dito

Herdian. (2010)

Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya

kompensasi mencerminkan ukuran karya mereka diantara para karyawan itu

sendiri, keluarga dan masyarakat. Kompensasi seringkali juga disebut

penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang

diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka

berikan kepada organisasi (Dito, 2010).

Ikatan Kerja Sama Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja

sama formal antara majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan

tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar

kompensasi sesuai dengan Perjanjian yang disepakati.

Tujuan pemberian Kompensasi menurut Batjo & Shaleh (2018) :

a. Kepuasan Kerja Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi

kebutuhan kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga

memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.

b. Pengadaan Efektif Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar,

pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah

c. Motivasi Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan

mudah

memotivasi bawahannya.

11
d. Stabilitas Karyawan Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan

layak serta eksternal konsistensi yang kompentatif maka stabilitas

karyawan lebih terjamin karena turn-over relatif kecil.

e. Disiplin Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin

karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati

peraturan-peraturan yang berlaku.

f. Pengaruh Serikat Buruh Dengan program kompensasi yang baik

pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan

berkonsentrasi pada pekerjaannya.

g. Pengaruh Pemerintah Jika program kompensasi sesuai dengan undang-

undang perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka

intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

Kompensasi bisa berupa fisik maupun non fisik harus dihitung dan

diberikan kepada karyawan/pegawai sesuai dengan pengorbanan yang telah

diberikannya kepada organisasi/perusahaan/instansi. Kompensasi seringkali juga

disebut penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai bentuk penghargaan yang

diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka

berikan kepada organisasi. (Dito,2010 dalam Kusumastuti,2011).

Indikator-Indikator kesesuain kompensasi menurut Rivai (2010) dalam

Rizki (2013) yaitu :

1) Gaji, Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan

sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seseorang karyawan

yang memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan

perusahaan atau sebagai bayaran tetap yang diterima seorang dari

keanggotaannya dalam sebuah perusahaan.

2) Upah, upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan

kepada karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan

12
atau banyak nya pelayanan yang diberikan. Upah dapat berubah-ubah

tergantung pada keluaran yang dihasilkan.

3) Insentif, insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada

pegawai/karyawan tergantung pada kinerjanya yang melebihi standar

yang telah ditentukan.

4) Kompensasi tidak langsung, merupakan kompensasi tambahan yang

diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan

sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan para karyawan. Contohnya :

asuransi-asuransi, fasilitas-fasilitas, tunjangan dan uang pensiun.

Agar pemeberian kompensasi adil dan sesuai tujuan maka kompensasi

harus dibuat dan dirancang berdasarkan :

a) Pendidikan dan Pengalaman kerja,

b) Prestasi kerja,

c) Beban pekerjaan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kompensasi

merupakan hasil kerja atau reward pegawai baik berupa nominal (uang) yang

diberikan atasan kepada pegawainya maupun berupa manfaat. Kompensasi

dapat berperan dalam meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja lebih

efektif dan produktif, sebab kompensasi adalah alat untuk memenuhi berbagai

kebutuhan karyawan. Tetapi kompensasi bukan merupakan satu-satunya

motivasi karyawan dalam berprestasi, tetapi kompensasi merupakan salah satu

motivasi penting yang ikut mendorong karyawan untuk berprestasi.

4. Kecenderungan Kecurangan Akutansi

Fraud laporan keuangan adalah upaya yang disengaja oleh perusahaan

untuk menipu atau menyesatkan pengguna laporan keuangan yang

dipublikasikan, terutama investor dan kreditor, dengan menyusun dan

13
menyebarluaskan laporan keuangan yang salah saji secara material (Rezaee,

2005: 279).

Indicator-indikator yang digunakan untuk mengukur kecurangan akuntansi

diambil dari SPAP (2011) seksi 316 yaitu :

a. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau

dokumen pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian

laporan keuangan.

b. Respresentasi yang salah dalam atau menghilang dalam laporan

keuangan peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan.

c. Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan

dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.

Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2001),

menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai berikut:

a. Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan

yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau

pengungkapan dalam laporan keuangan untuk melabuhi laporan

pemakai laporan keuangan.

b. Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap

aktiva (seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau

penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang

berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

The ACFE membagi kecurangan (fraud) dalam tiga tipologi berdasarkan

perbuatan yaitu:

1) Penyimpangan atas aset (Asset Misappropriation), dapat digolongkan

dalam:

14
a) Kecurangan kas (cash fraud), meliputi pencurian kas dan

pengeluaran-pengeluaran secara curang, seperti pemalsuan cek.

b) Kecurangan atas persediaan dan aset lainnya (fraud of inventory

and all other assets), berupa pencurian dan pemakaian

persediaan/aset lainnya untuk kepentingan pribadi.

2) Kecurangan laporan keuangan (financial statement fraud) dikategorikan

dalam:

a) Timing difference (improper treatment of sales), mencatat waktu

transaksi berbeda atau lebih awal dari waktu transaksi yang

sebenarnya.

b) Fictitious revenues, menciptakan pendapatan yang sebenarnya

tidak pernah terjadi (fiktif).

c) Cancealed liabilities and expenses, menyembunyikan kewajiban-

kewajiban perusahaan, sehingga laporan keuangan terlihat bagus.

d) Korupsi (Corruption). Jenis fraud ini paling sulit dideteksi karena

menyangkut kerja sama dengan pihak lain dalam menikmati

keuntungan seperti suap dan korupsi.

Menurut Widjaja (2013) dalam bukunya terdapat dua tipe kecurangan


akuntansi yaitu :
1) Kecurangan eksternal Kecurangan yang dilakukan oleh pihak luar

terhadap suatu perusahaan/entitas, seperti kecurangan yang

dilakukan pelanggan terhadap usaha, wajib pajak terhadap

pemerintah.

2) Kecurangan internal Tindakan tidak legal yang dilakukan oleh

karyawan manager dan eksekutif terhadap perusahaan tempat

15
mereka bekerja. Kecurangan tersebut akan menimbulkan kerugian

yang besar bagi perusahaan itu sendiri.

Arens (2017:430) menjelaskan bahwa kecurangan menggambarkan

setiap upaya penipuan yang sengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil harta

atau hak orang atau pihak lain. Dua jenis kecurangan akuntansi yang utama

adalah:

a) Pelaporan keuangan yang curang: Pelaporan keuangan yang curang

adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang

disengaja dengan maksud mampu menipu para pemakai laporan

keuangan tersebut. Sebagian besar kasus melibatkan salah saja jumlah

yang disengaja, bukan pengungkapan. Pengabaian jumlah kurang lazim

dilakukan, tetapi perusahaan dapat saja melebihsajikan laba dengan

mengabaikan utang usaha dan kewajiban lainnya.

b) Penyalahgunaan aktiva: Penyalahgunaan (misappropriation) aktiva

adalah kecurangan yang melibatkan pencurian aktiva entitas. Dalam

banyak kasus, tetapi tidak semata, jumlah yang terlibat tidak material

terhadap laporan keuangan. Akan tetapi, pencurian aktiva perusahaan

seringkali mengkhawatirkan manajemen, tanpa memperhatikan

materialitas jumlah yang terkait, karena pencurian bernilai kecil

menggunung seiring dengan berjalannya waktu.

Pelaku kecurangan diklasifikasikan dalam dua, yaitu manajemen dan

pegawai. Pihak manajemen melakukan kecurangan biasanya untuk kepentingan

perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan

(misstatements arising from fraudulent financial reporting). Sedang

karyawan/pegawai melakukan kecurangan untuk keuntungan individu, misalnya

16
salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from

misappropriation of assets).

B. Penelitian Terdahulu

Sebelum dilakukannya penelitian ini, telah ada penelitian sebelumnya

yang telah dilakukan berkaitan dengan Perilaku tidak Etis dan Kesesuaian

Kompensasi terhadap Kecenderungan Kecurangan Akutansi. Tujuan penelitian-

penelitian tersebut mencari tahu apakah Perilaku tidak Etis dan Kesesuaian

Kompensasi dapat berpengaruh terhadap dan Kecenderungan Kecurangan

Akutansi secara positif atau sebaliknya. Adapun penelitian terdahulu disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut.

17
Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Judul, Peneliti, Tahun


Variabel Sample Alat Analisis Hasil Penelitian
Terbit
Vani Adelin, (2013) Pengendalian Internal, pimpinan atau Uji Regresi
Pengaruh Pengendalian Ketaatan Aturan Akuntansi , kepala cabang Berganda Pengendalian internal berpengaruh
Internal, Ketaatan Aturan Perilaku tidak etis, dan staf akuntansi negatif terhadap kecenderungan
Akuntansi, Dan Perilaku kecenderungan kecurangan pada perusahaan kecurangan akuntansi
Tidak Etis Terhadap akuntansi BUMN Kota
Kecenderungan Padang. Ketaatan aturan akuntansi
Kecurangan Akuntansi berpengaruh negatif terhadap
Studi Empiris pada BUMN kecenderungan kecurangan akuntansi
di Kota Padang.
Perilaku tidak etis berpengaruh positif
terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi
Siti Thoyibatun , Volume Ketaatan aturan akuntansi, 72 orang Uji Regresi
16, Nomor 2, (Juni 2012) sistem pengendalian internal, mahasiswa S2 Berganda Ketaatan aturan akuntansi dan
C5245 - 260 Faktor-Faktor sistem kompensasi, Perilaku dan S3 yang perilaku tidak etis berpengaruh
Yang Berpengaruh Tidak Etis, dan Kecenderungan minimal memiliki terhadap kecenderungan kecurangan
Terhadap Perilaku Tidak Kecurangan Akuntansi , pengalaman 2 akuntansi.
Etis Dan Kecenderungan Kinerja Organisasi. tahun sebagai
Kecurangan Akuntansi dosen. Sistem pengendalian dan sistem
Serta Akibatnya Terhadap kompensasi berpengaruh positif
Kinerja Organisasi. terhadap kecederungan kecurangan
akuntansi

Perilaku tidak etis berpengaruh positif


terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi

Silvia Yuliani, (2018) Perilaku Tidak Etis, Satuan Kerja Uji Regresi  Perilaku tidak etis
Pengaruh Perilaku Tidak Pengendalian Internal, Budaya Perangkat Daerah Berganda berpengaruh positif terhadap

18
Etis, Pengendalian Organisasi, Kecenderungan (SKPD) yang ada kecenderungan kecurangan
Internal Dan Budaya Kecurangan Akuntansi di Kabupaten akuntansi
Organisasi Terhadap Pasaman Barat.  Sistem pengendalian internal
Kecenderungan berpengaruh negatif terhadap
Kecurangan Akuntansi kecenderungan kecurangan
Instansi Pemerintahan akuntansi
Kab. Pasaman Barat  Budaya organisasi
berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan
akuntansi
Agung Irjayanto Sistem pengendalian internal, pegawai yang statistik regresi
Hasanudin,Se. Bill J. C. ketaatan aturan akuntansi, bekerja pada berganda Sistem pengendalian internal
Pangayow,Se,.M.Si,.Ak. Kesesuaian Kompensasi, beberapa SKPD berpengaruh positif terhadap
Jurnal Akuntansi & Kecurangan Akuntansi, di Pemerintah kecenderungan kecurangan akuntansi
Keuangan Daerah Volume Perilaku Tidak Etis Kabupaten
11, Nomor 1(Mei 2016) . Keroom yang Sistem pekngendalian internal dan
Analisis Faktor-Faktor dengan jumlah perilaku tidak etis berpengaruh positif
Yang Berpengaruh responden 53 terhadap kecenderungan kecurangan
Terhadap Kecenderungan orang akuntansi
Kecurangan Akuntansi
Dan Perilaku Tidak Etis Ketaatan aturan akuntansi
Pada SKPD Di Kabupaten berpengaruh positif terhadap
Keerom. kecenderungan kecurangan akuntansi

Ketaatan aturan akuntansi


berpengaruh positif terhadap perilaku
tidak etis

Kesesuaian kompensasi berpengaruh


negatif terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi

Kesesuaian kompensasi berpengaruh


negatif terhadap perilaku tidak etis

19
Chindy Kurnia Rahma pengendaliam internal, kepala bagian regresi liniier
Dewi Jom Fekon, Vol. 4 Kesesuaian Kompensasi, keuangan dan staf berganda Sistem pengendalian internal
No. 1 (Februari) 2017 ketaatan aturan bagian keuangan berpengaruh negatif terhadap
Pengaruh Pengendalian akuntansi,perilaku tidak etis, pada SKPD di kecenderungan kecurangan akuntansi
Internal, Kesesuaian dan Kecenderungan Kabupaten
Kompensasi, Ketaatan Kecurangan Akuntansi. Bengkalis yang
Aturan Akuntansi, berjumlah 70
Dan Perilaku Tidak Etis orang.
Terhadap
Kecenderungan Kesesuaian kompensasi berpengaruh
Kecurangan negatif terhadap kecenderungan
Akuntansi kecurangan akuntansi
(Studi Empiris Pada Skpd
Kabupaten Bengkalis) Ketaatan aturan akuntansi
berpengaruh positif terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi

Perilaku tidak etis berpengaruh positif


terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi

20
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konseptual

1. Teori disfungsional merupakan konsep teori yang berkaitan dengan perilaku

yang menyimpang dari normal (disfungsional). Dalam hal ini perilaku tidak

etis karyawan yang muncul karena ketidakpuasan, kekecewaan atas apa

yang diperoleh dari perusahaan. Selain itu juga terdapat pengaruh lain

dimana karyawan mengejar keuntungan diri sendiri sehingga

mengenyampingkan perilaku yang bermoral untuk melakukan perilaku tidak

etis. Jika perilaku tidak etis dibiarkan maka akan berkembang menjadi

bentuk kompleks yang sulit ditelusuri dan menimbulkan akibat yang

merugikan sehingga menimbulkan kecurangan (Thoyibatun, 2012).

2. Menurut konsep fraud triangel theory dalam hal ini penipuan terjadi

ketika kondisi untuk melakukan penipuan menguntungkan bagi individu

pelaku penipuan dan itu bukan kejadian acak. Selain faktor kesempatan

dan rasionalisation, terdapat juga Faktor tekanan (perceived pressure), yaitu

adanya insentif, tekanan dan kebutuhan untuk melakukan fraud. Tekanan

dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi

yang berhubungan dengan kecukupan kompensasi yang diterima.karyawan

yang merasa tidak puas dan kecewa akan apa yang diberikan perusahaan

tidak sepadan dengan kotribusi yang telah mereka berikan kepada

perusahaan akan mendorong mereka untuk melakukan kecurangan.

Kecurangan (Fraud) menurut Black Low Dictionary dalam Tungga (2010)

adalah kesengajaan atau salah pernyataan terhadap suatu kebenaran atau

keadaan yang disembunyikan dari sebuah fakta material yang dapat

21
mempengaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan atau tindakan yang

merugikannya. Pelaku kecurangan diklasifikasikan dalam dua, yaitu manajemen

dan pegawai. Pihak manajemen melakukan kecurangan biasanya untuk

kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan

pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting).

Sedang karyawan/pegawai melakukan kecurangan untuk keuntungan individu,

misalnya salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising

from misappropriation of assets).

Perilaku tidak etis dapat berupa penyalah gunaan kedudukan/posisi

(abuse position), penyalah gunaan kekuasaan (abuse power), penyalah gunaan

sumber daya (abuse resources), serta perilaku yang tidak berbuat apa-apa

(Robinson,dalam Thoyibatun 2009). Selain faktor-faktor tersebut perilaku tidak

etis juga dipicu oleh sistem gaji, keamanan atas risiko pekerjaan, perlindungan

atas kerahasiaan laporan keuangan. Jika perilaku tidak etis dibiarkan maka akan

berkembang menjadi bentuk kompleks yang sulit ditelusuri dan menimbulkan

akibat yang merugikan. Sebagaimana yang dilakukan Wilopo (2006).

Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya

kompensasi mencerminkan ukuran karya mereka diantara para karyawan itu

sendiri, keluarga dan masyarakat. Kompensasi seringkali juga disebut

penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang

diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka

berikan kepada organisasi (Dito, 2010). Selain itu dalam buku Malayu S.P.

Hasibuan (2002) dalam Dito (2010) terdapat beberapa pengertian kompensasi

dari beberapa tokoh yaitu

a. Menurut William B. Werther dan Keith Davis kompensasi adalah apa

yang seorang pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang

22
diberikannya. Baik upah per jam ataupun gaji periodic didesain dan

dikelola oleh bagian personalia.

b. Menurut Andrew F. Sikula kompensasi adalah segala sesuatu yang

dikonstitusikan atau dianggap segai suatu balas jasa atau ekuivalen.

Kompensasi bisa berupa fisik maupun non fisik harus dihitung dan

diberikan kepada karyawan/pegawai sesuai dengan pengorbanan yang telah

diberikannya kepada organisasi/perusahaan/instansi. Kompensasi seringkali juga

disebut penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai bentuk penghargaan yang

diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka

berikan kepada organisasi.

Menurut Rahmawati (2012), aturan merupakan tindakan atau perbuatan

yang harus dijalankan. Aturan akuntansi dibuat sedemikian rupa sebagai dasar

dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam standar akuntansi terdapat aturan-

aturan yang harus digunakan dalam pengukuran dan penyajian laporan

keuangan yang berpedoman terhadap aturan-aturan yang dikeluarkan oleh IAI.

Informasi yang tersedia dilaporan keuangan sangat dibutuhkan bagi investor dan

manajemen jadi harus dapat diandalakan. Sehingga dibutuhkan suatu aturan

untuk menjaga keandalan informasi tersebut dan menghindari tindakan yang

dapat merugikan perusahaan atau organisasi.

23
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

.mmm,jjjj

B. Hipotesi

Theori disfugnsional adalah konsep yang mempelajari tentang perilaku

yang menyimpang dari normal dan berbeda dari khas. Theory ini mempelajari

tentang perilaku disfungsional yang relevan dengan variabel perilaku tidak etis

yang berkaitan dengan perilaku yang menyimpang. Perilaku tidak etis adalah

perilaku yang menyimpang dari tugas pokok atau tujuan utama yang telah

disepakati. Perilaku tidak etis seharusnya tidak bisa diterima secara moral karena

mengakibatkan bahaya bagi orang lain dan lingkungan.

Dalam penelitian Silvia Yuliali (2018) mendapatkan bahwa perilaku tidak

etis berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

Semakin tinggi perilaku tidak etis terjadi maka semakin tinggi pula

kecenderungan kecurangan akuntansi akan terjadi.

24
Fraud triangel theory adalah konsep yang menjelaskan alasan di balik

melakukan penipuan oleh pekerja di tempat kerja dan terdiri dari tiga elemen

yang bertanggung jawab atas penipuan yaitu peluang, tekanan, rationalization.

Menurut konsep fraud triangel theory dalam hal ini penipuan terjadi ketika

kondisi untuk melakukan penipuan menguntungkan bagi individu pelaku

penipuan dan itu bukan kejadian acak.

Dalam penelitian Chindy Kurnia Rahma Dewi Jom Fekon (2017),

mendapati bahwa kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi. Dimana semakin tinggi kesesuaian

kompensasi yang di dapatkan maka akan menurunkan taraf terjadinya

kecenderungan kecurangan akuntansi.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terhadulu, maka penulis mengambil

hipotesis sebagai dugaan/jawaban sementara, yaitu:

H1: Perilaku tidak etis berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi pada KANWIL BRI Kota Makassar.

H2 : Kesesuaian Kompensasi berpengaruh terhadap Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi pada KANWIL BRI Kota Makassar.

25
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Pendekata Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas

yang dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati dan terukur, hubungan variabelnya

bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan

analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono, 2008). Penelitian ini bertujuan

untuk menguji kendala suatu teori yang mampu menghasilkan kesimpulan-

kesimpulan.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian akan dilakukan pada Kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Cabang Panakkukang dan Kantor Cabang Pembantu Boulevard, Sultan

Alauddin, serta Pettarani. Waktu penelitian akan dilakukan selama kurang lebih

dua bulan (Maret – Mei 2021).

C. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2013:148). Sedangkan menurut Kuncoro (2013 :118), Populasi

adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek,

transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau

menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan dari

kantor BRI cabang Panakkukang, kantor cabang pembantu Boulevard,

26
Pettarani, dan Sultan Alauddin.

Tabel 4.1
Nama Kantor Cabang (KC) / Cabang Pembantu (KCP) BRI di Kota Makassar

JUMLAH
NO. KANTOR BRI ALAMAT
KARYAWAN
KANTOR CABANG Jl. Hertasning, Kota
1 88
PANAKKUKANG Makassar
KANTOR CABANG Jl. Pengayoman
2 13
PEMBANTU BOULEVARD Masale,Kota Makassar
KANTOR CABANG
Jl. Sultan Alauddin Kota
5 PEMBANTU SULTAN 10
ALAUDDIN Makassar

KANTOR CABANG Jl. Sultan Alauddin,Kota


6 14
PEMBANTU PETTARANI Makassar

TOTAL 125
Sumber : Kantor Wilayah BRI Makassar

2. Sample

Tehnik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Nonprobability sampling. Menurut Sugiono (2015:122) Nonprobability

sampling adalah tehnik penarikan sampel dengan tidak memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel. sehingga dalam penelitian ini digunakan perhitungan sampel dengan

menggunakan rumus slovin. Sugiono (2011:37)

N
n=
1+ N e 2

Keterangan :

n = Ukuran Sampe

N = Ukuran Populasi (160 Karyawan)

e = Kelonggaran / ketidak telitian atau derajad toleransi (10% = 0.1)

125
n=
1+¿ ¿

27
125
n=
1+1.25

125
n=
2.25

n=55.5 atau56

Jadi berdasarkan perhitungan sampel dengan menggunakan rumus slovin

maka penulis menemukan total sampel dalam penelitian ini sebanyak 56

karyawan.

3. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif. Metode pengumpulan data kuantitatif adalah suatu metode penelitian

dengan landaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi

atau sampel. Umumnya teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak,

teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data yang

bersifat kuantitatif atau statistik bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Sugiyono, 2012:7).

a. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yang

diambil langsung yang berasal dari responden yang diedarkan melalui kuesioner

kepada para karyawan yang berkerja pada kantor cabang naungan KANWIL

Makassar. Menurut Sunyoto (2013:22) data primer adalah data asli yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitiannya secara

khusus.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

i. Library Research. Data dikumpulkan dengan mengambil data atau

teori dari buku-buku referensi atau menggunakan internet yang

28
berhubungan dengan judul yang diangkat pada penelitian ini.

ii. Field Research (Metode Penelitian Lapangan), merupakan suatu

penelitian yang dilakukan secara langsung dengan objek penelitian.

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara membagikan

kuesioner. Kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,

2013:230). Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-

masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang

telah dibagikan kepada karyawan BRI sebagai responden. Setiap

jawaban dari pernyataan dalam kuisioner tersebut menggunakan skala

likert 5 poin, yaitu Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5, Setuju (S)

dengan nilai 4, Netral (N) dengan nilai 3, Tidak Setuju (TS) dengan

nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas (Independent

variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas terdiri dari

Perilaku tidak etis (X1), dan Kesesuaian Kompensasi (X2), sedangkan variabel

terikat adalah Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Y).

1. Perilaku tidak etis (X1)

Perilaku tidak etis berupa penyalah gunaan kedudukan / posisi (abouse

position), penyalah gunaan kekuasaan ( abouse power), penyalah gunaan

sumber daya . Buckley, M.R.,D.S. Wiese M.G and Harvey.(1998) menjelaskan

bahwa perilaku tidak etis yaitu merupakan suatu yang sulit di mengerti yang

jawabannya tergantung pada intraksi yang kompleks antara situasi serta

karakteristik pribadi perlakunya.

29
Thoyibatu (2012), indikator-indikator perilaku tidak etis diantaranya :

a. Penyalahgunaan kedudukan/ posisi

b. Penyalahgunaan kekuasaan

c. Penyalahgunaan sumber daya organisasi

d. Perilaku tidak berbuat apa-apa

2. System kompensasi (X2)

Kompensasi bisa berupa fisik maupun non fisik yang harus di hitungdan di

berikan kepada karyawan / pegawai sesuai dengan pengorbanan yang telah di

berikannya kepada organisasi/ perusahaan/isntansi. Kompensasi sering di

artikan juga sebagai penghargaan kepada para karyawan sebagai balas jasa

atas kontribusi yang telah mereka berikan kepada organisasi (Dito,2010 dalam

kusumastuti,2011).

Rivai 2010 dan rizki (2013) Indicator dalam kesesuaian system

kompensasi adalah :

a. Gaji

b. Upah

c. Insentif

d. Kompensasi tidak langsung

3. Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Y)

Kecurangan (Fraud) menurut black low dictionary dalam tungga

(2010) adalah kesengajaan atau salah pernyataan terhadap suatu kebenaran

atau keadaan yang di sembunyikan dari sebuah fakta material yang dapat

mempengaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan atau tindakan yang

merugikan. Biasanya merupakan kesalahan namun dalam beberapa kasus

(khususnya dilakukan dengan sengaja ) kemungkinan merupakan suatu

kejahatan.

SPAP (2011) seksi 361 indikator – indikator dari Kecenderungan

30
Kecurangan Akuntansi :

a. Manipulasi, pemalsuan

b. Respresentasi yang salah

c. Kesalahan penerapan prinsip akuntansi secara sengaja

Tabel 4.2
Definisi Oprasional dan Pengukuran Linier
No VARIABEL
INDIKATOR SKALA
. PENELITIAN
1. Penyalahgunaan
kedudukan / posisi
2. Penyalahgunaan
kekuasaan
1 Perilaku tidak etis 3. Penyalahgunaan Ordinal
sumber daya
organisasi
4. Perilaku tidak
berbuat apa-apa
1. Gaji
2. Upah
Kesesuaian 3. Insentif
2 Ordinal
Kompensasi
4. Kompensasi tidak
langsung
1. Manipulasi, pemalsuan
2. Respresentasi yang
Kecenderungan
salah
3 Kecurangan 3. Kesalahan penerapan Ordinal
Akuntansi prinsip akuntansi secara
sengaja

Berdasarkan indikator yang telah dijabarkan, peneliti menggunakan skala.

Menurut Sugiyono (2013:132) definisi dari skala likert adalah :“Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok tentang fenomena sosial.Dengan menggunakan skala likert, maka

variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.Kemudian indikator

31
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item instrument

yang dapat berupa pertanyaan”.Berdasarkan pernyataan diatas, maka setiap

pertanyaan pada kuesioner peneliti menetapkan skor – skor sebagai berikut:

1. Sangat TidakSetuju(STS) =1

2. Tidak Setuju(TS) =2

3. Netral(N) =3

4. Setuju(S) =4

5. SangatSetuju(SS) =5

F. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu skala pengukuran disebut valid bila melakukan apa

yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka tidak

bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang

seharusnya dilakukan (Gozali, 2013:97).

Teknik korelasi untuk menentukan validitas item memberikan interpretasi

terhadap koefisien korelasi, item yang memiliki korelasi positif dengan kriterium

(skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut

mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap

memenuhi syarat adalah kalau r = 0,5 jadi kalau korelasi antara butir dengan skor

total kurang dari 0,5 maka butir dalam instrument tersebut tidak valid. Adapun

rumus yang digunakan untuk menghitung T hitung menurut (Sugiyono,2013:217).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau

andal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten.Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara one shot atau

32
pengukuran sekali saja. Pengukuran keandalan butir pertanyaan dengan sekali

menyebarkan kuesioner pada responden, kemudian hasil skornya diukur

korelasinya antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama dengan

bantuan komputer Statistical Program for Society Science (SPSS), dengan

Fasilitas Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai alpha > 0,60 (Gozali,2013).

G. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji data Independen (X) dan data

variabel Dependen (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, berdistribusi

normal atau berdistribusi tidak normal. Model regresi yang baik adalah

memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas

pada penelitian ini menggunakan Normal P-Plot of regression

standarizard residual terhadap pengujian pada keseluruhan variabel dalam

penelitian ini. Adapun analisis grafik atau analisis statistic adalah sebagai

berikut.

Uji normalitas data dilihat dengan melihat pola pada kurva penyebaran

pada Grafik P-Plot.Jika pola penyebaran memiliki garis normal kurva atau

dimana data mengikuti garis diagonal dan diagram histogram yang tidak

condong kekiri dan kekanan maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk

melihat ada atau tidaknya Multikolinearitas maka dilakukan dengan melihat

nilai tolerance dan lawanya Variation Infiation Factor (VIF). Apabila nilai VIF <

33
10 dan nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi Multikolineritas antar Variabel

independenya. Apa bila terjadi multikolinearitas maka dilakukan

penyederhanaan persamaan yaitu dengan cara mengeluarkan variabel

independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan

identifikasikan variabel independen lainya untuk membantu prediksi (Ghozali,

2013:105).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varial dari residual satu pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot. Pada grafik plot, jika

ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu, seperti

titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur ( bergelombang,

melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas dan jika dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas ( Ghozali,2009).

H. Metode Analisis

Sehubungan dengan pendekatan penelitian adalah penelitian kuantitatif,

adapun alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan

proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah

dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau

penyusunan data dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif yaitu statistik

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

34
menggambarkan data yang telah terkumpul yang berlaku sebagaimana adanya

tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum generalisasi

(Kuncoro, 2013:147). Analisis deskriptif dalam penelitian ini menjelaskan

karakteristik responden dan tanggapan responden terhadap variabel penelitian.

2. Analisis Statistik Inferensial

Menurut Sugiyono (2013:23) statistika inferensial adalah statistika yang

digunakan untuk menganalisis sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan

(diinferensikan) untuk populasi dimana diambil sampel. Adapun pada penelitian

ini, peneliti menggunakan analisis regresi liner berganda yaitu analisis yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh perilaku tidak etis dan system

kompensasi sebagai variabel indepeden terhadap, Kecenderungan Kecurangan

Akuntansi sebagai variabel dependent. Analisis ini digunakan untuk mengetahui

variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksikan nilai

dari variabel dependen apabila nilai variabel dependen mengalami penaikan

atau kenaikan.

Persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e

Keterangan:

Y : Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

X1 : Perilaku Tidak Etis

X2 : Kesesuaian Kompensasi

a : Konstanta

b1 : Koefisien Regresi Variabel X1

b2 : Koefisien Regresi Variabel X2

e : Error

I. Uji Hipotesis

35
Uji hipotesis dalam penelitan ini akan diuji dengan menggunakan analisis

regresi linear berganda yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh Perilaku Tidak Etis dan Kesesuaian Kompensasi sebagai variabel

indepeden terhadap Kcenderungan Kecurangan Akuntansi sebagai variable

dependen.

1. Uji Simultan (Uji F)

Pengujian koefisien secara simultan adalah untuk mengetahui pengaruh

variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel

dependen. Proses pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan nilai Ftabel pada tingkat signifikan (α) dan derajat kebebasan (df).

Hipotesis yang diuji :

 Ho:β=0:Perilaku Tidak Etis dan Kesesuaian Kompensasi secara simultan

tidak berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan

Akuntansi

 Ha: β ≠ 0 :perilaku tidak etis dan Kesesuaian Kompensasi secara simultan

berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi .

Kriteria pengujian :

 Jika Fhimtung< Ftabel, maka Ho diterima dan Hα ditolak. Hal ini berarti bahwa

tidak terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen.

 Jika Fhitung> Ftabel, maka Ho ditolak dan Hα diterima. Hal ini berarti bahwa

terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen.

2. Uji Persial (UjiT)

Pengujian koefisien secara persial adalah untuk mengetahui pengaruh

masing – masing variabel independen secara persial (sendiri) terhadap variabel

36
dependennya. Proses pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai ttabel

pada tingkat signifikan (α) dan derajat kebebasan ( df ).

Hipotesis yang diuji :

 Ho: β1 = β2 = 0: perilaku tidak etis dan Kesesuaian Kompensasi

berpengaruh secara parsial terhadap Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi .

 Ha: β1 ≠ β2 ≠0: perilaku tidak etis dan Kesesuaian Kompensasi

berpengaruh secara parsial terhadap Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi.

Kriteria pengujian :

 Jika Thitung<Ttabel, maka Ho diterima dan Hα ditolak. Hal ini berarti bahwa

tidak terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen.

 Jika Thitung>Ttabel, maka Ho ditolak dan Hα diterima. Hal ini berarti bahwa

terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen.

3. Koefisien Determinasi(R2)

Menurut Ghozali (2013:87) koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen.

Dalam pengujian hipotesis koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai R

Square (R2), untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas perilaku tidak etis

dan Kesesuaian Kompensasi berpengaruh terhadap Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤

1).Jika nilai R2 bernilai besar (mendekati1) berarti variabel bebas dapat

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variabel dependen. Sedangkan jika R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel

37
bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.

38
DAFTAR PUSTAKA

Adelin, V. (2013). Pengaruh Pengendalian Internal, Ketaatan Aturan


Akuntansi, dan Perilaku Tidak Etis Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada BUMN di Kota Padang).
Jurnal Akuntansi, 1(3).

Alou, S. D., Ilat, V., & Gamaliel, H. (2017). Pengaruh Kesesuaian


Kompensasi, Moralitas Manajemen, dan Keefektifan Pengendalian
Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Pada
Perusahaan Konstruksi Di Manado. GOING CONCERN: JURNAL
RISET AKUNTANSI, 12(01)

Anak agung,dkk.(2017). Pengaruh pengendalian internal dan moralitas


individu pada Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. E-Jurnal
vesristas udayana.vol.18.3. maret (2017).

Badjo,Nurdin & Shaleh,Mahandi.(2018).Manajemen Sumber Daya


Manusia. Makassar: Aksara Timur.

Bastian, Indra . (2014). Audit Sektor Public.(Edisi3) Jakarta : Salemba


Empat.

Buckley, M.R., D.S. Wiese M.G. and Harvey, 1998.An Investigation Into
Dimentions of Unethical Behavior . Journal Of Education for
Bussiness 73 (5), pp: 284-290.

Brooks ,L.J., Dunn,P. (2007). (Terjemahan Kanti Pertiwi). Bussiness &


Professional Ethics For Directors ,Excecutive &
Accountans.Jakarta: Salemba empat -12 )

Chandra, D. P. (2015). Determinan Terjadinya Kecenderungan


Kecurangan Akuntansi (Fraud) pada Dinas Pemerintah Kabupaan
Grombongan

Dito, Herdian. (2010). Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan


PT. Slamet Langgeng Purbalingga Dengan Motivasi Kerja Sebagai
variabel Intervening.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2002). Kamus Besar Bahasa


Indonesia . Edisi ke-3. Jakarta. Balai Pustaka.

Dewi, C. K. (2017). Pengaruh Pengendalian Internal, Kesesuaian


Kompensasi, Ketaatan Aturann Akuntansi, dan Perilaku Tidak Etis

39
Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris
Pada SKPD Kabupaten Bengkalis). JOM Fekom, Vol. 4 No. 1,
1443-1457.

Downida, A. N. (2017). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Kecenderungan Akuntansi pada SKPD Kota Kediri . Jurnal ilmu
dan RIset Akuntansi, 1866-1884.

Ebert,Ronald J. & Ricky W. Griffin, (2006), BISNIS. Alih Bahasa


Rd.Soemarnagara ,Jakarta: Erlangga.

ErnawanE.R (2007). Etika Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, Iman. (2013).Aplikasi Analisis Multi Variate Dengan Program


SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.(edisi
7).

Hasibuan,M. (2003).Organisasi Dan Motivasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hasibuan Melayu S.P. (2013) Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:


Bumi Aksara.

Halgin, Richard P Dan Whitbourne, Susan Krauss. 2010 . Psikologi


Abnormal: Prespektif Klinis Pada Gangguan Psikologis, Edisi 6
Buku 1 . Jakarta : Salemba Empat.

Hendryadi,S. (2016). Metode Riset Kuantitatif Teori Dan aplikasi pada


penelitian bidang manajemen dan ekonomi islam. Jakarta:
Gramedia Grup

Irjayanto,Agung. Hasanudin, B. J. (2016). Anallisis Faktor-Faktor yang


berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi dan
perilaku tidak etis pada SKPD Di kabupaten Keerom.

Ikatan Akuntansi Indonesia, (2001), Standar Pemeriksaan Akuntan


Publik.SA Seksi 316. Pertimbangan Atas Kecurangan Dalam Audit

Kusumastuti. (2012). Meneliti Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh


Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Dengan Perilaku
Tidak Etis Sebagai Variabel Intervening.Skripsi Universitas
Diponegoro: Semarang.

Kusumaningtiyas, Dian. & Maratus Solikah.(2016). Pengaruh Etika Profesi


Akuntan Terhadap Perilaku Tidak Etis Di Lembaga Keuangan
Syariah.

40
Komite SPAP Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), (2001), Standar
Profesional Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Marshall B. Romnely & Paul John Steinbart. 2017. Sistem Informasi


Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Edisi 13-156

Mudrat Kuncoro,(2013) Metode riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi.Jakarta :


Erlangga. (Edisi 4).

Peterson Ozili. 2015. Forensic Accounting and Fraud. International


Journal of Accounting and Economics Studies.Vol 3, No. 1

Prihanto , Hendi. (2018). Etika Bisnis Dan Profesi (Sebuah Pencarian).


Depok: PT. Raja Grafindo Pesada.edisi 1-13

Rahmi, F., & Sovia, A. (2017). Dampak Sistem Pengendalian Internal,


Prilaku Tidak Etis, dan Moralitas Manajemen terhadap an
Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Developer di Pekanbaru.
Jurnal Al-Iqtishad, 13(1), 48-66.

Rizani,Fahmi, (2018).Perilaku Tidak Etis Dan Kecurangan Dalam Dunia


Ekonomi. Malang : CV. IRDH(Research & Publishing).

Sugiono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alvabeta.

Sunyoto, Danang. (2011). Metode Penelitian untuk Ekonomi. Yogyakarta:


CAPS.

Sunyonto,Danang. (2013). Metode Penelitian Akuntansi. Bandung: PT.


Refika Aditama Anggota IKAPI .

Thoyibatun, S. (2012). Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku


Tidak Etis dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta
Akibatnya Terhadap Kinerja Organisasi. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan, 245-260.

Widjaja,Amin (2013).The Fraud Audit Mencegah dan Mendeteksi


Kecurangan Akuntansi.Jakarta : Harvarindo.

https://www.acfe.com/rttn/docs/2014-report-to-nations.pdf.

https://Money.kompas.com

41
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PERILAKU TIDAK ETIS DAN
KESESUAIAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN
KECURANGAN AKUNTANSI

Kepada Yth,

Bapak/Ibu/Sdr/i Responden .

Saya adalah mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar

Bongaya yang sedang melakukan penelitian mengenai pengaruh “pengaruh

perilaku tidak etis dan Kesesuaian Kompensasi terhadap Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi” dalam rangka penyelesaiantugas akhir ( skripsi) saya.

Saya memahami sepenuhnya bahwa waktu Anda sangat terbatas dan berharga.

Namun demikian, kami sangat mengharapkan kesediaan Anda untuk

meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya tanpa

adanya paksaan dari pihak manapun.

Atas partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden :……………..

Umur : ……………………….

Jenis Kelamin : ☐ Laki-laki ☐ Perempuan

Lama Berkerja :

Unit Kerja :……………..

Jabatan : ☐ Pegawai Tetap ☐ Pegawai Kontrak / outsourcing

Gaji / Tunjangan : ☐ >0 - 1 Juta ☐ >1 juta - 3 Juta

42
☐ >3 - 5 Juta ☐ >5 juta – 7 juta ☐ >7 juta - 9 Juta

☐ >9 juta - 11 Juta ☐ > 11 juta -13 Juta ☐ >13 juta- 15Juta

☐ >15 juta – 17 juta ☐ >17 juta – 19 Juta

☐ >19 – 21 Juta

Kompensasi tidak langsung : ☐ asuransi ☐ rumah dinas

☐ kendaraan dinas ☐ lain-lain ( ………………….

Responden diharapkan memilih salah satu dari jawaban pada kolom yang

tersedia. Dengan tanda √ untuk kolom yang dipilih oleh responden Pilihan Arti

SS = Sangat setuju

S = Setuju

N = Netral (artinya tidak tahu )

TS = Tidak setuju

STS = Sangat tidak setuju

A. PERILAKU TIDAK ETIS


ALTERNATIF JAWABAN
NO. PERNYATAAN
STS TS N S SS
di perusahaan tempat saya bekerja tidak ada
1 sanksi yang tegas apabila karyawan berperilaku
tidak sesuai aturan          
menurut saya pemimpin hanya ingin bekerja
2 sama dengan pihak lembaga/instansi lain yang
dapat menguntungkan dirinya sendiri          
di perusahaan tempat saya bekerja merupakan
3 hal yang wajar apabila menggunakan mobil
kantor untuk keperluan pribadi.          
saya akan diam saja apabila karyawan lain
4 melakukan tindakan yang merugikan di
lingkungan perusahaan          

43
di instansi tempat saya bekerja, atasan tidak
5 menegur secara langsung karyawan yang
melnggar peraturan          
di perusahaan tempat saya bekerja merupakan
6 yang wajar apabila pemimpin tidak disiplin
datang datang ke tempat kerja          
B. KESESUAIAN KOMPENSASI
ALTERNATIF JAWABAN
NO. PERNYATAAN
STS TS N S SS
perusahaan memberikan insentif kepada
1
karyawan yang berprestasi          
bayaran diluar jam kerja(libur,cuti tahunan, cuti
2 melahirkan) yang diberikan perusahaan sudah
cukup          
tunjangan kinerja yang saya peroleh sudah
3
sesuai dengan apa yang telah saya kerjakan          
perusahaan tempat saya bekerja memberikan
tunjangan hari raya, tunjangan kinerja,
4 transportasi,tunjangan keluarga,tunjangan
kesehatan,dan tunjangan keselamatan sesuai
ketentuan.          
perusahaan memberikan asuransi sosial dan
5
tenaga kerja untuk saya dan keluarga saya.          
asuransi yang diberikan kepada saya
6
memberikan rasa nyaman.          
Gaji yang diterima dari perusahaan sudah
7 memenuhi kebutuhan          
gaji yang saya terima sudah sesuai dengan apa
8 yang telah saya kerjakan          
pembayaran gaji dari instansi tidak pernah
9 terlambat          
C KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI
ALTERNATIF JAWABAN
NO. PERNYATAAN
STS TS N S SS
oknum di perusahaan ini pernah melakukan
1 manipulasi bukti-bukti transaksi dengan
mengubah besarnya nominal          
oknum di perusahaan ini pernah melakukan
2 penghapusan atau penghilangan suatu transaksi
         
di perusahaan tempat saya bekerja pernah
3 mencatat tanggal transaksi yang tidak sesuai
dengan waktu transaksi yang sebenarnya          

44
di perusahaan tempat saya bekerja pernah
melakukan pemalsuan atas dokumen-dokumen
4 tertentu yang berkaitan dalam pembuatan
laporan keuangan
         
di perusahaan tempat saya bekerja pernah
5 dilakukan pengubahan asumsi dalam
pencatatan transaksi keuangan '          

45

Anda mungkin juga menyukai