Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS


PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA

Disusun dan diajukan oleh:

HADRA
201810004

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR BONGAYA


STIEM BONGAYA

1
MAKASSAR
2021

2
ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis .............................................................. 8
2. Manfaat Praktis ............................................................... 8
II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 9
A. Tinjauan Teoritis ......................................................................... 9
B. Penelitian Terdahulu.................................................................... 24
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ................................. 26
A. Kerangka Konseptual.................................................................. 26
B. Hipotesis...................................................................................... 28
IV METODE PENELITIAN ..................................................................... 29
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 29
C. Populasi dan Sampel .................................................................. 29
D. Metode Pengumpulan Data......................................................... 32
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .......................... 33
F. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 33
1. Uji Normalitas ................................................................. 33
2. Uji Heteroskedasitas ....................................................... 34
G. Metode Analisis........................................................................... 34
H. Uji Hipotesis ............................................................................... 35
I. Rancangan Penelitian ................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
ii
iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia perusahaan industri makanan dan minuman semakin lama

semakin meningkat jumlahnya karena barang konsumsi makanan dan

minuman merupakan salah satu kebutuhan primer manusia selain pakaian

dan tempat tinggal, maka dari itu perusahaan industri barang konsumsi

makanan dan minuman merupakan peluang usaha yang mempunyai

prospek yang baik. Hal ini diiringi pula dengan perkembangan perekonomian

Indonesia yang semakin membaik. Perusahaan makanan dan minuman

pada umumnya melakukan go public untuk memperoleh modal tambahan

(Nadia, 2014). Hal tersebut terbukti saat krisis global yang terjadi pada

pertengahan tahun 2008, hanya industri makanan dan minuman yang dapat

tetap bertahan (Chatib dalam kompas, 2009).

Peluang untuk menanamkan investasi pada sektor makanan dan

minuman ini sangat menjanjikan, karena pasar masih terbuka lebar dengan

jumlah penduduk yang besar pula. Dari sisi nilai investasi, sektor industri

makanan menjadi sektor yang paling diminati oleh investor dalam negeri

selama periode 2007-2011. Dalam pernyataan Aulya (2013) perkembangan

bisnis makanan ini dimulai dari yang berskala kecil yaitu bisnis makanan dan

minuman yang terdapat di tepi jalan, seperti warung-warung dan cafe tenda.

Bisnis jasa makanan dan minuman berskala menengah seperti depot, rumah

makan, dan kafe. Dan bisnis jasa makanan dan minuman yang berskala

besar seperti restoran yang terdapat di hotel-hotel berbintang. Aulya (2013)

juga menyatakan dengan adanya perubahan pola hidup manusia pada

jaman ini, maka pelaku bisnis harus memikirkan strategi bagaimana

menciptakan sebuah pengalaman berbelanja dalam bisnis makanan dan

1
minuman menjadi terkesan. Tidak hanya menjual makanan dan minuman

saja, namun pebisnis dalam bidang ini harus membuat suasana tempat

makan yang nyaman dengan didukung desain yang menarik.

Fact Book Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 25 perusahaan

bergerak dibidang makanan dan minuman, yang diterbitkan 12 Februari

2020. Dimungkinkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bisnis ini

antara lain, meningkatnya daya konsumsi masyarakat. Sektor makanan dan

minuman telah mengalami perkembangan setelah krisis moneter dan mulai

menunjukkan kontribusinya pada pertumbuhan di beberapa tahun akhir ini.

Hal ini ditandai dengan banyaknya pusat perbelanjaan yang tersebar di

berbagai daerah berpotensi kuat di Indonesia.

Meningkatnya pertumbuhan Industri makanan dan minuman di

Indonesia dari periode ke periode semakin banyak, walaupun ada beberapa

perusahaan yang pernah mengalami kekurangan modal untuk sementara

karena imbas dari krisis ekonomi. Tetapi tidak menutup kemungkinan

perusahaan ini sangat dibutuhkan masyarakat sehingga prospeknya

menguntungkan baik dimasa sekarang maupun yang akan datang. Pasang

surutnya sektor ini memiliki amplitud yang besar, yaitu pada saat terjadi

pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sektor ini mengalami booming dan

cenderung over supplied, namun sebaliknya saat pertumbuhan ekonomi

menurun, secara cepat sektor ini akan mengalami penurunan yang cukup

drastis pula (Artini, 2012).

Tahun 2018 adalah tahun politik di mana umumnya uang yang beredar

meningkat. Diharapkan, hal itu dapat pula mendongkrak konsumsi makanan

dan minuman. Ada beberapa faktor lainnya yang mendukung pertumbuhan

industri makanan dan minuman pada tahun ini, antara lain terbitnya

beberapa kebijakan deregulasi yang memudahkan pasokan bahan baku.


2
Perekonomian selalu mengalami perubahan dan persaingan bisnis semakin

kuat yang membuat para pemimpin perusahaan terus berusaha

meningkatkan profitabilitas perusahaannya salah satunya dengan

meningkatkan penjualan. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan dana

sangat besar untuk meningkatkan profit perusahaannya. Kebutuhan dana

dapat berasal dari sumber internal dan sumber eksternal perusahaan.

Sumber internal perusahaan adalah sumber dana yang berasal dari dalam

perusahaan itu sendiri, misal modal. Sumber eksternal perusahaan adalah

sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, misalnya hutang.

Leverage merupakan pemakaian hutang oleh perusahaan untuk

melakukan kegiatan operasional perusahaan. Leverage juga bisa sebagai

salah satu alat yang banyak digunakan oleh perusahaan untuk

meningkatkan modal mereka dalam rangka meningkatkan keuntungan

(Singapurwoko, 2011). Hutang berasal dari bank atau pembiayaan lainnya.

Perusahaan yang terlalu banyak melakukan pembiayaan dengan hutang,

dianggap tidak sehat karena dapat menurunkan laba. Peningkatan dan

penurunan tingkat hutang memiliki pengaruh terhadap penilaian pasar (Nor,

2012). Kelebihan hutang yang besar akan memberikan dampak negatif pada

nilai perusahaan (Ogolmagai, 2013). Leverage adalah kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka

pendek maupun jangka panjang atau mengukur sejauh mana perusahaan

dibiayai dengan hutang (Wiagustini, 2010:77). Rasio hutang yang digunakan

dalam penelitian ini diproksikan dengan DER (Debt to Equity Rasio), dimana

DER merupakan perbandingan total hutang dan modal yang dimiliki oleh

perusahaan, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri. Semakin besar DER maka

akan semakin kecil laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham,
3
sehingga dapat menurunkan harga saham yang bersangkutan. Semakin

rendah tingkat DER maka kemungkinan nilai perusahaan akan semakin

tinggi dan perusahaan akan dapat kepercayaan dari investor. Sumber dana

perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber dana intern berasal

dari laba ditahan, pemilik perusahaan yang tercermin pada lembar saham

atau presentasi kepemilikan yang tertuang di dalam neraca dan sumber

dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan, seperti hutang. Jadi

leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan

menggunakan pendanaan yang berasal dari hutang (financial leverage)

(Brigham et al, 2006).

Tabel 1.1
Dept to Equity Ratio (DER) pada industri Manufaktur Sektor Makanan dan
Minuman 2017 – 2019.

Tahun DER (Debt to Equity Rasio) (%)


2020 2,91
2021 3,32
2022 3,04
Sumber :http://www.idx.co.id/ , Data diolah 2020.

Dari tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa hasil rata-rata DER untuk tahun

2017 – 2019 bergerak fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada industri makanan

dan minuman dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2022 penurunan yaitu

tahun 2020 sebesar 2,91, tahun 2021 sebesar 3,32, kemudian penurunan

3,04 pada tahun 2020. Semakin besar DER maka akan semakin kecil laba

yang akan dibagikan kepada pemegang saham, sehingga dapat

menurunkan harga saham yang bersangkutan. Dan sebaliknya semakin

rendah tingkat DER maka kemungkinan nilai perusahaan akan semakin

tinggi dan perusahaan akan dapat kepercayaan dari investor.

Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha tentunya

memiliki tujuan tertentu, dan salah satunya yaitu memperoleh keuntungan.

4
Tujuan tersebut dapat tercapai apabila manajemen perusahaan bekerja

dengan tingkat efektivitas tinggi. Tingkat efektivitas manajemen yang

ditunjukkan dari laba hasil penjualan atau pendapatan investasi dapat

diketahui melalui rasio profitabilitas yang dimiliki (Kasmir, 2012).

Profitabilitas merupakan kemampuan dalam memperoleh laba yang

diukur menggunakan presentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana

perusahaan mampu menghasilkan keuntungan. Menurut (Kasmir, 2012)

rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan sebuah

perusahaan dalam mencari keuntungan.

Kemampuan perusahaan dengan menggunakan modal sendiri dalam

menghasilkan laba tercermin dalam ROE (return on equity). Mengukur

profitabilitas merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang

tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa

maupun saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam

perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan

yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan. Rasio ini

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih

untuk pengembalian ekuitas pemegang saham, dimana semakin tinggi rasio

ini, maka kinerja perusahaan semakin baik. Kinerja perusahaan yang baik

tentu akan memberikan deviden yang tinggi sehingga akan menarik minat

investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut.

Wiagustini (2010:77) menyatakan bahwa, profitabilitas menunjukkan

kemampuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektivitas

pengelolaan manajemen. Profitabilitas dapat diketahui dengan

membandingkan antara laba yang diperoleh selama periode tertentu dengan

jumlah aktiva atau modal perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam

persentase (Sartono, 2010:122).


5
Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi serta berhasil

membukukan laba yang terus meningkat akan menunjukkan bahwa

perusahaan tersebut berkinerja baik, sehingga akan menciptakan respon

yang positif kepada pemegang saham dan membuat harga saham

perusahaan meningkat. Sehingga dengan demikian profitabilitas dapat

mempengaruhi nilai perusahaan. Profitabilitas dapat mencerminkan

keuntungan dari investasi keuangan, artinya profitabilitas berpengaruh

terhadap nilai perusahaan karena sumber internal yang semakin besar

(Sudarma, 2004) dalam Lifessy, 2011). Semakin baik pertumbuhan

profitabilitas perusahaan berarti prospek 9 perusahaan di masa depan dinilai

semakin baik, artinya nilai perusahaan juga akan dinilai semakin baik di mata

investor.

Rasio profitabilitas adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan

modal saham tertentu (Mamduh, 1996: 83). Jika kondisi perusahaan

dikategorikan menjanjikan keuntungan di masa yang akan datang maka

banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham

perusahaan, tentu saja mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi.

Leverage menunjukan hutang yang dimiliki perusahaan. Dalam arti

harfiah, leverage berarti pengukit. Sumber dana perusahaan dapat

dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana intern dan ekstern. Sumber dana

intern berasal dari laba ditahan, pemilik perusahaan yang tercermin pada

lembar saham atau presentasi kepemilikan yang tertuang dalam neraca.

Sementara sumber ekstern merupakan sumber dana perusahaan yang

berasal dari luar perusahaan, misalnya hutang. Kedua sumber dana ini

tertuang dalam neraca pada sisi kewajiban.

Hasil penelitian Marlina Widiyanti dan Maharani Ritonga (2014),


6
menyatakan bahwa leverage secara parsial berpengaruh negatif namun

tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA) Perusahaan Sub Sektor

Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2010-2013. signifikan terhadap profitabilitas. Beberapa penelitian

mengatakan bahwa leverage memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan (Rizki, Wira Putri, 2020), sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh Yulita M. Gunde (2017) menghasilkan bahwa leverage

memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya leverage

yang dihasilkan oleh perusahaan. Besarnya hutang yang digunakan dan

pendeknya waktu pelunasan maka akan timbul tanggungan tetap dari suatu

perusahaan. Diperhatikan pula manfaat adanya Loyalitas sehingga

penggunaan dari hutang dapat memajukan aset perusahaan dan akan

menambah profitabilitas perusahaan, Penelitian yang dilakukan oleh Arief

dan Wahid (2017), memiliki hasil bahwa leverage berpengaruh positif

terhadap profitabilitas perusahaan dan Sartono memperoleh hasil bahwa

leverage berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Namun demikian

leverage atau penggunaan hutang bisa berpengaruh negatif terhadap

profitabilitas, hal ini diteliti oleh Munawir, (2010) yang menghasilkan leverage

dan intensitas modal berpengaruh negatif terhadap Return on Equity.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat

penelitian dengan judul “Pengaruh Leverage Terhadap Profitabilitas pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (2020-2022)”

B. Rumusan Masalah

7
Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti merumuskan beberapa

rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: Apakah leverage berpengaruh

terhadap profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan

Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan

menganalisis, pengaruh leverage terhadap profitabilitas pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ialah sebaga berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal

sebagai sumbangan keilmuan tentang keuangan terutama mengenai

leverage dan profitabilitas dan sebagai bahan referensi dalam bidang

manajemen keuangan serta juga diharapkan sebagai sarana

pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis dipelajari di

bangku perkuliahan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

instansi terkait (dalam hal ini sektor makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia) sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan dalam pengelolaan keuangan perusahaan.

8
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Manajemen Keuangan

a. Pengertian manajemen keuangan

Manajemen keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas

perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh

pendanaan modal kerja, menggunakan atau mengalokasikan dana, dan

mengelola aset yang dimilki untuk mencapai tujuan utama perusahaan.

b. Fungsi Manajemen keuangan

Terdapat beberapa keputusan yang harus diambil oleh manajer

keuangan dan berbagai kegiatan yang harus dijalankannya. Seorang

manajer harus melakukan suatu keputusan yang berhubungan dengan

fungsi manajemen. Menurut Fahmi (2012:13) ada 7 fungsi manajemen

keuangan, yaitu sebagai berikut:

1) Perencanaan keuangan yaitu membuat rencana pemasukan

dan pengeluaran serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk

periode tertentu.

2) Penganggaran keuangan yaitu tindak lanjut dari

perencanaan keuangan dengan membuat detail

pengeluaran dan pemasukan.

3) Pengelolaan keuangan yaitu menggunakan dana

perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan

berbagai cara.
4) Pencarian keuangan yaitu mencari dan mengekspoitasi

sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan

perusahaan.

5) Penyimpanan keuangan yaitu mengumpulkan dana

perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.

6) Pengendalian keuangan yaitu melakukan evaluasi serta

perbaikan atas keuangan atas sistem keuangan pada

perusahaan.

7) Pemeriksaan keuangan yaitu melakukan audit internal atas

keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi

penyimpangan.

2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting

bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Disamping itu, banyak

pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan

keuangan yang dibuat perusahaan seperti pemerintah, kreditor,

investor, maupun para supplier. Penjelasan laporan keuangan secara

kompleks dikemukakan (Kasmir, 2017:7)

Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi

keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu. Penjelasan lainnya menerangkan laporan keuangan sebagai

suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan,

dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang

menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Pengertian laporan

keuangan perusahaan tersebut menunjukkan bahwa laporan

keuangan adalah output dari proses akuntansi yang menjadi bahan

10
informasi bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan

(Fahmi, 2012:22).

Dari kedua pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

laporan keuangan merupakan gambaran informasi dan kondisi

keuangan perusahaan yang menjadi pertimbangan bagi para

pemakainya dalam mengambil keputusan.

a. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan

tentunya memiliki tujuan. Ada beberapa tujuan perusahaan yang

dikutip oleh beberapa ahli, diantaranya Fahmi (2012:5) yang

menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk

memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang

kondisi suatu perusahaan dari sudut angka dalam satuan moneter.

Kasmir (2017:10) mengemukakan bahwa laporan keuangan

bertujuan untuk:

1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta)

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan

modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan

yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya

yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang

terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen

perusahaan dalam suatu periode.

11
7) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan

keuangan.

8) Informasi keuangan lainnya

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang

gambaran dan kondisi keuangan suatu perusahaan yang terdiri atas

perubahan aktiva, passiva, dan modal perusahaan kepada pihak yang

berkepentingan.

b. Analisis rasio keuangan

Menurut Kasmir (2008: 104) rasio keuangan merupakan indeks

yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan

membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan

digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja

perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi

kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Rasio keuangan

merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka

yang lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen

dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antara

komponen yang ada diantara laporan keuangan. Misalnya antara

hutang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok

produksi dengan total penjualan dan sebagainya.

3. Jenis - Jenis Rasio Keuangan

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Rasio)

Menurut Hanafi dan Halim (2016: 75), rasio likuiditas mengukur

kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat

aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya (utang

12
dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan. Meskipun rasio ini

tidak bicara masalah solvabilitas (kewajiban jangka panjang), dan

biasanya relatif tidak penting dibandingkan rasio solvabilitas, tetapi

rasio likuiditas yang jelek dalam jangka panjang juga akan

mempengaruhi solvabilitas perusahaan. Dua rasio likuiditas jangka

pendek yang sering digunakan adalah rasio lancar dan rasio quick

(acid test ratio). Rasio likuiditas yang dianalisis meliputi:

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan

semua aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar.

Sedangkan utang lancar menggambarkan yang harus dibayar dan

diasumsikan semua utang lancar benar-benar dibayar. current

ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan, akan

tetapi dapat menjebak. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi

dapat disebabkan oleh adanya piutang yang tidak tertagih atau

persediaan yang tidak terjual, yang tentu saja tidak dapat dipakai

untuk membayar utang. Untuk menguji apakah alat bayar tersebut

benar-benar likuid (benar-benar dapat digunakan untuk membayar

utangnya), maka alat bayar yang kurang atau tidak likuid harus

dikeluarkan dari total aktiva lancar. Alat bayar yang kurang likuid

ini misalnya persediaan dan pos-pos yang analog dengan

persediaan (Dwi dan Rifka, 2008: 85). Rasio yang menunjukkan

adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai pengaruh

yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan.

Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan cara

membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang

lancar. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

13
Aktiva Lancar
Current Ratio= rent RatioAktiva Lancar/Hutang Lancart
Hutang Lancar

RatioAktiva Lancar/Hutang Lancar

Aktiva lancar (current assets) merupakan harta perusahaan

yang dapat dalam waktu singkat (maksimal satu tahun).

Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga,

piutang, sediaan, biaya dibayar dimuka, pendapatan yang masih

harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya.

Hutang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban

perusahaan jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya, utang

ini segera harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun.

Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank satu

tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang dividen, biaya

diterima dimuka, utang jangka panjang yang suda hampir jatuh

tempo, serta utang jangka pendek lainnya.

2) Rasio Cepat (Quick Rasio)

Menurut Kasmir (2008: 136-137), quick ratio merupakan rasio

yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau

membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek)

dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan

(investory). Artinya nilai sediaan kita abaikan, dengan cara

dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena

sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk di

ungkapkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk

membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar

lainnya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

14
Aktiva Lancar−Persediaan
Quick Ratio= ck RatioAktiva Lancar-
Hutang Lancar

Persediaan/Hutang LancarRatioAktiva Lancar- Persediaan/Hutang

Lancar

3) Rasio Kas (Cash Ratio)

Membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa

segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas yang

dimaksud adalah uang perusahaan yang disimpan di kantor dan di

bank dalam bentuk rekening koran. Sedangkan harta setara kas

(near cash) adalah harta lancar yang dengan mudah dan cepat

dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi

negara yang menjadi domisili perusahaan bersangkutan. Rasio ini

menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan

total aktiva lancar. Semakin besar rasionya semakin baik. Sama

seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100% (Harahap,

2002:302). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

Kas−Setara Kas
Cash Ratio= h RatioKas-Setara Kas/Hutang
Hutang Lancar

LancaratioKas-Setara Kas/Hutang Lancar

b. Rasio Aktivitas (Activity Rasio)

Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan

berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan

tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan

mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam

pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik

bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

15
1) Perputaran Piutang, 

Merupakan cara mengukur berapa kali, secara rata-rata

piutang yang dikumpulkan dalam satu tahun. Rasio ini

mengukur kualitas piutang dan efisiensi perusahaan dalam

pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya. Rasio ini

mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi

tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan piutangnya

(Sutrisno, 2001). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

Penjualan Bersih
Perputaran Piutang= putaran Piutang =Penjualan
Rata−rata Piutang

Bersih/Rata-rata Piutangaran Piutang =Penjualan Bersih/Rata-rata Piutang

2) Perputaran Persediaan, 

Menggambarkan likuiditas perusahaan, yaitu dengan cara

mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual

persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini mengukur

efektivitas pengelolaan persediaan. Semakin tinggi tingkat

perputarannya semakin efektif pengelolaan persediaanya

(Sutrisno, 2001). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

Harga Pokok Penjualan


Inventory Turnover= entory TurnoverHarga
Persediaan rata−rata

Pokok Penjualan/Persediaan rata-rataory TurnoverHarga Pokok

Penjualan/Persediaan rata-rata

3) Perputaran Aktiva Tetap,

Merupakan cara mengukur sejauh mana kemampuan

perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap

16
yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh

mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya.

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif proporsi aktiva

tetap tersebut. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

Penjualan Bersih
Perputaran AktivaTetap= putaran Aktiva Tetap
Total AktivaTetap

=Penjualan Bersih/Total Aktiva Tetaparan Aktiva Tetap =Penjualan

Bersih/Total Aktiva Tetap

4) Perputaran Total Aktiva, 

Merupakan rasio yang menghitung efektivitas

penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya

menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang

rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi,

pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya

(Hanafi dan Halim, 2000). Rasio ini dapat dihitung dengan

rumus:

Penjualan Bersih
Perputaran AktivaTotal= putaran Aktiva Total
AktivaTotal

=Penjualan Bersih/Aktiva Totalaran Aktiva Total =Penjualan Bersih/Aktiva

Total

c. Rasio Leverage (Leverage Ratio)

Menurut Sawir (2005: 13-14), Rasio Leverage menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya

seandainya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Dengan

demikian solvabilitas berarti kemampuan perusahaan untuk

17
membayar hutang-hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka

pendek. Menurut Kasmir (2008: 151), rasio solvabilitas atau leverage

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana

aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya berapa besar

beban hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan

aktivanya.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak

solvabel adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar

dibandingkan total asetnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka

panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi

kanan neraca. Ada beberapa rasio yang bisa dihitung: rasio total

utang terhadap total aset, rasio utang modal saham, rasio times

interest earned, rasio fixed charges coverage (Hanafi dan Halim,

2016: 79). Rasio Solvabilitas ini dapat ditentukan dengan:

1) Rasio Utang terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Rasio)

Kasmir (2008: 156) mengemukakan debt ratio merupakan

rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan

antara total utang dengan total utang dengan total aktiva.

Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai

oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan

berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusan untuk

mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut:

Total Hutang
Debt ¿ asset= t to assetTotal Hutang/Total
Total Aktiva

Aktivao assetTotal Hutang/Total Aktiva

2) Rasio Utang terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Rasio)

18
Menurut Kasmir (2008: 157), debt to equity ratio

merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara

membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang

lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk

mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam

(kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain,

rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rasio ini dapat

dihitung dengan rumus:

Total Hutang
Debt ¿ Equity Ratio= t to Equity RatioTotal
Ekuitas

Hutang/Ekuitaso Equity RatioTotal Hutang/Ekuitas

d. Rasio Rentabilitas

Menurut Rivai dkk (2007: 616), rasio rentabilitas merupakan

penilaian terhadap kondisi dan kemampuan bank untuk mendukung

kegiatan operasionalnya dan permodalan. Sedangkan menurut

Harahap (2001: 304) rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas

menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui

semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan

penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan

sebagainya. Rasio yang sering digunakan untuk menghitung

Rentabilitas perusahaan adalah sebagai berikut:

a) Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Kasmir (2008: 199) mengemukakan net profit margin

merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur

margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah

19
dengan membandingkan laba bersih setelah dengan penjualan

bersih. Net profit margin adalah menghitung sejauh mana

kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat

penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat secara langsung pada

analisis common size untuk laporan laba rugi (baris paling akhir).

Rasio ini bisa diinterprestasikan juga sebagai kemampuan

perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efesiensi) di

perusahaan pada periode tertentu. Rasio ini dapat dihitung

dengan rumus:

Laba Bersih
Net Profit Margin= Profit MarginLaba
Penjualan Bersih

Bersih/Penjualan Bersihofit MarginLaba Bersih/Penjualan Bersih

Gross profit margin merupakan persentase laba kotor

dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin

semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini

menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah

dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin

rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi

perusahaan

Laba Kotor
Gross Profit Margin =
Total Pemdapatan
e. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas pada perusahaan keuangan bagaikan manusia

yang membutuhkan udara untuk tetap hidup. Profitabilitas merupakan

jantung dari sebuah perusahaan keuangan dalam memperoleh laba

atau ukuran efektifitas pengelolaan manajemen perusahaan pada

suatu periode tertentu. Secara umum, profitabilitas merupakan suatu

20
daya kemampuan perusahaan untuk mengoptimalkan segala

kebijakan dan keputusan perusahaan untuk memperoleh laba dari

setiap penjualan, total aktiva dan kecukupan modalnya serta

pemanfaatan segala sumber daya yang tersedia. Semakin tinggi

profitabilitas perusahaan keuangan maka semakin baik sistem yang

dimilikinya dalam memanajemen risiko, pemeriksaan kredit dan

pemantauan risiko yang dihadapinya (Agustini, 2017: 2162). Menurut

Harahap (2011: 304), rasio profitabilitas merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba

melalui semua kemampuan dan sumber daya yang dimiliki

perusahaan, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, dan jumlah

karyawan. Kasmir (201114) menyebutkan bahwa rasio profitabilitas

dapat memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan

atau dari pendapatan investasi. Menurut Sartono (2008:122), rasio

profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal

sendiri.

Profitabilitas merupakan salah satu acuan dalam mengukur

besarnya laba untuk mengetahui status performa kinerja sebuah

perusahaan dalam menjalankan usahanya secara efisien. Laba juga

merupakan tolak ukur penilaian terhadap keterampilan kepemimpinan

direksi perusahaan yang cakap dan terampil untuk mendatangkan

keuntungan dalam skala yang lebih besar. Terakhir, laba dapat

meningkatkan daya tarik bagi pemilik modal (investor) untuk

menanamkan modalnya dengan membeli saham yang

21
dikeluarkan/ditetapkan oleh perusahaan keuangan tersebut. Apabila

perusahaan keuangan tersebut mampu mempunyai kekuatan modal,

tentu manfaatnya akan kembali ke perusahaan tersebut dalam

memperluas penawaran produk dan jasanya kepada masyarakat

(Andrayani, 2018:18-19).

a) Pengukuran Rasio Profitabilitas

Andarayani (2018: 20), menyebutkan profitabilitas dapat diukur

dengan menggunakan rasio. Rasio yang digunakan di Indonesia

berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal

25 Oktober 2011 ialah Return on Assets (ROA). Rasio tersebut

digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan

keuangan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara

komprehensif. Semakin besar ROA suatu perusahaan keuangan,

maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

perusahaan keuangan tersebut serta semakin baik pula posisi

perusahaan keuangan tersebut dari segi penggunaan asetnya.

Rumus dasar perhitungan Return On Assets secara matematis

adalah sebagai berikut:

Laba Bersih Setelah Pajak


ROA= =Laba Bersih Setelah Pajak/Total
Total Asse t

Asset

ROA menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa

diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan (Husnan

dan Pudjiastuti, 2012:75).

ROA digunakan sebagai proksi dalam mengukur profitabilitas

dan efektifitas suatu perusahaan keuangan dalam menghasilkan

22
laba dengan memanfaatkan total aktiva-aktiva yang dimilikinya.

ROA merupakan proksi yang sangat penting dan dibutuhkan untuk

mengukur profitabilitas suatu perusahaan keuangan dibandingkan

dengan proksi-proksi lainnya.

Ada banyak cara untuk meningkatkan profitabilitas suatu

perusahaan, salah satunya ialah pemberian kredit pada nasabah.

Pemberian kredit ini dapat memberikan laba yang tinggi dapat pula

memberikan kerugian yang besar. Tergantung pada manajemen

pengelolaan keuangannya. Masalah krusial pada pemberian kredit

yaitu ketidakmampuan nasabah untuk melakukan kewajibannya

kepada pemberi kredit (kreditur).

4. Hubungan Antar Leverage dengan Profitabilitas

Leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukkan proporsi

penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang

dimiliki. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan

menggunakan utang dalam membiayai investasinya. Menurut Sartono

(2010:257) Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh

perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar

meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham Rasio leverage

menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai

dengan hutang. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage atau

leverage faktornya = 0 itu artinya perusahaan dalam beroperasi

sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan

hutang. Semakin rendah leverage, perusahaan mempunyai resiko yang

kecil bila kondisi ekonomi merosot Sutrisno (2009:261). Menurut Sartono

(2010:122)

23
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal

sendiri. Pengaruh leverage terhadap profitabilitas menurut Halim

(2005:42) sebagai berikut: debt-to equity rasio merupakan rasio yang

menggambarkan tingkat sumber dana utang dalam struktur modal

perusahaan yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan.

Penggunaan utang yang relatif tinggi akan menimbulkan biaya tetap

berupa beban bunga dan angsuran pokok pinjaman yang harus dibayar,

yang semakin besar biaya tetap dapat berakibat menurunnya laba

perusahaan. Beberapa peneliti yang dilakukan sebelumnya oleh Agus

sukarno (2006), Ida Bagus Badjra (2015), Niken Hastuti (2010)

membuktikan bahwa rasio leverage berpengaruh negatif dan signifikan.

B. PenelitianTerdahulu

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

Alat
N Peneliti/ Variabel Sampel Hasil Penelitian
Ukur
o Tahun/
Judul
1 Natasha - Nilai Perusaha Path Hasil penelitian
Rizky Perusahaa an Analysis menunjukkan TAT
Alivia n Manufaktu berpengaruh positif dan
(2013) - Profitabililit r yang signifikan terhadap ROA
Analisis as listed di dan PBV, sedangkan SG
Faktor- BEI berpengaruh negatif dan
Faktor periode signifikan terhadap ROA,
Yang 2020- dan NPM berpengaruh
Mempeng 2022 positif terhadap ROA dan
aruhi Nilai berpengaruh negatif
Perusahaa terhadap PBV
n Dengan
Profitabilit
as sebagai
Variabel

24
Intervenin
g
2 Cici - Return On Perusahaa Regresi Hasil penelitian
Wulandari Equity n Food and Linear menunjukkan ROA dan
(2015) - Earning Beverages Bergand EPS berpengaruh positif
Analisis Per Share yang a dan signifikan terhadap
Pengaruh - Deb to terdaftar di PBV, sedangkan DER
ROA, Equity BEI berpengaruh negatif
EPS, DER Ratio periode tidak signifikan
terhadap - Price to 2010-2013 terhadap PBV
PBV Book Value
3 Sefiani - Current Perusaha Regresi Hasil penelitian
Dan Ratio an Food Linear menunjukkan TAT
Sitohang - Total Aset dan Bergand berpengaruh positif tidak
(2016) Turnover Beverage a signifikan terhadap
Pengaruh - Profitabilita s yang profitabilitas, sedangkan
CR, TAT, s terdaftar CR dan umur
dan Umur di BEI perusahaan berpengaruh
Perusahaa periode positif dan signifikan
n terhadap 2008-2014 terhadap
Profitabilit profitabilitas
as
4 Eva - Modal Kerja Perusaha Regresi Hasil penelitian
Ahsanti - Likuiditas an yang Linear menunjukkan CT, WCT,
(2016) - Leverage terdaftar Bergand CR, dan TAT
Analisis - Aktivitas di Jakarta a berpengaruh positif dan
Pengaruh - Ukuran Islamic signifikan terhadap ROA,
Manajeme Perusahaa Index sedangkan firm size
n Modal n periode berpengaruh tidak
Kerja, - Profitabilita 2011- signifikan, dan DAR
Likuiditas, s 2015 berpengaruh negatif dan
Leverage, signifikan terhadap ROA.
Aktivitas
dan
Ukuran
Perusahaa
n
Terhadap
Tingkat
Profitabilit
as
Perusahaa
n
5 Ambarwati - Modal Kerja Perusahaa Regresi Hasil penelitian
, et al. - Likuiditas n Linear menunjukkan WCT, TAT
(2015) - Aktivitas Manufaktu Bergand dan ukuran perusahaan
Pengaruh - Ukuran r yang a berpengaruh positif dan
Modal Perusahaa terdaftar di signifikan terhadap

25
Kerja, n BEI profitabilitas, sedangkan
Likuiditas, Profitabilita periode CR tidak berpengaruh
Aktivitas s 2009- signifikan terhadap
dan 2013 profitabilitas
Ukuran
Perusahaa
n
Terhadap
Profitabilit
as

26
III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin

diteliti. Kerangka konseptual penelitian menurut Sapto Haryoko dalam

Iskandar (2008: 54) menjelaskan secara teoritis model konseptual variabel-

variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang

berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu

variabel bebas dengan variabel terikat .

Penelitian ini dilakukan di kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan

Makassar dengan mengkhususkan pada perusahaan sektor makanan dan

minuman yang terdaftar di bursa efek Indonesia sebagai objek penelitian.

Pada setiap akhir periode setiap perusahaan sektor makanan dan minuman

mengeluarkan laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba

rugi. Selanjutnya dari laporan keuangan tersebut, penulis menganalisis

berbagai pos laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keadaan leverage

dan profitabilitas setiap perusahaan.

Leverage merupakan rasio yang memproyeksikan keadaan hutang

dalam keuangan perusahaan, berikut pengertian leverage menurut beberapa

ahli: Menurut Kasmir (2014:153) “Leverage adalah Rasio solvabilitas atau

leverage ratio merupakan rasio yang digunakan dalam mengukur sejauh

mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang.” Sejalan dengan apa

yang diungkapkan oleh Kasmir, pengertian leverage ini ditegaskan kembali

oleh Irham Fahmi (2015:106) yang menyatakan leverage adalah: “Rasio

leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan

utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan


perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme

leverage (utang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang

tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut”.

Profitabilitas merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan.

profitabilitas sangat memegang peranan yang sangat penting untuk masa

depan perusahaan. oleh karena itu perusahaan harus memiliki profitabilitas

yang baik untuk menjamin masa depan perusahaan. Profitabilitas perbankan

diukur dengan ROA (return on assets) .

ROA (return on assets) digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen (efektivitas perusahaan) dalam menghasilkan keuntungan

dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. ROA dapat dihitung dengan

cara memperbandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aset

perusahaan.

a. Operasional Variabel

Dalam penelitian ini variabel diartikan sebagai semua hal yang akan

dijadikan objek penelitian.

Arikunto (2006), menyatakan bahwa variabel sebagai gejala yang

bervariasi. Variabel dibagi menjadi dua bagian yakni variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

terikat, sedang variabel terikat variabel yang timbul akibat variabel bebas.

Untuk meneliti bagaimana pengaruh leverage keuangan terhadap

profitabilitas, maka ada dua variabel dalam penelitian ini.

1. Leverage

Leverage merupakan pemerolehan aktiva dengan dana yang

diperoleh dari kreditur atau pemegang saham preferen dengan

tingkat pengembalian tertentu.

28
2. Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu.

Variabel, konsep variabel, indikator, dan skala pengukuran yang

digunakan baik untuk variabel bebas maupun variabel terikat dalam

penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini:

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Proksi :

Total Hutang
DER =
Ekuitas
(Kasmir, 2008:157)

LEVERAGE PROFITABILITAS

X Y

Proksi :

ROA =

LAba Bersih Setelah Pajak


Total Aset

B. Hipotesis.

Hipotesis menurut Sugiyono (2012 :99) merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, Dari rumusan masalah di atas

maka diajukan hipotesis penelitian bahwa : Leverage berpengaruh negatif

signifikan terhadap profitabilitas pada Perusahaan Manufatur sektor Makanan

dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019.

29
IV. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan positivsm atau pendekatan

kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sebagaimana diketahui

Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang mengukur perilaku sosial

yang memiliki gejala yang tanpa dan dapat diamati dengan menggunakan

pendekatan deduktif-induktif atau dari umum ke khusus, dapat dikonsepkan

dan dapat diukur dalam angka.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada Perusahaan Manufaktur sektor makanan

dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui galeri

Investasi Stiem Bongaya Jl. Letjen A.Mappaodang No.28 A Kota Makassar,

Sulawesi Selatan. Dengan waktu penelitian selama 2 bulan.

C. Populasi dan Sampel .

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:81) Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan

Manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2017-2019.


Table 4.1

Laporan tahunan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI


Periode 2017-2019

TAHUN
KODE
NO Nama Perusahaan 2020 2021 2022

1 AISA Tiga pilar sejahtera Food Tbk. √ √ √


2 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk. √ √ √
3 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk. √ √ √
4 CEKA Wimar Cahaya Indonesia Tbk. √ √ √
5 CLEO Sariguna Primatirta Tbk. √ √ √
6 COCO Wahana Interfood Nusantara Tbk. √ x √
7 DLTA Delta Djakarta Tbk. √ √ √
8 DMND Diamond Food Indonesia Tbk. √ x √
9 FOOD Sentra Food Indonesia Tbk. √ √ √
10 GOOD Garuda Food Putra Putri Jaya x √ √
11 HOKI Buyung Putra Sembada Tbk.. √ √ √
12 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. √ √ √
13 IKAN Era Mandiri Cemerlang Tbk. X X √
14 INDF Indofood sukses makmur Tbk. √ √ √
15 KEJU Mulia Boga Raya Tbk. X x √
16 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. √ √ √
17 MYOR Mayora Indah Tbk. √ x √
18 PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk. √ √ √
19 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk.. √ √ √
20 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk. √ √ √
21 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk. √ √ √
2HBHV 22 SKBM Sekar Bumi Tbk. √ √ √
23 SKLT Sekar laut Tbk. √ √ √
24 STTP Siantar Top Tbk.. √ √ √
25 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and trading √ √ √
Company Tbk.
26 ADES Akasha Wira International Tbk. √ √ √
27 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk. √ √ √
28 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk. √ √ √
29 IIKP Inti Agri Resources Tbk. √ √ √
30 MGNA Magna Investama Mandiri Tbk. √ √ √
31 TBLA Turas Baru Lampung Tbk. √ √ √
Sumber: www.idx.co.id.2020

Keterangan:

31
a. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya secara konsisten

selama periode 2020-2022. (√)

b. Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangannya secara

konsisten selama periode 2020-2022.(x)

2. Sampel

Bagian populasi yang di pelajari dalam suatu penelitian yang

hasilnya akan di anggap sebagai gambaran bagi populasi asalnya, akan

tetapi, bukan populasi itu sendiri merupakan sampel penelitian. Sampel

itu sendiri dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya

mewakili keseluruhan gejala yang telah diamati. Teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu merupakan Purposive sampling

yang digunakan dalam pengambilan sampel tersebut. Berikut kriteria

sampel yang dipilih dalam penelitian ini:

a. Perusahaan makanan dan minuman yang telah terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2020-2022.

b. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan selama periode

penelitian yaitu tahun 2020-2022.

c. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode penelitian.

Tabel.4.2
Sampel penelitian

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN


1 CEKA Wimar Cahaya Indonesia Tbk.
2 CLEO Sariguna Primatirta Tbk.
3 DLTA Delta Djakarta Tbk.
4 FOOD Sentra Food IndonesiaTbk.
5 HOKI Buyung Putra Sembada Tbk.
6 ICPB Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
7 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
8 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
9 PANI Pratama Abadi Nusa IndustriTbk.
10 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk..

32
11 SKBM Sekar Bumi Tbk.
12 SKLT Sekar Laut Tbk
13 STTP Siantar Top Tbk.
14 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk.
15 ADES Akasha Wira International Tbk.
16 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk.
Sumber:www.idx.co.id.2020

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data metode yang digunakan yaitu :

1. Bentuk pengumpulan data

Bentuk pengumpulan data dari penelitian ini yaitu dengan time series,

data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu

perkembangan atau kecenderungan keadaan/peristiwa/kegiatan.

2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data

kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa

angka yaitu data laporan keuangan Perusahaan manufaktur sektor

makanan dan minuman periode 2020-2022 yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Sedangkan data kualitatif dari penelitian ini yaitu data

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di sektor makanan dan minuman

di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

data berupa dokumen yang merupakan data tertulis yang berhubungan

dengan objek penelitian yang di terbitkan Bursa Efek Indonesia (BEI)

melalui Galeri Investasi STIEM Bongaya Makassar. Laporan keuangan

tahun buku 2020-2022 digunakan untuk menilai kebijakan Utang dan

Kredit Bermasalah pengaruhnya terhadap Profitabilitas serta data yang

diakses dari situs resmi BEI www.idx.co.id.

33
4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penenlitian ini

adalah Observasi, dimana teknik observasi merupakan pengumpulan

data yang dilakukan dengan mengamati secara langsung objek penelitian

dan mengamati responden saat memberikan data informasi yang

dibutuhkan peneliti, proses dalam mencari informasi tersebut haruslah

secara objektif, nyata dan dapat dipertanggung jawabkan.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi dan pengukuran tiap variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen (Rasio leverage)

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara

membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan

seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetaui jumlah dana yang

disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan

kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rasio ini dapat dihitung

dengan rumus:

Total Hutang
Debt ¿ Equity Ratio= t to Equity RatioTotal
Ekuitas

Hutang/Ekuitaso Equity RatioTotal Hutang/Ekuitas

2. Variabel Dependen ( Profitabilitas)

Return On Asset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return On Asset

(ROA) merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas

yang ada. ROA dapat dihitung dengan rumus yaitu:

34
Laba Bersih Setelah Pajak
ROA=
Total aset

F. Uji Asumsi Klasik

Model Regresi Sederhana yang diterangkan sebelumnya harus

memenuhi syarat asumsi klasik yang meliputi :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variable independen dan dependen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik

adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Normalitas data

dapat dideteksi dengan melihat bentuk kurva histogram dengan

kemiringan seimbang kekiri dan kekanan dan berbentuk seperti

lonceng atau dengan melihat titik-titik data yang menyebar di sekitar

garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal dari gambar

Normal P-Plot (Nugroho, 2005:23).

2. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas adalah variable pengganggu dimana

memiliki varian yang berbeda dari satu observasi ke observasi

lainnya atau varian antar variable independen tidak sama, hal ini

melanggar asumsi homokedastisitas yaitu setiap variable penjelas

memiliki varian yang sama (konstan).

G. Metode Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deeskriptif adalah statistik yang digunakan dalam

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah dikumpul. Analisis ini bertujuan untuk memberikan

gambaran atau mendeskripsikan data dalam variable yang dapat dilihat

35
dari rata-rata, minimum, maksimum dan standar deviasi. Statistika yang

digunakan dalam mendeskripsikan data menjadi informasi yang lebih

jelas serta mudah dipahami yang dapat memberikan gambaran

mengenai penelitian berupa hubungan dari variable yang diproksikan

dengan dewan direksi dan ukuran perusahaan merupakan statistik

deskriptif.

2. Analisis Regresi Linear Sederhana

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana yang

digunakan untuk menganalisis hubungan leverage (X) sebagai variabel

indepeden terhadap profitabilitas (Y) sebagai variabel dependen.

Regresi linear sederhana bertujuan untuk mempelajari hubungan antara

variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Persamaan

regresi sederhana adalah sebagai berikut:

Y =α + βX + e (Suprayogo, 2018)

Keterangan :

Y = Profitabilitas
X = Leverage
α = Konstanta.
β = Koefisien Regresi.
e = error.
H. Uji Hipotesis

1. Uji Parsial (Uji t)

Dalam upaya pemecahan masalah yang telah dikemukakan dan

membukttikan validasi hipotesis adalah dengan metode analisis uji t

atau uji parsial. Uji t dimaksudkan untuk menguji signifikan pengaruh

masing-masing variabel independen (X) secara parsial terhadap

variabel dependen (Y). Dasar pengambilan keputusan uji t adalah

36
a. Jika nilai sig < 0,05 atau t hitung > t tabel maka terdapat pengaruh

variabel X terhadap variabel Y

b. Jika nilai sig > 0,05 atau t hitung < t tabel maka tidak terdapat

pengaruh variabel X dan variabel Y.

2. Koefisien Determinasi

Didalm penelitian ini yang di gunakan koefisian determinasi untuk

mengukur sebera besar kemampuan variable bebas da;am menjaslkan

veriabel terikat. Adjusted R square ini yauti nilai yang dapat dilihat dari

koefisien determinasi.

I. Rancangan Penelitian

Bulan (2021)

1 2 3 4 5 6
No Uraian Kegiatan Penelitian

1 Penyusunan Proposal

2 Penelitian / Ujian

3 Ujian Skripsi

37
DAFTAR PUSTAKA

Ahsanti, Eva. (2016). Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas,


Leverage, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat
Profitabilitas Perusahaan. Jurnal Ekonomi 18 (2) : 274-284.

Aisyah, Nakhar, Farida Kristanti, Djusmaniar Zutilisna. (2017). Pengaruh Rasio


Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Leverage Terhadap
Financial Distress yang Terdaftar di BEI. eProceedings of
Management 4 (1).

Alivia, Natasha Rizky. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai


Perusahaan Dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening.
Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Universitas Diponegoro.

Anggreni, Made Ria dan I Made Sadha Suardhika. (2014). Pengaruh Dana
Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Risiko Kredit dan Suku Bunga
Kredit Pada Profitabilitas. E – Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Volume 09 Januari 2014.

Agustini, Ni Luh Putu Budi dkk. (2017). Pengaruh Kecukupan Modal dan Risiko
Kredit Terhadap Profitabilitas: Likuiditas Sebagai Pemediasi Pada
Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Badung. E–Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana Volume 6 Juni2017.

Andrayani, Eirene Adhistya. (2018). Pengaruh Kecukupan Modal, Risiko Kredit,


Efisiensi Operasional, dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas
Perusahaan Perbankan Konvensional di Indonesia. Skripsi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Aprilia, Rizki Tata. (2018). Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return
on Equity, Earning Per Share, dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham
paada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar
di BEI. Sriwijaya University 2018.

Fahmi, Irhan. (2015). Analisis laporan keuangan. Cetakan kelima. Alfabeta :


Bandung.

Fauzian, Muhammad Ilham. (2015). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga


Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2010-2014. Skripsi. Fakultas Ilmu Ekonomi
dan Bisnis. Universitas Islam Bandung.

Gede Adi Yuniarta, Novi Sagita Ambarwati. (2015). Pengaruh Modal Kerja,
Likuiditas, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Undiksha 3 (1).

Hery, (2016). Analisis laporan keuangan :integrated and comperehens ive


edition, PT. Grasindo : jakarta

38
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23 .Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Octaviana, Santi, dan Komalasari ,Dahlia, (2017). pengaruh likuiditas,


profitabilitas, dan solvabilitas terhadap harga saham. Jurnal akuntansi.
Vol 3 no 2,(http://id.portalgaruda.org/, di akses 6 february 2018).

Parasthiwi, A.A Trisha Dewi dan I Gusti Nyoman Budiasih. (2019). Pengaruh
Kecukupan Modal, Penyaluran Kredit dan Ukuran Perusahaan Pada
Profitabilitas Dengan Risiko Kredit Sebagai pemoderasi. E – Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Volume 26 Januri 2019.

Prasetyo, Dwi Agung dan Ni Putu Ayu Darmayanti. (2015). Pengaruh Risiko
Kredit, Likuiditas, Kecukupan Modal dan Efisiensi Operasional
Terhadap Profitabiilitas Pada PT. BPD Bali. E – Jurnal Manajemen
Unud, Volume 4 No. 9 Tahun 2015.

Putri,FifitSyaiful. (2013). Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal


Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi.
Universitas NegeriPadang.

Rahmantio, Imam, Muhammad Saifi dan Ferina Nurlaily. (2018). Pengaruh Debt
to Equity Ratio, Return On Equity, Return On Asset, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis
Universitas Brawijaya volume 57.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suprayogo. (2018). Pengaruh Penerapan Sistem E-Filing Terhadap Kepatuhan


Wajib Pajak Orang Pribadi dengan Pemahaman Internet Sebagai
Variabel Moderasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Jatinegara. Jurnal Ilmiah Profita 11 (2), 151-164,2018.

Tamba, Amelia Yurike, Parengkuan Tommy dan Paulina Van Rate. (2017).
Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas pada
Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI. Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 5 (2).

Thomas, Vincent Fabian. (2020). Pertumbuhan Ekonomi RI Q2 2020 Minus


5.32%, Terburuk Sejak 1999. Tirto.id. Diakses pada laman
https://tirto.id/pertumbuhan-ekonomi-ri-q2-2020-minus-532-terburuk-
sejak-1999-fVQKtanggal 18 September 2020.

Wulandari, Cici. (2015). Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Earning


Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Price to Book
Value (PBV) Pada Perusahaan Manufaktur. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

39
40

Anda mungkin juga menyukai