TUGAS OUTPUT
Ditulis Oleh
YOLANDA FEBRIYANTI
NIM. 181011201415
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT dan segala puji bagi Allah SWT yang tekah
memberikan kenikmatan, keberkahan, perlindungan serta karunia-NYA sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan PT. Akasha Wira
International Tbk”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
dosen mata kuliah Analisis Laporan Keuangan yang telah memberikan tugas kepada mahasiswa.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang turut membatu dalam
pembuatan makalah ini.
Tugas output yang saya buat jauh dari kata sempurna, Dan ini merupakan Langkah yang
baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa saya harapkan semoga makalah ini dapat
berguna bagi saya pada khususnya pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................................1
1.2 Lampiran Laporan Keuangan........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................7
2.1 Informasi Umum Perusahaan.........................................................................................................7
2.1.1 Pendirian Perusahaan..............................................................................................................7
2.1.2 Penawaran Umum Saham Perusahaan...................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................................9
ANALISA KINERJA KEUANGAN........................................................................................................9
3.1 Jenis Analisis....................................................................................................................................9
3.1.1 Analisis Perbandingan Laporan Keuangan............................................................................9
3.1.2 Analisis Trend.........................................................................................................................14
3.1.3 Analisis Presentase Per Komponen (Common Size)............................................................19
3.1.4 Analisis Sumber & Penggunaan Modal................................................................................24
3.1.5 Analisis Sumber & Penggunaan Kas.....................................................................................26
3.1.6 Analisis Rasio Keuangan........................................................................................................27
3.1.7 Analisis Perubahan Laba Kotor............................................................................................33
3.1.8 Analisis Titik Impas (Break Even Point)..............................................................................35
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................38
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
orang yang bekerja di perusahaan tersebut. Dampak yang dimaksud dapat berupa perubahan
sistem kerja, penurunan pendapatan, hingga kehilangan pendapatan atau pekerjaan.
Sumber : www.idx.co.id
v
Sumber : www.idx.co.id
vi
Sumber : www.idx.co.id
vii
Sumber : www.idx.co.id
viii
Sumber : www.idx.co.id
ix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan
adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti dan kue, kembang gula, makaroni,
kosmetik dan perdagangan besar. Perusahaan bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan
distribusi air minum dalam kemasan serta produksi dan distribusi produk-produk kosmetika.
Produksi air minum dalam kemasan secara komersial dimulai pada tahun 1986, perdagangan
produk kosmetika dimulai pada tahun 2010 dan produksi produk kosmetika dimulai pada tahun
2012.
x
Pada tanggal 3 Juni 2008, Sofos Pte. Ltd., Perusahaan berbadan hukum Singapura, telah
mengakuisisi Water Partners Bottling S.A., Perusahaan joint venture antara The Coca Cola
Company dan Nestle S.A. dan pemegang hak pengendalian atas Perusahaan.
Sesuai dengan Surat Ketua Bapepam No. S-774/PM/1994 tanggal 2 Mei 1994 mengenai
“Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran”, Perusahaan telah melakukan penawaran
umum kepada masyarakat melalui pasar modal sejumlah 15.000.000 saham dengan nilai nominal
Rp 1.000 (dalam angka penuh) per saham. Perusahaan mencatatkan seluruh sahamnya sejumlah
38.000.000 saham di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 14 Juni 1994.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 6 Juni 1997,
Perusahaan mengeluarkan 38.000.000 saham bonus yang berasal dari tambahan modal disetor
dengan nilai nominal per saham sebesar Rp 1.000 (dalam angka penuh).
xi
BAB III
ASET LANCAR
Rp Rp Rp 1.
Kas dan setara kas 338,488 129,049 209,439 62 2.62
Rp Rp -Rp (11.
Piutang usaha - neto 119,610 134,404 14,794 01) 0.89
Persediaan Rp Rp Rp 1.
80,118 78,755 1,363 73 1.02
Uang muka dan biaya Rp Rp -Rp (0.2
dibayar dimuka 4,864 6,660 1,796 7) 0.73
xii
ASET TIDAK LANCAR
Aset tetap - neto Rp Rp -Rp
351,626 405,448 53,822 (13.27) 0.87
Aset tak berwujud - neto Rp Rp -Rp
3,882 4,417 535 (12.11) 0.88
Uang jaminan Rp Rp -Rp
58,041 60,969 2,928 (4.80) 0.95
Aset tidak lancar lainnya Rp Rp -Rp
3 421 418 (99.29) 0.01
Rp Rp Rp
Total Aset Tidak Lancar 963,655 829,035 134,620 16.24 1.16
Rp Rp Rp
TOTAL ASET 1,083,265 822,375 269,240 32.74 1.32
xiii
Uang jaminan pelanggan Rp Rp -Rp
3,043 3,049 6 (0.002) 1.00
Liabilitas pajak tangguhan - Rp Rp -Rp
neto 20,762 25,819 5,057 (0.20) 0.80
Liabilitas imbalan pasca - Rp Rp Rp
kerja 47,324 39,199 8,125 0.21 1.21
Utang sewa pembiayaan -
setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam Rp Rp Rp
waktu satu tahun 3,595 2,761 834 0.30 1.30
Total Liabilitas Jangka Rp Rp -Rp
Panjang 74,724 79,247 4,523 (0.06) 0.94
TOTAL LIABILITAS Rp Rp Rp
258,283 254,438 3,845 0.02 1.02
EKUITAS
Modal saham
Modal dasar 2.359.587.200
Modal ditempatkan dan
disetor penuh - 589.896.800
saham
Dengan nilai nominal Rp
1.000 (dalam angka penuh) Rp Rp Rp
per saham 589,897 589,897 - - 1.00
Rp Rp Rp
Tambahan modal disetor 5,068 5,068 - - 1.00
Keuntungan pengukuran
kembali
liabilitas imbalan pasca kerja Rp Rp -Rp
- neto 10,690 10,714 24 (0.002) 1.00
xiv
b. Perbandingan
Laporan Laba Rugi
PENJUALAN NETO
673,364 764,703 (91,339) (0.12) 0.88
BEBAN POKOK PENJUALAN
330,799 417,281 (86,482) (0.21) 0.79
LABA BRUTO 1,004,16 1,181,98
3 4 (177,821) (0.15) 0.85
Beban penjualan (98,254 (140,19
) 1) 41,937 (0.30) 0.70
Beban umum dan (67,883 (78,542
administrasi ) ) 10,659 (0.14) 0.86
Beban lain - lain (17,762 (11,173
) ) (6,589) 0.59 1.59
Penghasilan lain - lain 3,29 3,20
6 2 94 0.03 1.03
Total (180,603 (226,70
) 4) 46,101 (0.20) 0.80
LABA DARI USAHA 823,56 955,28
0 0 (131,720) (0.14) 0.86
Penghasilan keuangan 6,79 4,93
5 9 1,856 0.38 1.38
Beban keuangan (838 (15,478
) ) 14,640 (0.95) 0.05
Total 5,95 (10,539
7 ) 16,496 (1.57) -0.57
LABA SEBELUM BEBAN 829,51 944,74
PAJAK PENGHASILAN 7 1 (115,224) (0.12) 0.88
BEBAN PAJAK (32,130 (26,294
PENGHASILAN ) ) (5,836) 0.22 1.22
LABA TAHUN BERJALAN 797,38 918,44
7 7 (121,060) (0.13) 0.87
Penghasilan komprehensif
lain
Pos yang tidak akan
direklasifikasikan pada laba
rugi
xv
Pengukuran kembali
(581 2,85
liabilitas impalan pasca-
) 2
kerja (3,433) (1.20) -0.20
Pajak terkait pos yang tidak
akan direklasifikasikan:
12 (71
Pajak tangguhan tahun ini
8 4) 842 (1.18) -0.18
Dampak perubahan tarif 42
pajak 9 - 429 4.29 0.01
Neto
557 (714) 1,271 (1.78) -0.78
Penghasilan (kerugian)
komprehensif lain tahun
berjalan, setelah pajak (24) 2,138 (2,162) (1.01) -0.01
TOTAL PENGHASILAN
KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN 135,765 86,023 49,742 0.58 1.58
xvi
3.1.2 Analisis Trend
Analisis trend adalah Rasio adalah suatu analisis yang dilakukan dengan
menggunakan laporan keuangan periode dulu di perusahaan untuk tujuan komparasi.
Situasi ini menggambarkan sebuah perusahaan pada suatu waktu tertentu dan dari
gambaran ini sebenarnya dapat dilihat kecenderungan (trend) situasi perusahaan dimasa
yang akan datang melalui gerakan pada periode lama sampai periode terbaru (Savitri,
2016). Analisis ini harus menggunkan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa
tahun dan dari sini digambarkan trendnya, Untuk melihat kecenderungan arah posisi
keuangan dalam waktu lebih dari tiga periode laporan keuangan. Biasanya menggunakan
angka dari hasil Analisis Laporan Perbandingan Keuangan. Trend analisis ini biasanya
dibuat melalui grafik, dan berikut adalah grafik analisis trend:
31-Des TREND
KET
2020 2019 2020 2019
ASET LANCAR
Rp Rp 2.
Kas dan setara kas 100%
338,488 129,049 62
Rp Rp 0.
Piutang usaha - neto 100%
119,610 134,404 89
Rp Rp 0.
Piutang non usaha 100%
2,159 2,252 96
Rp Rp 1.
Persediaan 100%
80,118 78,755 02
Uang muka dan biaya dibayar Rp Rp 0.
100%
dimuka 4,864 6,660 73
Rp Rp 1.
Total Aset Lancar 100%
545,239 351,120 55
ASET TIDAK LANCAR
Rp Rp 0.
Aset tetap - neto 100%
351,626 405,448 87
Rp Rp 0.
Aset tak berwujud - neto 100%
3,882 4,417 88
xvii
Rp Rp 0.
Uang jaminan 100%
58,041 60,969 95
Rp Rp 0.
Aset tidak lancar lainnya 100%
3 421 01
Rp Rp 1.
Total Aset Tidak Lancar 100%
963,655 829,035 16
Rp Rp 1.
TOTAL ASET 100%
1,083,265 822,375 32
31-Des TREND
KET
2020 2019 2020 2019
xviii
Utang sewa pembiayaan -
setelah dikurangi bagian yang Rp Rp 1.
100%
jatuh tempo dalam waktu satu 3,595 2,761 30
tahun
Rp Rp 0.
Total Liabilitas Jangka Panjang 100%
74,724 79,247 94
Rp Rp 1.
TOTAL LIABILITAS 100%
258,283 254,438 02
31-Des TREND
KET
2020 2019 2020 2019
EKUITAS
Modal saham
Rp Rp 1.
Tambahan modal disetor 100%
5,068 5,068 00
Keuntungan pengukuran
100%
kembali
liabilitas imbalan pasca kerja - Rp Rp 1.
100%
neto 10,690 10,714 00
Saldo laba (defisit): 100%
Rp Rp 1.
Dicadangkan 100%
213,952 213,952 00
-Rp -Rp 0.
Belum dicadangkan 100%
119,099 251,694 47
Rp Rp 1.
Ekuitas - Neto 100%
700,508 567,937 23
Rp Rp 1.
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 100%
958,791 822,375 17
xix
31-Des TREND
KET
2020 2019 2020 2019
PENJUALAN NETO
673,364 764,703 0.88 100%
BEBAN POKOK PENJUALAN
330,799 417,281 0.79 100%
LABA BRUTO 1,004,1 1,181,98
63 4 0.85 100%
Beban penjualan (98,25 (140,19
4) 1) 0.70 100%
Beban umum dan administrasi (67,88 (78,54
3) 2) 0.86 100%
Beban lain - lain (17,76 (11,17
2) 3) 1.59 100%
Penghasilan lain - lain 3,2 3,2
96 02 1.03 100%
Total (180,60 (226,70
3) 4) 0.80 100%
LABA DARI USAHA 823,56 955,2
0 80 0.86 100%
Penghasilan keuangan 6,7 4,9
95 39 1.38 100%
Beban keuangan (83 (15,47
8) 8) 0.05 100%
Total 5,9 (10,53
57 9) -0.57 100%
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 829,51 944,7
PENGHASILAN 7 41 0.88 100%
BEBAN PAJAK PENGHASILAN (32,13 (26,29
0) 4) 1.22 100%
LABA TAHUN BERJALAN 797,38 918,4
7 47 0.87 100%
Penghasilan komprehensif lain
Pos yang tidak akan
direklasifikasikan pada laba rugi
Pengukuran kembali liabilitas (58 2,8
impalan pasca-kerja 1) 52 -0.20 100%
Pajak terkait pos yang tidak akan
direklasifikasikan:
xx
1 (7
Pajak tangguhan tahun ini
28 14) -0.18 100%
4
Dampak perubahan tarif pajak -
29 100%
Neto
557 (714) -0.78 100%
Penghasilan (kerugian)
komprehensif lain tahun
berjalan, setelah pajak (24) 2,138 -0.01 100%
TOTAL PENGHASILAN
KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN 135,765 86,023 1.58 100%
LABA PER SAHAM
230 142 1.62 100%
RATA-RATA TERTIMBANG
JUMLAH SAHAM
BEREDAR/DITEMPATKAN 589,896,800 589,896,800
Table 3.2 Analisis Tren PT. Akasha International Tbk
Dari sini kita bisa melihat pada asset lancar mengalami penurunan pada
2020 sebesar 2% dari tahun sebelumnya dan sedangkan asset tidak lancar
mengalami penurunan sebesar 1% dari tahun sebelumnya. Bila di totalkan, total
asset pengalami penurunan sebesar 2% dari tahun sebelumnya. Perusahaan
sedang berusaha melunasi hutang- hutangnya.
Pada tahun 2019 penjualan mengalami kenaikan sebesar 10% dari tahun
sebelumnnya. Hal ini menunjukan perusahaan sedang berusaha
mengrealisasikan proyek yang sedang dikerjakan.
xxi
Analisis Presentase Per komponen (Common Size) adalah analisis yang dilakukan
untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik
yang ada di neraca maupun laporan laba rugi (PERTEMUAN 3, 2020).
neraca common size (bentuk persentase perkomponen) adalah didapat dari hasil
pengelolahan laporan keuangan neraca, yaitu dengan mengubah rekening-rekeningnya
kedalam bentuk bagian persentase dari rekening utama yang dalam penelitian ini adalah
rekening total aktiva.
31-Des TOTAL
KET
2020 2019 2020 2019
Rp Rp
Kas dan setara kas 338,488 129,049 0.31 0.16
Rp Rp
Piutang usaha – neto 119,610 134,404 0.11 0.16
Rp Rp
Piutang non usaha
2,159 2,252 0.00 0.00
Rp Rp
Persediaan
80,118 78,755 0.07 0.10
Uang muka dan biaya Rp Rp
dibayar dimuka 4,864 6,660 0.73 0.01
Rp Rp
Total Aset Lancar
545,239 351,120
xxii
ASET TIDAK LANCAR
Rp Rp
Aset tetap - neto
351,626 405,448 0.32 0.49
Rp Rp
Aset tak berwujud - neto
3,882 4,417 0.00 0.01
Rp Rp
Uang jaminan
58,041 60,969 0.05 0.07
Rp Rp
Aset tidak lancar lainnya
3 421 0.00 0.00
Rp Rp
Total Aset Tidak Lancar 963,655 829,035
Rp Rp
TOTAL ASET 1,083,265 822,375
31-Des TOTAL
KET
2020 2019 2020 2019
xxiii
Liabilitas imbalan pasca - Rp Rp
kerja 47,324 39,199 0.18 0.15
Utang sewa pembiayaan -
setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam Rp Rp
waktu satu tahun 3,595 2,761 0.01 1.09
Total Liabilitas Jangka Rp Rp
Panjang 74,724 79,247
Rp Rp
TOTAL LIABILITAS
258,283 254,438
31-Des TOTAL
KET
2020 2019 2020 2019
EKUITAS
Modal saham
Modal dasar 2.359.587.200
Modal ditempatkan dan
disetor penuh - 589.896.800
saham
Dengan nilai nominal Rp
1.000 (dalam angka penuh) Rp Rp
per saham 589,897 589,897 0.62 0.72
Rp Rp
Tambahan modal disetor 5,068 5,068 0.01 0.01
Keuntungan pengukuran
kembali
liabilitas imbalan pasca kerja Rp Rp
- neto 10,690 10,714 0.01 0.01
xxiv
total aktivany, maka pada laporan laba rugi common size, struktur rekening (pos-posnya) adalah
dipersentasekan sebagai bagian dari total pendapatan (sales). Pendapatan akan di anggap sebagai
pos utama dengan persentase sebesar 100% sementara pos-pos lain dibawahnya akan dihitung
dengan membagi jumlahnya dengan jumlah pendapatan dan dikalikan 100%. Dengan demikian
angka-angka dalam laporan laba rugi akan terlihat lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan
analisis pembandingannya.
PENJUALAN NETO
673,364 764,703 100% 100%
BEBAN POKOK PENJUALAN
(330,799) (417,281) -49% -55%
342,56 347,4
LABA BRUTO
5 22 51% 45%
Beban penjualan (98,25 (140,19
4) 1) -15% -18%
Beban umum dan (67,88 (78,54
administrasi 3) 2) -10% -10%
Beban lain - lain (17,76 (11,17
2) 3) -3% -1%
Penghasilan lain - lain 3,2 3,2
96 02 0.49% 0.42%
Total (180,60 (226,70
3) 4) -27% -30%
LABA DARI USAHA 161,96 120,7
2 18 24% 16%
Penghasilan keuangan 6,7 4,9
95 39 1% 1%
Beban keuangan (83 (15,47
8) 8) -0.12% -2%
Total 5,9 (10,53
57 9) -2% 3%
LABA SEBELUM BEBAN 167,91 110,1
PAJAK PENGHASILAN 9 79 25% 14%
BEBAN PAJAK (32,13 (26,29
PENGHASILAN 0) 4) -5% -3%
LABA TAHUN BERJALAN 135,78 83,8
9 85 20% 11%
xxv
Penghasilan komprehensif
lain
Pos yang tidak akan
direklasifikasikan pada laba
rugi
Pengukuran kembali (58 2,8
liabilitas impalan pasca-kerja 1) 52 -0.09% 0.37%
Pajak terkait pos yang tidak
akan direklasifikasikan:
1 (71
Pajak tangguhan tahun ini
28 4) 0.02% -0.09%
Dampak perubahan tarif 4
-
pajak 29 0.06% 0.00%
Neto
557 (714) 0.08% -0.09%
Penghasilan (kerugian)
komprehensif lain tahun
berjalan, setelah pajak (24) 2,138 0.00% 0.28%
TOTAL PENGHASILAN
KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN 135,765 86,023 20% 11%
LABA PER SAHAM
230 142 0.03% 0.02%
RATA-RATA TERTIMBANG
JUMLAH SAHAM
BEREDAR/DITEMPATKAN 589,896,800 589,896,800
Table 3.3 Analisis Common Size PT. Akasha Wira International Tbk
Dari laporan laba rugi beban pokok penjualan mengalami penurunan dari
55% menjadi 49% Namun perusahaan dapat meningkatkan laba kotornya dan
mengalami kenaikan laba dari tahun sebelumnya sebesar 14 % menjadi 25% dan
laba usaha di dapatkan dari 16% naik menjadi 24%.
xxvi
Analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk
mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-
sebab bahnya modal kerja dalam periode tertentu (Lubis, 2016)
589
Saldo per 31 Desember 2018
423,011 Modal saham ,897
5
Laba tahun berjalan
52,958 Tambahan modal ,068
Keuntungan
Penghasilan komprehensif lain tahun
pengukuran kembali 10,
berjalan
5,945 program imbalan 714
Dari analisis yang telah dilakukan oleh penulis, perhitungan modal kerja dengan menggunakan
modal kerja bersih maka modal kerja ini menggambarkan aktiva lancar perusahaan setelah
dikurangi dengan kewajiban lancar perusahaan. Dari hasil data diatas menunjukkan bahwa pada
tahun 2018 sampai dengan 2019 modal kerja bersih perusahaan mengalami kenaikan.
Pada tahun 2018 dan 2019 modal kerja bersih mengalami peningkatan yaitu sebesar 13% yaitu
selisih antara modal kerja bersih ditahun tersebut, hal ini juga diikuti dengan perubahan modal
xxvii
kerja yang menurun dari tahun 2019 sampai tahun 2020. Pada tahun 2019 perubahan modal kerja
mengalami peningkatan yaitu sebesar 16%, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan pada
aset lancar yaitu meningkat nya kas dan setara kas, piutang lain-lain, dan biaya dibayar dimuka.
Hal ini berdampak baik bagi perusahaan karena meningkatanya beberapa item ini akan
menambah jumlah modal kerja bagi perusahaan.
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2020 ini perusahaan tidak mengalami perubahan
antara kenaikan ataupun penurunan modal kerja. Semua itu karena adanya kenaikan modal hingga
penambahan pengahasilan komprehensif.
xxviii
Analisis sumber & penggunaan kas adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber
dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode (PERTEMUAN 3, 2020).
xxix
4,9
Bunga 39
(1,83
Bertambahnya aset tetap 6)
(3,62
Perolehan aset tak berwujud 6)
Hasil penjualan aset tak berwujud -
27,7
Bertambahnya hutang 76
209,2
Kenaikan neto & setara kas
209,265 Kenaikan neto kas dan setara kas 65
(1
Selisih kurs
-174 Selisih kurs 74)
129,0
Kas & setara kas di awal tahun
129,049 Kas & setara kas, awal tahun 49
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2020 ini perusahaan mengalami penurunan kas
sebesar 209,265.
Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-
pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan
laporan laba rugi (PERTEMUAN 3, 2020).
Analisis rasio juga bisa didefinisikan sebagai suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari
kedua laporan tersebut (Lubis, 2016).
1. Rasio Likuiditas, rasio perbandingan yang dapat menampilkan kemampuan perusahaan saat
memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Berikut cara menghitung
rasio likuiditas:
xxx
351,1 545,2
Total Aktiva Lancar 20 39
175,1 183,5
Hutang Lancar 91 59
= =
2.00 % 2.97 %
Quick Ratio
Aktiva Lancar - Persediaan 351,120 - 78,755 545,239 - 80,118
Hutang Lancar 175,191 183,559
= =
1.55 % 2.53 %
Cash Ratio
Kas + Surat Berharga 129,049 338,488
Hutang Lancar 175,191 183,559
= =
0.74 % 1.84 %
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada current ratio tahun 2020 mengalami
kenaikan hutang jangka pendek hingga 183.559 dan memiliki hasil current ratio hanya
2,97%.
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada quick ratio tahun 2020 mengalami
kenaikan hutang jangka pendek quick hingga 545.239 dan memiliki hasil quick ratio
hanya 2,53%.
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada cash ratio tahun 2020 mengalami
kenaikan hutang jangka pendek hingga 183.559 dan memiliki hasil cash ratio hanya
1.84%
2. Rasio Solvabilitas, suatu rasio yang digunakan dalam rangka menilai kemampuan sebuah
perusahaan atas pelunasan utang dan seluruh kewajibannya dengan menggunakan jaminan
modal maupun aktiva yang dimiliki dalam jangka panjang serta jangka pendek. Rasio
solvabilitas memiliki 2 jenis yang berbeda, berikut cara menghitung rasio solvabilitas:
PT. Akasha Wira International Tbk
Analisis Rasio Keuangan ( Rasio Solvabilitas )
Periode 2019 – 2020
xxxi
TAHUN
RASIO SOLVABILITAS
2019 2020
Debt to Total Assets Ratio
Total Hutang 254,438 258,283
Total Aktiva 822,375 1,083,265
= =
0.31 0.24
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada debt to asset ratio tahun 2020 mengalami kenaikan
total hutang hingga 258.283 dan memiliki hasil debt ratio hanya 0,24%
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada debt to equity ratio tahun 2020 mengalami
kenaikan modal hingga 700.508 dan memiliki hasil debt to equity ratio hanya 0,37%
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada long term debt to total equity ratio tahun 2020
mengalami penurunan hutang hingga 74.724 dan memiliki hasil long term debt to total equity
ratio hanya 0,11%
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada time interest earnead ratio tahun 2020 mengalami
kenaikan hutang jk. panjang hingga 32.130 dan memiliki hasil time interest earned ratio hanya
5,23%
xxxii
3. Rasio Profitabilitas, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
yang mereka inginkan. Berikut cara menghitung rasio rentabilitas:
PT. Akasha Wira International Tbk
Analisis Rasio Keuangan ( Rasio Profitabilitas )
Periode 2019 – 2020
TAHUN
RASIO PROFITABILITAS
2019 2020
Gross Profit Margin (GPM)
Laba Kotor 110,179 167,919
Penjualan 764,703 673,364
= =
0.14 0.25
Return Of Assets
EBIT x 100% 110,179 x 100% 167,919 x 100%
Total Aktiva 822,375 1,083,265
= =
0.13% 0.16%
Return Of Equity
EAT x 100% 135,789 x 100% 83,885 x 100%
Modal Sendiri 567,937 700,508
= =
0.24% 0.12%
Return Of Investment
EAT x 100% 135,789 x 100% 83,885 x 100%
Total Aktiva 822,375 1,083,265
xxxiii
= =
0.17% 0.08%
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada gross profit margin tahun 2020 mengalami
penurunan penjualan menjadi 673.634 dan memiliki hasil gross profit margin hanya 0,25%.
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada profit margin tahun 2020 dengan hasil rasio 0,12%
mengalami penurunan rasio dari tahun 2019 yang sebesar 0,18%
Dapat diketahui bahwa pada operating income ratio tahun 2020 dengan rasio 2,02% mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya yang sebesar 1,53%
Dapat diketahui bahwa pada return of assets tahun 2020 dengan rasio 0,16% mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya yang sebesar 0,13%
Dapat diketahui bahwa pada return of equity tahun 2020 dengan rasio 0,12% mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya yang sebesar 0,24%
Dapat diketahui bahwa pada return of investment tahun 2020 dengan rasio 0,08% mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya yang sebesar 0,17%
4. Rasio Aktivitas, rasio yang mengukur efektivitas sebuah perusahaan untuk memanfaatkan
segala sumber daya yang mereka miliki. Berikut ini beberapa jenis rasio aktivitas beserta cara
menghitungnya:
TAHUN
RASIO AKTIVITAS
2019 2020
Total Assets Tunover
Penjualan 764,703 673,364
Total Aktiva 822,375 1,083,265
= =
0.9 0.6
Receivable Turnover
xxxiv
Penjualan 764,703 673,364
Piutang 134,404 119,610
= =
5.69 5.63
Inventory Turnover
Harga Pokok Persediaan 330,799 417,281
Persediaan 78,755 80,118
= =
4.20 5.21
Data keuangan yang dipergunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi mulai tahun 2019 sampai dengan tahun 2020 yang berhubungan dengan
analisis rasio keuangan. Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada rasio aktivitas tahun 2020
lebih banyak mengalami penurunan rasio dari tahun sebelumnya,, karena dari aktivitas
penjualannya mengalami penurunan drastis akibat penurunan ekonomi di Indonesia.
Analisis perubahan laba kotor merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba
kotor dari periode ke satu periode (PERTEMUAN 3, 2020).
xxxv
Manurut Kusnadi (2001:365) dalam Munirah, dkk, (2014:8) mengatakan bahwa “analisis laba
kotor merupakan proses analisis yang berkelanjutan dan harus dilaksanakan secara intensif”.
Secara umum pengertian analisis laba kotor adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
jumlah laba kotor dari periode satu ke periode lainnya, serta sebab-sebab berubahnya laba kotor
tersebut antara dua atau lebih periode (Ardi, 2018). Secara umum manfaat yang dapat diperoleh
dari analisis laba kotor adalah:
5. Sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian penjualan akibat naik turunnya harga jual,
7. Sebagai salah satu alat ukur untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode,
Dan manfaat lainnya. Untuk melakukan analisis laba kotor, diperlukan berbagai data perusahaan.
Data yang dibutuhkan untuk menganalisis laba kotor yaitu:
1. Target yang telah ditetapkan, yaitu jumlah angka atau presentase yang telahditetapkan
sebelumnya oleh manajemen,
2. Pencapaian hasil laba pada periode tersebut, artinya laba aktual yang diperolehpada periode
ini. Dengan demikian, laba periode ini, dapat untuk mengetahuiapakah sama dengan yang
ditargetkan sebelumnya,
3. Laba pada beberapa periode sebelumnya, merupakan perolehan laba beberapaperiode yang
lalu, lebih dari satu periode ke belakang.
Berikut disajikan tabel analisis laba kotor PT. Akasha Wira International Tbk,
xxxvi
PT. AKASHA WIRA INTERNATIONAL TBK
(dalam jutaan rupiah)
764,7 673,3
PENJUALAN BERSIH
03 64
HARGA POKOK 342,5 347,4
PENJUALAN 65 22
167,9 110,1
LABA KOTOR
19 79
764,7 673,3
PENJUALAN BERSIH
03 64 91,339
HARGA POKOK 417,2 330,7
PENJUALAN 81 99 86,482
167,9 110,1
LABA KOTOR
19 79 57,740
764,7
45,4%
2019 03
673,3
48,4%
2020 64
Hasil dari persentase perhitungan analisis ini dapat ditentukan sebagai berikut :
1. Margin Laba Kotor = Pendapatan Bersih - HPP
Pendapatan Bersih
xxxvii
= 45,4%
Kesimpulan dari analisis diatas, pada tahun 2020 margin laba kotor mengalami peningkatan
menjadi 48,4% berarti perusahaan yang mempunyai Margin Laba Kotor yang tinggi menunjukan
bahwa perusahaan tersebut mampu untuk menjalankan produksinya secara efisien karena
besarnya Harga Pokok Penjualannya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan besarnya
penjualan.
Analisis titik impas adalah pulang pokok atau analisis titik impas (break even point) Merupakan
analisis yang digunakan untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk dilakukan dan
perusahaan tidak mengalami kerugian (PERTEMUAN 3, 2020).
Titik impas adalah kondisi dimana jumlah keseluruhan pendapatan sama dengan jumlah
keseluruhan pengeluaran dalam setiap produksi barang atau jasa. Pada posisi ini, laba akan
bernilai nol mutlak, atau orang awam menyebutnya dengan istilah balik modal (Accurate.id,
n.d.).
Titik impas juga memiliki beberapa fungsi, berikut adalah empat fungsi titik impas, yaitu:
1. Mengetahui nilai titik impas membantu pengusaha dalam menentukan volume kapasitas
produksi yang tersisa setelah tercapainya titik impas.
2. Dengan adanya nilai titik impas, maka perusahaan bisa menentukan langkah efisiensi kerja
yang bisa dilakukan.
3. Nilai titik impas membantu pengusaha untuk mengetahui perubahan nilai laba jika terjadi
perubahan harga produk. Hubungan antara nilai titik impas, harga produk serta laba adalah
hubungan sejajar, maka jika salah satu nilai dari elemen tersebut meningkat maka elemen yang
lain juga mengalami peningkatan, begitu pula sebaliknya.
xxxviii
4. Karena titik impas berfungsi untuk mengetahui perubahan laba, maka titik impas juga bisa
menentukan kerugian yang terjadi. Bagi pengusaha, dengan mengetahui nilai titik impas maka
pengusaha bisa mengantisipasi nilai kerugian ketika terjadi penurunan pada penjualan.
Rumus yang digunakan dalam menghitung analisis titik impas ada beberapa, yaitu:
Biaya Tetap
Titik Impas Unit =
Harga Per Unit −Biaya Variabel Per Unit
Titik impas diperoleh dari biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi per unit. Nilai margin
kontribusi per unit diperoleh dari selisih antara harga jual per unit dengan biaya variabel per unit.
Selain itu, nilai margin kontribusi bisa diperoleh dari hasil pembagian antara total penjualan
keseluruhan dengan biaya variabel.
Biaya Variabel
1- Harga Pokok Penjualan
Titik impas dapat dihitung berdasarkan hasil nilai penjualan. Nilai BEP diperoleh dari biaya tetap
dibagi dengan hasil selisih antara 1 dengan hasil pembagian variabel dan harga penjualan.
Biaya Tetap
Titik Impas Satuan Mata Uang =
Kontribusi Margin Per Unit
Titik impas diperoleh dari harga jual satuan per unit dikalikan dengan BEP per unit. Maka, dari
hasil perkalian tersebut akan diperoleh nilai BEP dengan satuan mata uang yang digunakan.
Ketika menghitung titik impas dengan satuan mata uang, Anda harus menentukan mata uang
mana yang akan digunakan, jika terdapat perbedaan mata uang maka salah satu mata uang
nilainya harus dikurskan terlebih dahulu.
xxxix
DAFTAR PUSTAKA
Adwinda, R. (2018). Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Pada PT. Kawasan Industri Medan
(PERSERO).
IDX.co.id. (2019). Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan PT. Akasha Wira International Tbk.
IDX.co.id. (2020). PT. Akasha Wira International Tbk dan Entitas Anak Laporan keuangan konsolidasian
tanggal 31 Desember 2020 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta
laporan auditor independen.
Rina, N. H. (2020). Peranan Analisis Rasio Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Perusahaan PT Timah Tbk.
xl
Weni, H. R. (2019). Analisis Break Even Point (BEP) Sebagai Dasar Perencanaan Laba Pada PT. Asam
Jawa Medan.
Yuliana. (2019). Analisis Laba Kotor Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, JBEE, Vol. 1 No. 2.
xli