Anda di halaman 1dari 21

DRAFT PROPOSAL

PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING DAN


INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI
Tahun 2015-2019)

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Evaluasi Tengah Semester


Mata Kuliah Metodologi Penelitian

DosenPembimbing :
Nur Ali, SE., M.SM

Disusun oleh:

Novita Dwi Maslahah (1662137)

AKUNTANSI/KP2 2016

STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG

TAHUN 2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................................... 7
BAB II TINJUAN PUSTKA ..................................................................................................... 9
2.1. Landasan Teori ............................................................................................................ 9
2.2. Penelitian Terdahulu ................................................................................................. 14
2.3. Kerangka Penelititan ................................................................................................. 18
2.4. Hipotesis Penelitian ................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Seiring berkembangnya perekonomian yang didukung dengan perkembangan
informasi, maka perusahaan berupaya untuk mengembangkan usahanya dengan
memanfaatkan perkembangan informasi sebagai sarana untuk mendapatkan modal tambahan
untuk memperluas bisnis dengan segala cara sehingga orientasi perusahaan lebih berpihak
kepada pemilik modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan
perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam secara tidak terkendali dalam rangka
memenuhi permintaan pemilik modal.
Hal tersebut menjadi pemicu akan munculnya isu-isu global mengenai kerusakan
lingkungan, perubahan iklim, pemanasan global, krisis sosial yang pada ahirnya akan
menjalar pula menjadi krisis ekonomi yang akan berdampak negatif bagi kelangsungan hidup
perusahaan (Gunawan Dan Mayangsari, 2015: 1)
Bowen (1943) dalam Wibowo (2014: 2) yang menyatakan bahwa keberhasilan dunia
bisnis ditentukan oleh bagaimana kontribusinya terhadap kesejahteraan masyarakat umum,
bukan hanya untuk warga bisnis itu sendiri. Suatu entitas dalam menjalankan usahanya tidak
terlepas dari masyarakat dan lingkungan sekitarnya, sehingga menciptakan hubungan timbal
balik antara masyarakat dan perusahaan. Perusahaan membutuhkan suatu respon positif dari
masyarakat yang diperoleh melalui apa yang dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat
dan lingkungan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Pada umumnya, tujuan utama setiap perusahaan ialah tujuan profitabilitas yaitu
memaksimalkan keuntungan atau laba untuk kepuasan investor serta memberi dampak positif
terhadap nilai perusahaan. Hal ini seringkali membuat perusahaan mengabaikan dampak
sosial dan lingkungan yang ditimbulkan dari berjalannya aktivitas perusahaan tersebut.
Menurut Sutami et al (2011), banyak perusahaan melakukan eksploitasi terhadap sumber
daya alam dan sumber daya manusia untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Maka dari
itu, selain berfokus pada pemaksimalan keuntungan atau laba, perusahaan juga harus
memperhatikan potensi dampak kerusakan lingkungan serta isu-isu kemasyarakatan.
Demi tercapainya tujuan perusahaan yakni meningkatkan nilai perusaaan, maka
penting bagi perusahaan dalam melakukan pengungkapan Sustainability Reporting. Hal ini

3
bertujuan agar perusahaan mendapatkan keberlanjutan di masa mendatang, sehingga
memudahkan perusahaan untuk mengoptimalkan kinerja dan profit yang diinginkan yang di
imbangi dengan praktik perusahaan dalam memperhatikan dimensi lingkungan dan sosial.
Sustainability Reporting (SR) adalah perbaikan dari konsep CSR. Sustainability
Reporting (SR) menurut World Business Council forsustainable Development
(www.wbcsd.org) didefinisikan sebagai laporan publik dimana perusahaan memberikan
gambaran posisi dan aktivitas perusahaan pada aspek ekonomi, lingkungan dan sosial kepada
stakeholder internal dan eksternalnya. SR di Indonesia telah dipraktekan sejak tahun 2000
dan pedoman Global Reporting Intiatives (GRI) telah digunakan sebagai referensi bagi
laporan perusahaan.
Pada intinya tanggung jawab sosial perusahaan adalah kewajiban organisasi bisnis
untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Tujuan dari SR adalah untuk menyediakan
informasi tambahan mengenai kegiatan perusahaan sekaligus sebagai sarana untuk
memberikan tanda (signal) kepada para stakeholder. Signaling adalah pengungkapkan
informasi privat yang menurut pertimbangan akan diminati oleh investor dan pemegang
saham khususnya apabila informasi tersebut merupakan berita baik (good news)
(Suwardjono, 2014:583), dan dinilai memiliki peluang bertumbuh (growth oppurtunity) dan
nilai intrinsik yang lebih besar dimasa depan(Sutedi,2011: 128). Oleh karena itu, sebelum
wacana Sustainability Reporting(SR) mengemuka, telah banyak perusahaan yang
menjalankan corporatesocial responsibility untuk meningkatkan nilai perusahaan.Laporan
keuangan dan Sustainability Reporting (SR) dianggap sudahmemadai dalam memberikan
informasi dalam pembuatan keputusan investasibagi semua pemangku kepentingan, sehingga
dapat mengambil keputusanyang tepat dalam melakukan prediksi kinerja. Namun, ada
informasi lain yangperlu disampaikan kepada para pemangku kepentingan atau para
penggunalaporan. Seperti yang diungkapkan Canibano et. al., (2000) bahwa salah satu tanda
informasi akuntansi tidak dapat dijadikan landasan dalam membuatkeputusan adalah semakin
meningkatnya kesenjangan antara nilai pasar dannilai buku ekuitas perusahaan dalam
financial market. Menurut EdvinssonMalone (1997) dalam Chen et. al., (2005), perbedaan
antara nilai pasar dannilai buku perusahaan adalah nilai intelektual. Penelitian Lev (2009)
dalamChen et. al., (2005) menyelidiki bahwa rasio nilai pasar perusahaan terhadap
nilai buku meningkat dan hal ini secara tidak langsung bahwa sekitar 80%nilai perusahaan
tidak tercermin dalam laporan keuangan.

4
Intellectual Capital merupakan suatu paradigma baru yang sebelumnya lebih
menekankan pada modal fisik, namun seiring perkembangan tekhnologi informasi dan ilmu
pengetahuan, telah memicu tumbuhnya ketertarikan dalam Intellectual Capital (Ulum,2008).
Komponen yang diungkapkan dalam IC adalah human capital, structural capital, dan
relational capital. IntellectualCapital (IC) diharapkan mampu mengurangi kesenjangan
informasi antara pengguna laporan keuangan dengan perusahaan. Goh dan Lim (2004)
menyatakan bahwa informasi IC adalah salah satu informasi yang dibutuhkan oleh investor,
hal ini dikarenakan informasi mengenai IC menyebabkan investor dapat lebih baik menilai
kemampuan perusahaan dalam menciptakan kekayaan di masa mendatang. Laporan menjadi
lebih baik karena adanya IC yang memberikan arahan tentang aturan serta kewajiban baru
untuk karyawan dalam memberikan kontribusi terhadap penciptaan nilai bagi perusahaan.
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mempunyai kewajiban dalam
membuat pelaporan dan pengungkapan yang terbuka pada publik (investor). Kewajiban
pelaporan seperti laporan tahunan (annualreport) dan laporan keuangan (financial statement)
yang dipublikasikn baik melalui Bursa Efek Indonesia maupun pada website perusahaan
masingmasing. Dalam laporan tahunan mencakup pelaporan pertanggungjawaban sosial
perusahaan, dan sangat sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan tersendiri.
Perusahaan melaksanakan tanggungjawab sosial (socialresponbility) hanya sebatas lips
service dan memenuhi standar minimal (sekedar memenuhi aturan yang menganjurkan).
Penghargaan lebih atas suatu perusahaan dari para investor diyakini disebabkan oleh
modal intelektual yang dimiliki perusahaan dan perusahaan yang mampu memanfaatkan
modal intelektualnya secara efisien, maka nilai pasarnya kan meningkat (Chen et. al, 2005).
Hal ini selaras dengan penelitian Ulum (2008) tentang Intellectual Capital dengan kinerja
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2004-2006 yang menyatakan bahwa
semakin besar Intellectual Capital (VAICTM) semakin efisien penggunaan modal perusahaan,
sehingga menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Abdol mohammadi (2005) juga
membuktikan bahwa terdapat pengaruh jumlah pengungkapan komponen IC dalam laporan
tahunan terhadap nilai kapitalisasi pasar perusahaan. artinya, perusahaan yang
mengungkapkan lebih banyak komponen IC dalam laporan tahunannya cenderung memiliki
nilai kapitalisasi pasar yang lebih tinggi. Namun, pada beberapa penelitian lainnya seperti
Widiarjo (2011) dan Aida Rahmawati (2015) yang meneliti pengaruh Intellectual Capital dan
nilai perusahaan tidak terbukti berpengaruh. Beberapa perbedaan dari penelitian terdahulu
inilah, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengungkapan
Sustainability Reporting dan Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan”.

5
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meneliti bagaimana pengaruh
pengungkapan sustainability reporting dan intellectual capital. Muallifin dan Priyadi
(2016: 19) Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Sustainability reporting tidak
berpengaruh terhadap kinerja pasar. Berbeda dengan penelitian Safitri dan Fidiana, (2015:
14) dalam penelitiannya Pengungkapan sustainability reporting berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja keuangan dan Pengungkapan sustainability reporting berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Gunawan dan Mayangsari (2015: 11)
menyebutkan bahwa sustainability reporting tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
yang terdaftar di BEI selama tahun 2011-2013.
Abdol mohammadi (2005) membutikkan bahwa terdapat pengaruh jumlah
penggungkapan Intellectual Capitaldalam laporan tahunan terhadap nilai kapitalisasi pasar
perusahaan. Artinya, perusahaan yang mengungkapkan lebih banyak komponen Intellectual
Capital dalam laporan tahunannya cenderung memiliki nilai kapitalisasi pasae yang lebih
tinggi. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan Widiarjo (2011) dan Aida
Rahmawati (2015) yang meneliti pengaruh Intellectual Capital dan nilai perusahaan tidak
terbukti berpengaruh.
Sedangkan Afnia Fauzia Hafni (2018) dalam penelitiannya Pengaruh Pengungkapan
Sustainability Reporting Dan Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan menunjukkan
bahwa Terdapat pengaruh positif Pengungkapan Sustainability Reporting terhadap Nilai
Perusahaan dan Intellectual Capital berpengaruh positif pada perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015.
Beberapa perbedaan dari penelitian terdahulu inilah, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pengungkapan Sustainability Reporting dan Intellectual
Capital terhadap Nilai Perusahaan”.

6
1.2 Rumusan Masalah
Atas dasar uraian tersebut permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah Pengungkapan Sustainability Reporting berpengaruh positif terhadap
Nilai Perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI
tahun 2015-2019?
2. Apakah Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan pada
sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019?
3. Apakah Pengungkapan Sustainability Reporting dan Intellectual Capital secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian yang dilakukan ini adalah
untuk mengetahui:
1. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai Pengungkapan
Sustainability Reporting yang berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019.
2. Untukmenguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai Intellectual Capital
berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan pada sektor pertambangan yang
terdaftar di BEI tahun 2015-2019.
3. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris tentang
PengungkapanSustainability Reporting dan Intellectual Capital secara bersama-
sama berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap pengembangan studi mengenai akuntansi keuangan dan pasar modal
khususnya mengenai Pengungkapan Sustainability Reporting dan Intellectual
Capital terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang
terdaftar di BEI tahun 2015-2019.

7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan
Perusahaan dapat mengetahui pentingnya pengungkapan Sustainability
Reporting terhadap Nilai Perusahaan yang go public. Dan mengetahui
pengaruh modal intelectual dalam perusahaan yang mempunyai dampak
terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial dan terhadap nilai perusahaan,
serta memberikan masukan dan evaluasi kepada manajemen perusahaan
sebagai pertimbangan manajemen dalam menilai kinerja.
b. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan investor dalam pengambilan
keputusan untuk melakukan investasi. Investor diharapkan memahami bahwa
perusahaan telah melakukan Sustainability Reporting berarti telah melakukan
tanggungjawab perusahaan (ekonomi, lingkungan dan sosial).
c. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah tentang
pentingnya pengungkapan Sustainability Reporting di Indonesia. Karena pada
dasarnya kegiatan perusahaan tidak dapat lepas dari hubungannya dengan
aspek ekonomi, lingkungan dan sosial.
d. Bagi pengembangan teori
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian
selanjutnya yang terkait dengan pengungkapan Sustainability Reporting
danIntellectual Capital.

8
BAB II

TINJUAN PUSTKA
2.1.Landasan Teori
1. Nilai Perusahaan
Menurut Weber & Lawrence (2011) perusahaan adalah organisasi yang
berhubungan dengan pembuatan produk atau pelayanan yang bertujuan untuk
menghasilkan laba. Sedangkan Hadi (2011) mengartikan perusahaan adalah
kumpulan orang yang terkait dalam suatu organ/badan yang berbeda ditengah
lingkungan dan terkai oleh sistem nilai yang mengikat, yaitu norma sosial
masyarakat. Sehingga Afnia (2018) menyimpulkan bahwa perusahaan merupakan
unit bisnis yang didirikan dengan tujuan menghasilkan barang/jasa untuk
memperoleh laba.
Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah memaksimalkan laba, namun
pandangan tersebut mulai berkembang. Weber & Lawrence (2011)
mengungkapkan bahwa tujuan perusahaan bukan lagi menghasilkan uang/laba
yang banyak bagi stakeholder, namun menciptakan nilai lingkungan. Tujuan
setiap perusahaan yang lain adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan
Menurut Sitio & Tamba (2001:72) nilai perusahaan adalah nilai dari laba
yang diperoleh dan yang diharapkan pada masa akan datang yang dihitung pada
masa sekarang dengan memperhitungkan tingkat resiko dan tingkat bunga yang
tepat. Sedangkan menurut Mayogi & Fidiana (2016:3) nilai perusahaan
merupakan suatu bentuk pencapaian perusahaan yang memaksimalkan kinerja
manajerialna. Meningkatna nilai perusahaan adalah sebuah prestasi yang sesuai
dengan tujuan perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi merupakan keinginan
perusahaan karena hal tersebut mencerminkan kemakmiran bagi stakeholder.
Nilai perusahaan menurut Guleryu (2009) dalam Sucuahi dan Cambarihan
(2016:149) adalah nilai perdagangan perusahaan yang dilakukan oleh pembeli
dan penjual (perusahaan) dengan informasi meneluruh tentang perusahaan yang
bebas dari masalah yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi calon pembeli
sebagai bahan pertimbangan.

9
2. Teori Stakeholder
Menurut Chariri dan Ghozali (2007) dalam Astuti dan Juwenah (2017)
yang dikutip oleh Tedy K (2017) perusahaan harus melakukan upaya yang nyata
untuk menjaga hubungan baik dengan para stakeholders. Hal ini dapat
dilakukandengan cara mengakomodasikan keinginan dan kebutuhan dari para
stakeholder yang berhubungan langsung dengan sumber daya yang digunakan
oleh perusahaan dalam aktivitas operasionalnya, misalna tenaga kerja, konsumen
dan pemilik saham. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk
membina dan meningkatkan hubungan baik dengan para stakeholder adalah
dengan mengungkapkan laporan yang mempunyai nilai tambah, yaitu
Sustainability Reporting yang meliputi aspek ekonomi, lingkungan dan sosial.
Teori stakeholeder menekankan akuntabilitas organisasi melebihi kinerja
keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan
memilih secara sukarela mengungkapkaninformasi tentang kinerja lingkungan,
sosial dan itelektual mereka, melebihi ekspektasi sesungguhna. Salah satu faktor
yang mempengaruhi pengungkapan IC (VAIC TM) dalam laporan keuangan adalah
jika semakin baik kinerja (Afnia, 2018).
3. Teori Legitimasi
Menurut Deegab C, Rankin & Tobin (2002:292) dalam Afnia (2018)
menyatakan legitimasi sebagai “...a system oriented prespective, the entity is
assumed to influenced by, and inturn to have influence upon, the society in which
it operates corporate disclosure are considered to represent one important means
by witch management can influence external perception about organization”.
Artinya Legitimasi adalah sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada
keberpihakan terhadap masyarakat, maka operasi perusahaan harus sejalan
dengan harapan masyarakat.
Legitimasi bertujuan untuk menyamakan asumsi dan persepsi bahwa
semua kegiatan yang dilakukan perusahaan merupakan suatu hal yang diinginkan,
pantas, dan sesuai dengan norma yang secara umum berlaku di dalam kehidupan
sosial (Suchman, 1995 dalam Kurniawan, 2017).

10
4. Teori Persignalan (Signaling theory)
Menurut Retno dan Priantinah (2012: 87) dalam Mahfud H (2017)
mendefinisikan signal atau isyarat sebagai tindakan perusahaan untuk memberi
petunjuk untuk mengambil keputusan bagi investor dengan memberikan
gambaran tentang kondisi perusahaan.
Menurut Suwardjono (2014: 583) dalam Afnia (2018) Teori pensignalan
(signaling theory) melandasi pengungkapan sukarela. Signaling theory
merupakan sinyal-sinyal informasi yang dibutuhkan oleh investor untuk
mempertimbangkan dan menentukan apakah investor akan menanamkan
sahamnya atau tidak pada perusahaan yang bersangkutan. Teori ini mendorong
manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang menurut
pertimbangan akan diminati oleh investor dan pemegang saham khususnya
apabila informasi tersebut merupakan berita baik (good news).
Laporan keuangan dan laporan non-keuangan yang dipublikasikan oleh
perusahaan merupakan informasi yang menghubungkan kepada pihak eksternal
perusahaan. Jika kinerja perusahaan baik maka akan memberikan sinyal positif
yang dapat menjaga hubungan baik perusahaan dengan pihak eksternal sehingga
investor tidak ragu-ragu untuk membeli saham perusahaan dengan harga yang
tinggi (Mahfud H, 2017).
5. Sustainability Reporting
a. Definisi Sustainability Reporting
Menurut Elkington (2004:3) dalam Afnia (2018) mendefinisikan
Sustainability Reporting berarti Triple bottom line perusahaan tidak hanya
berfokus pada nilai tambah ekonomi (EVA), tetapi juga pada nilai tambah
lingkungan dan sosial atau kehancuran. Perusahaan yang ingin
berkelanjutan (Sustaint) maka perlu memperhatikan 3P, yaitu bukan
hanya profit yang diburu, namun juga harus memberikan kontribusi
positif kepada masyarakat dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian
lingkungan. Konsep Sustainability Reporting diambil dari konsep Triple
bottom line yang merupakan kelanjutan dari konsep pembangunan
berkelanjutan (Sustainable development) yang secara eksplisit telah
mengaitkan antara dimensi tujuan dan tanggungjawab, baik shareholder
maupun stakeholder.

11
b. Manfaat Sustainability Reporting
Menurut Kuan dan Young (2016) dalam Tedy K (2017) manfaat yang
didapatkan perusahaan yang mengungkapkan Sustainability report, antara
lain:
1) Value creation
Laporan keuangan tradisional hanya menyajikan potret historis dari
kinerja perusahaan, sedangkan laporan keberlanjutan berorientasi
masa depan. Laporan keberlanjutan juga akab menunjukkan
komitmen perusahaan dalam hal transparansi dan akuntabilitas
kepada para stakeholders.
2) Cost savings
Di dalam proses untuk mempersiapkan sustainability report,
perusahaan harus melakukan review pada sistem internal mereka. Hal
ini akan membuat perusahaan dapat mengidentifikasi hal-hal yang
tidak efisien, memperlancar bisnis, membuat peningkatan dalam hal
pengambilan keputusan dan proses operasional.
3) Employee retention
Upaya untuk mempertahankan karyawan dalam waktu yang lama
akan terbantu dengan adanya fokus perusahaan pada pengembangan
karir dan menanamkan budaya kerja yang positif.
4) Supply chain sustainability
Risiko dalam praktik rantai suplai perusahaan akan dapat dikurangi
dengan memilih pemasok yang mematuhi kerangka kerja laporan
berkelanjutan.
Pedoman yang digunakan dalam pengungkapan sustainability report
dibuat oleh salah satu lembaga yaitu Global Reporting Initiative, yang saat ini
telah mengeluarkan pedoman terbaru yang dirilis pada Mei 2013 yaitu G4
Guidelines. Dalam penyajian sustainability report, terdapat prinsip-prinsip
yang harus dipenuhi yang berhubungan dengan kualitas informasi yang
disajikan yaitu: keseimbangan, komparabilitas, akurasi, ketepatan waktu,
kejelasan, dan keandalan (Andansari M, 2018).

12
6. Intellectual Capital
2.1. Pengertian Intellectual Capital
Menurut Hadiijaya (2015) dalam Afnia (2018) Intellectual Capital
adalah pengetauan yang memberikan informasi tentang nilai tak berwujud
perusahaan yang dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan
bersaing.
2.2. Komponen Intellectual Capital
Berbeda dengan definisi tentang Intellectual Capital, pada
umumnya menyatakan komponen IC dengan metode VAIC, terdapat tiga
komponen pembentuknya, yaitu Value added Capital Employed (VACA),
Value added Human Capital (VAHU) dan Structural Capital Value added
(STVA).
2.3. Pengukuran Intellectual Capital
Menurut Tan et. al .,. (2007) dalam Ulum (2009:48) menyebutkan
bahwa metode pengukuran intelektual yang dikembangkan dapat
dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu meode yang tidak
menggunakan penilaian moneter Intellectual Capital dan metode yang
menempatkan nilai moneter pada Intellectual Capital.
Menurut ulum (2009:86) dalam Afnia (2018) metode tersebut
didesain untuk menyajikan informasi tentang penciptaan nilai efisien dari
aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset)
yang dimiliki perusahaan. VATTM adalah sebuah prosedur analitis yang
dirancang untuk memungkinkan manajemen, pemegang saham dan
pemangku kepentingan lain yang terkait untuk secara efektif memonitor
dan mengevaluasi efisiensi nilai tambah atau Value added (VA) dengan
total sumber daya perusahaan dan masing-masing komponen sumber daya
utama. Value added adalah indikator paling objektif untuk menilai
keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
penciptaan nilai (value creation).
Dijelaskan juga bahwa yang menjadi aspek kunci dalam model
public adalah memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai
(value creating entity). VA dipengaruhi oleh efisiensi Human Capital
(HC) dan Structural Capital (SC).

13
2.2.Penelitian Terdahulu
1. Ieman Aji Ramadani (2016)
Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pengungkapan Sustainablity
Reporting terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Moderasi”.
Penelitian ini membahas mengenai pengungkapan Sustainablity Reporting serta
profitabilitas perusahaan high-profile go public pada tahun 2009-2012 dan
dampaknya terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini di latar belakangi oleh isu-
isu lingkungan akibat pemakaian sumberdaya yang berlebihan tanpa
memperhatikan lingkungan dan sosial. Dan penelitian ini didasarai penelitian
terdahulu yang menyatakan bahwa perusahaan yang melaporkan tanggungjawab
sosial akan meningkatkan kepercayaan pasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pengungkapan Sustainablity Reporting terhadap nilai
perusahaan dan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas sebagai variabel
moderasi dalam hubungan antara pengungkapan Sustainability Reporting dengan
nilai perusahaan. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk kategori
high-profile yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2012.
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana
untuk mengetahu pengaruh pengungkapan Sustainablity Reporting terhadap nilai
perusahaan dan menggunakan uji residual untuk mengetahui pengaruh
profitabilitas sebagai variabel moderasi antara pengungkapan Sustainablity
Reporting dengan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengungkapan Sustainablity Reporting tidak mempengaruhi terhaap nilai
perusahaan. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa profitabilitas
tidak memoderasi hubungan antara pengungkapan Sustainablity Reporting
dengan nilai perusahaan.
Persamaan penelitian Ieman Aji Ramadani (2016) dengan penelitian
sekarang adalah sama-sama meneliti tentang Sustainablity Reporting dengan nilai
perusahaan. Perbedaannya adalah penelitian sekarang menambah satu variabel
yang mempengaruhi yaitu Intellectual Capital dan sampel yang digunakan lebih
berokus pada salah sat sektor yaitu sektor pertambangan yang terdaftar di BEI.
Metode yang digunakan dalam mengukur Intellectual Capital adalah Direct
Intellectual Capital (DIC)dan Market capitaliation (MCM) atau metode
Scorecard (SC)

14
2. Mahfud Habibi (2017)
Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas
danSustainablitity Reporting terhadap Nilai Perusahaan”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis pengaruh profitabilitas dan Sustainablitity Reporting
terhadap. Penelitian ini dilatar belakangi karena berpihaknya perusahaan lebih
berpihak kepada pemilik modal yang mengakibatkan perusahaan melakukan
eksploitasi sumber-sumber alam secara tidak terkendali dalam rangka memenuhi
permintaan modal. Dari hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan
dalam penelitian ini untuk menguji variabel independen profitabilitas dan
Sustainablitity Reporting. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan Sustainablitity
Reporting berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Persamaan penelitian Mahfud Habibi (2017)dengan penelitian sekarang
adalah sama-sama meneliti tentang Sustainablity Reporting dengan nilai
perusahaan. Perbedaannya adalah penelitian terdahulu menggunakan variabel
profitabilitas sedangakan peneliti sekarang yang menggunakan variabel lain yaitu
Intellectual Capital dan sampel yang digunakan lebih berokus pada salah sat
sektor yaitu sektor pertambangan yang terdaftar di BEI. Pengukuran
Sustainablility Reporting diukur dengan menggunakan dua standar yaitu GRI G3
dan G4. Metode yang digunakan dalam mengukur Intellectual Capital adalah
Direct Intellectual Capital (DIC) dan Market capitaliation (MCM) atau metode
Scorecard (SC).

15
3. Afnia Fauzia H (2018)
Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pengungkapan
Sustainablitity Reporting dan Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengunggkapan
Sustainablitity Reporting dan Intellectual Capital terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan di sektor pertambangan yang dilihat dari laporan keberlanjutan dan
laporan keuangan perusahaan. Penelitian ini berfokus pada perusahaan sektor
pertambangan pada periode 2011-2015. Pengukuran Sustainablility Reporting
diukur dengan menggunakan dua standar yaitu GRI G3 dan G4. Dan pengukuran
Intellectual Capital dengan menggunakan VAICTM. Dari hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif pengungkapan Sustainablility
Reporting terhadap Nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang
terdaftar di BEI tahun 2011-2015. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi
SRDI (X1) yang bernilai positif. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa
pengungkapan Sustainablility Reporting berpengaruh positif terhadap Tobin’s Q.
Dan terdapat pengaruh positif Intellectual Capital terhadap nilai perusahaan pada
sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015. Intellectual Capital
juga merupakan hal penting dalam informasi, perusahaan yang memiliki
Intellectual Capital yang baik, akan terlihat dari lengkapnya pemberian informasi
dalam laporan keuangan terkait model intelektual. Penelitian ini menunjukkan
bahwa semakin besar nilai Intellectual Capital sebuah perusahaan maka akan
semakin besar pula nilai perusahaan tersebut.
Persamaan penelitian Afnia Fauzia H (2018)dengan penelitian sekarang
adalah sama-sama meneliti tentang Sustainablity ReportingdanIntellectual
Capitaldengan nilai perusahaan pada sektor pertambangan yang terdaftar di BEI .
Perbedaannya adalah penelitian sekarang metode yang digunakan dalam
mengukur Intellectual Capital adalah Direct Intellectual Capital (DIC) dan
Market capitaliation (MCM) atau metode Scorecard (SC)

16
4. Andansari Maskat (2018)
Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pengungkapan
Sustainablitity Reporting terhadap Kinerja dan Nilai Perusahaan”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengunggkapan Sustainablitity
Reporting terhadap kinerja dan nilai perusahaan pada perusahaan di sektor
pertambangan yang dilihat dari laporan keberlanjutan dan laporan keuangan
perusahaan. Penelitian ini berfokus pada perusahaan sektor pertambangan pada
periode 2011-2016. Pengukuran Sustainablility Reporting terhadap kinerja diukur
dengan menggunakan ROA. Dan nilai perusahaan diukur dengan menggunakan
Tobin’s Q. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
positif pengungkapan Sustainablility Reporting terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2016. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin lengkap perusahaan dalam mengungkapkan indeks
Sustainablility Reporting maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat.
Penelitian ini mengimplikasikan bahwa pengungkapan Sustainablility Reporting
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin lengkap perusahaan dalam mengungkapkan indeks Sustainablility
Reporting maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat.
Persamaan penelitian Andansari Maskat (2018)dengan penelitian sekarang
adalah sama-sama meneliti tentang Sustainablity Reporting dengan nilai
perusahaan. Perbedaannya adalah penelitian sekarang menambah satu variabel
yang mempengaruhi yaitu Intellectual Capital dan sampel yang digunakan lebih
berokus pada salah sat sektor yaitu sektor pertambangan yang terdaftar di BEI.
Metode yang digunakan dalam mengukur Intellectual Capital adalah Direct
Intellectual Capital (DIC) dan Market capitaliation (MCM) atau metode
Scorecard (SC)

17
2.3.Kerangka Penelititan
1. Pengaruh pengungkapan Sustainablity Reporting terhadap nilai
perusahaan
Perusahaan mempunyai kesempatan pertumbuhan yang tinggi akan
senantiasa melakukan ekspansi. Berkaitan dengan hal tersebut perusahaan
akan membutuhkan dana yang besar dan apabila dana internal tidak
mencukupi maka perusahaan berupaya mencari dana eksternal (investor).
Pengungkapan Sustainablity Reporting membantu perusahaan dalam hal
memberi kontribusi terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan dalam
pengambilan keputusan, perusahaan harus mempertimbangkan keberlanjutan
perusahaan harus mempertimbangkan keberlanjutan perusahaan di masa depan
jika ingin memaksimumkan hasil keuangan jangka panjang yang nantinya
meningkatkan nilai perusahaan.
2. Pengaruh Intellectual Capital terhadap nilai perusahaan
Pengungkapan yang dilakukan perusahaan tentang Intellectual Capital
pada laporan tahunan perusahaan dapat membantu perusahaan untuk
menjelaskan apa yang dimilik oleh perusahaan dan belum disampaikan, maka
dilaporkan ke dalam keuangan. Intellectual Capital merupakan sumberdaya
yang terukur untuk meningkatkan copetitive advantages sehingga dapat
memberikan kontribusi terhadap perusahaan. Penggunaan dan pengelolaan
Intellectual Capital yang baik akan memperkecil biaya operasional dan akan
meningkatkan laba perusahaan.
3. Pengaruh pengungkapan Sustainability Reporting dan Intellectual Capital
terhadap Nilai Perusahaan
Pengungkapan Sustainability Reporting adalah salah satu cara
perusahaan untuk menarik investor dan meningkatkan nilai perusahaan di
pihak eksternal. Selain meningkatkan nilai perusahaan pengungkapan
Sustainability Reporting menjadi bagian perusahaan sebagai alat untuk
memberikan informasi kepada para investor,masyarakat, dan pemerintah.
Informasi lain ang perlu ditambahkan oleh perusahaan adalah tentang
Intellectual Capital yang digunakaan untuk mengukur kemampuan intelektual
perusahaan dalam hubungan antara efisiensi Value added dengan komponen
utama sumberdaya dan keuntungan perusahaan.

18
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat dibuat kerangka penelitian
untuk menggambarkan hubungan antara dua variabel independen dan satu
variabel dependen yaitu Pengaruh Pengungkapan Sustainablitity Reporting
dan Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan.

X1
H1
Sustainability
Y
reporting
H3 Nilai Perusahaan

X2 H2
Intellectual capital

2.4.Hipotesis Penelitian
H1 : Terdapat pengaruh positif pengungkapan Sustainability Reporting terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI
tahun 2015-2019.
H2 : Terdapat Pengaruh positif Intellectual Capital terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019.
H3 : terdapat pengaruh positif pengungkapan Sustainability Reporting dan
Intellectual Capital secara bersama-sama terhadap pengungkapan nilai
perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abdolmohammadi, M.J. 2005. Intellectual Capital disclousure and market capitalization.


Journal of Intellectual Capital. Vol, 6. No, 3.Hal 397-416.

Andansari, M. 2018. Pengaruh Sustainability Report Terhadap Kinerja dan Nilai Perusahaan
(Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI).Universitas
Islam Indonesia:Yogyakarta.

Afnia, Fauzia H. 2018. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Reporting dan Intellectual


Capital Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.

Aida, R N dan Rahmawati. 2015. Pengaruh modal intelektual dan pengungkapannya terhadap
nilai perusahaan: efek intervening kinerja perusahaan. Jurnal akuntansi dan investasi. Vol,
16. No, 2. Hal 96-109.

Canibano, L et. al.,. 2000. Accounting for intangibles: A literature review. Journal of
accounting literature.Vol, 19. Hal :102-130.

Chen, M C et. al.,.2005. IC and Firms’ Market Value: an Empirical Investigation of The
Relationship Between Inyellectual Capital and Firms’ Market Value and Financial
Performance. Journal of Intellectual Capital. Vol, 6.No, 2 .PP:159-176. Publisher: Emerald
group.

Gunawan, Y., dan Mayangsari, S. (2015). Pengaruh sustainability reporting terhadap nilai
perusahaan dengan investment opportunity set sebagaivariabel moderasi. e-Jurnal Akuntansi
Trisakti Vol. 2, 1-12.

Hadi, Nor. 2011. Corporate Sosial Responbility. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mayogi, D.G., dan Fidiana. (2016). Pengaruh profitabilitas, kebijakan dividen dankebijakan
utang terhadap nilai perusahaan. jurnal Ilmu dan RisetAkuntansi,. ISSN: 2460-0585, Vol. 5,
No. 1.

Mahfud, H. 2017. Pengaruh Profitabilitas dan Sustainability Reporting Terhadap Nilai


Perusahaan. IAIN Surakarta:Surakarta.

Muallifin, O.R., dan Priyadi, M.P. (2016). Dampak pengungkapan sustainability report
terhadap kinerja keuangan dan pasar. Jurnal Ilmu dan RisetAkuntansi., Vol. 5, No. 5.

Ramadhani, Ieman A. (2016). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai


Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Moderasi ( studipada perusahaan go public yang
mempublikasikan Sustainability report pada tahun 2009-2012). Jurnal FEB Universitas
Brawijaya.

Safitri, D.A., dan Fidiana. (2015). Sustainability report terhadap kinerja keuangan dan pasar.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol. 4, No. 10.

20
Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi : teori dan praktik. Jakarta:Erlangga.

Sucuahi, W., dan Cambarihan, J.M. (2016). Influence of profitability to the firm value of
diversified companies in the Philippines. Accounting and FinanceResearch,. Vol. 5, No. 2.

Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Garfika.

Suwardjono.2014. Teori Akuntansi: Perkayasaan Pelaporan Keuangan.eds.3.Yogyakarta:


BPFE.

Tedy, Kurniawan. 2017. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Nilai


Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
Singapura). Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: Yogyakarta.

Ulum,I.2008. Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia. Jurnal. Vol,


10. No, 2. Hal 77-84.

Wibowo, I., dan Faradiza, S.A. (2014). Dampak pengungkapan sustainability report terhadap
kinerja keuangan dan pasar perusahaan. UniversitasTehnologi Yogyakarta.

Widarjo,W. Pengaruh Modal Intelekual dan Pengungkapan Modal Intelektual pada Nilai
Perusahaan. Symposium Nasional Akuntansi XIV ACEH . 21- 22 juli 2011.

21

Anda mungkin juga menyukai