Anda di halaman 1dari 37

Financial Analysis Project

LAPORAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT.GUDANG


GARAM,TBK
PERIODE TAHUN 2010-2014

DosenPengampu :
Zul Azmi, SE.,M.Si,.Ak.,CA

Disusun oleh

Naufal Faiz Mahdi : 170301114


Muhammad Masdijo : 160301046
Khairunnisa : 170301056
Nadila Firera : 170301112
Schivo Popy V : 170301092
Faizah H. : 170301117

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2020
i

ABSTRAK

Laporan keuangan merupakan suatu alat yang sangat penting untuk


memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Agar laporan keuangan dapat berarti bagi
pihak-pihak yang berkepentingan maka perlu mengadakan analisa hubungan dari pos-pos
dalam suatu laporan keuangan . Dalam hal ini analisa rasio dapat dipakai dalam
memberikan gambaran keadaan keuangan yang sebenarnya mengenai perusahaan dan
sehat tidaknya perusahaan tersebut melakukan usahanya.
Permasalahan yang diambil adalah PT Gudang Garam Tbk. dapat memenuhi
kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya, bagaimana tingkat profitabilitas dan
bagaimana efektifitas dan kondisi PT Gudang Garam Tbk. dalam menggunakan asetnya.
Informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai
pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan guna pengambilan keputusan sesuai dengan
bidangnya. Melalui penulisan tugas akhir Analisis Laporan Keuangan PT Gudang Garam,
Tbk. periode Tahun 2010-2014ini, selain dimaksudkan untuk mengevaluasi laporan
keuangan PT. Gudang Garam, Tbk. periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014,
analisis ini bertujuan untuk mempelajari dan mengaplikasikan metode analisis laporan
keuangan yang telah diperoleh mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah analisis
laporan keuangan.

Lingkup Analisis

Lingkup analisis yang dilakukan pada Analisis Laporan Keuangan PT Gudang Garam,
Tbk. Periode Tahun 2010-2014 meliputi:
 Analisis Ratio
 Analisis Vertikal (Analisis Common Size)
 Analisis Horizontal (Analisis Perbandingan dan Analisis Trend.
ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
ABSTRACK..........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN........................................................................................1
B. TUJUAN ANALISIS.................................................................................................................1
BAB II PENGUMPULAN DATA........................................................................................................3
BAB III BISNIS KONTEKS PT. GUDANG GARAM, Tbk................................................................8
BAB IV EVALUASI CORPORATE GOVERNANCE PT. GUDANG GARAM, Tbk......................12
BAB V ANALISIS KEUANGAN & DATA OPERASIONAL.........................................................13
A. ANALISIS VERTIKAL ( Analisis Common Size)...................................................................16
B. ANALISIS HORIZONTAL (Analisis Perbandingan dan Trend)............................................20
C. ANALISIS RASIO KEUANGAN...........................................................................................25
BAB IV KESIMPULAN.....................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Analisis Common Size Neraca.................................................................................................6


Tabel 2 Analisis Common Size Laporan Laba Rugi..............................................................................8
Tabel 3 Analisis Common Size Laporan Arus Kas..............................................................................10
Tabel 4 Analisis Perbandingan Neraca................................................................................................14
Tabel 5 Analisis Perbandingan Laporan Laba Rugi.............................................................................16
Tabel 6 Analisis Perbandingan Laporan Arus Kas..............................................................................18
Tabel 7 Analisis Trend Neraca............................................................................................................19
Tabel 8 Analisis Trend Laporan Laba Rugi.........................................................................................21
Tabel 9 Analisis Trend Laporan Arus Kas...........................................................................................22
iv

DAFTAR GRAFIK
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN

Gudang Garam adalah produsen rokok kretek terkemuka, rokok kretek identik
dengan Indonesia yang merupakan salah satu sentra utama perdagangan rempah di dunia.
Didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo di Kediri. Pada akhir tahun 2014,
Gudang Garam dengan pangsa pasar rokok dalam negeri sekitar 21,9% (dihitung
berdasarkan riset pasar Nielsen) merupakan produsen rokok kretek terkemuka dengan
produk-produk yang sudah dikenal luas oleh masyarakat di seluruh Nusantara. Gudang
Garam menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 36.400 ribu orang yang sebagian besar
terlibat dalam produksi rokok, termasuk sigaret kretek tangan dan operator mesin
produksi, serta kegiatan operasional lainnya seperti distribusi, penjualan dan pemasaran.
Kesejahteraan karyawan menjadi perhatian utama, dari standar keselamatan kerja dan
penyediaan fasilitas kesehatan hingga pelatihan kepemimpinan,manajemen, administrasi
dan ketrampilan teknik, yang diselenggarakan di dalam maupun di luar
perusahaan.Gudang Garam secara tidak langsung juga mendukung penciptaan lapangan
kerja, bagi kurang lebih empat juta komunitas di sector perkebunan tembakau dan
cengkeh yang menyediakan bahan baku bagi Perseroan, serta sektor distribusi seperti
pengecer dan pedagang asongan yang tersebar di seluruh Indonesia. Industri rokok
sendiri,termasuk Perseroan, merupakan sumber utama pendapatan cukai dan pajak bagi
negara. Gudang Garam memiliki fasilitas produksi rokok kretek di dua lokasi. Pertama, di
kota Kediri, dengan jumlah penduduk 249 ribu jiwa yang merupakan pusat perdagangan
regional yang ramai sekaligus lokasi kantor pusat Perseroan.

Fasilitas produksi kedua berjarak 130 kilometer dari kota ini, tepatnya di Gempol.
Dari kedua fasilitas produksi ini Perseroan mampu memenuhi permintaan produk rokok
di masa mendatang. Perseroan memproduksi berbagai jenis rokok kretek, termasuk jenis
rendah tar dan nikotin (LTN) serta produk tradisional sigaret kretek tangan. Gudang
Garam memiliki fasilitas percetakan kemasan rokok, dan di samping itu juga memiliki
tiga anak perusahaan utama yaitu PT Surya Pamenang, yang memproduksi kertas karton
untuk kemasan rokok Gudang Garam, PT Surya Madistrindo, sebagai distributor tunggal
produk Perseroan, dan PT Surya Air sebagai penyedia layanan jasa penerbangan tidak
berjadwal. Saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BE I) dengan kode
GGRM diperdagangkan pada kisaran harga Rp 46.400 hingga Rp 64.250 per lembar
2

saham sepanjang tahun 2012. Jumlah modal disetor dan ditempatkan tidak mengalami
perubahan pada tahun 2012, dan Perseroan membagikan dividen senilai Rp 1.000 per
saham dari laba tahun 2011 sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.

Visi:
"Menjadi perusahaan terkemuka kebangganan nasional yang bertanggung jawab
dan memberikan nilai tambah bagi para oemegang saham, serta manfaat bagi segenap
pemangku kepentingan secara berkesinambungan."
Misi:
Catur Dharma yang merupakan misi Perseroan:
1. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan
suatu kebahagiaan.
2. Kerja keras, ulet, jujur, sehat, dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.
3. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerja sama dengan orang
lain.
4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.
3

BAB II
PENGUMPULAN DATA

Tabel 1 Analisis Common Size Neraca.


4

Tabel 2 Analisis Common Size Laporan Laba Rugi

PT GUDANG GARAM, Tbk.


Analisis Common Size L/R
Periode 2010-2014 Analisis Common Size
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
Rp Rp Rp Rp Rp % % % % %
Penjualan/pendapatan usaha Rp 37.691.997 Rp 41.884.352 Rp 49.028.696 Rp 55.436.954 Rp 65.185.850 100 100 100 100 100
Beban pokok penjualan Rp 28.826.410 Rp 31.754.984 Rp 39.843.974 Rp 44.563.096 Rp 51.806.284 76 76 81 80 79
Laba bruto Rp 8.865.587 Rp 10.129.368 Rp 9.184.722 Rp 10.873.858 Rp 13.379.566 24 24 19 20 21

Pendapatan lainnya Rp 53.315 Rp 46.322 Rp 73.299 Rp 62.080 Rp 67.845 0,14 0,11 0,15 0,11 0,10
Beban usaha Rp 3.007.726 Rp 3.290.726 Rp 3.177.516 Rp 4.224.052 Rp 4.854.713 7,98 7,86 6,48 7,62 7,45
Beban lainnya Rp 31.438 Rp 4.511 Rp 37.166 Rp 7.199 Rp 31.742 0,08 0,01 0,08 0,01 0,05
Rugi kurs, bersih Rp 10.157 Rp 12.480 Rp 17.658 Rp 12.965 Rp 16.700 0,03 0,03 0,04 0,02 0,03
Laba Usaha Rp 5.869.581 Rp 6.867.973 Rp 6.025.681 Rp 6.691.722 Rp 8.577.656 15,57 16,40 12,29 12,07 13,16
Beban bunga Rp 238.285 Rp 253.002 Rp 495.035 Rp 755.518 Rp 1.371.811 0,63 0,60 1,01 1,36 2,10
Laba sebelum pajak penghasilan Rp 5.631.296 Rp 6.614.971 Rp 5.530.646 Rp 5.936.204 Rp 7.205.845 14,94 15,79 11,28 10,71 11,05
Beban pajak penghasilan Rp 1.416.507 Rp 1.656.869 Rp 1.461.935 Rp 1.552.272 Rp 1.810.552 3,76 3,96 2,98 2,80 2,78
Laba/Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 11,18 11,84 8,30 7,91 8,28

Laba/Total pendapatan komprehensif


yg dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk Rp 4.146.282 Rp 4.894.057 Rp 4.013.758 Rp 4.328.736 Rp 5.368.568 11,00 11,68 8,19 7,81 8,24
Kepentingan nonpengendali Rp 68.507 Rp 64.045 Rp 54.953 Rp 55.196 Rp 26.725 0,18 0,15 0,11 0,10 0,04
Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 11,18 11,84 8,30 7,91 8,28

Tabel 3 Analisis Common Size Laporan Arus Kas


5
6

Analisis common size pada neraca tersebut menunjukkan PT Gudang Garam Tbk
menginvestasikan asset perusahaan sebagian besar kepada asset lancar yaitu berturut-turut
dari tahun 2010 sampai dengan 2014 sebesar 74,52%, 77,73% , 72,16% , 68,16% dan 66,26%
dari total asset perusahaan. Komposisi asset lancar pada tahun 2012 mengalami penurunan
dibandingkan posisi tahun 2010 dan 2011 dan tahun 2013 dan 2014 berturut-turut mengalami
penurunan. Sebaliknya komposisi asset tidak lancar mengalami kenaikan pada tahun 2012
sebesar 27,84%, walaupun sebelumnya pernah turun pada tahun 2011 sebesar 22,27% dari
angka tahun 2010 yaitu sebesar 25,48%. Sementara pada tahun 2013 dan 2014 berturut-turut
mengalami kenaikan menjadi 31,84% dan 33,74%. PT Gudang Garam Tbk menginvestasikan
sebagian besar asetnya pada persediaan berturut-turut sebesar 65,62%, 71,68%, 64,20%,
59,57%, dan 59,67% dari total nilai asset perusahaan dari tahun 2010 sampai dengan 2014.
Penurunan komposisi asset tidak lancar dari total asset PT Gudang Garam Tbk pada
tahun 2011 turut di pengaruhi dengan kenaikan total asset lancar perusahaan. Total asset PT
Gudang Garam Tbk sesungguhnya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, komposisi di
atas menggambarkan pergeseran jenis investasi dari asset PT Gudang Garam Tbk.
Sementara pada pos pasiva, kewajiban jangka pendek lebih mendominasi dari total liabilitas
perusahaan. Penurunan hanya terjadi pada tahun 2012 yang semula 34,62% menjadi 33,25%.
Sementara pada tahun 2013 meningkat sebesar 39,58% diikuti peningkatan tahun 2014 menjadi 40,85
Untuk kewajiban jangka panjang, persentase kewajiban jangka panjang tahun 2010 hingga 2014 lebih
banyak mengalami penurunan meski terjadi peningkatan di tahun 2012 yang semula 2,57 menjadi
2,65, selebihnya mengalami penurunan. Pada tahun 2010 kewajiban jangka panjang berada di angka
yang lebih besar yaitu sebesar 3,06%.
Untuk jumlah ekuitas, komposisi ekuitas lebih mendominasi daripada komposisi liabilitas di
pos passive ini. Total ekuitas dari tahun 2010 hingga 2014 berfluktuasi. Tahun 2011 terjadi penurunan
yang semula 69,35% menjadi 62,81%. Di tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 64,10% namun
penurunan kembali terjadi di tahun 2013 menjadi 57,94% diikuti tahun 2014 sebesar 57,07%.
Besarnya komposisi permodalan menggambarkan kuatnya posisi perusahaan pada tahun 2010 yang
mana total ekuitas berada pada posisi 69,65%. Hal ini memberi keuntungan bagi pemegang saham PT
Gudang Garam Tbk yang mana hal ini tercermin dari besarnya saldo laba yang belum dicadangkan
dari tahun 2010 sampai dengan 2012 yang rata-rata berada di atas nilai 50% dari total kewajiban dan
ekuitas perusahaan. Karena nilai tersebut menjadi dasar perhitungan deviden yang akan dibagikan
kepada para pemegang saham.
7

Analisis common size pada laporan laba rugi di atas menunjukkan perubahan
yang signifikan. Laba komprehensif tahun berjalan terus mengalami penurunan. Pada
tahun 2011 mengalami peningkatan yang semula 11,19% menjadi 11,84% yang kurang
signifikan. Sedangkan di tahun 2012 dan 2013 berturut-turut terjadi penurunan sebesar
8,30% dan 7,91%. Peningkatan kembali terjadi di tahun 2014 menjadi 8,28%. Penurunan-
penuruna tersebut terjadi karena beban bunga yang terus meningkat dan peningkatan
tahun 2014 terjadi karena penurunan beban penghasilan meski beban bunga tetap
meningalami peningkatan. Jika ditelusuri lebih lanjut pada catatan laporan keuangan PT.
Gudang Garam Tbk yang mana pada kenyataannya juga terjadi di Indonesia pada tahun
2012, kenaikan tersebut disumbangkan oleh naiknya biaya bahan baku rokok.
Analisis common size pada laporan arus kas tersebut mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011.
Kas bersih dari aktivitas operasi mengalami kerugian yaitu minus Rp 90.307 juta. Hal ini karena
peningkatan penerimaan kas dari pelanggan lebih kecil daripada peningkatan pembayaran kas
kepada pemasok dan karyawan, ditambah lagi pembayaran pajak penghasilan badan di tahun
2011 merupakan jumlah yang paling tinggi disbanding tahun-tahun yang lain.
Untuk aktivitas investasi, pembelian asset tetap terus mengalami peningkatan dari tahun 2010
hingga 2012 berturut-turut sebesar 100,27%, 100,81%, dan 103,67% sementara tahun 2013 terjadi
penurunan menjadi sebesar 100,76% diikuti oleh peningkatan di tahun 2014 menjadi sebesar
100,93%.
Sementara pada aktivitas pendanaan, penerimaan dari pinjaman jangka pendek lebih
mendominasi. namun, kas bersih dari aktivitas pendanaan pada tahun 2010 menunjukkan angka
minus Rp 1.745.964 juta.
8

BAB III
BISNIS KONTEKS PT. GUDANG GARAM, Tbk.

PENCAPAIAN / DETAIL PERUSAHAAN

A. Analisa Internal PT.Gudang Garam :


1.    Produk/Jasa :
Strength :
a.    Pangsa pasar Gudang Garam 20,7 % pada tahun 2013
b.    HM Sampoerna merupakan pemimpin pasar rokok di Indonesia. Pada 2011, volume penjualan
HM Sampoerna mencapai 91,7 miliar batang, naik 16,4% dibanding tahun sebelumnya. Rata-rata
pertumbuhan volume HM Sampoerna sebesar 6,9% dari 2010-2014. Pada semester I 2013, HM
Sampoerna membukukan laba periode berjalan Rp 5 triliun, atau naik tipis 2,1% dibanding pada
periode saham tahun lalu.
Sementara itu, Gudang Garam membukukan kenaikan pendapatan pada semester I 2013 menjadi
Rp 26,6 triliun, lebih besar dibanding pada semester I 2012 (Rp 23,5 triliun).
c.    Gudang Garam mendistribusikan produknya pada sekitar 450.000 outlet melalui tiga distributor
utama yang dimilikinya
Weakness :
a.    Produk innovative kurang cepat, khususnya untuk masuk dan bersaing dengan munculnya rokok
mild yang muncul
2.    Pemasaran dan Distribusi
Strength :
a.  Pelayanan yang fokus SKM untuk melayani kelas menengah dan atas
b.  SKT untuk melayani segmen kelas menengah
c.  SKL untukkelas menengah dan bawah.
d.  Kualitas rasa menjadi fokus utama dan dikomunikasikan melalui positioning statement ”Pria
Punya Selera”, dengan tujuan untuk mempertahankan loyalitas konsumen.
e.  Sponsorship pada berbagai kegiatan, mulai olah raga sampai dengan pagelaran musik
f.  Saluran distribusi dengan jangkauan luas.
3.    Organisasi
Strength :
a.  Memiliki filosofi manajemen yang ditanamkan pada setiap karyawan, yaitu Catur Darma
b.  Melakukan ekspansi usaha pada beberapa sektor industri, yaitu industri perhotelan, produksi kertas
rokok, perdagangan kimia, properti, dsb.
c.  Diversifikasi usaha lebih fokus pada usaha yang sejenis.
9

d.  Sudah mencapai tahap global dengan sistem waralaba


Weakness:
a.  Adanya ancaman untuk Gudang Garam sebagai pemimpin pasar sehubungan masuknya pemain-
pemain baru dalam industri rokok mild
4.    R&D
Strength :
a.  Kontrol kualitas dilakukan pada setiap tahapan produksi, didukung sistem komputerisasi terpadu,
mulai dari penelitian kualitas bahan baku sampai dengan pengukuran akurasi kadar tar dan nikotin
Weakness :
a.  Lamanya proses pengembangan dan riset rokok mild untuk mendapatkan rasa dan racikan yang
pas.
b.  Kurangnya kemampuan SDM dalam melakukan penelitian dan pengembangan
c.  Keputusan yang lambat untuk memulai pengembangan SKM rendah tar dan nikotin.

B. Analisa Eksternal PT.Gudang Garam, Tbk


1. Pesaing
Threat :
a.  Beberapa perusahaan rokok ramai memainkan perannya dalam merebut pasar rokok rendah tar.
Dimulai dari perusahaan rokok Sampurna dengan A-Mild, Djarum dengan LA, Bentoel dengan
Star Mild. Wismilak Lights, ditambah lagi dengan masuknya para pemain baru di industri pasar
rokok mild.
2. Konsumen
Opportunity :
a.  Adanya segmen market tertentu yang loyal dengan merk-merk tertentu yang terjamin kualitasnya
dan sudah pas dengan cita rasa yangdiberikan.
b.  Multi segmen, Gudang Garam mempunyai produk untuk berbagai segmen pasar.

Threat :
a.  Persaingan harga dengan meningkatnya harga jual eceran, yang disebabkan oleh
·   Naiknya harga bahan baku dan langkanya persediaan cengkeh
·   Kenaikan cukai rokok menyebabkan daya beli konsumen menurun. Harga menyamai produk
premium.
·    Perokok baru masuk dalam industri rokok mild.
3. Teknologi
Threat :
a.  Salah satu lini produknya adalah Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang diproduksi dengan mesin
teknologi tinggi yang dikendalikan oleh komputer. Perusahaan terus melakukan perawatan,
10

peremajaan, serta membeli mesin-mesin baru untuk menambah tingkat produksi, pada tahun
2010 perusahaan melakukan penambahan mesin baru sebanyak 3 mesin baru dengan teknologi
terbaru yang mampu menghasilkan 7.000-10.000 batang per menitnya dan juga perusahaan
terus berusaha dalam melakukan pengembangan teknologi untuk meningkatkan kapasitas
produksi.
b.  Kemajuan teknologi menyebabkan Gudang Garam harus terus berpacu mengikuti arus
perkembangan teknologi.
4. Politik, Hukum dan Pemerintah
Threat :
a.  PT. Gudang Garam, Tbk sebagai perusahaan rokok sangat erat kaitannya dengan cukai. Sistem
cukai tidak mengalami perubahan signifikan di tahun 2010, Cukai dan PPN yang dibayarkan
PT. Gudang Garam, Tbk tahun ini meningkat dari Rp 19,2 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp
20,8 triliun. Jumlah beban cukai dan PPN yang dibayar kepada Pemerintah mencapai 56% dari
setiap Rupiah pendapatan. Jadi dapat dikatakan tidak mengalami perubahan besar dalam
pembebanan cukai walaupun terdapat kenaikan tetapi tidak signifikan.
b. Adanya peraturan pemerintah Republik Indonesia no 38 tahun 2000 tentang pengamanan rokok
bagi kesehatan, menyebabkan ruang gerak produsen rokok semakin terbatas untuk melakukan
kegiatan promosi.
c.  Krisis ekonomi yang melanda Asia pada 1997 menyebabkan adanya pembatasan dari pihak
perbankan terhadap pemberian fasilitas kredit baru kepada perusahaan-perusahaan di Indonesia.
d.  Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga jual eceran rokok melalui kenaikan cukai rokok
sebanyak 3 kali.
5.    Ekonomi
a.  Perekonomian Indonesia antara tahun 2009 - 2013 tercatat menunjukkan angka terbaik, dengan
pertumbuhan eknomi rata-rata 5,9 % per tahun. Diproyeksikan pada tahun 2014 mencapai
6,4% (Sumber : BBC-UK, Antara-INA) . Indonesia mencatat pertumbuhan yang
menggembirakan yang dapat dilihat dari perkembangan di sektor komoditas, sumber daya
alam, pasar modal, dan industri barang konsumen, yang tentunya mendorong kegiatan
perekonomian dan penciptaan lapangan kerja. Kondisi ini memiliki pengaruh positif secara
tidak langsung tentunya akan mendapatkan kenaikan tingkat penjualan PT. Gudang Garam,
Tbk.
b.  Penarikan saham dengan jumlah besar berdampak pada menurunnya nilai saham Gudang
Garam.
c.   Adanya restrukturisasi utang sindikasi yang harus dibayar lunas oleh anak perusahaan Gudang
Garam, yaitu PT Surya Pamenang sebagai dampak krisis moneter.
6.  Lingkungan
11

a.  PT. Gudang Garam, Tbk terus mendukung upaya warga meningkatkan kebersihan lingkungan
dan memperbaiki kondisi kesehatan warga selain itu juga menyumbangkan berbagai fasilitas
untuk menciptakan sekaligus memelihara lingkungan sekitar dan alam yang dapat dilihat dari
program-program seperti penghijauan-penghijauan terhadap lingkungan kota, kegiatan kerja
bakti menjaga kebersihan lingkungan dan program penghijauan Aksi Penanaman Serentak
Indonesia (APSI) dengan menyediakan bibit dan peralatan.
7.   Sosial
a. Dewasa ini pola hidup masyarakat telah cukup mengalami perubahan, kini mulai timbul
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Dapat dilihat dari pergeseran pola hidup
dimana dahulu rokok menjadi kebiasaan dan bahkan sebagai budaya, tetapi kini rokok mulai
dianggap sebagai ancaman bagi kesehatan sehingga muncul pikiran-pikiran negatif tentang
perokok. Hal ini cukup mempengaruhi bagi PT. Gudang Garam, Tbk karena berubahnya pola
hidup masyarakat tersebut relatif dapat mempengaruhi terhadap penjualan rokok.

C.    STRATEGI PERUSAHAAN
Dengan menggunakan analisa SWOT diperoleh Strategy Choices sebagai berikut :
1.  Memperkuat serta mempertahankan segmen pasar yang ada.
2.  Mempercepat waktu inovasi produk agar dapat bersaing.
3.  Ikut terjun dalam produk-produk yang sekarang dilakukan para pesaing
4.  Mempertahankan kepercayaan masyarakat melalui produk yang berkualitas dengan cita rasa yang
pas.
Strategy Implementation
1.  Untuk memperkuat dan mempertahankan segmen pasar maka perlu dilakukan
·   R&D untuk mendapatkan cita rasa yang pas
·   Melakukan inovasi produk.

2.   Untuk meningkatkan waktu inovasi maka perlu dilakukan


·   Meningkatkan efektivitas kerja
·   Short time for innovation, akan menekan cost, sehingga didapat efisiensi

3.  Ikut terjun dalam produk-produk yang sekarang dilakukan pesaing, yaitu dalam memproduksi
rokok rendah tar dan endah nikotin, untuk meraih segmen pasar perokok baru.
12

BAB IV
EVALUASI CORPORATE GOVERNANCE PT. GUDANG GARAM, Tbk.

Dewan Komisaris telah mengkaji laporan keuangan dan pelaksanaan tugas Komite audit, serta
mengevaluasi kinerja perseroan sepanjang tahun 2014 berdasarkan rencana usaha yang disusun. Kami
berkeyakinan bahwa hasil yang telah dicapai wajar dan sesuai ekspektasi. penilaian risiko dan
prosedur pengawasan telah dijalankan dengan baik dan belanja modal dinilai sesuai untuk kebutuhan
di masa mendatang. pendanaan kami memadai dan pengelolaan kas telah dilaksanakan dengan efektif.
Laporan Komite audit kami cantumkan pada bagian khusus dalam laporan ini. perseroan menjalankan
kegiatan operasional dengan mengikuti semua peraturan perundang-undangan pemerintah dan
ketentuan pasar modal yang berlaku. pada tahun 2014 , kami melakukan penyesuaian tenaga kerja
SKT sehubungan dengan penurunanpermintaan pasar untuk produk SKT, sedangkanpenjualan untuk
SKM terus berkembang. Penawaranpensiun dini oleh perusahaan diterima oleh sejumlah karyawan
produksi SKT yang telah memberikankontribusi selama bertahun-tahun dan kami menyampaikan
apresiasi atas kontribusi mereka. program investasi penambahan mesin dan peralatan produksi yang
telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir telah selesai. Investasi tersebut memperkokoh
persiapan kami untuk dapat memenuhi permintaan konsumen SKM di masa mendatang.
Memperhatikan perkembangan di atas dan kondisipasar saat ini, kami yakin bahwa perseroan
tetap memiliki prospek yang positif di tahun mendatang. Susunan anggota Dewan Komisaris berubah
denganpengangkatan Bapak Gotama hengdratsonata sebagai Komisaris Independen pada rapat umum
pemegang Saham yang terakhir.Kami sampaikan terima kasih kepada manajemen dan karyawan atas
kerja keras mereka sepanjang tahun 2014, juga kepada pelanggan, mitra usaha dan pemegang saham
atas dukungan mereka terhadap Gudang Garam. Kami siap untuk menghadapi tantangan di masa
mendatang.
13

BAB V
ANALISIS KEUANGAN & DATA OPERASIONAL
A. ANALISIS HORIZONTAL (Analisis Perbandingan dan Trend)

Analisis horizontal (dinamis) adalah analisis yang dilakukan dengan cara


membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat diketahui
perkembangan dan kecenderungannya. Analisis yang termasuk dalam analisis horizontal
misalnya analisis perbandingan dan analisis trend.
Analisis perbandingan (komparatif) adalah analisis laporan keuangan yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi perkembangan keadaan keuangan perusahaan
(apakah akan mengalami kenaikan/penurunan) dengan cara membandingkan laporan
keuangan antara dua periode atau lebih.
Analisis trend merupakan bagian dari analisis perbandingan untuk melihat
kecenderungan arah posisi keuangan dalam waktu lebih dari tiga periode laporan
keuangan.
Berikut penyajian laporan keuangan PT Gudang Garam, Tbk. dan anak perusahaan
dalam analisis perbandingan dan analisis trend Interpretasi analisis horizontal (analisis
perbandingan) neraca PT Gudang Garam, Tbk. yaitu untuk asset lancar pada tahun 2011
mengalami kenaikan sebesar 32,62%, tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1,41%.
Kenaikan pada tahun 2011 paling besar disebabkan meningkatnya persediaan, sedangkan
pada tahun 2012 persediaan justru mengalami kenaikan. Sementara pada tahun 2013
mengalami peningkatan sebesar 16% diikuti penurunan tahun 2014 sebesar 11%. Pada asset
tidak lancar, nilai asset PT Gudang Garam, Tbk terus mengalami fluktuasi, pada tahun 2011
meningkat yang semula 11,15% menjadi 43% kemudian mengalami penurunan di tahun 2013
menjadi 40% diikuti tahun 2014 sebesar 20%.
Total kewajiban jangka pendek mengalami kenaikan berturut-turut dari 2010 ke 2011
sebesar 59.57%, tahun 2011 ke 2012 sebesar 1,98%. Kenaikan utang jangka pendek tahun
2011 angka paling besar berasal dari pinjaman jangka pendek dan utang usaha kepada pihak
ketiga, yang kenaikannya di atas 100% yaitu berturut-turut sebesar 129,69% dan 329,87%.
Total kewajiban jangka panjang tidak mengalami perubahan signifikan selama 2010 s.d 2012.
Hanya saja pada tahun 2013 meningkat sebesar 14,36% dan langsung mengalami penurunan
drastic pada tahun 2014 sebesar -4,02%. Pada tahun 2011 total kewajiban jangka panjang
naik 6,81%, dan tahun 2012 naik sebesar 9,75% dari total kewajiban jangka panjang tahun
sebelumnya. Posisi total ekuitas tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal yang
14

sedikit menonjol diantara kenaikan akun-akun ekuitas adalah penurunan di sisi ekuitas pada
non controlling interest sebesar 14,24% pada tahun 2012 yg mana pada tahun sebelumnya
pernah naik pada tahun 2011 sebesar 24,20%. Hingga tahun 2014, total ekuitas meningkat
sebesar 12,96%.
PT GUDANG GARAM, Tbk.
Analisis Common Size L/R
Periode 2010-2014 Analisis Perbandingan
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
2010 2011 2012 2013 2014 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014
Rp Rp Rp Rp Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
Penjualan/pendapatan usaha Rp 37.691.997 Rp 41.884.352 Rp 49.028.696 Rp 55.436.954 Rp 65.185.850 Rp 4.192.355 11,12 Rp 7.144.344 17,06 Rp 6.408.258 13,07 Rp 9.748.896 17,59
Beban pokok penjualan Rp 28.826.410 Rp 31.754.984 Rp 39.843.974 Rp 44.563.096 Rp 51.806.284 Rp 2.928.574 10,16 Rp 8.088.990 25,47 Rp 4.719.122 11,84 Rp 7.243.188 16,25
Laba bruto Rp 8.865.587 Rp 10.129.368 Rp 9.184.722 Rp 10.873.858 Rp 13.379.566 Rp 1.263.781 14,25 Rp 944.646 9,33 Rp 1.689.136 18,39 Rp 2.505.708 23,04

Pendapatan lainnya Rp 53.315 Rp 46.322 Rp 73.299 Rp 62.080 Rp 67.845 Rp 6.993 13,12 Rp 26.977 58,24 Rp 11.219 15,31 Rp 5.765 9,29
Beban usaha Rp 3.007.726 Rp 3.290.726 Rp 3.177.516 Rp 4.224.052 Rp 4.854.713 Rp 283.000 9,41 Rp 113.210 3,44 Rp 1.046.536 32,94 Rp 630.661 14,93
Beban lainnya Rp 31.438 Rp 4.511 Rp 37.166 Rp 7.199 Rp 31.742 Rp 26.927 85,65 Rp 32.655 723,90 Rp 29.967 80,63 Rp 24.543 340,92
Rugi kurs, bersih Rp 10.157 Rp 12.480 Rp 17.658 Rp 12.965 Rp 16.700 Rp 2.323 22,87 Rp 5.178 41,49 Rp 4.693 26,58 Rp 3.735 28,81
Laba Usaha Rp 5.869.581 Rp 6.867.973 Rp 6.025.681 Rp 6.691.722 Rp 8.577.656 Rp 998.392 17,01 Rp 842.292 12,26 Rp 666.041 11,05 Rp 1.885.934 28,18
Beban bunga Rp 238.285 Rp 253.002 Rp 495.035 Rp 755.518 Rp 1.371.811 Rp 14.717 6,18 Rp 242.033 95,66 Rp 260.483 52,62 Rp 616.293 81,57
Laba sebelum pajak penghasilan Rp 5.631.296 Rp 6.614.971 Rp 5.530.646 Rp 5.936.204 Rp 7.205.845 Rp 983.675 17,47 Rp 1.084.325 16,39 Rp 405.558 7,33 Rp 1.269.641 21,39
Beban pajak penghasilan Rp 1.416.507 Rp 1.656.869 Rp 1.461.935 Rp 1.552.272 Rp 1.810.552 Rp 240.362 16,97 Rp 194.934 11,77 Rp 90.337 6,18 Rp 258.280 16,64
Laba/Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 Rp 743.313 17,64 Rp 889.391 17,94 Rp 315.221 7,75 Rp 1.011.361 23,07

Laba/Total pendapatan komprehensif


yg dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk Rp 4.146.282 Rp 4.894.057 Rp 4.013.758 Rp 4.328.736 Rp 5.368.568 Rp 747.775 18,03 Rp 880.299 17,99 Rp 314.978 7,85 Rp 1.039.832 24,02
Kepentingan nonpengendali Rp 68.507 Rp 64.045 Rp 54.953 Rp 55.196 Rp 26.725 Rp 4.462 6,51 Rp 9.092 14,20 Rp 243 0,44 Rp 28.471 51,58
Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 Rp 743.313 17,64 Rp 889.391 17,94 Rp 315.221 7,75 Rp 1.011.361 23,07

Tabel 4 Analisis Perbandingan Laporan Laba Rugi


15

Analisis perbandingan pada laporan laba rugi  PT Gudang Garam Tbk. mengalami
laba, tetapi mengalami penurunan dari laba bersih tahun sebelumnya sebesar 17,94% dari
tahun 2011. Tahun 2011 PT Gudang Garam Tbk sempat mengalami kenaikan laba bersih
dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar 17,64%. Pencapaian terbaik yang dari laba bersih
yang dicatatkan PT. Gudang Garam Tbk selama masa operasional 5 tahun berturut-turut
yaitu tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014 yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp.
5.395.293 juta. Pada tahun 2014 PT Gudang Garam Tbk mencatatkan Pendapatan/Total
Penjualan tertinggi yang naik sebesar 17,59% dari tahun 2013 tetapi mengalami kenaikan
biaya pokok penjualan sebesar 16,25% dari tahun sebelumnya. Hal inilah yang
menyebabkan penurunan Laba bersih yang dialami oleh PT Gudang Garam Tbk pada
tahun 2012 yaitu sebesar 17,94%. Beban pokok penjualan terbesar terjadi pada tahun
2012 yakni naik sebesar 25,47% dari tahun 2011 sehingga bedampak pada penurunan
laba perusahaan di tahun tersebut.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi terus mengalami penurunan dari tahun 2010
hingga 2014 meski terjadi peningkatan pada tahun 2012 sebesar Rp. 3.953.574 juta.
Arus kas bersih dari aktivitas investasi juga mengalami penurunan dai tahun ke
tahun, hanya saja pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 10% meski tetap di
angka minus Rp 5.069.199 juta.
Arus kas dari aktivitas pendanaan terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2011 yakni sebesar 200% dari tahun 2010.
16

Interpretasi analisis trend dari neraca PT Gudang Garam, Tbk. di atas yaitu Asset
lancar dari tahun 2010 hingga 2014 terus mengalami peningkatan hanya saja terjadi
sedikit penurunan di tahun 2012 yang semula 131% menjadi 131%. Begitu juga dengan
asset tidak lancar yang terus mengalami peningkatan. Hanya saja trend asset tidak lancar
pada tahun 2013 dan 2014 lebih tinggi dari trend asset lancar. Untuk liabilitas jangka
pendek dan panjang terus mengalami peningkatan begitu juga dengan total ekuitas.
PT GUDANG GARAM, Tbk.
Analisis Common Size L/R
Periode 2010-2014 Analisis Trend
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
Rp Rp Rp Rp Rp % % % % %
Penjualan/pendapatan usaha Rp 37.691.997 Rp 41.884.352 Rp 49.028.696 Rp 55.436.954 Rp 65.185.850 100 111,12 130,08 147,08 172,94
Beban pokok penjualan Rp 28.826.410 Rp 31.754.984 Rp 39.843.974 Rp 44.563.096 Rp 51.806.284 100 110,16 138,22 154,59 179,72
Laba bruto Rp 8.865.587 Rp 10.129.368 Rp 9.184.722 Rp 10.873.858 Rp13.379.566 100 114,25 103,60 122,65 150,92

Pendapatan lainnya Rp 53.315 Rp 46.322 Rp 73.299 Rp 62.080 Rp 67.845 100 86,88 158,24 116,44 127,25
Beban usaha Rp 3.007.726 Rp 3.290.726 Rp 3.177.516 Rp 4.224.052 Rp 4.854.713 100 109,41 96,56 140,44 161,41
Beban lainnya Rp 31.438 Rp 4.511 Rp 37.166 Rp 7.199 Rp 31.742 100 14,35 823,90 22,90 100,97
Rugi kurs, bersih Rp 10.157 Rp 12.480 Rp 17.658 Rp 12.965 Rp 16.700 100 122,87 141,49 127,65 164,42
Laba Usaha Rp 5.869.581 Rp 6.867.973 Rp 6.025.681 Rp 6.691.722 Rp 8.577.656 100 117,01 87,74 114,01 146,14
Beban bunga Rp 238.285 Rp 253.002 Rp 495.035 Rp 755.518 Rp 1.371.811 100 106,18 195,66 317,06 575,70
Laba sebelum pajak penghasilan Rp 5.631.296 Rp 6.614.971 Rp 5.530.646 Rp 5.936.204 Rp 7.205.845 100 117,47 83,61 105,41 127,96
Beban pajak penghasilan Rp 1.416.507 Rp 1.656.869 Rp 1.461.935 Rp 1.552.272 Rp 1.810.552 100 116,97 88,23 109,58 127,82
Laba/Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 100 117,64 82,06 104,01 128,01

Laba/Total pendapatan komprehensif


yg dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk Rp 4.146.282 Rp 4.894.057 Rp 4.013.758 Rp 4.328.736 Rp 5.368.568 100 118,03 82,01 104,40 129,48
Kepentingan nonpengendali Rp 68.507 Rp 64.045 Rp 54.953 Rp 55.196 Rp 26.725 100 93,49 85,80 80,57 39,01
Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 100 117,64 82,06 104,01 128,01
17

Trend laba komprehensif tahun berjalan mengalami penurunan di tahun 2012 namun kemudian
kembali meningkat di tahun 2013 dan 2014. Hal ini dikarenakan tingginya beban bahan baku di tahun
2012.
Trend aktivitas investasi mengalami peningkatan yang tajam di tahun 2010 hingga 2013
namun kembali mengalami penurunan di tahun 2014. Untuk trend aktivitas operasi terjadi
fluktuasi, peningkatan hanya terjadi pada tahun 2012 saja. Dan untuk aktivitas pendanaan,
penurunan tajam terjadi pada tahun 2011 dan 2013. Tahun 2012 dan 2014 mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya.

B. ANALISIS RASIO KEUANGAN

Analisis rasio adalah analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk


mendapatkan informasi tentang keadaan (kemampuan) keuangan perusahaan pada suatu
periode dengan cara menghubungkan antara jumlah akun yang satu dengan jumlah akun
yang lain. Pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan menjadi:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan melihat asset lancar perusahaan
relative terhadap utang lancarnya. Perusahaan dikatakan likuid jika asset lancar >
utang lancar.

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban


jangka pendeknya dengan menggunakan asset lancar yang dimiliki.

Aset Lancar
Current Ratio=
Utang Lancar

22.908 .293
Tahun 2010= =2,70
8.481 .933

30.381.754
Tahun 2011= =2,24
13.534 .319

29.954 .021
Tahun 2012= =2,17
13.802 .317
18

34.604 .461
Tahun 2013= =1,72
20.094 .580

38.577 .191
Tahun 2014= =1,62
23.783.134

Analisis rasio lancar PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 menunjukkan angka
yang paling tinggi dari 3 periode pelaporan perusahaan. Hal ini berarti perusahaan
mampu mengelola/memanajemen asset lancar tahun 2010 lebih baik daripada tahun-
tahun setelahnya. Tahun 2010 menandakan bahwa kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya lebih besar daripada tahun-tahun sesudahnya
yang menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi. Namun, di samping itu rasio lancar
yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan asset lancar yang akan mempunyai
pengaruh kurang baik terhadap profitabilitas perusahaan karena aktiva lancar secara
umum menghasilkan tingkat return yang lebih rendah dibandingkan dengan asset
tetap.

b. Acid Test Ratio (Rasio Cepat/quick ratio)

Rasio cepat mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban


jangka pendeknya dengam menggunakan asset lancar yang dimilikinya tanpa
memanfaatkan persediaan.

Aset Lancar −Persediaan


Rasio Cepat =
Utang Lancar

22.908 .293−20.174 .168


Tahun 2010= =0,32
8.481 .933

30.381 .754−28.020 .017


Tahun 2011= =0,17
13.534 .319

29.954 .021−26.649.777
Tahun 2012= =0,24
13.802.317
19

34.604 .461−30.241.368
Tahun 2013= =0,22
20.094 .580

38.577 .191−34.739 .327


Tahun 2014= =0,16
23.783 .134

Di antara komponen asset lancar, persediaan biasanya dianggap sebagai asset


yang paling tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang
dilalui untuk sampai menjadi kas dan juga terjadi ketidakpastian nilai persediaan.
Dengan alasan di atas, persediaan dikeluarkan dari asset lancar untuk perhitungan
rasio cepat.
20

Rasio Likuiditas
3.00 2.70
2.50 2.24 2.17
2.00 1.72 1.62
1.50
1.00
0.50 0.32 0.17 0.24 0.22 0.16
-
2010 2011 2012 2013 2014

Current Ratio Quick Ratio


Rasio cepat PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 lebih besar dari tahun-tahun
sesudahnya. Dalam hal ini, perusahaan mampu mempergunakan asset lancar untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek tahun 2010 lebih baik daripada tahun-tahun
sesudahnya, tanpa memanfaatkan persediaan.Dapat dilihat pula pada laporan
keuangan bahwa investasi asset lancar pada persediaan, tahun 2010 memang paling
rendah dari tahun-tahun sesudahnya. Tingginya rasio cepat pada tahun 2010 juga
didukung dengan jumlah utang lancar yang lebih kecil pada tahun 2010 dibandingkan
dengan tahun-tahun sesudahnya. Tahun 2011 terjadi kenaikan persediaan sehingga
mengakibatkan turunnya rasio cepat, namun persediaan kembali mengalami
penurunan di tahun 2012 yang mengakibatkan rasio cepat mengalami kenaikan. Pada
tahun 2013 dan 2014 persediaan sama-sama mengalami kenaikan sehingga rasio cepat

Grafik 1 Rasio Likuiditas


kembali mengalami penurunan. Namun demikian, rasio cepat yang rendah
menujukkan risiko likuiditas yang lebih tinggi.

2. Rasio Solvabilitas
21

Rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan


dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan dikatakan solvable jika
total asset > total hutang.

a. Rasio Total Utang terhadap Total Aset (DAR)

Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang
tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan yang tinggi. Penggunaan
leverage keuangan yang tinggi akan meningkatkan ROE dengan cepat, tetapi
sebaliknya jika penjualan menurun, ROE akan menurun pula. Risiko perusahaan
dengan leverage keuangan yang tinggi akan semakin tinggi pula.

Total Utang
Rasio total utang terhadap total aset=
Total Aset

9.421 .403
Tahun 2010= =0,31
30.741 .679

14.537 .777
Tahun 2011= =0,37
39.088.705

14.903 .612
Tahun 2012= =0,36
41.509.325

21.353 .980
Tahun 2013= =0,42
50.770 .251

24.991.880
Tahun 2014= =0,43
58.220.600

Rasio DAR pada PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 menghasilkan angka yang
rendah dibandingkan dengan tahun-tahun selanjutnya. Namun, untuk tahun-tahun
selanjutnya hingga tahun 2014, terjadi kenaikan rasio DAR yang disebabkan oleh
meningkatnya total utang. Meskipun hanya menggunakan dana dari kreditur di bawah
50%, jumlah asset tetap mengalami peningkatan.

b. Rasio Total Utang terhadap Total Ekuitas (DER)

Rasio ini digunakan untuk mengukur total utang dalam struktur modal suatu
perusahaan dalam kondisi utang jangka panjang perusahaan.
22

Total Utang
Rasio total utang terhadap total ekuitas=
Total Ekuitas

9.421.403
Tahun 2010= =0,44
21.320 .276

14.537 .777
Tahun 2011= =0,59
24.550.928

14.903 .612
Tahun 2012= =0,56
26.605 .713

21.353 .980
Tahun 2013= =0,73
29.416 .271

24.991.880
Tahun 2014= =0,75
33.228.720

Rasio debt to equity (DER) di atas menggambarkan kuatnya struktur permodalan


PT Gudang Garam, Tbk. meskipun pada tahun 2010 menghasilkan rasio DER yang
kecil di bawah 50%, untuk tahun-tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan
hingga 75%.

c. Time Interest Earned (TIE)

Rasio ini menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang
tersedia untuk menutup beban tetap bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi
yang aman meskipun barangkali juga menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan
utang (penggunaan leverage keuangan) perusahaan. Sebaliknya, rasio yang rendah
memerlukan perhatian dari pihak manajemen.

EBIT
TIE=
Bunga

5.869 .581
Tahun 2010= =24,63
238.285

6.867.973
Tahun 2011= =27,15
253.002

6.025 .681
Tahun 2012= =12,17
495.035
23

6.691 .722
Tahun 2013= =8,86
755.518

8.577 .656
Tahun 2014= =6,25
1.371 .811

Rasio Solvabilitas
30 27.15
24.63
25
20
15 12.17
10 8.86
6.25
5
0.310.44 0.370.59 0.360.56 0.420.73 0.430.75
0
2010 2011 2012 2013 2014

TIE DAR DER


Grafik 2 Rasio Solvabilitas

3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada


tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu.

a. Net Profit Margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan


menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat
langsung pada analisis common-size untuk laporan laba rugi. Rasio ini
diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya
(ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu.
24

Laba bersih
Rasio net profit margin=
Penjualan

4.214 .789
Tahun 2010= =0,11
37.691 .997

4.958 .102
Tahun 2011= =0,12
41.884 .352

4.068 .711
Tahun 2012= =0,08
49.028.696

4.383 .932
Tahun 2013= =0,08
55.436 .954

5.395.293
Tahun 2014= =0,08
65.185.850

Net Profit Margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan


menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Sedangkan NPM
yang rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya yang
tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut, yang secara umum rasio yang
rendah bisa menujukkan ketidakefisienan manajemen. Untuk industry manufaktur
cenderung memiliki rasio net profit margin yang tinggi. Pada PT Gudang Garam
Tbk, rasio net profit margin (NPM) mengalami peningkatan di tahun 2011 yang
semula sebesar 0,11 menjadi 0,12 meski peningkatan tidak signifikan. Namun
untuk tahun 2012 mengalami penurunan yang semula 0,12 menjadi 0,08 yang
disebabkan oleh peningkatan beban bunga. Sementara tahun 2013 dan 2014 tidak
mengalami perubahan yakni sebesar 0,08.

b. Return on Asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih


berdasarkan tingkat asset tertentu.

Laba bersih
ROA=
Total aset

4.214 .789
Tahun 2010= =0,14
30.741 .619
25

4.958.102
Tahun 2011= =0,13
39.088 .705

4.068 .711
Tahun 2012= =0,10
41.509.325

4.383 .932
Tahun 2013= =0,09
50.770 .251

5.395.293
Tahun 2014= =0,09
58.220.600

Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset, yang berarti efisiensi
manajemen. Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio return on asset (ROA) dari tahun 2010
hingga 2014 terus mengalami penurunan. Tahun 2012 mengalami penurunan yang lebih
besar dari tahun-tahun sebelum dan sesudahnya yakni sebesar 3% sedangkan tahun 2012,
2013, dan 2014 hanya mengalami penurunan sebesar 1%. Hal ini dikarenakan perputaran
asset perusahaan rendah.

c. Return on Equity (ROE)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan


modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut
pandang pemegang saham.

Laba bersih
ROE=
Modal saham

4.214 .789
Tahun 2010= =4,38
962.044

4.958 .102
Tahun 2011= =5,15
962.044

4.068.711
Tahun 2012= =4,23
962.044

4.383.932
Tahun 2013= =4,56
962.044

5.395.293
Tahun 2014= =5,61
962.044
26

Rasio Profitabilitas
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00 2010 2011 2012 2013 2014

ROA ROE
NET PROFIT MARGIN
Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini tidak
memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu, rasio ini
bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan
tingkat leverage keuangan perusahaan. Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio return on equity
(ROE) dari tahun 2010 hingga 2014 mengalami fluktuasi. Peningkatan terjadi di tahun 2011
menghasilkan ROE 5,15 yang semula pada tahun 2010 sebesar 4,38. Sementara pada tahun
2012 mengalami penurunan menjadi 4,23. Namun peningkatan kembali terjadi di tahun 2013
sebesar 4,56 dan diikuti tahun 2014 sebesar 5,61. Hal ini menujukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba mengalami peningkatan di dua tahun terakhir.

Grafik 3 Rasio Profitabilitas

4. Rasio Aktifitas

Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat
aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada
tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang
tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila
ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.
27

a. Perputaran Persediaan

HPPj
Perputaran Persediaan=
Persediaan

28.826 .410
Tahun 2010= =1,43
20.174 .168

31.754 .984
Tahun 2011= =1,13
28.020.017

39.843 .974
Tahun 2012= =1,50
26.649 .777

44.563.096
Tahun 2013= =1,47
30.241.368

51.806.284
Tahun 2014= =1,49
34.739.327

Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran persediaan mengalami fluktuasi.


Tahun 2011 mengalami penurunan yang semula 1,43 kali menjadi 1,13 kali. Di tahun
2012 mengalami peningkatan menjadi 1,50 kali. Penurunan kembali terjadi ditahun 2013
menjadi 1,47 kali sementara tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 1,49 kali. Hal
ini menunjukkan perputaran persediaan yang rendah akibat kurangnya pengendalian
persediaan yang efektif padahal tingkat persediaan perusahaan relative besar dan terus
meningkat setiap tahun.

b. Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan


berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh
mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya.

Penjualan
Perputaran AktivaTetap=
Aktiva Tetap

37.691 .997
Tahun 2010= =5,09
7.406 .632
28

41.884 .352
Tahun 2011= =5,11
8.189 .881

49.028.696
Tahun 2012= =4,72
10.389 .326

55.436 .954
Tahun 2013= =3,75
14.788 .915

65.185.850
Tahun 2014= =3,44
18.973.272

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran asset tetap lebih banyak mengalami
penurunan meski peningkatan terjadi di tahun 2011 yang semula 5,09 kali menjadi 5,11
kali. Tahun-tahun berikutnya terus mengalami penurunan, tahun 2012 sebesar 4,72 kali,
tahun 2013 sebesar 3,75 kali, dan tahun 2014 sebesar 3,44 kali. Meskipun perputaran
asset tetap lebih tinggi daripada perputaran total asset, tetap saja perlu dilakukan evaluasi
terkait dengan efektivitas perusahaan dalam menggunakan asset tetap untuk mendukung
penjualan.

c. Perputaran Total Aktiva

Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total asset. Rasio yang tinggi biasanya
menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat
manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya
(investasi).

Penjualan
Perputaran Total Aset =
Total Aset

37.691 .997
Tahun 2010= =1,23
30.741 .679

41.884 .352
Tahun 2011= =1,07
39.088.705

49.028.696
Tahun 2012= =1,18
41.509.325

55.436 .954
Tahun 2013= =1,09
50.770.251
29

65.185.850
Tahun 2014= =1,12
58.220.600

Rasio Aktivitas
6.00
5.09 5.11
5.00 4.72

4.00 3.75
3.44
3.00

2.00 1.50 1.47 1.49


1.43
1.23 1.07 1.13 1.18 1.09 1.12
1.00

0.00
2010 2011 2012 2013 2014

PERPUTARAN TOTAL AKTIVA PERPUTARAN AKTIVA TETAP


PERPUTARAN PERSEDIAAN

Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran total asset mengalami fluktuasi.
Rasio yang paling tinggi terjadi pada tahun 2010 yakni sebesar 1,23. Pada tahun 2011
mengalami penurunan menjadi 1,07. Kemudian meningkat di tahun 2012 menjadi 1,18.
Penurunan kembali terjadi di tahun 2013 menjadi 1,09 dan meningkat kembali di tahun
2014 menjadi 1,12. Dilihat dari hasilnya, perputaran asset perusahaan rendah dan perlu
adanya evaluasi manajemen terkait dengan strategi dan peng eluaran modalnya.

Berikut ini grafik Analisis Du Pont Total Industri Tobacco periode tahun 2011-2014:
TOTAL INDUSTRI TOBACCO ANALISIS DOUPONT PERIODE TAHUN 2011-2014

Grafik 4 Rasio Aktivitas


30

BAB V
ANALISIS TAMBAHAN

Di tahun 2013 Perusahaan rokok PT Gudang Garam Tbk mengakui adanya penyusutan jam
kerja bagi para pekerja di bagian produksi sebagai dampak penurunan kinerja perusahaan.
Penurunan produksi adalah satu hal yang wajar terjadi di semua perusahaan. Sebelumnya,
buruh borongan bagian linting dari perusahaan rokok skala nasional ini mengeluhkan adanya
penyusutan jam kerja yang sangat panjang. Bahkan mereka sempat menggelar doa bersama
dalam bentuk istigasah sebagai ekspresi keprihatinan terhadap kebijakan yang diberlakukan
oleh perusahaan itu.
Jika hari normal, para buruh itu mengaku mendapat alokasi waktu kerja hingga mencapai 10
jam per hari. Upah yang mereka kantongi menyentuh Rp. 60.000. Namun sejak tiga bulan ini,
mereka hanya bekerja selama 1 hingga 1,5 jam dengan hasil yang dikantongi hanya berkisar
Rp. 9.000.
Saat ini perusahaan tengah melakukan pemetaan permasalahan sebagai bahan evaluasi untuk
menentukan kebijakan yang mengarah pada pemulihan kondisi perusahaan.
“Perusahaan secepatnya segera melakukan evaluasi agar secepatnya terjadi proses recovering
sehingga kondisi bisa segera normal kembali,” imbuhnya.
Di tahun 2014 dikarenakan ketatnya aturan industri rokok berimbas pada nasib karyawan
perusahaan rokok. PT Gudang Garam, Tbk-pun menawarkan program pensiun dini kepada
karyawannya dengan alasan situasi yang dihadapi mengenai keuangan perusahaan.
31

BAB VI
KESIMPULAN

1. Likuiditas rendah hal ini karena persediaan mempunyai jumlah yang cukup besar

dalam asset lancar. Sebaiknya perusahaan mengimbangi proporsi persediaan dengan

asset lancar lain.

2. Solvabilitas berfluktuasi. Dilihat dari rasio Total hutang terhadap total asset dan Total

hutang terhadap total ekuitas, perusahaan dikatakan solvable karena angka rasio yang

terus meningkat. Namun dilihat dari besarnya Time interest earning yang terus

menurun karena beban bunga yang terus meningkat, perlu mendapat perhatian dari

manajemen meski EBIT masih bisa menutup beban bunga di tahun 2013 dan 2014.

3. Perputaran persediaan rendah sehingga perlu evaluasi menajemen terkait dengan

efektivitas persediaan.

4. Profitabilitas rendah karena perputaran aset rendah mengakibatkan pada ROA yang
rendah sedangkan pada net profit margin di tiga tahun terakhir tidak ada perubahan.
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, M. Mamduh dan Abdul Halim. Analisa Laporan Keuangan.Yogyakarta:UPP


AMP YKPN.

Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan.


Edisi Kesepuluh. Salemba Empat:Jakarta
http://www.gudanggaramtbk.com/

Anda mungkin juga menyukai