Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

AKUNTANSI KEBERLANJUTAN

ANALISIS LAPORAN KEBERLANJUTAN : PERUSAHAAN


PERTAMBANGAN, PUPUK, DAN PERMINYAKAN

KELOMPOK III

1. Komang Erdiasa NIM : 2017051187


2. Ni Nyoman Indah Wisnawati NIM : 2017051197
3. Kadek Ayu Veronika NIM : 2017051211
4. Ni Made Sukma Wardhani NIM : 2017051213

S1 AKUNTANSI

EKONOMI DAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN

2022/2023
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu. Makalah ini kiranya tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari
beberapa pihak yang terus mendorong penyusun untuk menyelesaikannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan guna memehuni tugas kelompok


“Akuntansi Keberlanjutan” dimana kelompok kami mendapatkan materi yang
berjudul “Analisis Laporan Keberlanjutan : Perusahaan Pertambangan, Pupuk dan
Perminyakan” kiranya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penyusun
menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini.
Penyusun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik serta sarannya
kepada penyusun agar di kemudian hari penyusun dapat membuat makalah yang
lebih sempurna lagi. Besar harapan penyusun di kemudian hari makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya ataupun pada pembuat makalah selanjutnya. Akhir
kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Singaraja, 21 April 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................3

2.1 Definisi Laporan Keberlanjutan.......................................................................3

2.2 Definisi Perusahaan Pertambangan dan Analisis Laporan Keberlanjutannya.5

2.3 Definisi Perusahaan Pupuk dan Analisis Laporan Keberlanjutannya.............6

2.4 Definisi Perusahaan Perminyakan dan Analisis Laporan Keberlanjutannya...9

BAB 3 PENUTUP..............................................................................................13

3.1 Kesimpulan....................................................................................................13

3.2 Saran..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................1

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini isu akan keberlanjutan dan perubahan iklim memang tidak pernah
habis untuk dibahas. Hal tersebut menjadi semakin menarik karena isu ini akhir-akhir
memang sedang menjadi sebuah concern di kalangan masyarakat. Keuntungan bukan
menjadi satu-satunya hal yang harus diperhatikan oleh organisasi atau perusahaan.
Tuntutan akan kelestarian dan keseimbangan baik lingkungan maupun sosial juga perlu
diperhatikan. Dalam upaya pelestarian lingkungan, akuntansi berperan melalui
pengungkapan sukarela dalam laporan keuangannya terkait dengan biaya lingkungan.
Sustainability report atau laporan keberlanjutan termasuk salah satu elemen
dalam Triple Bottom Line, yang salah satunya melaporkan kinerja sosial dan
lingkungan tidak hanya kinerja finansial saja. Sustainability report adalah laporan
mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang ditimbulkan akibat aktivitas
perusahaan. Selain menyajikan laporan keuangan standar seperti laba rugi, neraca,
maupun arus kas, perusahaan perlu melaporkan praktik terkait aspek sosial dan
lingkungan, misalnya tingkat emisi karbon.
Di bawah standar Global Reporting Institute, informasi yang tersedia melalui
laporan keberlanjutan memungkinkan pemangku kepentingan internal dan eksternal
untuk membentuk opini dan membuat keputusan yang tepat tentang kontribusi
organisasi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan. Pengungkapan informasi
akuntansi lingkungan yang sifatnya sukarela belum mampu memberikan kontribusi
terhadap lingkungan. Sehingga perlu adanya pengungkapan terkait hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Definisi Laporan Keberlanjutan
1.2.2 Apa Definisi Perusahaan Pertambangan dan Analisis Laporan Keberlanjutannya
1.2.3 Apa Definisi Perusahaan Pupuk dan Analisis Laporan Keberlanjutannya
1.2.4 Apa Definisi Perusahaan Perminyakan dan Analisis Laporan Keberlanjutannya

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Definisi Laporan Keberlanjutan
1.3.2 Untuk Mengetahui Definisi Perusahaan Pertambangan dan Analisis Laporan
Keberlanjutannya
1.3.3 Untuk Mengetahui Perusahaan Pupuk dan Analisis Laporan Keberlanjutannya

1
1.3.4 Untuk Mengetahui Definisi Perusahaan Perminyakan dan Analisis Laporan
Keberlanjutannya

1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini ada pada dua sisi yaitu sisi pembaca dan sisi
penulis. Dari sisi pembaca manfaatnya adalah dapat mengetahui bagaimana analisis
laporan keberlanjutan pada perusahaan pertambangan,pupuk, dan perminyakan.
Sedangkan dari sisi penulis adalah dapat mengetahui bagaimana proses pembuatan
makalah yang baik dan benar, membentuk kerja sama antar satu kelompok untuk
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan sambil membuat makalah kami juga
dapat mempelajari makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Laporan Keberlanjutan

Laporan keberlanjutan adalah laporanyang diterbitkan oleh perusahaan atau


organisasi tentang dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang disebabkan oleh
kegiatan sehari-hari. Laporan keberlanjutan juga menyajikan nilai-nilai dan model tata
kelola perusahaan, dan menunjukkan hubungan antara strategi dan komitmennya
terhadap ekonomi global yang berkelanjutan. Pelaporan keberlanjutan dapat membantu
organisasi untuk mengukur, memahami, dan mengkomunikasikan kinerja ekonomi,
lingkungan, sosial, dan tata kelola mereka, dan kemudian menetapkan sasaran, dan
mengelola perubahan secara lebih efektif.

Laporan keberlanjutan seperti yang dikutip dari globalreporting.org adalah


platform kunci untuk mengkomunikasikan kinerja dan dampak keberlanjutan – baik
positif atau negatif. Pelaporan keberlanjutan dapat dianggap sebagai sinonim dengan
istilah lain untuk pelaporan non-keuangan; pelaporan triple bottom line, pelaporan
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), dan banyak lagi. Ini juga merupakan elemen
intrinsik dari pelaporan terintegrasi; perkembangan yang lebih baru yang
menggabungkan analisis kinerja keuangan dan non-keuangan.

A. Tujuan Laporan Keberlanjutan


Salah satu tujuan dari adanya laporan keberlanjutan perusahaan adalah untuk
dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang berkelanjutan. Jadi dari laporan nantinya
bisa diketahui hasil kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan selama ini. Tujuan laporan
keberlanjutan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup generasi sekarang tanpa
mengganggu kemam puan generasi yang akan datang dalam memenuhi kehidupan
mereka dengan memperhatikan aspek lingkungan dan aspek sosial.
B. Manfaat Laporan Keberlanjutan
Manfaat laporan keberlanjutan dibedakan menadi dua yaitu :
1. Manfaat Internal
a. Peningkatan pemahaman tentang risiko dan peluang Menekankan
keterkaitan antara kinerja keuangan dan non keuangan

3
b. Mempengaruhi strategi dan kebijakan manajemen jangka panjang, dan
rencana bisnis
c. Memperlancar proses, mengurangi biaya, dan meningkatkan efisiensi
d. Tolok ukur dan penilaian kinerja keberlanjutan sehubungan dengan hukum,
norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif sukarela
e. Menghindari terlibat dalam kegagalan lingkungan, sosial dan tata kelola
yang dipublikasikan Membandingkan kinerja secara internal, dan antara
organisasi dan sektor

2. Manfaat Eksternal
a. Mengurangi dampak lingkungan, sosial dan tata kelola yang negatif
Meningkatkan reputasi dan loyalitas merek
b. Memungkinkan pemangku kepentingan eksternal untuk memahami nilai
sebenarnya organisasi, serta aset berwujud dan tidak berwujud
c. Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi, dan dipengaruhi
oleh, ekspektasi tentang pembangunan berkelanjutan

2.2 Definisi Perusahaan Pertambangan dan Analisis Laporan Keberlanjutannya


Menurut Sukandarrumidi usaha pertambangan adalah semua usaha yang
dilakukan oleh seseorang atau badan hukum atau badan usaha untuk mengambil bahan
galian dengan tujuan untuk dimanfaatkan lebih lanjut bagi kepentingan manusia.
Sedangkan kegiatan penambangan adalah serangkayan kegiatan dari mencari dan
mempelajari kelayakan sampai dengan pemanfaatan mineral, baik untuk kepentingan
perusahaan, masyarakat sekitar, maupun pemerintah (daerah dan pusat). Di dalam
undang-undang pokok penambangan usaha-usaha pertambangan tersebut dirumuskan
sebagai berikut:
1. Usaha pertambangan penyelidikan umum ialah penyelidikan geologi ataupun
geofisika secara umum, baik di daratan, perairan ataupun dari udara dengan
maksud untuk memuat peta geologi umum dalam usaha untuk menetapkan
tanda-tanda adanya bahan galian.

4
2. Usaha pertambangan eksploirasi ialah segala usaha penyelidikan geologi
pertambangan untuk menetapkan lebih teliti atau lebih seksama adanya sifat dan
letak bahan galian.
3. Usaha penambangan eksploitasi ialah usaha pertambangan dengan maksud
untuk menghasilkan bahan galian dan pemanfaatannya.
4. Usaha pertambangan pengolahan dan pemurnian ialah pengerjaan untuk
mempertinggi mutu bahan galian serta untuk memanfaatkannya serta
memperoleh unsur-unsur yang terdapat dalam bahan galian tersebut.
5. Usaha pertambangan pengangkutan ialah segala usaha pemindahan bahan galian
dari daerah eksplorasi, ekplotasi atau dari tempat pengolahan atau pemurnian
ketempat lain.
6. Usaha pertambangan penjualan ialah segala usaha penjualan dari hasil
pengolahan ataupun pemurnian bahan galian.
Sedangkan Wilayah Pertambangan (WP) adalah wilayah yang memiliki potensi
mineral atau batubara yang tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintah yang
merupakan bagian dari rencana tata ruang nasional. Dan Wilayah Usaha Pertambangan
(WUP) adalah bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan
informasi geologi. Serta Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) adalah wilayah
yang diberikan kepada pemegang izin pertambangan.
A. Contoh Analisis Laporan Keberlanjutan Perusahaan Pertambangan
Perusahaan Pertambangan Batu Bara PT Kaltim Prima Coal

Gambaran Umum Perusahaan

PT Kaltim Prima Coal (KPC) adalah perusahaan pertambangan batubara yang


berlokasi di Sangatta, Kalimantan Timur, Indonesia. Kami mengelola salah satu open-
pit mining terbesar di dunia dengan total luas area konsesi pertambangan mencapai
84.938 ha berlokasi di Sangatta, Bengalon dan Rantau Pulung, Kalimantan Timur,
Indonesia. Kegiatan pertambangan batubara di KPC dioperasikan oleh Mining
Operation Division dan beberapa kontraktor pertambangan. 7 pit dikelola langsung oleh
KPC, sedangkan 11 pit lainnya dikelola oleh kontraktor pertambangan dibawah
pengawasan KPC. Dalam aktivitas operasional, KPC tidak pernah bekerja sama dengan
artisanal and small scale mining (ASM).

5
Laporan Keberlanjutan tahun 2020 merupakan laporan keberlanjutan ke-18 KPC
yang telah menerbitkan laporan ini sejak tahun 2003. Laporan ini merupakan bentuk
komitmen dari KPC terhadap transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab
perusahaan kepada seluruh pemangku kepentingan. Informasi terkait strategi, arah,
tantangan, dan kinerja keberlanjutan perusahaan dilaporkan secara konsisten kepada
pemangku kepentingan melalui laporan ini. Laporan ini merupakan kelanjutan dari
laporan KPC periode sebelumnya yang diterbitkan pada bulan November 2020.

Berdasarkan atas laporan keberlanjutan yang diterbitkan oleh PT KPC, terdapat


beberapa dampak yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan. Dampak tersebut antara
lain dampak terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial.

1. Dampak terhadap Ekonomi

Di awal tahun 2020, KPC menerima penghargaan sebagai erusahaan taat pajak
dari Gubernur Kalimantan Timur. Selain itu KPC juga mendapatkan penghargaan
sebagai Pembayar Pajak Terbesar dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bontang. Hal
tersebut menjadi salah satu bukti komitmen KPC untuk berkontribusi bagi Indonesia
dan juga merupakan salah satu wujud nyata komitmen kami terhadap keberlanjutan. Di
tahun 2020 ini, KPC tidak hanya mampu bertahan di tengah kondisi pandemi, namun
juga secara konsisten memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat Sangatta,
Pemerintah Daerah Kalimantan Timur, serta seluruh masyarakat Indonesia. Terkait
dengan kinerja keuangan, kinerja keuangan KPC tahun 2020 dilaporkan baik di tengah
harga batu bara yang fluktuaktif.

KPC telah menjual batubaranya hampir ke seluruh dunia, dengan volume


terbesar ke area Pasifik. Range kualitas yang lebar dan kemampuan untuk memuat
semua jenis kapal, disertai dengan lokasi yang sangat strategis, membuat batubara KPC
unggul dibanding perusahaan batubara lainnya.

2. Dampak terhadap Lingkungan

Bergerak dalam bidang pertambangan, KPC menyadari bahwa operasional


perusahaannya memberikan dampak lingkungan yang cukup besar. Hal ini menjadi
perhatian lebih bagi mereka untuk senantiasa melakukan pengelolaan dampak
lingkungan dengan cara yang professional, terukur, dan akuntabel. Pengelolaan limbah,

6
pencegahan pencemaran, penghematan energi, hingga usaha melestarikan endemik lokal
merupakan beberapa usaha mereka untuk bertanggung jawab terhadap alam yang telah
memberikan banyak kebaikan bagi umat manusia. Mereka meyakini bahwa usaha
mereka di bidang lingkungan tidak hanya bermanfaat saat ini, tetapi juga akan
bermanfaat bagi generasi yang akan datang.

Tindak lanjut yang dilakukan oleh KPC akibat dari aktivitas pertambangan yang
mereka lakukan terhadap lingkungan adalah dengan melakukan tindakan pencegahan
dan konservasi di beberapa aspek:

a. Pencegahan Pencemaran

Dalam tanggungjawabnya terhadap lahan pasca-tambang, KPC selalu


menerapkan prinsip Good Mining Practice dalam beroperasi dengan mekanisme
yang ramah lingkungan. Perencanaan dan pelaksanaan end-to-end mining
process dikerjakan dengan tanggung jawab dan bertujuan untuk meminimalisir
dampak negatif terhadap lingkungan. Mulai dari pra-perencanaan, proses
produksi, pelaksanaan tindakan pengendalian pencemaran, pemantauan dampak
pertambangan, pengelolaan keanekaragaman hayati, tahap reklamasi dan
rehabilitasi area pascatambang, hingga meningkatkan kesadaran lingkungan.

Terkait dengan adanya potensi pencemaran lingkungan yang merupakan


hasil dari kegiatan penambangan, untuk itu KPC selalu berusaha untuk
melaksanakan upaya-upaya preventif dan pemantauan rutin demi meminimalisir
potensi terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah B3 dari kegiatan operasional
KPC dikelola dengan mengikuti peraturan pemerintah dan izin pengelolaan
limbah B3 yang diperoleh, yaitu mulai dari tata acara penyimpanan sementara,
pemanfaatan, pengolahan internal, sampai dengan dikirim ke pihak ketiga
berizin untuk dikelola lebih lanjut. Pihak ketiga berizin yang dimaksud adalah
pengelola limbah B3 yang berada di Indonesia dan telah memiliki izin dari
KLHK untuk melakukan pengelolaan sebagian atau semua jenis limbah B3 dari
penghasil limbah B3. KPC tidak melakukan pengiriman limbah B3 ke luar
negeri. Limbah B3 yang dikelola oleh KPC meliputi majun beroli, filter beroli,
hose beroli, limbah medis, limbah hydrogen peroksida, pelumas bekas, aki
bekas, toner bekas, limbah kimia, abu insinerator, baterai kering bekas, lampu

7
TL bekas, wadah terkontaminasi B3, limbah elektronik, oli bekas, abu batu bara,
dan sludge IPAL. Dalam melakukan kegiatan pengelolaan limbah B3 untuk
penyimpanan sementara KPC memiliki 9 TPS Limbah B3 berizin, yaitu 8 TPS
di Wilayah Sangatta dan 1 TPS di wilayah Bengalon.

Sementara untuk pengelolaan limbah non B3, KPC juga melakukan


upaya 4R, yaitu dengan melakukan upaya pemanfaatan terhadap limbah organik
dan anorganik. KPC memiliki fasilitas lengkap dalam melakukan pemanfaatan
sampah organik dan keseluruhan sampah organik dikelola dengan baik, antara
lain : komposting (hasilnya digunakan untuk pembibitan tanaman), pemanfaatan
palet kayu bekas (untuk pengiriman limbah dengan kemasan drum) dan
pemanfaatan ban bekas (untuk drop structure di area reklamasi).

Tingginya penggunaan bahan bakar solar dan oli di KPC menimbulkan


potensi terjadinya tumpahan. Oleh karena itu, KPC memiliki Oil Spill Response
Team dan prosedur penanganan tumpahan hidrokarbon baik di air maupun di
darat untuk memastikan jika terjadi tumpahan dapat ditangani sesegera mungkin.
Selain itu, KPC memastikan agar oil spill kit selalu tersedia di setiap unit kerja
yang berpotensi terjadi tumpahan hidrokarbon seperti di maintenance workshop.
Untuk penanganan tumpahan di darat KPC mempunyai oil response truck
dengan peralatan lengkap. Oil Spill Equipment (oil boom dan skimmer) serta
deployment station juga tersedia di Pelabuhan Lubuk Tutung dan Pelabuhan
Tanjung Bara untuk keperluan tanggap darurat hidrokarbon di pelabuhan.

KPC selalu melakukan pemantauan terhadap emisi yang dihasilkan


dalam proses penambangan yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini merupakan
salah satu usaha KPC dalam menjaga kelestarian alam dan memastikan bahwa
perusahaan memiliki aspek tanggungjawab dalam menjaga lingkungan. Proses
pemantauan ini juga dilakukan untuk menjadi patokan kami sejauh mana emisi
kegiatan penambangan berpengaruh terhadap lingkungan dan yang terpenting
adalah KPC mampu menekan keluaran emisi tersebut. Dalam rangka
pengurangan terhadap dampak yang ditimbulkan dari emisi gas pada peralatan
operasional maupun kendaraan operasional, KPC selalu melakukan perawatan
berkala untuk menjaga efektifitas proses pembakaran. Dalam pengadaan

8
peralatan baru seperti truk dan alat berat lainnya, KPC mengacu pada standar
emisi Enviromental Protection Agency (EPA) Tier1, Tier 2, dan Tier-3.
Sehingga kami memastikan bahwa setiap kendaraan dan peralatan yang
beroperasi di area KPC sesuai dan layak pakai.

KPC memastikan bahwa keluaran air limbah yang dihasilkan telah


memenuhi baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Seluruh lokasi titik penataan
pembuangan air limbah telah memperoleh ijin dari Bupati Kutai Timur melalui
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kutai
Timur dan Gubernur Kalimantan Timur melalui Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Timur.

b. Reklamasi Ekosistem Pasca-tambang


Terkait dengan reklamasi ekosistem pasca-tambang sudah menjadi
tujuan utama KPC untuk mengembalikan semua areal bekas tambang ke dalam
kondisi yang aman, stabil, dan produktif sejalan dengan rencana penutupan
tambang. Oleh sebab itu, upaya pemulihan lahan melalui kegiatan reklamasi
harus dimulai dari perencanaan yang matang dan terukur. KPC melalui
kerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi
Alam Kementerian Kehutanan telah mengembangkan 5 zonasi reklamasi-
pascatambang berdasarkan tujuan tujuan akhir sesuai fungsi daya dukung
alaminya.

c. Pemeliharaan Keanekaragaman Hayati


Sepanjang tahun 2020, KPC telah melakukan reklamasi-revegetasi
1.204.039 tanaman di area reklamasi. Seluruh tanaman tersebut berada di 10
wilayah yang berada dalam pemantauan perusahaan. Pemantauan dan
rehabilitasi ini merupakan komitmen KPC dalam menjaga kelestarian alam
Kalimantan. Dalam melaksanakan pengelolaan kawasan konservasi secara
lestari dan berkesinambungan, maka KPC melakukan kerjasama dengan pihak
ketiga, di antaranya adalah Balai Taman Nasional Kutai (BTNK), Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Pusat Penilitian dan Pengembangan
Hutan (Puslitbanghut), Ecology and Conservation Center for Tropical Studies
(Ecositrop), Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) dan Lembaga Adat Hutan

9
Lindung Wehea. Kerjasama ini terkait penelitian dan pengembangan,
perlindungan kawasan, pemberdayaan masyarakat, pemulihaan ekosistem dan
pengembangan wisata alam. Harapannya pengelolan kawasan konservasi dapat
sejalan dengan program nasional sehingga menjadi lebih efisien dan efektif.
KPC memegang teguh komitmen terhadap konservasi air dan energi
yang tercantum di dalam dokumen Kebijakan KPLKPB & PKB (Keselamatan
Pertambangan, Lingkungan Hidup, Keamanan, Pembangunan Berkelanjutan dan
Peningkatan Kinerja Bisnis). Kebijakan konservasi air yang juga diamanatkan
dalam pasal 24 Undang Undang 17/2019 dilakukan KPC dengan melakukan
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, pengawetan air
dengan melakukan reklamasi secara progresif serta pemanfaatan air tambang
untuk operasional penambangan dan warga sekitar. Kebijakan efisiensi energi
diharapkan bisa mengurangi serta mengontrol beban pemakaian energi fosil
yang hingga saat ini masih sering digunakan. KPC sebagai salah satu perusahaan
pertambangan di Indonesia, berupaya untuk turut serta dalam pengembangan
dan pemanfaatan sumber daya energi yang terbarukan di lingkungan KPC.

3. Dampak terhadap Sosial

Dampak sosial yang ditimbulkan akibat dari aktivitas pertambangan KPC adalah
membuka peluang kesempatan bekerja bagi masyarakat setempat. KPC selalu
berkomitmen untuk ikut serta memberdayakan dan mengembangkan potensi daerah
terutama di area pertambangan KPC yang berada di wilayah Sangatta, Kutai Timur,
Kalimantan Timur. Bentuk komitmen kami yaitu dengan membuka kesempatan kepada
masyarakat lokal di sekitar tambang untuk menjadi bagian dari Insan KPC sesuai
dengan kompetensi dan kapabilitas.

Selain itu KPC juga memberikan perhatian dan kesempatan kepada kontraktor
lokal untuk ikut serta bekerjasama dalam rantai bisnisnya. Secara khusus, KPC
memantau kinerja mitra lokalnya dan juga memberikan kesempatan kepada kontraktor
lokal lainnya yang dapat secara profesional memenuhi persyaratan kerja yang diminta.
Pembelajaran tersebut diharapkan dapat membuat kontraktor lokal untuk terus
meningkatkan profesionalisme dan daya saingnya sehingga dapat mengembangkan
usaha dengan pihak-pihak lain dan tidak hanya terbatas di Kutai Timur. Selain

10
pengembangan kontraktor lokal, pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah juga
dilakukan. Pengembangan yang dilakukan adalah perluasan jaringan usaha serta
peningkatan produktifitas usaha lokal di luar sektor tambang. Bersama dengan dinas
terkait, pendampingan kepada mitra lokal terus dilakukan agar produk yang dihasilkan
dapat bersaing di pasaran dan meningkatkan produktifitas daerah. Di tahun 2020,
program yang bergulir adalah Kutimpreneur yang bertujuan untuk menumbuhkan
semangat kewirausahaan pada generasi muda dan UKM Tangguh yang menyasar pelaku
UMKM di Kutai Timur untuk meningkatkan skala usahanya. Selain itu, pengembangan
komunitas pembatik juga masih terus dilakukan serta pendampingan kepada Olsabara
sebagai wadah penjualan produk lokal dan klinik bisnis.

Kemudian dampak selanjutnya adalah peningkatan infrastruktur. Dalam hal ini,


KPC berperan serta dalam mendukung berbagai program pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan infrastruktur di Kutai Timur, khususnya di empat kecamatan di sekitar
wilayah operasional KPC. Berbagai kerjasama di bidang infrastruktur di tahun 2020
yang telah dilakukan antara lain: program Kampung Percontohan, pembangunan tempat
ibadah, pembangunan kantor desa Singa Gembara, perbaikan jalan Soekarno-Hatta,
perbaikan jalan nasional Sangatta-Simpang Perdau km 20-27, perbaikan jalan sawito
Desa Muara Bengalon, perbaikan jalan sirkuit Desa Muara Bengalon, dan pembangunan
turap ulin pemakaman Kampung Kajang.

Dampak yang terakhir adalah dalam hal pangan melalui KPC Peduli Pangan.
Program ini merupakan bentuk kontribusi CSR KPC dalam mendukung program
Pemerintah dalam Ketahanan pangan dan upaya pencapaian SDGs no 1 Tanpa
Kemiskinan dan SDGs no 2 Tanpa Kelaparan. Rencana aksi KPC Peduli Pangan
didasarkan pada analisa isu dan berbagai kelemahan serta tantangan ke depan. Di
Kabupaten Kutai Timur sebelum tahun 2015, hanya 11 % dari 644 ton/tahun kebutuhan
pangan yang bersumber dari protein telur harus di datangkan dari luar daerah.
Masyarakat enggan untuk budidaya ternak ayam petelur karena berbagai keterbatasan
yaitu minimnya pengetahuan dan keterampilan budidaya, keterbatasan penyediaan
sarana dan prasarana budidaya terutama dalam penyediaan bibit ayam (pullet) dan
tingginya harga pakan. Beragam potensi yang ada seperti pasar telur yang tinggi di
Kutai Timur (644 ton/thn) dan Kalimantan Timur (19.547 ton/thn), lahan usaha
peternakan yang tersedia, ketersediaan akses teknologi budidaya, dan nilai transaksi

11
yang menguntungkan. Berbagai potensi ini yang mendorong program KPC Peduli
Pangan pada komoditas ayam petelur optimis tumbuh, berkembang dan berkelanjutan.

2.3 Definisi Perusahaan Pupuk dan Analisis Laporan Keberlanjutannya

Pupuk adalah kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur
untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk berarti
menambah unsur hara kedalam tanah dan tanaman. Pupuk merupakan meterial yang
ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mecukupi kebutuhan hara yang
diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik (Dwicaksono,2013).
Menurut Handiuwito (2008) pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah
untuk menyediakan unsur-unur esensial bagi pertumbuhan tanaman.

Tindakan mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah dengan


penambahan dan penggembalian zat-zat hara secara buatan diperlukan agar produki
tanaman tetap normal atau meningkat. Tujuan penambahan zat-zat hara tersebut
memungkinkan tercapainya keseimbangan antara unsur-unsur hara yang hilang baik
yang terangkut oleh panen, erosi, dan pencucian lainnya. Tindakan
pengembalian/penambahan zat-zat hara ke dalam tanah ini disebut pemupukan. Jenis
pupuk yang digunakan harus sesuai kebutuhan, sehingga diperlukan metode diagnosis
yang benar agar unsur hara yang ditambahkan hanya yang dibutuhkan oleh tanaman dan
yang kurang didalam tanah (Sugiyanta, 2011). Secara umum pupuk hanya dibagi dalam
dua kelompok berdasarkan asalnya, yaitu:

1. Pupuk organik seperti urea (pupuk N), TSP atau SP-36 (pupuk P), KCL (pupuk
K).
2. Pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, humus, dan pupuk hijau (Lingga
& Marsono, 2013).

A. Contoh Analisis Laporan Keberlanjutan Perusahaan Pupuk


PT. Pupuk Indonesia (Persero)
Gambaran Umum Perusahaan
PT Pupuk Indonesia (Persero) Didirikan pada tanggal 3 Januari 1970, berlokasi
di Jl. Taman Anggrek, Kemanggisan Jaya Jakarta 11480, Indonesia. Bentuk Badan

12
Hukum adalah Badan Usaha Milik Negara (Persero) yang berbentuk Perusahaan
Terbatas (PT). PT Pupuk Indonesia (Persero) melakukan usaha pengelolaan perusahaan,
perdagangan dan jasa di bidang pupuk, petrokimia, dan kimia lainnya serta agroindustri.
Produk-produk yang kami kelola di antaranya:
a) Pupuk, meliputi jenis Urea, NPK, SP-36, ZA, ZK, dan Organik.
b) Produk samping, meliputi aluminium fluorida, gypsum, CO2 cair, dry ice, dan
asam klorida.
c) Bahan kimia dasar, meliputi amoniak, asam sulfat, dan asam fosfat.
d) Produk inovasi, seperti pupuk hayati, benih, dekomposer, pestisida, dan lain-
lain.

Berdasarkan atas laporan keberlanjutan yang diterbitkan oleh PT KPC, terdapat


beberapa dampak yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan. Dampak tersebut antara
lain dampak terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial.

1. Dampak Ekonomi

Terkait kinerja operasional, sepanjang tahun 2020, Pupuk Indonesia Group


berhasil merealisasikan produksi 19,4 juta ton atau 102,50% dari realisasi tahun
sebelumnya. Dibandingkan dengan target sebesar 16,5 juta ton, pencapaian produk
pupuk dan non pupuk adalah 117,78%. Kinerja proses produksi juga lebih efisien,
karena rasio konsumsi gas urea hanya 26,9 MMBTU/ton atau 97,43% dari tahun 2019.
Realisasi tersebut merupakan 95,63% dari target yang telah ditetapkan. Dari sisi
penjualan, realisasi untuk pupuk non subsidi atau non Public Service Obligation (PSO)
mencapai 4,9 juta ton atau 126,86% dari realisasi tahun 2019. Pencapaian itu juga
mencapai 139,79% dari target yang telah ditetapkan. Hasil kinerja yang baik itu
dipengaruhi peningkatan permintaan pasar urea dan NPK, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri. Sementara penyaluran pupuk PSO hanya 96,80% dari realisasi
tahun sebelumnya, mengingat penambahan alokasi tambahan pupuk bersubsidi tersebut
baru efektif disalurkan pada November 2020. Namun, hasil tersebut tetap berada di atas
target, yaitu 106,05%.
Dalam aspek keuangan, sejalan dengan peningkatan volume penjualan, terdapat
peningkatan pendapatan yang berhasil dibukukan oleh Perusahaan sebesar Rp71,88

13
triliun, atau mencapai 101,07% dari realisasi tahun sebelumnya. Bahkan dibandingkan
dengan target, realiasinya adalah 100,14%. Pencapaian tersebut didukung oleh kinerja
penjualan pupuk non PSO yang melampaui realisasi tahun 2019 dan target tahun 2020.
Pada saat bersamaan, Perusahaan juga berhasil melakukan efisiensi beban penjualan
menjadi Rp1,19 triliun atau hanya 84,80% dari tahun sebelumnya, serta hanya mencapai
92,20% dari anggaran tahun 2020. Sementara itu, seiring dengan menurunnya pinjaman
berbunga akibat adanya pelunasan kepada para kreditur, biaya keuangan pun dapat
ditekan. Pada tahun 2020, realisasinya Rp2,98 triliun atau 83,50% dari tahun 2019.
Bahkan hanya 74,43% jika dibandingkan dengan target. Dari sisi laba, pencapaian laba
tahun berjalan adalah sebesar Rp2,33 triliun atau mencapai 77,69% dibandingkan tahun
2019 serta mencapai 89,79% dari target. Lebih rendahnya laba tahun 2020
dibandingkan tahun 2019 dipengaruhi peningkatan beban pokok pendapatan
perdagangan, sedangkan lebih rendah pencapaian laba dibandingkan dengan target 2020
disebabkan beban lainlain yang lebih tinggi dibandingkan dengan anggaran.
Selain itu, likuiditas Perusahaan yang ditunjukkan melalui arus kas dari aktivitas
operasional juga sangat baik. Pada tahun 2020, realisasinya adalah Rp16,07 triliun atau
186,82% dari pencapaian tahun 2019. Hal ini didukung oleh tingginya penerimaan kas
dari pelanggan yang sebesar Rp77,49 triliun atau 105,75% dari tahun sebelumnya. Dari
aspek kemampuan Perusahaan dalam menutupi pinjaman dari kreditur, yaitu indikator
Debt to EBITDA, pada tahun 2020 terealisasi sebesar 3,7 kali, mengalami perbaikan
kinerja dibandingkan tahun 2019 yang 4,5 kali. Hal ini terjadi karena ada pelunasan
pinjaman kepada kreditur. Pencapaian-pencapaian dalam bidang ekonomi ini tentunya
memberikan semangat tersendiri di tengah berbagai tantangan kelesuan ekonomi akibat
pandemi.

2. Dampak Lingkungan
Salah satu pencapaian yang kami banggakan pada tahun 2020 ini adalah
PROPER Emas untuk Pupuk Kalimantan Timur, PROPER Hijau untuk Pupuk Kujang,
Petrokimia Gresik, Pupuk Sriwidjaja Palembang, dan PROPER Biru untuk Pupuk
Iskandar Muda. Pencapaian ini menggambarkan upaya PT Pupuk Indonesia (Persero)
untuk menjaga kelestarian lingkungan di atas standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
Selain itu, pada tahun pelaporan, kami berhasil menurunkan intensitas energi, yaitu

14
penggunaan energi per ton produk. Penurunan ini sebagai hasil pengurangan konsumsi
energi sebesar 17.446.752 GJ. Sejalan dengan penurunan energi, maka terjadi
penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 23% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengurangan konsumsi energi dan penurunan emisi ini merupakan wujud komitmen dan
kesungguhan kami dalam upaya pelestarian lingkungan.

3. Dampak Sosial
Pada tahun 2020, pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate
Social Responsibility (CSR) difokuskan pada penanggulangan dampak pandemi di
samping melanjutkan program yang selama ini telah berjalan dengan baik. PT Pupuk
Indonesia (Persero) memberikan stimulus bagi usaha kecil dan menengah (UKM) yang
terdampak pandemi COVID-19. Selain itu, Perusahaan juga memberikan relaksasi bagi
penerima kemitraan berupa penjadwalan ulang pembayaran angsuran dan
reconditioning. Hal ini sejalan dengan kebijakan dari Kementerian BUMN sebagai
pemegang saham PT Pupuk Indonesia (Persero). Saat ini, kami memiliki 1.002 mitra
binaan dengan nilai pinjaman Rp.87,4 miliar. Di samping itu, pada tahun pelaporan, PT
Pupuk Indonesia (Persero) menyalurkan dana CSR sebesar Rp51,1 miliar, dan dana
Program Bina Lingkungan sebesar Rp43,48 miliar yang sebagian besar (32%)
disalurkan untuk sektor pengentasan kemiskinan.

2.4 Definisi Perusahaan Perminyakan dan Analisis Laporan Keberlanjutannya

Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi
tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk aspal, lilin
mineral atau ozokerit, dan batubara atau endapan hidrokarbon lain yang berbentuk padat
yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha Minyak dan
Gas Bumi. Dimuat dalam Pasal 1 angka 1 UU Nomor 22 Tahun 2001. Minyak bumi
(petroleum) secara alami berbentuk cairan bisaterbakar berwana cokelat hingga hitam.
Minyak bumi secara prinsip ditemukan dalam cadangan minyak yang tersimpan di
endapan batu dalam perut bumi.

Meskipun bagaimana cara terbentuknya minyak bumi tidak diketahui secara


pasti, namun umumnya disetujui bahwa minyak bumi berasal dari bintang laut dan
serpihan tanaman yang mengalami tekanan temperatur tinggi. Diperkirakan juga bahwa

15
perubahan ini mungkin dikatalisa oleh bahan dalam bebatuan. Apapun misalnya, semua
minyak bumi terutama berisi campuran hidrokarbon yang bercampur dengan sejumlah
bervariasi senyawa sulfur, nitrogen, dan oksigen.16 Bahan Bakar Minyak adalah bahan
bakar yang berasal dan/atau diolah dari minyak bumi. Dimuat dalam Pasal 1 angka 4
UU Nomor 22 Tahun 2001.

A. Contoh Analisis Laporan Keberlanjutan Perusahaan Perminyakan


Gambaran Umum Perusahaan
PT Perusahaan Gas Negara Tbk
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk disingkat PGN (IDX: PGAS) adalah
sebuah BUMN yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi. Semula
pengusahaan gas di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang bernama
I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 yang memperkenalkan penggunaan gas
kota di Indonesia yang terbuat dari batu bara. Proses peralihan kekuasaan kembali
terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada
Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui
delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI
Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-
perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Secara singkat, PGN
mengalami peningkatan kinerja hingga pada tanggal 15 Desember 2003 saham PGN
tercatat di Bursa Efek Indonesia dan namanya resmi menjadi PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk.
Namun tanggal 13 Mei 1965-lah yang diperingati sebagai hari jadi PGN atau
dulunya juga disebut PN Gas. Saham PGN telah mulai diperjualbelikan pada tanggal 5
Desember 2003.PGAS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PGAS (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 1.296.296.000 dengan nilai nominal Rp. 500,- per saham dengan harga
penawaran Rp. 1.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Desember 2003. Pada pertengahan Januari 2007,
informasi keterlambatan komersialisasi gas via pipa transmisi SSWJ dari manajemen
PGN menjadi penyebab utama anjloknya harga saham BUMN itu hingga sebesar 23%
dalam satu hari. Sentimen negatif di pasar modal itu berkaitan dengan kecurigaan
bahwa PGN dan pemerintah menutup-nutupi keterlambatan proyek tersebut yang

16
harusnya sudah operasi pada Desember 2006, tapi tertunda hingga Januari 2007 dan
tertunda lagi hingga Maret. Akibatnya PGN dikenakan denda oleh Pertamina sebesar
US$ 15.000 per hari sejak 1 November 2006. Pada tahun 2011, komposisi saham
pemerintah mencapai 57% dan sisanya publik sebanyak 43%.
Berdasarkan atas laporan keberlanjutan yang diterbitkan oleh PT Perusahaan
Gas Negara Tbk pada tahun 2019, terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan dari
aktivitas perusahaan. Dampak tersebut antara lain dampak terhadap ekonomi,
lingkungan, dan sosial.

1. Dampak Ekonomi

PGN merupakan perusahaan bidang distribusi dan transmisi gas terbesar di


Indonesia berperan dalam memenuhi kebutuhan gas bumi domestik, selain itu
kontribusi PGN dalam bidang ekonomi berkontribusi bagi negara melalui pembayaran
dividen dan pembayaran pajak.

2. Dampak Lingkungan

Menyediakan sumber energi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan


bakar fosil lainnya seperti minyak bumi dan batu bara. Dengan demikian, PGN
berkontribusi untuk menekan produksi Gas Rumah Kaca yang merupakan faktor pemicu
pemanasan global.

3. Dampak Sosial

Kehadiran PGN dalam kehidupan sosial kemasyarakatan khususnya di


sepanjang wilayah operasional dapat diterima dengan baik karena PGN senantiasa
memperhatikan kebutuhan masyarakat. Hal ini penting sehingga dapat menumbuhkan
rasa ingin memiliki (sense of belonging) terhadap jaringan pipa yang terhampar di
wilayahnya serta meningkatkan keamanan aset PGN di sepanjang jaringan pipa.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

17
DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai