Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI LINGKUNGAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas


pada Mata Kuliah Praktek Akuntansi Keuangan II
Dosen Pengampu: Abdul Gani, S.E., M.M

Oleh

Rahmad Arisandi (2018010097)


Kelas : AK 6 C

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


POLITEKNIK UNGGUL LP3M

TAHUN 2023M/1443H
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah STATISTIKA sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian, prinsip kerja, jenis-
jenisSTATISTIKA, aplikasi dan perhitungan padaSTATISTIKA. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangu
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah STATISTIKA sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian, prinsip kerja, jenis-
jenisSTATISTIKA, aplikasi dan perhitungan padaSTATISTIKA. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangu
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah STATISTIKA sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian, prinsip kerja, jenis-
jenisSTATISTIKA, aplikasi dan perhitungan padaSTATISTIKA. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membang
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Akuntansi Lingkungan” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam atas Nabi
Muhammad SAW. Semoga kita termasuk umatnya yang mendapat syafaat-Nya hingga akhir
zaman.
Dalam Makalah ini kami membahas mengenai Akuntansi Lingkungan. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktek Akuntasi
Keuangan II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kepada
pembaca mengenai apa itu Akuntansi Lingkungan.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan untuk menjadi pelajaran
kami dalam menulis makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak,
baik penulis itu sendiri maupun pembaca.

Medan, 28 Maret 2023

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan Makalah..........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
A. Akuntansi Lingkungan................................................................................................6
B. Sejarah Akuntansi Lingkungan...................................................................................8
C. Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan..................................................................11
D. Tujuan Akuntansi Lingkungan..................................................................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................................17
A. Simpulan....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini banyak isu lingkungan yang muncul. Persoalan mengenai lingkungan
saat ini semakin mendapatkan perhatian dan dianggap sebagai isu yang penting.
Bagaimana tidak banyak kasus-kasus kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia,
secara tidak sadar dampak atas kerusakan lingkungan mulai kita rasakan saat ini. Mulai
banyak seruan-seruan mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, namun hal
tersebut seakan tidak berpengaruh justru kerusakan lingkungan makin banyak terjadi.
Kerusakan lingkungan yang terjadi berkaitan dengan dampak operasi perusahaan, perlu
adanya alat kontrol dan sistem tata kelola mengenai dampak kerusakan lingkungan yang
diakibatkan operasi perusahaan. Akuntansi lingkungan dianggap sebagai solusi terbaik
dalam mengatasi masalah kerusakan lingkungan, akuntansi lingkungan merupakan
bentuk pertanggungjawaban perusahaan atas pengelolaan dampak kerusakan lingkungan
yang diakibatkan oleh operasi perusahaan.

Namun penerapan akuntansi lingkungan juga bukan tanpa masalah, masih banyak
yang masih perlu dibenahi dalam penerapannya. Kurangnya kesadaran individu dan
masyarakat dalam hal ini dinilai sebagai penyebab kurang maksimalnya penerapan
akuntansi lingkungan. Penerapan akuntansi lingkungan masih dianggap sebagai hal yang
membebani perusahaan karena dianggap dapat mengurangi laba perusahaan. Dalam
makalah ini akan dijelaskan mengenai konsep akuntansi lingkungan dan bagaimana
akuntansi lingkungan tersbut muncul, selain itu dijelaskan dalam makalah ini bahwa
banyak manfaat yang bisa diperoleh oleh perusahaan dalam penerapan akuntansi
lingkungan. Peran akuntan juga dianggap penting dalam upaya penerapan akuntansi
lingkungan, karena akuntan dianggap sebagai pihak yang bisa menjembatani kepentingan
publik dengan perusahaan pengelolaan akuntansi lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi akuntansi lingkungan?
2. Bagaimana sejarah perkembangan akuntansi lingkungan?
3. Apa fungsi dan peran akuntansi lingkungan?
4. Apa tujuan penerapan akuntansi lingkungan?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui pengertian akuntansi lingkungan
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan akuntansi lingkungan
3. Untuk mengetahui fungsi dan peran akuntansi lingkungan
4. Untuk mengetahui tujuan penerapan akuntansi lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Akuntansi Lingkungan

Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting ) atau EA merupakan istilah yang


berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam
praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah
dampak yang timbul dari sisi keuangan maupun non-keuangan yang harus dipikul
sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan.
Akuntansi lingkungan adalah identifikasi, pengukuran dan alokasi biaya-biaya
lingkungan hidup dan pengintergasian biaya-biaya ke dalam pengambilan keputusan
usaha serta mengomunikasikan hasil kepada para stockholders perusahaan, menurut
Junus dalam Sri Astusi dan Ikhsan (2002).
Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau United States
Environment Protection Agency (US EPA) akuntansi lingkungan adalah:

“Fungsi penting akuntansi lingkungan adalah untuk menyajikan biaya-biaya


lingkungan bagi para stakeholders perusahaan, yang mampu mendorong
pengidentifikasian cara-cara mengurangi atau menghindari biaya-biaya ketika pada
waktu yang bersamaan, perusahaan sedang memperbaiki kualitas lingkungan”.

Badan Perlindungan Amerika Serikat atau United States Environment Protection


Agency (EPA) menambahkan lagi bahwa istilah akuntansi lingkungan dibagi menjadi
dua dimensi utama. Pertama, akuntansi lingkungan merupakan biaya yang secara
langsung berdampak pada perusahaan secara menyeluruh (dalam hal ini disebut dengan
istilah “biaya pribadi”). Kedua, akuntansi lingkungan juga meliputi biaya-biaya individu,
masyarakat maupun lingkungan suatu perusahaan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan.

Sistem akuntansi lingkungan terdiri atas lingkungan akuntansi konvensional dan


akuntansi ekologis. Akuntansi lingkungan konvensional mengukur dampak-dampak dari
lingkungan alam pada suatu perusahaan dalam sitilah-istilah keuangan. Sedangkan
akuntansi ekologis mencoba untuk mengukur dampak suatu perusahaan berdasarkan
lingkungan, tetapi pengukuran dilakukan dalam bentuk unit fisik (sisa barang produksi
dalam kilogram, pemakaian energi dalam kilojoules, dll), akan tetapi standar pengukuran
yang digunakan bukan dalam bentuk satuan keuangan.

Sedangkan lingkup akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama
didasarkan pada kegiatan akuntansi lingkungan suatu perusahaan baik secara nasional
maupun regional. Bagian kedua berkaitan dengan akuntansi lingkungan untuk
perusahaan-perusahaan dan organisasi lainnya.
Pada dasarnya penjelasan mengenai konsep akuntansi lingkungan harus mengikuti
beberapa faktor berikut, antara lain:
1. Biaya konservasi lingkungan (diukur dengan menggunakan nilai satuan uang).
2. Keuntungan konservasi lingkungan (diukur dengan unit fisik).
3. Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan (diukur dengan
nilai satuan uang/rupiah).

Gambar Keterkaitan Masing-masing Faktor. Sumber: Ministry of the Environment


Japan, 2005: Environmental Accounting Guidelines.

Pemahaman sifat dan relevansi akuntansi lingkungan sangat beragam tergantung


perspektif para professional dan orientasi fungsional para praktisi.

Aspek-aspek yang menjadi bidang garap akuntansi lingkungan adalah sebagai berikut
(Cahyono, 2002):
1. Pengakuan dan identifikasi pengaruh negative aktifitas bisnis perusahaan
terhadap lingkungan dalam praktek akuntansi konvensional.
2. Identifikasi, mencari dan memeriksa persoalan bidang garap akuntansi
konvensional yang bertentangan dengan criteria lingkungan serta memeberikan
alternative solusinya.
3. Melaksanakan langkah-langkah proaktif dalam menyusun inisiatif untuk
memperbaiki lingkungan pada praktik akuntansi konvensional.
4. Pengambangan format baru sistem akuntansi keungan dan nonkeuangan, isitem
pengendalian pendukung keputusan manajemen ramah lingkungan.
5. Upaya perusahaan berkesinambungan, akuntansi kewajiban, resiko, investasi
biaya terhadap energy, limbah dan perlindungan lingkungan.
6. Identifikasi biaya-biaya dan manfaat apabila perusahaan lebih peduli terhadap
lingkungan dari berbagi program perbaikan lingkungan.
7. Pengembangan format kerja, penilaian dan pelaporan internal maupun eksternal
perusahaan.
8. Pengembangan teknik-teknik akuntansi pada aktiva, kewajiban, dan biaya dalam
konteks nin keuangan khususnya ekologi.

B. Sejarah Akuntansi Lingkungan


Konsep akuntansi lingkungan sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun 1970-
an di Eropa. Pesatnya perkembangn konsep ini didasarkan pada banyaknya tekanan dari
lembaga-lembaga bukan pemerintah (non-government), serta meningkatnya kesadaran
lingkungan di kalangan masyarakat luas yang mendesak agar perusahaan-perusahaan
menerapkan pengelolaan lingkungan bukan hanya kegiatan industri demi bisnis saja.
Namun sampai dengan pertenggahan tahun 1990-an konsep atau kata ini tidak banyak di
dengar termasuk di Jepang. Pada pertenggahan tahun 1990-an komite standar akuntansi
internasional (the international standard committee /IASC) mengembangkan konsep
tentang prinsip-prinsip akuntansi internasional. Termasuk di dalamnya pengembangan
akuntansi lingkungan dan audit hak-hak azasi manusia. Di samping itu, standar industri
juga semakin berkembang dan auditor profesional seperti the American Institute of
Certified Public Auditors (AICPA) mengeluarkan prinsip-prinsip universal tentang audit
lingkungan (environmental audits).

Pada tahun 1990 Badan Lingkungan Hidup Jepang (The Environmental Agency) yang
kemudian berubah menjadi Kementrian Lingkungan Hidup (Ministry of
Environmental/MOE) mengeluarkan panduan akuntansi lingkungan (environmental
accounting guidelines) pada bulan Mei tahun 2000. Panduan ini disempurnakan lagi
tahun 2002 dan 2005. Semua perusahaan di Jepang diwajibkan menerapkan akuntansi
lingkungan. Perusahaan-perusahan besar Jepang seperti Fuji Xerox mulai menempatkan
posisi akuntansi lingkungan (environmental accounting) sederajat dengan akuntansi
keuangan. Kini semakin banyak perusahaan-perusahaan di Jepang sudah menerapkan
akuntansi lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan dan petunjuk dikeluarkan
oleh Kementrian Lingkungan Hidup Jepang. Sebut saja NEC, Fuji, Xerox, Hitachi,
Chugai Pharmeceutical Company, Honda, Canon, Seiko, Panasonic, Nikon, Komatsu
dan sebagainya (Djogo, 2006).

Ditambahkan Djogo yang mengatakan bahwa sejak tahun 1999, Kementrian


Lingkungan Hidup Jepang telah terlibat menjadi salah satu anggota tim ahli tentang the
“Government’s role in promoting environmental management accounting” initiated by
United Nation Division for Sustainable Development (UNDSD) Environmental
Management Initiative. Dalam kesempatan ini, menteri lingkungan hidup Jepang
menangkap kecenderungan penerapannya di seluruh dunia dan meyampaikan
pengalaman praktek akuntansi lingkungan hidup di Jepang. Di samping itu, Jepang juga
terlibat dalam jaringan akuntansi manajemen lingkungan asia pasifik (Environmental
Management Accounting Network-Asia Pacific / EMAN-AP) sebuah jaringan yang terdiri
dari peneliti dan praktisi akuntansi lingkungan dari 14 negara berkembang di kawasan
Asia Pasifik. Jaringan ini didirikan pada September tahun 2001 dengan misi untuk
memperkenalkan dan meyebarluaskan penggunaan metode akuntansi manajemen
lingkungan serta memberikan sumbangan atau dukungan pada pembangunan
berkelanjutan di Asia Pasifik. Koordinasi di Jepang dipegang oleh the Institute for
Global Environmental Strategies (IGES) the Kansai Research Center.

Pada pertenggahan tahun 1990-an ketika istilah akuntansi lingkungan belum terlalu
dikenal masyarakat luas, hanya beberapa perusahaan saja yang mula-mula
menerapkannya dengan mengungkapkan permasalahn lingkungan walaupun sebenarnya
perusahaan Canon sudah mulai menerapkan akuntansi lingkungan pada tahun 1983. Hal
ini berkaitan dengan keterbukaan perusahaan untuk mengungkapkan informasi
lingkungan sebagai dampak dari kegiatan industri atau bisnis mereka. Selanjutnya, pada
tahun 1998 jumlah perusahaan yang menerapkan akuntansi lingkungan meningkat dari
10.4 persen menjadi 20.9 persen pada tahun 1999 dan meningkat mencapai 27.0 persen
di tahun 2000. Dari jumlah ini 17.3 persen sudah menerapkan dan memperkenalkan
akuntansi lingkungan dan 34 persen sedang mempertimbangkan akan segera
menerapkannya. Peningkatan penggunaan akuntansi lingkungan oleh kementrian
lingkungan hidup Jepang.

Latar belakang pentingnya akuntansi lingkungan pada dasarnya menurut kesadaran


penuh perusahaan-perusahaan maupun organisasi lainnya yang telah mengambil manfaat
dari lingkungan. Manfaat yang diambil ternyata telah berdampak pada maju dan
berkembangnya bisnis perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan-perusahaan
atau organisasi lainnya agar dapat meningkatkan usaha dalam mempertimbangkan
konservasi lingkungan secara berkelanjutan. Usaha yang dibuat tentunya berkaitan
dengan akuntansi lingkungan yang merupakan bagian dari aktivitas bisnis mereka. Salah
satu usaha tersebut adalah memasukkan anggaran lingkungan pada laporan keuangan
dan pertanggungjawaban perusahaan. Laporan keuangan merupakan bagian dari data
perusahaan. Data akuntansi lingkungan tidak hanya digunakan oleh perusahaan atau
internal organisasi lainnya, tetapi juga digunakan untuk seluruh publik. Menurut
(Johnson, 2004) ada beberapa alasan kenapa perusahaan perlu untuk mempertimbangkan
pengadopsian akuntansi lingkungan sebagai bagian dari sistem akuntansi perusahaan,
antara lain :
1. Memungkinkan secara signifikan mengurangi dan menghapus biaya-biaya
lingkungan.
2. Biaya dan manfaat lingkungan mungkin kelihatannnya melebihi jumlah nilai
rekening/akun.
3. Memungkinkan pendapatan dihasilkan dari biaya-biaya lingkungan.
4. Memperbaiki kinerja lingkungan perusahaan yang selama ini mungkin
mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan keberhasilan bisnis
perusahaan.
5. Diharapkan menghasilkan biaya atau harga yang lebih akurat terhadap produk
dari proses lingkungan yang diinginkan.
6. Memungkinkan keuntungan yang lebih bersaing sebagai mana pelanggan
mengharapkan produk/jasa lingkungan yang lebih bersahabat.
7. Dapat mendukung pengembangan dan jalannya sistem manajemen lingkungan
yang menghendaki aturan untuk beberapa jenis perusahaan.

Regulasi mengenai akuntansi pertanggungjawaban sosial di Indonesia telah diatur


dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 57 yang diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Akuntansi dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan
juga telah diatur SAK. PSAK No. 1 paragraf 9 telah memberikan penjelasan mengenai
penyajian dampak lingkungan. Namun, PSAK No. 1 belum mengatur dengan tegas,
tetapi mengatur pengungkapan dampak lingkungan yaitu “…Perusahaan menyajikan
laporan tambahan mengenai lingkungan hidup (atau nilai tambah), khususnya bagi
industri dengan sumber daya utama terkait dengan lingkungan hidup (atau karyawan dan
stakeholder lainnya sebagai pengguna laporan keuangan penting)”. Perlakuan akuntansi
dampak lingkungan juga diatur di dalam PSAK No. 32 mengenai Akuntansi Kehutanan
dan PSAK No. 33 tentang Akuntansi Pertambangan Umum. PSAK No. 32 dan 33
semestinya sudah memadai untuk mengatur perlakuan akuntansi lingkungan.

Diharapkan kedepannya regulasi yang mengatur mengenai pelaksanaan akuntansi


lingkungan bisa dipertegas lagi, sehingga tidak ada perusahaan yang tidak melaksanakan
akuntansi lingkungan. Hal ini sangat penting mengingat pentingnya melakukan
pengelolaan dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh operasi perusahaan
dalam rangka pencapaian aspek sustainable dalam peruahaan.

C. Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan


Pentingnya penggunaan akuntansi lingkungan bagi perusahaan atau organisasi lainnya
dijelaskan dalam fungsi dan peran akuntansi lingkungan. Fungsi dan peran ini dibagi ke
dalam dua bentuk. Fungsi pertama disebut dengan fungsi internal dan fungsi kedua
disebut fungsi eksternal (Kimio and Peter, 2004). Masing-masing fungsi tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut :

1. Fungsi Internal
Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal
perusahaan sendiri atau pihak-pihak yang berada dalam kepentingan dalam
perusahaan. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, seperti rumah
tangga konsumen dan rumah tangga produksi maupun jasa lainnya. Adapun yang
menjadi aktor dan faktor dominan pada fungsi internal ini adalah pemimpin
perusahaan. Sebab pimpinan perusahaan merupakan orang yang bertanggungjawab
dalam setiap pengambilan keputusan maupun penentuan sikap kebijakan internal
perusahaan. Sebagaimana halnya dengan sistem informasi lingkungan perusahaan,
fungsi internal memungkinkan untuk mengatur biaya konservasi lingkungan dan
menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan
efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan. Dalam fungsi internal ini
diharapkan akuntansi lingkungan berfungsi sebagai alat manajemen bisnis yang dapat
digunakan oleh manajer ketika berhubungan dengan unit-unit bisnis.

2. Fungsi Eksternal
Fungsi eksternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan
keuangan karena hal ini merupakan fungsi kontrol dari pihak luar atas laporan
pertanggungjawaban dari perusahaan. SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan
keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan
pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit, dan yang serupa
secara rasional. Informasi tersebut harus bersifat komprehensif bagi mereka yang
memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan ekonomi dan
memiliki kemauan untuk mempelajari informasi dengan cara yag rasional (paragraph
34).

Pada fungsi ini faktor yang penting diperhatikan perusahaan adalah pengungkapan
hasil dari kegiatan konservasi lingkungan dalam bentuk data akuntansi. Informasi
yang diungkapkan meupakan hasil yang diukur secara kuantitatif dari kegiatan
konservasi lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah informasi tentang sumber-
sumber tersebut (kewajiban suatu perusahaan untuk meyerahkan sumber-sumber pada
entitas lain atau pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang
mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut.

Fungsi eksternal memberi kewenangan bagi perusahaan untuk mempengaruhi


pengambilan keputusan stakeholders, seperti pelanggan, rekan bisnis, investor,
penduduk lokal perusahaan maupun bagian administrasi. Oleh karena itu, perusahaan
harus memberikan informasi tentang bagaimana manajemen mempertanggung-
jawabkan pengelolaan kepada pemilik atas pemakaian sumber ekonomi yang
dipercayakan kepadanya. Diharapkan dengan publikasi hasil akuntansi lingkungan
akan berfungsi dan berarti bagi perusahaan dalam memenuhi partanggungjawaban
serta transparansi mereka bagi para stakeholders yang secara simultan sangat berarti
untuk kepastian evaluasi dari konservasi lingkungan.
Perhatian stakeholders mengenai informasi lingkungan perusahaan dan organisasi
lainnya berubah-ubah menurut keinginan para stakeholders itu sendiri. Dapat
dikatakan bahwa investor, rekan bisnis, institusi keuangan sebagain besar
memusatkan perhatian mereka berdasarkan pada pandangan nilai perusahaan dari
perspektif aspek keuangan perusahaan atau organisasi lainnya. Akibanya, mereka
dihadapkan pada isu-isu seperti efektivitas investasi dari biaya konservasi lingkungan,
apakah hasil investasi cukup sejalan dengan rencana awal dan dapat diperbandingkan
dengan kecenderungan pada perusahaan lain, dan apakah risiko lingkungan
tersembunyi, secara serius dapat mempengaruhi nilai perusahaan dimasa mendatang
sesuai dengan yang diinginkan.

Para stakeholders, seperti pelanggan, penduduk loka, dan lingkungan LSM


diharapkan dapat menganalisa data akuntansi lingkungan dari perspektif isu-isu yang
penuh unsur resiko, keberadaan dari proaktif kegiatan lingkungan serta apa yang
dihasilakan, dampak rinci dari lingkungan yang tersembunyi dan ukuran
pencegahannya, maupun isu-isu pertanggungjawaban sosial lainnya. Investor dan
lembaga keuangan cenderung menggunakan hal-hal umum, informasi yang
terintegrasi seperti dasar pengambilan keputusan dan melakukan pengujian informasi
secar rinci dilakukan sesuai dengan apa yang semestinya. Sebaliknya, pelanggan dan
penduduk lokal terutama sekali tertarik akan isu-isu menunggu keputusan. Ditambah
lagi investor yang sebelumnya sebagaian besar mengambil fokus pada pendekatan
aspek keuangan perusahaan.

Pada waktu bersamaan, orang-orang yang ada pada perusahaan seperti manajer
dan karyawan secara serius terlibat dalam aspek yang luas tentang lingkungan dan
keuangan. Sebagai contoh, manajer-manajer diharapkan untuk menganalisa informasi
akuntansi lingkungan dari sudut pandang meningkatnya nilai perusahaan sebagai
dasar untuk perbandingan perusahaan dalam sektor bisnis yang sama, dan juga untuk
mencegah kajian dari masalah-masalah utama perusahaaan yang menciptakan suatu
rintangan untuk memperbaiki nilai-nilai perusahaan. Karyawan menjadi tekait dengan
tanggungjawab sosial perusahaan dan meningatkatnya nilai perusahaan, mereka juga
bertanggungjawab untuk meningkatkan stabilitas organisasi bagi mereka yang
menjadi anggota. Sedangkan perusahaan menjamin kepemilikan serta upah dan gaji
karyawan mereka dan menjamin terlaksananya pemeliharaaan keamanan lingkungan
ditempat kerja mereka. Maka dengan itu, baik fungsi internal maupun eksternal pada
dasarnya merupakan satu kesatuan utuh (holistic) yang menghubungkan antara
perusahaan dengan masyarakat.

D. Tujuan Akuntansi Lingkungan


Tujuan dari akuntansi lingkungan adalah untuk meningkatkan ketersediaan jumlah
informasi relevan yang dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat
menggunakannya. Keberhasilan akuntansi lingkungan tidak hanya tergantung pada
ketetapan dalam menggolongkan semua biaya-biaya yang dibuat perusahaan. Akan
tetapi kemampuan dan keakuratan data akuntansi perusahaan dalam menekan dampak
lingkungan yang ditimbulkan dari aktifitas perusahaan. Tujuan lain dari pentingnya
pengungkapan akuntansi lingkungan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan konservasi
lingkungan oleh perusahaan maupun organisasi lainnya yaitu mencakup kepentingan
organisasi publik dan perusahaan-perusahaan publik yang bersifat lokal. Pengungkapan
ini penting terutama bagi para stakeholders untuk dipahami, dievaluasi dan dianalisis
sehingga dapat memberikan dukungan bagi usaha mereka. Oleh karena itu, akuntansi
lingkungan selanjutnya menjadi bagian dari suatu sistem sosial perusahaan. Menurut
(Djogo, 2006) maksud dan tujuan dikembangkannya akuntansi lingkungan antara lain
meliputi :
1. Akuntansi lingkungan merupakan sebuah alat manajemen lingkungan.
2. Akunansi lingkungan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat.

Sebagai alat manajemen lingkungan, akuntansi lingkungan digunakan untuk menilai


keefektifan lingkungan juga digunakan untuk menentukan biaya fasilitas pengelolaan
lingkungan, biaya keseluruhan konservasi lingkungan dan juga investasi yang diperlukan
untuk kegiatan pengelolaan lingkungan. Selain itu, akuntansi lingkungan juga digunakan
untuk menilai tingkat pengeluaran dan capaian tiap tahun untuk menjamin perbaikan
kinerja lingkungan yang harus berlangsung terus menerus.

Secara garis besar, keutamaan penggunaan konsep akuntansi lingkungan bagi


perusahaan adalah kemampuan untuk meminimalisasi persoalan-persoalan lingkungan
yang dihadapi. Banyak perusahaan besar industri dan jasa yang kini menetapkan
akuntansi lingkungan. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan
dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya
(environmental cost) dan manfaat atau efek (economic benefit). Akuntansi lingkungan
diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan penilaian kuantitatif tentang
biaya dan dampak perlindungan lingkungan (environmental protection) (Kimio and
Peter, 2004). Ada beberapa perusahaan jasa yang menawarkan jasa mereka untuk
menyususun panduan akuntansi lingkungan bagi perusahaan-perusahaan besar.

Misalnya, perusahaan elektronik Jepang Fujitsu menyewa jasa perusahaan konsultasi


akuntansi untuk menyusun panduan akuntansi lingkungan (environmental accounting
guidelines) sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh Kementrian lingkungan hidup
Jepang. Namun mereka menambahkan beberapa item-item baru dengan tujuan untuk
mendapatkan akuntansi lingkungan hidup yang lebih efisien. Selain itu penggunaan
teknologi informasi juga memungkinkan arus informasi dari pabrik-pabrik mereka di
seluruh dunia berjalan tanpa penundaan. Hasilnya kesadaran lingkungan diantara para
pekerja meningkat, upaya mengurangi biaya berhasil baik dan terdapat hasil positif
tentang penanganan persoalan lingkungan serta pengurangan dampak negatif lingkungan
yang didukung oleh perusahaan-perusahaan dan anak perusahaan diseluruh dunia.

Banyaknya perhatian mengenai persoalan lingkungan menjadi penting untuk


mempertimbangkan akuntansi lingkungan dalam mengungkapkan informasi agar data
akuntansi lingkungan yang dibuat dan dipublikasikan sesuai dengan tingginya tingkat
perbandingan. Panduan yang dibuat juga diharapkan mampu menjamin pengungkapan
informasi yang diambil ketika mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan dari berbagai
stakeholder. Guna mencapai keberhasilan dalam menerapkan akuntansi lingkungan bagi
perusahaan-perusahaan. Pertama dan utama sekali yang perlu diperhatikan manajemen
perusahaan adalah adanya kesesuaian antara evaluasi yang dibuat perusahaan terhadap
dampak lingkungan yang ditimbulkan. Langkah kedua, yaitu menentukan apa yang
menjadi target perusahaan dengan cara mengidentifikasi faktior-faktor utama yang
berdampak pada lingkungan perusahaan serta menyusun suatu perencanaan untuk
mengurangi dampak lingkungan. Langkah ketiga, memilih alat ukur yang sesuai dalam
menentukan persoalan lingkungan. Langkah keempat, menentukan penilaian
administrasi untuk menetapkan masing-masing target segmen. Langkah kelima,
menghasilkan segmen akuntansi untuk mengukur masing-masing divisi perusahaan.
Langkah keenam, melakukan pengujian masing-masing divisi. Langkah terakhir adalah
melakukan telaah kerja. Pada telaah kerja diharapkan dapat menghasilkan segmen
akuntansi yang dapat mendukung prestasi manajemen lingkungan masing-masing divisi.

Sebagai alat komunikasi dengan publik, akuntansi lingkungan digunakan untuk


menyampaikan dampak negatif lingkungan, kegiatan konservasi lingkungan dan
hasilnya kepada publik. Tangapan dan pandangan terhadap akuntansi lingkungan dari
berbagai pihak, pelanggan dan masyarkat digunakan sebagai umpan balik untuk
mengubah pendekatan perusahaan dalam pelestarian atau pengelolaan lingkungan. Di
dalam akuntansi lingkungan ada beberapa komponen pembiayaan yang harus dihitung,
misalnya :
1. Biaya operasionalisasi bisnis yang tediri dari biaya depresiasi fasilitas
lingkungan, biaya memperbaiki fasilitas lingkungan, jasa atau pembayaran (fee)
kontrak untuk menjalankan fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya tenaga kerja
untuk menjalankan operasionalisasi fasilitas pengelolaan lingkungan serta biaya
kontrak untuk pengelolaan limbah (recycling).
2. Biaya daur ulang yang dijual, atau biasa juga disebut dengan “Cost incurred by
upstream and down-stream business operations”.
3. Biaya penelitian dan pengembangan (Litbang) yang terdiri dari biaya total untuk
material dan tenaga ahli, tenaga kerja lain untuk pengembangan material yang
ramah lingkungan, produk dan fasilitas pabrik.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Penerapan akuntansi lingkungan dianggap bisa menjadi solusi dalam mengatasi isu
kerusakan lingkungan yang akhir-akhir ini muncul. Dengan adanya akuntansi
lingkungan diharapkan pengelolaan dampak kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
perusahaan bisa lebih dikelola secara efisien. Selain sebagai alat pengelolaan akuntansi
lingkungan juga dianggap sebagai alat kontrol dari perusahaan atas pengelolaan dampak
kerusakan lingkungan, karena akuntansi lingkungan disini dijadikan sebagai laporan
pertanggungjawab perusahaan terkait kontribusi perusahaan kepada lingkungan atas
dampak kerusakan lingkungan akibat operasi perusahaan.

Meskipun saat ini akuntansi lingkungan masih dianggap menjadi hal yang mandatory,
namun kedepannya akuntansi lingkungan bisa diterapkan secara sukarela bukan menjadi
hal yang wajib tapi sudah menjadi hal yang dibutuhkan oleh perusahaan. Aturan
mengenai akuntansi lingkungan juga perlu dibuat lebih rinci bukan kepada untuk
mempersulit perusahaan, namun agar penerapan akuntansi lingkungan bisa lebih
maksimal. Banyak manfaat yang bisa diperoleh perusahaan dalam rangka penerapan
akuntansi lingkungan yaitu sebagai alat komunikasi dengan publik atau masyarakat dan
sebagai alat manajemen dalam perusahaan.

Peran serta dari masing-masing individu akan pentingnya menjaga kelestarian


lingkungan perlu mendapatkan perhatian lebih. Bila kita menginginkan adanya suatu
perubahan maka kita sebagai individu juga harus mulai melakukan perubahan tersebut,
sehingga kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan bisa ditingkatkan. Masalah dan
isu kerusakan lingkungan menjadi tugas kita semua bukan hanya pemerintah saja, perlu
adanya kesadaran bersama untuk membawa perubahan kedepan yang lebih baik terhadap
lingkungan. Selain itu peran akuntan juga dianggap penting agar penerapan akuntansi
lingkungan dalam perusahaan bisa dikelola dengan baik, karena pengelolaan akuntansi
lingkungan sangat bergantung pada para akuntan sehingga akuntan sendiri juga memiliki
peran dalam rangka memenuhi kepentingan publik.

DAFTAR PUSTAKA

Chwastiak, Michele., Joni J. Young. 2003. Silences In Annual Reports. Anderson Schools of
Management, University of New Mexico, USA.
Daly, H. (ed). 1980. Economy, Ecology, Ethics. San Fransisco: Freeman and Co.
Indonesia Expanding Horizon. 2003. Bank Dunia : mengelola lingkungan hidup.
Fr. R. R. Anggraini, ”Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris
pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta),” Simposium
Nasional Akuntansi 9, Padang, 23-26 Agustus 2006.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Institute of chartered accounting in Australian; environmental management accounting, a
case study for AMP, 2002.
Karen Shapiro, Mark Stoughton, Robert Graffand Linda Feng. 2000. Healthy Hospital:
Environmental Improvement Through Environmental Accounting. Submitted to: US
Environmental Protection Agency Office of Prevention, Pesticides and Toxic Subtance.
Lily. 2005. Indonesia Sustainability Reporting Award. Akuntansi, edisi 47, tahun XII, pp. 17,
Juli 2005.
M, Gaffikin. 2008. Accounting Theory Research, Regulation and Accounting Practice. N. S.
W.: Pearson Education.
Ministry of the Environment Japan, 2002. Introduction to Environmental Accounting
Guidelines.
Ministry of the Environment Japan, 2005. Environmental Accounting Guidelines.
Rudy, Handoko. 2007. Deforestasi, rusaknya lingkungan dan lemahnya supremasi hukum,
refleksi kasus pembalakan hutan. Kalimantan barat.
Shane, Johnson. 2004. Environmental management accounting. Accounting, audit and tax
resources.
Tempo Interaktif. 2005. “Penilaian KLH pengaruhi kualitas kredit perusahaan”, Tempo
Interaktif, Jum’at, 08 April 2005.
Tony Djogo, 2006. Akuntansi lingkungan (environmental accounting).
United States Environmental Protection Agency (EPA). 1995. An Introduction to
environmental accounting as a business management tool : key concepts and terms.
Uno, Kimio and Bartelmus, Peter. 2004. Environmental Accounting in Theory and Practice.
Kluwer Publisher.

Anda mungkin juga menyukai