Anda di halaman 1dari 16

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KONSEP ANGGARAN

DOSEN : RADINA MODJANINGRAT, S.E., M.Ak.

DISUSUN OLEH :
 FITRI SHOLEKHAH (2018420014)
 RAHMAWATI DESIANA (2018420160)
 SYAFRIDA DEA IRRANIE (2018420902)
 KORNI AINIYAH (2018420127)
 MUHAMMAD ADHITYA EKA PUTRA (2018420019)
 RIFQI MAULANA SYACH RAMADANI (2018420047)

Kelas Akuntansi Karyawan


Jumat, 17.30 – 20.20

Fakultas Ekonomi
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP ANGGARAN” tepat pada
waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Radina Modjaningrat, S.E.,
M.Ak. atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam
pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Jakarta, 26 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 4
1.1 Latar belakang ............................................................................................................. 4
2.1 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
3.1 Tujuan ......................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 5
2.1 Proses Akuntansi Manajemen di Sektor Publik ........................................................... 5
2.2 Anggaran Sektor Publik............................................................................................... 7
a. Pengertian Anggaran Sektor Publik............................................................................. 7
b. Pentingnya Anggaran Sektor Publik ............................................................................ 7
c. Fungsi Anggaran Sektor Publik ................................................................................... 8
2.3 Jenis-jenis Anggaran ......................................................................................................... 9
2.4 Siklus Anggaran .............................................................................................................. 10
a. Tahap Persiapan ........................................................................................................ 10
b. Tahap Persetujuan ..................................................................................................... 10
c. Tahap Administrasi ................................................................................................... 11
d. Tahap Pelaporan........................................................................................................ 11
e. Tahap Pemeriksaan ................................................................................................... 11
2.5 Sistematika Anggaran ................................................................................................ 11
A. Pendapatan (revenue) ................................................................................................. 11
B. Beban (expense) ......................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 15
A. Kesimpulan.................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Proses penganggaran merupakan sebuah proses penting yang sering kali menjadi perhatian
tersendiri bagi sebuah organisasi sektor publik terutama pemerintah. Tidak seperti di sektor
swasta yang menempatkan penganggaran sebagai hal yang bersifat optional, proses
penganggaran di sektor publik, khususnya pemerintah, merupakan hal Penjelasan konsep
anggaran dan teknik tekniknya.
pada makalah ini akan didahului dengan penjelasan tentang proses akuntansi manajemen
di sektor publik untuk memberikan gambaran yang lebih utuh tentang proses anggaran tersebut,
mengingat proses anggaran merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dari proses akuntansi
manajemen secara keseluruhan, dan beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam
penyusunan anggaran

2.1Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka kami merumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses Akuntansi Manajemen di Sektor Publik ?
2. Bagaimana anggaran Sektor Publik ?
3. Apa saja jenis-jenis Anggaran?
4. Bagaimana Siklus Anggaran?
5. Bagaimana Sistematika Anggaran?

3.1Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka kami menyusun beberapa
tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Menjelaskan Proses Akuntansi Manajemen di Sektor Publik.
2. Menjelaskan Anggaran Sektor Publik.
3. Menjelaskan Jenis-jenis Anggaran.
4. Menjelaskan Siklus Anggaran.
5. Menjelaskan Sistematika Anggaran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Akuntansi Manajemen di Sektor Publik


Dengan keterbatasan sumber daya, suatu organisasi tidak mungkin hanya menyatakan
tujuan akhirnya tanpa membuat rencana untuk mencapai tujuan akhir tersebut. Keputusan yang
terkait dengan keputusan atas perencanaan dan keputusan atas pengendalian harus dibuat. Agar
perencanaan dan pengendalian dapat dilakukan dengan baik, perlu ada informasi yang
mendukung perencanaan dan pengendalian tersebut. Proses akuntansi manajemen bertujuan
mendapatkan informasi tersebut. Menurut The Chartered Institute of Management Accountant
(1996), akuntansi manajemen mencakup aktivitas inti berikut ini
1. Partisipasi dalam proses perencanaan pada tingkatan strategis dan operasional. Hal ini
melibatkan pembuatan kebijakan, penentuan rencana, sampai dengan penyusunan
anggaran yang dinyatakan secara kuantitatif.
2. Pembuatan dari panduan untuk keputusan manajemen. Hal ini mencakup pembuatan
analisis, penyajian, dan interpretasi dari informasi relevan yang memadai.
3. Memberikan kontribusi kepada pengawasan dan pengendalian kinerja melalui
pembuatan laporan atas kinerja organisasi (atau segmen tertentu dalam organisasi) yang
mencakup perbandingan antara kinerja aktual dengan kinerja yang direncanakan/
dianggarkan. Di samping itu, juga mencakup analisis dan interpretasinya.

Proses akuntansi manajemen merupakan integrasi yang tidak terpisahkan antara


perencanaan dan pengendalian. Dalam perspektif tersebut, perlu dibedakan antara dua jenis
aktivitas perencanaan.
1. Perencanaan strategis untuk tujuan dan sasaran yang bersifat mendasar. Jenis
perencanaan ini amat penting untuk menentukan tujuan organisasi secara keseluruhan.
2. Perencanaan operasional adalah jenis perencanaan yang penting untuk
mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran
jenis yang bersifat fundamental tersebut.

Tahap Proses Pengendalian dan Perencanaan Manajemen


1. Perencanaan Strategis berupa penyesuaian tujuan dan sasaran yang bersifat
fundamental dan jangka panjang
2. Perencanaan Operasional
3. Proses Penganggaran
4. Pengendalian dan Pengukuran
5. Pelaporan, Analisis, dan Umpan Balik
Tahap 2 sampai 5 membentuk siklus perencanaan dan pengendalian manajemn. Sifat dari
hubungan pada tahap-tahap ini dan hubungannya secara komprehensif dengan perencanaan
strategis yang bersifat fundamental. Titik awal dari proses manajemen adalah penetapan
rencana strategis yang berisi tujuan dan sasaran organisasi secara fundamental dalam persfektif
jangka panjang. Proses rencana strategis ini sangat bergantung pada lingkungan dan
karakteristik setiap organisasi.
Jika dibandingkan, sektor publik dan sektor swasta tidak memiliki perbedaan substansial.
Namun, proses di sektor publik biasanya lebih rumit. Sektor swasta bertujuan memaksimalkan
kekayaan pemegang saham, selain beberapa tujuan lain seperti pangsa pasar atau citra
perusahaan. Bertolak dari tujuan dasar tersebut, perencanaan strategis ditentukan langsung oleh
manajemen walaupun pengaruh dari kelompok lain mungkin cukup besar.
Meskipun demikian, tanggung jawab untuk menetapkan perencanaan strategis dari
organisasi sektor publik jauh lebih rumit karena mengakomodasi banyak factor, seperti
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang, intervensi pemerintah, serta berbagai
proses politik yang kental. Dengan demikian, dapat dikatakan walaupun manajemen suatu
organisasi sektor publik mungkin dilibatkan dalam perencanaan strategis, proses tersebut
sebenarnya adalah proses politik dengan tanggung jawab utama yang terletak di luar pihak
manajemen. Jadi, perencanaan strategis berada di luar siklus perencanaan dan pengendalian
manajemen.
Setelah tujuan dan sasaran, proses manajemen strategis dapat digunakan kemudian untuk
menentukan strategi dan tindakan yang diperlukan untuk implementasinya. Tujuan rencana
operasional adalah menurunkan tujuan dan sasaran dasar ke dalam beberapa target untuk
dicapai dan beberapa aktivitas untuk dilakukan. Perencanaan juga penting untuk memastikan
bahwa semua alternatife untuk mencapai sasaran tersebut telah dipertimbangkan, prioritas dan
skala waktu ditetapkan, serta persyaratan investasi modal dan biaya tahunan yang harus
dikeluarkan di kemudian hari dapat diketahui lebih awal.
Anggaran memiliki keterkaitan antara perencanaan dan pengendalian, Peran anggaran
dalam perencanaan dicapai dengan menyatakan nilai uang besarnya input yang diperlukan
untuk melaksanakan aktivitas yang direncanakan dalam periode anggaran. Sementara, peranan
anggaran dalam pengendalian dapat dicapai dengan mempersiapkan anggaran dengan cara
yang dapat menunjukkan input dan sumber daya yang telah dialokasikan kepada individu atau
departemen sehingga memungkinkan mereka untuk melakukan tugas yang dibebankan kepada
mereka.
Pengendalian dapat dilaksanakan dengan membandingkan antara hasil menurut anggaran
dengan hasil yang sebenarnya (actual results) untuk memastikan pengeluaran tidak dilampaui
dan tingkat aktivitas yang direncanakan dapat tercapai. Ini adalah tahapan pengendalian dan
pengukuran.
Pengukuran mencakup pencatatan biaya aktual yang telah ditimbulkan. Kalau
memungkinkan, pencatatan atas output yang dicapai, dan pengendalian akan mendeteksi
perbedaan dari posisi anggaran dan mengambil tindakan untuk memperbaiki penyimpangan
tersebut. Hal ini berarti individu atau departemen yang bertanggungjawab atas anggaran harus
mengetahui mengenai penyimpangan tersebut sesegera mungkin dan ini merupakan fungsi
umpan balik dari tahapan pelaporan, analisis, dan pemberian umpan balik.
2.2 Anggaran Sektor Publik
Anggaran merupakan pernyataan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode
tertentu yang diukur dalam ukuran financial. Penganggaran adalah proses atau metoda untuk
mempersiapkan suatu anggaran. Penganggaran dalam suatu organisasi merupakan suatu
politik. Anggaran sektor publik merupakan instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana
public dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik.
Penganggaran sektor public terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana tiap-tiap
program dan aktivitas dalam satuan moneter. Anggaran merupakan managerial plan for
actionuntuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi. Aspek – aspek yang harus tercakup
dalam anggaran sektor public meliputi :
1. Aspek perencanaan
2. Aspek pengendalian
3. Aspek akuntabilitas public
Penganggaran harus dimulai mulai tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan.
Proses penganggaran akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga pengawasan khusus
(oversight body) yang bertugas mengontrol proses perencanaan dan pengendalian anggaran.

a. Pengertian Anggaran Sektor Publik


Menurut National Committee on Governmental Accounting (NCGA), saat ini
Governmental Accounting Standarts Board (GASB), definisi anggaran (budget) sebagai
berikut:
Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber
pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu.
Anggaran publik berisikan kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana
perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Anggaran merupakan suatu dokumen
yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi
pendapatan, belanja dan aktivitas. Berisikan estimasi mengenai yang akan dilakukan dimasa
yang akan datang. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran public merupakan suatu
rencana financial yang menyatakan :
1. Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja).
2. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana.

b. Pentingnya Anggaran Sektor Publik


Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat
seperti listrik, air, pendidikan dll. Tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh
pemerintah melalui anggaran yang mereka buat. Anggaran merupakan blue print keberadaan
sebuah negara dan merupakan arahan di masa yang akan datang
Anggaran dan kebijakan Fiskal pemerintah.
Anggaran fiscal adalah usaha yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi keadaan
ekonomi melalui sistempengeluran atau system perpajakan untuk mencapai tujuan tertentu.
c. Fungsi Anggaran Sektor Publik
Fungsi utama anggaran sektor public:
1) Anggaran sebagai alat perencanaan (planning tool)
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.

2) Anggaran sebagai alat pengendalian (control tool)


Anggaran sebagai instrument pengendalian digunakan untuk menghindari adanya over
spanding, underspending dan salah sasaran (misappropriation) dalam mengoprasikan
anggaran pada bidang lain yang bukan prioritas. Anggaran merupakan alat untuk
memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional program atau kegiatan
pemerintah.

3) Anggaran sebagai alat kebijakan fiscal (fiscal tool)


Anggaran sebagai alat kebijakan fiscal pemerintah digunakan untuk menstabilkan
ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

4) Anggaran sebagai alat politik (political tool)


Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan
terhadap prioritas tersebut.

5) Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi (coordination and communication


tool)
Anggaran public merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintah. Anggaran
public juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.

6) Anggaran sebagai alat penilaian kerja (performance measurement tool)


Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan kinerja.

7) Anggaran sebagai alat motivasi (motivation tool)


Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya agar
bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.

8) Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang public (public sphere)


Masyarakat, LSM, Perguruan tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus
terlibat dalam proses penganggaran public.
2.3 Jenis-jenis Anggaran
Anggaran dapat diklasifikasikan menjadi berikut:
1. Anggaran Operasional dan Anggaran Modal (Current vs Capital Budgets)
Berdasarkan jenis aktivitasnya, anggaran dibagi menjadi anggaran operasional dan
anggaran modal.
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan dalam menjalankan
operasi sehari-hari dalam kurun waktu satu tahun. Anggaran operasional ini juga sering
dikelompokkan sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), yaitu jenis
pengeluaran yang bersifat rutin dan jumlahnya kecil serta tidak menambah fungsi suatu
aset.
Anggaran modal (capital budgets) menunjukkan rencana jangka panjang dan
pembelanjaan atas aktiva tetap, seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan
sebagainya. Belanja modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu
tahun anggaran dan akan menambah jumlah aset atau kekayaan organisasi sector public,
yang selanjutnya akan menambah anggaran operasional untuk biaya pemeliharaannya.

2. Anggaran Berdasarkan Pengesahan (Tentative Enacted Budgets)


Berdasarkan status hukumnya, anggaran dibagi menjadi anggaran tentatif (tentative) dan
anggaran enacted. Anggaran tentatif adalah anggaran yang tidak memerlukan pengesahan
dari lembaga legislatif karena kemunculannya yang dipicu oleh hal-hal yang tidak
direncanakan, kemudian dibahas dan disetujui oleh lembaga legislatif.

3. Anggaran Dana Umum vs Anggaran Dana Khusus (General vs Special Budgets)


Dalam pemerintahaan, kekayaan Negara (dana) dibagi menjadi dana umum dan dana
khusus. Dana umum digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah yang bersifat umum
dan sehari-hari, sedangkan dana khusus dicadangkan/dialokasikan khusus untuk tujuan
tertentu, misalnya Debt Service Fund yang digunakan khusus umtuk pembayaran utang.
Anggaran untuk dana umum disebut anggaran dana umum (general budget) dan anggaran
untuk dana khusus disebut anggaran dana khusus (special budget).

4. Anggaran Tetap vs Anggaran Fleksibel (Fixed vs Flexible Budgets)


Dalam anggaran tetap, apropriasi belanja sudah ditentukan jumlahnya di awal tahun
anggaran. Jumlah tersebut tidak boleh dilampaui meskipun ada peningkatan jumlah
kegiatan yang dilakukan. Dalam anggaran fleksibel, harga barang/jasa per unit telah
ditetapkan. Namun, jumlah anggaran secara keseluruhan akan berfluktuasi bergantung
pada banyaknya kegiatan yang dilakukan.
5. Anggaran Eksekutif vs Anggaran Legislatif (Executive vs Legislative Budgets)
Berdasarkan penyusunnya, anggaran dapat dibagi menjadi anggaran eksekutif (executive
budget), yaitu anggaran yang disusun oleh lembaga eksekutif, dalam hal ini pemerintah,
serta anggaran legislatif (legislative budget), yaitu anggaran yang disusun oleh lembaga
legislatif tanpa melibatkan pihak eksekutif. Selain itu, ada juga yang disebut anggaran
bersama (joint budget) yaitu anggaran yang disusun secara bersama-sama antara lembaga
eksekutif dan legislatif. Sementara itu, sebuah anggaran yang disusun oleh suatu komite
khusus disebut anggaran komite (committee budget).
2.4 Siklus Anggaran

Siklus Anggaran
Proses penyusunan anggaran atau siklus anggaran pada dasarnya meliputi beberapa tahap.
Berikut ini adalah gambar siklus anggaran:

a. Tahap Persiapan
Tahap ini dilakukan dengan cara menentukan beberapa anggaran yang diperlukan untuk
pengeluaran yang tentunya disesuaikan dengan penaksiran pendapatan yang diperoleh secara
akurat.

Berikut ini beberapa penjelasan tentang tahap persiapan:

1. Bagian anggaran menyiapkan format anggaran yang akan dipakai,


2. Berdasarkan format anggaran tersebut, masing-masing unit di pemerintahan mengajukan
anggaran di unit masing-masing,
3. Bagian anggaran akan melakukan konsolidasi terhadap anggaran masing-masing
bagian/unit kerja.
4. Anggaran konsilidasi ini kemudian direview dan diadakan dengar pendapat,
5. Persetujuan terhadap anggaran tersebut oleh kepala pemerintahan.

b. Tahap Persetujuan
Tahap persetujuan ini adalah persetujuan dari lembaga legislatif. Berikut beberapa
penjelasannya:
1. Anggaran yang telah disetujui oleh kepala pemerintahan diajukan ke lembaga legislatif.
2. Lembaga legislatif (terutama komite anggaran) akan mengadakan pembahasan guna
memperoleh pertimbangan-pertimbangan untuk menyetujui atau menolak anggaran
tersebut. Selain itu akan diadakan juga dengar pendapat (public hearing).
3. Lembaga legislatif menyetujui atau menolak anggaran tersebut.

c. Tahap Administrasi
Tahapan ini merupakan tahapan setelah anggaran yang diajukan oleh eksekutif telah disetujui
oleh legislatif. Pelaksanaan anggaran dimulai dari pengumpulan pendapatan yang ditargetkan
maupun pelaksanaan belanja yang telah direncanakan.

Selain itu, dilakukan juga proses administrasi anggaran berupa meliputi pencatatan pendapatan
dan belanja yang terjadi.

d. Tahap Pelaporan
Pada akhir periode atau pada waktu-waktu tertentu yang ditetapkan dilakukan pelaporan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses akuntansi yang berlangsung selama proses
pelaksanaan.

e. Tahap Pemeriksaan
Laporan yang diberikan atas pelaksanaan anggaran kemudian diperiksa (diaudit) oleh sebuah
lembaga pemeriksa independen. Hasil pemeriksaan akan menjadi masukan atau umpan
balik (feed back) untuk proses penyusunan pada periode berikutnya.

2.5 Sistematika Anggaran


Dalam suatu anggaran sektor publik, sistematika dan klasifikasi mempunyai fungsi penting.
Selain sebagai alat pengelompokan akun, sistematika anggaran juga mengarahkan proses
analisis. Pedoman untuk Menyusun klasifikasi anggaran dapat ditemui dalam General
Financial Statistics (GFS).
General Financial Statistics (GFS) merupakan pedoman internasional mengenai
metodologi statistik yang telah dikeluarkan oleh International Monetary Fund (IMF). Manual
ini merupakan desain untuk memenuhi misi pengembangan dan pengaplikasian praktik
statistik. Prinsip dan konsep yang dibuat dalam manual ini disesuaikan dengan System of
National Account 1993 (1993 SNA) sehingga statistic keuangan pemerintah dapat
dimanfaatkan secara bersamaan dengan statistik makroekonomi lainnya. Manual GFS didesain
bagi para penyusun statistik keuangan pemerintah, analisi fiscal, dan pengguna data fiskal
lainnya.
Adapun penjelasan klasifikasi menurut GFS yang kemudian menjadi dasar sistematika
angaran di banyak negara.

A. Pendapatan (revenue)
Revenue adalah kekayaan bersih sebagai akibat dari adanya transaksi. Bagi pemerintah
terdapat empat sumber utama pendapatan, yaitu pajak, property income, penjualan barang
dan jasa, serta sumbangan sukarela. Pendapatan harus dicatat pada basis akrual.
Dalam manual GFS, pendapatan diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berikut ;
a. Pajak
Pajak memiliki nilai yang dominan dalam pendapatan karena pajak merupakan
transfer wajib (compulsory transfer) dalam pemerintahan. Terdapat perbedaan dalam
sistem pengkalsifikasian antara GFS dan SNA 1993. SNA 1993 memiliki syarat-syarat
tertentu untuk mengumpulkn pajak, yaitu dari hasil produksi dan impor, pajak
pendapatan, kekayaan, dan pajak modal. Sementara dalam sistem GFS mengklasifikan
pajak berdasarkan sumber pajak, yaitu : pajak untuk income, pajak untuk payroll, pajak
untuk property, pajak untuk barang dan jasa, dan other tax.
b. Social contribution
Kontribusi yang diberikan dilakukan karena merupakan kewajiban ataupun
dilakukan secara sukarela. Social contribution diklasisfikasikan sebagai social security
contribution atau other social contribution tergantung dari skema yang mereka terima.
c. Hibah (grants)
Hibah adalah penerimaan yang diperoleh dari unit pemerintahan lain atau
oraganisasi Internasional di luar penerimaan wajib. Grants dapat diterima dalam bentuk
kas atau barang.
d. Pendapatan lain-lain
1) Property income
Pemerintah akan menerima property income Ketika aset keuangan atau aset
lainnya sudah dialokasikan pada unit-unit lain terkait. Beberapa komponen dalam
kategori ini adalah bunga, deviden, dan sewa.
2) Denda, penalti, dan forfeits
Denda dan penalti merupakan sumber transfer wajib yang dipaksakan oleh
hukum pengadilan atau secara hukum untuk suatu pelanggaran hukum atau aturan
administrative. Forfeits adalah denda terhadap transaksi yang tertunda karena
masalah birokrasi atau adminitrasi. Denda dan penalti dicatat Ketika unit
pemerintah memiliki klaim yang sah terhadap dana tersebut,
3) Transfer sukarela selain hibah
Yang termasuk dalam kategori ini adalah hadiah atau donasi sukarela dari
individu, atau institusi non-profit swasta, Yayasan non-pemerintahan, perusahaan
dan sumber lain selain pemerintah dan organisasi internasional.
4) Miscellaneous and unindentified revenue
Yang termasuk dalam kategori ini adalah semua pendapatan yang tidak sesuai
dengan semua kategori tersebut diatas. Misalnya, barang yang diklasifikasikan
sebagai aset, penjualan barang sisa(scrap), pembayaran yang diterima untuk
property pemerintah yang rusak selain pembayaran karena proses hukumm dan
pendapatan dimana tidak terdapat cukup informasi yang tersedia untuk
memungkinkan, dimasukkan dalam klasifikasi yang ada.

B. Beban (expense)
Expense adalah penurunan kekayaan bersih sebagai akibat terjadinya transaksi. Berikut dua
tipe transaksi yang digolongkan sebagai beban :
a. Refunds, berarti pemerintah menutup kelebihan pembayaran dan ketika terjadi
kesalahan (error).
b. Biaya yang muncul dalam produksi atas barang dan jasa yang dicatat sebagai beban
walaupun harga barang dan jasa yang terjual pada dasarnya melebihi biaya produksi
sehingga dapat meningkatkan kekayaan bersih.
Transaksi akuisisi aset non-keuangan yang dibeli atau transaksi akibat pertukaran dan tidak
akan memengaruhi kekayaan tidak digolongkan dalam beban/expense. Beban dicatat sesuai
dengan basis akrual. Secara konsep, pembelian barang yang digunakan akan menambah
persediaan dan bukan menambah biaya. Ketika barang dikonsumsi/digunakan dalam produksi,
transaksi tersebut harus dicatat untuk mengurangi persediaan dan menambah beban tergantung
penggunaan barang tersebut.
Dalam manual GFS expense diklasifikasikan menjadi 7 kategori 
1. Compensation of employees
Kompensasi pegawai merupakan total renumerasi dalam bentuk kas maupun barang,
pegawai pemerintah sebagai bentuk penghasilan atas pekerjaan yang dilakukan
selama periode akuntansi. Hal ini juga termasuk gaji dan upah serta kontibusi social.
2. Use of goods and services
Merupakan barang dan jasa yang digunakan dalam produksi dalam pasar Nilai barang
dan jasa yang digunakan dalam produksi dicatat ketika barang atau jasa telah benar-
benar digunakan Bukan ketika barang tersebut diperoleh Sementara itu nilai barang
yang dibeli dan siap dijual kembali dicatat barang telah terjual
3. Consumption of fixed capital
Konsumsi aset tetap akan menurun selama periode akuntansi dalam nilai aset tetap yang
dimiliki dan digunakan oleh unit pemerintah sebagai akibat kerusakan fisik atau
kerusakan yang diakibatkan kecelakaan normal penurunan terserbut dinilai dalam
average prices dalam periode tersebut Depresiasi tersebut harus dicatatn oleh
pemerintah
4. Subsidies
Merupakan pembayaran yang diberikan pemerintah pada enterprise tanpa timbal balik
dengan dasar tingkat aktivitas produksi atau kuantitas atau nilai barang atau jasa yang
mereka produksi Subsidi dibuat untuk memengaruhi tingkat produksi harga atas
output yang dijual atau sebagai renumerasi bagi enterprise
5. Hibah ( Grants )
Merupakan pemberian yang sifatnya tidak wajib yang dilakukan oleh satu unit
pemerintah satu pada pemerintah lain dalam bentuk capital atau current
Terdapat 3 macam penerima grant yaitu grant untuk negara asing grant bagi organisasi
internasional dan grant bagi unit pemerintah lain
6. Bantuan sosial ( social benefit )
Merupakan pemberian uang atau barang untuk melindungi suatu populasi atau segmen
tertentu dari permasalahan risiko sosial ( social risk )
Social risk adalah kejadian atau keadaan yang dapat memengaruhi kesejahteraan
masyarakat
7. Other expense
Terdiri dari beberapa kategori 
a) Property expense other than interest
b) Miscellaneous other expense
Yang termasuk dalam kategori ini adalah transfer yang dilakukan untuk
tujuan berbeda dan semua transaksi expense yang tidak masuk dalam semua
klasifikasi yang sudah disebutkan
Beberapa tipe transfer yang masuk dalam kategori miscellaneous other
expense adalah 
- Current transfer yang diberikan pada institusi non-profit untuk melayani
household net tax credit fines dan penalties yang dipaksakan oleh
hukum pengadilan
- Pembayaran kompensasi untuk kerusakan dan korban bencana alam
- Pembayaran kompensasi untuk korban atau kerusakan properti yang
diakibatkan oleh ulah unit general government selain pembayaran klaim
bukan asuransi jiwa beasiswa dan educational benefit lain
- Pembelian barang dan jasa dari pasar yang didistribusikan secara
langsung pada household untuk final consumption selain social benefit
dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Anggaran sektor publik adalah perencanaan finansial tentang perkiraan pengeluaran dan
penerimaan yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang dengan melihat data yang
diperoleh dari masa lalu sebagai acuan penetapan anggaran.
Anggaran sektor publik harus dapat memenuhi kriteria, antara lain merefleksikan
perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat serta menentukan penerimaan dan
pengeluaran departemen-departemen pemerintah atau pemerintah daerah.
Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan
masyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan, dan lain-lain agar
terjamin secara layak. Maka dari itu tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh
keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang dibuatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Nordiawan, Deddy. 2010. Akuntansi Sektor Publik edisi 2. Jakarta. Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai