Disusun Oleh
Kelompok 5
UNIVERSITAS MATARAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan sehingga
kami dapat menyelesaikan penugasan mengenai Akuntansi Sektor Publik dengan judul
berkelompok yang diberikan oleh dosen pengampu pada mata kuliah Akuntansi Sektor Publik II
Selanjutnya, saya hendak berterimakasih kepada ibu Rr. Sri Pancawati M, SE., M.Sc., Ak.
dosen pengampu Mata Kuliah Semester Antara (KSA) Akuntansi Sektor Publik II yang telah
mengembankan tugas ini kepada kami. Tanpa adanya tugas ini mungkin kami tidak dapat
Akhir kata, kami mohon maaf jika terdapat kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
saran dan kritik dari para pembaca sangat kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah yang
Hormat kami,
Anggota Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................................................3
C. Prinsip-Prinsip Utama...........................................................................................................6
A. Kesimpulan.........................................................................................................................21
B. Saran...................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................23
ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses penganggaran merupakan sebuah proses penting yang sering kali menjadi pusat
perhatian dalam sebuah organisasi sektor publik terutama pemerintah. Tidak seperti di
sektor privat yang menempatkan penganggaran sebagai hal yang bersifat optional, proses
pengganggaran di sektor publik, khususnya pemerintah, merupakan hal yang mutlak dan
dan Belanja Daerah), kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) selaku pengguna
anggaran menyusun RKA dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan
dicapai. Pendekatan berdasarkan prestasi kerja ini lebih dikenal sebagai pendekatan
penyusunan dan pengelolaan anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil
atau kinerja.
Anggaran berbasis kinerja ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan dalam
pelaksanaannya. Tidak hanya itu terdapat prinsip utama dan unsur pokok dalam
pendekatan. Hal-hal mengenai anggaran berbasis kinerja ini akan dibahas lebih detail
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari anggaran berbasis kinerja?
1
3. Apa saja prinsip-prinsip utama dalam anggaran berbasis kinerja?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari anggaran berbasis kinerja
Indonesia
2
BAB II : PEMBAHASAN
yang menunjukkan hubungan antara tingkat pendanaan program dan hasil yang
diinginkan dari program tersebut. Anggaran berbasis kinerja adalah adalah suatu sistem
anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan
alokasi biaya atau input yag ditetapkan. Anggaran kinerja yang efektif lebih dari sebuah
objek anggaran program atau organisasi dengan outcame yang telah diantisipasi. Sebuah
program anggaran kinerja mendefinisikan semua aktivitas, langsung dan tidak langsung
yang diperlukan untuk mendukung program itu sendiri sebagai tambahan untuk
Struktur anggaran kinerja diawali dengan pencapaian tujuan, program, dan didasari
anggaran menjamin tingkat keberhasilan program, baik sisi eksekutif maupun legislatif.
Oleh karena itu, anggaran dianggap sebagai pencerminan program kerja. Pendekatan
terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak
adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian
tujuan dan sasaran pelayanan publik. Dengan pendekatan kinerja, organisasi akan lebih
semata. Pendekatan ini menggeser penekanan penganggaran dari yang sebelumnya yang
sangat berfokus pada pos belanja (object of expenditure) beralih pada kinerja terukur dari
program kerja.
3
B. Karakteristik dan Manfaat Anggaran Berbasis Kinerja
Anggaran yang disusun dengan pendekatan kinerja harus memuat beberapa hal, yang
juga menjadi karakteristik utama dari anggaran berbasis kinerja tersebut, diantaranya
ialah:
2) Setiap program atau aktivitas dilengkapai dengan indikator kinerja yang menjadi
3) Pada tingkat yang lebih maju, pendekatan ini dicirikan dengan diterapkannya unit
costing untuk setiap aktivitas. Dengan demikian, total anggaran untuk suatu
organisasi adalah jumlah dari perkalian dari biaya standar per unit dengan jumlah unit
Adapun pendekatan anggaran berbasis kinerja dapat dilihat pada contoh Polres Damai
berikut.
Pelatihan Keuangan (2008) menyatakan bahwa penerapan anggaran berbasis kinerja akan
tercapai dengan efisien dan efektif. Dengan melihat anggaran yang telah disusun
4
2) Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja adalah hal penting untuk menuju pelaksanaan
kegiatan pemerintah yang transparan. Anggaran yang jelas, dan juga output yang
jelas, serta adanya hubungan yang jelas antara pengeluaran dan output yang hendak
dicapai, maka akan tercipta transparansi karena dengan adanya kejelasan hubungan
semua pihak terkait dan juga masyarakat dengan mudah akan turut mengawasi kinerja
pemerintah.
dari sistem line item menuju pendanaan program pemerintah dengan tujuan khusus
menuntut setiap departemen untuk fokus pada tujuan pokok yang hendak dicapai
hendak dicapai.
4) Organisasi pembuat kebijakan seperti kabinet dan parlemen, berada pada posisi yang
lebih baik untuk menentukan prioritas kegiatan pemerintah yang rasional ketika
kementerian tetap bisa lebih fokus kepada prioritas untuk mencapai tujuan
departemen meskipun hanya dengan sumber daya yang terbatas. Pimpinan akan tetap
fokus untuk mencapai tujuan departemen yang dipimpin tidak perlu terganggu oleh
ditetapkan.
5
6) Anggaran memungkinkan untuk peningkatan efisiensi administrasi. Adanya fokus
anggaran pada output dan outcome maka diharapkan tercipta efisiensi dan efektifitas
dalam pelaksanaan pekerjaan. Hal ini sangat jauh berbeda apabila dibandingkan
C. Prinsip-Prinsip Utama
Dalam penganggaran berbasis kinerja perlu diperhatikan prinsip angaran berbasis kinerja.
Anggaran harus menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran, hasil dan
juga manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dari suatu program/kegiatan yang
dianggarkan. Masyarakat memiliki hak dan juga akses yang sama seperti pemerintah
b. Disiplin Anggaran
Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara masuk akal
yang nantinya dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang
dianggarkan pada setiap pos anggaran merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.
Penggunaan dana pada setiap pos anggaran harus sesuai dengan kegiatan yang
direncanakan.
c. Keadilan Anggaran
6
Pemda wajib mengalokasikan penggunaan anggarannya dengan adil agar dapat
pemberian pelayanan.
Penyusunan anggaran harus dilakukan dengan azas efisiensi, tepat waktu dan tepat
hasil
kerja dari perencanaan alokasi biaya yang telah ditetapkan. Pencapaian hasil kerja
tersebut harus sama atau lebih besar daripada biaya yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3. Manejemen memiliki alat pengendalian yang lebih terhadap bawahannya, tetapi juga
menilai kinerja aktivitas menggunakan standar satuan mata uang atau unit aktivitas.
5. Dianggap lebih sesuai dengan karakterisitik organisasi sector public yang tidak
7
E. Dasar Hukum Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
dan Belanja Daerah), kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) selaku pengguna
anggaran menyusun RKA dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan
dicapai. Lebih lanjut lagi, penggunaan pendekatan berbasis kinerja secara eksplisit
dijelaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
dengan perubahan pertama pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
dan perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
Adapun peraturan tersebut dicabut dan digantikan dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dengan disahkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020, maka
maupun jumlah uang, dan mencantumkannya kedalam laporan posisi keuangan atau
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan sektor sektor public ke dalam laporan posisi
8
1. Tahap persiapan
2. Tahap ratifikasi
3. Tahap implementasi
Adapun penjelasan mengenai siklus anggaran yang telah dikutip diatas adalah sebagai
berikut:
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran
ke depan.
2. Tahap ratifikasi
harus mempunyai political skill, salesmanship, dan coalition building yang memadai.
Hal tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai
3. Tahap implementasi
9
untuk perencanaan dan pengendalian anggaran yang telah disepakati, dan bahkan
1. Perumusan strategi
10
Tahap perumusan strategi merupakan tahap penting dalam proses pengendalian organisasi,
karena kesalahan dalam merumuskan strategi akan berakibat kesalahan arah organisasi.
Penentuan arah dan tujuan dasar organisasi merupakan bentuk perumusan strategi, organisasi
Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang bercita-cita yang
sebuah organisasi,
menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.
sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pertanyaan misi yang diharapkan seluruh
11
anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan
Misi suatu instansi pemerintah jelas dan sesuai dengan pokok dan fungsi misi juga terkait
masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stake holder) dan memberikan peluang untuk atau
2. Perencanaan strategi
proses untuk menentukan strategik sedangkan perencaan strategik adalah proses menentukan
yang jelas. Organisasi yang tidak memiliki atau tidak melakukan perencanaan strategi akan
mengalami masalah dalam penganggaran, misalnya terjadi beban kerja anggaran (budgeting
workload) yang terlalu berat, alokasi sumber daya yang tidak tepat sasaran, dapat
12
Sebagai sasaran untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif;
ditetapkan;
jelas; dan
komunikasi ini akan memungkinkan terjadi persetujuan antara manajer puncak dengan
3. Pembuatan program
harus dijabarkan dalam bentuk program-program merupakan rencana kegiatan dan aktivitas
1. Kesesuaian (fit) yakni dinilai dari: (a) sesuai dengan tujuan dan misi organisasi, (b)
kemampuan untuk bisa menggunakan keahlian (skill) yang saat ini dimiliki atau ada pada
13
organisasi, dan kemampuan sumber daya yang tersedia dan adanya keselarasan aktivitas
dengan program.
suatu pelayanan diberikan organisasi lain.
4. Penganggaran
Program-program yang telah ditetapkan harus dikaitkan dengan biaya. Biayaprogram tersebut
merupakan gabungan dari biaya aktivitas untuk melaksanakan program. Secara seluruh
Secara agregatif biaya seluruh program tersebut akan diringkas dalam bentuk anggaran.
Terdapat proses review dan pemantauan pendapatan, dan belanja sepanjang tahun.
14
Terdapat tujuan program yang jelas.
Terdapat standar pelayanan yang jelas.
Standar analisis belanja, adalah penelitian kewajaran atas beban kerja dan biaya terhadap
suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh unit kerja dalam satu tahun anggaran.
Tolak ukur kinerja, adalah ukuran keberhasilan yang dicapai pada setiap unit kerja yang
Standar biaya, adalah harga satuan unit biaya yang berlaku bagi masing- masing daerah,
5. Implementasi
15
Selama tahap implementasi, pemimpin instansi bertanggung jawab untuk memonitor
pelaksanaan kegiatan dan bagian akuntansi melakukan pencatatan atas penggunaan anggaran
disepakati, dan bahkan dapat diandalkan untuk tahap penyusunan anggaran pada periode
berikutnya. Ssstem akuntansi yang baik meliputi pula dibuatkan pengendalian intern yang
memadai.
Pengelolaan keuangan Daerah secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
Setiap SKPD yang mempunyai tugas untuk memungut dan atau menerima pendapatan daerah
Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBD merupakan tertinggi untuk setiap pengeluaran
belanja.
apabila tidak tersedia atau tidak cukup tersedia anggaran membiayai pengeluaran tersebut.
6. Pelaporan Kinerja
16
“Pada implementasi, bagian akuntansi melakukan proses pencatatan, penganalisaan,
dengan keuangan”.
Informasi akuntansi tersebut akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan, yang merupakan
“Penyusunan laporan memuat jumlah pendapatan dan belanja yang dianggarkan dan
realisasinya, serta selisih atau perbedaan antara yang direncanakan dengan yang
direalisasikan. Selisih tersebut selanjutnya dianalisis untuk mengetahui alasan atau penyebab
7. Evaluasi kinerja
Pelaporan kinerja organisasi harus memiliki dua manfaat utama yaitu bagi pihak internal dan
eksternal. Bagi pihak internal, laporan kinerja manajer dan staf. Laporan kinerja, bagi
manajer memungkinkan untuk membandingkan antara input dan output yang direncanakan
dengan realisasinya. Bagi pihak eksternal, laporan kinerja berfungsi sebagai alat pertanggung
membandingkan antara input dan output yang direncanakan dengan realisasinya. Jika
sebagai umpan balik.
17
Mahmudi (2005) mengatakan bahwa evaluasi kinerja meliputi:
Penilaian ini dimaksudkan untuk menilai kinerja pemimpin pusat pertanggung jawaban.
Evaluasi program, yaitu menggunakan laporan kerja sebagai dasar untuk melakukan
evaluasi program. Pelaksanaan program yang tidak optimal memerlukan revisi anggaran
program. Jika evaluasi program mewujudkan bahwa program yang dilakukan tidak
Untuk mengevaluasi program dan kegiatan periode tahun sebelumnya dengan menjawab
8. Umpan balik
dilakukan sebagai sarana untuk melakukan tindak lanjut (follow up) atas prestasi yang ingin
18
H. Contoh Kasus Terkait Anggaran Berbasis Kinerja
Berikut adalah contoh kinerja berbasis anggaran.
19
Dari Laporan Anggaran Kinerja diatas, manakah program dari Polres Damai yang
Dengan kondisi anggaran dan realisasinya di atas, bagaimana kinerja Polres Damai?
Secara keseluruhan. Kita dapat melihat bahwa total realisasi lebih rendah dari total
anggaran. Jika dipernci lagi, kita dapat melihat kinerja tiap program yang melihat kinerja
setiap program yang dijalankan Polres Damai. Pengamanan Lantas Misalnya, realisasi
belanja lebih besar Rp.400 Ribu dari ayng di anggarakan. Namun, hal ini tidak berarti
kinerja program ini buruk. Dalam melakukan penilaian kinerja, kita juga melihat tolok
kecelakaan dan tidak terjadinya kemacetan lalu lintas. Jika realisasi belanja yang lebih
besar dari anggaran, tetapi diimbangi dengan tercapainya tolok ukur, maka dapat
20
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
Anggaran berbasis kinerja adalah adalah suatu sistem anggaran yang mengutamakan
upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input yag
diantaranya yaitu (1) Mengelompokkan anggaran berdasarkan program atau aktivitas; (2)
Setiap program atau aktivitas dilengkapai dengan indikator kinerja yang menjadi tolok
ukur keberhasilan; (3) Pada tingkat yang lebih maju, pendekatan ini dicirikan dengan
diterapkannya unit costing untuk setiap aktivitas. Dengan demikian, total anggaran untuk
suatu organisasi adalah jumlah dari perkalian dari biaya standar per unit dengan jumlah
kinerja. Prinsip anggaran berbasis menurut Halim (2007:178) yaitu (1) Transparansi dan
Akuntabilitas Anggaran; (2) Disiplin Anggaran; (3) Keadilan Anggaran; (4) Efektivitas
dan Efisiensi; (5) Disusun dengan Pendekatan Kinerja. Di samping itu, ada beberapa unsur
pokok dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja, antara lain (1) Pengukuran Kinerja;
(2) Penghargaan dan Hukuman; (3) Kontrak Kinerja; (4) Kontrol Eksternal dan Internal;
Anggaran berbasis kinerja digunakan dalam sektor publik karena memiliki beberapa
pengendalian manajerial; (2) Mendorong perencanaan yang lebih baik; (3) Manejemen
memiliki alat pengendalian yang lebih terhadap bawahannya, tetapi juga menilai kinerja
aktivitas menggunakan standar satuan mata uang atau unit aktivitas; (4) Anggaran kinerja
menekankan pada aktivitas yang memakai anggaran daripada besarnya jumlah anggaran
21
yang dipakai; serta (5) Dianggap lebih sesuai dengan karakterisitik organisasi sector public
yang tidak mengejar profit dan lebih berorientasi pada kualitas pelayanan.
pada Undang-Undangn Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Akan tetapi,
secara eksplisit diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
selama dua kali, yakni pertama dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007 dan perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
Kemudian Peraturan ini dicabut dan digantikan dengan dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah.
Proses penyusunan anggaran berbasis kinerja tidak terlepas dari pengakuan dan
pengukuran dari adanya transaksi yang ada di sektor publik. Dimana, pengakuan adalah
perlakuan yang menyatakan pos tersebut, baik dalam kata kata maupun jumlah uang.
Sedangkan pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan
Adapun tahap penyusunan anggaran berbasis kinerja ini terdiri dari beberapa tahap,
seperti (1) Tahap persiapan; (2) Tahap ratifikasi; (3) Tahap implementasi; dan (4) Tahap
pelaporan dan evaluasi. Anggaran berbasis kinerja memungkinkan organisasi sektor publik
untuk dapat menilai kinerja dari setiap program yang dijalankan apakah sudah baik atau
tidak. Dengan demikian, anggaran berbasis kinerja juga dapat dikatakan sebagai alat dalam
mengevaluasi setiap program kerja yang ada di organisasi sektor publik untuk kemudian
22
B. Saran
Adapun dalam proses penyelesaian makalah ini, kami juga tidak luput dari kesalahan
penafsiran dari penjelasan-penjelasan yang kami peroleh dari berbagai sumber. Oleh
23
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo. (2018). Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Sektor Publik “Penganggaran Publik”
penganggaran.html
Nordiawan, D., & Hertianti, A. (2018). Akuntansi Sektor Publik (D. A. Halim (ed.); 2nd ed.).
Salemba Empat.
https://www.dictio.id/t/bagaimana-siklus-anggaran-berbasis-kinerja/14416/2
Pengakuan-dan-Pengukuran-transaksi-Publik
24