Disusun Oleh :
Kelompok 1
T/A. 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yan Maha Esa, atas Rahmat dan Hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kerangka
Institusional untuk Laporan Keuangan” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan
Keuangan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang
bagaimana kerangka institusional untuk laporan keuangan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Winner Aan Suranta Putra
Ginting, S.E.,M.Si selaku dosen mata kuliah Analisis Laporan Keuangan. Kami
juga ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritikan yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ....................................................................................... 21
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, dan
informasi komparatif mengenai periode sebelumnya yang disusun berdasarkan
dasar akrual. Dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara riil. Di sisi lain, penggunaan
dasar akrual dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam
memilih metode akuntansi. Keputusan manajer untuk memilih kebijakan
akuntansi tertentu yang dianggap bisa mencapai tujuan yang di inginkan, baik itu
untuk meningkatkan laba atau mengurangi kerugian yang dilaporkan disebut
dengan manajemen laba (Scott, 2009:403).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Selain itu, kita juga bisa mempelajari kompetitor dan statistik penjualan secara
umum. Kita juga bisa mengetahui kesempatan bisnis yang ada dan memahami
kebutuhan konsumen lebih baik lagi. Sehingga, dapat meningkatkan efektivitas
penjualan.
2. Prescriptive analysis
Dalam teknik analisis penjualan ini, kita menggunakan pola, informasi, dan
data-data untuk mempelajari konsumen serta prospek atau incaran. Sehingga, kita
bisa mengetahui konsumen dan prospek mana saja yang “pantas” dikejar dan
mana yang dapat “ditinggalkan”. Dengan melakukan ini, pekerjaan sales
representative akan semakin mudah dan efektif.
3. Diagnostic analysis
Dengan teknik ini, kita melakukan analisis internal dan mencari apa pokok
permasalahannya yang kemudian akan diselesaikan melalui brainstorming. Teknik
ini pun membuat kita mengetahui sehat atau tidaknya penjualan perusahaan
dengan memberikan insight yang detail dalam berbagai aspek operasional sales.
Teknik sales analysis ini memberikan insight tentang produk apa saja yang
sukses di pasaran. Ada baiknya kita melakukan analisis ini secara berkala
terhadap seluruh produk yang dijual.
Dengan teknik ini, kita bisa melihat data penjualan produk dari
berbagai angle seperti demografis, popularitas produk, dan lain-lain. Teknik ini
juga memungkinkan kita melihat produk apa yang sudah tidak mendatangkan
profit, sehingga produksinya bisa dihentikan.
Dalam teknik analisis penjualan ini, kita bisa mendapatkan konteks dalam
sebuah deal.
Beberapa contoh konteks yang bisa dilihat adalah sebagai berikut.
Kita juga bisa meningkatkan lifetime value dari konsumen yang sudah ada
dengan mengidentifikasi kesempatan up-selling dan cross-selling terhadap
perilaku konsumen.
Sales analysis yang efektif dan dilakukan secara berkala membantu membuat
keputusan yang berdasarkan data. Sehingga, bisa membuat keputusan yang dapat
menguntungkan perusahaan. Kita bisa melihat bagaimana sales plan berjalan dan
mengukur performa setiap anggota sales representative.
Selain itu, kita juga bisa menemukan konsumen yang paling profitable dan
bisa melayani konsumen dengan lebih optimal, sehingga membangun hubungan
baik dengan mereka.
Dengan sales analysis, kita akan mendapatkan data tentang tren yang sedang
berlaku, sehingga bisa sadar, paham, dan mengidentifikasi berbagai kesempatan
yang bisa dilakukan dari tren tersebut. Terlebih jika ingin merilis produk baru.
Dengan melakukan analisis penjualan dan menginterpretasi data yang ada, kita
bisa mendapatkan informasi mengenai orang-orang yang bukan konsumen.
Informasi ini sangat berharga untuk memperbagus sales pitch dan juga membuat
kita bisa menyiapkan rencana marketing di kemudian hari demi menggaet
konsumen baru.
C. Analisis Biaya
Analisis biaya adalah proses yang digunakan untuk mengukur manfaat dari
suatu keputusan atau pengambilan tindakan dikurangi biaya yang terkait dengan
pengambilan tindakan tersebut. Analisis biaya melibatkan metrik keuangan yang
dapat diukur seperti pendapatan yang diperoleh atau penghematan biaya sebagai
hasil dari keputusan untuk melaksanakan suatu proyek.
Analisis biaya juga dapat mencakup manfaat dan biaya tidak berwujud atau
dampak dari suatu keputusan seperti semangat kerja karyawan dan kepuasan
pelanggan. Analisis biaya yang lebih kompleks dapat mencakup analisis
sensitivitas, diskonto arus kas, dan analisis skenario bagaimana-jika untuk
berbagai pilihan. Jika semua hal lainnya sama, analisis yang menghasilkan lebih
banyak manfaat daripada biaya umumnya akan menjadi proyek yang
menguntungkan bagi perusahaan untuk dilakukan.
Sebelum membangun pabrik baru atau mengambil proyek baru, manajer yang
bijaksana melakukan analisis biaya-manfaat untuk mengevaluasi semua potensi
biaya dan pendapatan yang mungkin dihasilkan perusahaan dari proyek tersebut.
Hasil analisis akan menentukan apakah proyek tersebut layak secara finansial atau
apakah perusahaan harus melanjutkan proyek lain.
Tidak ada satu pun metode yang diterima secara universal dalam
melakukan analisis biaya. Namun, setiap proses biasanya memiliki beberapa
variasi dari lima langkah berikut.
2. Tentukan Biayanya
Dengan kerangka kerja yang ada, sekarang saatnya untuk mulai melihat
angka-angka. Langkah kedua dari analisis biaya adalah menentukan biaya proyek.
Biaya mungkin termasuk yang berikut ini.
• Biaya langsung adalah tenaga kerja langsung yang terlibat dalam produksi,
inventaris, bahan mentah, biaya produksi.
• Biaya tidak langsung mungkin termasuk listrik, biaya overhead dari
manajemen, sewa, utilitas.
• Biaya keputusan yang tidak berwujud, seperti dampaknya terhadap
pelanggan, karyawan, atau waktu pengiriman.
• Biaya peluang seperti investasi alternatif, atau membeli pabrik versus
membangun pabrik.
• Biaya potensi risiko seperti risiko peraturan, persaingan, dan dampak
lingkungan.
3. Tentukan Manfaatnya
• Pendapatan dan penjualan yang lebih tinggi dari peningkatan produksi atau
produk baru.
• Manfaat tidak berwujud, seperti peningkatan keselamatan dan moral
karyawan, serta kepuasan pelanggan karena peningkatan penawaran
produk atau pengiriman yang lebih cepat.
• Keunggulan kompetitif atau pangsa pasar yang diperoleh sebagai akibat
dari keputusan tersebut.
Dengan angka biaya dan manfaat yang sudah diketahui, sekarang saatnya
melakukan analisis. Tergantung pada jangka waktu proyek, hal ini mungkin
sesederhana mengurangi satu sama lain; jika manfaatnya lebih tinggi daripada
biayanya, proyek tersebut mempunyai manfaat bersih bagi perusahaan.
Beberapa analisis biaya memerlukan kritik yang lebih mendalam. Ini mungkin
termasuk:
Analis yang melakukan analisis biaya sering kali harus mensintesis temuan-
temuan untuk dipresentasikan kepada manajemen. Hal ini mencakup ringkasan
singkat mengenai biaya, manfaat, dampak bersih, dan bagaimana temuan tersebut
pada akhirnya mendukung tujuan awal analisis.
Secara umum, jika analisis biaya positif, maka proyek mempunyai lebih
banyak manfaat daripada biaya. Perusahaan harus mewaspadai sumber daya yang
terbatas yang mungkin menghasilkan keputusan yang saling eksklusif. Misalnya,
suatu perusahaan mungkin memiliki jumlah modal yang terbatas untuk
diinvestasikan; Meskipun analisis biaya-manfaat dari peningkatan gudang, situs
web, dan peralatan semuanya positif, perusahaan mungkin tidak memiliki cukup
uang untuk ketiganya.
Ada banyak alasan untuk melakukan analisis biaya. Teknik ini bergantung
pada pengambilan keputusan berdasarkan data; setiap hasil yang
direkomendasikan bergantung pada informasi terukur yang telah dikumpulkan
secara spesifik untuk satu masalah.
Namun, dengan jenis model apa pun yang digunakan dalam melakukan
analisis biaya, terdapat sejumlah besar prakiraan yang dimasukkan ke dalam
model tersebut. Perkiraan yang digunakan dalam analisis biaya mungkin
mencakup pendapatan atau penjualan di masa depan, tingkat pengembalian
alternatif, biaya yang diharapkan, dan arus kas masa depan yang diharapkan. Jika
satu atau dua prakiraan meleset, hasil analisis biaya kemungkinan besar akan
dipertanyakan, sehingga menyoroti keterbatasan dalam melakukan analisis biaya.
STUDI KASUS
Kepemilikan Institusional
Hipotesis
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015-2107. Pemilihan
sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Penentuan sampel disajikan pada tabel di
bawah ini.
Kriteria Jumlah
Perusahaan yang tercatat di BEL secara berturut-turut selama 151
periode2015-2017
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan auditan (36)
secara berturut-turut selama periode 2015-2017
Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan bukan (29)
dengan satuan mata uang rupiah
Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan variabel penelitian (8)
Jumlah sampel Perusahaan 82
Jumlah tahun pemerintahaan 3
Jumlah sampel selama periode penelitin 246
Data sampel yang terkena outlier (16)
Jumlah sampel akhir 230
Berdasarkan hasil olahan regresi berganda diperoleh hasil analisis data sebagai
berikut
2. Hasil analisis
Nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,108 yang berarti bahwa
10,8% perubahan pada ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan
dipengaruhi oleh kepemilikan institusional, kompleksitas usaha, ukuran
perusahaan dan leverage, sedangkan sebesar 89,2% dijelaskan oleh faktor lainnya
yang tidak termasuk dalam model regresi ini. Nilai signifikansi F sebesar 0,000
yang berarti kurang dari 0,05 variabel kepemilikan institusional, kompleksitas
usaha, ukuran perusahaan dan leverage secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Dalam tabel
2 hasil analisis menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh secara
signifikan terhadap ketepatwaktuan penyajian laporan keuangan. Hasil uji
hipotesis dari kepemilikan institusional menunjukkan nilai signifikansi pada 0.019
(< 0.05) dan koefisien regresi sebesar 9,707. Semakin besar persentase
kepemilikan saham Institusional dalam perusahaan maka semakin cepat
perusahaan menyampaikan laporan keuangannya atau tepat waktu (Bulo dkk
2016). Kompleksitas Usaha tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyajian
laporan keuangan, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,287
(>0,05). Perusahaan yang memiliki anak perusahaan penyampaian laporan
keuangannya lebih terlambat dibanding dengan perusahaan yang tidak
mempunyai perusahaan anak. Perusahaan dapat mengupayakan adanya
penambahan tenaga kerja internal yang lebih baik untuk setiap anak perusahaan
(Darmiari dan Ulupui, 2014). Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
ketepatwaktuan penyajian laporan keuangan karena memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,001 (<0.05). Semakin besar perusahaan, sumber daya serta sistem
informasi yang dimiliki lebih banyak. Perusahaan besar juga memperoleh
pengawasan baik dari investor, regulator maupun masyarakat, sehingga akan
menyebabkan perusahaan besar semakin cepat dalam penyelesaian laporan
keuangannya (Darmiari dan Ulupui, 2014). Leverage tidak berpengaruh terhadap
ketepatwaktuan penyajian laporan keuangan dengan nilai signifikansi sebesar
0,162 (>0.05). Tidak ada pengaruh rasio leverage di dalam pelaporan keuangan
yang tepat waktu (Dewi dan Wirakusuma, 2014). Hal ini disebabkan karena
belum tentu saat perusahaan mengalami kesulitan keuangan secara langsung akan
mempengaruhi reaksi pasar, hal ini tidak menjadi hambatan bagi perusahaan
untuk menyajikan laporan keuangannya secara tepat waktu.
PENUTUP
KESIMPULAN
Analisis biaya adalah proses yang digunakan untuk mengukur manfaat dari
suatu keputusan atau pengambilan tindakan dikurangi biaya yang terkait dengan
pengambilan tindakan tersebut. Analisis biaya melibatkan metrik keuangan yang
dapat diukur seperti pendapatan yang diperoleh atau penghematan biaya sebagai
hasil dari keputusan untuk melaksanakan suatu proyek.
DAFTAR PUSTAKA
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/semnas/article/download/3407/2887/8776
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jaakfe/article/download/39059/75676584999
https://glints.com/id/lowongan/analisis-penjualan-adalah/