Nama-nama Kelompok 9 :
SEMINAR AKUNTANSI
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kualitas Pelaporan Keuangan (Financial
Qualitys)“. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada matakuliah
Seminar Akuntansi yang dibina oleh dosen pengampu bapak Dr.E.Hamonangan
Siallagan,SE,MSi di Universitas HKBP Nomensen Medan.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun,
kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat menghargai apabila terdapat saran maupun
kritik yang membangun dari semua pihak. kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat dan wawasan bagi para pembacanya untuk memperluas Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi yang terus berkembang mengikuti kemajuan zaman,
khususnya untuk matakuliah Seminar Akuntansi, dan semoga makalah ini dapat
bermanfat bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5
2.1 Laporan Keuangan...............................................................................................5
2.1.1 Kualitas Laporan Keuangan..............................................................................5
2.1.2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan......................................................6
2.1.3 Indikator Kualitas Pelaporan Keuangan............................................................9
2.2 Pengertian Dividen...............................................................................................9
2.2.1 Jenis-Jenis Dividen............................................................................................9
2.2.2 Prosedur Standar Pembagian Dividen...............................................................10
2.2.3 Kebijakan Dividen............................................................................................11
2.3 Kualitas Laba.......................................................................................................11
2.3.1 Pengertian Kualitas Laba..................................................................................11
2.3.2 Manfaat Laba Yang Berkualitas........................................................................11
2.3.3 Pengukuran Kualitas Laba................................................................................12
2.4 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan.......................................................13
2.4.1 Manfaat dan Tujuan Standar Akuntansi............................................................14
2.5 Pengertian Pengetahuan Pengelolaan Anggaran..................................................15
2.5.1 Prinsip-Prinsip Pengelolaan Anggaran Pemerintahan......................................15
BAB III PENUTUP..................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................17
3.2 Saran.....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perusahaan terhadap pihak yang terkait dengan perusahaan selama periode tertentu.
Laporan keuangan merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk menyampaikan
informasi mengenai gambaran kinerja ekonomi dan keuangan perusahaan bagi
pengguna laporan keuangan baik pihak internal maupun pihak eksternal. Laporan laba
rugi merupakan bagian dari laporan keuangan yang menyajikan laba yang diperoleh
perusahaan selama periode tertentu. Informasi mengenai laba mempunyai peran
penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Laba tidak hanya
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan tetapi juga sebagai informasi pembagian
laba dan penentuan kebijakan investasi. Laporan keuangan berisi tentang segala
informasi keuangan yang digunakan oleh perusahaan untuk berbagai keputusan seperti
penilaian kinerja manajemen, penentuan kompensasi manajemen, pemberian deviden
kepada pemegang saham dan lain-lain. Selain itu informasi yang terkandung
didalamnya juga memperlihatkan kondisi dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Agar informasi keuangan bermanfaat untuk pedoman membuat keputusan
investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis maka informasi tersebut harus
memenuhi persyaratan relevan dan dapat dipercaya. Laba merupakan salah satu aspek
penting bagi perusahaan, karena merupakan salah satu tujuan utama suatu usaha
didirikan. Perusahaan tentunya mengharapkan laba yang tinggi, berkelanjutan dan
kosisten demi menjaga kesehatan perusahaan. Namun, adanya laba yang tinggi saja
tidaklah cukup. Perusahaan tentu juga mengharapkan laba yang menunjukkan keadaan
perusahaan yang sebenarnya dan dapat menjadi acuan untuk memprediksi laba pada
periode yang akan datang. Dengan kata lain laba yang persisten merupakan laba yang
diharapkan dan penting bagi perusahaan (Suwandika dan Astika, 2013). Salah satu
bagian terpenting dari laporan keuangan yang sering menjadi prioritas utama para
pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan adalah laba. Laba memiliki arti
penting bagi pengambil keputusan. Tujuan laba itu sendiri adalah untuk memberikan
informasi yang tepat guna dalam pengambilan keputusan bisnis. Agar dapat
memberikan informasi yang handal maka laba tersebut haruslah persisten.Menurut
Statement Financial of Accounting Concepts (SFAC) No.1 terdapat dua tujuan utama
pelaporan keuangan yaitu : pertama, memberikan informasi yang bermanfaat bagi para
investor, investor potensial, kreditur, dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan.
Kedua, memberikan informasi tentang prospek arus kas untuk membantu investor dan
2
kreditur dalam menilai prospek arus kas bersih perusahaan. Sedangkan menurut
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia, tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan
dalam mengambil keputusan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas
laba, yakni: risiko sistematik atau beta, ukuran perusahaan, persistensi laba,
pertumbuhan laba, struktur modal, kualitas auditor, likuiditas, dan kualitas akrual.
Tidak semua perusahaan dapat menyajikan pelaporan keuangan yang berkualitas
bagi investor, hal ini dikarenakan perusahaan perlu mempertimbangkan bahwa manfaat
lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Perusahaan yang besar cenderung
memiliki banyak pemegang kepentingan seperti investor, kreditor, dan publik sehingga
pelaporan keuangan yang diterbitkan harus berkualitas dan relevan. Sedangkan
perusahaan yang besar diharapkan dapat menyajikan pelaporan keuangan yang
berkualitas. Dengan pelaporan keuangan yang berkualitas, maka para pengguna
pelaporan keuangan tersebut menggunakan sumber yang tepat dalam dasar
pengambilan keputusan karena pelaporan keuangan yang berkualitas mengambarkan
informasi yang ada pada perusahaan dengan lebih baik kepada para investor.
3
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh Kompentensi Staf Akuntansi terhadap kualitas
laporan keuangan.
2. Untuk menganalisis pengaruh Pengelolaan laba terhadap kualitas laporan
keuangan.
3. Untuk menganalisis pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah
terhadap kualitas laporan keuangan.
4. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh dari ukuran perusahaan
terhadap kualitas laba.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Laporan Keuangan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, laporan keuangan
merupakan laporan berstruktur mengenai laporan posisi keuangan dan transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu pelaporan. Menurut peraturan pemerintah No 8
Tahun 2006, tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah, menyatakan
bahwa laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
negara dan daerah selama satu periode. Sedangkan menurut Bastian (2010, h; 9)
laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
Menurut Mahmudi (2011, h; 143) laporan keuangan merupakan ouput dari sistem
akuntansi yang bermanfaat untuk pemberian informasi bagi pihak-pihak yang akan
menjadikan informasi keuangan tersebut sebagai dasar pembuatan keputusan. Dari
pengertian-pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa laporan keuangan yaitu suatu
proses akuntansi yang berstruktur mengenai laporan posisi keuangan dalam suatu
periode akuntansi, laporan keuangan harus berdasarkan standar akuntansi yang berlaku
dan berguna bagi pihak-pihak berkepentingan dalam pengambilan keputusan.
5
Laporan Keuangan. Menurut Fahmi (2013: 2) laporan keuangan adalah alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan
hasil-hasil yang telah dicapai oleh instansi yang bersangkutan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012: 5) mengemukakan bahwa: “Pengertian
laporan keuangan adalah struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja
keuangan dalam sebuah entitas. Tujuan umum dari laporan keuangan ini untuk
kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai posisi keuangan (financial
position), kinerja keuangan (financial performance), dan arus kas (cash flow), dari
entitas yang sangat berguna untuk membuat keputusan ekonomis bagi para
penggunanya”. Laporan keuangan pemerintah harus menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan
baik, keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. Laporan keuangan pemerintah yang
berguna (useful) memiliki makna laporan keuangan tersebut memuat isi informasi
(information content). Laporan keuangan akan berguna (useful) apabila laporan
keuangan tersebut memenuhi standar kualitatif (Suhardjo, 2013:97).
6
entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara
internal dan eksternal.
4) Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna
dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas
pemahaman para pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksut.
7
termuat dengan jelas agar mencegah kekeliruan dalam penggunaan informasi.
Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan kesulitan karena bagian informasi
yang tidak dicantumkan bisa saja merupakan unsur penting dalam pengambilan
keputusan itu sendiri.
d. Penyajian secara jujur, yaitu informasi akuntasni pemerintah harus disajikan secara
jujur, yaitu menggambarkan dengan jujur setiap transaksi serta peristiwa lainnya
sehingga menciptakan transparansi dan akuntabilitas. Semakin jujur dalam
penyajian laporan keuangan, maka akan meningkatkan terwujudnya akuntabilitas
pengelolaan keuangan Negara.
e. Isi laporan keuangan dapat diverifikasi, yaitu informasi yang disajikan laporan
keuangan harus dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh
pihak yang berbeda hasilnya tetap menunjukan simpulan yang tidak berbeda jauh.
Ada dua cara untuk memverifikasi laporan keuangan, secara langsung dan tidak
langsung. Verifikasi langsung terhadap laporan keuangan dilakukan melalui
observasi, perhitungan, dan pengukuran, sedangkan verifikasi tidak langsung
adalah
f. Isi laporan keuangan dapat dibandingkan, yaitu infromasi yang termuat dalam
laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan
keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas lain pada umumnya.
Perbandingan dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.
g. keakuratan dan kejelasan informasi yang disajikan Informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan harus akurat dan jelas, sehingga mudah dipahami dan dimengerti
oleh para pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, pengguna harus memiliki
pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas akuntansi
dan pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk memperlajari informasi
yang dimaksud.
Hal ini sesuai dengan unsur – unsur yang terkandung dalam empat prasyarat
normatif kualitatif laporan keuangan, yaitu: relevan, andal, dapat dibandingkan, dan
dapat dipahami (PP 71 Tahun 2010).
8
2.1.3 Indikator Kualitas Pelaporan Keuangan
Dari pengertian mengenai pelaporan keuangan (Financial reporting), menurut
Soemarso (2004:21) dapat di sebutkan dimensi beserta indikator yang terkait dengan
kualitas Pelaporan keuangan, yaitu sebagai berikut :
1. Proses Pelaporan
a. Pencatatan Pencatatan transaksi berarti mengumpulkan data secara
kronologis.
b. Penggolongan Penggolongan transaksi untuk penyajian dapat diringkas.
c. Pengiktisaran Menyajikan informasi yang telah digolongkan ke dalam
bentuk laporanlaporan yang diinginkan.
9
3. Dividen properti (property dividend), yaitu dividen yang dibagikan dalam
bentuk aktiva lain selain kas atau saham, misalnya aktiva tetap dan surat-
surat berharga.
4. Dividen likuidasi (liquiditing dividend), yaitu dividen yang diberikan
kepada pemegang saham sebagai akibat dilikuidasinya perusahaan. Dividen
yang dibagikan adalah sebesar selisih antara nilai realisasi aset perusahaan
dikurangi semua kewajiban perusahaan.
5. Dividen hutang, yaitu dividen yang timbul ketika saldo laba yang dibagi
tidak mencukupi untuk pembagian dividen sehingga perusahaan akan
mengeluarkan scrip dividend yaitu janji tertulis untuk membayar dividen
dalam jumlah tertentu diwaktu yang akan datang.
10
4. Payment Date
Tanggal pembayaran dividen merupakan tanggal dimana dividen yang telah
dideklarasikan akan dibayarkan. Dalam RUPS akan disebutkan tanggal dimana dividen
akan dibayarkan dan bagaimana cara pembayarannya.
11
kualitas laba akan membuat kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh para
pengguna laporan keuangan, seperti investor dan kreditor. Dengan demikian, laba dapat
dikatakan berkualitas tinggi jika laba yang dilaporkan tersebut dapat digunakan oleh
pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan yang terbaik.
12
pertama, kualitas laba berhubungan negatif dengan banyaknya pertimbangan, estimasi,
dan prediksi yang diperlukan oleh penyusun laporan keuangan. Semakin banyak
estimasi yang diperlukan oleh penyusun laporan keuangan dalam
mengimplementasikan standar pelaporan, semakin rendah kualitas laba, dan sebaliknya.
Dalam pendekatan kedua, kualitas laba berhubungan negatif dengan besarnya
keuntungan yang diambil oleh manajemen dalam menggunakan pertimbangan agar
menyimpang dari tujuan standar. Givoly et al. (2010) mengukur kualitas laba
menggunakan 4 ukuran, yakni persistensi akrual, estimasi kesalahan dalam proses
akrual, ketiadaan manajemen laba, dan konservatisme. Dalam pengukuran pertama,
kualitas laba didasarkan pada perbedaan relatif persistensi akrual terhadap arus kas.
Dalam pengukuran kedua, kualitas laba didasarkan pada proses akrual yang bebas dari
kesalahan estimasi. Ukuran akrual yang digunakan mengacu pada model Dechow dan
Dichev (2002) yang telah dimodifikasi oleh McNichols (2002) dan Francis et al.
(2005). Dalam pengukuran ketiga, manajemen laba diidentifikasi dengan menggunakan
manajemen laba berbasis akrual, yaitu menggunakan non discretionary accruals sebagai
ukuran kualitas laba. Pengukuran non discretionary accruals diperoleh dari model
regresi modifikasi model Jones. Dalam pengukuran keempat, konservatisme
didefinisikan sebagai perbedaan ketepatan waktu dalam mengakui keuntungan dan
kerugian berdasarkan pada hubungan antara akrual dan arus kas.
13
rangka memenuhi transparasi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi
pemerintahan, serta peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah pusat dan
daerah. Sejalan dengan hal tersebut, Pasal 22 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara mengatur perlunya Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
sebagai pedoman dalam penyusunan dan penyajian laporan pertanggungjawaban
keaungan pemerintah pusat dan daerah (Windyaningrum, 2010) Standar akuntansi
berguna bagi penyusun laporan keuangan dalam menentukan informasi yang harus
disajikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Terdapat banyak pihak yang
berkepentingan dengan standar akuntansi pemerintahan antara lain penyaji laporan
keuangan, auditor, organisasi profesi akuntansi, akademisi, dan pemerintah (Mahmudi,
2016:271).
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) akan digunakan sebagai pedoman dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah pusat/daerah (Ubaidah, 2017)
berupa:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Operasional
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan
14
c. Standar akuntansi digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk
memahami laporan keuangan dan menghindari kesalahan dalam
menginterpretasikan informasi yang ada didalam laporan keuangan.
d. Standar akuntansi diperlukan untuk meningkatkan kualitas laporan
keuangan yaitu meningkatkan konsistensi, daya banding, keterpahaman,
relevansi, dan keandalah laporan keuangan.
e. Standar akuntansi menjadi acuan dalam penyusunan sistem akuntansi sebab
keluaran sistem akuntansi harus sesuai dengan standar akuntansi.
15
2.5.1 Prinsip-prinsip Pengelolaan Anggaran Pemerintahan
Prinsip penganggaran pada umumnya dikenal dengan ekonomis, efesien, dan
efektif. Dijelaskan bahwa ekonomis hanya berkaitan dengan input; efektivitas berkaitan
dengan output; sedangkan efesiensi adalah kaitan antara output dengan input. Dengan
demikian, prinsip penganggaran terlihat sangat terkait dengan prinsip akuntansi sector
publik (Bastian, 2010: 230) Dalam perkembangannya, prinsip-prinsip penganggaran
bersifat sangat dinamis. Munculnya konsep ‘good governance’ sangat menekankan
pada prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi (Bastian, 2010:231)
Menurut Bastian (2010:231) sejumlah prinsip sistem penganggaran sudah mengacu
pada perkembangan terakhir dalam masyarakat, yaitu:
1. Demokratis, yaitu mengandung makna bahwa anggaran, baik yang
berkaitan dengan pendapatan maupun yang berkaitan dengan pengeluaran,
harus diterapkan melalui suatu proses yang mengikutsertakan sebanyak
mungkin unsur masyarakat, selain harus dibahas dan mendapatkan
persetujuan dari legislative.
2. Adil, yaitu anggaran Negara harus diarahkan secara optimal bagi
kepentingan orang banyak dan secara proporsional dialokasikan ke semua
kelompok dalam masyarakat sesuai dengan kebutuhan.
3. Transparan, yaitu proses perencanaan, pelaksanaan, serta
pertanggungjawaban penganggaran negara harus diketahui tidak saja oleh
wakil rakyat, tetapi juga masyarakat umum.
4. Bermoral tinggi, yaitu pengelolaan anggaran negara berpegang pada
peraturan perundangan yang berlaku, serta senantiasa mengacu pada etika
dan moral yang tinggi.
5. Berhati-hati, yaitu pengelolaan anggaran negara juga harus dilakukan
secara berhati-hati, karena posisi sumber daya jumlah terbatas dan mahal
harganya. Hal ini semakin terasa penting jika dikaitkan dengan unsur hutang
organisasi.
6. Akuntabel, yaitu pengelolaan keuangan organisasi harus dapat
dipertanggungjawabkan setiap saat secara internal maupun eksternal kepada
rakyat.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Ada lima laporan dalam proses akuntansi yang terdiri
dari laporan posisi keuangan, laporan laba Komprehensif, laporan perubahan ekuitas,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Para pemaka ilaporan keuangan,
terutama investor dan kreditor yang punya kepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada
bab-bab sebelumnya, dengan menggunakan rasio keuangan maka dapat kita ketahui
bahwa dari segi likuiditas perusahaan yang diukur dengan current rasio kinerja
keuangan perusahaan masih kurang baik walau pun pada tahun 2009 – 2010
perusahaan likud. Namun tahun seterusnya perusahaan tidak mampu menekan nilai
aktiva lancar. begitu juga diukur dengan quick ratio selama lima tahun terahir
mengalami fluktuasi setiap tahunya. Oleh karena itu peneliti menarik kesimpulan
bahwa kinerja perusahaan dari segi likuiditas masih kurang baik. Karena belum bisa
sepenuhnya menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Dilihat dari segi solvabilitas perusahaan yang diukur dengan
debt to equity ratio, debt to asset ratio, time interest earned kinerja keuangan
perusahaan bisa dikatakan kurang baik. Rasio solvabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya, untuk melunasi seluruh hutangnya
yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya apabila sekiranya
perusahaan dilikuidasi. Dilihat dari aktivitas perusahaan yang diukur dengan perputaran
aktiva, perputaran aktiva tetap secara garis besar kinerja keuangan perusahaan sudah
baik. Karena volume penjualannya sudah bisa mencapai rata – rata industri. Dilihat dari
segi kualitas laba secara garis besar kinerja keuangan kurang baik. Karena belum
mampu menggunakan modal dengan baik dan pengendalian harga pokok yang kurang
efisien sehingga mempengaruhi kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam
menghasilkan laba.
17
3.2 Saran
Berdasarkan keterbatasan yang melekat pada penelitian ini, maka saran dari
penelitian ini adalah :
1. Bagi perusahaan emiten hendaknya perusahaan meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan sehingga dapat menarik investor untuk berinvestasi
padaperusahaan tersebut. Dan perusahaan juga harus lebih memperhatikan
kegiatan operasional perusahaan lebih cermat lagi terutama dalam penggunaan
modal, pemakain aktiva lancar. Selain dari itu perusahaan juga harus efisien dalam
pengendalian harga pokok penjualan supaya perusahaan bisa memperoleh laba
yang maksimum.
2. Bagi investor, dalam memberikan penilaian terhadap suatu perusahaan
sebaiknya juga memperhatikan faktor lain yang mempengaruhi nilai suatu
perusahaan selain kualitas laba, aktivitas perusahaan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, D, Kartika & Yohanes. S 2013. “Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintahan &
Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi
Kasus pada Pemerintaha Kota Tual)”. Jurnal STIE Semarang, Vol. 5, No. 3,
Oktober 2013, ISSN 2252-7826
Azhar. 2007. “Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Keberhasilan Penerapan
Permendagri No. 13 pada Pemerintahan Kota Banda Aceh”. Tesis pada
Universitas Sumatra Utara, Medan.
Dwiyanti, A. & Hidayati, S. 2016. “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah terhadap
KualitasLaporan Keuangan Pemerintah Daerah” (Survey Pada SKPD Kota
Bandung). Jurnal: Bandung.
Firman, G, D. 2017. “Pengaruh Penerapan Standar Pemerintahan Indonesia dan
Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Keterandalan Laporan Keuangan”
(Survey pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung).
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan, Bandung.
Hariyanto, A. 2012. “Penggunaan Basis Akrual Dalam Akuntansi Pemerintahan di
Indonesia”. Jurnal Ekonomi. Dharma Ekonomi. Vol. 19, No. 36, Oktober 2012
Herawati, Tuti. 2014. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan (Survei pada Organisasi Perangkat Daerah Pemda Cianjur).
STIE STEMBI-Bandung Business School, ISSN : 1693-4482. (diakses tanggal
29 Maret 2016)
Amin Widjaja Tunggal. (2013). Pokok Pokok Auditing dan Jasa Asuransi. Jakarta :
Harvindo.
Arif, Bachtiar dkk. 2002. Akuntansi Pemerintahan Edisi Pertama. Jakarta: Salemba
Empat.
Azhar Susanto. 2013. Sistem Informasi Akuntansi: Struktur Pengendalian Resiko
Pengembangan. Bandung: Lingga Jaya.
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba
Empat.
Deddi Nordiawan. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
19
Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba
Empat.
Husein, Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Rajawali Pers
Sumber Lainnya :
Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah.
Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
http://bandung.bpk.go.id/?page_id=9863
https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-3036450/bpk-temukan-15000-
masalah-di-laporan-keuangan-pemerintah
http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2018/01/31/ada-yang-tak-sesuai-dalam-
lhp-pemprov-jabar-laporan-keuangan-harus-dikoreksi
https://m.detik.com/news/berita-jawa-barat/3227193/laporan-keuangan-kota-bandung-
masih-raih-opini-wajar-dengan-pengecualian
http://pemerintah.net/sistem-pengendalian-intern-pemerintah/
20