Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS AKUNTANSI DAN KUALITAS LABA

PADA PT BUKIT ASAM TBK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 / KELAS H

AURA KASIH 220901500058


NADIYA NURUL FAKHIRA 220901500063
ROSNA 220901501105
ADOLFINA DUA PADANG 220901501108
A. LALA AULIA 220901501109
MARWAH AMALIAH PUTRI SAM 220901501110
AMOS KIDING 220901501111
WAFIQ AISYAH 220901501112
MUNIRA 220901501114
ANUGRAH AIDIL FITRI 220901501115
WINA AYUDIA AKBAR 220901501116

DOSEN PENGAMPU :
Dra. HARIANY IDRIS, M.Si

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan paper
ini guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan. Adapun topik
yang akan dibahas dan dianalisis dalam paper ini adalah “Analisis Akuntansi dan
Kualitas Laba Pada PT Bukit Asam Tbk.”

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah Analisis Laporan Keuangan, Ibu Dra. Hariany Idris
M.Si. yang telah memberikan tugas ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan paper ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan paper ini masih terdapat banyak
kesalahan karena pengalaman dan pengetahuan kami yang masih kurang. Oleh
karena itu, kami memohon maaf sebesar-besarnya apabila ada kesalahan-
kesalahan yang terdapat dalam paper ini. Kami juga mengharapkan saran,
masukan, serta kritik yang membangun dari berbagai pihak, terutama Ibu Dra.
Hariany Idris M.Si. selaku dosen Analisis Laporan Keuangan agar nantinya kami
dapat menulis dan membuat paper dengan lebih baik lagi.

Akhir kata, kami berharap semoga paper ini dapat memberikan manfaat
dalam dunia pendidikan dan semoga paper ini dapat diterima dengan baik.

Makassar, 11 September 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

1.1................................................................................................ Latar Belakang


.........................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3. Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

2.1.
2.2.
2.3.

BAB III PENUTUP...................................................................................................

3.1. Kesimpulan....................................................................................................
3.2. Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan secara periodik selalu mengeluarkan laporan keuangan yang


dibuat oleh bagian akunting dan diberikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, misalnya pemerintah, kreditor, pemilik perusahaan dan pihak
manajemen sendiri. Selanjutnya, pihak-pihak tersebut akan melakukan
pengolahan data dengan melakukan perhitungan lebih lanjut untuk mengetahui
apakah perusahaan telah mencapai standar kinerja yang dipersyaratkan atau
belum. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan
modal dan laporan arus kas.
Laporan keuangan umumnya disajikan untuk memberi informasi mengenai
posisi-posisi keuangan, kinerja dan arus kas suatu perusahaan dalam periode
tertentu. Informasi tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-
keputusan. Penilaian tingkat keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan
menganalisis laporan keuangan perusahaan.
Untuk mengetahui apakah laporan keuangan perusahaan dalam kondisi yang
baik dapat dilakukan berbagai analisa, salah satunya adalah analisis rasio. Analisis
rasio keuangan membutuhkan laporan keuangan selama sedikitnya 2 (dua) tahun
terakhir dari berjalannya perusahaan. Analisis rasio keuangan, membantu
mengetahui tingkat kinerja keuangan perusahaan apakah baik atau sebaliknya.
Pentingnya informasi laba bagi para penggunanya menjadikan tiap perusahaan
berlomba-lomba meningkatkan labanya. Ini bermaksud untuk menarik para
investor agar menginvestasikan dananya pada perusahaan mereka.
Kualitas laba adalah laba dalam laporan keuangan yang mencerminkan
kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Para investor, calon investor,
para analis keuangan dan pengguna informasi keuangan lainnya harus mengetahui
betul bagaimana kualitas laba yang sebenarnya. Informasi laba tersebut dapat
dikatakan berkualitas jika reaksi pasar yang ditunjukkan dari Earnings Response
Coefficient (ERC) juga tinggi.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan


masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan analisis akuntansi?
2. Apa yang dimaksud dengan kualitas laba?
3. Bagaimana akuntansi yang diterapkan di PT Bukit Asam Tbk?
4. Bagaimana kualitas laba yang dihasilkan di PT Bukit Asam Tbk?

1.3. Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu:


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan analisis akuntansi.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kualitas laba.
3. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi yang diterapkan di PT Bukit
Asam Tbk.
4. Untuk mengetahui bagaimana kualitas laba yang dihasilkan di PT Bukit
Asam Tbk.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Analisis Akuntansi

Analisis akuntansi (accounting analysis) adalah proses evaluasi sampai


sejauh mana akuntansi perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Hal ini
dilakukan dengan mempelajari transaksi dan kejadian perusahaan, menilai
dampak kebijakan akuntansinya pada laporan keuangan, dan menyesuaikan
laporan keuangan tersebut agar mencerminkan kondisi ekonomi yang
mendasarinya dan lebih dapat menerima untuk analisis. Laporan keuangan
merupakan sumber informasi utama untuk analisis keuangan. Ini berarti kualitas
analisis keuangan tergantung pada keandalan laporan keuangan yang pada
akhirnya tergantung pada kualitas analisis akuntansi. Analisis akuntansi terutama
penting untuk analisis komparatif.
Pada saat prinsip akuntansi yang diatur berdasarkan standar, kompleksitas
transaksi dan peristiwa bisnis membuatnya tidak mungkin untuk mengadopsi
seperangkat aturan akuntansi yang sama untuk seluruh perusahaan dan semua
periode waktu. Selain itu, kebanyakan standar akuntansi berkembang sebagai
bagian dari proses politik untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak dan kadang
kala terjadi benturan kepentingan. Pihak-pihak ini meliputi pengguna seperti
investor, kreditor, dan analis penyusun seperti perusahaan persekutuan, dan
perusahaan perseorangan, regulator seperti Securities and Exchange Commission
dan Financial Accounting Standards Board, dan pihak lainnya seperti auditor,
pengacara, dan pendidik. Oleh karena itu, standar akuntansi terkadang gagal untuk
memenuhi kebutuhan pihak-pihak tertentu. Faktor lain yang berpotensi
menghambat keandalan laporan keuangan adalah kesalahan dari estimasi
akuntansi yang dapat menghasilkan informasi tidak lengkap atau tidak tepat.
Keterbatasan akuntansi ini memengaruhi kegunaan laporan keuangan dan
dapat menghasilkan setidaknya dua masalah dalam analisis. Pertama,
ketidakseragaman dalani akuntansi menyebabkan masalah komparabilitas.
Masalah komparabilitas (comparability problems) muncul ketika perusahaan yang
berbeda mengadopsi akuntansi yang berbeda untuk transaksi atau peristiwa yang
sama Masalah komparabilitas juga muncul ketika perusahaan mengubah
akuntansinya dari waktu ke waktu, yang menimbulkan kesulitan komparabilitas
temporal.
Kedua, kebijaksanaan dan ketidaktepatan dalam akuntansi dapat mendistorsi
informasi laporan keuangan. Distorsi akuntansi (accounting distortions) adalah
penyimpangan informasi akuntansi dari ekonomi yang mendasarinya. Distorsi int
terjadi setidaknya dalam tiga bentuk.
(1) Estimasi manajerial dapat dihadapkan pada benar benar terjadi kesalahan
(honest error) atau kelalaian dalam mencantumkan (omission). Kesalahan
estimasi ini merupakan penyebab utama distorsi akuntansi.
(2) Manajer dapat menggunakan kebijaksanaannya dalam akuntansi untuk
memanipulasi atau melakukan window dressing laporan keuangan.
Manajemen laba ini dapat menyebabkan distorsi akuntansi.
(3) Standar akuntansi dapat menimbulkan distorsi akuntansi dari kegagalan
dalam menangkap realitas ekonomi.
Ketiga jenis distorsi akuntansi ini menciptakan risiko akuntansi dalam analisis
laporan keuangan. Risiko akuntansi (risk accounting) adalah ketidakpastian dalam
analisis laporan keuangan akibat distorsi akuntansi Tujuan utama analisis
akuntansi adalah untuk mengevaluasi dan mengurangi risiko akuntansi dan untuk
meningkatkan kandungan ekonomi dari laporan keuangan, termasuk
komparabilitas Untuk mencapai tujuan ini biasanya memerlukan penyajian
kembali dan reklasifikasi laporan keuangan untuk meningkatkan kandungan
ekonomi dan komparabilitasnya. Jenis dan tingkat penyesuaiannya tergantung
pada analisis tersebut. Misalnya, penyesuaian untuk analisis ekuitas bisa berbeda
dengan analisis kreditnya.
Analisis akuntansi meliputi evaluasi kualitas laba perusahaan atau, secara
lebih luas, kualitas akuntansinya. Evaluasi terhadap kualitas laba memerlukan
analisis faktor-faktor, seperti bisnis perusahaan, kebijakan akuntansinya, kuantitas
dan kualitas informasi yang diungkapkan, kinerja dan reputasi manajemen, serta
peluang dan insentif untuk manajemen laba. Analisis akuntansi juga meliputi
evaluasi persistensi laba, terkadang disebut sebagai sustainable earning power.

2.1.1. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang


digunakan untuk menilai posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Laporan
keuangan memberikan gambaran mengenai keadaan keuangan suatu
perusahaan dan juga menjadi alat bagi perusahaan dalam menyampaikan
informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen
terhadap pengelolaan sumber daya pemilik.
Analisis laporan keuangan pada dasarnya digunakan untuk mengetahui
dan mengevaluasi suatu laporan keuangan perusahaan untuk memprediksi
kondisi kinerja keuangan perusahaan yang akan datang juga bertujuan untuk
memberikan pertimbangan yang lebih bagi perusahaan mengenai tingkat
profitabilitas dan resikonya. Analisis laporan keuangan merupakan proses
yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu,
dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan
menjadi suatu unit informasi yang lebih kecil, untuk melihat hubungan antara
laporan keuangan dan data lainnya secara kuantitatif ataupun kualitatif. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara lebih
dalam lagi. Menganalisis suatu laporan keuangan ditujukan untuk menggali
informasi lebih banyak yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut.
Dan dari analisis tersebut dapat diketahui keefektifan aktifitas perusahaan.

2.1.2. Langkah dalam Analisis Laporan Keuangan

Salah satu sudut pandang yang dapat diambil dalam analisis laporan
keuangan adalah sudut pandang investasi. Sudut pandang lainnya adalah dari
sisi kreditor atau sisi internal, yaitu manajemen pada sisi investor, analis
dapat mewakili investor untuk memberikan pandangan atas prospek sebuah
perusahaan. Dari sisi analisis, terdapat enam langkah dalam analisis
laporan keuangan, yaitu:
 Menetapkan tujuan dan konteks analisis
Analis bisa menghadapi berbagai macam kemungkinan di lapangan. Yang
akan dihadapi analis pada tahap ini antara lain, klien dengan
kebutuhannya, data yang harus dikumpulkan, jenis analisis: historis,
komparasi antar-perusahaan, atau segmen usaha tertentu dan rasio
keuangan yang akan digunakan. Hasil dari tahap ini yaitu tujuan analisis,
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, laporan yang harus dibuat,
waktu dan anggaran yang diperlukan.
 Mengumpulkan data
Data yang dikumpulkan akan tergantung pada tujuan analisis.
Kemungkinan data yang dibutuhkan analisis adalah laporan keuangan
perusahaan beberapa tahun, laporan keuangan perusahaan pesaing, kondisi
persaingan usaha, peta pelanggan, dan karakteristik pemasok. Pada tahap
ini, hasil yang diperoleh adalah laporan keuangan yang sudah siap
dianalisis dan tabel penunjang.
 Memproses data
Pada tahap memproses data, analis mengolah laporan keuangan yang
sudah dipersiapkan. Pada dasarnya laporan keuangan yang diperoleh
adalah bahan baku. Laporan keuangan akan disesuaikan dengan format
standar yang sudah disiapkan oleh analis sebelumnya. Pada tahap ini, akan
terjadi penyesuaian atas laporan keuangan sehingga formatnya sesuai
dengan kebutuhan. Setelah laporan keuangan disesuaikan, langkah
berikutnya bisa jadi adalah melakukan analisis common-size, menghitung
rasio keuangan sesuai kebutuhan, melakukan proyeksi laporan keuangan
untuk analisis yang bersifat prospektif.
 Menganalisis dan menginterpretasikan data yang diproses
Pada tahap interpretasi ini, analis akan mencurahkan kemampuannya
untuk memberikan penjelasan secara kualitatif atas data yang sudah diolah.
Pada jenis analisis tertentu, analis harus membuat kesimpulan atas sebuah
saham, apakah akan mengambil posisi tahan, beli atau jual. Pada analisis
kredit, analis mungkin harus mendefinisikan prospek kemampuan
membayar utang dari calon debitur perusahaan.
 Mengembangkan dan mengomunikasikan kesimpulan (dengan laporan)
Setiap institusi mungkin akan mempunyai format yang berbeda dalam
mengembangkan komunikasi dengan kliennya. Penyajian kesimpulan dari
sisi kreditor akan sangat berbeda formatnya dengan penyajian dari sisi
investor. Dari sisi investor, mungkin analis akan menyajikan kesimpulan
atas kinerja perusahaan yang dianalisisnya beserta informasi pendukung
kesimpulan dan rekomendasinya, misalnya kinerja historis, proyeksi
pertumbuhan usaha dan proyeksi laba.
 Melakukan tindak lanjut
Contoh yang paling mudah untuk tindak lanjut adalah pada penentuan
credit rating sebuah perusahaan. Seorang analis kredit pada saat
komunikasi akan menyebutkan credit rating yang diterima oleh sebuah
perusahaan. Beberapa bulan kemudian ternyata perusahaan tersebut
mengalami penurunan kemampuan dalam memperoleh laba dan sekaligus
untuk melunasi kewajibannya. Pada saat itu analis tersebut bisa jadi akan
melakukan peninjauan kembali atas credit rating-nya.

2.1.3. Mengukur Rasio-Rasio Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang digunakan


untuk mengkaji, mengukur, dan memahami hal-hal yang tertulis dalam
laporan keuangan suatu perusahaan. Dari analisis ini, dapat diketahui kondisi
dan keuangan perusahaan.
Alat analisis yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan rasio-
rasio keuangan perusahaan. Hasil pengukuran rasio keuangan disesuaikan
dengan keinginan perusahaan. Secara keseluruhan, hasil analisis keuangan
berfungsi untuk melihat komposisi dari masing-masing harta, utang, modal,
pendapatan, dan biaya yang dimiliki perusahaan, serta untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban (utang),
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Hasil analisis dapat pula memperlihatkan seberapa besar perusahaan
dibiayai dengan utang dan kemampuan lainnya. Hasil analisis juga akan
memberikan gambaran pencapaian laba dari waktu ke waktu, apakah ada
peningkatan atau sebaliknya. Dengan demikian, hasil analisis rasio-rasio
keuangan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh tentang kondisi,
posisi, serta aktivitas perusahaan saat ini dalam suatu periode. Hasil tersebut
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan membentuk upaya perbaikan
yang dipandang perlu untuk masa yang akan datang.

2.2. Kualitas Laba

Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja


operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau
kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Baik kreditor
maupun investor, menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen,
memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba di masa yang akan
datang. Pentingnya informasi laba bagi para penggunanya menjadikan tiap
perusahaan berlomba-lomba meningkatkan labanya. Namun, bagi pihak tertentu
ada yang melakukan cara tidak sehat guna mencapai tujuan individunya terhadap
informasi laba perusahaan. Hal ini yang menjadikan praktek manipulasi laba pada
sekarang ini juga tidak jarang dilakukan oleh manajemen perusahaan yang
mengetahui kondisi di dalam perusahaan. Ini bermaksud untuk menarik para
investor agar menginvestasikan dananya pada perusahaan mereka. Kejadian ini
yang mengakibatkan laba perusahaan yang tidak berkualitas.
Kualitas laba adalah penilaian sejauh mana laba sebuah perusahaan itu dapat
diperoleh berulang-ulang, dapat dikendalikan, dan baik bank (memenuhi syarat
untuk mengajukan kredit/pinjaman pada bank), diantara faktor-faktor lainnya,
kualitas laba mengakui fakta bahwa dampak ekonomi transaksi yang terjadi akan
beragam diantara perusahaan sebagai fungsi dari karakter dasar bisnis dan secara
beragam dirumuskan sebagai tingkat laba yang menunjukkan apakah dampak
ekonomi pokoknya lebih baik dalam memperkirakan arus kas atau dapat
diramalkan. Laba yang berkualitas adalah laba yang mencerminkan kinerja
keuangan perusahaan yang sebenarnya. Variabel kualitas laba diukur dengan ERC
(Earning Response Coefficient) yang diproksikan dengan CAR (Cumulative Ab-
normal Return).
Faktor-faktor yang memengaruhi kualitas laba, antara lain:
(1) Struktur Modal
Struktur modal yang diukur menggunakan leverage merupakan suatu variabel
untuk mengetahui seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang
perusahaan. Kualitas laba memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal.
Perusahan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi bisa berdampak pada
resiko keuangan yang semakin besar. Resiko keuangan yang dimaksud adalah
kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar utang-utangnya. Adanya
resiko gagal bayar ini menyebabkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan
untuk mengatasi hal tersebut semakin besar sehingga akan menurunkan laba
perusahaan. Oleh karena itu, jika tingkat leverage suatu perusahaan tinggi
maka menunjukan kinerja manajemen yang kurang baik. Hal tersebut akan
mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba yang benar
sehingga berakibat pada kualitas laba yang dihasilkan. Jika kualitas laba yang
dihasilkan rendah maka pihak manajemen termotivasi untuk melakukan
manipulasi laba untuk mempertahankan kinerja keuangan dalam
memperlihatkan kemampuannya membayar hutang sehingga manajemen laba
lebih cenderung dilakukan pada saat tingkat hutang yang tinggi.
(2) Profitabilitas
Profitabilitas memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu
perusahaan yang ditunjukan baik dari penjualan dan pendapatan investasi
perusahaan, sehingga tingginya tingkat profitabilitas menggambarkan kinerja
yang baik dari sebuah perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas
tinggi akan mencerminkan hasil operasional yang efisien dan optimal.
Dengan demikian kualitas laba yang dihasilkan akan menunjukkan hasil yang
baik.
Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas laba dikarenakan bahwa
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka kualitas labanya akan
semakin baik. Apabila keuntungan yang diperoleh perusahaan ini besar maka
tingkat pengembalian investasi suatu investor akan mendapatkan lebih besar.
Semakin perusahaan memiliki kemampuan menghasilkan laba yang tinggi
dan terus-menerus, maka menjadi informasi atau sinyal yang diberikan
perusahaan kepada investor maupun kreditur dalam pengambilan keputusan.
Perusahaan dikatakan profit apabila mampu menghasilkan laba dengan
kualitas yang baik atau sesungguhnya.
(3) Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan yang dapat
diklasifikasikan berdasarkan berbagai cara antara lain dengan ukuran
pendapatan, total aset, dan total ekuitas. Ukuran perusahaan dinyatakan
dengan total aset, jika semakin besar total aset perusahaan maka akan
semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki
total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut relatif stabil dan
mampu menghasilkan laba yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan
yang memiliki total asset sedikit atau rendah. Perusahaan yang lebih stabil
menunjukan kinerja yang baik sehingga mampu menghasilkan laba yang
berkualitas.
(4) Likuiditas
Secara teori perusahaan yang memiliki likuiditas yang rendah dipersepsikan
memiliki risiko yang tinggi. Dengan demikian, bagi investor yang rasional
(risk averse) likuiditas perusahaan perlu dipertimbangkan dalam hal
pengambilan keputusan investasi terkait kualitas laba. Namun, apabila
likuiditas perusahaan terlalu besar maka perusahaan tersebut berarti tidak
mampu mengelola aktiva lancarnya semaksimal mungkin sehingga kinerja
keuangan menjadi kurang baik dan kemungkinan ada manipulasi laba untuk
mempercantik informasi laba tersebut. Likuiditas berpengaruh positif
terhadap kualitas laba karena semakin perusahaan mampu untuk membayar
hutang-hutangnya, maka kualitas labanya akan semakin baik
(5) Investment Opportunity Set (IOS)
Investment Opportunity Set (IOS) merupakan keputusan investasi dalam
bentuk kombinasi dari aktiva yang dimiliki (assets in place) dan opsi
investasi di masa yang akan datang, dimana Investment Opportunity Set
(IOS) tersebut akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Perusahaan
dengan Investment Opportunity Set (IOS) yang tinggi akan menarik investor
untuk menanamkan modalnya dengan harapan memperoleh return yang lebih
besar di masa yang akan datang. Perusahaan dengan tingkat Investment
Opportunity Set (IOS) tinggi cenderung akan memiliki prospek pertumbuhan
perusahaan yang tinggi dimasa depan. Sehingga pasar akan memberi respon
yang lebih besar terhadap perusahaan yang mempunyai kesempatan
bertumbuh. Informasi tersebut merupakan sinyal yang diberikan oleh
perusahan supaya mendapat respon yang baik dari investor. Semakin tinggi
potensi pertumbuhan di masa datang, maka kualitas labanya akan semakin
baik. Investor akan merespon positif perusahaan yang memiliki IOS tinggi.

2.3. Gambaran Umum PT Bukit Asam Tbk

PT Bukit Asam Tbk, yang selanjutnya disebut sebagai “Perusahaan” atau


“PTBA” secara legal formal berdiri pada tanggal 2 Maret 1981 berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 1980 tentang Penyertaan Modal Negara
Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) Tambang
Batu bara Bukit Asam. Perusahaan memiliki sejarah yang sangat panjang di
industri batu bara nasional. Operasional dari perusahaan ini ditandai dengan
beroperasinya tambang Air Laya di Tanjung Enim tahun 1919 oleh Pemerintah
Kolonial Belanda.
Pada tanggal 2 Maret 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi
Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batu bara Bukit Asam (Persero)
atau dikenal juga sebagai PTBA. Pada tahun 23 Desember 2002, Perusahaan
mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan
kode/ticker “PTBA”. Di tahun 2017, Perusahaan memasuki babak baru dengan
resmi bergabung bersama PT Aneka Tambang Tbk. dan PT Timah Tbk. dalam
Holding BUMN Pertambangan dengan PT Indonesia Asahan Aluminium
(Persero) sebagai induk holding. Tergabungnya Perusahaan ke dalam holding
tersebut juga memberikan efek domino dalam kebijakan Perusahaan, di antaranya
dengan perubahan nama dan status PT Bukit Asam (Persero) Tbk menjadi PT
Bukit Asam Tbk.
Bergabungnya Perusahaan ke dalam Holding BUMN Pertambangan ini
diharapkan mampu meningkatkan kapasitas usaha dan pendanaan, pengelolaan
sumber daya alam mineral dan batu bara yang lebih efektif, peningkatan nilai
tambah melalui hilirisasi dan meningkatkan kandungan lokal, serta efisiensi biaya
dari sinergi yang dilakukan. Adapun kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT Bukit
Asam Tbk, yaitu:
 Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan, dan perdagangan bahan-
bahan galian terutama batu bara.
 Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahan-bahan galian
terutama batu bara.
 Memperdagangkan hasil produksi sehubungan dengan usaha di atas, baik hasil
sendiri maupun hasil produksi pihak lain, baik di dalam maupun luar negeri.
 Mengusahakan dan/atau mengoperasikan pelabuhan dan/atau dermaga khusus
batu bara, baik untuk keperluan sendiri maupun keperluan pihak lain.
 Mengusahakan dan/atau mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap atau
lainnya, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk keperluan pihak lain.
 Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada
hubungannya dengan pertambangan batu bara beserta hasil-hasil olahannya.

2.4. Analisis Akuntansi di PT Bukit Asam Tbk

Analisis akuntansi adalah proses mengumpulkan, menyusun, dan


mengevaluasi informasi keuangan yang terkait dengan operasi bisnis. Tujuan
utamanya adalah untuk memberi wawasan tentang kinerja keuangan perusahaan,
serta membantu pengambilan keputusan terkait dengan strategi bisnis,
pengelolaan risiko, dan perencanaan keuangan.
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
PT BUKIT ASAM TBK

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali laba per saham dasar dan dilusian)
Untuk tahun yang berakhir 31
Desember 2022 2021 2020 2019 2018
Pendapatan Rp 42.648.590 Rp 29.261.468 Rp 17.325.192 Rp 21.787.564 Rp 21.166.993
Beban Pokok Pendapatan -Rp 24.682.304 -Rp 15.777.245 -Rp 12.758.932 -Rp 14.176.060 -Rp 12.621.200
Laba Bruto Rp 17.966.286 Rp 13.484.223 Rp 4.566.260 Rp 7.611.504 Rp 8.545.793
Beban Umum dan Administrasi -Rp 2.390.336 -Rp 2.579.462 -Rp 1.439.913 -Rp 1.934.503 -Rp 1.815.371
Beban Penjualan dan Pemasaran -Rp 953.120 -Rp 1.014.269 -Rp 692.320 -Rp 828.674 -Rp 841.188
Penghasilan Lainnya Rp 522.591 Rp 68.533 Rp 86.398 Rp 166.028 Rp 334.835
Laba Operasi Rp 15.145.421 Rp 9.959.025 Rp 2.520.425 Rp 5.014.355 Rp 6.224.069
Penghasilan Keuangan Rp 428.033 Rp 256.856 Rp 362.503 Rp 389.022 Rp 326.184
Biaya Keuangan -Rp 200.203 -Rp 158.426 -Rp 132.515 -Rp 127.670 -Rp 103.543
Bagian atas Keuntungan Neto
Entitas Rp 829.063 Rp 301.220 Rp 481.272 Rp 179.455 Rp 352.346
Laba Sebelum Pajak
Penghasilan Rp 16.202.314 Rp 10.358.675 Rp 3.231.685 Rp 5.455.162 Rp 6.799.056
Beban Pajak Penghasilan -Rp 3.422.887 -Rp 2.321.787 -Rp 823.758 -Rp 1.414.768 -Rp 1.677.944
Laba Setelah Pajak Penghasilan Rp 12.779.427 Rp 8.036.888 Rp 2.407.927 Rp 4.040.394 Rp 5.121.112
Penghasilan (Kerugian)
Komprehensif Lain -Rp 13.061 -Rp 460.949 -Rp 158.397 -Rp 197.056 Rp 740.459
Jumlah Penghasilan
Komprehensif Rp 12.766.366 Rp 7.575.939 Rp 2.249.530 Rp 3.843.338 Rp 5.861.571
Laba Tahun Berjalan yang
Diatribusikan :
Pemilik Entitas Induk Rp 12.567.582 Rp 7.909.113 Rp 2.386.819 Rp 4.056.888 Rp 5.023.946
Kepentingan Nonpengendali Rp 211.845 Rp 127.775 Rp 21.108 -Rp 16.494 Rp 97.166
Jumlah Penghasilan
Komprehensif Lain yang
Diatribusikan :
Pemilik Entitas Induk Rp 12.554.521 Rp 7.448.164 Rp 2.228.422 Rp 3.859.832 Rp 5.764.405
Kepentingan Nonpengendali Rp 211.845 Rp 127.775 Rp 21.108 -Rp 16.494 Rp 97.166
Laba per Saham Dasar dan
Dilusian Rp 1.094 Rp 702 Rp 213 Rp 371 Rp 477
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT BUKIT ASAM TBK

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham)

Per 31 Desember 2022 2021 2020 2019 2018

ASET

Kas dan Setara Kas Rp 7.030.343 Rp 4.394.195 Rp 4.340.947 Rp 4.756.801 Rp 6.301.163

Piutang Usaha (Lancar) Rp 3.509.912 Rp 3.099.840 Rp 1.578.867 Rp 2.482.837 Rp 2.521.257

Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Rp - Rp - Rp - Rp 179.556 Rp 323.570


Aset keuangan yang Dinilai pada Nilai
Wajar melalui Pendapatan Rp 783.070 Rp 341.821 Rp 301.257 Rp - Rp -
Komprehensif Lain
Persediaan Rp 3.837.187 Rp 1.207.585 Rp 805.436 Rp 1.383.064 Rp 1.551.135
Biaya Dibayar di Muka dan Uang Muka Rp 250.724 Rp 99.957 Rp 135.592 Rp 94.671 Rp 69.676
Pajak Dibayar di Muka Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 206.506
Deposito Berjangka Rp 8.929.196 Rp 9.010.987 Rp 1.130.354 Rp 2.581.030 Rp 229.170
Aset Lancar Lainnya Rp 91.716 Rp 57.115 Rp 71.903 Rp 201.925 Rp 224.201
Jumlah Aset Lancar Rp 24.432.148 Rp 18.211.500 Rp 8.364.356 Rp 11.679.884 Rp 11.426.678
Piutang Usaha (Tidak Lancar) Rp 232.678 Rp 413.836 Rp 406.750 Rp 240.865 Rp 260.310
Piutang Lainnya dari Pihak Berelasi Rp 29.407 Rp 15.500 Rp 109.264 Rp 53.989 Rp 52.844
Biaya Dibayar di Muka dan Uang Muka Rp 6.277 Rp 12.378 Rp 16.506 Rp 28.238 Rp 58.250
Investasi pada Entitas Asosiasi Rp 25.314 Rp 23.297 Rp 23.015 Rp 66.830 Rp 171.639
Investasi pada Ventura Bersama Rp 6.519.097 Rp 5.174.429 Rp 3.926.147 Rp 2.914.403 Rp 2.449.867
Properti Penambangan Rp 2.873.707 Rp 2.099.454 Rp 1.830.667 Rp 1.900.998 Rp 1.679.569
Aset Tetap Rp 8.410.051 Rp 8.321.231 Rp 7.863.615 Rp 7.272.751 Rp 6.547.586
Tanaman Produktif Rp 52.679 Rp 48.070 Rp 59.501 Rp 142.039 Rp 199.581
Pajak Dibayar di Muka Rp 1.496.343 Rp 675.200 Rp 600.670 Rp 842.928 Rp 255.793
Aset Pajak Tangguhan Rp 917.323 Rp 768.833 Rp 542.644 Rp 641.944 Rp 725.212
Goodwill Rp 102.077 Rp 102.077 Rp 102.077 Rp 102.077 Rp 102.077
Aset Tidak Lancar Lainnya Rp 262.106 Rp 257.898 Rp 211.543 Rp 211.106 Rp 243.527
Jumlah Aset Tidak Lancar Rp 20.927.059 Rp 17.912.203 Rp 15.692.399 Rp 14.418.168 Rp 12.746.255
JUMLAH ASET Rp 45.359.207 Rp 36.123.703 Rp 24.056.755 Rp 26.098.052 Rp 24.172.933
LIABILITAS DAN EKUITAS
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Rp 10.701.780 Rp 7.500.647 Rp 3.872.457 Rp 4.691.251 Rp 4.935.696
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Rp 5.741.381 Rp 4.369.332 Rp 3.245.102 Rp 2.983.975 Rp 2.967.541
JUMLAH LIABILITAS Rp 16.443.161 Rp 11.869.979 Rp 7.117.559 Rp 7.675.226 Rp 7.903.237
JUMLAH EKUITAS Rp 28.916.046 Rp 24.253.724 Rp 16.939.196 Rp 18.422.826 Rp 16.269.696
JUMLAH LIABILITAS DAN
EKUITAS Rp 45.359.207 Rp 36.123.703 Rp 24.056.755 Rp 26.098.052 Rp 24.172.933
2.4.1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif (Trend Angka Indeks)

Alat yang berguna untuk perbandingan trend jangka panjang adalah


analisis trend angka indeks. Menganalisis data dengan menggunakan analisis
trend angka indeks memerlukan pemilihan periode dasar, untuk seluruh pos,
dengan angka indeks yang dipilih sebelumnya biasanya ditetapkan ke angka
100. Oleh karena periode dasar adalah kerangka acuan untuk seluruh
perbandingan, maka yang terbaik adalah untuk memilih tahun normal yang
berkaitan dengan kondisi bisnis.

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN


KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
PT BUKIT ASAM TBK

Trend Angka Indeks (Tahun Dasar 2018)


Untuk tahun yang berakhir 31
2022 2021 2020 2019 2018
Desember
138,2 100,0
Pendapatan 201,49 81,85 102,93
4 0
125,0 100,0
Beban Pokok Pendapatan 195,56 101,09 112,32
1 0
157,7 100,0
Laba Bruto 210,24 53,43 89,07
9 0
142,0 100,0
Beban Umum dan Administrasi 131,67 79,32 106,56
9 0
120,5 100,0
Beban Penjualan dan Pemasaran 113,31 82,30 98,51
8 0
100,0
Penghasilan Lainnya 156,07 20,47 25,80 49,59
0
160,0 100,0
Laba Operasi 243,34 40,49 80,56
1 0
100,0
Penghasilan Keuangan 131,22 78,75 111,13 119,26
0
153,0 100,0
Biaya Keuangan 193,35 127,98 123,30
1 0
100,0
Bagian atas Keuntungan Neto Entitas 235,30 85,49 136,59 50,93
0
152,3 100,0
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 238,30 47,53 80,23
5 0
138,3 100,0
Beban Pajak Penghasilan 203,99 49,09 84,32
7 0
Laba Setelah Pajak Penghasilan 249,54 156,9 47,02 78,90 100,0
4 0
Penghasilan (Kerugian) Komprehensif 100,0
-1,76 -62,25 -21,39 -26,61
Lain 0
129,2 100,0
Jumlah Penghasilan Komprehensif 217,80 38,38 65,57
5 0
Laba Tahun Berjalan yang Diatribusikan :
157,4 100,0
Pemilik Entitas Induk 250,15 47,51 80,75
3 0
131,5 100,0
Kepentingan Nonpengendali 218,02 21,72 -16,98
0 0
Jumlah Penghasilan Komprehensif Lain
yang Diatribusikan :
129,2 100,0
Pemilik Entitas Induk 217,79 38,66 66,96
1 0
Kepentingan Nonpengendali 3,68 2,22 0,37 -0,29 1,69
147,1 100,0
Laba per Saham Dasar dan Dilusian 229,35 44,65 77,78
7 0

TREND ANGKA INDEKS


300.00
Pendapatan
250.00
Laba Bruto
200.00
Laba Operasi
150.00 Laba Sebelum Pajak
Penghasilan
100.00
Pemilik Entitas Induk
50.00
Laba per Saham Dasar dan
Dilusian
0.00
2018 2019 2020 2021 2022 2023

Hasil analisis trend angka indeks laporan laba rugi pada pos laporan
keuangan terpilih untuk PT Bukit Asam Tbk dilaporkan pada chart di atas.
Pendapatan tahun 2019 meningkat sebesar 2,93% dari 100% menjadi 102,93%.
Sedangkan pendapatan tahun 2020 menurun menjadi 101,09%. Kemudian
pendapatan kembali naik menjadi 138,24% di tahun 2021. Pada tahun 2022,
pendapatan mengalami kenaikan signifikan menjadi 201,49 dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Untuk pos laba bruto mengalami penurunan dari tahun 2018
sebesar 100% menjadi 89,07% di tahun 2019, dan kembali menurun menjadi
53,43% di tahun 2020. Pada tahun 2021 dan 2022, terjadi peningkatan signifikan
pada laba bruto sebesar 157,79% dan 210.24%. Laba operasi pada tahun 2018
sebesar 100% mengalami penurunan 80,56% di tahun 2019. Kemudian kembali
turun di tahun 2020 sebesar 40,49%. Pada tahun 2020 laba operasi mengalami
kenaikan sebesar 160,01% dan naik lagi pada tahun 2022 menjadi 243,34%. Laba
sebelum pajak penghasilan tahun 2019 menurun dari 100% menjadi 80,23%.
Kemudian turun hampir dua kali lipat di tahun 2020 menjadi 47,53%. Pada 2021
naik menjadi 152,35% dan kembali naik drastis menjadi 249,54%. Pada tahun
2019, pemilik entitas induk turun dari 100% menjadi 80,75% dan turun kembali
menjadi 47,51%. Pada tahun 2020 naik sebesar 157,43%. Kemudian mengalami
kenaikan signifikan pada tahun 2022 menjadi 250,15%. Laba per saham dasar dan
dilusian menurun menjadi 77,78% di tahun 2019 dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dan kembali menurun di tahun 2020 menjadi 44,65%. Pada tahun
2021 dan 2022 meningkat berturut-turut sebesar 147,17% dan 229,35%.

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT BUKIT ASAM TBK

Trend Angka Indeks (Tahun Dasar 2018)


Per 31 Desember 2022 2021 2020 2019 2018

ASET

Kas dan Setara Kas 111,57 69,74 68,89 75,49 100,00

Piutang Usaha (Lancar) 139,21 122,95 62,62 98,48 100,00


Aset Keuangan Tersedia
0,00 0,00 0,00 55,49 100,00
untuk Dijual
Aset keuangan yang Dinilai
pada Nilai Wajar melalui
259,93 113,46 100,00 0,00 0,00
Pendapatan Komprehensif
Lain
Persediaan 247,38 77,85 51,93 89,16 100,00
Biaya Dibayar di Muka dan
359,84 143,46 194,60 135,87 100,00
Uang Muka
Pajak Dibayar di Muka 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00
1126,2
Deposito Berjangka 3896,32 3932,01 493,24 100,00
5
Aset Lancar Lainnya 40,91 25,47 32,07 90,06 100,00
Jumlah Aset Lancar 213,82 159,38 73,20 102,22 100,00
Piutang Usaha (Tidak Lancar) 89,38 158,98 156,26 92,53 100,00
Piutang Lainnya dari Pihak
55,65 29,33 206,77 102,17 100,00
Berelasi
Biaya Dibayar di Muka dan
10,78 21,25 28,34 48,48 100,00
Uang Muka
Investasi pada Entitas
14,75 13,57 13,41 38,94 100,00
Asosiasi
Investasi pada Ventura
266,10 211,21 160,26 118,96 100,00
Bersama
Properti Penambangan 171,10 125,00 109,00 113,18 100,00
Aset Tetap 128,45 127,09 120,10 111,08 100,00
Tanaman Produktif 26,39 24,09 29,81 71,17 100,00
Pajak Dibayar di Muka 584,98 263,96 234,83 329,54 100,00
Aset Pajak Tangguhan 126,49 106,01 74,83 88,52 100,00
Goodwill 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Aset Tidak Lancar Lainnya 107,63 105,90 86,87 86,69 100,00
Jumlah Aset Tidak Lancar 164,18 140,53 123,11 113,12 100,00
JUMLAH ASET 187,64 149,44 99,52 107,96 100,00
LIABILITAS DAN EKUITAS
Jumlah Liabilitas Jangka
216,82 151,97 78,46 95,05 100,00
Pendek
Jumlah Liabilitas Jangka
193,47 147,24 109,35 100,55 100,00
Panjang
JUMLAH LIABILITAS 208,06 150,19 90,06 97,11 100,00
JUMLAH EKUITAS 177,73 149,07 104,12 113,23 100,00
JUMLAH LIABILITAS
187,64 149,44 99,52 107,96 100,00
DAN EKUITAS
TREND ANGKA INDEKS
250.00
Jumlah Aset Lancar
200.00 Jumlah Aset Tidak Lancar

150.00 JUMLAH ASET

JUMLAH LIABILITAS
100.00
JUMLAH EKUITAS
50.00
JUMLAH LIABILITAS DAN
EKUITAS
0.00
2018 2019 2020 2021 2022

Hasil analisis trend angka indeks laporan posisi keuangan pada pos
laporan keuangan terpilih untuk PT Bukit Asam Tbk dilaporkan pada chart di
atas. Jumlah aset lancar pada tahun 2018 sebesar 100% mengalami
peningkatan menjadi 102,22% pada tahun 2019. Pada 2020, terjadi penurunan
menjadi 73,20% dan kemudian naik menjadi 159,38% di tahun 2021. Pada
2022, terjadi kenaikan aset lancar menjadi 213,82%. Jumlah aset tidak lancar
pada tahun 2019 mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya menjadi
113,12%. Kemudian terus mengalami kenaikan di tahun 2020, 2021, dan
2022 berturut-turut sebesar 123,11%, 140,53%, dan 164, 18%. Jumlah aset
pada tahun 2018 sebesar 100% mengalami kenaikan di tahun 2019 sebesar
107,96% dan turun di tahun 2020 sebesar 99,52%. Jumlah aset kembali naik
di tahun 2021 dan 2022 berturut-turut sebesar 149,44% dan 187, 64%.

Liablitias jangka pendek tahun 2018 sebesar 100% mengalami


penurunan di tahun 2019 dan 2020 berturut-turut sebesar 95,05% dan
78,46%. Kemudian kembali meningkat di tahun 2021 dan 2022 berturut-turut
sebesar 151,97% dan 216,82%. Liabilitas jangka panjang pada terus
meningkat di tahun 2018, 2019, 2020, 2021, dan 2022 berturut-turut sebesar
100%, 100,55%, 109,35%, 147,24% dan 193,47%. Jumlah liabilitas menurun
di tahun 2019 menjadi 97,11% dari 100% dan kemudian kembali menurun di
tahun 2020 menjadi 90,06%. Pada tahun 2021 meningkat menjadi 150,19%
dan pada 2022 meningkat menjadi 208,06%. Jumlah ekuitas pada 2019
meningkat dari tahun 2018 menjadi 113,23% dan menurun di tahun 2020
menjadi 104,12%. Pada tahun 2021 dan 2022 meningkat berturut-turut
sebesar 149,07% dan 177,73%. Jumlah liabilitas dan ekuitas tahun 2019
meningkat sebesar 107,96% dan menurun di tahun 2020 menjadi 99,52%.
Lalu kembali naik di tahun 2021 sebesar 149,44% dan menjadi 187,64% di
tahun 2022.

2.4.2. Analisis Laporan Keuangan Common-Size

Analisis laporan keuangan dapat diketahui mengenai berapa besar


proporsi kelompok atau subkelompok yang terdiri dari akun tertentu. Secara
khusus, dalam menganalisis laporan posisi keuangan, sangat umum untuk
menyatakan total aset (atau liabilitas ditambah ekuitas) sebesar 100%.
Kemudian, akun-akun dalam kelompok ini dinyatakan sebesar persentase dari
masing-masing total akun tersebut. Dalam menganalisis laporan laba rugi,
penjualan sering ditetapkan sebesar 100% dengan akun-akun laporan laba
rugi lainnya dinyatakan sebesar persentase dari penjualan. Oleh karena
jumlah dari setiap akun dalam kelompok adalah 100%. maka analisis ini
disebut laporan keuangan common-size (common-size financial statement)
atau laporan keuangan persentase per komponen. Prosedur ini juga disebut
dengan analisis vertikal karena evaluasi akun dari atas ke bawah (atau bawah
ke atas) dalam laporan common-size. Analisis laporan keuangan common-
size sangat berguna dalam memahami susunan internal laporan keuangan.
Analisis common-size atas laporan posisi keuangan sering diperluas
untuk mempelajari akun-akun yang membentuk subkelompok tertentu.
Misalnya, dalam menilai likuiditas aset lancar, sangat penting untuk
mengetahui berapa besar proporsi aset lancar yang terdiri dari persediaan, dan
tidak hanya berapa besar proporsi persediaan dari total aset. Analisis
common-size atas laporan laba rugi juga sama pentingnya. Laporan laba rugi
mudah cocok dengan analisis common-size, di mana setiap pos terkait dengan
satu jumlah kunci seperti penjualan.
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN
KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
PT BUKIT ASAM TBK

Common-Size
Untuk tahun yang berakhir 31
2022 2021 2020 2019 2018
Desember
100,0 100,0
Pendapatan 100,00 100,00 100,00
0 0
Beban Pokok Pendapatan -57,87 -53,92 -73,64 -65,06 -59,63
Laba Bruto 42,13 46,08 26,36 34,94 40,37
Beban Umum dan Administrasi -5,60 -8,82 -8,31 -8,88 -8,58
Beban Penjualan dan Pemasaran -2,23 -3,47 -4,00 -3,80 -3,97
Penghasilan Lainnya 1,23 0,23 0,50 0,76 1,58
Laba Operasi 35,51 34,03 14,55 23,01 29,40
Penghasilan Keuangan 1,00 0,88 2,09 1,79 1,54
Biaya Keuangan -0,47 -0,54 -0,76 -0,59 -0,49
Bagian atas Keuntungan Neto Entitas 1,94 1,03 2,78 0,82 1,66
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 37,99 35,40 18,65 25,04 32,12
Beban Pajak Penghasilan -8,03 -7,93 -4,75 -6,49 -7,93
Laba Setelah Pajak Penghasilan 29,96 27,47 13,90 18,54 24,19
Penghasilan (Kerugian) Komprehensif
-0,03 -1,58 -0,91 -0,90 3,50
Lain
Jumlah Penghasilan Komprehensif 29,93 25,89 12,98 17,64 27,69
Laba Tahun Berjalan yang
Diatribusikan :
Pemilik Entitas Induk 29,47 27,03 13,78 18,62 23,73
Kepentingan Nonpengendali 0,50 0,44 0,12 -0,08 0,46
Jumlah Penghasilan Komprehensif
Lain yang Diatribusikan :
Pemilik Entitas Induk 29,44 25,45 12,86 17,72 27,23
Kepentingan Nonpengendali 0,50 0,44 0,12 -0,08 0,46
0,002 0,002
Laba per Saham Dasar dan Dilusian 0,0026 0,0012 0,0017
4 3

Laporan laba rugi common-size PT Bukit Asam Tbk ditunjukkan pada


tabel di atas. Laba bruto dalam lima tahun terakhir mengalami kenaikan dan
penurunan yang tidak konsisten dari nilai pendapatan. Pada tahun 2019
menurun dari 40,37 menjadi 34,94, turun lagi menjadi 26,36 di tahun 2020.
Laba bruto meningkat di tahun 2021 menjadi 46,08% dan menurun di tahun
2022 menjadi 42,23. Hal ini disebabkan oleh lingkungan persaingan dan
kondisi ekonomi yang sulit. Terutama diakibatkan oleh pandemic Covid-19
yang mengakibatkan turunnya produktivitas PT Bukit Asam Tbk. Laba neto
PT Bukit Asam Tbk setelah dikurangi dengan beban dan kerugian yang
terjadi mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2018 sebesar 23,73
dan menurun di tahun 2019 dan 2020 berturut-turut sebesar 18, 62 dan 13,78.
Lalu naik kembali di tahun 2021 dan 2022 berturut-turut sebesar 27,03 dan
29,47. Kenaikan dan penurunan laba neto ini pada akhirnya berpengaruh pada
nilai laba per saham dasar dan dilusian.

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN


PT BUKIT ASAM TBK

Common-Size
Per 31 Desember 2022 2021 2020 2019 2018
ASET
Kas dan Setara Kas 15,50 12,16 18,04 18,23 26,07
Piutang Usaha (Lancar) 7,74 8,58 6,56 9,51 10,43
Aset Keuangan Tersedia untuk
0,00 0,00 0,00 0,69 1,34
Dijual
Aset keuangan yang Dinilai pada
Nilai Wajar melalui Pendapatan 1,73 0,95 1,25 0,00 0,00
Komprehensif Lain
Persediaan 8,46 3,34 3,35 5,30 6,42
Biaya Dibayar di Muka dan
0,55 0,28 0,56 0,36 0,29
Uang Muka
Pajak Dibayar di Muka 0,00 0,00 0,00 0,00 0,85
Deposito Berjangka 19,69 24,94 4,70 9,89 0,95
Aset Lancar Lainnya 0,20 0,16 0,30 0,77 0,93
Jumlah Aset Lancar 53,86 50,41 34,77 44,75 47,27
Piutang Usaha (Tidak Lancar) 0,51 1,15 1,69 0,92 1,08
Piutang Lainnya dari Pihak
0,06 0,04 0,45 0,21 0,00
Berelasi
Biaya Dibayar di Muka dan
0,01 0,03 0,07 0,11 0,24
Uang Muka
Investasi pada Entitas Asosiasi 0,06 0,06 0,10 0,26 0,71
Investasi pada Ventura Bersama 14,37 14,32 16,32 11,17 10,13
Properti Penambangan 6,34 5,81 7,61 7,28 6,95
Aset Tetap 18,54 23,04 32,69 27,87 27,09
Tanaman Produktif 0,12 0,13 0,25 0,54 0,83
Pajak Dibayar di Muka 3,30 1,87 2,50 3,23 1,06
Aset Pajak Tangguhan 2,02 2,13 2,26 2,46 3,00
Goodwill 0,23 0,28 0,42 0,39 0,42
Aset Tidak Lancar Lainnya 0,58 0,71 0,88 0,81 1,01
Jumlah Aset Tidak Lancar 46,14 49,59 65,23 55,25 52,73
JUMLAH ASET 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
LIABILITAS DAN EKUITAS
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 23,59 20,76 16,10 17,98 20,42
Jumlah Liabilitas Jangka
12,66 12,10 13,49 11,43 12,28
Panjang
JUMLAH LIABILITAS 36,25 32,86 29,59 29,41 32,69
JUMLAH EKUITAS 63,75 67,14 70,41 70,59 67,31
JUMLAH LIABILITAS DAN
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
EKUITAS

Analisis common-size laporan posisi keuangan PT Bukit Asam Tbk


ditampilkan di atas. Aset lancar atas aset mengalami penurunan dari tahun
2018 sebesar 47,27 berturut-turut pada tahun 2019 dan 2020 sebesar 44,75
dan 34,77. Terjadi kenaikan pada tahun 2021 dan 2022 menjadi 50,41 dan
53,86%. Jumlah aset tidak lancar atas aset tahun 2018 hingga 2020 terus
mengalami kenaikan sebesar 52,73, 55,25, dan 65,23. Kemudian mengalami
penurunan di tahun 2021 dan 2022 menjadi 49,59 dan 46,14. Liabilitas jangka
pendek tahun 2019 dan 2020 mengalami penurunan dari tahun 2018 sebesar
20,42 menjadi 17,98 dan 16,10. Kemudian kembali naik di tahun 2021 dan
2022 menjadi 20,76 dan 23,59. Pada liabilitas jangka panjang terjadi
penurunan dari 12,28 di tahun 2018 menjadi 11,43 di tahun 2019. Kemudian
naik di tahun 2020 sebesar 13,49 dan menurun menjadi 12,10 di tahun 2021.
Lalu kembali naik menjadi 12,66 di tahun 2022. Jumlah ekuitas atas jumlah
liabilitas dan ekuitas pada tahun 2018 sebesar 67,31 dan naik di tahun 2019
menjadi 70,59. Kemudian terus menurun di tahun 2020, 2021, dan 2022
sebesar 70,41 menjadi 67,14 dan 63,75.

2.4.3. Analisis Rasio


Analisis rasio (ratio analysis) adalah salah satu alat yang paling populer
dan banyak digunakan untuk analisis keuangan. Namun, perannya sering
disalahpahami dan, akibatnya, kepentingannya sering kali berlebihan. Sebuah
rasio menyatakan suatu hubungan matematis antara dua kuantitas. Rasio 200
terhadap 100 dinyatakan sebagai 2:1, atau cukup ditulis 2. Meskipun
perhitungan rasio merupakan operasi aritmetika sederhana, tetapi
interpretasinya lebih kompleks. Agar bermakna, rasio harus mengacu pada
hubungan yang penting secara ekonomis.

1. Likuiditas
a. Rasio Lancar
 2022
Aset Lancar Rp 24.432 .148
Rasio Lancar = = =2 , 28
Liabilitas Jangka Pendek Rp 10.701 .780

 2021
Aset Lancar Rp 18.211.500
Rasio Lancar = = =2 , 42
Liabilitas Jangka Pendek Rp 7 .500.647
 2020
Aset Lancar Rp 8.364 .356
Rasio Lancar = = =2 ,15
Liabilitas Jangka Pendek Rp 3 .872 .457
 2019
Aset Lancar Rp 11.679.884
Rasio Lancar = = =2 , 48
Liabilitas Jangka Pendek Rp 4 .691.251
 2018
Aset Lancar Rp 11.426 .678
Rasio Lancar = = =2 ,31
Liabilitas Jangka Pendek Rp 4 .935 .696
b. Rasio Cepat

 2022
Kas dan setara kas+ piutang usaha Rp 7.030.343+ Rp 232.
Rasio cepat= =
Liabilitas Jangka Pendek Rp 10.701.780
 2021
Kas dan setara kas+ piutang usaha Rp 4.394 .195+ Rp 413.836
Rasio cepat= = =0 , 64
Liabilitas Jangka Pendek Rp 7.500 .647
 2020
Kas dan setara kas+ piutang usaha Rp 4.340 .947+ Rp 406.750
Rasio cepat= = =1 , 22
Liabilitas Jangka Pendek Rp 3.872 .457
 2019
Kas dan setara kas+ piutang usaha Rp 4.756 .801+ Rp 240.865
Rasio cepat= = =1 ,06
Liabilitas Jangka Pendek Rp 4.691 .251
 2018
Kas dan setara kas+ piutang usaha Rp 6.301.163+ Rp 260.310
Rasio cepat= = =1 , 32
Liabilitas Jangka Pendek Rp 4.935.696
c. Periode Penagihan
 2022
Rata−Rata PiutangUsaha (Rp 232.678+ Rp 413.836+ Rp 406.750+ Rp
Rasio cepat= =
Penjualam /360 Rp 42.648 .590 /360
 2021
Rata−Rata PiutangUsaha (Rp 232.678+ Rp 413.836+ Rp 406.750+ Rp
Rasio cepat= =
Penjualam /360 Rp 29.261 .468/360
 2020
Rata−Rata PiutangUsaha (Rp 232.678+ Rp 413.836+ Rp 406.750+ Rp
Rasio cepat= =
Penjualam /360 Rp17.325 .192/360
 2019
Rata−Rata PiutangUsaha (Rp 232.678+ Rp 413.836+ Rp 406.750+ Rp
Rasio cepat= =
Penjualam /360 Rp 21.787 .564 /360
 2018
Rata−Rata PiutangUsaha (Rp 232.678+ Rp 413.836+ Rp 406.750+ Rp
Rasio cepat= =
Penjualam /360 Rp 21.166 .993/360
d. Jumlah Hari untuk menjual Persdiaan

 2022

Rata−Rata Persediaan
Jumlah Hari untuk menual persediaan= =¿¿
biaya Penjualam/360

 2021
Rata−Rata Persediaan
Jumlah Hari untuk menual persediaan= =¿¿
biaya Penjualam/360
 2020
Rata−Rata Persediaan
Jumlah Hari untuk menual persediaan= =¿¿
biaya Penjualam/360
 2019
Rata−Rata Persediaan
Jumlah Hari untuk menual persediaan= =¿¿
biaya Penjualam/360
 2018
Rata−Rata Persediaan
Jumlah Hari untuk menual persediaan= =¿¿
biaya Penjualam/360

2. Struktur Modal dan Solvabilitas

a. Total Utang Terhadap Likuiditas

 2022
Total Libilitas Rp16.443 .161
Total utang terhadap likuiditas= = =0 ,56
Ekuitas pemengang saham Rp 28.916 .046
 2021
Total liabilitas Rp 11.869 .979
Total utang terhadap likuiditas= = =0 , 48
Ekuitas pemegang saham Rp 24.253 .724

 2020
Total liabilis Rp7.117 .559
Total utang terhadap likuiditas= = =0 , 42
Ekuitas pemegang saham Rp 16.939 .196

 2019
Total Liabilitas Rp 7.675 .226
Total utang terhadap likuiditas= = =0 , 42
Ekuitas pemegang saham Rp 18.422 .926

 2018
Total Liabilitas Rp 7.903 .237
Total utang terhadap likuiditas= = =0 , 49
Ekuitas pemegang saham Rp 16.269 .696

b. Utang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas


 2022
Libilitas jangka panjang Rp 5.741.381
Utang jangka panjang terhadap ekuitas= = =
Ekuitas pemengang saham Rp28.916 .046

 2021
liabilitas jangka panjang Rp 4.396 .332
Utang jangka panjang terhadap Ekuitas= = =
Ekuitas pemegang saham Rp 24.253.724

 2020
liabilis jangka panjang Rp 3.254 .102
Utang jangka panjang terhadap Ekuitas= = =
Ekuitas pemegang saham Rp 16.939.196

 2019
Liabilitas jangka panjang Rp2.963 .975
Utang jangka panjangterhadap Ekuitas= = =0 ,
Ekuitas pemegang saham Rp18.422 .926

 2018
Liabilitas jangka panjang Rp2.967 .696
Utang jangka panjang terhadap Ekuitas= = =0 ,
Ekuitas pemegang saham Rp16.269 .696

c. Rasio Kelipatan bunga

 2022
Laba sebelum pajak penghasilan dan beban bunga Rp 16.202
Rasio kelipatanbunga= =
Beban bunga Rp 200.2

 2021
Laba sebelum pajak penghasilan dan beban bunga Rp .10 .358
Rasio kelipatanbunga= =
Beban bunga Rp 158.4

 2020
laba sebelum pajak penghasilan dan beban bunga Rp 3.231.68
Rasio kelipatanbunga= =
Beban bunga Rp132.51

 2019
Laba sebelum pajak penghasilan dan beban bunga Rp5.455 .16
Rasio kelipan bunga= =
Beban bunga Rp127.670
 2018
Laba sebelum pajak penghasilan dan beban bunga Rp 6.799 .0
Rasio kelipatanbunga= =
Beban bunga −Rp 127.6

3. Imbal Hasil atas Investasi

a. Imbal Hasil atas Aset

 2022
Laba Neto + Bebanbunga x (1−Tarif Pajak )
Imbal hasil atas aset= =
Rata−ratatotal aset (Rp 45.359 .207+ Rp
 2021
Laba Neto + Bebanbunga x (1−Tarif Pajak ) R
Imbal hasil atas aset= =
Rata−ratatotal aset (Rp 45.359 .207+ Rp 36.1
 2020
Laba Neto + Bebanbunga x (1−Tarif Pajak )
Imbal hasil atas aset= =
Rata−ratatotal aset (Rp 45.359 .207+ Rp 36
 2019
Laba Neto + Bebanbunga x (1−Tarif Pajak )
Imbal hasil atas aset= =
Rata−ratatotal aset (Rp 45.359 .207+ Rp 36
 2018
Laba Neto + Bebanbunga x (1−Tarif Pajak )
Imbal hasil atas aset= =
Rata−ratatotal aset (Rp 45.359 .207+ Rp 36

b. Imbal hasil ekuitas saham biasa

 2022
Laba neto
Imbal hasil ekuitas saham biasa= =
Rata−rata ekuitas pemegang saham (Rp 28.916 .046+ Rp 24.
 2021
Laba neto
Imbal hasil ekuitas saham biasa= =
Rata−rata ekuitas pemegang saham (Rp 28.916 .046+
 2020
Laba neto
Imbal hasil ekuitas saham biasa= =
Rata−rata ekuitas pemegang saham (Rp 28.916 .046+
 2019
Laba neto
Imbal hasil ekuitas saham biasa= =
Rata−rata ekuitas pemegang saham (Rp 28.916 .046+
 2018
Laba neto
Imbal hasil ekuitas saham biasa= =
Rata−rata ekuitas pemegang saham (Rp 28.916 .046+

4. Kinerja Operasi

a. Margin laba bruto

 2022
Penjualan+biaya penjualan Rp 17.966 .286
Margin laba bruto= = =−0 , 73
Biaya penjualan −Rp 24.682 .304

 2021
Penjualan+biaya penjualan Rp 13.484 .223
Margin laba bruto= = =−0 , 85
Biaya penjualan −Rp 15.777 .245

 2020
Penjualan+biaya penjualan Rp 4.566 .260
Margin laba bruto= = =−0 , 36
Biaya penjualan −Rp 12.758 .932

 2019
Liabilitas jangka panjang Rp 7.611.504
Margin laba bruto= = =−0 ,54
Biaya penjualan −Rp14.176 .060

 2018
Liabilitas jangka panjang Rp 8.545 .793
Margin laba bruto= = =−0 , 68
Biaya penjualan −Rp12.621 .200

b. Margin laba operasi

 2022
Laba dari operasi Rp 15.145.421
Margin laba operasi= = =0 , 36
Penjualan Rp 42.648 .590
 2021
Laba dari operasi Rp9.959 .025
Margin laba operasi= = =0 , 34
Penjualan Rp29.261 .468

 2020
Laba dari operasi Rp2.520 .425
Margin laba operasi= = =0 , 15
Penjualam Rp17.325 .192

 2019
Laba dari operasi Rp21.787 .564
Margin laba operasi= = =0 , 23
Penjualan Rp5.014 .355
 2018
Laba dari operasi Rp6.224 .069
Margin laba operasi= = =0 ,29
Penjualan Rp21.166 .993
c. Margin laba neto

 2022
Laba neto Rp 12.567 .582
Margin laba neto= = =0 , 29
Penjualan Rp 42.648 .590

 2021
Laba neto Rp 7.9090.113
Margin laba neto= = =0 , 27
Penjualan Rp29.261 .468

 2020
Laba neto Rp 2.386 .819
Margin laba neto= = =0 ,14
Penjualam Rp 17.325 .192

 2019
Laba neto Rp 4.056 .888
Margin laba neto= = =0 , 19
Penjualan Rp5.014 .355

 2018
Laba neto Rp5.023 .946
Margin laba neto= = =0 ,24
Penjualan Rp21.166 .993

5. Pendayagunaan Aset

a. Perputaran kas
 2022
Penjualan Rp 42
Perputaran kas= =
Rata−rata kas dan setara kas ( Rp Rp 7,030,343+ Rp 4,394,195+ Rp 4

 2021
Penjualan Rp 29
Perputaran kas= =
Rata−rata kas dan setara kas ( Rp Rp 7,030,343+ Rp 4,394,195+ Rp 4

 2020
Penjualan Rp 17
Pertukaran kas= =
Rata−rata kas dan setara kas (Rp Rp 7,030,343+ Rp 4,394,195+ Rp 4

 2019
Penjualan Rp21
Perputaran kas= =
Rata−rata kas dan setara kas ( Rp Rp 7,030,343+ Rp 4,394,195+ Rp 4

 2018
Penjualan Rp 21
Perputaran kas= =
Rata−rata kas dan setara kas ( Rp Rp 7,030,343+ Rp 4,394,195+ Rp 4

b. Perputaran piutang usaha

 2022
Penjualan
Perputaran piutang usaha= =
Rata−rata piutang usaha ( Rp3.509 .912+ Rp 3.099.840+

 2021
Penjualan
Perputaran piutang usaha= =
Rata−rata piutang usaha ( Rp3.509 .912+ Rp 3.099.840+

 2020
Penjualan
Pertukaran piutang usaha= =
Rata−rata piutang usaha (Rp3.509 .912+ Rp 3.099.840+

 2019
Penjualan
Perputaran piutang usaha= =
Rata−rata kas piutang usaha (Rp 3.509 .912+ Rp3.099 .8
 2018
Penjualan
Perputaran piutang usaha= =
Rata−rata kas piutang usaha (Rp 3.509 .912+ Rp3.099 .8

c. Perputaran persedian

 2022
Biaya Penjualan Rp12
Perputaran persediaan= =
Rata−rata persediaan (Rp3.837 .187+ Rp 1.207 .585+ Rp 80

 2021
Biaya Penjualan Rp 7
Perputaran persediaan= =
Rata−rata persediaan (Rp3.837 .187+ Rp 1.207 .585+ Rp 80

 2020
Biaya Penjualan Rp2.
Pertukaran persediaan= =
Rata−rata persediaan ( Rp3.837 .187+ Rp 1.207 .585+ Rp 80

 2019
Biaya Penjualan Rp 4.0
Perputaran persedian= =
Rata−rata persediaan (Rp3.837 .187+ Rp 1.207 .585+ Rp 805

 2018
Biaya Penjualan Rp5.0
Perputaran persediaan= =
Rata−rata persedian (Rp3.837 .187+ Rp 1.207 .585+ Rp 805

d. Perputaran modal kerja

 2022
Penjualan Rp 4
Perputaran modal kerja= =
Rata−rata modal kerja (Rp 831.747+ Rp 1.840 .414+ Rp 1.3

 2021
Penjualan Rp 2
Perputaran modal kerja= =
Rata−rata modal kerja (Rp 831.747+ Rp 1.840 .414+ Rp 1.3
 2020
Penjualan Rp 1
Pertukaran modal kerja= =
Rata−rata modal kerja (Rp 831.747+ Rp 1.840 .414+ Rp 1.3
 2019
Penjualan Rp 2
Perputaran modal kerja= =
Rata−rata modal kerja (Rp 831.747+ Rp 1.840 .414+ Rp 1.3

 2018
Penjualan Rp 2
Perputaran modal kerja= =
Rata−rata modal kerja (Rp 831.747+ Rp 1.840 .414+ Rp 1.3

e. Perputaran aset tetap

 2022
Penjualan Rp 42.64
Perputaran aset tetap= =
Rata−rata aset tetap (Rp 8.410 .051+ Rp8.321 .231+ Rp 7.863

 2021
Penjualan Rp29.26
Perputaran aset tetap= =
Rata−rata aset tetap (Rp 8.410 .051+ Rp8.321 .231+ Rp 7.863

 2020
Penjualan Rp17.32
Pertukaran aset tetap= =
Rata−rata aset tetap ( Rp 8.410 .051+ Rp8.321 .231+ Rp 7.863

 2019
Penjualan Rp 21.78
Perputaran aset tetap= =
Rata−rata aset tetap (Rp 8.410 .051+ Rp8.321 .231+ Rp 7.863

 2018
Penjualan Rp 21.16
Perputaran aset tetap= =
Rata−rata aset tetap (Rp 8.410 .051+ Rp8.321 .231+ Rp 7.863

f. Perputaran total aset

 2022
Penjualan Rp
Perputaran modal kerja= =
Rata−ratatotal aset ( Rp 45.359 .207+ Rp 36.123 .703+ Rp 2

 2021
Penjualan Rp 29
Perputarantotal aset= =
Rata−ratatotal aset (Rp 45.359 .207+ Rp 36.123 .703+ Rp 24.0
 2020
Penjualan Rp 17
Perputarantotal aset= =
Rata−ratatotal aset (Rp 45.359 .207+ Rp 36.123 .703+ Rp 24.0

 2019
Penjualan Rp21
Perputarantotal aset= =
Rata−ratatotal aset (Rp 45.359 .207+ Rp 36.123 .703+ Rp 24.0

 2018
Penjualan Rp 21
Perputarantotal aset= =
Rata−ratatotal aset (R p 45.359 .207+ Rp 36.123 .703+ Rp24.

6. Ukuran Pasar

a. Harga Terhadap Laba

 2022
Harga pasar per saham Rp3.690
Harga Terhadap Laba= = =3 ,37
Laba per saham Rp1.094
 2021
Harga pasar per saham Rp2.710
Harga Terhadap Laba= = =3 ,86
Laba per saham Rp702
 2020
Harga pasar per saham Rp2.810
Harga Terhadap Laba= = =13 ,19
Laba per saham Rp213
 2019
Harga pasar per saham Rp2.660
Harga Terhadap Laba= = =7 ,16
Laba per saham Rp371
 2018
Harga pasar per saham Rp 4.300
Harga Terhadap Laba= = =9 , 01
Laba per saham Rp 477

b. Laba Yield

 2022
Laba per saham Rp1.094
Laba Yield= = =29 , 64 %
harga Pasar Per saham Rp 3.690
 2021
Laba per saham Rp 702
Laba Yield= = =25 , 90 %
harga Pasar Per saham Rp 2.710
 2020
Laba per saham Rp213
Laba Yield= = =7 ,58 %
harga Pasar Per saham Rp 2.810
 2019
Laba per saham Rp 371
Laba Yield= = =11, 91 %
harga Pasar Per saham Rp 2.660
 2018
Laba per saham Rp 477
Laba Yield= = =11, 09 %
harga Pasar Per saham Rp 4.300

c. Deviden Yield

 2022
Deviden tunai per saham Rp 688 ,52
Deviden Yield= = =18 , 65 %
harga Pasar Per saham Rp3.690
 2021
Deviden tunai per saham Rp 74 , 69
Deviden Yield= = =2 ,75 %
harga Pasar Per saham Rp 2.710
 2020
Deviden tunai per saham Rp 326 , 46
Deviden Yield= = =11, 61 %
harga Pasar Per saham Rp 2.810
 2019
Deviden tunai per saham Rp 339 ,63
Deviden Yield= = =12, 76 %
harga Pasar Per saham Rp 2.660
 2018
Deviden tunai per saham Rp 318 ,52
Deviden Yield= = =7 , 40 %
harga Pasar Per saham Rp 4.300

d. Tingkat Pembayaran Dividen

 2022
Deviden tunai per saham Rp 688 , 52
Tingkat dividen yield= = =62 , 93 %
Laba per saham Rp 1.094
 2021
Deviden tunai per saham Rp 74 , 69
Tingkat dividen yield= = =10 , 63 %
Laba per saham Rp702
 2020
Deviden tunai per saham Rp 326 , 46
Tingkat dividen yield= = =153 ,26 %
Laba per saham Rp213
 2019
Deviden tunai per saham Rp 339 , 63
Tingkat dividen yield= = =91 , 54 %
Laba per saham Rp 371
 2018
Deviden tunai per saham Rp 318 , 52
Tingkat dividen yield= = =66 , 77 %
Laba per saham Rp 477

e. Harga terhadap nilai buku

 2022
Harga pasar per saham Rp3.690
Harga Terhadap nilai buku= = =1, 46
Nilai buku per saham Rp 2.517
 2021
Harga pasar per saham Rp 2.710
Harga Terhadap nilai buku= = =1 , 28
Nilai buku per saham Rp 2.111
 2020
Harga pasar per saham Rp 2.810
Harga Terhadap nilai buku= = =1 , 85
Nilai buku per saham Rp1.515
 2019
Harga pasar per saham Rp2.660
Harga Terhadap nilai buku= = =1 , 61
Nilai buku per saham Rp 1.646
 2018
Harga pasar per saham Rp 4.300
Harga Terhadap nilai buku= = =2 ,78
Nilai buku per saham Rp1.544

2.4.4. Analisis Arus Kas

Anda mungkin juga menyukai