ANALISIS BISNIS
Disusun Oleh:
Kelompok 11
Haerianti 220901500006
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Hariany Idris,
M.Si. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan yang
telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami harap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
Kelompok 11
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis akuntansi merupakan proses evaluasi sejauh mana angka
akuntansi suatu perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Analisis akuntansi
melibatkan sejumlah tugas yang berbeda, seperti mengevaluasi risiko akuntansi
dan kualitas laba perusahaan, mengestimasi kekuatan laba, dan membuat
penyesuaian yang diperlukan dalam laporan keuangan agar mencerminkan realitas
ekonomi dan dapat membantu analisis keuangan.
B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini, antara lain:
1. Apa itu analisis akuntansi?
2. Apa itu distorsi akuntansi?
3. Apa yang dimaksud dengan manajemen laba?
4. Apa saja strategi yang umum dalam manajemen laba?
5. Apa saja alasan untuk mengelola laba?
6. Bagaimana mekanisme manajemen laba
7. Bagaimana proses analisis akuntansi?
8. Apa itu kualitas laba?
C. Tujuan Penulisan
Distorsi Akuntansi
Manajemen Laba
Ketika perusahaan tidak melanjutkan sebuah segmen bisnis, laba dari segmen
tersebut harus dilaporkan terpisah sebagai laba (rugi) dari operasi dihentikan.
Pos ini sebaiknya diabaikan dalam analisis karena terkait dengan unit bisnis
yang tidak berdampak lagi pada perusahaan. Akan tetapi beberapa perusahaan
memuat porsi yang lebih besar dari biaya bersama (seperti overhead
perusahaan) pada segmen yang dihentikan, sehingg meningkatkan laba untuk
perusahaan lainnya.
Penggunaan biaya khusus seperti penurunan nilai aset dan biays restrukturisasi
yang telah meroket (hampir 40% perusahaan melaporkan sedikitnya satu
pengenaan biaya tersebut), Motivasi dalam praktik in disebabkan oleh
kebiasaan sebagian besar analis untuk mengabaikan biaya khusus karena
sifatnya yang tidak biasa dan tidak berulang. Dengan cara mengambil biaya
khusus secara periodik dan memasukkan beban operas dalam biaya ini,
sehingga mengakibatkan analis mengabaikan sebagian beban operasi.
Analisis akuntansi mencakup beberapa proses dan tugas yang saling berkaitan.
Pembahasan analisis akuntansi mencakup dua bidang-evaluasi kualitas laba dan
penyesuaian laporan keuangan.
Tugas terakhir dan paling banyak terlibat dalam analisis akuntansi adalah
membuat penyesuaian yang layak atas laporan keuangan, terutama laporan laba
rugi dan laporan posisi keuangan. Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya,
kebutuhan akan penyesuaian ini timbul karena distorsi pada angka yang
dilaporkan dan karena tujuan analisis secara spesifik. Penekanan utama dari empat
bab berikutnya merupakan identifikasi dan penyesuaian yang layak atas angka
akuntansi. Beberapa penyesuaian umum atas laporan keuangan mencakup:
KUALITAS LABA
Kualitas laba mengacu pada relevansi laba dalam mengukur kinerja perusahaan.
Penentu kualitas laba meliputi lingkungan bisnis perusahaan serta pemilihan dan
penerapan prinsip akuntansi.
Kualitas laba adalah penilaian sejauh mana laba sebuah perusahaan itu dapat
diperoleh berulang-ulang, dapat dikendalikan, dan baik bank (memenuhi syarat
untuk mengajukan kredit/pinjaman pada bank), diantara faktor-faktor lainnya,
kualitas laba mengakui fakta bahwa dampak ekonomi transaksi yang terjadi akan
beragam diantara perusahaan sebagai fungsi dari karakter dasar bisnis dan secara
beragam dirumuskan sebagai tingkat laba yang menunjukkan apakah dampak
ekonomi pokoknya lebih baik dalam memperkirakan arus kas atau dapat
diramalkan.
Analisis laba sebelumnya menekankan bahwa laba akuntansi bukan jumlah yang
unik, tetapi bergantung pada asumsi yang digunakan dan prinsip yang
diterapkan. Hal ini merupakan reaksi ekstrem dan kurang bijaksana karena
kekayaan informasi yang relevan dikomunikasikan dalam pengukuran
akrual. Analisis harus berfokus pada asumsi dan prinsip yang diterapkan, dan
penyesuaian yang layak untuk tujuan analisis. Informasi yang digunakan dalam
akrual untuk keunggulan kompetitif dan untuk membantu dalam memahami
kinerja perusahaan pada saat ini dan masa depan.
1. Prinsip akuntansi
Salah satu penentu kualitas laba adalah kebijaksanaan manajemen dalam memilih
prinsip akuntansi yang berlaku. Kebijaksanaan ini dapat menjadi agresif
(optimistis) atau konservatif. Kualitas laba yang ditentukan secara konservatif
dianggap lebih tinggi karena kecil kemungkinan untuk menilai secara berlebihan
harapan kinerja saat ini dan masa depan dibandingkan dengan laba yang
ditentukan dengan cara yang agresif Konservatisme mengurangi kemungkinan
laba dinyatakan secara berlebihan (overstatement) dan perubahan retrospektif.
Namun, konservatisme yang berlebihan, meskipun berkontribusi sementara untuk
kualitas laba, mengurangi keandalan dan relevansi laba pada jangka panjang.
Pemeriksaan terhadap prinsip akuntansi yang dipilih akan memberikan petunjuk
akan kecenderungan dan sikap manajemen.
2. Penerapan akuntansi.
3. Risiko bisnis.
Penentu kualitas laba yang ketiga adalah hubungan antara laba dengan risiko
bisnis. Hal ini mencakup pengaruh siklis dan kekuatan bisnis lain terhadap tingkat
laba, stabilitas, sumber, dan variabilitas. Misalnya variabilitas laba umumnya
tidak diinginkan dan meningkatnya variabilitas laba tersebut akan memperburuk
kualitas laba. Kualitas laba yang lebih tinggi terkait dengan perusahaan yang lebih
terlindung dari risiko bisnis. Meskipun risiko bisnis tidak disebabkan oleh
tindakan diskresioner manajemen, risiko ini dapat dikurangi dengan strategi
manajemen yang terampil.
Penentu penting dari kualitas laba adalah pilihan manajemen dan penerapan
prinsip akuntansi. Pengeluaran diskresioner merupakan pengeluaran yang
manajemen dapat bethesda antarperiode untuk melestarikan sumber daya dan/atau
memengaruhi laba yang dilaporkan. Pengeluaran tersebut sering dilaporkan pada
laporan laba rugi atau catatan atas laporan keuangan, sehingga evaluasi dari pos
ini disebut sebagai analisis kualitas laba pada laporan laba rugi. Berikut ini ada
dua contoh penting.
1. Beban iklan. Sebagian besar pengeluaran iklan memiliki dampak di luar
periode berjalan. Hal ini menyebabkan hubungan yang lemah antara
pengeluaran iklan dengan kinerja jangka pendek. Hal ini juga
menunjukkan bahwa manajemen dalam kasus tertentu dapat memotong
biaya iklan tanpa terkena dampak langsung pada penjualan. Namun,
penjualan jangka panjang akan terkena dampaknya. Analisis harus melihat
variasi beban iklan dari tahun ke tahun untuk menilai dampak penjualan
masa depan dan kualitas laba.
2. Beban penelitian dan pengembangan. Biaya penelitian dan
pengembangan merupakan pengeluaran pada laporan keuangan yang
paling sulit untuk dianalisis dan diinterpretasi. Namun, beban ini penting
karena belum tentu jumlahnya disebabkan oleh kinerja masa depan.
Menariknya, biaya penelitian dan pengembangan telah memperoleh aura
potensi produktif dalam analisis melebihi apa yang sering dibenarkan dari
pengalaman. Ada sejumlah kasus aktivitas penelitian dan pengembangan
yang berhasil dalam bidang genetika, kimia, elektronik, fotografi, dan
biologi. Akan tetapi, setiap proyek yang berhasil pasti ada kegagalan yang
tak terhitung jumlahnya. Kegagalan penelitian ini mencerminkan sejumlah
besar dana dibebankan atau dihapuskan tanpa manfaat yang dapat diukur.
Tujuannya adalah untuk menentukan jumlah biaya penelitian dan
pengembangan saat ini mempunyai manfaat masa depan. Manfaat ini
biasanya diukur dengan mengaitkan pengeluaran penelitian dan
pengembangan dengan pertumbuhan penjualan dan pengembangan produk
baru.
Relevansi nilai aset yang dilaporkan adalah terkait (dengan sedikit pengecualian
seperti uang tunai, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan tanah) dengan
pengakuan akhir mereka sebagai beban yang dilaporkan. Hal ini dapat dinyatakan
sebagai proposisi umum sebagai berikut.
Jika aset dinyatakan terlalu tinggi, maka laba kumulatif dinyatakan terlalu
tinggi.
Pernyataan ini benar karena laba tidak dikenakan biaya yang diperlukan untuk
menurunkan aset ke nilai realisasi. Contohnya mencakup penundaan dalam
mengakui penurunan nilai aset, seperti persediaan yang telah usang atau aset tetap
yang tid produktif, dan penyisihan piutang tidak tertagih yang dinyatakan terlalu
renda Sebaliknya, pernyataan ini juga benar jika aset dinyatakan terlalu rendah,
maka kumulatif dinyatakan terlalu rendah Contohnya adalah kenaikan yang belum
dika pada bisnis yang diakuisisi yang dicatat sebesar harga pembelian aslinya.
Jika provisi dan liabilitas dinyatakan terlalu rendah, maka laba kumulatif
dinyatakan terlalu tinggi.
Pernyataan ini benar karena laba tidak dikenakan biaya yang diperlukan untuk
menaikkan provisi atau liabilitas ke nilai pasarnya. Contohnya adalah provisi
garan produk dan liabilitas lingkungan yang dinyatakan terlalu rendah
menghasilkan labs kumulatif yang dinyatakan terlalu tinggi. Sebaliknya, provisi
pada saat ini dan liabilit atau kerugian masa depan yang terlalu tinggi
menghasilkan laba yang dinyatakan terials rendah (atau kerugian yang dinyatakan
terlalu tinggi).
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca mengenai analisis
akuntansi dan kualitas laba.
DAFTAR PUSTAKA