Anda di halaman 1dari 15

Kebutuhan akan analisis akuntansi

Kebutuhan akan analisis akuntansi disebabkan dua alasan .


pertama, akuntansi akrual, memperbaiki akuntansi kas
dengan mencerminkan aktivitas usaha pada waktu yang lebih
tepat.namun akuntansi akrual menyebabkan distorsi
akuntansi yang perlu di indentifikasi dan seuai, sehingga
inormasi akuntansi dapat mencerminkan aktivita usaha
dengan lebih baik. Kedua, laporan keuangan dibuat untuk
berbagai jenis pemakai dan kebutuhan inormasi . hal ini
berati informasi akuntansi bianya membutuhkan penyesuaian
untuk memenuhi tujuan analisis dari pemakai tertentu .
masing masing alasan serta implikasi terhadap analisis
laporan keuangan akan di bahas sebagai berikut
Distorisasi akuntansi
Ditrorisasi akuntansi merupakan
penyimpangan dari informasi yang
dilaporkan pada laporan keuangan
terhadap realitas usaha sebenarnya, distori
ini timbul dari sifat akuntansi akrual- yang
meliputi standar, kesalahan estimasi,
keseimbangan antara relevan dan andal,
serta kebebasan dalam aplikasinya.
Masing-masing sumber distorsi akan
dibahas sebagai berikut.
Standar akuntansi.standar akuntansi terkadang disebabkan
distori. Paling tidak terdapat tiga penyebab distorsi yang dapat
diindenfikasi. Pertama, standar akuntansi merupakan hasil
proses politik, berbagai kelompok pemakai melakukan lobi
untukmelindungi kepentingan mereka.
kedua dari standar akuntansi disebabkan oleh beberapa prinsip
akuntansi, misalnya Prinsip biaya historis dapat mengurang
relevani neraca karena tidak mencerminkan nilai pada aset dan
kewajiban yang terkini.
ketiga distorsi adalah konservatisme. Misalnya, akuntan sering
kali menurunkan atau menghapuskan nilai aset yang mengalami
penurunan nilai, tetapi jarang sekali terdapat peningkatan nilai
aset. Konservatisme menyebabkan bias pesimis atas laporan
keuangan yang menggantungkan analisis kredit, tetapi
bermasalah untuk analisis ekuitas.
Kesalahan estimasi.Akuntansi akrual
menyaratkan ramalan dan estimasi dan
estimasi lain mengenai kosenkuensi ata
arus kas masa depan.estimasi ini
memperbaiki kemampuan angka
akuntansi untuk mencerminkan transaksi
usaha secara tepat waktu. Namun,
estimasi ini menyebabkan kesalahan
yang dapat mendistorsi relevansi angka
akuntansi akrual.
Keseimbangan andal dan relevan.Standar
akuntansi mempertimbangkan
keseimbangan antara andal dan relevan.
Penekanan terhadap keandalan seringkali
menunda pengakuan dampak dari transaksi
dan kewajiban tertentu pada laporan
keuangan hingga kosenkuensi arus kas dapat
destimasi dengan layak. Misalnya , kerugian
kontijen.
Manajemen laba.Manajemen laba barang kali
merupakan hail akuntansi akrual yang paling
bermasalah. Penggunaan penelitian dan estimasi
dalam akuntansi akrual mengizinkan manajer untuk
menggunakan informasi dalam dan pengalaman
mereka untuk dan menambah kegunaan angka
akuntansi. Manajemen laba dapat dilakukan
melalui dua cara: (1) mengubah metode akuntansi,
yang merupakan bentuk manajemen laba yang
paling jelas terlihat , dan (2) mengubah estimasi
dan kebijakan akuntansi yang menentukan angka
akuntansi, suatu bentuk manajemen laba yang
lebih samar.
Manajemen Laba
Manajemen laba dapat didefinisi sebagai “interval
menajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba,
biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi” (Shipper, 1989).
Sering kali proses ini mencakup mempercantik laporan keuangan
, terutama angka yang paling bawah, yaitu laba.
Standar akuntansi dan mekanisme pengawasan
mengurangi kebebasan ini. Namun, tidak mungkin untuk
miniadakan pilihan karena kompleksitas dan keragaman aktivitas
usaha. Lagipula, akuntansi akrual membutuhkan estimasi dan
penilaian.
Manajer juga melakukan aktivitas dengan konsekuensi
arus kas, kadang kala merugikan yang bertujuan untuk
manajemen laba. Misalnya, manajer menggunakan metode FIFO
pada penilaian persediaan untuk melaporkan laba yang lebih
tinggi meskipun penggunaan LIFO dapat menghasilkan
penghematan pajak.
Strategi Manajemen Laba
Terdapat tiga jenis strategi manajemen laba. (1) Manajer
meningkatkan laba (increasing income) periode kini. (2) Manajer
melakukan “mandi besar” (big bath) melalui pengurangan laba
periode ini. (3) Manajer mengurangi fluktuasi laba dengan perataan
laba (income smoothing).
Meningkatkan Laba. Salah satu strategi manajemen laba adalah
meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode kini untuk membuat
perusahaan dipandang lebih baik. Cara ini juga memungkinkan
peningkatan laba selama beberapa periode. Pada skenario
pertumbuhan, akrual pembalik lebih kecil dibandingkan akrual kini,
sehingga dapat meningkatkan laba. Kasus yang terjadi adalah
perusahaan dapat melaporkan laba yang
Big Bath. Strategi big bath dilakukan melalui penghapusan (write-off)
sebanyak mungkin pada satu periode. Periode yang dipilih biasanya
periode dengan kinerja yang buruk (sering kali pada masa di mana
perusahaan lain juga melaporkan laba yang buruk) atau peristiwa saat
terjadi satu kejadian yang tidak biasa seperti perubahan manajemen,
merger, atau restrukturisasi.
Perataan Laba. Perataan Laba merupakan
bentuk umum manajemen laba. Pada
strategi ini, manajer meningkatkan atau
menurunkan laba yang dilaporkan untuk
mengurangi fluktuasinya. Perataan laba
juga mencakup tidak melaporkan bagian
laba pada periode baik dengan
menciptakan cadangan atau “Bank” laba
dan kemudian melaporkan laba ini saat
periode buruk. Banyak perusahaan
menggunakan bentuk manajemen laba ini.
Motivasi Melakukan Manajemen Laba
Banyak alasan untuk melakukan manajemen laba,
termasuk meningkatkan kompensasi manajer yang terkait
dengan laba yang dilaporkan, meningkatkan harga saham,
dan usaha mendapatkan subsidi pemerintah. Insentif
utama untuk melakukan manajemen laba dibahas sebagai
berikut.
Insentif Perjanjian. Banyak perjanjian yang menggunakan
angka akuntansi. Misalnya, perjanjian kompensasi manajer
biasanya mencakup bonus berdasarkan laba.
Dampak Harga Saham, Insentif manajemen laba lainnya
adalah potensi dampak terhadap harga saham. Misalnya,
manajer dapat meningkatkan laba untuk menaikkan harga
saham perusahaan sementara sepanjang satu kejadian
tertentu seperti merger yang akan dilakukan atau
penawaran surat berharga.
Insentif Laba, laba sering kali diturunkan untuk menghindari biaya
politik dan penelitian dilakukan badan pemerintah, misalnya subsidi
atau proteksi dari persaingan asing.
Mekanisme Manajemen Laba.Bahasan berikut menjelaskan
mekanisme manajemen laba. Area yang memberikan kesempatan
optimal untuk manajemen laba mencakup pengakuan pendapatan.
Penilaian persediaan. Estimasi cadangan, seperti beban piutang tak
tertagih dan pajak tangguhan. Dan beban hanya terjadi satu kali seperti
restrukturisasi dan penurunan nilai aset.
Pemindahan Laba, Pemindahan laba merupakan manajemen laba
dengan memindahkan laba dari satu periode ke periode lainnya.
Pemindahan laba dapat dilakukan dengan mempercepat atau menunda
pengakuan pendapatan atau beban.
Manajemen Laba melalui Klasifikasi. Laba juga dapat ditentukan
dengan sewa khusus mengklasifikasi beban (dan pendapatan) pada
bagian tertentu laporan laba rugi. Bentuk umum dan manajemen laba
melalui klasifikasi adalah memindahkan beban di bawah garis, atau
melaporkan beban pada pos luar biasa dan tidak berulang. Sehingga
tidak dianggap penting oleh analis.
Implikasi Manajemen Laba terhadap Analisis Laporan Keuangan
Karena manajemen laba mendistorsi laporan keuangan, identifikasi dan membuat penyesuaian
manajemen laba menjadi tugas penting dalam analisis laporan keuangan. Namun, meskipun
kekhawatiran mengenai manajemen laba meningkat, manajemen laba tidak tersebar sejauh yang
diasumsikan. Sebelum menentukan apakah sebuah perusahaan melakukan manajemen laba,
seorang analis harus memeriksa hal berikut:
• Insentif melakukan manajemen laba. Manajemen laba tidak dilakukan kecuali jika terdapat
insentif bagi manajer.
• Reputasi dan masa lalu manajemen. Perlu untuk menilai reputasi dan integritas
manajemen. Membaca laporan keuangan periode lalu, persyaratan SEC, laporan audit,
penggantian auditor, dan media keuangan memberikan informasi yang berguna untuk
masalah ini.
• Pola yang kosisten. Tujuan manajemen laba adalah memengaruhi angka paling bawah
seperti laba atau rasio utama seperti debt to equity atau interest coverage. Perlu
diverifikasi apakah komponen laba (atau neraca) tertentu telah diubah untuk tujuan
tertentu. Misalnya, jika suatu perusahaan terlihat meningkatkan laba melalui, katakanlah
kebijakan pengakuan pendapatan, sementara pada saat yang sama menurunkan laba
melalui perubahan metode persediaan, maka kecil kemungkinan perusahaan melakukan
manjemen laba.
• Kesempatan melakukan manajemen laba. Sifat aktivitas usaha menentukan sejauh mana
manajemen laba dapat dilakukan. Jika sifat aktivitas usaha membutuhkan penilaian yang
cukup banyak untuk menentukan angka laporan keuangan, maka semakin besar
kesempatan untuk melakukan manajemen laba.
Proses Analisis Akuntansi
Analisis akuntansi mencakup beberapa proses dan pekerjaan yang saling terkait. Pembahasan
analisis akuntansi dilakukan melalui dua bidang-evaluasi kualitas laba dan penyesuaian laporan
keuangan. Meskipun dibahas terpisah, kedua pekerjaan ini saling terkait dan melengkapi.
Evaluasi Kualitas Laba
Kualitas laba (atau tepatnya, kualitas akuntansi) memiliki arti berbeda untuk berbagai pihak.
Banyak analis mendefinisikan kualitas laba sebagai sejauh mana perusahaan mengaplikasi
konservatisme – perusahaan dengan kualitas laba tinggi diharapkan memiliki rasio harga
terhadap laba (Price-earning ratio) yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan kualitas
laba rendah. Defenisi konservatisme dari kualitas laba yaitu sehubungan dengan distorsi
akuntansi perusahaan memiliki laba kualitas tinggi jika informasi laporan keuangan
mencerminkan aktivitas usaha secara akurat. Apapun defenisinya, evaluasi kualitas laba
merupakan pekerjaan penting dalam analisis akuntansi. Tahap evaluasi kualitas laba akan di
bahas secara singkat sebagai berikut:
Tahapan-tahapan dalam Evaluasi Kulitas Laba. Evaluasi kualitas laba mencakupi tahapan
berikut:
• Identifikasi dan penilaian kabijakan akuntansi penting. Tahapan penting dalam evaluasi
kualitas laba adalah mengidentifikssi kebijakan akuntansi penting yang dipilih perusahaan.
• Evaluasi tingkat fleksibelitas akuntansi. Penting untuk menilai tingkat fleksibilitas yang
tersedia pada saat pembuatan lapoan kuangan. Tingkat fleksibilitas akuntansi pada suatu
industri lebih tinggi dibandingkan industri lain.
• Tentukan strategi pelaporan
• Identifikasi dan menilai tanda bahaya
Secara konsisten laba sebelum pajak yang dilaporkan
lebih tinggi dibandingkan laba kena pajak.
 Laporan audit dengan kualifikasi.
 Pengunduran diri auditor atau perubahan auditor
yang tidak rutin.
 Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak dapat
dijelaskan atau sering terjadi.
 Peningkatan persediaan secara tiba-tiba
dibandingkan dengan penjualan.
 Penggunaan metode untuk menghalangi aturan
akuntansi, seperti sewa guna operasi dan
sekuritisasi piutang.
 Biaya tidak rutin yang sering terjadi dan big bath.
Penyesuaian laporan keuangan
Pekerjaan terakhir dan teberat dalam analisis akuntansi adalah
membuat penyesuaian yang layak atas laporan keuangan. Terutama
laporan laba rugi dan neraca. Seperti dibahas sebelumnya,
kebutuhan akan penyesuaian ini disebabkan oleh distorsi atas
angka yang dilaporkan dan oleh tujuan analisis khusus.Beberapa
penyesuaian umum laporan keuangan mencakup:
• Kapitalisasi sewa guna operasi jangka panjang, dengan
penyesuaian atas neraca dan laporan laba rugi.
• Pengakuan beban kompensasi berbasis saham untuk
penentuan laba.
• Penyesuaian beban tidak rutin seperti penurunan nilai asset
dan biaya restrukturisasi.
• Pengakuan status (dana) ekonomis untuk program pension dan
program imbalan pasca kerja lainnya dalam neraca.
• Menghilangkan dampak pajak penghasilan tertentu yang
ditangguhkan atas kewajiban dan aset dari neraca.

Anda mungkin juga menyukai