Anda di halaman 1dari 4

NAMA = BAMBANG AYU ANDIKA

NIM = 041096699
UPBJJ PEKANBARU
DISKUSI 2 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
1. Coba jelaskan mengenai Karakteristik sistem akuntansi?
2. Berikan analisis saudara mengenai pentingnya manajemen laba dalam perusahaan
3. Berikan penjelasan mengenai tahapan analisis akuntansi
JAWABAN:

1. Karakteristik Sistem Akuntansi terbagi 5 diantaranya sebagai berikut:


- AKUNTANSI AKTRUAL
salah satu ciri mendasar dari pelaporan keuangan perusahaan adalah penggunaan basis
aktrual. Berbeda dengan akuntansi berbasis kas, akuntansi aktrual membedakan antara
pencatatan atas biaya dan manfaat yang terkait dengan aktivitas ekonomi, dan
pencatatan atas biaya dan maat yang terkait dengan aktivitas ekonomi, dan pencatatan
atas pembayaran dan penerimaan kas secara aktual. Laba bersih yang dihasilkan dari
selisih total pendapatan dan total beban merupakan indeks kinerja periodik yang
dihasilkan dari pelaporan keuangan dengan basis akrual Untuk menentukan besaran
laba bersih, pengaruh transaksi ekonomi dicatat dengan dasar expected bukan atas
dasar penerimaan dan pengeluaran kas secara actual. Penerimaan kas expected dari
hasil pengiriman barang atau jasa diakui sebagai pendapatan, dan pengeluaran kas
expected yang terkait dengan pendapatan tersebut diakui sebagai beban.
(NOTE= Karena akuntansi berbasis kas menekankan pada penerimaan dan pengeluaran
kas aktual.)

- Wewenang Manajemen untuk Melakukan Pelaporan Keuangan.


Manajemen perusahaan memiliki kewenangan untuk melaporkan segala aktivitas
investasi, operasi, dan pendanaan) yang telah dilakukannya. Mereka diberikan delegasi
untuk melakukan judgment atas proses pelaporan transaksi bisnis yang terjadi dalam
perusahaan dengan menggunakan basis akuntansi akrual. Dengan menggunakan basis
akuntansi akrual tersebut, manajemen perusahaan memiliki kesempatan untuk bisa
memilih alternatif

- Prinsip atau Standar Akuntansi


Tiga hal tentang prinsip atau standar akuntansi yang bisa menyebabkan terjadinya
distorsi akuntansi.
 Pertama, standar akuntansi keuangan itu sendiri lahir dari proses yang lebih
tepat disebut sebagai 'proses politik'. Disebut sebagai proses politik karena
penetapan standar akuntansi keuangan melibatkan pihak-pihak yang mungkin
memiliki konflik kepentingan (vested interest). Pihak-pihak tersebut adalah:
investor, kreditor, analis, penyusun laporan keuangan (manajemen), dan
regulator.
 Kedua, prinsip akuntansi tertentu menyebabkan distorsi akuntansi. Prinsip
tersebut antara lain adalah prinsip harga perolehan historis (historical cost), dan
prinsip pengakuan goodwill. Dengan prinsip harga perolehan historis nilai aktiva
dan kewajiban yang dilaporkan dalam neraca menjadi tidak relevan karena tidak
mencerminkan nilai yang sebenarnya berlaku saat ini (current cost).
 Ketiga adalah penetapan konsep konservatisme. Dengan prinsip ini. perusahaan
diharuskan melakukan write down atas aktiva yang mengalami penurunan
manfaat, tetapi tidak diperbolehkan melakukan write up atas aktiva tersebut.
Konsep konservatisme ini menyebabkan laporan laba rugi mengandung bias yang
bersifat pesimistis, yang sebenarnya tepat dilakukan proses analisis kredit, tetapi
tidak tepat untuk diterapkan untuk proses analisis ekuitas.

- Kesalahan Penetapan Estimasi


Akuntansi akrual mensyaratkan perusahaan melakukan peramalan dan estimasi atas
konsekuensi ekonomi di masa depan. Penggunaan estimasi ini memberikan kesempatan
bagi perusahaan untuk menampilkan laporan keuangan secara periodik. Namun estimasi
ini bisa menimbulkan distorsi atas relevansi laporan keuangan jika perusahaan tidak
secara tepat melakukan estimasi. Contoh penetapan estimasi ini adalah saat perusahaan
menetapkan umur ekonomis dan nilai residu aktiva tetap, dan estimasi penyisihan
piutang tidak tertagih (rekening cadangan piutang tak tertagih).

- Proses Audit Independen


Secara umum audit diartikan sebagai proses verifikasi dari integritas laporan keuangan
oleh pihak independen di luar manajemen perusahaan. Proses ini diharapkan bisa
memastikan manajemen perusahaan menggunakan metode akuntansi yang konsisten dari
waktu ke waktu, dan juga memastikan perusahaan menetapkan estimasi yang logis dan
rasional. Negara kita mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
untuk melakukan audit atas laporan keuangannya sebelum dipublikasikan secara resmi.

2. Ada empat hal yang mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan manajemen laba
yaitu:
 Keinginan untuk mendapatkan Insentif Kompensasi. Pada umumnya kinerja
manajemen dinilai dari pencapaian target yang telah ditentukan sebelumnya.
Target ini biasanya ditentukan dalam bentuk angka laporan keuangan, yaitu laba.
Jika manajemen berhasil mencapai target pencapaian laba yang ditetapkan maka
pemegang saham akan memberikan bonus kepada manajemen.

 Adanya pembatasan yang ditetapkan oleh Perjanjian Utang. Perusahaan yang


mendapatkan pinjaman jangka panjang biasanya mendapatkan pembatasan
tertentu yang ditetapkan oleh kreditornya. Pembatasan ini biasanya adalah
pembagian dividen dan pembatasan untuk mendapatkan pinjaman jangka panjang
yang baru. Biasanya pembatasan ini diungkapkan dalam perjanjian utang dan
dinyatakan dalam bentuk rasio rasio yang diperoleh dari laporan keuangan.
Karena pelanggaran ketetapan tersebut menimbulkan denda yang sangat mahal,
manajemen perusahaan memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba
yang bertujuan menghindari pelanggaran tersebut.

 Perusahaan mempertahankan kinerja perusahaan dipasar modal. Kinerja


perusahaan dinilai dan dicerminkan oleh investor dalam bentuk kenaikan dan
penurunan harga saham kinerja yang tercermin dalam harga saham tersebut
biasanya dinilai dengan menggunakan informasi yang diterbitkan oleh
perusahaan, terutama oleh laba akuntansi. Jika manajemen ingin laba
perusahaannya meningkat, misalnya karena manajemen ingin menarik dana
tambahan dari pasar modal melalui proses penerbitan saham baru, Manajemen
perusahaan memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba yaitu
meningkatkan laba akuntansi. Dengan melakukan tersebut, Manajemen
perusahaan berharap saham perusahaan dinilai dengan harga yang lebih tinggi
sehingga dana yang diperoleh dari penerbitan saham baru menjadi lebih besar.

 Untuk menurunkan jumlah pajak yang harus dibayarkan. Motivasi ini adalah
motivasi yang jelas terlihat manajemen melakukan manajemen laba. Meskipun
demikian regulator pajak cenderung menerapkan kebijakan akuntansi akuntansi
sendiri untuk menghitung penghasilan kena pajak menurut aturan perpajakan.
Oleh karena itu motivasi perusahaan untuk melakukan manajemen laba dengan
alasan menurunkan pajak seharusnya tidak dijadikan sebagai pilihan untuk
diterapkan.

3. Analisis akuntansi dilakukan sebelum melakukan analisis yang lain. Analisis akuntansi
merupakan proses evaluasi, apakah laporan keuangan yang dilakukan perusahaan telah
mencerminkan realitas ekonomi yang sebenarnya atau tidak.
Laporan keuangan yang dibuat perusahaan seringkali menimbulkan distorsi akuntansi.
Distorsi bisa muncul dikarenakan laporan keuangan disusun berdasar prinsip basis
akrual dan adanya klausul dalam standar akuntansi yang memungkinkan perusahaan
bebas memilih metode dan estimasi akuntansi yang akan dipakainya. Selain itu standar
akuntansi keuangan lahir dari proses "politik", prinsip akuntansi tertentu menyebabkan
distorsi akuntansi (prinsip harga perolehan historis dan penerapan double entry) dan
penetapan konsep konservatisme memicu juga terjadinya distorsi akuntansi.
Dalam praktik, ada 6 tahap analisis akuntansi seperti dikutip dari Palepu et.al (2004).
yaitu:
 Mengidentifikasi kebijakan akuntansi
Dalam analisis akuntansi, kita diharapkan bisa mengidentifikasi dan mengevaluasi
kebijakan dan estimasi yang diterapkan oleh perusahaan untuk mengukur factor kunci
dan risiko perusahaan.
 Menilai fleksibilitas aturan akuntansi
Tidak semua perusahaan memiliki keleluasaan dalam menentukan kebijakan
akuntansi. Jika perusahaan tidak memiliki factor kunci dan fleksibilitas akuntansi
untuk factor kunci tersebut, perusahaan tetap memiliki fleksibilitas di beberapa
kebijakan akuntansi di luar kebijakan akuntansi untuk factor kunci perusahaan.
 Mengevaluasi strategi akuntansi
Jika manajemen memiliki fleksibilitas akuntansi, mereka bisa memanfaatkan
kesempatan tersebut untuk dua hal: menggunakan dengan cara memilih metode
akuntansi yang tepat dengan kondisi ekonomi yang sebenarnya dan memilih
metode akuntansi tertentu dengan tujuan untuk menyembunyikan sesuatu dan
melakukan manajemen laba.
 Mengevaluasi kualitas Pengungkapan
Perusahaan bisa mempermudah atau pun mempersulit pihak – pihak yang
melakukan analisis laporan keuangan. Hal ini dikarenakan selain ada pengungkapan
tertentu yang diwajibkan untuk dibuat oleh standar akuntansi, perusahaan juga
diberikan keleluasaan untuk memperluas tingkat pengungkapan yang disebut
sebagai pengungkapan sukarela. Oleh karena itu sejauh mana tingkat kualitas
pengungkapan yang diberikan oleh perusahaan menjadi dimensi penting yang harus
diperhatikan dalam menilai kualitas akuntansi.
 Mengidentifikasi adanya 'red /flag" potensial
Analisis akuntansi bisa dilakukan dengan cara mengidentifikasi tanda bahaya (red
flag) yang bisa menunjukkan tingkat kualitas akuntansi
 Menghilangkan distorsi akuntansi
Jika hasil analisis akuntansi menyatakan kemungkinan adanya distoris akuntansi
dalam laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan, maka yang harus dilakukan
berikutnya adalah restatement laporan keuangan. Restatement ini dilakukan dengan
cara menyesuaikan kembali komponen – komponen laporan yang dianggap
mengandung distoris akuntansi

SUMBER = MODUL 2 ADBI4532

Anda mungkin juga menyukai