Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS KEUANGAN

ANALISIS DAN PENILAIAN EKUITAS

Dibuat Untuk Melengkapi Tugas Kelompok Mata Kuliah

Analisis Laporan Keuangan

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

NURHAFIZA BATU BARA NIM 190420142


RAHMA NUR RIKA NIM 190420176
AGUS SALIM NIM 190420141

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE-ACEH

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
makalah “Analisis dan Penilaian Ekuitas” ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam penulisan selanjutnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Lhokseumawe, 26 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 Analisis Dan Penilaian Ekuitas.................................................................6
2.1.1 Daya Tahan Laba...............................................................................6
2.2 Penilaian Ekuitas Berbasis Laba.............................................................10
2.2.1 Hubungan Antara Harga Saham dengan Data Akuntansi................10
2.2.2 Perkalian Penilaian Dasar................................................................10
2.3 Kekuatan Laba Dan Peramalan Untuk Tujuan Penilaian........................11
2.3.1 Kekuatan Laba.................................................................................11
2.3.2 Peramalan Laba................................................................................13
2.3.3 Laporan Interim untuk Pengawasan dan Revisi Estimasi Laba.......14
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan keuangan merupakan alat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah diperoleh oleh
perusahaan. Laporan keuangan ini sangat diperlukan untuk melakukan penilaian
terhadap perusahaan. Penilaian perusahaan merupakan tujuan penting bagi banyak
pengguna laporna keuangan. Estimasi nilai yang dapat diandalkan dapat
digunakan untuk membuat keputusan kredit, estimasi nilai untuk penggabungan
usaha, menentukan harga penawaran saham perusahaan kepada publik, dan
berbagai aplikasi bermanfaat lainnya.
Penilaian perusahaan yang dilakukan disini terkait dengan laba yang
dihasilkan perusahaan. Masalah angka laba yang samu saaat ini bukanlah
akuntansi akrual, investor, analisis, dan manajer uang semakin sulit menebak
pertimbangan yang diambil oleh perusahaan sehingga akrual atau estimasi
tersebut dibuat. Skandal Enron, WorldCom, Adelphia Communications dan
beberapa perusahaan lainnya merupakan peringatan keras bahwa investor dapat
kehilangan miliaran dolar jika tidak emperhatikan bagaimana cara perusahaan
mendapatkan labanya (Business week, 2004).
Keinginan perusahaan untuk mendefinisi ulang laba dan menerapkan
interprestasi standar akuntansi yang agresif berawal dari mekanisme penilaian
harga saham. Proses ini melibatkan proyeksi laba atau arus kas dimasa depan,
kemudian mendiskontokannya saat ini untuk mendapatkan harga. Agar angka
tersebut brmakna, proyeksi harus fokus hanya pada bagian laba yang
kemungkinan akan bertahan dimasa depan. Semakin tinggi laba, semakin tinggi
harga sahamnya. Itulah penyebab perusahaan menawarkan beragam definisi laba
proforma dan mengelola GAAP untuk menggambarkan usahanya seuntung
mungkin. Saat ini, tanggung jawab untuk mengetahui tingkat persisten laba yang
"sebenarnya" ada ditangan investor.
Persisten laba secara luas mencakup stabilitas, prediksi, keragaman, dan
tren laba. Analisis penilaian ekuitas menekankan laba dan pengukuran akuntansi
lain untuk menghitung nilai perusahaan. Peramalan laba memperhitungkan
kekuatan laba, teknik estimasi, dan mekanisme pengawasan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian analisis dan penilaian ekuitas?
2. Bagaimana cara menganalisis dan menilai ekuitas suatu perusahaan?
3. Apa contoh kasus analisis dan penilaian ekuitas?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian analisis dan penilaian ekuitas.
2. Untuk mengetahui cara menganalisis dan menilai ekuitas suatu
perusahaan.
3. Untuk mengetahui aplikasi kasus analisis dan penilaian ekuitas suatu
perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Dan Penilaian Ekuitas


Analisis penilaian ekuitas menekankan laba dan pengukuran akuntansi lain
untuk menghitung nilai perusahaan. Peramalan laba memperhitungkan kekuatan
laba, teknik estimasi, dan mekanisme pengawasan.

2.1.1 Daya Tahan Laba


Analisis keuangan yang baik dapat mengenali komponen laba yang stabil
dan dapat diprediksi atau komponen yang mampu "bertahan".
a. Penyusunan Ulang dan Penyesuaian Laba
Salah satu aktivitas analisis ekuitas adalah untuk menyusun laba dan
komponen laba sehinggga dapat memisahakan elemen yang stabil, normal,
dan terus-menerus dengan elemen acak, tidak tentu, tidak biasa dan tidak
berulang. Penyusunan ulang juga berguna untuk mengetahui elemen laba
kini yang seharusnya dicakup dalam hasil operasi pada satuatau beberapa
periode sebelumnya.
b. Informasi mengenai Daya Tahan Laba
Analisis hasil operasi untuk menyusun dan menyesuaikan laba
membutuhkan informasiyang relevan dan andal. Sumber informasi ini
yaitu:
- Laporan laba rugi
- Laporan keuangan lainnya dan catatan atas laporan keuangan
- Management Discussion and Analysis
Informasi relevan mencakup informasi yang mempengaruhi kemampuan
laba untuk dapatdibandingkan dan diinterpretasikan.
 Penyusunan Ulang Laba dan Komponen Laba
Penyusunan ulang (recasting) bertujuan untuk menyusun komponen
laba guna menyajikan klasifikasi yang lebih berarti dan format yang
relevan untuk analisis. Komponen dapat dibagi, diatur atau dihilangkan
pengaruh pajaknya, tetapi totalnya harus direkonsiliasi terhadap laba
bersih untuk tiap periode. Perlakuan yang sama diterapkan pada
komponen seperti ekuitas dalam laba (rugi) anak perusahaan /afiliasi
yang belum direkonsiliasi. Komponen yang dilaporkan setelah pajak
harus dikeluarkan bersamaan dengan dampak pajak mereka jika
diklasifikasi ulang terpisah dari laba operasi yang berlanjut.
 Penyesuaian Laba dan Komponen Laba
Untuk perubahan prinsip atau estimasi akuntasi, seluruh jumlah tahun
yang dianalisis harus disesuaikan dalam basis yang dapat
dibandingkan. Sebelum menilai daya tahan laba, kita perlu
memperoleh angka laporan keuangan dengan beberapa penyesuaian.
Seluruh komponen laba harus dipertimbangkan, jika kita telah
menetapkan bahwa suatu komponen akan dikeluarkan dari periode
pelaporannya, komponen tersebut dapat dipindahkan padahasil operasi
periode-periode sebelumnya dan disebar sepanjang periode-periode
yang sedang dianalisis, meskipun penyebarannya dapat membantu
dalam penentuan kekuatan laba, hal ini tidak membantu dalam
penentuan tren laba.
c. Faktor Penentu Daya Tahan Laba
Manajemen laba, keragaman, tren, dan insentif merupakan penentuan daya
tahan laba yang potensial. Dalam menilai daya tahan laba baik sepanjang
siklus usaha maupun untuk jangka panjang.
 Tren dan Daya Tahan Laba
Tren laba dapat dinilai melalui metode statistik atau dengan pernyataan
tren. Tren laba sering kali mengungkapkan petunjuk mengenai kinerja
perusahaan saat ini dan masa depan serta menilai kualitas manejemen.
 Majemen dan Daya Tahan Laba
Manajemen laba menggunakan prinsip pelaporan akuntansi yang
diterima dengan tujuan untuk melaporkan hasil tertentu.
Beberapa bentuk manajemen laba yang harus diwaspadai mencakup:
- Perubahan metode atau asumsi akuntansi
- Menghapus keuntungan dan kerugian luar biasa (dan tidak biasa).
Praktik ini memidahkan dampak terhadap laba yang tidak biasa
dan tidak diperkirakan yang dapat berpengaruh buruk pada tren
laba.
- Big baths. Teknik ini mengakui beban periode masa depan pada
masa kini, jika kinerja periode masa kini sangat buruk. Praktik ini
melepaskan beban masa depan dari laba masa depan.
- Penurunan nilai. Penurunan nilai aktiva operasi seprti pabrik dan
peralatan dan aktiva tak berwujud seperti goodwill saat hasil
operasi sedang buruk merupakan alat manajemen laba lainnya.
- Menentukan waktu pengakuan pendapatan dan beban. Teknik ini
mengatur waktu pengakuan pendapatan dan beba untuk melakukan
menajemen laba, termasuk manajemen tren.
 Insentif dan Daya Tahan Manajemen
Analisis harus mengakui insentif bagi manajer terkait dengan laba.
Manajemen laba sering kali awalnya dicapai dengan pelaporan laba
yang terlalu rendah. Hal ini menciptakan cadangan untuk dapat
digunakan pada periode dengan laba rendah dimasa depan. Dengan
adanya insentif kinerja bagi manajer, dan penggunaan angka akuntansi
untuk mengendalikan dan mengawasi kinerja mereka, analisis harus
menyadari adanya potensi manajemen laba dan bahkan salah saji.
d. Pos Laba yang Bertahan dan Sementara
Penyusunan ulang dan penyesuaian laba untuk penelitian ekuitas
bergantung padapemisahaan komponen laba yang stabil dan bertahan
dengan komponen acak sementara.
Bagian penting dalam analisis adalah menilai daya tahan komponen
keuntungan dan kerugian dalam laba.
 Analisis dan Interpretasi Pos Sementara
Tujuan analisis dan interpretasi pos luar biasa adalah:
- Menentukan apakah suatu pos bersifat sementara (tidak bertahan).
Proses ini melibatkan penilaian apakah pos tersebut tidak biasa,
bukan pos operasi, atau tidak berulang.
- Menentukan penyesuaian yang diperlukan setelah mengetahui
penilaian daya tahan. Sering kali diperlukan penyesuaian khusus
untuk evaluasi maupun peramalan laba.
- Menentukan Daya Tahan (Sifat Sementara) suatu pos. Adanya
insentif bagi manajer terkait dengan pelaporan pos sementara,
membuat kita harus melakukan evaluasi independen mengenai
apakah suatu keuntungan atau kerugian bersifat sementara.

Untuk tujuan ini pos tersebut dibagi dalam dua kategori besar: operasi
yang berulang dan operasi yang tidak berulang.
1. Keuntungan dan kerugian operasi berulang
2. Keuntungan dan kerugian ini terkait dengan aktivitas operasi tetapi
jarang terjadi atau tidak dapat diprediksi. Analisis keuntungan dan
kerugian operasi yang tidak berulang harus mengakui sifat jarang
terjadi dan pola berulangnya. Pos ini dianggap milik periode
pelaporan. Analisis pos operasi tidak berulang tidak langsung
memenuhi aturan mekanis. Kita harus menelaah informasi dan
akan menemukan beberapa pos yng lebih bersifat berulang
dibandingkan pos lain serta beberapa lebih bersifat operasional
dibandingkan yang lain.
3. Keuntungan dan kerugian nonoperasi yang tidak berulang
4. Pos ini tidak berulang dan tidak dapat diprediksi dan terjadi diluar
operasi normal. Kejadian yang menyebabkan pos ini biasanya tidak
berhubungan, tidak diinginkan, dan tidak direncanakan, namum
tidak selalu seluruhnya tidak diharapkan. Aktivitas usaha terkait
dengan resiko kejadian yang merugikan atau kejutan yang tiba-tiba
terjadi, apakah sifatnya alami atau buatan manusia.
 Penyesuaian Pos Luar Biasa yang Mencerminkan Daya Tahan.
Mempertimbangkan dampak terdapat sumber daya perusahaan dan
evaluasi manajemen.
 Dampak pos sementara terhadap sumber daya perusahaan. Keuntungan
atau kerugian akan menaikan atau menurunkan sumber daya. Karena
pengembalian investasi modal mengukur hubungan laba bersih
terhadap sumber daya, keuntungan atau kerugian sementara
memengaruhi pengukuran ini. Semakin besar pos sementara, semakin
besar dampaknya terhadap pengembalian. Dalam peramalan
profitabilitas dan pengembalian investasi, analis harus
mempertimbangkan dampak pencatatan pos sementara dan
kemungkinan kejadian masa depan yang menyebabkan pos sementara.
 Dampak pos sementara dalam evaluasi manajemen. Salah satu
implikasi yang sering dikaitkan dengan keuntungan dan kerugian
sementara ialah kurangnya keterkaitan mereka dengan aktivitas usaha
normal. Karenanya, pos ini jarang digunakan untuk mengevaluasi
manajemen.

2.2 Penilaian Ekuitas Berbasis Laba


Penilaian perusahaan merupakan tujuan penting bagi banyak pengguna
laporan keuangan. Karena estimasi nilai yang dapat diandalkan dapat digunakan
untuk membuat keputusan. Deskripsi penilaian ekuitas perusahaan tradisional
dilakukan berdasarkan metode diskonto arus kas (discounted cash flow – DCF).
Berdasarkan metode ini, nilai ekuitas perusahaan dihitung berdasarkan ramalan
arus kas yang tersedia bagi investor ekuitas. Ramalan ini lalu didiskonto
menggunakan biaya modal perusahaan.

2.2.1 Hubungan Antara Harga Saham dengan Data Akuntansi


Sangat penting profitabilitas masa depan dalam menilai
perusahaan, yaitu dengan menggunakan estimasi laba bersih dan nilai
buku masa depan. Estimasi yang akurat atas ukuran ini hanya dapat
dilakukan setelah mempertimbangkan kualitas dan daya tahan laba serta
kekuatan laba perusahaan.

2.2.2 Perkalian Penilaian Dasar


Dua pengukuran penilaian yang sering digunakan adalah rasio ‘harga
terhadap nilai buku’ (price to book- PB) dan rasio ‘harga terhadap laba’(price to
earnig- PE). Melalui perbandingan rasio dasar ini dengan angka implisit pada
harga pasar saham terkini, kita dapat mengevaluasi nilai investasi suatu
perusahaan milik publik. Untuk perusahaan yang sahamnnya tidak
diperdagangkan secara aktif,rasio dasar ini dapat digunakan sebagai alat untuk
mengestimasi nilai ekuitas.
a. Rasio Harga terhadap Nilai Buku
Rasio harga terhadap nilai buku (price to book-PB ratio) dihitung sebagai
berikut:

Nilai pasar ekuitas / Nilai buku ekuitas

Persamaan ini menghasilkan beberapa pemahaman penting. Jika


pertumbuhan nilai buku meningkat, maka rasio PB meningkat. Selain itu
ketika biaya (resiko) modal ekuitas, k, meningkat, rasio PB turun.
Perhatikan bahwa rasio PB tidak sama dengan satu jika pasar
mengharapkan laba abnormal (baik positif maupun negatif) di masa
depan. Jika nilai sekarang laba masa depan yang abnormal positif
(negatif), maka rasio PB akan lebih besar(lebih kecil) dari 1.

b. Rasio Harga terhadap Laba


Rasio harga terhadap laba (price to earning-PE ratio) dihitung sebagai
berikut:

Nilai pasar ekuitas / Laba bersih

Persamaan ini memberikan dua pemahaman penting :


- Rasio PE berhubungan terbalik dengan biaya modal, yaitu rasio ini
lebih rendah (lebih tinggi) untuk biaya modal ekuitas yang lebih tinggi
(lebih rendah).
- Rasio PE berhubungan positif dengan taksiran pertumbuhan laba per
saham relatif terhadap pertumbuhan normal. Rasio PE tidak terkait
dengan tingkat laba absolute (apakah laba per saham tinggi atau
rendah), hanya memperlihatkan tingkat dimana laba per saham
diharapkan meningkat relatif terhadap taksiran pertumbuhan.
2.3 Kekuatan Laba Dan Peramalan Untuk Tujuan Penilaian

2.3.1 Kekuatan Laba


Kekuatan Laba (earning power) mengacu pada tingkat laba perusahaan
yang diharapkan akan terjadi pada masa depan. Dengan sedikit pengecualian,
kekuatan laba di akui sebagai faktor utama dalam penilaian perusahaan. Model
penilain berbasis akuntansi mencakup kapitalisasi kekuatan laba, dimana
kapitalisasi ini melibatkan penggunaan suatu faktor atau penggandaan yang
mencerminkan biaya modal dan taksiran risiko dan pengembalian masa depan.
a. Mengukur Kekuatan Laba
Konsep ini melihat stabilitas dan daya tahan laba serta komponen laba.
Laporan keuangan Digunakan untuk menghitung kekuatan laba. Meskipun
penilaian berorientasi masa depan, kita harus mengakui relevansi kinerja
perusahaan saat ini dan sebelumnya untuk mengestimasi kinerja masa
depan. Laba periode akhir yang melampaui siklus usaha mencerminkan
kinerja operasional aktual dan memberikan kita suatu perspektif atas
aktivitas operasi dimana kita dapat mengestimasi kinerja masa depan.
b. Rentang Waktu kekuatan Laba
Pengukuran terbaik kekuatan laba suatu perusahaan adalah dengan
menggunakan laba rata- rata (kumulatif) selama beberapa tahun. Rentang
waktu untuk menghitung laba rata-rata umumnya adalah 5 tahun (biasanya
hingga 10 tahun). Perpanjangan periode ini mengurangi distorsi,
ketidakteraturan, dan dampak sementara lainnya yang mengurangi
relevansi laba satu tahun. Perhitungan laba lima tahun sering kali
menekankan pengalaman terakhir sekaligus menghindar kinerja yang tidak
relevan.
c. Menyesuaikan Laba per Saham
Kekuatan laba dihitung dengan menggunakan seluruh komponen laba.
Setiap pos pendapatan dan beban merupakan bagian dari pengalaman
operasi perusahaan. Masalahnya adalah pada tahun yang mana kita
menempatkan pose tersebut saat menghitung kekuatan laba. Pada kasus
tertentu analisis laba kita mungkin terbatas pada jangka pendek, pos-pos
pada serangkaian laba jangka pendek disesuaikan jika lebih terkait pada
periode sebelumnya. Jika hal ini dilakukan dengan basis per saham, setiap
pos harus disesuaikan terhadap dampak pajak dengan menggunakan tarif
pajak perusahaan kecuali jika terdapat tarif pajak tertentu. Seluruh pos
juga harus dibagi dengan jumlah saham yang digunakan untuk menghitung
laba per saham.

2.3.2 Peramalan Laba


Peramalan laba mengikuti analisis komponen laba dan melibatkan
pembuatan pembuatan estimasi laba masa depan.
a. Mekanisme Peramalan Laba
Peramalan mengharuskan kita untuk menggunakan seluruh informasi
yang tersedia secara efektif, termasuk laba periode sebelumnya. Peramalan
juga mendapatkan manfaat dari pemisahan (disaggregation). Pemisahan
melibatkan penggunaan laba berdasarkan lini produk atau segmen dan
terutama berguna jika segmen tersebut memiliki perbedaan risiko,
profitabilitas, atau pertumbuhan.
Penelitian analisis mengungkapkan berbagai karakteristik statistik
dalam laba. Pertumbuhan laba tahunan sering kali bergerak secara acak.
Bagi beberapa pengguna hal ini berarti pertumbuhan laba tidak dapat
diramalkan, tetapi penelitian ini mencerminkan prilaku keseluruhan dan
bukan perilaku perusahaan individu. Peramalan laba yang andal tidak
dapat dihasilkan dari ekstrapolasi sederhana dari pertumbuhan atau tren
laba masa lalu. Namun dilakukan dengan menganalisis komponen laba dan
mempertimbangkan seluruh informasiyang tersedia, baik kuantitatif
maupun kualitatif.
b. Elemen Peramalan Laba
Elemen pada peramalan laba adalah memeriksa kewajaran ramalan.
Untuk tujuan ini sering kali digunakan angka pengembalian investasi
modal. Jika ramalan laba menghasilkan pengembalian yang sangat berbeda
dengan pengembalian masa lalu atau pengembalian industri, kita harus
menilai kembali ramalan dan prosesnya. Pengembalian investasi modal
tergantung dari laba, sementara laba merupakan produk kualitas produk
manajemen dan manajemen aktiva.
- Kualitas manajemen. Dibutuhkan manajemen yang memilki akses ke
berbagai sumberdaya untuk menghidupkan aktiva melalui penggunaan
yang efesien dan menguntungkan.
- Manajemen aktiva. Perusahaan membutuhkan aktiva untuk
mengembangkan operasi. Kelangsungan keberhasilan dan ramalan
pertumbuhan bergantung pada sumber pendanaan dan dampaknya
terhadap laba.
c. Melaporkan Peramalan Laba
Peramalan manajemen berbeda dengan peramalan yang dilakukan
analis keuangan. Kendalan peramalan tergantung pada akses informasi dan
asumsinya. SEC merekomendasi agar peramalan disajikan dalam format
laporan keuangan dan disertai dengan informasiyang cukup bagi investor
untuk menilai keandalan. SEC memiliki aturan safe harbor yang
melindungi perusahaan dari tuntutan hukum jika prediksi mereka tidak
menjadi kenyataan.

2.3.3 Laporan Interim untuk Pengawasan dan Revisi Estimasi Laba


Laporan keuangan interim merupakan sumber informasi yang berharga
untuk mengawasi kinerja. Laporan ini berguna untuk merevisi estimasi kekuatan
laba dan peramalan laba. Laporan keuangan interim memiliki keterbatasan yang
terkait dengan kesulitan untuk meletakan komponen laba pada periode kurang
dari satu tahun.
a. Penyesuaian Akuntansi Akhir Tahun
Menentukan hasil operasi untuk periode satu tahun membutuhkan
beberapa penyesuaian akruat dan estimasi. Penyesuain ini mencakup
pengakuan pendapatan, menentukan biaya persediaan, alokasi overhead,
mencari nilai pasar sekuritas, dan memperkirakan piutang tak tertagih.
b. Aktivitas Usaha Musiman
Beberapa perusahaan memiliki aktivitas usaha musiman. Penjualan,
produksi, dan aktivitas operasi lain sering kali tidak dapat dibagi sama
antar periode interim. Hal ini dapat mendistorsi perbandingan laba interim.
Selain itu juga dapat menimbulkan masalah pada alokasi biaya-biaya yang
sifatnya diskresioner, seperti iklan, penelitian, pengembangan,perbaikan
dan pemeliharaan.
c. Metode Pelaporan Menyeluruh
Laporan kuartalan merupakan bagian dari keseluruhan satu tahun dan
bukannya periode diskrit, mensyaratkan pengakuan pendapatan dan beban.
Hal ini mencakup penyusutan persediaan, diskon atas kuantitas, dan
piutang tak tertagih.
d. Persyaratan Pelaporan Interim SEC
Beberapa persyaratan pelaporna interim diwajibkan oleh SEC.
Persyaratan tersebut mencakup :
- Laporan interim komparatif dan laporan keuangan hingga tanggal ini
dapat diberi judul tidak diaudit tetapi harus dimasukan dalam laporan
tahunan.
- Neraca komparatif.
- Laporaan arus kas hingga hari ini.
- Informasi pro forma mengenai penggabungan usaha yang dicatat
sebagai pembelian
- Kesesuaian dengan prinsip akuntansi berlaku umum dan
pengungkapan perubahan akuntansi, termasuk surat dari auditor.
- Analisis naratif manajemen mengenai hasil operasi.
- Pengungkapan mengenai apakah Form 8-K diisi selama periode –
melaporkan apakah terdapat penyesuaian laba yang tidak biasa atau
pergantian auditor.
e. Analisis Implikasi Laporan Interim
Analisis harus waspada terhadap kesalahan estimasi dan diskresi yang
melekat pada laporan interim. Terbatasnya keterlibatan auditor pada
laporan interim mengurangi keandalan laporan interim relative terhadap
laporan tahunan yang diaudit. Peraturan pasar modal memberikan
sejumlah keyakinan, meskipun terbatas.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi yang mencatat
transaksi-transaksi yang terjadi diperusahaan selama periode tertentu sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Tujuan dari analisis ini adalah akan membantu
menghasilkan ramalan kekuatan laba untuk penilaian yang andal. Dan analisis
keuangan yang baik dapat mengenali komponen laba yang stabil dan dapat di
prediksiatau komponen yang mau “ bertahan “.
DAFTAR PUSTAKA

K.R. Subramanyam John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan, Buku 2 Edisi 10,
Penerbit : Salemba empat.

Anda mungkin juga menyukai